26
WINTER Templat e 10’th MEETING 0 1 MPP

10 Th Meeting

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cara mengajar

Citation preview

Page 1: 10 Th Meeting

WINTERTemplate10’th

MEETING

01

MPP

Page 2: 10 Th Meeting

02

Analisis Data

Page 3: 10 Th Meeting

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan.

Analisis data : Statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistika Inferensial meliputi : statistika parametric dan statistika Non parametrik

Analisis Data

Page 4: 10 Th Meeting

A. STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL Statistika deskriptif : statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Statisitika deskriptif : penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil, persentil, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standard deviasi, perhitungan prosentase dll.

Page 5: 10 Th Meeting

Statistika inferensial (statistika induktif atau statistika probabilitas) : teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang.

Page 6: 10 Th Meeting

B. STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Statistik parametrik digunakan untuk

menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Statistika non parametrik tidak menguji parameter populasi tetapi menguji distribusi.

Statistika parametrik mengasumsikan bahwa populasi berdistribusi normal sedangkan statistika non parametrik tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal sehingga sering dinamakan bebas distribusi.

Page 7: 10 Th Meeting

Statistika parametrik kebanyakan untuk menganalisis data interval dan rasio sedangkan statistika non parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal atau ordinal.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.

Macam data : data nominal, ordinal, interval atau rasio

Bentuk hipotesis : hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif dan hipotesis asosiatif.

Dalam hipótesis komparatif dibedakan menjadi dua yaitu komparatif untuk dua sampel dan lebih dari dua sampel.

Page 8: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila digunakan datanya berbentuk nominal maka digunakan teknik statistik :◦ Binomial◦ Chikuadrat satu sampel

Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal maka digunakan teknik statistik : Run Test

Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel bila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan t-test satu sampel

Page 9: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik : McNemar

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik :

◦ Sign test◦ Wilcoxon matched pairs

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan t-test dua sampel

Page 10: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen baik datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik :

◦ Fisher exact probability◦ Chikuadrat Dua sampel

Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik :

◦ Median Test◦ Mann-Whitney U Test◦ Kolmogorov Smirnov◦ Wald-Wolfowitz

Untuk menguji hipotesis kompartif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval dan ratio digunakan t-test sampel berpasangan.

Page 11: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik : Chocran Q

Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik : Friedman Two-way Anova

Untuk menguji hipotesis komparatif sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan analisis variansi satu jalan maupun dua jalan (One way dan Two Way Anova)

Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik : Chikuadrat k sampel

Page 12: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik :

◦ Median Extension◦ Kruskal-Wallis One Way Anova

Untuk menguji hipotesis hubungan assosiatif/hubungan korelasi bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik : Koefisien kontingensi

Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan korelasi bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik :

◦ Koefisien korelasi spearman rank◦ Koefisien korelasi Kendall Tau

Page 13: 10 Th Meeting

Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan :

◦ Koefisien Produk Momen : untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu dependen

◦ Korelasi ganda bila untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen

◦ Korelasi parsial digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih bila terdapat variabel yang dikendalikan

◦ Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi)

Page 14: 10 Th Meeting

C. JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS

Judul penelitian : Pengaruh kecerdasan emotional terhadap prestasi pegawai di pemerintah propinsi Madukara

Paradigma : Kecerdasan Emosional - Prestasi Kerja Pegawai Misalkanya koefisien korelasi 0,7 maka koefisien

determinasinya 0,49 artinya bahwa variasi yang terjadi pada variable prestasi kerja pegawai 49 % dapat dijelaskan melalui variasi yang terjadi pada kecerdasan emotional pegawai sedangkan sisanya 51 % ditentukan oleh factor di luar variable kecerdasan emotional seperti IQ, kedisiplinan dll.

Korelasi positif antara kecerdasan emotional dengan prestasi kerja sebesar 0,7 artinya makin tinggi kecerdasan emotional seseorang maka akan semakin tinggi prestasi kerja pegawai.

Page 15: 10 Th Meeting

Rumusan masalah, hipotesis dan teknik statistik untuk analisis dataRumusan masalah : 1. Berapakah rata-rata kecerdasan

emosional pegawai di propinsi Madukara ? 2. Berapakah rata-rata prestasi kerja

pegawai ? 3. Adakah hubungan positif dan signifikan

antara kecerdasan emotional pegawai dengan prestasi kerja ?

