Upload
trancong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIALDISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEITahun 2011-2015)
(Skripsi)
Oleh
FEBRI ROMADON
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2016
ABSTRACT
THE EFFECT OF EFFECTIVENESS OF AUDIT COMMITTEE ONFINANCIAL DISTRESS
(Empirical Study on Mining Companies Listed in Indonesia Stock Exchangeof Year 2011-2015)
By
FEBRI ROMADON
This study aimed to examine the effect of effectiveness of audit committeeon financial distress. The independent variables in this study is the size of auditcommittee are measured based on the number of audit committee members, andthe independence of the audit committee that assessed the number of membersminus the non-independent members divided by the number of audit committeemembers. The dependent variable in this study is the financial distress that isreflected by the value of z-score. Samples were selected in this study amounted to97 financial report mining sector listed in Indonesia Stock Exchange in the year2011 to 2015 observations. This research adopts multiple linear regression methodusing SPSS as an analytical tool.
The results show that size of audit committee negatively affect onfinancial distress and independence of audit committee negatively affect onfinancial distress.
Key Words: size of audit committee, independence of audit committee,financial distress.
ABSTRAK
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIALDISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEITahun 2011-2015)
Oleh
FEBRI ROMADON
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas komite auditterhadap financial distress. Variabel independen dalam penelitian ini adalahukuran komite audit yang diukur berdasarkan pada jumlah anggota komite audit,dan independensi komite audit yang dinilai dengan jumlah anggota dikuranganggota non independen dibagi dengan jumlah anggota komite audit. Variabeldependen dalam penelitian ini adalah financial distress yang dicerminkan dengannilai z-score. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah 97 laporankeuangan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun pengamatan2011-2015. Data yang ada dianalisis menggunakan Statistical Package for SocialScience (SPSS) dengan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran komite auditberpengaruh negatif terhadap financial distress dan independensi komite auditberpengaruh negatif terhadap financial distress.
Kata Kunci: ukuran komite audit, independensi komite audit, financial distress.
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL
DISTRESS
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2015)
Oleh
FEBRI ROMADON
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 25 Februari 1995, sebagai anak
kelima dari Bapak Damsir Ali (Alm) dan Ibu Nurmawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan kanak-kanak di TK Citra Melati tahun 2000,
kemudian dilanjutkan dengan pendidikan dasar di SD Negeri 5 Gedong Air dan lulus
pada tahun 2006. Selanjutnya, penulis menempuh pendidikan menengah pertama di
MTs Al-Fatah, Natar, Lampung Selatan yang diselesaikan pada tahun 2009,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 10
Bandarlampung dan lulus pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur UML (Ujian Masuk Lokal).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa organisasi-organisasi,
diantaranya :
1. Pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Himakta FEB Unila) periode
2014-2015.
2. Pernah menjadi Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung (BEM FEB Unila) periode 2015-2016.
3. Pernah menjadi Kepala Departemen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan
Kepemudaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandarlampung
Komisariat Ekonomi Unila periode 2015-2016.
4. Dan masih menjabat menjadi Kepala Departemen Perguruan Tinggi dan
Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandarlampung
periode 2016-2017.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang selalu mencintaiku,
mengasihiku, dan melindungiku.....
1. Pertama-tama aku persembahkan kepada keluarga tercinta, Kedua Orang
Tuaku yang selalu mendukung secara Moril maupun Materil. Ibunda
tercinta yang selalu memberikan tenaga dan motivasi terbaiknya, Ayah
tersayang yang telah mendahului kami sekeluarga dan selalu memberikan
pembelajaran terbaik kepada anak-anaknya semasa di dunia. Pengorbanan
kalian tidak akan bisa aku balas walau segenap jiwa dan ragaku dan akan
aku kenang sampai akhir hayatku.
2. Kedua aku persembahkan kepada Saudara Kandungku tercinta, banyak
sekali dukungan yang selalu mereka berikan yang tak tak terhitung dan
selalu mendorong supaya aku menyelesaikan studiku.
3. Ketiga aku persembahkan kepada Neria Vicha Ekstiani yang selalu
memberikan bantuan, dorongan serta dukungannya pada segala persoalan.
4. Teman-teman terbaikku yang sangat luar biasa dan selalu mendukung
semuanya.
5. Almamaterku tercinta.
MOTTO
“Bertanggung jawablah dalam bersikap dan berkomitmen dalam bertindak”.
(Febri Romadon)
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Financial
Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
BEI Tahun 2011-2015)”.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, bantuan, dan kerja
sama semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaiannya. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi saran,
kritik, bimbingan, dan nasihatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Mega Metalia, S.E., M.S.Ak., Akt., selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan, bimbingan,
perhatian, kesabaran, dan kesediaan meluangkan waktu selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt., selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan saran-saran yang membangun, diskusi yang sangat
luar biasa pengetahuan yang saya tidak tahu dan bermanfaat.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menyelesaikan
pendidikan di Universitas Lampung.
8. Bapak Sobari, Mbak Tina, Mas Yana, Mas Leman, Mas Yogi, Mas Rulli,
Mpok Nurul, Mbak Diah, Mbak Atun serta Seluruh Staf dan Karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuannya
selama penulis bergabung bersama civitas akademika Universitas
Lampung.
9. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Damsir Ali (Alm) dan Ibunda Nurmawati
sebagai motivator terbesar dalam menyelesaikan pendidikanku. Walaupun
membesarkan anakmu sampai anakmu ini sukses adalah kewajiban kalian,
sampai kapanpun aku tidak akan melupakan semuanya.
10. Saudara Kandungku, Odo Aan, Abang Uun, Abang Nas, Uwo Devi
Walaupun kalian tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan selama
menjadi mahasiswa, ini adalah buktiku bahwa proses tidak akan
mengkhianati hasil sampai mendapat gelar yang Insya Allah Berkah.
11. Orang yang selalu mendampingiku, Neria Vicha Ekstiani yang telah
banyak bersabar, memotivasi, membantu, dan memberi dukungan selama
ini.
