Upload
anonymous-yis67famjh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
1/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 185
MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTORBERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA
(Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)
Tyas Permanawati, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya MalangJl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia mengiringi meningkatnya kecelakaan yangmelibatkan sepeda motor dimana lebih banyak dibanding mobil penumpang dan manusia merupakan faktor
paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model peluang
kecelakaan sepeda motor berdasarkan karakteristik pengendara ditinjau terhadap aspek sosio-ekonomi, pergerakan dan perilaku. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik denganmenggunakan data hasil kuesioner yang dilakukan pada 370 responden di Surabaya, 100 responden diMalang dan 101 responden di Sragen. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pengendara sepeda motordi Surabaya, Malang dan Sragen berjenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMU, usia respondentertinggi 21-25 tahun di Surabaya (18,1%), Malang (24%) dan usia 15-20 tahun di Sragen (34%). Pekerjaansebagai pegawai swasta tertinggi di Surabaya (42,7%) dan Malang (42%), sedangkan di Sragen tertinggiadalah wiraswasta (25,7%). Di Surabaya, Malang dan Sragen sebagian besar melakukan pergerakan untuktujuan bekerja. Di Surabaya responden paling banyak memperoleh SIM melalui ujian dan praktek, di Malangdan Sragen paling banyak memperoleh SIM tidak melalui ujian. Responden yang pernah mengalamikecelakaan sepeda motor di Surabaya 57,6%, di Malang 69% dan di Sragen 70,3%.Model peluang yang berpengaruh meningkatkan kecelakaan di Surabaya: P(x i) =
1/[)594,0823,1591,0665,0( 2,41,42,31 X X X e +++-+ ], dengan X 3,2 = kadang-kadang berkendara dengan kecepatan > 40
km/jam, X 4,1 = sering menyalip dua kendaraan sekaligus, X 4,2 = kadang-kadang menyalip dua kendaraan
sekaligus. Model yang dihasilkan di Malang: P(x i) = 1/[)511,1687,0( 2,31 X e +-+ ], dengan X 3,2 = pekerjaan
sebagai pegawai swasta. Model yang dihasilkan di Sragen: P(x i) = 1/[)193,0392,0( 21 X e +--+ ], dengan X 2 =
pengetahuan berkendara. Rekomendasi program aksi yang diusulkan untuk Surabaya meliputi: perbaikan perilaku melalui pendidikan, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untuk Malangmeliputi: perbaikan sistem pemberian SIM, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untukSragen meliputi: meningkatkan pengetahuan berkendara, penegakan hukum dan keterlibatan pemangkukeputusan.Kata kunci : karakteristik pengendara, peluang kecelakaan, sepeda motor
PENDAHULUANPenggunaan sepeda motor sebagai
moda transportasi sudah menjadikegemaran atau bahkan gaya hidup di
banyak negara berkembang sepertiIndonesia, hal ini karena sepeda motormudah digunakan di kota-kota untukmenempuh jarak dekat misalnya antararumah dan tempat bekerja. Selain hal diatas peningkatan jumlah sepeda motor
juga seiring dengan meningkatnya
populasi serta pendapatan masyarakat
khususnya golongan berpendapatan
menengah ke bawah.Di Indonesia, sepeda motor dianggapdapat memenuhi kebutuhan masyarakatgolongan ekonomi menengah kebawah,disamping keunggulan dalamkemampuan bermanuver disela-selakemacetan. Sepeda motor jugamemberikan efisiensi dalam biaya
perjalanan. Dampak dari kenaikan BBMserta ketidak-efisienan sarana angkutanumum dan waktu perjalanan yang tidak
dapat diprediksi , menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepemilikan
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
2/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 186
sepeda motor. Meningkatnya jumlah pengguna sepeda motor mengiringimeningkatnya kecelakaan yangmelibatkan sepeda motor.
