View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
Percaya kekuatan do’a dan usaha
(penulis)
Tiada Apapun Yang Tak Tertembus Oleh Doa yang dilandasi Rasa
Yakin, Iman dan Taqwa Serta Rasa Sabar
(sahabat)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Halaman Persembahan
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk :
- Bapak dan Ibuku untuk Segala kasih sayang, kesabaran, dan kucuran doa
yang yang telah beliau berikan.
- Adikku tersayang Dek Aji yang selalu menyayangiku.
- Kakak-Kakakku (Senior) yang selalu memberikan semangat dan dukungan
penuh kepada saya (Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak
Nila, Mbak Yuni, Mbak Sicka).
- Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doa‟nya. (Lusi, Iin,
dan Maya,Tika, Dina, Alvi, Unge,).
- Kakak kos dan adik-adik kos Wisma Sakinah (Mbak Swety,Mbak Sari,Dek
Vivi,Mbak Yuni,Mbak Sicka,) terimakasih atas motivasi kalian selama ini
padaku.
- Temen-temen AN Non Reguler 2010, kebersamaan akan selalu aku kenang.
- Almamater AN Tercinta, Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang ”.
Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untk memenuhi salah satu
syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, arahan motivasi
serta nasehat, atas bimbingan, arahan, dan motivasi serta kesabarannya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Drs. Pawito,Ph.D. selaku Dekan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sebelas Maret .
3. Bapak Muchtar Hadi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Bapak Drs. Sudarto , M.Si selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Ednawan H Selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan saya
dalam meneliti.
6. Bapak Triwibowo, SE, ATD, MT selaku Kepala Subbid. Keselamatan
sarana dan prasarana yang telah memberikan kemudahan didalam
penyusunan skripsi ini serta membantu saya dalam pengumpulan materi.
7. Bapak Istijab, SE, MM selaku Kasie Angkutan yang telah memberikan
kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta telah membantu saya
dalam pengumpulan materi untuk penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Moch Antono, SE Selaku Kasie Rekayasa telah yang telah
memberikan kemudahan bagi saya untuk berkesempatan bertemu dengan
orang-orang terkait, dan berkesempatan untuk wawancara.
9. Bapak Joko Umboro Jati, SE Selaku Manager Pengelola BRT (Bus Trans
Semarang) telah telah memberikan kemudahan bagi saya dalam
pengumpulan materi untuk penulisan skripsi ini.
10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan
kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap
dukungan dan do‟a restu yang tidak pernah putus.
11. Kepada Adikku atas doa dan dukungannya.
12. Untuk Tika, Lusi, Iin, Maya, Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas
Edwin, Mbak Nila, Alvi, Dina Dkk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
13. Untuk rekan-rekan Kost Wisma Sakinah Mbak Swety, Mbak Sari, Dek
Vivi, Mbak Yuni, Mbak Sicka atas kebersamaan kita selama ini.
14. Untuk angkatanku AN‟ 10 Non Reguler atas dukungannya sukses selalu.
15. Untuk kakak-kakakku angkatan AN‟ 09 Non reguler yang telah
memberikan semangat dan kebersamaannya akan terkenang.
16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini
dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Surakarta, September 2012
Penulis,
Rina
Marthaningrum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi-vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................. xiv
ABSTRAKS ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 11
2.1.1. Peranan .............................................................................. 11
2.1.2.Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas .. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2.2.1.Pendayagunaan atau Efisiensitas ....................................... 31
2.2.2.Prinsip berlakunya efisensi atau dayaguna ........................ 36
2.2.3.Transportasi Bus Trans Semarang ...................................... 42
2.2.4.Bus Rapid Transit ............................................................... .43
2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam
Pendayagunaan Pengelolaan Bus Trans Semarang .............................. 48
2.4. Kerangka Pemikiran .................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 55
3.2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 55
3.3. Sumber Data ................................................................................ 56
3.4. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 57
3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 57
3.6. Teknik Analisis Data ................................................................... 58
3.7. Validitas Data .............................................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang ........................... 61
4.1.1. Kondisi Geografis ............................................................. 61
4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang ......................................... 65
4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi 67
4.3.1. Pembentukan Organisasi .................................................. 67
4.3.2. Kedudukan ....................................................................... .67
4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
dan Informasi .................................................................. 68
4.3.4. Visi dan Misi .................................................................... 69
4.3.5. Susunan Organisasi .......................................................... 70
4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ...................... 71
4.3.7. Kepegawaian .................................................................... 90
4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia .................. 93
4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum ...................... 93
4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang ............................... 93
4.5. Kelebihan BRT .................................................................... 97
4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
Kota Semarang ........................................................................................ 98
1. Menyediakan Sarana dan Prasarana ............................................ 102
2. Promosi ........................................................................................ 110
3. Pengawasan ................................................................................. 116
4. Regulasi ....................................................................................... 120
5. Evaluasi dan Pengembangan ....................................................... 123
6. Pembayaran BOK ....................................................................... 131
a. Pemeliharaan dan Perawatan Bus ......................................... 132
b. Menggaji Sopir dan Keamanan Bus ...................................... 132
4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan .................................. 133
4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam
Pendayagunaan Bus Trans Semarang ................................................. 135
1. Faktor Pendukung ....................................................................... 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Faktor Penghambat ..................................................................... 138
a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ..................................... 138
b. Terbatasnya Jumlah Anggaran ............................................. 138
c. Trayek Yang Berhimpitan ..................................................... 139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 141
5.2. Saran ............................................................................................ 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Evaluasi Pengelolaan BRT Trans , Semarang ................ 5
Tabel 1 Trayek Trans Semarang yang berhimpit dengan Trayek
Angkutan Umum ............................................................. 6
Tabel 2 Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit BRT
Semarang Oktober-Desember 2010 ................................ 6
Tabel 4.1 Data kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010 62
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang menurut
kecamatan di Kota Semarang 2010 ................................. 63
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan 31
Desember 2011 ................................................................ 91
Tabel 4.4 Jumlah pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang 31 Desember 2011 .......................................... 92
Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan
dan Mesin 2011 ............................................................... 92
Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Berdomisili
di Kota Semarang ............................................................ 94
Tabel 4.7 Jumlah Rata-rata penumpang BRT koridor I
Mangkang-Penggaron...................................................... (lampiran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan .............................................. 101
Tabel 4.9 Daftar Sosialisasi ............................................................ 114
Tabel 5.0 Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool
Mangkang- Bulan Juli 2012 ............................................ 118
Tabel 5.1 Daftar nama pengusaha / Merk Bus untuk Koridor 1
dalam rangka pengadaan Barang dan Jasa
Pekerjaan jasa Pengoprasian BRT 2011 .......................... 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ........ 20
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 54
Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman ............................ 60
Gambar 1 Prosentase Penggunaan Areal Tanah............................... 64
Gambar Pembangunan Shelter Koridor 2 .............................................. 107
Gambar Gambar Shelter Koridor 1 Pandanaran ..................................... 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Riset pada Dinas Perhubungan Kota Semarang
Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk Dinas
Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk UPTD
Surat Ijin Penelitian Kesbangpolinmas untuk Bappeda Kota Semarang
Surat permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas
Surat permohonan Ijin Penelitian Badan Pusat Statistik
Surat permohonan Ijin Penelitian Dinhubkominfo Kota Semarang
Surat Permohonan Ijin Penelitian Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal
Mangkang
Surat Keterangan Riset pada PT. Trans Semarang
Tabel 4.7 Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1 Mangkang-
Penggaron 2011
Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I Mangkang-
Penggaron 2011
Tabel 3 Database Loadfactor Bus Trans Semarang bulan Oktober 2010-
Januari 2011.
Tabel 1 Daftar titik lokasi halte bus Koridor 1
Tabel Target Sosialisasi
Brosur Bus Trans Semarang
Tabel Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan
Juli 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Tabel Pengawasan Sistem Kerja Pramugara Pool Mangkang Bulan Juli
2012
Tabel Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang
Jadwal Pengawas Angkutan BRT Trans Semarang
Tabel Rekapitulasi Pendapatan Harian BRT Koridor I Mangkang-
Penggaron Per Juni 2012
Tabel Rata-rata Penumpang Bus Rapid Trans Koridor I Mangkang-
Penggaron 2010
Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I Mangkang-
Penggaron 2012
Tabel Load Factor BRT Bln Oktober-Desember 2012 dan Grafik
Pendapatan + Biaya Operasional Kendaraan BRT Trans Semarang
Koridor I Mangkang-Penggaron Bulan Oktober-Desember 2012
Gambar Gambar Pelayanan BRT,
Surat perjanjian pekerjaan pemborongan (Kontrak) PT dengan Dinas
Surat Penunjukkan Penyedia Barang dan Jasa
Surat Penetapan Pemenang dan Pemenang Cadangan Langsung Pekerjaan Jasa
Pengoprasian BRT T.A 2011
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah
Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang tentang Ijin
Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum.
Pedoman wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
ABSTRAK
RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “Peranan Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Pendayagunaan
Bus Trans Semarang”. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Non Reguler, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
2012.
Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah
satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah
khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit
ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada
warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah
menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek
atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum
bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih
memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan
yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan
gejolak sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka
pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang
mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan
peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas
data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan
digunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan yang dilakukan oleh
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang merupakan suatu
Instansi yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk mengembangkan dan
mendayagunakan Bus Trans Semarang, peranan tersebut antara lain: Menyediakan
sarana dan prasarana, melakukan Promosi (sosialisasi), pengawasan, regulasi,
melakukan evaluasi dan pengembangan, pembayaran BOK. Faktor pendukung
dalam pengembangan Bus Trans Semarang terdapat kerja sama yang baik antara
aparat dinas dan pengusaha angkutan agar tercipta koordinasi yang baik.
