Konjungtivitis Flikten Fix

Preview:

DESCRIPTION

flikten

Citation preview

Konjungtivitis Flikten

Pembimbing:dr. Mustafa K. S, Sp.Mdr. Hermansyah, Sp.Mdr. Henry A.W, Sp.M

dr. Gartati Ismail, Sp.Mdr. Agah Gadjali, Sp.M

Disusun oleh:Astri Faluna (1102009044)

Sony Novriandi (1102010271)Rahma Arsella (1102011218)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID

SUKANTOPERIODE 29 JUNI 2015 – 31 JULI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

AnatomiKonjungtiva dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:• Konjungtiva tarsal: bagian

posterior kelopak mata • Konjungtiva bulbar

menempel secara longgar pada septum orbital, dapat dilipat berkali-kali untuk mempermudah pergerakan mata dan pembesaran kelenjar air mata.

• Konjungtiva fornises atau forniks merupakan tempat peralihan antara konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbar.

Vaskularisasi KonjungtivaPada konjungtiva terdapat pembuluh darah:• Arteri konjungtiva posterior yang meperdarahi konjungtiva

bulbi• Arteri siliar anterior atau episklera yang memberikan cabang:

• Arteri episklera dan dengan arteri siliar posterior longus bergabung membentuk arteri sirkular mayor, memperdarahi iris dan badan siliar.

• Arteri perikornea yang memperdarahi kornea• Arteri episklera yang terletak diatas sclera, merupakan

bagian arteri siliar anterior yang memberikan perdarahan ke dalam bola mata.

Histologi

Sel Superficial (lapisan adenoid)

Sel Basal (lapisan fibrosa)

Konjungtiva Palpebrae

(Epithel berlapis columnar + sel Goblet)

Fungsi Konjungtiva • Memproduksi air mata• Menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea• Pertahahan non spesifik

Barier epitel Aktivitas lakrimasi Menyuplai darah

• Pertahanan Spesifik Mekanisme imunologis : sel mast, leukosit Jaringan limfoid pada mukosa Antibodi dalam bentuk IgA

Definisi• Konjungtivitis flikten atau oftalmia fliktenularis

adalah peradangan konjungtiva bulbar yang terjadi akibat alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu .

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Klasifikasi

Secara Klinis

Konjungtivitis Fliktenularis

Konjungtivitis Flikten

Faktor Prediposisi

• Usia• Jenis kelamin• Nutrisi• Lingkungan• Musim atau cuaca

Patofisiologi

• Flikten adalah tonjolan sebesar jarum pentul yang terutama terletak di daerah limbus, keras, merah, menonjol dan dikelilingi zona hiperemi

• Flikten umumnya bersifat unilateral dan terjadi di limbus

• Konjungtivitis flikten atau oftalmia fliktenularis adalah peradangan konjungtiva bulbar yang terjadi akibat adanya reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap bakteri atau antigen tertentu.

Patofisiologi

Diagnosis

•Gejala subjektif•Gejala objektif •Histopatologi•Laboratorium

Diagnosis

•Gejala subjektif

Konjungtivitis flikten menyebabkan iritasi dengan keluhan rasa sakit, mata merah, dan lakrimasi. Jika kornea ikut terlibat maka akan ditemukan keluhan fotofobia dan gangguan penglihatan

Konjungtivitis Flikten Simpel

Terlihat nodul putih kemerahan yang dikelilingi daerah hiperemis (pelebaran pembuluh darah konjungtiva) pada daerah sekitar limbus dan konjungtiva bulbar. Pada umumnya nodul hanya soliter namun dapat juga tumbuh lebih dari satu

Konjungtivitis Flikten Necrotizing

- Konjungtivitis flikten e.c Tuberkulosis

Terdapat flikten besar yang disertai proses nekrosis dan ulserasi sehingga memungkin terjadinya severe pustular congjunctivitis12

Konjungtivitis Flikten Milier

Terdapat multipel flikten yang berbentuk lingkaran disekitar limbus ataupun menyebar secara tidak merata.

Penatalaksanaan

• Perbaiki penyebab• Perbaikan gizi• Steroid topikal• Midriatika bila terjadi pnyulit

pada kornea• Memperhatikan higiene mata

Prognosis

•Ad Vitam : Bonam•Ad Sanationam: Dubia ad bonam•Ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Kesimpulan

• Konjungtivitis flikten adalah radang pada konjungtiva dengan pembentukan satu atau lebih tonjolan kecil (flikten), yang diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap endogen tuberkulosis, stafilokokus, coccidioidomikosis, candida, helmintes, virus herpes simpleks, toksin dari moluscum contagiosum yang terdapat pada margo palpebra dan infeksi fokal pada gigi, hidung, telinga, tenggorokan, dan traktus urogenital.

• Gejala klinis biasanya ringan.• Dasar dari penatalaksanaan penyakit ini adalah mengatasi penyakit yang

mendasarinya dengan proses diagnostik dan terapi yang komprehensif.• Korstikosteroid topikal wajib digunakan dalam kasus ini. Antibiotik topikal dan

sistemik dapat digunakan sebagai terapi kombinasi jika terdapat infeksi sekunder.• Dengan terapi yang memadai, prognosis kasus ini umumnya baik, tanpa

komplikasi yang berarti.

TERIMA KASIH

Recommended