Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENENTUAN HARGA JUAL KERBAU BELANG BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI PASAR HEWAN BOLU KECAMATAN TALLUNGLIPU
KABUPATEN TORAJA UTARA
NATALIA ATY YULIUSI 311 07 030
FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2012
i
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu diantara plasma nutfah hewani yang perlu dipertahankan
eksistensinya adalah kerbau Belang (Bubalus bubalis) sejenis kerbau lumpur
dengan wama kulit Belang hitam dan putih. Habitat asli kerbau ini di Tana Toraja
Propinsi Sulawesi Selatan sehingga kerbau ini sering juga disebut kerbau Tana
Toraja (Said dan Tappa, 2008).
Ternak kerbau merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani
dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sebab
ternak kerbau selain mudah untuk dipelihara juga sanggup untu memanfaatkn
rumput berkualitas rendah dan menghasilkana berat karkas yang memadai. Ternak
kerbau adalah hewan ruminansia yang bernilai ekonomis tinggi, dimana kerbau
mudah beradpatsi dengan lingkungan geografis keras,, memiliki kemampuan
tinggi di dalam mencerna serat kasar dibanding ternak ruminansia lainnya.
Memelihara kerbau dapat memperbaiki kehidupan dan meningkatkan tingkat gizi
para petani dan keluarganya.
Kerbau belang (Tedong Bonga) merupakan salah satu fauna khas
Indonesia yang dipercaya masyarakat hanya dapat hidup dan berkembang biak di
daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Hewan ini memiliki fungsi sosial budaya
yang sangat penting bagi masyarakat Toraja. Kerbau belang jantan selalu
digunakan sebagai hewan persembahan pada setiap upacara adat, terutama pada
saat upacara kematian.
1
Sebagai bagian dari budaya asli Indonesia, kerbau belang (Bubalus
bubalis) merupakan hewan yang sangat penting dalam kehidupan sosial
masyarakat Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Toraja Utara merupakan salah satu
daerah yang menjadikan kerbau sebagai hewan kurban dalam acara-acara ritual
dan sekaligus menjadikan masyarakat sebagai tingkat ukuran status social
seseorang dalam pelaksanaan suatu upacara adat pemakaman. Kerbau bagi
masyarakat Toraja Utara memegang peranan yang sangat penting, dimana sumber
kontribusinya meliputi nilai ekonomi yang berupa pendapatan sedangkan untuk
kepentingan upacara pemakaman merupakan suatu lambang status social bagi
mereka yang berbela sungkawa.
Dalam upacara adat Toraja seperti Rambu Solo’ (pemakaman) kerbau
memegang peranan sebagai piranti utama. Kerbau digunakan sebagai alat
pertukaran sosial dalam upacara tersebut. Jumlah kerbau yang dikorbankan
menjadi salah satu tolok ukur kekayaan atau kesuksesan anggota keluarga yang
sedang menggelar acara. Kebanggaan akan hal tersebut terlihat dari jumlah tanduk
kerbau yang dipasang pada bagian depan Tongkonan (rumah tradisional Toraja)
keluarga penyelenggara upacara Rambu Solo’. Jumlah kerbau yang
dipersembahkan bisa mencapai ratusan ekor dan menghabiskan dana hingga
miliaran rupiah. Keadaan tersebut menyebabkan harga seekor kerbau belang
jantan yang akan digunakan sebagai persembahan mencapai ratusan juta rupiah,
bergantung pada pola atau tipe belangnya, ukuran/bobot badan serta tipe
tanduknya.
2
Walaupun secara umum kerbau mempunyai nilai sosial tinggi, namun
orang Toraja mempunyai cara menilai kerbau mereka. Tinggi rendahnya nilai
kerbau tergantung pada mutu kerbau menurut penilaian yang berlaku umum, dan
nampaknya sudah dipakai turun temurun sejak jaman nenek moyang. Penilaian ini
juga berlaku bagi para pedagang kerbau saat ini dalam menentukan harga. Secara
umum, orang Toraja menilai kerbau dari tanduk, warna kulit dan bulu, dan postur,
serta tanda-tanda di badan. Mutu kerbau dapat dilihat dalam cara orang Toraja
sendiri menilai kerbau belang berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Salah
satu bukti demikian pentingnya kerbau dalam kebudayaan orang Toraja adalah
dengan adanya sejumlah kategori dari berbagai macam jenis kerbau. Sedangkan
menurut Kotler dan Amstrong (1995), yang menyatakan bahwa teori dalam
menentukan harga jual suatu produk berdasarkan pada biaya yang dikeluarkan,
ketersediaan pasokan/suplai persedian, kemampuan pesaing dan harga pesaing.
Akan tetapi para pelaku di pasar hewan Bolu Kabupaten toraja tidak
menggunakan teori tersebut dalam nentukan harga jua.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“Penetapan Harga Jual Kerbau Belang (Tedong Bonga) berdasarkan karakteristik
di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara”.
3
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Manakah dari ketiga
karakteristik kerbau belang (tanduk, warna, dan letak pusaran bulu) yang paling
dominan menurut para pelaku pemasaran dalam penentuan harga jual?”.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui karakteristik (tanduk, warna dan letak pusaran
bulu)yang paling dominan menurut para pelaku pemasaran dalam penentuan harga
jual kerbau belang di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten
Toraja Utara.
I.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai kegunaan antara lain :
a. Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu teori harga terhadap penetapan
harga ternak.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pedagang dan pelaku bisnis kerbau belang
dalam mengambil kebijakan terhadap penentuan harga jual dalam pemasaran
kerbau belang.
c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
II.1 Karateristik Kerbau Belang
Salah satu ternak besar yang bernilai ekonomis yaitu Kerbau (Bubalus
Bubalis). Kerbau adalah binatang yang cukup banyak diperjualbelikan di Toraja
karena seringnya diadakan pesta orang mati. Ada jenis kerbau yang sangat unik
dan hanya terdapat di Toraja yaitu kerbau belang. Orang Toraja menyebutnya
Tedong Bonga. Tedong Bonga ini hanya terdapat di Toraja Utara dan tidak
terdapat di belahan manapun di dunia ini. Walapun hal belum bisa dibuktikan
secara ilmiah namun hingga sekarang memang belum pernah ada orang yang
melihat Tedong Bonga selain di Toraja. Tedong Bonga ini juga harganya jauh
lebih mahal dari kerbau biasa (Budi, 2008).
Pengaruh kerbau yang berlangsung turun-temurun demikian dalam
sehingga alam pikiran orang Toraja begitu didominasi oleh kerbau. Langgengnya
tradisi kedekatan dengan kerbau ini ditopang oleh mitos seputar asal usul kerbau
yang demikian berpengaruh terhadap benak pemikiran dan sikap orang Toraja
tentang kerbau. Kerbau dapat dikatakan bagian dari kehidupan sehari-hari
masyarakat. Walaupun secara umum kerbau mempunyai nilai sosial tinggi, namun
orang Toraja mempunyai cara menilai kerbau mereka. Tinggi rendahnya nilai
kerbau tergantung pada mutu kerbau menurut penilaian yang berlaku umum, dan
nampaknya sudah dipakai turun temurun sejak jaman nenek moyang. Penilaian ini
juga berlaku bagi para pedagang kerbau saat ini dalam menentukan harga. Secara
umum, orang Toraja menilai kerbau dari tanduk, warna kulit dan bulu, dan postur,
5
serta tanda-tanda di badan. Mutu kerbau dapat dilihat dalam cara orang Toraja
sendiri mengelompokkan kerbau berdasar jenis yang mereka kenal. Salah satu
bukti demikian pentingnya kerbau dalam kebudayaan orang Toraja adalah dengan
adanya sejumlah kategori dari berbagai macam jenis kerbau.
a. Berdasarkan tanduk
► Ukuran tanduk
Tanduk kerbau menentukan nilainya. Namun, peran tanduk bagi kerbau
jantan lebih penting dibandingkan pada kerbau betina. Biasanya ukuran dan
bentuk tanduk kerbau betina tidak terlalu diperhitungkan. Tidaklah demikian
dengan kerbau jantan. tanduk kerbau menjadi alat dekoratif yang bermakna dalam
masyarakat. Di rumah-rumah tongkonan tanduk kerbau disusun di depan rumah,
sebagai simbol status seseorang atau tongkonan. Nilai satu kerbau muda
ditentukan oleh panjang tanduknya. Semakin panjang maka semakin berharga.
