Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dipublikasikan oleh:
A Hazard andOperability Studies
31 TEKNIK PENILAIAN RISIKO BERBASIS ISO 31010
Studi Potensi Bahaya dan Operabilitas
Penulis:
Dr. Antonius Alijoyo, CERG, QRGPBobby Wijaya, M.M., ERMCP, QRMP
Intan Jacob, M.M., QRMP
RISK IDENTIFICATION
RISK EVALUATION
RISK ANALYSIS:ConsequencesProbabilityLevel of Risk
Seri e-booklet (buku saku daring) Teknik Asesmen Risiko dikembangkan oleh tim
‘knowledge management’ CRMS Indonesia yang didukung oleh tim digital
CyberWhale. Tersedia 31 buku saku bagi praktisi dan profesional bidang
manajemen risiko (daftar selengkapnya ada di bagian belakang buku saku).
PENDAHULUAN
Keseluruhan seri buku saku ditulis berdasarkan dokumen ISO 31010 yang merupakan
standar internasional ‘risk assesment techniques’ yang terdiri dari 31 teknik asesmen risiko
mulai dari identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko. Setiap teknik memiliki
karakteristik masing-masing, sehingga setiap teknik ada yang hanya dapat digunakan
untuk identifikasi risiko, atau analisis risiko saja, atau evaluasi risiko saja. Namun, ada juga
teknik yang memiliki lebih dari satu karakteristik.
ISO 31010 merupakan dokumen pendukung dari dokumen induk ISO 31000 Standar
Internasional Manajemen Risiko.
Buku saku ini juga dapat digunakan sebagai PSB (Pendidikan Sertfikasi Berkelanjutan) bagi
para pemegang sertifikasi kompetensi manajemen risiko yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) MKS (www.lspmks.co.id) yaitu pemegang sertifikasi QRGP
(Qualified Risk Governance Professional), QCRO (Qualified Chief Risk Officer), QRMP
(Qualified Risk Management Professional), QRMA (Qualified Risk Management Analyst),
dan QRMO (Qualified Risk Management Officer).
Cara mengklaim PSB sangat mudah yaitu mengunduh tautan ‘e-learning’ PSB di bagian
akhir buku saku dan kemudian menjawab 5-10 pertanyaan ulasan (review question) yang
disediakan. Anda dapat melakukan pendaftaran e-learning pada link berikut:
www.cyberwhale.co.id/e-psb
Karena sifat buku saku yang adaptif terhadap perubahan, masukan dan usulan para
pembaca dan pengguna buku saku sangat diharapkan, dan mohon dikirimkan melalui
email ke alamat berikut:
Dr. Antonius Alijoyo, ERMCP, CERG, CCSA, CFSA, CGAP, CRMA, CFE, QRGP, QCRO, QRMP
Bobby Wijaya, M.M., ERMCP, QRMP, CEH, CGP, CSA
Intan Jacob, M.M., QRMP
TIM PENULIS
Selamat membaca!
A. TINJAUAN SINGKAT
Pengoperasian suatu sistem atau proses tidak hanya mampu menghasilkan keluaran
produk atau jasa yang diharapkan tetapi juga sangat mungkin berpotensi
menimbulkan masalah dan efek negatif seperti cedera atau kecelakaan kerja,
kerusakan pada properti, bahkan kerusakan pada lingkungan. Efek negatif tersebut
dapat didefinisikan sebagai bahaya (hazard). Bahaya dan masalah pada sistem atau
proses harus dapat diidentifikasi dan dikelola dengan baik sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Bagaimana cara mengelola bahaya dan
permasalahan pada suatu sistem atau proses? Anda dapat menggunakan teknik
Studi Potensi Bahaya dan Operasional (A Hazard and Operability Study - HAZOP).
