Upload
ananda-mala-lestari
View
421
Download
58
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
3. Bill of Quantities
Citation preview
1
MENGHITUNG
BILL OF QUANTITIES
BERDASARKAN STANDARD METHOD OF MEASUREMENT (SMM)
TIM PENYUSUN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI UNTUK Q.S
2
UMUM
Bills of Quantities adalah dokumen yang sangat dikenal sebagai produk dari Q.S
Dalam menghitung Bills of Quantities Q.S menggunakan standard tertentu (SMM)
Biasanya setiap Negara yang menggunakan sistim Q. S, memiliki standar-standar yang diperlukan
Bagaimana di Indonesia? - standar kontrak - standard method of measurement
3
STRUKTUR BIDANG PEKERJAAN
Untuk menghitung Bills of Quantities diperlukan dokumen Gambar dan persyaratan2 lainnya
Dari dokumen Gambar dan persyaratan2 lainnya, harus ditransfer kedalam Bill of Item yang sesuai dengan struktur bidang pekerjaan ybs
Struktur bidang pekerjaan dapat disusun dari hirarki struktur bangunan ybs (dinamakan Work Breakdown Structures/WBS)
4
WORK BREAKDOWN STRUCTURES (WBS)
Bangunan
Gedung
Prelim. Fondasi Struktur Finishing M & E
Tiang
Pile cap
Kolom
Balok
Slab
Pagar Mekanikal
Elektrikal
Dinding
Lantai
Plafon
5
Bangunan
Jalan
Prelim. Subgrade Sub base &
Base
Surface Bangunan
Timbunan
Galian
Sub base
course
Base
course
Access road Binder
course
Wearing
course
Jembatan
Culvert
6
Bangunan
Jembatan
Prelim. Jalan
Pendekat Bangunan
Bawah
Bangunan
Penunjang
Timbunan
Galian
Fondasi Acess road Girder
Drainase
Protection
Perkerasan
Slab Abutment &
Pilar
Bangunan
Atas
7
WBS DALAM TEKS
Dalam dokumen Bill of Quantities WBS dibuat dalam bentuk teks
No Uraian Satuan Quantities
1 Preliminaries 1.1 Jalan kerja 1.2 Temporary office 1.3 Dewatering
Ls Ls Ls
2 Fondasi 2.1 Fondasi Tiang 2.1.1 Pengadaan tiang 2.1.2 Pemancangan tiang 2.1.3 Pemotongan tiang 2.2 Fondasi Langsung 2.2.1 Galian tanah 2.2.2 Pasangan batu kali 2.2.3 Timbunan kembali
M M M Bh
M3 M3 M3
3
8
PRELIMINARIES
Bentuk baku dari preliminaries biasanya telah dibuat/ diatur dalam SMM, yaitu terdiri dari :
Informasi awal (preliminary information)
Aspek-aspek kontrak
Persyaratan Pemberi Tugas
Biaya umum Kontraktor
Biaya umum yang berkaitan dengan NSC/NSS
Merupakan kumpulan pokok pekerjaan yg berkaitan dgn tanggung jawab dan/atau kewajiban kontraktor yg mencakup keseluruhan proyek (dlm hal waktu & uang).
9
CARA PEMBAYARAN PRELIMINARIES
Cara pembayaran bill of item dalam preliminaries ada tiga macam yaitu :
Berdasarkan nilai progress pekerjaan
Berdasarkan waktu pelaksanaan yang telah dilampaui
Berdasarkan penilaian atas pokok-pokok pekerjaan dalam preliminaries
10
KLASIFIKASI PEKERJAAN
Untuk keperluan keseragaman, dalam SMM dibuat penjelasan tentang klasifikasi pekerjaan, sebagai pedoman dalam menyusun B.Q
Sebagai contoh SMM Malaysia, untuk building work , klasifikasi dirinci sbb :
N0 Item No Item
A
B
C
D
E
F
G
General Rules
Preliminaries
Demolition
Excavation and Earth work
Piling and Diaphragm
Walling
Concrete work
Brick and Block work
H
I
J
K
L
M
N
Under pinning
Masonry
Water proofing & Asphalt
work
Roofing
Wood work
Structural steel work
Metal work
Dst
11
KLASIFIKASI PEKERJAAN
Sebagai contoh CESMM Inggris, untuk civil work klasifikasi dirinci sbb :
N0 Item No Item
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
General Items
Ground Investigation
Geotechnical and other
specialist proeses
Demolation and site
