View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS,
RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hery Septianto NIM: 1112082000037
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
i
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO
LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Hery Septianto
NIM: 1112082000056
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA
NIP.19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 06 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Hery Septianto
2. NIM : 1112082000037
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress, Risiko
Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 April 2016
1. Yusar Sagara,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CPMA
NIDN. 2009058601
(___________________)
Penguji 1
2. Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK
(___________________)
Penguji 2
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 26 Juli 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Hery Septiantp
2. NIM : 1112082000037
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress,
Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juli 2016
1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA ( _____________________ )
NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua
2. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ )
NIP.19760924 200604 2 002 Sekretaris
3. Dr. Rini, Ak, CA ( _____________________ )
NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli
4. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( __________ ___________ )
NIP.19760924 200604 2 002 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hery Septianto
No. Induk Mahasiswa : 1112082000037
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 4 Agustus 2016
Yang Menyatakan,
(Hery Septianto)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Hery Septianto
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 September 1994
3. Alamat : Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger,
Cipayung, Jakarta Timur
4. Telepon : 085718078424
5. Email : Heryseptianto48@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Ceger 02 pagi Tahun 2001-2006
2. SMPN 160 Ceger Tahun 2006-2009
3. SMAN 48 Pinang Ranti Tahun 2009-2012
4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua OSIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008
2. Ketua ROHIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008
3. Bendahara ROHIS SMAN 48 Jakarta
vi
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1 Ayah : Suwarno
2 Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 1 Maret 1953
3 Ibu : Surip
4 Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 27 Mei 1957
5 Alamat : : Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger, Cipayung,
Jakarta Timur
vii
Impact of Debt Covenant, Financial Distress, Litigation Risk and Growth
Opportunities on Accounting Conservatism
ABSTRACT
This research aimed to get empirical evidence about impact of debt covenant,
financial distress, litigation risk and growth opportunities on accounting
conservatism.
This research uses purposive sampling as sampling method. Population in this
research is about 49 company of property and real estate which listed in
Indonesia Stock Exchange, with 24 sample during 2011-2015. Staistical tool used
is multiple linier regression.
The results in this research discovers that debt covenant has impact to
accounting conservatism, whereas financial distress, litigation risk and growth
opportunities has no impact on accouting conservatism.
Keywords: Accounting Conservatism, Debt Covenant, Financial Distress,
Litigation Risk, Growth Opportunities
viii
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth
Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh
dari debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities
terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam
menentukan sampel penelitian. Populasi pada penelitian sebanyak 49 perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel
sebanyak 24 perusahaan selama 2011-2015. Metode statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa debt covenant berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan financial distress, risiko litigasi dan
growth opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kata Kunci: Konservatisme akuntansi, debt covenant, financial distress, risiko
litigasi, growth opportunities.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS,
RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES”. Penyusunan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, dan Nabi Muhammad SAW yang
menjadi panutan didalam kehidupan.
2. Kedua orang tua saya, Suwarno dan Surip tersayang yang telah memberikan
semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta doa dan
dukungan yang tidak pernah putus kepada penulis.
3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk kakak ku Sari Handayani untuk
nasihat dan inspirasinya.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen pembimbing
yang telah memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmunya serta
nasihat-nasihat baiknya kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi.
8. Akuntansi B 2012, Randi, Ilman, Mayeda, Fadil, Farid, Galih, Rifai, Revan,
Yudhi, Dita, Kia, Fajar, Diena, Jian, Dara, Ida, Fitri, Dwi, Rita, Latul, Vivi,
x
Annisa, Nindy, Intan, terimakasih atas kekompakan dan solidaritasnya selama
4 tahun ini, semoga tetap berlanjut sampai selama mungkin, spesial thanks
untuk Seren Saras Koekerits atas waktu dan dukungannya selama ini.
9. Sahabat-sahabat sedari SD, SMP sampai sekarang Alvian Ariesta, Erlan
Yogaswara, Fandu Yunantoro, dan Ryan Novanda terima kasih untuk masa-
masa menyenangkan selama ini dan selalu menjadi penyemangat peneliti.
10. Sahabat-sahabat KKN ALLEGRO 2015 dan Desa Pancawati, terima kasih
untuk kehangatan dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang kalian
berikan.
11. Keluarga besar akuntansi 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih
karena telah menjadi teman-teman dan sahabat yang menyenangkan selama
ini.
12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2016
Hery Septianto
xi
DAFTAR ISI
Halaman
PENGARUH ......................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
ABSTRACT ....................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 11
A. Tinjauan Literatur ...........................................................................................11
1. Teori Akuntansi Positif ............................................................................11
2. Teori Keagenan ........................................................................................13
3. Teori Signaling ........................................................................................14
4. Konservatisme Akuntansi .........................................................................15
5. Debt Covenant .........................................................................................16
6. Financial Distress .....................................................................................17
7. Risiko Litigasi ..........................................................................................19
8. Growth Opportunities ...............................................................................20
B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................................22
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................29
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .....................................30
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ...................30
2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi ..............31
3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi ..................32
xii
4. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi ........34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................................37
B. Metode Penentuan Sampel ..............................................................................37
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................38
D. Metode Analisis Data .....................................................................................38
1. Statistik Deskriptif ..........................................................................................39
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................39
3. Uji Koefisien Determinasi (Uji ) ..........................................................43
4. Uji Hipotesis ............................................................................................44
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................................47
1. Variabel Dependen ...................................................................................48
2. Variabel Independen ................................................................................48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................53
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................................................54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................54
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................................................58
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...............................................................66
4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................67
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 78
A. Kesimpulan ....................................................................................................78
B. Saran ..............................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................. 84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya ....................................................................... 22
Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel ........................................................ 52
Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian...................................................................... 53
Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 55
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) ............................ 61
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test ....................................................... 63
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser ................................................ 65
Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 66
Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t ............................................... 68
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F .................................. 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 29
Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ........................................ 59
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot ................... 60
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot ...................................... 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang menjadi Sampel ............. 85
Lampiran 2 Hasil Olah Data............................................................................... 86
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel .......................................................... 100
Lampiran 4 Hasil Output SPSS ........................................................................ 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan adalah organisasi yang terdiri dari beragam unsur dan elemen
yang saling terkait, baik dari pihak manajer, investor, karyawan, pemerintah
dan masyarakat memiliki kepentingan dan tujuannya masing-masing.
Keberagaman yang ada di dalam suatu perusahaan harus disinergikan
sedemikian rupa dengan berbagai strategi dan tindakan agar perusahaan tetap
berjalan sesuai dengan jalur yang sudah ditentukan. Apabila perusahaan gagal
untuk melakukan proses tersebut, bukan hal yang mustahil apabila
keberlangsungan perusahaan akan terganggu atau bahkan benar-benar berhenti
beroperasi. Tugas tersebut bukanlah hal remeh, karena itu ditunjuklah para
manajer untuk dapat mengelola hal tersebut dengan baik. Para manajer
diharapkan mampu mengelola sumber daya yang ada disuatu perusahaan dan
mengoptimalkan seluruh nilai yang ada didalamnya dengan efektif dan efisien
agar keberlangsungan perusahaan dapat terus terjaga.
Sudah merupakan kewajiban bagi perusahaan yang go public untuk
membuat dan menyampaikan laporan keuangan setiap tahunnya sebagai
bentuk pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya
perusahaan yang telah dipercayakan kepada manajemen tersebut
(Wahyuningsih,2008).
2
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2009), tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas. Informasi tersebut, beserta
informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan
khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas
(Aristiyani dan Wirawati, 2013).
Laporan keuangan ini nantinya akan banyak digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan di perusahaan baik internal maupun eksternal. Pihak
internal misalnya manajer, yang menggunakannya untuk mengetahui serta
mengevaluasi kinerja perusahaan. Lalu pihak eksternal seperti investor dan
kreditur menggunakannya untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan atau
menentukan indikator keputusan untuk memberikan sejumlah pinjaman
kepada perusahaan. Karena banyak pihak yang memerlukannya, laporan
keuangan harus memenuhi prinsip, atau standar yang berlaku agar relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan (Priambodo, 2015).
3
Laporan keuangan merupakan cerminan bagi perusahaan tersebut untuk
menilai hasil kinerja mereka selama beberapa periode. Perusahaan selalu
berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal dalam setiap kegiatannya,
oleh karena itu perusahaan harus menentukan konsep akuntansi yang tepat
dalam penyusunan laporan keuangan dan sesuai dengan keadaan perusahaan.
Perusahaan memiliki sedikit kebebasan dalam memilih satu dari beberapa
alternatif konsep akuntansi yang ditawarkan dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), salah satu dari beberapa alternatif konsep akuntansi yang
ditawarkan dalam SAK adalah konsep akuntansi konservatif (Suryandari,
2012).
Konservatisme adalah sikap atau aliran (mahzab) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan
(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut (Soewardjono, 2005
dalam Ramadhoni, 2014). Implikasi konsep ini terhadap pelaporan keuangan
adalah pada umumnya akuntansi akan segera mengakui biaya atau rugi yang
kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih
dahulu) untung atau pendapatan yang akan datang walaupun
kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, 2014).
Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menerapkan prinsip
akuntansi yang bersifat konservatif. Konservatisme merupakan prinsip kehati-
hatian yang dapat menjadi pertimbangan dalam akuntansi laporan keuangan
karena aktivitas perusahaan dilengkapi oleh ketidakpastian. Dengan
diterapkannya prinsip konservatisme ini maka akan menghasilkan laba dan
aset cenderung rendah, serta biaya dan hutang cenderung tinggi.
4
Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip
memperlambat pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.
Dengan kata lain konservatisme dapat diterjemahkan lebih mengantisipasi rugi
dari pada laba (Ramadhoni, 2014).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa metode
yang menerapkan prinsip konservatisme. Oleh karena itu konservatif
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan dalam
melaporkan laporan keuangannya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
terdapat beberapa penerapan prinsip konservatisme yaitu PSAK No. 14
memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya
persediaan. PSAK No. 16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung
penyusutan. PSAK No. 19 mengenai aset tidak terwujud yang berkaitan
dengan amortisasi.
Sampai saat ini, prinsip konservatisme masih dianggap sebagai prinsip
yang kontroversial. Terdapat banyak kritikan yang muncul, namun ada pula
yang mendukung penerapan prinsip konservatisme. Apabila metode yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi
yang sangat konservatif, maka hasilnya cenderung bias dan tidak
mencerminkan kenyataan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat
untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-
kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts,
2003 dalam Nasir, 2014).
Pendapat yang setuju dengan prinsip ini mengatakan bahwa prinsip
konservatisme akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih pesimis.
5
Sikap tersebut sangat dibutuhkan untuk menetralkan keyakinan yang
berlebihan bagi pemilik dan manajer. Akibat yang ditimbulkan dari kerugian
akan sangat berbahaya daripada keuntungan (Dewi dkk., 2014). Fala (2007)
dalam Hati (2011) menyatakan bahwa pihak yang mendukung konservatisme
menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba
yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahan untuk membesar-
besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan
laba dan aktiva yang tidak overstate.
Kiryanto dan Supriyanto (2006) dalam Hati (2011) mengatakan bahwa
pihak yang kontra menilai laporan keuangan yang disusun berdasarkan
metode yang konservatif akan cenderung bias karena tidak mencerminkan
kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut memunculkan keraguan
tentang manfaat dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi
yang konservatif. Konservatisme akan menyebabkan terjadinya miss-
matching di mana biaya masa depan di-matching-kan dengan pendapatan saat
ini. Idealnya biaya yang terjadi para periode ini akan di-matching-kan dengan
pendapatan pada periode yang sama. Miss-matching tersebut akan
menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat
mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam periode-periode
berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada periode
tersebut (Paek et al 2007, dalam Hati, 2011).
Terlepas dari pendapat yang pro dan kontra mengenai konservatisme,
beberapa hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa laporan keuangan saat
ini masih bermanfaat. Watts (2003) dalam Nasir dkk., (2014) menyatakan
6
bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan
biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan
untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang
berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan,
dan pemerintah. Pengabaian konservatisme akuntansi dalam penyusunan
standar akan mengakibatkan standar yang dihasilkan berdampak buruk bagi
pelaporan keuangan.
Prinsip konservatisme digunakan untuk meminimalkan risiko dan
keyakinan yang berlebihan oleh pemilik perusahaan dan manajer. Namun
dalam kenyataannya, prinsip konservatisme akuntansi tidak bisa digunakan
secara berlebihan karena akan menimbulkan kesalahan dalam rugi atau laba
periodiknya yang tidak memperlihatkan keadaan keuangan perusahaan yang
sebenarnya. Informasi-informasi yang tidak memperlihatkan keadaan
perusahaan yang sesungguhnya akan menimbulkan keraguan dalam kualitas
suatu laporan keuangan, sehingga kurang bisa mendukung dalam mengambil
suatu keputusan dan juga bisa menyebabkan kekeliruan bagi pengguna
laporan keuangan (Dewi dkk., 2014).
Salah satu kasus yang berhubungan dengan konservatisme akuntansi
adalah kasus perusahaan raksasa elektronik dari Jepang yaitu Toshiba.
Pimpinan puncak Toshiba Corporation terlibat secara "sistematis" dalam
skandal penggelembungan keuntungan perusahaan sebesar USD 1,2 miliar
selama beberapa tahun terakhir. Skandal akuntansi Toshiba, salah satu yang
paling merusak melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir, dimulai ketika
regulator sekuritas menemukan kejanggalan setelah menyelidiki neraca
7
perusahaan awal tahun ini. Dengan temuan yang dirilis Senin (20/7/2015),
Toshiba harus menyatakan kembali keuntungan sebesar 151,8 miliar yen
untuk periode antara April 2008 hingga Maret 2014. Menurut tim independen
yang menyelidiki kasus tersebut dalam beberapa kasus pemimpin manajemen
dan divisi atas tampaknya telah berbagi tujuan yang sama untuk
mengembangkan keuntungan, karyawan ditekan ke akuntansi yang tidak
pantas dengan menunda laporan kehilangan atau pergerakan biaya tertentu ke
tahun selanjutnya (Sukmana, 2015).
Penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan konservatisme akuntansi
telah banyak dilakukan dan diperoleh hasil yang sangat beragam. Penelitian
tersebut antara lain dilakukan oleh Faturrahmi dkk., (2014), dalam
penelitiannya Faturrahmi dkk., (2014) meneliti Pengaruh Growth
Opportunities dan Financial Distress terhadap Conservatism Accounting
dengan sampel penelitian perusahaan textile dan garmen yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2014, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara
simultan growth opportunities dan financial distress berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi dan growth opportunities tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi sedangkan financial distress berpengaruh
signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), pada
penelitiannya Noviantari dan Ratnadi (2015) meneliti Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi
yang menghasilkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
8
terhadap konservatisme akuntansi dan Leverage dan Financial distress
berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ernayani dan Ovintiari (2015) debt
covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi berbeda
dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan
(2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kontrak hutang tidak
mempunyai pengaruh terhadap konservatisme.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan dan penelitian-penelitian
terdahulu yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan
konservatisme akuntansi sebagai variabel dependen, dan empat variabel
independen lainnya yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan
Growth Opportunities. Dengan judul: Pengaruh Debt Covenant, Financial
Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka
peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi?
2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi?
3. Apakah risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
4. Apakah growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:
a. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
b. Pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi.
c. Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
d. Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai
manfaat, praktis maupun teoritis, yaitu:
a. Bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
para manajer di dalam memahami konsep konservatisme, apa yang
membuatnya penting dan apa kegunaannya didalam menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas.
10
b. Bagi para investor dan calon investor penelitian ini dapat dijadikan
sumber pengetahuan yang membantu mereka didalam mengambil
keputusan terkait investasi.
c. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis
mengenai konservatisme akuntansi.
d. Dan diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi ilmu
pengetahuan terutama ilmu pengetahuan dibidang akuntansi dan
memperkuat penelitian terdahulu.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Akuntansi Positif
Menurut Belkoui (2007) teori positif didasarkan adanya dalil
bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur atau politisi
adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan
kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan
kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahteraan mereka pula.
Pilihan atas suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok
tersebut bergantung pada perbandingan relatif biaya dan manfaat dari
prosedur-prosedur akuntansi alternatif dengan cara demikian untuk
memaksimalkan kegunaan mereka.
Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan
bagaimana prosedur akuntansi mempengaruhi arus kas, dan kemudian,
fungsi kegunaan manajemen untuk memperoleh suatu wawasan atas
faktor yang mempengaruhi pilihan manajer terhadap prosedur
akuntansi.
Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang
mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi
berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, proses politik. Sebagai
hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan:
12
1) Hipotesis Rencana Bonus
Berpendapat bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus
kemungkinan besar menggunakan metode akuntansi yang
meningkatkan laporan laba periode di periode berjalan. Dasar
pemikirannya adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan
meningkatkan presentase nilai bonus jika tidak terdapat
penyesuaian terhadap metode yang terpilih.
2) Hipotesis Ekuitas Utang
Berpendapat bahwa semakin tinggi utang/ ekuitas perusahaan,
yaitu sama dengan semakin dekatnya (“semakin ketatnya”)
perusahaan terhadap batasan-batasan yang terdapat di dalam
perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran
perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin
besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-
metode akuntansi yang meningkatkan laba.
3) Hipotesis Biaya Politis
Berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya perusahaan
kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk
menurunkan laporan laba.
13
2. Teori Keagenan
Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976)
mendefinisikan teori agensi itu merupakan hubungan keagenan sebagai
suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik)
menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan
aktifitas atas nama mereka (pemilik) yang melibatkan pemberian
beberapa otoritas di dalam pengambilan keputusan kepada agen.
Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih pemilik (principal) mempekerjakan orang
lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen
tersebut. pendelegasian wewenang tersebut akan menimbulkan
masalah keagenan (agency problem), yaitu ketidaksejajaran
kepentingan antara principal (pemilik/pemegang saham) dan agent
(manajemen perusahaan). Menurut teori agensi, agent harus bertindak
secara rasional untuk kepentingan principalnya. Agent harus
menggunakan keahlian, bijaksana, itikad baik, dan tingkah laku yang
wajar, dan adil dalam memimpin perseoran. Dalam praktik timbul
masalah karena terdapat kesenjangan kepentingan antara pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau
manajemen sebagai agent. Pemilik memiliki kepentingan agar dana
yang telah diinvestasikan memberikan pendapatan (return) yang
maksimal, sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan
14
terhadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik
perusahaan (Oktomegah, 2012).
3. Teori Signaling
Teori Signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal.
Perusahaan/manajer memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai
kondisi perusahaan dibandingkan pihak eksternal. Kurangnya
informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Kemungkinan lain, pihak eksternal yang tidak memiliki
informasi akan berpersepsi sama tentang nilai semua perusahaan.
Pandangan seperti ini akan merugikan perusahaan yang memiliki
kondisi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai
perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya. Sebaliknya akan
menguntungkan bagi perusahaan yang kondisinya buruk karena pihak
eksternal menilai lebih tinggi dari yang seharusnya. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengurangi asimetri
informasi. Perusahaan memberikan sinyal kepada pihak luar yang
dapat berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan dapat
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan pada masa
yang akan datang (Godfrey et al, 2010).
15
4. Konservatisme Akuntansi
Menurut Belkaoui (2006) prinsip konservatisme adalah suatu
prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut
bertindak sebagai batasan terhadap pengecualian atau modifikasi
dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap
penyajian data akuntansi yang relevan dan andal. Prinsip
konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau
lebih tehnik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi
ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling tidak
menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih
spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari
aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban
yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip
konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap
pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk
pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan guna memahami laba dan
aktiva sekarang, prinsip konservatisme dapat mengarah pada perlakuan
yang merupakan penyimpangan terhadap pendekatan yang dapat
diterima atau teoritis.
Menurut Hery (2009) prinsip konservatisme secara historis telah
menjadi pedoman bagi banyak praktik akuntansi. Menurut prinsip
konservatisme ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian
tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi
16
ketika keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi
tidaklah akan diakui. Konservatisme, jika diaplikasikan secara tepat,
akan menyediakan pedoman yang rasional (jangan menyajikan angka
laba bersih dan aktiva yang terlalu tinggi).
Prinsip konservatisme membuat pembatasan pada penyajian data
akuntansi yang relevan dan terpercaya. Dengan prinsip ini, apabila
akuntan dihadapkan untuk memilih satu diantara dua atau lebih metode
akuntansi yang sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus
mengutamakan pilihan yang akan memberikan pengaruh keuntungan
yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip ini menggambarkan sikap
pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut FASB, prinsip
konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian
akuntan terhadap ketidakpastian (Hery, 2009).
Suwardjono (2008) dalam Sari (2014) mendefinisikan
konservatisme sebagai sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar
munculan (outcome) yang terburuk dari ketidakpastian tersebut.
5. Debt Covenant
Sekumpulan perjanjian utang termasuk persetujuan antara
perusahaan dan pemberi pinjaman, yang secara signifikan
termodifikasi sebagai hasil dari restrukturisasi utang, negosiasi
kembali perjanjian berlanjut untuk menyertakan batasan pada
17
tambahan utang dan pengeluaran modal, provisi dari informasi
keuangan tertentu dan kepatuhan terhadap perjanjian keuangan
didasarkan pada rasio dari keadaan yang sebenarnya, dan perkiraan
arus kas (yang dijelaskan dalam perjanjian bank) untuk persyaratan
pembayaran jasa utang grup (Eurodisney SCA Annual Report 2005,
dalam Alexander, 2007).
Persyaratan dan perjanjian yang menyangkut perjanjian fasilitas
juga meliputi beberapa perjanjian finansial, termasuk, diantara dari,
rasio senior leverage maksimum, rasio minimum interest cover dan
rasio minimum solvency, bersebelahan dengan sejumlah usaha yang
potensinya terbatas yang mencegah atau membatasi transaksi bisnis
yang spesifik (Alexander et al, 2007).
Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa semakin tinggi
jumlah pinjaman atau utang yang ingin didapatkan oleh perusahaan,
maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang baik kepada
debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat
konservatisme yaitu dengan cara menyajikan aset dan laba setinggi
mungkin, serta liabilitas dan beban serendah mungkin (Watts dan
Zimmerman, 1990 dalam Ramadhoni, 2014).
6. Financial Distress
Menurut Sawir (2004), kesulitan keuangan yang dihadapi oleh
perusahaan bisa bervariasi antara kesulitan likuiditas (technical
insolvency), di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
18
keuangan sementara waktu, sampai kesulitan solvabilitas (bangkrut),
di mana kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayaannya.
Bila prospek perusahaan dianggap tidak memberikan harapan, maka
likuidasi terpaksa ditempuh. Meskipun demikian, banyak perusahaan
yang mengalami kesulitan keuangan dapat direhabilitasi untuk
kepentingan para kreditor, pemegang saham, dan masyarakat.
a) Penyebab Umum Kesulitan Keuangan
Walaupun sebab-sebab terjadinya kesulitan keuangan sangat
bervariasi, kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manajemen,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Jarang terjadi satu
keputusan yang salah menyebabkan kebangkrutan perusahaan.
Yang terjadi adalah serangkaian keputusan yang salah
menyebabkan kondisi perusahaan memburuk. Penyebab pokok
kebangkrutan perusahaan adalah inkompentensi manajerial.
Masalah-masalah struktural yang sering membebani banyak
perusahaan (Keown, cs.,1995 dalam Sawir, 2004):
1) Ketidakseimbangan keahlian dalam eselon puncak.
2) Pimpinan yang mendominasi operasi perusahaan sering
mengabaikan saran yang bermanfaat dan mitra-mitranya.
3) Dewan direktur kurang aktif atau tidak tahu apa-apa.
4) Fungsi keuangan dalam manajemen perusahaan tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
5) Kurangnya tanggung jawab pimpinan puncak.
19
Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan perusahaan
rentan terhadap beberapa kekeliruan seperti:
1) Pihak manajemen cenderung malas mengembangkan sistem
akuntansi yang Íebih efektif.
2) Perusahaan menjadi kurang tanggap terhadap perubahan
sehingga sering gagal menyesuaikan diri dengan perkembangan
ekonomi yang kurang menguntungkan, terutama resesi.
3) Pihak manajemen menjadi kurang cermat melaksanakan suatu
proyek investasi yang sebenarnya terlalu besar dibandingkan
dengan ukuran perusahaannya sendiri.
4) Pihak manajemen terlalu gampang menarik pinjaman yang
pada akhirnya akan menempatkan perusahaan pada posisi yang
berbahaya.
7. Risiko Litigasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan)
dari suatu perbuatan atau tindakan.
Menurut Margono (2004) litigasi merupakan proses gugatan
atas suatu konflik yang diritualisasikan untuk menggantikan
konflik sesungguhnya, dimana para pihak memberikan kepada
seorang pengambil keputusan dua pilihan yang bertentangan.
Litigasi merupakan proses yang sangat dikenal (familiar) bagi para
lawyer dengan karakteristik adanya pihak ketiga yang mempunyai
20
kekuatan untuk memutuskan (to impose) solusi diantara para pihak
yang bersengketa.
Dari kedua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa risiko
litigasi adalah risiko yang melekat pada perusahaan yang
memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-
pihak yang berpentingan terhadap perusahaan meliputi kreditor,
investor, dan regulator. Risiko litigasi dapat diukur dari berbagai
indikator keuangan yang menjadi determinan kemungkinan
terjadinya litigasi (Juanda, 2007).
8. Growth Opportunities
Menurut Belkoui (2000) Perusahaan terdiri dari nilai atas asset
yang tertera dan kesempatan investasi di masa depan atau
kesempatan tumbuh. semakin rendah proporsi dari nilai perusahaan
yang direpresentasikan dengan asset yang tertera maka semakin
tinggi kesempatan tumbuh perusahaan tersebut. Myers
menggambarkan peluang investasi potensial ini sebagai call
options, yang nilainya bergantung pada kemungkinan bahwa
manajemen akan menggunakannya. Seperti call options,
kesempatan tumbuh tersebut merepresentasikan nilai yang nyata
dari perusahaan. Growth Options seperti pengeluaran diskresioner
sebagai proyek perluasan kapasitas, pengenalan produk baru,
akuisisi perusahaan lain, investasi atas merk melalui iklan, dan
21
bahkan pemeliharaan dan penggantian atas aset yang ada. Porsi
yang signifikan dani nilai pasar atas modal dibukukan dengan
growth opportunities. Sebagai tambahan, hasil yang empiris
menyimpulkan bahwa growth opportunities mempengaruhi
berbagai keputusan kebijakan perusahaan.
22
B. Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu beserta dengan hasil penelitan:
Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya mengenai Debt Covenant (X1), Financial Distress (X2), Risiko Litigasi (X3),
Growth Opportunities (X4) dan Konservatisme Akuntansi (Y)
NO Judul/ Penulis/ Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
1 - Pengaruh Growth
Opportunities dan
Financial Distress
terhadap Conservatism
Accounting pada
Perusahaan Textile dan
Garment yang Terdaftar di
PT. BEI periode 2010-
2014
- Faturrahmi, Sukarmanto,
dan Fadilah (2014)
- Jenis
Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan
data sekunder berupa
laporan keuangan
tahunan 2010-2014
- Metode Sampling:
Purposive Sampling
- Jumlah Sampel : 9
sampel
- Metode Analisis Data:
Analisis linier berganda
-
- Secara simultan growth
opportunities dan
financial distress berpengaruh terhadap
konservatisme
akuntansi - Growth opportunities
tidak berpengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi - Financial distress
berpengaruh signifikan
negatif terhadap konservatisme
akuntansi
- √ - √ √
(Bersambung di halaman berikutnya)
23
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
2 - Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI
- Dewi, Herawati, dan
Sinarwati (2014)
- Jenis
Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan
data sekunder yang
didapat dari situs BEI
yaitu www.idx.co.id
- Metode Sampling:
Purposive Sampling
- Jumlah Sampel : 35
Perusahaan yang
mempublikasikan
laporan keuangannya di
BEI yang memiliki
karateristik yang sama
- Metode analisis data:
analisis regresi linier
berganda.
- Pajak
- Struktur
kepemilikan
- risiko litigasi berpengaruh
signifikan negatif terhadap
konservatisme akuntansi - pajak berpengaruh
signifikan positif terhadap
konservatisme akuntansi - kontrak hutang atau
leverage berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi - struktur kepemilikan
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi - growth opportunities
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi - risiko litigasi, pajak,
kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth
opportunities berpengaruh
positif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
√ - √ √ √
(Bersambung di halaman berikutnya)
24
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
3 - Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Kontrak
Hutang Dan Kesempatan
Tumbuh Pada
Konservatisme Akuntansi
- Wulansari, dan Riduwan
(2014)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan
keuangan tahunan 2010-
2012 - Metode Sampling:
Purposive Sampling
- Jumlah Sampel : 33
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2010-2012
- Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
- Struktur
kepemilikan
manajerial
- Struktur
kepemilikan
Institusional
- Kesempatan
tumbuh
- Struktur kepemilikan
manajerial tidak
mempunyai pengaruh
terhadap konservatisme. - Struktur kepemilikan
institusional tidak
mempunyai pengaruh
terhadap konservatisme. - Kontrak hutang tidak
mempunyai pengaruh
terhadap konservatisme - Kesempatan tumbuh tidak
mempunyai pengaruh
terhadap konservatisme.
√ - - - √
4 - Pengaruh Financial
Distress, Ukuran
Perusahaan, Dan
Leverage Pada
Konservatisme Akuntansi
- Noviantari dan Ratnadi
(2015)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan data
sekunder berupa laporan keuangan
- Metode Sampling:
Stratified random
sampling - Jumlah Sampel : 241 tahun
perusahaan
- Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
- Ukuran
Perusahaan
- Leverage
- Financial distress
berpengaruh negatif
terhadap konservatisme
akuntansi - Ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi
- Leverage berpengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi
- √ - - √
(Bersambung di halaman berikutnya)
25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
5 - Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Penerapan Konservatisme
Akuntansi
- Risdiyani dan
Kusmuriyanto (2015)
- Jenis Penelitian:
Kuantitatif
- Data yang digunakan
data sekunder berupa
laporan keuangan
- Metode Sampling:
purposive sampling
- Jumlah Sampel : 38
perusahaan
- Metode Analisis Data:
Analisis linier berganda
- Kepemilikan
institusional
- Kepemilikan
manajerial
- Komisaris
independen
- Leverage
- Pertumbuhan
perusahaan
- Kepemilikan
institusional dan financial distress
berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi
- Leverage dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
terhadap konservatisme
akuntansi
- Kepemilikan manajerial dan komisaris
independen tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
- Hasil pengujian simultan
menunjukkan bahwa seluruh variabel
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi
- √ - - √
(Bersambung di halaman berikutnya)
26
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
6 - Insentif Pemerintah (Tax
Incentives) Dan Faktor
Non Pajak Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Perusahaan Perbankan Di
Indonesia
- Verawaty, Merina,
danYani (2015)
- Jenis
Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan
data sekunder berupa
laporan keuangan
- Metode Sampling:
purposive sampling
- Jumlah Sampel : 10
Bank yang terdaftar di
BEI periode 2008-2010
- Metode Analisis Data:
Binary logistic
regression
- Intensif
pajak
- Tingkat
hutang
- Ukuran
perusahaan
- Growth
opportunities
- Kepemilikan
manajerial
- Kepemilikan
publik
- Tidak terdapat
pengaruh signifikan antara insentif pajak,
earnings pressure,
ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial,
dan kepemilikan publik
terhadap konservatisme akuntansi.
- Tingkat hutang pada
tingkat signifikansi 5%
dan growth opportunities pada
tingkat signifikansi 5%
berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
- - - √ √
(Bersambung di halaman berikutnya)
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
7 - Board Independence And
Accounting Conservatism
In Malaysian Companies
- Amran dan Manaf (2014)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan
keuangan dari tahun 2000-
2010 - Metode Sampling:
purposive sampling
- Jumlah Sampel : 866 perusahaan non perbankan
yang erdaftar di Bursa
Malaysia
- Board
Independence - Board independence
tidak berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi
- - - - √
8 - Information
Consequences Of
Accounting Conservatism
- Lara, Osma, dan, Penalva
(2014)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan data
sekunder - Metode Sampling:
purposive sampling
- Jumlah Sampel 63.579
tahun perusahaan
- Asymmetries
information - Konservatisme sangat
berguna untuk debt-
holders maupun
equity holders.
- - - - √
(Bersambung di halaman berikutnya)
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul/Penulis/Tahun Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
9 - Does accounting
conservatism improve the
corporate information
environment?
- Hu, Li, dan Zhang (2013)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif
- Data yang digunakan data sekunder berupa laporan
keuangan tahun 1998-2008
- Metode Sampling: purposive sampling
- Jumlah Sampel : 24,235
perusahaan dari 43 negara dari periode 1998–2008.
