12
57 ABSTRACT Basically Yajna are supporting the world and the universe, due to the nature and human beings are created by Hyang Widhi through Yajna. Yajna is not just a religious ceremony, more than that of all human activities in order to of bhakti hyang Widhi prostration is the Yajna. In the teachings of Hinduism we know the term Saguna Brahman which is Brahman in the eternity of time that his presence is both a virtual and intangible but active with all of his creation. Saguna Brahman with his this is the pace of change in the sapta ongkara Ejection Wrhaspati Tattwa mentioned: Brahman with a sakti, and swabhawanya, he was active with all his creations. Saguna Brahman in Hinduism belief (Panca Sradha) towards the Lord mentioned is described as private and are reflected in the form of the Almighty by nature the human mind empirically. Empirically as culture the culture's very closely related to society and culture contains a whole sense of social values, social norms, science as well as the overall social structures, religious, and others. As one form of execution Yajna in the context of saguna brahman held in Besakih ceremony Panca Bali Krama i.e. in stiti dharma also mentioned where adoring Sang Hyang Widhi as Saguna Brahman ceremony Panca Bali Krama such intended to invoke the well-being, tranquility, and peace for the Earth and all living beings his joyous Keywords: Yajna, Saguna, Brahman ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS SAGUNA BRAHMAN DALAM MENCIPTAKAN AKTIVITAS SOSIAL BUDAYA Made Adi Nugraha Tristaningrat Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja E-mail: [email protected] I. PENDAHULUAN Pada awalnya banyak orang mengartikan bahwa yadnya semata upacara ritual keagamaan. Pemahaman ini tentu tidak salah karena upacara ritual keagamaan adalah bagian dari yadnya. Yadnya berasal dari Bahasa Sansekerta dari akar kata “Yaj” yang artinya memuja. Secara etimologi pengertian Yadnya adalah korban suci secara tulus ikhlas dalam rangka memuja Hyang Widhi (Suparta, 2002). Pada dasarnya Yadnya adalah penyangga dunia dan alam semesta, karena alam dan manusia diciptakan oleh Hyang Widhi melalui Yadnya. Pada masa srsti yaitu penciptaan alam Hyang Hidhi dalam kondisi Nirguna Brahma (Tuhan dalam wujud tanpa sifat) melakukan Tapa menjadikan diri beliau Saguna Brahma (Tuhan dalam wujud sifat Purusha dan Pradhana). Dari proses awal ini jelas bahwa awal penciptaan awal dilakukan Yadnya yaitu pengorbanan diri Hyang Widhi dari Nirguna Brahma menjadi Saguna Brahma. Selanjutnya semua alam diciptakan secara evolusi melalui Yadnya. Dalam Bhagawadgita Bab III, sloka 10 disebutkan (Maswinara, 1997): saha-yajòàá prajàh såûþwà purowàca prajàpatih; anena prasawiûyadham eûa wo ‘stw iûþa-kàma-dhuk Artinya: Dahulu kala Prajapati (Hyang Widhi) menciptakan manusia dengan yajnya dan

$1$/,6,6 3$1&$

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: $1$/,6,6 3$1&$

57

ABSTRACTBasically Yajna are supporting the world and the universe, due to the nature and human

beings are created by Hyang Widhi through Yajna. Yajna is not just a religious ceremony, morethan that of all human activities in order to of bhakti hyang Widhi prostration is the Yajna. In theteachings of Hinduism we know the term Saguna Brahman which is Brahman in the eternity oftime that his presence is both a virtual and intangible but active with all of his creation. SagunaBrahman with his this is the pace of change in the sapta ongkara Ejection Wrhaspati Tattwamentioned: Brahman with a sakti, and swabhawanya, he was active with all his creations. SagunaBrahman in Hinduism belief (Panca Sradha) towards the Lord mentioned is described as privateand are reflected in the form of the Almighty by nature the human mind empirically. Empiricallyas culture the culture's very closely related to society and culture contains a whole sense ofsocial values, social norms, science as well as the overall social structures, religious, and others.As one form of execution Yajna in the context of saguna brahman held in Besakih ceremonyPanca Bali Krama i.e. in stiti dharma also mentioned where adoring Sang Hyang Widhi asSaguna Brahman ceremony Panca Bali Krama such intended to invoke the well-being, tranquility,and peace for the Earth and all living beings his joyous

Keywords: Yajna, Saguna, Brahman

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS SAGUNABRAHMAN DALAM MENCIPTAKAN AKTIVITAS

SOSIAL BUDAYA

Made Adi Nugraha TristaningratSekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

E-mail: [email protected]

I. PENDAHULUANPada awalnya banyak orang

mengartikan bahwa yadnya semata upacararitual keagamaan. Pemahaman ini tentu tidaksalah karena upacara ritual keagamaan adalahbagian dari yadnya. Yadnya berasal dari BahasaSansekerta dari akar kata “Yaj” yang artinyamemuja. Secara etimologi pengertian Yadnyaadalah korban suci secara tulus ikhlas dalamrangka memuja Hyang Widhi (Suparta, 2002).Pada dasarnya Yadnya adalah penyangga duniadan alam semesta, karena alam dan manusiadiciptakan oleh Hyang Widhi melalui Yadnya.Pada masa srsti yaitu penciptaan alam HyangHidhi dalam kondisi Nirguna Brahma (Tuhandalam wujud tanpa sifat) melakukan Tapa

menjadikan diri beliau Saguna Brahma (Tuhandalam wujud sifat Purusha dan Pradhana). Dariproses awal ini jelas bahwa awal penciptaanawal dilakukan Yadnya yaitu pengorbanan diriHyang Widhi dari Nirguna Brahma menjadiSaguna Brahma. Selanjutnya semua alamdiciptakan secara evolusi melalui Yadnya.Dalam Bhagawadgita Bab III, sloka 10disebutkan (Maswinara, 1997):

saha-yajòàá prajàh såûþwà purowàcaprajàpatih; anena prasawiûyadham eûa wo‘stw iûþa-kàma-dhuk