clearance
Earth work
Insitu concrete
Concrete Ancillaries
Pre cast concrete
Pipe work - pipes
Pipe work- fitting andv alve
Pipework- manhole and pipe
work ancillaries
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
Pipe work- support and
protection
Structural metal work
Miscellanious metal work
Timber
Piles
Pilling ancillaries
Road and Paving
Rail Track
Tunnels
Brick, Block work, Masonry
Painting
Dst
12
ISI BILL OF QUANTITY
Ada dua kelompok : 1. Kelompok Preliminaries 2. Kelompok Pekerjaan Pokok
a. Pendekatan elemental
b. Pendekatan trade
13
MANFAAT B.Q
Daftar dalam Bill of Quantity menggambarkan lingkup pekerjaan
Untuk alat evaluasi dalam masa pra konrak dan pasca kontrak
Penyeragaman bagi kontraktor dalam memasuk-kan harga penawaran
Memudahkan pengelolaan pekerjaan tambah kurang
Memudahkan dalam merencanakan biaya proyek bagi kontraktor maupun Q.S
14
PENDEKATAN DALAM PEMBAGIAN B.Q
Dalam menyusun B.Q ada dua pendekatan, yaitu :
Pendekatan elemental, yaitu item dibagi atas elemen pembentuk bangunan, seperti : Fondasi, Struktur, Atap, dst
Pendekatan Trade, yaitu item dibagi atas disiplin pekerjaan, seperti : pekerjaan tanah, pekerjaan beton, pekerjaan keramik, dst
Pada pendekatan elemental, harga satuan elemen/ item pekerjaan sudah termasuk : tenaga, bahan, dan alat
15
MENGHITUNG BILLS OF QUANTITIES
Dokumen diperlukan :
Gambar : menunjukkan bentuk bagian bangunan, dimensi dan ketentuan- ketentuan lain Spesifikasi : menunjukkan persyaratan Daftar Pekerjaan : menunjukkan pekerjaan/ tugas selain yang ada di gambar
Bila terdapat informasi yg bertentangan, dikoordinasikan dengan perencana
16
MANFAAT BILLS OF QUANTITIES
1. Memberikan kejelasan lingkup pekerjaan
2. Memudahkan evaluasi pada pra dan pasca kontrak
3. Merupakan pedoman seragam menghitung penawaran
4. Memudahkan pengelolaan pekerjaan tambah kurang
5. Memudahkan bagi kontraktor dan perencana untuk menghitung biaya proyek
17
SASARAN B.Q
Untuk memberikan informasi yang lengkap dari
kuantitas pekerjaan agar peserta tender dapat
mempersiapkan secara efisien dan akurat
(sebelum proyek dimulai )
Untuk dasar penilaian hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan ( selama pelaksanaan pekerjaan)
18
PEKERJAAN POKOK dlm B.Q
Selain prelimainaries, dalam B.Q ada pekerjaan pokok yang terdiri dari 3 jenis yaitu :
Pekerjaan yang harus diselesaikan oleh kontraktor sesuai dengan gambar dan persyaratan lainnya (measured work)
Prime cost, yaitu sejumlah uang yang disediakan untuk suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh NSC atau NSS
Provisional sum, yaitu sejumlah uang yang disediakan untuk suatu pekerjaan yang telah didefinisikan atau yang belum didefinisikan
19
PRIME COST
Alasan menggunakan pendekatan Prime Cost dalam dokumen lelang/kontrak, adalah sbb :
Untuk kasus NSC, akan memberikan kemudahan bagi Arsitek atau Manajer proyek, untuk memilih sub contractor yang dapat mengerjakan bagian pekerjaan tertentu/khusus
Untuk kasus NSS, akan memberikan kemudahan bagi Arsitek atau Manajer proyek, untuk memilih barang-barang yang disukai dari pemasok tertentu
Untuk pelaksanaan Prime Cost dan Provisional sum, biasanya kontraktor memperoleh coordinating fee
20
STANDARD METHOD of MEASUREMENT
Standard method of measurement (SMM) biasanya dibuat oleh satu Negara/Institusi yang berwenang, untuk digunakan sebagai pedoman di Negara tsb.
