27
JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP Koperasi (Pola PKPS-BBM, Agribisnis dan Syariah) Abstract This article based on the study conducted in six provinces during the year of 2006. In fact, the study consist several aspects of evaluation of revolving fund program and for some reason the article in this publication focusing on effect analysis. The study on effect analysis of revolving fund program for empowering Saving and Loan Cooperatives –including business of SME’s as members of the cooperatives- revealed some interesting findings. Some of them are proposed to be used in restructuring the policy of revolving fund program. I. Pendahuluan Upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dalam banyak hal dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Dalam konteks ini, pengembangan bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menghadapi kendala klasik yaitu permodalan. Inti permasalahannya adalah kondisi internal UMKM yang belum memenuhi persyaratan dan prosedur di lembaga keuangan, sedangkan lembaga keuangan menganut prinsip kehati-hatian (prudential principles). Dalam kaitan ini, koperasi simpan pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi) diharapkan menjadi lembaga intermediasi untuk mengatasi kebutuhan modal UMKM, tanpa mengabaikan prinsip yang berlaku. Dewasa ini, tercatat sekitar 36.700 unit KSP/USP Koperasi, dengan anggota/nasabah sekitar 10,5 juta orang, asset lebih kurang Rp. 6,5 trilyun dan pinjaman yang disalurkan antara Rp. 4,5-6,0 trilyun. Data ini merefleksikan peran substansial dan kapasitas KSP/USP Koperasi dalam mobilisasi dana untuk mendorong kekuatan UMKM kearah yang lebih produktif dan mandiri. Sementara itu, sejak tahun 2001 pemerintah melalui Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM (Kementerian KUKM) telah menyalurkan bantuan dana perkuatan bagi KSP/USP Koperasi yang bersumber dari Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Program perkuatan dimaksud bersifat stimulan dalam bentuk penyaluran dana bergulir (revolving fund) dengan jumlah bervariasi. Nilai sebesar Rp. 100 juta diberikan kepada KSP/USP Koperasi Pola PKPS-BBM, Rp. 1 milyar untuk KSP/USP Koperasi Pola Agribisnis, dan KSP/ USP Syariah sebesar Rp. 50 juta. Tujuan program dana bergulir ini antara lain adalah untuk a). meningkatkan aktivitas dan pendapatan UMKM melalui pelayanan simpan pinjam; b). meningkatkan kemampuan dan jangkauan layanan KSP/USP 1) Dr. Burhanuddin R., MA. Peneliti pada Deputi Pengkajian Sumberdaya KUKM.

21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

21

Evaluasi Program Bantuan Dana BergulirMelalui KSP/USP Koperasi

(Pola PKPS-BBM, Agribisnis dan Syariah)

AbstractThis article based on the study conducted in six provinces during the year of 2006. Infact, the study consist several aspects of evaluation of revolving fund program and forsome reason the article in this publication focusing on effect analysis. The study oneffect analysis of revolving fund program for empowering Saving and Loan Cooperatives–including business of SME’s as members of the cooperatives- revealed some interestingfindings. Some of them are proposed to be used in restructuring the policy of revolvingfund program.

I. Pendahuluan

Upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dalam banyak haldipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Dalam konteks ini, pengembanganbisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menghadapi kendalaklasik yaitu permodalan. Inti permasalahannya adalah kondisi internal UMKM yangbelum memenuhi persyaratan dan prosedur di lembaga keuangan, sedangkanlembaga keuangan menganut prinsip kehati-hatian (prudential principles). Dalamkaitan ini, koperasi simpan pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam Koperasi (USPKoperasi) diharapkan menjadi lembaga intermediasi untuk mengatasi kebutuhanmodal UMKM, tanpa mengabaikan prinsip yang berlaku. Dewasa ini, tercatat sekitar36.700 unit KSP/USP Koperasi, dengan anggota/nasabah sekitar 10,5 juta orang,asset lebih kurang Rp. 6,5 trilyun dan pinjaman yang disalurkan antara Rp. 4,5-6,0trilyun. Data ini merefleksikan peran substansial dan kapasitas KSP/USP Koperasidalam mobilisasi dana untuk mendorong kekuatan UMKM kearah yang lebihproduktif dan mandiri.

Sementara itu, sejak tahun 2001 pemerintah melalui Kantor Menteri NegaraKoperasi dan UKM (Kementerian KUKM) telah menyalurkan bantuan dana perkuatanbagi KSP/USP Koperasi yang bersumber dari Program Kompensasi PenguranganSubsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Program perkuatan dimaksud bersifatstimulan dalam bentuk penyaluran dana bergulir (revolving fund) dengan jumlahbervariasi. Nilai sebesar Rp. 100 juta diberikan kepada KSP/USP Koperasi PolaPKPS-BBM, Rp. 1 milyar untuk KSP/USP Koperasi Pola Agribisnis, dan KSP/USP Syariah sebesar Rp. 50 juta. Tujuan program dana bergulir ini antara lainadalah untuk a). meningkatkan aktivitas dan pendapatan UMKM melalui pelayanansimpan pinjam; b). meningkatkan kemampuan dan jangkauan layanan KSP/USP

1) Dr. Burhanuddin R., MA. Peneliti pada Deputi Pengkajian Sumberdaya KUKM.

Page 2: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

22

Koperasi, di sektor agribisnis; c). meningkatkan kualitas sumberdaya manusiapengelola KSP; d). meningkatkan akses anggota dan calon anggota untukmemperoleh pelayanan pinjaman dari KSP/USP Koperasi; d). khusus bagi KSP/USP Koperasi Syariah adalah memberdayakan UMKM melalui kegiatan usahayang berbasis Syariah. Melalui program ini, keberadaan KSP/USP Koperasidiharapkan lebih bermanfaat bagi anggotanya dan sekaligus memperkokohkepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Sehubungan dengan itu, artikel inisecara khusus menyajikan ringkasan hasil kajian evaluasi dari aspek analisispengaruh (effect analysis) program dana bergulir terhadap kinerja KSP/USPKoperasi.

2. TUJUAN DAN SASARAN KAJIAN

Tujuan kajian adalah : 1) Mengidentifikasi kegiatan usaha KSP/USP Koperasidengan Pola PKPS BBM, Pola Agr ibisnis dan Pola Syariah; 2) Mengetahui dampakprogram dana bergulir terhadap usaha KSP/USP Koperasi dengan Pola PKPSBBM, Agribisnis dan Syariah; 3) Menyusun model alternatif program perkuatandana bergulir. Adapun sasaran kajian adalah tersedianya bahan kebijakan tentangpembinaan KSP/USP Koperasi pengelola program dana bergulir dengan PolaAgribisnis dan Pola Syariah.

3. METODOLOGI KAJIAN

3.1 Lingkup KegiatanProgram yang dievaluasi adalah program dana bergulir a). Pola PKPS-BBM(periode tahun 2000-2004); b). Pola Agribisnis (tahun 2003-2004); dan c). PolaSyariah (tahun 2003-2004). Cakupan kajian meliputi : a). identifikasi konsepprogram, analisis operasionalisasi program; b). analisis kinerja KSP/USPKoperasi penerima bantuan dana bergulir; c). analisis pengaruh programterhadap KSP/USP Koperasi, anggota koperasi dan masyarakat UMKM; d).merumuskan model alternatif program dana bergulir.

3.3 Metode Penetapan Contoh (Sampling Method)Lokasi kajian berada di tujuh provinsi yaitu, Provinsi Sumatera Selatan, JawaTengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, SulawesiSelatan dan Sulawesi Tengah. Pengambilan contoh (sample) KSP/USP

PolaProgram Tahun Program2000 2001 2002 2003 2004 2005

PKPS-BBM

Agribisnis

Syariah

Page 3: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

23

Koperasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling method) yaitu enamunit KSP/USP Koperasi di setiap propinsi (dari populasi 42 KSP/USP Koperasi).Selanjutnya, dipilih secara acak 10 orang responden anggota KSP/USPKoperasi dan 10 responden UKM masyarakat yang bukan anggota KSP/USPKoperasi.

3.4 Teknik Pengumpulan DataData primer dihimpun melalui seperangkat instrumen (kuesioner) terstrukturbaik untuk sampel KSP/USP Koperasi maupun untuk responden anggota dannon anggota koperasi, melalui observasi dan wawancara mendalam (observationand in-depth research).

3.5 Metode AnalisisSemua data dianalisis dengan metode deskripstif dan metode statistikinferensial. Hasil kajian yang disajikan disini hanya meliputi analisis pengaruh(Effect Analysis) yaitu evaluasi pengaruh program terhadap kinerja KSP/USPKoperasi (sebagai lembaga intermediary) dan target groups (beneficiaries) yaituanggota dan non anggota koperasi. Analisis dibatasi kepada aspek (a) kinerjaumum berdasarkan Pedoman Klasifikasi Koperasi, dan (b) evaluasi Pengelolaandan Pemanfaatan Dana Bergulir dengan metode before and after pergulirandana pada beberapa variabel dinamika seperti jumlah dana yang diterima dandisalurkan. Berbagai dinamika tersebut diukur melalui Statistical Packagesfor Social Sciences (SPSS) versi 10, pada sejumlah cuplikan (contoh) secaraberpasangan (paired) dan tidak berpasangan (independent).

IV. Hasil Analisis4.1 Profil Umum KSP/USP Contoh

Secara keseluruhan ditemukan profil KSP/USP Koperasi contoh denganheterogenitas keragaan yang sangat tinggi menurut klasifikasinya (lihat Tabel4.1 dan Tabel 4.2).