Artinya:Dahulu kala Prajapati (Hyang Widhi)

menciptakan manusia dengan yajnya dan

Page 2: $1$/,6,6 3$1&$

58

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

bersabda; dengan ini engkau akan berkembangdan akan menjadi kamadhuk keinginanmu.Dari satu sloka di atas jelas bahwa manusia sajadiciptakan melalui yadnya maka untukkepentingan hidup dan berkembang sertamemenuhi segala keinginannya semestinyadengan yadnya. Manusia harus berkorban untukmencapai tujuan dan keinginannya.Kesempurnaan dan kebahagiaan tak mungkinakan tercapai tanpa ada pengorbanan. Contohsederhana bila kita memiliki secarik kain danberniat untuk menjadikannya sepotong baju,maka kain yang utuh tersebut harus direlakanuntuk dipotong sesuai dengan pola yangselanjutnya potongan-potongan tersebut dijahitkembali sehingga berwujud baju. Sedangkanpotongan yang tidak diperlukan tentu harusdibuang. Jika kita bersikukuh tidak rela kainnyadipotong dan dibuang sebagian maka sangatmustahil akan memperoleh sepotong baju.

Dari gambaran sederhana di atas dapatdiambil kesimpulan bahwa demi mencapaikebahagiaan dan kesempurnaan hidup makakita harus rela mengorbankan sebagian darimilik kita. Hyang Widhi akan merajutpotongan-potongan pengorbanan kita danmenjadikannya sesuai dengan keinginan kita.Tentu saja pengorbanan ini harus dilandasi rasacinta, tulus dan ikhlas. Tanpa dasar tersebutmaka suatu pengorbanan bukanlah yadnya.

Dari latar belakang di atas perlu dikajisecara mendalam berkaitan denganpelaksanaan Yadnya yang erat dengan konteksSaguna Brahman dalam hal terciptanyaaktivitas sosial masyarakat.

II. PEMBAHASANa. Yadnya

Dalam banyak sloka dari berbagai kitabmenyatakan bahwa alam semesta beserta segalaisinya termasuk manusia; diciptakan, dipeliharadan dikembangkan melalui yadnya. Olehkarena itu maka yadnya yang dilakukan olehmanusia tentu bertujuan untuk mencapai tujuanhidup manusia menurut konsep Hindu yakni

Moksartham jagat hita (Kebahagiaan sekaladan niskala). Dalam rangka mencapai tujuantertinggi tersebut manusia harus melakukanaktivitas dan berkarma. Paling tidak empat halyang harus dilakukan manusia yaitu, penyuciandiri, peningkatan kualitas diri, sembahyang, dansenantiasa bersyukur dan berterima kasihkepada Sang Pencipta.Empat hal di atassemuanya dapat dicapai melalui Yadnya. Olehkarena itu tujuan Yadnya adalah:1) Untuk Penyucian

Untuk mencapai kebahagiaan makahidup ini harus suci. Tanpa kesucian sangatmustahil keharmonisan dan kebahagiaan itudapat tercapai. Pribadi dan jiwa manusia dalamaktivitasnya setiap hari berinteraksi dengansesama manusia dan alam lingkungan akansaling berpengaruh. Guna (sifat satwam, rajas,dan tamas) orang akan saling mempengaruhi,demikian juga “guna” alam akanmempengaruhi manusia. Untuk mencapaikebahagiaan maka manusia harus memilikiimbangan Guna Satwam yang tinggi. Pribadidan jiwa manusia harus dibersihkan dari gunarajas dan guna tamas.Melalui Yadnya kita dapatmenyucikan diri dan juga menyucikanlingkungan alam sekitar. Jika manusia dan alammemiliki tingkatan guna satwam yang lebihbanyak maka keharmonisan alam akanterjadi.Kitab Manawa Dharmasastra V.109menyatakan (Pudja, 1999):

“Adbhirgatrani suddhayanti mana satyenasuddhayanti, Widyatapobhyam bhutatmabuddhir jnanena suddhayanti”

Artinya:Tubuh dibersihkan dengan air, pikirandisucikan dengan kebenaran, jiwa manusiadibersihkan dengan pelajaran suci dan tapabrata, kecerdasan dibersihkan denganpengetahuan yang benar.

Oleh karena itu jadikanlah aktivitassehari-hari kita sebagai yadnya. Laksanakankewajiban diri sendiri dengan penuh kesadaran

Page 3: $1$/,6,6 3$1&$

59

dan keihlasan sehingga masuk dalam kelompokyadnya. Dengan demikian maka setiap kegiatanyang kita lakukan selalu memberikan kesucianpada diri pribadi. Demikian juga untukkesucian alam dan lingkungan lakukan upacara/ritual sesuai dengan sastra agama sehingga kitaakan senantiasa berada pada lingkungan yangsuci. Lingkungan yang suci akan memberikankehidupan yang suci juga bagi manusia.

2) Untuk meningkatkan kualitas diriSetiap kelahiran manusia selalu disertai

oleh karma wasana. Demikian pula setiapkelahiran bertujuan untuk meningkatkankualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggiyaitu bersatunya atman dengan brahman(brahman atman aikyam) dapat tercapai. Hanyadilahirkan sebagai manusia memiliki sabda,bayu, dan idep dapat melakukan perbuatan baiksebagai cara untuk meningkatkan kualitasjiwatman, sebagaimana dijelaskan dalam KitabSarasamuscaya sloka 2 sebagai berikut(Kadjeng, 1971):

“Ri sakwehning sarwa bhùta, iking janmawwang juga wénang gumawayakén ikangçubhàçubhakarma, kunéng panéntasakénaring çubhakarma juga ikangaçubhakarma,phalaning dadi wwang”

Artinya:Diantara semua mahluk hidup, hanya yangdilahirkan sebagai manusia saja yang dapatmelaksanakan perbuatan baik atau perbuatanburuk, oleh karena itu leburlah ke dalamperbuatan baik, segala perbuatan yang burukitu; demikianlah gunanya menjadi manusia.

Dari sloka di atas, jelas kewajiban hidupmanusia adalah untuk selalu meningkatkankualitas diri melalui perbuatan baik. Perbuatanbaik yang paling utama adalah melalui Yadnya.Dengan demikian setiap yadnya yang kitalakukan hasilnya adalah terjadinya peningkatankualitas jiwatman.