Harga otomatis akan turun bila terdapat cacat pada tanduknya, atau bentuknya
tidak proporsional dengan badan kerbau. Ukuran ini dipakai dalam transaksi yang
memakai kerbau. Umumnya, kerbau dipakai sebagai alat pembayaran dalam
transaksi jual beli tanah sawah atau kebun, gadai dan dalam pesta kematian.
Sebagai alat ukur tanduk, orang Toraja memakai ukuran anggota badan,( tangan)
yaitu :
1. Sang lampa taruno, artinya ukurannya sama dengan panjang ruas ujung
jari tengah orang dewasa.
2. Duang lampa taruno, artinya ukurannya sama dengan panjang dua ruas jari
tengah orang dewasa.
6
3. Sang rakka’, artinya ukurannya sama dengan panjang satu jari tengah
orang dewasa.
4. Limbong pala’, artinya ukurannya sama dengan panjang setengah telapak
tangan orang dewasa.
5. Sangkumabe’ artinya ukurannya sama dengan panjang telapak tangan
orang dewasa.
6. Sang lengo, artinya ukurannya sama dengan panjang ujung jari hingga
pergelangan tangan orang dewasa.
7. Sang pala’, artinya ukurannya sama dengan panjang pergelangan tangan
ditambah empat jari.
8. Sang busukan ponto, artinya ukurannya sama dengan panjang pergelangan
tangan ditambah setengah lengan tangan orang dewasa.
9. Alla’ tarin, artinya ukurannya sama dengan panjang hingga di atas siku
10. Inanna, artinya ukurannya melewati siku.
► Bentuk tanduk
Selain ukurannya, bentuk tanduk juga mempunyai arti penting dalam
memberi nilai pada kerbau. Orang Toraja membedakan bentuk tanduk sebagai
berikut:
1. Tanduk tarangga yaitu tanduk yang keluar dan membentuk setengah
lingkaran. Jenis ini sangat umum di Toraja. Untuk kerbau jantan, jenis ini
sangat kuat dalam adu kerbau.
7
2. Tanduk pampang yaitu tanduk yang keluar melebar dan cenderung
panjang. Tanduk jenis ini biasanya terbentuk dari kerbau balian. Kerbau
yang buah pelernya sengaja dilepas untuk memperindah tanduk.
3. Tanduk sikki’ yaitu tanduk yang arahnya hampir sama dengan tarangga
namun cenderung merapat bahkan ujungnya nyaris bertemu
4. Tanduk sokko yaitu tanduk yang arahnya turun ke bawah dan hampir
bertemu di bawah leher. Dengan warna tertentu nilainya menjadi sangat
mahal.
5. Tekken Langi’ yakni tanduk yang mengarah secara berlawanan arah, satu
ke bawah dan satu ke atas.
Panyangan dalam Bulan (2000) menambahkan, bahwa kriteria tingkat
mahalnya ternak kerbau di Tana Toraja antara lain dilihat dari tanduk kerbau.
Harga kerbau menjadi lebih mahal jika tanduk kerbau memiliki model yang bagus
dan seimbang dengan kepala, pusaran bulu terletak di atas hidung dan pundak
serta ekor kerbau yaitu harus melewati lututnya.
Selain bentuk dan ukuran tanduk, kesempurnaan seekor kerbau ditentukan
oleh warnanya. Warna juga menentukan nilai kerbau. Secara garis besar
masyarakat Toraja mengenal kerbau belang (Tedong Bonga), mempunyai 8 jenis
variasi dari segi kombinasi warna dan tanda-tandanya, antara lain (Bo’do, 2009) :
a. Bonga saleko atau bonga doti, adalah jenis kerbau belang yang yang
kombinasi hitam dan putih hampir seimbang dan ditandai dengan taburan
bintik-bintik di sekujur tubuhnya. Harga Bonga saleko bisa mencapai 350
juta.
8
b. Bonga sanga’daran adalah jenis kerbau belang yang dibagian mulutnya
didominasi warna hitam.
c. Bonga randan dali’ adalah jenis kerbau belang yang alis matanya
berwarna hitam.t
d. Bonga takinan gayang, adalah jenis kerbau belang yang di punggungnya
ada warna hitam menyerupai parang panjang.
e. Bonga ulu, adalah jenis kerbau belang yang warna putih hanya di
kepalanya, sedang bagian leher dan badan berwarna hitam.
f. Bonga lotong boko’, adalah jenis kerbau belang yang terdapat warna hitam
di punggung.
g. Bonga bulan, adalah jenis kerbau belang yang seluruh nadannya berwarna
putih. Jenis ini lebih murah harganya yaitu 20 juta.
h. Bonga sori, adalah jenis kerbau belang yang warna putih hanya di kepala
bagian mata. Jenis ini harganya jauh lebih murah lagi.
Menurut Batosamma (1985 dalam Bulan 2009), menyatakan bahwa pusar
rambut yang normal terdapat dibagian hidung, pundak, dan pinggul. Pusar rambut
yang terdapat dibagian tengah leher sebelah atas tidak disenangi, karena dipercaya
bahwa jika dipotong atau hilang, maka orang yang memiliki kerbau tersebut akan
cepat meninggal. Pusar rambut yang letaknya dibagian scapula jika kerbau
tersebut pergi atau hilang maka tidak akan kembali dan pusar yang terletak
dibagian perut mengakibatkan kerbau tidak panjang umur.
Hasil penelitian Bulan (2009), menyatakan bahwa ternak kerbau yang
memiliki karakteristik tertentu, seperti kondisi fisik yang tegap, tanduk yang
9
panjang dan melengkung, pusaran rambut yang berada pada lokasi tertentu, warna
bulu yang bagus, ekor yang panjang tentunya akan memiliki harga yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan ternak kerbau yang fisiknya kurus, tanduk yang
pendek, dan tidak melengkung ke atas, pusaran rambut yang kurang jelas dan
berada dibagian yang tidak di inginkan oleh masyarakat serta ekor yang pendek.
II.2 Penentuan Harga Jual
II.2.1 Pengertian Harga Jual
Harga suatu produk merupakan salah satu penentu atas besarnya
permintaan pasar. Harga suatu produk mempengaruhi posisi persaingan di pasar
penjualan, sehingga mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu, harga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Seperti diketahui bahwa harga adalah nilai suatu produk yang diukur dengan uang
(in money-term), dimana berdasarkan nilai tersebut, penjual atau produsen
bersedia melepaskan barang/jasa yang dimilikinya kepada pihak lain dengan
memperoleh keuntungan tertentu. Kebijakan harga menjadi penting karena harga
sering dijadikan dasar untuk melakukan tindakan, baik oleh pembeli maupun oleh
penjual. Hal ini mudah dimengerti, karena transaksi terjadi pada saat kesepakatan
harga antara penjual dan pembeli diadakan (Prawirosentono, 1999).
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari badan beserta
pelayanannya. Dengan kata lain harga merupaskan sejumlah uang untuk
memperoleh suatu produk dengan cara melakukan pertukaran dan sudah termasuk
pelayanan yang diberikan penjual kepada pembeli (Swastha, 1997).
10
Harga merupakan komponen penting dalam pemasaran. Sebuah
perusahaan akan selalu mencari informasi harga produk di perusahaan saingan
untuk menentukan harga produk yang dihasilkan. Sayangnya, peternak ayam
umumnya tidak dapat menentukan kebijaksanaan harga sebagaimana perusahaan
modern. Yang terjadi, justru harga sering kali ditentukan oleh para pedagang
pengumpul, sementara harga sarana produksi ditentukan oleh perusahaan sarana
produksi, bukan peternak (Suharno, 1997).
