1213-4160-1-PB (3)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    1/7

    Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X 

    69 

    Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu, Gula

    Putih, Dan Gula Merah Pada Orang Dewasa Muda Yang Berpuasa

    1Mufti T,

    2Dananjaya R,

    3Yuniarti L

     

    1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116  

    e-mail: 1 [email protected], [email protected],

    [email protected]

    Abstrak: Perubahan kadar glukosa darah merupakan salah satu aspek yang diperhatikan terutama pada

    orang yang sedang berpuasa. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar glukosa darahdiantaranya yaitu usia, hormon, insulin, emosi, keadaan psikologis, variasi dan jumlah makanan yang

    dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan. Di Indonesia terdapat beberapa alternatif makanan

     pembuka untuk meningkatkan kadar glukosa darah setelah berpuasa seperti madu, gula putih, dan gula

    merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan peningkatan kadar glukosa darah setelah

    konsumsi madu, gula putih, dan gula merah pada orang dewasa muda yang berpuasa. Penelitian ini

    merupakan penelitian eksperiment, subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Islam Bandung tahun 2015 sebanyak 15 orang mahasiswa. Masing-masing subjek diberikanmadu, gula putih, dan gula merah dengan jarak satu minggu setiap perlakuan. Hasil penelitian ini

    menunjukan peningkatan kadar glukosa darah rata-rata setelah konsumsi madu sebesar 32.13 mg/dl,

    setelah pemberian gula putih sebesar 30 mg/dl, dan setelah pemberian gula merah sebesar 27.53 mg/dl.Hasil Uji Repeated Anova didapatkan nilai p=0.737 (nilai p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah

    tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu, gula putih, dan gula merah. 

    Kata Kunci : Madu, gula putih, gula merah, puasa, peningkatan kadar glukosa darah

    A.  Pendahuluan 

    1. Latar Belakang

    Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang,

     bila seseorang mempunyai ukuran, komposisi tubuh dan tingkat aktivitas yang sesuai

    dengan kesehatan jangka panjang akan memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik

    yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Konsumsi makanan dan minuman dengan

    kandungan zat sumber energi dan nutrisi yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh

    manusia diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi, selain itu mengurangi aktivitas

     berat, istirahat, dan tidur merupakan salah satu cara untuk membantu memenuhi

    kebutuhan energi.Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai

    sumber tenaga utama dalam tubuh.1–3

      Umumnya tingkat glukosa darah berada pada batas 70–150 mg/dl.4,5 Biasanya glukosa darah meningkat setelah makan dan umumnya

     pada pagi hari berada pada level terendah. Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaankadar glukosa darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan

    makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. Glukosa darah puasaadalah pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama

    8–10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan

    yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.4,5

     

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    2/7

    70  | Mufti T, et al. 

    Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

    Asupan karbohidrat atau glukosa yang berlebihan dapat menyebabkan kadar

    glukosa darah melebihi batas normal atau hiperglikemia. Tanda dan gejala dinihiperglikemia yaitu peningkatan rasa haus, nyeri kepala, sulit konsentrasi, pengelihatan

    kabur, peningkatan frekuensi berkemih, letih, lemah, penurunan berat badan, glukosadarah lebih dari 180 mg/dL (10 mmol/L), tinggi kadar gula dalam urin. Asupan

    karbohidrat atau glukosa kurang dapat menyebabkan kadar glukosa darah rendah atauhipoglikemi. Tanda dan gejala hipoglikemia yaitu gangguan kesadaran, gangguan

     penglihatan, gangguan daya ingat, berkeringat, tremor, palpitasi, takikardia, gelisah, pucat, kedinginan, gugup, rasa lapar. Pada keadaan berpuasa, kadar glukosa darah bisa

    turun sampai dibawah 60 mg/dL bahkan bisa sampai dibawah 50 mg/dL tetapi hal ini

    tidak mengindikasikan suatu keadaan yang abnormalitas atau suatu penyakit.6 

    Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tanaman yang diproses oleh

    lebah pekerja menjadi madu dan tersimpan dalam sel-sel sarang lebah. Madu

    mengandung vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, D, E, K, beta karoten, flavonoid, asam

    fenolik, asam urat dan asam nikotinat. Di dalam madu juga terdapat kandungan mineral

    dan garam atau zat lain seperti zat besi, sulfur, magnesium, kalsium, kalium, khlor,

    natrium, fosfor dan sodium serta antibiotika dan enzim pencernaan. Rata-rata komposisi

    madu adalah 17,1 % air ; 82,4 % karbohidrat ; 0,5 % protein, asam amino, vitamin danmineral.