Sedangkan faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sumber daya manusia
dari aparat dinas, terbatasnya jumlah anggaran dana untuk pengembangan Bus
Trans Semarang, terjadi trayek yang berhimpit sehingga memunculkan gejolak
sosial antar sopir angkutan kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
ABSTRACT
RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “The Role of the Department
of Transportation and Information in order to make and efficient of Bus
Trans Semarang”. Thesis. Department of Administrative Sciences Faculty of
Social and Political Sciences. Non Regular, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. 2012.
Semarang city has a good range of transportation modes. The one of
transportation which is not develop yet is Bus Trans Semarang. The reason the
government especially the Department of Transportation of Semarang launched
Bus Rapid Transit is of provide a better mode of transportation to the citizens of
Semarang, but this reason has caused social problem between public
transportation because their route is collided each other. The Bus Rapid Transit
procurement can not reduce the traffic jam in Semarang yet. In this case, the
Government prefers improving transportation services because it is appreciaced
that transportation service. Is worse than Bus Rapid Transit because the public
transportation always stop and wait for passangers everywhere. But Bus Trans
Semarang has caused social problem with public transportasion
The purpose of the study is to describe the role of the Department of
Transportation, Communication and Information of Semarang in order to
empower Bus Trans Semarang, and to know what factors that support and hinder
obstruct in doing the activities which related to the role of the Department of
Transportation, Communication and Information of Semarang.
The research method that used is descriptive qualitative. Data collection
techniques using observation, documentation and interviews. Sampling using
purposive sampling. To test the validity of the data used data triangulation
technique, whereas is used to take the conclusion.
The results of this study indicate that the role that carried out by the
Department of Transportation, Communication and Information of Semarang is a
organisation which have duty and authority to develop and utilize Bus Trans
Semarang. The roles include: Providing infrastructure, perform do the promotion
(socialization), supervision, regulation, evaluation and development, BOK
payment. The Factors supporting in developing of Bus Trans Semarang is good
cooperation between the police department and the transport entrepreneurs to
create good coordination. While obstructing factors are the limited human
resources of the police department, the limited amount of budget funds for the
development of Bus Trans Semarang, occured routes that collided so it raising the
social problem among public transportation drivers.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang
mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Peran utama kota ini
adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan,
industri dan sebagai pusat pelayanan bagi kawasan di sekitarnya. Karena
kepesatan inilah yang akhirnya mempengaruhi transportasi publik, dimana
rendahnya pelayanan yang diberikan membuat orang-orang lebih suka dan
berpikir menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi darat merupakan
salah satu sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah bahkan suatu negara yang akan mendorong efisiensi pergerakan
barang dan jasa.
Semarang yang menjadi Central Java atau lebih dikenal Ibukota
Jawa Tengah untuk menganggulangi kemacetan dalam hal ini penerapan
Bus Trans Semarang masih kurang optimal dalam menambah jumlah
penumpang karena penghuni Semarang lebih suka menggunakan kendaran
pribadi yang lebih efisien serta cepat daripada menggunakan Bus Trans
Semarang. Padahal konsep Bus Trans Semarang merupakan sistem
angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota.
Terselenggara dengan adanya Bus tersebut adalah peremajaan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
angkutan lama karena dinilai buruknya fasilitas angkutan kota. Untuk
mengatasi hal tersebut di sektor angkutan darat hingga saat ini masih
adanya kemacetan; di kalibanteng, jalan yang rusak, dengan adanya
penerapan Bus Trans diharapkan mampu lebih mengefisienkan kemacetan
sebagaimna konsep pendayagunaan yaitu lebih mengutamakan
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat serta efisiensi .
Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,
diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan
HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Menurut keterangan
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Andi Agus Wandono mengatakan,
operasional Bus Rapid Transit pada saat itu hanya untuk 1-2 hari saja,
yaitu Sabtu dan Minggu. Pengoperasian selanjutnya menunggu
penyempurnaan infrastruktur dan konsorium operator. Pada hari pertama
pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu,
penumpang tidak dipungut biaya
(http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=ber
itacetak.detail =6180801/05/2009).
Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada
pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan
jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini Bus Rapid
Transit bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud
pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan,
mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan
wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap-
tiap trayek.”
Penyelengaraan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang,
seperti kota Besar di pulau Jawa pada umumnya mengalami masalah
transportasi yang cukup pelik. Berbagai permasalahan seperti
pertumbuhan jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan
jalan, pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak sering dengan peningkatan
kapasitas dan pembukaan akses. Selain itu juga penggunaan kendaraan
pribadi yang jauh lebih besar daripada kendaraan umum, pelayanan
angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif kurang, dan sebagainya
mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada beberapa
penggal jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara yang tidak ramah
akan lingkungan. Bus Rapid Transit di Kota Semarang bernama Bus Trans
Semarang baru sempat diujicobakan saja pada 23 Mei 2009. Kota
Semarang mendapatkan bantuan dari APBN berupa 20 unit kendaraan bus
besar (berkapasitas 83 orang) dan sarana halte sebanyak 53 unit.
Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan
massal yang murah dan nyaman. Djoko mencontohkan, pemkot dapat
menyediakan angkutan massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang untuk moda transportasi dalam kota Semarang atau kereta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
komuter untuk transportasi antarkota. Tanpa adanya angkutan massal yang
memenuhi standar pelayanan minimal, masyarakat bakal enggan beralih
dari penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini, Bus Rapid Transit masih sepi
penumpang karena pengoperasiannya belum optimal. Sebagai gambaran,
PT Trans Semarang selaku konsorsium Bus Rapid Transit, merugi Rp 321
juta hingga akhir Oktober sejak Bus Rapid Transit dioperasikan pada 18
September lalu. Hal ini karena jumlah penumpang rata-rata masih 2.500
orang per hari jauh dari target 6.800 penumpang per hari. Hal ini
dikarenakan pelayanannya belum optimal. Jumlah halte masih kurang,
pembelian karcis masih di atas bus, dan halte belum dilengkapi dengan
tenaga keamanan.
(http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/05/23051475/Jumlah.Kendara
an.Bermotor .Harus. Dikendalikan 23:05 WIB).
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, di Semarang,
Rabu, mengatakan bahwa jika sebelumnya penumpang Bus Rapid Transit-
Trans Semarang sepi, sekarang jumlah penumpang per harinya bisa
mencapai 4.417 orang. Bertambahnya jumlah penumpang Bus Rapid
Transit Trans-Semarang memberikan dampak bertambahnya pendapatan,
jumlah subsidi pemerintah yang pada bulan Januari 2011 masih sebesar
44,9 persen turun menjadi 43,7 persen (Februari 2011), dan pada Maret
2011 turun menjadi 41 persen. Kebanyakan peminatnya adalah para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pelajar (http://www.antarajateng.com/det ail/ind ex.php?id=43037 diakses
18/2/11/pukul 21.12).
Peminat kebanyakan adalah para anggota pelajar yang dibebankan
dengan biaya 2000,- rupiah hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan
antara tahun 2010-2011, dengan perbandingan tersebut berimbas pada
menurunnya jumlah subsidi pemerintah dari bulan Januari sampai Maret
2011.
EVALUASI PENGELOLAAN BUS RAPID TRANSIT TRANS, Semarang
N
o B
ulan
K
M
Tempuh
Perbulan
Jumlah
Penumpang
Pe
ndapatan
BO
K
Su
bsidi
%
Subsi
di U
mum
P
elajar
1 O
kt
2010
1
80.660
8
3.525
3
9.913
37
2.163.500
1.12
0.092.000
74
7.928.500
6
6,77
%
2 N
op
2010
1
78.800
8
3.343
3
6.395
36
4.490.500
1.10
8.560.000
74
4.069.500
6
7,12
%
3 D
es
2010
1
84.800
9
3.821
3
2.602
39
3.577.500
1.14
5.760.000
75
2.182.500
6
5,65
%
4 J
an
2011
1
02.150
8
1.845
3
1.047
34
8.551.500
633.
330.000
28
4.778.500
4
4,97
%
5 F
eb
2011
9
5.130
7
6.999
2
9.433
32
8.362.500
589.
806.000
26
1.443.500
4
4,33
%
6 P
er
27/3/
2011
9
0.810
7
7.855
3
0.592
33
3.676.500
563.
022.000
22
9.345.500
4
0,73
%
Sumber : BLU UPTD Terminal Mangkang DISHUBKOMINFO Kota Semarang,2011
Adapun berbagai kendala yang dihadapi dalam pengoperasiaan Trans
Semarang adalah :
- Masih banyaknya pelaku yang menolak kehadiran Trans Semarang,
terutama pelaku usaha yang trayeknya berhimpitan dengan Trans
Semarang yang rentan terhadap permasalahan gejolak sosial. Sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
halnya misalnya adanya himpitan yang menimbulkan gejolak
sosial. Hal ini diperkuat dengan data artikel berikut ini BERITA -
jawa.infogue.com - SEMARANG, - Penurunan tarif bus mini
koperasi angkutan kota Rata Kencana trayek Mangkang-Penggaron
yang dipicu kehadiran bus rapid transit (BRT) Trans Semarang
menunjukkan pengelolaan transportasi massal yang masih parsial.
Pemerintah Kota Semarang semestinya turut mengatur trayek yang
berhimpitan dengan BRT untuk menghindari adanya persaingan
tidak sehat.
"Seharusnya, angkutan yang trayeknya berhimpitan dengan
BRT itu dialihkan menjadi angkutan pengumpan (feeder) sehingga
pengusaha angkutan yang lebih dulu beroperasi tidak dirugikan,"
ujar peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata
Djoko Setijowarno, di Kota Semarang, Kamis (1/10). Berita >>
Regional >> Jawa diakses 14 Februari 2012
(http://jawa.infogue.com/trayek_angkutan_perlu_diatur_)
Berikut ini adalah trayek yang berhimpitan dengan rencana
pengoperasian Trans Semarang.
