12
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (ARMD) A. Definisi: Kelainan degenerasi yang progresif dari lapisan pigmen epitel, membran Bruch lapisan luar retina dan korio kapiler di daerah makula retina pada usia lanjut. B. Klasifikasi: AMD Noneksudatif (dry type) o Atrofi dan degenerasi lapisan luar retina, epitel pigmen retina, membran Bruch, dan koriokapiler. o Fundus okuli drusen (endapan kuning, yang terletak dalam membran Bruch, bervariasi dalam ukuran dan bentuk, bisa diskret atau menggumpal) yang makin lama dapat bertambah banyak dan besar saling bergabung. o Perjalanan klinis bisa stabil atau berubah menjadi bentuk eksudatif. AMD Eksudatif (wet type) o Cairan serous atau darah di bawah epitel pigmen ok kerusakan membran Bruch. o Neovaskularisasi subretinal. C. Gejala Klinis: Tergantung stadium dan bentuk AMD mulai dari kemunduran visus sampai kebutaan.

AMD DR HR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

soal

Citation preview

Page 1: AMD DR HR

AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (ARMD)

A. Definisi: Kelainan degenerasi yang progresif dari lapisan pigmen epitel, membran

Bruch lapisan luar retina dan korio kapiler di daerah makula retina pada usia

lanjut.

B. Klasifikasi: AMD Noneksudatif (dry type)

o Atrofi dan degenerasi lapisan luar retina, epitel pigmen retina,

membran Bruch, dan koriokapiler.

o Fundus okuli drusen (endapan kuning, yang terletak dalam

membran Bruch, bervariasi dalam ukuran dan bentuk, bisa diskret atau

menggumpal) yang makin lama dapat bertambah banyak dan besar

saling bergabung.

o Perjalanan klinis bisa stabil atau berubah menjadi bentuk eksudatif.

AMD Eksudatif (wet type)

o Cairan serous atau darah di bawah epitel pigmen ok kerusakan

membran Bruch.

o Neovaskularisasi subretinal.

C. Gejala Klinis: Tergantung stadium dan bentuk AMD mulai dari kemunduran visus sampai

kebutaan.

Metamorfopsia (distorsi penglihatan berbentuk gelombang), skotoma (daerah

buta atau agak buta dalam lapang pandang) sentral, dan gangguan

penglihatan warna.

Page 2: AMD DR HR

D. Pemeriksaan Klinis: Segmen posterior fundus okuli dengan dilatasi pupil dengan tropicamide

0.5% atau phenylephrine 10%. Setelah pupil midriasis diperiksa dengan:

o Oftalmoskop direk

o Biomikroskop dengan lensa kontak 3-cermin-goldmann

o FFA

Amsler Grid fungsi makula

E. DD Korioretinitis

F. Penatalaksanaan AMD Noneksudatif:

o Tidak ada pengobatan dan pencegahan yang baik.

o Kontrol teratur perubahan fungsi makula dengan Amsler Grid.

AMD Eksudatif:

o Fotokoagulasi Argon Laser jika terdapat neovaskularisasi dini dan

jauh dari fovea.

Page 3: AMD DR HR

RETINOPATI DIABETIK

A. Definisi: Kelainan retina akibat Diabetes Mellitus.

Biasanya ditemukan bilateral, simetris, dan progresif.

B. Patofisiologi: Terjadinya mikroangiopati di pembuluh darah kapiler retina IRMA

(intraretinal microangiopathy):

o Hilangnya perisit dan menebalnya dinding pembuluh darah

pengecilan lumen pembuluh darah kapiler pembuntuan pembuluh

darah retina fenomena lumpur mikroneurisma iskemia retina

hipoksia retina.

C. Klasifikasi: Berdasarkan bentuk:

o Background mikroaneurisma, perdarahan bercak dan titik.

o Makulopati edema retina dan gangguan fungsi makula.

o Proliferasi vaskularisasi retina dan vitreous.

Berdasarkan FKUI dr.Cipto Mangunkusumo:

o Derajat I mikroaneurisma dengan/atau tnapa eksudat lemak pada

fundus okuli.

o Derajat II mikroaneurisma, perdarahan bintik (dot) dan bercak(blot)

dengan/atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli.

o Derajat III mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat

neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

D. Gejala Klinis: Retinopati Diabetik Nonproliferatif:

o Mikroaneurisma

o Perdarahan retina

o Eksudat lunak (soft exudate/ cotton wool patches) iskemia retina.

Page 4: AMD DR HR

o Eksudat keras (hard exudate) infiltrasi lipid ke dalam retina.

o Daerah yang hipoksia

Retinopati Diabetik Proliferatif:

o Neovaskularisasi

o Perdarahan di vitreous

o Perdarahan di subhyaloid jaringan ikat vitreoretinal

o Ablasio retina

E. Pemeriksaan Klinis Pemerikasaan funduskopi

o Alat:

Oftalmoskop direk

Oftalmoskop indirek

Lensa kontak 3-cermin-Goldmann

o Hasil:

Vena:

Melebar arteri vena ratio 1:2

Kelokan (tortuositas) vena bertambah

Retina:

Eksudat keras atau eksudat lemak (+)

Perdarahan retina (+) titik dan lidah api

Mikroaneurisma (+)

FFA (fundal fluorescein angiography) untuk mengetahui indikasi

pengobatan.

o Mikroaneurisma berdifusi atau tidak.

o Daerah hipoksia

o Neovaskularisasi retina, papil, vitreous.

o Edema makula, retina

o IRMA

F. DD Mikronaneurisma dan perdarahan akibat retinopati hipertensi, oklusi vena

retina.