Tabel 4.1Nilai Pemusatan Identitas KSP/USP Koperasi Contoh

Pola PKPS-BBM A 8 156 58 123 8Pola Agribisnis A 5 165 390 150 12Pola Syariah B 6 53 95 125 35

Keterangan :n Pendugaan nilai parameter contoh dilakukan dengan nilai pemusatan

berdasarkan Median agar mewakili distribusi contoh dengan heterogenitasyang sangat tinggi.

Identitas Kelas

MedianΣ Anggota

TetapΣ CalonTetap

Σ Anggotadilayani

3 Th. terakhir

Σ Anggotamenunggak

3 Th. terakhir

Umur(Th)

Page 4: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

24

n Perlakuan terhadap umur KSP/USP Koperasi Contoh tanpa memperhatikanaspek badan hukumnya.

Program dana bergulir dengan pola PKPS-BBM dan pola Agribisnis, umumnyadilaksanakan oleh KSP/USP Koperasi berklasifikasi A, sedangkan pola Syariaholeh KSP/USP Koperasi kelas B. Untuk semua pola, tidak ditemukan perbedaannyata dalam ragam umur KSP/USP Koperasi contoh (sekitar 5-8 tahun), dantampaknya pengalaman dalam melayani anggota/nasabahnya relatif seragam.Jumlah anggota KSP/USP Koperasi contoh dengan pola PKPS-BBM dan Agribisnisrelatif lebih tinggi (antara 156-165 anggota) dibandingkan dengan KSP/USP contohpola Syariah (sekitar 53 orang). Perbedaan ini ditengarai karena plafond bantuandana per anggota yang dilayani pada pola Agribisnis lebih tinggi dibandingkandengan kedua pola lainnya. Jumlah anggota yang dilayani KSP/USP Koperasicontoh (semua pola) selama tiga tahun terakhir hampir seragam (antara 123-150anggota/nasabah). Terdapat kecenderungan, KSP/USP Koperasi contoh polaAgribisnis mampu melayani anggota lebih banyak dibandingkan dengan koperasilainnya. Menarik pula disimak, bahwa tingkat tunggakan anggota/nasabah padaKSP/USP Koperasi pola Syariah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan keduapola lainnya. Diduga kapabilitas manajemen KSP/USP Koperasi pola Syariahmenjadi salah satu penyebabnya.

Dari sisi jenis kegiatan produksi, ditemukan adanya keragaan yang hampir serupadalam hal nasabah/anggota yang dilayani KSP/USP Koperasi contoh pola PKPS-BBM dan Syariah pola PKPS-BBM dan Syariah (Tabel 4.2). Bagian terbesar jeniskegiatan yang dilayani adalah perdagangan dan usaha kecil lainnya (52-59 persen),sedangkan kegiatan pertanian dan peternakan tidak lebih dari 25 persen. Hal initampaknya sejalan dengan lokasi koperasi yang lebih dekat dengan pusat kotaatau pasar. Sementara itu, kegiatan anggota/nasabah yang dilayani oleh KSP/USP Koperasi pola Agribisnis sebagian besar didominasi oleh kegiatan pertanian/peternakan (hampir 56 persen). Hal inipun ditengarai karena faktor lokasi kegiatannyayang terletak di kawasan perdesaan dengan kegiatan pokok di bidang pertanian.

Tabel 4.2Nilai Pemusatan Jenis Kegiatan Produktif Nasabah/Anggota

Yang Dilayani KSP/USP Koperasi Contoh

Identitas Median (dalam Persen)Petani/peternak Produsen Pedagang Lainnya

Pola PKPS-BBM 25,00 (22,42) 17,50 (15,70) 59,00 (52,91) 10,00 (8,97)Pola Agribisnis 72,50 (55,77) 10,00 ( 7,69) 32,50 (25,00) 15,00 (11,54)Pola Syariah 15,00 (12,45) 20,00 (16,60) 70,50 (58,51) 15,00 (12,45)

Page 5: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

25

Keterangan :Penggunaan nilai pemusatan (Median) berarti jumlah kegiatan pada setiap polatidak menunjukkan angka 100 persen. Angka dalam kurung adalah hasilpenyesuaian dengan menormalisasi ukuran pemusatan yang menunjukkan sharekegiatan produktif per jenis kegiatan pada setiap pola. Contoh: pada pola PKPS-BBM dari keseluruhan anggota/nasabah yang dilayani, sekitar 22,42 persen kegiatanutamanya adalah bertani/berternak; 15,70 persen sebagai produsen; 52,91 persensebagai pedagang, dan sisanya 8,97 persen pada kegiatan lainnya.

4.2 Proses Impelementasi Program Dana Bergulir Kepada KSP/USP KoperasiEfektivitas proses penyaluran dan penerimaan bantuan perkuatan program danabergulir dievaluasi berdasarkan variabel penilai dalam petunjuk pelaksanaan(Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) program dana bergulir. Dalam hal persepsiterhadap proses seleksi calon KSP/USP koperasi contoh, e” 50 persenmenyatakan telah berlangsung dengan baik, sangat baik ± 35 persen danhanya sebagian kecil yang menilai tidak cukup baik. Persepsi seleksi inimemperllihatkan bahwa manfaat yang baik dari proses seleksi berkorelasi positifdengan kualitas efek program perkuatan, seperti proses pencairan dana,pendampingan, penyaluran, tenaga pendamping, monitoring dan evaluasinya.

Efektivitas proses pencairan dan penyaluran dana oleh bank pelaksana. Secaraumum (> 70 persen) dinyatakan baik, sangat baik (20 persen) dan hanyasebagian kecil (< 5 persen) yang menganggap kurang baik. Hasil ini sangatmendukung aktivitas usaha anggota/non anggota di bidang pertanian yangsangat akrab dengan perubahan iklim. Sebab, bila pencairan dana sangatterlambat akan berdampak buruk kepada kinerja produksi yang pada gilirannyaakan mempersulit proses pengembalian dana.

Efektivitas proses pendampingan yang diterima KSP/USP koperasi contoh.Proses ini, umumnya dinilai telah berlangsung dengan baik (> 50 persen) bahkansangat baik( 6-7 persen), selebihnya cenderung menilai kurang baik dan sangatburuk. Ilustrasi ini menegaskan bahwa proses pendampingan sangat dibutuhkanuntuk ’mengawal’ proses perguliran kepada KSP/USP Koperasi. Sebab, masihbanyak informasi yang mengungkap adanya proses pendampingan yang belumberjalan secara baik (dalam hal frekuensi dan kualitasnya), terutama di daerahluar Pulau Jawa dan di daerah remote. Tampaknya, inilah critical point yangperlu diprioritaskan di masa mendatang. Khusus mengenai efektivitas prosesmonitoring dan evaluasi, ditemukan 50 persen menyatakan telah dilaksanakandengan baik dan d”10 persen sangat baik. Walaupun demikian, masih terdapatpenilaian (<10 persen) bahwa proses ini belum dilaksanakan dengan baik.

Resume evaluasi proses penyaluran dan penerimaan bantuan (semua pola)menggunakan analisis statistik non parametrik sebagai alat ukur kuantitatifpada data ordinal. Dalam hal ini digunakan analisis independen pada sejumlah

Page 6: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

26

’n’ cuplikan dengan uji Kruskall Wallis (K-W) dan analisis Median, serta ujisignifikansi Chi Square. Rangkuman hasil analisis (Tabel 4.3) menunjukkanbahwa pada umumnya ketiga pola perguliran tidak menunjukkan signifikansistatistik dalam perilaku proses penerimaan dan penyaluran dana, kecualiperbedaan perilaku dalam menilai manfaat seleksi pada ketiga pola (uji K-Wmenunjukkan perbedaan nyata pada a = 90 persen, sementara analisis Medianmenunjukkan perbedaan). Artinya, secara umum dapat dikatakan bahwa prosestersebut secara keseluruhan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Tabel 4.3Resume Hasil Analisis Kruskall Wallis dan Analisis Median

Terhadap Proses Penyaluran dan Penerimaan BantuanPada Masing-Masing Pola Perkuatan

Variabel Penilai Test StatisticsK-W Test StatisticsMedian dan Chi-Square dan Chi-Square

Proses Seleksi 0,972ns 0,474nsManfaat Seleksi 3,928* 1,469nsEfektivitas Proses Pencairan Dana 1,103ns 0,994nsEfektivitas Proses Pendampingan 0,866ns 1,844nsEfektivitas Penyaluran Dana OlehBank Pelaksana 2,395ns 2,007nsEfektivitas Tenaga Pendamping 0,834ns 0,334nsProses Monitoring Dan Evaluasi 0,466ns 0,747ns

Keterangan :ns = tidak berbeda nyata pada tingkat atau derajat kepercayaan (a ) = 90 persen;* = berbeda nyata pada a = 90 persen;** = berbeda nyata pada = 95 persen.

