15
1 ABSTRACT THE INFLUENCE OF THE INCOME OF ADVERTISEMENT AND STREET LIGHTING TAXES ON TAX REVENUE (A Case Study at the Income Departement of Tasikmalaya) By, TATI SITI NURZANAH 083403136 Guidance : Euis Rosidah, SE., M.AK Iwan Hermanyah, SE., M.Si. Ak., This research objectives were to know: (1)the income of advertisement, the street lighting taxes, and tax revenue at Tasikmalaya City (2) the influence of the income of advertisement and street lighting taxes partially and simultaneously on tax revenue Tasikmalaya City. The method which used in this research was an analytic descriptive method with a case study approach. The techniques of collecting the data are done through the primary data which obtained directly from the data source from the Income Departement of Tasikmalay and the secondary data which acquired from literature and books related to the research problem. The tool of analyzing the data is multiple regression test with the scale of ration measurement. The hypothesis examination uses t-test for partially and uses f-test for simultaneously. Influence of the income of advertisement and street lighting taxes partially had on advertisement and street lighting taxes partially has had an effect significant influence on tax revenue. The result of this research shows that the income of advertisement and street lighting taxes simulataneously has had an effect significant on tax revenue effect. Key word : the income of advertisement tax, the income of street lighting tax, Tax revenue

ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

1

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE INCOME OF ADVERTISEMENT AND STREET LIGHTING

TAXES ON TAX REVENUE

(A Case Study at the Income Departement of Tasikmalaya)

By,

TATI SITI NURZANAH

083403136

Guidance :

Euis Rosidah, SE., M.AK

Iwan Hermanyah, SE., M.Si. Ak.,

This research objectives were to know: (1)the income of advertisement, the street lighting

taxes, and tax revenue at Tasikmalaya City (2) the influence of the income of advertisement and

street lighting taxes partially and simultaneously on tax revenue Tasikmalaya City. The method

which used in this research was an analytic descriptive method with a case study approach. The

techniques of collecting the data are done through the primary data which obtained directly from

the data source from the Income Departement of Tasikmalay and the secondary data which

acquired from literature and books related to the research problem. The tool of analyzing the data

is multiple regression test with the scale of ration measurement. The hypothesis examination uses

t-test for partially and uses f-test for simultaneously. Influence of the income of advertisement and

street lighting taxes partially had on advertisement and street lighting taxes partially has had an

effect significant influence on tax revenue. The result of this research shows that the income of

advertisement and street lighting taxes simulataneously has had an effect significant on tax

revenue effect.

Key word : the income of advertisement tax, the income of street lighting tax,

Tax revenue

Page 2: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

2

ABSTRAK

PENGARUH PENDAPATAN PAJAK REKLAME DAN PAJAK PENERANGAN JALAN

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH

(Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

Oleh,

TATI SITI NURZANAH

083403136

Pembimbing :

Euis Rosidah, SE.,M.AK

Iwan Hermansyah, SE., M.Si.Ak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pendapatan Pajak Reklame, Pajak

Penerangan Jalan, dan Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya, (2) Pengaruh Pendapatan

Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara parsial dan simultan terhadap Penerimaan Pajak

Daerah Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif analitis

dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data data primer dan

data yang diperoleh langsung dari sumber dimana penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendapatan

Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang

ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda dengan skala rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk parsial

dan uji F untuk simultan. Hasil penelitian menunjukan Pendapatan Pajak Reklame secara parsial

berpengaruh tidak signifikan terhadap Penerimaan pajak Daerah. Pendapatan Pajak Penerangan

Jalan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Pendapatan Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan

Pajak Daerah.

Kata Kunci: Pendapatan Pajak Reklame, Pendapatan Pajak Penerangan Jalan, dan Penerimaan

Pajak Daerah.

Page 3: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

3

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pembiayaan pemerintah daerah

dalam melaksanakan tugas pemerintahan

dan pembangunan senantiasa memerlukan

sumber penerimaan yang dapat diandalkan.

Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh

daerah terutama sejak diberlakukannya

Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai

penyempurnaan UU Nomor 1999 tentang

Pokok-Pokok Pemerintah Daerah dan UU

Nomor 29 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Dengan adanya otonomi daerah

dipacu untuk dapat berkreasi mencari

sumber penerimaan daerah yang dapat

mendukung pembiayaan pengeluaran

daerah. Dari berbagai alternatif sumber

penerimaan yang mungkin dipungut oleh

daerah, Undang-Undang tentang

Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan

retribusi daerah menjadi salah satu sumber

penerimaan yang berasal dari dalam daerah

dan dapat dikembangkan sesuai dengan

kondisi masing-masing daerah.

