View
276
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DINI FEBRIKA WULANDARI, MUHAMMAD EDWAR, http://ejournal.unesa.ac.id
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA MATA DIKLAT
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN
Dini Febrika WulandariFakultas Ekonomi, Unesa, Kampus ketintang, Surabaya
ABSTRACT
The study intends to examine the learning and teaching activities of the teacher in providing service to customers using Direct Instruction (DI) to find out the students learning outcome, and the teacher activities to the use of DI. The subject of the study were the eleven graders of office administration at SMKN 1 Probolinggo. The data were obtained observation, documentation, and test. The result of the study shows that learning activities performed by the teacher were considered good in cycle 2. Additionally, the learning outcome of the students increased to the use of DI.
Key words: direct instruction, study result
ABSTRAKPenelitian ini bermaksud untuk meneliti kegiatan belajar dan mengajar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung (MPL) untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan aktivitas guru dengan penggunaan MPL. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI administrasi perkantoran di SMKN 1 Probolinggo. Data diperoleh observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru dianggap baik dalam siklus 2. Selain itu, hasil belajar siswa meningkat dengan penggunaan MPL.
Kata kunci : model pembelajaran langsung, hasil belajar
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) adalah pendidikan yang
menyiapkan peserta didik menjadi
manusia produktif yang dapat langsung
bekerja dibidangnya setelah melalui
pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi. Sebagai lembaga pendidikan
SMK merupakan lembaga pendidikan
formal yang menempati posisi terdepan
dan berhubungan langsung dengan
masyarakat. Maka keberhasilan atau
kegagalan pendidikan sangat ditentukan
oleh aktivitas sekolah, guru dan siswa.
Apabila salah satu dari subyek tersebut
peranannya kurang tepat maka akan
mengakibatkan gagalnya tujuan
pendidikan. Guru dan anak didik adalah
dua sosok manusia yang tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan.
Salah satu tujuan dari SMK itu
sendiri yaitu menyiapkan peserta didik
agar dapat bekerja, baik secara mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di
dunia usaha dan dunia industri sebagai
1
tenaga kerja tingkat menengah, sesuai
bidang dan program keahlian yang
diminati. Untuk itu, lulusan SMK dituntut
untuk mempunyai kreativitas yang tinggi,
ulet, dan dapat menerapkan ilmu yang
telah mereka dapatkan di sekolah ke
dalam dunia kerja. Lulusan SMK pun mau
tidak mau juga harus bersaing dengan
lulusan perguruan tinggi maupun lulusan
sekolah menengah lainnya.
Dalam usaha pencapaian tujuan
tersebut SMK berusaha meningkatkan
mutu pendidikan dengan cara
meningkatkan prestasi belajar siswa di
semua mata diklat. Selain itu dalam proses
belajar mengajar harus mengedepankan
proses interaksi antara guru dengan siswa
dan dengan komponen-komponen
pembelajaran yang lain. Tugas utama
peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu belajar. Secara umum
belajar dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku, akibat interaksi
individu dengan lingkungan.(Ali : 2010).
Memberikan Pelayanan kepada
Pelanggan merupakan salah satu mata
diklat kompetensi keahlian pada program
keahlian administrasi perkantoran. Mata
diklat ini merupakan mata diklat yang
didalamnya terdapat materi berupa teori
dan praktek, banyak membutuhkan
pemahaman serta pengaplikasian materi
ke dalam dunia kerja. Sehingga sangat
perlu untuk dipelajari oleh peserta didik
pada program keahlian administrasi
perkantoran. Untuk itu, selama di sekolah
siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan
memahami materi dengan baik dalam
pembelajaran, untuk nantinya mata diklat
ini dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.
Pemahaman materi ini dapat terlihat dari
hasil belajar siswa.
