View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
1/27
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Meningkatkan prestasi belajar siswa sangat tergantung bagaimana proses
belajar yang dilakukan oleh siswa yang belajar itu sendiri. Belajar merupakan
hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan
lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu. Oleh karena itu hendaknya
seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis
dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya termasuk memahamidiri sendiri, memahami perubahan dan perkembangan globalisasi. Sehingga
dengan belajar seseorang siap menghadapi perkembangan zaman yang begitu
pesat. Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, pendapat tersebut didukung oleh
penjelasan Slameto (200! 2" bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
se#ara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Menurut $arold Spears (200%! &'", belajar adalah mengamati, memba#a,
meniru, men#oba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Sedangkan
ra)ers (*gus Suprijono, 200%! 2" mengemukakan bahwa belajar adalah proses
menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Moran (200%! 2" berpendapat bahwa
belajar adalah perubahan perilaku yang bersi+at permanen dari hasil dari
pengalaman.
ari berbagai de+inisi yang diuraikan di atas, se#ara umum belajar dapatdipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku indi)idu yang relati+
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kogniti+. Belajar bukan mengha+al dan bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa
dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
nilai dan sikap yang dilakukan oleh seorang indi)idu melalui latihan dan
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
2/27
11
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. *dapun #iri-#iri belajar
adalah !
. erubahan perilaku relati+ permanen
/ni berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. etapi perubahan
tersebut tidak akan terpan#ang seumur hidup.
2. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
aktor-+aktor yang mempengaruhi belajar menurut 1galim urwanto
(200! %" adalah sebagai berikut!
. aktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut +aktor
indi)idual. 3ang termasuk ke dalam +aktor indi)idual antara lain
kematangan atau pertumbuhan, ke#erdasan, latihan, moti)asi, dan +aktor
pribadi.
2. aktor yang ada di luar indi)idu yang kita sebut +aktor sosial. 3ang
termasuk +aktor sosial antara lain +aktor keluarga atau keadaan rumah
tangga, guru dan #ara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
belajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan moti)asi sosial.
2. Pengertian Pembelajaran
embelajaran adalah upaya men#iptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam
agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa (Suyitno, 200'! 2".
embelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukati+ untuk men#apai tujuan tertentu (4zer 4sman, %%'! '".
embelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. embelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
keper#ayaan pada peserta didik. engan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
3/27
12
ari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi belajar mengajar antara peserta didik dengan guru melalui penalaran
indukti+5dedukti+ dengan melibatkan segenap aspek di dalamnya untuk men#apai
tujuan pembelajaran se#ara optimal. *dapun tujuan embelajaran itu antara lain!
. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan
pola pikir dalam kehidupan.
2. Mempersiapkan siswa meggunakan matematika dan pola pikir matematika
dalam kehidupan sehari5hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
Matematika merupakan mata pelajaran yang #ukup mendasar, hampir di
setiap jenjang pendidikan diajarkan. Beberapa si+at atau karakteristik
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut (Suherman dkk, dalam 1oor,
2006! 2"!
a. embelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap"
b. embelajaran matematika mengikuti metode spiral
#. embelajaran matematika menekankan pola pikir dedukti+
d. embelajaran matematika mengikuti kebenaran konsistensi.
embelajaran matematika adalah suatu proses tidak hanya mendapatkan
in+ormasi dari guru tetapi banyak kegiatan maupun tindakan dilakukan terutama
bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada diri peserta didik. Belajar pada
intinya bertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada peserta didik
agar menjadi proses belajar yang e+ekti+ atau dapat men#apai hasil sesuai tujuan.
/stilah pembelajaran menekankan pada siswa belajar dan pengajaran
menekankan pada guru mengajar. alam proses pembelajaran di kelas supaya
lebih hidup dan yang diutamakan adalah akti)itas belajar siswa maka lebih tepat
digunakan istilah pembelajaran. Sehingga dari akti)itas belajar siswa di kelas
berkualitas diharapkan meningkatkan hasil belajar terbaik dalam proses
pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar
manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
4/27
13
dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Setiap proses belajar yang dilaksanakan
oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. alam proses pembelajaran,
peranan guru sebagai pengajar sekaligus pendidik sangatlah besar dalam
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik tetapi hal ini juga
dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan +aktor intern dari siswa itu sendiri.