    7,8 

    Karbohidrat dengan indeks glikemik rendah memicu sedikit dari peningkatan

    kadar gula darah, ketika yang memiliki indeks glikemik tinggi memicu glukosa darah

    yang tinggi. Indeks glikemik untuk sebagian besar madu dengan porsi 25 gram iturendah dan beberapa tipe ada dalam rentang sedang. Konsumsi tipe madu yang

    memiliki indeks glikemik rendah memiliki keuntungan efek fisiologi.Makanan yang mengandung gula putih dan gula merah merupakan kontribusi

    utama terhadap glycemic load . Glycemic load  adalah diet dengan banyak makanan yangmempunyai indeks glikemik tinggi sehingga makanan yang mengandung gula putih dan

    gula merah cenderung akan meningkatkan glukosa darah dengan cepat. Hipotesis dari penelitian adalah madu akan meningkatkan glukosa darah pada orang yang berpuasa

    tanpa adanya risiko hiperglikemia jika dibandingkan dengan gula putih dan gula merah.

    2.  Rumusan Masalah

    1. 

    Bagaimana peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang berpuasa,15 menit setelah konsumsi madu ?

    2. 

    Bagaimana peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang berpuasa,

    15 menit setelah konsumsi gula putih ?

    3. 

    Bagaimana peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang berpuasa,

    15 menit setelah konsumsi gula merah ?

    4. 

    Bagaimana perbandingan peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda

    yang berpuasa, 15 menit setelah konsumsi madu, gula putih dan gula merah ?

    3. 

    Tujuan Penelitian a.  Tujuan Umum

    Membandingkan peningkatan kadar glukosa darah pada orang dewasa muda yang

    menjalani puasa, 15 menit setelah konsumsi madu, gula putih dan gula merah.

    b.  Tujuan Khusus1.

     

    Untuk menilai peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang

     berpuasa, 15 menit setelah mengkonsumsi madu.

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    3/7

      Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu... | 71 

    Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

    2.  Untuk menilai peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang

     berpuasa, 15 menit setelah mengkonsumsi gula putih.3.  Untuk menilai peningkatan kadar glukosa darah orang dewasa muda yang

     berpuasa, 15 menit setelah mengkonsumsi gula merah.

    B. 

    Kajian PustakaPada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Al-Khalidi A, Jawad FH,

    Tawfiq NH menyatakan bahwa asupan 50 gram madu yang tidak spesifik oleh orang

    yang sehat dan pasien diabetes mengakibatkan peningkatan yang sedikit dari kadar

    insulin dan kadar glukosa darah daripada konsumsi jumlah yang sama dari glukosa atau

    campuran gula yang menyerupai madu.6

    C. 

    Metode Penelitian 

    Subjek penelitian ini orang dewasa muda yang berpuasa di kampus Universitas

    Islam Bandung. Subjek pada penelitian ini adalah orang dewasa muda berumur 18–40

    tahun, laki-laki, dalam keadaan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus,

    dan bersedia berpuasa 14 jam sejak sebelum fajar sampai dengan terbenam matahariatau magrib.

    Bahan penelitian yang digunakan adalah madu, gula putih, dan gula merah. Alat

    yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah alat rapid test glukosa darah, kapas

    alcohol, lembar informed consent, tabel hasil pengukuran glukosa darah sebelum

     perlakuan dan setelah perlakuan.