3) Sebagai sarana menghubungkan diri denganTuhan

Alam semesta dengan segala isinyatermasuk manusia adalah ciptaan Hyang Widhi.Oleh karena itu hidup manusia dalam rangkamencapai tujuannya tidak akan lepas darituntunan dan kekuasaan Tuhan. Untuk menjagaagar senantiasa jalan kehidupan kita pada arahyang benar dan selalu mendapat sinar suci sertatuntunan Hyang Widhi maka haruslah kitaselalu menjalin hubungan yang harmonisdengan Tuhan, sebagaimana dalam ajaran TriHita Karana. Cara paling sederhanamenghubungkan diri dengan Tuhan adalahsembahyang. Sembahyang artinya menyembahHyang Widhi. Jika dalam kehidupan kitasenantiasa dapat memusatkan pikiran, memujaHyang widhi maka tujuan tertinggi pasti akantercapai sebagaimana sabda Tuhan dalamBhagawad Gita Bab IX sloka 34:

Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbaktilahpada-Ku, dan tunduklah pada-Ku, dandengan mendisiplinkan dirimu sertamenjadikan-Ku sebagai tujuan, engkau akansampai kepada-Ku.

Untuk senantiasa dapat memusatkanpikiran dan memuja Hyang Widhi tidaklahmudah. Perlu kedisiplinan dan keihlasan dalammenjalaninya. Satu-satunya cara agar kita selaludapat menghubungkan diri dengan MahaPencipta adalah dengan mempelajari,memahami dan melaksanakan Yadnya. Yadnyadalam kegiatan karma keseharian adalah saranauntuk menghubungkan diri dengan Tuhan.Terlebih Yadnya dalam bentuk Upacara/ritualjelas merupakan wujud nyata usahamenghubungkan manusia dengan SangPenciptanya.

4) Sebagai ungkapan rasa terima kasih.Manusia memiliki rasa dan pikiran dan

dalam tatanan kehidupan sosial terikat padaaturan susila dan moral. Dengan olah rasa yangbaik maka rasa syukur merupakan salah satumotivasi utama untuk selalu berbuat kebajikan.

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 57-68)

Page 4: $1$/,6,6 3$1&$

60

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

Kita diberikan hidup sebagai manusia,dilahirkan pada keluarga yang satwam, beradapada lingkungan sosial yang baik, dandiciptakan bersama bumi yang penuhkeindahan dan kedamaian, adalah suatu yangluar biasa. Oleh karena itu tidak ada alasan bagimanusia bijak untuk tidak bersyukur dan tidakberterima kasih kepada SangPencipta.Ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Hyang Widhi itulah dilakukandengan Yadnya. Bekerja dengan benar dan giat,menolong orang yang kesusahan, belajar giat,dan kegiatan lain yang didasari pengabdian danrasa ikhlas adalah salah satu contoh ungkapanrasa syukur dan ucapan terima kasih atasanugrah Tuhan untuk kesehatan, keselamatandiri, rejeki, serta kehidupan yang kitaterima.Upacara/ritual yang dilakukan UmatHindu baik yang bersifat rutin (contohnyangejot, maturan sehari-hari dsb), maupunberkala (rahinan, odalan, serta hari suci lainnya)salah satu tujuan utamanya sebagai ungkapanrasa syukur dan terima kasih kepada HyangWidhi atas semua anugrah Beliau.

5) Untuk menciptakan kehidupan yangharmonis

Hyang Widhi menciptakan alam dengansegala isinya untuk memutar kehidupan.Sekecil apapun ciptaan-Nya memiliki fungsitersendiri dalam kehidupan ini. Dewa, Asura,manusia, binatang, tumbuhan, bulan, bintang,bahkan bakteri dan kumanpun semuanyamemiliki tugas dan fungsi tersendiri dalammemutar kehidupan ini. Alam dengan segalaisinya memiliki keterkaitan dan ketergantungansatu sama lain. Oleh karena itu manusia sebagaibagian alam semesta mempunyai kewajibanuntuk menjalankan tugas dan fungsinya untukikut menciptakan keharmonisan kehidupan.Dalam Bhagawad Gita, III.16 dijelaskan:

PàrthaDi dunia ini, mereka yang tidak ikut memutarroda kehidupan ini, pada dasarnya bersifat

jahat, memperturutkan nafsu semata danmengalami penderitaan.

Agar perputaran roda kehidupan iniberjalan dengan harmonsi maka perananmanusia sangat penting. Jika manusia dalammelakoni hidup penuh keserakahan danmengabaikan prinsip-prinsip Dharma makakehancuran pasti terjadi.Hanya dengan Yadnyakeharmonisan alam dapat tercipta. Yadnyamenciptakan hubungan yang harmonis antaramanusia dengan Hyang Widhi, manusia dengansesamanya dan keharmonisan hubunganmanusia dengan alam.

Dalam melaksanakan Yadnya ada tigakewajiban utama yang harus dilunasi manusiaatas keberadaannya di dunia ini yang disebutTri Rna (tiga hutang hidup). Tri Rna ini dibayardengan pelaksanaan Panca Yadnya. Perludiingat bahwa Yadnya tidak semata-matadilaksanakan dengan upakara/ritual.

Tri Rna terdiri dari:1) Dewa Rna, yaitu hutang hidup kepada

Hyang Widhi yang telah menciptakan alamsemesta termasuk diri kita. Untuk semua iniwajib kita bayar dengan Dewa Yanya danBhuta Yadnya. Dewa Yadnya dalam bentukpemujaan kepada Hyang Widhi sertamelaksanakan Dharma. Butha Yadnyadilakukan untuk memelihara alamlingkungan sebagai tempat kehidupansemua mahluk.

2) Rsi Rna, yaitu hutang kepada para Rsi yangmengorbankan kehidupannya sehinggadapat memberikan pencerahan kepadamanusia melalui ajaran-ajarannya sehinggamanusia dapat menjalani hidup dengan lebihbaik. Rsi Rna dilunasi dengan melaksanakanRsi Yadnya.