$asil belajar adalah suatu hasil nyata yang di#apai oleh siswa dalam usaha
menguasai ke#akapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam
bentuk raport pada setiap semester.
imyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. ari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. ingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis5jenis ranah kogniti+, a+ekti+, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Menurut Oemar $amalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori aksonomi Bloom di dalam Sudjana (2006! 22572" hasil
belajar dalam rangka studi di#apai melalui tiga kategori ranah antara lain
kogniti+, a+ekti+, psikomotor. erin#iannya adalah sebagai berikut!
" Ranah Kogniti adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau se#ara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar.
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari & aspek yaitu !
. engetahuan ( Knowledge", men#akup ingatan akan hal - hal yang pernahdipelajari dan disimpan dalam ingatan.
2. emahaman (Comprehension", menga#u pada kemampuan memahami
makna materi.
7. enerapan ( Application", menga#u pada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.
'. *nalisis ( Analysis", menga#u pada kemampuan menguraikan materi
kedalam komponen-komponen atau +aktor penyebabbya, dan mampu
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
5/27
14
memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan lainnya sehingga
struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
. Sintesis (Synthesis", menga#u pada kemampuan memadukan konsep atau
komponen-komponen sehingga membentuk pola struktur atau bentuk
baru.
&. 8)aluasi ( Evaluation", menga#u pada kemampuan memberikan
pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
2" Ranah Ae!ti adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Berkenaan dengan sikap dan nilai, ranah a+ekti+ meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu!
. 9emampuan menerima ( Receiving ", menga#u pada kesukarelaan dan
kemampuan memperhatikan respon terhadap stimulasi yang tepat.
2. Sambutan ( Responding ", merupakan sikap siswa dalam memberikan
respon akti+ terhadap stimulus yang datang dari luar, men#akup kerelaan
untuk memperhatikan se#ara akti+ dan perpartisipasi dalam suatu
kegiatan.
7. enghargaan (Valueving ", menga#u pada penilaian atau pentingnya kita
mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi5reaksi
seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan. ujuan5tujuan
tersebut dapat diklasi+ikasikan menjadi sikap yang apresiasi.
'. engorganisasian (Organizing ", menga#u pada penyatuan nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
. 9arakteristik nilai (Characterization by value", men#akup kemampuan
untuk mengahayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga
menjadi milik pribadi (internalisasi" dan menjadi pegangan nyata dan
jelas dalam mengatur kehiidupannya.
7" Ranah Psi!omotor adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan +ungsi sistem syara+ dan otot
(neuronmuscular system" dan +ungsi psikis. Meliputi keterampilan motorik,
manipulasi benda5benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,
mengamati". 9awasan ini meliputi !
. ersepsi ( Perseption", men#akup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
6/27
15
perbedaan antara #iri-#iri +isik yang khas pada masing - masing
rangsangan.
2. 9esiapan ( Ready", men#akup kemampuan untuk menempatkan
dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian
gerakan.
7. :erakan terbimbing (uidance response", men#akup kemampuan
untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan #ontoh
yang diberikan (imitasi".
'. :erakan yang terbiasa ( !echanical Response", men#akup kemampuan
untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak-gerik dengan lan#ar karena
sudah dilatih se#ukupnya tanpa memperhatikan lagi #ontoh yang
diberikan.
. :erakan kompleks (Comple"s response", men#akup kemampuan
untuk melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lan#ar, tepat dan e+isien.
&. enyesuaian pola gerak ( Ad#usment ", men#akup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat atau dengan menunujukkan suatu tara+ ketrampilan
yang telah men#apai kemahiran.
6. 9reati+itas (Creativity", men#akup kemampuan untuk melahirkan
aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa
sendiri.