Salah satu upaya untuk membuat program aksi guna mengurangi jumlahkecelakaan adalah dengan mengetahuifaktor yang berpengaruh terhadapterjadinya kecelakaan, yang salah satunyaadalah faktor manusia. Untuk haltersebut di atas maka perlu diketahuitentang karakteristik pengendara sepedamotor, diantaranya karakteristik sosio-ekonomi, karakteristik pergerakan dan
perilaku dalam berkendara.Sejauh ini upaya nyata dari
pemerintah dalam mengurangi jumlahkecelakaan sepeda motor masih terbatas
pada tindakan yang bersifat insidentil,tidak berkelanjutan dan belum didukungdari hasil kajian yang mendalam atau
belum menyelesaikan akar masalah yangada. Untuk itu perlu dilakukan penelitianguna menunjang pembuatan program aksiyang komprehensif dan berkelanjutan.Pada kesempatan ini akan dilakukan
penelitian terhadap karakteristik pengendara sepeda motor untuk kotaSurabaya, Malang dan Sragen, dengan
pertimbangan masing-masing kotatersebut memiliki karakteristik
pengendara sepeda motor yang berbeda.Hasil penelitian diharapkan dapat
memberi kontribusi penting dalam pembuatan program aksi untukmengurangi jumlah kecelakaan yang
melibatkan pengendara sepeda motor.TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:1. Mengetahui karakteristik pengguna
sepeda motor berdasarkan aspeksosial-ekonomi, pergerakan nonspasial dan perilaku terkait peraturanyang berlaku di wilayah studi.
2. Mengetahui model peluang
kecelakaan pengendara sepeda motordi wilayah studi berdasarkan
karakteristik sosio-ekonomi, pergerakan dan perilakunya.
3. Menyusun rekomendasi program aksidi masing-masing wilayah studi.
Batasan dalam penelitian ini adalah:1. Pengendara sepeda motor yang
diidentifikasi adalah pengendara yang bertindak sebagai pengemudi sepedamotor.
2. Pengambilan sampel dilakukan secaraacak dengan tidak memperhitungkandemografi kota.
3. Metode sampling yang digunakanadalah Accidental RandomSampling.
Ruang lingkup penelitian meliputi:1. Melakukan identifikasi terhadap
karakteristik pengendara sepedamotor berdasarkan aspek sosial -ekonomi, pergerakan dan perilaku.
2. Membuat pemodelan peluang pengendara mengalami kecelakaansepeda motor di masing-masingwilayah studi.
3. Pembuatan rekomendasi program aksiuntuk masing-masing wilayah studi.
4. Lokasi penelitian adalah kotaSurabaya, Malang dan Sragen.
TINJAUAN PUSTAKAPertumbuhan Sepeda Motor danDampak Penggunaannya
Peningkatan jumlah sepeda motoryang secara kontinyu ini mengawali
pertumbuhan penggunaan sepeda motor
mulai dari kawasan perkotaan sampai ke pedesaan. Hal ini juga dipengaruhi olehkemampuan daya beli masyarakat. Disisilain timbul isu terkait dengan
pertumbuhan penggunaan sepeda motor,yaitu: 1) keselamatan lalu lintas, 2)ketertiban lalu lintas, 3) ekonomi dan 4)lingkungan.Isu keselamatan lalu lintas terkait dengan
jumlah kecelakaan lalu lintas yangmelibatkan sepeda motor sudah menjadi
isu keselamatan transportasi nasional,karena jumlah kecelakaan sepeda motor
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
3/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 187
cenderung lebih besar dari kecelakaankendaraan jenis angkutan barang danangkutan penumpang.
Kecelakaan Yang Melibatkan SepedaMotor
Menurut Lindskog dan Al Haji (2005)sebagian besar korban kecelakaan lalulintas jalan raya di negara yang sedang
berkembang adalah pejalan kaki, pengendara sepeda, pengendara sepedamotor dan kendaraan tak bermotorlainnya. Dibeberapa kota besar yangtidak mempunyai prasarana lajur khusussepeda motor, kecenderungan pengendarasepeda motor selalu ingin mendahuluidisela-sela pengguna jalan yang laintanpa memperhatikan akan resikonya.Kecenderungan tersebut juga tampak
pada pengendara yang tidak disiplinmematuhi rambu/ peraturan untukmenggunakan lajur khusus sepeda motordengan memilih lajur roda empat.