Nitisemito (1994), menambahkan bahwa harga adalah nilai suatu barang
atau jasa yang ditukar dengan sejumlah uang, dimana berdasarkana nilai tersebut
seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya
pada orang lain. Jadi dalam hal ini harga menjadi alat ukur yang dinyatakan dalam
uang untuk mendapatkan suatu barang dan pemiliknya baru bersedia melepaskan
barangnya apabila mendapatkan imbalan berupa sejumlah uang sesuai
kesepakatan.
Harga jual ditetapkan oleh pembeli dan penjual dalam suatu proses tawar
menawar penjual akan meminta harga jual yang lebih tinggi dari yang diharapkan
diterimanya, sedangkan pembeli akan menawarkan lebih rendah dari yang
diharapkan akan dibayarnya. Dengan tawar menawar mereka akan sampai pada
suatu kesepakatan tentang harga (Kotler, 1994).
11
II.2.2 Tujuan Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler (1994), menyatakan bahwa ada enam tujuan usaha yang
utama memungkinkan perusahaan melalui penetapan harga yaitu : bertahan hidup,
memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pendapatan jangka panjang,
pertumbuhan penjualan maksimum, penyaring pasar secara maksimal, dan unggul
dalam mutu produk.
Dalam hubungannya dengan harga jual banyak perusahaan yang
mengadakan pendekatan dan menjadikan tujuan perusahaan sebagai tolak ukur
dalam menetapkan harga jual, serta mempertimbangkan faktor-faktor yang
pengaruhnya sangat kuat terhaadap keberadaan suatu produk di pasar. Menurut
Kotler (1994), menyatakan bahwa ada enam tujuan usaha yang utama
memungkinkan perusahaan melalui penetapan harga yaitu bertahan hidup,
memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pendapatan jangka penjang,
pertumbuhan penjualan maksimum, penyaring pasar secara maksimal, dan unggul
dalam mutu produk.
Perusahaan memutuskan bahwa bertahan hidup akan dijadikan sebagai
tujuan utamanya, bila menghadapi kapasits yang tinggi, persaingan yang gencar
atau perubahan keinginan konsumen. Agar perusahaan bisa terus berprodukso
serta persedian terus berputar, maka perusahaan harus memegang harga jual yang
rendah dengan harapan bahwa pasar akan peka terhadap harga. Dalam hal ini
mampu bertahan hidup dianggap memiliki arti yang lebih besar daripada jumlah
keuntungan. Akan tetapi, bertahan hidup hanyalah jangka pendek. Dalam jangka
12
panjang perusahaan harus mencari agar produksinya mendapat nilai lebih di pasar
atau bangkit ke permukaan.
Kebanyakan perusahaan menentukan tingkat harga yang akan
menghasilkan keutungan setinggti mungkin. Mereka mempertimbangan bahwa
permintaan dan biaya ada hubungannya dengan tingkat harga, dan kemudian
memutuskan satu harga tertentu yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan
maksimal, arus kas sebanyak mungkin. Dalam banyak hal perusahaan lebih
menekankan prestasi keuntungan jangka pendeknya daripada jangka panjang.
Beberapa perusahaan ingin menentukan tingkat harga yang nantinya dapat
memaksimumkan pendapatan dari penjualan. Kalau fungsi biaya sulit
diperkirakan karena adanya biaya-biaya gabungan dan biaya tidak langsung, maka
tujuan memaksimumkan pendapatan dalama jangka panjang pada gilirannya akan
memaksimumkan laba dan pertumbuhan pangsa pasar.
Menurut Bo’do’ (2009), menyatakan bahwa variasi dari segi kombinasi
warna dan tanda-tandanya Bonga saleko atau bonga doti yang merupakan jenis
kerbau belang yang kombinasi hitam dan putih hampir seimbang dan ditandai
dengan taburan bintik-bintik di sekujur tubuhnya. Harga Bonga saleko bisa
mencapai 350 juta. Bonga bulan merupakan jenis kerbau belang yangseluruh
badannya berwarna putih. Jenis ini lebih murah harganya yaitu 20 juta rupiah.
13
II.2.3 Faktor-faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Penetapan harga
Jual
Keputusan-keputusan yang diambil perusahaan mengenai harga
dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern perusahaan. Amstrong dan
Kotler (1994 dalam Astuti 2009), menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan harga jual adalah terdiri dari faktor intern
perusahan yaitu sasaran perusahaan, strategi maketing mix, biaya dan
pertimbangan organisasional sedangkan faktor ekstern perusahaan perusahaan
seperti sifat pasar, permintaan, persaingan, serta faktor-faktor keuntungan
lainnya.
► Faktor-faktor intern itu antara lain yaitu :
a. Sasaran pemasaran, sebelum penetapan harga, perusahaan harus
menetapkan strateginya untuk produk yang bersangkutan. Kalau
perusahaan ini telah memilih pasar sasarannya dan penetapan posisi
pasarnya dengan cermat, maka strategi ramuan pemasaran, termasuk harga
akan cukup lancar. Semakin jelas perusahaan menetapkan sasarannya,
akan semakin mudahlah ia menetapkan harga produk-produknya.Contoh
sasaran-sasarannya yang umum adalah bertahan hidup, memaksimalkan
market share, dan kepemimpinan mutu produk.
b. Strategi Marketing Mix, harga hanya merupakan salah satu sasaran
ramuan pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya. Keputusan mengenai harga harus dikoordinasikan dengan
keputusan mengenai desain produk, distribusi dan promosi untuk
14
membangun sebuah program pemasaran konsisten serta efektof. Dalam
menetapkan harga, pemasar harus mempertimbangkan marketing mis
sebagai keseluruhannya. Jkika produk itu diposisikan atas dasar faktor-
faktor bukan harga, maka keputusan mengenai mutu, promosi dan
distribusi akan sangat mempengaruhi harga. Kalau harga merupakan
sebuah faktor dalam penentuan posisi, maka harga akan mempengaruhi
keputusan-keputusan mengenai unsur-unsur marketing mix lainnya.
c. Biaya, biaya merupakan lantainya harga (harga terendah) yang dapat
ditetapkan perusahaan untuk produk-produknya. Perusahaan tentu ingin
menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya memproduksi,
mendistribusikan dan menjual produk tersebut, termasuk satu tingkat laba
yang wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapi. Biaya satu
perusahaan mungkinmerupakan suatu unsur penting dalam strategi
penetapan harga produknya.
d. Pertimbangan Organisasional, menajemen harus menetaokan siapa di
dalam organisasi yang bersangkutan, yang bertanggung jawab atas
penetapan harga. Dalam industri dimana penetapan harga merupakan
harga yang bertugas untuk menetapkan harga yang tepat. Bagian ini
memberikan laporan kepada bagian pemasaran atau menajemen puncak.
► Sedangkan faktor ekstern itu antara lain :
a. Pasar dan permintaan, kalau biaya menentukan atas harga rendah maka
pasar dan permintaan merupakan plafonnya (harga tertinggi). Baik
konsumen maupun pembeli industrial membandingkan harga suatu produk
15
atau jasa dengan manfaat memilikinya. Oleh karena sebelum menetapkan
harga pemasar harus memahami hubungan antara harga dan permintaan
terhadap produk atau jasa tersebut.
b. Biaya, harga dan tawaran pesaing, faktor ekstern lain yang mempengaruhi
keputusan perusahaan dalam menetapkan harga dalah biaya dan harga
produk para pesaing dan kemungkinan reaksi mereka atas langkah
penetapan harga yang diambil. Perusahaan.
c. Kondisi ekonomi, kondisi ekonomi dapat mempunyai suatu dampak yang
luar biasa terhadap keefiktifan strategi penetapan harga. Faktor ekonomi
seperti inflasi, resesi serta tingkat bunga mempengaruhi keputusan
mengenai penetapan harga. Pemasar perlu mengetahui harga dan
menjamin bahwa kebijakan mereka dalam penetapan harga tidak
melanggar undang-undang.