$asil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam men#apai suatu tujuan pendidikan. $al ini dapat ter#apai apabila siswa
sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih
baik lagi.$oward 9ingsley membagi 7 ma#am hasil belajar!
a. 9eterampilan dan kebiasaan
b. engetahuan dan pengertian
#. Sikap dan #ita5#ita
endapat dari $orward 9ingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. $asil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
7/27
16
yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
4ntuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah di#apai
oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan e)aluasi. 4ntuk menentukan
kemajuan yang di#apai maka harus ada kriteria (patokan" yang menga#u pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.
alam indikator keberhasilan siswa yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar itu dianggap berhasil, adalah apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut!
a. aya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan men#apai prestasi
tinggi, baik se#ara indi)idual maupun kelompok.
b. erilaku yang digariskan dalam tujuan intruksional khusus (/9" telah
di#apai oleh siswa, baik se#ara indi)idual maupun kelompok.
1amun demikian, menurut Syai+ul Bahri jamarah dan *swan ;ain (dalam
buku Strategi $ela#ar !enga#ar 2002! 20" indikator yang banyak dipakai
sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
$asil belajar siswa dipengaruhi oleh dua +aktor utama yaitu +aktor dari
dalam diri siswa dan +aktor yang datang dari luar diri siswa atau +aktor
lingkungan. Menurut Slameto (2007! '562", +aktor5+aktor yang mempengaruhi
belajar adalah !
. aktor5+aktor /nternal
a.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
8/27
17
#. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat".
Menurut =aroll dalam >. *ngkowo ? *. 9osasih (2006! ", bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh lima +aktor yaitu (" bakat belajar, (2" waktu yang
tersedia untuk belajar, (7" kemampuan indi)idu, ('" kualitas pengajaran, ("
lingkungan.
=lark dalam 1ana Sudjana ? *hmad >i)ai (200! 7%" mengungkapkan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 60@ dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 70@ dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2006! 7%5
'6", +aktor5+aktor yang mempengaruhi belajar adalah +aktor intern (dari dalam"
diri siswa dan +aktor ekstern (dari luar" siswa. Berkaitan dengan +aktor dari
dalam diri siswa, selain +aktor kemampuan, ada juga +aktor lain yaitu moti)asi,
minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,
kondisi +isik dan psikis. 9ehadiran +aktor psikologis dalam belajar akan
memberikan andil yang #ukup penting. aktor5+aktor psikologis akan senantiasa
memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya men#apai tujuan belajar
se#ara optimal.
homas . Staton dalam Sardiman (2006! 7%" menguraikan enam ma#am
+aktor psikologis yaitu (" moti)asi, (2" konsentrasi, (7" reaksi, ('" organisasi,
(" pemahaman, (&" ulangan.ari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa +aktor5+aktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
+aktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi
yang akan disampaikan, sedangkan +aktor eksternal antara lain strategi
pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.
". #o$el Pembelajaran Problem Posing
a. engertian Model embelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
9/27
1
!adi" sebenarnya model pembelajaran memiliki arti
yang sama dengan pendekatan" strategi atau metode
pembelajaran. #aat ini tela$ banyak dikembangkan berbagai
macam model pembelajaran, dari yang seder$ana sampai
model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan
banyak alat bantu dalam penerapannya.
%da beberapa syarat&syarat model pembelajaran 'a$un
1(50 di %merika yang dipelopori ole$ Marc )elt menemukan
syarat&syarat dari model&model pembelajaran diantaranya
adala$ sebagai berikut*
1. )erdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu"
misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun ole$
+ic$ard #uc$man dan dirancang untuk mengembangkan
penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmia$.
Model pembelajaran kelompok yang disusun ole$ ,ebert '$elen yang dirancang untuk melati$ partisipasi dan
kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori jo$n
De-ey.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran di kelas.
4. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari*
a. rutan langka$ pembelajaran" yaitu ta$ap&ta$ap
yang $arus dilakukan ole$ guru bila akan
menggunakan model pembelajaran tertentu.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
10/27
1(
b. /rinsip reaksi " yaitu pola perilaku guru dalam
memberikan reaksi ter$adap perilaku sis-a dalam
belajar.
c. #istem sosial" adala$ pola $ubungan guru dengan
sis-a pada saat mempelajari materi pelajaran. %da
tiga pola $ubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi"
menenga$" dan renda$. /ola $ubungan disebut tinggi
apabila guru menjadi pemegang kendali dalam
pembelajaran. /ola $ubungan disebut menenga$
apabila guru berperan sederajat dengan sis-a dalam
kegiatan pembelajaran. /ola $ubungan disebut
renda$ apabila guru memberikan kebebasab kepada
sis-a dalam kegiatan pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model
pembelajaran baik langsung dengan tercapainya tujuanpembelajaran" maupun dampak tidak langsung yang
ber$ubungan dengan $asil belajar jangka panjang.
#edangkan model pembelajaran menurut ardi dan ur
ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
mengelola pembelajaran" yaitu* pembelajaran langsung
pembelajaran kooperati pembelajaran berdasarkan
masala$ diskusi dan learning strategi.
b. engertian Model embelajaran Problem Posing
Sutiarso (%%%! &", menyatakan bahwa Problem Posing merupakan
istilah dalam bahasa inggris, yaitu merumuskan masalah atau membuat
masalah. Sedangkan *sAari (2000! ", mengartikan Problem Posing dengan
pembentukan soal atau merumuskan soal atau menyusun soal. ebih lanjut
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
11/27
20
Suryanto (%%C! C", menyatakan bahwa Problem Posing mempunyai
beberapa arti, yaitu pertama perumusan soal dengan bahasa yang
bakuDstandar atau perumusan kembali soal yang ada dengan beberapa
perubahan agar sederhana dan dapat dikuasai, kedua, perumusan soal yang
berkaitan dengan syarat5syarat pada soal yang dipe#ahkan dalam rangka
men#ari alternati+ peme#ahan atau alternati+ soal yang masih rele)an, dan
ketiga, perumusan soal dari suatu situasi yang tersedia baik yang dilakukan
sebelum, ketika, atau setelah mengerjakan soal.
Problem Posing merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan merumuskan masalah untuk membina siswa
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah, sesuai pendapat =ars dalam Sutiarso (%%%! 2&", bahwa untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dapat dengan #ara
membiasakan siswa untuk merumuskan masalah ( Problem Posing ".
9egiatan merumuskan masalah juga memberikan kesempatan luas bagi
siswa untuk merekonstruksi pikiran5pikiran dalam rangka memahami materi
pembelajaran. 9egiatan tersebut menentukan pembelajaran yang dilakukan
siswa lebih bermakna.
Sil)er dalam 1ajoan (%%%! &", memberikan istilah Problem Posing
pada tiga bentuk akti)itas kogniti+ yang berbeda sebagai berikut!
. engajuan presolusi ( presolution posing ", yaitu siswa membuat soal dari
situasi yang diadakan.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
12/27
21
7. engajuan setelah solusi ( post solution posing ", yaitu jika seorang siswa
memodi+ikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk
membuat soal yang baru yang sejenis.
Belajar dengan Problem Posing mengandung arti bahwa siswa diajar
untuk membuat masalah sendiri sesuai dengan situasi yang ada. ersoalan
seperti ini tidak mudah bagi siswa karena dalam membentuk masalah siswa
harus memikirkan, men#eritakan ide5idenya dalam bentuk masalah sampai
kepada tara+ pengungkapan melalui kegiatan diskusi se#ara klasikal.
engungkapan atau komentar siswa setiap proses pembelajaran terhadap
masalah yang dirumuskan sendiri dapat meningkatkan hasil belajar dan
semakin terlatih keterampilan berpikir untuk memahami konsep yang
dipelajari.
:uru menyadari bahwa siswa dalam pengajuan masalah
membutuhkan lebih dari sekedar penarikan masalahDsoal yang sudah ada
sebelumnya. *kan tetapi melalui pelatihan yang terstruktur, siswa akan
mampu mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi untuk menilai
sejauh mana ketertarikan dan produkti+ masalahDsoal yang mereka buat.