- Metode Analisis Data:
Binary logistic regression
- Information
environment
quality
- Firm-level
control
- Konservatisme
memiliki hubungan
positif terhadap
Information
environment quality
(kualitas informasi
ligkungan).
- - - - √
10 - The Use Of Accounting
Conservatism In Order
To Reflect The True And
The Fair View Of
Financial Statements In
The Case Of Romanian
Listed Companies
- Robu dan Toma (2015)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data
sekunder berupa laporan
keuangan tahun 2012 yang terdaftar di Pasar Modal
Rumania
- Metode Sampling:
purposive sampling - Jumlah Sampel :
63 perusahaan yang
terdaftar di Pasar Modal Rumania
- Metode Analisis Data:
Analisis linier berganda
- Growth rate of
total assets
- Growth rate of
total debts
- Growth rate of
owners’ equity
- Growth rate of
net result
- Growth rate of
the share list
- Ketika perusahaan
menerima bad news
mereka cenderung
untuk meng-
overstate-kan utang
mereka dan mlakukan
understated terhadap
ekuitas.
Konservatisme
akuntansi menjadi
jauh lebih tinggi
dibandingkan dalam
kasus trade and
service
- - - - √
29
C. Kerangka Pemikiran
Skema Kerangka berpikir pada penelitian “Pengaruh debt covenant,
financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap
konservatisme akuntansi” dapat digambarkan seperti ini:
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth
Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Fenomena-Fenomena Konservatisme
Akuntansi
Debt Covenant
Financial Distress
Risiko Litigasi
Growth Opportunities
Konservatisme
Akuntansi
Metode Penelitian:
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Koefisien Determinasi
4. Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran
30
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi
Debt covenant memprediksi bahwa manajerial ingin meningkatkan
laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Tidak seperti investor
yang ada, kreditor yang ada tidak memiliki mekanisme untuk
meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin
dilindungi oleh standar akuntansi yang konservatif serta menunjukkan
bahwa semakin besar rasio leverage, semakin besar pula kemungkinan
perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang
dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan disajikan
cenderung tidak konservatif (Sari dan Adhariani, 2009 dalam Harahap,
2012).
Penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan debt covenant
dengan konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, penelitian
tersebut diantaranya dilakukan oleh Ramadhoni dkk., (2014) yang
menghasilkan kesimpulan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Debt Convenant terhadap konservatisme. Hasil
penelitian yang sama juga didapatkan oleh penelitian Dewi dkk,.
(2014) yang menyatakan bahwa bahwa kontrak hutang tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Sedangkan hasil berbeda diperoleh Sari dkk., (2014) yang
menyebutkan bahwa secara parsial variabel debt covenant
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Konservatisme.
31
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014) yang
menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Dari penjelasan teoritis dan penelitan-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis
yaitu:
Ha1 : Debt covenant berpengaruh terhadap Konservatisme
Akuntansi
2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi
Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong
penggantian manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja (Lo,
2005 dalam Suryandari, 2012). Situasi inilah yang harus dihindari oleh
seorang manajer. Kegagalan manajer dalam mengelola suatu
perusahaan dapat tercermin melalui laporan keuangan yang disajikan.
Manajer yang mengalami kegagalan dalam mengelola perusahaan akan
ditunjukkan dengan kondisi keuangan yang buruk, dan kondisi tersebut
mencerminkan tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi.
Ancaman tersebut dapat mendorong seorang manajer untuk mengatur
penyajian laopran keuangan yang akan digunakan oleh pihak yang
terkait termasuk para investor dan kreditor (Suryandari, 2012).
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan merupakan
kondisi perusahaan yang mengarah pada ketidakmampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban pembayarannya dan apabila perusahaan
tidak mampu menyelesaikannya akan mengarah pada
32
kebangkrutan.Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan
menerapkan prinsip konservatisme, karena perusahaan akan lebih
berhati-hati dalam memprediksi kondisi sekonomi yang akan datang
(Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015)
Penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh
financial distress terhadap konservatisme akuntansi telah banyak
dilakukan, diantaranya oleh Ramadhoni dkk., (2014), dalam penelitian
tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa secara secara partial terdapat
pengaruh yang signifikan antara tingkat kesulitan keuangan terhadap
konservatisme akuntansi. Sedangkan dalam penelitian Risdiyani dan
Kusmuriyanto (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa financial
distress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Sejalan dengan penelitian Risdiyani dan Kusmuriyanto
(2014), penelitian Noviantari (2015) Dan Dewi dkk., (2014) juga
menghasilkan kesimpulan serupa yaitu financial distress berpengaruh
negatif pada konservatisme akuntansi.
Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-
penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat
menarik suatu hipotesis yaitu:
Ha2 : Financial Distress berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi
3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi
Risiko litigasi sebagai faktor eksternal dalam mendorong manajer
untuk menyajikan keuangan perusahaan secara konservatif. Jika risiko
33
litigasi pada perusahaan relatif tinggi, maka manajer akan terdorong
untuk menerapkan konservatisme. Risiko litigasi dapat menimbulkan
biaya yang banyak karena berurusan dengan masalah hukum. Manajer
akan menghindari kerugian akibat litigasi tersebut dengan cara
menyajikan laporan keuangan secara konservatif karena laba yang
terlalu tinggi memiliki risiko litigasi yang lebih tinggi (Nasir dkk.,
2014)
Basu (1997) dan Watts (2003) dalam Hati (2011) menyatakan
bahwa litigasi menurut Undang-Undang pasar Modal mendorong
konservatisme. Alasannya adalah bahwa litigasi cenderung lebih
banyak dihasilkan oleh pernyataan yang berlebihan dibanding
pernyataan yang lebih rendah dari laba dan aset bersih. Karena biaya
litigasi ekspektasian dari pernyataan yang berlebihan lebih tinggi
daripada pernyataan yang lebih rendah, maka manajemen dan auditor
mempunyai insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset
bersih.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh risiko litigasi terhadap
konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, di antaranya oleh
Dewi dkk., (2014), dalam penelitiannya tersebut didapat kesimpulan
bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap
konservatisme akuntansi. Dalam penelitian Ramadhoni dkk., (2014)
didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi.
34
Sedangkan kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian
Nasir dkk., (2014) Dalam penelitiannya Nasir dkk., (2014)
menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi.
Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-
penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat
menarik suatu hipotesis yaitu:
Ha3 : Risiko Litigasi berpengaruh terhadap Konservatisme
Akuntansi
4. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme
Akuntansi
Menurut Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam Alfian (2013)
perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi dalam
laporan keuangannya, identik dengan perusahaan yang tumbuh. Hal
tersebut dinyatakan karena terdapatnya cadangan tersembunyi pada
perusahaan tersebut yang digunakan untuk investasi atau untuk
memperbesar persusahaan. Dengan pertumbuhan ini investor dan calon
investor akan merespon dengan baik karena adanya goodwill.
Goodwill itu tercipta karena pada perusahaan yang menggunakan
konservatisme akuntansi, nilai pasar akan lebih besar dari nilai
bukunya. Selanjutnya pasar juga akan menilai positif atas investasi
yang dilakukan perusahaan, yang diharapkan akan terjadi kenaikan
arus kas perusahaan dimasa depan. Feltham dan Ohlson (1995) dalam
Afian (2013) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan
35
konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukkan pertumbuhan
suatu perusahaan karena aset netto yang dilaporkan lebih rendah dari
nilai pasar.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh growth opportunities
terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, diantaranya
oleh Wulansari dan Riduwan (2014), dalam penelitiannya Wulansari
dan Riduwan (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa kesempatan
tumbuh (growth opportunities) tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, hal ini disebabkan karena perusahaan yang
tumbuh telah memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Serupa
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk., (2014) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh growth opportunities yang
signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi dan Faturrahmi
dkk., (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi.
Sedangkan kesimpulan yang berbeda didapat dari penelitian yang
dilakukan oleh Dewi dkk., (2014) yang dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2013)
dan Verawaty dkk., (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities dengan
konservatisme akuntansi.
36
Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitian-
penelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat
menarik suatu hipotesis yaitu:
Ha4 : Growth Opportunities berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel
independen yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan
growth opportunities terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini
merupakan konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode tahun 2011-2015. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan
didalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling,
yaitu tehnik penarikan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau
peluang yang sama bagi setiap unsur/ anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Supriyanto, 2009). Dalam non probability sampling
peneliti menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel
yang diambil atas dasar maksud/tujuan tertentu (Supriyanto, 2009).
Adapun kriteria dari pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
38
1. Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dan
telah mempublikasikan laporan tahunan yang telah diaudit di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015.
2. Memiliki kelengkapan data dalam laporan keuangan yang
dibutuhkan didalam penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data serta bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini diperoleh menggunakan metode dokumentasi. Metode
tersebut dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai
sumber seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel yang berhubungan dengan
penelitian ini. selain itu metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan
data sekunder lain yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari media
internet dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan properti
dan real estate melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di alamat
website www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistik dengan penerapan SPSS (Statistical Product and
Service Solution) for windows 22. Setelah data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini sudah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data yang
terdiri dari metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji
koefisien determinasi dan uji hipotesis. Penjelesan mengenai metode-
metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
39
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Didalam penelitian ini
analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
mengenai debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan
konservatisme akuntansi
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik
yang digunakan didalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas,
uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seerti diketahui bahwa uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
40
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal (Ghozali, 2013).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov
memiliki tingkat signifikansi diatas a > 0,05 berarti regresi
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan utuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol
(Ghozali, 2013).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari
nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
41
adanya multikolonieritas adalaha nilai Tolerance < 0.10 atau
sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan-kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu bekaitan satu
sama lainnya (Ghozali, 2013).
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi
relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang
berbeda berasal dari individu/ kelompok yang berbeda. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan
Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari
signifikansi 0,05.. Run Test sebagai bagian dari statistik non-
parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual
adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis) (Ghozali, 2013).
42
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dna sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
43
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang
cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik
plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013).
Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan Uji Glejser untuk menguji
heteroskedastisitas secara statistik. Uji Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen (Gujarati, 2003) dengan persamaan regresi:
│Ut│= α + βXt +vt
Jika variabel independen secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Koefisien Determinasi (Uji )
Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
44
memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki
data koefisien determinasi tinggi (Ghozali, 2013).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka
pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak
seperti , nilai adjusted dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2013).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi,
selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen (Ghozali, 2013). Adapun variabel-variabel
independen dalam penelitian ini adalah debt covenant, financial
distress, risiko litigasi dan growth opportunities. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme
45
akuntansi. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut
digunakan rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana : Y = Konservatisme Akuntansi
= Konstanta
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya
perubahan Y apabila berubah 1 satuan
= Debt Covenant
= Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya
perubahan Y apabila berubah 1 satuan
= Financial Distress
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya
perubahan Y apabila berubah 1 satuan
= Risiko Litigasi
= Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya
perubahan Y apabila berubah 1 satuan
= Growth Opportunities
= Kesalahan regresi (regression error)
Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji signifikan parameter individual (Uji statistik
t) dan uji signifikansi simultan (Uji statistik F).
a. Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan uji
ini antara lain:
Y=𝛼 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝑒
46
1) Merumuskan hipotesis
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (bi) sama dengan nol, atau:
Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu
variabel tidak sama dengan nol, atau:
HA : bi 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2) Menentukan Level of Significance
Level of significance yang digunakan dalam penelitianini
adalah sebesar 5% atau (a) = 0,05. Jika sign t > 0.05 maka
Ha ditolak namun jika sign t < 0,05 maka Ha diterima dan
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2013) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen/terkait. Hipotesis
nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau:
47
Ho : b1 = b2 = …… =bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA) tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol, atau :
HA : b1 b2 ……. bk 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho
dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%., dengan kata
lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa semua variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Bagian ini berisi uraian singkat mengenai definisi dari masing-masing
variabel serta operasional dan pengukuran dari variabel yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
48
1. Variabel Dependen
a. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi mengukur aktiva dan laba dengan kehati-
hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi suatu
ketidakpastian yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan
untuk memberikan manfaat bagi pengguna laporan keuangan.
Implikasinya yaitu pemilihan metode akuntansi pada metode yang
mengarahkan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva yang
lebih rendah atau melaporkan biaya atau utang yang lebih tinggi
(Wulandari, 2014).
Dalam penelitian ini pengukuran konservatisme dilakukan dengan
menggunakan ukuran berbasis akrual mengikuti Givoly dan Hayn (2000)
dalam Dwimulyani (2010) yang dihitung dengan cara berikut ini.
Total Akrual = ( )
Givoly dan Hayn (2000) dalam Dwimulyani (2010) mengeluarkan
akrual depresiasi karena merupakan akrual positif yang akan membalik
ketika aset tetap diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan
antara laba dan aliran kas. Ukuran konservatisma ini dikalikan -1,
sehingga semakin besar nilai positif rasio, adalah semakin konservatif.
2. Variabel Independen
a. Debt Covenant
Kontrak Hutang (Debt Covenant) merupakan perjanjian untuk
melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer
49
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen yang
berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah
ditentukan (Noviana, 2012). Debt covenant diproksi oleh tingkat
leverage. Leverage merupakan perbandingan total utang terhadap
total aset yang dimiliki perusahaan (Wulansari, 2014). Rumus dari
leverage adalah:
b. Financial Distress
Tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi diartikan
pada perusahaan yang memiliki potensi bangkrut yang tinggi pula.
Penelitian ini mengukur kondisi keuangan perusahaan berdasarkan
analisis kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman (1968)
dalam Dewi (2014) yang menemukan bahwa ada kesamaan rasio
keuangan yang bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan (Z-
score). Persamaannya dinyatakan dengan rumus:
Dimana : Q1 = (aktiva lancar – hutang lancar ) / total aktiva
Q2 = Laba ditahan / total asset
Q3 = laba sebelum bunga dan pajak / total asset
Q4 = nilai pasar modal sendiri / nilai buku total
hutang
Q5 = penjualan / total asset.
Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5
50
Bila Z < 1,23 maka perusahaan dikategorikan mengalami
tingkat kesulitan keuangan yang besar/perusahaan tidak sehat, jika
1,23 < Z < 2,90 perusahaan berpotensi mengalami kesulitan bisa
dikatakan daerah rawan, dan untuk Z > 2,90 perusahaan termasuk
dalam kriteria sehat.
c. Risiko Litigasi
Risiko litigasi adalah risiko bawaan perusahaan yang
mempunyai kemungkinan untuk terjadinya suatu ancaman litigasi
oleh pihak yang merasa dirugikan terkait kepentingan perusahaan
(Juanda, 2007 dalam Herawati dan Sinarwati, 2012). Merujuk dari
penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015), risiko litigasi
diproksikan dengan Debt To Equity Ratio, rumusnya adalah
sebagai berikut:
DER =
d. Growth Opportunities
Kesempatan tumbuh adalah suatu kesempatan yang dimiliki
perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan cara
berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan tersembunyi.
Perhitungan kesempatan tumbuh dengan menggunakan market to
book value of equity sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Astarini (2011) dalam Ritonga (2012). Skala data variabel ini
adalah rasio.
51
Rumus dari market to book value of equity adalah:
𝑀𝐵𝑉 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
52
Berikut ini adalah tabel ringkasan dari operasional variabel diatas:
Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala
1 Dependen (Y)
Konservatisme Akuntansi
Givoly dan Hayn (2000) dalam
Dwimulyani (2010)
Total Akrual = ( )
Rasio
2 Independen (X1)
Debt Covenant
Wulansari (2014)
=
Rasio
3 Independen (X2)
Financial Distress
Dewi (2014) Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5
Rasio
4
Independen (X3)
Risiko Litigasi
Fitri (2015)
DER =
Rasio
5 Independen (X4)
Growth Opportunity
Astarini (2011)
= ℎ ℎ × ℎ
Rasio
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan
pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebanyak 49 perusahaan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel
yang sudah ditentukan, diperoleh sampel penelitian sebanyak 36 perusahaan per
tahun, dimana periode pengamatan yang digunakan adalah selama 5 tahun dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sehingga total keseluruhan sampel yang
digunakan didalam penelitian ini adalah sebanyak 180 sampel. Rincian sampel
pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 49
2 (-) Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
keuangannya berturut-turut dari tahun 2011-2015 (13)
3 (-) Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data
yang digunakan dalam penelitian (0)
Jumlah 36
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
54
Dalam penelitian ini, saat pengujian normalitas ternyata data penelitian tidak
normal, maka akan dilakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari
masing-masing variabel penelitian memiliki data ekstrim (outlier) yang
berpotensi mengganggu hasil analisis. Jika terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari
nilai z-score masing-masing variabel maka data data tersebut adalah data ekstrim
(outlier). Hasil screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data
ekstrim (outlier) sebanyak 12 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari
sampel. Jadi jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 24 perusahaan dalam
jangka waktu 5 periode, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 120 sampel. Tetapi untuk variabel risiko litigasi dilakukan
penanganan tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan
data-data penelitian dapat lolos uji normalitas.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu data
yang bersangkutan, standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar data yang bersangkutan bervariasi dari dari rata-rata, minimum
digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang bersangkutan,
55
sedangkan maximum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari suatu
data yang bersangkutan.
Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah variabel dependen
dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
konservatisme akuntansi. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
terdiri dari debt covenant, financial distress risiko litigasi, dan growth
opportunities. Hasil dari uji statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan
pada tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Konservatisme 120 -.41782 .44700 .0791690 .13977662
Debt Covenant 120 .05602 .74022 .3607367 .15497240
Financial Distress 120 .43745 7.00704 1.6890872 1.08093256
Risiko Litigasi 120 .05935 2.84944 .6713351 .47239440
Growth Opportunities 120 .12236 2.08851 .9663303 .48844131
Valid N (listwise) 120
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang ada didalam
penelitian ini adalah sebanyak 120 sampel yang berasal dari 24 laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan properti dan real
estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 periode, 2011-
2015. Berdasarkan pada hasil uji statistik deskriptif yang ditunjukkan didalam
tabel 4.2 maka semua data dapat diolah dan data yang ada tersedia secara
lengkap tanpa ada data yang hilang.
56
Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah Konservatisme
Akuntansi (K). Perhitungan konservatisme akuntansi diperoleh dari laba
bersih tahun tertentu dikurangi dengan depresiasi dan kas dari kegiatan
operasi dibagi dengan total asset kemudian hasil dari perhitungan tersebut
dikalikan dengan -1. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-
rata) sebesar 0.0791690. Nilai terendah (minimum) dari konservatisme
akuntanasi adalah sebesar -0.41782, yang menunjukkan tingkat konservatisme
paling rendah, diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk
pada tahun 2013. Nilai tertinggi (maximum) dari konservatisme akuntansi
adalah sebesar 0.44700, yang menunjukkan tingkat konservatisme paling
tinggi, diperoleh dari PT Indonesia Prima Property Tbk pada tahun 2015.
Nilai standar deviasi dari konservatisme akuntansi adalah sebesar 0.13977662,
jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.13977662 data bervariasi dari rata-
rata.
Variabel independen yang pertama dari penelitian ini adalah debt
covenant atau kontrak utang (DC). Perhitungan debt covenant diperoleh dari
total liabilitas tahun tertentu dibagi dengan total asset. Dari hasil uji statistik
deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 3607367. Nilai terendah
(minimum) sebesar 0.05602, yang menunjukkan tingkat debt covenant paling
rendah, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun 2013. Nilai
tertinggi (maximum) dari variabel debt covenant adalah sebesar 0. 74022 yang
menunjukkan tingkat debt covenant paling tinggi, diperoleh dari PT Gowa
Makassar Tourism Development Tbk Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi
57
dari debt covenant adalah sebesar 0.15497240 jumlah ini menunjukkan bahwa
sebesar 0.15497240 data bervariasi dari rata-rata.
Variabel independen yang kedua dari penelitian ini adalah financial
distress (FD). Perhitungan financial distress diperoleh dari penjumlahan dari
aktiva lancar dikurangi hutang lancar dibagi dengan total aktiva, laba ditahan
per total asset, laba sebelum bunga dan pajak per total asset, nilai saham biasa
dan preferen per nilai buku total utang dan penjualan per total asset. Dari hasil
uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 1.6890872. Nilai
terendah (minimum) dari variabel financial distress sebesar 0.43745, yang
menunjukkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan paling parah,
diperoleh dari PT Sentul City Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi (maximum)
dari variabel financial distress adalah sebesar 7.00704 yang menunjukkan
perusahaan yang paling sehat, diperoleh dari PT Metro Realty Tbk 2014 Pada
tahun 2011. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar
1.08093256 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 1.08093256 data
bervariasi dari rata-rata.
Variabel independen yang ketiga dalam penelitian ini adalah risiko litigasi
(RL). Perhitungan risiko litigasi diperoleh dari total hutang tahun tertentu per
total ekuitas. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata)
sebesar 0.6713351. Nilai terendah (minimum) dari variabel risiko litigasi
sebesar 0.05935, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun
2013. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel risiko litigasi adalah sebesar
2.84944 yang diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk
58
Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar
0.47239440 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.47239440 data
bervariasi dari rata-rata.
Variabel independen keempat yang digunakan didalam penelitian ini
adalah growth opportunities (GO) atau kesempatan tumbuh perusahaan.
Perhitungan growth opportunities diperoleh dari jumlah saham yang beredar
dikalikan dengan harga penutupan saham per total ekuitas. Dari hasil uji
statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 9663303. Nilai
terendah (minimum) dari variabel growth opportunities sebesar 0.12236,
diperoleh dari PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk pada tahun 2015. Nilai
tertinggi (maximum) dari variabel growth opportunities adalah sebesar
2.08851 yang diperoleh dari PT Danayasa Arthatama Tbk Pada tahun 2013.
Nilai standar deviasi dari growth opportunities adalah sebesar 0.48844131
jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.48844131 data bervariasi dari rata-
rata.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan uji
asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan model
regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang
digunakan didalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas,
uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
59
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Ghozali, 2013).
Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini
menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal
probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat
dilihat dihalaman selanjutnya pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil
uji normalitas menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang
menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability
plot.
Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016
60
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016
Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat kita
simpulkan bahwa grafik histogram memberikan hasil berupa pola
distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada gambar 4.2 grafik
normal probability plot bisa kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dari uji normalitas
menggunakan grafik dapat kita simpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistic bisa sebaliknya
(Ghozali, 2013). Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik
dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat signifikansi
diatas a > 0.05 berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2013). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
61
statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel
4.3.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 120
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .13387107
Most Extreme Differences Absolute .072
Positive .058
Negative -.072
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .197c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas dengan Kolmogorov
Smirnov (K-S) menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah
0.071 dan tingkat signifikansinya berada pada 0.197, hal ini menunjukkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat
signifikansinya melebihi 0.05.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
62
independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari nilai tolerance
dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2013). Hasil dari uji multikolonieritas pada penelitian ini disajikan pada
tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
427 2.340
.327 3.062
.969 1.032
.424 2.359
a. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada
penelitian ini.
63
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regres linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan
menggunakan Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari
signifikansi 0.05. Hasil dari uji autokorelasi dalam penelitian ini disajikan
dalam tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00590
Cases < Test Value 60
Cases >= Test Value 60
Total Cases 120
Number of Runs 65
Z .733
Asymp. Sig. (2-tailed) .463
a. Median
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.5 nilai test adalah sebesar -.00590 dengan
probabilitas 0.463 yang mana lebih besar dari 0.05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model
regresi yang digunakan didalam penelitian ini.
64
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidakamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat
Grafik plot dan Uji Glejser. Jika dalam grafik plot tidak ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik plot dalam penelitian ini
disajikan dalam gambar 4.3.
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot
65
Berdasarkan grafik scatterplots yang ditunjukkan pada gambar 4.3
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan
pada penelitian ini. Untuk memperkuat bukti bahwa dalam model regresi
pada penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas maka peneliti
melakukan uji glejser. Hasil dari uji glejser dalam penelitian ini disajikan
dalam Tabel 4.6
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .125 .037 3.397 .001
Debt Covenant -.085 .078 -.151 -1.086 .280
Financial Distress .008 .013 .095 .598 .551
RLX .006 .021 .024 .262 .794
Growth
Opportunities -.010 .025 -.056 -.398 .692
a. Dependent Variable: Absur
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
Berdasarkan hasil uji glejser yang ditunjukkan pada tabel 4.7
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya
diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
66
mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil ini juga sesuai dengan uji
heteroskedastisitas menggunakan grafik plot.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi vaeiabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013). Maka dari itu dalam penelitian ini
digunakan adjusted R2
untuk mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2,
nilai adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013).
Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam
tabel 4.7.
Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .288a .083 .051 .13617937
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, RLX, Debt Covenant, Financial Distress
b. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
67
Dari tabel 4.7 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai
adjusted R2
sebesar 0.051 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel
independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan 5.1% variabel
dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu konservatisme akuntansi. Ini
menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan yang tidak terlalu tinggi
dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 94.9%
dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar penelitian ini seperti struktur
kepemilikan institusional (Sofyan dan Ritonga, 2012), bonus plan
(Oktomegah, 2012), konflik kepentingan (Suryandari, 2012) dan intensitas
modal (Alfian, 2013).
4. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk meberikan gambaran antara hubungan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini,
uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikan parameter
individual (Uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (Uji f).
a. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Yang dalam penelitian ini
berarti bagaimana variabel independen seperti debt covenant, financial
distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara individual
mempengaruhi variabel dependen yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil
68
dari uji signifikan parameter individual (Uji statistik t) disajikan dalam
tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .159 .058 2.743 .007
Debt Covenant -.247 .123 -.274 -2.003 .048
Financial Distress .004 .020 .030 .192 .848
Risiko Litigasi -.013 .034 -.034 -.377 .707
Growth Opportunities .011 .039 .040 .292 .771
a. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
Berdasarkan pada hasil uji signifikan individual yang disajikan pada
tebel 4.9 diatas maka didapat persamaan regresi seperti berikut ini:
Kons : 0,159 – 0,247 DC + 0,004 FD – 0,013 RL + 0,011 GO + e
Dimana:
- Konstanta sebesar 0.159, artinya jika variabel debt covenant (DC),
financial distress (FD), risiko litigasi (RL) dan growth opportunities
(GO) bernilai nol, maka variabel dependen atau konservatisme
akuntansi (Kons) akan bernilai 0,159 satuan.
- Koefisien regresi DC (debt covenant) sebesar -0,247 yang berarti jika
variabel debt covenant (DC) meningkat sebesar satu satuan dan
variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme
akuntansi akan menurun sebesar 0,247 satuan.
69
- Koefisien regresi FD (financial distress) sebesar 0,004 yang berarti
jika variabel financial distress (FD) meningkat sebesar satu satuan dan
variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme
akuntansi akan meningkat sebesar 0,004 satuan.
- Koefisien regresi RL (risiko litigasi) sebesar -0,013 yang berarti jika
variabel risiko litigasi (RL) meningkat sebesar satu satuan dan variabel
lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme
akuntansi akan menurun sebesar 0,013 satuan.
- Koefisien regresi GO (growth opportunities) sebesar 0,011 yang
berarti jika variabel growth opportunities (GO) meningkat sebesar satu
satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,011 satuan.
Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parameter individual dari
masing-masing variabel independen yaitu debt covenant, financial
distress, risiko litigasi, dan growth opportunities terhadap variabel
dependen yaitu konservatisme akuntansi.
1) Debt Covenant
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh debt covenant (DC)
terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,247 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,048, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh
70
variabel debt covenant lebih kecil daripada 0,05 ( 0,048 < 0,05 ).
Artinya debt covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha1 yang menyatakan bahwa
debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
diterima.
Hasil koefisien regresi yang menunjukkan nilai yang negatif, yang
berarti semakin tinggi nilai debt covenant maka semakin rendah nilai
konservatisme akuntansi.
Berpengaruhnya debt covenant terhadap konservatisme akuntansi
dikarenakan tingkat leverage yang cukup tinggi, yang menunjukkan
bahwa presentase jumlah pinjaman atau utang cukup tinggi. Hal ini
mengakibatkan perusahaan yang dikelola oleh para manajernya
berupaya untuk menunjukkan kinerja yang sebaik-baiknya kepada
para debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan
tingkat konservatisme, yaitu dengan cara meningkatkan laba dan
menyajikan asset setinggi mungkin, dan menyajikan liabilitas serta
beban serendah mungkin, hal ini juga dilakukan untuk mengurangi
biaya kontrak utang yang timbul ketika perusahaan memutuskan untuk
mengakhiri perjanjian utangnya (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam
Ramadhoni, 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Oktomegah (2012), yang dalam penelitian tersebut menghasilkan
kesimpulan bahwa debt covenant berpengaruh secara negatif terhadap
71
konservatisme akuntansi, Sari dan Yusralaini (2014) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara
debt covenant terhadap konservatisme akuntansi, dan Wulandari
(2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara debt covenant dengan
konservatisme akuntansi. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wulansari dan Ridwan (2014), yang dalam
penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara debt covenant terhadap konservatisme
akuntansi, serta Dewi dan Herawati (2014) yang juga menghasilkan
kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt
covenant dan konservatisme akuntansi.
2) Financial Distress
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh financial distress (FD)
terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,004 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,848, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh
variabel financial distress lebih besar daripada 0,05 ( 0,848 > 0,05 ).
Artinya financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha2 yang
menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi ditolak. Hal ini menunjukkan jika perusahaan
mengalami financial distress maka perusahaan tidak menerapkan
72
prinsip konservatisme yang akan menimbulkan sikap pesimis kreditur
dan investor. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan ingin
memberikan kepercayaan kepada kreditur dan investor bahwa
perusahaan akan tetap bertahan meskipun dalam kondisi kesulitan
keuangan sehingga perusahaan lebih memilih metode yang dapat
meningkatkan laba agar kreditur akan tetap memberikan pinjaman
kepada perusahaan sehingga perusahaan akan tetap berjalan (Mareta,
2012).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Al
Hayati (2013) yang didalam penelitannya menghasilkan kesimpulan
bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, Lastari (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara financial distress terhadap konservatisme
akuntansi, serta Mareta (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa
financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Namun hasil penelitan yang didapat dalam penelitian ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa
(2014) serta Faturrahmi (2014) yang dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress berpengaruh
signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, Pramudita (2012)
yang dalam penelitianya menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh signifikan positif antara financial distress dengan
konservatisme akuntansi serta Suryandari dan Priyanto (2012) yang
73
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
positif antara financial distress dengan konservatisme akuntansi.
3) Risiko Litigasi
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh risiko litigasi (RL)
terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,013 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,707, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh
variabel risiko litigasi lebih besar daripada 0,05 ( 0,707 > 0,05 ).
Artinya risiko litigasi tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha3 yang menyatakan bahwa
debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ditolak.
Dalam penelitian ini risiko litigasi secara negative tidak berpengaruhh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Lemahnya kekuatan hukum membuat perusahaan tidak
mempertimbangkan ancaman tuntutan hukum sebagai salah satu faktor
untuk lebih berhati-hati dalam pencatatan akuntansi. Dari persamaan
analisis regresi linear berganda, penurunan dari litigasi akan
menyebabkan perusahaan semakin konservatif, hal ini dikarenakan
selain litigasi muncul karena risiko tuntutan hukum, litigasi juga
muncul dari aktivitas melebih-lebihkan aset. Sehingga aset yang
semakin menurun mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati
dikarenakan penurunan aset yang terus-menerus juga mengakibatkan
74
penurunan nilai perusahaan dimata investor. Sehingga apabila aset
yang terus mengalami penurunan maka akan menyebabkan perusahaan
semakin konservatif dalam melaporkan keuangannya (Agustina,
2015).
Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Nasir dkk (2014) yang dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa risiko litigasi tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi dan Agustina (2015) yang
menghasilkan kesimpulan bahwa Risiko litigasi tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Namun penelitian ini menghasilkan
kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
dkk (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan
bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap
konservatisme, dan Ramadhoni (2014) yang menghasilkan kesimpulan
bahwa risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
4) Growth Opportunities
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh growth opportunities (GO)
terhadap konservatisme akuntansi (K) yang telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,011 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,771, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh
variabel growth opportunities lebih besar daripada 0,05 (0,771 > 0,05).
Artinya growth opportunities tidak memiliki pengaruh terhadap
75
konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha4 yang
menyatakan bahwa growth opportunities berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi ditolak.