3) Pitra Rna, yaitu hutang kepada orang tua danleluhur. Leluhur dan orang tua sangatmemiliki peranan besar atas kehidupan kitasaat ini. Karma leluhur dan orang tuaberpengaruh terhadap keberadaan setiaporang. Paling tidak kelahiran kita di dunia

Page 5: $1$/,6,6 3$1&$

61

karena adanya leluhur dan orang tua. Olehkarena itu maka sudah menjadi kewajibanuntuk membalas hutang tersebut. Membayarhutang kepada orang tua dan leluhurdilakukan dengan Pitra Yadnya dan ManusaYadnya

Adapun Bentuk dan Jenis Yadnya, di

antaranya sebagai berikut.1) Bentuk-bentuk Yadnya

Kitab Bhagawad Gita dalam berbagaisloka menjelaskan bahwa bentuk-bentukyadnya terdiri dari:a) Yadnya dalam bentuk persembahan/

Upakarab) Yadnya dalam bentuk pengendalian diri/tapac) Yadnya dalam bentuk aktivitas/karmad) Yadnya dalam bentuk harta benda /

kekayaan/puniae) Yadnya dalam bentuk ilmu pengetahuan/

jnana

Sampai saat ini di Indonesia khususnyadi Bali hampir sebagian besar umat Hindumasih mengartikan dan mengutamakan bahwayadnya adalah upacara/ritual. Padahal upakara/ritual itu adalah salah satu bagian dari bentuk-bentuk yadnya. Sangat sedikit Umat Hindu diIndonesia yang memberikan proporsional untukmelaksanakan bentuk-bentuk yadnya yanglainnya. Hindu memberikan keluasan kepadapemeluknya dalam beryadnya sesuai dengankondisi dan kemampuan yang ada denganpeluang kesempatan hasil yang sama. Dengandemikian apapun bentuk yadnya yang kitalakukan sepanjang sesuai dengan konsepDharma maka akan memperoleh hasil yangmaksimal.

2) Jenis-jenis YadnyaSecara garis besar yadnya dapat

kelompokkan sebagai berikuta) Dari segi waktu pelaksanaan Yadnya dapatdibedakan:

(1) Nitya YadnyaYaitu yadnya yang dilakukan secara rutinsetiap hari. Yadnya ini antara lain;dalambentuk persembahan yang berupa yadnyasesa, atau persembahyangan sehari-hari.Sedangkan bagi sulinggih melakukanSurya Sewana.Yadnya dalam bentuk yanglain dapat dilaksanakan melalui aktivitassehari-hari. Bagi seorang siswa kewajibansehari-hari adalah belajar, bila dilakukandengan penuh ikhlas merupakan yadnya.Bagi seorang petani, tukang, pegawai dansebagainya yang melaksanakan tugassehari-hari dengan konsentrasipersembahan kepada Tuhan disertaikeikhlasan juga merupakan Nitya Yadnya.

(2) Naimitika YadnyaYaitu Yadnya yang dilaksanakan secaraberkala/ waktu-waktu tertentu. Khususuntuk yadnya ini terutama yadnya dalambentuk persembahan /upakara yaituUpacara Piodalan, Sembahyang Purnamadan Tilem, Hari Raya baik menurutwewaran maupun sasih.Bagi bentukyadnya yang lain tergantung kebiasaanpribadi perorangan/kelompok orang. Adaorang pada setiap hari raya tertentumelaksanakan tapa brata sebagai wujudyadnya pengendalian diri. Ada pula yangpada waktu tertentu setiap tahun atau setiapbulan melakukan dana punia baikdihaturkan kepada sulinggih, orang tidakmampu dan sebagainya.Disamping itu adajuga bentuk yadnya yang dilaksanakansecara insidental sesuai kebutuhan denganwaktu yang tidak tetap/ tidak rutin.Contohnya upacara ngaben, nanglukmerana, tirtayatra. Demikian juga bentukyadnya yang lain adakalanya dilakukantidak dengan jadwal waktu tertentu.Misalkan jika ada ujian sekolah ada siswa/mahasiswa yang puasa. Ada orang yangtanpa diduga memperoleh rejeki yang

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 57-68)

Page 6: $1$/,6,6 3$1&$

62

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

lebih, maka sebagian dipuniakan untukpura atau untuk panti asuhan.

b) Berdasarkan nilai materi/jenis bebantenansuatu yadnya digolongkan menjadi:(1) Nista, artinya yadnya tingkatan kecil yang

dapat di bagi lagi menjadi:(a) Nistaning nista, adalah terkecil dari

yang kecil(b) Madyaning nista, adalah tingkatan

sedang dari yang kecil.(c) Utamaning Nista, adalah tingkatan

terbesar dari yang kecil(2) Madya, yaitu yandnya tingkatan sedang

yang dapat dibagi lagi menjadi:(a) Nistaning Madya, adalah tingkatan

terkecil dari yang sedang.(b) Madyaning madya, adalah tingkatan

sedang dari yang sedang.(c) Utamaning madya, adalah tingkatan

terbesar dari yang sedang.(3) Utama, yaitu yadnya tingkatan besar yang

dapat dibagi menjadi:(a) Nistaning utama, adalah tingkatan

terkecil dari yang besar(b) Madyaning Utama, adalah tingkatan

sedang dari yang besar.(c) Utamaning Utama, adalah tingkatan

terbesar dari yang besar. c) Dari segi kualitas yadnya dapat dibedakanatas:(1) Satwika Yadnya yaitu yadnya yang

dilaksanakan dasar utama sradha bakti,lascarya, dan semata melaksanakan sebagaikewajiban. Apapun bentuk yadnya yangdilakukan seperti; persembahan,pengendalian diri, punia, maupun jnanajika dilandasi bakti dan tanpa pamrih makatergolong Satwika Yadnya. Yadnya dalambentuk persembahan / upakara akan sangatmulia dan termasuk satwika jika sesuaidengan sastra agama, daksina, mantra,Annasewa, dan nasmita.

(2) Rajasika Yadnya yaitu yadnya dilakukandengan motif pamrih serta pamerkemewahan, pamer harga diri, bagi yangmelakukan punia berharap agar dirinyadianggap dermawan. Seorang guru/pendarmawacana memberikan ceramahpanjang lebar dan berapi-api denganmaksud agar dianggap pintar; semuabentuk yadnya dengan motif di atastergolong rajasika yadnya. Seorang yangmelakukan tapa, puasa tetapi dengan tujuanuntuk memperoleh kekayaan, kesaktianfisik, atau agar dianggap sebagai orang sucijuga tergolong yadnya rajasik.