Teknik HAZOP adalah teknik pemeriksaan terstruktur dan sistematis yang digunakan
untuk menganalisis bahaya dan masalah teknis pengoperasian suatu sistem atau
proses yang sedang dirancang atau yang memerlukan modifikasi. Teknik ini bersifat
kualitatif dan melibatkan penyelidikan mengenai suatu rancangan sistem atau
proses yang mungkin menyimpang dari tujuan perancangan yang telah ditentukan
sebelumnya. Berdasarkan penyelidikan tersebut, akan diperoleh gambaran apakah
penyimpangan atau deviasi yang terjadi dapat mendorong ke arah kejadian yang
tidak diharapkan atau bahaya.
Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai teknik HAZOP, Anda perlu
mengetahui istilah-istilah yang sering digunakan dalam penerapan teknik ini:
• Titik studi (node) adalah titik lokasi dalam sistem atau proses yang memiliki
sumber bahaya dan perlu diselidiki deviasinya.
• Intensi perancangan (design intent) adalah tujuan yang diharapkan dari
perancangan operasionalisasi sistem atau proses. Tujuan perancangan ini
ditetapkan dalam kondisi sistem yang normal atau tidak ada deviasi di node.
• Deviasi (deviation) adalah penyimpangan dari tujuan perancangan yang
ditemukan dalam suatu sistem atau proses, khususnya dalam node.
• Penyebab (cause) adalah hal yang menjadikan timbulnya deviasi.
• Dampak (consequence) adalah hasil dari deviasi yang terjadi.
• Kata panduan (guide words) adalah kata-kata sederhana yang digunakan untuk
mengukur tujuan rancangan sistem atau proses, serta memberikan panduan
dalam proses analisis HAZOP.
• Usaha perlindungan (safeguard) adalah suatu perlengkapan untuk mencegah
penyebab deviasi atau memperkecil dampak deviasi.
• Parameter proses (process parameter) adalah ukuran intensi atau tujuan suatu
sistem atau proses yang dianalisis. Contoh parameter proses yang sering
digunakan dalam teknik HAZOP adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Contoh parameter dalam teknik HAZOPTabel 1. Contoh parameter dalam teknik HAZOP
Aliran (flow)
Tekanan (pressure)
Suhu (temperature)
Pencampuran (mixing)
Pengadukan (stirring)
Pengalihan (transfer)
Tingkat (level)
Kekentalan (viscosity)
Reaksi (reaction)
Komposisi (composition)
Penambahan (addition)
Pemisahan (separation)
Waktu (time)
Fase (phase)
Kecepatan (speed)
Ukuran partikel (particle size)
Pengukuran (measure)
Kendali (control)
pH
Urutan (sequence)
Sinyal (signal)
Mulai/Berhenti (start/stop)
Arus (current)
Operasi (operate)
Pemeliharaan (maintain)
Jasa (service)
Komunikasi (communication)
*Seluruh parameter proses di atas tidak dapat berdiri sendiri. Penggunaan paramater harus diikuti dengan intensi perancangan atau diikuti guide words HAZOP sehingga maksud parameter proses dapat dipahami dengan baik.
Setelah Anda mengenali istilah yang digunakan dalam teknik HAZOP, sekarang
saatnya Anda mengenali penggunaan HAZOP.
B. PENGGUNAAN
Dalam menetapkan ruang lingkup, Anda dapat menggunakan pemahaman yang
Anda peroleh dari keahlian dan pengalaman atau data historis terkait
pengoperasian sistem atau proses yang akan dianalisis. Misalnya, berdasarkan
data historis dalam serangkaian pengoperasian sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Uap, pada area ketel uap (boiler) tercatat jumlah kecelakaan kerja yang signifikan,
lebih dari 50% dari total kecelakaan kerja terjadi di area tersebut. Bersumber dari
data tersebut, Anda dapat menetapkan ruang lingkup analisis berada di area
boiler.
Ketika menetapkan ruang lingkup, hal yang perlu Anda pastikan adalah proses
identifikasinya telah dilakukan secara cermat, menyeluruh dan detail, termasuk
batasan analisis dan asumsi yang akan digunakan dalam analisis telah
terindentifikasi seluruhnya.