Page 5: AMD DR HR

Perdarahan vitreous dan neovaskularisasi akibat kelainan vitreo-retina yang

lain.

G. Penatalaksanaan Regulasi kadar glukosa darah

Fotokoagulasi Laser:

o Target:

daerah hipoksia

mikroaneurisma yang berdifusi

neovaskularisasi

o Efektif bila media optik masih jernih

o Sedini mungkin

Vitreous jika sudah terjadi perdarahan di vitreous karena laser tidak bisa

menembus sampai retina.

H. Follow Up Screening penderita DM > 5 tahun walaupun tanpa keluhan penglihatan

cek fundus okuli dengan oftalmoskop jika didapatkan mikronaneurisma,

eksudat, perdarahan retina yang mengancam daerah makula FFA untuk

cari indikasi fotokoagulasi laser.

I. Komplikasi: Ablasio retina traksi

Perdarahan vitreous

J. Prognosis Tergantung pada :

o Regulasi gula darah penderita.

o Ketepatan pengobatan dengan fotokoagulasi laser.

Lebih awal pengobatannya prognosis baik.

Page 6: AMD DR HR

KELINAN FUNDUS PADA HIPERTENSI

A. Definisi: Suatu gambaran fundus mata yang diakibatkan oleh hipertensi yang

mengenai sistem vaskuler, retina, kapiler koroid, dan saraf optik.

Hipertensi arterial minimal sistole 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.

B. Patofisiologi: Perubahan vaskuler pada hipertensi hubungannya dengan sklerosis dapat

dilihat dengan oftalmoskop gambaran fundus mata akibat hipertensi

berupa:

o Spasme pembuluh darah:

Arteriole retina lebih pucat.

Lumen pembuluh darah lebih kecil atau ireguler karena

spasme lokal.

Percabangan arteriole tajam .

o Sklerosis:

Refleks copper wire

Refleks silver wire

Sheating

Lumen pembuluh darah ireguler

Crossing Phenomenon:

Elevasi pengangkatan vena oleh arteri yang berada di

bawahnya.

Deviasi pergeseran posisi vena oleh arteri yang

bersilangan dengan vena tersebut dengan sudut

persilangan yang lebih kecil.

Kompresi penekanan yang kuat oleh arteri yang

menyebabkan bendungan vena.

Page 7: AMD DR HR

Spasme dan sklerosis pembuluh darah retina akibat hipertensi tersebut lalu

mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensif, yang ditandai dengan:

o Eksudat retina:

Cotton wool patches edema saraf retina akibat mikroinfark

penyumbatan arteriole.

Eksudat pungtata

Eksudat putih

o Perdarahan retina flame shaped, terjadi akibat:

Primer oklusi arteri

Sekunder oklusi vena

C. Klasifikasi Keith-Wagner Stadium I Penyempitan arteri dan sklerosis.

Stadium II Stadium I + copper wire arteriole, AV nicking, dan

penyempitan arteriole.

Stadium III Stadium II + eksudat lunak, spasme arteriole, macular star,

flame bleeding, blot bleeding.

Stadium IV Stadium III + edema papil saraf optik.

D. Gejala Klinis: Vaskulopati terjadi pada hipertensi yang cukup lama 10-15 tahun dan

bersifat menetap.

Koroidopati pada fase akut + tekanan arterial tinggi pada

eklampsi/preeklampsia, feokromositoma, atau accelerated hypertension.

Zona nonperfusi yang luas mengenai kapiler koroid terjadi eksudasi dan

separasi retina.

Neuropati saraf optik edema papil saraf optik, perdarahan retina superfisial

sekitar papil saraf optik, edema makula sekunder semua menunjukkan

adanya ensefalopati hipertensif.

Page 8: AMD DR HR

E. Diagnosis: Dengan oftalmoskop/ pemeriksaan segmen posterior:

o Proses kronis sklerosis vaskuler.

o Proses akut angiospasme.

o Proses hipertensi malignan:

Arteri spasme, percabangan kuat.

Vena terbendung perdarahan.

Eksudat pada retina.

F. DD: Edema papil stadium IV + SOP (space occupying process) + neuritis optik

bedakan dengan skull photo, pemeriksaan visus, dan lapang pandang.

Retinopati diabetik bedakan eksudat dan perdarahannya dengan FFA.

G. Penatalaksanaan: Mengobati hipertensi.

Tidak ada pengobatan khusus untuk retinopati hipertensif.

Fotokoagulasi laser jika ada komplikasi berupa oklusi vaskuler.