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental untuk mengetahui

     pengaruh madu, gula putih dan gula merah terhadap peningkatan kadar glukosa pada

    orang dewasa muda yang berpuasa. Mencari subjek dengan cara  purposive sampling,

    memberikan penjelasan mengenai penelitian kepada subjek, setelah subjek menyetujui,

    subjek diminta untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan, kemudianmenentukan waktu dan tempat pelaksanaan, lalu meminta subjek untuk berpuasa pada

    saat penelitian atau puasa sampai dengan waktu pengecekan glukosa darah puasa di

    lakukan.

    Prosedur pada penelitian ini pada hari yang sudah disepakati, meliputi

     pengambilan glukosa darah puasa (sesaat sebelum berbuka) pada subjek dengan

    menggunakan alat ukur gula darah, diberikan perlakuan pada subjek berupa pemberian

    madu pada minggu pertama, gula putih pada minggu kedua, gula merah pada minggu

    ketiga sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan, setelah 15 menit pemberian

     perlakuan subjek diperiksa kembali kadar glukosa darahnya, menilai selisih kadar

    glukosa darah puasa dengan kadar glukosa darah 15 menit setelah diberi perlakuan pada

    subjek yang diberikan madu, gula putih dan gula merah dan melakukan analisis data.

    Pemilihan subjek dilakukan dengan memilih subjek penelitian yang sesuai

    dengan kriteria inklusi dan ekslusi di kampus Universitas Islam Bandung. Setelah

     pengambilan subjek kemudian dilakukan tes glukosa darah di Fakultas Kedokteran

    Universitas Islam Bandung.

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    4/7

    72  | Mufti T, et al. 

    Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

    D.  Hasil Penelitian

    1. 

    Karakteristik Usia Subjek PenelitianGambaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan Usia pada 15 orang

    mahasiswa yang menjadi subjek penelitian dapat dijelaskan pada gambar 1

    Gambar 1 Grafik Karakteristik Usia Subjek Penelitian

    Berdasarkan gambar 1 didapatkan hasil karakteristik usia pada 15 subjek

     penelitian, responden terbanyak merupakan responden berusia 22 tahun di dalam penelitian ini yaitu sebanyak 8 orang responden.

    Tabel 1 Hasil Uji Repeated Anova

    Intervensi N Rerata Std. Deviasi Nilai P

    Madu 15 32.13 12.966 0,737

    Gula Putih 15 30 12.564

    Gula Merah 15 27.53 14.162

    Berdasarkan tabel 1 didapatkan rata-rata peningkatan kadar glukosa darahsetelah pemberian madu adalah 32.13 dengan standard deviasi 12.966, setelah

     pemberian gula putih adalah 30 dengan standard deviasi 12.564, setelah pemberian gula

    merah adalah 27.53 dengan standard deviasi 14.162. Uji  Repeated Anova  dapat

    dilakukan apabila data Peningkatan Kadar Glukosa Darah terdistribusi normal. Pada

     penelitian ini data Peningkatan Kadar Glukosa Darah menurut hasil perhitungan uji

    normalitas Shapiro-Wilk didapatkan perubahan nilai Kadar Glukosa Darah sesudah

     pemberian madu, gula putih, dan gula merah dengan nilai (p>0.05) yang artinya data

    terdistribusi normal. Pada analisis uji  Repeated Anova  sesuai dengan tabel 1, diperoleh

    nilai signifikansi p > 0.05 yang artinya tidak ditemukan perbedaan yang bermakna

    antara peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu, gula putih, dan gula

    merah, sehingga H0 gagal ditolak.

    E.  PembahasanIslam merupakan agama yang mendominasi di Negara Indonesia yang berkisar

    85-90% sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Pada bulan suci

    ramadhan umat islam menjalankan satu ibadah yaitu shoum atau berpuasa yang sangat

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    5/7

      Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu... | 73 

    Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

    erat berkaitan dengan kadar glukosa darah sebagai salah satu senyawa karbohidrat

    sederhana yang merupakan sumber kalori utama bagi manusia.9

    Peneliti telah melakukan penelitian mengenai perbandingan peningkatan kadar

    glukosa darah setelah diberikan 3 jenis asupan gula yang berbeda yaitu madu, gula putih, dan gula merah. Penelitian ini dilakukan pada 15 orang mahasiswa sebagai subjek

     penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, pada hasil penelitian inidiperoleh jenis kelamin pria, rentan usia termuda 21 sampai dengan usia tertua 24 tahun,

    tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, dan berpuasa sebelum dilakukan pengukuran. Pada Uji Normalitas sebaran data perubahan Kadar Glukosa Darah setelah

     perlakuan didapatkan hasil nilai p>0.05 dari madu, gula putih, dan gula merah sehingga

    data terdistribusi normal dan sama dengan penelitian sebelumnya.