Untuk memungut pajak dan

retribusi daerah pemerintahan dan DPR

sejak lama telah mengeluarkan undang-

undang dasar hukum yang kuat. Selain itu

peraturan yang dikeluarkan pada masa

pemerintahan penjajah Belanda masih ada

yang tetap digunakan sampai dengan tahun

1997. Hal ini terjadi karena ketentuan

peralihan Undang-Undang Dasar 1945

memang memungkinkan penerapan

peraturan perundang-undangan yang ada

masih tetap berlaku selama belum diadakan

yang baru. Hanya saja mengingat

perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan

politik yang semakin membaik segala

peraturan pemungutan pajak dan retribusi

daerah di Indonesia perlu dilakukan agar

memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan

hasilnya dapat digunakan untuk membiayai

pengeluaran pemerintah daerah.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997 lahir sebagai upaya untuk mengubah

sistem perpajakan daerah dan retribusi

daerah yang berlangsung di Indonesia, yang

banyak menimbulkan kendala, baik dalam

penetapan maupun pemungutannya. Adanya

ketidak jelasan dalam penetapan objek pajak

maupun objek retribusi serta kemungkinan

timbulnya pengenaan berganda telah

mengakibatkan proses pemungutan pajak

dan retribusi daerah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan kondisi ekonomi dan

dinamika masyarakat. Oleh karena itu,

lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997 telah membawa perubahan dalam

pemungutan pajak dan retribusi daerah.

Dalam perkembangan penerapan Undang-

Undang tersebut, pemerintah dan DPR

merasa perlu dilakukan perubahan dan

penyempurnaan seiring dengan

perkembangan situasi perekonomian secara

makro serta otonomi daerah yang semakin

besar. Dengan demikian, Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 lahir sebagai

penyempurnaan terhadap Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 1997.

Pemberlakuan pajak dan retribusi

daerah sebagai sumber penerimaan daerah

pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan

pemerintah daerah sebagai pihak yang

menetapkan dan memungut pajak dan

retribusi daerah, tetapi juga berkaitan dengan

masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota

masyarakat yang menjadi bagian dari

daerah, setiap orang atau badan-badan yang

memenuhi ketentuan yang diatur dalam

peraturan pajak daerah maupun yang

menikmati jasa yang diberikan oleh

pemerintah daerah harus membayar pajak

atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini

menunjukan pada akhirnya proses

pemungutan pajak dan retribusi daerah akan

memberikan beban kepada masyarakat. Oleh

karena itu, masyarakat perlu memahami

ketentuan pajak dan retribusi daerah dengan

jelas agar mau memenuhi kewajibannya

dengan penuh tanggung jawab.

Pajak daerah terdiri dari berbagai

jenis pajak yang terkait dengan berbagai

sendi kehidupan masyarakat. Demikian pula

dengan retribusi daerah. Masing-masing

jenis pajak dan retribusi daerah memiliki

objek, subjek, tarif, dan berbagai ketentuan

pengenaan tersendiri, yang mungkin berbeda

dengan jenis pajak atau retribusi daerah

lainnya. Di sisi lain semangat otonomi

daerah yang diberlakukan di Indonesia

memungkinkan setiap daerah provinsi atau

kabupaten/kota mengatur daerahnya sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009, pasal 2

menyebutkan:

Page 4: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

3

1 Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan;

e. Pajak Roko.

2 Jenis Pajak Kabupaten/ Kota terdiri

atas:

a Pajak Hotel;

b Pajak Restoran;

c Pajak Hiburan;

d Pajak Reklame;

e Pajak Penerangan Jalan;

f Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan;

g Pajak Parkir;

h Pajak Air Tanah;

i Pajak Sarang Burung Walet;

j Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan dan Perkotaan; dan

k Bea perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan.

Dari banyak komponen pajak

daerah yang dikelola Kota Tasikmalaya

yang menarik untuk diteliti oleh penulis

adalah Pajak Reklame dan Pajak Penerangan

Jalan, yang secara kasat mata banyak

terdapat dihampir sepanjang Kota

Tasikmalaya. Banyak reklame jenis outdoor

maupun indoor (di dalam gedung mall)

dalam bentuk poster, spanduk, baligo,

hingga billboard raksasa, reklame suara,

reklame mobil bahkan untuk tahun 2008

muncul jenis reklame yang baru yaitu

megatron. Dengan bertambahnya jenis

reklame bisa di manfaatkan oleh pihak

perusahaan atau badan yang akan

mengiklankan produknya dengan

menggunakan pemasangan reklame sebagai

salah satu alat promosi. Dalam hal ini berarti

tidak menutup kemungkinan Kota

Tasikmalaya memiliki potensi yang besar

untuk memperoleh pendapatan dari sektor

pajak reklame.

