View
299
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
1/62
Eka Ayu MBPS 2007.04.0.0078Indra Rukmana Tri P 2007.04.0079
Thanthawy J 2007.04.0.0089
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
2/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
3/62
Anestesi regional hambatan sementara (reversibel) impulsnyeri suatu bagian tubuh pada impuls syaraf sensorik. Fungsimotorik dapat terpengaruh. Pasien tetap sadar.
Obat-obat yang menghasilkan blokade konduksi ataublokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara menghilangkan / mengurangi rasa nyeri, gatal, panas,atau dingin.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
4/62
1. Blok sentral (blok neuroaksial): blok spinal(subarakhnoid), epidural, dan kaudal
2. Blok perifer (blok saraf): blok pleksusbrakialis, blok lapangan, regional intravena
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
5/62
Definisi:pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid
melalui tindakan pungsi lumbal.
Indikasi :1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum-perineum
4. Bedah obstetri-ginekologi
5. Bedah urologi6. Bedah abdomen bawah
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
6/62
Kontraindikasi:
Kontraindikasi absolut :
1. Pasien menolak, tidak kooperatif
2. Infeksi pada tempat suntikan3. Hipovolemia berat, syok
4. Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan
5. Tekanan intrakranial meninggi
6. Fasilitas resusitasi minim
7. Kurang berpengalaman atau tanpa konsultan anestesi
Kontraindikasi relatif :
1. Infeksi sistemik
2. Infeksi sekitar tempat suntikan
3. Kelainan neurologis4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Hipovolemia ringan
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
7/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
8/62
Persiapan:
Alat pantau yang diperlukan (TD, nadi, oksimeter denyut,dan EKG)
Kit emergensi
Obat anestetik lokal lidokain 5% atau bupivakain 0,5%
Berikan infus tetesan cepat (hidrasi akut) sebanyak 500-1000 ml dengan kristalloid atau koloid
Jarum spinal
Ephedrin 5 mg/ml
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
9/62
Duduk / Tidurkan penderita dalam posisidekubitus lateral. Buat penderita membungkukmaksimal agar proccesus spinosus mudah teraba.
Inspeksi : Garis yang menghubungkan dua titiktertinggi Krista iliaka kanan dan kiri akan
memotong garis tengah punggung setinggi L4-L5. Palpasi : Untuk mengenal ruang antara 2 vertebra
lumbalis. Pungsi lumbal hanya diantara L2-L3, L3-L4, L4-L5, atau L5-S1.
Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan
alkohol. Beri anestesi lokal pada tempat tusukan misalnya
lidokain 1% 2-3 ml
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
10/62
Pungsi lumbal dilakukan dengan menyuntikkan jarumspinal pada bidang median dengan arah 10-30 terhadapbidang horisontal ke arah kranial pada ruangan antarvertebra lumbalis . Jarum akan menembus kutis,
subkutis, lig. Supraspinosum, lig. Interspinosum, lig.Flavum, ruang epidural, duramater dan ruangsubarachoid.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
11/62
Setelah stilet dicabut, cairan serebrospinalakan menetes keluar. Selanjutnyadisuntikkan larutan obat analgestik lokalpelan-pelan, diselingi aspirasi sedikit kedalam ruang subarachnoid tersebut.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
12/62
Komplikasi tindakan :
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi Trauma pembuluh darah
Mual muntah
Gangguan pendengaran seperti tinitus
Blok spinal tinggi atau total
Komplikasi Pasca tindakan :
Nyeri tempat suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran liquor Retensio urine
Meningitis
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
13/62
Definisi:blokade saraf dengan menempatkan obatanalgetik di ruang epidural. lebih lambatdibanding anestesi spinal, kualitas blokadesensorik-motorik juga lebih lemah.
Indikasi : Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca
bedah Tatalaksana nyeri saat persalinan Penurunan tekanan darah saat pembedahan Tambahan pada anestesia umum ringan
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
14/62
Posisi seperti pada anestesi spinal
Tusukkan jarum epidural pada ketinggian L3-L4, karenajarak antara ligamentum flavum dan duramater padaketinggian ini adalah yang terlebar.
Untuk mengenali ruang epidural, dapat digunakan teknikhilanganya resistensi (loss of resistance) dan teknik tetestergantung (hanging drop).
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
15/62
Uji dosis (test dose).dilakukan setelah ujung jarum di ruang epidural,masukkan anestesi lokal 3ml yang sudah bercampurdengan adrenalin 1 : 200.000, dengan hasil :-Tidak ada efek setelah beberapa menit, kemungkinan
besar letak jarum sudah benar.-Terjadi blokade spinal, menunjukkan obat masuk keruang subarachnoid karena terlalu dalam.-Terjadi peningkatan laju nadi sampai 20-30%,kemungkinan obat masuk kedalam vena epidural.
