View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana i
KATA PENGANTAR
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia. Namun dalam pengembangan dan aplikasinya, disamping memberi dampak positip juga
berdampak negatip. Dampak negatip ini sering tidak mendapatkan perhatian dan pengembangan
selanjutnya mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam dan kondisi lingkungan. Kondisi ini,
sampai tingkat tertentu, dapat mengurangi manfaat yang dituju atau bahkan membahayakan
keberlanjutan eksistensi bumi dan kehidupannya. Kesadaran akan hal ini mendorong ilmuwan,
rekayasawan maupun praktisi dalam berbagai bidang mengembangkan teknologi ramah
lingkungan yang menjamin keberlanjutan bumi dan isinya.
Bidang Teknik Sipil merupakan salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur yang
berperan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Adanya dampak kemajuan
teknologi di bidang konstruksi mengharuskan pengguna maupun pelaku industri konstruksi agar
tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Tak dapat dipungkiri, faktor pelestarian lingkungan
memegang peranan penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Untuk mendukung perspektif tersebut, maka Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana pada hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017 menyelenggarakan Seminar
Nasional Teknik Sipil (SeNaTS) 2 dengan tema “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang
Berkelanjutan” di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali.
Kegiatan ilmiah sehari ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana komunikasi dan wadah
tukar informasi bagi pendidik, peneliti dan praktisi di bidang Teknik Sipil maupun mahasiswa
untuk mendukung upaya terlaksananya pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Sejumlah tujuh
puluhan makalah dipresentasikan dalam kegiatan SeNaTS 2 ini dari beberapa bidang keahlian
meliputi bidang keahlian: Struktur dan Material, Geoteknik, Transportasi, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Sumber Daya Air dan Lingkungan. Penulis makalah berasal dari berbagai
institusi di seluruh Indonesia.
Terselenggaranya kegiatan seminar ini berkat peran serta dan bantuan berbagai pihak, dari tahap
persiapan sampai pelaksanaannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga komunikasi dan kerjasama yang telah terjalin dapat berlanjut di kemudian hari.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ii
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iii
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan
diselenggarakannya Seminar Nasional Teknik Sipil ke-2 (SeNaTS 2) pada hari Sabtu, tanggal 8
Juli 2017 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Konferensi ini diselenggarakan oleh Program
Studi Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Tema pada seminar ini “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang Berkelanjutan” dimaksudkan
sebagai salah satu wadah komunikasi dan tukar informasi serta pengalaman bagi ilmuwan,
rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi yang memiliki perhatian dan atau pengalaman di bidang
Teknik Sipil. Dengan demikian kegiatan ini dapat dimanfaatkan bagi para peneliti dan praktisi
untuk mempublikasikan pengalaman maupun hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan
pengembangan infrasturktur dalam menunjang sasaran pembangunan yang berkelanjutan. Topik
publikasi mencakup bidang keahlian : Struktur dan Material, Geoteknik, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Transportasi, Sumber Daya Air, Lingkungan serta bidang keahlian sipil
terkait lainnya.
Diharapkan kegiatan SeNaTS 2 ini menjadi media efektif untuk komunikasi dan tempat bertukar
pikiran serta pengalaman antara sesama ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi
Teknik Sipil dari seluruh Indonesia. Dengan demikian dapat memperkaya perkembangan dunia
ketekniksipilan dan memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua dan kami mengucapkan terima kasih kepada para
narasumber, pemakalah dan panitia yang telah bekerja keras dalam menyiapkan kegiatan ini
sehingga dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peserta
dan para sponsor yang telah berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan SeNaTS 2 ini.
Sampai berjumpa lagi pada pertemuan yang akan datang.
Denpasar, Juli 2017
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, Ph.D
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iv
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana v
KOMITE ILMIAH
Endah Wahyuni, ST., MSc., Ph.D (ITS)
Ir. Akhmad Suraji, MT, PhD (Unand)
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD (Unud)
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA (Unud)
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD (Unud)
Ir. Made Sukrawa, MSCE, PhD (Unud)
I Ketut Sudarsana, ST, PhD (Unud)
Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD (Unud)
Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA (Unud)
Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCinstCES (Unud)
Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT (Unud)
Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD (Unud)
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
SAMBUTAN………………………………………….............................................. iii
KOMITE ILMIAH ………………………………………….................................. v
DAFTAR ISI ……………………………………………......................................... vii
KEYNOTE SPEAKER
SUSTAINABLE BUILDING MATERIALS ADALAH KEBUTUHAN…………………………… KS-1
PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI
INDONESIA………………………………………………………………………………………….. KS-11
BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL
PEMANFAATAN STEEL SLAG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON
NORMAL ……………………………………………………………………………………………. SM-1
PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN
SUPERPLASTICIZER SULPHONAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH ………………………… SM-9