(3) Tamasika Yadnya yaitu yadnya yangdilaksanakan tanpa sastra, tanpa punia,tanpa mantra dan tanpa keyakinan. Iniadalah kelompok orang yang beryadnyatanpa arah tujuan yang jelas, hanya ikut-ikutan. Contoh orang-orang yang tegolongmelaksanakan tamasikan yadnya antaralain orang yang pergi sembahyang ke purahanya ikut-ikutan, malu tidak ke purakarena semua tetangga pergi ke pura, oranggotong royong di pura atau di tempat umumjuga hanya ikut-ikutan tanpa menyadarimanfaatnya. Termasuk dalam katagori iniadalah orang yang beryadnya karenaterpaksa. Terpaksa maturan karena semuaorang maturan. Terpaksa memberikanpunia karena semua orang melakukanpunia. Terpaksa puasa karena orang-orangberpuasa. Jadi apapun yangdilaksanakannya adalah sia-sia, tiadamanfaat bagi peningkatan karmanya.

Jenis-jenis yadnya di atas diuraikandalam Kitab Bhagawad Gita dalam beberapasloka. Untuk Yadnya yang berbentukpersembahan/upakara akan tergolong kualitasSatwika bila yadnya dilaksanakan berdasarkan:a) Sradha, artinya yadnya dilaksanakan

dengan penuh keyakinan

Page 7: $1$/,6,6 3$1&$

63

b) Lascarya, yaitu yadnya dilaksanakandengan tulus ikhlas tanpa pamrihsedikitpun.

c) Sastra, bahwa pelaksanaan yadnya sesuaidengan sumber-sumber sastra yang benar.

d) Daksina, yaitu yadnya dilaksanakandengan sarana upacara serta punia kepadapemuput yadnya/manggala yadnya.

e) Mantra dan gita, yaitu denganmelantunkan doa-doa serta kidung sucisebagai pemujaan.

f) Annasewa, artinya memberikan jamuankepada tamu yang menghadiri upacara.Jamuan ini penting karena setiap tamu yangdatang ikut berdoa agar pelaksanaanyadnya berhasil. Dengan jamuan makakarma dari doa para tamu undanganmenjadi milik sang yajamana.

g) Nasmita, bahwa yadnya yang dilaksanakanbukan untuk memamerkan kekayaan dankemewahanApapun jenis yadnya yang kita lakukanseharusnya yang menjadi tolok ukur adalahkualitas yadnya. Sedangkan kualitasyadnya yang harus dicapai setiappelaksanaan yadnya adalah SatwikaYadnya. Tidak ada gunanya yadnya yangbesar tetapi bersifat rajas atau tamas.

d) Sedangkan apabila ditinjau dari tujuanpelaksanaan atau kepada siapa yadnya tersebutdilaksanakan, dikenallah istilah Panca Yadnya.Panca Yadnya adalah lima macam korban sucidengan tulus ikhlas yang wajib dilakukan olehumat Hindu. Pelaksanaan Panca yadnya adalahsebagai realisasi dalam melunasi kewajibanmanusia yang hakiki yaitu Tri Rna (tiga hutanghidup).Dalam beberapa kitab dan pustakamemberikan penjelasan tentang Panca Yadnyayang berbeda, namun pada intinya memilikikesatuan tujuan yang sama. Penjelasan-penjelasan tersebut antara lain:(1) Kitab Sathapata Brahmana.

Kitab ini merupakan bagian dari RegWeda, menjelaskan panca yadnya sebagaiberikut:(a) Bhuta Yadnya, yaitu yadnya untuk para

bhuta(b) Manusa Yadnya, yaitu persembahan

makanan untuk sesama manusia.(c) Pitra Yadnya, yaitu persembahan yang

ditujukan untuk leluhur (disebut swadha).(d) Dewa Yadnya, yaitu persembahan kepada

para dewa (disebut swaha).(e) Brahma yadnya, yaitu yang dilaksanakan

dengan mempelajari pengucapan mantramcusi weda.

(2) Kitab Manawa DharmasastraKitab Manawa Dharmasastra

memberikan penjelasan tentang Panca Yadnyasebagai berikut (Pudja, 1999):(a) Brahma Yadnya, adalah persembahan yang

dilaksanakan dengan belajar dan mengajarsecara tulus ikhlas.

(b) Pitra Yadnya, adalah persembahan tarpanadan air kepada leluhur.

(c) Dewa yadnya, adalah persembahan minyakdan susu kepada para dewa.

(d) Bhuta Yadnya, adalah pelaksanaan upacarabali untuk butha.

(e) Nara Yadnya, adalah penerimaan tamudengan ramah-tamah.

(3) Lontar Korawa SramaDalam lontar Korawa Srama terdapat

penjelasan Panca yadnya sebagai berikut:(a) Dewa Yadnya, adalah persembahan dengan

sesajen dan mengucapkan Sruti dan Stawapada waktu bulan purnama.

(b) Rsi Yadnya, adalah persembahan punia,buah-buahan, makanan, dan barang yangtidak mudah rusak kepada para Maha Rsi.

(c) Manusa Yadnya adalah persembahanmakanan kepada masyarakat.

(d) Pitra Yadnya adalah mempersembahkanpuja dan banetn kepada leluhur.

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 57-68)

Page 8: $1$/,6,6 3$1&$

64

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

(e) Bhuta Yadnya, adalah mempersembahkanpuja dan banten kepada bhuta.

(4) Lontar Agastya ParwaPenjelasan tentang Panca Yadnya dari

lontar Agastya Parwa adalah yang menjadi acuanutama pelaksanaan yadnya di Indonesia.Menurut lontar ini Panca yadnya adalah:(a) Dewa Yadnya, yaitu persembahan dengan

minyak dan biji-bijian kehadapan DewaSiwa dan Dewa Agni di tempat pemujaandewa.

(b) Rsi Yadnya, yaitu persembahan denganmenghormati pendeta dan membaca kitabsuci.

(c) Pitra Yadnya, yaitu upacara kematian agarroh yang meninggal mencapai alam Siwa.

(d) Bhuta Yadnya, yaitu persembahan denganmensejahterakan tumbuhan danmenyelenggarakan upacara tawur sertaupacara panca wali krama.