Berdasarkan wawancara dengan
guru mata diklat Memberikan Pelayanan
kepada Pelanggan di SMK Negeri 1
Probolinggo, rata – rata hasil belajar siswa
sebelumnya masih banyak yang belum
sesuai dengan KKM (75) yaitu sebanyak
24 siswa. Hal ini dikarenakan mata diklat
tersebut dialokasikan pada jam – jam
terakhir sehingga pada jam tersebut dapat
dipastikan kurangnya semangat belajar
sehingga kesempatan untuk bertanya
kepada guru mengenai materi yang tidak
dimengerti sering tidak dimanfaatkan
oleh siswa. Padahal seharusnya siswa
dituntut untuk lebih aktif untuk memenuhi
tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Selain itu dengan dialokasikannya mata
diklat tersebut pada jam terakhir yang
pada situasi tersebut siswa kebanyakan
akan sulit berkonsentarsi dan lebih asyik
sendiri sehingga kelas menjadi ramai.
Kemudian dengan model yang diterapkan
guru yang terlalu monoton, maka
diperlukan variasi model yang dapat
2
membangkitkan semangat siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan
penggunaan variasi metode-metode
pembelajaran, diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa serta
meningkatkan kreativitas siswa terhadap
semua mata diklat khususnya Memberikan
Pelayanan kepada Pelanggan.
Oleh karena itu siswa memerlukan
bimbingan yang lebih intensif oleh guru
agar siswa mampu memahami materi serta
diberikan latihan terbimbing untuk
mengerjakan soal-soal mengenai materi
yang diajarkan. Salah satu model
pembelajaran alternatif untuk mata
pelajaran Memberikan Pelayanan kepada
Pelanggan adalah Model Pembelajaran
Langsung.
Model Pembelajaran Langsung
dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik.
Pada model pembelajaran langsung semua
informasi dan keterampilan dasar yang
diajarkan selangkah atau bertahap melalui
fase – fase tertentu. Karena Model
Pembelajaran Langsung sesuai dengan
mata diklat Memberikan Pelayanan
kepada Pelanggan terutama pada standar
kompetensi mata diklat tersebut. Maka
diharapkan dengan Model Pembelajaran
Langsung ini dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman siswa
mengenai materi yang disampaikan dan
membuat siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil
belajar siswa untuk mata diklat tersebut
dapat dicapai dengan baik dan maksimal.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
ntuk mengetahui aktifitas guru dan
pencapaian hasil belajar siswa dalam
penerapan Model Pembelajaran Langsung
untuk mata diklat Memberikan Pelayanan
kepada Pelanggan pada kelas XI AP di
SMK Negeri 1 Probolinggo.
Hasil Belajar
Menurut Oemar (2010) hasil
belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom
hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah
antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perinciannya adalah
sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif : Berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri
dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
3
2. Ranah Afektif : Berkenaan dengan
sikap dan nilai. Ranah afektif
meliputi lima jenjang kemampuan
yaitu menerima, menjawab atau
reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai
atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor : Meliputi
keterampilan motorik, manipulasi
benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan,
mengamati).
Menurut Sudjana (2011), hasil
belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu :
1.Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang datang dari diri siswa ini
terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
dicapai. Sepertti dikemukakan oleh Clark
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan.
2.Faktor dari luar diri siswa / lingkungan
Demikian juga faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan yang paling dominan
berupa kualitas pembelajaran.
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
dirancang untuk membelajarkan siswa
tentang pengetahuan yang terstruktur
dengan baik dan dapat diajarkan secara
langkah demi langkah. Pendekatan ini
mengandung analisis sistem yaitu
mempelajari komponen yang saling
bergantung dan merupakan satu kesatuan.
Untuk proses belajar mengajar analisis
sistem merupakan pengorganisasian
pengetahuan dan keterampilan. Disamping
itu, model pembelajaran langsung
ditujukan pula untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri pembelajaran langsung
(Kardi, 2005) adalah sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan
pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur
kegiatan pembelajaran, dapat dilihat pada
tabel berikut :
4
FASE PERILAKU
GURU
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Guru
mengkomunikasik
an garis besar
tujuan pelajaran,
memberi informasi
latar belakang, dan
menjelaskan
mengapa pelajaran
itu penting.
