15
Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1 I.PSIKOLOGI ABNORMAL Psikologi abnormal merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari dan memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya. Jadi, cakupan dari psikologi abnormal tidak hanya terbatas pada gangguan psikologis/mental saja, tetapi mencakup tentang perilaku abnormal yang lebih luas lagi. Suatu perilaku dikatakan abnormal jika meliputi gangguan fungsi psikologis dan gangguan perilaku . Ahli kesehatan mental akan mengklasifikasikan pola perilaku ini sebagai Gangguan Psikologis (Psychological Disorder) atau Gangguan Mental (Mental Disorder). II. KONSEP NORMAL WHO mendefinisikan sehat/normal sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara penuh. Sedangkan, Psikiater Karl Meninger menyatakan bahwa orang yang sehat mental/normal adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, dan sikap hidup yang bahagia. Orang-orang yang sehat/normal memiliki ciri-ciri, yaitu : Aspek Ciri Perilaku Sikap terhadap diri sendiri Menunjukkan penerimaan diri, memiliki jati diri positif, memiliki nilai yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan diri. Persepsi Memiliki pandangan yang realistik terhadap diri dan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Widiawati ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psi. Abnormal Diah

Citation preview

Page 1: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

I. PSIKOLOGI ABNORMAL

Psikologi abnormal merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari dan

memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya.

Jadi, cakupan dari psikologi abnormal tidak hanya terbatas pada gangguan

psikologis/mental saja, tetapi mencakup tentang perilaku abnormal yang lebih luas lagi.

Suatu perilaku dikatakan abnormal jika meliputi gangguan fungsi psikologis dan gangguan

perilaku. Ahli kesehatan mental akan mengklasifikasikan pola perilaku ini sebagai

Gangguan Psikologis (Psychological Disorder) atau Gangguan Mental (Mental Disorder).

II. KONSEP NORMAL

WHO mendefinisikan sehat/normal sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial

secara penuh. Sedangkan, Psikiater Karl Meninger menyatakan bahwa orang yang sehat

mental/normal adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu menahan diri,

menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, dan sikap hidup

yang bahagia. Orang-orang yang sehat/normal memiliki ciri-ciri, yaitu :

Aspek Ciri Perilaku

Sikap terhadap diri

sendiri

Menunjukkan penerimaan diri, memiliki jati diri positif, memiliki nilai yang

realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan diri.

Persepsi terhadap

realitas

Memiliki pandangan yang realistik terhadap diri dan dunia, baik orang

maupun benda di sekelilingnya.

Integrasi Berkepribadian utuh, bebas dari konflik batin yang melumpuhkan, memiliki

toleransi yang baik terhadap stres.

Kompetensi Memiliki kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai

untuk mengatasi berbagai masalah hidup.

Otonomi Memiliki kemandirian, tanggung jawab, dan penentuan diri, yang memadai.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 1

Page 2: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

Pertumbuhan

aktualisasi diri

Menunjukkan kecenderungan ke arah semakin matang, kemampuan

berkembang, mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi.

III. BEBERAPA ISTILAH TENTANG PERILAKU ABNORMAL

Perilaku Maladaptif, meliputi setiap perilaku yang mempunyai dampak merugikan bagi

individu atau masyarakat, seperti apatis, prasangka ras atau golongan.

Gangguan Mental, menunjuk pada semua bentuk perilaku abnormal, mulai dari yang

ringan sampai yang berat.

Psikopatologi, merujuk pada kajian tentang perilaku abnormal atau gangguan mental.

Penyakit Jiwa, mencakup gangguan yang melibatkan patologi otak atau disorganisasi

kepribadian yang parah.

Gangguan Perilaku, menunjuk pada gangguan-gangguan yang disebabkan oleh proses

belajar yang tidak semestinya, misal gagal mencintai lawan jenis, gagal memiliki konsep

diri yang positif, anak tumbuh menjadi remaja yang agresif.