Terjadinya sebuah peristiwakecelakaan lalu lintas pada umumnyadisebabkan oleh lima faktor yang saling
berinteraksi seperti dikemukakan olehMiaou et al (2003) dalam Harnen (2007),yaitu: manusia, lalu lintas, jalan, saranakendaraan dan lingkungan. Menurut
penelitian yang telah dilakukan olehLindskog Per dan Al Haji (2005) denganobyek penelitian di negara-negaraASEAN disebutkan bahwa faktor yangsangat berpengaruh terhadap kecelakaansepeda motor meliputi kondisi sepeda
motor, perilaku dan kesalahan manusia,kualitas jalan dan perancangannya, sistem(peraturan dan penegakan hukum), dankondisi lingkungan serta cuaca.
Karakteristik Pengendara SepedaMotor
Warpani (2002) menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh DirektoratJenderal Perhubungan Darat mengenaikecelakaan lalu lintas yang dipengaruhi
oleh usia pengemudi menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan
terbesar adalah mereka dengan kelompokusia 16-30 tahun (55,99%) dan padakelompok usia 21-25 tahun adalah yangterbesar. Sedangkan kelompok usia diatas
40 tahun adalah relatif kecil seiringdengan kematangan usia dan tingkatdisiplin yang lebih baik dibandingkandengan usia yang lebih muda.
Dari hasil penelitian yang dilakukanoleh Direktorat Jenderal PerhubunganDarat mengenai kecelakaan yangmelibatkan pengemudi menunjukkan
bahwa pada umumnya pengemudi yangterlibat dalam kecelakaan adalah merekayang berpendidikan Sekolah Dasarsampai Sekolah Menengah Atas, yaituSD 13,13%, SLTP 25%, SLTA 40,52%
Waldijono (2004) dalam SitiMalkamah dan Ubaidillah (2007),
pengalaman mengemudi atau berkendaramerupakan hal yang sangat pentingdibandingkan dengan usia pengendara,disebutkan pula bahwa pengendara yang
berpengalaman akan memilikiketrampilan berkendara yang lebih baikdibandingkan dengan yang kurang
berpengalaman. .Perbedaan karakteristik pada jenis
kelamin dapat memberikan pengaruhdalam hal berkendara. Laki-laki dan
perempuan memiliki perilaku yang berbeda dalam berkendara, bahkan status pernikahan dapat pula mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Menurut Khisty (2005), pendidikanmengenai mengendarai/ mengemudi yang
memadai adalah yang meliputi pengetahuan tentang interaksi manusia-kendaraan-lingkungan, mengembangkankeahlian berkendara, dan mempengaruhisecara positif perilaku pengendara. Halini akan menciptakan kebiasaanmengendarai yang lebih aman, dan dapatmenurunkan jumlah angka kecelakaan.Sedangkan hukum dan penegakannyaakan memberikan petunjuk dan motivasidemi terwujudnya perilaku pengendara
yang aman dan efisien.
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
4/10
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
5/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 189
HASIL DAN PEMBAHASAN1. Analisis Data Deskriptifa. Analisis Karakteristik Sosio
Ekonomi
Sebagian besar responden pengendarasepeda motor di Surabaya (18,1%)dan Malang (24%) berusia 21-25tahun, di Sragen sebagian besar
berusia 15-20 tahun (34%) dansebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan SMUmerupakan prosentase tertinggiresponden pengendara di Surabaya(62,2%), Malang (49%) dan Sragen(54,90%). Pekerjaan sebagai pegawaiswasta merupakan respondentertinggi di Surabaya (42,7%) danMalang (42%), sedangkan di Sragensebagian besar bekerja sebagaiwiraswasta (25,7% responden).Penghasilan masyarakat banyakdipengaruhi oleh jenis pekerjaan sertakemampuan yang dimilikinya.Pengendara dengan penghasilankurang dari Rp. 500.000,- merupakan
prosentase terbesar di Sragen(50,5%), sedangkan responden diSurabaya (22,4%) dan Malang (26%)merupakan prosentase terbesardengan penghasilan antara Rp.500.000- Rp. 750.000,-.
b. Analisis Karakteristik PergerakanUmumnya tujuan pergerakan dengansepeda motor di masing-masingwilayah penelitian adalah untuk
bekerja dan frekuensi aktifitas 7 hari perminggu.
c. Analisis Karakteristik Perilaku Sebagian besar responden diSurabaya memperoleh SIM (SuratIjin Mengemudi) melalui ujian teoridan praktek (56,9%), di Malang(52,2%) dan Sragen (50%) umumnyamemperoleh SIM tidak melalui ujiandengan alasan belum memiliki biayauntuk mengurus SIM dan sistem
pelayanan yang kurang efektif.