12. Teman-temanku semasa hidup, Naufal, Ari Pandra, Setiawan, Andri,
Brilyant, Vinson, Iqbal, Faiz, Nikko, Cipta, Argi, Haris, Arul, Selverico,
Rexi, Diga, Apri, Mufhti, Ari Suyono, Ferli, Naufal. G., Deri, Edit, Jisung,
Aloy, Made, Raha, Andesni, Donny, Fauzan, Fazrin, Riyadhi, Huda, Ray,
Ori, Sylvester, dan semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu. Thank you for making my journey beautiful. Terima kasih
atas kebersamaannya selama ini, merupakan suatu kebanggaan bertemu
dengan kalian semua. Semoga sukses dan keberkahan meliputi kita.
13. Keluarga besar HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) 2014-
2015, sebagai tempat mengembangkan diri, belajar berorganisasi,
bertanggung jawab, bekerja keras, bekerja sama, dan belajar menghargai
perbedaan serta sebagai tempat yang telah memberikan pengalaman yang
sangat berarti.
14. Keluarga besar BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) 2015-2016, sebagai
tempat pembelajaran diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan belajar
menghadapi permasalahan serta telah memberikan dedikasi yang sangat
berarti.
15. Keluarga besar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang
Bandarlampung Komisariat Ekonomi Unila sebagai rumah keduaku,
terima kasih untuk Kanda dan Yunda dari angkatan 2009, 2010, 2011,
teman seangkatanku Komek 2012, adik-adikku dari angkatan 2013, 2014,
2015. Banyak sekali pengalaman yang aku dapat dari rumah ini sampai
aku tidak bisa meninggalkan rumah yang telah membesarkan nama ini.
Terima kasih semuanya.
16. Serta kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis, pembaca, dan pihak-pihak lainnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bandarlampung, 15 November 2016
Penulis,
Febri Romadon
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI........................................................................................................... iDAFTAR TABEL ................................................................................................ iiiDAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ivDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 11.1 Latar Belakang .............................................................................................. 11.2 Rumusan dan Batasan Masalah ..................................................................... 7
1.2.1 Rumusan Masalah ................................................................................... 71.2.2 Batasan Masalah...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 81.4 Manfaat penelitian ......................................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 92.1 Landasan Teori .............................................................................................. 92.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)............................................................... 92.2 Komite Audit ............................................................................................... 11
2.2.1 Efektivitas Komite Audit ...................................................................... 122.2.2 Peran dan Tanggungjawab Komite Audit............................................. 122.2.3 Komite Audit yang Efektif ................................................................... 14
2.3 Financial Distress ....................................................................................... 152.3.1 Dampak Financial Distress .................................................................. 15
2.4 Kerangka Konseptual .................................................................................. 162.5 Penelitian Terdahulu.................................................................................... 172.6 Pengembangan Hipotesis ............................................................................ 18
2.6.1 Ukuran Komite Audit dan Financial Distress ...................................... 182.6.2 Independensi Komite Audit dan Financial Distress ............................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 213.1 Populasi dan Sampel ................................................................................... 21
3.1.1 Populasi..................................................................................................213.1.2 Sampel ................................................................................................. 21
3.2 Jenis Data dan Sumber Data........................................................................ 223.2.1 Jenis Data.............................................................................................. 223.2.2 Sumber Data ......................................................................................... 22
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 223.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran ........................................................... 22
3.4.1 Variabel Dependen (Y)......................................................................... 233.4.2 Variabel Independen (X) ...................................................................... 24
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 253.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 25
ii
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 263.5.3 Uji Model .............................................................................................. 27
3.6 Uji Hipotesis................................................................................................ 283.6.1 Uji Statistik F ........................................................................................ 283.6.2 Uji Statistik T ........................................................................................ 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 304.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 304.2 Perhitungan Z-Score dan Variabel Independen........................................... 314.3 Statistik Deskriptif....................................................................................... 344.4 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 35
4.4.1 Uji Normalitas....................................................................................... 354.4.2 Uji Heterokedastisitas........................................................................... 364.4.3 Uji Multikolinearitas ............................................................................ 374.4.4 Uji Autokorelasi ................................................................................... 38
4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................................... 394.5.1 Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 394.5.2 Pengujian Statistik F............................................................................. 404.5.3 Pengujian Parsial (Uji Statistik t) ......................................................... 40
4.6 Pembahasan ................................................................................................. 424.6.1 Pengujian Hipotesis 1 ........................................................................... 424.6.2 Pengujian Hipotesis 2 ........................................................................... 43
BAB V. KESIMPULAN ..................................................................................... 455.1 Kesimpulan.................................................................................................. 455.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 465.3 Saran ............................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu……………………..……………………... 17Tabel 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.............…………………..... 30Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Z-Score..........…………………......……….... 32Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Variabel Independen ……………….......…... 33Tabel 4.4 Statistik Deskriptif…………………………………………….... 34Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas…………………………............................. 35Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas.……………………………........... 37Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas....................……………………....... 38Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi…......................................................…… 38Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determiasi (R2).…….................................... 39Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F.……………………………………………. 40Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik T ..………………………………………...… 41Tabel 4.12 Hasil Penelitian............................................................................. 42
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual……………………………….....……… 16Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual.… 36
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sampel PerusahaanLampiran 2. Daftar Data Tabulasi Tahun 2011-2015Lampiran 3. Daftar Data Perhitungan Z-Score Tahun 2011-2015Lampiran 4. Daftar Data Perhitungan Variabel Independen Tahun 2011-2015Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS v.22.0
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan Perusahaan adalah hal yang baik dan wajib dilakukan oleh
perusahaan. Di dalam pengelolaannya, perusahaan harus menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik karena dengan hal itu memungkinkan sebuah perusahaan
mengalami kondisi sehat dan dalam kondisi yang baik. Perusahaan sehat
merupakan hasil interaksi manajemen dalam mengelola dana dan lingkungan
sekitar perusahaan. Lingkungan perusahaan merupakan lingkungan internal dan
eksternal perusahaan. Lingkungan internal perusahaan merupakan berbagai hal
maupun pihak yang secara langsung terkait dengan kegiatan keseharian
perusahaan serta mempengaruhi langsung dalam hal kebijakan dan program
perusahaan. Sedangkan lingkungan eksternal merupakan berbagai hal maupun
pihak yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan organisasi namun
memiliki pengaruh terhadap kegiatan perusahaan (keadaan sosial, politik, hukum,
kebudayaan, teknologi serta pihak supplier, pelanggan pesaing) (Nuresa, 2013).