Tabel 4.4Resume Proses Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Perkuatan

Pada Masing-Masing Pola Perkuatan

IdentitasMedian

KondisiProsesSeleksi

Keman-faatanProsesSeleksi

Efektivitasproses pen-cairan dana

bantuan

EfektivitasProses

Pendampingan

EfektivitasPenyaluranoleh BankPelaksana

Pelaksanaanproses

monitoringdan

evaluasi

EfektivitasTenaga

Pendamping

Pola PKPS-BBM Baik Baik Baik Baik Baik Cukup - BaikBaik

Pola Agribisnis Baik Baik Baik Cukup- Baik Baik BaikBaik

Pola Syariah Baik- Sangat Baik Baik Baik Baik BaikSangat BaikBaik

Keterangan :Resume analisis kualitatif berdasarkan skoring, dengan tujuh skala ordinal, yaitu

Page 7: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

27

sangat baik (1); baik (2); cukup (3); sedang (4); kurang baik (5); buruk (6); dansangat buruk (7).

4.4 Dinamika Kegiatan Bantuan Perkuatan Dana Pada KSP/USP KoperasiPada prinsipnya, dinamika kegiatan tercermin dalam aspek manajemen KSP/USP Koperasi ketika mengelola dan menyalurkan dana bantuan pergulirandengan mencakup efek manajerial, teknis, dan finansial/ekonomi,ketenagakerjaan. Dari aspek ketepatan waktu, dinamika penyaluran danapenyaluran ke KSP/USP Koperasi ditemukan relatif baik, hanya < 10 persenKSP/USP Koperasi yang menyatakan kurang baik, atau tidak sesuai denganperencanaan. Berkenaan dengan dinamika ketepatan jumlah dana yangdisalurkan ke KSP/USP Koperasi pada umumnya dinilai relatif baik, dan < 10persen yang menyatakan jumlah dana perkuatan tidak sesuai denganperencanaan semula. Jika analisis diseparasikan berdasarkan polapergulirannya, ternyata penyaluran dana pada pola Agribisnis relatif lebih tepatwaktu dibandingkan dengan kedua pola lainnya, meski secara keseluruhanditemukan tidak berbeda nyata. Selanjutnya, dari sisi dinamika keragaanketepatan sebaran dana, umumnya ditemukan relatif baik, meski tidak sebaikdalam hal ketepatan waktu dan jumlah. Ketepatan sebaran dana pada polaPKPS-BBM dan Agribisnis ditemukan relatif lebih baik dibandingkan denganpola Syariah.

Dari sisi kesesuaian mekanisme penyaluran dana perkuatan, ditemukan telahberlangsung dengan cukup baik meski di luar pulau Jawa masih diperlukanpenyempurnaan sebab terdapat ketidaksesuaian dalam mekanismepenyalurannya. Jika analisis diseparasikan berdasarkan pola pergulirannya,diperoleh fakta bahwa dua pola perkuatan relatif menunjukkan keragaan yanghampir sama kecuali pola Agribisnis. Hasil evaluasi ini disajikan pada tabelberikut.

Tabel 4.5Resume Hasil Analisis Kruskall Wallis dan Analisis Median Dalam

Kesesuaian Perencanaan dan Realisasi Bantuan Perkuatan

Variabel Penilai Test Statistics, K-W& Test StatisticsMedian Chi-Square & Chi-SquarePenyaluran Tepat Waktu 1,553ns 2,662nsPenyaluran Tepat Jumlah 0,528ns 0,277nsPenyaluran Tepat Sebaran 3,665* 4,852*Penyaluran SesuaiMekanisme 1,091ns 1,910ns

Keterangan, ns = tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan (a ) = 90 persen;* = berbeda nyata pada a = 90 persen.

Page 8: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

28

Secara konsisten hasil analisis pada ketiga pola tidak ditemukan adanya perbedaanperilaku dalam penyaluran dana perkuatan ditinjau dari aspek ketepatan waktu,jumlah dan kesesuaian mekanisme. Namun jika dirunut, berdasarkan hasil analisisK-W (a = 90 persen) dan Median tampak adanya perbedaan perilaku pada polaperguliran Syariah dalam aspek ketepatan sebaran penyaluran dana perkuatan.

Untuk menganalisis keragaan dan dinamika perubahan permodalan usaha KSP/USP Koperasi contoh sebelum dan sesudah perguliran digunakan uji statistik PairedSample t Test. Pengamatan dilakukan pada nilai tengah (Modus) modal usahaKSP/USP Koperasi contoh. Tabel 4.6 menjelaskan bahwa permodalan usaha KSP/USP Koperasi contoh pola Agribisnis relatif lebih tinggi dibandingkan dengan duapola lainnya (sebelum dan setelah perguliran dana). Pada seluruh KSP/USPKoperasi contoh (semua pola) terdapat peningkatan modal usaha yang nyata, jikadibandingkan antara sebelum dengan sesudah perguliran dana bantuan.Berdasarkan uji signifikansi t hitung (a = 99 persen), peningkatan absolut modalusaha pada pola Agribisnis lebih tinggi daripada pola Syariah. Tingginya deviasinilai tengah modal usaha setelah perguliran bantuan, terdeteksi karena keragaanyang berbeda dari sisi kecepatan peningkatan modal usaha dengan adanya programperguliran dana ini. Hal ini menjelaskan adanya keragaman kapabilitas manajemenpengelola KSP/USP Koperasi contoh karena perbedaan faktor lingkungan pendorongpengembangan usahanya.

Tabel 4.6Analisis Permodalan Usaha KSP/USP Koperasi Contoh

Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

Pola Perguliran Modal Sebelum Perguliran (Rp) Modal Setelah Perguliran (Rp) Paired t-test Mean Std. Deviation Mean Std. Deviation

Pola PKPS-BBM 105948725,25 190342662,47 319322394,25 460505847,58Pola Agribisnis 529361081,60 715422562,29 1869398234,45 889811878,40Pola Syariah 21010349,07 45265545,53 153487573,22 212503824,19Total 220660904,78 475148964,54 805519920,91 979216549,44 ¯ 4,390 ***

df = 31

Keterangan : *** = berbeda nyata pada a = 99 persen.

Analisis terhadap dinamika perubahan omzet usaha KSP/USP Koperasi contoh,sebelum dan sesudah perguliran menggunakan alat ukur yang sama (rasio/interval)yaitu statistik Paired Sample t Test. Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis bahwasebelum adanya program dana bantuan perkuatan, KSP/USP Koperasi contohmemiliki keragaan omzet usaha yang bervariasi. KSP/USP Koperasi contoh denganpola Syariah relatif memiliki omzet yang lebih rendah daripada pola PKPS-BBM.Meski demikian, kedua kelompok contoh tersebut mempunyai omzet rata-ratayang lebih rendah dibandingkan dengan pola Agribisnis. Berkat adanya programbantuan dana perkuatan, omzet KSP/USP Koperasi contoh (semua pola) meningkat

Page 9: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

29

nyata (sesuai hasil uji, berbeda nyata pada a = 99 persen). Walaupun demikian,kondisi omzet usaha KSP/USP Koperasi pola Agribisnis relatif paling besar (sekitarRp 2,6 milyar per tahun), sementara pada KSP/USP Koperasi pola PKPS-BBM,sekitar Rp 650 juta, sedangkan KSP/USP Koperasi pola Syariah relatif palingkecil (sekitar Rp 107 juta).

Tabel 4.7Analisis Omzet Usaha KSP/USP Koperasi ContohPada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

Keterangan : *** = berbeda nyata pada a = 99 persen.

Analisis terhadap dinamika jumlah anggota yang memanfaatkan modal kerja. Tabel4.8 menunjukkan hasil analisis adanya kecenderungan peningkatan nyata(significant, pada a = 99). Hal ini wajar mengingat tambahan modal kerja berartiterdapat potensi meningkatkan jumlah anggota/nasabah koperasi. Pada daerahtertentu seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Sulawesi Selatan, Pemdasetempat juga mengalokasikan dana yang berasal APBD, BUMN/D, swasta maupunlainnya untuk memperkuat modal koperasi. Kecenderungan ini menggembirakanmeski perlu diantisipasi dengan pengawasan agar upaya mengoptimalkankesejahteraan anggota koperasi tetap terjaga.

Tabel 4.8Analisis Dinamika Anggota Pemanfaat Modal Kerja KSP/USP Koperasi Contoh

Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

Pola Perguliran Omzet Usaha Sbl Perguliran (Rp) Omzet Usaha Stl Perguliran (Rp) Paired t-test Mean Std. Deviation Mean Std. Deviation

Pola PKPS-BBM 470209928,87 731065216,16 653661150,00 901925028,16Pola Agribisnis 1579532816,00 2773641444,41 2628882247,18 3227526653,91Pola Syariah 51353260,20 67770162,22 107469927,42 97687243,35Total 918913580,96 2030953375,16 1271043684,86 2285922046,71 ¯ 3,212 ***

df=23

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

Σ AnggotaPemanfaatModal Sbl

Perguliran (T0)

1536

156225

11218256

10219221

27203

Σ AnggotaPemanfaatModal Stl

Perguliran (T1)

1829

150280

12227328

11257269

27308

Σ AnggotaPemanfaat

Modal SumberLain (T2)

45010

4676

362303

2251429

9221

Paired t-test

T0-T

1:¯6,313*** df=27

T0-T

2:¯3,911*** df=11

T1-T

2:¯3,251*** df=12

Keterangan : *** berbeda nyata pada a = 99 persen.