Dalam penelitian ini growth opportunities tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi, hal ini bisa disebabkan karena tidak
semua manajer menerapkan prinsip konservatisme dengan cara
meminimalkan laba untuk memenuhi kebutuhan dana investasi yang
diperlukan perusahaan dalam pertumbuhannya. Kesempatan
bertumbuh perusahaan membutuhkan dana yang sebagian besar
berasal dari sumber eksternal, dan karena hal tersebut maka
perusahaan yang sedang tumbuh cenderung ingin menarik minat para
investor untuk berinvestasi dengan memilih metode akuntansi yang
cenderung optimis agar kinerja perusahaan terkesan baik (Hasnawati
dan Astuti, 2007).
Hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan (2014), yang
dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa growth
opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi,
Hasnawati dan Astuti (2007) yang menyimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi, Dewi dkk (2014) yang juga menghasilkan kesimpulan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap
konservatisme akuntansi. Namun penelitian ini mengahsilkan
76
kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Raharja dan Sandra (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities
terhadap konservatisme akuntansi, dan penelitian Verawati dkk (2015)
yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi, serta penelitian Wulandari dkk (2015) yang menghasilkan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara
growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013). Yang dalam penelitian ini berarti bagaimana variabel independen
seperti debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth
opportunities secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil dari uji signifikansi simultan (Uji
statistik F) disajikan dalam tabel 4.9.
77
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .192 4 .048 2.592 .040b
Residual 2.133 115 .019
Total 2.325 119
a. Dependent Variable: Konservatisme
b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,
Financial Distress
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
Dari tabel 4.9 yang disajikan diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung
adalah sebesar 2,592 dengan nilai signifikansi 0,040 dan lebih kecil
daripada tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebesar 0,05 (5%), maka disimpulkan bahwa debt covenant, financial
distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara bersama-sama atau
secara simultan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menelitit tentang pengaruh debt covenant, financial distress,
risiko litigasi dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi di
perusahaan properti dan real estate yang ada terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab
sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan
tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktomegah
(2012), Sari dan Yusralaini (2014) dan Wulandari (2014).
2. Financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Al Hayati (2013), Lastari (2013) dan Mareta (2012).
3. Risiko litigasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kesimpulan ini mendukung penelitian yang dilakukan telah sebelumnya oleh
Nasir dkk (2014) dan Agustina (2015).
4. Growth Opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Wulansari dan Riduwan (2014), Hasnawati dan Astuti (2007), dan Dewi dkk
(2014).
79
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti selama
penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan penelitian
selanjutnya khususnya terkait dengan topik konservatisme akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya mampu
memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal dengan mempertimbangkan
saran dibawah ini:
1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan
atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang telah dimasukkan
di dalam penelitian ini seperti intensitas modal, good corporate governance,
struktur kepemilikan publik, bonus plan, dan earning pressure.
2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk memperluas
sampel penelitian yang digunakan, sehingga tidak terbatas pada satu jenis
industri saja, dan juga disarankan untuk menambah rentang waktu periode
penelitian agar hasil yang didapatkan lebih baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rice, Stephen. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Simposiun Nasional
Akuntansi 18, Medan, 2015.
Alexander, David. Britton, Anne dan Jorissen, Ann. “International Financial
Reporting and Analysis”. Cengage Learning. London, 2007.
Alfian, Angga dan Sabeni, Arifin. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi.”
Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 3 Halaman 1-10
. 2013.
Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris
pada Perusahaan Yang Terdaftar di PT BEI)”. Universitas Negeri Padang. 2007
Aristiyani, Desak Gede Utami dan Wirawati, I Gusti Putu. “Pengaruh Debt
To Total Assets, Dividen Payout Ratio Dan Ukuran Perusahaan Pada
Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur Di Bei” E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 3.3 : 216-230. 2013.
Belkaoui, Ahmad Riahi. “Accounting and Investment Opportunity Set”.
Greenwood Publishing Group. London . 2000.
Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Dua.” Salemba Empat, Jakarta.
2007
Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Satu.” Salemba Empat, Jakarta.
2006.
Dewi, Luh Putu Kusuma. Herawati, Nyoman Trisna. Sinarwati, Ni Kadek.
“Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konservatisme
Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” e-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1
Volume: 2 No. 1. 2014
Dwimulyani, Susi. “Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak
Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris.” Simposium Nasional
Akuntansi 13. Purwokerto. 2010.
Faturrahmi, Afina. Sukarmanto, Edi. “Pengaruh Growth Opportunities dan
Financial Distress pada Perusahaan Textile dan Garment yang
81
Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”. Prosiding
Akuntansi. Bandung. 2014.
Fitri, Rahma Yulia. “Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Hubungan Kesulitan
Keuangan Dan Konflik Kepentingan Dengan Konservatisme
Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Negeri Padang,
2015.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21.” Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jakarta. 2013.
Harahap, sherly noviana. “ Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant,
Dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi.”
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi – vol. 1, no. 2. 2012.
Harahap, sofyan. “Teori Akuntansi Laporan Keuangan.” Bumi Aksara,
Jakarta.2002.
Hati, Lia Alfiah Dinanar. “Telaah Literatur Tentang Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi
&Pendidikan, Volume 8 Nomor 2. 2011.
Hasnawati Dan Astuti, Christina Dwi. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi Konservatif”. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik. Universitas
Trisakti. 2007
Hendrianto. “Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Dan Konservatisme
Akuntansi Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol.
1, No. 3.2012.
Hery. “Teori Akuntansi.”Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2009.
Hu, Jinshuai. Li, Annie Yuansha. Zhang, Frank (Feida). “Does Accounting
Conservatism Improve The Corporate Information Environment?”
Murdoch Research Repository, 2013.
Jensen, M.C. “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and
Takeovers.” American Economic Review, Vol 76, No.2, pp. 323-329.
1986.
Juanda, Ahmad.”Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko
Litigasi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia.” Naskah Publikasi
Penelitian Dasar Keilmuan. 2007.
Mareta, Ayu Riyani. “Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)”. 2012.
82
Nasir, Azwir Ilham, Elfi dan Yusniati. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, Dan Political Cost Terhadap
Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi Volume 22 . 2014.
Noviantari, Ni Wayan dan Dwi Ratnadi, Ni Made. “ Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme
Akuntansi.” Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3: 646-660.
2015.
Novikasari, Tri. Ritonga, Kirmizi. Sofyan, Azhari. “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Dalam Akuntansi
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011).” Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
2012.
Oktomegah, Calvin. “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi – Vol 1, No. 1 .2012.
Pramudita, Nathania. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Dan Tingkat
Hutang Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1,
No. 2. 2012.
Raharja, Natalia dan Sandra, Amelia. “ Pengaruh Insentif Pajak Dan
Faktornonpajak Terhadap Konservatisme Akuntansiperusahaan
Manufaktur Terdaftar Di Bei.” Prosiding Simposium Nasional
Perpajakan 4. 2013.
Ramadhoni, Yogie.“ Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan,
Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt Convenant
Terhadap Konservatisme Akuntansi ( studi empiris pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI ).” Faculty Economic of Riau
University. 2014.
Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi.” Accounting
Analysis Journal 4 (3). 2015.
Sari, Dewi Nadia. Yusralaini. Al-Azhar. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan
Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi.”Faculty of Economics, Riau University.
2014.
Sawir, Agnes. “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi
Perusahaan”Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004.
83
Sukmana, Yoga. “Bos Toshiba Dilaporkan Terlibat Skandal Penyimpangan
Akuntansi.” Artikel diakses pada 18 Maret 2015 dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos.
Toshiba.Dilaporkan.Terlibat.Skandal.Penyimpangan.Akuntansi
Supriyanto. “ Metodologi Riset Bisnis.” Indeks. Jakarta. 2009.
Suryandari, Erni dan Priyanto, Rangga Eka. “Pengaruh Risiko Litigasi Dan
Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara
Konflik Kepentingan Dan Konservatisme Akuntansi.” Jurnal
Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 2, halaman: 161-174. 2012.
Suyud Margono SH. ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek
Hukum.Ghalia Indonesia : Jakarta. 2004.
Verawaty. Merina, Citra Indah. Yani, Fitri. “Insentif Pemerintah (Tax
Incentives) Dan Faktor Non Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi
Perusahaan Perbankan Di Indonesia.” Proceeding Sriwijaya
Economic And Busimess Conference. 2015.
Wulandari, Indah. Andreas. Ilham, Elfi. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Debt Covenant Dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi “ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Riau. 2014.
Wulansari, Cahya Agustin dan Riduwan, Akhmad. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Kontrak Hutang Dan Kesempatan Tumbuh Pada
Konservatisme Akuntansi” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No.
8. 2014.
85
Lampiran 1
Perusahaan Properti dan Real Estate yang Menjadi Sampel
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 PT Agung Podomoro Land Tbk APLN
2 PT Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA
3 PT Bukit Darmo Property Tbk BKDP
4 PT Sentul City Tbk BKSL
5 PT Ciputra Development Tbk CTRA
6 PT Ciputra Property Tbk CTRP
7 PT Ciputra Surya Tbk CTRS
8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART
9 PT Intiland Development Tbk DILD
10 PT Duta Pertiwi Tbk DUTI
11 PT Megapolitan Developments Tbk EMDE
12 PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk GMTD
13 PT Greenwood Sejahtera Tbk GWSA
14 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
15 PT Lamicitra Nusantara Tbk LAMI
16 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR
17 PT Modernland Realty Tbk MDLN
18 PT Metro Realty Tbk MTSM
19 PT Indonesia Prima Property Tbk OMRE
20 PT Pudjiadi Prestige Tbk PUDP
21 PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS
22 PT Roda Vivatex Tbk RDTX
23 PT Danayasa Arthatama Tbk SCBD
24 PT Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
86
Lampiran 2
Hasil Olah Data
No Perusahaan Jumlah saham
beredar (lembar)
Closing
Price total ekuitas Tahun
1 APLN 20,500,000,000 350 5,031,268,353,000
2
0
1
1
2 BAPA 650,000,020 148 80,805,864,436
3 BKDB 7,315,022,252 115 708,185,721,601
4 BKSL 31,396,905,010 265 4,594,536,235,454
5 CTRA 15,165,815,994 540 7,647,434,188,814
6 CTRP 6,150,000,000 490 3,606,965,168,035
7 CTRS 1,978,864,834 870 1,948,943,161,719
8 DART 3,141,390,962 435 2,243,436,383,000
9 DILD 10,365,853,610 255 3,799,002,091,322
10 DUTI 1,850,000,000 1800 3,563,983,400,083
11 EMDE 3,350,000,000 160 543,828,079,624
12 GMTD 101,538,000 660 173,440,833,868
13 GWSA 7,800,760,000 199 1,216,092,111,385
14 KIJA 19,816,894,728 190 3,501,702,416,961
15 LAMI 1,148,418,000 225 283,713,560,000
16 LPKR 23,077,689,619 660 9,409,018,194,454
17 MDLN 3,056,845,688 240 1,188,362,057,752
18 MTSM 232,848,000 640 84,177,724,145
19 OM-RE 1,745,000,000 265 502,289,025,664
20 PUDP 280,000,000 465 240,703,509,558
21 RBMS 326,722,500 88 125,473,419,860
22 RDTX 268,800,000 2700 828,375,992,995
23 SCBD 3,322,092,000 500 2,605,384,018,000