Cara Penyuntikkan.
Setelah diyakini posisi jarum benar, suntikkan anestesilokal secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5mlsampai tercapai dosis total.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
16/62
Komplikasi :
Blok tidak merata
Depresi kardiovaskule(hipotensi)
Hipoventilasi
Mual muntah
http://www.google.co.id/imgres?q=epidural+space+with+anesthesia&um=1&hl=id&biw=1366&bih=673&tbm=isch&tbnid=9U59IjtYRrf0gM:&imgrefurl=http://www.webmm.ahrq.gov/case.aspx?caseID=90&docid=1FVptO7ATYAfoM&imgurl=http://www.webmm.ahrq.gov/media/cases/images/case90_fig1.jpg&w=557&h=400&ei=4IEAT-LXNJDtrQfDxOTRDw&zoom=18/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
17/62
Obat disuntikkan di ruang kaudal melalui suntikan padahiatus sakralis.
Indikasi : bedah daerah perineum, anorektal misalnyahemorrhoid, fistula perianal
Kontraindikasi: Pasien menolak, tidak kooperatif Gangguan faal hemostasis Infeksi daerah anorektal Dehidrasi Shock Anemia SIRS Kelainan tulang sakrum
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
18/62
Teknik :
Penderita telungkup dengan simphisis diganjal (tungkai dankepala lebih rendah dari pantat) atau dekubitus lateral.
Dapat digunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan katetervena (venocath, abbocath) ukuran 20-22 pada dewasa.
Ditusukkan pada L5-S1.
Identifikasi hiatus sakralis dengan menemukan kornu sakraliskanan dan kiri (sangat mudah teraba pada penderita kurus) danspina iliaca posterior superior. Dengan menghubungkan ketigatonjolan tersebut diperoleh hiatus sakralis.
Setelah dilakukan tindakan aseptik pada daerah hiatus sakralis,tusukan jarum mula-mula 90 terhadap kulit. Setelah diyakini
masuk kanalis sakralis, arah jarum dirubah 45-60 dan jarumdidorong sedalam 1-2cm. Kemudian suntikkan NaCl sebanyak5ml secara agak cepat sambil meraba apakah ada pembengkakandikulit untuk menguji apakah cairan masuk dengan benar dikanalis kaudalis.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
19/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
20/62
BLOK PERIFER Anestesi regional intravena ier blok)
blok yang dilakukan dengan menyuntikkan obatanestetik lokal ke dalam vena pada ekstremitassuperior maupun inferior.
Indikasi: bedah singkat di daerah siku, lenganbawah, lutut, dan tuingkai bawah
Kontraindikasi:
Pasien menolak, tidak kooperatifGangguan faal hemostasis
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
21/62
Penyulit: Angka kegagalan tinggi Pasien tidak kooperatif Intoksikasi obat
Paresis nervus axilaris Nyeri tourniquet
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
22/62
Blok pleksus brachialistindakan analgesia regional dengan menyuntikkan obatanestetik lokal di daerah perjalanan pleksus brachialis.Dalam perjalanannya, pleksus brachialis melewati daerahinterskaleni, supraklavikula, aksila.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
23/62
Blok pleksus brachialis interskaleni tindakan analgesia regional dengan menyuntikkan
obat anestetik lokal pada celah antara otot
skalenus anterior dan medius, ke arah posterior.
Indikasi:
Operasi di daerah bahu dan lengan atas
Kontraindikasi:
Pasien menolak, dan tidak kooperatif
Gangguan faal hemostasis
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
24/62
Blok pleksus brachialis supraklavikula tindakan analgesia regional dengan menyuntikkan
obat anestetik lokal pada titik berjarak 1 cm di atastitik 1/3 tengah tulang clavicula, ke arah tulang igapertama.
Indikasi:Operasi di daerah ekstremitas atas kecuali bahu
Kontraindikasi:
Pasien menolak, dan tidak kooperatif
Gangguan faal hemostasis
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
25/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
26/62
Blok pleksus brachialis axilertindakan analgesia regional dengan cara menyuntikkanobat anestetik lokal pada aksila, ke arah puncak aksila.
Indikasi:
Operasi di daerah siku dan lengan bawah
Kontraindikasi:
Pasien menolak, dan tidak kooperatif
Gangguan faal hemostasis
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
27/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
28/62
Secara kimia ada 2 golongan:1. Golongan amida, misalnya lidokain,
mepivakain, bupivakain, etidokain, dll.