Selain pajak reklame komponen pajak

daerah lainnya yang menarik untuk di teliti

adalah pajak penerangan jalan. Pajak

penerangan jalan ini sangat dibutuhkan bagi

semua orang yang akan melakukan

aktivitasnya pada malam hari. Fungsi dari

penerangn jalan umum akan sangat

membantu kelancaran kegiatan ekonomi

khususnya di Kota Tasikmalaya, sehingga

masyarakat yang akan menjalankan

usahanya pada malam hari tidak akan

terganggu oleh masalah penerangan. Tidak

hanya bagi masyarakat yang akan

melakukan usaha pada malam hari, manfaat

lain dapat dirasakan juga oleh masyarakat

pengguna jalan. Mereka tidak akan kesulitan

berkendara karena sepanjang jalan yang

mereka lalui sudah terpasang penerangan

jalan.

IDENTIFIKASI MASALAH

Yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pendapatan Pajak Reklame

di Kota Tasikmalaya

2. Bagaimana Pendapatan Pajak

Penerangan Jalan di Kota Tasikmalaya

3. Bagaimana Penerimaan Pajak Daerah

di Kota Tasikmalaya

4. Bagaimana Pengaruh Pendapatan Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

secara Parsial dan secara Simultan

terhadap Penerimaan Pajak Daerah di

Kota Tasikmalaya.

Menurut Brotodiharjo, R (1982 :

2) mengatakan bahwa :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara

(yang dapat di paksakan) yang terutang oleh

wajib pajak membayarnya berdasarkan

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi kembali yang langsung dapat di

tunjuk dan yang dapat di gunakan untuk

membiayai pengeluaran umum berhubungan

dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintah”.

Menurut Mardismo (2004 : 1)

mengatakan bahwa :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal balik (kontra prestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran

umum”.

Menurut Marihot P. Siahaan (2005

: 7) mengatakan bahwa :

4

Page 5: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

4

“Pajak adalah pungutan dari masyarakat

oleh negara (pemerintah) berdasarkan

undang-undang yang bersifat dapat

dipaksakan dan terutang oleh wajib yang

membayarnya dengan tidak mendapat

prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa)

secara langsung, yang hasilnya digunakan

untuk membiayai pengeluaran negara dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan”.

Menurut Perda Nomor 4 tahun

2011 mendefinisikan pajak reklame sebagai

berikut:

“Pajak atas penyelenggaraan Reklame.

Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau

media yang bentuk dan corak ragamnya

dirancang untuk tujuan komersial

memperkenalkan, menganjurkan,

mempromosikan atau untuk menarik

perhatian umum terhadap barang, jasa, orang

atau badan, yang dapat dilihat, dibaca,

didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh

umum”.

Menurut Ahmad Y (2008: 55)

mendefinisikan pajak reklame sebagai

berikut:

“Pajak atas penyelenggaraan reklame.

Reklame yaitu benda, alat, perbuatan, atau

media yang menurut bentuk dan corak

ragamnya untuk tujuan komersial di

pergunakan untuk memperkenalkan,

mengajukan atau memujikan suatu barang,

jasa atau orang, ataupun untuk menarik

perhatian umum kepada suatu barang, jasa

atauorang yang ditempatkan atau dapat

dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu

tempat oleh umum kecuali yang dilakukan

oleh pemerintah”.

Pajak penerangan jalan adalah

pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan

ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut

tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya

dibayar oleh pemerintah daerah (Ahmad Y,

2008; 56)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif analisis dengan

pendekatan studi kasus. Menurut Bogdan

dan Bikien (1982) yang dialih bahasakan

oleh Erna Febru Aries S (2008) studi kasus

merupakan pengujian secara rinci terhadap

satu latar atau satu orang subjek atau satu

tempat penyimpanan dokumen atau satu

peristiwa tertentu. Metode deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti setatus

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu

kondisi, atau suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat

deskipsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta sifat, serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki (Mohamad Nazir,

2003:63).

OPERASIONALISASI VARIABEL

Dalam penelitian ini penulis melakukan

analisis pada pengaruh yang ditimbulkan

variabel independen terhadap variabel

devenden. Variabel-variabel sehubungan

dengan judul yang diajukan adalah

Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan

Pajak Penerangan Jalan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya. Maka, yang menjadi variabel

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya

variabel devenden.

Dalam penelitian ini yang berfungsi

sebagai variabel bebas yaitu :

Χ1 = Pendapatan Pajak Reklame,

indikatornya yaitu :

- Nilai sewa reklame

- Nilai jual pajak reklame

- Nilai strategis pemasangan

reklame.

X2 = Pendapatan Pajak Penerangan

Jalan , indikatornya yaitu :

- Nilai jual objek pajak

penerangan jalan.

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen (terikat) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang

menajdi akibat karena adanya variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang

dijadikan variabel dependen yaitu :

Y = Penerimaan Pajak Daerah,

indikatornya yaitu :

- Pajak reklame

- Pajak penerangan jalan

- Pajak hotel

- Pajak restoran

- Pajak parkir

5

Page 6: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

5

- Pajak penggalian bahan

galian golongan c

- Pajak hiburan

- Pajak air tanah

- Bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan.

Untuk lebih jelasnya penulis

sajikan operasionalisasi variabel yang diteliti

dalam tabel.