Jumlah responden di Surabaya yang pernah mengalami kecelakaansebanyak 57,6%, di Malang 69% danSragen mempunyai prosentase
terbesar dalam keterlibatanmengalami kecelakaan (70,3%responden). Pengendara sepedamotor di Surabaya 49,2% respondenkurang memahami mengenaikendaraan yang memiliki prioritaslebih dulu jalan saat melewati
persimpangan. Di Malang 41%reponden kurang paham arti marka
berupa garis ditengah warna putihyang terputus-putus diatas jalan duaarah. Di Sragen 47,5% respondenyang kurang memahami bataskecepatan maksimum kendaraan yang
berlaku didalam perumahan/kota danarti marka berupa garis ditengah
berwarna putih yang tidak terputusdiatas jalan dua arah. Sebagian besar
pengendara diwilayah penelitian pernah mengalami kecelakaan sepedamotor, di Surabaya 57,6%, Malang69% dan Sragen 70,3%
2. Pemodelana. Model Peluang Kecelakaan Sepeda
Motor di Kota Surabaya- Aspek Sosio-Ekonomi:
P(x i)=1/[ )801,0875,0787,0( 4,21,21 X X e ---+ ]
Peluang kecelakaan sepeda motorP(x i) dipengaruhi oleh penghasilan
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
6/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 190
1.000.001,- Rp.1.250.000,- (X 2,4)sebesar e -0,801 = 0,449, probabilitasterjadinya peluang pengendaramengalami kecelakaan sebesar 0,449
kali, nilai ini kurang dari satu yang berarti negatif jadi pengendaradengan penghasilan antara Rp.1.000.001,- Rp. 1.250.000 dapatmenurunkan peluang mengalamikecelakaan. Hal ini dapat terjadi,
pengendara yang berpenghasilan 40km/jam (X 3,2), sering menyalip duakendaraan sekaligus (X 4,1) dankadang-kadang menyalip duakendaraan sekaligus (X 4,2). Oddsratio perilaku pengendara sepedamotor yang berkendara kadang-kadang dengan kecepatan > 40km/jam (X 3,2) sebesar e
0,591 = 1,806, probabilitas terjadinya peluang pengendara mengalami kecelakaansebesar 1,806 kali nilai ini lebih besardari satu berarti positif jadi peluangmengalami kecelakaan meningkat.Odds ratio perilaku pengendarasepeda motor sering menyalip duakendaraan sekaligus sebesar e 1,823 =6,191 probabilitas terjadinya peluang
pengendara mengalami kecelakaansebesar 6,191 kali dan Odds ratio
perilaku pengendara sepeda motoryang kadang-kadang menyalip duakendaraan sekaligus sebesar e 0,594 =1,812, probabilitas terjadinya peluang
pengendara mengalami kecelakaansebesar 1,812 kali, kedua nilaitersebut lebih besar dari satu jadi
berkendara dengan perilaku seringdan kadang-kadang menyalip duakendaraan sekaligus akanmeningkatkan peluang mengalamikecelakaan.Berkendara dengan kecepatan > 40km/jam mengakibatkan pengendaratidak mampu mengendalikan
kendaraan ketika ada kendaraandidepan yang mengerem secara
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
7/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 191
mendadak atau menghindari jalanyang berlubang. Demikian puladengan menyalip dua kendaraansekaligus tentunya dengan kecepatan
tinggi sehingga pengendara tidakmampu mengendalikan kendaraanketika menghindari papasan dengankendaraan dari arah berlawanan danakan kesulitan untuk masuk lajuryang seharusnya.