Kegiatan pengelolaan perusahaan pasti akan menemukan kendala. Kendala
perusahaan dapat menyebabkan perusahaan akan gagal atau sukses dalam
mempertahankan kelangsungannya. Berjalannya usaha dan kegagalan perusahaan
jika diibaratkan maka ibarat dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang.
2
Perusahaan yang dinilai baik secara keuangan belum tentu benar-benar baik dan
bisa dijamin kelangsungan usahanya, bisa saja setahun kemudian dinyatakan
bangkrut. Hal inilah dapat memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut akan
mengalami sebuah kegagalan.
Kegagalan perusahaan dapat diindikasikan dengan adanya kesulitan keuangan
(financial distress). Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi
keuangan perusahaan yang terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi.
Financial distress sebagai suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat, atau krisis yang terjadi sebelum kebangkrutan (Ghozali,
2012). Financial distress dapat terjadi karena adanya kegagalan finansial
(financial failure), kegagalan finansial dapat disebabkan oleh dua hal. Penyebab
pertama adalah technical insolvency, situasi dimana perusahaan gagal membayar
kewajibannya yang jatuh tempo namun aset yang dimiliki lebih besar dari total
hutang yang dimiliki. Penyebab yang kedua adalah kebangkrutan, situasi dimana
perusahaan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada debitur
karena perusahaan mengalami kekurangan atau ketidakcukupan dana untuk
melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi perusahaan tidak dapat dicapai.
Financial distress merupakan masalah yang sangat penting diperhatikan oleh
perusahaan, karena jika perusahaan benar-benar mengalami financial distress
maka perusahaan tersebut akan beresiko mengalami kebangkrutan. Salah satu cara
untuk mengurangi risiko kebangkrutan adalah dengan memperhitungkan agar
dapat mengetahui lebih awal tanda-tanda yang akan memprediksi akan terjadinya
financial distress. Prediksi tanda-tanda ini dianggap perlu untuk meminimalisir
3
kemungkinan dari risiko kebangkrutan perusahaan. Selain itu, perusahaan dapat
melakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada
kebangkrutan. Kegagalan perusahaan dalam mengatasi kesulitan keuangan dapat
dikatakan memiliki tata kelola perusahaan yang buruk, misalnya keputusan yang
tidak tepat yang diambil oleh manajemen atau kurangnya upaya pengawasan
kondisi keuangan sehingga terdapat penggunaan dana yang kurang tepat (Nuresa,
2013).
Corporate governance merupakan seperangkat aturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tata kelola perusahaan
(Corporate Governance) menjadi sangat penting di Indonesia setelah adanya
krisis finansial di negara Asia termasuk Indonesia yaitu pada tahun 1997.
Pembentukan komite audit merupakan salah satu hal yang penting dalam
menciptakan corporate governance yang baik. Komite ini berperan sangat penting
dalam sebuah perusahaan dengan tujuan untuk melindungi para pemegang saham.
Komite audit memberikan kontribusi untuk pengembangan manajemen strategis
dari perusahaan dan diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk dewan
dengan melihat setiap masalah keuangan dan operasional. Komite audit
diharapkan efektif untuk fokus pada optimalisasi kekayaan pemegang saham dan
mencegah maksimalisasi kepentingan pribadi oleh manajemen puncak (Nuresa,
2013). Komite audit pada saat ini telah diakui keberadaanya di hampir semua
4
perusahaan. Namun hingga saat ini belum ada indikator keberhasilan atau
efektivitas komite audit. Belum terdapat hasil pembuktian secara empiris
mengenai hal tersebut. Komite audit merupakan strategi keberhasilan perusahaan
dan upaya untuk mencapai keberhasilan sebuah perusahaan. Hal ini berkaitan erat
dengan kompetensi yang dimiliki anggotanya serta performa kinerja dari komite
audit itu sendiri. Oleh karena itu, efektivitas komite audit dikaitkan dengan
kemakmuran atau financial distress.
Adanya efektivitas komite audit melalui pemahaman atas karakteristik-
karakteristik komite audit, hal itu diharapkan dapat mengurangi adanya financial
distress. Karakteristik tersebut antara lain ukuran komite audit, dan independensi
anggota komite audit. Ukuran komite audit berhubungan dengan struktur anggota
komite audit dimana salah satu anggota komite audit yang merupakan komisaris
independen bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal ini komisaris
independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu orang maka salah
satunya bertindak sebagai ketua komite audit. Sedangkan independensi
merupakan dari jumlah anggota komite audit tersebut harus terdapat anggota
independen yang tidak terkait terhadap aktivitas perusahaan (Nuresa, 2013). Di
dalam komite audit terdapat komponen keanggotaan komite audit serta tugas dan
tanggungjawab, oleh sebab itu variabel yang dapat dihitung pada keefektivitasan
komite audit pada penelitian ini yaitu dengan ukuran komite audit dan
independensi komite audit. Variabel ini juga yang didukung dengan adanya
penelitian milik Anggarini (2010) yang menggunakan variabel serupa tetapi
berbeda dalam alat analisis yang digunakan, dengan hasil penelitian yaitu ukuran
komite audit dan independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap adanya
5
financial distress. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengkaji pengaruh
efektivitas komite audit. Namun, dalam penelitian tentang efektivitas komite audit
yang berhubungan dengan kesulitan keuangan masih belum banyak dilakukan
secara spesifik. Karakteristik komite audit sudah diteliti terkait dengan kesulitan
keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan menggunakan proxy
Interest Coverage Ratio (ICR) (Anggarini, 2010). Penelitian ini dilakukan karena
di Indonesia, masalah corporate governance menarik perhatian untuk dikaitkan
dengan kesulitan keuangan sejak krisis finansial pada tahun 1997.
Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas
komite audit terhadap financial distress pada sektor industri pertambangan.