2. Golongan ester, misalnya prokain, tetrakain,kokain, benzokain, dll.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
29/62
Berdasarkan potensi dan lama kerja (durasi):1. Potensi rendah dan durasi singkat
Prokain, Chlorprokain
2. Potensi dan durasi sedangMepivakain, Prilokain, Lidokain
3. Potensi tinggi dan durasi panjang
Tetrakain, Bupivakain, Etidokain
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
30/62
Berdasarkan berat jenis (konsentrasi) danpenggunaannya:
1. Isobarik: untuk infiltrasi lokal, bloklapangan, blok saraf, dan blok pleksus.
2. Hipobarik: untuk analgesia regionalintravena.
3. Hiperbarik, khusus untuk injeksi
intrathecal atau blok subarachnoid.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
31/62
Ester Amida
Di hidrolisis di plasma
Hidrolisis cepatDurasi singkat
Alergi , karena hasil
metabolitnya PABA
Di hidrolisis di
heparHidrolisis lambat
Durasi lama
Alergi
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
32/62
1.Gejala sistemik a. Sistem Saraf Pusat: Eksitasi & Depresi
b. Sistem kardiovaskuler: Hipotensi, Syok,cardiac arrest.
2.Gejala Lokal a. Kerusakan saraf
b. Gangguan otot
3.Gejala lain: 1. Alergi
2. Methemoglobinemia
3. Adiksi
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
33/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
34/62
DEFINISISistem penghantar gas atau system
anesthesia atau sirkuit anestesia ialah alatyang bukan saja menghantarkangas atau uap
anastetik dan oksigen dari mesin ke jalannafas atau pasien tetapi juga harus sanggupmembuang CO2 dengan mendorongnyadengan aliran gas segar atau denganmenghisapnya dengan kapur soda.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
35/62
a) Sistem Open1. Tidak terjadi nafas ulang (rebreathing)2. Tidak ada penyerapan CO2 (CO2 Absorber)
Terutama untuk anestesi anak-anak < 20 Kg
b) Sistem Semi Open1. Udara ekspirasi tidak bebas keluar sehingga
sebagian dari ekspirasi akan kembali padawaktu inspirasi.
2. Ada rebreathing sebagian3. Tidak ada CO2 Absorber
4. Alat biasa menggunakan eter-air buatanLOOSCO atau EMO
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
36/62
c) Sistem Close1. Circle sirkuit katup ekshalasi tertutup
2. Udara ekspirasi dihisap lagi dan diikat
dengan atmosfer
3. Tidak ada udara yang berhubungan denganatmosfer
4. Hemat O2 dan obat anestesi5. Berbahaya bila CO2 Absorber tidak berfungsidengan baik
d) Sistem Semi close1. Gas ekspirasi sebagian keluar ke atmosfir
dan sebagian masuk ke dalam saluraninspirasi
2. Terdapat tabung penyerapan CO2.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
37/62
Sistem CO2Absorber Rebreathing
Open - Tidak adaSemi Open - SebagianClose + TotalSemi Close + Sebagian
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
38/62
Sirkuit anastesia yang populer sampai saatini ialah sirkuit lingkaran (circle system), sirkuitMagiil, sirkuit Bain dan sistem pipa T.
Sistem tetes terbukaSistem tetes terbuka (open drop system)
ialah system anastesia yang sederhana yaitudengan meneteskan cairan anastetik (eter,koloform) dari botol khusus ke wajah dengan
bantuan sungkup muka (face mask)Schimmelbusch.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
39/62
Sistem ini tahanan nafasnya minimal dapatditambahkan O2melalui pipa kecil ke dalamsungkup.
Keburukan sistem ini ialah selain boros,
udara ekspirasi mencemari lingkungansekitar.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
40/62
Sistem InsuflasiSistem ini diartikan sebagai penghembusan gas
anastetik dengan sungkup muka melalui salah satuke wajah pasien tanpa menyentuhnya (induksimencuri).
Untuk menghindari pertumpukan gas CO2aliran gasharus cukup tinggi sekitar 8 - 10 liter / menit.
Seperti system tetes terbuka cara ini mencemariudara sekitar.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
41/62
Sistem MaplesonSistem Mapleson asli tak dilengkapi dengan
penyerap CO2 sehingga aliran gas harussanggup membuang CO2.
Disebut juga sebagai sistem aliran nafas
terkendali (flow controlled breathing system).sebagai system semi-tertutup yang terdiri
dari sungkup muka (face mask), pipa ombak(carrugated tubing), kantong cadang (reservoir
bag) dan lubang aliran gas segar (fresh gas flowinlet).