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator ukuran skala

Pendapatan Pendapatan pajak reklame - Nilai Sewa Reklame Rupiah Rasio

Pajak adalah secara keseluruhan (NSR) dalam satuan

Reklame penerimaan pajak atas uang

(X1) penyelenggaraan reklame. - Nilai Jual Objek

Reklame adalah benda, alat, Reklame (NJOR)

Perbuatan, atau media yang dalam satuan uang

Menurut bentuk dan corak - Nilai Strategis

Ragamnya untuk tujuan Pemasangan

Komersial, digunakan untuk Reklame dalam

Memperkenalkan, satuan uang

Memujikan suatu barang, jasa,

atau orang, ataupun untuk

menarik perhatian umum

kepada suatu barang, jasa, atau

orang, yang dilihat, dibaca, dan

atau didengar dari suatu

tempat umum, kecuali yang

dilakukan oleh pemerintah.

(Ahmad Y, 2008: 55)

Pendapatan pajak atas penggunaan tenaga - Nilai Jual Objek Rupiah Rasio

Pajak listrik, dengan ketentuan bahwa Penerangan

Penerangan diwilayah daerah tersebut Jalan dalam satuan

Jalan tersedia penerangan jalan, uang

(X2) yang rekeningnya dibayar

oleh pemerintah daerah.

(Ahmad Y, 2008: 56)

Penerimaan Pajak Daerah adalah iuran - Pajak Hotel Rupiah Rasio

Pajak wajib yang dilakukan oleh - Pajak Restoran

Daerah pribadi atau badan kepada - Pajak Reklame

(Y) daerah tanpa imbalan langsung - Pajak Hiburan

yang seimbang, yang berlaku, - Pajak

yang digunakan untuk membiayai Penerangan

penyelenggaraan pemerintah Jalan

daerah dan pembangunan daerah. - Pajak

(Erly Suandy, 2011: 229) Pengambilan

Bahan Galian

Golongan C

- Pajak Parkir

- Pajak Air Tanah

6

Page 7: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

7

- Bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan.

MODEL/PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma penelitian merupakan

pola pikir yang menunjukan hubungan

antara variabel yang akan diteliti yang

sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan

jumalah hipotesis, dan teknik analisis

statistik yang digunakan (Sugiyono, 2010 :

63).

Dalam hal ini, sesuai dengan judul

penelitian ”Pengaruh Pendapatan Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya”.

Maka paradigma penelitiannya adalah :

Gambar 1

Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 = Pendapatan Pajak Reklame

X2 = Pendapatan Penerangan Jalan

Y = Penerimaan Pajak Daerah

ɛ = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti

TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian kuantitatif,

analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden terkumpul.

Kegiatan dalam menganalisis data adalah

mengelompokan data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, mentabulasikan data

berdasarkan variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan untuk penelitian yang tidak

merumuskan hipotesis, langkah terakhir

tidak dilakukan (Sugiyono, 2010 : 206).

Berdasarkan data yang telah

dikumpulkan akan diperoleh dan dianalisis

sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pendapatan pajak

reklame (X1) dan pajak penerangan jalan

(X2) terhadap penerimaan pajak daerah (Y)

dengan rumus sebagai berikut :

Sugiyono, (2010 : 278)

Sugiyono, (2010 : 278)

Keterangan :

Y = Variabel Dependen (Penerimaan

Pajak Daerah)

X1 = Variabel Independen ( Pendapatan

Pajak Reklame)

X2 = Variabel Independen (Pendapatan

Pajak Penerangan Jalan)

a = Nilai Y Jika X = 0 (harga konstan)

b = Koefisien Regresi

2. Analisis Korelasi Ganda Korelasi ganda menunjukan

kuatnya hubungan antara pendapatan pajak

reklame (X1), pendapatan pajak penerangan

jalan (X2) dengan penerimaan pajak daerah

(Y).

Rumus ditulis sebagai berikut :

𝑅𝑌𝑋1𝑋2 =

𝑟𝑌𝑋1𝑋22+ 𝑟𝑌𝑋2

2 −2𝑟𝑌𝑋1 𝑟𝑌𝑋2 𝑟𝑋1𝑋2

1−𝑟𝑋1𝑋2

Sugiyono, (2010 : 256)

Keterangan :

𝑅𝑌𝑋1𝑋2 = korelasi ganda antara X1

X2 secara bersama-sama

dengan Y

X1

X2

Y

ɛ

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2

𝑋1 𝑌 = 𝑎 𝑋1 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋1𝑋2

𝑋2 𝑌 = 𝑎 𝑋1 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋22

Page 8: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

8

𝑟𝑌𝑋1 = korelasi product moment

antara X1 dengan Y

𝑟𝑌𝑋2 = korelasi product moment

antara X2 dengan Y

𝑟𝑋1𝑋2 = korelasi product moment

antara X1 dan X2

Untuk dapat memberi interpretasi

terhadap kuatnya hubungan, maka dapat

digunakan pedoman sebagai berikut :

Tabel 2

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi

Interfal Koefisien Tingkat

Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sugiyono,( 2010 : 250)

3. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh Pendapatan

Pajak Reklame (X1), dan Pengaruh

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan (X2)

terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y).

