tugas 2 desktop publishing

Preview:

DESCRIPTION

layout majalah

Citation preview

FEMINA 1

2 FEMINA

FEMINA 3

4 FEMINA

FEMINA 5

6 FEMINA

FEMINA 7

8 FEMINA

FEMINA 9

10 FEMINA

FEMINA 11

12 FEMINA

FEMINA 13

14 FEMINA

FEMINA 15

16 FEMINA

FEMINA 17

18 FEMINA

FEMINA 19

20 FEMINA

FEMINA 21

22 FEMINA

FEMINA 23

24 FEMINA

FEMINA 25

26 FEMINA

FEMINA 27

28 FEMINA

FEMINA 29

30 FEMINA

FEMINA 31

32 FEMINA

FEMINA 33

34 FEMINA

FEMINA 35

36 FEMINA

FEMINA 37

38 FEMINA

FEMINA 39

40 FEMINA

FEMINA 41

42 FEMINA

FEMINA 43

44 FEMINA

FEMINA 45

46 FEMINA

FEMINA 47

48 FEMINA

FEMINA 49

50 FEMINA

UP‘Manusiawi’SEORANG KAKEK BERDASI KUPU-KUPU, memesan tiket di

sebuah agen perjalananan. Tiket tujuan Venezuela, yang lalu dis-

embunyikannya dalam keranjang piknik, adalah hadiah kejutan

untuk istrinya yang sejak lama bermimpi menaklukan Anerika Selatan.

. Ia bahkan menuliskan mimpinya dalam diary ‘ My Adventure Book’.

Ketika sedang mendaki bukit tempat biasanya pasangan tua itu berpiknik,

tiba-tiba si nenek terjatuh dan tidak dapat diselamatkan. Sebelum men-

inggal, ia memberikan buku diary impian petualangannya. Kakek Carl

(diisi suara oleh Edward Asner) hanya bisa menatap sedih buku itu Tiket

yang sudah dibelinya susah payah tak ada lagi artinya.

“Rasanya camput aduk!” kata danar Pramesti (29), mengomentari film

animasi terbaru besutan Pixar and Disney Animation Studios, berjudul

Up itu. Ia adalah salah satu penggemar fanatik “Sepuluh menit pertama

saja sudah berurai mata dan saya selalu menangis, meski sudah menonton

berulang kali,“ kisah vokalis band beraliran reggae-ska itu. Danar tidak

sendirian, jutaan penonton di seluruh dunia terbius oleh jalinan kisah cin-

ta sepasang kakek-nenek dan impianya yang begitu mengharukan.

HARAPAN BARU BAGI DUNIA ANIMASIRussell (diisi suara Jordan Nagai), bocah berumur 8 tahun, menceritakan hal yang

biasa dilakukannya bersama ayahnya, kepada kakek Carl. Ia bilang , “That might

sounds boring. Sometimes it’s the boring stuff I remember the most.“ Adegan ini

sangat tepat menggambarkan film ini. prinsip ‘terkadang hal membosankan ada-

lah hal yang paling diingat’ dijadikan semacam rumus oleh sutradara Pete Docter.

hal-hal remeh yang mewarnai keseluruhan film justru menghadirkan ‘keajaiban’

tersendiri, dan membuat film ini begitu menariknya.

Pete Doctor ngotot mempertahankan judul u, hanya karena instingnya men-

gatakan tak ada judul lain yang lebih tepat. Film ini merupakan satun-satunya

animasi garapan Pixar yang judulnya sama sekali tidak’bercerita’ tentaing inti

dari film ini. Judul lain yang sempat terpikir adalah The Story of Carl Fredrick-

son. Tapi tak jadi dipakai, karena sama sekali tak menarik. Pete bercerita, ide

tentang rumah terbang ini mengandung filosofi lari dari kenyataan, ketika hidup

sudah tak lagi menyenangkan. Rupanya, ide ini ia peroleh dari pengalaman masa

kecilnya yang buruk. Tangan dingin Pete berhasil menghidupkan karakter-karakter yang berbeda

dari film kartun lain. sehingga, meskipun judulnya tak bercerita, karakter-karek-

ternya mampu bercerita denganbaik. “Selama ini film animasu hanya mengan-

dalkan komputer canggih untuk bercerita. Seharusnua para animator tetapi bisa

menjangkau dan menyentuh bamyak orang lain lewat karakter film tersebut. Di

luar teknologi animasinya, Up menggunakan pendekatan yang sangat riil dalam

kehidupan antarrmanusia, “ papar Pete, yang juga berperan di balik kesuksesan

Monster Inc (2001). “Bahkan, saya berhasil membuat John Lasseter, Chief Cre-

ative Officer Pixar and Disney animation Studios, menangis saat menceritakan

ide awal film ini,“ lanjutnya. Tak dapat dippungkiri, karakter dalam Up memang lain daripada yang

lain.”mengejutkan , karena sel;ama ini karakter dalam film animasi pasti berkisar