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
42/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
43/62
Sistem lingkarSistem ini di Amerika, menggunakan dua
katup ekspirasi, satu di dekat pasien yang lainnya
di dekat kantong cadang. Aliran gas cukup 2 3menit asalkan kadar O2> 25%.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
44/62
Keuntungan system ini :
Ekonomis (aliran gas rendah).
Konsentrasi gas inspirasi relative stabil
Ada kehangatan dan kelembapan pada jalan napas
Tingkat polusi rendah
Kerugian sistem ini :
Resistensi tinggi.
Tidak ideal untuk anak
Pengenceran oleh udara ekspirasi
Pada sistem lingkar perlu penyerap CO2, yaitu :
1. Kapur soda (soda lime)
2. Baralime
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
45/62
Obat anastesi inhalasi yang pertama kali dikenaldan digunakan untuk membantu pembedahanadalah N2O
Obat-obat yang lain banyak ditinggalkan karenaefek samping yang tidak dikehendaki, misalnya :
Eter : sekresi bronkus yang berlebihan, mual,muntah, bau merangsang Klorofom : aritmia, kerusakan hepar- Etil klorida : depresi jantung, kebakaran,
peledakan
- Metoksifluran : toksis pada ginjal, kerusakanpada hepar, kebakaran
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
46/62
a) Halotan Halotan merupakan hidrokarbon halogenisasi
konsentrasi untuk anestesi : 0,2-3%.
Memiliki induksi anestesi yang baik tetapi kurangbersifat analgetik.
Penggunaan secara tunggal dapat menyebabkandepresi kardiopulmoneryang ditandai sianosis.
efek relaksasi otot kurang dibandingkan eter.
Halotan bersifat bronkodilator dan merelaksasi
uterus. Mengurangi kerugian penggunaan halotan dengan
mengkombinasikan halotan dengan obat anestesilain seperti nitrogen oksida atau trikloroetilen.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
47/62
b) Trikloroetilen
Trikloroetilen merupakan hidrokarbonhalogenisasi
Trikloroetilen memiliki efek analgetik hipnotik
Jika dapat digunakan sebagai anestesi tunggal
dapat menyebabkan depresi kardiorespiratoridengan takipneu.
Karena mempunyai efek analgetik kuat makadapat digunakan untuk tindakan di permukaan,
misal insisi abses atau mengganti perban padapasien rawat jalan.
Biasanya dikombinasikan dengan halotan
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
48/62
c) Nitrous oxide NO) Gas yang stabil, tidak mudah terbakar
dan meledak, 15x kali lebih mudah larutdalam plasma dibandingkan oksigen.
zat anestetik yang lemah, efek analgetikyang kuat dan hipnotik lemah, Depresipernafasan dapat terjadi pabilapenggunaan NO tidak disertai dengan
O.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
49/62
NO tidak merangsang sekresi kelenjar dandapat menurunkan sensitivitas laring dantrakea terhadap manipulasi.
NO bersifat mendesak O dalam tubuh
sehingga dapat terjadi hipoksia difusi .Hal inisering terjadi di masa pemulihan dimanapasien bernafas dengan udara normal (20%O),sejumlah besar NO masuk kedalam alveoli danmendesak O di alveoli dan terjadilah hipoksia.
Pencegahan : O aliran tinggi beberapa menitsetelah selesai anestesi.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
50/62
d) Enfluran Ethran)Enfluran merupakan anestetik yang kuat, MendepresiSSP menimbulkan efek hipnotik. Pada konsentrasi 3%-
3,5% dapat timbul perubahan pada EEG yaitu bentukepileptiform yang merupakan predisposisi timbulnyakejangpad stadium anestesi, sehingga tidak bolehdigunakan pada pasien dengan riwayat epilepsi.
e) IsofluranSeperti Enfluran, Isofluran juga dapatmenimbulkan depresi pernafasan. Isofluran
memiliki efek bronkodilatasi dan baik untukdigunakan pada pasien PPOK dan asma bronkial.Isofluran memiliki efek relaksasi otot bergarisyang baik dan berpotensiasi dengan obatpelumpuh otot
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
51/62
f) Desfluran efek klinisnya mirip isofluran. Desfluran sangat
mudah menguap dibandingkan anestetik volatillain, sehingga perlu menggunkan vaporizerkhusus (TEC-6).
Bersifat simpatomimetik menyebabkan
takikardia dan hipertensi. Efek depresi nafasnyasepeti isofluran dan ethran.
