2011 Tinea Cruris dan Hipertensi Stage 1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE I (ECCE I)PBL KASUS 1TINEA CRURIS DAN HIPERTENSI STAGE I

Tutor :

dr. Joko Setyono, M.ScKelompok 7Raditya Bagas Wicaksono G1A011006Isnila F. KelilauwG1A011007

Halimah ChairunnisaG1A011013

Stefanus AriyantoG1A011015

Mona Septina RahayuG1A011030

Viny Agustiani LestariG1A011031

Anisa Kapti HanawiG1A011040

Ageng Bella DinataG1A011041

Ratih Rizki IndrayaniG1A011051

M Haris Yoga IswantoroG1A011069

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013

I. PENDAHULUANINFO 1

Ny. Bimbi berusia 38 tahun datang sendiri ke dokter keluarga (DK) untuk memeriksakan keluhan gatal pada daerah lipat paha sejak 5 hari yang lalu. Awal mulanya gatal dirasakan pada lipat paha kiri. Rasa gatal yang hebat ini membuat Ny.Bimbi selalu menggaruknya hingga kulit berwarna kemerahan. Pasien juga mengeluh sulit untuk tidur, badan terasa lemah, pusing dan tengkuk terasa tegang. Ny. Bimbi sudah berusaha membeli obat di warung tetapi belum sembuh juga. Keluhan gatal dirasakan semakin berat, bila Ny. Bimbi beraktivitas, berkeringat dan ketika menggunakan pakaian ketat. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan mengganggu karena membatasi aktivitas kerja Ny. Bimbi. Ny.Bimbi khawatir penyakitnya semakin bertambah parah dan berharap ingin cepat sembuh.

INFO 2

Riwayat Sosial EkonomiNy. Bimbi telah menikah dengan Tn. Bomba selama 5 tahun. Dan mempunyai anak laki-laki usia 4 tahun. Ny. Bimbi tinggal di Purwokerto sedangkan Tn. Bomba bekerja di Jakarta. Tn. Bomba datang ke Purwokerto sebulan sekali, sedangkan Ny, Bimbi hanya kadang-kadang saja pergi ke Jakarta. Ny. Bimbi sebenarnya ingin mengikuti suami, tetapi ia juga tidak mau melepaskan pekerjaannya sebagai karyawati sebuah hotel.

Ny. Bimbi merupakan lulusan SMK dan mempunyai pekerjaan sebagai resepsionis di sebuah hotel berbintang 3 di Purwokerto. Selain bekerja, Ny. Bimbi biasanya menghabiskan waktu untuk menjalankan hobinya karaoke bersama teman-temannya. Ny. Bimbi gemar makan apa saja, dan hampir setiap hari makan camilan asinan. Ny, Bimbi jarang berolahraga, terkadang merokok karena ajakan temannya tetapi tidak minum alkohol.

Ny. Bimbi dan keluarganya mempunyai kebiasaan mandi pagi dan sore hari dengan menggunakan 2 handuk secara bersama-sama yang dicuci 1 bulan sekali. Tidur dengan kasir yang jarang dijemur, sprei dicuci sebulan sekali. Ny. Bimbi juga mempunyai kebiasaan berganti celana jeans dengan adik perempuannya karena ukurannya sama. Ny. Bimbi sering tidak merasa nyaman berada di rumah karena ia merasa tidak cocok dan sering bertengkar dengan adik iparnya serta karena suasana rumah yang sangat ramai oleh anak-anak. APGAR score 3.Ny. Bimbi mempunyai hubungan yang cukup baik dengan tetangga-tetangganya meskipun tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan bersama seperti pengajian/arisan. Untuk berobat Ny. Bimbi ditanggung oleh fasilitas jamsostek yang ada di tempat kerjanya.Riwayat Penyakit DahuluNy. Bimbi tidak pernah menderita penyakit gatal seperti ini sebelumnya. Ny. Bimbi juga tidak mempunyai riwayat alergi makanan. Selain gatal, 1 tahun yang lalu Ny. Bimbi ke puskesmas karena keluhan sering pusing, dokter menyatakan tensi Ny. Bimbi tinggi dan disarankan control rutin dan minum obat secara teratur. Terapi Ny, Bimbi tidak pernah minum obat teratur dan control rutin hanya membeli obat penghilang rasa sakit di warung dan selalu sembuh dalam beberapa hari. Ny. Bimbi tidak pernah dirawat di RS, tidak pernah dioperasi dan tidak pernah mengalami kecelakaan. Penyakit lain yang pernah diderita hanya influenza, sakit maag ataupun diare yang selalu sembuh setelah minum obat warung atau berobat ke puskesmas. Frekuensi penyakit tersebut juga jarang, mungkin kurang dari setahun sekali. Ny. Bimbi juga tidak menggunakan KB hormonal.Riwayat Penyakit Keluarga