(e) Manusa Yadnya, yaitu persembahan denganmemberi makanan kepada masyarakat.

Dari beberapa sumber di atas yang lebihtepat digunakan sebagai dasar pelaksanaanyadnya di Indonesia adalah Lontas AgastyaParwa. Tetapi dalam konteks pengertian danpelaksanaannya mengacu pada penjelasan-penjelasan Kitab Weda sehingga di IndonesiaPanca Yadnya dapat dijelaskan sebagai berikut:a) Dewa Yadya, adalah persembahan yang

tulus iklhas kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa dengan segala manifestasinya.Dewa Yadnya dilaksanakan terutama dalamrangka memenuhi kewajiban Dewa Rna,yakni hutang hidup kepada Ida Sang HyangWidhi.Pelaksanaan Dewa Yadnya dapatdilakukan dengan berbagai bentuk.Aktivitas kehidupan sehari-hari dapatdiwujudkan menjadi yadnya dengan caramelaksanakan semua aktivitas yang didasarioleh kesadaran, keikhlasan, penuh tanggungjawab dan menjadikan aktivitas tersebutsebagai persembahan kehadapan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa sebagaimana sabdaTuhan melalui Bahagawad Gita dalambeberapa sloka seperti:Yajòàathàt karmano ‘nyatra loko ‘yaýkarma-bandhanah,Tad-artham karma kaunteya mukta-saògaásamàcara(Bhagawad Gita, III.9)

Artinya:Kecuali kerja yang dilakukan sebagai danuntuk tujuan pengorbanan, dunia initerbelenggu oleh kegiatan kerja. Oleh karenaitu, wahai putra Kunti (Arjuna), lakukanlahkegiatanmu sebagai pengorbanan danjangan terikat dengan hasilnya.

Tasmàd asaktaá satataý kàryaýkarmasamàcara,Asakto hy àcaran karmaparam àpnoti pùrsaá(Bhagawad Gita, III.19)

Artinya:Oleh karena itu, tanpa keterikatan,lakukanlah selalu kegiatan kerja yang harusdilakukan, karena dengan melakukan kerjatanpa pamrih seperti itu membuat manusiamencapai tingkatan tertinggi.

Saktàá karmaóy awidwàmso yathàkurwanti bhæata,Kuryàd widwàýs tathàsaktaú cikìrûur loka-saògraham(Bhagawad Gita, III.25)

Artinya:BhàrataSeperti orang bodoh yang bekerja karenapamrih dari kegiatannya, demikian pulahendaknya orang terpelajar bekerja,wahai (Arjuna), tetapi tanpa pamrih dansemata-mata dengan keinginan untukmemelihara kesejahteraan tatanan duniaini saja.

Page 9: $1$/,6,6 3$1&$

65

Selanjutnya jika beryadnya dalam bentukdana/harta, atau beryadnya dalam bentukjnana (pengetahuan), atau yadnya dalambentuk tapa serta yadnya dalam bentukpersembahan/upakara haruslah dilakukandengan ikhlas dan tanpa pamrih. Jikasemua yadnya yang dilaksanakan dengantujuan sebagai persembahan kepada Tuhanmaka jadilah yadnya tersebut Satwika.Dalam Kitab Suci Bhagawad Gita banyakdijelaskan berbagai bentuk yadnya yangSatwika.

b) Rsi Yadnya, adalah persembahan yang tulusikhlas kepada para rsi dan orang suci.Pelaksanaan yadnya ini sebagai wujudterima kasih atas segala jasa yang telahdiberikan oleh para rsi dan orang suci padakita. Menurut Hindu atas jasa para rsi danorang suci ini menyebabkan kita memilikihutang yang disebut Rsi Rna.Contoh RsiYadnya yang berbentuk Upakara adalah RsiBojana. Sedangkan bentuk lain Rsi Yadnyaadalah dengan melaksanakan ajaran-ajaransuci para rsi, hormat dan bakti serta melayanipara sulinggih/ orang suci secara tulusikhlas. Dalam melaksanakan upacaraseharusnya sang yajamana menghaturkanpunia daksina pada sulinggih/ pemuputkarya yang sesuai, sebab jika tidak makakarma baik atas upacara yadnya yangdilaksanakan akan menjadi milik sangpemuput karya.

c) Pitra Yadnya, adalah pengorbanan yang tulusikhlas untuk para leluhur dan orang tua. Pitrayadnya wajib dilakukan untuk membayarhutang hidup kepada orang tua dan leluhuryang disebut Pitra Rna.Tanpa ada leluhurdan orang tua sangat mustahil kita akan lahirdi dunia ini. Oleh karena itu hutang hidupini harus dibayar dengan bentuk UpacaraPitra Yadnya.Di Bali Upacara Pitra Yadnyadikenal memiliki beberapa tingkatan seperti:

1) Sawa Prateka, yakni upacara perawatandan penyelesaian jenasah seperti dikubur(mekingsan ring pertiwi), dibakar(mekingsan ring geni) dsb.

2) Asti Wedana yaitu tingkatan upacarapitra yadnya yang lebih tinggi yangumumnya disebut NGABEN. Bentukasti wedana adalah: (1) Sawa Wedanayaitu upacara ngaben bila yang dibakaradalah jenasah. Upacara ini dikenal jugadengan nama SWASTA; (2) Asti Wedanayaitu upacara pengabenan denganmembakar jenasah yang sudahberbentuk tulang (sudah dikubur terlebihdahulu); (3) Ngerca Wedana yaitu upacangaben dengan membakar simbolsebagai pengganti tulang/jenasah orangyang sudah meninggal. Upacara inibiasanya dilakukan untuk orang yangwaktu meninggal telah mekingsan ringgeni, atau meninggal tetapi jenasahnyatidak ditemukan (misalnya meninggal dilaut atau di hutan), atau juga jenasahyang dikubur tetapi tulangnya tidakditemukan; (4) Atma Wedana, yaituupacara tingkat berikutnya yangbertujuan lebih menyempurnakanjiwatman yang telah diabenkan dari alamsurga menuju alam dewa/moksa. Bentukatma wedana antara lain, ngeroras,mukur, maligia. Disamping bentukupacara pitra yadnya sebagaimanadijelaskan di atas yang lebih pentingdilakukan masa kini adalah bagaimanausaha kita untuk menjunjung nama baikdan kehormatan leluhur dan orang tua.Jadi pitra yadnya dalam kaitan kewajibansebagai siswa adalah dengan belajarsebaik-baiknya sebagaimana harapanorang tua. Melayani orang tua semasihhidup dengan ikhlas serta tidakmengecewakan dan menyakiti hati orangtua adalah merupakan pitra yadnyautama.