Desfluran merangsang jalan nafas atas,sehingga tidak digunakan untuk induksi
anestesia
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
52/62
Menurut Hendrickson (2002), intubasi adalah
memasukkan suatu lubang atau pipa melaluimulut atau melalui hidung, dengan sasaranjalan nafas bagian atas atau trakhea. Tujuan
Mempermudah pemberian anestesia. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta
mempertahankan kelancaran pernafasan. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi
lambung (pada keadaan tidak sadar, lambung
penuh dan tidak ada refleks batuk). Mempermudah pengisapan sekret trakheobronchial. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama. Mengatasi obstruksi laring akut.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
53/62
Tindakan Intubasia. Persiapan
Posisi tidur terlentang, oksiput diganjal .
b. Oksigenasi
pemberian oksigen 100% (minimal 2 menit).
c. Laringoskop
Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan dangagang laringoskop dipegang dengan tangankiri.
d Pemasangan pipa endotrakheal
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
54/62
d. Pemasangan pipa endotrakheal.Pipa dimasukkan dengan tangan kanan
melalui sudut kanan mulut sampai balon pipa
tepat melewati pita suara.Balon pipa dikembangkan dan daunlaringoskop dikeluarkan selanjutnya pipadifiksasi dengan plester
e. Mengontrol letak pipa. Dada dipastikanmengembang saat diberikan ventilasi. Sewaktuventilasi, dilakukan auskultasi dada denganstetoskop, diharapkan suara nafas kanan dan kirisama.
f. Ventilasi. Pemberian ventilasi dilakukan sesuaidengan kebutuhan pasien bersangkutan
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
55/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
56/62
Teknik Anestesia Umum InhalasiMerupakan salah satu teknik anesthesia umum
yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi
obat anesthesia inhalasi yang berupa gas atau cairanyang mudah menguap melalui alat atau mesinanesthesia langsung ke udara inspirasi1. Inhalasi sungkup muka
Pemakaian salah satu kombinasi obat secara inhalasi
melalui sungkup muka dengan pola nafas spontan. Komponen trias anesthesia : hipnotik, analgesia dan
relaksasi otot ringan.
Indikasipada operasi kecil dan sedang di daerah
permukaan tubuh, berlangsung singkat danposisinya terlentang.
Kontraindikasi : pada operasi di daerah kepala danjalan nafas dan operasi dengan posisi miring atautertelungkup.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
57/62
2. Inhalasi sungkup laring pemakaian salah satu kombinasi obat seperti
tersebut di atas secara inhalasi melalui sungkup
laring dengan pola nafas spontan. Komponen trias anesthesia : hipnotik, analgesia
dan relaksasi otot ringan.
Indikasi: pada operasi kecil dan sedang di daerahpermukaan tubuh, berlangsung singkat danposisinya terlentang.
Kontraindikasi: operasi di daerah rongga mulut
dan operasi dengan posisi tertelungkup.
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
58/62
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
59/62
3. Inhalasi pipa endotrakeal nafas spontan Merupakan pemakaian salah satu kombinasi
obat obatan seperti tersebut diatas secarainhalasi melalui PET dan dengan pola nafasspontan.
Komponen trias anesthesia :hipnotik, analgesia
dan relaksasi otot (ringan). Indikasi: operasi di daerah kepala-leher dengan
posisi terlentang, berlangsung singkat dan tidakmemerlukan relaksasi otot yang maksimal.
Kontraindikasi:operasi intrakranial, torakotomi,laparotomi, operasi dengan posisi khusus(misalnya miring atau tengkurap) dan operasiyang berlangsung lama (lebih dari satu jam).
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
60/62
4. Inhalasi pipa endotrakeal nafas kendali Merupakan pemakaian salah satu kombinasi obat-
obatan secara inhalasi melalui PET dan pemakaian
obat pelumpuh otot non depolarisasi, selanjutnyadilakukan nafas kendali.
Komponen trias anesthesia : hipnotik, analgesiadan relaksasi otot.
Indikasipada:
- Kraniotomi- Torakotomi
- Laparotomi
- Operasi dengan posisi khusus, misalnya posisi
miring pada operasi ginjal atau posisi tengkurappada operasi tulang belakang.
- Operasi yang berlangsung lama (> 1jam).
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
61/62
Secara garis besar, didapatkan perbedaanantara anestesi regional dan anestesi umum.
Anestesi Umum Anestesi Regional
Menghilangkan nyeri Hilang kesadaran
Temporer
Menghilangkan nyeri Tanpa hilang kesadaran
Temporer
8/12/2019 Anestesi Regional & Sistem Anestesi Inhalasi
62/62
Recommended