Page 10: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

30

Analisis terhadap dinamika tingkat rerata pinjaman anggota/nasabah pada KSP/USP Koperasi contoh (sebelum dan sesudah program perguliran), disajikan padaTabel 4.9. Secara statistik, melalui angka nilai tengah pinjaman rerata, diketahuiadanya peningkatan nyata (a = 95 persen) sebelum dan setelah perguliran untuksemua pola perguliran. Sementara itu, juga ditemukan bahwa rerata tingkatpinjaman dengan sumber dana non program perguliran tidak dipengaruhi oleh adanyaprogram perguliran dana. Skala rerata pinjaman pada KSP/USP Koperasi polaPKPS-BBM hampir sama dengan pola Syariah, namun relatif lebih rendahdibandingkan dengan rerata pinjaman pada pola Agribisnis. Secara umum, tingkatrerata pinjaman pada KSP/USP Koperasi pola PKPS-BBM antara Rp. 700 ribu –Rp 2,35 juta, dan pada pola Syariah antara Rp 500 ribu – Rp 1,2 juta. Reratapinjaman paling tinggi terjadi pada KSP/USP Koperasi pola Agribisnis (antara Rp2,5 juta¯ Rp 7,5 juta). Variasi ini terjadi karena perbedaan kapasitas manajemendan skala usaha di setiap koperasi.

Tabel 4.9Analisis Dinamika Tingkat Rerata Pinjaman di KSP/USP Koperasi Contoh

Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

Keterangan :- Pinjaman dalam unit Rupiah.** berbeda nyata pada a = 95 persen dan ns = tidak berbeda nyata pada a = 90

persen.

Pada Tabel 4.10 disajikan analisis terhadap dinamika tingkat rerata pengembalianpinjaman anggota/nasabah pada KSP/USP Koperasi contoh sebelum dan sesudahprogram perguliran, untuk pinjaman modal perguliran maupun pinjaman yang berasaldari sumber lain. Secara statistik, hasil uji menunjukkan adanya peningkatan yangsangat nyata (a = 99 persen) nilai rerata pengembalian pinjaman (sebelum dan

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

RerataPinjaman Sbl

Perguliran (T0)

7862256

1580262677777

93190915

7382298

1724022266602

231269343

RerataPinjaman

ModalPerguliran(T1)

11269758

2393217193800

1074145081130323

9240296

377130127

1880347

RerataPinjaman

Sumber DanaLain (T2)

23500002

23334527537500

411643551

5050002

2000351698125

83426510

Paired t-test

T0-T1: -2,737** df=23T0-T2: -1,585ns df=8T1-T2:-1,241ns df=10

Page 11: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

31

setelah program perguliran). Rerata pinjaman anggota, ditunjukkan oleh nilai tengahpengembalian pinjaman rerata sebelum dan setelah perguliran untuk semua semuapola perguliran. Tidak ditemukan adanya perbedaan nyata pada pengembalianpinjaman dari sumber dana program dengan sumber dana di luar program perguliran.Artinya pengembalian pinjaman tidak dipengaruhi oleh sumber dananya. Skalarerata pengembalian pinjaman pada KSP/USP Koperasi pola PKPS-BBM hampirsama dengan pola Syariah meski relatif lebih rendah dari nilai rerata pinjamanpada KSP/USP Koperasi Pola Agribisnis.

Tabel 4.10Analisis Dinamika Tingkat Rerata Pengembalian Pinjaman di KSP/USP Koperasi

Contoh Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

RerataPengembalianPinjaman Sbl

Perguliran (T0)

1213627,504

265916,513545027,75

81207906,02

677766,005

209907,232682562,47

171508208,31

RerataPengembalian

PinjamanPerguliran (T1)

1668241,605

131413,978447477,33

9904566,72938572,16

6135420,65

5076996,8520

1312786,55

RerataPengembalian

Pinjaman SumberLain (T2)

3000000,001

0,007778333,33

35508962,472228937,66

31141405,801955973,28

71197479,47

Paired t-test

T0-T1: -3,306***df=19T0-T2: -1,134ns df=7T

1-T

2: -1,034ns df=9

Keterangan :- Pengembalian pinjaman dalam unit rupiah;*** berbeda nyata pada = 99 persen dan ns = tidak berbeda nyata pada a = 90persen.

Hasil analisis terhadap dinamika tingkat rerata tunggakan (sebelum dan sesudahprogram perguliran) baik untuk pinjaman dari sumber modal perguliran maupunyang berasal dari sumber modal lainnya, disajikan pada Tabel 4.11. Secara statistik,tidak terdapat peningkatan signifikan (a = 99 persen tidak berbeda nyata) padanilai rerata tunggakan (sebelum dan setelah program perguliran), walau nilai tengahtunggakan rerata pinjaman menunjukkan adanya indikasi peningkatan tunggakanpada semua pola perguliran. Pada beberapa KSP/USP Koperasi contoh, tampaktindakan untuk menekan tingkat tunggakan pinjaman para anggotanya denganberbagai upaya manajemen, termasuk aktivitas sosialisasi kepada para anggotadan calon anggota pemanfaat dana. Tampaknya bentuk economic penalty dansocial penalty bagi para penunggak pinjaman patut diterapkan untuk mengatasimasalah tersebut.

Page 12: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

32

Tabel 4.11Analisis Dinamika Tingkat Rerata Tunggakan di KSP/USP Koperasi Contoh

Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

RerataTunggakan Sbl

Perguliran

13347297,004

26313882,261265880,50

42489459,42

11686493,258

4031242,629496541,00

162827887,20

RerataTunggakan

DanaPerguliran

13695309,504

26083201,132531266,25

44979363,82

15568032,287

3251300,2311592168,60

155643185,11

RerataTunggakanDana Lain

725000,001

0,01249875,00

41420935,16

382275,001

0,01017795,83

6662947,05

Paired t-test

T0-T1: ̄ 1,160ns df=15T0-T2: ¯0,098ns df=3

T1-T2: ¯0,958ns df=4

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada a = 90 persen

Analisis terhadap dinamika jumlah anggota yang menyimpan dananya pada koperasi-sebelum dan sesudah program perguliran- disajikan pada Tabel 4.12. yangmenunjukkan bahwa tidak terdapat dinamika perubahan yang nyata (significantpada a = 90 persen) atas jumlah penyimpan dana pada KSP/USP Koperasi contoh.

Tabel 4.12Analisis Dinamika Tingkat Rerata Jumlah Penyimpan Dana di KSP/USP Koperasi

Contoh Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

Rerata ΣPenyimpan Sbl

Perguliran

1986

219223

8297197

8218207

22238

Rerata ΣPenyimpan Stl

Perguliran

1896

200167

11216138

10164161

27187

RerataΣPenyimpanSumber Lain

30010

3653

464322

2346

344

Paired t-test

T0-T

1: ̄ 0,593ns df=23

T0-T

2: ̄ 0,827ns df=4

T1-T

2: ̄ 0,747ns df=6

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada a = 90 persen.

Page 13: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

33

Analisis juga menunjukkan adanya perubahan nilai tengah rerata jumlah peminjamsebelum dan setelah perguliran, meski secara statistik dinamika perubahan tersebuttidak signifikan. Fakta bahwa program perguliran secara nyata meningkatkan jumlahanggota pemanfaat modal kerja, seharusnya diantisipasi dengan mendorongpenyimpanan dana di koperasi.

Tingkat rerata simpanan anggota KSP/USP contoh untuk setiap pola perguliranmenunjukkan dinamika yang relatif baik. Dalam arti, terjadi peningkatan reratajumlah simpanan anggota. Walaupun demikian, tidak ada perbedaan perilakusimpanan anggota pada pemanfaatan sumber dana lain di luar program perguliran.Hal ini berarti program perguliran mempunyai efek yang baik bagi koperasi dalamhal upaya peningkatan kesadaran anggota untuk menyimpan dana di koperasi.

Tabel 4.13Analisis Dinamika Tingkat Rerata Simpanan di KSP/USP Koperasi Contoh

Pada Sebelum dan Sesudah Bantuan Perguliran

PolaPerguliran

Pola PKPS-BBM

Pola Agribisnis

Pola Syariah

Total

UjiStatistik

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

MeanN

Std. DeviationMean

NStd. Deviation

RerataSimpanan Sbl

Perguliran

440750,006

177435,499078865,40

101186514,25505084,10

10122457,25

4172461,3426

1769357,55

RerataSimpanan Stl

Perguliran

460668,836

189943,0710067574,75

126716572,59

866561,229

102646,545799035,59

271361167,64

RerataSimpanan

Dana Lain StlPerguliran

7000,001

0,002555950,00

419656451,08

350000,001

0,0871800,00

6191612,53

Paired t-test

T0-T1: ̄ 2,193** df=27T0-T2: ̄ 1,545ns df=6

T1-T2: ̄ 1,260ns df=7

Keterangan : *** = berbeda nyata pada a = 95 persen ; ns = tidak berbeda nyatapada = 90 persen.

Tabel 4.13 juga menunjukkan hasil analisis bahwa jumlah rerata simpanan anggotapada KSP/USP Koperasi pola Agribisnis relatif lebih tinggi dibandingkan denganrerata simpanan anggota pada kedua pola lainnya. Tampaknya keadaan ini didorongoleh relatif tingginya skema pinjaman yang dilakukan oleh anggota koperasi polaAgribisnis dibandingkan dengan kedua pola lainnya.

Untuk menemukenali prestasi (kinerja) KSP/USP Koperasi dalam praktekdipergunakan pendekatan atau pendalaman melalui (a) kinerja manajemenadministrasi, (b) kinerja manajemen keuangan, dan (c) peran KSP/USP Koperasisebagai institusi intermedier dalam hal kegiatan simpan pinjam. Kinerja manajemen/

Page 14: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

34

administrasi KSP/USP Koperasi dipresentasikan secara sederhana melalui (a)tingkat kesehatannya, (b) ketersediaan laporan administrasi untuk kegiatan produktifsehari-hari, dan (c) ketersediaan laporan RAT sebagai salah satu indikator pentingdalam berkomunikasi dengan para anggotanya. Frekuensi terbesar dari KSP/USPKoperasi contoh (semua pola) berada dalam tataran kategori “sehat”. Bahkan,KSP/USP Koperasi pola Agribisnis menunjukkan tingkat kesehatan yang “sangatsehat”. Hanya beberapa KSP/USP Koperasi pola PKPS-BBM yang tingkatkesehatan kurang baik. Dari aspek penyajian laporan RAT, semua KSP/USPKoperasi contoh memperlihatkan kinerja yang baik, karena telah melaksanakanRAT dan menyajikan laporan RAT.

Tabel 4.14Keragaan Kinerja Manajemen Keuangan KSP/USP Koperasi Contoh

Pola Perguliran Uji Statistik Rasio Rasio Rasio RasioLikuiditas Laba Solvabilitas Rentabilitas

Pola PKPS-BBM Median 140,00 30,00 70,00 40,00Mean 160,20 52,00 65,83 45,60Std. Deviation 71,55 37,14 50,40 33,92Minimum 103,00 20,00 ,00 12,00Maximum 277,00 103,00 126,00 90,00Range 174,00 83,00 126,00 78,00N 5 5 6 5

Pola AGRIBISNIS Median 233,00 76,00 108,00 33,50Mean 249,44 77,50 110,71 58,25Std. Deviation 99,89 66,21 47,63 66,30Minimum 100,00 8,00 50,00 4,00Maximum 455,00 200,00 199,00 202,00Range 355,00 192,00 149,00 198,00N 9 8 7 8

Pola SYARIAH Median 174,00 50,00 75,00 53,50Mean 129,28 68,57 93,16 52,66Std. Deviation 91,01 69,14 71,20 38,38Minimum 9,00 6,00 38,00 10,00Maximum 243,00 189,00 234,00 90,00Range 234,00 183,00 196,00 80,00N 7 7 6 6

Total Median 180,00 50,00 80,00 38,00Mean 188,14 68,00 91,00 53,15Std. Deviation 102,95 59,33 56,87 49,01Minimum 9,00 6,00 ,00 4,00Maximum 455,00 200,00 234,00 202,00Range 446,00 194,00 234,00 198,00N 21 20 19 19

Catatan :Dalam Rasio Likuiditas dipilih rasio lancar (current ratio); untuk Rasio Profitabilitas, dipilih ROI; kemudian dalamRasio Solvabilitas yang diukur adalah Rasio Hutang, yaitu Total Kewajiban dibagi dengan Total aktiva; sedangkandalam Rasio Rentabilitas, ukuran yang dipergunakan adalah ROE (return on equity), yaitu pendapatan dibagidengan ekuitas.

Page 15: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

35

Keragaan kinerja manajemen keuangan KSP/USP Koperasi Contoh disajikan secaramenyeluruh pada Tabel 4.14. yang mengilustrasikan suatu kinerja finansial yangtergolong baik, walaupun terdapat kecenderungan efisiensi kinerja keuangan yangberbeda antar pola perguliran. KSP/USP pola Agribisnis relatif mempunyai keragaanyang lebih baik dibandingkan dengan KSP/USP Koperasi pola lainnya. Padadasarnya, pengukuran kinerja investasi/keuangan KSP/USP Koperasi dapatdijelaskan dengan semakin membaiknya struktur permodalan, meningkatnyakapabilitas penyediaan dana bagi UMKM, membaiknya asset, bertambahnyaanggota UMKM dan jumlah peminjam, pinjaman yang diterima, jumlah penyimpandan jumlah dana yang disimpan serta kualitas pinjaman.

Dalam hal peran koperasi sebagai institusi intermedier, persepsi yang ditemukanternyata menunjukkan fakta yang cukup baik. Berbagai pihak, baik anggotamasyarakat, pemuka, anggota koperasi, pengurus maupun pihak-pihak yangdiwawancarai mengemukakan keragaan yang cukup baik.

Selanjutnya untuk menganalisis variabel yang mempengaruhi kinerja koperasi dalamperguliran dana bantuan dipergunakan model ekonometrik yang berbentuk hubungankausal antara variabel dependen dan independen. Variabel dependenmempresentasikan kinerja (a) ketepatan waktu penyaluran dana, (b) ketepatanjumlah penyaluran dana, (c) ketepatan sebaran penyaluran dana, dan (d)kesesuaian mekanisme penyaluran dana. Sedangkan variabel independennyaadalah (1) proses seleksi penerimaan bantuan, (2) kemanfaatan proses seleksi,(3) efektivitas proses pencairan dana, (4) efektivitas proses pendampingan, (5)efektivitas penyaluran oleh Bank Pelaksana, (6) efektivitas tenaga pendamping,dan (7) pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi. Untuk komparasi, dalam polaperguliran dana dipergunakan variabel boneka (dummy variables), yaitu (a) polaPKPS-BBM, (b) pola Agribisnis, dan (c) pola Syariah.

Pengukuran terhadap Ketepatan Waktu dalam Proses Penyaluran dan PenerimaanBantuan Perkuatan oleh KSP/USP Koperasi menggunakan model :[KSP]1 = f (Ps, Ms, Efc, Efd, Efb, Efp, Mv)

Keterangan :[KSP]1 = Realita ketepatan waktu penyaluran bantuan perkuatanPs = Proses seleksi penerimaan bantuanMs = Kemanfaatan proses seleksiEfc = Efektivitas proses pencairan danaEfd = Efektivitas proses pendampinganEfb = Efektivitas penyaluran oleh Bank PelaksanaEfp = Efektivitas tenaga pendamping perguliran danaMv = Pelaksanaan Monitoring dan EvaluasiD1 = peubah boneka pola PKPS-BBM versus AgribisnisD2 = peubah boneka pola PKPS-BBM versus Syariah.

Page 16: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

36

Hasil analisis regresi menunjukkan keragaan estimasi parameter yang cukup layaksebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Secara umum, fungsi regresidengan nilai dugaan determinasi sebesar 65 persen menunjukkan bahwa fungsi inicukup mampu menjelaskan formulasi hubungan antara variabel dependen denganvariabel independen. Variabel indikator (a) proses seleksi dan (b) manfaat seleksi,menunjukkan pengaruh nyata dalam menjelaskan perilaku ketepatan waktupenyaluran dan penerimaan bantuan perguliran. Artinya, bila proses penyalurandan penerimaan bantuan perkuatan dikehendaki lebih tepat waktu, maka harusdisertai faktor proses seleksi dan persepsi manfaat program seleksi yang lebihbaik bagi calon-calon koperasi penerima manfaat program perguliran tersebut.Secara statistik tidak terdapat pengaruh nyata untuk menjelaskan perilaku prosespenyaluran dan penerimaan dana perguliran secara tepat waktu. Perlu diungkapkan,bahwa pada ketiga pola perguliran, dugaan model yang dibangun dengan variabelboneka tidak menunjukkan perbedaan perilaku dalam masalah ketepatan waktupenyaluran dan penerimaan dana.

Tabel 4.15Hasil Pendugaan Parameter Regresi Model Tepat Waktu

Pada Proses Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Perkuatanoleh KSP/USP Koperasi Contoh

Variables UnstandardizedCoefficients B

Std.Error

Standardized CoefficientsBeta

t Sig.

Constant) 2,497 ,499 5,002*** ,000Proses Seleksi ,490 ,204 ,445 2,400** ,022Manfaat Seleksi ,574 ,299 ,408 1,918* ,063Efektivitas Pencairan Dana -,434 ,285 -,318 -1,522ns ,137Efektivitas Proses Pendampingan -,281 ,198 -,294 -1,422ns ,164Efektivitas Penyaluran Dana ,115 ,164 ,146 ,705ns ,486Efektivitas Tenaga Pendamping ,143 ,164 ,215 ,873ns ,388Proses MONEV ,180 ,189 ,238 ,952ns ,347Peubah Boneka PKPS-Agribisnis ,211 ,357 ,111 ,593ns ,557Peubah Boneka PKPS-Syariah -,202 ,369 -,105 -,546ns ,588N 44R2 ,653R2 Adjusted ,564F 2,572**

Dependent variable: Penyaluran Tepat Waktu.

Adapun mengenai Ketepatan Jumlah dalam Proses Penyaluran dan PenerimaanBantuan Perkuatan oleh KSP/USP Koperasi, menggunakan model fungsi sbb :[KSP]2 = f (Ps, Ms, Efc, Efd, Efb, Efp, Mv) dimana [KSP]2 = Realita ketepatanjumlah penyaluran bantuan perkuatan.

Page 17: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

37

Tabel 4.16 menjelaskan bahwa peran variabel independen dalam menjelaskanperilaku variabel dependen lebih kecil dibandingkan dengan model terdahulu. Variabelmanfaat seleksi ternyata menjadi faktor tunggal penjelas perilaku ketepatan jumlahdana penyaluran dan penerimaan dana perguliran bagi KSP/USP Koperasi penerimaprogram perguliran. Sehingga model yang digunakan mengindikasikan bahwa jikaefek program diharapkan lebih baik di masa mendatang, maka harus dibangunpersepsi yang baik kepada pengelola KSP/USP Koperasi tentang manfaat seleksiyang baik. Pelaksanaan seleksi yang kurang baik membentuk persepsi calonpenerima program yang tidak tepat tentang program yang akan digulirkan. Olehkarena itu, sosialisasi pada awal pelaksanaan program menjadi sangat pentingdilakukan sebaik mungkin kepada seluruh calon peserta penerima program, agarterbentuk pemahaman yang baik dan benar terhadap program dimaksud. Padavariabel boneka (dummy) untuk semua pola, ditemukan sinyal nyata tentang perilakuyang berbeda di antara pola perguliran. Keragaan analisis ini mengindikasikanbahwa pola perguliran PKPS-BBM relatif lebih baik dalam hal ketepatan jumlahdana yang diterima dan disalurkan, dibandingkan dengan kedua pola perguliranlainnya.

Tabel 4.16Hasil Pendugaan Parameter Regresi Model Tepat Jumlah Pada Proses Penyaluran

dan Penerimaan Bantuan Perkuatan oleh KSP/USP Koperasi Contoh

Variables UnstandardizedCoefficients B

Std.Error

Standardized CoefficientsBeta

t Sig.

(Constant) 1,430 ,547 2,613** ,013Proses Seleksi 7,454E-02 ,224 ,061 ,333ns ,741Manfaat Seleksi ,862 ,328 ,556 2,627** ,013Efektivitas Pencairan Dana -,321 ,313 -,214 -1,028ns ,311Efektivitas Proses Pendampingan ,230 ,217 ,218 1,061ns ,296Efektivitas Penyaluran Dana -2,601E-02 ,179 -,030 -,145ns ,886Efektivitas Tenaga Pendamping ,117 ,179 ,160 ,654ns ,517Proses MONEV -,230 ,207 -,275 -1,109ns ,275Peubah Boneka PKPS-Agribisnis -,678 ,391 -,324 -1,734* ,092Peubah Boneka PKPS-Syariah -,778 ,405 -,366 -1,923* ,063N 44R2 ,543R2 Adjusted ,512F 2,680**

Dependent variable : Penyaluran Tepat Jumlah

Dalam hal Ketepatan Sebaran dalam Proses Penyaluran dan Penerimaan BantuanPerkuatan oleh KSP, digunakan model: [KSP]3 = f (Ps, Ms, Efc, Efd, Efb, Efp, Mv)dimana [KSP]3 = Realita ketepatan Sebaran penyaluran bantuan perkuatanKeragaan berdasarkan hasil analisis model dugaan dengan variabel dependenketepatan sebaran pada KSP/USP Koperasi contoh pada Tabel 4.17 ternyata

Page 18: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

38

“kurang baik” sebagai model estimasi. Hal ini tercermin pada nilai-nilai determinasimodel dugaan yang tidak cukup baik, yaitu hanya sekitar 33 persen (kurang dari50 persen) dari perilaku variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabelindependen. Estimasi model tersebut didukung pula oleh ketidaknyataan parameterdugaan dari masing-masing variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabeldependen. Dengan demikian, tidak ada konklusi yang dapat diungkapkan darihasil analisis model regresi dugaan ini.

Tabel 4.17Hasil Pendugaan Parameter Regresi Model Tepat Sebaran

Pada Proses Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Perkuatanoleh KSP/USP Koperasi Contoh

Variables UnstandardizedCoefficients B

Std.Error

Standardized CoefficientsBeta

t Sig.

(Constant) 2,237 ,438 5,107*** ,000Proses Seleksi ,101 ,179 ,111 ,563ns ,577Manfaat Seleksi ,314 ,263 ,271 1,196ns ,240Efektivitas Pencairan Dana -,270 ,250 -,241 -1,081ns ,287Efektivitas Proses Pendampingan 9,410E-02 ,173 ,120 ,542ns ,591Efektivitas Penyaluran Dana ,141 ,144 ,217 ,979ns ,334Efektivitas Tenaga Pendamping -,238 ,144 -,435 -1,658ns ,106Proses MONEV 8,582E-02 ,166 ,138 ,517ns ,608Peubah Boneka PKPS-Agribisnis -,434 ,313 -,278 -1,388ns ,174Peubah Boneka PKPS-Syariah -,512 ,324 -,322 -1,580ns ,123N 44R2 ,335R2 Adjusted ,198F 0,987ns

Dependent variable: Penyaluran Tepat Sebaran

Untuk dinamika Kesesuaian Mekanisme dalam Proses Penyaluran dan PenerimaanBantuan Perkuatan oleh KSP digunakan model berbentuk fungsi :[KSP]4 = f (Ps, Ms, Efc, Efd, Efb, Efp, Mv), dimana [KSP]4 = Realita KesesuaianMekanisme penyaluran bantuan perkuatan

Hasil analisis pada Tabel 4.18 menjelaskan bahwa peran variabel independen gunamenjelaskan perilaku variabel dependen cukup baik. Hal ini tercermin pada nilaikoefisien determinasi yang cukup besar, yaitu sekitar 52 persen (R = 52). Variabelmanfaat seleksi ternyata menjadi satu-satunya penjelas perilaku kesesuaianmekanisme penyaluran dan penerimaan dana perguliran bagi KSP/USP Koperasipenerima program perguliran. Artinya, jika efek program diharapkan lebih baik dimasa mendatang, maka penyaluran dan penerimaan dana harus dirancang dandilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah dituangkan dalam Juklak danJuknis. Adapun variabel boneka (dummy) penjelas pola perguliran PKPS-BBM

Page 19: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

39

memberi sinyal nyata adanya perbedaan perilaku pada pola perguliran Agribisnis.Dapat pula disebutkan bahwa pola perguliran PKPS-BBM oleh KSP/USP Koperasirelatif lebih baik dalam hal pelaksanaan mekanisme penyaluran dan penerimaandana, dibandingkan dengan pola Agribisnis. Akan halnya pola Syariah, tampaknyatidak mempunyai perilaku yang berbeda dalam pelaksanaan mekanisme penyalurandan penerimaan dana dengan pola lainnya.

Tabel 4.18Hasil Pendugaan Parameter Regresi Model Kesesuaian Mekanisme

Pada Proses Penyaluran dan Penerimaan Bantuan Perkuatanoleh KSP/USP Koperasi Contoh

Variables UnstandardizedCoefficients B

Std.Error

Standardized CoefficientsBeta

t Sig.

(Constant) 3,376 ,901 3,747*** ,001Proses Seleksi ,495 ,369 ,255 1,342ns ,188Manfaat Seleksi 1,090 ,540 ,440 2,017* ,052Efektivitas Pencairan Dana -,731 ,515 -,305 -1,420ns ,165Efektivitas Proses Pendampingan -,193 ,357 -,114 -,540ns ,593Efektivitas Penyaluran Dana -,210 ,297 -,151 -,709ns ,483Efektivitas Tenaga Pendamping ,227 ,296 ,194 ,767ns ,448Proses MONEV -,123 ,341 -,092 -,360ns ,721Peubah Boneka PKPS-Agribisnis -1,182 ,644 -,351 -1,836* ,075Peubah Boneka PKPS-Syariah -1,045 ,675 -,301 -1,548ns ,131N 44R2 ,521R2 Adjusted ,471F 2,407**

Dependent variable : Penyaluran Sesuai Mekanisme

5. Kesimpulan dan Implikasi

5.1 KesimpulanProgram pola perkuatan dana melalui pola perguliran pada dasarnya adalahsuatu upaya kelembagaan (institutional building) yang dilakukan oleh pemerintahdalam rangka meningkatkan kinerja usaha UKM/anggota KSP/USP Koperasi.Hal ini sekaligus untuk meningkatkan kinerja KSP/USP Koperasi sebagailembaga intermediasi dalam program perguliran dana. Dalam kerangka yanglebih luas, program ini diharapkan menjadi inisiasi dan trigger untukmengembangkan perekonomian wilayah melalui aktivitas ekonomi produktifsesuai dengan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah bersangkutan.Secara teoritis, dalam kerangka kelembagaan, aturan main (rules of the game)dan aturan representasi (rules of the representation) sangat perlu dituangkandalam bentuk petunjuk program perguliran dana. Aspek-aspek penting di dalam

Page 20: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

40

aturan tersebut harus senantiasa dikaitkan dengan nilai-nilai keadilan sebagaiprasyarat kecukupan (sufficient condition, selain nilai-nilai efisiensi sebagaiprasyarat keharusan (necessary conditon). Nilai keadilan sebagai prasyaratpokok keberhasilan program, dapat diuji dengan pertanyaan : (a) apakahsumberdaya program perguliran untuk usaha anggota koperasi/UKM telahterdistribusi secara adil; (b) apakah aturan main telah mencerminkan distribusiprogram secara adil; (c) apakah akses terhadap peluang KSP/USP untuk ikutserta dalam program telah terdistribusi secara adil, dan (d) apakah peluangUKM/anggota koperasi telah terdistribusi secara adil pula? Memang tidakmudah menelaah aspek-aspek nilai tersebut secara kuantitatif, namun kajianini telah berusaha mengevaluasi seluruh bangunan kelembagaan programperguliran. Telaahan dilakukan mulai dari bentuk konsep, pelaksanaan hinggapengaruh program, sesuai dengan batasan-batasan yang ada. Beberapaindikator telah dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalammerumuskan kebijakan untuk pengembangan KSP/USP Koperasi.

Program dana bergulir saat ini telah berkembang pada aspek jumlah maupunkeragaman disain modelnya. Semula program ini lebih bersifat sosial, kemudiandikembangkan menjadi program dana bergulir dengan mengatur penggunaanmaupun pengembaliannya. Metodenya telah diarahkan pada sasaranpemenuhan permodalan secara bergulir agar terdistribusi lebih merata calonpeserta lainnya. Komponen dalam struktur organisasi kelembagaan programdana bergulir saat ini adalah : (a) lembaga sumberdana perguliran; (b) pelaksanadan penanggungjawab kegiatan dana bergulir; (c) bank pelaksana; (d) fasilitator/pendamping anggota koperasi/UKM penerima bantuan dana bergulir; (e) KSP/USP Koperasi sebagai lembaga intermediasi yang menerima dan menyalurkandana bergulir; dan (f) Kelompok Kerja (Pokja) tingkat Provinsi dan tingkatKabupaten/Kota yang berfungsi menetapkan peserta perguliran, mengawasidan menilai kesehatan usaha KSP/USP Koperasi dan hal-hal teknis lainnya.Disain struktur kelembagaan program seperti ini, biasanya menghadapi masalahklasik, yaitu :(1) Efektivitas aspek-aspek pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalam aplikasi

program dana bantuan bergulir, terutama sejak saat dana dialokasikan/dicairkan kepada penerima manfaat program;

(2) Efektivitas pengendalian dan pengambilan tindakan oleh pembina(pemerintah) dalam menerapkan sanksi akibat penyimpangan yang terjadi,karena seringkali belum tersedia disain korektif untuk memperbaiki kinerjadari KSP/USP Koperasi yang kurang berhasil.

(3) Efektivitas fungsi pendampingan, bagi KSP/USP Koperasi, anggotakoperasi/UKM penerima manfaat bantuan dana bergulir. Dalam hal initermasuk aspek pengendalian, pengawasan dan evaluasi operasional padaproses perguliran.

Page 21: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

41

(4) Kelembagaan yang bersifat proyek (project based), umumnyamenimbulkan masalah tambahan bagi pelestarian program (programsustainability), sehingga dampaknya seringkali membuat tambahankesulitan khususnya kalau dikaitkan dengan upaya menjaga konsistensiaplikasi disain kebijakan dan arah bantuan perkuatannya.

(5) Lemahnya pengaturan administrasi dalam pengembalian dana bergulir yangseringkali menumbuhkan kesulitan dalam proses second stage of revolvingyaitu pengumpulan kembali dana bergulir yang telah tersebar ini secaraaman, cepat dan tertib, dan tepat waktu. Tampaknya diperlukan rancangbangun kelembagaan yang lebih mantap dari struktur dan proses yangada pada saat ini.

Secara umum temuan lapang mengindikasikan beberapa hal sebagai berikut :

n Informasi secara acak dari beberapa orang anggota/nasabah menyatakanbahwa bantuan dana telah dirasakan sebagai peluang untuk memperkuatmodal usaha.

n Pembinaan oleh bank pelaksana melalui proses pendampingan danmonitoring, walau telah dirumuskan ternyata belum dilakukan dengan baiksesuai petunjuk normatifnya. Beberapa faktor penyebab di antaranya adalahmekanisme tanggungjawab, prosedur dan materi bimbingan oleh bankpelaksana tidak termonitor oleh Pokja Keuangan Kabupaten/Kota. Dalammemfasilitasi program dana bergulir, bank pelaksana tampaknya harusmelabelkan diri sebagai “konsultan” KSP/USP Koperasi. Sedangkanpembinaan itu memerlukan effort yang tidak mudah dan beban biaya yangtidak ringan. Hal ini mengingat keragaman kinerja dan prestasi KSP/USPKoperasi terpilih, serta sebaran wilayah KSP/USP Koperasi yang secaralokasional sangat luas. Selanjutnya, masih terdapat perbedaan persepsimengenai lingkup pembinaan oleh bank pelaksana. Di satu sisi, bankpelaksana beranggapan hanya terlibat pada awal perguliran. Di sisi lain,pembinaan dirancang dengan mencakup seluruh aspek manajemen,termasuk pengembangan kelembagaan dan sumberdaya manajerialnya.

n Program pendampingan belum berlangsung sebagaimana dimaksud dalamJuknis, terutama di daerah luar Pulau Jawa dan wilayah remote, sehinggapraktis proses pengembangan kapasitas dan potensi KSP/USP Koperasitidak ditemukan.

n Pada program tahun 2003 dan 2004, untuk pola PKPS-BBM dan Syariah,perguliran dana hanya sebesar Rp. 50 juta sehingga tidak sesuai dengankompleksitas usaha UKM (pada program 2005 jumlahnya telah

Page 22: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

42

ditingkatkan menjadi sebesar Rp. 100 - Rp. 150 juta). Sistem administrasipembukuan simpan pinjam belum sepenuhnya diaplikasikan dengan tertibsehingga perlu menjadi perhatian dalam proses pembinaan danpendampingan di masa mendatang.

n Output program dana bergulir dari pola PKPS-BBM tahun 2003–2004 relatifkurang memenuhi harapan dibandingkan dengan dua pola lainnya,termasuk mengenai ketidaktepatan pihak yang dilayani (anggota dan nonanggota), sistem dan disain administrasinya. Bentuk ketertiban yangdiharapkan sulit ditemukan, karena umumnya pelayanan dilakukan lebihberbentuk layanan harian. Sementara untuk pola Syariah, walaupunpinjaman dana umumnya dapat kembali, namun mekanisme penetapannasabah dan pembuatan akad masih secara sepihak atau bahkan tanpaakad tertulis. Oleh karena itu, program pendampingan harus mencakupaktivitas tranformasi dari bentuk konvensional harus dengan sesuai konsepSyariah.

Berdasarkan hasil analisis evaluasi, kajian ini berhasil mengungkapkan beberaparesume permasalahan untuk analisis kebijakan sebagai berikut :

(1) Pada tataran output-effects delivery system.n Masalah utama dan kritis adalah menyangkut efektivitas proses dan kinerja

tenaga pendampingan, proses monitoring dan evaluasi, efektivitaspencairan dan penyaluran dana perguliran bagi KSP/USP penerimaperguliran. Masalah lain adalah proses seleksi KSP/USP Koperasi calonpenerima dana perguliran, sosialisasi manfaat program seleksi bagi parapengurus/pembina KSP/USP Koperasi, bahkan para pembina di berbagaitingkatan (pusat dan daerah) serta masyarakat dan anggota koperasi calonpenerima manfaat perguliran dana.

n Efektivitas proses dan kinerja tenaga pendamping masih relatif rendahterutama dalam hal proses monitoring dan evaluasi dana perguliran.

n Masih terdapat kekurang sempurnaan dalam hal prosedur dan pelaksanaanseleksi KSP/USP Koperasi serta sosialisasi kemanfaatan kredit bagi KSP/USP Koperasi dan anggota dan masyarakat.

(2) Pada tataran effects-impacts delivery system :n Masalah utama terkait dengan proses penyaluran dana perguliran yang

kurang sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan dalam Juklakperguliran dana. Proses penyaluran dana seringkali tidak tepat sebaran,baik sebaran waktu pencairan dana maupun sebaran jumlah dana yangdicairkan.

Page 23: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

43

5.2 ImplikasiBerdasarkan temuan lapang, kiranya sudah perlu dirumuskan penyederhanaanjenis dan disain program bantuan dana bergulir, sebab terdapat fakta keragaanbeberapa KSP/USP Koperasi penerima bantuan dana bergulir yang masihmemiliki aktivitas intermedier dari program sebelumnya yang polanya berbeda.Penyederhanaan pola akan membuka kemudahan dalam proses pengambilankeputusan, menekan kelambatan penyaluran dana, sehingga KSP/USPKoperasi terpilih dapat menyusun rencana pengalokasian lebih efektif dan efisientanpa melanggar kaidah yang ada.

(1) Konstruksi model program yang diusulkan adalah :n Model program perkuatan melalui bantuan dana bergulir selayaknya

dibangun berdasarkan pada dua pilihan mekanisme manajemen saja,yaitu (a) Pola Konvensional, dan (b) Pola Syariah. Penerapan programdana bergulir dengan kerangka subsidi (subsidized financial program),sudah saatnya dialihkan kepada prinsip supervised financial system.Sejalan dengan pemikiran ini diusulkan dua model program perkuatandengan dua stratum dan empat penciri, yaitu :(a) Pola Syariah Berbasis Skala Usaha Mikro dan Skala Usaha Kecil-

Menengah(b) Pola Konvensional Berbasis Skala Usaha Mikro dan Skala Usaha

Kecil-Menengah.

Pola Syariah adalah model yang berbasis perbankan Syariah, denganperhitungan bagi hasil (murabahah, musyarakah dan mudharabah)sebagai imbalan jasa pemanfaatan dana perguliran. Sedangkan, polakonvensional adalah model perkuatan dana dengan basis perbankanumum, yang berdasarkan pada perhitungan bunga sebagai imbalanjasa pemanfaatan dana perguliran.

n Pemisahan ini lebih memperjelas sasaran program perkuatan dansangat strategis bagi upaya pembinaan dan pengembangan institusiKSP/USP Koperasi maupun anggota/UKM yang memanfaatkan danaperguliran tersebut. Manajemen pengelolaan dana perguliran yangsederhana dan terstandardisasi, akan memudahkan pengelolaan(administrasi dan keuangan) baik bagi KSP/USP Koperasi maupunbagi UKM/anggota koperasi serta proses pemantauannya. Selama ini,dengan sejumlah model perkuatan dan persyaratan manajemen yangberbeda dalam pengelolaan dananya, ternyata mempersulit pengelolaKSP/USP Koperasi maupun anggota penerima manfaat dana pergulirandalam aspek pembukuan/administrasi keuangan serta prosesakuntabilitasnya.

Page 24: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

44

Untuk mendukung keberhasilan kedua model pola tersebut dibutuhkan :n Suatu database KSP/USP Koperasi yang lebih akurat pada tingkat

Pokja Kabupaten/Kota agar proses seleksi berjalan lebih demokratis,terbuka dan akuntabel, sehingga tidak terjadi duplikasi danketidaktepatan sasaran seleksi.

n Proses pendampingan sangat penting dirancang lebih cermat agarhakekat pengembangan fungsi kelembagaan koperasi (institutionalbuilding) dapat tercapai.

n Penyelarasan plafond kredit yang disalurkan dengan parameter kinerjaseperti skala usaha KSP/USP Koperasi dan pemanfaat dana bergulir.Artinya, plafond tidak perlu sama besar bagi semua target terpilih.Rentang plafond dana bantuan, menurut pengamatan lapangan, antaraRp 100 juta – Rp 200 juta cukup memadai untuk disalurkan kepadausaha berskala mikro dan antara Rp 200 juta – Rp 1 milyar bagi usahakecil-menengah.

n Pengaturan fleksibilitas rentang waktu pengembalian kreditpun perludibatasi sesuai dengan siklus usaha produktif pemanfaat dana tersebut.Akan lebih baik manakala dikaitkan dengan aturan umum perbankan,sehingga memudahkan pelaku usaha jika pada saatnya nantiberhubungan dengan pihak perbankan. Hal ini penting, karena untuksiklus produktif usaha mikro yang dijumpai di lapangan sangat beragam,ada yang bersifat harian, mingguan, hingga bulanan.

n Proses pendampingan bagi penerima manfaat dana perguliran yangsecara substansial lebih mengedepankan pada peningkatanmanajemen, pengembangan SDM pengelola koperasi, khususnyadalam hal simpan pinjam. Fungsi pendampingan perlu lebih difokuskanpada peningkatan kapabilitas UKM dalam memanfaatkan sumber modalasal perbankan, agar mampu meningkatkan daya saingnya (misalnyamelalui promosi, penetrasi pasar, pemanfaatan teknologi dansebagainya).

n Pemanfaatan jasa lembaga konsultasi bisnis seperti BDS (BusinessDevelopment Services) dan pola tanggung-renteng seperti pada programGrameen Bank perlu dipertimbangkan untuk diduplikasi pada keduamodel yang diusulkan.

(2) Perspektif Manajemen ProgramParadigma manajemen program perkuatan dana yang terkesan top-downperlu dirubah menjadi paradigma baru menjadi pendekatan bottom-up(desentralistik), dan berazaskan partisipatori/kebersamaan, keterbukaan,dan demokratis. Paradigma baru ini bertujuan untuk menata sistem

Page 25: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

45

manajemen program agar lebih efisien, produktif, efektif, dan akuntabelsesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan yang adil. Padaera otonomi saat ini, faktor kunci keberhasilan program terletak pada wujudsinergi manajemen (kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM) di setiaptingkatan manajemen. Hal ini penting dikemukakan karena keberhasilandi masa depan tidak dijamin oleh kinerja dan keunggulan masa lalu, tetapioleh kemampuan memenuhi standar kinerja masa depan yang selarasdengan dinamika lingkungan strategisnya. Karateristiknya adalah (a)berinteraksi dalam suatu struktur kelembagaan yang efisien, jelas, sederhanadan ramping, (b) didukung oleh SDM yang handal dan teknologi, (c)menerapkan fungsi manajemen, (d) aktif menumbuhkan budaya kerja yangmenjamin produktivitas dan efisiensi, serta (e) mampu memberikan dampakkemanfaatan maksimal bagi target group beserta lingkungannya.

Daftar Pustaka

Alhusin, S. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 for Windows. Edisi Revisi.Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Anonim, 2005. Rencana Tindak Jangka Menengah (RTJM) Pemberdayaan Koperasidan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2005-2009.

_______, 2005. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 Tentang Rencana PembangunanJangka Menengah 2004-2009.

_______, 2002. Pembangunan Sistem Agribisnis Sebagai Penggerak EkonomiNasional, Departemen Pertanian, Jakarta.

_______, 2003. Ekonomi Kerakyatan Dalam Kancah Globalisasi. Kantor KementerianKoperasi Usaha Kecil dan Menengah.

_______, 2002. Pengukuran Analisis Ekonomi dan Keuangan Tingkat Kinerja InvestasiUsaha Kecil dan Menengah pada Beberapa Sentra/Klaster.Kerjasama KementerianKoperasi dan UKM dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta.

_______, 2002. Pengukuran Analisis Ekonomi Kinerja UKM dalam hal PembentukanModal Tetap Bruto (Investasi) Nasional Tahun 2002. Kerjasama KementerianKoperasi dan UKM dengan BPS, Jakarta.

_______, 2001. Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga Kerja,Nilai Tambah dan Ekspor UKM serta Peran Terhadap Tenaga Kerja Nasional danPDB Menurut Harga Konstan dan Harga Berlaku. Kerjasama Kementerian Koperasidan UKM dengan BPS, Jakarta.

Page 26: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

46

Arief, Sritua., 1997. Pembangunan dan Ekonomi Indonesia: Pemberdayaan Rakyatdalam Arus Globalisasi. CPSM, Bandung.

Arifin, B. 2004. Menterjemahkan Keberpihakan Terhadap Sektor Pertanian: Suatu TelaahEkonomi Politik. Dalam Rudi Wibowo dkk (Ed)., Rekonstruksi dan RestrukturisasiPertanian. PERHEPI, Jakarta.

Departemen Pertanian, 2002. Penjabaran Program dan Kegiatan PembangunanPertanian 2001-2004. Departemen Pertanian, Jakarta.

Fadhil Hasan, dkk. 2005. Indonesia 2005: Perekonomian Di Tampuk Saudagar danProyeksi Ekonomi 2006. INDEF, Jakarta.

Korten, David C., 1980, Community Organization and Rural Development : A LearningProcess Approach, dalam Public Administration Review, No. 40, 1980.

Krisnamurthi, B., 2003. Analisis Grand Strategy Pembangunan Pertanian: PembangunanSistem dan Usaha Agribisnis dan Implementasi Pembangunan Pertanian.Makalah, disampaikan pada Lokakarya Penyusunan Evaluasi KinerjaPembangunan Pertanian. Jakarta, 10-11 Desember 2003.

Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif. Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.Penerbit UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.

Pakpahan, 2004. Petani Menggugat. Max Havelaar Ind. dan GAPPERINDO, Jakarta.Rudi Wibowo., 1999. Refleksi Teori Ekonomi Klasik Dalam Manajemen Pemanfaatan

Sumberdaya Pertanian Pada Milenium Ketiga. Dalam Refleksi Pertanian Tanamanpangan dan Hortikultura. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

__________., 2001. Mewujudkan Visi Agribisnis Berdaya Saing Melalui PembangunanWilayah Yang Selaras Dengan Alam. Orasi Ilmiah Guru Besar Ekonomi PertanianUniversitas Jember. Jember, 12 Nopember 2001.

___________. 1999. Etika Pembangunan Sumberdaya Pertanian Menuju PembangunanBerkelanjutan. Dalam Rudi Wibowo (ed). 1999. Refleksi Pembangunan PertanianTanaman Pangan dan Hortikultura Nusantara. Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.

___________, 2000. Perspektif Manajemen Pembangunan Pertanian Indonesia. JurnalAgribisnis Vol. IV No 1 Januari-Juni 2000. JUBC, Pusat Bisnis Universitas Jember.

___________, Bayu Krisnamurthi dan Bustanul Arifin., (ed). 2004. Rekonstruksi danRestrukturisasi Pertanian. Beberapa Pandangan Kritis Menyongsong Masa Depan.PERHEPI, Jakarta.

Page 27: 21 Evaluasi Program Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP

JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 1 TAHUN I - 2006

47

Saragih, B. (2000). Karakteristik Agribisnis dan Implikasinya Bagi Manajemen Agribisnis.

Jurnal Agribisnis Vol. IV No 1 Januari-Juni 2000. JUBC, Pusat Bisnis Universitas Jember.

Soetrisno, 2003. Menuju Pembangunan Ekonomi Berkeadilan Sosial. STEKPI, Jakarta.

___________, 2003a. Kewirausahaan Dalam Pengembangan UKM di Indonesia. Dalam:Ekonomi Kerakyatan Dalam Kancah Globalisasi. Kantor Kementerian KoperasiUsaha Kecil dan Menengah.

___________, 2001. Rekonstruksi Pemahaman Koperasi. Merajut Kekuatan EkonomiRakyat. INTRANS, Jakarta.

___________, 2002. Pengembangan Ekonomi Daerah Pembiayaan & Investasi, Jakarta.

Tri Hendardi, C. 2005. Step By Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Penerbit Andi,Yogyakarta.

World Bank Brief for the Consultative Group on Indonesia; Indonesia Maintaining Stability,Deepening Reforms, January 2003 .