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 57-68)

Page 10: $1$/,6,6 3$1&$

66

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

d) Manusa Yadnya, adalah pengorbanan yangtulus ikhlas untuk kebahagiaan hidupmanusia. Sesuai dengan pengertian tersebutmaka segala bentuk pengobanan yangbertujuan untuk kebahagiaan hidup manusiaadalah tergolong manusa yadnya. Selama inipemahaman sebagian umat Hindu bahwamanusa yadnya semata-mata upacara yangdilaksanakan oleh orang tua bagi anak-anaknya, sejak dalam kandungan sampaimenuju grahasta (perkawinan).Jikamemahami pengertian manusa yadnya,maka bentuknya tidak selalu upacara, sertaperuntukannya bukan hanya untuk anak(keturunan sendiri). Bentuk manusa yadnyabisa bermacam-macam seperti yadnyadalam bentuk dana, upacara, jnana, dankarma sepanjang tujuan yadnya tersebutadalah untuk kebahagiaan hidup manusia.Artinya jika kita memberikan nasehat atauilmu kepada orang lain yang menyebabkanorang tersebut memperoleh kebahagiaanhidup maka itu tergolong juga manusayadnya. Demikian pula memberikan danapunia untuk pendidikan anak bagi keluargatidak mampu atau melaksanakan bhaktisosial pengobatan bagi masayarakat kurangmampu juga termasuk manusa yadnya.Dengan demikian maka sasaran manusayadnya bukan hanya untuk anak/ keturunansendiri, tetapi bagi semua manusia tanpamemandang suku, agama maupun golongan.

e) Butha Yadnya, adalah pengorbanan yangtulus iklhas untuk para butha agar terciptakedamaian dan keharmonisan hidup didunia.Menurut konsep Hindu bahwa semuayang ada di dunia ini adalah ciptaan HyangWidhi yang memiliki fungsi tersendiri dalammemutar roda kehidupan. Jadi semuamahluk termasuk para bhuta memiliki hakhidup. Manusia sebagai mahluk yangmemiliki sabda, bayu dan idep memiliki

peranan penting dalam menciptakankeharmonisan kehidupan. Oleh karena itumanusia melaksanakan bhuta yadnya agarkeseimbangan hidup tercipta. Tujuan bhutayadnya adalah agar para bhutakala ”somya”, sempurna kembali menujualamnya sendiri dan tidak mengganggukehidupan manusia. Secara sekala wujudbhuta yadnya adalah usaha kita agar menjagakelestarian alam, tidak merusak mata air,hutan lindung, serta tindakan-tindakan lainyang dapat menjadi penyebab bencana alam.

b) Saguna Brahman

Saguna Brahman merupakan Brahmandalam keabadian waktu yang keberadaaNyabersifat maya dan tidak berwujud namun aktifdengan segala ciptaanNya. Kata Sagunasejatinya berasal dari kata saguna yaitu saktidan guna yang berarti: Dengan kemahakuasaansakti-Nya berupa Cadhu Sakti disebutkan dapatmemberikan kekuatan pada unsur Purusa-Prakerti alam semesta, bhuwana agung ini.Sebagai pengikat Tri Guna yang sebagaimanadisebutkan Tuhan-lah yang menjadi sumberpengendali tertinggi atas semua ciptaan-Nya.Brahman dengan Saguna-Nya inilah dengantahapan perubahan sapta ongkara yang dalamLontar Wrhaspati Tattwa disebutkan: Brahmandengan sakti, guna dan swabhawanya, Ia aktifdengan segala ciptaan-ciptaanNya. Dan padatingkatan Maha Loka, disebutkan:Menimbulkan dua kekuatan Cetana danAcetana, yang berpadunya dua kekuatan inipada jenjang Siwatama sebagai Gunakaryauntuk memunculkan ciptaanNya. Beliau diberigelar Sadasiwa yang selalu mengalamiperubahan secara niskala; Sebagai sesuatu yangtak berwujud namun dipercaya kebenarannya.

Dengan pemusatan pikiran saat samadhi,disebutkan dipuja dalam bentuk ista dewatasebagai perwujudan Tuhan dalam berbagaiwujud-Nya sehingga dalam Brahma Widyadisebut Personal God dalam berbagaiwujudnya yang hanya dapat dijangkau oleh rasa

Page 11: $1$/,6,6 3$1&$

67

atau daya pikir manusia.Sebagai Personal God,Saguna Brahman ini dalam keyakinan umatHindu (Panca Sradha) menuju Tuhandisebutkan digambarkan sebagai pribadi dandibayangkan dalam wujud yang Maha Agungoleh alam pikiran manusia secara empiris.

c) Aktivitas Sosial MasyarakatBudaya atau kebudayaan berasal dari

bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yangmerupakan bentuk jamak dari buddhi (budiaatau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan budi, dan akal manusia.Budaya adalah suatu cara hidup yangberkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuahkelompok orang, dan diwariskan dari generasike generasi. Budaya terbentuk dari banyakunsur yang rumit, termasuk sistem agama danpolitik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatupola hidup menyeluruh. Budaya bersifatkompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspekbudaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, danmeliputi banyak kegiatan sosial manusia.Budayalah yang menyediakan suatu kerangkayang koheren untuk mengorganisasikanaktivitas seseorang dan memungkinkannyameramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannyadengan masyarakat. Melville J. Herskovits danBronislaw Malinowski mengemukakan bahwasegala sesuatu yang terdapat dalam masyarakatditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki olehmasyarakat itu sendiri.Herskovits memandangkebudayaan sebagai sesuatu yang turuntemurun dari satu generasi ke generasi yanglain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganik. Menurut Andreas Eppink,kebudayaan mengandung keseluruhanpengertian nilai sosial, norma sosial, ilmupengetahuan serta keseluruhan struktur-struktursosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagisegala pernyataan intelektual, dan artistik yangmenjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor,kebudayaan merupakan keseluruhan yangkompleks, yang di dalamnya terkandungpengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorangsebagai anggota masyarakat. Menurut SeloSoemardjan, dan Soelaiman Soemardi,kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dancipta masyarakat.Menurut M. Selamet Riyadi,Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta darinenek moyang kita yang di wariskan kepadaseluruh keturunannya