Pemilihan sample pada perusahaan sektor pertambangan dikarenakan beberapa
perusahaan sektor pertambangan di Indonesia mengalami penurunan laba, sebagai
bukti pada perusahaan PT Bukit Asam tahun 2014 dalam sembilan bulan pertama
(Januari-September) laba bersih turun hingga 5% dan kejadian ini juga dialami
oleh PT Adaro Energi dimana mengalami penurunan laba sebelum pajak sebesar
19% dari bulan Januari sampai September tahun 2015. Masalah tentang corporate
governance diperkuat dengan dibuktikan adanya peninjauan ulang oleh Otoritas
Jasa Keuangan terkait pencalonan dua komisaris PT Bank Sumatera Utara karena
menabrak banyak prosedur dan aturan tentang pemilihan komisaris yang nantinya
akan menjadi salah satu anggota di dalam komite audit dan berakibat pada tingkat
kesehatan perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian milik Nuresa (2013), dimana
penelitian sebelumnya menggunakan variabel dummy (frekuensi pertemuan
6
komite audit & pengetahuan keuangan komite audit) dan variabel kontrol (ukuran
perusahaan) lalu pengujian hipotesis dalam penelitian milik Nuresa (2013)
menggunakan alat analisis regresi logistik (regression logistic) dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi pertemuan komite audit dan
pengetahuan keuangan komite audit berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap kesulitan keuangan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian milik Nuresa (2013) yaitu variabel
yang digunakan bukan variabel dummy dan pengaruh efektivitas komite audit
terhadap financial distress diukur menggunakan analisis diskriminan (z-score) dan
dikembangkan dengan lima tahun periode penelitian untuk pemilihan sample.
Efektivitas komite audit dapat diketahui melalui ukuran komite audit dan
independensi anggota komite audit. Obyek pada penelitian ini menggunakan
sampel laporan keuangan perusahaan yang masuk ke dalam kriteria indikator
diskriminan Z (Zeta) dan annual report perusahaan lalu mengukur seberapa besar
pengaruh efektivitas komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial
distress pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2011
hingga 2015. Pemilihan periode tersebut dikarenakan periode tersebut merupakan
periode terbaru untuk dapat dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Financial Distress (Study
Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun
2011-2015)”.
7
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan adanya
financial distress ?
2. Apakah independensi anggota komite audit berpengaruh terhadap
kemungkinan adanya financial distress ?
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang
lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung ukuran
komite audit dengan mengukur jumlah anggota di dalam komite audit
sedangkan independensi komite audit diukur dengan persentase anggota
komite audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite
audit.
2. Sektor perusahaan yang diteliti adalah sektor pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan telah memenuhi kriteria yang ditentukan pada
penelitian ini.
3. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian mulai tahun 2011
hingga 2015.
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap kemungkinan
terjadinya financial distress pada perusahaan.
2. Menganalisis pengaruh independensi komite audit terhadap kemungkinan
terjadinya financial distress pada perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Akademisi
- Dapat melengkapi literatur mengenai financial distress.
- Sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah peneliti peroleh
selama kuliah dan dapat menjadi bahan referensi kepada pihak-pihak
lain yang berkepentingan mengenai pengukuran pada laporan tahunan
perusahaan mereka.
2. Bagi Praktisi
- Dapat mengetahui pentingnya pengawasan mekanisme corporate
governance dengan melihat keefektivitasan komite audit serta
mengetahui pentingnya peran komite audit untuk mencegah terjadinya
financial distress.
- Dapat memberikan masukan tentang kebijakan atau pengaturan
mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial di dalam laporan
keuangan perusahaan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Keagenan menggambarkan hubungan keagenan yang timbul karena adanya
kontrak yang ditetapkan antara principal yang menggunakan agent untuk
melaksanakan jasa yang menjadi kepentingan principal dalam hal terjadi
pemisahan kepemilikan dan kontrol perusahaan. Prinsipal maupun agen adalah
dua atau lebih yang bekerja sama demi pengelolaan perusahaan, dimana keduanya
memiliki motivasi sendiri untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Pihak
prinsipal atau pemilik atau pemegang saham memberikan instruksi kepada agen
untuk mengelola perusahaan sesuai apa yang dikehendaki untuk mencapai
kejayaan perusahaan. Sementara di lain pihak, seringkali manajemen sebagai agen
akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan instruksi yang
diperintahkan oleh prinsipal (Agusti, 2013).
Agen akan lebih mementingkan untuk pencapaian hasil yang lebih baik dari pada
selalu taat pada perintah prinsipal. Ada dua bentuk hubungan keagenan, yaitu
antara manajer dan pemegang saham, serta hubungan antara manajer dan pemberi
pinjaman (bondholder). Agar hubungan kontraktual dapat berjalan lancar, maka
10
principal akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada agent.
Secara khusus teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan,
dimana suatu pihak tertentu (principal) mendelegasikan pekerjaan kepada pihak
lain (agent) yang melakukan pekerjaan (Anggarini, 2010).
Masalah keagenan akan muncul jika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan
dijalankan secara terpisah. Manajer yang bertindak sebagai pengelolaan dalam
suatu perusahaan diberi kewenangan untuk mengurus jalannya perusahaan dan
mengambil keputusan atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki ini,
manajer tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya
perbandingan kepentingan (conflict of interest) (Anggarini, 2010). Konflik antara
manajer dan pemegang saham sering mengatur manajemen puncak perusahaan
untuk mengambil keputusan tidak dalam kepentingan terbaik pemegang saham,
khususnya bila orang yang opportunis sangat terlibat dalam proses.
Dewan komisaris umumnya membentuk komite-komite yang bertugas untuk
membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab dan
wewenangnya, salah satunya ialah membentuk komite audit. Dalam
melaksanakan tugasnya, kompetensi komite audit sangat diperhitungkan.
Kompetensi komite audit dapat menggambarkan seberapa besar tingkat
pemahaman dan pengetahuan komite audit untuk menjalankan tugasnya, dimana
kompetensi yang dimiliki ini akan membantu meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial
distress (Putri dan Merkusiwati, 2014).
11
Keberadaan komite audit penting dalam memoderasi perilaku tim manajemen
yang preferensi yaitu dalam memilih suatu alternatif atau keputusan yang
memaksimalkan pribadi mereka daripada kepentingan pemegang saham
(Anggarini, 2010). Oleh karena itu, komite audit yang efektif dan efisien
diperlukan untuk menyelesaikan konflik dan menjaga kinerja perusahaan tetap
baik.
2.2 Komite Audit
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh
target dapat tercapai (Nuresa, 2013). Pada umumnya dewan komisaris membentuk
komite-komite dibawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan
perundangan yang berlaku untuk membantu dewan komisaris dalam
melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Komite yang
yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut adalah komite audit, komite
kebijakan risiko, komite remunerasi dan nominasi, komite kebijakan corporate
governance (Anggarini, 2010).
Di Indonesia melihat betapa pentingnya keberadaan komite audit yang efektif
dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan perusahaan, maka serangkaian
ketentuan mengenai komite audit telah diterbitkan, antara lain sebagai Berikut
(Nuresa, 2013):
a. Pedoman Good Corporate Governance (Maret, 2001) yang menganjurkan
semua perusahaan di Indonesia memiliki komite audit.
b. Kep. 339/BEJ/07-2001, yang mengharuskan semua perusahaan yang listed
di Bursa Efek Jakarta memiliki komite audit.
12
c. Keputusan Menteri BUMN No. Kep-103/MBU/2002 yang mengharuskan
semua BUMN mempunyai komite audit.
d. Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 yang
mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit.
2.2.1 Efektivitas Komite Audit
Komite audit pada prinsipnya memiliki tugas pokok dalam membantu dewan
komisaris melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Keberadaan
komite audit menjadi sangat penting sebagai salah satu perangkat utama dalam
penerapan good corporate governance (Anggarini, 2010). Pembentukan komite
audit dilakukan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 pasal 70, yang dijabarkan
lebih lanjut dalam keputusan Bapepam No.29 tahun 2004 pasal 2 dan diperbaharui
oleh Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tahun 2015
No.55/POJK.04/2015 tentang peembentukan komite audit. Pembentukan tersebut
berkaitan dengan review sistem pengendalian internal perusahaan, memastikan
kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
2.2.2 Peran dan Tanggungjawab Komite Audit
Komite audit memberikan pendapat kepada dewan komisaris terhadap laporan
atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris,
mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan komisaris.
Tanggungjawab komite audit mencakup pada tiga bidang yaitu:
13
1. Laporan Keuangan (Financial Reporting)
Tanggungjawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk
memastikan bahwa laporan yang dibuat manajemen telah memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana
dan komitmen perusahaan jangka panjang.
2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Tanggungjawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah
untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan
secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan perusahaan.
3. Pengawasan perusahaan (Corporate Control)
Komite audit bertanggungjawab untuk pengawasan perusahaan termasuk
di dalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem
pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan
oleh auditor internal.
Kewenangan komite audit dibatasi oleh fungsi komite sebagai alat bantu dewan
komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun dan hanya sebatas
rekomendasi kepada dewan komisaris, kecuali untuk hal spesifik yang telah
memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan komisaris, seperti mengevaluasi dan
menentukan komposisi auditor eksternal, dan memimpin suatu investigasi khusus.
Peran dan tanggung jawab komite audit dituangkan dalam audit committee
charter (Anggarini, 2010).
14
2.2.3 Komite Audit yang Efektif
Komite audit yang efektif bekerja sebagai suatu alat untuk meningkatkan
efektifitas, tanggungjawab, keterbukaan dan objektifitas dewan komisaris dan
memiliki fungsi untuk (Anggarini, 2010) :
1. Memperbaiki mutu laporan keuangan dengan mengawasi laporan
keuangan atas nama dewan komisaris.
2. Menciptakan iklim disiplin dan kontrol yang akan mengurangi
kemungkinan penyelewengan-penyelewengan.
3. Memungkinkan anggota non-eksekutif menyumbangkan suatu penilaian
independen dan memainkan suatu peranan yang positif.
4. Membantu direktur keuangan, dengan memberikan suatu kesempatan di
mana pokok-pokok persoalan yang penting yang sulit dilaksanakan dapat
dikemukakan.
5. Memperkuat posisi auditor eksternal dengan memberikan suatu saluran
komunikasi terhadap pokok-pokok persoalan yang memprihatinkan
dengan efektif.
6. Memperkuat posisi auditor internal dengan memperkuat independensinya
dari manajemen.
7. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap kelayakan dan objektifitas
laporan keuangan serta meningkatkan kepercayaan terhadap kontrol
internal yang lebih baik.
15
2.3 Financial Distress
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah kepailitan atau
penurunan kinerja keuangan. Perusahaan yang dinilai baik secara keuangan belum
tentu benar-benar baik dan bisa dijamin kelangsungan usahanya, bisa saja setahun
kemudian dinyatakan bangkrut (Utami, 2015). Hal tersebut dapat dihindari
dengan cara memprediksi sebab-sebab yang mengakibatkan kebangkrutan yaitu
dengan melihat adanya financial distress.
Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress yang cukup mengganggu
kegiatan operasional perusahaan merupakan suatu kondisi yang harus segera
diwaspadai dan diantisipasi (Afriyeni, 2012). Jika dalam sebuah perusahaan
mengalami financial distress, maka perusahaan tersebut akan beresiko mengalami
kebangkrutan dan hal tersebut merupakan masalah yang sangat penting
diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
dapat disebabkan karena permasalahan ekonomi, penurunan kinerja dan
manajemen yang buruk. Oleh sebab itu financial distress dapat digunakan sebagai
sarana mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi perusahaan sebelum
sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan (Agusti, 2013).
2.3.1 Dampak Financial Distress
Financial distress dapat membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan
pembayaran (default), tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Perusahaan yang mengalami financial distress (kesulitan keuangan) akan
16
menghadapi kondisi, a) tidak mampu memenuhi jadwal atau kegagalan
pembayaran kembali hutang yang sudah jatuh tempo kepada kreditor.
b) perusahaan dalam kondisi tidak solvable (insolvency) (Anggarini, 2010).