Tahap 1. Pendefinisian (Definition)
1. Ruang lingkup yang menjadi objek analisis.
Penerapan teknik HAZOP terdiri dari empat tahap penting antara lain:
Di tahap ini, Anda perlu menetapkan:
Keberadaan tim HAZOP dalam penerapan teknik HAZOP sangatlah penting
karena cara kerja teknik ini merujuk pada prinsip kerja tim bukan perseorangan.
Kerja tim HAZOP menekankan pada interaksi dan kontribusi positif dan aktif dari
seluruh anggotanya. Tim ini akan melaksanakan seluruh analisis yang diperlukan
dengan cara melakukan peninjauan terhadap ruang lingkup analisis.
Peninjauan oleh tim dilakukan melalui serangkaian pertemuan dan diskusi
menggunakan teknik curah pendapat – brainstorming¹. Diskusi menggunakan
teknik curah pendapat ini harus dilakukan sebagai dasar pengembangan
kreativitas dan ide dari setiap anggota tim dengan berpedoman pada guide
words HAZOP.
Dalam menetapkan tim HAZOP, Anda harus memastikan bahwa tim yang disusun
adalah tim multidisiplin. Adapun komposisi tim dapat disusun sebagai berikut:
2. Tim HAZOP dan tanggung jawabnya dalam proses analisis.
Fasilitator HAZOP (HAZOP team leader) adalah orang yang ahli dan
independen atau tidak memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan
operasionalisasi sistem atau proses yang dianalisis. Ketua tim bertanggung
jawab menentukan ruang lingkup analisis, memilih anggota tim HAZOP,
merencanakan dan mempersiapkan pengujian, dan memimpin rapat HAZOP.
Ketua tim harus mampu mendorong diskusi tim menggunakan guide words
dan parameter proses HAZOP, mampu menindaklanjuti agenda-agenda
analisis yang telah direncanakan, dan mampu memastikan kelengkapan
analisis.
a.
1 E-book Brainstorming dapat Anda unduh pada tautan berikut ini: https://lspmks.co.id/e-books/
Sekretaris HAZOP (HAZOP secretary) adalah orang yang mempersiapkan
kertas kerja HAZOP, mencatat hasil diskusi di setiap pertemuan tim HAZOP,
dan mempersiapkan draft laporan HAZOP.
Anggota HAZOP adalah orang yang ahli, berpengalaman, dan memiliki
tanggung jawab terhadap jalannya operasionalisasi sistem atau proses yang
dianalisis. Anggota tim dapat terdiri dari specialist, operator, mekanik,
engineer, ahli kimia, dan beberapa supervisor. Anggota HAZOP berperan
memberi masukan berdasarkan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan
operasional sistem atau proses.
b.
c.
Tahap 2. Persiapan (Preparation)
Di tahap persiapan, Anda perlu membuat perencanaan analisis yang di dalamnya
meliputi aktivitas:
Mengumpulkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar
pemeriksaan. Misalnya, data dan informasi mengenai diagram alir proses,
gambar tata letak sistem, komponen sistem, tujuan perancangan sistem atau
proses, parameter proses yang digunakan pada sistem atau proses, instruksi
pengoperasian sistem, dan lain sebagainya.
Membuat jadwal kegiatan mencakup estimasi waktu pelaksanaan analisis HAZOP
dan rencana jadwal pertemuan tim yang diperlukan selama periode analisis.
Membuat format kertas kerja HAZOP. Kertas kerja ini berfungsi untuk merekam
seluruh hasil analisis yang dilakukan tim dan mendukung analisis risiko kualitatif
yang dihasilkan dari curah pendapat antar-anggota tim.
1.
2.
3.
Menentukan guide words HAZOP yang akan digunakan dalam proses analisis. Di
bawah ini adalah contoh guide words dalam teknik HAZOP.
4.