4. Bagaimana pengaruh kecerdasan emotional terhadap prestasi kerja pegawai ?

Page 16: 10 Th Meeting

Hipotesis : 1. Kecerdasan emosional pegawai di pemerintahan

propinsi Madukara paling tinggi 150 2. Prestasi kerja pegawai pemerintah propinsi

Madukara paling tinggi 140 atau 70 % dari kriteria yang diharapkan

(kriteria prestasi kerja pegawai paling tinggi misalnya 200)

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emotional dengan prestasi kerja pegawai

4. Kecerdasan emotional berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai

Page 17: 10 Th Meeting

Statistik untuk uji hipotesis : 1. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis dapat dilihat pada Tabel 8.1. Data yang terkumpul adalah ratio.

Bentuk hipotesisnya adalah deskriptif maka teknik uji untuk hipotesis no 1 dan no 2 adalah sama yaitu : t-test (untuk satu sampel).

3. Data kedua variabel adalah data ratio, oleh karena itu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah : Korelasi Pearson Product Moment.

4. Koefisien determinasi dan analisis regresi sederhana.

Page 18: 10 Th Meeting

D. KONSEP DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul.

Secara statistik hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik).

Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel).

Page 19: 10 Th Meeting

Taraf kesalahan : Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel.

Terdapat dua cara menaksir yaitu taksiran titik dan taksiran interval.

Taksiran titik : suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel.

Taksiran interval : suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel.

Menaksir parameter populasi menggunakan nilai tunggal (point estimate) akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan interval estimate.

Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya.

Biasanya dalam penelitian, kesalahan taksiran ditetapkan terlebih dahulu yang digunakan adalah 5 % dan 1 %.

Page 20: 10 Th Meeting

Dua kesalahan dalam menguji hipotesis Dalam menaksir parameter populasi

berdasarkan data sampel, kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu :

◦ Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol H0 yang benar. Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan .

◦ Kesalahan tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan .

Page 21: 10 Th Meeting

Hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :

Keputusan menerima hipotesis nol yang benar berarti tidak membuat kesalahan.

Keputusan menerima hipotesis nol yang salah berarti terjadi kesalahan tipe II ().

Keputusan menolak hipotesis yang benar berarti terjadi kesalahan tipe I ().

Keputusan menolak hipotesis nol yang salah berarti tidak membuat kesalahan.

Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk menolak Ho yang benar (yang seharusnya diterima).

Page 22: 10 Th Meeting

Macam Pengujian Hipotesis Uji Dua Pihak (Two tail Test) : digunakan bila hipotesis

nol Ho berbunyi sama dengan dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi “tidak sama dengan”.

Uji Pihak Kiri : digunakan bila hipotesis nol Ho berbunyi “lebih besar atau sama dengan ” ( ) dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi ”lebih kecil” ( < ).

Uji Pihak Kanan : digunakan apabila hipotesis nol Ho berbunyi “lebih kecil atau sama dengan ( ) dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi “lebih besar “ ( > ).

Dalam uji dua pihak taraf kesalahan dibagi menjadi dua yaitu yang terletak pada pihak kiri dan kanan. Harga setengah ( /2 ) sedangkan pada uji satu pihak (kanan maupun kiri) harga terletak pada satu pihak saja yaitu terletak di pihak kanan saja atau kiri saja, taraf kesalahannya adalah .

Page 23: 10 Th Meeting

Arah Pengujian Hipotesis1. Uji dua arah (two tail)

H0 : μ = μ0 menit Ha : μ ≠ μ0 menit

-zα/2 atau -t(db;α/2) 0

Luas daerah terarsir = α

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

zα/2 atau t(db;α/2)

Page 24: 10 Th Meeting

2. Uji Pihak Kiri (one tail)H0 : Ditulis dalam bentuk persamaan ( )Ha : Ditulis dalam bentuk (<)Contoh uji satu arah :a. H0 : μ 50 menit Ha : μ < 50 menit

-zα atau –t(db;α) 0

Luas daerah terarsir = α

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan H0

Titik kritis z / t

Arah Pengujian Hipotesis

Page 25: 10 Th Meeting

Arah Pengujian Hipotesis3. Uji Pihak Kanan (one tail)

b. H0 : μ μ0 menit Ha : μ > μ0 menit

zα atau t(db;α)0

Luas daerah terarsir = α

Daerah

Penerimaan H0

Daerah penolakan H0

Titik kritis z atau t

Page 26: 10 Th Meeting

20

Terima Kasih