16
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
III.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari 2012, bertempat di Pasar
Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Lokasi tersebut dipilih karena pasar ini merupakan tempat transaksi terbesar yang
salah satu komoditinya kerbau belang di Toraja Utara.
III.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif yang
bersifat deskriptif yaitu suatu jenis penelitian bertujuan mengambarkan
karakteristik mana yang dominan dalam penetapan harga jual kerbau belang di
Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara.
III.3 Populasi
Populasi adalah pelaku yang terlibat dalam penetapan harga jual kerbau
belang di Pasar Hewan Bolu. Populasi target yaitu penjual adalah orang yang
menjual kerbau belang di pasar tersebut, pedagang adalah orang yang mencari
kerbau belang di luar daerah dan membawa ke pasar untuk di serahkan kepada
penjual, dan pembeli adalah orang yang bermaksud untuk membeli ternak kerbau
belang dan mengetahui harga kerbau belang berdasarkan karakteristiknya.
17
III.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
secara langsung terhadap lokasi penelitian yaitu di Pasar Hewan Bolu
Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara.
b. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui interview
dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada pedagang kerbau belang di
Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara.
III.5 Jenis dan Sember Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif melalui
skoring yang meliputi karakteristik kerbau belang (tanduk, warna, dan letak
pusaran bulu).
Adapun sumber data yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan
pedagang kerbau belang berupa karakteristik yang terdiri dari tanduk, warna
dan letak pusaran bulu serta kisaran harga yang ditetapkan.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-insatansi terkait, Biro
Pusat Statistik, pemerintah setempat dan lain-lain yang telah tersedia berupa
keadaan umum lokasi yang meliputi gambaran lokasi, sejarah singkat, dll.
18
III.6 Analisis Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah data karakteristik
dengan penentuan harga jual kerbau belang menggunakan analisis deskriptif, yaitu
suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada (Ardhana, 2008). Adapun fenomena yang akan digambarkan
yaitu karakteristik yang terdiri dari tanduk, warna, dan letak pusaran bulu serta
kisaran harga yang ditetapkan. Dengan bantuan skala liker yaitu:
Skor 5 = Sangat Dominan/ Sangat Baik
Skor 4 = Dominan/Baik
Skor 3 = Cukup Dominan/ Cukup Baik
Skor 2 = Kurang Dominan/ Kurang baik
Skor 1 = Tidak Dominan/ Tidak Baik
III.7 Konsep Operasional
Untuk memberikan penjelasan dalam penelitian maka dibawah ini akan
dijelaskan rumusan konsep operasional, variabel yang dimaksud adalah :
a. Karakteristik adalah ciri-ciri yang tampak pada kerbau belang yang menjadi
dasar pertimbangan dalam penetapan harga jual seperti tanduk, warna dan
letak pusaran bulu.
b. Penilaian tanduk adalah penetapan harga jual oleh para pelaku pemasaran
dengan mempertimbangkan ukuran dan bentuk tanduk kerbau belang (skala
pengukuran ordinal).
19
c. Penilaian warna adalah penetapan harga jual oleh para pelaku pemasaran
dengan mempertimbangkan sebaran warna putih dan hitam kerbau belang
(skala pengukuran ordinal).
d. Penilaian letak pusaran bulu adalah penetapan harga jual oleh para pelaku
pemasaran dengan mempertimbangkan letak pusaran bulu (skala pengukuran
ordinal).
e. Harga jual adalah kisaran harga yang ditetapkan oleh para pelaku pemasaran
kerbau belang (Rp/ ekor).
20
BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV.1 Sejarah Singkat Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara
Pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu pasar
yang memiliki ciri khas tersendiri di kabupaten Toraja Utara. Pasar hewan bolu
juga dikenal pasar hewan rantepao. Pasar ini sejak zaman dahulu terus mengalami
perkembangan seiring dengan meningkatnya kegiatan pemasaran dan
perdagangan ternak.
Pasar ini, khususnya memperdagangkan atau memasarkan hewan ternak
sehingga di kenal dengan nama pasar hewan bolu. Aktifitas pemasaran hewan
ternak kerbau ini berlangsung selama lima kali dalam sebutan. Adapun beberapa
jenis ternak atau hewan yang di pasarkan yaitu antara lain ternak kerbau lokal dan
ternak kerbau asal daerah lain, serta ternak babi.
Saat ini keberadaan pasar hewan bukan hanya sebagai salah satu sumber
pandapatan asli daerah yang bersumber dari pemungutan retribusi pasar, akan
tetapi juga sebagai objek wisata bagi wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Hal ini tidak terlepas dari keunikan-keunikan yang terjadi dalam
pemasaran ternak atau hewan yang sangat berbeda dengan pemasaran ternak atau
hewan di daerah-daerah atau wilayah lain.
Ternak kerbau merupakan salah satu ternak yang dominan di pasarkan di
pasar hewan Bolu disebabkan karena ternak kerbau merupakan salah satu ternak
yang memiliki arti ekonomis dan nilai sosial yang cukup tinggi karena dugunakan
21
pada berbagai kegiatan budaya mauppun ritual keagamaan masyarakat Tana
Toraja.
IV. 2 Letak dan Luas
Pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara terletak di wilayah kecamatan
Tallunglipu Kabupaten toraja Utara. Pasar hewan iini memiliki letak yang sangat
strategis bag masyarakat karena sarana dan prasarana untuk mencapai wilayah
atau lokasi tersebut sangat mendukung, seperti sarana transportasi angkutan
umum maupun prasarana jalan yang cukup baik. Adapun luas pasar hewan Bolu
yaitu kurang lebih 500 m2.
Adapun letak geografis pasar hewan Balu Kabupaten Toraja Utara yang
menjadi lokassi penelitian yaitu :
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tallunglipu
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Buntu Tallunglipu
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rantepaku
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tagali
IV. 3 Ketersediaan Sarana
Beberapa sarana yang terdapat di Pasar Hewan Bolu yaitu antara lain :
a. Sarana Transportasi
Sarana transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam upaya memperlancar mobilitas atau pergerakan dari satu
wilayah kewilayah lainnya. Sarana transportasi yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat adalah kendaraan. Sarana kendaraana ini berguna dalam
22
pengangkutan massal, barang maupun objek lainya salah satunya ternak kerbau.
Sarana transportasi di pasar hewan Balu cukup tersedia, baik untuk manusia
maupun pengangkutan hewan ternak yang akan diperdagangkan.
b. Sarana Parkir
Selain sarana transportasi berupa kendaraan roda dua maupun kendaraan
roda empat yang terdapat di pasar Hewan Bolu, sarana yang sangan dibutuhkan
juga yaitu sarana parkir. Di pasar hewan Bolu, sarana parkir sangant membantu
para pedagang maupun konsumen untuk memarkirkan kendaraan yang mereka
gunakan. Meskipun terlihat bahwa sarana parkir yang terdapat di pasar hewan
Bolusangat sederhana, akan tetapi keberadaannya sangat dirasakan bermanfaat
bagi pelaku-pelaku di pasar hewan Bolu tersebut.
IV. 4 Aktifitas Perdagangan Ternak Kerbau
Seperti halnya dengan aktifitas sosial budaya masyarakat Toraja Utara
yang sangat unik, aktifitas pemasaran ternak kerbau di pasar hewan Bolu
kabupaten Toraja Utara juga memiliki keunikan tersendiri. Proses jual beli ternak
yang sangat mengandalkan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka
terlihat dalam perdagangan ternak kerbau tersebut. Seperti masyarakat yang masih
banyak menggunakan sarung dalam melakukan proses tawar menawar yang
menarik dan lain sebagainya.
Aktivitas perdagangan ternak kerbau dan ternak-ternak lainya di pasar
hewan Bolu Kabupaten Tiraja Utara berlangsung setidaknya 5 atau 4 kali dalam
sebulan. Aktifitas jual beli atau transaksi bali kerbau di pasar ini mulai pada jam
06.00 sampai selesai.