IV. KRITERIA UNTUK MENENTUKAN ABNORMALITAS

Ada beberapa kriteria untuk menentukan abnormalitas, yaitu :

a. Perilaku yang tidak biasa

Kriteria ini sering digunakan untuk menentukan abnormalitas. Namun sesungguhnya,

kriteria ini tidak cukup kuat untuk menentukan suatu perilaku itu abnormal atau tidak.

b. Perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial

Setiap lingkungan sosial atau masyarakat memiliki norma yang menentukan apakah

suatu perilaku dapat diterima (dipandang normal) atau tidak dapat diterima (dipandang

abnormal). Namun, norma tersebut adalah relatif, bukan mengandung kebenaran yang

universal. Maksudnya adalah, norma yang berlaku dalam satu masyarakat, dapat

berbeda dalam masyarakat yang lain. Misal, perilaku seksual dari kaum gay,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 2

Page 3: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

merupakan perilaku seksual yang menyimpang menurut masyarakat Indonesia. Oleh

karena itu, masyarakat Indonesia pada umumnya belum dapat menerima kaum

tersebut. Namun, masyarakat di Belanda tidak melihat perilaku seksual kaum gay

sebagai suatu perilaku seksual yang menyimpang. Sehingga masyarakat dapat

menerima kaum tersebut dalam kesehariannya.

c. Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap realitas

Sistem pengolahan dan pemrosesan informasi di otak memampukan kita untuk melihat

atau menangkap suatu objek dan membentuk gambaran mental yang tepat terhadap

dunia sekitar. Namun, ada sebagian orang yang melihat/mendengar sesuatu yang tidak

ada objeknya (halusinasi) atau memiliki ide-ide yang tidak mendasar (delusi). Orang-

orang yang mengalami hal ini akan dianggap memiliki gejala gangguan mental.

d. Orang-orang dengan stres yang signifikan

Orang yang mengalami stres karena gangguan emosi (cemas, takut, depresi) dapat

dianggap abnormal. Namun, sebaiknya kita tidak terburu-buru menilai orang yang

depresi itu sebagai orang yang abnormal. Mengapa? Stres itu terkadang merupakan

respon yang sesuai dengan situasi tertentu. Misal, A mengalami depresi karena

suaminya meninggal. Respon yang dialami A adalah respon yang sangat wajar. Justru

menjadi tidak wajar/abnormal jika A tidak menunjukkan respon pada kondisi tersebut,

ataupun menunjukkan respon tersebut dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga

A tidak mampu untuk berfungsi kembali dalam hidup sehari-hari.

e. Perilaku maladaptif

Perilaku yang membatasi kemampuan untuk berfungsi dalam peran yang diharapkan

atau untuk beradaptasi dengan lingkungan dapat disebut abnormal. Misal, agoraphobia

yaitu perilaku yang ditandai oleh rasa takut yang sangat kuat ketika berada dalam area

publik. Perilaku ini dapat disebut abnormal karena perilaku tersebut tidak umum dan

merusak kemampuan individu untuk menyelesaikan tanggung jawabnya di tengah-

tengah masyarakat.

f. Perilaku berbahaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 3

Page 4: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

Perilaku yang membahayakan bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dapat dianggap

abnormal. Misal perilaku agresi seperti, perilaku berkelahi secara massal (tawuran),

perilaku bunuh diri, perilaku pengrusakkan bangunan/tempat secara anarkis, dsb.

V. PERSPEKTIF KONTEMPORER TENTANG PERILAKU ABNORMAL

Pemaparan mengenai perspektif akan mengacu pada pendekatan yang menekankan

faktor tertentu dalam menjelaskan perilaku abnormal dan penerapan penanganan dalam

menangani gangguan psikologis.

Perspektif Biologis

Setiap manusia memiliki

sistem saraf, yang

terbuat dari sel-sel saraf

(neuron). Neuron-neuron

itu saling menyalurkan

pesan, dimana pesan-

pesan tersebut berasal

dari berbagai peristiwa.

Setiap neuron memiliki

soma (badan sel),

dendrit, dan akson.

Neuron menyampaikan pesan dalam satu arah, yaitu : dendrit badan sel akson

terminal akson knobs neuron lain. Neuron memancarkan pesan ke neuron lain

melalui substansi kimia yang disebut neurotransmitter. Setiap jenis neurotransmitter

memiliki struktur kimia yang berbeda. Setiap jenis hanya akan sesuai dengan tempat

penerima (receptor site). Ketidakteraturan dalam kerja sistem neurotransmiter di otak

akan berkaitan dengan pola-pola perilaku abnormal. Misal, orang yang mengalami

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 4

Page 5: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

skizofrenia menggunakan lebih banyak dopamin yang tersedia di otak daripada orang yang

tidak mengalami skizofrenia.

Selain itu, perilaku abnormal muncul karena kondisi organik tidak sehat, sehingga merusak

sistem saraf pusat di otak.