24 SMDM 4,006,783,831 130 2,056,053,968,000
25 APLN 20,500,900,000 370 6,348,903,770,000
2
0
1
2
26 BAPA 661,784,520 139 87,474,125,711
27 BKDB 7,315,022,252 88 649,789,548,122
28 BKSL 31,396,905,010 189 4,816,407,946,397
29 CTRA 15,165,815,994 800 8,480,744,962,252
30 CTRP 6,150,000,000 660 3,988,710,375,646
31 CTRS 1,978,864,834 2250 2,214,585,096,833
32 DART 3,141,390,962 760 2,837,716,716,000
33 DILD 10,365,854,185 335 3,950,935,407,032
87
34 DUTI 1,850,000,000 3050 5,155,715,817,772
2
0
1
2
35 EMDE 3,350,000,000 140 523,938,703,303
36 GMTD 101,538,000 660 233,955,480,761
37 GWSA 7,800,760,000 220 1,650,407,037,159
38 KIJA 19,816,894,728 200 3,975,401,188,796
39 LAMI 1,148,418,000 215 310,026,236,000
40 LPKR 23,077,689,619 1000 11,470,106,390,475
41 MDLN 6,266,533,661 610 2,226,013,893,089
42 MTSM 232,848,000 700 85,347,491,559
43 OM-RE 1,745,000,000 335 542,202,166,569
44 PUDP 308,000,000 500 254,430,262,440
45 RBMS 326,722,500 143 141,874,212,164
46 RDTX 268,800,000 3500 953,177,848,359
47 SCBD 3,322,092,000 830 2,656,550,312,000
48 SMDM 4,006,783,831 191 2,114,370,908,000
49 APLN 20,500,900,000 215 7,182,781,935,000
2
0
1
3
50 BAPA 661,784,520 66 92,499,271,673
51 BKDB 7,315,022,252 80 594,504,980,135
52 BKSL 31,396,905,010 157 6,920,183,660,800
53 CTRA 15,165,815,994 790 9,876,702,758,752
54 CTRP 6,150,000,000 620 4,567,953,149,734
55 CTRS 1,978,864,834 2150 2,489,398,496,077
56 DART 3,141,390,962 445 2,929,064,347,000
57 DILD 10,365,854,185 315 4,101,241,924,411
58 DUTI 1,850,000,000 4475 6,055,601,896,076
59 EMDE 3,350,000,000 140 556,704,794,211
60 GMTD 101,538,000 8300 404,538,937,942
61 GWSA 7,800,760,000 159 4,425,994,755,095
62 KIJA 20,121,371,043 193 4,173,041,659,957
63 LAMI 1,148,418,000 177 359,214,429,000
64 LPKR 23,077,689,619 910 14,168,467,315,612
65 MDLN 12,533,067,322 390 4,671,317,826,393
66 MTSM 232,848,000 690 82,572,023,006
67 OM-RE 1,745,000,000 340 528,843,134,687
68 PUDP 329,560,000 480 275,311,683,837
69 RBMS 326,722,500 91 127,653,041,454
70 RDTX 268,800,000 4900 1,146,363,607,056
71 SCBD 3,322,092,000 2700 4,294,765,808,000
72 SMDM 4,772,138,237 102 2,144,185,346,000
88
73 APLN 20,500,900,000 335 8,429,580,500,000
2
0
1
4
74 BAPA 661,784,520 52 99,545,777,469
75 BKDB 7,315,022,252 98 600,399,023,280
76 BKSL 31,396,905,010 104 6,248,897,279,061
77 CTRA 15,165,815,994 1250 11,652,437,463,671
78 CTRP 6,150,000,000 845 4,880,744,144,010
79 CTRS 1,978,864,834 2150 3,011,501,572,387
80 DART 3,141,390,962 680 3,249,395,143,000
81 DILD 10,365,854,185 650 4,468,519,771,160
82 DUTI 1,850,000,000 4880 6,250,932,394,395
83 EMDE 3,350,000,000 137 602,015,837,483
84 GMTD 101,538,000 6100 667,097,687,481
85 GWSA 7,800,760,000 174 5,000,372,940,083
86 KIJA 20,235,279,075 295 4,644,701,848,803
87 LAMI 1,148,418,000 278 397,629,845,000
88 LPKR 23,077,689,619 1020 17,620,829,858,097
89 MDLN 12,533,067,322 520 5,322,781,616,184
90 MTSM 232,848,000 690 81,253,237,458
91 OM-RE 1,745,000,000 340 630,717,470,771
92 PUDP 329,560,000 441 286,170,083,542
93 RBMS 326,722,500 88 133,600,086,681
94 RDTX 268,800,000 5250 1,351,689,816,042
95 SCBD 3,322,092,000 2000 3,944,295,570,000
96 SMDM 4,772,138,237 124 2,207,634,955,000
97 APLN 20,500,900,000 334 9,072,668,928,000
2
0
1
5
98 BAPA 661,784,520 50 100,931,150,917
99 BKDB 7,315,022,252 90 572,757,541,540
100 BKSL 34,536,595,510 58 6,549,719,346,013
101 CTRA 15,330,659,837 1460 13,050,221,279,908
102 CTRP 6,256,250,888 410 5,236,168,980,232
103 CTRS 2,004,563,747 2240 3,652,533,087,791
104 DART 3,141,390,962 420 3,428,403,826,000
105 DILD 10,365,854,185 489 4,770,828,683,560
106 DUTI 1,850,000,000 6400 6,831,058,072,602
107 EMDE 3,350,000,000 144 659,934,116,417
108 GMTD 101,538,000 7500 554,257,293,224
109 GWSA 7,800,760,000 123 6,268,945,784,180
110 KIJA 20,662,178,685 247 4,977,754,270,587
111 LAMI 1,148,418,000 280 551,539,105,000
89
112 LPKR 23,077,689,619 1035 18,916,764,558,342
2
0
1
5
113 MDLN 12,533,067,322 467 6,057,456,838,674
114 MTSM 232,848,000 172 77,085,141,681
115 OM-RE 1,745,000,000 300 649,976,385,582
116 PUDP 329,560,000 420 310,154,783,362
117 RBMS 326,722,500 63 168,217,928,838
118 RDTX 268,800,000 6000 1,589,564,948,731
119 SCBD 3,322,092,000 1695 3,779,254,627,000
120 SMDM 4,772,138,237 95 2,452,132,459,000
No Nama
Perusahaan Net Income Depresiasi OCF Total Assets Tahun
1 APLN 684,908,751,000 232,950,132,000 (307,963,671,000) 10,838,820,997,000
2
0
1
1
2 BAPA 5,901,252,085 2,370,201,969 4,023,916,224 148,084,624,723
3 BKDP (20,783,965,972) 3,422,843,540 (6,724,186,233) 976,488,666,616
4 BKSL 136,450,036,260 53,249,015,215 (466,727,420,163) 5,290,382,916,872
5 CTRA 494,011,087,830 635,772,044,670 879,732,636,628 11,524,866,822,316
6 CTRP 168,558,779,854 417,774,004,958 286,041,381,217 4,314,646,971,261
7 CTRS 199,327,063,606 174,775,573,756 269,366,414,497 3,529,028,283,751
8 DART 63,812,322,000 392,073,742,000 (32,575,733,000) 4,103,893,859,000
9 DILD 147,404,782,398 302,048,209,495 (226,548,671,029) 5,691,909,741,708
10 DUTI 422,405,402,492 519,570,327,186 373,667,202,615 5,188,186,444,790
11 EMDE 2,519,903,628 34,607,666,556 (64,508,494,192) 920,627,561,553
12 GMTD 49,084,685,373 7,276,911,326 87,320,230,591 487,193,845,496
13 GWSA 207,723,005,928 3,006,747,609 (3,144,989,679) 1,736,519,690,851
14 KIJA 326,131,166,919 272,679,902,449 461,715,269,277 5,597,356,750,923
15 LAMI 64,405,983,000 133,821,834,000 49,935,271,000 591,979,523,000
16 LPKR 814,094,348,926 1,050,290,632,241 374,527,460,106 18,259,171,414,884
17 MDLN 74,117,343,194 101,224,789,458 166,521,649,996 2,526,029,716,477
18 MTSM 4,750,061,932 30,986,888,983 6,865,204,297 106,382,062,707
19 OM-RE 90,842,360,964 267,203,948,904 37,658,483,199 738,221,345,249
20 PUDP 21,020,795,835 77,382,903,776 46,311,045,494 340,747,940,166
21 RBMS (13,960,438,485) 1,423,557,965 659,580,414 135,937,211,458
22 RDTX 113,960,451,414 310,249,885,254 153,084,070,257 1,082,292,152,075
23 SCBD 72,759,761,000 630,052,847,000 225,302,511,000 3,478,445,408,000
24 SMDM 34,653,169,000 56,745,702,000 6,767,446,000 2,454,961,990,000
25 APLN 841,290,753,000 494,803,606,000 1,212,098,318,000 15,195,642,352,000
26 BAPA 4,488,128,775 2,659,432,579 3,036,496,328 159,093,151,873
27 BKDP (58,396,173,479) 23,432,219,284 (33,889,529,354) 899,948,360,908
90
28 BKSL 220,926,021,026 61,876,730,641 437,469,854,535 6,154,231,305,371
2
0
1
2
29 CTRA 849,382,875,816 731,615,134,472 1,728,003,003,225 15,023,391,727,244
30 CTRP 319,151,767,553 446,366,400,418 476,534,148,682 5,933,874,601,626
31 CTRS 273,913,555,964 214,996,582,622 632,112,158,786 4,428,210,643,555
32 DART 180,828,252,000 480,710,761,000 90,161,315,000 4,293,161,447,000
33 DILD 200,435,726,378 330,362,472,524 176,531,408,127 6,091,751,240,542
34 DUTI 613,327,842,111 578,902,469,577 613,665,489,784 6,592,254,980,112
35 EMDE 4,172,791,951 39,923,974,837 (9,972,867,682) 886,378,756,878
36 GMTD 64,373,090,893 7,783,015,784 255,948,620,894 900,597,066,316
37 GWSA 434,314,925,774 3,373,500,666 185,431,176,524 2,074,853,325,402
38 KIJA 380,022,434,090 329,888,415,304 654,678,104,035 7,077,817,870,077
39 LAMI 39,253,958,000 155,678,656,000 21,483,746,000 598,919,130,000
40 LPKR 1,322,847,018,938 1,234,622,787,875 1,288,793,481,006 24,869,295,733,093
41 MDLN 260,474,880,599 120,204,448,719 (62,755,283,599) 4,591,920,046,013
42 MTSM 7,765,578,849 24,861,493,770 8,834,141,092 106,107,435,423
43 OM-RE 39,913,140,905 285,107,234,464 32,890,341,810 774,036,052,884
44 PUDP 21,137,976,004 83,934,652,739 11,529,139,195 361,178,839,947
45 RBMS 1,922,865,325 1,648,932,117 2,243,225,151 152,811,855,863
46 RDTX 124,817,978,364 342,199,879,427 194,790,637,508 1,207,905,280,350
47 SCBD 69,466,498,000 762,894,747,000 262,729,854,000 3,558,903,785,000
48 SMDM 46,319,686,000 66,643,396,000 (37,035,068,000) 2,637,664,776,000
49 APLN 930,240,497,000 725,299,725,000 1,489,047,912,000 19,679,415,197,000
2
0
1
3
50 BAPA 5,025,737,151 2,987,760,891 (7,971,607,459) 175,635,233,972
51 BKDP (59,138,577,166) 44,046,722,626 (18,524,660,423) 845,487,178,844
52 BKSL 605,095,613,999 87,073,457,580 (2,457,384,696) 10,654,200,606,913
53 CTRA 1,413,388,450,323 877,272,682,321 3,035,664,222,284 20,245,534,912,143
54 CTRP 442,124,140,880 510,901,826,147 510,404,743,107 7,654,148,452,927
55 CTRS 412,809,066,465 252,275,226,204 605,248,008,607 5,770,615,672,410
56 DART 180,800,291,000 490,224,858,000 (85,544,196,000) 4,768,449,638,000
57 DILD 329,608,541,861 347,016,184,922 245,691,834,305 7,536,320,166,520
58 DUTI 756,858,436,790 666,869,640,929 257,459,202,436 7,473,827,304,875
59 EMDE 34,002,476,382 45,175,538,652 75,194,293,493 938,536,950,089
60 GMTD 91,845,276,661 8,352,195,853 (462,940,933,984) 1,307,819,055,774
61 GWSA 144,360,310,456 5,868,665,248 (63,376,730,735) 4,688,677,189,263
62 KIJA 104,477,632,614 428,688,541,054 945,214,157,370 8,257,711,872,648
63 LAMI 54,340,019,000 163,992,685,000 42,155,041,000 611,947,289,000
64 LPKR 1,592,491,214,696 1,558,803,330,051 (2,078,824,228,757) 31,308,357,763,829
65 MDLN 2,451,686,470,278 166,160,542,925 (306,894,356,330) 9,560,059,574,401
66 MTSM (2,076,924,553) 25,137,157,121 6,860,003,510 98,129,812,821
91
67 OM-RE (23,884,469,677) 304,458,681,327 26,635,639,931 821,401,386,000 2
0
1
3
68 PUDP 26,378,888,591 85,870,054,710 20,513,612,090 366,527,525,516
69 RBMS (13,984,028,601) 1,877,622,067 26,784,809,641 159,066,714,039
70 RDTX 198,229,841,964 378,350,004,166 298,506,657,446 1,549,781,893,503
71 SCBD 1,754,524,211,000 893,394,352,000 1,406,940,821,000 5,551,173,684,000
72 SMDM 26,471,209,000 76,514,395,000 106,418,064,000 2,950,314,446,000
73 APLN 980,472,959,000 1,057,977,957,000 621,187,784,000 23,685,737,844,000
2
0
1
4
74 BAPA 7,046,505,796 3,448,522,559 (7,138,086,935) 176,171,620,663
75 BKDP 5,894,043,145 64,086,671,271 22,728,101,065 829,193,049,942
76 BKSL 40,479,371,011 92,180,830,897 (16,577,182,360) 9,986,973,579,779
77 CTRA 1,794,593,760,029 1,076,339,832,910 1,984,333,277,302 23,538,715,238,878
78 CTRP 399,035,071,266 610,295,439,212 547,958,158,582 8,861,336,553,234
79 CTRS 584,398,807,464 357,216,610,952 37,221,013,448 6,121,813,757,452
80 DART 408,025,799,000 212,786,139,000 401,634,080,000 5,114,273,658,000
81 DILD 425,545,676,685 375,195,063,759 (740,690,472,062) 9,007,692,918,375
82 DUTI 698,952,189,429 733,967,349,411 387,253,000,465 8,130,786,587,766
83 EMDE 45,095,563,191 54,029,515,807 83,983,094,030 1,179,018,690,672
84 GMTD 120,014,164,180 9,292,827,200 40,065,235,627 1,524,241,388,731
85 GWSA 570,261,644,825 14,212,119,091 (266,959,239,883) 5,340,991,746,366
86 KIJA 398,826,621,307 547,632,104,789 290,997,155,681 8,508,937,032,120
87 LAMI 38,386,668,000 173,624,265,000 31,392,034,000 631,282,689,000
88 LPKR 3,139,951,258,489 1,968,245,652,079 786,471,154,227 37,856,376,874,602
89 MDLN 706,295,408,232 206,061,102,492 148,208,572,669 10,359,146,927,433
90 MTSM (1,131,879,462) 26,341,638,252 (5,099,018,778) 92,388,797,394
91 OM-RE 107,732,955,706 323,266,669,403 (9,247,502,069) 814,450,866,669
92 PUDP 14,813,119,705 93,247,153,607 (10,200,182,259) 402,028,832,604
93 RBMS 3,006,840,129 2,130,031,577 (7,302,403,756) 155,996,774,016
94 RDTX 232,649,992,213 285,669,039,751 292,953,010,128 1,643,386,438,778
95 SCBD 131,764,378,000 1,075,918,811,000 54,727,230,000 5,570,748,962,000
96 SMDM 44,039,549,000 89,614,092,000 (148,050,262,000) 3,156,290,546,000
97 APLN 1,118,073,171,000 1,415,560,181,000 474,735,310,000 24,559,174,988,000
2
0
1
5
98 BAPA 1,385,373,448 3,802,585,439 (4,297,033,029) 175,743,601,667
99 BKDP (27,641,481,740) 83,961,302,395 7,541,984,756 791,161,825,436
100 BKSL 61,673,665,333 104,636,093,877 (114,457,885,392) 11,145,896,809,593
101 CTRA 1,740,300,162,426 1,299,829,296,766 1,452,270,017,886 26,258,718,560,250
102 CTRP 349,721,640,896 730,370,624,000 628,681,237,407 9,824,081,455,343
103 CTRS 660,112,214,917 424,728,688,278 84,859,699,651 6,980,936,478,570
104 DART 177,765,808,000 254,461,468,000 6,717,789,000 5,739,863,241,000
105 DILD 419,924,904,250 406,825,900,452 (1,057,949,545,935) 10,288,572,076,882
92
106 DUTI 670,949,496,747 812,942,190,867 529,593,180,350 9,014,911,216,451
2
0
1
5
107 EMDE 61,268,278,934 70,516,561,667 101,122,686,777 1,196,040,969,781
108 GMTD 118,494,551,000 10,270,236,276 (72,582,406,308) 1,273,990,253,786
109 GWSA 1,263,864,476,009 18,255,176,245 (90,584,303,847) 6,805,277,762,308
110 KIJA 331,442,663,161 681,816,024,023 338,790,021,204 9,740,694,660,705
111 LAMI 153,538,451,000 184,030,873,000 28,410,090,000 640,519,368,000
112 LPKR 1,024,120,634,260 2,466,144,908,304 (2,710,700,676,429) 41,326,558,178,049
113 MDLN 873,420,195,958 248,404,099,021 394,445,454,398 12,843,050,665,229
114 MTSM (4,678,222,844) 26,519,364,929 (3,235,217,131) 88,172,596,470
115 OM-RE (23,146,288,584) 340,226,809,341 3,045,415,535 819,722,919,219
116 PUDP 27,591,952,360 99,592,383,106 6,375,200,266 445,919,320,351
117 RBMS (3,085,638,160) 2,475,630,292 (765,220,765) 182,263,717,930
118 RDTX 258,656,574,637 321,187,292,843 287,386,681,683 1,872,158,609,529
119 SCBD 159,356,318,000 1,253,825,831,000 456,467,542,000 5,586,425,030,000
120 SMDM 75,239,795,000 110,256,064,000 (103,207,792,000) 3,154,581,181,000
No Nama
Perusahaan Total Debt Aktiva Lancar Hutang Lancar Laba ditahan Tahun
1 APLN 5,807,552,644,000 4,686,331,283,000 2,562,062,584,000 863,001,038,000