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG SRPMK TERHADAP BEBAN GEMPA
STATIK DAN DINAMIK DENGAN PERATURAN SNI 1726 2012 …………………………….. SM-19
EVALUASI SIMPANGAN STRUKTUR AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI DENGAN
METODE ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RESPONSE SPECTRUM (STUDI KASUS :
PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA) …………………... SM-27
PENGARUH PENGURANGAN PENAMPANG TERHADAP KERUSAKAN RANGKA
BAJA…………………………………………………………………………………………………. SM-35
STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOMENT RESISTING FRAME
DAN ECCENTRICALLY BRACED FRAME PADA GEDUNG CDAST ………………………… SM-43
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DRAMIX DAN PERAWATAN TERHADAP KUAT
TEKAN, KUAT TARIK DAN BIAYA BETON ……………………………………………………. SM-49
PENINGKATAN KINERJA BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN VARIASI UKURAN
BUTIR MAKSIMUM AGREGAT KASAR ………………………………………………………… SM-55
KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN SERBUK BATU
BATA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN ……………………………………………. SM-63
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG …………. SM-71
ANALISIS PEMBEBANAN SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG
DENGAN DAN TANPA INTERAKSI TANAH-STRUKTUR (KASUS GEDUNG 5 LANTAI
DENGAN PONDASI TIANG)………………………………………………………………………. SM-87
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON
BERTULANG DENGAN PEMODELAN PONDASI KAKU DAN FLEKSIBEL ………………… SM-101
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana viii
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN
KOLOM KOMPOSIT CONCRETE ENCASED DAN CONCRETE FILLED TUBE, SERTA NON
KOMPOSIT…………………………………………………………………………………………... SM-113
EVALUASI POTENSI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN ASPALT MIXING PLAN
(AMP) PT.HARAPAN JAYA BETON BALI SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN
PORTLAND …………………………………………………………………………………………. SM-125
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS
SEMARANG…………...…………………………………………………………………………….. SM-135
ANALISIS PERILAKU HUBUNGAN PELAT-KOLOM TEPI STRUKTUR PELAT DATAR
DENGAN CONCRETE DAMAGE PLASTICITY (CDP) DARI ABAQUS………………………….. SM-151
PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT
TEKAN BETON NON PASIR DENGAN AGREGAT GRANIT PULAU BANGKA …………….. SM-161
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN
DENGAN PENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA………………… SM-169
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK (SRBK) TIPE
X-2 LANTAI DENGAN STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB)……….. SM-179
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN SM-189
BIDANG GEOTEKNIK
ANALISIS KONSOLIDASI PDA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE
PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) ……………………………………………………
GT-1
ANALISIS WAKTU PENURUNAN KONSOLIDASI PADA KASUS PERBAIKAN TANAH
MENGGUNAKAN STONE COLUMN……….……………………………………………………..
GT-11
ANALISIS PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP TANAH LEMPUNG YANG
DICAMPUR DENGAN ASPAL EMULSI……….…………………………………………….......... GT-25
PEMANFAATAN LIMBAH BATUBARA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH
LEMPUNG LUNAK……………………………................................................................................. GT-41
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODE
KONSTRUKSI PONDASI DALAM.................................................................................................... GT-55
KAJIAN EFEK PNGEMBANGAN TERHADAP KUAT GESER DAN PERUBAHAN VOLUME
TANAH LEMPUNG BOBONARO...................................................................................................... GT-63
PENGARUH KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANAN
DENGAN MODEL MATERIAL TANAH LUNAK............................................................................ GT-75
DAYA LAYAN PILE SLAB BETON BERTULAN SEBAGAI STRUKTUR PERKERASAN
JALAN PADA TANAH LUNAK…………………………………...……………………………….. GT-83
BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI
KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI PADA PROYEK
KONSTRUKSI……………………………………………………………………………………… MK-1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ix
STUDI KECUKUPAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG SOSIAL EKONOMI DAN
LINGKUNGAN DI BALI …………………………………………………………………………… MK-9
STANDAR GREEN BUILDING INDONESIA: STUDI KOMPARASI …………………………… MK-17
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) DAN
KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI (STUDI
KASUS: PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA) ……………. MK-23
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) TERHADAP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM) DAN SUPPLY CHAINT MANAGEMENT (SCM) PADA INDUSTRI KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PADA KONTRAKTOR DI DAERAH DKI JAKARTA) ………………………... MK-31
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR COST OVERRUN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA BIAYA KONSTRUKSI DI PERUSAHAAN ”X” ……………………………………… MK-39
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REWORK PROYEK KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN DI PERUSAHAAN X…………………………………… MK-47
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR RISIKO PENTING PERUSAHAAN KONSTRUKSI ”X”
DALAM PROYEK KERJA SAMA OPERASI DENGAN PERUSAHAAN ASING DI
INDONESIA …………………………………………………………………………………………. MK-57
PENGARUH TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN
REHABILITASI REKONSTRUKSI DALAM RANGKA PERBAIKAN RUMAH TINGGAL DI
KOTA PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 (STUDI KASUS: KOTO TANGAH
DAN KURANJI) …………………………………………………………………………………… MK-65
EVALUASI TEKNIS DAN SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN
PUBLIK “GRAHA SEWAKA DHARMA” PEMERINTAH KOTA DENPASAR………………… MK-77