Mempersiapakan
siswa untuk belajar
Mendemostrasik
an pengetahuan
atau ketrampilan
Guru
mendemonstrasika
n kertampilan
dengan benar,
menyajikan
informasi tahap
demi tahap
Memberi latihan
terbimbing
Guru memberikan
dan membimbing
latihan awal
Mengecek
pemahaman dan
memberi umpan
balik
Guru mengecek
untuk mencari tahu
apakah siswa
melakukan tugas
dengan benar dan
memberi umpan
balik
Memberi latihan
lanjutan dan
tranfer
Guru
mempersiapkan
kondisi untuk
latiahan
lanjutandengan
memusatkan
perhatian pada
transfer
ketrampilan
tersebut ke situasi
– situasi lebih
kompleks
Tabel 1
Sintaks Pembelajaran
Langsung
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan
masing – masing fase sebagai berikut :
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan
motivasi
Guru yang baik mengawali
pelajaran mereka dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran mereka. Disamping
itu guru menyampaikan kepada siswa apa
tujuan pembelajaran hari ini berkaitan
dengan pembelajaran pertemuan yang
terdahulu.
Fase 2:Mempresentasikan pengetahuan
dan mendemonstrasikan keterampilan
Model pembelajaran langsung
berpijak pada proporsi bahwa sebagian
besar dari apa yang dipelajari dan
sebagian besar dari koleksi perilaku siswa
berasal dari mengamati perilaku orang
5
lain. Dengan memperhatikan perilaku
tertentu itulah siswa dapat belajar
melakukan perilaku tersebut. Untuk
mendemonstrasikan secara efektif sebuah
konsep atau keterampilan tersebut.
Fase 3 : Memberi latihan terbimbing
Sebuah langkah penting dalam
model pembelajaran langsung adalah
bagaimana cara guru menyikapi latihan
terbimbing. Prinsip-prinsip berikut ini
dapat memandu cara-cara guru
memberikan latihan kepada siswa.
a. Memberi tugas latihan pendek dan
bermakna
b. Memberi latihan untuk meningkatkan
pembelajaran
c. Menyadari keuntungan dan kerugian
latihan blok dan terdistribusi
d. Perhatian pada tahap awal latihan
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan
memberi umpan balik
Dalam fase ini sebuah pelajaran
model pembelajaran langsung yang paling
menyerupai kadang-kadang disebut
resitasi. Fase ini sering ditandai dengan
guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa dan siswa memberi jawaban yang
mereka yakini benar. Ini merupakan
sebuah aspek yang sangat penting dari
sebuah pelajaran Model Pembelajaran
Langsung, karena tanpa mengetahui hasil,
latihan hanya akan bermanfaat kecil bagi
siswa.
Untuk memberi umpan balik yang
efektif pada kelas dengan jumlah siswa
yang besar dapat mengikuti panduan
sebagai berikut :
a. Memberi umpan balik segera dan
secepat mungkin
b. Konsentrasi pada perilaku dan bukan
pada keinginan guru yang harus
diinterpretasikan siswa
c. Menjaga umpan balik yang cocok
dengan tingkat perkembangan siswa
d. Memberikan penghargaan dan umpan
balik pada kinerja yang benar
e. Apabila memberi umpan balik negatif,
maka harus ditunjukkan bagaimana
cara melaksanakan yang benar
f. Membantu siswa untuk memfokuskan
perhatian pada proses dan bukan pada
hasil
g. Mengajari siswa bagaimana memberi
umpan balik pada diri sendiri dan
bagaimana menilai kinerja diri sendiri
Fase 5 : Memberi Latihan Lanjutan dan
Transfer
Guru memberikan latihan lanjutan
dengan memusatkan perhatian pada
transfer keterampilan tersebut ke situasi-
situasi yang lebih kompleks. Sehingga
siswa mampu dan siap dalam mengerjakan
latihan-latihan yang lebih kompleks.
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar model yang diperlukan agar
6
kegiatan pembelajaran tertentu dapat
berlangsung dengan berhasil.