Adik (perempuan) ny. Bimbi mempunyaikeluhan yang sama, yaitu gatal-gatal di lipat paha. Keluhan yang sama pada ibunya disangkal. Ayah ny.bimbi telah meninggal dunia 4 tahun yang lalu saat berusia 60 tahun karea menderita penyakit hipertensi lama dan stroke. Ibu ny. Bimbi berusia 58 tahun telah menderita kencing manis selama 5 tahun dan rutin control ke dokter spesialis penyakit dalam. Kakak laki-laki pertama ny. Bimbi yang berusia 40 tahun juga menderita penyakit hipertensi. Sementara 2 saudara kandung lainnya (perempuan) diketahui tidak memiliki riwayat medis yang pentng.

Riwayat medis dari keluarga ayah ny. Bimbi cukup banyak. Kakek juga telah meninggal dunia karena penyakit hipertensi, sedangkan neneknya meninggal dengan sebab yang tidak diketahui oleh ny. Bimbi. Ayahnya merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara. Kakak pertamanya (laki-laki) telah meninggal dengan sebab yang tidak diketahui, kakak kedua (laki-laki) menderita penyakit hipertensi, kakak ketiga (perempuan) telah meninggal beberapa saat setelah melahirkan, adik pertama (laki-laki) tidak memiliki riwayat penyakit yang penting, adik kedua (perempuan) menderita hipertensi dan adik bungsu (perempuan) tidak memeliki riwayat medis yang penting.

Riwayat medis dari keluarga ny. Bimbi juga banyak. Kakek telah meninggal dunia karena penyakit kencing manis. Nenek masih sehat dan tidak memiliki riwayat medis yang penting. Ibu ny.bimbi merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Adikperama (laki-laki meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Adik kedua (laki-laki) juga menderita kencing manis. Adik ketiga dank e empat tidak diketahui memiliki riwayat medis yang penting.

Review System

Ny. Bimbi mengeluh gatal pada lipat paha kiri, rasa gatal disertai kemerahan karena garukan. Ny. Bimbi juga mengaku sulit tidur, badan terasa lemah, pusing dan tengkuk terasa tegang. Ia menyangkal nyeri dada, gangguan buang air besar tau buang air kecil, bengkak di kedua kaki, perubahan pola makan. Ia juga menyangkal mengalami emotional distress meskipun sering tidak puas dengan kehidupan keluarga dan pernikahannya.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik

Tinggi badan 160 cm

Berat badan 50 kg

Tekanan darah 140/90 mmHg

HR : 84x/menit, RR 20 x/menit

Temperatur axilla 36,6C

Kepala

Mata conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga dalam batas normal

Hidung dalam batas normal

Tenggorokan, tonsil T0/T0

Faring dalam batas normal

Thoraks: Jantung dan Paru dalam batas normal

Abdomen: Datar, supel, timpani, bising usus dalam batas normal

Ektremitas

Tidak ditemukan adanya edema, capillary refill kurang dari 1 detik

Ujud Kelainan Kulit (Regio inguinalis sinistra)

Makula eritematosa numular ukuran diameter 3 cm, berbatas tegas, dengan tepi lebih aktif, central healing, terdapat erosi.II. PEMBAHASAN

A. Klarifikasi Istilah

1. Gatal

Gatal (Pruritus) adalah sensasi kulit yang tidak menyenangkan yang mencetuskan keinginan untuk menggosok dan menggaruk kulit untuk menghilangkannya (Dorland, 2006). Gatal (Pruritus) adalah sensasi nyeri pada kulit yang dideskripsikan sebagai gatal biasanya disertai oedem/ bengkak (Corwin, 2009).

2. Kulit kemerahan

Bercak merah (Eritema) adalah makula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis , lupus eritematosus (Siregar, 2004). Bercak merah (Eritema) adalah kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah yang reversible (Budimulja, 2005).

3. Dokter keluargaMerupakan dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada komunitas, dengan titik berat pada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit namun sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu secara aktif mengunjungi penderita dan keluarganya (Prasetyawati, 2008).