Tabel 1. Trayek Trans Semarang yang berhimpitan dengan Trayek Angkutan
Umum
N
o
Koridor Trayek yang
Overlap
1 Mangkang-Penggaron B.02, B.04, B.21,
B.31, B.34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2 Pudakpayung-Penggaron B.01, B.06, B.09,
B.13, B.16, B.20, B.25, B.28,
B.35,B.43,B.44
3 Terboyo-Simpang Lima B.15,B.19,B.42,B.47,
B.5
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang,2010
Melihat besarnya kegunaan Bus Trans Semarang di Kota Semarang
apalagi Kota tersebut adalah Ibukota Jateng yang dikenal dengan wisata
kulinernya, maka diharapkan mampu membantu mengurangi kemacetan
setempat serta dalam rangka menumbuhkembangkan yang tepat kembali
agar dapat sesuai rencana yang harapkan berupa berhasil guna serta efisien
dalam pendayagunaan. Untuk mencapai hal tersebut kembali tentunya
dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat, baik dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan, pendayagunaan Bus hingga managemen
pengelolanya dapat dilaksanakan dengan baik utamanya digunakan untuk
penumpang. Dukungan pemerintah bagi aktivitas pendayagunaan Bus
dalam rangka menigkatkan dan mengelolanya agar PT.Trans tidak merugi
lagi. Pemerintah merupakan pelindung sekaligus fasilitator bagi
terselenggaranya kegiatan masyarakatnya.
Salah satu instansi pemerintah yang berkompeten dalam
pendayagunaan Bus adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang, berdasarkan Peraturan
Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Semarang, dan kini lebih ke pengelolanya segalanya diserahkan ke dalam
UPTD Terminal sesuai dengan Perwal No.8 Tahun 2010 tentang
perubahan atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota
Semarang.
Hal ini sesuai dengan visi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang yang merupakan bagian
dari UPTD Terminal Mangkang, yakni “TERWUJUDNYA
PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA
PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB
DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA”.
Perhatian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi Kota Semarang dalam hal pendayagunaan Bus Trans
Semarang agar dapat digunakan dengan efisien, dalam Tugas pokok dan
Fungsi Bidang Perhubungan Darat antara lain: penyelenggaraan,
pengaturan, pengawasan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis
Dampak Lalu Lintas.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan secara
optimal dan tepat sasaran.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis
Dinas Terminal Mangkang Kota Semarang diharapkan dapat terus
berperan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang agar dapat berguna
dalam lalu lintas darat khususnya untuk pengurangan kemacetan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berangkat dari kondisi tersebut diatas, peneliti tergerak untuk
melaksanakan penelitian tentang “ Peran Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pedayagunaan Bus
Trans Semarang (Bus Rapid Transit)”
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang?
b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam
mendayagunaan Bus Trans Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka didapatkan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
a. Untuk mengetahui peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam rangka
mendayagunaan Bus Trans Semarang.
2. Tujuan Fungsional
a. Agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca dalam memahami bagaimana peranan Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan
Bus Trans Semarang .
b. Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
masukan bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Imu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, sekaligus
untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang ada diperkuliahan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan
serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan
masalah yang diteliti, dan berguna bagi pihak yang berminat pada
masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya
landasan-landasan teori yang mendukung ke arah permasalahan. Karena teori
merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk
mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis.
2.1. Peranan
Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 75) role atau peranan merupakan
dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau juga bisa
disebut status obyektif. Peranan atau status kait-mengkait yaitu karena status
merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua
unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang jadi
bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (W.J.S.
Poerwodarminta, 2007: 870).
Phil Astrid S. Susanto (1999: 77) menyimpulkan bahwa faktor yang
menentukan bagaimana peranan akan dilakukan ditentukan oleh:
a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma
keseragaman yang berlaku dalam kelompok/masyarakat dalam situasi
yang sama.
b. Apabila orma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar
untuk menjalankannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Apabila individu dihadapi dengan situasi dimana lebih dari satu norma
(yang dikenalnya) berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi
dan modifikasi antara norma-norma ini.
Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, salah satu
tidak ada artinya apabila yang lain tidak ada. Peranan muncul sebagai akibat
seseorang mempunyai status dan kedudukan. Sedangkan kedudukan dan
status seseorang dalam kelompok sosial masyarakat akan melibatkan
seseorang dalam berbagai penemuan yang harus dijalankan.
Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang. Pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat
mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa organisasi, peranan
diperoleh dari uraian jabatan. Adapun uraian jabatan itu merupakan dokumen
tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas
sesuatu pekerjaan. (Thoha, Miftah , 2003: 80).
Koentjaraningrat memberikan definisi peranan sebagai arti yang lebih
khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individu-
individu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu
dalam kedudukan-kedudukan lain. (1990: 169).
Selanjutnya saya akan mengkaitkan konsep peranan disertai dengan tugas
dan fungsi dari sorang manager dalam menjalankan dan mengerakkan suatu
badan atau oraganisasinya. Berikut definisi POAC berdasarkan definisi para
ahli :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Harold Koontz and Cyril O‟Donnel dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:20) Planning is the function of manager which involves
the selection from alternative of objective,polities,prosedure and programs.
(perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang berhubungan dengan
memilih tujuan, kebijaksanaan, prosedure dan program dari alternatif yang
ada).
Sedangkan organisasi menurut G.R Terry dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:20-21) Organizing is the esthablising of the effective
behavioural relantionship among persons so that they may work together
efficiently and again personal satisfaction for the purpose of achieving some
goal are objective (pengoganisasian adalah tindakan mengusahakan
hubungan kelakuan yang efektif antara oarang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melasanakan tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu).
Menurut Henry Fayol dalam (Dr. Sondang P. Siagian,2007:97-98)
menggunakan istilah Commanding/Actuating sebagai Pergerakan dalam
karyanya General and Industrial Administration. Berpendapat bahwa cara
terbaik untuk menggerakkan anggota organisasi adalah dengan cara
pemberian komando dan tanggungjawab uatam para bawahan terletak pada
pelaksanaan perintah yang telah diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Sedangkan Controlling menurut Earl P.Strong dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:21) Controlling is the prosess of regulating the various
factors in an enterprise according to the reqiutment of its plans (
pengendaliana adalah proses pengauran berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan suatu rencana).
Sedangkan evaluasi dalam buku Sondang P Siagian, 2007 : 152) evaluasi
adalah pengukuram dan pembandingan hasil yang nyatanya dicapai dengan
hasil yangs seharusnya dicapai.
Dalam George R.Terry dalam (2006:15-19) memperlihatkan bahwa
empat kombinasi fungsi managerial yang paling umum dalam rangka
pencapaian tujuan, akan terlihat bahwa kombinasi tersebut terdiri dari :
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising), Memberi dorongan
(Actuating) dan Pengawasan (Controling).
1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning
mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan
suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.
2. Organising mencakup : (a) membagi komponen kegiatan yang
dibbutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok. (b)
membagi tugas kepada seorang manager untuk mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara
kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian
berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan
penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai
bagian dari unsur organising. Di dalam setiap kejadian,
pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal
dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerjasama secara
efektip guna mencapai tujuan bersama.
3. Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan
yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai.
Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan
manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,
memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada
mereka.
4. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
ketiga dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.
Ada berbagai cara mengadakan perbaikan termasuk merubah
rencana dan bahkan tujuannya mengatur kembali tugas-tugas atau
merubah wewenang;tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas
penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan
mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang
sudah atau akan dilaksanakan.
Selanjutnya, (dalam George Terry, 2006:15-19) uraian tugas tersebut
selalu didasarkan pada interpretasi dan sambil berjalan, manager
menyesuaikan isi dari tugasnya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
suatu perubahan oleh manager yang bersangkutan dan organisasinya. Setelah
ada suatu spesifikasi tugas secara komprehensif, maka langkah selanjutnya
ialah mengidentifikasikan spesifikasi dari tersebut. Spesifikasinya mencakup
pengetahuan, ketrampilan, tindakan dan karakteristik yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan managerial secara efektif..
Sedangkan dalam Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig (2007:575-
578) fungsi managemen :
1. Merencanakan
Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manager adalah
merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan
dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan
pembuatan startegi yang menyeluruh dan kibijaksanaan umum
plus program dan prosedur spesifik. Perencanaan memberikan
kerangka untuk memadukan pengambilan keputusan di seluruh
organisasi dan pada waktunya. Perencanaan memberikan alat bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
manager dan organisasi untuk mengatasi perubahan dalam
lingkungan mereka.
2. Mengorganisir
Mendapatkan orang dan sumber daya yang sesuai belum
menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manager juga
bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk
melaksankan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran
yang relevan. Struktur dan proses organisasi dirancang agar
sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relatif permanen
adalah cocok untuk aktivitas yang stabil dan rutin. Sebaliknya,
keadaan yang berubah-uabah misalnya, dalam industri teknologi
tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc,
satgas (task forces), dan kelompok proyek.
3. Melaksanakan
Sasaran, rencana, sumber daya dan desain, semuanya
adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk
melaksanakan. Tetapi tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada
usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk baru harus
dihasilkan dan dijual. Prosedur pengurangan biaya harus dipakai
untuk mengantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus
dipertahankan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan basis
bagi penyelngaraan organisasi keseluruhannnya. Para manager
seringkali mengarahkan aktivitasnya untuk melaksanakan rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dan prosedur. Atau mereka mungkin hanya langsung terlibat
dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga
hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha manusia yang terlibat
dalam pelaksanaan itu merupakan suatu fungsi kesangggupan
mananger untuk mempengaruhi orang lain –bawahan,rekan
sebaya, dan boss.
4. Mengawasi
Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah
yang eprlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan
kemampuan managemen melaksankan tugasnya. Pengawasan
(Controlling) adalah fungsi manager untuk memelihara aktivitas
organisasi dalam limit-limit yang diijinkan, yang diukur dengan
harapan. Saling menjalin dan bergantung pada perencanaan.
Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaa.
Bersamaan dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan
seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau sekurang-
kurangnya penyesuaian rencana sekarang. Organisasi itu
mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelengaraan dengan
rencana strategi 5 tahun atau menbandingkan hasil-hasil spesifik
dengan kouta produksi 25 unit perjam.
Fungsi-fungsi dasar manager itu sangat saling bergantung.
Fungsi-fungsi tersebut biasanya tidaklah dilaksanakan dalam
bentuk langkah demi langkah yang sederhana, juga tidak dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
blok waktu yang sama sekali terpisah. Secara formal maupun
informal, para manager melaksanakan fungsi ini. Beberapa
manager cukup beruntung mempunyai asisten khusus bagian staff
untuk sebagian tugas ini misalnya satf perencanaan jangka
panjang, depertemen latihan, atau unit, pengawasan mutu. Tetapi,
dengan atau tanpa bantuan, para managerlah akhirnya yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar ini
yang merupakan alat untuk mencapai prestasi organisasi dan
untuk menjamin kontinuitas kemampuannya untuk berbuat
demikian.
Jadi dapat pula diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan
pergerakan dari kedudukan itu sendiri. Dimana dapat pula diartikan dengan
kata lain peranan merupakan implementasi yang kokoh sebagai pembangun
dari tugas, fungsi, wewenang yang terdapat dalam suatu kedudukan, dapat
disebutkan bahwa fungsi dari sebuah badan dan organisasi tidak lepas dari
tugas dan fungsi manager yang menjalankan dan menggerakkan badan
organisasi tersebut melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, serta
Pengendalian. Dengan tugas, fungsi, wewenang tersebut suatu badan atau
organisasi dapat melakukan tindakan tegas demi tercapainya tujuan, target,
visi dan misi organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Alasan organisasi tersebut melakukan melakukan Planning,
Organizating, Actuating, dan Controlling dalam George Terry dalam
Prinsip-Prinsip Manangemen (2006:19-20) diterangkan bahwa diperlukan
pertukaran informasi yang kontinyu disertai kesediaan berkompromi dan
memperbaikinya untuk kepentingan perusahaan. Diajukan pemikiran supaya
menganggap fungsi tambahan sebagai hal yang fundamental di dalam proses
managemen, termasuk didalamnya adalah pemberian wewenang,
berkomunikasi, berkonsultasi, mengadakan evaluasi dan integrasi pengukuran
dan menyusun spesifikasi tugas. Seseorang manager memang melaksanakan
tugas tersebut, berikut gambar pada hal 16 bahwa pelaksanaan poac perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam mencapai target yang
diinginkan. (Sumbet G.R Terry)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 1 pada hal 16.
A B C D E
Penempatan
Motivasi Dorongan
Koordinasi
Inovasi
Representing
Sumber : G.R Terry
Perlu ditekakann bahwa fungsi fundamental dari managemen saling
berkaitan. Planning misalnya, berpengaruh kepada organizing dan organizing
berpengaruh kepada controlling. Satu fungsi tidak berhenti sebelum yang lain
mulai berfungsi. Mereka mutlak berbaur dan umumnya tidak dilaksanakan
tersendiri.
Manager
Perencanaan
pengorganisasian
Pengarahan
pengawasan
Tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dalam M Taufiq Amir 2006(237-238) menyatakan konsep ini
menggambarkan bahwa apapun level manager atau di organisasi manapun ia
bekerja, ia akan harus menjalankan aktivitas komunnikasi dengan baik. Bila
ingin dinyatakan secara singkat, Manager memanfaatkan proses komunikasi
dalam menjalankan fungsi-fungsi utamanya : merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi. Rencana yang telah
dicanangkan, harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mereka akan
terlibat dalam pelaksanaannya baik yang diatas maupun mereka yang dibawah
possisinya. Department lain yang akan menyokongnya. Pihak luar yang turut
terlibat (pemasok stakeholder lainnya).
Kata Kootz & Weichrich (1988, : 461), dalam arti yang luas, sebenarnya
kita bisa mengatakan tujuan dari komunikasi itu untuk memberikan dampak
perubahan guna mempengaruhi tindakan menuju kondisi perusahaan yang
lebih baik. Bila di dalam perusahaan, seperti pembahasan kita diatas, ia
mengintegrasikan fungsi-fungsi manager. Akhirnya masih menuntut Koontz
& Weichrich, kita memerlukan komunikasi itu untuk ;
1. Menyatakan dan menyebarkan tujuan perusahaan
2. Mengembangkan perencanaan agar tujuan tadi tercapai
3. Menata sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya
dengan cara yang paling efektif dan efisien.
4. Untuk memilih dan mengembangkan dan menilai anggota organisasi
5. Untuk memimpin, mengarahkan, dan menciptakan sebuah iklim
dimana karyawan ingin berkontribusi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
6. Mengawasi dan menjaga kinerja yang ada.
Sehingga sebenarnya, komunikasi menyokong fungsi-fungsi
managemen yang ada. Sedangkan dalam bukunya Irine Diana,SE.,MM.
(2008: 15-16) Alasan perlunya dari sebuah perencanaan ataupun Fungsi
Perencanaan :
a. Protective Benefit yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
b. Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapain
tujuan organisasi.
Dari alasan yang disebutkan diatas adapun manfaat dari perencanaan
yaitu:
a. Membantu managemen untuk menyesuiakan diri dengan
perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama.
c. Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran
operasi yang jelas.
d. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat.
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi.
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai
organisasi.
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
h. Meminimumkan peekerjaan yang tidak pasti.
i. Menghemat waktu, usaha dan dan dana.
Selain manfaat diatas terdapat juga kelemahan dari fungsi perencanaan
tardiri dari ;
a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata.
b. Perencanaan cenderung menunda pekerjaan.
c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi managemen untuk berinisiatif
dan berinovasi.
d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situai
individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi.
e. Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Dari kejelasan diatas dapat diketahui bahwa melakukan alasan dan
manfaat dari perencanaan sangatlah penting dalam organisasi.
Dalam bukunya Irine (2008:21-22) adapun alasan melakukan fungsi
organisasi. Dengan dilakukannya pengorganisasian yang dapat dipetik dari
berbagai keuntungan atau manfaat baik bagi orang atupun anggota organisasi
maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Manfaat pengoganisasian
tersebut antara lain adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a. Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain,
baik dalam tingkatan sama maupun yang berbeda.
b. Dengan adanya struktur organisasi (sebagai pedoman pelaksanaan
pengorganisasian) yang baik setiap anggota dapat mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggungjawab.
c. Dengan adanya pengorganisasian. Setiap anggota organisasi dapat
mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing
sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi.
d. Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka dapat dilaksanakan
pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap
anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang.
e. Dengan pengorganisasian yang baik akan tercipta pola hubungan yanng
baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara lebih mudah.
Sebagai pedoman pelaksanaan fungsi ini, dikenal struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu yang dipakai untuk
menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi, agar dapat bekerja
bersama-sama secara harmonis.
Dalam http://edwinnisme.wordpress.com/2012/01/09/pengarahan/
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang
pemimpin.
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-
masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi
kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang
dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat
membantu meningkatkan kinerja mereka.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka
panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa
yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas
sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas
dapat terselesaikan dengan baik. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang
tepat untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan
cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di
tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat
memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika
diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi
dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional
organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa
perangsang atau insentif.
Dalam Hasibuan Malayu (2009: 242) alasan dilakukannya
Pengendalian adalah untuk bertujuan :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan
rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan
penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, akan
tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya
jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat
proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.
2.1.2 Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal
Selanjutnya, saya akan menjelaskan definisi dari organisasi atau badan
atau dinas atau lembaga. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan organisasi
adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. (2005:
24).
Menurut pendapat Dydiet Hardjito (1997: 6) organisasi dibutuhkan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi mempunyai dua buah
pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan, yakni:
1. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.
Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan bagan organisasi yang
mewadahi seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan
piranti manajemen atau Tools of Management.
2. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.
Organisasi sebagai proses yang dinamis. Organisasi selalu bergerak
menuju tercapainya organisasi serta organisasi juga harus mangadakan
pembagian tugas kepada para anggotanya, juga harus memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tanggung jawab, wewenang, dan mengadakan hubungan baik ke dalam
maupun ke luar dalam rangka mencari keberhasilan organisasi.
Menurut Riawan (2005 :37) Organisasi sesungguhnya merupakan
koneksitas manusia yang kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu
dimana hubungan antar anggotanya bersifat resmi (impersonal), ditandai
oleh aktifitas kerjasama, terintegrasi dalam lingkungan yang lebih luas,
memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tanggungjawab kepada
hubungan dan lingkungannya
Dexter Kimball dalam (Ibnu Syamsi,2004:1) mengatakan
Organization is subsidiary to management. Dari pengertian tersebut, dapat
diketahui betapa pentingnya fungsi organisasi dalam managemen,
selanjutnya kana dijelaskan oleh Kimbal bahwa “ It embrace the duties of
designing the departments and personal that are to carry on the work,
defining their functioned specifying the relations that are to excist between
departments and individuals. Organization as an activity is in fact a
mechanism of managementt “
(Tugas dan fungsi organisasi membuat bagian-bagian beserta
penempatan orang-orang, menetapkan tugas-tugasnya, hubungan antara
bagian yang satu dengan yang lainnya, serta hubungan orang dalam
bagian. Organisasi sebagai kegiatan, dalam kenyataannnya merupakan
mekanisme kegiatan managemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut Inu Kencana Syafei (1999:53-54) organisasi
disimpulkan sebagai berikut :
i. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi
ii. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antar individu maupun
kelompok baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar
iii. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas
iv. Berlangsung proses aktifitas berdasarkan kinerja masing-masing.
Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari sejumlah
orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bahwa organisasi yang bergerak
dalam hal penyediaan pelayanan merupakan suatau kegiatan atau aktivitas
dalam organisasi tersebut untuk menciptakan pelayanan khususnya
perhubungan angkutan darat, serta membantu mengelola angkutan massa
moda transportasi. Organisasi tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan
yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud organisasi tersebut
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal mempunyai tugas
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi di bidang pengelola Bus Rapid Transit dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dalam
bidang perhubungan komunikasi dan informasi khususnya sebagai pengelola
Bus Trans Semarang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini UPTD merupakan bagian dari Dinas Perhubungan yang mempunyai peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
untuk mengelola, namun kewenangan tetap berada pada Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, serta mengawasi.
2.2.1. Pendayagunaan atau Efisiensitas
Menurut (Ibnu,2004:2) dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia, efektif
diterjemahkan dengan hasil guna sedangkan efisien diterjemahkan dengan
dayaguna. Ini menunjukkan bahwa hasilguna lebih ditekankan pada hasilnya
saja (tanpa mempertimbangakan hasil yang dicapai itu dengan atau tanpa
pemborosan). Sementara daya guna disamping hasilnya juga ditekankan pada
daya atau usaha atau pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak
terajadi pemborosan.
Pengertian pendayagunaan atau Efisiensi adalah pengusahaan agar
mampu mendatangkan hasil dan manfaat atau pengusahaan (tenaga dsb) agar
mampu menjalankan tugas denggaan baik. Sedangkan mendayagunanakan
berarti mengusahakan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat:
mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dng baik: kemampuan
mendatangkan hasil dan manfaat; efisien; tepat guna;
(http://www.artikata.com/arti-362289-pendayagunaan.html diakses pukul
09.30 pada tanggal 28/02/2012).
Dalam hal ini pendayaagunaan berarti sama halnya dengan efisien dan
efektivitas dua hal yang tidak bissa terpisahkan menurut Petter F. Drucker
(1976) dalam Dr. H.B.Siswanto (2009:19) berpendapat prestasi seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
manager dapat diukur berdasarkan dua konsep yakni efisiensi dan efektifitas.
Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas
menjalankan pekerjaan yang benar. Efisensi berarti kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran.
Seorang manager yang efisien adalah manager yang mencapai keluaran atau
hasil yang maksimal. Manager yang memiliki kemampuan untuk
meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan adalah manager yang bertindak dengan efisien.
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.
Seorang manager yang efektif adalah manager yang memilih pekerjaan yang
benar untuk memilih pekerjaan yang dioperasikan.
Efisensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan kemungkinan- kemungkinan yang tersedia (material, mesin,
dan manusia) dalam tempo yang sepndek-pendeknya, di dalam keadaan yang
nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah ) tanpa menganggu keseimbangan
antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu (Wirapati dalam The
Liang Gie, 1976 : 26).
Menurut H. Emerson dalam bukunya Hasibuan Mlayu (2009: 242-243)
Efficiency is the ratio input to output, benefit to cost (performance to the use
of resources),as that which maximizes result which limited resources. In other
words, it was the relation between what is accomplished and what might be
accomplised. (Efisien adalah perbandingan yang terbesar antar masukan
dengan hasil, antara produksi dengan biaya ( antara hasil dengan sumber-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
dengan penggunaan sumber-sumber daya tertentu. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa ynag harus
diselesaikan. Sedangkan efektif menurut H. Emerson adadalah Effectiveness
is measuring in term of attaining prescribed goal objectivees. (Effektiv
adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya).
Menurut Ghiselli dan Brown dalam Ibnu Syamsi, Efisien adalah “ The
term efficiency has a very exact definnition. It is expressed as the ratio of
output to input ” (E.E.Ghiselli & C.W. Brown,19955 : 251). Jadi menurut
Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti,
yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input).
Menurut (The Liang Gie dan Miftah Toha, 1978 : 8-9) Efisiensi adalah
perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan usahanya. Perbandingan ini
dapat dilihat dari dua segi mutu atau jumlah berikut ini :
a. Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien jika suatu usaha
memberikan hasil yang maksimun. Maksimum dari segi mutu
atau jumlah satuan hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Usaha
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil
tertentu tercapai dengan usaha yang minimum, mancakup lima
unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda
(termasuk uang).
Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam . http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html diakses
pada tgl 03/03/2012 pukul 20.08 yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,
bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisiensi adalah penggunaan sumber
daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi
menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha
untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu
pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat
dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam.
dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang
efisien bila dibandingkan dengan cara B. efisien berarti melakukan sesuatu
yang benar (do the right thing). atau melakukan sesuatu yang benar dengan
cara yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kegiatan-kegaitan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan
pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, artinya bagaimana agar
kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan itu dapat berhasil baik tanpa
terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam sistem prosedur kerja, beserta
teknis pelaksanaannya hendaknya berlandaskan pada efisiensi. Ada istilah
yang pengertiannya mirp dengan pengertian efisiensi misalnya, pengertian
efektifitas. Dalam hal ini efektifitas mengandung arti terjadinya efek atau
akibat yang dikehendaki. Jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah
perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu.
Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga efektif karena dilihat dari segi usaha,
hasil yang dikendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur
usaha yang minimal ( The Lianng Gie dan Miftah Toha, 1978 : 14-15)
2.2.2. Prinsip Berlakunya Efisiensi atau Dayaguna
Dalam Ibnu Syamsi,(2004:5) Untuk menentukan apakah suatu kegiatan
dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau
persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut ;
1. Efisiensi harus dapat diukur
Standart untuk menetapkan batas antara efisein dan tidak
efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan
patokan (standart) awal, untuk selanjutnya menetukan apakah suatu
kegiatan itu efisen atau tidak. Batas ukuran normal untuk
pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas
ukuran normal untuk hasil adalah hasil minimum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Efisiensi mengacu pada perimbangan rasional
Rasional artinya segala perimbangan harus berdasarkan
akal sehat, masuk akal, logis dan bukan emosional. Dengan
perimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan
lebih terjamin. Subjektifitas pengukuran dan penilaian dapat
dihindarkan sejauh mungkin.
3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)
Dengan demikian, kualitas boleh saja ditingkatkan tetapi
jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar
kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. Jangan sampai
hasil ditingkatkan tetapi kualitasnya rendah. Mutu harus tetap
dijaga dengan baik.
4. Efisiensi merupakan tejnis pelaksanaan
Sehingga jangan sampai bertentangan dengan kebijakan
atasan. Tentu saja kebijakan atasan itu sudah dipertimbangkan dari
berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya
dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak tidak terjadi
pemborosan.
5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan
organisasi yang bersangkutan
Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan
kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan lain-
lain, yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
diusahakan peningkatannnya. Setiap organisasi, apakah itu instansi
pemerintah, badan swasta ataupun perusahaan, mempunyai
kemampuan yang tidak terlalu sama. Pengukuran efisiensi
hendaknya didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilkinya,
baik mengenai sumber daya manusianya, dananya maupun
fasilitasnya.
6. Efisiensi itu ada tingkatannya
Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan tingkatan
efisiensi, misalnya saja :
a. Tidak efisien
b. Kurang efisien
c. Efisien
d. Lebih efisien
e. Paling efisien (optimal).
Tingkatan efisiensi dapat juga menggunakan angka prsentase (%). Tentu
saja masing-masing golongan tingkatan itu harus ditentukan dengan cermat
dan jelas batasannya.
Keenam syarat itu harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya.
Kalau persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien
atau tidak, dan tidak dapat menentukan seberapa tinggi tingkatan efisiennya.
Efisiensi dapat dilihat dari segi hasil (output) dan juga dapat dilihat dari segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pengorbanan (input). Semuanya itu dimulai dengan batas ukuran normalnya
dulu, selanjutnya barulah diketahui efisien atau tidaknya, atau tingkatan
efisiensinya.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa efisiensi adalah tingkat dimana suatu
organisasi berupaya mengusahakan agar hasil yang dikerjakan mempunyai
manfaat bagi orang sekitar serta mampu mengoptimalkan tujuan agar sesuai
dengan rencana tidak membuang-buang waktu.
Menurut Undang-Undang Transportasi No 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Jalan tersebut dijelakan pula dalam pasal dua bahwa harus
memperhatikan asas efektif dan efisien Yang dimaksud dengan asas efisien
dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang
pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan konsep tersebut
dapatlah terpenuhi kebutuhan konsumen oleh pihak pemerintah selaku
fasilitator serta pengelola
Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada
pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika
sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini BUS RAPID TRANSIT
bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai pengganti
angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6
ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan, mengantisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah, dilakukan
evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap-tiap trayek.”
Dalam UU No 14 yang telah direvisi dengan Undang-Undang No 22
Tahun 2009 mengenai penambahan pasal-pasal dimana pemerintah berhak
menyelenggarakan dan menyediakan serta melaksanakan angkutan massa
sebagai moda transportasi hal ini ditunjukkan dengan pasal 93 mengenai
pelaksanaan managemnt dan rekayasa lalu lintas yang dijelaskan dalam ayat 1
yakni : Managemen Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk
mengoptimalkan pengguna jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam
rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan. Diperlukan penyediaan angkutan umum langsung.
Dalam International Journal of Engineering Science and Technology Vol.
2(9), 2010, 4759-4766 (Performance Improvement Of Urban Bus System :
Issues And Solution) menyatakan :
“Efficient operation of urban bus system is central to development of any city.
There is a widespread reliance on buses for public transport, providing
important mobility with in urban area throughout the world. However, public
prefer to use privately-owned vehicles due to the inefficient operation of city
bus service in most of the Indian cities. The private vehicles vying for limited
road space along with buses has resulted in congestion, accidents and
vehicular pollution in urban areas. The problem of pollution, safety and
inefficiency have reached at a alarming level in most of the major cities in
India due to unabated growth of its population -both of people and motor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
vehicles, combined with inefficient public transport system and poor
enforcement of environmental laws etc. Thus, there is a great need to improve
in the performance of bus system to reduce these problems. Further, to retain
the passengers and discourage the use of private vehicles, the city bus
services needs to be improved. Thus, improved performance of urban bus
service could essentially contribute to improve environment in Indian cities
by shifting mobility from private mode of transport towards more efficient
environmental friendly and safe travel modes”
Diterjemahkan bahwa : (Operasi yang efisien dari sistem bus perkotaan
merupakan pusat perkembangan kota. Ada ketergantungan luas untuk bus
yang menjadi angkutan umum, yang memberikan mobilitas penting di daerah
perkotaan seluruh dunia. Namun, masyarakat lebih suka menggunakan
kendaraan milik swasta karena operasinya yang tidak efisien pada layanan
bus di kota besar India. Kendaraan pribadi berlomba-lomba untuk ruang jalan
yang terbatas bersama dengan bus telah menghasilkan kemacetan, kecelakaan
dan polusi kendaraan di perkotaan. Masalah polusi, keselamatan dan
ketidakefisienan telah mencapai tingkat mengkhawatirkan di sebagian kota
besar India karena pertumbuhan berlanjut dari penduduknya-baik orang dan
kendaraan bermotor, dikombinasikan dengan sistem transportasi publik yang
tidak efisien dan penegakan hukum di lingkungan. Selanjutnya, untuk
mempertahankan penumpang dan menghambat penggunaan kendaraan
pribadi, layanan bus kota perlu ditingkatkan. Dengan demikian, peningkatan
pelayanan kinerja bus kota pada dasarnya dapat memberikan kontribusi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memperbaiki lingkungan di kota-kota India dengan menggeser mobilitas dari
mode transportasi pribadi menuju ramah lingkungan lebih efisien dan mode
perjalanan yang aman.)
Berdasarkan Peraturan Walikota No.8 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang disebutkan
pasal 4 bahwa UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Terminal mempunyai
tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika di bidang pengelolaan Terminal dan Bus Rapid
Transit.
Dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan pengelolaan operasional Bus
Rapid Transit dengan sistem Badan Layanan Umum (BLU), maka tugas dan
fungsi pelaksanaan dan pengelolaan operasional Bus Rapid Transit
diakomodir dalam Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal.
Badan layanan umum diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
petunjuk operasional untuk badan layanan umum daerah diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dibentuk
untuk memberikan pelyanan kepada masyrakat berupa penyediaan barang dan
atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Tujuannya
adalah pemberian pelayanan umum secara efektif dan efisien sejalan dengan
praktik bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kaidah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
managemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan
berkesinambungan. (dikutip dari Nurlan Darise, 2009:257)
2.2.3. Transportasi darat Bus Trans Semarang
Abbas Salim, (2006:6) Peranan transportasi dapat pula senagai produksi
yang ekonomis dimana suatu produksi akan bermanfaat dan ekonomis, bila
tersedia cukup moda transportasi, hal mana ada kaitannya transportasi dengan
produksi dalam arti untuk pelemparan komoditi tersebut ke pasar.
Hubungan transportasi dan produksi sebagai berikut ;
a. Dengan tidak adanya transportasi masyarakat tidak akan
mengecam keuntungan dari produksi.
b. Oleh karena itu harus diusahakan pemanfaatan alat angkutan
seefektif dan efisien mungkin
c. Dengan efektif dan efisien pengelolaan moda transportasi moda
trnasportasi akan memberikan dampak makro dan mikro terhadap
Pembangunan Ekonomi.
Menurut Nur Nasution (2004 : 15), transportasi adalah pemindahan barang
dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan
merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke
tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.
Hal ini sejalan dengan sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud
untuk mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang dengan
mengatur komponen-komponennya , dimana sarana menjadi suatu media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dalam pelaksanaan transportasi dan prasarana alat untuk melaksanakan proses
transportasi (Miro,2005:6).
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dan
manusia dari suatu tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan salah
satu moda transportasi.
2.2.4. Bus Rapid Trasit
Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) atau busway merupakan bus
dengan kualitas tinggi yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan
biaya murah untuk mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk
pejalan kaki, infrastrukturnya, operasi pelayanan yang cepat dan sering,
perbedaan dan keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelanggan. Bus
Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT), pada dasarnya mengemulasi
karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Satu sistem BUS
RAPID TRANSIT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil dari
Light Rail Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api
bawah tanah. Istilah BUS RAPID TRANSIT telah muncul dari penerapannya
di Amerika Utara dan Eropa. Namun, konsep ini juga ditularkan melalui
dunia dengan nama yang berbeda-beda, seperti:
- High – Capacity Bus Systems
- High – Quality Bus Systems
- Metro – Bus
- Surface Metro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
- Express Bus Systems
- Busway Systems
Meskipun memiliki istilah yang bervariasi antara satu negara dengan
negara lain, tetapi memiliki prinsip dasar yang sama, seperti : kualitas,
pelayanan kendaraan yang bersaing dengan transportasi umum lainnya
dengan ongkos yang dapat terjangkau. Untuk memudahkan, istilah BUS
RAPID TRANSIT atau busway akan sering digunakan dalam
menggambarkan sistem ini. Namun, diakui bahwa konsep dan istilah ini tidak
diragukan lagi akan terus berkembang. Beberapa tulisan yang dapat
membantu menjelaskan pengertian BUS RAPID TRANSIT, seperti berikut:
“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalalah suatu flesibel,
moda dengan roda karet yang mempunyai transit yang cepat dan yang
dikombinasikan station (halte), kendaraan, pelayanan, jalan dan elemen
Intelligent Transportation System (ITS) dalam satu sistem yang terintegrasi
dengan identitas yang kuat.”(Levinson et al.2003, p.12 dalam
http.lontar.ui.ac.id/file? file=digital/13275Sistem%20bus pdf )
“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah berkualitas tinggi,
transit orientasi klien yang menawarkan kecepatan, nyaman, dan harga yang
terjangkau.”(Wright, 2003, p. 1 dalam http.lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/13275Sistem%20bus pdf).
“Menurut Thomas dalam dalam
http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275 Sistem % 20 bus pdf. Bus Rapid
Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah suatu moda transportasi yang cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang mengkombinasikan kualitas transportasi kereta dan flesibiltas
bus.‟(Tomas, 2001).Semua definisi ini menetapkan Bus Rapid Transit (BUS
RAPID TRANSIT) terpisah dengan pelayanan bus konvensional. Bahkan,
definisi cenderung menunjukkan bahwa BUS RAPID TRANSIT banyak
kesamaan dengan sistem berbasis rel, terutama dalam hal kinerja operasi dan
pelayanan terhadap penumpang. BUS RAPID TRANSIT telah berusaha
mengambil aspek sistem LRT dan metro dan paling disayangi oleh pelanggan
angkutan umum dan membuat atribut-atribut lebih untuk mudah diakses
berbagai kutipan lebih luas.
Perbedaan utama antara BUS RAPID TRANSIT dengan sistem rel pada
perkotaan adalah bahwa BUS RAPID TRANSIT biasanya dapat memberikan
layanan transportasi umum dengan kualitas yang tinggi dan dengan biaya
yang mudah terjangkau oleh masyarakat.
Di Asia, sebelum tahun 2000, percobaan BUS RAPID TRANSIT sangat
terbatas ada jumlah dan cakupannya. Sistem BUS RAPID TRANSIT di
Nagoya- Jepang dan Taipe – China telah dianggap sistem yang relative
lengkap dikawasan Asia (Wright, 2005). Penyebaran BUS RAPID TRANSIT
di Asia menjadi lebih jelas sejak tahun 2004. Pada tahun 2004, jalur bus
Transjakarta mulai beroprasi dari Blok M menuju Kota. (Hook dan Ernst,
2005). Pada tanggal 1 Juli 2004, 3 koridor BUS RAPID TRANSIT
sepamjang 37 km telah dibangun di Seoul – Korea Selatan (Pucher dan al.
2005). Pada tangal 25 Desember 2004, tahap pertama komersial BUS RAPID
TRANSIT diluncurkan di Beijing – China sepanjang 5 km (Chang, 2005). Di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Bangkok, proyek BUS RAPID TRANSIT telah diumumkan pada tahun 2004
oleh Gubernur baru di Bangkok Administration (BMA), dan dibuka pada
Oktober 2005. Meskipun ada beberapa kebingungan di Indonesia dan Seoul,
dimana jalur diperkenalkan, BUS RAPID TRANSIT di Jakarta, Seoul dan
Beijing telah menunjukkan beberapa keberhasilan dan sistem ini terus
dikembangkan dan dimodernisasi. Jumlah kota yang mengembangkan atau
menerapkan BUS RAPID TRANSIT terus semakin meningkat. Di Cina, BUS
RAPID TRANSIT telah di buka di Hangzhou pada April 2006.