b. Model Peluang KecelakaanSepeda Motor di Kota Malang- Aspek Sosio-Ekonomi, model yangdihasilkan:
P(x i) = 1/[ )511,1687,0( 2,31 X e +-+ ]
Peluang pengendara sepeda motormengalami kecelakaan P(x i)dipengaruhi oleh jenis pekerjaanseseorang, yaitu sebagai pegawaiswasta. (X 3,2) dengan koefisien
positif, artinya pengendara dengan pekerjaan sebagai pegawai swastaakan meningkatkan peluangmengalami kecelakaan.Odds ratio pekerjaan sebagai pegawaiswasta sebesar e 1,511 = 4,532,
probabilitas terjadinya peluang pengendara mengalami kecelakaansebesar 4,532 kali, artinya pengendarayang pekerjaannya sebagai pegawaiswasta dapat meningkatkan peluangterjadinya kecelakaan. Hal ini dapatterjadi karena pegawai swastaumumnya memiliki mobilitas dan jam
kerja yang tinggi sehingga dalam berkendara kadang-kadang dalamkondisi mengantuk atau untukmempercepat waktu perjalanan agarcepat sampai tujuan, berkendaradengan kecepatan > 40 km/jam yang
beresiko mengalami kecelakaan.Hasil analisis ini juga dipengaruhioleh faktor pengambilan sampel yangmemberikan data responden yangdiperoleh menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dengan
pekerjaan sebagai pegawai swasta pernah mengalami kecelakaan.
- Aspek Pergerakan, model yang
dihasilkan:P(x i) = 1/[
)155,2804,1( 4,31 X e --+ ]
Peluang terjadinya kecelakaan P(x i)dipengaruhi oleh pengendara yangmempunyai tujuan rutin kesekolahdengan koefisien negatif (X 3,4),artinya variabel tersebut mengurangi
peluang pengendara sepeda motormengalami kecelakaan.Odd ratio pengendara dengan tujuanrutin kesekolah sebesar e -2,155 = 0,116,
probabilitas terjadinya peluang pengendara mengalami kecelakaansebesar 0,116 kali, nilai tersebutkurang dari satu jadi tujuan rutinkesekolah dapat mengurangi peluangterjadinya kecelakaan. Hal ini dapatterjadi karena pengendara akan lebih
berhati-hati saat kesekolah, selain itusampel yang diambil memberikandata sebagian besar responden dengantujuan rutin kesekolah tidak pernahmengalami kecelakaan.- Aspek Perilaku, model yangdihasilkan:
P(x i) = 1/[)425,1220,0( 1,11 X e --+ ]
Peluang pengendara sepeda motormengalami kecelakaan P(x i)dipengaruhi oleh pengendara yangtidak memiliki SIM (X 1,1) dengan
koefisien negatif, yaitu variabeltersebut mengurangi peluang
pengendara mengalami kecelakaan.Odd ratio pengendara yang tidakmemiliki SIM sebesar e -1,425 = 0,240,
probabilitas terjadinya peluangmengalami kecelakaan sebesar 0,240kali, nilai tersebut kurang dari satu,
berarti variabel tersebut dapatmengurangi peluang terjadinyakecelakaan. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa dengan tidak memiliki SIMdimungkinkan dapat mengurangi
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
8/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 192
peluang terjadinya kecelakaan karenasaat berkendara akan bersikap lebihhati-hati, berusaha untuk tidakmelanggar peraturan yang beresiko
terjadinya kecelakaan dan takutterkena sangsi pelanggaran lalu lintas.Faktor lain yang mempengaruhi hasilanalisis ini adalah pengambilansampel yang dilakukan memberikanhasil bahwa sebagian besar respondenyang tidak pernah mengalamikecelakaan adalah responden yangtidak memiliki SIM.
c. Model Peluang Kecelakaan SepedaMotor di Kota Sragen- Aspek Sosio-Ekonomi, model yangdihasilkan:
P(x i)= 1/[)295,2037,3( 2,21 X e --+ ]
Peluang pengendara sepeda motormengalami kecelakaan P(x i)dipengaruhi oleh tingkat pendidikanakhir SD/MI (X 2,2) dengan koefisiennegatif, yaitu variabel tersebutmengurangi peluang pengendarasepeda motor mengalami kecelakaan.Odd ratio pengendara dengan tingkat
pendidikan SD/MI sebesar e -2,295 =0,101, probabilitas terjadinya peluang
pengendara mengalami kecelakaansebesar 0,101 kali, nilai tersebutkurang dari satu, berarti tingkat
pendidikan SD/MI dapat mengurangi peluang terjadinya kecelakaan. Halini dapat terjadi bahwa responden
dengan pendidikan terakhir SD/MIumumnya berpenghasilan 40km/jam, menerobos lampu merahserta berkendara setelah minumalkohol yang dapat meningkatkan
peluang akan terjadinya kecelak aan.
