View
1.340
Download
14
Category
Tags:
Preview:
DESCRIPTION
SIndrom Meniere, Presbiakusis
Citation preview
Skenario
Mr. X, male, 53 years old, came to the ENT (Ear, Nose, Throat) of Dr.Mohammad
Husin Hospital (RSMH), with dizziness since the last three months.There was also tinnitus,
reduce of hearing, nausea and vomit sometime. He has experienced reduce of hearing on both
ears since a year agothat worsened lately.
He had been diagnosed for Chronic Supurative Otitis Media on both ears a few years
ago, but it has not exacerbated since the last two years. He has also a diabetes mellitus history.
On physical examination, there was tympanic membrane perforation appearance of the
right ear. The avaluation result for tympanic membrane of the left ear, nose, and oropahrynx
were normal.
I.Klarifikasi Istilah
1. Dizziness :
Perasaan hubungan dengan ruangan yang terganggu; sensasi tidak kokoh dengan
perasaan kepala berpuar-putar.
2. Tinnitus :
Suara bising di telinga, seperti deringan, dengung, raungan atau bunyi klik. Biasanya
bertipe subjektif.
3. Reduce of hearing:
Penurunan kemampuan pendengaran
4. Nausea:
Suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara samar dialihkan ke epigastrium dan
abdomen, serta sering memuncak dengan muntah-muntah.
5. Vomit:
Mengeluarkan isi lambung dengan mulut.
6. Chronic Supurative Otitis Media:
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang
keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul.
7. Diabetes mellitus:
Suatu sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat
ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju.
8. Tympanic membrane perforation:
Perforasi membrane timpani
9. Exacerbated :
Keadaan penyakit yang bertambah parah
10. Oropharynx :
Bagian faring yang terletak antara palatum mole dan bagian atas epiglotis
II. Identifikasi Masalah
1. Mr.X, laki-laki 53 tahun dating ke klinik THT dengan dizziness sejak 3 bulan terakhir.
2. dia juga mengalami tinnitus, penurunan pendengaran, nausea, vomitte yang kadang-
kadang
3. dia juga punya riwayat penurunan pendengaran pada kedua telinga sejak satu tahun yang
lalu yang semakin memburuk akhir-akhir ini
4. Ia juga di diagnosis Chronic Supurative Otitis Media pada kedua telinganya beberapa
tahun yang lalu, tetapi tidak mengalami eksaserbasi sejak 2 tahun terakhir dan dia juga
punya riwayat penyakit diabetes mellitus
5. Pada pemeriksaan fisik, terdapat perforasi membrane timpani pada telinga kanan
sedangkan pada telinga kiri, hidung dan oropharinx normal.
III. Analisis Masalah
1. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, da histologi telinga?
b. Apakah penyebab pusing pada kasus
c. Bagaimana mekanismenya ?
2. a. Apakah penyebab dari tinitus, menurunnya pendengaran, mual, dan muntah ?
b. Bagaimana mekanismenya?
c. Bagaimana hunbungannya dengan keluhan dan usia ?
3. a. Mengapa penurunan pendengaran semakin memburuk?
b.Bagaimana hubungan penurunan pendengaran yang semakin memburuk dengan dizzines?
4. a. Bagaimana hubungan OMKS dengan keluhan utama?
b. Apakah penyebab, faktor risiko, komplikasi, dan mekanisme terjadinya OMKS ?
c. Bagaimana hubungan DM dengan penyakit yang dialami Mr.X ?
5. a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
b. Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik ?
c. Mengapa hanya terjadi di telinga kanan ?
6. Bagaimana penegakkan diagnosis ?
7. Apa saja Diagnosis bandingnya?
8. Bagaimana cara penegakkan dignosisnya?
9. Bagaimana penatalaksanaannya?
10. Bagaimana prognosisnya?
11. Apa saja komplikasinya?
12. Kompetensi Dokter Umum ?
IV. Hipotesis
Mr. X mengalami Penyakit Meniere disertai dengan presbiakusis
V. Sintesis
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pendengaran
Anatomi
Telinga Luar, terdiri dari :
1. Auricula/daun telinga/pinna, untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk,
mendeteksi dan mencari arah suara.teriri dari tulang rawan elastin dan kulit.
2. Liang telinga (Meatus Akustikus Eksternus), Pada 1/3 bagian awalnya dihasilkan cairan
serumen.
Telinga tengah, terdiri dari :
1. Membran timpani/gendang telinga, penghubung antara teinga luar dan telingah dalam.
Bentuknya bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida dan bagian bawah disebut
pars tensa.
2. Osikulus auditorius. Tulang-tulang pendengaran maleus, inkus dan stapes. Maleus melekat
pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes
terletak pada foraen ovale yang berhubungan dengan koklea.
3. Tuba eustachius, saluran penghubung telinga tengah dan nasoparing.
Yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam cavum tymphani.
Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu terbuka, sedangkan di dinding medial
tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup kecuali bila menelan, mengunyah atau
menguap.
Telinga dalam, terdiri dari :
Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars
petrosa os temporal. Labirin terdiri dari :
Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea.
Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis
semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta koklea.
Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe
yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin bagian
membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada
sakkus endolimfatikus.
Vestibulum
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, memisahkan koklea
dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra
vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen rotundum
terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan
berbentuk spheris yang berisi makula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi
serabut saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas
daerah ini. Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan
bagian anterior berhubungan dengan skala vestibuli koklea.
Kanalis Semisirkularis
Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang
membentuk sudut siku sempurna satu sama lain. Pada vestibulum terdapat 5 muara
kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus
kommune sebelum memasuki vestibulum.
Koklea
Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang. Koklea
memiliki sumbu yang disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari
arteri vertebralis. Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis ossea untuk
mencapai sel-sel sensorik organ Corti.
Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah
lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga
ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua yaitu skala vestibuli dan skala timpani.
Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli
berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.
Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk
suatu membran yang tipis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala
vestibuli dengan skala media (duktus koklearis).
Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh
jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan
organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan
duktus Reuniens. Organ Corti terletak diatas membran basilaris yang mengandung
organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti
terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel
rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-
lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel
penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.
Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung
yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria. Membran tektoria
disekresi dan disokong oleh limbus.
Sakulus dan utrikulus
Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya
saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.
Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus
utrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada
suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus
endolimfatikus, saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang
dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat
makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli.
Perdarahan
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang berasal
dari a.serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri
dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis.
Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu :
1. Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula sakuli,
krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari
utrikulus dan sakulus.
2. Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis posterior,
bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.
3. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri
spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir
pada stria vaskularis.
Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi
putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler
koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus
vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus
endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.
Persarafan
N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan
bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus
terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.
Fisiologi
1. Fungsi Pendengaran
Gelombang suara memasuki telinga luar. Gelombang suara ini akan di vibrasi saat
lewat dan membentur dinding MAE dan akhirnya pressure gelombang ini akan
memvibrasi membrane tymphani. Vibrasi berlanjut ke maleus lalu ke inkus kemudian ke
stapes yang keluar-masuk jendela oval mengakibatkan vibrasi perilymphe di skala
vestibule. Vibrasi ini akan ditransmisikan menyeberang menuju endolymphe di skala
media dan perilymphe di skala timpani. Akibatnya akan timbul pergerakan relative antara
membrane basilar dan menbaran tektoria. Proses ini merupakan ransangan mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Timbullah depolarisasi sel rambut
yang menyebabkan pelepasan neurotransmitter ke sinapsis dan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius lalu menuju pusat yang lebih tinggi lagi di lobus temporalis
cerebrum.
2. Fungsi vestibuler (Fungsi Keseimbangan)
Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan
perifer) serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi,
otot]).
Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum.
Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun
dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai
reseptor sensori keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran.
Sementara itu, krista pada kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti
gerakan berputar, sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.
Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan
ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut.
Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh
gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk
putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis
semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis horizontal yang
mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara horizontal.
Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang oleh
gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gravitasi. Utrikulus
terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus
terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.
Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus.
Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan
endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler berhubungan dengan
sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa menimbulkan gejala pada
sistem tubuh yang bersangkutan.
2. Dizzines
a. Definisi : Dalam kasus: vertigo
b. Penyebab
Dalam kasus: penyakit meniere
Vertigo dikeluhkan pada 30% dari penderita presbiakusis. Apakah ini berasal dari labirin
atau bukan tak bisa dipastikan. Hanya didapatkan 60% dari penderita mempunyai reaksi
kalori yang tidak normal. Mungkin vertigo ini pada usia lanjut berasal dari brain stem atau
perubahan pembuluh darah di sentral
c. Keadaan patologis yang bisa menyebabkan dizzines
1) Penyebab pusing non-vestibuler
o Hiperventilasi
o Hipoglikemia
o Penyebab vaskular
o Vertigo servikalis
Terdapat gangguan kesadaran atau merasa akan pingsan. Dapat juga disertai
perubahan-perubahan visual tak lazim seperti penglihatan ganda, skotoma, dan bintik
buta.
2) Vertigo dengan dasar vestibuler
o Vertigo posisional benigna
o Vestibular neuritis
o Labirintitis
o Penyakit meniere
menimbulkan sensasi berputar baik pada pasien sendiri atau lingkungannya. Biasanya
disertai gejala somatik seperti mual dan terkadang muntah saat serangan pusing.
Pasien juga seringkali mengeluh mengaburnya penglihatan atau kesulitan
memfokuskan penglihatan pada objek tertentu.
d. Mekanisme
Perasaan berputar dapat timbul saat kita bergerak atau memutar yang cepat lalu
berhenti tiba-tiba. Dikarenakan adaanya momen inertia, maka cairan endolimfe tetap
bergerak-gerak dan melawan arah sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan stimulasi yang
sinambung terhadap sel-sel rambut. Walaupun anda sadar bahwasanya anda telah berhenti,
tetapi sinyal yang sinambung tersebut membuat anda merasa kalau anda masih bergerak
tetapi dalam arah yang berlawanan.
Pada kasus, perasaan berputar berawal dari berlebihnya cairan endolimfe dan
dilatasi labirin. Akibatnya membran basillar dan sel-sel rambut selalu terdistorsi relatif
sehingga menimbulkan persepsi posisi yang tidak biasa dan menyebabkan vertigo. Cairan
endolimfe yang berlebihan juga berdampak pada peningkatan tekanan pada duktus
semisirkularis dan mengakibatkan semakin buruknya fungsi keseimbangan.
3. Tinitus, Berkurangnya pendengaran, Mual dan Muntah
Dua jenis tinitus
> Tinnitus objektif( Kelainan vascular, Penyakit sendi temporomandibular, dll)
> Tinnitus subjektif (Proses iritatif/ perubahan degenerative traktus auditorius)
Penyebab umum :
Kotoran telinga berlebihan
Infeksi telinga
Cedera kepala
Penyakit kardiovaskular
Penyakit menierre
Degenerasi tulang di telinga tengah
Paparan bising
Penyebab lain :
Idiopatik
Hearing loss (tuli)
Presbyacusis
Tuli saraf
Obat-obatan
Lesi pembuluh darah intracranial
Penyebab menurunnya pendengaran:
Proses penuaan (degenerasi)
Penyakit menierre
Infeksi telinga tengah
Penyebab mual dan muntah:
Vertigo
Rangsangan iritasi traktus gastrointestinal
Mekanisme Tinnitus:
Mekanisme Menurunnya Pendengaran:
Timbul perasaan adanya bunyi (berdengung, bergemuruh dll)
Timbul impuls saraf abnormal
Penyakit menierre
Dikirim ke area auditorius
Hidrops endolimfa (koklea)
Keabnormalan Defleksi stereosilia sel-sel rambut
Keabnormalan komposisi cairan endolimfe dan prelimfa
rupture membrane Reissner sehingga endolimfe tercampur dengan perilimfe
Pembengkakan pada kompartemen endolimfatik (hidrops) pada koklea dan vestibulum
Penurunan pendengaran
Penyerapan endolimfa dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat
Usia tua (degenerasi organ pendengaran)
Kerusakan organ telinga bagian
tengah
OSMK DM
Mekanisme Mual dan Muntah:
Keempat gejala tersebut merupakan akibat dari hidrops endolimfa pada
vestibulum(pusing dan mual muntah) dan pada koklea (tinnitus dan menurunnya pendengaran).
Pada pria, apalagi berumur 53 th cenderung terjadi perubahan degenerative traktus
auditorius akibat proses penuaan. Hal ini akan berdampak tinnitus. Usia yang berlanjut
umumnya disertai oleh jumlah tertentu dari perburukan syaraf pendengaran, dan sebagai
konsekwensi tinnitus.
Menurunnya pendengaran (gangguan pendengaran) pada kasus ini bisa disebabkan
OMSK maupun proses degenerasinya. Pada usia tua terjadi degenerasi pada telinga luar dan
tengah yang meliputi berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun
telinga, atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, penumpukan serumen, memmbran timpani
bertambah tebal dan kaku, kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran. Selain itu struktur telinga
bagian dalam juga mengalami perubahan pada usia lanjut. Komponen telinga dalam baik berupa
bagian sensor, saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps saraf sangat rentan
terhadap perubahan akibat proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi pada sel-sel rambut
luar di bagian basal koklea, sangat besar pengaruhnya dalam penurunan ambang pendengaran
pada usia lanjut.
Medulla oblongata
Aktivasi sistem vagal
Perangsangan saraf parasimpatis
vertigo
Penyakit menierre
Mual dan muntah
Sedangkan penyebab keadaan kedua telinga memburuk adalah sebagai berikut:
Pada telinga kanan:
Pada awal penyakit OMSKnya dapat terjadi tuli konduktif karena kerusakan yang terjadi baru
berawal di telinga tengah (merusak jaringan lunak dan tulang). Seiring dengan perjalanan
penyakitnya, DM, dan faktor usia tua (degenerasi organ di dalam telinga bagian luar, tengah
maupun dalam) bisa menyebabkan kerusakan telinga bagian dalam yang berdampak pada tuli
sensorineural. Sehingga tuli yang dihasilkan berupa tuli campuran (konduktif dan
sensorineural). Hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakin memburuk.
Pada telinga kiri:
Pada pemeriksaan, telinga kiri tidak terjadi perforasi pada membran timpaninya, tetapi belum
diketahui apakah tidak ada kerusakan lain pada telinga bagian tengahnya. Ditambah lagi dengan
adanya faktor DM dan usia tua, hal ini jelas akan membuat penurunan pendengarannya semakin
memburuk.
Pusing yang dialaminya merupakan suatu manifestasi adanya gangguan ataupun
kerusakan pada struktur telinganya, terutama telinga bagian dalam yang dalam hal ini adanya
hidrops endolimfa. Secara langsung memang tidak ada hubungan antara pusing dengan
menurunnya pendengaran. Namun secara tidak langsung terdapat hubungan antara keduanya.
Adanya hidrops endolimpa pada vestibulum akan berdampak pada perasaan pusing akibat
terganggunya fungsi keseimbangan. Sedangkan adanya hidrops endolimfa pada koklea akan
menyebabkan rupture membrane Reissner yang berdampak bercampurnya cairan endolimfe dan
perilimfe. Hal ini akan menyebabkan perubahan komposisi kedua cairan tersebut sehingga
menimbulkan gangguan pendengaran.
4. Otitis Media Supuratif Kronis dan Diabetes Melitus Pada Kasus
Pengaruh Diabetes Melitus:
a. Terhadap Presbikusis: Perubahan morfologi stria vaskularis.
b. Terhadap penyakit Menier: Penurunan sistem imun, terjadi fenomena imun ke arah meniere
Pengaruh DM yang lain :
a. Pada penderita DM, pH serumen yang meningkat sehingga telinga lebih mudah terinfeksi
sampai menyebabkan otitis eksterna. Keadaan imun yang buruk pada pasien DM dan tua
memperparah keadaan. Mempermudah infeksi, misalnya oleh pseudomonas aeruginosa.
b. Diabetes mempercepat proses terjadinya ateorsklerosis yang akan mengganggu oksigenisasi
dan perfusi ke koklea.
c. Diabetes mengakibatkan hipertrofi dinding endotel intima dari pembuluh darah yang
mempengaruhi perfusi ke koklea.
Pengaruh OMSK:
Otitis media supuratif kronis (OMSK) pada kasus terkait dengan perkembangan otitis
media stadium akut hingga stadium resolusi dimana perforasi membran timpani menetap
(dibuktikan dari otoskopi) dengan sekret yang keluar terus atau hilang timbul. Dikatakan
kronis apabila otitis media supuratif sudak lebih dari dua terjadi.
Beberapa factor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah: terapi tidak
adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (pada kondisi DM, dll) atau
hygiene buruk.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe atau jenis
OMSK. Perforasi dapat ditemukan di daerah : sentral, marginal, atau atik. Penentuan letak
perforasi ini penting dalam meramalkan prognosis dan kemungkinan komplikasi yang
mungkin timbul dari OMSK, sebagai contoh :
Pada kasus OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak
terinfeksi kuman virulen. Tidak ada komplikasi kolesteatoma. Tidak terjadi eksaserbasi.
Pada kasus OMSK tipe malignant merupakan tipe berbahaya yang sering disertai dengan
komplikasi kolesteatoma. Terjadi perforasi marginal atau atik.
Pada kasus tidak terjadi eksaserbasi selama dua tahun terakhir, berarti OMSK tipe aman.
Mengenai adanya komplikasi; pengenalan yang baik terhadap perkembangan suatu
penyakit merupakan prasyarat untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Pada kasus Mr. X,
komplikasi dapat dikenali bila sekret berhenti keluar, hal ini menandakan adanya sekret
purulen yang terbendung (pada pemeriksaan otoskop). Tanda-tanda akut juga mungkin
timbul, seperti demam, sakit kepala, malaise, somnolen, mual dan muntah, dll.
Beberapa komplikasi CSOM:
o Paralisis nervus fasialis
o Fistula labirin
o Labirintitis
o Labirintitis supuratif
o Petrositis
o Tromboflebitis sinus lateral
o Abses ekstradural
o Abses subdural
o Meningitis
o Abses otak
o Hidrosefalus otitis
a. Komplikasi ke telinga tengah: tuli konduktif
b. Komplikasi ke telingan dalam: labirinitis (gangguan system vestibular:
vertigo, mual muntah, dan tuli saraf).
c. Komplikasi ke ekstradural
d. Komplikasi ke susunan saraf pusat
Mengenai efek samping pengobatannya; efek samping pengobatan
dengan antibiotika topical yang diteteskan ke telinga penderita otitis media
kronik supuratif menimbulkan perubahan struktur anatomi pada telinga dalam.
Kerusakan telinga dalam seperti degenerasi stria vaskularis, epitel sensoris, sel-
sel ganglion telinga dalam.
5. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Keluhan yang terjadi, seperti :
- vertigo yang hilang timbul
- fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf
- tinitus
- mual dan muntah
Riwayat penyakit sebelumnya, seperti :
- OMSK
- Diabetes mellitus
Pemeriksaan Fisik, seperti :
- memeriksa apakah tuli konduksi atau tuli sensorineural
- memeriksa adanya hidrops endolimfa dengan tes gliserin
Pemeriksaan Penunjang, seperti :
- histopatologi akan didapatkan pelebaran dan perubahan morofologi
membran Reissner pada tulang temporal, terdapat penonjolan ke dalam
skala vestibuli terutama di daerah apeks koklea Helikotrema.
- eletronistagmografi akan didapatkan hasil bahwa penderita penyakit
Meniere mengalami penurunan keseimbangan.
- elektrokokleografi akan didapatkan adanya peningkatan akumulasi
cairan dan tekanan pada telinga dalam.
Differential Diagnosis:
Gejala Penyakit meniere Presbikusis OMSK Tumor N VIII Obat ototoksik
Dizziness + - -, (+ jika terjadi
komplikasi)
+ +
Tinnitus +, tinitus nada
rendah
Tinnitus nada tinggi - + + (bernada tinggi)
↓ hearing bilateral + Perlahan &
progressive,simetris
bilateral
+ + (unilateral) + (tuli sensorineural
bilateral)
↓ hearing bilateral + Perlahan &
progressive,simetris
bilateral
+ + (unilateral) + (tuli sensorineural
bilateral)
Nausea & vomit + - - - -
Riwayat CSOM - - +
Riwayat DM + + -/+ - -
Perforasi membrana
timpani
-/+ - + - -
Diagnosis Kerja: Penyakit Meniere
Pengertian
Merupakan suatu kumpulan gejala (sindroma) antara lain penurunan pendengaran
(hearing loss), tekanan di dalam telinga, tinitus, kehilangan keseimbangan, dan
juga vertigo. Namun, infeksi pada telinga dalam dapat juga memberikan
keluhan yang sama.
Etiologi
- idiopatik,
- penambahan volume cairan endolmifa karena adanya gangguan
biokimia,
- gangguan klinik pada membran labirin.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Terdapat trias Meniere yaitu :
- Vertigo
Serangan vertigo biasanya sangat berat pada awal kemunculannya, bisa
sampai disertai muntah dan mual. Khas untuk penyakit Meniere,
vertigonya periodik yang makin mereda pada serangan-serangan
berikutnya.
- Tinitus
Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan juga tuli
konduksi. Dapat terjadi karena adanya aktivitas elektrik pada area
auditorius yang menimbulkan perasaan ada bunyi.
- Tuli Sensorineural
Dikarenakan adanya pelebaran skala media dimulai dari apeks koklea,
kemudian meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea sehingga
mengakibatkan penurunan pendengaran. Khas untuk penyakit Meniere,
tuli sensorineural dapat mengalami perbaikan.
Tatalaksana
Medikamentosa
- Simtomatik, bisa diberikan sedatif dan anti muntah.
- Vasodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops limfa.
- Obat-obat antiiskemia.
- Obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.
Fisioterapi
- Latihan untuk sistem vestibuler agar vertigo dapat
diatasi dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kuratif
- Dilakukan pembuatan shunt untuk menyalurkan cairan endolimfa agar
tekanannya dapat berkurang. Namun, sebelum tindakan operasi
dilakukan, pastikan terlebih dahulu terdapat hidrops dengan
menggunakan tes gliserin.
Komplikasi
Kehilangan pendengaran yang progressive
Kecelakaan akibat gangguan keseimbangan
Eksaserbasi OMSK
Prognosis
Dubia ad bonam dengan terapi yang adekuat, masalah penurunan kemampuan
pendengaran dapat diperbaiki dengan penggunaan alat bantu pendengaran.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan indikasi.
Kompetensi Dokter Umum
4 untuk penyakit menierre
3A untuk presbiakusis
Recommended