Ada beberapa Standard Method of Measurement (SMM) yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu :
Hong-Kong Standard Method of Measurement
Singapore Standard Method of Measurement
Malaysia Standard Method of Measurement
Australia Standard Method of Measurement
Dan lain-lain
21
ATURAN UMUM
Aturan umum yang diberlakukan dalam SMM adalah sbb :
Semua kuantitas yang dihitung harus dalam keadaan Netto
Semua overlaps dan waste tidak boleh dihitung dalam kuantitas pekerjaan, tetapi dimasukkan dalam harga satuan
Untuk pekerjaan pembesian, bengkokan dan overlap yang ditentukan dalam spesifikasi, di bolehkan untuk dihitung
22
ATURAN SMM
A. Dasar-dasar perhitungan untuk sub struktur
1. Level asli dari tanah Kedalaman galian yang bervariasi, digunakan
kedalaman rata-rata Apabila ada pekerjaan lain didaerah galian
dihitung tersendiri (sisa bangunan, pohon)
2. Galian Fondasi Galian fondasi untuk dinding luar dan dinding
dalam dipisahkan Pertemuan galian tidak boleh dihitung dua kali
3. Turap dan Penahan tanah Galian tanah kondisi biasa untuk turap sudah
termasuk dalam harga satuan galian
23
ATURAN SMM
4. Pembuangan tanah Harus ditetapkan lebih dahulu kemana tanah
sisa galian tersebut harus dibuang (disposal area)
5. Ruang kerja Kedalaman galian kurang dari 60 cm, ruang
kerja yang diberikan adalah 25 cm (dua sisi) dari permukaan beton atau fondasi
Kedalaman galian lebih dari 60 cm, diberikan ruang kerja 60 cm (dua sisi)
Lereng galian dianggap tegak
24
ATURAN SMM
B. Dasar-dasar perhitungan untuk rangka bangunan
1. Beton Jenis dan karakter/spec. beton dipisahkan Beton dicor setempat dan pra cetak dipisahkan Beton tanpa tulangan dan dengan tulangan
dipisahkan Semua beton dihitung dalam satuan m3, untuk
plat, dinding dan struktur lain yang memiliki ketebalan harus disebutkan ketebalannya
2. Acuan/cetakan/bekisting dan Perancah Cetakan beton halus dan kasar harus dipisahkan Perancah dibedakan berdasarkan atas ketinggian-
nya, lebih tinggi dari 3,50 m dipisahkan dengan tahapan setiap 1,50 m
25
Permukaan cetakan yang miring harus dipisahkan Permukaan yang miring lebih dari 15 derajat,
harus dipisahkan dan dihitung untuk kedua sisinya Acuan dan perancah yang harus ditinggal harus
dipisahkan Acuan dan perancah pada bagian yang melingkar,
dipisahkan Acuan dan perancah dihitung dalam satuan m2
terhadap permukaan beton yang dibuat Untuk acuan tepi yang menunjukkan ketebalan
dihitung dalam satuan m. Batasan ketebalan/ lebar adalah 225 cm, lebih dari itu dihitung dalam satuan m2
ATURAN SMM
26
3. Besi Tulangan Jenis dan kekuatan besi dipisahkan Besi ulir dan besi polos dipisahkan Cara pembengkokan besi dengan metode selain
yang biasa digunakan harus disebutkan dalam deskripsi pokok pekerjaan
Besi tulangan dihitung dalam satuan kg Besi tulangan wire-mesh dihitung net dalam
satuan m2 Kawat ikat, beton decking, kaki ayam dan
sejenisnya tidak dihitung dalam kuantitas, tetapi dimasukkan kedalam harga satuan pekerjaan
4. Dan seterusnya
ATURAN SMM
27
URUTAN MENGHITUNG B.Q
Dalam metode menghitung kuantitas pekerjaan, melalui urut-urutan sbb :
Taking off, kegiatan mengambil ukuran suatu elemen bangunan, dari dokumen gambar, dan dimasukkan ke dalam suatu formulir, beserta keterangan rinci tentang elemen tsb
Squaring, kegiatan menghitung satuan dari ukuran yang telah diambil dalam proses taking - off
Abstracting, kegiatan mengumpulkan elemen yang telah di squarekan, untuk direkap
Billing, kegiatan menyiapkan draft B.Q tiap item pekerjaan berdasarkan rekapitulasi
28
FORMULIR YANG BIASA DIGUNAKAN
Nama Proyek : .. No. gambar : .. Lembar kerja : Hal :../
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
I II III
IV
29
PENJELASAN FORMULIR
Kolom (1), disebut Timesing digunakan untuk menunjukkan banyaknya elemen yang dimensi-nya sama, yg terdapat dlm gambar atau rumus perkalian