2
0
1
1
2 BAPA 67,278,760,287 116,060,097,242 38,344,055,937 24,793,493,753
3 BKDP 268,302,945,015 337,185,716,700 76,040,564,137 (44,275,426,658)
4 BKSL 695,846,681,418 1,661,358,688,755 525,096,191,338 64,506,987,570
5 CTRA 3,877,432,633,502 5,226,047,411,421 2,209,140,896,688 441,554,821,940
6 CTRP 707,681,803,226 1,017,537,662,629 370,786,697,414 593,175,033,103
7 CTRS 1,580,085,122,032 1,855,102,140,355 1,112,927,132,842 1,171,032,693,145
8 DART 1,860,457,476,000 790,158,889,000 1,184,997,487,000 3,131,162,000
9 DILD 1,892,907,650,386 2,624,163,602,034 1,716,335,344,084 80,147,742,156
10 DUTI 1,624,203,044,707 2,369,729,772,886 1,211,466,173,702 1,747,140,887,015
11 EMDE 376,799,481,929 525,847,714,236 351,708,398,912 51,786,066,888
12 GMTD 313,753,011,628 289,969,600,786 265,492,341,499 122,671,833,868
13 GWSA 520,427,579,466 1,143,003,141,517 495,702,099,978 187,336,966,902
14 KIJA 2,095,654,333,962 3,396,767,010,817 950,915,305,742 544,012,911,057
15 LAMI 308,265,963,000 416,893,421,000 270,876,326,000 98,839,291,000
16 LPKR 8,850,153,220,430 13,608,404,625,136 2,254,091,754,773 2,907,500,486,689
17 MDLN 1,337,667,658,725 826,387,818,060 994,338,065,215 (358,237,781,709)
18 MTSM 22,204,338,562 44,243,743,095 14,216,740,857 23,085,737,281
93
19 OM-RE 235,932,319,585 123,659,143,139 183,220,598,813 (279,460,974,336) 2
0
1
1
20 PUDP 100,044,430,608 139,907,888,304 82,582,503,800 145,504,081,261
21 RBMS 10,463,791,598 29,612,497,915 8,201,784,621 (1,589,625,610)
22 RDTX 253,916,159,080 87,346,180,425 203,332,477,826 684,803,911,133
23 SCBD 873,061,390,000 410,717,053,000 363,429,813,000 (296,371,315,000)
24 SMDM 398,908,022,000 225,141,731,000 258,938,740,000 20,214,076,000
25 APLN 8,846,738,582,000 6,727,059,278,000 4,298,842,662,000 1,552,096,888,000
2
0
1
2
26 BAPA 71,619,026,162 116,188,698,509 50,901,731,705 29,280,485,387
27 BKDP 250,158,812,786 276,757,558,982 111,067,373,771 (161,752,395,128)
28 BKSL 1,337,823,358,974 2,100,019,495,180 661,996,104,841 285,629,558,122
29 CTRA 6,542,646,764,992 7,024,474,059,806 4,503,801,547,050 924,494,315,447
30 CTRP 1,945,164,225,980 1,843,128,414,359 1,014,271,893,496 845,510,989,858
31 CTRS 2,213,625,546,722 2,184,737,510,532 1,732,698,641,466 1,395,841,293,114
32 DART 1,455,444,731,000 785,147,759,000 674,676,158,000 183,959,414,000
33 DILD 2,140,815,833,510 660,116,263,926 1,145,868,660,771 230,369,533,234
34 DUTI 1,436,539,162,340 3,069,880,486,201 955,400,311,782 2,275,972,597,600
35 EMDE 362,440,053,575 493,213,155,758 294,856,340,269 31,152,771,035
36 GMTD 666,641,585,555 587,923,707,791 456,583,837,506 183,186,480,761
37 GWSA 424,446,288,243 1,000,805,112,664 375,329,343,339 615,845,144,117
38 KIJA 3,102,416,681,281 4,413,349,410,393 1,209,939,549,321 924,042,862,896
39 LAMI 288,892,894,000 283,799,135,000 254,267,343,000 117,747,791,000
40 LPKR 13,399,189,342,618 19,479,450,841,694 3,479,207,471,491 3,790,222,421,118
41 MDLN 2,365,906,152,924 1,940,276,898,305 1,525,673,373,156 (93,128,319,835)
42 MTSM 20,759,943,864 76,686,576,848 12,349,590,965 24,245,353,387
43 OM-RE 231,833,886,315 115,963,959,318 171,968,274,621 (239,547,833,431)
44 PUDP 106,748,577,507 125,520,973,406 68,641,375,625 138,499,723,751
45 RBMS 10,937,643,699 65,246,423,072 8,335,367,662 333,541,839
46 RDTX 254,727,431,991 121,074,833,738 198,173,643,646 809,621,889,497
47 SCBD 902,353,473,000 592,094,739,000 304,702,915,000 (273,899,196,000)
48 SMDM 523,293,868,000 1,002,852,416,000 358,073,283,000 33,560,178,000
49 APLN 12,496,633,262,000 8,747,046,806,000 5,208,638,817,000 2,281,950,220,000
50 BAPA 83,135,962,299 128,381,213,434 52,205,931,545 34,305,367,989
51 BKDP 250,982,198,709 233,757,568,725 79,568,768,661 (161,815,888,876)
52 BKSL 3,734,016,946,113 3,016,877,997,449 1,478,804,382,974 942,552,423,865
94
53 CTRA 10,368,832,153,391 9,751,823,674,602 7,155,195,451,845 1,712,024,185,378
2
0
1
3
54 CTRP 3,086,195,303,193 1,814,937,329,192 1,336,511,632,835 1,170,954,726,689
55 CTRS 3,281,217,176,333 3,276,920,505,056 2,826,339,771,203 1,711,500,479,618
56 DART 1,839,385,291,000 1,017,064,862,000 504,748,990,000 906,445,227,000
57 DILD 3,435,078,242,109 1,306,185,456,742 1,690,848,150,870 500,506,414,598
58 DUTI 1,418,225,408,799 3,221,396,610,158 917,230,812,556 2,945,385,636,196
59 EMDE 381,832,155,878 532,850,337,052 289,122,314,813 63,596,248,866
60 GMTD 903,280,117,832 500,021,040,720 489,211,210,350 271,256,337,945
61 GWSA 262,682,434,168 974,931,494,244 182,329,631,523 3,390,750,796,440
62 KIJA 4,084,670,212,691 5,025,541,301,117 1,752,626,609,061 865,142,254,397
63 LAMI 252,732,860,000 325,973,014,000 236,169,652,000 152,240,931,000
64 LPKR 17,139,890,448,217 24,013,127,662,910 4,847,272,424,055 4,731,190,705,608
65 MDLN 4,888,741,748,008 2,036,868,531,503 2,441,922,958,749 2,354,247,129,954
66 MTSM 15,557,789,815 82,345,736,198 7,920,693,475 21,472,606,335
67 OM-RE 292,558,251,313 134,303,422,220 211,392,051,970 (245,465,502,719)
68 PUDP 91,215,841,679 112,126,699,699 57,172,169,519 151,993,297,852
69 RBMS 31,413,672,585 85,457,979,681 28,175,300,065 (13,831,354,375)
70 RDTX 403,418,286,447 80,957,578,052 336,618,162,391 1,006,956,401,194
71 SCBD 1,256,407,876,000 1,747,971,523,000 472,441,328,000 1,435,060,674,000
72 SMDM 806,129,100,000 1,140,161,782,000 595,455,345,000 71,656,916,000
73 APLN 15,256,157,344,000 10,918,551,266,000 5,958,969,206,000 3,010,736,179,000
2
0
1
4
74 BAPA 76,625,843,194 130,418,371,985 62,463,226,158 41,350,526,488
75 BKDP 228,794,026,662 234,957,595,368 157,373,171,676 (154,763,283,036)
76 BKSL 3,738,076,300,718 3,725,936,243,346 2,502,326,223,460 985,827,110,302
77 CTRA 11,886,277,775,207 11,094,506,935,012 7,775,706,220,026 2,749,881,127,538
78 CTRP 3,980,592,409,224 2,233,698,938,363 1,635,580,203,873 1,440,024,746,352
79 CTRS 3,110,312,185,065 3,254,113,989,142 2,666,270,435,765 2,115,375,130,692
80 DART 1,864,878,515,000 891,641,071,000 476,165,672,000 1,226,779,778,000
81 DILD 4,539,173,147,215 2,468,562,684,275 1,739,274,622,962 841,725,588,103
82 DUTI 1,879,854,193,371 3,538,979,509,458 1,060,164,769,086 3,522,585,926,348
83 EMDE 577,002,853,189 635,387,345,048 392,140,844,423 108,674,644,459
84 GMTD 857,143,701,250 1,065,521,125,713 510,945,337,339 387,537,794,606
85 GWSA 340,618,806,283 841,223,451,098 225,625,651,992 3,954,935,510,406
86 KIJA 3,864,235,183,317 5,152,157,377,462 1,022,071,671,563 1,235,575,653,984
95
87 LAMI 233,652,844,000 335,143,946,000 215,551,182,000 186,055,193,000
2
0
1
4
88 LPKR 20,235,547,016,505 30,041,977,259,097 5,808,885,384,846 6,958,145,679,167
89 MDLN 5,036,365,311,249 2,061,415,313,134 1,707,369,122,496 2,998,910,150,161
90 MTSM 11,135,559,937 72,933,544,204 3,841,637,532 20,155,632,953
91 OM-RE 183,733,395,898 116,788,195,548 64,175,239,986 (137,732,547,013)
92 PUDP 115,858,749,062 142,452,979,196 70,896,885,975 163,484,448,435
93 RBMS 22,396,687,335 96,621,404,531 20,726,964,087 (9,216,355,078)
94 RDTX 291,696,622,736 183,881,566,821 203,600,613,024 1,212,285,414,180
95 SCBD 1,626,453,392,000 1,152,978,800,000 533,382,204,000 1,472,278,662,000
96 SMDM 948,655,591,000 1,080,756,428,000 618,780,714,000 109,761,044,000
97 APLN 15,486,506,060,000 9,781,716,400,000 7,041,359,652,000 3,819,691,468,000
2
0
1
5
98 BAPA 74,812,450,750 128,343,404,140 61,733,471,306 42,554,269,493
99 BKDP 218,404,283,896 213,304,055,341 69,540,984,373 (182,976,498,743)
100 BKSL 4,596,177,463,580 4,191,414,243,140 3,227,924,826,605 1,040,811,831,651
101 CTRA 13,208,497,280,342 12,544,502,107,460 8,013,555,295,086 3,746,249,775,019
102 CTRP 4,587,912,475,111 2,111,538,683,133 1,674,674,760,132 1,682,439,151,198
103 CTRS 3,328,403,390,779 4,040,953,531,970 2,912,728,762,361 2,595,415,302,930
104 DART 2,311,459,415,000 491,950,977,000 740,783,157,000 1,405,792,476,000
105 DILD 5,517,743,393,322 2,925,607,417,725 3,285,725,170,548 1,141,402,372,703
106 DUTI 2,183,853,143,849 4,344,386,190,061 1,198,803,132,680 4,061,654,304,063
107 EMDE 536,106,853,364 558,329,072,808 373,768,632,656 165,185,529,891
108 GMTD 719,732,960,562 545,869,132,053 512,933,237,967 501,118,776,198
109 GWSA 536,331,978,128 809,864,098,222 230,319,789,255 5,216,349,481,642
110 KIJA 4,762,940,390,118 6,645,564,014,345 1,047,210,764,452 1,433,864,007,841
111 LAMI 88,980,263,000 342,870,724,000 66,984,869,000 283,384,805,000
112 LPKR 22,409,793,619,707 33,576,937,023,270 4,856,883,553,932 7,101,438,271,572
113 MDLN 6,785,593,826,555 3,145,580,271,086 3,150,692,483,079 3,724,177,288,778
114 MTSM 11,087,454,789 65,876,305,906 4,209,997,730 15,992,215,400
115 OM-RE 169,746,533,637 113,898,560,914 61,773,573,582 (160,878,835,597)
116 PUDP 135,764,536,989 171,710,742,629 104,615,754,902 187,123,474,585
117 RBMS 14,045,789,092 65,360,136,797 12,583,253,479 (12,236,883,494)
118 RDTX 282,593,660,798 393,063,035,229 190,680,585,085 1,449,396,288,990
119 SCBD 1,787,170,403,000 847,923,588,000 695,304,356,000 1,557,505,956,000
120 SMDM 702,448,722,000 1,009,206,130,000 485,999,275,000 170,305,442,000
96
No Nama
Perusahaan Laba sebelum Pajak Beban Bunga
Nilai Pasar Modal
Sendiri Penjualan Tahun
1 APLN 888,230,223,000 114,391,550,000 7,175,000,000,000 3,824,099,116,000
2
0
1
1
2 BAPA 7,593,239,089 4,394,566,335 96,200,002,960 30,644,388,574
3 BKDP (19,631,204,779) - 841,227,558,980 17,718,809,789
4 BKSL 156,853,638,596 1,013,824,135 8,320,179,827,650 457,832,705,353
5 CTRA 618,777,509,297 26,352,395,689 8,189,540,636,760 2,178,331,003,289
6 CTRP 203,925,822,496 - 3,013,500,000,000 439,841,775,753
7 CTRS 239,543,797,962 26,169,540,588 1,721,612,405,580 804,768,631,805
8 DART 99,574,247,000 76,945,791,000 1,366,505,068,470 418,674,256,000
9 DILD 198,562,902,312 48,300,574,331 2,643,292,670,550 939,161,250,098
10 DUTI 489,362,394,057 78,920,162,955 3,330,000,000,000 1,117,683,055,738
11 EMDE 7,499,175,119 16,423,046,701 536,000,000,000 99,585,429,829
12 GMTD 58,495,816,724 - 67,015,080,000 189,240,721,933
13 GWSA 222,687,057,514 - 1,552,351,240,000 258,090,167,331
14 KIJA 363,268,521,380 80,097,842,343 3,765,209,998,320 1,148,295,925,907
15 LAMI 64,405,983,000 1,083,960,000 258,394,050,000 159,633,209,000
16 LPKR 984,810,305,058 105,348,943,376 15,231,275,148,540 4,189,580,354,855
17 MDLN 98,215,038,211 63,082,637,818 733,642,965,120 504,637,348,122
18 MTSM 6,405,588,740 - 149,022,720,000 25,859,280,733
19 OM-RE 113,201,229,234 3,322,987,278 462,425,000,000 356,344,278,906
20 PUDP 24,694,962,775 - 130,200,000,000 88,907,302,567
21 RBMS (13,172,325,456) - 28,751,580,000 15,724,942,574
22 RDTX 133,487,034,959 - 725,760,000,000 295,908,494,634
23 SCBD 127,555,403,000 31,174,969,000 1,661,046,000,000 688,935,681,000
24 SMDM 46,329,305,000 4,479,910,000 520,881,898,030 269,786,893,000
25 APLN 1,097,546,731,000 374,318,296,000 7,585,333,000,000 4,689,429,510,000
2
0
1
2
26 BAPA 5,489,991,039 2,099,948,421 91,988,048,280 25,179,996,061
27 BKDP (56,927,685,937) 13,789,322,100 643,721,958,176 622,705,425,776
28 BKSL 248,345,307,082 15,266,367,758 5,934,015,046,890 622,705,425,776
29 CTRA 1,029,410,856,133 54,993,023,264 12,132,652,795,200 3,322,669,123,181
30 CTRP 376,043,656,054 - 4,059,000,000,000 826,474,506,998
31 CTRS 329,206,951,938 47,333,848,057 4,452,445,876,500 1,048,459,429,865
32 DART 240,034,830,000 74,551,839,000 2,387,457,131,120 845,718,621,000
33 DILD 276,240,213,661 81,792,350,715 3,472,561,151,975 1,262,035,941,211
34 DUTI 704,688,528,748 43,764,280,482 5,642,500,000,000 1,569,176,913,981
35 EMDE 11,753,049,251 11,166,374,075 469,000,000,000 109,022,049,506
36 GMTD 76,583,527,140 - 67,015,080,000 239,910,571,770
37 GWSA 474,288,895,097 64,908,481 1,716,167,200,000 713,853,560,743
38 KIJA 457,791,362,222 145,093,143,944 3,963,378,945,600 1,400,611,694,161
97
39 LAMI 47,512,052,000 - 246,909,870,000 132,245,488,000
2
0
1
2
40 LPKR 1,577,088,286,385 8,586,532,716 23,077,689,619,000 6,160,214,023,204
41 MDLN 311,607,099,170 69,432,448,134 3,822,585,533,210 1,057,768,000,026
42 MTSM 10,026,837,940 - 162,993,600,000 23,082,164,615
43 OM-RE 58,288,433,513 3,575,403,683 584,575,000,000 297,872,638,598
44 PUDP 24,251,842,918 - 154,000,000,000 93,530,502,724
45 RBMS 4,009,324,952 - 46,721,317,500 41,729,192,546
46 RDTX 148,149,282,251 1,742,926,809 940,800,000,000 329,558,250,873
47 SCBD 111,120,330,000 28,630,188,000 2,757,336,360,000 684,916,111,000
48 SMDM 57,562,764,000 10,863,450,000 765,295,711,721 267,813,147,000
49 APLN 1,177,175,519,000 469,177,462,000 4,407,693,500,000 4,901,191,373,000
2
0
1
3
50 BAPA 6,794,971,239 4,547,976,341 43,677,778,320 40,154,840,297
51 BKDP (57,792,917,649) 15,484,582,912 585,201,780,160 961,988,029,182
52 BKSL 640,129,649,223 145,033,298,445 4,929,314,086,570 961,988,029,182
53 CTRA 1,709,491,785,185 117,142,571,066 11,980,994,635,260 5,077,062,064,784
54 CTRP 53,793,531,842 67,491,860,289 3,813,000,000,000 1,447,736,761,478
55 CTRS 488,183,183,290 40,764,183,843 4,254,559,393,100 1,261,563,139,632
56 DART 241,451,997,000 111,413,903,000 1,397,918,978,090 829,383,362,000
57 DILD 403,749,214,301 82,029,491,509 3,265,244,068,275 1,510,005,415,515
58 DUTI 854,167,951,046 1,763,528,824 8,278,750,000,000 1,604,535,230,345
59 EMDE 47,551,812,583 15,440,862,613 469,000,000,000 225,134,645,500
60 GMTD 107,122,701,371 - 842,765,400,000 301,085,455,287