Dokter Keluarga adalah tenaga kesehatan (dokter) tempat kontak pertama pasien (di fasilitas atau sistem pelayanan kesehatan) untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin secara paripurna dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggungjawab profesional, hukum, etika dan moral (WONCA, 1972).B. Batasan Masalah

1. Identitas

Nama

: Ny. BimbiUsia

: 38 tahunJenis Kelamin

: WanitaPekerjaan

: Resepsionis di hotel berbintang tiga

Alamat

: Purwokerto

2. Keluhan Utama: gatal3. RPS

a. Onset

: 5 hari yang lalu

b. Lokasi

: lipat paha kiri

c. Progresifitas: makin berat, hingga kemerahan

d. Kualitas

: gatal hebat, mengganggu aktivitase. Kuantitas

: -f. Faktor pemberat: Beraktivitas, berkeringat, pakaian ketat

g. Faktor peringan: -

h. Keluhan Penyerta: ingin menggaruk, sulit tidur, lemah, pusing, tengkuk terasa tegang4. RPD

a. Sudah membeli obat penghilang rasa sakit di warung namun tidak membaik

b. Belum pernah ada keluhan serupa

c. 1 tahun lalu sering ke puskesmas karena sering pusing

d. Riwayat hipertensi tetapi tidak kontrol rutin (hanya obat analgesik warung)

e. Riwayat dirawat di RS (-)

f. Riwayat kecelakaan (-)

g. Riwayat trauma (-)

h. Riwayat penyakit lain : influenza, maag, diare (selalu sembuh setelah berobat, jarang muncul)

i. Riwayat KB Hormonal (-)

5. RPK

a. Keluhan yang sama pada adiknya (+), ibunya (-)

b. Ayah meninggal akibat hipertensi kronis dan stroke

c. Ibu menderita DM, rutin kontrol ke internist

d. Kakak laki-laki pertama mengidap hipertensi

e. Kakek (dari ayah) meninggal akibat hipertensi

f. Saudara laki-laki ayah menderita hipertensi

g. Saudara perempuan ayah menderita hipertensi

h. Saudara perempuan lainnya dari ayah meninggal beberapa saat setelah melahirkan

i. Kakek (dari ibu) meninggak akibat DM

j. Adik dari ibu meninggal akibat kecelakaan lalu lintas

k. Adik lainnya dari ibu menderita DM

6. RSE

a. Tinggal berjauhan dengan suami, jarang bertemu

b. Makanan cemilan asinan setiap hari

c. Jarang berolahraga, Merokok (+) Alkohol (-)

d. Tinggal bersama anak, ibu, dan keluarga adiknya yang ketiga (bersama 2 orang anaknya) sehingga 1 rumah ditinggali 7 orang

e. Rumah luas 120 m2 (ruang tamu, ruang keluarga, 4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi, ventilasi cukup, eternit dan ubin)

f. Mandi 2 x sehari dengan 2 handuk yang digunakan bersama dalam keluarga tersebut

g. Handuk hanya dicuci 1 bulan sekali

h. Kasur jarang dijemur, sprei dicuci 1 bulan sekali

i. Kebiasaan bergantian celana jeans dengan adik perempuannya

j. Tidak merasa nyaman tinggal di rumah (merasa tidak cocok dan sering bertengkar dengan adik ipar, suasana rumah terlalu ramai)

k. APGAR Score : 3

l. Hubungan baik dengan tetangga namun jarang mengikuti pengajian dan arisan

m. Mengikuti JAMSOSTEK di tempat kerjaC. Analisis dan Pembahasan Masalah

1. Prinsip-prinsip pendekatan layanan family medicinea. Personal care

Hubungan erat antara dokter dan pasien. Pasien mungkin berkonsultasi tidak hanya ketika ia sedang sakit tetapi mencari nasihat sebagai seorang teman dan mentorb. Primary care

Dokter keluarga adalah pemberi pelayanan kesehatan yang pertama kali di temui oleh pasien dalam menyelesaikan masalahnya (Ratna et all,2009)

c. Continuing care

Pelayanan berpusat pada pasien bukan pada penyakit nya. Adanya hubungan jangka panjang antara dokter dan pasien dengan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. Dengan demikian pelayanan kesehatan tidak berbatas pada satu episode penyakit (Ratna et all,2009).

Terutama untuk kasus-kasus kronik yang perlu monitoring rutin dan pelayanan komplikasi yg mungkin muncul, misalnya hipertensi, DM, Hiperlipidemia, dll(Lubis, 2008).d. Comprehensive care

Ada 3 pengertian:

1) Pelayanan mencakup semua usia2) Pelayanan melingkupi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif3) Pelayanan meliputi bio-psiko-sosiale. Koordinasi

Sebagai koordinator yang mengurus segala hal yang berkaitan dengan kesehatan pasien. Mulai dari membrikan informasi yang sejelas2nya sampai dengan merujuk ke spesialis yang di butuh kan oleh pasien (Ratna et all,2009)f. Family and community orientedMengikut sertakan keluarga dalam proses kesembuhan dari pasien. Bisa dengan memberikan suport,mengawasi dalam minum obat,serta melihat bila kondisi pasien semakin buruk (ratna et all,2009)

2. Penegakan Diagnosis Holistik

a. Aspek PersonalMeliputi :

a) Berisi alasan kedatangan pasien (reason for encounter) seperti keluhan utama, symptoms & signs, kegawatan dll.

b) Berisi Idea, Concern, Expectation & Anxiety pasien dan keluarganya

Aplikasi pada kasus PBL 1:

1) Idea (Keluhan utama): gatal pada lipat paha2) Concern (Gejala penyerta):a) sulit untuk tidur

b) badan terasa lemah

c) pusing

d) tengkuk terasa tegang

e) kulit berwarna merah akibat garukan

3) Expected

: ingin cepat sembuh4) Anxiety

: khawatir penyakitnya semakin bertambah parahb. Aspek KlinisBerisi diagnosis dari aspek klinis yaitu diagnostic definitive, diagnosis sementara, diagnosis kerja dan DD-nya.Diagnosis Kerja

1) Hipertensi primer grade I (140/90)

2) Tinea cruris

UKK: Makula eritematosa numular berdiameter 3 cm, berbatas tegas, tepi lebih aktif, central healing, terdapat erisu

Diagnosis Banding

1) Hipertensi sekunder

Merupakan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yang mendasari, misalnya sleep apneu, hipertiroidisme, dan lain sebagainya.

2) Erythrasma

Perlu dilakukan pemeriksaan Lampu Wood, akan muncul fluoresensi merah bata.

3) Candidiasis

UKK akan tampak lesi satelit, berbentuk corimbiformis.

4) Psoriasis

UKK tampak fenomena Coebner dengan deskuamasi yang berlebihan.

c. Aspek Internal

1) Berisi factor-faktor risiko internal yang dapat mempengaruhi kondisi sehat sakit individu pasien dan keluarganya

2) Meliputi : Usia, Jenis kelamin, Ras, Genetik, perilaku indivisu sakit

3) Factor-faktor risiko internal ini merupakan confounding factors terjadinya sehat-sakit

Aspek internal pada kasus ini adalah

Usia

: 38 tahunJenis kelamin: WanitaNutrisi

: makan apa saja, suka camilan asinanPerilaku individu: 1) Kebiasaan menggunakan handuk secara bersama-sama

2) Handuk di cuci 1 bulan sekali

3) Tidur dengan kasur yang jarang dijemur

4) Sprei dicuci 1 bulan sekali

5) Kebiasaan bergantian celana jeans dengan adik perempuannya

6) Kurang berolahraga

Genetika

: faktor risiko hipertensi, diabetes mellitus dari

Keluarganyad. Aspek Eksternal

1) Berisi factor-faktor risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi sehat-sakit individu pasien dan keluarganya

2) Meliputi : perilaku sakit anggota keluarga lain, hubungan interpersonal, sosek, pendidikan, lingkungan rumah dan lingkungan local sekitarnya.

3) Factor-faktor eksternal ini merupakan determinant factors terjadinya sehat-sakit.

Aspek eksternal pada kasus ini adalah:

1) Lingkungan

2) Hubungan dengan orang lain

3) Extended family

4) APGAR Score 3

5) Kebiasaan keluarga yang tidak sehat

e. Aspek Scale ScoreTabel 1. Scale Score System (Kekalih, 2008)

SkalaAktivitas menjalankan fungsiKetergantungan terhadap org lain

1Melakukan pekerjaan seperti sebelum sakitMandiri dalam perawatan diri dan bekerja di dalam dan luar rumah

2Pekerjaan ringan sehari-hari, di dalam dan luar rumahAktivitas kerja mulai berkurang

3Pekerjaan ringan dan bisa melakukan perawatan diriPekerjaan ringan dan perawatan diri masih dikerjakan sendiri

4Perawatan diri hanya keadaan tertentu, posisi duduk dan berbaringTidak melakukan aktivitas kerja. Perawatan diri oleh keluarga

5Perawatan diri oleh orang lain, posisi berbaring pasifSangat bergantung dengan orang lain (misal tenaga medis)

Pada kasus PBL 1, Ny. Bimbi termasuk ke dalam Scale score 2 karena keluhan yang Ny Bimbi dirasakan sudah mengganggu karena membatasi aktivitas Ny. Bimbi.