Perspektif Psikologis

1. Psikodinamika

Teori ini meyakini bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara

kekuatan–kekuatan dalam pikiran bawah sadar. Freud yakin bahwa ada perbedaan

yang tipis antara perilaku normal dan abnormal. Perilaku normal dan abnormal

didorong oleh dorongan irasional dari id. Pada orang yang sehat mental/normal, ego

cukup kuat untuk mengendalikan insting id dan menahan ketidaksetujuan superego.

Sedangkan, pada orang dengan gangguan psikologis, keseimbangan antara id, ego,

superego tidak terjadi. Misal, B memiliki id, dorongan untuk menyerang orang lain atau

diri sendiri ; di sisi lain superego yang bekerja dengan standar moral akan menimbulkan

pikiran bahwa tindakan penyerangan itu tidak baik dan akan mendapat sanksi hukum ;

ego akan mengembangkan rasa takut kepada pisau sebagai upaya melindungi diri

dari ancaman dorongan-dorongan alam bawah sadar (membunuh atau menyerang).

2. Belajar

Behavior.

Ivan Pavlov

Tokoh-tokoh dari teori ini meyakini bahwa perilaku manusia

disebabkan oleh dua hal, yaitu pembawaan genetis dan

pengaruh lingkungan. Menurut teori ini, perilaku abnormal

terjadi karena proses belajar yang salah, yaitu :

Gagal mempelajari bentuk perilaku adaptif yang

diperlukan dalam hidup. Misal, X sejak kecil hanya

tinggal bersama ibunya. Pada saat dewasa, ia

cenderung feminin, karena tidak pernah melihat sosok

laki-laki dewasa sejak kecil.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 5

Page 6: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

B.F Skinner

J.B Watson Mempelajari tingkah laku maladaptif. Misal, L menjadi

remaja yang sangat agresif, karena ia tumbuh dalam

keluarga, dimana ayah suka berlaku kasar terhadap

keluarga.

Classical Conditioning

Sebelum

Conditioning

Bel (Stimulus Netral) Tidak ada respon

Makanan (Unconditioned Stimulus) Air Liur (Unconditioned Response)

Selama

Conditioning

Bel (Conditioned Stimulus) Air Liur (Unconditioned Response)

Makanan (Unconditioned Stimulus)

Setelah Bel (Conditioned Stimulus) Air Liur (Conditioned Response)

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, Sutradara Rudi Sudjarwo yang mengalami fobia

terhadap mangga. Rasa takut yang berlebihan ini diperoleh dari classical conditioning.

Rudi mengembangkan rasa takut terhadap mangga, mungkin saja disebabkan

pengalaman yang tidak menyenangkan dengan buah mangga tersebut. Pada kasus ini,

mangga sebenarnya merupakan stimulus yang netral, namun ketika diasosiasikan

dengan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan, akan menyebabkan respon yang

terkondisi (CR), yaitu fobia terhadap mangga.

Berdasarkan pandangan belajar, perilaku normal melibakan pemberian respon secara

adaptif pada stimulus, termasuk stimulus terkondisi. Rasa takut itu sesungguhnya baik,

asalkan pada konteks dan situasi yang sesuai. Dalam kasus Rudi, rasa takut itu tidak

sesuai, tidak pada konteksnya, dan tidak adaptif. Jenis-jenis ketakutan yang seperti ini

yang akan melumpuhkan diri sendiri untuk berfungsi di dunia.

Operant Conditioning

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 6

Page 7: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

Operant conditioning melibatkan perolehan perilaku/perilaku operant, yang dilakukan

individu dalam memanipulasi lingkungan untuk menghasilkan efek tertentu. Pada

operant conditioning, individu membentuk respon/keterampilan yang menghasilkan

reinforcement. Reinforcer positif akan meningkatkan frekuensi perilaku apabila reinforcer

positif itu dimunculkan (makanan, uang, dukungan sosial) ; sebaliknya reinforcer negatif

akan meningkatkan frekuensi perilaku jika reinforcer negatif itu dihilangkan (rasa takut,

rasa sakit, rasa tidak nyaman).

