Upload
inspirasimuiz
View
4.283
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Dasar pada DIII Manajemen Perbankan Syariah dan Akuntansi Syariah FE UNSRI
Citation preview
Akad dan Bentuk AkadPada Perbankan Syariah
By :Mu’izzuddin, SE
The Research University
Teknik Screening Transaksi Keuangan Syariah
Transaksi Keuangan
Zat Haram
STOPCara
Haram
STOP Haram Administrati
f
STOP
Tentukan Akad
Babi, Khamr, Bangkai, darah
Tadlis, Taghrir, Bay’ Najasy, Ihtikar, Riba, Maysir,
Risywah
Ta’alluqTwo In One
Wa’ad Vs AkadWa’ad Akad
Definisi
Perbedaan
Keinginan yang dibahasakan seseorang untuk bertanggung
jawab akan sesuatu dalam rangka memberikan
keuntungan bagi pihak lain
Kesepakatan perkataan atau keinginan dari salah seorang pihak (yg terlibat) kontrak dan diterima
oleh pihak lainnya yang berpengaruh pada subyek kontrak
sehingga (menjadikannya) permulaan berlakunya suatu
perbuatan
1. Janji (Promise) antara satu pihak dengan pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak)
2. Pihak yg diberi janji tidak memikul kewajiban apapun kepada pihak pemberi janji
3. Terms and conditionnya tidak well defined atau
4. Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun, walaupun terms dan conditionsnya sudah well defined
5. Bila janji tidak terpenuhi maka sanksi yang diterima adalah sanksi moral
1. Mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu
2. Terms dan conditions-nya sudah ditetaplkan secara rinci dan spesifik (well defined)
3. Bila kewajiban tidak dapat dipenuhi, sanksi yang diterima sesuai dengan kesepakatan awal kontrak.
Wa’ad Vs Akad ;Fiqh and Legal Status Perspective
Status Fiqh Bentuk
Wa’ad 1. Perjanjian Kredit/ PK (Line Fasility2. MoU (Dealer Financing)3. MoU Joint Financing4. Perjanjian Pembiayaan IMBT5. Offering Letter
Akad 1. Perjanjian Kredit/ PK (Simple Murabahah)
2. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan atau Surat Persetujuan Pencairan Pembiayaan (SP3)
3. Lampiran PK (e.g Wakalah)
Tabarru’ Vs Tijaroh Akad Tabarru’ adalah (1) Not-profit transaction; (2) Tujuan
transaksi adalah tolong-menolong dan bukan keuntungan komersial; (3) Pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya untuk sekadar menutupi biaya (cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut. Tapi ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad tabarru’ itu; (4) Tidak dapat diubah menjadi akad tijarah, kecuali ada persetujuan sebelumnya.
Akad Tijarah adalah (1) Profit transaction oriented; (2) Tujuan transaksi adalah mencari keuntungan yang bersifat komersial; (3) Akad Tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru’ dengan cara bila pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya, sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya; (4) Dilihat dari sifat keuntungan yang diperoleh, akad tijarah dibagi menjadi dua, yaitu: natural certainty return & natural uncertainty return
Akad ;The Tree Of Islamic Finance
Contract
Tijaroh Tabarru’
NCC NUC Lending GivingLending Self
Jual Beli Bagi Hasil
Tijarah
Tabarru’
Tidak diperbolehkan
Diperbolehkan
Prinsip Akad
Profit (Tijaroh)Natural Certainty Contract
NCC (Natural Certainty Contract) Theory Of Exchange Two Parties Exchanging something with
profit motives There must be a certain condition (fixed
and pre-determined) General Contract Name : Bay’ (english :
buy)
Type Of Bay’
Object Goods
Name Of Contract : Bay’
Bay’ Naqdan (Goods Now, Pay Now)
Bay’ Muajjal (Goods Now, Pay Later)
Bay’ Taqsith(Goods Now, Pay
Installment)
Bay’ Salam(Pay Now, Goods Later)
Bay’ Istishna (Pay Installment, Goods
Later )
Type Of Bay’
Object Services
Name Of Contract : Ijarah
Payment Type Of Services
1. Jualah--Depends On Performance (Success Based)
2. Ijarah – Not depends On Performance (Fixed Per Period Of Time)