9egiatan merumuskan soal juga akan memberikan kesempatan seluas5
luasnya kepada siswa untuk merekonstruksikan pikiran5pikirannya, dan
kegiatan ini memungkinkan pembelajaran yang dilakukan siswa lebih
bermakna sesuai dengan skemata yang dimiliki siswa.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
13/27
22
perumusan soal yang dibuat ole$ setiap sis-a setela$
selesai pemba$asan suatu materi. 'erlebi$ da$ulu guru
memberi conto$ tentang cara membuat soal dan
memberikan beberapa situasi inormasi yang berkenaan
dengan materi pembelajaran yang suda$ disajikan.
#elanjutnya berdasarkan situasi tersebut sis-a diminta
untuk membuat soal yang berkaitan dengan situasi tersebut
dan diminta untuk menyelesaikan soal mereka sendiri.
%dapun langka$&langka$ pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Posing adala$ sebagai berikut*
abel 2.
%ang!ah & lang!ah #o$el Pembelajaran Problem Posing
angkah5langkah 9egiatan embelajaran
'ase(1
Menyajikan
in+ormasi
:uru menyampaikan in+ormasi pada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
ba#aan.
'ase(2Memberi latihan
:uru memberikan latihan soal se#ukupnya
'ase(3
Membuat
ertanyaan
Siswa diminta mengajukan soal berdasarkan
in+ormasi yang diberikan guru, dan siswa
yang bersangkutan harus mampu
menyelesaikannya.
'ase("
Menyelesaikan
soal
Se#ara a#ak guru menyuruh siswa untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
'ase()
8)aluasi
:uru membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
'ase(*
enutup
:uru memberikan tugas rumah se#ara
indi)idu sebagai penguatan
ari +ase5+ase yang telah diuraikan di atas akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
14/27
23
d. 9elebihan dan kelemahan model pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran Problem Posing memiliki kelebihan dan
kelemahan, yaitu alam 1orman ? Bakar (20! " kelebihan model
Problem Posing adalah!
(."9emampuan meme#ahkan masalahDmampu men#ari berbagai jalan dari
suatu kesulitan yang dihadapi,
(2."Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa serta terampil
menyelesaikan soal tentang materi yang diajarkan
(7."Mengetahui proses bagaimana #ara siswa meme#ahkan masalah.
('."Meningkatkan kemampuan mengajukan soal
(."Sikap yang positi+ terhadap matematika serta minat siswa dalam
pembelajaran matematika lebih besar dan siswa lebih mudah
memahami soal karena dibuat sendiri.
(&."Mendatangkan kepuasan tersendiri bagi siswa jika soal yang dibuat
tidak mampu diselesaikan oleh kelompok lain.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran Problem Posing yaitu
pembelajaran model Problem Posing membutuhkan persiapan in+ormasi
yang banyak untuk sumber soal, dan agar pelaksanaan kegiatan dalam
membuat soal dapat dilakukan dengan baik perlu ditunjang oleh buku yangdapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal.
*. #o$el Pembelajaran Kooperatif Ti+e Snowball Throwing
a. engertian Model embelajaran Kooperati% ipe Snowball &hrowing
embelajaran kooperati+ tipe Snowball &hrowing merupakan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
15/27
24
materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.
Snowball &hrowing memiliki pengertian tersendiri yaitu Snowball
se#ara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.
Snowball &hrowing se#ara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.
alam pembelajaran Snowball &hrowing , bola salju merupakan kertas yang
berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada
temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor (200", Snowball
&hrowing merupakan salah satu model pembelajaran akti+ (activelearning "
yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. eran guru di sini
hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan
selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran.
ada model pembelajaran Snowball &hrowing siswa dibentuk menjadi
beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas
dari guru, kemudian masing5masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan" lalu dilempar ke siswa lain yang
masing5masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh
Model embelajaran Snowball &hrowing melatih siswa untuk lebih
tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut
kepada temannya dalam satu kelompok. emparan pertanyaan tidak
menggunakan tongkat seperti model pembelajaran &al'ing Sti' akan tetapi
menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola
kertas lalu dilempar5lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat
bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Selain itu model
pembelajaran ini dapat menggali potensi kepemimpinan murid dalam
kelompok dan keterampilan membuat5menjawab pertanyaan yang di
padukan melalui permainan imajinati+ membentuk dan melempar bola salju.