Rumus koefisien determinasi

dapat dilihat sebagai berikut :

Kd = (r2) x 100%

Keterangan :

Kd = koefisien determinasi

r2 = koefisien korelasi dikuadratkan

Untuk mengetahui apakah hubungan

anatara X dan Y di atas berpengaruh, maka

dilakukan uji hipotesis sebagai berikut :

1) Ha1 : 𝜌𝑌𝑋1 ≠ 0 :

Pendapat

an pajak

reklame

berpenga

ruh

secara

parsial

terhadap

penerima

an pajak

daerah.

Ho1 : 𝜌𝑌𝑋1= 0 :

Pendapat

an pajak

reklame

tidak

berpenga

ruh

secara

parsial

terhadap

penerima

an pajak

daerah.

2) Ho2 , 𝜌𝑌𝑋2 ≠ 0 :

Pendapat

an pajak

penerang

an jalan

berpenga

ruh

secara

parsial

terhadap

penerima

an pajak

daerah. Ho2, 𝜌𝑌𝑋2 = 0 :

Pendapat

an pajak

penerang

an jalan

tidak

berpenga

ruh

secara

parsial

terhadap

penerima

an pajak

daerah.

3) H𝑎3, 𝜌𝑌𝑋1 =𝜌𝑌𝑋2 ≠ 0 :

Pendapat

an pajak

reklame

dan pajak

penerang

an jalan

berpenga

ruh

secara

simultan

terhadap

penerima

an pajak

daerah.

Page 9: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

9

H𝑜3, 𝜌𝑌𝑋1 =𝜌𝑌𝑋2 = 0 :

Pendapat

an pajak

reklame

dan pajak

penerang

an jalan

tidak

berpenga

ruh

secara

simultan

terhadap

penerima

an pajak

daerah.

4. Uji Signifikasi

Untuk menguji signifikasi

dilakukan dua pengujian yaitu :

1). Secara parsial menggunakan uji t

(Sugiyono, 2010 : 366)

t = 𝑟 𝑛−2

1−𝑟2

2). Secara simultan menggunakan uji F

(Sugiyono, 2010 : 256)

Untuk menguji signifikansi koefisien

korelasi ganda dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Fh = 𝑅2 / 𝑘

1− 𝑅2 /(𝑛−𝑘−1)

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

Kriteria Pengujian

1). Secara Parsial

Ho diterima jika -t1 2 𝛼 ≤ thitung ≤ t

12 𝛼

Ho ditolak jika thitung > t1 2 𝛼 atau

thitung < -t 1 2 𝛼

2). Secara Simultan

Ho diterima Jika Fhitung≤Ftabel

Ho ditolak Jika Fhitung>Ftabel

Penentuan model keputusan

dilakukan dengan menggunakan metode

pengujian dua pihak dengan asumsi sebagai

berikut:

1. Daerah kritis dapat dicari dengan

melihat tabel, nilai tabel dapat dicari

pada tabel t yakni nilai t dari α = 0,05

2. Derajat kebebasannya df: n-2

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pengujian di atas penulis akan melakukan

analisis bersifat kuantitatif. Dari hasil analisa

tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah

hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima

atau ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Tabel 3

Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Kota Tasikmalaya

Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011

No Tahun

Anggaran

Realisasi

(Rp)

Persentasi

Pertumbuhan (%)

1 2002 118.486.970,00 -

2 2003 202.987.105,00 71,32

3 2004 238.411.288,00 17,45

4 2005 280.252.339,00 17,55

5 2006 321.841.534,00 14,84

6 2007 623.509.447,00 93,73

7 2008 1.376.387.508,00 120,75

8 2009 1.614.636.017,00 17,31

Page 10: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

10

9 2010 1.849.558.133,00 14,55

10 2011 1.788.089.621,00 -3,32

Jumlah 8.414.159.962,00

Rata-rata 841.415.996,00 40

(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)

Dari tabel diatas dapat dilihat

perubahan pendapatan pajak reklame dari

tahun ke tahun. Perubahan terbesar terjadi

pada tahun 2008 yaitu 120,75% dimana

jumlah nominal pendapatan pajak reklame

meningkat dari periode sebelumnya Rp

623.509.447 menjadi 1.376.387.508. Hal ini

disebabkan karena bertambahnya

pemasangan reklame dan perpanjangan izin

reklame. Pada tahun 2011 mengalami

penurunan yaitu -3,32% dimana jumlah

nominal pendapatan pajak reklame menurun

dari periode sebelumnya sebesar Rp

1.849.558.133 menjadi Rp 1.788.089.621.

hal ini disebabkan karena wajib pajak tidak

lagi memperpanjang izin reklame.