    Hasil penelitian Dita5, dkk. sama dengan penelitian ini, yang sebelumnya

    membahas glukosa darah, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar glukosa

    darah seperti faktor usia, hormon insulin, emosi, stress, jenis dan jumlah makanan yang

    dikonsumsi serta aktivitas fisik, yang dilakukan bulan Oktober 2012 sampai Januari

    2013 pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

    Pada 15 responden yang mengikuti penelitian ini memiliki variasi usia, emosi, dan

     jumlah makanan yang dikonsumsi, disamping itu responden juga memiliki persamaandari faktor stress dan aktivitas fisik dikarenakan responden yang mengikuti penelitian

    ini hampir semua merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki tingkatan stress dan

    aktivitas yang hampir sama. Selain itu, diharapkan dapat mendapatkan hasil perhitungan

     peningkatan kadar glukosa darah yang homogen mengingat jumlah responden yangterbatas.

    5

    Pada penelitian ini didapatkan rata-rata peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu adalah 32,13 dengan standar deviasi 12,966; setelah pemberian gula

     putih rata-rata peningkatan kadar glukosa darah adalah 30 dengan standar deviasi12,564; setelah pemberian gula merah rata-rata peningkatan kadar glukosa darah adalah

    27,53 dengan standar deviasi 14,162. Pada penelitian ini didapatkan nilai p = 0,737(p>0,05) maka dapat disimpulkan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara

    statistik antara peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu, gula putih,

    dan gula merah.

    Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Enny

     Nugraheni dkk 9, mengenai efek pemberian teh manis yang menggunakan gula putih dan

    kurma yang memiliki kesamaan dengan madu pada kandungannya yaitu fruktosa dan

    glukosa, terhadap peningkatan kadar glukosa darah, tidak terdapat perbedaan yang

    signifikan antara pemberian teh manis dan kurma. Pada penelitian tersebut diberikan

    kurma dan teh manis dilakukan pengukuran berat masing-masing 50 gram dengan

    menggunakan timbangan yang sama. Setelah itu gula dibuat menjadi teh manis dengan

    330 cc air matang dan teh celup, dilakukan pada 50 responden. Selisih pada penelitian

    tersebut didapatkan hampir sama dibandingkan dengan selisih pada penelitian ini. Hal

    ini diakibatkan karena kadar glukosa pada teh manis yang menggunakan gula putih,gula merah dan kadar fruktosa serta glukosa pada madu yang digunakan pada penelitianini tidak jauh berbeda, dengan kata lain hasilnya hampir sama dari penelitian

    sebelumnya.9

    Menurut jurnal Honey for nutrition and health, indeks glikemik yang terkandung

     pada makanan atau minuman, akan berpengaruh pada perubahan kadar glukosa darah.Asupan 50 gram madu oleh orang yang sehat mengakibatkan peningkatan yang sedikit

    dari kadar insulin dan kadar glukosa darah daripada konsumsi jumlah yang sama dari

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    6/7

    74  | Mufti T, et al. 

    Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

    glukosa atau campuran gula yang menyerupai madu.10

    Sementara itu, makanan yang

    mengandung gula putih dan gula merah merupakan kontribusi utama terhadap glycemicload . Glycemic load   adalah diet dengan banyak makanan yang mempunyai indeks

    glikemik tinggi. Sehingga makanan yang mengandung gula putih dan gula merahcenderung akan meningkatkan glukosa darah dengan cepat.