Snowball &hrowing adalah paradigma pembelajaran e+ekti+ yang
merupakan rekomendasi 418S=O, yakni! belajar mengetahui (learning to
'now", belajar bekerja (learning to do", belajar hidup bersama (learning to
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
16/27
25
live together ", dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be" (epdiknas,
200! ".
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
17/27
26
2. 9etua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu
menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi
sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa
mendiskusikan materi pelajaran.
7. idak ada kuis indi)idu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa
saat berkelompok kurang termoti)asi untuk bekerja sama. api tidak
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis
indi)idu dan penghargaan kelompok.
'. Memerlukan waktu yang panjang.
. Murid yang nakal #enderung untuk berbuat onar.
&. 9elas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
etapi kelemahan dalam penggunaan model ini dapat tertutupi dengan
#ara !
. :uru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemontrasikan
se#ara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya.
2. Mengoptimalisasi waktu dengan #ara memberi batasan dalam
pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.
7. :uru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa
diatasi.
'. Memisahkan kelompok anak yang dianggap sering dianggap sering
membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda.
. api tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menembahkan
pemberian kuis indi)idu dan penghargaan kelompok.
d. angkah5langkah Model embelajaran Kooperati% ipe Snowball &hrowing
Menurut Suprijono (200%! 2C" dan Saminanto (200! 76", langkah5
langkah pembelajaran model Snowball &hrowing dirangkum pada abel
berikut ini!
abel 2.2
%ang!ah&lang!ah +embelajaran !oo+erati ti+e Snowball Throwing
angkah5langkah 9egiatan embelajaran
'ase(1
Menyajikan
in+ormasi
:uru menyampaikan in+ormasi pada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
ba#aan.
'ase(2 :uru membentuk kelompok5kelompok
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
18/27
27
Mengorganisasika
n siswa kedalam
kelompok5
kelompok belajar
belajar dan memanggil masing5masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan
tentang materi.
'ase(3
9embali ke dalam
kelompok masing5
masing
Masing5masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing5masing kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
'ase("
Membuat soal
:uru memberikan masing5masing siswa satulembar kertas kerja untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
'ase()
Melempar bola
:uru membimbing siswa dalam melempar
kertas yang telah dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama E menit.
'ase(*
Menyelesaikan
soal
9elompok yang mendapat satu bola
diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut se#ara bergantian.
'ase(,
8)aluasi
:uru menge)aluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing5
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
'ase(-
enutup
:uru men#ari #ara menghargai baik upaya
maupun hasil belajar indi)idu maupun
kelompok
ari delapan +ase tersebut, dalam penggunaan model pembelajaran
kooperati+ tipe Snowball &hrowing diperlukan beberapa persiapan, diantara
lain sebagai berikut!
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
19/27
2
" :uru menyiapkan pertanyaan5pertanyaan minimal 2 pertanyaan
singkat, lebih banyak lebih baik.
2" :uru menyiapkan bola ke#il (bisa bola karet atau bola kain", yang akan
di gunakan sebagai alat lempar.
7" :uru menerangkan #ara bermain Snowball &rowing kepada siswa
*turan atau #ara bermain Snowball &hrowing adalah sebagaimana
diterangkan berikut iniF
" :uru melemparkan bola se#ara a#ak kepada salah satu siswa.
2" Siswa yang mendapatkan bola melemparkannya ke siswa yang lain,
boleh se#ara a#ak atau se#ara sengaja.
7" Siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkannya kembali
ke siswa lainnya.
'" Siswa ketiga Dsiswa terakhir, berkewajiban untuk mengerjakan soal
yang telah disiapkan oleh guru.
" Mengulangi terus metode di atas, sampai soal yang disediakan habis
atau waktu habis.
. :uru memulai dengan melemparkan bola kepada siswa se#ara
a#ak.
