35
Akad dan Bentuk Akad Pada Perbankan Syariah By : Mu’izzuddin, SE The Research University

Akad

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Dasar pada DIII Manajemen Perbankan Syariah dan Akuntansi Syariah FE UNSRI

Citation preview

Page 1: Akad

Akad dan Bentuk AkadPada Perbankan Syariah

By :Mu’izzuddin, SE

The Research University

Page 2: Akad

Teknik Screening Transaksi Keuangan Syariah

Transaksi Keuangan

Zat Haram

STOPCara

Haram

STOP Haram Administrati

f

STOP

Tentukan Akad

Babi, Khamr, Bangkai, darah

Tadlis, Taghrir, Bay’ Najasy, Ihtikar, Riba, Maysir,

Risywah

Ta’alluqTwo In One

Page 3: Akad

Wa’ad Vs AkadWa’ad Akad

Definisi

Perbedaan

Keinginan yang dibahasakan seseorang untuk bertanggung

jawab akan sesuatu dalam rangka memberikan

keuntungan bagi pihak lain

Kesepakatan perkataan atau keinginan dari salah seorang pihak (yg terlibat) kontrak dan diterima

oleh pihak lainnya yang berpengaruh pada subyek kontrak

sehingga (menjadikannya) permulaan berlakunya suatu

perbuatan

1. Janji (Promise) antara satu pihak dengan pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak)

2. Pihak yg diberi janji tidak memikul kewajiban apapun kepada pihak pemberi janji

3. Terms and conditionnya tidak well defined atau

4. Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun, walaupun terms dan conditionsnya sudah well defined

5. Bila janji tidak terpenuhi maka sanksi yang diterima adalah sanksi moral

1. Mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu

2. Terms dan conditions-nya sudah ditetaplkan secara rinci dan spesifik (well defined)

3. Bila kewajiban tidak dapat dipenuhi, sanksi yang diterima sesuai dengan kesepakatan awal kontrak.

Page 4: Akad

Wa’ad Vs Akad ;Fiqh and Legal Status Perspective

Status Fiqh Bentuk

Wa’ad 1. Perjanjian Kredit/ PK (Line Fasility2. MoU (Dealer Financing)3. MoU Joint Financing4. Perjanjian Pembiayaan IMBT5. Offering Letter

Akad 1. Perjanjian Kredit/ PK (Simple Murabahah)

2. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan atau Surat Persetujuan Pencairan Pembiayaan (SP3)

3. Lampiran PK (e.g Wakalah)

Page 5: Akad

Tabarru’ Vs Tijaroh Akad Tabarru’ adalah (1) Not-profit transaction; (2) Tujuan

transaksi adalah tolong-menolong dan bukan keuntungan komersial; (3) Pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya untuk sekadar menutupi biaya (cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut. Tapi ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad tabarru’ itu; (4) Tidak dapat diubah menjadi akad tijarah, kecuali ada persetujuan sebelumnya.

Akad Tijarah adalah (1) Profit transaction oriented; (2) Tujuan transaksi adalah mencari keuntungan yang bersifat komersial; (3) Akad Tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru’ dengan cara bila pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya, sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya; (4) Dilihat dari sifat keuntungan yang diperoleh, akad tijarah dibagi menjadi dua, yaitu: natural certainty return & natural uncertainty return

Page 6: Akad

Akad ;The Tree Of Islamic Finance

Contract

Tijaroh Tabarru’

NCC NUC Lending GivingLending Self

Jual Beli Bagi Hasil

Page 7: Akad

Tijarah

Tabarru’

Tidak diperbolehkan

Diperbolehkan

Prinsip Akad

Page 8: Akad

Profit (Tijaroh)Natural Certainty Contract

NCC (Natural Certainty Contract) Theory Of Exchange Two Parties Exchanging something with

profit motives There must be a certain condition (fixed

and pre-determined) General Contract Name : Bay’ (english :

buy)

Page 9: Akad

Type Of Bay’

Object Goods

Name Of Contract : Bay’

Bay’ Naqdan (Goods Now, Pay Now)

Bay’ Muajjal (Goods Now, Pay Later)

Bay’ Taqsith(Goods Now, Pay

Installment)

Bay’ Salam(Pay Now, Goods Later)

Bay’ Istishna (Pay Installment, Goods

Later )

Page 10: Akad

Type Of Bay’