    Hasil penelitian ini didapatkan bahwa peningkatan kadar glukosa darah yangdiakibatkan oleh pemberian madu lebih besar, tetapi berdasarkan teori bahwa

    kandungan madu terdiri dari 38,5% fruktosa dan 31% glukosa. Alat pengukur guladarah yang digunakan pada penelitian ini mendeteksi semua jenis gula baik itu glukosa

    maupun fruktosa, sehingga meskipun kadar glukosa pada madu lebih rendah dibanding

    gula putih dan gula merah, nilai atau hasil yang didapatkan dari alat pengukur gula

    tersebut pada pemberian madu akan tetap lebih besar daripada gula putih dan gula

    merah.

    F. 

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan dari penelitian adalah madu dapat meningkatkan kadar glukosa

    darah orang dewasa yang berpuasa dengan nilai rata-rata peningkatan kadar glukosa

    darah 32,13 mg/dl, gula putih dapat meningkatkan kadar glukosa darah orang dewasayang berpuasa dengan nilai rata-rata peningkatan kadar glukosa darah 30 mg/dl, gula

    merah dapat meningkatkan kadar glukosa darah orang dewasa yang berpuasa dengan

    nilai rata-rata peningkatan kadar glukosa darah 27,53 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan

     bermakna pada peningkatan kadar glukosa darah mahasiswa yang berpuasa setelah pemberian madu, gula putih, dan gula merah.

    Peneliti memberikan saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai pengaruh peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian madu, gula putih, dan

    gula merah pada orang yang sudah berpuasa. Konsumsi makanan atau minuman yangmengandung unsur madu sebagai pemanis dapat diberikan untuk pemakaian yang

    sifatnya kondisional atau dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan glukosa darah segera.Sebagai contohnya konsumsi makanan atau minuman mengandung madu untuk pasien

    diabetes yang membutuhkan asupan glukosa yang tidak terlalu tinggi dan untuk para pelajar atau mahasiswa yang memiliki aktivitas keseharian yang cukup tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA 

    Murray RK, Granner DK, Mayes P a, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry.

    27th Edition. Molecular Physiology. 2003.

    Widiyanto. Glukosa Darah sebagai Sumber Energi. Yogyakarta; 2008.

    Irawan MA. Glukosa & metabolisme energi. Brief SS, editor. Polton Sports Science and

    Performance Lab; 2007.

    Henrikson J. E. B-NH. Blood Glucose Levels [Internet]. 2009 [cited 2015 Feb 7].

    Available from:

    http://www.netdoctor.co.uk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar.htm

  • 8/18/2019 1213-4160-1-PB (3)

    7/7

      Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu... | 75 

    Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

    Lestari DD, Purwanto DS, Kaligis SHM. Gambaran Kadar Kolesterol Total Darah Pada

    Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

    Dengan Indeks Massa. Universitas Sam Ratulangi; 2011. p. 991–6.

    Szablewski L. Glucose Homeostasis – Mechanism and Defects [Internet]. Diabetes -

    Damages and Treatments. 2011. Available from:

    http://www.intechopen.com/books/diabetes-damages-and-treatments/glucose-

    homeostasis-mechanism-anddefects

    I.M. Oka Adi Parwata, K. Ratnayani DAL. AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS

    SERTA KADAR BETA KAROTEN PADA MADU RANDU (Ceiba pentandra)

    DAN MADU KELENGKENG (Nephelium longata L.). J Kim 4 (1),.

    2010;4(1):54–62.

    Ratnayani K, Laksmiwati M, Septian NPI. Kadar Total Senyawa Fenolat pada Madu

    Randu dan Madu Kelengkeng serta Uji Aktivitas Antiradikal Bebas dengan

    Metode DPPH (Difenilpikril Hidrazil). 2012;6(2):163–8.

     Nugraheni E. Perbandingan Efek Peningkatan Kadar Gula Darah antara Konsumsi Teh

    Manis dan Kurma saat Puasa pada Usia Dewasa Muda. Universitas Bengkulu;

    2011. p. 9.

    Bogdanov S, Jurendic T, Sieber R, Gallmann P. Honey for nutrition and health: a

    review. J Am Coll Nutr. 2008;27:677–89.