- Aspek Perilaku, model yangdihasilkan:P(x i) = 1/[
)193,0392,0( 21 X e +--+ ]
Peluang pengendara sepeda motormengalami kecelakaan P(X i)dipengaruhi oleh pengetahuan dalam
berkendara sepeda motor (X 2) dengankoefisien positif yang berarti variabeltersebut dapat meningkatkan peluangterjadinya kecelakaan. Odd ratio
pengetahuan pengendara sepedamotor dalam berkendara sebesar e 0,193
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
9/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 193
= 1,213, probabilitas terjadinya peluang pengendara mengalamikecelakaan sebesar 1,213 kali, nilaitersebut lebih besar dari satu jadi
peluang terjadinya kecelakaanmeningkat karena pengetahuan dalam
berkendara sepeda motor. Dalam halini pengendara yang kurang atau tidakmemiliki pengetahuan cukup dalam
berkendara akan meningkatkan peluang terhadap terjadinyakecelakaan. Sebesar 49,5%responden memberikan jawaban yangsalah pada pertanyaan mengenai
pengetahuan berkendara. Sebagian besar pengendara masih kurangmengerti berapa jarak aman minimalsaat berkendara dibelakang kendaraanlain bila kecepatan sepeda motor yangdikendarai > 40 km/jam. Sangsimengenai hukuman yang diberikan
jika pengendara sepeda motor tidakmemiliki SIM juga kurang dipahami,rambu isyarat batas kecepatan jugakurang mendapat perhatian dari
pengendara. Ketidak pahamantersebut mengakibatkan terjadinya
pelanggaran yang merupakan awaldari terjadinya kecelakaan
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Dari hasil penelitian dapatdisimpulkan sebagai berikut:1. Karakteristik pengendara sepeda
motor digambarkan bahwa di kota
Surabaya dan Malang sebagian besarusia pengendara antara 21-25 tahun,sedangkan di Sragen didominasi usia15-20 tahun. Baik di kota Surabaya,Malang dan Sragen jenis kelamin
pengendara terbanyak adalah laki-laki. Tingkat pendidikan terakhir
pengendara paling banyak adalahSMU. Mayoritas pengendara di kotaSurabaya dan Malang bekerja sebagai
pegawai swasta, sedangkan di kota
Sragen paling banyak adalah sebagaiwiraswasta. Dari segi penghasilan
paling dominan dikota Surabaya danMalang adalah yang berpenghasilanantara Rp. 500.000,- - Rp. 750.000.sedangkan di kota Sragen paling
banyak mereka berpenghasilan < Rp.500.000,-. Umumnya pengendara diSurabaya memperoleh SIM dengancara melalui ujian dan praktek,sedangkan di Malang dan Sragenmemperoleh SIM dengan cara tidakmelalui ujian. Masih banyak
pengendara yang belum paham artirambu dan marka.
2. Model peluang kecelakaan sepedamotor di kota Surabaya:a. Berdasarkan aspek sosio
ekonomi:P(x i)=1/[ )801,0875,0787,0( 4,21,21 X X e ---+ ],dengan X 2,1 = penghasilan < Rp.500.000,-; X 2,4 = penghasilanantara Rp. 1.000.001,- Rp.1.250.000,-
b. Berdasarkan aspek pergerakan:
P(x i) =1/[)980,1120,1( 1,1
1 X
e --
+ ],dengan X 1,1 = frekuensi aktifitas 1hari perminggu
c. Berdasarkan aspek perilaku:P(x i)=
)594,0823,1591,0665,0( 2,41,42,31
1 X X X e +++-+
;
dengan X 3,2 = kadang-kadang berkendara dengan kecepatan >40 km/jam; X 4,1= sering menyalipdua kendaraan sekaligus; X 4,2 =kadang-kadang menyalip duakendaraan sekaligus.