23
Aktifitas perdagangan ternak kerbau maupun ternak lainya seperti ternak
babi, ayam dan lain sebagainya yang sangat unik tersebut menjadi salah satu daya
tarik wisatawan baik mancanegaramaupun wisatwan domestik. Hal ini menjadi
salah satu sumber pedapatan asli daerah Kaupaten Toraja Utara.
24
BAB VKEADAAN UMUM RESPONDEN
V.1 Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap responden
yang bekerja sebagai penjual, pedagang dan Pembeli ternak kerbau belang di
Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi
Selatan maka responden dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi umur dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan UmurNo Tingkatan Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)1 23-30 2 7,412 31-38 8 29,633 39-46 10 37,044 47-55 7 25,93
Jumlah 27 100Sumber: Data Primer yang telah diolah 2012.
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa persentase tingkat umur yang tertinggi
dari responden yang bekerja sebagai penjual, pedagang dan Pembeli ternak kerbau
belang di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara,
Sulawesi Selatan adalah klasifikasi responden yang berumur 39-46 tahun dengan
jumlah 10 orang dengan persentase 37,04 % dan yang terendah adalah klasifikasi
responden yang berumur 23-30 tahun dengan jumlah 2 orang, dengan persentase
7,41 %. Hal ini disebabkan klasifikasi umur 39-46 yang bekarja sebagai sebagai
penjual, pedagang dan Pembeli ternak kerbau belang di Pasar Hewan Bolu
Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan produktif
melakukan pekerjaannya.
25
V. 2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pola
pikir serta keputusan yang di ambil oleh masyarakat untuk mengetahui betapa
pentingnya pendidikan dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Untuk melihat sejauh mana tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para
responden di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara,
dapat dilihat pengklasifikasiannya berdasarkan tingkat pendidikan formal yang
telah ditempuh oleh para responden pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat PendidikanNo. Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase(%)1 Tidak sekolah 2 7,412 SD 1 3,703 SMP 4 14,814 SMA 19 70,375 S1 1 3,70
Jumlah 27 100Sumber : Data Primer yang telah diolah 2012.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki
tingkat pendidikan SMA sederajat dengan jumlah 19 orang dengan persentase
70,37 % dan yang terendah responden yang memiliki tingkat pendidikan SD dan
S1 masing-masing 1 orang saja dengan persentase 3,70 %. Hal ini disebabkan
karena para responden masih tidak memperhatikan tingkat pendidikan mereka dan
pekerjaan yang ditekuni tidak memerlukan persyaratan khusus tentang
pendidikan.
26
BAB VIHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. 1 Karateristik Kerbau Belang
Tinggi rendahnya nilai kerbau tergantung pada mutu kerbau menurut
penilaian yang berlaku umum, dan nampaknya sudah dipakai turun temurun sejak
jaman nenek moyang. Penilaian ini juga berlaku bagi para pedagang kerbau saat
ini dalam menentukan harga. Secara umum, orang Toraja menilai kerbau dari
tanduk, warna kulit dan bulu, dan postur, serta tanda-tanda di badan.
Dalam penelitian ini tentang penentuan harga jual berdasarkan
karakteristik ternak yaitu bentuk dan ukuran tanduk, warna, dan letak pusaran
bulu. Maka kita dapat melihat ditentukannya harga jual oleh penjual, pedagang
dan Pembeli sebabagai berikut yaitu Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Penilaian Para Pelaku Terhadap Karakteristik Ternak Kerbau Belang Dalam Penentuan Harga Jual
No PelakuKarakteristik
Tanduk Warna Letak Pusaran Bulu1 Penjual 30,00 25,00 52,782 Pedagang 36,67 45,83 13,893 Pembeli 33,33 29,17 33,33
Jumlah 100,00 100,00 100,00Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012.
Hasil perhitungan 27 responden yang terdiri dari 9 Pedagang, 9 Penjual
dan 9 Pembeli. Pada Tabel dapat kita lihat bahwa dalam menentukan harga jual
ternak penjual pada karakteristik Tanduk, penilaian persentase tertinggi terdapat
pada Pedagang sebesar 36,67% dalam memilih karakteristik tanduk untuk
penentuan hargajual ternak kerbau belang. Pada karakteristik Warna Bulu
27
Pedagangl mempunyai persentase tertinggi yaitu sebesar 45,83% dalam memilih
karakteristik warna untuk penetapan harga jual ternak kerbau belang. Sedangkan
pada karakteristik Letak Pusaran Bulu penjual memiliki nilai tertinggi sebesar
52,78% dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang pada pasar Bolu
kecamatan Tallunglipu, kabupaten Toraja Utara. Sehingga dapat di simpulkan
bahwa dalam penentuan harga jual ternak kerbau belang di Pasar Hewan Bolu
Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara di pengaruhi oleh tiga pelaku dan
ketiga karakteristik Tanduk, Warna Bulu dan Letak Pusaran Bulu.
Harga jual ternak kerbau tinggi itulah harapan yang dingikan oleh para
pedagang dan penjual ternak, harga jual tersebut di pengaruhi oleh karakteristik
yang dimiliki oleh ternak tersebut dan yang memberikan sebuah penilainya pada
sebuah ternak di Pasar Hewan Bolu bukan hanya penjual dan pedagang tatapi juga
ada Pembeli. Berbeda dengan hubungannya dengan harga jual banyak perusahaan
yang mengadakan pendekatan dan menjadikan tujuan perusahaan sebagai tolak
ukur dalam menetapkan harga jual, serta mempertimbangkan faktor-faktor yang
pengaruhnya sangat kuat terhaadap keberadaan suatu produk di pasar. Menurut
Kotler (1994), menyatakan bahwa ada enam tujuan usaha yang utama
memungkinkan perusahaan melalui penetapan harga yaitu bertahan hidup,
memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pendapatan jangka penjang,
pertumbuhan penjualan maksimum, penyaring pasar secara maksimal, dan unggul
dalam mutu produk.
28
VI. 2 Penjual
Penentuan harga jual suatu ternak juga dipengaruhi oleh para pelaku pasar
yang salah satunya adalah penjual. Penjual adalah orang yang menjual kerbau
belang di Pasar Hewan Bolu. Penjual melakukan aktivitasnya berupa menjual
ternak kerbau baik ternak mereka sendiri atau ternak yang besal dari dari peternak
atau pedagang ternak kerbau di luar pasar. Dalam menentukan harga jual ternak
juga memperhatikan karakteristik dari ternak tersebut dapat kita lihat pada Tabel
4.
Tabel 4. Penilaian Penjual Terhadapa Karakteristik Ternak Kerbau Belang Dalam Penetuan Harga Jual
No. UraianKarakteristik
Tanduk (%) Warna (%) Letak Pusaran Bulu (%)1 Sangat Baik 12,5 12,5 37,52 Baik 10 10 103 Cukup Baik 0 7,5 04 Kurang Baik 0 0 05 Tidak Baik 0 0 0
Total 22,5 30 47,5Sumber : Data Primer yang telah diolah. 2012.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa dalam penentuan harga jual ternak kerbau
belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara pada pelaku penjual nilai
tertinggi yaitu sebesar 47,5 pada karakteristik Letak Pusaran Bulu ini dapat di
simpulkan bahwa hampir dari stengah respoden yang bertindak sebagai penjual
memilih karakteristik letak pusaran bulu sebagai faktor yang paling utama dalam
penentuan harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja
Utara. Dalam memilih para penjual selaku responden yang memilih kondisi
karakteristik tanduk Baik yaitu sebesar 22,5%. Pada karakteristik warna bulu
29
penjual yang menilai kondisi warna bulu Baik sebesar 22,5%, penjual yang
menilai kondisi kerakteristik warna bulu Cukup Baik sebesar 7,5%.Sedangkan
pada karakteristik letak pusaran bulu responden yang betindak sebagai penjual
yang menilai kondisi letak pusaran bulu baik sebesar 47,5%.
Dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa penjual memilihn faktor yang paling
sering digunakan dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang di pasar
Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, sehingga semakin
indah atau semakin proporsional tanduk maka harga ternak kerbau belang bpula
akan semakin mahal hal ini didukung oleh Susanti (2000) menambahkan, bahwa
kriteria tingkat mahalnya ternak kerbau di Tana Toraja antara lain dilihat dari
tanduk kerbau. Harga kerbau menjadi lebih mahal jika tanduk kerbau memiliki
model yang bagus dan seimbang dengan kepala, pusaran bulu terletak di atas
hidung dan pundak serta ekor kerbau yaitu harus melewati lututnya.
30
VI. 3 Pedagang
Harga jual ternak selain dari penjual dapat pula ditentukan oleh pedagang.
Padagang adalah pedagang adalah orang yang mencari kerbau belang di luar
daerah dan membawa ke pasar untuk di serahkan kepada penjual, tetapi ada juga
sebagaian pedagang yang berlaku sebagai pedagang sekaligus penjual tergantung
pada kerbau belang yang dibawanya ke dalam pasar laku terjual apa tidak.
Pedagang pada umumnya adalah orang yang berasal dari luar Toraja akan tetapi
ada pula sebagian kecil dari mereka adalah orang Toraja. Para pedagang ternak
kerbau belang juga dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang juga sangat
memperhatikan karakteristik dari ternak tersbut dapat terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Penilaian Pedagang Terhadap Karakteristik Ternak Kerbau Belang dalam Penetuan Harga Jual
No. UraianKarakteristik
Tanduk (%) Warna (%) Letak Pusaran Bulu (%)1 Sangat Baik 13,16 39,47 13,162 Baik 10,53 10,53 0,003 Cukup Baik 0,00 7,89 0,004 Kurang Baik 5,26 0,00 0,005 Tidak Baik 0,00 0,00 0,00
Total 28,95 57,89 13,16Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012.
Pada Tabel 5 terlihat bahwa dari jumlah responden yang bertindak sebagai
pedagang dengan nilai tertinggi sebesar 57,89 % memilih Warna Bulu dan nilai
terendah sebesar 13,16% pedagang memilih Tanduk. Dapat diartikan bahwa para
pedagang memilih warna bulu sebagai karakteristik utama dalam menentukan
harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara.
31
Dalam memilih para pedagang selaku responden yang memilih kondisi
karakteristik tanduk Baik yaitu sebesar 23,69%, sedangkan pedagang yang
menilai kondisi kerakteristik warna bulu Tidak Baik sebesar 5,26%. Pada
karakteristik warna bulu pedagang yang menilai kondisi warna bulu Baik sebesar
50%, pedagang yang menilai kondisi kerakteristik warna bulu Cukup Baik sebesar
7,89%. Sedangkan pada karakteristik letak pusaran bulu responden yang betindak
sebagai pedagang yang menilai kondisi letak pusaran bulu baik sebesar 13,6%.
Sehingga dapat kita simpulkan berdasarkan Tabel 5 bahwa pedagang
menjadikan Karakteristik Warna bulu sebagai karakteristik yang paling sering
digunakan dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan
bolu kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara sehinga semakin indah atau
semakin bagusnya warna bulu dari ternak kerbau belang maka harga ternak
tersebut semakin tinggi hal ini di dukung oleh Bo’do (2009) Warna juga
menentukan nilai kerbau. Secara garis besar masyarakat Toraja mengenal kerbau
belang (Tedong Bonga), mempunyai 8 jenis variasi dari segi kombinasi warna dan
tanda-tandanya.
32
VI.4 Pembeli
Pembelii adalah orang yang sudah ahli atau mengetahui kisaran harga
ternak kerbau berdasarkan karakteristikny, dan biasa juga di sebut perantara antara
penjual/pedagang dan pembeli. Pembeli biasanya menggunakan keahliannya
untuk menakar kerbau belang untuk di pakai di pesta orang mati. Ada sebagian
Pembeli yang ketika dia mau mencari kerbau atas perintah pembeli, biasanya dia
sudah melakukan kesepakatan dengan penjual/pedagang sehingga mendapatkan
untung dari penjual/pedagang maupun pembeli. Dan ada pula Pembeli yang
sebelum mencari kerbau belang di pasar terlebih dahulu di beri upah oleh pembeli.
Tabel 6. Penilaian Pedagang Terhadap Karakteristik Ternak Kerbau Belang dalam Penetuan Harga Jual
No. UraianKarakteristik
Tanduk (%) Warna (%) Letak Pusaran Bulu (%)1 Sangat Baik 13,89 27,78 27,782 Baik 0,00 11,11 0,003 Cukup Baik 8,33 0,00 0,004 Kurang Baik 5,56 0,00 5,565 Tidak Baik 0,00 0,00 0,00
Total 27,78 38,89 33,33Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012.
Terlihat pada Tabel 6, bahwa nilai tertinggi yaitu sebesar 38,89 %
responden memilih karakteristik warna bulu Nilai terendah pada karakteristik
Tanduk dengan nilai 27,78%. Ini dapat diartikan bahwa para Pembeli menjadikan
karakteristik warna bulu sebagai faktor yang utama dalam menentukan harga jual
dari ternak kerbau tersebut. Warna merupakan salah satu karakteristik yang
33
menjadi pertimbangan bagi Pembeli dalam memilih ternak kerbau di pasar hewan
bolu kabupaten toraja utara.
Dalam memilih para Pembeli selaku responden yang memilih kondisi
karakteristik tanduk Baik yaitu sebesar13,89%, Pembeli yang menilai kondisi
karakteristik Tanduk Cukup Baik yaitu sebesar 8,33%, Pembeli yang menilai
karakteristik Tanduk Tidak baik yaitu sebesar 5,56% . Pada karakteristik warna
bulu Pembeli yang menilai kondisi warna bulu Baik sebesar 38,89%. Sedangkan
pada karakteristik letak pusaran bulu responden yang betindak sebagai penjual
yang menilai kondisi letak pusaran bulu baik sebesar 27,78% dan yang memilih
kondisi letak pusaran bulu tidak baik yaitu sebesar 5,56%.
Dapat kita artikan bahwa para Pembeli pada umumnya menilai
karakteristik tanduk, warna dan letak pusaran bulu akan tetapi yang mempunyai
peran yang cukup besar yaitu warna dan Tanduk. Hal ini di dukung oleh Hasil
penelitian Bulan (2009), menyatakan bahwa ternak kerbau yang memiliki
karakteristik tertentu, seperti kondisi fisik yang tegap, tanduk yang panjang dan
melengkung, pusaran rambut yang berada pada lokasi tertentu, warna bulu yang
bagus, ekor yang panjang tentunya akan memiliki harga yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ternak kerbau yang fisiknya kurus, tanduk yang pendek, dan
tidak melengkung ke atas, pusaran rambut yang kurang jelas dan berada dibagian
yang tidak di inginkan oleh masyarakat serta ekor yang pendek.
34
8 14,4 20,8 27,24 33,6 40
30
VI.5 Karakteristik Tanduk
Tanduk merupakan salah satu karakteristik dalam menentukan harga jual
ternak kerbau belang semakin panjang ukuran tanduk dan semakin proporsional
bentuk tanduk tersebut maka harga ternak tersebut semakin tinggi. Untuk itu kita
dapat melihat penilaian para pelaku pasar dalam menentukan harga ternak kerbau
belang pada tabel 7.
Tabel 7. Penilaian Berdasarkan Karakteristik Tanduk
No. UraianPelaku Frekuensi ( Orang )
Bobot Persentase (%)Penjual Pedagang Pembeli
1 Sangat Baik 5 5 5 15 50,002 Baik 4 4 8 26,673 Cukup Baik 3 3 0,004 Kurang Baik 2 2 4 13,335 Tidak Baik 0 0,00
Total 30 100,00 Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012.