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN DI KOTA DENPASAR……………………………………………………………… MK-89
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI REGULASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM
PENATAAN PEMBANGUNAN DI KOTA DENPASAR………………………………………… MK-95
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA
PROYEK KONSTRUKSI…………………………………………………………………………… MK-105
PERSPEKTIF PEMILIK PROYEK TERHADAP PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN
KLAIM KONSTRUKSI……………………………………………………………………………… MK-113
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
MENGGUNAKAN OHSAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN FAVE HOTEL KARTIKA
PLAZA KUTA……………………………………………………………………………………….. MK-121
FAKTOR PENUNJANG MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA KONTRAKTOR KECIL DI KOTA DENPASAR……………………………………….. MK-129
BIDANG TRANSPORTASI
JALAN LAYANG SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PRASARANA TRANSPORTASI
RAMAH LINGKUNGAN…………………………………………………………………………… TRANS-1
SKENARIO PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALANGKA
RAYA BERBASIS SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN……………………………... TRANS-9
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana x
POLA PERGERAKAN PEJALAN KAKI ANAK SEKOLAH PADA JALUR PEDESTRIAN……. TRANS-19
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN DI JALAN TOL TANGERANG –
MERAK (KM 31 – KM 72)………………………………………………………………………….. TRANS-29
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA SALATIGA …………………………… TRANS-43
MODEL PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP NILAI KAPASITAS JALAN
DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN PADA RUAS JALAN JAWA KABUPATEN
JEMBER……………………………….……………………………….…………………………….. TRANS-55
KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN BERBAGAI ODTW DI BALI……………….. TRANS-63
ANALISIS KORBAN DAN KECELAKAAN LALU LINTAS FATAL DI KABUPATEN
TABANAN……………………………….……………………………….…………………………. TRANS-71
KARAKTERISTIK VISCO ELASTIC ASPAL AKIBAT PENUAAN DITINJAU DARI NILAI
SUDUT PHASE………………………….…………………………………………………………... TRANS-79
DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG
(STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)………………………………………………………... TRANS-87
KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MODIFIKASI JENIS BNA BLEND PADA NILAI
ABRASI AGREGAT KASAR YANG BERBEDA YANG TERSEDIA DI BALI…………………. TRANS-95
EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION
INDEX (PCI) UNTUK MENUNJANG PRIORITAS PENANGANAN PERBAIKAN JALAN DI
BEBERAPA RUAS JALAN KOTA SAMARINDA………………………………………………… TRANS-105
KAJIAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SIMPANG DENGAN UNDERPASS (STUDI
KASUS SIMPANG TUGU NGURAH RAI DI PROVINSI BALI)…………………………………. TRANS-111
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI BANDARA
INTERNASIONALI GUSTI NGURAH RAI-BALI…………………………………………........... TRANS-119
ANALISIS PERILAKU PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN SISTEM INFORMASI LALU
LINTAS REAL TIME (STUDI KASUS: PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI WAZE)…….. TRANS-129
ANALISIS MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN TABANAN (STUDI
KASUS : KECAMATAN TABANAN DAN KECAMATAN KEDIRI)……………………………. TRANS-139
KAPASITAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG REKOMENDASI
ANDALALIN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT METRO MEDIKA MATARAM……………. TRANS-149
PENANGANAN JALANDAN PEMASANGAN UTILITASDI WILAYAH KOTA DENPASAR:
KONDISI DAN KENDALA…………………………………………………………………………. TRANS-159
ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGAN
EPOXY SEBAGAI BAHAN TAMBAH……………………………………………………………... TRANS-167
KAJIAN EMISI GAS RUMAH KACA AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA
CILEGON…………………………………………………………………………………….............. TRANS-179
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN RUTE JALAN TOL
BALI MANDARA…………………………………………………………………………………… TRANS-189
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana xi
BIDANG SUMBER DAYA AIR
KURVA IDF DESAIN KOLAM RETENSI DAN DETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI
AIR TANAH…………………………………………………………………………………………. SDA-1
ANALISA INDEKS DAN SEBARAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE
STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN GEOGRAPHICAL INFORMATION
SYSTEM (GIS) UNTUK PULAU LOMBOK………………………………………………………… SDA-9
WATER ALLOCATION AND DISTRIBUTION IN JATILUHUR IRRIGATION AREA
INDONESIA : EVALUATION AND CHALLENGES……………………………………………… SDA-17
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA PADA SUBAK PULAGAN SEBAGAI WARISAN
BUDAYA DUNIA DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR…………… SDA-29
SIMULASI OKSIGEN TERLARUT (DO) AKIBAT POLUSI DI ANAK SUNGAI CITARUM
MENGGUNAKAN HEC-RAS………………………………………………………………………. SDA-41
PEMODELAN BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN) UNTUK MEREDUKSI PENGARUH
SEDIMENTASI SALURAN IRIGASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI PROVINSI GORONTALO)……... SDA-49
EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM PENGENDALIAN BANJIR DI
KOTA DENPASAR.…………………………………………………………………………………. SDA-57
ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA BENDUNGAN PANDANDURI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
BAGIAN SELATAN………………………………………………………………………………….. SDA-69
UNJUK KERJA BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH BLOK BETON
BERKAIT…………………………………………………………………………………………….. SDA-79
MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM PANTAI
BALAI LITBANG TEKNOLOGI PANTAI…………………………………………………………. SDA-89
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DI PANTAI
SANUR……………………………………………………………………………………………….. SDA-95
BIDANG LINGKUNGAN
PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG
BERKELANJUTAN....……...………………………………………………………………………..
LK-1
PENGARUH TANAMAN RAMBAT TERHADAP SUHU RUANG BAWAH ATAP
TRANSPARAN POLIKARBONAT...………………………………………………………………..
LK-9
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) DARI SUMBER KOMERSIL DI KOTA PADANG……………........................... LK-15
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU DALAM MENGURANGI GENANGAN DI
KOTA GORONTALO………………………………………………….............................................. LK-23
BUCKET SYSTEM AS ALTERNATIVE OF URBAN GROWTH SIMULATION USING
AGENT BASED MODEL…………………………………………………………………………… LK-29
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 08 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-189
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT
DENGAN AGREGAT RINGAN
Ida Ayu Made Budiwati1, I Ketut Sudarsana2 dan Ni Made Yokiana Wati3
1Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email: idabudiwati@unud.ac.id 2Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email: ksudarsana@unud.ac.id 3Alumni Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email: yokianawati@yahoo.co.id
ABSTRAK Serat yang terdapat pada beton dapat meningkatkan kuat tarik, memperlambat timbulnya retak, dan
mengurangi sifat getas beton. Serat Bagu merupakan salah satu serat alami yang dapat digunakan
pada beton serat. Agregat ringan, Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA), sebagai
campuran beton dapat digunakan untuk mendapatkan berat volume beton lebih kecil dari beton
normal. Kedua material tersebut digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan karakteristik
beton. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelecakan, berat volume,
kuat tekan, dan kuat tarik belah beton serat menggunakan agregat kasar berupa agregat ringan
dengan kadar serat ditetapkan sebesar 2% dari volume adukan beton. Proporsi campuran yang
digunakan yaitu 1 : 1,5 : 1,7 dengan faktor air semen 0,42. Tiga (3) variasi persentase agregat
ringan yang digunakan yaitu 0% (digunakan sebagai kontrol), 50%, dan 100% terhadap volume
agregat kasar. Benda uji silinder dibuat sebanyak 18 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan persentase agregat ringan menyebabkan penurunan tingkat kelecakan (workability)
dilihat dari nilai slump, penurunan berat volume, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Ratio hasil tes
menggunakan persentase agregat ringan 50% dan 100% terhadap beton kontrol masing-masing
sebesar 0,39 dan 0,22 untuk nilai slump, berat volume sebesar 0,89 dan 0,8, kuat tekan sebesar
0,57 dan 0,42, dan kuat tarik belah sebesar 0,56 dan 0,50.
Kata kunci: agregat ringan, berat volume, beton serat, kuat tarik belah, kuat tekan, slump
ABSTRACT
The fibers in the concrete can increase its tensile strength, slow the progress of cracking, and
reduce the brittle properties of concrete. Fiber Bagu is one of the natural fibers that can be used on
fiber concrete. Lightweight Aggregate such as Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA) as a
concrete mixture can be used to obtain smaller weight volume of concrete than normal concrete.
Both materials, Bagu fiber and lightweight aggregate, are used in this study to obtain the
characteristics of concrete. The aim of this research is to determine the workability, volume
weight, compressive strength, and tensile strength of fiber concrete using coarse aggregate in the
form of light aggregate with the fiber content set at 2% of the volume of concrete mix. The
proportion of mixture used is 1: 1.5: 1.7 with a cement water factor of 0.42. Three (3) variations of
percentage of light aggregate used are 0% (used as control), 50%, and 100% of coarse aggregate
volume. Cylindrical test object was made as many as 18 pieces. The results showed that the
increase of lightweight aggregate percentage resulted in decreased workability level seen from
slump value, decreasing volume weight, compressive strength and tensile strength. The ratios of
test result using percentage of light aggregate 50% and 100% to normal concrete respectively were
0, 39 and 0,22 for slump value; the volume weight of 0.89 and 0.8; the compressive strength of
0.57 and 0, 42, and tensile strength of 0,56 and 0,50.
Keywords: compressive strength, density, fiber concrete, lightweight aggregate, splitting tensile
strength
Ida Ayu Made Budiwati, I Ketut Sudarsana dan Ni Made Yokiana Wati
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-190
1. PENDAHULUAN
Beton serat merupakan beton yang menggunakan serat yang dicampurkan secara merata dalam adukan
beton. Penambahan serat pada beton dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang dimiliki oleh beton
yaitu memiliki kuat tarik yang rendah. Serat dalam beton ini juga berfungsi untuk memperlambat timbulnya
retak dan mengurangi sifat getas, sehingga menjadikan beton lebih daktail dari beton biasa. Penambahan serat ke
dalam adukan beton akan menurunkan kelecakan adukan (Sudarmoko, 1989). Salah satu jenis serat yang dapat
digunakan untuk membuat beton serat adalah serat alami. Keunggulan serat alami, yaitu beban lebih ringan,
mudah didapat, harga relatif murah, dan yang paling penting ramah lingkungan. Salah satu contoh serat alami
adalah serat Bagu. Menurut hasil uji kuat tarik sederhana yang dilakukan oleh Yasa dan Wati (2015) serat Bagu
memiliki kuat tarik sebesar 35,4 MPa. kuat tarik belah rata-rata beton menggunakan serat Bagu sebesar 3,28
MPa dengan kadar serat sebesar 2% terhadap volume beton.
Selain mengurangi sifat getas beton, mengurangi berat volume beton juga merupakan hal yang sangat
diperhatikan dalam konstruksi tahan gempa. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan material yang
mempunyai berat volume kecil (ringan), beban gempa akibat berat sendiri dari konstruksi yang dibangunpun
menjadi lebih kecil. Untuk itu beton yang memiliki sifat lebih daktail akibat adanya penambahan serat mungkin
bisa diturunkan berat volumenya. Salah satu cara untuk memperkecil berat volume beton adalah dengan
menggunakan agregat ringan, seperti Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA), terbuat dari campuran
mineral vulkanik yang ringan dan dibuat berpori dengan pembakaran di atas 10000C dan lapisan luar tanah
lempung tembikar (Rudy, 2016).
Serat dan ECA sama-sama memiliki interaksi dengan semen sebagai matrik beton. Bagaimana karakteristik
beton jika dibuat menggunakan kedua material tersebut sejauh ini belum diketahui sehingga perlu dilakukan
penelitian. Pada penelitian ini dibuat beton menggunakan campuran serat bagu dan agregat ringan, LECA,
sebagai agregat kasar. Karakteristik beton ditinjau dari nilai kelecakan (slump), berat volume, kuat tekan, dan
kuat tarik belah.
2. TEORI DAN METODE
Perencanaan campuran beton serat umumnya ditentukan berdasarkan kandungan serat, perbandingan aspek
panjang dan diameter serat, serta diameter agregat. Hasil pengujian oleh Adibroto (2014) menunjukkan
penambahan serat ijuk, plastik, ataupun kawat sampai 5 % dari volume campuran paving block yang dibuat tidak
cukup memberikan kontribusi penambahan kuat tekannya tetapi menurunkan. Penelitian oleh Kushartomo, dkk.
(2013) menunjukkan beton dengan volume serat 2 %, mengalami peningkatan kuat lentur hingga 96,20%.
Rusyanto dkk (2012) melakukan penelitian beton serat bambu. Penambahan serat 1,5% dari berat beton hanya
menaikkan kuat tekan beton 9,9% tetapi meningkatkan kuat tarik sebesar 30,5%.
Beton ringan memiliki berat volume antara 1140-1840 kg/m3. Untuk mendapatkan beton ringan dapat
digunakan agregat ringan menggunakan batu apung ataupun agregat buatan. Menurut Moravia et al. (2010),
Lightweight Aggregate Concrete (LWAC) yang menggunakan Expanded Clay Aggregate sebagai agregat kasar
memiliki kuat tekan lebih rendah dibandingkan Normalweight Concrete (NWC) yang menggunakan kapur
sebagai agregat kasar. Menurut Bogas and Nogueira (2014), dapat diketahui beton ringan yang menggunakan
ECA sebagai agregat kasar memiliki mutu yang lebih rendah dibandingkan dengan beton normal.
Pada penelitian ini dilakukan uji laboratorium untuk mendapatkan karakteristik beton serat Bagu dengan
Lightweight Expanded Clay Aggregate sebagai agregat kasar. Persentase kadar LECA yang digunakan adalah
0%, 50%, dan 100% terhadap volume agregat kasar. Kadar LECA tersebut tersebar pada setiap ukuran ayakan
dalam gradasi yang direncanakan. Kadar serat Bagu yang digunakan adalah 2% terhadap volume beton dan
dicampurkan ke dalam adukan beton secara acak. Hal tersebut dipilih karena konsentrasi fiber (serat) yang masih
memungkinkan pengadukan dilakukan dengan mudah adalah 2% volume (Sudarmoko, 1989). Dari penelitian
yang dilakukan oleh Adibroto (2014) dan Kushartomo dkk. (2013) dapat disimpulkan juga bahwa kadar 2%
terhadap volume beton merupakan kadar serat yang optimum. Panjang serat Bagu yang digunakan 20 mm
dengan diameter butir serat berkisar antara 0,2-0,3 mm. Hal tersebut merujuk ke penelitian Rusyanto dkk.
(2012), yang menggunakan serat alami yaitu serat bambu dan diketahui bahwa ukuran serat bambu terbaik
adalah 20 mm. Selain itu, nilai panjang dan diameter serat yang digunakan berdasarkan pertimbangan syarat
perbandingan aspek panjang dan diameter serat < 100 (Salain, 2008).
Menurut SNI 03-2461-2002, beton ringan struktural adalah beton yang memakai agregat ringan atau
campuran agregat kasar ringan dan pasir sebagai pengganti agregat halus ringan dengan ketentuan tidak boleh
melampaui berat isi maksimum beton 1850 kg/m3 kondisi kering permukaan jenuh dan harus memenuhi
persyaratan kuat tekan dan kuat tarik belah beton ringan untuk tujuan struktural. Tabel 1 memberikan
persyaratan kuat tekan dan kuat tarik belah rata-rata untuk beton ringan struktural.
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-191
Tabel 1. Persyaratan kuat tekan dan kuat tarik belah rata-rata untuk beton ringan struktural
Berat isi kering udara 28
hari, maksimum (kg/m3)
Kuat tarik belah (tidak
langsung) rata-rata (MPa)
Kuat tekan rata-rata, 28
hari, minimum (MPa)
1760
1680
1600
1840
1760
1680
Semua agregat ringan
2,2
2,1
2,0
Agregat ringan dan pasir
2,3
2,1
2,0
28
21
17
28
21
17 CATATAN 1 Nilai kuat tekan dan berat isi diambil dari rata-rata 3 buah benda uji
sedangkan kuat tarik belah diambil rata-rata dari 6 benda uji,
CATATAN 2 Nilai antara untuk kekuatan tekan dan nilai berat isi yang berkait
dapat diperoleh dengan penambahan atau interpolasi,
CATATAN 3 Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan kuat tarik rata-rata
minimum dapat digunakan bila rancangannya dimodifikasi untuk mengimbangi
nilai yang lebih rendah,
CATATAN 4 1 MPa ≈ 10 kg/cm2
Sumber : SNI 03-2461-2002
Benda uji disiapkan dalam bentuk silinder ukuran diameter 150 mm dengan tinggi 300 mm. Sebanyak 18
buah benda uji dibuat dalam 6 kali mencampur, dibuat 3 buah benda uji untuk tiap campuran dan dilakukan satu
kali pengulangan. Masing-masing campuran memiliki kadar agregrat ringan yang berbeda. Campuran pertama
menggunakan batu pecah 100% (tanpa agregat ringan), campuran kedua menggunakan agregat ringan 50% dari
volume agregat kasar, dan campuran ketiga menggunakan agregar ringan 100% sebagai agregat kasarnya.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu serat bagu berasal dari produsen pakaian tarian Bali di Br.
Puaya Sukawati Gianyar, agregat ringan diperoleh dari Semarang, batu pecah dan pasir diperoleh dari Kabupaten
Karangasem, dan semen yang dipakai PPC Gresik jenis IP-U. Gradasi LECA dan batu pecah dirancang dengan
butir maksimum 19 mm (Tabel 2) menurut SNI 03-2834-2000. Gradasi pasir dirancang dalam zone 2 (Tabel 3)
menurut SNI 03-2834-2000.
Tabel 2. Rancangan gradasi agregat kasar dengan butir maksimum 19 mm
Ukuran
ayakan
(mm)
Jumlah
agregat
kasar (%)
Jumlah sisa
ayakan
kumulatif (%)
Jumlah lolos ayakan
kumulatif (%)
37,50 0 0 100
25,40 0 0 100
19,00 4 4 96
12,50 44 48 52
9,50 22 70 30
4,75 30 100 0
0,00 0 - -
Jumlah 100 674 -
Tabel 3. Rancangan gradasi pasir pada zone 2
Ukuran
ayakan
(mm)
Jumlah
pasir (%)
Jumlah sisa
ayakan
kumulatif (%)
Jumlah lolos ayakan
kumulatif (%)
4,75 5 5 95
2,36 15 20 80
1,18 15 35 65
0,60 15 50 50
0,30 20 70 30
0,15 28 98 2
0 2 - -
Jumlah 100 278
Ida Ayu Made Budiwati, I Ketut Sudarsana dan Ni Made Yokiana Wati
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-192
Sebelum pembuatan benda uji dilakukan pemeriksaan bahan yaitu pemeriksaan berat volume semen,
pemeriksaan kadar air, kadar lumpur, berat jenis, penyerapan air, dan berat volume untuk agregat halus dan
kasar. Untuk serat yang digunakan dilakukan pemeriksaaan berat volume dan kebutuhan air serat Bagu untuk
mencapai kondisi SSD.
Perencanaan proporsi campuran beton serat Bagu diawali dengan perencanaan proporsi campuran beton
normal dengan mutu beton rencana f’c 40 MPa pada umur 28 hari, kemudian proporsi campuran beton normal
tersebut ditambah serat Bagu dengan kadar 2% terhadap volume beton. Perbandingan proporsi campuran semen,
pasir, dan batu pecah untuk 1 m3 beton diperoleh 1:1,5:1,7, dengan jumlah air 200 kg untuk faktor air semen
0,42. Setiap campuran beton selesai dibuat dilakukan pengujian beton segar untuk mendapatkan nilai slump
yang mengacu ke standar SNI 03-1972-2008.
Benda uji beton yang sudah dibuat dirawat selama 28 hari untuk kemudian diuji kuat tekan, dan kuat tarik
belahnya. Selaian itu juga dilakukan pengukuran berat untuk mendapatkan berat volume beton.
Pengujian kuat tekan dilakukan pada mesin tekan kapasitas 2000 kN. Nilai kuat tekan masing-masing benda
uji silinder dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 dan nilai kuat tekan rata-rata untuk setiap kadar
LECA dapat dihitung dengan Persamaan 2. Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan juga pada mesin uji
tekan, di mana besar beban yang mengakibatkan benda uji terbelah dicatat besarnya. Nilai kuat tarik belah beton
dapat dihitung dengan Persamaan 3.
Kuat tekan beton dinyatakan dengan persamaan:
A
Pcf ' (1)
dengan: f'c = kuat tekan beton (MPa);
P = beban hancur (N)
A = luas penampang beton tertekan (mm2).
Kuat tekan rata-rata beton :
N
cfcf ratarata
''
(2)
dengan: f'crata-rata = kuat tekan rata-rata (MPa);
N = jumlah benda uji
Kuat tarik belah (ft) adalah kuat tarik beton yang ditentukan berdasarkan kuat tekan belah dari silinder beton
yang ditekan pada sisi panjangnya (SKSNI-T- 15-1991-03). Setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya
disertai peningkatan kecil kuat tariknya. Perkiraan kasar yang dapat dipakai yaitu nilai kuat tarik beton normal
hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya. Suatu pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan
modulus of rupture, yaitu tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok beton polos
(tanpa tulangan) sebagai pengukur kuat tarik sesuai dengan teori elastisitas (Dipohusodo, 1994).
Kuat tarik bahan beton juga ditentukan melalui pengujian split cylinder yang umumnya memberikan hasil
yang lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari
beberapa pengujian mencapai kekuatan 0,5√f’c – 0,6√f’c, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57√f’c.
Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang
timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai split cylinder strength (ASTM C 496), dan dihitung menurut
Persamaan 3 (Dipohusodo, 1994).
LD
Pft
2 (3)
dengan: ft = kuat tarik belah (MPa)
P = beban pada waktu belah (N)
L = panjang benda uji silinder (mm)
D = diameter benda uji silinder (mm
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kelecakan (Slump)
Rekapitulasi hasil uji slump dapat dilihat pada Tabel 4. Pada beton serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan
100%, rasio hasil pengujian terhadap beton normal sebesar 0,39 dan 0,22 atau nilai slump menurun 61% dan
78% terhadap nilai slump beton serat Bagu dengan kadar LECA 0% (beton normal). LECA yang memiliki
bentuk bulat seperti batuan alami yang tidak dipecahkan seharusnya dapat meningkatkan kelecakan (workability)
beton serat Bagu, tetapi pada beton serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100% menunjukkan hasil yang
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-193
sebaliknya. Menurunnya nilai slump pada beton serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100% diperkirakan
karena dari kadar LECA 50% sudah menunjukkan adanya pengaruh interaksi LECA dengan semen terhadap
nilai slump. Selain itu, hal ini dapat terjadi diperkirakan karena LECA memiliki karakteristik yang ringan,
sehingga pada saat uji slump cenderung mempertahankan bentuk benda uji (tidak runtuh). Campuran beton
dengan kadar LECA 0% saja yang memenuhi syarat nilai slump minimum untuk berbagai jenis konstruksi
menurut ACI 211.1-91.
Tabel 4. Hasil Pengujian Slump
Kadar
LECA
Kode
Benda Uji
Nilai
Slump
(mm)
Rerata
Nilai Slump
(mm)
Ratio terhadap beton
kontrol
0 % BS11 50 45,0 1,00
BS12 40
50 % BS21 15 17,5 0,39
BS22 20
100 % BS31 13 10,0 0,22
BS3 7
Hasil Berat Volume Beton
Rekapitulasi hasil uji berat volume beton dapat dilihat pada Tabel 5. Peningkatan kadar LECA
menyebabkan penurunan berat volume beton serat Bagu. Pada beton serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan
100%, berat volume menurun sebesar 11% dan 20% terhadap berat volume beton serat Bagu dengan kadar
LECA 0%. Ratio berat volume beton dengan LECA 50% dan 100% terhadap LECA 0% masing-masing sebesar
0,89 dan 0,80. Dari Tabel 5 dapat diketahui hanya beton serat Bagu dengan kadar LECA 100% yang berat
volume rata-ratanya masuk pada golongan beton ringan struktural menurut SNI 03-2461-2002 di mana dikatakan
bahwa beton ringan struktural adalah beton yang memakai agregat ringan atau campuran agregat kasar ringan
dan pasir sebagai pengganti agregat halus ringan dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat isi maksimum
beton 1850 kg/m3 kondisi kering permukaan jenuh dan harus memenuhi persyaratan kuat tekan dan kuat tarik
belah beton ringan untuk tujuan struktural.
Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Volume Beton
Kadar
LECA
Kode
Benda Uji
Berat Volume
(kg/m3)
Rerata Berat Volume
(kg/m3)
Ratio terhadap beton
kontrol
0 % BS1KT1 2187,61 2207,03 1,00
BS1KT2 2198,13
BS1KT3 2219,01
BS1KTB1 2188,25
BS1KTB2 2207,12
BS1KTB3 2242,04
50 % BS2KT1 2011,13 1954,05 0,89
BS2KT2 2013,87
BS2KT3 1990,61
BS2KTB1 1883,57
BS2KTB2 1906,28
BS2KTB3 1918,84
100 % BS3KT1 1762,19 1758,35 0,80
BS3KT2 1769,13
BS3KT3 1772,93
BS3KTB1 1778,81
BS3KTB2 1719,11
BS3KTB3 1747,92
Hasil Kuat Tekan Beton
Rekapitulasi hasil uji kuat tekan dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6, dapat diketahui peningkatan
kadar LECA menyebabkan penurunan kuat tekan beton serat Bagu. Pada beton serat Bagu dengan kadar LECA
50% dan 100%, kuat tekan menurun sebesar 43% dan 58% terhadap kuat tekan beton serat Bagu dengan kadar
Ida Ayu Made Budiwati, I Ketut Sudarsana dan Ni Made Yokiana Wati
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-194
LECA 0%. Ratio kuat tekan beton terhadap beton kontrol masing-masing sebesar 0,57 dan 0,42 untuk beton
serat dengan LECA 50% dan 100%. Hasil penelitian Moravia et al. (2010) untuk LWAC yang menggunakan
ECA sebagai agregat kasar memiliki kuat tekan 26% lebih rendah dibandingkan Normalweight Concrete
(NWC). Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian Moravia et al. (2010), maka dapat
diketahui penggunaan LECA sebagai agregat kasar menyebabkan penurunan kuat tekan lebih besar pada beton
serat Bagu dibandingkan pada beton normal (tanpa serat).
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui beton serat Bagu dengan kadar LECA 100% memiliki kuat tekan
rata-rata yang tidak cukup untuk memenuhi persyaratan kuat tekan beton ringan struktural menurut SNI 03-
2461-2002, Tabel 1. Maka dari itu, beton serat Bagu dengan kadar LECA 100% tidak disarankan untuk
digunakan sebagai beton struktural.
Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Kadar
LECA
Kode
Benda Uji
Kuat
Tekan
(MPa)
Rerata Kuat Tekan
(MPa) Ratio terhadap beton
kontrol
0 % BS1KT1 31,29 36,41 1,00
BS1KT2 41,08
BS1KT3 36,87
50 % BS2KT1 15,78 20,61 0,57
BS2KT2 23,43
BS2KT3 22,61
100 % BS3KT1 14,89 15,42 0,42
BS3KT2 13,51
BS3KT3 17,88
Hasil Kuat Tarik Belah Beton
Rekapitulasi hasil uji kuat tarik belah dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7, dapat diketahui
peningkatan kadar LECA menyebabkan penurunan kuat tarik belah beton serat Bagu. Pada beton serat Bagu
dengan kadar LECA 50% dan 100%, kuat tarik belah menurun sebesar 44% dan 50% terhadap kuat tarik belah
beton serat Bagu dengan kadar LECA 0%. Ratio kuat tarik belah beton terhadap beton kontrol masing-masing
sebesar 0,56 dan 0,50 untuk beton serat dengan LECA 50% dan 100%. Hasil penelitian Bogas and Nogueira
(2014) menunjukkan kekuatan tarik LWAC yang menggunakan expanded clay dengan tipe yang berbeda-beda
sekitar 0,8-0,85 dari NWC atau 15- 20% lebih rendah dari NWC. Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan
hasil penelitian Bogas and Nogueira (2014), maka dapat diketahui penggunaan LECA sebagai agregat kasar
menyebabkan penurunan kuat tarik belah lebih besar pada beton serat Bagu dibandingkan pada beton normal
(tanpa serat).
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui beton serat Bagu dengan kadar LECA 100% memiliki kuat tarik
belah rata-rata yang cukup untuk memenuhi persyaratan kuat tarik belah beton ringan struktural menurut SNI 03-
2461-2002 pada Tabel 1.
Tabel 7. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Kadar
LECA
Kode
Benda Uji
Kuat Tarik
Belah (MPa)
Rerata Kuat Tarik
Belah (MPa)
Ratio terhadap beton
kontrol
0 % BS1KTB1 2,97 4,10 1,00
BS1KTB2 4,95
BS1KTB3 4,39
50 % BS2KTB1 2,34 2,30 0,56
BS2KTB2 2,28
BS2KTB3 2,27
100 % BS3KTB1 2,08 2,07 0,50
BS3KTB2 1,87
BS3KTB3 2,24
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Peningkatan kadar LECA menyebabkan penurunan tingkat kelecakan (workability) beton serat
Bagu yang dilihat dari nilai slump. Pada beton serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100%,
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-195
nilai slump menurun sebesar 61% dan 78% terhadap nilai slump beton serat Bagu dengan kadar
LECA 0%. Ratio nilai slump beton dengan kadar LECA 50% dan 100% masing-masing sebesar
0,39 dan 0,22 terhadap beton normal.
Peningkatan kadar LECA menyebabkan penurunan berat volume beton serat Bagu. Pada beton
serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100%, berat volume menurun sebesar 11% dan 20%
terhadap berat volume beton serat Bagu dengan kadar LECA 0%. Ratio volume beton dengan
kadar LECA 50% dan 100% masing-masing sebesar 0,89 dan 0,80 terhadap beton normal
Peningkatan kadar LECA menyebabkan penurunan kuat tekan beton serat Bagu. Pada beton serat
Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100%, kuat tekan menurun sebesar 43% dan 58% terhadap
kuat tekan beton serat Bagu dengan kadar LECA 0%. Ratio kuat tekan beton dengan kadar LECA
50% dan 100% masing-masing sebesar 0,57 dan 0,42 terhadap beton normal
Peningkatan kadar LECA menyebabkan penurunan kuat tarik belah beton serat Bagu. Pada beton
serat Bagu dengan kadar LECA 50% dan 100%, kuat tarik belah menurun sebesar 44% dan 50%
terhadap kuat tarik belah beton serat Bagu dengan kadar LECA 0%. Ratio kuat tarik belah beton
dengan kadar LECA 50% dan 100% masing-masing sebesar 0,56 dan 0,50 terhadap beton normal
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini terlaksana dengan biaya dari DIPA PNBP Universitas Udayana melalui program Hibah
Ketekniksipilan Jurusan Teknik Sipil FT Unud tahun 2016.
DAFTAR PUSTAKA
ACI 211.1-91. Standard Practice for Selecting Proportions for Normal, Heavyweight and Mass Concrete.
Farmington Hills
Adibroto, F. (2014). Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Serat Pada Kuat Tekan Paving Blok, Jurnal
Rekayasa Sipil. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, Vol. 10, No. 1, Februari 2014, hlm. 1-11.
Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-2834-2000: Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional. (2008). SNI 03-1972-2008: Cara Uji Slump Beton Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Bogas, J. A. and Nogueira, R. (2014). Tensile Strength of Structural Expanded Clay Lightweight Concrete
Subjected to Different Curing Conditions. KSCE Journal of Civil Engineering (2014) 18(6):1780-1791.
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). SK SNI T-15-1991-03: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
Dipohusodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-5-1991-03 Departemen Pekerjaan
Umum RI. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kushartomo, W., Supartono, FX., dan Widagdo, K.D. (2013). Pengaruh Volume Serat Lokal Terhadap Kekuatan
Lentur Reactive Powder Concrete (232 M), Konferensi Nasional Teknik Sipil 7. Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara, Oktober 2013, hlm. 221-226.
Moravia, W.G., Gumieri, A.G., and Vasconcelos, W.L. (2010). Efficiency Factor and Modulus of Elasticity of
Lightweight Concrete with Expanded Clay Aggregate. Ibracon Structures and Materials Journal. Volume
3, No. 2, June 2010, Department of Civil Engineering at the Federal Center for Technological Education of
Minas Gerais, ISSN 1983-4195, Minas Gerais, p.195-204.
Rudy. (2016). Data Teknis. Hidrofriend, Semarang.
Rusyanto, Artiningsih, T.P., dan Pontiawaty, I. (2012). Kajian Kuat Tarik Beton Serat Bambu.
http://ejournal.unpak.ac.id/download.php?file=mahasiswa&id=408&name=
Rusyanto%20(053105020).pdf. Diakses tanggal 16/10/2015.
Salain, I.M.A.K. (2008). Beton Spesial. Denpasar: Fak. Teknik. UNUD.
Sudarmoko. (1989). Pengaruh Penambahan Fiber Pada Kelecakan Adukan Beton.
http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/3983_dewinur_20130855_sudarmoko .pdf. Diakses tanggal 7/10/2015.
Yasa, P.A. dan Wati, N.M.Y. (2015). Pemanfaatan Serat Nanas Sebagai Material Penyusun Beton. (Proposal
Fibrous Concrete Competition 2015, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 2015
Ida Ayu Made Budiwati, I Ketut Sudarsana dan Ni Made Yokiana Wati
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SM-196
Recommended