3. Penanganan Komprehensif

a. Patient centered

1) Rencana penegakan diagnosisa) Pemeriksaan gula darah (GDS, GDP, GD2P), HBa1C untuk mengetahui apakah terdapat diabetes mellitusb) Pemeriksaan kolesterol, lipoprotein (HDL dan LDL), trigliserid untuk mengetahui apakah terdapat dislipidemia

c) Pemeriksaan elektrokardiografi untuk mengetahui bagaimana kelistrikan jantung

d) Pemeriksaan fungsi ginjal (serum kreatinin, serum urea) untuk mengetahui apakah hipertensi memiliki hubungan dengan kerusakan ginjal2) Rencana pengobatana) Antifungi

i. Mikonazol

Mekanisme kerjanya dengan selaput dinding sel jamur yang rusak akanmenghambat biosintesis dari ergosterol sehingga permeabilitas membran sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Tersedia dalam bentuk cream 2%, solution, lotio, bedak. Diberikan 2 kali sehari selama 4 minggu. Penggunaan pada anak sama dengan dewasa. Tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas, hindari kontak dengan mata (Dzuanda, 2007).ii. Griseofulfin

Termasuk obat fungistatik, bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur dengan mengikat mikrotubuler dalam sel. Obat ini lebih sedikit tingkat keefektifannya dibanding itrakonazole. Pemberian dosis pada dewasa 500mg microsize (330-375 mg ultramicrosize) PO selama 2-4minggu, untuk anak 10-25 mg/kg/hari Po atau 20 mg microsize /kg/hari (Dzuanda, 2007).iii. Ketokonazol

Sebagai turunan imidazole, ketokonazole merupakan obat jamur oral yang berspektrum luas. Kerja obat ini fungistatik. Pemberian 200 mg/hari selama 2-4 minggu. Ketokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar (Dzuanda, 2007).b) Antihipertensi

i. Calcium channel blocker : nifedipine

ii. Angiotensin converter enzyme inhibitor : captopril

iii. Beta blocker : propranololc) Analgetik

i. Non steroid anti inflammation drugs : ibuprofen

ii. Asam mefenamat3) Rencana edukasi pasien (Mansjoer, 2000)

a) Anjurkan agar menjaga daerah lesi tetap keringb) Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi.c) Jaga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat keringkan dengan handuk dan mengganti pakaian yang lembabd) Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun, tidak ketat dan ganti setiap hari.e) Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.f) Penjelasan tata cara minum obatg) Penjelasan tentang penyakit tinea dengan jelash) Anjurkan untuk sering berolahragai) Anjurkan untuk berhenti merokokj) Anjurkan untuk segera membersihkan badan jika berkeringat sehabis beraktivitask) Edukasi pasien tentang penyakitnya apa, cara penularan dan waktu terapi.

l) Pasien disarankan mengubah kebiasaan menggunakan pakaian bersama dengan anggota keluarga yang lain.

m) Pasien disarankan menghindari menggunakan pakaian yang ketat dan tidak dapat menyerap keringat dengan baik.

n) Pasien disarankan mencegah daerah kewanitaannya dari kondisi lembab.

o) Pasien disarankan mengubah kebiasaan menggunakan handuk secara bersamaan dikeluarganya.

p) Pasien diedukai bahwa pengobatan dermatomikosis membutuhkan waktu yang cukup lama jadi harus patuh minum obatnya.

q) Pasien diedukasi diakhir terapi harus tes kerokan kulit untuk memastikan dermatomikosisnya sudah sembuh.

r) Pasien diedukasi bahwa dia menderita hipertensi grade 1 jadi harus minum obat dan kontrol rutin sesuai ketentuan.

s) Pasien diedukasi untuk tidak merokok dan menjaga konsumsi makanannya berprinsip gizi seimbang karena keluarganya memiliki riwayat diabetes mellitus.

4) Rencana monitoring dan evaluasi (Mansjoer, 2000)a) Mencegah sakit dan angka kematian dari penyakit kardiovaskular dan ginjal.

b) Mengobati hingga tekanan darah mencapai