Tabel 2. Contoh guide words, makna logis dan penggunaannyaTabel 2. Contoh guide words, makna logis dan penggunaannya
No (not, none) Tidak ada tujuan perancanganoperasi yang tercapai
Tidak ada aliran air
More (more of, higher) Peningkatan kuantitatif daritujuan perancangan operasi
Arus listrik terlalu tinggi
Less (less of, lower) Penurunan kuantitatif daritujuan perancangan operasi
Arus listrik terlalu rendah
As well as Peningkatan kualitatif Penetrasi air ke dalamreaktor
Part of Penurunan kualitatif Larutan pentingdihilangkan
Reverse Berlawanan dengan tujuanperancangan operasi
Aliran air mengalirmelawan arus
Other than (other) Substitusi penuh Larutan yang digunakansalah (terganti seluruhnya)
Early Penentuan waktu lebih awal daritujuan perancangan operasi
Penambahan larutanterlalu dini
Late Penentuan waktu lebih lambatdari tujuan perancangan operasi
Penambahan larutanterlambat
Guide words Makna logis Contoh penggunaan
Sumber: dimodifikasi dan diterjemahkan dari Kotek, L., Tabas, M. (2012)
Di tahap persiapan ini, Anda perlu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang telah
dilakukan, disusun dan direncanakan untuk keperluan analisis termasuk
kebutuhan data dan informasi, jadwal dan kertas kerja telah dipahami dan
disepakati oleh seluruh anggota tim. Hal tersebut penting agar seluruh tim
memiliki pemahaman dan konsep analisis yang sama ketika masuk ke dalam
tahap pemeriksaan.
Tahap 3. Pemeriksaan (Examination)
Tahap pemeriksaan merupakan tahap inti dari penerapan teknik HAZOP. Di tahap ini
Anda melakukan identifikasi dan analisis suatu bahaya dan masalah operasionalisasi
sistem atau proses. Prosedur yang dapat Anda lakukan di tahap pemeriksaan ini,
antara lain:
Langkah pemecahan sistem atau proses menjadi bagian yang lebih kecil dapat
membantu Anda mengenali lebih detail setiap komponen yang perlu dianalisis.
Dalam proses memecah sistem menjadi subsistem atau proses menjadi unit
proses, Anda tidak perlu menerapkan suatu aturan baku atau kaidah khusus.
Anda dan tim hanya perlu menggunakan keahlian, pengetahuan dan
pengalaman untuk melakukannya.
1. Lakukan pemecahan sistem atau proses menjadi subsistem atau unit proses.
Setelah Anda memecah sistem ke dalam subsistem, langkah selanjutnya adalah
menentukan node dalam subsistem tersebut. Penentuan node dilakukan melalui
proses pertemuan dan diskusi tim, didukung dengan data dan informasi
mengenai komponen sistem atau dokumen pengoperasian sistem. Misalnya
dalam subsistem panel boiler, Anda dan tim menentukan tiga node antara lain
2. Tentukan node dari setiap subsistem atau unit proses.
kipas penghembus (Force Draft Fan), penampung air (steam drum) dan dapur
pembakaran (furnace). Pada saat menentukan ketiga node tersebut, hal penting
yang harus Anda pastikan adalah setiap node yang dipilih diyakini memiliki
sumber bahaya.
Berdasarkan contoh di atas, logika hubungan dalam penetapan intensi
perancangan dengan parameter proses dapat Anda peroleh berdasarkan data
yang Anda miliki serta masukan dari specialist dalam tim HAZOP.