Menurut sebuah website dengan CAI-Asia (2006), layanan BUS RAPID
TRANSIT sedang direncenakan atau sedang dibangun di 18 kota. Perlu
dicatat bahwa sistem BUS RAPID TRANSIT di Asia mempunyai kesamaan
dengan sistem BUS RAPID TRANSIT di Curitibia dan Bogota. Bahkan ada
catatan bahwa ada komunitas antara kota-kota Asia dan Amerika Latin
mengunjungi Kota, seperti Gubernur DKI Jakarta ke Bogota pada mei 2003.
(http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275Sistem%20bus pdf).
Dalam Journal International Of International Development and
Cooperation, Vol.18, No.2,2011,pp. 43-51( Promotion of Bus Rapid Transit
(BUS RAPID TRANSIT) in a large City : A Case Study of Yogyakarta)
menyatakan :
“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) is a bus based mass
transit system that delivers fast, comfortable, and cost-
effective urban mobility. Through the provision of exclusive
right-of-way lanes and excellence in costumer service, BUS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
RAPID TRANSIT assentially emulates the performance and
amenity characteristics of a moderns rail-based transit
system but at a fraction of the cost (Wright,2006).
On the other term,BUS RAPID TRANSIT can be explained by a
term that applies to a variety of public transportation
system using buses to provide faster, more efficient service
than an ordinary bus line “
Diterjemahkan bahwa : (Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT)
adalah bus berbasis massa transit sistem yang menghasilkan biaya efektif
cepat, nyaman, dan terjangkau. Melalui penyediaan eksklusif dari arah jalur
kanan dan memberikan keunggulan dalam layanan pelanggan, BUS RAPID
TRANSIT dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja dan kemudahan sistem
rel berbasis transit yang modern, Namun biaya masih bisa diperkecil (Wright,
2006).
Pada istilah lain, BUS RAPID TRANSIT dapat dijelaskan dengan istilah
yang berlaku untuk berbagai sistem transportasi umum menggunakan bus
untuk menyediakan lebih cepat, pelayanan yang lebih efisien daripada bus
biasa).
Sedangkan BUS RAPID TRANSIT (Bus Trans Semarang) Bantuan Bus
Besar AC untuk Kota Semarang dari Departemen Perhubungan telah diserah
terimakan pada tanggal 23 September 2008 sebanyak 20 (dua puluh) unit;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
• Bus di beri nama “TRANS SEMARANG” dan dioperasikan oleh Pihak
Konsorsium yang melayani 1 koridor yaitu “Mangkang – Penggaron”;
• Jumlah halte yang telah dibangun sebanyak 53 Unit halte termasuk
dengan Smart Card tiketing system dengan dana APBN tahun anggaran
2008 melalui Satker Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah;
• Tarif yang ditetapkan adalah sebesar Rp.3.500.-, dan direncanakan pada
tahun anggaran 2010 Pemerintah Kota Semarang akan memberikan
biaya Subsidi operasional Bus. (Sumber BLU,UPTD Terminal
Mangkang)
2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam
Pendayagunaan pengelolaan Bus Trans Semarang
Peranan dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang dapat
didefinisikan sebagai wewenang, pelaksana tugas dari dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam melaksanakan tugas-
tugas dan tanggung jawab guna mencapai tujuan dan misi sebagai
pengelola secara optimal yang didasarkan pada Peraturan Walikota
Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang. Bidang
Perhubungan Darat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang
Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Dapat membnatu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
transportasi serta pengadaan peremajaan dari angkutan lama dengan
meluncurkan Bus Trans Semarang
Pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan melalui
Direktorat Jendral Perhubungan Darat secara nasional melalui Dinas
Perhubungan Provinsi Dan Kota adalah yang berperan dalam pengelolaan
sistem transportasi di lingkungan perkotaan. Sesuai dengan misi berupa
menciptakan, membangun dan mengorganisasi sistem pelayanan
transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau
masyarakat Kota Semarang. Sesuai dengan undang-undang transportasi
No 22 tahun 2009 pasal ketiga yang berbunyi ” Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu
dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, dimana dalam
penyelenggaraan ini memperhatikan juga asas efektif dan efisien pada
pasal kedua.
Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa, jika pengoperasian dari
transportasi publik khusnya transportasi daerah dan kota ada pihak yang
telah mengelola entah itu dari swata dan pemerintah, akan tetapi Dinas
Perhubungan sebagai UPTD (Unit Pengellola Terminal Daerah) juga
memiliki andil besar dimana adanya pembagian kepemilikan dan
pengoperasian sarana transportasi, hal inilah yang mengakibatkan fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
utama pemerintah daerah, kota atau pusat berperan dalam pengelolaan dan
penataan transportasi.
Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi tersebut
memilki fungsi selaku pihak yang berwenang menurunkan tugas kepada
UPTD BLU Mangkang sebagai pengelola, UPTD tersebut adalah bagian
dari Dinas Perhubungan selaku berfungsi pengelola yang menetukan
standart pelayanan yang dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan. Kegiatan itu meliputi :
1. Menyediakan dan Memelihara prasarana (Shelter, bUs lane, mesin tiket,
rambu lalu lintas, dll) dalam hal ini dinas tersebut mengupayakan untuk
dapat menyedikan fasilitas sebagai penunjang dan pendukung untuk
pengeloaan Bus Rapid Transit.
2. Pengawasan setiap kegiatan diperlukan pemantauan sebagai controling
guna tercapainya suatu kegiatan Pengawasan disini dilakukan oleh pihak
Dinas Perhubungan selaku regulator dari penyelenggaraan BUS RAPID
TRANSIT Trans di Koat Semarang,
3. Promosi Bus Trans Semarang, promosi dilakukan dengan memberikan
informasi kepada khalayak umum baik dalam bentuk media melalui
internet serta media koran .
4. Regulasi yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan ialah berfungsi
sebagai regultor dimana membantu dalam mengatur serta
mengendalikan aturan ada cakupan batasan-batasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
5. Evaluasi dan Pengembangan berupaya melakuakn penialian atau
penaksiran dan berusaha pembangunan secara bertahap dan teratur yangg
menjurus ke sasaran yg dikehendaki yakni menumbuhkembangkan dan
mengahasilgunakan Bus tersebut.
6. Pembayaran BOK dilakuakan guna mencapai efisiensi dan efektivitas
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menumbuh kebangkan,
mendayagunakan Bus Trans Semarang agar menjadi efisien yang berguna
dan bermaanfaat dalam lingkup Kota Semarang sebagai transportasi
perkotaan.
2.4. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam
pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian
ini serta hubungannya dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan.
Mengacu pada konsep dan teori di atas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bus Trans Semarang merupakan salah satu moda transportasi yang
memiliki kelebihan serta diluncurkan di Semarang guna peremajaan moda
angkutan baru, peminatnya adalah kaum muda terpelajar seperti SMP, SMA,
dan Umum. Bus Rapid Transit merupakan salah satu transportasi di
Semarang dalam hal ini perlu di dayagunakan untuk pengurangan arus
kepadatan di Kota Semarang, besar harapan tersebut agar dapat terealisasi
dengan berdayaguna serta berhasil guna. Akan tetapi pendayagunaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
masih jauh dari bayangan masalah yang dihadapi kurangnya jalur koridor
yang saat ini masih berjalan satu koridor, jumlah bus relatif sedikit, dan
penumpang masih relatif sedikit.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi merupakan instansi
yang berwenang di bidang Transportasi, khususnya pengelola Bus Trans
Semarang yang dilimpahkan kepada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas
Terminal) Mangkang, berfungsi sebagai pelaksana sebagian kegiatan teknis
operasional Dinas Perhubungan Komunikasi dan Infomrasi di bidang
Pengelolaan terminal dan Bus Rapid Trans bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akan pelayanan angkutan baru Semarang sebagai
daerah Perdagangan dan Jasa, serta ditunjang BLU (Badan Layanan Usaha)
sebagai penggerak utama menuju kemandirian ekonomi daerah.
Peranan dinas perhubungan komunikasi dan informasi dalam
mendayagunakan Bus Trans Semarang akan dipengaruhi oleh berbagai factor,
baik itu faktor pendukung ataupun faktor penghambat pelaksanaan kegiatan.
Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi tercapainya pelaksanaan tujuan
antara lain keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
penunjang yang masih kurang memadai, serta adanya trayek yang
berhimpitan menjadi hambatan bagi pelaksanaan Bus Rapid Transit.
Diharapkan dengan adanya peran aktif dari dinas perhubungan dalam
pelaksanaan pendayagunaan khususnya pengelola Bus Trans Semarang
melalui berbagai kegiatan yang telah dicanangkan, dapat menjadikan Bus
Trans Semarang sebagai alat moda transportasi yang dapat digunakan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
efisien dan efektif yang terus bermanfaat, serta memberikan pelayanan moda
transportasi yang lebih baik kedepannya.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai peranan dinas
perhubungan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang, maka peneliti
membuat kerangka berpikir, dimana skema kerangka berpikir digambarkan
sebagai berikut (lihat gambar 2.1)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Peranan Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi
dalam Mendayagunakan Bus
Rapid Transit
- Menyediakan dan Memelihara sarana dan prasarana
- Promosi - Pengawasan - Regulasi - Evaluasi dan
Pengembangan - Pembayaran BOK
Tersedianya moda transportasi yang lebih baik.
- Gejolak Sosial :
Trayek yang berhimpit
Persaingan tidak sehat
Faktor Penghambat :
-Keterbatasan sumber daya
manusia.