Mata Diklat Memberikan Pelayanan
kepdada Pelanggan
Mata diklat Memberikan Pelayanan
kepada Pelanggan adalah salah satu
kompetensi keahlian pada program
keahlian administrasi perkantoran. Mata
diklat tersebut mengajarkan tentang
bagaimana cara menganalisa dan
mengaplikasikan suatu pelayanan kepada
pelanggan. Pada penelitian ini standard
kompetensi dan kompetensi dasarnya
sama yaitu memberikan pelayanan kepada
pelanggan. Sedangkan tujuan
pembelajarannya sendiri adalah :
1.Mengilustrasikan kerangka pelayanan
pelanggan
2.Mengaplikasikan berbagai bentuk negoisasi
dengan pelanggan
3.Menjelaskan teknik pemasaran
4.Memecahkan berbagai masalah dan tantangan
dalam proses pemberian pelayanan
5.Menyebutkan teknik pelayanan pelanggan
6.Menganalisa berbagai bentuk kepuasan
pelanggan
7.Menuntaskan kasus yang terjadi dalam proses
pemberian pelayanan
Pada materi negosiasi pada
pelanggan yang dilaksanakan pada siklus
pertama, membutuhkan suatu pemahaman
yang lebih sehingga dalam materi ini
peneliti akan menggunakan Model
Pembelajaran Langsung secara
terbimbing. Karena dalam materi ini
terdapat fase-fase yang harus dijelaskan
secara tahap demi setahap sesuai dengan
cirri dari Model Pembelajaran Langsung
itu sendiri. Sedangakan pada siklus kedua
dilakukan hal yang sama pada materi
teknik pelayanan pelanggan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini
bertindak sebagai guru, sedangkan
pengamat dilakukan oleh guru mata diklat
Memberikan Pelayanan kepdada
Pelanggan di SMK Negeri 1 Probolinggo.
Adapun tahap-tahap rancangan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (plan)
Pada tahap rencana awal, peneliti
membuat perencanaan dengan
menentukan konsep yang digunakan
dalam pembelajaran dan menyiapkan
perangkat pembelajaran berupa silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Instrumen penelitian berupa lembar
pengamatan aktivitas siswa, sumber
belajar dan penilaiannya. Soal post test
juga dipersiapkan pada tahap ini.
2. Pelaksanaan
7
Pelaksanaan merupakan penerapan dari isi
tahap perencanaan mengenai tindakan di
kelas yang dilaksanakan oleh peneliti.
Pada tahap ini peneliti melakukan
kegiatan atau tindakan pokok dalam siklus
PTK sebagai upaya perubahan menuju
arah perbaikan. Guru menerapkan model
pembelajaran langsung dengan dilakukan
pengamatan dampak dari pembelajaran.
Pemberian post test juga dilaksanakan
pada tahap ini diakhir pelajaran.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan analisis
data untuk mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada tahap ini dapat diungkapkan
kelebihan serta kekurangan yang terjadi
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Data diperoleh dari lembar
pengamatan guru dan data yang berupa tes
hasil belajar.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan
pembelajaran, peneliti melakukan refleksi
rancangan untuk tindakan perbaikan yang
akan dilaksanakan pada putaran
berikutnya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Probolinggo pada semester
genap tahun ajaran 2011/2012.
Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjeknya
adalah seluruh siswa kelas XI AP SMK
Negeri 1 Probolinggo. Sedangkan objek
penelitiannya adalah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung pada mata diklat Memberikan
Pelayanan kepada Pelanggan kelas XI AP
SMK Negeri 1 Probolinggo.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
terdapat di SMK Negeri 1 Probolinggo ini
meliputi: 1) observasi, 2)dokumentasi, dan
3) tes.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah adalah:
1.Analisis lembar pengelolaan pembela-
jaran
Analisis terhadap lembar
pengelolaan pembelajaran dalam
menerapkan model pembelajaran langsung
dilakukan oleh pengamat pada lembar
observasi pengelolaan pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung.
Pengamatan terhadap lembar pengelolaan
pembelajaran dilakukan ketika proses
belajar mengajar berlangsung.