2. Siswa melemparkannya kembali ke arah siswa yang lain, sesuai
dengan peraturan yang telah dijelaskan sebelumnya.
7. Siswa terakhir yang menerima bola harus menjawab pertanyaan
nomor satu.
'. :uru membenarkan jika jawaban salah, menegaskan apabila
kurang pas dan menerangkanDmembahas soal yang baru saja
dijawab.
,. Penera+an Kolaborasi #o$el Pembelajaran Problem Posing $engan
Koo+erati Ti+e Snowball Throwing alam penelitian ini peneliti akan mengkolaborasikan antara Model
embelajaran Problem Posing dengan 9ooperati+ ipe Snowball &hrowing
adapun kriteria langkah-langkah 9olaborasi Model embelajaran Problem
Posing dengan 9ooperati+ ipe Snowball &hrowing adalah sebagai berikut!
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
20/27
2(
abel 2.7
%ang!ah&lang!ah Kolaborasi #o$el Pembelajaran Problem Posing
$engan Koo+erati Ti+e Snowball Throwing
angkah5langkah 9egiatan embelajaran
'ase(1
Menyampaikan
tujuan dan
moti)asi
:uru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin di#apai pada
pelajaran tersebut dan memoti)asi siswa
belajar.
'ase(2
Menyajikan
in+ormasi
:uru menyajikan in+ormasi baik se#ara
#eramah atau tanya jawab selanjutnya
memberi #ontoh #ara pembuatan soal dari
in+ormasi yang diberikan
'ase(3
Memberi latihan:uru memberikan latihan soal se#ukupnya
'ase("
Membentuk
kelompok
:uru membentuk kelompok belajar
heterogen yang terdiri dari '5 siswa tiap
kelompok dan memanggil masing5masing
ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
'ase()
9embali ke dalam
kelompok masing5
masing
Masing5masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing5masing kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
'ase(*
Membuatertanyaan
:uru membimbing kelompok5kelompok
yang megalami kesulitan dalam membuatsoal berdasarkan in+ormasi yang diberikan
guru
'ase(,
Melempar bola
:uru membimbing siswa dalam melempar
kertas yang telah dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama E menit.
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
21/27
30
'ase(-
Menyelesaikan
soal
9elompok yang mendapat satu bola
diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut se#ara bergantian.
'ase(
8)aluasi
:uru menge)aluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari dengan #ara
masing5masing kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaannya
'ase(1/
enghargaan
kelompok
:uru memberikan penghargaan kepada
siswa atau kelompok yang telah
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
baik
'ase(11
9esimpulan
:uru memberikan e)aluasi akhir
pembelajaran.
'ase(12
enutup
:uru memberikan tugas rumah se#ara
indi)idu sebagai penguatan
Dari penjabaran langka$&langka$ pembelajaran kolaborasi
model pembelajaran Problem Posing dengan Snowball &hrowing
memiliki kelebi$an dan kelema$an antara lain*
elebi$an *
. Menumbuhkan keberanian dan kekreati+an siswa dalam membuat
permasalahan dan menyelesaikannya.
2. Siswa dapat belajar sesuai tingkat ber+ikirnya. mereka akan belajarsesuai kemampuan mereka dan mengembangkannya.
7. Masalah matematika yang diajukan oleh siswa yang dbuat se#ara
berkelompok dapat lebih berbobot, jika dilakukan dengan #ara
kolaborasi
'. engan #ara dikerjakan se#ara kooperati+ Snowball &hrowing akan
memudahkan pekerjaan mereka. Sebab yang memikirkan masalah
tersebut dalam kelompok.
9elemahan !
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
22/27
31
. Membutuhkan pengawasan dari guru
2. *danya peserta didik yang bergantung pada peserta didik lain.
B. Tinja0an #ateri 'a!torisasi Bent0! Aljabar
Materi yang akan diajarkan adalah aktorisasi Bentuk *ljabar kelas G/// di
SM1 C 9ediri. embelajaran +aktorisasi suku aljabar meliputi!
. engertian +aktorisasi suku aljabar.