Tabel 4

Pertumbuhan Pendapatan Pajak Penerangan Jalan

Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011

No Tahun

Anggaran

Realisasi

(Rp)

Persentasi Pertumbuhan

(%)

1 2002 1.614.257.635,00 -

2 2003 2.124.567.155,00 31,61%

3 2004 2.500.211.948,00 17,68%

4 2005 2.792.938.834,00 11,71%

5 2006 3.156.357.421,00 13,01%

6 2007 3.531.438.797,00 11,88%

7 2008 4.347.314.381,00 23,10%

8 2009 4.802.182.562,00 10,46%

9 2010 6.348.538.318,00 32,20%

10 2011 9.723.311.289,00 53,16%

Jumlah 40.941.118.340,00

Rata-rata 4.094.111.834,00 23%

(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)

Page 11: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

11

Dari tabel diatas dapat dilihat

perubahan pendapatan pajak penerangan

jalan dari tahun ke tahun. Perubahan terbesar

terjadi pada tahun 2011 yaitu 53,16%

dengan jumlah nominal sebelumnya sebesar

Rp 6.348.538.318. menjadi Rp

9.723.311.289. Hal tersebut dikarenakan

semakin tingginya masyarakat pengguna

listrik, dimana ketika mereka membayar

biaya listrik sudah termasuk didalamnya

pajak penerangan jalan.

Tabel 5

Pertumbuhan Penerimaan Pajak Daerah

Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011

No Tahun

Anggaran

Realisasi

(Rp)

Persentasi pertumbuhan

(%)

1 2002 2.924.234.221,00 -

2 2003 3.518.429.648,00 20,32%

3 2004 4.140.303.846,00 17,67%

4 2005 4.653.748.175,00 12,40%

5 2006 5.173.010.214,00 11,16%

6 2007 6.135.283.205,00 18,60%

7 2008 8.572.895.585,00 39,73%

8 2009 9.583.828.253,00 11,79%

9 2010 12.972.424.095,00 35,36%

10 2011 24.985.154.772,00 92,60%

Jumlah 82.659.312.014,00 -

Rata-rata 8.265.931.201,00 28,85%

(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)

Dari tabel diatas dapat dilihat

perubahan penerimaan pajak daerah dari

tahun ke tahun, perubahan terbesar terjadi

pada tahun 2011 yaitu 92,60% dimana

jumlah nominal penerimaan pajak daerah

meningkat dari periode sebelumnya yang

sebesar Rp 12.972.424.095 meningkat

menjadi Rp 24.985.154.772. hal tersebut

dikarenakan adanya penambahan pajak

daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Kota

Tasikmalaya.

Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame

dan Pajak Penerangan Jalan Secara

Parsial dan Simultan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh

pendapatan pajak reklame secara parsial

terhadap penerimaan pajak daerah Kota

Tasikmalaya berdasarkan koefisien

determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu

pendapatan pajak reklame terhadap

Page 12: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

12

penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya.

Dari hasil pengolahan SPSS diketahui

koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan

Pajak Reklame (X1) terhadap Penerimaan

Pajak Daerah (Y) adalah sebesar -0,625

sedangkan diperoleh koefisien determinasi

sebesar 0,391 atau sebesar 39,1%,

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak

parkir, pajak hiburan serta pajak lainnya yg

termasuk kedalam pajak daerah. Untuk

pengujian signifikansi dilakukan dengan uji

t, diperoleh nilai thitung sebesar -2.117,

sedangkan diperoleh nilai ttabel dari tabel t

dengan ketentuan n-k-t atau (10-1-1), jadi

diperoleh nilai ttabel sebesar 2.306. Karena

thitung (-2.117 < 2.306) ttabel, atau dengan

melihat nilai sig sebesar 0,072 > 0,05 maka

Ho diterima, berarti Pendapatan Pajak

Reklame berpengaruh tidak signifikan

terhadap Penerimaan Pajak Daerah.

Dari pengolahan SPSS diketahui

koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan

Pajak Penerangan Jalan (X2) terhadap

Penerimaan Pajak Daerah (Y) adalah sebesar

0,983, dan diperoleh koefisien determinasi

sebesar 0,966 atau sebesar 96,6%. Untuk

pengujian signifikan dilakukan uji t,

diperoleh nilai thitung sebesar 14.105,

sedangkan diperoleh ttabel dari tabel t dengan

ketentuan n-k-1 atau (10-1-1), jadi diperoleh

nilai ttabel sebesar 2.306. Karena thitung (14.105

> 2.306) ttabel , atau dengan melihat nilai sig

sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima,

berarti Pendapatan Pajak penerangan Jalan

secara Parsial berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Pajak daerah. Hasil

tersebut dikarenakan pendapatan pajak

penerangan jalan mempunyai kontribusi

yang besar terhadap Penerimaan Pajak

Daerah.