1. Use Of Goods (Renting)
2. Use Of Workers (Employing)
Profit (Tijarah) ;NUC
NUC (Natural Uncertainty Contact) Theory Of Venture Two or more parties get together to do
business There can not be certain condition
(business is uncertain) General Contact Name : Syirkah (English
: Share)
Type Of Syirkah
Sharing Formul
a
Syrirkah Mufawadah
=Sama-sama memberikan
Modal yg sama
Syrirkah Wujuh
=1 Money1 Face
Syrirkah Abdan
=Effort To Effort
Syrirkah Inan=
Money To Money (Free)
Syrirkah Mudharabah
=Money - Effort
Fiqh Formula In Non Profit (Tabarru’) ; Lending Asset
For LenderIt is unlawful to ask and to charge
additional fee in repayment (so, lend 100 and ask to repay 100)
For BorrowerIt is recommended to repay more than the
borrowed amount (so, borrow 100 and pay 120)
Type Of Lending Asset
Lending Asset
Pure Lending Asset
Qard
Lending To Take Over Loan
Hiwalah
Lending + Collateral
Rahn
Fiqh Formula In Non Profit (Tabbarru’) ; Lending Self
For Lender“ It is lawful to charge ‘cost recovery’ as to
cover the real cost, not the opportunity cost” For Borrower
“It is recommended to pay more than ‘the cost’ recovery. If both agreed a price higher
than ‘cost recovery’, it become profit (tijaroh) contract with suffix ‘bil ujroh’ (with fee) after named contract, e.g wakalah bil
ujroh
Type Of Lending Self
Lending Self
Simple Lending Self
Wakalah
Lending Self for custody
Wadiah
Lending In Future
Kafalah
Type Of Giving
Giving
General Giving
Hibah
Giving For The Poor
Shadaqah
Giving To Honour
Hadiah
Giving To God
Infaq
Aplication In Islamic Banking
Investasi/ MudharabahBagi Hasil ----- Musyarakah
Jual Beli ------- Murabahah Salam Istishna Sewa Menyewa----Ijarah, IMBTAtau Jasa
• Kliring, Inkaso, Transfer ---Wakalah
• Transaksi Valas -----Sharf• Bank Garansi ------Kafalah• SDB ------Ijarah • Anjak Piutang -------Hiwalah • Gadai Syariah ------Rahn• Pinjaman Sosial /Dana
Talangan----------Qard
Bank Syariah
Modal / Sistem Bagi Hasil
Giro
Tabungan
Deposito
Titipan(Wadiah)
Invetasi / Mudharabah
Invetasi Khusus
Zakat, Infaq, Shadaqah
Modal
Aplication In Islamic Banking (2)
Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Jasa-jasa PerbankanWadiah Piutang Rahn - Giro - Qardh Wakalah - Tabungan - Murabahah KafalahMudharabah - Salam Hawalah - Tabungan - Istishna Sharf - Deposito Investasi
- Mudharabah : a. Mutlaqah - Mudharabah b. Muqayyadah - MusyarakahSewa - Ijarah - Ijarah Muntahiyyah Bittamlik
Wadiah Akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil
sewaktu-waktu. Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk
keamanan dan pemeliharaan barang yang dititipkan. Ada 2 jenis wadiah :
Wadiah Amanah → Pihak yang menerima titipan tidak diperkenankan mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : safe deposit box).
Wadiah Yaddhamanah → Pihak yang menerima titipan boleh mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : giro & tabungan)
Mudharabah Akad usaha dua pihak dimana salah satunya memberikan
modal (Shahibul Maal) sedangkan yang lainnya memberikan keahlian (Mudharib).
Modal 100% berasal dari shahibul maal. Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak,
termasuk penentuan revenue atau profit sharing. Jika untung maka dibagi sesuai nisbah yang disepakati Jika rugi seluruhnya ditanggung oleh shahibul maal (jika
kerugian bukan karena kelalaian mudharib). Modal dapat dikembalikan kepada shahibul maal secara
berangsur-angsur.
Mudharabah Ada 2 jenis mudharabah :
Mudharabah Mutlaqah → Mudharib diberikan kebebasan dalam mengelola dana shahibul maal (sepanjang memenuhi syariah Islam).
Mudharabah Muqayyadah → Mudharib wajib mengelola dana sesuai keinginan shahibul maal, misalnya kepada proyek/nasabah tertentu. Dalam perbankan disebut dengan istilah chanelling (dalam hal ini, bank menerima fee).