Kolom (2), disebut Dimension digunakan untuk mengukur dimensi dr elemen dlm gambar yg akan dihitung kuantitasnya. Cara penulisan angkanya ada kesepakatannya
Kolom (3), disebut Squaring digunakan untuk menghitung kuantitas elemen 2 yg diukur
Kolom (4), disebut Description digunakan untuk memberi nama elemen 2 yg diukur
30
PENULISAN ANGKA PD FORMULIR
Ada perjanjian cara penulisan angka pada formulir sbb :
Angka dg dua digid dibelakang koma berarti panjang dg satuan m
Angka bulat, tanpa angka dibelakang koma berarti jumlah dg satuan bh/biji
Dua buah Angka, diatas dan dibawah, dengan masing2 memiliki dua digid dibelakang koma, berarti luas dg satuan m2
Tiga buah Angka, yg tersusun menjadi tiga baris, dengan masing2 memiliki dua digid dibelakang koma, berarti volume dg satuan m3
31
PENULISAN ANGKA PD FORMULIR
Contoh-contoh sbb :
Panjang : 20,00 m
Jumlah : 15 bh
Luas : 20,00 10,00 m2
Volume : 20,00 10,00 5,00 m3
Kesepakatan Q.S :
Angka teratas menujukkan Panjang
Angka ditengah menujukkan Lebar
Angka terbawah menujukkan Tinggi
32
KOORDINAT CARTESIAN
Dalam menentukan panjang , lebar, mengikuti aturan koordinat cartesian X, Y, dan Z
X
Y
Z
Sumbu X, untuk menyatakan panjang
Sumbu Y, untuk menyatakan lebar
Sumbu Z, untuk menyatakan tebal/tinggi
33
CONTOH PENGISIAN FORMULIR
Timesing
Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
3/
15/
2/10/
22,00
10,00 4,00
12,00 12,00 0,10
66,00 m
600,00 m2
288,00 m3
Pipa baja D 3 inchi
Pas Bata tebal 15 cm
Beton lantai
Pipa baja diameter 3 sepanjang 22.00 m sebanyak 3 bh atau 66,00 m
Pasangan bata tebal 15 cm, panjang 10,00 m , lebar 4,00 m, sebanyak 15 bh
34
TANDA DOTTING
Bila selama perhitungan, ditemukan beberapa elemen yang sama dengan ukuran yang sama, tetapi belum terhitung, maka timesing tidak diperlukan lagi , tetapi sebagai gantinya menggunakan tanda Dotting
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
15/
2
10,00 4,00
680,00 m2
Pasangan bata tebal 15 cm
Cara membaca tanda dotting dalam perhitungan sebagai berikut : Squaringnya adalah = (15+2) x 10,00 x 4,00 m2 = 680,00 m2
Jadi dotting diartikan menambah (15+2)
35
TANDA DEDUCTION/DDT Permukaan dinding yang mempunyai lubang untuk pintu atau jendela, prosesnya tetap diambil ukuran seluruhnya, kemudian baru dikurangi atau deduction dengan luasan pintu/jendela, dengan menggunakan tanda Ddt
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
15/
2 4/
10,00 4,00
2.10 1,00
680,00 m2
8,40 m2
671,60 m2
Pasangan bata tebal 15 cm
Ddt
36
TANDA NIL
Prosedur untuk mengatasi kesalahan perhitungan yang telah
terjadi dilakukan dengan suatu cara menggunakan tanda Nil
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
2/
4/
10,00 12,00 0,10
12.00 12,00 0,12
24,00 m3
69,12 m3
Beton pada . Beton pada ..
- NIL
37
TIMESING SBG RUMUS
Timesing kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan rumus
yang digunakan sebagai faktor pengali
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)
22 7
1 2
6,00 6,00
3,00 4,00
113,14 m2
6,00 m2
Luas lingkaran dengan jari2 6 m Luas segi tiga, dengan lebar alas 3m tinggi 4 m
38
PROSEDUR BILLING
Sebelum memulai pekerjaan menghitung, dibuat lebih dahulu Taking Off List, untuk memudahkan pekerjaan
Selalu membuat urut-urutan pekerjaan dengan aturan sebagai berikut :
Dari ruang ke ruang lain searah jarum jam
Item yang sejenis dikelompokkan
Dimulai dari lantai bawah sampai lantai atas
Bagian yang telah dihitung agar ditandai untuk
menunjukkan bahwa bagian tersebut telah dikerjakan
39
CONTOH BILL OF QUANTITIES
No Description Unit Quantities
1 2 3
Preliminaries 1.1 Jalan kerja 1.2 Direksi keet 1.3 Pagar proyek 1.4 Dewatering 1.5 Dst Pekerjaan Tanah 2.1 Galian tanah 2.2 Timbunan kembali 2.3 Dst Pekerjaan Fondasi 3.1 Beton 3.2 Form Work 3.3 Reinforcement 3.4 Dst
Ls Ls Ls Ls
M3 M3
M3 M2 Kg
Ls Ls Ls Ls
200,00 100,00
100,00 400,00
20000,00
40
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat