View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
EFA DAN ESD IN INDONESIA
Hendarman, Ph.D
Sekretaris, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peneliti Madya bidang Kebijakan Pendidikan
1
Disampaikan pada”National Workshop on Reorienting Teacher Education towards EFA
and ESD in Indonesia” yang diselenggarakan oleh UNESCO Asian and the Pacific
Regional Buerau for Education Bangkok, Thailand and Indonesian National Commission
for UNESCO (KNIU) di Jakarta: 10-14 Juli 2012
SISTEMATIKA
1
3 Contoh Upaya Pemerintah terkait PUS
Sejarah EFA/PUS
2 Status, Tantangan, Kebijakan dan Strategi
4 Pengertian ESD
2
Perkembangan ESD di Indonesia5
SEJARAH GERAKAN PENDIDIKAN UNTUK SEMUA
• 1990 – Konferensi Dunia Pendidikan untuk Semua di Jomtien, Thailand. Penyediaan akses pendidikan dasar untuk semua pada tahun 2000;
•
• 1995 – World Summit for Social Development di Copenhagen tampak bahwa target deklarasi Pendidikan untuk Semua di Thailand tidak akan tercapai Target penyediaan akses pendidikan dasar untuk semua diundur menjadi tahun 2015;
•
• 1999 – Oxfam GB meluncurkan kampanye education now hutang negara miskin dirasakan sangat menjadi hambatan untuk berinvestasi dalam pendidikan
4
lanjutan• 2000 – Forum Pendidikan Dunia di Dakar Menguatkan kembali Deklarasi
Jomtien yaitu:
a. 2002 – perencanaan Pendidikan untuk Semua di tingkat nasional sebagai bagian dari perencanaan pendidikan nasional
b. 2005 – mengurangi kesenjangan gender di pendidikan dasar dan menengah
c. 2005 – memastikan bahwa semua anak, khususnya perempuan, anak berkebutuhan khusus, dan anak dari etnis minoritas, memiliki akses terhadap pendidikan yang memadai, berkualitas, dan gratis;
d. 2015 – mencapai peningkatan 50% peningkatan melek huruf, khususnya perempuan dan akses yang memadai bagi orang dewasa untuk melanjutkan pendidikan.;
e. 2015 – mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan
5
lanjutan
• 2001 – Global Campaign for Education (GCE) menggelar acara Sepekan Aksi Pendidikan untuk Semua (SPAPUS) untuk yang pertama kalinya dan sejak saat itu setiap April dilakukan SPAPUS
• 2002 – Konferensi Pembangunan PBB Konferensi tidak menghasilkan ukuran yang konkret untuk menarik kembali perhatian dunia untuk mencapai target Deklarasi Dakar. - AS dan EU memberikan sejumlah dana untuk membantu pencapaian target Dakar.
6
7
KOMITMEN INTERNASIONAL UNTUK EFA/PUS
• Negara-negara PBB berkomitmen untuk Education for All
(EFA) di Jomtien (1991) dan Dakar (2000) berisikan 6 (enam)
tujuan utama:
– Memperluas pendidikan untuk anak usia dini
– Menuntaskan wajib belajar untuk semua (2015)
– Mengembangkan proses pembelajaran/keahlian
untuk orang muda dan dewasa
– Meningkatnya 50% orang dewasa yang melek huruf
(2015), khususnya perempuan
– Menghapuskan kesenjangan gender
– Meningkatkan mutu pendidikan
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan Mengurangihingga separuh dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari1 US$ sehari dan mengalami kelaparan, dalam kurun waktu 1990hingga 2015;
2. Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal Target 2015:memastikan bahwa setiap anak laki laki dan perempuan mendapatkandan menyelesaikan tahap pendidikan dasar;
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikandasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semuatingkatan pendidikan pada tahun 2015;
4. Mengurangi tingkat kematian anak Mengurangi tingkat kematiananak-anak usia di bawah 5 tahun hingga dua-pertiganya selama kurunwaktu 1990 hingga 2015.
PERTEMUAN MILLENNIUM DELAPAN MILLENNIUM
DEVELOPMENT GOALS (MDGS) (NEW YORK, SEPT. 2000)
8
Lanjutan5. Meningkatkan Kesehatan Ibu Mengurangi rasio kematian ibu hingga
75% dalam proses melahirkan, selama kurun waktu 1990 hingga 2015;
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya Target 2015: menghentikan penyebaran HIV/AIDS dan menurunkan kejadian malaria dan penyakit berat lainnya;
7. Menjamin keberkelanjutan lingkungan Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta merehabilitasi sumber daya lingkungan yang hilang. air bersih, sanitasi;
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
DUA TUJUAN PUS DIINTEGRASIKAN KEDALAM MDGs:
MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA PADA TAHUN 2015
KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN9
10
Status, Tantangan, Kebijakan dan Strategi
PUS dalam MDGs
2
Sumber: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. “Peta Jalan Percepatan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia”
11
Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak, laki-laki maupun perempuan
dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
INDIKATOR:
1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A:a) Acuan dasar (1992) : 88,70 % (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 95,23 % (Kemdiknas)
c) Sasaran (2015) : 100,00%
2. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI:a) Acuan dasar (1990) : 62,00 % (Kemdiknas)
b) Saat ini (2008) : 93,00 % (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100 %
3. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun,perempuan dan laki-laki:a) Acuan dasar (1990) : 96,60 % (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 99,47 % (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100,00 %
Sumber:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. “Peta Jalan
Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia”
12
STATUS SAAT INI
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
1. Pemerintah Indonesia menempatkan pendidikan sebagai salah satu elemen
paling penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan;
2. Berbagai kebijakan dan program telah diluncurkan dalam upaya mempercepat
pencapaian tujuan MDGs pada tahun 2015;
3. Pengurangan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, antar kelompok
pendapatan, dan antardaerah terutama pada tingkat sekolah dasar;
4. Jumlah murid kelas 1 sekolah dasar (SD/MI) yang berhasil lulus menunjukkan
perkembangan yang membaik;
5. Angka melek huruf penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun terus mengalami
peningkatan;
6. Kualitas pendidikan menjadi perhatian Pemerintah
13
TANTANGAN (1)
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
1. Meningkatkan pemerataan akses secara adil bagi semua anak, baikanak
laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan pendidikan dasar yang
berkualitas di semua daerah;
2. Menjangkau anak-anak yang tidak terjangkau yang terutama disebabkan
oleh kemiskinan;
3. Meningkatkan kesiapan anak bersekolah (school-readiness) untuk
menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan angka kelulusan pada
jenjang pendidikan dasar;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan nonformal bagi anak-anak putus sekolah
dan yang tidak mampu mengenyam pendidikan formal di sekolah;
5. Menyediakan sarana prasarana pendidikan memadai termasuk buku dan
peralatan belajar-mengajar;
14
TANTANGAN (2)
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
6. Meningkatkan tenaga guru yang memenuhi standar kualifikasi
akademik di seluruh wilayah untuk meningkatkan kualitas pendidikan;
7. Melakukan pengayaan kurikulum pendidikan dasar untuk
meningkatkan kualitas siswa yang meliputi soft-skill dan kecerdasan
jamak (multiple intellegences);
8. Mengembangkan sistem pembiayaan dan mekanisme transfer yang
lebih baik untuk meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, dan keadilan
dalam pembiayaan serta untuk menjamin pemerataan akses terhadap
pendidikan dasar berkualitas;
9. Meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi manajemen pendidikan dalam
era desentralisasi
15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (1)
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
A. MENINGKATKAN PEMERATAAN AKSES1) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan pada tingkat nasional dan
daerah untuk mempercepat pengadaan prasarana dan sarana belajar-
mengajar yang memadai terutama di daerah-daerah miskin, terpencil dan
tertinggal, termasuk madrasah dan pesantren;
2) Memastikan bahwa mekanisme pembiayaan pendidikan lebih pro-
masyarakat miskin untuk lebih menjamin terwujudnya pembiayaan
pendidikan yang adil;
3) Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelaksanaan
program BOS;
4) Mempercepat dan memperluas pelayanan PAUD yang holistik dan
terintegrasi terutama di daerah perdesaan atau di daerah tertinggal;
5) Meningkatan program kesetaraan yang bermutu.
16
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2)
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
B. MENINGKATKAN KUALITAS DAN RELEVANSI
1) Mempercepat peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan guru;
2) Perbaikan kurikulum dan perbaikan kualitas belajar-mengajar;
3) Meningkatkan pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) bagi para
kepala sekolah dan pengawas.
C. MENINGKATKAN KUALITAS DAN RELEVANSI
1) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola program
pendidikan dasar;
2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen sumber daya pendidikan;
3) Meningkatkan partisipasi masyarakat.
17
Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (1)
Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan
pada tahun 2005, dan di semua jenjangan pendidikan tidka lebih dari tahun 2015
INDIKATOR:
3.1 Rasio Perempuan terhadap laki-laki di tingkat dikdas, menengah dan tinggi
1. Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI/Paket A:a) Acuan dasar (1993) : 100,27 (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 99,73 (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100,00
2. Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs/Paket B:a) Acuan dasar (1993) : 99.86 (Susenas)
b) Saat ini (2008) : 101.99 (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100 %
3. Rasio APM perempuan/laki-laki di SM/MA/Paket C :a) Acuan dasar (1993) : 93.67 (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 96.16 (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100,00 %Sumber:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. “Peta Jalan Percepatan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia”
18
Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (2)
Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan
pada tahun 2005, dan di semua jenjangan pendidikan tidka lebih dari tahun 2015
INDIKATOR:
3.1 Rasio Perempuan terhadap laki-laki di tingkat dikdas, menengah dan tinggi
Rasio APM perempuan/laki-laki di pendidikan tinggi (PT):a) Acuan dasar (1993) : 74.06 (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 102.95 (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100,00
3.2 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun:
a) Acuan dasar (1993) : 98.44 (Susenas)
b) Saat ini (2009) : 99.85 (Susenas)
c) Sasaran (2015) : 100,00
Sumber:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. “Peta Jalan Percepatan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia”
19
STATUS SAAT INI
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
1. Di bidang pendidikan, kesetaraan gender telah mencapai kemajuan yang
signifikan diukur dengan indeks paritas gender/IPG (Gender Parity Index/GPI),
angka partisipasi murni (APM) atau rasio APM perempuan terhadap laki-laki;
2. Disparitas antarprovinsi masih merupakan masalah utama;
3. Angka melek huruf perempuan dan laki-laki kelompok usia 15-24 tahun hampir
mencapai sasaran MDG– IPG nasional untuk melek huruf kelompok ini hampir
mendekati 100, dengan tingkat melek huruf pada kelompok perempuan 99,40
% dan laki-laki 99,55 %;
20
TANTANGAN
Sumber:
Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) – 2010
1. Meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang pendidikan di semua provinsi –
hampir semua provinsi telah mencapai target IPG APM di semua jenjang
pendidikan, namun di beberapa provinsi masih terdapat kesenjangan yang
terutama disebabkan masalah kemiskinan
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dalam rangka mengurangi
kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, gender, dan antartingkat sosial
ekonomi (pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga
miskin dengan beasiswa; pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan pendidikan
yang tertinggal, terdepan dan terpencil; pemihakan kebijakan pendidikan yang
responsif gender; peningkatan advokasi dan capacity-building bagi daerah dan
satuan pendidikan 3T);
2. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan nonformal yang responsif gender a.l
berupa pendidikan kecakapan hidup
21
Contoh Upaya Pemerintah terkait PUS
3
Sumber:
1. Paparan Mendikbud dalam Rapim Kementrian dan rapat-rapat lainnya
2. Contoh dari usulan pemanfaatan APBN-P 2012
22
Bantuan Siswa Miskin1
Ribu Rupiah
Catatan:
1) Kenaikan unit cost adalah:
— jenjang SD dari Rp. 360 ribu menjadi Rp. 450 ribu/siswa/tahun ,
— jenjang SMP dari Rp. 550 ribu menjadi Rp. 750 ribu/siswa/tahun ,
— jenjang SM dari Rp. 780 ribu menjadi Rp. 1 juta/siswa/tahun
— Bidik Misi dari Rp. 12 juta menjadi Rp. 13,67 juta/siswa/tahun
2) Untuk penambahan siswa baru, BSM diberikan untuk 6 bulan.
Diberikan untuk 6 bulan
• Mencegah putus sekolah dan meningkatkan partisipasi bagi siswa pendidikan dasar,
• Menjaga dan meningkatkan partisipasi dalam rangka persiapan Pendidikan Menengah
Universal,
• Memberikan akses mahasiswa dari keluarga miskin untuk mendapatkan layanan pendidikan
tinggi.
(20%)
No KOMPONEN Vol Satuan Harga Satuan
1 Bantuan Siswa Miskin
a. Penambahan Unit Cost 6.028.621
Bantuan Siswa Miskin SD 3.530.305 Siswa 45
Bantuan Siswa Miskin SMP 1.295.450 Siswa 100
Bantuan Siswa Miskin SMA 505.290 Siswa 110
Bantuan Siswa Miskin SMK 617.576 Siswa 110
Bidik Misi PTN (ongoing) 50.000 Mhs 838
Bidik Misi PTN (Baru) 30.000 Mhs 838
b. Penambahan Sasaran (6 bulan) 1.787.000
Bantuan Siswa Miskin SD (15%) 650.000 Siswa 225
Bantuan Siswa Miskin SMP (17,5%) 450.000 Siswa 375
Bantuan Siswa Miskin SMA 325.000 Siswa 500
Bantuan Siswa Miskin SMK 350.000 Siswa 500
Bidik Misi PTN 10.000 Mhs 6.838
Bidik Misi PTS 2.000 Mhs 6.838
23
Afirmasi Pelayanan Pendidikan di Daerah 3T, UP4B, Klaster 4, NTT, Maluku, dan Maluku Utara
2
Ribu Rupiah
...melakukan percepatan layanan pendidikan dengan meningkatkan akses dan mutu PAUD dan Pendidikan Dasar untuk memperkecil disparitas
pembangunan pendidikan dengan daerah lain...
...untuk layanan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di daerah 3T, UP4B, Klaster-4, NTT, Maluku, dan Maluku Utara dimasukkan dalam kegiatan Pendidikan Menengah Universal dan
Peningkatan Daya Tampung dan Saing Pendidikan Tinggi...
No KOMPONEN Vol Satuan Harga Satuan
2 Afirmasi pelayanan pendidikan di daerah 3T, UP4B, Klaster 4, NTT, Maluku, dan Maluku Utara
a. PAUD
BOP PAUD 20.000 lembaga 6.000
Pembangunan UGB PAUD Terpadu 250 unit 350.000
b. Pendidikan Dasar
Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Sedang SD 1.500 Ruang 45.000
Rehablitasi Ruang Kelas Rusak Sedang SMP 1.250 Ruang 55.000
Pembangunan Perpustakaan SD 600 Ruang 150.000
Laboratorium IPA SMP 500 Ruang 200.000
Perpustakaan SMP 500 Ruang 215.000
Bantuan Pendidikan Paket B 15.000 Orang 1.200
Tambahan sasaran Tunjangan Khusus guru 3.000 Orang 29.780
24
Peningkatan Layanan Pendidikan Khusus 3
Ribu Rupiah
• Menambah satuan biaya beasiswa pada semua anak berkebutuhan khusus • Menambah cakupan bantuan operasional penyelenggaran SLB dan Inklusif• Meningkatkan kualitas layanan pendidikan khusus .
...meringankan biaya pendidikan anak berkebutuhan khusus dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan khusus...
Catatan:Kenaikan unit cost adalah:
— DIKDAS dari Rp. 750 ribu menjadi Rp. 1.250 ribu/siswa/tahun ,— DIKMEN dari Rp. 850 ribu menjadi Rp. 1.500 ribu/siswa/tahun ,
No KOMPONEN Vol Satuan Harga Satuan
5 Peningkatan Layanan Pendidikan Khusus
A. DIKDAS
Bansos Operasional Penyelenggaraan SLB dan Inklusif 1.585 sekolah 50.000
Penambahan sarana pendidikan 1.110 sekolah 75.000
Tambahan Unit Cost Bantuan Anak Berkebutuhan Khusus 106.185 siswa 250
Pengembangan Pusat Layanan Autis dan Keberbakatan 30 Unit 6.000.000
B. DIKMEN
Bansos Operasional Penyelenggaraan SLB dan Inklusif 677 sekolah 50.000
Penambahan sarana pendidikan 474 sekolah 100.000
Tambahan Unit Cost Bantuan Anak Berkebutuhan Khusus 7.000 siswa 325
Hakekat ESD
ESD adalah sebuah visi baru pendidikan yang mengusahakanpemberdayaan orang segala usia untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dengan upaya mengubah sikap dan perilaku masyarakat melalui penanaman nilai-nilai dan penghargaan terhadap :
1. Martabat dan HAM untuk semua orang serta komitmen pada keadilan sosial dan ekonomi ,
2. Hak generasi masa depan dan pertanggungjawaban antar generasi,
3. Kepedulian bagi kehidupan yang lebih luas dengan melibatkan perlindungan dan pemulihan pada ekosistem bumi, dan
4. Keragaman budaya dan komitmen untuk membangun secara lokal dan global sebuah budaya toleransi, anti kekerasan dan perdamaian.
• Dengan demikian nilai-nilai ESD dapat menjadi “Roh Pendidikan”
26
ESD dirumuskan pula sebagai pendidikan yang bermakna, berfungsi dan bertujuan untuk:
1. Pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup generasi sekarang tanpa harus mengesampingkan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,
2. Meningkatkan mutu hidup manusia dengan tetap hidup di dalam daya dukung ekosistem, dan
3. Menguntungkan bagi semua makhluk di semestaalam/muka bumi pada masa kini maupun di masa yang akan datang (Rahmatan lil ‘alamin ).
27
Lingkup Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga perspektif/pilar yakni:
Sosial-Budaya, sebuah pemahaman mengenai kehidupan sistem sosial dan peran manusia
di dalamnya untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan perubahan dan pembangunan melalui pendayagunaan potensi lingkungan fisik dan sumberdaya alam;
Lingkungan, sebuah kesadaran akan sumber-sumber daya alam dan lingkungan hidup fisik
yang sensitif dan dampak-dampak dari aktifitas manusia, serta keputusan-keputusan, dengan sebuah komitmen untuk menciptakan kesadaran lingkungan ke dalam kebijakan pembangunan sosial dan ekonomi.
Ekonomi, sebuah sensitifitas terhadap keterbatasan-keterbatasan dan potensi pertumbuhan
ekonomi dan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan, dengan komitmen untuk mengevaluasi tingkat konsumsi individu dan masyarakat sebagai bentuk keprihatinan terhadap lingkungan dan keadilan sosial.
[1] http://www.yplhc.org/krgka_implementasi_int.php.
28
Penjelasan:
• Jika sistem sosial budaya berjalan dengan baik maka lingkungan akan dapat menanggung/ memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Jika sistem ekonomi berfungsi dengan baik maka akan terjadi keadilan di masyarakat
• Jika lingkungan dikelola dengan baik maka kehidupan ekonomi masyarakat akan layak dan sejahtera.
• Jika ke tiga pilar berjalan secara harmonis maka akan terjadi pembangunan yang berkelanjutan 29
Lingkup Pembangunan Berkelanjutan(Sustainable Development)
SOSIAL BUDAYA
EKONOMILINGKUNGAN
ADIL
PEMBANGUNANBERKELANJUTAN
30
Sosial-Budaya Lingkungan Ekonomi
1.Hak Azasi Manusia (HAM) 1.Sumber Daya Alam 1.Pengurangan
kemiskinan
2. Keamanan 2.Perubahan iklim 2. Tanggungjawab
Perusahaan dan
Masyarakat (CSR)
3. Kesetaraan gender 3. Pembangunan
Pedesaan
3.Ekonomi pasar
4.Keragaman budaya dan
pemahaman Lintas Budaya
4. Urbanisasi
berkelanjutan
5.Kesehatan 5.Pencegahan dan
penanganan bencana
6.HIV/AIDS
7. Tata Kelola
Komponen ESD untuk masing-masing perspektif [1]
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_
31
1. Kesetaraan Gender
Pengarusutamaan gender dalam pendidikan harus dilakukan mulai dari
• perencanaan, pengembangan materi pendidikan dan proses belajar-mengajar.
• perencanaan, pengembangan materi pendidikan dan proses belajar-mengajar.
2. Promosi / pendidikan kesehatan
• Pendidikan dan pengetahuan dasar medis adalah cara yang efektif untuk mengubah perilaku dan gaya hidup. Lingkungan sekolah harus sehat.
3. Lingkungan dengan komponen utamanya (air, perubahan iklim, biodiversiti, dan pencegahan bencana)
• ESD harus terus menekankan pentingnya memasukkan masalah-masalah lingkungan sebagai bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan.
Tema utama ESD dalam bidang pendidikan
33
4. Pengembangan daerah pedesaan serta pendidikan bagi
penduduk desa.
• Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dasar bagi
penduduk di daerah pedesaan
5. Keragaman budaya
• Pendidikan harus menghormati keragaman. ESD bertujuan
memperkenalkan pendidikan yang menghormati pengetahuan
pribumi dan tradisional dan mendorong penggunaan bahasa
ibu dalam pendidikan, serta penggabungan pandangan dunia
terhadap pembangunan berkelanjutan ke dalam pendidikan di
setiap tingkat.
Tema utama ESD dalam bidang pendidikan
34
6. Keamanan dan perdamaian
• ESD memegang peranan penting dalam pengenalan nilai-nilai perdamaian
7.Urbanisasi berkelanjutan
• Kota telah menjadi ujung tombak perubahan global sosio-ekonomi. Globalisasi dan demokrasi telah meningkatkan peran penting kota sehubungan dengan pembangunan berkelanjutan.
8.Gaya konsumsi yang berkelanjutan
• ESD mendukung terciptanya penduduk yang bertanggung jawab serta memerangi dampak sosial maupun sumberdaya yang mendukung kebiasaan konsumsi yang tidak berkelanjutan
Tema utama ESD dalam bidang pendidikan
35
Pembelajaran
Sepanjang
HayatBeragam
Perspektif
yang
Berbeda
Pendekatan
Holistik
Berfikir
Mendalam
Beragam
Metode
Kerja
Demokratis
Fokus
pada
pembelajar
Enam Dasar Pijakan ESD
37
38
Pendidikan
Pembangunan
Berkelanjutan
Kesetaraan
gender
Pemanfaatan SDA
3. Pendekatan yang holistikPembelajaran Pembangunan Berkelanjutan ada di berbagai mata pelajaran, tidak hanya di
satu subjek.
38
Integrasi ESD dalam Mata Pelajaran
Pend.AGAMA
Seni Bud & Keterampilan
Penjas Orkes
Matematika
IPS
IPA
Bhs,Indonesia
PKn
MISAL:PENCEMARAN
Air
-Membuat puisi
-Membuat karangan
tema kerusakan lingk
-Menyelidiki pengaruh
Buangan Limbah pabrik
thd kehidupan makhluk
hdp air sungai
- Mengukur kualitas air
-Wawancara penduduk
sekitar tentang dampak
Pencemaran sungai dr
segi sos & ekonomi
???
???
???
???
ESD sebagai Muatan Lokal
Tergantung keputusan daerah atau sekolah. Sebagai
contoh:
• Pendidikan Lingkungan Hidup (di sekolah Adiwiyata)
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi (di beberapa
sekolah di Papua)
Pendidikan Anak Usia Dini
• Pelatihan-pelatihan bagi guru-guru PAUD
terkait EfSD:
– Hidup bersih dan sehat
– Pengembangan wawasan tentang EfSD
42
Program EfSD di Pendidikan Dasar
• Program sekolah hijau dan sehat (ADIWIYATA):
– Menciptakan atmosfer ramah lingkungan di sekolah
– Program “Reduce-reuse-recycle”
– Kesadaran lingkungan hijau di sekolah.
• Perubahan lingkungan untuk kelas
– Integrasi perubahan lingkungan dalam kurikulum.
• ESD untuk kurikulum sains
• Kompetisi bagi kepala sekolah tentang EfSD
– Mempromosi kesadaran lingkungan bagi kepala sekolah
44
Program-program EfSD di Pendidikan Menengah
• Sekolah hijau dan sehat (ADIWIYATA):
• Perubahan lingkungan dalam proses pembelajaran di kelas
• Kompetisi kepala sekolah tentang EfSD
• Program lingkungan di pendidikan vokasi/SMK (kolaborasi
dengan Swiss Contact)
• Pengembangan kurikulum EfSD terintegrasi dalam mata-
mata pelajaran
• ESD dalam kegiatan ko- dan ekstra-kurikuler
• Bersepeda ke sekolah
46
Intra-curriculum
Social sciences
Religious
Civic Education
Extra-curriculum
Outbound involving teachers and students;
Introducing environment concerns:
through dialogue forum and clean-school
watch, as well as garbage watch
Students cultural events
Ensuring the integration of
environment contents into
curriculum
Ensuring the effective
implementation of
environment policies and
programs
Focuses
Focuses
Year Number of schools
2001 120
2002 120
2003 120
2004 4
2005 12
2006 200
2007 146
2008 722
Numbers of Social Awareness Schools
Conserving environment is everybody’s business
It starts from ourselves then others
It’s effectively achieved through a learning and doing
simultaniously
Tridarma Perguruan Tinggi
Sustainable Development
Pendidikan
PenelitianPengabdian
padaMasyarakat
Sumber: Djoko Santoso (2011)
53
Program EfSD programs di Perguruan Tinggi
• Program kampus hijau: pengelolaan limbah, bersepeda ke
kampus;
• Pendirian Pusat Lingkungan Hidup di 48 PT
• Kluster penelitian terkait isu lingkungan: energi yang
diperbarukan, perubahan lingkungan, ketahanan pangan,
pengentasan kemiskinan, mitigasi bencana, kesehatan, dll;
• Pelayanan masyarakat: pemberdayaan masyarakat dan
perdesaan, dll.
Integrasi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
54
Program EfSD di PAUDNI
• Keterampilan kecakapan hidup dalam program kesetaraan
• Efsddalam PAUD
• Integrasi ESD dalam pelatihan kecakapan hidup
• Program kewirausahaan
• Kampanye kesadaran lingkungan
• Program pemberdayaan perempuan
56
Sumber: Hamid (2011)
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN
• PERBEDAAN PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP ESD
• SASARAN STATEGIS TERKAIT ESD BELUM TERTULIS SECARA
EKSPLISIT DALAM RANCANGAN STRATEGIS KEMENTERIAN
• KOORDINASI ANTAR KEMENTERIAN/LEMBAGA
• BELUM ADA BUKTI BAHWA SEKOLAH YANG MENERAPKAN ESD LEBIH
BAIK DARI NON-ESD
• KURANGNYA INFROMASI TERKAIT PENGHARGAAN ATAU INSENTIF BAGI
SEKOLAH-SEKOLAH ATAU INISIATIF TERKAIT ESD
57
Recommended