61 GWSA 154,311,440,690 917,944,670 1,240,320,840,000 91,916,072,166
62 KIJA 204,165,205,511 268,994,918,720 3,883,424,611,299 2,739,598,333,777
63 LAMI 62,255,431,000 726,527,000 203,269,986,000 123,722,737,000
64 LPKR 1,924,830,226,980 6,920,410,262 21,000,697,553,290 6,666,214,436,739
65 MDLN 2,548,597,657,571 129,784,915,355 4,887,896,255,580 1,843,944,981,934
66 MTSM 576,534,902 178,331,250 160,665,120,000 39,096,387,619
67 OM-RE (871,290,730) 3,999,960,215 593,300,000,000 252,660,725,868
68 PUDP 29,360,040,592 - 158,188,800,000 95,023,976,613
69 RBMS (12,956,782,026) - 29,731,747,500 20,544,931,500
70 RDTX 231,714,185,291 5,742,138,845 1,317,120,000,000 418,118,999,949
71 SCBD 1,903,572,424,000 20,304,775,000 8,969,648,400,000 2,730,844,761,000
72 SMDM 42,353,329,000 17,739,505,000 486,758,100,174 329,307,227,000
73 APLN 938,383,823,000 609,475,500,000 6,867,801,500,000 5,296,565,860,000
74 BAPA 7,114,955,023 4,794,944,724 34,412,795,040 45,807,294,711
75 BKDP 7,031,603,218 17,380,911,578 716,872,180,696 712,472,394,627
76 BKSL 39,131,685,797 106,541,110,580 3,265,278,121,040 712,472,394,627
77 CTRA 2,147,691,611,489 333,968,474,419 18,957,269,992,500 6,340,241,949,996
98
78 CTRP 508,307,396,462 213,196,896,770 5,196,750,000,000 1,662,474,689,613
2
0
1
4
79 CTRS 676,006,187,585 41,360,486,459 4,254,559,393,100 1,713,275,574,259
80 DART 495,034,985,000 74,681,144,000 2,136,145,854,160 1,287,984,466,000
81 DILD 436,255,218,284 98,745,885,026 6,737,805,220,250 1,827,944,369,891
82 DUTI 700,022,763,429 35,540,884,188 9,028,000,000,000 1,543,419,395,688
83 EMDE 45,095,563,191 13,677,239,905 458,950,000,000 311,279,776,496
84 GMTD 120,729,269,765 - 619,381,800,000 316,638,970,381
85 GWSA 577,116,640,025 5,155,212,556 1,357,332,240,000 176,000,943,214
86 KIJA 498,442,557,901 296,076,622,568 5,969,407,327,125 2,799,065,226,163
87 LAMI 39,251,761,000 1,070,280,000 319,260,204,000 130,470,990,000
88 LPKR 3,323,959,216,205 186,911,542,367 23,539,243,411,380 11,655,041,747,007
89 MDLN 714,210,615,235 312,234,703,159 6,517,195,007,440 2,839,771,320,340
90 MTSM (10,885,292) - 160,665,120,000 20,978,438,075
91 OM-RE 109,787,785,623 3,331,159,670 593,300,000,000 247,295,677,198
92 PUDP 16,478,685,771 1,398,397,913 145,335,960,000 84,604,863,931
93 RBMS 3,006,840,129 - 28,751,580,000 49,251,127,287
94 RDTX 223,052,775,806 6,835,424,112 1,411,200,000,000 431,414,723,990
95 SCBD 170,846,140,000 14,477,771,000 6,644,184,000,000 963,242,156,000
96 SMDM 44,324,648,000 21,238,228,000 591,745,141,388 416,618,692,000
97 APLN 1,138,920,945,000 680,659,937,000 6,847,300,600,000 5,971,581,977,000
2
0
1
5
98 BAPA 1,331,784,437 5,147,589,962 33,089,226,000 24,144,133,759
99 BKDP (28,227,002,713) 15,945,128,087 658,352,002,680 559,801,139,534
100 BKSL 62,046,220,824 164,701,981,701 2,003,122,539,580 559,801,139,534
101 CTRA 2,164,680,750,172 486,804,655,851 22,382,763,362,020 7,514,286,638,929
102 CTRP 496,773,166,342 305,671,059,276 2,565,062,864,080 2,459,675,821,233
103 CTRS 759,093,872,257 43,388,936,632 4,490,222,793,280 1,909,462,720,294
104 DART 240,176,803,000 69,861,795,000 1,319,384,204,040 842,706,924,000
105 DILD 419,044,195,464 89,669,419,835 5,068,902,696,465 2,200,900,470,208
106 DUTI 671,879,833,281 11,831,375,830 11,840,000,000,000 1,686,812,400,465
107 EMDE 61,268,278,934 29,700,388,312 482,400,000,000 325,313,686,454
108 GMTD 119,428,639,360 3,480,618,602 761,535,000,000 319,045,292,945
109 GWSA 1,269,114,136,974 23,526,698,951 959,493,480,000 83,739,395,532
110 KIJA 345,057,155,483 348,056,434,220 5,103,558,135,195 3,139,920,233,816
111 LAMI 154,122,174,000 952,312,000 321,557,040,000 255,927,315,000
112 LPKR 1,284,829,851,140 260,700,642,181 23,885,408,755,665 8,910,177,991,351
113 MDLN 960,109,200,223 429,899,386,036 5,852,942,439,374 2,962,460,902,526
114 MTSM (2,311,376,746) - 40,049,856,000 23,587,785,199
115 OM-RE (22,135,914,169) 2,295,769,749 523,500,000,000 262,234,886,917
116 PUDP 31,357,352,486 1,119,476,729 138,415,200,000 136,479,911,542
99
117 RBMS (3,085,638,160) - 20,583,517,500 16,970,149,091
118 RDTX 256,034,229,303 - 1,612,800,000,000 422,254,497,423
119 SCBD 202,116,656,000 47,407,269,000 5,630,945,940,000 1,014,197,322,000
120 SMDM 76,608,458,000 33,058,246,000 453,353,132,515 577,756,249,000
100
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel
Konservatisme Akuntansi
No Nama 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN -0.07011 0.056964 0.065251 0.029498 0.031443
2 BAPA 0.003328 0.007592 -0.05699 -0.06094 -0.0107
3 BKDP 0.017904 0.053268 0.100132 0.09759 0.150595
4 BKSL -0.10395 0.045241 -0.04885 0.003517 -0.00641
5 CTRA 0.088634 0.107182 0.123462 0.053787 0.038532
6 CTRP 0.124056 0.101746 0.075669 0.085678 0.10274
7 CTRS 0.069372 0.129442 0.077065 -0.03103 -0.02156
8 DART 0.07205 0.090852 0.04695 0.040357 0.014532
9 DILD -0.01263 0.050307 0.034911 -0.08782 -0.1041
10 DUTI 0.090751 0.087867 0.022408 0.051934 0.074497
11 EMDE -0.03522 0.029083 0.092023 0.078809 0.09228
12 GMTD 0.093418 0.221363 -0.41782 -0.04635 -0.14192
13 GWSA -0.1197 -0.11833 -0.04305 -0.15409 -0.19635
14 KIJA 0.072939 0.085414 0.153726 0.051687 0.070751
15 LAMI 0.201614 0.230262 0.248073 0.263954 0.091961
16 LPKR 0.033448 0.048275 -0.06747 -0.01018 -0.0307
17 MDLN 0.076654 -0.04421 -0.27117 -0.03398 -0.01795
18 MTSM 0.311162 0.244375 0.347235 0.242178 0.317132
19 OM-RE 0.289913 0.359265 0.432162 0.253283 0.447003
20 PUDP 0.301317 0.205787 0.218278 0.169724 0.175762
21 RBMS 0.118022 0.012887 0.268104 -0.05243 0.026314
22 RDTX 0.322809 0.341229 0.308835 0.210524 0.186906
23 SCBD 0.224984 0.268666 0.098324 0.179308 0.277626
24 SMDM 0.011756 -0.00634 0.053032 -0.03247 -0.02162
101
Debt Covenant
No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 0.53581 0.582189 0.63501 0.644107 0.630579
2 BAPA 0.454326 0.45017 0.473344 0.43495 0.425691
3 BKDP 0.274763 0.27797 0.296849 0.275924 0.276055
4 BKSL 0.13153 0.217383 0.350474 0.374295 0.412365
5 CTRA 0.336441 0.435497 0.512154 0.504967 0.503014
6 CTRP 0.164018 0.327807 0.403206 0.449209 0.467007
7 CTRS 0.447739 0.499892 0.568608 0.50807 0.476785
8 DART 0.45334 0.339015 0.385741 0.364642 0.402703
9 DILD 0.332561 0.351429 0.455803 0.503922 0.536298
10 DUTI 0.313058 0.217913 0.189759 0.231202 0.242249
11 EMDE 0.409285 0.4089 0.406838 0.489392 0.448235
12 GMTD 0.644 0.740222 0.690677 0.562341 0.564944
13 GWSA 0.299696 0.204567 0.056025 0.063774 0.078811
14 KIJA 0.374401 0.43833 0.494649 0.454138 0.488973
15 LAMI 0.520738 0.482357 0.412998 0.370124 0.138919
16 LPKR 0.484696 0.538784 0.547454 0.534535 0.542261
17 MDLN 0.529553 0.515232 0.511371 0.486176 0.528348
18 MTSM 0.208723 0.19565 0.158543 0.120529 0.125747
19 OM-RE 0.319596 0.299513 0.35617 0.225592 0.207078
20 PUDP 0.293602 0.295556 0.248865 0.288185 0.30446
21 RBMS 0.076975 0.071576 0.197487 0.143571 0.077063
22 RDTX 0.23461 0.210884 0.260306 0.177497 0.150945
23 SCBD 0.250992 0.253548 0.226332 0.291963 0.319913
24 SMDM 0.162491 0.198393 0.273235 0.30056 0.222676
102
Financial Distress
No Nama
Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 1.366371 1.170136 0.883753 0.873080 0.870301
2 BAPA 1.576689 1.295756 1.125895 1.133539 0.914269
3 BKDP 1.425845 1.602157 1.927984 2.173963 1.858354
4 BKSL 5.365310 2.303856 1.051969 0.654850 0.437451
5 CTRA 1.469781 1.396259 1.179486 1.466277 1.555600
6 CTRP 2.260980 1.433160 0.931302 1.174570 0.915412
7 CTRS 1.350991 1.685450 1.354760 1.579430 1.627526
8 DART 0.475609 1.167963 0.960740 1.339963 0.730446
9 DILD 1.012203 1.045494 0.819125 1.147695 0.821817
10 DUTI 1.861720 2.762411 3.576638 3.073119 3.331256
11 EMDE 0.969409 0.936794 1.207406 0.978435 1.113305
12 GMTD 1.099701 0.849136 1.057718 1.233131 1.345773
13 GWSA 2.158196 3.219420 2.839302 2.755102 2.064121
14 KIJA 1.601073 1.433793 1.281353 1.738233 1.529594
15 LAMI 1.283169 1.027681 1.175287 1.364063 3.352353
16 LPKR 1.718055 1.759072 1.485723 1.698635 1.422852
17 MDLN 0.460327 1.213866 1.661093 1.394641 1.174074
18 MTSM 3.634656 4.436553 5.487991 7.007037 2.357731
19 OM-RE 1.416871 1.377418 0.850159 1.993876 1.418712
20 PUDP 1.514471 1.510685 1.694731 1.347090 1.423253
21 RBMS 1.071447 2.417001 0.457888 1.212935 0.806565
22 RDTX 2.315631 2.731009 2.548612 3.344746 3.780242
23 SCBD 1.076096 1.590186 4.949896 2.295256 1.899014
24 SMDM 0.719505 0.982213 0.581233 0.592655 0.726504
103
Risiko Litigasi
No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 1.1542920 1.3934277 1.7398041 1.8098359 1.7069405
2 BAPA 0.8325975 0.8187453 0.8987742 0.7697548 0.7412226
3 BKDP 0.3788596 0.3849844 0.4221701 0.3810700 0.3813207
4 BKSL 0.1514509 0.2777637 0.5395835 0.5981978 0.7017366
5 CTRA 0.5070240 0.7714708 1.0498273 1.0200679 1.0121282
6 CTRP 0.1961987 0.4876675 0.6756189 0.8155708 0.8761964
7 CTRS 0.8107395 0.9995667 1.3180763 1.0328111 0.9112589
8 DART 0.8292892 0.5128929 0.6279771 0.5739156 0.6742086
9 DILD 0.4982644 0.5418504 0.8375703 1.0158114 1.1565587
10 DUTI 0.4557269 0.2786304 0.2342006 0.3007318 0.3196947
11 EMDE 0.6928651 0.6917604 0.6858791 0.9584513 0.8123642
12 GMTD 1.8089916 2.8494378 2.2328632 1.2848848 1.2985539
13 GWSA 0.4279508 0.2571767 0.0593499 0.0681187 0.0855538
14 KIJA 0.5984673 0.7804034 0.9788233 0.8319663 0.9568452
15 LAMI 1.0865394 0.9318337 0.7035710 0.5876140 0.1613308
16 LPKR 0.9406033 1.1681835 1.2097209 1.1483879 1.1846526
17 MDLN 1.1256398 1.0628443 1.0465445 0.9461905 1.1202051
18 MTSM 0.2637793 0.2432402 0.1884148 0.1370476 0.1438339
19 OM-RE 0.4697143 0.4275783 0.5532042 0.2913086 0.2611580
20 PUDP 0.4156335 0.4195593 0.3313185 0.4048598 0.4377316
21 RBMS 0.0833945 0.0770940 0.2460864 0.1676398 0.0834976
22 RDTX 0.3065228 0.2672402 0.3519113 0.2158015 0.1777805
23 SCBD 0.3350989 0.3396711 0.2925440 0.4123559 0.4728897
24 SMDM 0.1940163 0.2474939 0.3759605 0.4297158 0.2864644
104
Growth Opportunities
No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015
1 APLN 1.426082 1.194747 0.613647 0.814726 0.754717
2 BAPA 1.190508 1.051603 0.472196 0.345698 0.32784
3 BKDB 1.187863 0.990662 0.984351 1.193993 1.149443
4 BKSL 1.810886 1.232042 0.71231 0.522537 0.305833
5 CTRA 1.070887 1.430612 1.213056 1.626893 1.715125
6 CTRP 0.835467 1.017622 0.834728 1.064745 0.489874
7 CTRS 0.883357 2.01051 1.709071 1.41277 1.229345
8 DART 0.609112 0.84133 0.477258 0.657398 0.384839
9 DILD 0.695786 0.878921 0.79616 1.507838 1.062478
10 DUTI 0.934348 1.094416 1.367123 1.444265 1.73326
11 EMDE 0.985606 0.895143 0.842457 0.762355 0.730982
12 GMTD 0.386386 0.286444 2.083274 0.928472 1.373974
13 GWSA 1.276508 1.039845 0.280235 0.271446 0.153055
14 KIJA 1.075251 0.996976 0.930598 1.285208 1.025273
15 LAMI 0.910757 0.796416 0.565874 0.802908 0.583018
16 LPKR 1.618795 2.011986 1.482214 1.335876 1.262658
17 MDLN 0.617356 1.717233 1.046363 1.224396 0.966238
18 MTSM 1.770334 1.909764 1.945757 1.977338 0.519554
19 OM-RE 0.920635 1.07815 1.121883 0.940675 0.805414
20 PUDP 0.540914 0.605274 0.574581 0.507866 0.446278
21 RBMS 0.229145 0.329315 0.232911 0.215206 0.122362
22 RDTX 0.876124 0.987014 1.148955 1.044027 1.014617
23 SCBD 0.637544 1.037939 2.088507 1.684505 1.489962
24 SMDM 0.253341 0.36195 0.227013 0.268045 0.184881
105
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Konservatisme 120 -.41782 .44700 .0791690 .13977662
Debt Covenant 120 .05602 .74022 .3607367 .15497240
Financial Distress 120 .43745 7.00704 1.6890872 1.08093256
Risiko Litigasi 120 .05935 2.84944 .6713351 .47239440
Growth Opportunities 120 .12236 2.08851 .9663303 .48844131
Valid N (listwise) 120
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas: Histogram
106
Uji Normalitas : P-Plot
Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 120
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .13387107
Most Extreme Differences Absolute .072
Positive .058
Negative -.072
Test Statistic .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .197c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
107
3. Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Debt Covenant .427 2.340
Financial Distress .327 3.062
Risiko Litigasi .969 1.032
Growth Opportunities .424 2.359
a. Dependent Variable: Konservatisme
4. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi: Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00590
Cases < Test Value 60
Cases >= Test Value 60
Total Cases 120
Number of Runs 65
Z .733
Asymp. Sig. (2-tailed) .463
a. Median
108
5. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .125 .037 3.397 .001
Debt Covenant -.085 .078 -.151 -1.086 .280
Financial Distress .008 .013 .095 .598 .551
RLX .006 .021 .024 .262 .794
Growth Opportunities -.010 .025 -.056 -.398 .692
a. Dependent Variable: Absur
109
6. Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .288a .083 .051 .13617937
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,
Financial Distress
b. Dependent Variable: Konservatisme
7. Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .159 .058 2.743 .007
Debt Covenant -.247 .123 -.274 -2.003 .048
Financial Distress .004 .020 .030 .192 .848
Risiko Litigasi -.013 .034 -.034 -.377 .707
Growth Opportunities .011 .039 .040 .292 .771
a. Dependent Variable: Konservatisme
Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .192 4 .048 2.592 .040b
Residual 2.133 115 .019
Total 2.325 119
a. Dependent Variable: Konservatisme
b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant,
Financial Distress
Recommended