2.4 Kerangka Konseptual
Financial distress merupakan tahap terjadinya penurunan kondisi keuangan
perusahaan, yang berawal dari kesulitan likuiditas yang dialami perusahaan, dan
apabila dibiarkan berlarut-larut maka akan menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Informasi mengenai financial distress suatu perusahaan sangat
penting untuk diketahui lebih awal agar financial distress dapat diminimalisir
sehingga kebangkrutan perusahaan dapat dihindari (Utami, 2015). Banyaknya
perusahaan yang tidak memikirkan lemahnya corporate governance dapat
meningkatkan potensi kegagalan perusahaan. Hal itu menjadikan objek penelitian
tentang mekanisme corporate governance melalui efektivitas kinerja komite audit
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada BEI (Nuresa, 2013).
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis
Financial Distress
Ukuran Komite
Audit
Independensi
Komite Audit
17
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efektivitas independensi
komite audit terhadap financial distress. Dalam penelitian ini, efektivitas komite
audit dapat dilihat melalui ukuran komite audit dan independensi komite audit.
Karakteristik tersebut adalah faktor penentu efektivitas kinerja mereka yang
memiliki pengaruh untuk menganalisis adanya financial distress. Berbeda dengan
penelitian terdahulu yang memfokuskan pada perbandingan dari perusahaan yang
mengalami financial distress dan non financial distress, pada penelitian ini lebih
mengarah pada perhitungan seberapa besar pengaruh dari efektivitas komite audit
terhadap financial distress.
2.5 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
financial distress:
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
No. Nama Tahun Topik Penelitian Hasil Penelitian
1. Anggarini 2010 Pengaruh Karakteristik
Komite Audit Terhadap
Financial Distress
Hasil analisis
menunjukkan bahwa
kompetensi komite audit
berpengaruh negatif
secara signifikan
terhadap kesulitan
keuangan dan ukuran
komite audit berpengaruh
negatif terhadap financial
distress
2. Nuresa 2013 Pengaruh Efektivitas
Komite Audit Terhadap
Financial Distress
Hasil penelitian
membuktikan bahwa
ukuran komite audit
berhubungan negatif
dengan penyajian
18
kembali laba
3. Agusti 2013 Analisis Faktor yang
Mempengaruhi
Kemungkinan Terjadinya
Financial Distress
Faktor dalam penelitian
ini adalah mekanisme
corporate governance
dan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa
tidak semua mekanisme
corporate governance
berpengaruh signifikan
terhadap terjadinya
financial distress
4. Putri dan
Merkusiwati
2014 Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance,
Likuiditas, Leverage dan
Ukuran Perusahaan pada
Financial Distress
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
negatif dan signifikan
pada financial distress,
sedangkan mekanisme
corporate governance,
likuiditas dan leverage
tidak memiliki pengaruh
signifikan pada financial
distress.
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Ukuran Komite Audit dan Financial Distress
Dalam rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam pengendalian dan
pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus memiliki
anggota yang cukup untuk melaksanakan tanggungjawab. Di Indonesia, pedoman
pembentukan komite audit yang efektif menjelaskan bahwa anggota komite audit
yang dimiliki oleh perusahaan sedikitnya terdiri dari 3 (tiga) orang, diketuai oleh
komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen
19
terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan
keuangan. Jumlah anggota komite audit yang harus lebih dari satu orang ini
dimaksudkan agar komite audit dapat mengadakan pertemuan dan bertukar
pendapat satu sama lain.
Hal ini dikarenakan masing-masing anggota komite audit memiliki pengalaman
tata kelola perusahaan dan pengetahuan keuangan yang berbeda-beda. Efektivitas
komite audit akan meningkat jika ukuran komite meningkat, karena komite
memiliki sumber daya yang lebih untuk menangani masalah-masalah yang
dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan komite audit
yang efektif dapat mengubah kebijakan yang berbeda dalam pencapaian laba
akuntansi pada beberapa tahun ke depan sehingga perusahaan dapat menghindari
terjadinya permasalahan keuangan karena kurangnya kinerja yang baik (Nuresa,
2013). Kinerja tersebut dapat diwujudkan dengan adanya tim yang terdiri dari
beberapa orang yang berpengalaman. Berdasarkan argumen tersebut, dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap adanya financial distress
2.6.2 Independensi Komite Audit dan Financial Distress
Peraturan BEI dan ketentuan pedoman corporate governance dalam pembentukan
komite audit yang efektif menyatakan bahwa komite audit terdiri tidak kurang
dari tiga anggota yang mayoritas independen, yaitu sekurang-kurangnya satu
orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya
berasal dari luar perusahaan. Anggota komite audit dipersyaratkan berasal dari
pihak ekstern perusahaan yang independen, harus terdiri dari individu-indidvidu
20
yang independen dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang
mengelola perusahaan, serta memiliki pengalaman untuk melasanakan fungsi
pengawasan secara efektif (Anggarini, 2010).
Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh positif atas
komposisi anggota komite yang di dominasi oleh pihak-pihak independen
terhadap kinerja komite audit. Dengan kehadiran anggota yang independen
sebagai mayoritas anggota komite audit akan meningkatkan independensi komite
dan akan mengoptimalkan reputasi komite audit sebagai monitor yang baik,
karena anggota yang independen mampu memberikan opini yang independen,
lebih objektif dan lebih mampu menawarkan kritik dalam hubungannya dengan
kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh manajemen (Anggarini, 2010). Dengan
pernyataan diatas maka adanya komite audit diperkirakan akan meningkatkan
kepercayaan investor terhadap laporan keuangan dan mengurangi kemungkinan
perusahaan dalam posisi kesulitan keuangan karena kasus penyimpangan tata
kelola perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap adanya financial
distress
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 – 2015.
3.1.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-
2015. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah metode outlier.
Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2011-2015
2. Perusahaan menyampaikan data secara lengkap Anual Report dan Laporan
Keuangan selama periode pengamatan tahun 2011-2015 berkaitan dengan
ukuran komite audit dan independensi komite audit.