Kriteria penilaian keterampilan guru
dalam mengelola KBM dilakukan dengan
skala penilaian berikut: (Iskandar, 2009)
8
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Keberhasilan pengelolaan
pembelajaran ini dilihat dari skor rata-rata
setiap aspek dalam kegiatan belajar
mengajar yang dihitung dengan rumus
berikut:
Rata tiap tahap =
total skor semua komponenjumlah komponen
Penilaian skor rata-rata dikonversikan
dengan kriteria berikut :
Interval koefisien Tingkat hubungan
( 1,00-1,50 )
( 1,60-2,50)
( 2,60-3,50 )
( 3,60-4,00 )
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Baik sekali
Tabel 2
Pedoman untuk Memberikan
Interpretasi Rata-rata
Peneliti menggunakan metode
kuantitatif dengan prosentase untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
data nilai yang diperoleh dari siswa. Siswa
dikatakan berhasil atau tuntas apabila
memperoleh skor 75% dari jumlah siswa
seluruhnya.
Perhitungan prosentase ketercapaian
indikator hasil belajar yaitu dengan
rumus :
P = nN
x 100 %
Dimana :
P = Presentase ketercapaian hasil belajar
n = jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah responden
Presentase ketercapaian indikator hasil
belajar adalah ≥75%.
Ketuntasan klasikal =
jumlah siswa yg tuntasjumlah seluruh siswa
x 100 %
Penyajian Data
Proses belajar mengajar dapat dilihat pada
tabel jadwal pelaksanaan kegiatan
penelitian dari kelas XI AP SMK Negeri 1
Probolinggo adalah sebagai berikut:
Siklus Tanggal Keterangan
Siklus I 6
Agustus
2012
Pertemuan I
mengenai materi
kerangka
pelayanan
pelanggan,
keterampilan
negosiasi
dengan
9
pelanggan,
pemasaran dan
tantangannya
Memberikan
post test I
Siklus II 13
Agustus
2012
Pertemuan II
mengenai materi
teknik
pelayanan
pelanggan,
respon
pelanggan,
kepuasan
pelanggan
Memberikan
post test II
Tabel 3 Jadwal Kegiatan
Mengajar
1) Putaran I
Pertemuan : pertama
Jam ke : 7
Materi Pembelajaran : kerangka pelayanan
pelanggan, keterampilan negosiasi
dengan pelanggan, pemasaran dan
tantangannya
Pengamat : Nenny S.Pd
Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, terlebih dulu peneliti
mempersiapkan RPP, soal post test I
serta menyusun lembar pengamatan
aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran.
a) Tindakan dan observasi
(1) Pendahuluan
Fase 1 : Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan motivasi (20 menit)
(a) Persiapan siswa sebelum menerima
pembelajaran
(b) Appersepsi
(c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
(d) Memberikan motivasi kepada siswa
(2) Kegiatan inti
Fase 2 : Mendemonstrasikan keterampilan
dan pengetahuan (60 menit)
(a) Menyampaikan materi selangkah demi
selangkah
(b) Mendemonstrasikan cara bernegosiasi
dengan pelanggan
Fase 3 : Memberikan latihan terbimbing
(20 menit)
(a) Guru meminta siswa mengerjakan
soal latihan yang ditulis di papan tulis
(b) Guru membimbing siswa dalam
melaksanakan tugas-tugas tersebut
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik (20 menit)
(a) Guru mempersiapkan jawaban dari
tugas yang diberikan ke depan kelas
(b) Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa sehubungan dengan materi soal
yang dikerjakan siswa
10
(3) Penutup
Fase 5 : Memberikan latihan terbimbing
(15 menit)
(a) Guru meminta siswa mengerjakan
soal-soal latihan
(b) Mengadakan post test I
b) Refleksi
Tahap ini bertujuan untuk mengkaji
apa saja yang telah dilakukan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Setelah kegiatan pembelajaran guru
dan pengamat berdiskusi tentang
pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Setelah diadakan diskusi