TD KD CD D SD
Gambar 1 : Skala Penilaian Responden Yang Memilih Karakteristik TandukDalam Menentukan Harga Jual Ternak Kerbau Belang Di Pasar Hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara.
Keterangan :
SD : Sangat DominanD : DominanCD : CukupKD : KurangTD : Tidak
35
Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa Sebagian besar pelaku yaitu penjual,
pedagang dan Pembeli menilai karakteristik tanduk Sangat Baik sebesar 15 tetapi
ada pula yang menganggap kondisi karakteristik Tanduk Kurang Baik dengan
bobot 4 dan pada kondisi ini jika dilihat dari bobot total yaitu sebesar 30 berada
pada rentang kelas yang Dominan sehingga dapat diartikan dalam penentuan
harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara
masih menjadi bahan pertimbangan yang sering digunakan dalam penentuah harga
jual ternak kerbau belang. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanti (2000)
menyatakan, bahwa kriteria tingkat mahalnya ternak kerbau di Tana Toraja antara
lain dilihat dari tanduk kerbau. Harga kerbau menjadi lebih mahal jika tanduk
kerbau memiliki model yang bagus dan seimbang dengan kepala, pusaran bulu
terletak di atas hidung dan pundak serta ekor kerbau yaitu harus melewati
lututnya.
36
11 19,8 28,6 37,4 46,2 55
48
VI.6 Warna Bulu
Warna bulu pada ternak kerbau belang menentukan dalam jenis dari ternak
tersebut dan masyarakat tanah toraja mempunyai nilai tertentu terhadap niali suatu
ternak kerbau belang berdasarkan warnanya. Untuk melihat bagaimana penilaian
para pelaku yaitu panjual, pedagang, dan Pembeli terhadap Warna Bulu dapat kita
lihat pada tabel 9.
Tabel 9. Penilaian Berdasarkan Karakteristik Warna Bulu
No. UraianPelaku Frekuensi ( Orang )
Bobot Persentase (%)
Penjual PedagangPembel
i1 Sangat Baik 5 15 10 30 62,502 Baik 4 4 4 12 25,003 Cukup Baik 3 3 6 0,004 Kurang Baik 0 0,005 Tidak Baik 0 0,00
Total 48 100,00Sumber : Data Primer yang telah diolah 2012.
TD KD CD D SD
Gambar 2 : Skala penilaian responden yang memilih Warna bulu dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara.
Keterangan :
SD : Sangat DominanD : DominanCD : Cukup
37
KD : KurangTD : Tidak
Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa Sebagian besar pelaku menilai
keadaan Warna bulu ternak kerbau belang di Pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja
Utara Sangat Baik dan bobot yang di peroleh sebesar 30. Jika dilihat dari tingkat
Nilai total bobot pada karakteristik ini adalah 48 yang diartikan bahwa para
pelaku merasa dalam penentuan hargajual ternak kerbau belang warna bulu
merupakan faktor yang Sangat Dominan terhadap penentuah harga jual ternak
kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara. Hal ini di dukung
oleh Bo’do, (2009) Warna juga menentukan nilai kerbau. Secara garis besar
masyarakat Toraja mengenal kerbau belang (Tedong Bonga), mempunyai jenis
variasi dari segi kombinasi warna dan tanda-tandanya.
38
8 14,4 20,8 27,24 33,6 40
VI.7 Letak Pusaran Bulu
Letak pusaran bulu merupakan salah satu indikator atau karakteristik
dalam menentukan harga jual suatu ternak kerbau belang maupun kerbau pada
umumnya sehingga untuk melihat bagaimana penilaian para pelaku yaitu panjual,
pedagang, dan Pembeli terhadap Letak pusaran bulu dapat kita lihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Penilaian berdasarkan karakteristik Letak Pusaran Bulu
No. Uraian
Pelaku Frekuensi ( Orang )
BobotPersentase
(%)Penjua
lPedagan
gPembel
i1 Sangat Baik 15 5 10 30 83,332 Baik 4 4 11,113 Cukup Baik 0 0,004 Kurang Baik 2 2 5,565 Tidak Baik 0 0,00
Total 36 100,00Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2012
TD KD CD D SD
Gambar 3 : Skala penilaian responden yang memilih Letak Pusaran Bulu dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara.Keterangan :
SD : Sangat DoinanD : DominanCD : Cukup
39
36
KD : KurangTD : Tidak
Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa Sebagian besar pelaku menilai Letak
Pusaran Bulu terletak Sangat Baik dengan niali bobot sebesar 30. Jika dilihat
dari tingkat Nilai total bobot pada karakteristik ini sebesar 36 yang berada pada
rentang kelas bahwa para pelaku dalam penentuan harga jual ternak kerbau belang
merasa Sangat Dominan dalam menentukan harga jual ternak kerbau belang
dengan menggunakan karakteristik Letak pusaran bulu sehingga untuk penentuah
harga jual ternak kerbau belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara
sering digunakan. Akan tetapi ini juga disebabkan oleh sedikitnya responden yang
menggunakan letak pusaran bulu dalam penentuan harga jual ternak kerbau
belang di pasar hewan Bolu Kabupaten Toraja Utara.
Di pasar hewan Bolu terjadi persetujuan mengenai harga jual baik antara
penjual dan pedang maupun antara penjual dan Pembeli dalam penentuan harga
jual ternak tersebut sudah pasti dipengaruhi oleh karakteristik dari ternak tersebut
sehingga jika ternak tersebut memiliki warna, tanduk dan letak pusaran bulu yang
naik salah satunya jenis ternak kerbau belang Bonga Saleko dapat dihagai
minimal 251 juta rupiah. Semua karakarakteristik pada umumnya bepengaruh
dalam menentukan harga penjualan dan para pelaku dalam menentukan hargajual
juga memperhatikan kondisi fisik dari ternak. Lain halnya dalam menentukan
Harga jual ditetapkan oleh pembeli dan penjual dalam suatu proses tawar
menawar penjual akan meminta harga jual yang lebih tinggi dari yang diharapkan
diterimanya, sedangkan pembeli akan menawarkan lebih rendah dari yang
40
diharapkan akan dibayarnya. Dengan tawar menawar mereka akan sampai pada
suatu kesepakatan tentang harga (Kotler, 1994).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Penetapan Harga Jual Kerbau Belang (Tedong Bonga) Di Pasar Hewan
Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara dari ketiga karakteristik
kerbau belang (tanduk, warna, dan letak pusaran bulu) yang paling dominan
menurut para pelaku dalam penentuan harga jual yaitu penjual memilih
karakteristik Letak Pusaran Bulu dengan persentase 47,7%, Pedagang memilih
karakteristik Warna Bulu dengan persentase 57,89% dan Pembeli memilih
karakteristik Warna Bulu dengan Persentase 38,89%.
Saran
Disarankan kepada para pelaku dalam menentukan harga jual sebainya
juga mempertimbangkan juga faktor-faktor produksi dari tenak Kerbau Belang
41
tersebut, Dan sebaiknya para pelaku pasar sudah mengetahui secara pasti berapa
harga jual dari ternak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyati, A. Fauziah, 2010. Pengembangan Pembibitan Kerbau Dalam Upaya Memenuhi Ketersediaan Daging Dalam Negeri. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:OZJ6GY7f8-MJ:isjd.Pdii .lipi.go.id/admin/jurnal/430760669.pdf+jurnal*penentuan*harga*jual&hl=id&gl=i, Diakses, 14 November 2011.
Amstrong, K, P. 1992. Manajemen Pemasaran. Erlengga, Jakarta.
Ardhana. 2008. Penelitian Deskriptif. http://ardhana12.wordpress.com/2008 /02/27/penelitian-deskriptif/, Diakses, 14 November 2011
Astuti, S. Pengaruh Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Ayam Potong/Broiler (Studi Kasus) Pada Pedagang Pengumpul Di Kelurahan Barabaraya Timur Kecamatan Karuwisi, Makassar.