Keistimewaan yang dimilikinya sanggup membawa film ini dinominasikan ke dalamkategori film non-kartun di ajang Oscar lalu.

Film Kartun

FEMINA 51

‘Manusiawi’

antara bi-natang, anak muda, atau anak kecil. N a m u n , Up justru memilih kakek-kakek, yang biasanya jadi figu-ran sebagai tokoh utamanya,” ujar Wahyu Aditya (Adit), konseptor dan kurator

Hello;Fest Motion Art Festival. Kombinasi dua karakter

dalam cerita, seorang kakek dan anak kecil sebagai tokoh utama di film pun,

sangatjarang terjadi. “Tak heran jika film ini berhasil meraih simpati banyak

orang dan kalangan,“ lanjut Adit. Selain itu, dari segi cerita, Up bukan sekedar film petualangan. Ia bercerita ten-

tang seorang kakek tua pemarah berumur 78 tahun yang menerbangkan rumah-

nya dengan puluhan ribus balon gas ke Peru, Amerika selatan, demi mewujud-

kan mimpi mendiang isrinya untuk mendaki Paradise Falls dan persahabatannya

dengan seorang bocah kecil. Keduanya ternyata tak mudah melupakan masa lalu

dan saling membantu untuk menemukan kebahagiaan baru di dalam kebersa-

maan mereka. Simpel, namun dalam. “Dari sini, saya belajar mewujudkan mimpi-mimpi saya dan mengenal arti

sebuah persahabatan yang tak mengenal batas usia,“ tutur Danar. Penonton lain,

Ayu Anditry Carmina (25), memuji teknik animasi film ini. menurutnya, animasi

film Up sangat halus, sehingga terasa jauh lebbih nyata dibanding film animasi

lain. Selain itu, detail dari gestur-gestur kecil dan respon-respon spontan dari

okoh-tokoh yang ada di dalamnya juga sangat diperhatikan. “Apalagi sorot mata

Carl pada Ellie (diisi suara oleh Elizabeth Docter) yang penuh cinya. Itu terasa

banget dan menjadi kekuatan tersendiri. Interaksi antar-tokohnya sangat wajar

dan manusiawi,“ kata Ayu. Meski sarat akan nilai-nilai moral dan kehidupan, Up tak kehilangan sisi hu-

morisnya. Ia tetap memasukkan unsur-unsur fantasi dan imajinasi khas film kar-

tun, seperti rumah terbang, anjing yang bisa bicara, dan seekor burung raksasa

warna-warni, yang ternyata merupakan perpaduan antara burung unta, kuau,

bangau, kasuari, dan puyuh. “ini membuktikan bahwa sekali lagi, batasan film

animasi itu hanya langit,“ jelas Adit.

SANGAT ‘HIDUP’Selain mendapat niali tinggi (98%) di situs film Rotten Tomatoes, yang terkenal

‘pelit‘ serta jarang memberikanrebiew positif, up juga diganjar beberapa penghar-

gaan dalam Academy Awards, Golden Globe Awards, Grammy awards, dan masih

banyak lainnya. Yang mengejutkan, par juri Academy Awards juga memasukan

fil ini sebagai nomine dalam kategori Best Picture alias Film terbaik, bersanding

dengan film-film non-animasi lain, seperti Up In The Air, District 9, dan The Heart

Locker. Hal ini menjadi-

kan Up sebagai film an-imasi kedua setelah Beauty and The Beast

(1991) yang meraih kehormatan tersebut. Beauty and he Beast layak memperolehnya karena di

dalam sejarah animasi, film ini tercatat sebagai film kartun pertama yang berhasil

mengkombinasikan teknik 2D dengan 3D secara indah. Lalu, apa kekuatan Up

sehingga bisa menembus Oscar, setelah nyaris dua dekade?