diperoleh catatan penting dari
pelasanaan putaran I ini, antara lain:
(1) Guru dalam memotivasi siswa dengan
mengkaitkan pelajaran terdahulu dan
sekarang masih kurang baik
(2) Guru dalam membimbing siswa
melatih pengetahuan dan keterampilan
bernegosiasi masih perlu di tingkatkan
(3) Guru dalam memeriksa pemahaman
siswa dan pemberian umpan balik
masih kurang baik sehingga beberapa
siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan
(4) Pada suasana kelas kemampuan guru
untuk memunculkan keantusiasan
siswa juga kurang sehingga siswa
tidak fokus pada pelajaran
c) Revisi
Kegiatan belajar mengajar pada
putaran pertama sungguh masih
banyak kekurangan, hal ini dilihat dari
lembar pengamatan dan refleksi. Oleh
karena itu pada kegiatan belajar
mengajar pada putaran selanjutnya
perlu diadakan revisi, antara lain :
(1) Guru harus lebih akrab terhadap ter-
hadap siswa, agar tercipta suasana be-
lajar mengajar yang interaktif
(2) Guru harus mencari alternatif-alter-
natif yang bagus untuk memotivasi
siswa agar mereka lebih antusias
dalam mengikuti kegiatan belajar
(3) Guru dalam memeriksa pemahaman
siswa dan umpan balik masih perlu
ditingkatkan.
(4) Guru harus pandai memancing siswa
untuk bertanya, karena siswa masih
pasif
2) Putaran II
Pertemuan : kedua
Jam ke : 7
Materi Pembelajaran : Teknik
pelayanan pelanggan, respon
pelanggan, kepuasan pelanggan
Pengamat : Nenny S.Pd
Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, terlebih dulu peneliti
mempersiapkan RPP, soal post test II
serta menyusun lembar pengamatan
11
aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran.
a) Tindakan dan observasi
(1) Pendahuluan
Fase 1 : Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan motivasi (20 menit)
(a) Persiapan siswa sebelum menerima
pembelajaran
(b) Appersepsi
(c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
(d) Memberikan motivasi kepada siswa
Memotivasi siswa dengan
memberikan reward
(2) Kegiatan inti
Fase 2 : Mendemonstrasikan
keterampilan dan pengetahuan
(60menit)
(a) Menyampaikan materi selangkah
demi selangkah
Guru menganalisa bentuk kepuasan
pelanggan
(b) Mendemonstrasikan teknik pelayanan
pelanggan
Guru menerangkan garis besar dari
teknik pelayanan pelanggan.
Kemudian siswa diminta untuk
mendemonstrasikan teknik tersebut
dengan sesama teman.
Fase 3 : Memberikan latihan
terbimbing (20 menit)
(a) Guru membimbing siswa pada saat
mendemonstrasikan teknik pelayanan
pelanggan dengan memeriksa satu
demi satu.
(b) Guru meminta siswa mengerjakan
soal latihan yang ditulis di papan tulis
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik (20 menit)
(a) Mempersiapkan jawaban dari tugas
yang diberikan ke depan kelas
(b) Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa sehubungan dengan materi soal
yang dikerjakan siswa
(3) Penutup
Fase 5 : Memberikan latihan
terbimbing (15 menit)
(a) Guru meminta siswa mengerjakan
soal-soal latihan
(b) Mengadakan post test II
b) Refleksi
Tahap ini bertujuan untuk mengkaji
apa saja yang telah dilakukan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Setelah kegiatan pembelajaran guru
dan pengamat berdiskusi tentang
pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Setelah diadakan diskusi
diperoleh catatan penting dari
pelasanaan putaran II ini, antara lain :
1) Meskipun pada putaran II ini kemam-
puan guru memeriksa pemahaman dan
memberi umpan balik terjadi pen-
12
ingkatan namu pada kegiatan inti
pembelajaran masih tetap sama den-
gan nilai putaran pertama.
2) Pada kegiatan penutup juga masih
tetap sama seperti pada putaran per-
tama.