Dari berbagai definisi tersebut, dapatdiperoleh pengertian mengenai kebudayaanadalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkatpengetahuan, dan meliputi sistem ide ataugagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,sehingga dalam kehidupan sehari-hari,kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkanperwujudan kebudayaan adalah benda-bendayang diciptakan oleh manusia sebagai makhlukyang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-polaperilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasisosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanyaditujukan untuk membantu manusia dalammelangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Guru Besar Sosiologi Bidang AgamaProf Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana, MSImenilai, kehidupan masyarakat Bali hingga kinikental dengan aktivitas religius, meskipunsudah bergaul dengan masyarakat internasional.“Praktek keagamaan orang Bali sangatmenonjol kegiatan serimonialnya, dan secaraterus menerus menghaturkan sesaji danrangkaian janur kombinasi buah, kue untukmohon keselamatan dan kedamaian,” kata ProfSudiana yang juga ketua Parisada HinduDharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali diDenpasar, Senin.Ia mengatakan, orang Balisenantiasa menghias tempat suci (sanggah,pura) saat berlangsungnya kegiatan ritual sertaberbaris dalam pergerakan-pergerakan massalsehingga tampak sangat sibuk dalam

ANALISIS PANCA YADNYA DALAM KONTEKS....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 57-68)

Page 12: $1$/,6,6 3$1&$

68

p-ISSN : 2621-1025e-ISSN : 2654-4903VOLUME 2, No.1, MARET 2019

mempraktekkan agama. Selain itu jugamelakoni adat istiadat Bali yang merupakan tatacara kehidupan tradisional masyarakat PulauDewata yang bersumber pada ajaran agama danciri dari kebudayaan daerah Bali.

Prof Sudiana menambahkan, mencermatikehidupan sosial kultural seperti sebuahpembaharuan itu tidak mesti harus merupakanpeningkatan mutlak terhadap segala sesuatuyang ada dalam kehidupan sosial.Sikapmemperbaharui yang lama dalam artianmeneruskan nilai-nilai tradisi, tetapi membuangsegi-segi yang tidak cocok lagi denganperkembangan zaman dan sikap ekstrim denganmenghilangkan segala yang dinilai tidakmodern. “Dalam variasi pemikiran itulahtimbul konflik, gagasan, ide bidang kebudayaanmaupun cara bersikap. Proses belajar darisistem budaya dilakukan melalui pembudayaanatau pelembagaan,” ujar Ngurah Sudiana.

Hal itu penting karena dalam prosespelembagaan, seorang individu mempelajaridan menyesuaikan alam pikiran serta sikapdengan adat-istiadat, sistem norma danperaturan yang hidup dalam masyarakat.Budaya religius masyarakat Bali sebenarnyamampu menghindarkan orang Bali untuk tidakbunuh diri, namun kenyataannya pertahananorang Bali di era transformasi sosial dalammenghadapi masalah belum sekuat budaya danaktivitas sosial religius yang dilakukan.Dalamtransformasi sosial kehidupan orang Bali saatini sejalan dengan teori fetisisme komoditas,bahwa segala komoditas semakin mudahterjangkau, berkat lebih mudah mendominasikesadaran orang, ujar Ngurah Sudiana.

Sebagai salah satu bentuk upacara yadnyayang pelaksanaanya diadakan di Pura Besakihyaitu upacara Panca Bali Krama dalam stitidharma juga disebutkan: Dengan memujaSanghyang Widhi sebagai Saguna Brahmandalam upacara Panca Bali Krama tersebutdimaksudkan untuk memohon kesejahteraan,ketentraman, dan kedamaian bagi bumi besertasemua mahluk hidup citaan-Nya. Yang di Bali

MENGINTEGRASIKAN PERMAINAN TRADISIONAL....(Made Adi Nugraha Tristaningrat, 60-75)

disebutkan pemujaannya melalui PadmaBhuwana Tiga di tengah di Pura Besakih, Tuhandalam keadaan Saguna Brahman. ArtinyaTuhan sudah menunjukkan ciri-ciri niskalauntuk mencipta kehidupan yang suci dansejahtera. Putih lambang kesucian dan kuninglambang kesejahteraan.

III. PENUTUPYadnya bukanlah sekedar upacara

keagamaan, lebih dari itu segala aktivitasmanusia dalam rangka sujud bhakti kepadahyang Widhi adalah Yadnya. Pada dasarnyaYadnya adalah penyangga dunia dan alamsemesta, karena alam dan manusia diciptakanoleh Hyang Widhi melalui Yadnya. Pada masasrsti yaitu penciptaan alam Hyang Hidhi dalamkondisi Nirguna Brahma (Tuhan dalam wujudtanpa sifat) melakukan Tapa menjadikan diribeliau Saguna Brahma (Tuhan dalam wujudsifat Purusha dan Pradhana). Dari proses awalini jelas bahwa awal penciptaan awal dilakukanYadnya yaitu pengorbanan diri Hyang Widhidari Nirguna Brahma menjadi Saguna Brahma.Saguna Brahman yang merupakan Brahmandalam keabadian waktu yang keberadaa-Nyabersifat maya dan tidak berwujud namun aktifdengan segala ciptaan-Nya. Tuhan dalamkeadaan Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudahmenunjukkan ciri-ciri niskala untuk menciptakehidupan yang suci dan sejahtera. Putihlambang kesucian dan kuning lambangkesejahteraan dimana sangat erat digunakandalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kadjeng, I Nyoman, 1971, Sàrasamuccaya,Ditjen Bimas Hindu dan Budha, Jakarta.

Maswinara, I Wayan, 1997, Bhagawadgita,Paramita, Surabaya

Pujda, I Gede. 1999. Manawa Dharmasastra.Paramita: Surabaya

Sudiana, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah. 2015.Kehidupan Masyarakat Bali Kental