Meski rumor mengatakan bahwa film yang menghasilkan Rp 4,7 bliun di selu-

ruh dunia ini terbantu akibat keputusan para juri yang pada tahun ini mendobrak

ttradisi dengan menambah jumlah nominasi Best Pictures menjadi 10 (awalnya

5), up tetap tak dapat dipandang sebelah mata. Menurut Adit , pendiri dan kepala

sekolah animasi Hello;Motion, film ini memiliki kekuatan dari segi artistik dan

terlihat sangat ‘hidup‘. “Biasanya, kriteria penilaian untuk Best Picture itu dilihat dari segi sine-

matografi, yang terdiri dari special effect, lightning, teknik, dan lain-lain. Film

Up memang dari sisi special effect yang kompleks, walaupun terlihat sangat

simpel. Menarik sekali bagaimana bisa membuat film seolah-olah nyata, dengan

sentuhan kartun. Selain itu, Up merupakan satu-satunya film animasi yang bisa menganimasi-

kan elemen sebanyak 10.000 balon secara nyata. Walau teknologi yang diguna-

kan tidak tergolong baru, animator mana pun pasti akan pusing karena belum ada

yang bisa secanggih ini,“ tutur Adit. Kabarnya, sebelumnya para animator film

ini sampaii melakukan uji coba dengan menggunakan balon-balon sungguhan

untuk meneliti bagaimana pergerakan dan reaksinya di udara!

Menurut Eric Sasono, pengamat film dan redaktur RumahFilm.org, inilah

yang membuat Up berbeda dari film animasi lain, “Film ini sudah sangat matang

dari segi cerita, maupun teknologi. Bisa dibilang, kini panggung animasi sudah

sangat berbeda dengan adanya film-film Pixar, yang evolusinya dimulai dari Toy

Story,“ papae Eric. Setelah itu, Pixar mencoba menyempurnakannya lagi dari sisi

cerita yang kuat dengan membuat Finding Nemo. Sebelumnya, A Bugs Life dan

Monster Inc. dijadikan ajang lathan untuk menghasilkan film animasi dengan

detail yang luar biasa. “Tak mengherankan jika kemudian Up menjadi film Pixar

yang paling sempurna,“ lanjutnya. Meski film kartun tak mungkin menang dalam kategori Best Picture, toh, den-

gan terpilihnya Up sebagai nomine telahmembuka ruang bagi filmanisasi lain.

Pencapaian tadi bisa dibilang luar biasa dan mambawaterobosan baru bagi dunia

animasi. Dengan itu, dharapkan setiap tahun minimal ada 5 film animasi yna

berkua;itas baik,“ tutur eric.STEPHANIE MAMONTO.

RUPA-RUPA

52 FEMINA

FEMINA 53

54 FEMINA

FEMINA 55

56 FEMINA

FEMINA 57

58 FEMINA

FEMINA 59

60 FEMINA

FEMINA 61

62 FEMINA

FEMINA 63

64 FEMINA

FEMINA 65

66 FEMINA

FEMINA 67

68 FEMINA

FEMINA 69

70 FEMINA

FEMINA 71

72 FEMINA

FEMINA 73

74 FEMINA

FEMINA 75

76 FEMINA

FEMINA 77

78 FEMINA

FEMINA 79

80 FEMINA

FEMINA 81

82 FEMINA

FEMINA 83

84 FEMINA

FEMINA 85

86 FEMINA

FEMINA 87

88 FEMINA

FEMINA 89

90 FEMINA

FEMINA 91

92 FEMINA

FEMINA 93

94 FEMINA

FEMINA 95

96 FEMINA

FEMINA 97

98 FEMINA

FEMINA 99

100 FEMINA

FEMINA 101

102 FEMINA

FEMINA 103

104 FEMINA

FEMINA 105

106 FEMINA

FEMINA 107

108 FEMINA

FEMINA 109

110 FEMINA

FEMINA 111

112 FEMINA

FEMINA 113

114 FEMINA

FEMINA 115

116 FEMINA

FEMINA 117

118 FEMINA

FEMINA 119

120 FEMINA

FEMINA 121

122 FEMINA

FEMINA 123

124 FEMINA

FEMINA 125

126 FEMINA

FEMINA 127

128 FEMINA

FEMINA 129

130 FEMINA

FEMINA 131

132 FEMINA