3) Pada hasil belajar siswa pada putaran
kedua kali ini terdapat 3 siswa belum
tuntas meskipun banyak siswa lain
yang mengalami peningkatan.
c) Revisi
Dari hasil pengamatan pada putaran II
diatas memang mengalami
peningkatan dari pada putaran I,
namun masih terdapat kekurangan
yang harus di revisi sehingga pada
putaran yang selanjutnya lebih baik
lagi. Hal-hal yang perlu direvisi antara
lain :
1) Kemampuan guru dalam kegiatan inti
pembelajaran masih perlu dit-
ingkatkan dengan lebih memunculkan
antusias siswa sehingga siswa menjadi
tertarik memperhatikan guru dan da-
pat menyerap materi yang disam-
paikan dengan baik.
2) Guru harus lebih interaktif dengan
siswa agar siswa lebih merasa dekat
dengan guru sehingga siswa berani
mengutarakan kesulitannya kepada
guru.
3) Dalam menerangkan hendaknya guru
tidak terlalu cepat.
Analisis Data
Data hasil belajar siswa yang
menggunakan penerapan model
pembelajaran langsung sebagai berikut:
Grafik 1
Hasil tes
Rata - rata
<75 >750
20
40
60
80
100
Siklus 1Siklus 2
Berdasarkan grafik tersebut pada Putaran I
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
sebanyak 25 siswa sedangkan 11 siswa
belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar sehingga prosentase ketuntasan
kelas yang dicapai sebesar 69,4 %. Pada
putaran II siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 33 siswa sedangkan
yang belum mencapai kriteria ketuntasan
berkurang menjadi 3 siswa sehingga
prosentase ketuntasan kelas mencapai 91,6
%. Dari prosentase yang dicapai siswa
tersebut dapat dilihat kenaikannya dari
putaran I sampai putaran II. Secara
berturut-turut prosentase ketuntasan yang
dicapai siswa adalah putaran I 69,4 % dan
91,6 % pada putaran II. Peningkatan
prosentase dari putaran I ke putaran II
yaitu 22,2%. Berdasarkan perhitungan ini
dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran
13
langsung pada mata diklat Memberikan
Pelayanan kepada Pelanggan pencapaian
hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
Data pengamatan aktivitas guru
dalam penerapan model pembelajaran
langsung sebagai berikut :
Grafik 2
Pengamatan Aktivitas Guru dalam
Penerapan Model Pembelajaran
Langsung
Siklus 1 Siklus 22.22.32.42.52.62.72.82.9
33.1
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa
rata-rata pengamatan aktivitas guru dari
setiap putaran terus meningkat. Dari
putaran I dengan perolehan rata-rata 2,5
meskipun belum mencapai kriteria baik
sepenuhnya, namun angka rata-rata
pengamatan aktivitas guru pada putaran
pertama sudah dikatakan baik. Pada
putaran pertama ini penilaian kurang baik
terdapat pada awal pengajaran. Memberi
umpan balik kepada siswa pada tahap inti
pengajaran serta pada suasana kelas
kemampuan guru untuk memunculkan
keantusiasan siswa alokasi waktu pada
kegiatan belajar mengajar masih kurang
baik. Pada putaran II terjadi peningkatan
dengan rata-rata 3,0 peningkatan terdapat
pada kemampuan guru pada awal
pengajaran, memeriksa pemahaman siswa
dan memberikan umpan balikpada tahap
inti pengajaran. Pada suasana kelas
kemampuan guru untuk memunculkan
antusias siswa mengalami peningkatan,
begitu juga pada alokasi waktu dan
antusias guru dalam proses belajar
mengajar.
Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil belajar
yang dilakukan oleh tes setelah dilakukan
dua kali putaran bahwa nilai siswa yang
diperoleh siswa meningkat. Pada siklus
pertama siswa yang mendapat nilai diatas
KKM sebanyak 25 siswa dan pada siklus
kedua menjadi 33 siswa. Sedangkan pada
pengamat aktivitas guru pada siklus
pertama adalah 2,5 dan meningkat di
siklus kedua yaitu 3,0. Dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
langsung efektif digunakan dalam
pembelajaran terutama pada mata diklat
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Penerapan model pembelajaran
langsung pada mata diklat memberikan
pelayanan kepada pelanggan di SMK
Negeri 1 Probolinggo menerangkan materi
secara tahap demi tahap. Disini peneliti
14
yang berperan sebagai guru memberikan
latihan terbimbing pada siswa tentang
materi teknik bernegosiasi dan teknik
pelayanan pelanggan. Dimana peneliti
membimbing siswa untuk
mendemonstrasikan teknik bernegosiasi
dan teknik pelayanan pelanggan secara
head to head, dan membimbing siswa satu
– persatu jika dalam mengalami kesulitan.