Object Services

Name Of Contract : Ijarah

Payment Type Of Services

1. Jualah--Depends On Performance (Success Based)

2. Ijarah – Not depends On Performance (Fixed Per Period Of Time)

1. Use Of Goods (Renting)

2. Use Of Workers (Employing)

Page 11: Akad

Profit (Tijarah) ;NUC

NUC (Natural Uncertainty Contact) Theory Of Venture Two or more parties get together to do

business There can not be certain condition

(business is uncertain) General Contact Name : Syirkah (English

: Share)

Page 12: Akad

Type Of Syirkah

Sharing Formul

a

Syrirkah Mufawadah

=Sama-sama memberikan

Modal yg sama

Syrirkah Wujuh

=1 Money1 Face

Syrirkah Abdan

=Effort To Effort

Syrirkah Inan=

Money To Money (Free)

Syrirkah Mudharabah

=Money - Effort

Page 13: Akad

Fiqh Formula In Non Profit (Tabarru’) ; Lending Asset

For LenderIt is unlawful to ask and to charge

additional fee in repayment (so, lend 100 and ask to repay 100)

For BorrowerIt is recommended to repay more than the

borrowed amount (so, borrow 100 and pay 120)

Page 14: Akad

Type Of Lending Asset

Lending Asset

Pure Lending Asset

Qard

Lending To Take Over Loan

Hiwalah

Lending + Collateral

Rahn

Page 15: Akad

Fiqh Formula In Non Profit (Tabbarru’) ; Lending Self

For Lender“ It is lawful to charge ‘cost recovery’ as to

cover the real cost, not the opportunity cost” For Borrower

“It is recommended to pay more than ‘the cost’ recovery. If both agreed a price higher

than ‘cost recovery’, it become profit (tijaroh) contract with suffix ‘bil ujroh’ (with fee) after named contract, e.g wakalah bil

ujroh

Page 16: Akad

Type Of Lending Self

Lending Self

Simple Lending Self

Wakalah

Lending Self for custody

Wadiah

Lending In Future

Kafalah

Page 17: Akad

Type Of Giving

Giving

General Giving

Hibah

Giving For The Poor

Shadaqah

Giving To Honour

Hadiah

Giving To God

Infaq

Page 18: Akad

Aplication In Islamic Banking

Investasi/ MudharabahBagi Hasil ----- Musyarakah

Jual Beli ------- Murabahah Salam Istishna Sewa Menyewa----Ijarah, IMBTAtau Jasa

• Kliring, Inkaso, Transfer ---Wakalah

• Transaksi Valas -----Sharf• Bank Garansi ------Kafalah• SDB ------Ijarah • Anjak Piutang -------Hiwalah • Gadai Syariah ------Rahn• Pinjaman Sosial /Dana

Talangan----------Qard

Bank Syariah

Modal / Sistem Bagi Hasil

Giro

Tabungan

Deposito

Titipan(Wadiah)

Invetasi / Mudharabah

Invetasi Khusus

Zakat, Infaq, Shadaqah

Modal

Page 19: Akad

Aplication In Islamic Banking (2)

Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Jasa-jasa PerbankanWadiah Piutang Rahn - Giro - Qardh Wakalah - Tabungan - Murabahah KafalahMudharabah - Salam Hawalah - Tabungan - Istishna Sharf - Deposito Investasi

- Mudharabah : a. Mutlaqah - Mudharabah b. Muqayyadah - MusyarakahSewa - Ijarah - Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Page 20: Akad

Wadiah Akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil

sewaktu-waktu. Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk

keamanan dan pemeliharaan barang yang dititipkan. Ada 2 jenis wadiah :

Wadiah Amanah → Pihak yang menerima titipan tidak diperkenankan mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : safe deposit box).

Wadiah Yaddhamanah → Pihak yang menerima titipan boleh mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : giro & tabungan)

Page 21: Akad

Mudharabah Akad usaha dua pihak dimana salah satunya memberikan

modal (Shahibul Maal) sedangkan yang lainnya memberikan keahlian (Mudharib).

Modal 100% berasal dari shahibul maal. Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak,

termasuk penentuan revenue atau profit sharing. Jika untung maka dibagi sesuai nisbah yang disepakati Jika rugi seluruhnya ditanggung oleh shahibul maal (jika

kerugian bukan karena kelalaian mudharib). Modal dapat dikembalikan kepada shahibul maal secara

berangsur-angsur.

Page 22: Akad

Mudharabah Ada 2 jenis mudharabah :

Mudharabah Mutlaqah → Mudharib diberikan kebebasan dalam mengelola dana shahibul maal (sepanjang memenuhi syariah Islam).

Mudharabah Muqayyadah → Mudharib wajib mengelola dana sesuai keinginan shahibul maal, misalnya kepada proyek/nasabah tertentu. Dalam perbankan disebut dengan istilah chanelling (dalam hal ini, bank menerima fee).