Kemudian untuk mengetahui

pengaruh pendapatan pajak reklame dan

pajak penerangan jalan secara simultan

terhadap penerimaan pajak daerah kota

tasikmalaya, setelah melakukan penelitian

dan memperoleh data yang diperlukan, maka

dilakukan pengujian hipotesis yang

dilanjutkan. Dalam pengujian hipotesis

dilakukan serangkaian langkah-langkah uji

statistik yaitu analisis regresi berganda,

analisis korelasi, analisis koefisien

determinasi, pengujian hipotesis dan kaidah

keputusan secara simultan. Dengan

pengujian statistik di atas maka dapat

diketahui dari penaksiran derajat korelasi

pendapatan pajak reklame dan pajak

penerangan jalan terhadap penerimaan pajak

daerah Kota Tasikmalaya.

Dari data yang diperoleh dari Dinas

Pendapatan,, pengelolaan keuangan dan

asset daerah Kota Tasikmalaya kemudian

diolah dengan menggunakan program SPSS

Versi 16.0, maka hasil perhitungan yang

dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

a Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui besarnya

pengaruh pendapatan pajak reklame

(X1) dan penerangan jalan (X2)

terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y),

maka digunakan alat analisis regregi

berganda. Diperoleh persamaan regresi:

Y= a+b1 (X1) + b2(X2)

Hasil perhitungan persamaan

regresi ganda dengan menggunakan

SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:

a = -3217492380,524

b1 = -1.569

b2 = 3.127

Maka persamaan regresinya adalah:

Y = -3217492380,524 - 1.569 (X1) +

3.127 (X2)

Dari persamaan regresi tersebut

dikatakan bahwa apabila Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

sama dengan nol (X=0) maka

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya akan negatif (minus)

sebesar -3217492380,524. Adapun

interpretasi dari masing-masing

variabel yaitu sebagai berikut:

Koefisien regresi X1 = -1.569,

jika pendapatan pajak reklame

Kota Tasikmalaya meningkat

sebesar 1% maka Penerimaan

Pajak Daerah Kota Tasikmalaya

akan berkurang sebesar -1.569%

jadi tanda negatif menyatakan

pengaruh negatif dan berkurang

pendapatan pajak reklame akan

mengakibatkan berkurangnya

penerimaan pajak daerah Kota

Tasikmalaya.

Koefisien regresi X2 = 3.127,

jika pendapatan pajak penerangan

jalan Kota Tasikmalaya

meningkat sebesar 1% maka

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya akan meningkat

Page 13: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

13

sebesar 3.127% dari hal tersebut

dapat diketahui bahwa semakin

meningkat pajak penerangan jalan

Kota Tasikmalaya maka

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya yang diraih pun akan

semakin tinggi.

b Analisis Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui besarnya derajat

korelasi antara pendapatan pajak

reklame dan pajak penerangan jalan

dengan penerimaan pajak daerah,

berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan program SPSS 16.0,

diketahui nilai koefisien korelasi ganda

sebesar 0.994. Hal ini menunjukan

bahwa tingkat keeratan hubungan

antara pajak reklame dan pajak

penerangan jalan terhadap penerimaan

pajak daerah adalah sebesar 0.994.

Nilai tersebut berada diantara 0.80-

1.000 yang dapat dilihat pada tabel 3.2

dan angka tersebut menunjukan

terjadinya korelasi sangat kuat.

c Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui berapa pengaruh

pendapatan pajak reklame dan pajak

penerangan jalan secara simultan

terhadap penerimaan pajak daerah,

maka rumus yang digunakan adalah:

Kd = r2 x 100%

Berdasarkan program SPSS 16.0

yang terdapat dalam tabel summary

diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi sebesar 0.988, maka

besarnya pengaruh pendapatan pajak

reklame dan pajak penerangan jalan

terhadap penerimaan pajak daerah Kota

Tasikmalaya adalah sebesar 97,6%.

Dalam hal ini, penerimaan pajak daerah

dipengaruhi oleh pendapatan pajak

reklame dan pajak penerangan jalan

sebesar 97.6%, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 2,4% dipengaruhi oleh faktor

lain yang tidak diteliti oleh penulis,

yaitu seperti: pajak hiburan, pajak

restoran, pajak hotel dan lain

sebagainya yang termasuk ke dalam

pajak daerah.

d Uji Signifikansi

Untuk mengetahui apakah

pendapatan pajak reklame dan pajak

penerangan jalan berpengaruh secara

signifikan terhadap Penerimaan Pajak

Daerah Kota Tasikmalaya atau

sebaliknya, maka rumus yang

digunakan untuk uji signifikansi ini

adalah sebagai berikut:

Fh = 𝑅2 / 𝑘

1− 𝑅2 /(𝑛−𝑘−1)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS

16.0 yang terdapat dalam tabel

ANOVAb pada lampiran, diperoleh nilai

Fhitung sebesar 298.685 kemudian Fhitung

ini dibandingkan dengan Ftabel dengan

ketentuan dk pembilang = 2 dan dk

penyebut =(10-2-1) = 7 dengan taraf

kesalahan 5%, diperoleh nilai Ftabel

sebesar 4.737. Ternyata nilai Fhitung

lebih besar dari Ftabel (298.685 >

4.737). Karena Fhitung > Ftabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

Dengan diterimanya Ha bahwa

pada tingkat keyakinan 95%

Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak

Penerangan Jalan secara simultan

berpengaruh signifikan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya. Hasil tersebut

dikarenakan pendapatan pajak reklame

dan pajak penerangan jalan mempunyai

kontribusi yang sangat besar terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya jika dibandingkan dengan

komponen Pajak Daerah yang lainnya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai Pengaruh Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

Terhadap Penerimaan Pajak DaerahKota

Tasikmalaya Tahun 2002-2011 dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapatan Pajak Reklame di Kota

Tasikmalaya periode 2002 sampai

dengan 2010 pada umumnya

mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun kecuali dari tahun 2010 ke tahun

2011 mengalami penurunan. Terjadi

kenaikan pendapatan pajak reklame

disebabkan karena bertambahnya

pemasangan reklame, dan

perpanjangan izin reklame. Terjadi

penurunan pajak reklame disebabkan

Page 14: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

14

karena wajib pajak tidak

memperpanjang izin pajak reklame.

2. Pendapatan Pajak Penerangan Jalan di

Kota Tasikmalaya periode 2002 sampai

dengan 2011 selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

Terjadi kenaikan pendapatan pajak

penerangan jalan disebabkan karena

semakin tingginya masyarakat

pengguna listrik, dimana ketika mereka

membayar biaya listrik sudah termasuk

didalamnya pajak penerangan jalan.

3. Penerimaan Pajak Daerah di Kota

Tasikmalaya dari tahun 2002 sampai

dengan 2011 selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

4. Pendapatan Pajak Reklame secara

parsial berpengaruh tidak signifikan

terhadap Penerimaan Pajak Daerah

Kota Tasikmalaya. Pendapatan Pajak

Penerangan Jalan secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota

Tasikmalaya. Pendapatan Pajak

Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Pajak Daerah

Kota Tasikmalaya.

SARAN

Berdasarkan simpulan diatas,

penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Proses penetapan target yang

dilakukan sebelumnya, sebaiknya

memperhatikan potensi yang ada

sebenarnya, sehingga petugas yang

terkait akan terpacu untuk melampaui

target yang telah ditetapkan.

2. Bagi Peneliti Lain

Untuk penelitian selanjutnya

penulis menyarankan bagi orang yang

akan meneliti tentang Penerimaan

Pajak Daerah agar bisa meneliti sektor

lain selain pendapatan pajak reklame

dan pendapatan pajak penerangan jalan

agar dapat diketahui hasil dari

komponen lainnya. .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yani. 2008. Hubungan Keuangan

anatara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di

Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang

Solihin. 2001. Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.. Jakarta: PT

gramedia Pustaka Utama.

Devi Kasamira. 2011. Pengaruh Pendapatan

Pajak Reklame Dan Pajak Penerangan

Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.

Helvianti. 2009. Kontribusi Penerimaan

Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan

Terhadap Pendapatan asli Daerah

Kabupaten Rokan Hilir.universitas Sumatera

Utara.

Erly Suandy. 2011. Hukum Pajak.

Yogyakarta: Salemba Empat.

Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005.

Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.

Irwansyah Lubis. 2010. Menggali Potensi

Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan

Pelaksanaan Hukum. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta:

Andi.

Marihot P Siahaan. 2005. Pajak Daerah Dan

retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Muhammad. Nazir. 2003. Metode

Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.

2009. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE-

Yogyakarta: Anggota IKAPI No 008.

Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2011. Pajak

Daerah.

Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar

SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian.

Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung. ALFABETA.

Suharimi Arikunto. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 15: ABSTRACT - blognyaekonomi.files.wordpress.com · Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ... “Pajak adalah iuran rakyat kepada

15

Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004.

Perubahan atas Undang-undang No. 22

Tahun 1999 Tentang Perimbangan Daerah.

Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004.

Perubahan atas Undang-undang No. 25

Tahun 1999 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah.

Undang-undang RI No 34 Tahun 2004.

Perubahan atas Undang-undang RI No. 18

Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang-undang RI No 28 Tahun 2009.

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Yosi Muhammad Nur. 2011. Efektivitas dan

Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta

Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak

Daerah. Universitas siliwangi.

http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/

02/27/pengertian-dan-macam-macam-pajak-

daerah/

http://wijiraharjo.wordpress.com/2007/12/10

/sejarah-perpajakan-indonesia-indonesian-

tax-history/