Model peluang kecelakaan sepedamotor di kota Malang:a. Berdasarkan aspek sosio ekonomi:
P(x i) = 1/[)511,1687,0( 2,31 X e +-+ ],
dengan X 3,2 = pekerjaan sebagai pegawai swasta
b. Berdasarkan aspek pergerakan:P(x i) = 1/[
)155,2804,1( 4,31 X e --+ ],dengan X 3,4 = tujuan rutinkesekolah
7/26/2019 184-352-1-PB.pdf
10/10
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No.3 2010 ISSN 1978 5658 194
c. Berdasarkan aspek perilaku: P(x i)= 1/[ )425,1220,0( 1,11 X e --+ ], denganX1,1= tidak memiliki SIM
Model peluang kecelakaan sepedamotor di kota Sragen:a. Berdasarkan aspek sosio ekonomi:
P(x i)= 1/[)295,2037,3( 2,21 X e --+ ],
dengan X 2,2 = pendidikan terakhirSD/MI
b. Berdasarkan aspek pergerakan:P(x i)=1/[ )532,2597,3439,1( 3,12,11 X X e ++--+ ],dengan X 1,2 = frekuensi aktifitas 2hari perminggu; X 1,3 = frekuensi
aktifitas 3 hari perminggu.c. Berdasarkan aspek perilaku: P(x i)= 1/[ )193,0392,0( 21 X e +--+ ], denganX2 = pengetahuan dalam
berkendara.Rekomendasi yang dapat diusulkan
berdasarkan hasil analisis adalah:a. Rekomendasi program aksi untuk
kota Surabaya meliputi: perbaikan perilaku melalui pendidikan, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan.
b. Rekomendasi program aksi untukkota Malang adalah: keterlibatan
pemangku keputusan, penegakanhukum, perbaikan sistem pemberianSurat Ijin Mengemudi (SIM).,
peningkatan kejelasan pandangan.c. Rekomendasi program aksi untuk
kota Sragen meliputi: perbaikan perilaku melalui pendidikan,keterlibatan pemangku keputusan,
penegakan hukum dan peningkatankejelasan pandangan.
SARAN1. Adanya beberapa rekomendasi
program aksi yang diusulkan dimasing-masing kota, makadipandang perlu dilakukan studi lebihlanjut untuk menentukan skala
prioritas program aksi yang sesuai
dengan kondisi pemangku keputusandi masing-masing kota.
2. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini masih memilikiketerbatasan dalam menentukanmacam variabel serta kategori yang
perlu ditinjau. Oleh karena itu masihdiperlukan motivasi yang tinggi untukmengembangkan penelitian inimelalui variabel dan kategori yanglebih bervariasi dengan menggunakanmodel analisis yang lain.
UCAPAN TERIMA KASIHTerima kasih disampaikan kepada
Laboratorium Transportasi dan JalanRaya yang telah membantu penelitian iniserta semua pihak atas partisipasinyaselama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ellen, Tangkudung dan Sabarina, Prasetijo 1999,Hubungan Antara Pertambahan UsiaPengemudi Terhadap KarakteristikPerjalanan. Simposium Forum StudiTransportasi antar Perguruan Tinggi
Indonesia (FSTPT) III, Yogyakarta.
Hariza, H., Ahmad., et al. 1999. Motorcyclist
Knowledge, Attitude, and Practice onRoad Safety in Malaysia, Road SafetyResearch Center, Universiti PutraMalaysia, Research Report 4/99, Ministryof Transport Malaysia.
Harnen, Sulistio. 2007. Keselamatan TransportasiJalan, Strategi, Kelembagaan dan ProgramAksi, Workshop Pembentukan DewanKeselamatan Transportasi Jalan,
Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta
Khisty C. Jotin , Lall B Kent. 2005. Dasar-Dasarrekayasa Transportasi jilid 1, PenerbitErlangga. Jakarta
Lindskog Per and Al Haji. 2005. Road Safety inSoutheast Asia Factor AffectingMotorcycle Safety, Department of Scienceand Technology, Linkping University,
NorrkpingSiti, Malkamah dan Ubaidillah. 2007. Faktor yang
mempengaruhi Perilaku PengemudiSepeda Motor Terhadap PelanggaranLalu Lintas di Yogyakarta. SimposiumForum Studi Transportasi antar
Perguruan Tinggi Indonesia (FSTPT) X. Universitas Tarumanegara, Jakarta