3. Sampel yang memenuhi kriteria adalah laporan keuangan perusahaan per
tahun selama tahun penelitian sesuai dengan indikator dari fungsi
22
diskriminan Z (Zeta) yaitu kategori ragu-ragu dan mengalami
kebangkrutan.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu data
yang diperoleh dari dokumen sehubungan dengan objek penelitian,yang berupa
laporan keuangan perusahaan dan laporan komite audit sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari
sumber informasi yaitu www.idx.co.id.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Oleh karena penelitian ini menggunakan jenis data dokumenter dan sumber data
sekunder, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi.
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran
Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri dari
variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah financial distress. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah ukuran komite audit dan independensi anggota komite
audit.
23
3.4.1 Variabel Dependen (Y)
1. Financial Distress
Kesulitan keuangan akan diukur dengan menggunakan Fungsi diskriminan Z
(Zeta) yang ditemukan oleh Altman (1968) dengan menggunakan 5 rasio yang
dapat digunakan untuk dapat melihat perbedaan antara perusahaan bangkrut dan
tidak bangkrut. Namun, Altman (2000) memodifikasi Z-Score karena persamaan
yang lama hanya memiliki keakuratan 30% . Fungsinya adalah sebagai berikut :
Z = 0.717T1 + 0.847T2 + 3.107T3 + 0.420T4 + 0.998T5
Keterangan :
T1 = Modal Kerja / Total Aset
T2 = Laba Ditahan / Total Aset
T3 = Laba Sebelum Pajak / Total Aset
T4 = Nilai Buku Modal / Total Utang
T5 = Penjualan / Total Aset
Indikator dari fungsi diskriminan Z (Zeta) ini adalah :
Z > 2,9 : Tidak mengalami kebangkrutan
1,23 > Z < 2,9 : Ragu‐ragu
Z < 1,23 : Mengalami kebangkrutan
24
3.4.2 Variabel Independen (X)
1. Ukuran Komite Audit
Komite audit pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia terdiri
dari sedikitnya tiga orang anggota dan diketuai oleh komisaris independen
perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen. Variabel ukuran komite
audit dalam penelitian ini diukur dengan jumlah anggota di dalam komite audit.
X1 = Jumlah anggota komite audit
2. Independensi Komite Audit
Independensi dari setiap anggota di ukur dengan persyaratan (Nuresa, 2013) :
1. Bukan merupakan orang dalam kantor akuntan publik, kantor konsultan
hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non audit dan
atau jasa konsultasi lain kepada emiten atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat oleh
komisaris.
2. Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab
untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan emiten
atau perusahaan publik dalam waktu enam bulan terakhir sebelum
diangkat oleh komisaris, kecuali komisaris independen.
3. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit
memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka
waktu paling lama enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib
mengalihkan kepada pihak lain.
25
4. Tidak mempunyai:
a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horisontal maupun secara vertikal dengan
komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau
perusahaan publik.
b) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
yang berkaitan dengan kegiatn emiten atau perusahaan publik.
Independensi dimaksudkan untuk memelihara integritas serta pandangan yang
obyektif dalam pelaporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh
komite audit, karena anggota yang independen cenderung lebih adil dan tidak
memihak dalam menangani suatu permasalahan. Independensi komite audit pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite
audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit.
Independensi Komite Audit diperoleh dari perhitungan:
Jumlah anggota – anggota non independen
Jumlah anggota
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009).
26
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah data
yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan one sample
kolmogorov-smirnov test dengan melihat tingkat signifikansi 5% dan diuji
dengan grafik probability plot.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi heterokedastisitas
dapat melakukan uji glejser. Apabila sig > 0.05 maka tidak terdapat gejala
heterokedastisitas. Menurut Ghozali (2007), model yang baik adalah tidak
terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasiadanya korelasi variabel-variabel bebas di
antara satu dengan lainnya, maka salah satu variabel bebas tersebut
dieliminir.Untuk menguji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
VIF (Variance Inflating Factor) < 10 dan tolerance > 0.10
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti terdapatnya korelasi antara anggota sampel atau data
pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga satu data
dipengaruhi oleh data sebelumnya. Autokorelasi muncul pada regresi yang
27
menggunakan data berskala atau time series. Ada beberapa model
pengujian ynag bisa digunakan untuk mendekati autokorelasi. Model yang
baik harus bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi yang banyak
digunakan adalah model Durbin-Watson. Kriteria pengujian Durbin-
Watson adalah sebagai berikut :
1. Bila angka DW < -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Bila angka DW -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Bila angka DW >-2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.3 Uji Model
1. Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji seluruh hipotesis digunakan regresi berganda (multiple
regression). Model yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam
persamaan sebagai berikut:
Y = a + ßX1 + ßX2 + e
Dimana :
Y = financial distress
a = koefisien konstanta
ß = koefisien regresi
X1 = ukuran komite audit
X2 = independensi komite audit
e = error
28
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi adalah dengan melihat R square (R²). Semakin
besar nilai koefisien determinan, menunjukkan semakin besar pula
pengaruh variabel tidak bebas terhadap variabel bebas. Jika nilai R²
berkisar antara 0 – 1secara sistematis 0 > R² < 1. Jika R mendekati 0 maka
kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas sangat
rendah dan hubungan cenderung sangat lambat. Sebaliknya jika R²
mendekati 1 maka kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat
sangat tinggi dan hubungan cenderung sangat kuat.
3.6 Uji Hipotesis
3.6.1 Uji Statistik F
Uji F dilakukan bertujuan untuk menguji apakah hasil analisis regresi berganda
modelnya sudah fix atau belum. Patokan yang digunakan dalam pengujian ini
adalah membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan a = 0.05. Apabila nilai sig
yang diperoleh lebih kecil dari derajat signifikansi, maka model yang digunakan
sudah fix.
3.6.2 Uji Statistik T
Dilakukan uji t untuk menguji apakah hipotesis antara satu variabel independen
dengan variabel dependen. Tingkat signifikansi 5% Jika probabilitas > 0.05, maka
hipotesis ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 maka hipotesis diterima dan
terdapat pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen.