Perilaku normal melibatkan : (a) pembelajaran respon yang memungkinkan individu

memperoleh dan menghindari reinforcer positif ; (b) mempelajari perilaku adaptif yang

memungkinkan individu memperoleh reinforcer positif dan menghindari reinforcer

negatif. Jika lingkungan tidak memberi kita kesempatan untuk mempelajari keterampilan

baru, maka kita sulit mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh

reinforcement. Misalnya, Y tidak memiliki keterampilan bergaul secara sosial. Oleh

karena itu, sulit bagi Y untuk mendapat dukungan sosial sebagai reinforcementnya.

Akibatnya, Y mungkin saja mengalami depresi karena terisolasi secara sosial.

Kognitif Sosial.

Teoretikus ini menekankan bahwa perilaku manusia

disebabkan karena adanya proses berpikir dan belajar

melalui pengamatan/modeling. Para tokoh ini berpendapat

bahwa manusia memberi pengaruh pada lingkungan, dan

lingkungan memberi pengaruh pada mereka. Mereka yakin

bahwa setiap manusia memiliki self awareness dan secara

terarah mencari informasi tentang lingkungan. Jadi,

manusia tidak hanya sekedar berespon secara otomatis

terhadap suatu stimulus.

Misal, kasus fobia mangga pada Rudi Sudjarwo. Rasa

takut pada mangga ini mungkin dipelajari secara tidak

Julian B.Rotter

W. Mischel

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 7

Page 8: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

langsung (vicariously), saat Rudi mengamati reaksi takut

berlebihan yang dialami orang lain, baik melalui kehidupan

nyata, melalui TV atau film.

Albert

Bandura

3. Teori Humanistik

Carl Rogers

A. Maslow

Teoretikus ini menyatakan bahwa perilaku manusia tidak dapat dijelaskan

hanya dari konflik yang tidak disadari atau conditioning yang sederhana.

Para tokoh ini menolak pendapat bahwa perilaku manusia itu semata-

mata ditentukan oleh faktor dari luar dirinya. Mereka percaya bahwa orang

adalah aktor dalam drama kehidupan ini. Teori ini berfokus pada

pentingnya pengalaman disadari yang bersifat subjektif dan self direction.

Psikologi Humanistik berkaitan erat dengan aliran filosofis Eropa, yaitu

Eksistensialisme. Fokus aliran ini adalah pada pencarian arti dan

pentingnya pilihan pada eksistensi manusia. Para eksistensialis meyakini

bahwa kemanusiaan membuat kita bertanggung jawab atas arah yang

akan diambil dalam kehidupan kita. Para humanis yakin bahwa manusia

memiliki kecenderungan untuk melakukan aktualisasi diri atau untuk

berjuang menjadi apa yang mereka inginkan.

Rogers yakin bahwa perilaku abnormal adalah hasil dari perkembangan konsep tentang

self yang terganggu. Rogers yakin bahwa kecemasan muncul ketika kita mulai

merasakan perasaan atau ide kita tidak sesuai dengan self concept terdistorsi yang telah

kita kembangkan (yang mencerminkan apa yang diharapkan orang lain terhadap kita).

Misal, Z yakin bahwa marah itu adalah wajar. Namun, orangtua memiliki konsep bahwa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 8

Page 9: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

marah itu tidak boleh dan tidak wajar. Marah yang semula dianggap wajar, akhirnya

menjadi tidak wajar bagi Z. Akibatnya, ketika dia akan marah karena suatu hal, ia

terhambat karena konsep yang sudah terdistorsi itu. Z cemas bahwa ketika dia marah,

orang di sekitar akan menilai dia sebagai orang yang buruk. Z tidak dapat

mempersepsikan nilai, konsep-konsep diri, atau bakat nya yang sebenarnya. Dengan

kondisi demikian, sangat mungkin Z menjadi frustrasi dan membentuk tahap perilaku

abnormal.

Dalam pandangan Rogers, untuk mencapai self actualization adalah melalui self

discovery dan self acceptance, yaitu menyadari, menerima perasaan kita, dan bertindak

dengan merefleksikan perasaan-perasaan tersebut.

4. Teori Kognitif

Albert Ellis

“Teori ABC”

Albert yakin bahwa peristiwa yang menyulitkan dalam hidup tidak akan

menyebabkan seseorang menjadi cemas, depresi, atau mengalami gangguan

perilaku lainnya. Keyakinan tidak rasional mengenai pengalaman/peristiwa

yang menyulitkan itulah yang memicu emosi negatif dan perilaku tidak

adaptif. Misal, B baru saja dipecat, sehingga ia menjadi cemas, sedih/tidak

bahagia. Dari gambar ini jelas bahwa, keyakinan yang tidak rasional ini dapat

menyebabkan turunnya kemampuan coping, dan pada akhirnya dapat

menimbulkan gangguan atau perilaku abnormal.