Intensi yang dimaksud pada langkah ini adalah tujuan dari perancangan yang
melekat pada node dapat dilihat juga berdasarkan fungsi atau cara kerja node
tersebut. Intensi perancangan ini disajikan dalam satuan ukuran tertentu
menggunakan parameter proses. Contoh intensi perancangan pada node adalah
sebagai berikut:
3. Tentukan intensi perancangan dari setiap node
Tabel 3. Contoh intensi perancangan nodeTabel 3. Contoh intensi perancangan node
NodeNo Parameter proses Intensi perancangan
1
2
3
Force Draft Fan
Steam Drum
Furnace
Arus (current)
Ketinggian Air (level)
Suhu (temperature)
150-200 Ampere (A)
65%
600ºC - 75ºC
Sumber: dimodifikasi dari Jamilah, E., Yadi, Y. H., Umyati, A. (2014)
Dalam menentukan deviasi, dasar yang harus Anda gunakan adalah intensi
perancangan node. Deviasi ini dapat Anda ilustrasikan dengan cara
menggabungkan guide words dengan parameter proses. Namun, untuk dapat
4. Tentukan deviasi yang mungkin terjadi di setiap node
menentukannya, sangat diperlukan keahlian dan pengalaman Anda dan tim
terkait sistem atau proses yang dianalisis. Di bawah ini adalah contoh identifikasi
deviasi pada node di subsistem panel boiler.
Pada contoh di atas, berdasarkan data dan pengalaman, Anda mengetahui
bahwa force draft fan hanya mampu bekerja maksimum sampai 200A, jika
melebihi kipas akan mati dan suhu di ruang pembakaran akan menurun. Maka,
Anda dapat menyatakan bahwa deviasi pada force draft fan terjadi jika nilai arus
lebih dari 200A.
Tabel 4. Contoh deviasi pada nodeTabel 4. Contoh deviasi pada node
NodeNo ParameterprosesIntensi
perancanganGuidewords Deviasi
1
3
2
ForceDraft Fan
Furnace
SteamDrum
More
Less
Less
More
Arus (current)
Suhu(temperature)
Ketinggian Air(level)
Ketinggian Air(level)
Arus tinggi (highcurrent)
Suhu terlalu rendah(low temperature)
Ketinggian terlalurendah (low level)
Ketinggian terlalutinggi (high level)
150-200 (A)
600ºC - 75ºC
65%
Sumber: dimodifikasi dari Jamilah, E., Yadi, Y. H., Umyati, A. (2014)
Setelah Anda dapat menentukan deviasi di setiap node, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi hal yang dapat menyebabkan deviasi dan hal negatif
yang diakibatkan jika deviasi terjadi. Misalnya pada kasus boiler berbahan batu
bara, deviasi nilai arus force draft fan melebihi 200A disebabkan oleh pasokan
batu bara sebagai bahan bakar yang berlebihan sehingga mendorong kerja
5. Tentukan penyebab dan dampak dari deviasi yang mungkin terjadi di setiap
node.
motor kipas lebih berat untuk menyalurkan udara ke dalam ruang pembakaran,
dan hal tersebut dapat menaikkan amperemeter pada force draft fan. Sementara
itu, dampak yang ditimbulkan jika arus arus force draft fan melebihi nilai 200A
adalah motor kipas terbakar.
Pada langkah ini, Anda diminta untuk menentukan usaha perlindungan berupa
perlengkapan pencegahan penyebab deviasi atau perlindungan terhadap
dampak. Usaha perlindungan ini harus dapat memberikan sinyal atau informasi
kepada operator tentang deviasi yang terjadi. Usaha perlindungan disebut juga
sebagai sistem pengendalian.
6. Tentukan usaha perlindungan atas deviasi yang mungkin terjadi di setiap node
Analisis risiko dari deviasi dapat Anda lakukan secara kualitatif menggunakan
matriks konsekuensi dan kemungkinan kejadian - consequence/likelihood
matrix². Dalam melakukan analisis, Anda dapat menggunakan kriteria
kemungkinan kejadian dan kriteria konsekuensi seperti contoh di bawah ini.