Bandex. 2011. Kerbau Di Mata Orang Toraja. http://www.bangdex.com/2011/04/ kerbau-dimata-masyarakat-toraja.html. Diakses, tanggal 21 Oktober 2011.
Batosamma, T. J. 1985. Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan Untuk Pelestarian Sumber daya Kerbau Belang Di Tana Toraja. Disertasi IPB Bogor.
Bo’do’, S. 2009. Kerbau Dalam Tradisi Orang Toraja. Pusat Kajian Indonesia Timur, Universitas Hasanuddin.
42
Budi. 2008. Tedong Bonga, Kerbau Belang Hanya Di Toraja. http://bingkai-bingkai.blogspot.com/2008/02/tedong-bonga-kerbau-belang-hanya-di.html. Diakses, tanggal 14 Oktober 2011.
Bulan, E., Susanti. 2009. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Ternak Kerbau Asal Daerah Lain di Pasar hewan Rantepao Kabupaten Tana Toraja. Universitas Hasanuddin.
Dahlan, R.A. 2000. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Harga Jual Ternak Kerbau Asal Daerah Lain yang Diperdagangkan Di Pasar Hewan Rantepao. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Huitema, H. 1985. Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi Dan Kemampuan Daerah Indonesia. Gramedia, Jakarta.
Kotler, P. 1994. Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi Keenam. Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 1996. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Prehalindo, Jakarta.
Murti, W.T, dan Ciptadi, G. 1988. Kerbau Perah dan Kerbau Kerja Tata Pengetahuan Dasar Pasca Panen. Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Nitisemito, A. S. 1994. Marketing. Ghalia, Jakarta.
Prawirosentono, 1999. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Riduan., Sunarto. 2007. Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Said, Perkembangan Kerbau Belang (“Tedong Bonga”) Di Puslit Bioteknologilipi Cibin0ng,Jawa Barat Dengan Teknologi Reproduksi.
Subaniah. 2004. Peluang Karakteristik Kerbau Untuk dipilh (Dipelihara) Oleh Peternak Di Kecamatan Rindingallo Kabupaten Toraja. Universitas Hasanuddin.
Suharno, B. 1997. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Alfabet, Bandung.
Sunarto,H.,Riki, S. 2008. Kerbau belang Tana Toraja. http://docs.google.com/. viewer. Diakses, tanggal 14 Oktober 2011.
43
Swastha, B. I. 1991. Manajemen Pemasaran Modern. LPKN, Yogyakarta.
Swastha, B.I. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Liberty, Yogyakarta.
Zulkarnaen, A. Gamarius, B., Ati , B. 2010. Ciri dan karakteristik kerbau. http://bereati.blogspot.com/. Diakses, 14 November 2011.
44
KUISIONER PENELITIAN
“ Hubungan Antara Karakteristik Dengan Penentuan Harga Jual Kerbau Belang di Pasar Hewan Bolu Kecamatan Tallunglipu Kabupaten
Toraja Utara “
Oleh : Natalia Aty YuliusNo. Responden :
A. Identitas RespondenNama : Umur :Agama :Jenis Kelamin :Pendidikan Terakhir :Lama Berdagang :
B. Jenis Kerbau Belang yang Dijual :C. Tanggapan Responden1. Selama ini, berapa kisaran harga yang anda tetapkan dalam menjual kerbau
belang ?Jawab :a. < 50 jutab. 51 juta sampai 100 jutac. 101 juta sampai 150 jutad. 151 juta sampai 200 jutae. 201 juta sampai 250 jutaf. > 250 jutaAlasan : .................................................................................................................
2. Menurut anda, diantara karakteristik kerbau belang mana yang paling dominan dalam menentukan harga jual ?Jawab :a. Tandukb. Warnac. Letak pusaran buluAlasan : .................................................................................................................
► TANDUK3. Bagaimana ukuran tanduk yang menurut anda paling dominan dalam
penentuan harga jual kerbau belang?Jawab :a. Sangat Baikb. Baikc. Cukup Baik
45
d. Kurang Baike. Tidak BaikAlasan : .................................................................................................................
► WARNA4. Bagaimana warna yang menurut anda paling dominan dalam penentuan harga
jual kerbau belang?Jawab :f. Sangat Baikg. Baikh. Cukup Baiki. Kurang Baikj. Tidak BaikAlasan : .................................................................................................................
► LETAK PUSARAN BULU5. Bagaimana letak pusaran bulu yang menurut anda paling dominan dalam
penentuan harga jual kerbau belang?Jawab :a. Sangat Baikb. Baikc. Cukup Baikd. Kurang Baike. Tidak BaikAlasan : .................................................................................................................
- Terima Kasih Atas Kerjasamanya –
46
Indikator Pengukuran Karakteristik
a. Tanduk adalah penetapan harga oleh pedagang dengan mempertimbangkan ukuran dan bentuk tanduk (skala pengukuran ordinal).Keterangan :
Sangat baik : Jika ukuran tanduk melebihi siku (Inanna). tanduk yang mengarah secara berlawanan arah, satu ke bawah satu ke atas (Tanduk langi’).
Baik : jika ukuran tanduk panjangnya sampai siku (Alla’tarin). tanduk yang arahnya turun ke bawah dan hampir bertemu di bawah leher (Tanduk sokko’).
Cukup baik : Ukurannya sama panjangnya pergelagan tangan ditambah setengah lengan tangan orang dewasa (Sang busukan ponto). tanduk yang arahnya hampir sama dengan tarangga namun cenderung merapat bahkan ujungnya hampir nyaris bertemu (Tanduk sikki’).
Kurang Baik : Ukurannya sama panjang dengan pergelangan tangan ditambah empat jari (Sang pala’). Tanduk yang keluar dan membentuk setengah lingkaran (Tanduk tarangga).
Tidak baik : Ukuranya sama dengan panjang ujung jari hingga pergelangan tangan orang dewasa (Sang lengo). Tanduk yang keluar melebar dan cenderung panjang (Tanduk pampang).
b. Warna adalah jenis sebaran warna pada kerbau yang menjadi dasar pertimbangan oleh pedagang dalam penetapan harga jual, dalam hal ini warna hitam dan putih (warna belang).
Keterangan :Sangat baik : jenis bonga yang sebaran warna hitam dan putih hampir
seimbang dan ditandai taburan bintik-bintik di sekujur tubuhnya (Bonga Saleko).
Baik : jenis bonga yang terdapat warna hitam di punggungnya (Bonga Lotong Boko’).
Cukup Baik : jenis bonga yang warna putih dari kepala sampai leher, sedang bagian lainnya warna hitam (Bonga Tengnge’).
Kurang Baik : jenis bonga yang warna putih hanya dikepala bagian mata (Bonga Sori).
Tidak Baik : jenis bonga yang diseluruh badannya berwarna putih (Bonga Bulan).
c. Letak pusaran bulu adalah letak pusaran bulu yang menjadi dasar pertimbangan oleh pedagang dalam penetapan harga jual.Keterangan :
Sangat Baik : Terdapat pada hidung pundak dan pinggulBaik : Terdapat pada dua bagian saja Cukup Baik : Hanya terdapat pada bahuKurang Baik : Hanya terdapat pada perut sajaTidak baik : Hanya terdapat pada leher sebelah atas
47
HASIL JAWABAN RESPONDEN
No. Pekerjaan Tanduk Warna Bulu Letak Pusaran Bulu1 Penjual 5 2 Penjual 4 3 Penjual 5 4 Penjual 3 5 Penjual 4 6 Penjual 57 Penjual 48 Penjual 59 Penjual 5
10 Pedagang 5 11 Pedagang 2 12 Pedagang 4 13 Pedagang 5 14 Pedagang 5 15 Pedagang 3 16 Pedagang 5 17 Pedagang 4 18 Pedagang 519 Pembeli 3 20 Pembeli 2 21 Pembeli 5 22 Pembeli 4 23 Pembeli 5 24 Pembeli 5 25 Pembeli 526 Pembeli 527 Pembeli 2
Total 30 48 36Jumlah data 8 11 8
48