Depresi disebabkan karena kesalahan kognitif, yaitu menilai diri berdasarkan

kesalahan atau kegagalan, lalu menginterpretasikannya secara negatif.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 9

C (Consequences)

Cemas, sedih, tidak bahagia, depresi.

B (Beliefs)

“Pekerjaan ini hal yang utama untuk saya” ; “Saya tidak berguna” ; “Keluarga saya akan kelaparan” ; “Saya tidak akan mungkin dapat pekerjaan yang lebih baik dari ini”

A(Activating Event)

Dipecat

Page 10: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

Aaron Beck

Selective abstraction. Secara selektif berfokus pada kegagalan dan mengabaikan kompetensi. Contoh, pada saat pembagian rapor, R merasa sedih karena fokus pada nilai matematika yang mendapat 6, sementara mata pelajaran lain mendapat nilai yang lebih tinggi.

Overgeneralization. Melakukan generalisasi yang berlebihan dari beberapa pengalaman yang terpisah. Contoh, S yakin tidak akan menikah setelah ditinggal pacarnya menikah.

Magnification. Terlalu membesarkan peristiwa yang tidak menguntungkan. Contoh, P mendapat nilai E pada matakuliah Abnormal, lalu ia yakin bahwa ia akan di DO oleh fakultas dan kemudian hidupnya hancur.

Absolutist thinking. Orang yang berpikir absolut selalu memandang dunia ini hitam putih, tidak bisa abu-abu. Contoh, C berpikir bahwa nilai yang sempurna adalah A. Jadi jika dalam salah satu mata kuliah ia mendapat nilai B, maka ia akan merasa gagal total.

Perspektif Sosiokultural

Menurut teori ini, sumber penyebab utama perilaku abnormal adalah keadaan-keadaan

objektif di masyarakat yang bersifat merugikan, seperti kemiskinan, diskriminasi dan

prasangka ras, adanya kekerasan atau kekejaman. Misal, baru-baru ini ada seorang

pemuda di Jawa Tengah yang nekat mengakhiri hidupnya dengan terjun bebas dari lantai 3

atau 4 dari sebuah gedung. Alasan bunuh dirinya adalah karena ia tidak mampu melunasi

pembayaran motor yang baru saja dibelinya.

Perspektif Biopsikososial

Pada beberapa gangguan, penyebab yang paling dominan adalah karena satu faktor saja,

misalnya : (a) Faktor biologis. Misal, mental retardasi terjadi karena abnormalitas

kromosom atau konsumsi alkohol oleh ibu pada masa kehamilan ; (b) Faktor belajar. Misal,

fobia terjadi karena asosiasi atau memasangkan objek/situasi tertentu dengan pengalaman

yang traumatis. Namun, banyak teoretikus masa kini yang mengadopsi perspektif

biopsikososial, karena melihat bahwa faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural saling

berinteraksi dalam berkembangnya suatu gangguan tertentu.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 10

Page 11: 1. Pengertian Normal dan Abnormal - Psi. Abnormal Diah.doc

Pengertian Normal dan Abnormal Pertemuan 1

Model Diatesis Stres. Model ini beranggapan bahwa gangguan muncul dari kombinasi /

interaksi dari suatu diatesis (kerentanan/predisposisi) dengan stres. Diatesis dijelaskan

sebagai kerentanan biologis, yang biasanya bersifat genetis, yang meningkatkan risiko

berkembangnya gangguan tertentu. Berkembangnya suatu gangguan akan tergantung

pada jenis dan keparahan stresor yang dialami seseorang.

Diatesis

Suatu Predisposisi/Kerentanan

Stres

Stresor Lingkungan

Perkembangan Gangguan

DAFTAR PUSTAKA

Nevid, J.S., Rathus, S.A.,& Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal, Edisi Kelima Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Diah Widiawati

ABNORMAL DAN SIKAPATOLOGI 11

Predisposisi yang diwariskan untuk pengembangan gangguan

Trauma masa kanak-kanak, komplikasi kelahiran, penyakit fisik, penyiksaan fisik&seksual, konflik keluarga, pengangguran yang lama, kehilangan orang yang dicintai, situasi hidup yang negatif.

Gangguan Psikologis