Qardh
Akad hutang-piutang uang, tanpa bunga. Umumnya digunakan untuk pinjaman kesejahteraan karyawan. Dapat pula disalurkan sebagai bagian dari fungsi sosial bank
syariah (dalam hal ini penerima qardh harus merupakan mustahiq).
Murabahah Akad jual-beli dimana bank bertindak selaku penjual dan
nasabah selaku pembeli. Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk
bank disepakati di muka. Bank dapat meminta uang muka dari nasabah Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai, dalam
praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan. Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta
untuk memberikan jaminan. Apabila nasabah melunasi sebelum jatuh tempo, maka dapat
diberikan diskon sesuai kesepakatan bersama.
Murabahah Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari
penjual pertama. Dalam perbankan syariah, umumnya aplikasinya sebagai
berikut : Bank melakukan pemesanan barang kepada supplier, namun
barang dikirim langsung kepada nasabah. Ini dilakukan karena bank tidak memiliki gudang penyimpanan barang.
Nasabah membeli sendiri langsung dari supplier selaku wakil bank. Dalam hal ini bank melakukan akad wakalah dengan nasabah.
Salam Akad jual beli tangguh/pesanan dimana pembayaran dilakukan
di muka dan barang diterima beberapa waktu kemudian. Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli
sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah.
Barang yang dipesan harus memiliki spesifikasi dan jumlah satuan yang jelas dan standar.
Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian (agrobased industries) atau produk2 yang terstandarisir.
Salam Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo
kepada pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak boleh dikaitkan dengan Salam yang pertama. Produk ini disebut Salam Paralel.
Salam Paralel dilarang dilakukan terhadap nasabah yang sama, karena dikhawatirkan terkena hukum riba.
Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) menyerahkan barang yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan, meskipun harus ditunda karena kegagalan.
Istishna Akad istishna mirip dengan Salam. Perbedaannya terletak pada
obyek yang dibiayai dan cara pembayaran. Pada Istishna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’, sehingga
harus dibuat lebih dahulu. Pada Salam, obyek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi.
Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/ bertahap.
Umumnya diterapkan pada produk jasa konstruksi, seperti pembiayaan pembangunan/renovasi rumah.
Musyarakah Akad join venture, di mana bank dan nasabah sama-sama
memberikan modal (patungan) dalam usaha yang akan dijalankan.
Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak, termasuk penentuan revenue atau profit sharing.
Porsi nisbah boleh berbeda dengan porsi modal, asalkan disepakati bersama.
Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati. Kerugian ditanggung sesuai porsi modal masing-masing. Selaku partner bisnis, bank berhak ikut serta dalam
pengaturan manajemen.
Ijarah Akad sewa-menyewa, di mana bank sebagai pemberi
sewa (mu’jir) dan nasabah sebagai penyewa (musta’jir). Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi
menyewa dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama dengan akad kedua.
Sebagai mu’jir, bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang disewa.
Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Akad sewa-menyewa, di mana penyewa (musta’jir) diberikan
opsi untuk memiliki obyek yang disewanya (Financial Lease). Dimungkinkan apabila bank memiliki obyek yang disewakan. Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua
akad, yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Peralihan kepemilikan tidak bisa dilakukan apabila akad sewa
belum berakhir. Selama kepemilikan belum beralih, bank bertanggungjawab
atas pemeliharaan asset yang disewa
Rahn
Rahn dalam syariah memiliki dua makna : Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya
dokumennya saja yang ditahan. Barang masih digunakan oleh pemilik.
Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat menggunakannya lagi.
Umumnya dipergunakan sebagai pengikatan jaminan atas pinjaman yang diberikan.
Jasa-jasa Perbankan Wakalah (Perwakilan)
Produk: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C Kafalah (Penjaminan)
Produk: Bank Guarantee, L/C, Charge Card Hawalah (Pengalihan Piutang)
Produk: Bill Discounting, Anjak Piutang, Post Dated Check Sharf (Pertukaran mata uang)
Produk: Jual beli Valuta Asing.
Dalam penyediaan jasa-jasa di atas, bank memperoleh ujrah (fee based income). Karena ujrah diperoleh dari pemanfaatan asset/teknologi milik bank sendiri, maka tidak termasuk yang dibagihasilkan.