Sehingga penerapan model pembelajaran
langsung ini dapat dilakukan dengan baik
dan sesuai.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan pengamatan
aktivitas guru dalam penerapan model
pembelajaran langsung untuk mata diklat
Memberikan Pelayanan kepada Pelanggan
di SMK Negeri 1 Probolinggo dapat
diperoleh nilai rata-rata pada setiap
putaran yaitu putaran I mendapat niali
rata-rata 2,5 , pada putaran II mendapat
nilai rata-rata 3,0. Hasil pengamatan ini
menunjukkan bahwa kemampuan guru
mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung mengalami peningkatan baik
pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
penutup, serta dalam pengelolaan waktu.
Hal ini menunjukkan guru mampu
mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung secara baik dengan rata-rata dari
putaran I, putaran II adalah 2,75.
Pencapaian hasil belajar siswa
dalam penerapan model pembelajaran
langsung untuk mata diklat Memberikan
Pelayanan kepada Pelanggan di SMK
Negeri 1 Probolinggo mengalami
peningkatan yang baik. Hal ini terbukti
pada prosentase ketuntasan belajar kelas
yang meningkat dari putaran I 69,4%
putaran II 91,6%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diata,
maka peneliti ingin memberikan masukan
berupa saran-saran yang bersifat
konstruktif. Saran-saran tersebut yaitu,
dalam model pembelajaran langsung yang
dirancang untuk diterapkan di kelas XI AP
dapat dilaksanakan dan disempurnakan
kekurangannya yang ada sesuai kebutuhan
lapangan.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara
Arisandi, Novita. 2009. Pencapaian Hasil
Belajar Siswa pada Mata
Diklat Siklus Akuntansi
15
Perusahaan Jasa melalui
Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Kelas
1 Program Keahlian Akuntansi
di SMK Negeri 1 Probolinggo.
(skripsi tidak dipublikasikan).
Universitas Negeri Surabaya
Ma’mur Asmani, Jamal.2010. Tips
Aplikasi PAKEM. Kogkakarta :
Tiara Wacana
Mudjiono, Dimyanti. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Novitasari, Rani. 2008. Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Mata
Diklat Paket Keahlian
Penjualan Pada Siswa Kelas
III Penjualan 1 Di SMK Negeri
10 Surabaya. (skripsi tidak
dipublikasikan). Universitas
Negeri Surabaya
Safitri, Ana. 2008. Penerapan model
pembelajaran langsung (Direct
Instruction) pada mata diklat
mengelola proses kredit kelas
II Akuntasi 1 di SMK Negeri 2
Tuban. (skripsi tidak
dipublikasikan). Universitas
Negeri Surabaya
Slameto, Drs. 2010. Belajar & Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta
Slavin Robert, E. 2008. Cooperatif
Learning, Teori, Riset dan
Praktik. Bandung : Nusa Media
Sudjana, Nana Drs. 2011. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar baru Algesindo
Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas
Beserta Sistematika Proposal
dan Laporan. Jakarta : DIVA
Press
Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro.
Jogjakarta : Tiara Wacana
Suyetty. 2004. Kolega dan Pelanggan.
Jakarta : Yudhistira
TIM. 2009. Perencanaan Pembelajaran.
Surabaya : Unesa University
Press
TIM. 2009. Strategi Belajar Mengajar.
Surabaya : Unesa University
Press
Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif -
Progresif. Jakarta : Prenada
Media
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
2011/01/27/model-pembelajaran-
langsung/
http://indramunawar.blogspot.com/
2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html
16
Recommended