Page 23: Akad

Qardh

Akad hutang-piutang uang, tanpa bunga. Umumnya digunakan untuk pinjaman kesejahteraan karyawan. Dapat pula disalurkan sebagai bagian dari fungsi sosial bank

syariah (dalam hal ini penerima qardh harus merupakan mustahiq).

Page 24: Akad

Murabahah Akad jual-beli dimana bank bertindak selaku penjual dan

nasabah selaku pembeli. Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk

bank disepakati di muka. Bank dapat meminta uang muka dari nasabah Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai, dalam

praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan. Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta

untuk memberikan jaminan. Apabila nasabah melunasi sebelum jatuh tempo, maka dapat

diberikan diskon sesuai kesepakatan bersama.

Page 25: Akad

Murabahah Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari

penjual pertama. Dalam perbankan syariah, umumnya aplikasinya sebagai

berikut : Bank melakukan pemesanan barang kepada supplier, namun

barang dikirim langsung kepada nasabah. Ini dilakukan karena bank tidak memiliki gudang penyimpanan barang.

Nasabah membeli sendiri langsung dari supplier selaku wakil bank. Dalam hal ini bank melakukan akad wakalah dengan nasabah.

Page 26: Akad

Salam Akad jual beli tangguh/pesanan dimana pembayaran dilakukan

di muka dan barang diterima beberapa waktu kemudian. Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli

sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah.

Barang yang dipesan harus memiliki spesifikasi dan jumlah satuan yang jelas dan standar.

Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian (agrobased industries) atau produk2 yang terstandarisir.

Page 27: Akad

Salam Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo

kepada pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak boleh dikaitkan dengan Salam yang pertama. Produk ini disebut Salam Paralel.

Salam Paralel dilarang dilakukan terhadap nasabah yang sama, karena dikhawatirkan terkena hukum riba.

Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) menyerahkan barang yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan, meskipun harus ditunda karena kegagalan.

Page 28: Akad

Istishna Akad istishna mirip dengan Salam. Perbedaannya terletak pada

obyek yang dibiayai dan cara pembayaran. Pada Istishna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’, sehingga

harus dibuat lebih dahulu. Pada Salam, obyek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi.

Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/ bertahap.

Umumnya diterapkan pada produk jasa konstruksi, seperti pembiayaan pembangunan/renovasi rumah.

Page 29: Akad

Musyarakah Akad join venture, di mana bank dan nasabah sama-sama

memberikan modal (patungan) dalam usaha yang akan dijalankan.

Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak, termasuk penentuan revenue atau profit sharing.

Porsi nisbah boleh berbeda dengan porsi modal, asalkan disepakati bersama.

Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati. Kerugian ditanggung sesuai porsi modal masing-masing. Selaku partner bisnis, bank berhak ikut serta dalam

pengaturan manajemen.

Page 30: Akad

Ijarah Akad sewa-menyewa, di mana bank sebagai pemberi

sewa (mu’jir) dan nasabah sebagai penyewa (musta’jir). Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi

menyewa dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama dengan akad kedua.

Sebagai mu’jir, bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang disewa.

Page 31: Akad

Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Akad sewa-menyewa, di mana penyewa (musta’jir) diberikan

opsi untuk memiliki obyek yang disewanya (Financial Lease). Dimungkinkan apabila bank memiliki obyek yang disewakan. Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua

akad, yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Peralihan kepemilikan tidak bisa dilakukan apabila akad sewa

belum berakhir. Selama kepemilikan belum beralih, bank bertanggungjawab

atas pemeliharaan asset yang disewa

Page 32: Akad

Rahn

Rahn dalam syariah memiliki dua makna : Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya

dokumennya saja yang ditahan. Barang masih digunakan oleh pemilik.

Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat menggunakannya lagi.

Umumnya dipergunakan sebagai pengikatan jaminan atas pinjaman yang diberikan.

Page 33: Akad

Jasa-jasa Perbankan Wakalah (Perwakilan)

Produk: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C Kafalah (Penjaminan)

Produk: Bank Guarantee, L/C, Charge Card Hawalah (Pengalihan Piutang)

Produk: Bill Discounting, Anjak Piutang, Post Dated Check Sharf (Pertukaran mata uang)

Produk: Jual beli Valuta Asing.

Dalam penyediaan jasa-jasa di atas, bank memperoleh ujrah (fee based income). Karena ujrah diperoleh dari pemanfaatan asset/teknologi milik bank sendiri, maka tidak termasuk yang dibagihasilkan.

Page 34: Akad
Page 35: Akad