2. Menyelesaikan operasi hitung suku aljabar.
7. em+aktoran suku aljabar.
'. e#ahan dalam bentuk aljabar.
. enerapan si+at operasi aljabar dalam aritmatika.
9arena pembelajaran +aktorisasi suku aljabar terdiri dari beberapa sub materi ajar
maka penulis mengambil materi +aktorisasi bentuk aljabar 1. Pema!toran Bent0! Aljabar
a. 'a!torisasi $engan H0!0m istrib0ti
Bentuk aljabar ab merupakan perkalian dari a dengan b
ab¿
a ×b¿
.
Maka, +aktor dari ab adalah a dan b .
Begitu juga dengan bentuk a (b+c) , +aktor dari a (b+c ) adalah a
dan (a+b ) .
ab+ac H a(b+c ) , dengan a, b, dan # sebarang bilangan
nyata.
Bentuk penjumlahan
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
23/27
32
angkah pertama yang harus dilakukan dalam mem+aktorkan suku
aljabar adalah men#ari +aktor persekutuan terbesar dari setiap suku
aljabar.
=ontoh ! aktorkanlah bentuk aljabar berikut iniI
i" 2 x2+8 x2 y
ii" 12abc+15 xyz
iii" 3 x2 y−15 x y 2 z
enyelesaian!
i" 2 x2+8 x2 y=2 x2(1+4 y) (B 2 x
2
dan 8 x2 y=2 x2 "
ii" 12abc+15 xyz=3 (4 abc+5 xyz ) (B 12abc dan 15 xyz=3 "
iii" 3 x2
y−15 x y2 z=3 xy( x−5 yz ) (B 3 x2
y dan
15 x y2 z=3 xy "
2 'a!torisasi Bent0! x2+2 xy+ y2
Bentuk x2+2 xy+ y2 adalah hasil perkalian dari
x+ y¿2
¿ , dan
disebut sebagai bentuk kuadrat sempurna.
Bentuk kuadrat sempurna mempunyai beberapa #iri khusus, yaitu!
a. 9oe+isien peubah pangkat dua ( x2 ) sama dengan .
b. 9onstanta merupakan hasil kuadrat setengah koe+isien x .
=ontoh! aktorkanlah bentuk kuadrat sempurna dari x2+8 x+16 I
enyelesaian!
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
24/27
33
apat diselesaikan dengan hukum distributi+. =aranya adalah
mengubah suku 2 xy menjadi penjumlahan dua suku
( xy+ xy) , kemudian suku5suku tersebut di+aktorkan.
x2+8 x+16= x2+4 x+4 x+16
¿ ( x2+4 x+4 x+16 )
¿ x ( x+4 )+4 ( x+4 )
¿ ( x+4 ) ( x+4 )
x+4¿2
¿¿
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
25/27
34
2. Muktar 2010 melakukan penelitian dengan judul 8PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBASIS
PORTOFOLIO DI SMP ISLAM 0 P!JON PADA MATERI SEGITIGA
TAH!N PELAJARAN 00"#00$% menggunakan metode Sno&b'll
T(ro&ing dengan penilaian portoolio dalam upaya untuk
meningkatkan pema$aman materi segitiga sis-a kelas 9:: %
#mp :slam 02 /ujon ta$un pelajaran 2007;200. /enelitian ini
meng$asilkan *
a. %kti 65 lebi$ dari 75= dari jumla$ sis-a. ,al initerli$at pada siklus :: yang menunjukkan ba$-a dari jumla$
sis-a yang tuntas lebi$ banyak dari pada sis-a yang tidak
tuntas dengan ditunjukkan presentase keber$asilan
mencapai 6"05= dari 43 sis-a.
c. )erdasarkan $asil -a-ancara ter$adap 6 subyek penelitian
ditemukan inormasi ba$-a pembelajaran menggunakan
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
26/27
35
metode Sno&b'll T(ro&ing dengan penilaian portoolio
positi" artinya sis-a senang" akti dan termoti
8/17/2019 BAB II Revisi (ACC B.april)
27/27
36
Recommended