29
Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis diterima
Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak
45
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh efektivitas komite audit dengan
variabel independen yaitu ukuran komite audit dan independensi komite audit
terhadap financial distress. Ukuran komite audit diukur dengan menggunakan
jumlah anggota yang ada di dalam komite audit yang ada di perusahaan terkait
dan independensi komite audit diukur dengan rasio dari jumlah anggota dikurang
jumlah anggota non independen dibagi jumlah anggota komite. Penelitian ini
menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis hipotesis karena untuk
melihat dan menghitung financial distress menggunakan varibel independen
harus melihat perhitungan waktu periode pelaporan keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel ukuran komite audit memiliki hubungan yang negatif terhadap
financial distress. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
komite audit pada sebuah perusahaan maka akan mengurangi
kemungkinan sebuah perusahaan mengalami financial distress. Dengan
demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.
2. Variabel independensi komite audit memiliki hubungan yang negatif
terhadap financial distress. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
46
tingkat independensi komite audit pada sebuah perusahaan maka akan
mengurangi kemungkinan sebuah perusahaan mengalami financial
distress. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan dua faktor dalam menilai efektivitas
komite audit terhadap financial distress yaitu ukuran komite audit dan
independensi komite audit sedangkan masih banyak faktor-faktor lain
yaitu komite perusahaan, dewan direksi, dan lain sebagainya.
2. Penelitian ini dilakukan pada periode 2011-2015 dengan hanya
menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan dengan jumlah
sampel sebanyak 97 laporan keuangan sehingga hasil yang diperoleh
berpotensi bias dan kurang baik untuk generalisasi.
5.3 Saran
Dari kesimpulan yang diberikan maka ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan pembaca dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga
dapat diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih mencerminkan kondisi yang
sebenarnya, antara lain :
1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain yang lebih
terperinci untuk menghindari adanya bias dan tidak memiliki tingkat
subyektivitas yang tinggi.
2. Penelitian ini menggunakan standar indeks yang belum tentu sesuai
dengan kondisi sebenarnya di Indonesia. Sehingga perlu digunakan
47
suatu standar yang bisa mewakili kondisi sebenarnya sebuah perusahaan di
Indonesia.
3. Melakukan penelitian ulang di masa mendatang dengan menggunakan
sampel yang lebih luas dan representatif dan memperpanjang periode
pengamatan sehingga jumlah sampel penelitian juga lebih banyak. Hal ini
dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyeni, Endang. 2012. Model Prediksi Financial Distress Perusahaan. JurnalPolibisnis, Volume 4 No. 2.
Agusti, Chalendra Prasetya. 2013. Analisis Faktor yang MempengaruhiKemungkinan Terjadinya Financial Distress. Jurnal Akuntansi:Universitas Diponegoro.
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and thePrediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance.
Altman, Edward I. 2000. Financial Ratios, Discriminant Analysis and thePrediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance: 189–209.
Anggarini, Tifani Vota. 2010. Pengaruh Karakteristik Komite Audit TerhadapFinancial Distress. Jurnal Akuntansi: Universitas Diponegoro.
Astuti, Christina Dwi dan Yuniarto, Fajar Eka. 2008. Mekanisme CorporateGovernance dalam Perusahaan yang Mengalami PermasalahanKeuangan. Journal of Finance, Vol. 3, No.2, Hal: 83–100.
Astuty, Pudji dan Ningsih, Septi Setia. 2014. Determinan Keberhasilan TurnAround pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress (StudiKasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Tahun 2007-2012). Jurnal Ekonomi, Vol. 16, No.3.
Dalton et al. 1999. Number of Directors and Financial Performance: A Meta-Analysis. Academy of Management Journal.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Nomor 55/POJK.04/2015.Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Dwijayanti, S. Patricia Febrina. 2010. Penyebab, Dampak dan Prediksi dariFinancial Distress serta Solusi untuk mengatasi Financial Distress. JurnalAkuntansi Kontemporer, Vol 2, No. 2.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisikeempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD).
Ghozali Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPS20.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariatej dengan Program IBM SPSS21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.
Gobenvy, Orchid. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, DanUkuran Perusahaan Terhadap Financial Distress Pada PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011.Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 1.
Hadi, Selfi Anggraeni Fauziah. 2014. Mekanisme Corporate Governance danKinerja Keuangan Pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress.Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 4 No. 5.
Keputusan Ketua Bapepam No:KEP-29/PM/2004 tentang pembentukan danpedoman pelaksanaan kerja komite audit. Peraturan BAPEPAM-LK.
Ningsih, Euis. 2013. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan danRisiko Ligitasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi:Universitas Negeri Padang.
Noviantari, Ni Wayan dan Ratnadi, Ni Made Dwi. 2015. Pengaruh FinancialDistress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada KonservatismeAkuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.11 No.3: 646-660
Nuresa, Ardina. 2013. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap FinancialDistress (Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2008-2011). Jurnal Akuntansi: UniversitasDiponegoro.
Pearce, John A dan Zahra, Shaker A. 1992. Board Composition From A StrategycContingency Perspective. Journal of Management Studies.
Putri, Ni Wayan Krisnayanti Arwinda dan Merkusiwati, Ni Kt. Lely A. 2014.Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, danUkuran Perusahaan Pada Financial Distress. E-Jurnal AkuntansiUniversitas Udayana Vol. 7 No.1: 93-106
Steyaningsih, Hesty. 2008. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan TerhadapKonservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Investasi :UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta.
Suaryana, Agung. 2008. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap KoefisiensRespon Laba. Jurnal Akuntansi: Universitas Udayana.
Surya dan Yustiavandana, A Nefi. 2006. Penerapan Good CorporateGovernance: mengesampingkan hak-hak istimewa demi kelangsunganusaha . Jurnal Akuntansi: Universitas Indonesia
Utami, Mesisti. 2015. Pengaruh Aktivitas, Leverage, dan PertumbuhanPerusahaan dalam Memprediksi Financial Distress. Jurnal Akuntansi:Universitas Negeri Padang.
www.duniainvestasi.com. Diakses pada 28 Juli 2016
www.gresnews.com/berita/hukum/90155-kongkalikong-pemilihan-komisaris-bank-sumut/0/. Diakses pada 28 Juli 2016
www.idx.co.id. Diakses pada 28 Juli 2016