7. Lakukan analisis risiko dari deviasi yang mungkin terjadi di setiap node
Tabel 5. Contoh kriteria kemungkinan kejadian (likelihood - L)Tabel 5. Contoh kriteria kemungkinan kejadian (likelihood - L)
KriteriaTingkat Deskripsi kemungkinan kejadian
5
4
3
2
1
Hampir pasti
Kemungkinan besar
Mungkin
Kemungkinan kecil
Jarang
Lebih dari satu kali per bulan
Lebih dari satu kali per tahun
Lebih dari satu kali pertiga tahun
Terjadi 1 kali perlima tahun
Kurang dari 1 kali perlima tahun
1 E-book Consequence/Likelihood Matrix dapat Anda unduh pada tautan berikut ini:https://lspmks.co.id/e-books/
Tabel 6. Contoh kriteria konsekuensi (consequence - C)Tabel 6. Contoh kriteria konsekuensi (consequence - C)
KriteriaTingkat Deskripsi kemungkinan kejadian
5
4
3
2
1
Parah
Berat
Sedang
Kecil
Sangat kecil
Mengakibatkan aset rusak seluruhnya
Mengakibatkan aset rusak sebagian dan tidak dapatdiperbaiki
Mengakibatkan aset rusak sebagian namun masihdapat diperbaiki
Mengakibatkan aset rusak ringan
Tidak mengakibatkan kerusakan aset
* Pada contoh di atas deskripsi dibuat berdasarkan kerugian properti atau aset. Anda dapat melakukan pengembangan deskripsi berdasarkan kerugian keuangan, reputasi, hukum dan lain sebagainya.
Keterangan: T = Risiko tinggi S = Risiko sedang R = Risiko rendah
Gambar 1. Contoh consequence/likelihood matrixGambar 1. Contoh consequence/likelihood matrix
Sangat Kecil Kecil Sedang Berat Parah
Tingkatkemungkinan-kejadian
Tingkat konsekuensi
Hampir pasti
Kemungkinan besar
Mungkin
Kemungkinan kecil
Jarang
S(5)
R(4)
R(3)
R(2)
R(1)
S(10)
S(8)
S(6)
R(4)
R(2)
T(15)
S(12)
S(9)
S(6)
R(3)
T(20)
T(16)
T(12)
S(8)
R(4)
T(25)
T(20)
T(15)
T(10)
S(5)
Berdasarkan kriteria kemungkinan kejadian dan kriteria konsekuensi tersebut,
Anda melakukan analisis risiko dari deviasi di setiap node kemudian
memetakannya dalam consequence/likelihood matrix. Lakukan analisis dengan
perhitungan sederhana sebagai berikut:
Risiko = Tingkat kemungkinan kejadian x Tingkat konsekuensi
Misalnya Anda melakukan analisis risiko dari deviasi force draft fan, menurut data
historis, deviasi tersebut memiliki kategori kemungkinan kejadian di tingkat 2 -
mungkin terjadi satu kali perlima tahun dan kategori konsekuensi tingkat 4 - jika
deviasi terjadi maka akan mengakibatkan sebagian besar aset rusak dan tidak
dapat diperbaiki. Menurut hasil analisis tersebut, tingkat risiko dari deviasi pada
force draft fan dihitung (2) x (4) = 8. Di dalam consequence/likelihood matrix,
angka delapan berada dalam peringkat risiko sedang (S).
Tabel 7. Contoh analisis risiko dari deviasi pada nodeTabel 7. Contoh analisis risiko dari deviasi pada node
Node Deviasi PenyebabNo Dampak L C Peringkat risiko
1 ForceDraftFan
Arus melebihi200A
Pasokan bahanbakar (batubara) berlebihan
Motorkipasterbakar
2 4 Sedang
Langkah terakhir dari tahap pemeriksaan adalah pemberian rekomendasi
tindakan tertentu untuk mencegah terjadinya deviasi. Rekomendasi diberikan
untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab dan untuk menghilangkan
dampak deviasi. Tentunya kedua rekomendasi tindakan tersebut sering kali tidak
dapat terakomodasi secara seimbang akan tetapi yang perlu Anda
rekomendasikan terlebih dahulu adalah tindakan yang dapat menyingkirkan
penyebab deviasi.
8. Tentukan rekomendasi tindakan
Sumber: dimodifikasi dari Jamilah, E., Yadi, Y. H., Umyati, A. (2014)
Tahap 4. Pendokumentasian (documentation)
Pendokumentasian teknik HAZOP mencakup seluruh analisis yang dilakukan di
tahap pemeriksaan. Pendokumentasian disajikan dalam satu kertas kerja HAZOP
yang telah disepakati di tahap persiapan. Contoh kertas kerja HAZOP adalah
sebagai berikut.
Tabel 8. Contoh Kertas Kerja HAZOPTabel 8. Contoh Kertas Kerja HAZOP
Nama Perusahaan
Ruang Lingkup
Node
Intensi Perancangan
PT. CW Maju Bersama
Area Ketel Uap (Boiler)
Force Draft Fan
150-200 Ampere (A)
Fungsi Guidewords
Parameter Deviasi Penyebab Dampak UsahaPerlindungan
L C TingkatRisiko
RekomendasiTindakan
Menyalurkanudara ke dalamruang bakar
More Arus (current) Arus melebihi200A
Pasokan bahanbakar (batubara) berlebih
Motor kipasterbakar
Sensor padacoal feeder
2 4 Sedang Pemasangan safetyalarm danpenerapan prosedurchecklist parameterarus
Sumber: dimodifikasi dari Jamilah, E., Yadi, Y. H., Umyati, A. (2014)
Keluaran teknik HAZOP adalah kertas kerja HAZOP seperti pada tabel 8 di atas.
C. KELUARAN
• Memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi karena analisis sangat detail
• Memerlukan prosedur yang komprehensif untuk mendukung perekaman dan
pendokumentasian hasil analisis
• Proses diskusi selama analisis cenderung terlalu spesifik dan detail terhadap sistem
atau proses, kurang menggunakan asumsi atau isu-isu yang lebih luas
• Proses analisis sangat bergantung pada keahlian perancang sehingga objektivitas
dalam mencari bahaya dan masalah dalam perancangan sulit diperoleh
• Tidak ada penilaian efektivitas usaha perlindungan atau pengendalian yang ada
atau yang diusulkan
Keterbatasan meliputi:
D. KEKUATAN DAN KETERBATASAN
• Sangat membantu untuk menganalisis bahaya yang tidak dapat dikuantifikasi
• Analisis bahaya dan masalah operasionalisasi sistem atau proses dilakukan secara
sistematis, detail, dan menyeluruh
• Menghasilkan tindakan preventif atau pencegahan terjadinya peristiwa risiko dan
tindakan pengendalian konsekuensi terjadinya peristiwa risiko
• Dapat diterapkan untuk berbagai sistem, proses dan prosedur
• Menghasilkan perekaman dan pendokumentasian tertulis yang dapat digunakan
untuk uji kelayakan
Kekuatan meliputi:
Identifikasi bahaya dan masalah pada aktivitas operasionalisasi sistem atau proses
dapat Anda lakukan dengan cara menerapkan teknik yang sistematis, terstuktur dan
andal yaitu teknik Studi Potensi Bahaya dan Operasional (A Hazard and Operability
Study - HAZOP). Teknik HAZOP diterapkan melalui empat tahap yaitu tahap
pendefinisian, tahap persiapan, tahap pemeriksaan, dan tahap pendokumentasian.
Di dalam keempat tahap tersebut, Anda akan melakukan aktivitas menentukan
ruang lingkup analisis, menentukan tim HAZOP, mengumpulkan data dan informasi
untuk kebutuhan analisis, membuat kertas kerja HAZOP, menyusun jadwal kerja tim
serta melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan. Sesuai dengan fungsi HAZOP,
seluruh aktivitas tersebut dilakukan untuk mengenali berbagai bahaya dan masalah
kemampuan operasional yang diakibatkan adanya deviasi dari intensi perancangan
sistem. Lebih daripada itu, hal yang perlu Anda ingat, teknik HAZOP adalah teknik
yang komprehensif dan sangat cocok dipakai untuk mengidentifikasi, menganalisis,
dan mengevaluasi risiko di berbagai sistem, proses dan prosedur.
E. SIMPULAN
Kotek, U. A., Tabas, M. (2012). HAZOP study with quaitative risk analysis for
prioritization of corrective and preventive actions. 20th International
Congress of Chemical and Process Engineering CHISA (2012), Procedia
Engineering 42, 808-815
Jamilah, E., Yadi, Y. H., Umyati, A. (2014). Identifikasi potensi bahaya dengan
metode Hazard and operability study (HAZOP) di area boiler PT XYZ. Jurnal
Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 1, 1-6
Referensi:
Konsekuensi
ALAT BANTU DAN TEKNIK IDENTIFIKASIRISIKO
ANALISIS RISIKO
Probabilitas TingkatRisiko
EVALUASIRISIKO
PROSES PENILIAN RISIKO
Curah pendapat
Wawancara terstrukturatau semi-terstruktur
Delphi
Daftar periksa
Analisis pendahuluanpotensi bahaya
Studi potensi bahayadan operabilitas (HAZOP)
Analisis potensi bahayadan titik kendali kritis (HACCP)
Penilaian risiko lingkungan
Struktur “apa-jika” (SWIFT)
Analisis skenario
Analisis dampak bisnis
Analisis akar penyebab
Analisis modus kegagalandan dampak
Analisis pohon kesalahan
Analisis pohon kejadian
Analisis sebab dan konsekuensi
Analisis sebab dan akibat
Analisis lapisan proteksi (LOPA)
Pohon keputusan
Analisi keandalan manusia
Analisis dasi kupu-kupu
Pemeliharaan yang terpusatpada keandalan
Analisis rangkaian selinap
Analisis Markov
Simulasi Monte carlo
Statistik Bayesian dan jaring Bayes
Kurva
Indeks risiko
Matriks Konsekuensi/probabilitas
Analisis biaya/manfaat
Analisis keputusan multikriteria (MCDA)
SA*
SA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
A
NA
SA
A
A
A
SA
A
NA
SA
NA
SA
A
A
NA
NA
A
A
SA
A
A
NA*
NA
NA
NA
NA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
NA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
A
SA
NA
SA
NA
SA
SA
SA
SA
SA
SA
NA
NA
NA
NA
NA
A*
NA
SA
SA
SA
A
SA
SA
SA
A
SA
NA
A
SA
SA
SA
SA
NA
NA
NA
NA
SA
SA
SA
A
A
NA
NA
NA
NA
NA
A
NA
SA
SA
A
A
SA
SA
A
A
A
NA
A
A
SA
SA
SA
NA
NA
NA
NA
A
A
SA
A
SA
NA
NA
NA
NA
NA
A
SA
SA
SA
A
A
SA
SA
A
NA
A
NA
NA
A
A
A
SA
NA
NA
SA
SA
SA
SA
A
A
A
TABEL 31 TEKNIK PENILAIAN RISIKO BERBASIS ISO 31010
SA
A
NA
: Strongly Aplicable: Aplicable
: Not Aplicable
Dibuat untuk PSB:
LSP MKSJl. Batununggal Jelita V No. 15Bandung, Indonesia
P: (+62-22) 8730 4033M: (+62) 812 2054 0542E: [email protected]
Disusun oleh:
CRMS IndonesiaJl. Batununggal Indah IV No. 97Bandung, Indonesia
P: (+62-22) 8730 1035M: (+62) 81 2222 00 775F: (+62-22) 7513 219E: [email protected]
Didukung oleh:
CyberWhaleJl. Batununggal Jelita V No. 15Bandung, Indonesia
P: (+62-22) 8730 4033M: (+62) 812 2451 5052E: [email protected]