-Terbatasnya jumlah
anggaran dana.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Transportasi Massa Bus Rapid
Transit
UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1
Pemerintah menjamin ketersediaan
angkutan massal berbasis jalan untuk
memenuhi kebutuhan angkutan orang
dengan kendaraan bermotor umum di
kawasan perkotaan
Faktor Pendukung :
Terjalinnya hubungan kerjasama
yang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif.
Dimana penulis berusaha menggambarkan kondisi objek dan fenomena
sosial yang sebenarnya serta permasalahan yang ditemui. Seperti yang
dijelaskan oleh H.B. Sutopo (2002:111) tentang penelitian deskriptif
kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian mengenai potret
kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di
lapangan studinya. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan suatu keadaan. Apabaila datanya telah
terkumpul lalu diklasifikasikan dengan data yang bersifat kualitatif yaitu
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut
kategori untuk memperoleh kesimpulan.
3.2 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang. Dipilihnya Dinas tersebut
sebagai lokasi penelitian karena Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang yang mempunyai tugas dalam hal penataan
trayek agar jalur tidak berhimpit sehingga tidak menimbulkan gejolak
sosial selain itu dipilihnya Kota Semarang sebagai lokasi penelitian karena
Kota Semarang mampu membenahi sistem Transporasti bersama melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kerjasama yang terbentuk antara stakeholder sehingga pemerintah tidak
memonopoli transportasi.
3.3 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2010:157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Berkaitan dengan penelitian yang berjudul ”Peranan Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Rangka Pendayagunaan
Transportasi Bus Rapid Transit”, maka sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang
berhubungan langsung dengan objek penelitian melalui wawancara
yang didukung oleh observasi. Data primer diperoleh dari berbagai
pihak diantaranya adalah:
(1) Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang
(2) Kepala Bidang UPTD Dinas Terminal Mangkang
(3) Kepala Bidang Pengeloaan Bus Rapid Transit atau manager
pengelola Bus Rapid Transit
(4) Kepala Seksi Angkutan Darat
(5) Staf Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(6) PT.Trans Semarang
(7) Pengguna atau Masyarakat.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh
dari selain sumber data primer, dalam artian data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui dokumentasi dan buku-buku yang relevan dalam
penelitian. Misalnya catatan, gambar, buku kepustakaan dan juga
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan aktivitas di Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.
3.4 Teknik Pengambilan Sample
Dalam menentukan sample, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling yang berarti bahwa peneliti memilih informan yang
dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan
dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang jelas. (Patton dalam HB.
Sutopo, 2002 :56)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik-teknik pegumpulan
data tersebut selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Obsevasi (pengamatan)
Adalah teknik pengumpulan dengan melalui pengamatan langsung
yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek yang diteliti. (Lexy J. M
2010 :174)
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi
langsung atau tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara
diawali dengan pertanyaan berupa garis besar kemudian akan
berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh hasil
yang lebih mendalam. ((Lexy J. M 2010 :186)
c. Dokumentasi
Teknik ini dipergunakan untuk mendukung data yang dikumpulkan
dari hasil observasi dan interview. Data bisa berasal dari majalah,
artikel, catatan, arsip-arsip, surat keputusan dan lain sebagainya, yang
dianggap menunjang. (Lexy J. M 2010 :216)
3.6 Teknik Analisis Data
Model Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model analisis interaktif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono
(2010: 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas. Dalam model ini dibutuhkan 3 komponen, antara lain:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data
yang telah direduksi, merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan finalnya ditarik dan diverifikasikan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono
(2010:249) menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sajian data ini harus
mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan pada pertanyan
penelitian.
3. Penarikan kesimpulan
Setelah tahap pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya
yang dilakukan adalah usaha penarikan kesimpulan berdasarkan hal
yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data atau dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kata lain dimulai dengan awal pengumpulan data, dalam hal ini peneliti
harus sudah mulai mengerti apa arti hal-hal yang ditemui. Kesimpulan
terkahir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.
Untuk lebih jelasnya proses analisis data dengan model interaktif ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman
Sumber : Sugiyono, 2010 :246
3.7 Validitas Data
Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan dan tafsir
sebagai hasil penelitian, sehingga dapat menunjukan sejauh mana kualitas
yang diproleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarnnya. Untuk
menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut valid maka digunakan
teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2010:
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
Penarikan Simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi sumber. Menurut Patton dalam Lexy J Moleong (2010: 330)
triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang
4.1.1. Kondisi Geografis
Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, berada pada
pelintasan Jalur Jalan Utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan
Jakarta. Secara geografis, terletak diantara 1090.35‟- 110
0.50‟ Bujur Timur dan
60.50‟-7
0.10‟ Lintang Selatan. Dengan luas 373,70 KM
2, Kota Semarang memiliki
batas-batas wilayah administarsi sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
- Sebelah Timur : Kabupaten Demak dan Grobogan
- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.
Daerah pantai merupakan kawasan dibagian Utara yang berebatasan langsung
dengna Laut Jawa dengan kemiringan antara 0% s/d 2%, daerah dataran rendah
merupakan kawasan di bagian Tengah, dengan kemiringan antara 2-15%, daerah
perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan kemiringan antara 15-40% dan
beberapa kawasan dengan kemiringan diatas 40%(>40%).
Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang
dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
April – September dan musim penghujan antara bulan oktober-Maret. 230C s/d
dengan 340C, dengna kelembaban udara tahunan rata-rata 77%.
Posisi Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan
dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan
Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan
dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan
panjang garis pantai meliputi 13,6 km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara
0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai.
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan
dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 km2. Berikut
data kecamatan yang ada di Kota Semarang beserta nama kecamatan yang ada di
wilayah Kota Semarang adalah sebagaimana dalam tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Data Kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010
No Nama Kecamatan Jumlah Desa atau Kelurahan Jumlah
1 Mijen 14 14
2 Gunung Pati 16 16
3 Banyumanik 11 11
4 GajahMungkur 8 8
5 Semarang Selatan 10 10
6 Candisari 7 7
7 Tembalang 12 12
8 Pedurungan 12 12
9 Genuk 13 13
10 Gayamsari 7 7
11 Semarang Timur 10 10
12 Semarang Utara 9 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
13 Semarang Tengah 15 15
14 Semarang Barat 16 16
15 Tugu 7 7
16 Ngaliyan 10 10
Jumlah 177
Sumber : Bappeda 2010 Kota Semarang dalam angka
Luas wilayah Kota Semarang sekitar 373,70 KM2. Nama dan luas wilayah
untuk masing-masing kecamatan di Kota Semarang serta Jumlah penduduk
adalah seperti terlihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang Menurut Kecamatan
di Kota Semarang Tahun 2010
Sumber : Bappeda, 2010
No Nama Kecamatan Rumah
Tangga
Penduduk Kepadatan
Penduduk
Luas Wilayah
(KM2)
1 Mijen 14,779 52,711 916 57.55
2 Gunung Pati 20,050 71,174 1,315 54.11
3 Banyumanik 32,947 125,909 4,901 25.69
4 GajahMungkur 15,148 62,413 6,881 9.07
5 Semarang Selatan 22,427 85,309 14,391 5.93
6 Candisari 19,155 80,224 12,267 6.54
7 Tembalang 61,009 133,434 3,019 44.20
8 Pedurungan 49,413 171,599 8,282 20.72
9 Genuk 22,486 85,877 3,135 27.39
10 Gayamsari 24,201 74,748 12,101 6.18
11 Semarang Timur 21,969 80,433 10,446 7.70
12 Semarang Utara 31,306 127,170 11,593 10.97
13 Semarang Tengah 21,196 73,174 11,918 6.14
14 Semarang Barat 40,627 159,946 7,357 21.74
15 Tugu 8,044 27,846 876 31.78
1
16
Ngaliyan 33,780 115,466 3,039 37.99
Jumlah 438,537 1,527,433 4,087 373.70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Luas yang ada, terdiri dari 39,56 km2 (10,59 %) tanah sawah dan 334,14
(89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar
merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12 %), dan hanya sekitar 19,97 % nya
saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan
untuk tanah pekarangan / tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu
sebesar 42,17 % dari total lahan bukan sawah. Berikut bagan areal pengunaan
tanah : 373,70 KM2.
Gambar 1
Sumber : Bapeda Kota Semarang (Semarang dalam angka)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kolam dan tambak menempati angka
yang paling sedikit yaitu 4 %, sedangkan alahan yang digunakan untuk Tegalan
berkisar antara 24% dan bangunan menempati posisi paling besar dan teratas
berjumlah 38%, sementara itu sisanya masih dibagi lagi antara sawah yang
berkisar 11% dan lainnya 23 %.
4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang
Kota Semarang berada pada posisi ditengah-tengah pantai utara Pulau
Jawa, dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan
4% 24%
38%
11%
23%
Presentase Penggunaan Areal Tanah
Kolam/Tambak
Tegalan
Bangunan
Sawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah
utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 kilometer.
Dengan luas wilayah sebesar 373,70 kilometer persegi Kota Semarang terbagi
dalam 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 kecamatan yang ada terdapat 2
kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu kecamatan Mijen (57,55 km2)
dan kecamatan Gunungpati (54,11 km2). Kedua kecamatan tersebut termasuk
dalam daerah “kota atas” yang sebagian besar wilayahnya masih terdapat areal
persawahan dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil
adalah kecamatan Semarang Selatan (5,93 km2) diikuti oleh kecamatan Semarang
Tengah (6,14 km2). Kecamatan Semarang Selatan dan Semarang Tengah
merupakan daerah pusat kota yang sekaligus sebagai pusat perekonomian/ bisnis
Kota Semarang, sehingga sebagian besar dari wilayahnya banyak terdapat
bangunan pertokoan/mall, pasar, perkantoran, termasuk didalamnya antara lain
Kawasan Simpang Lima, Kawasan Tugu Muda, Pasar Bulu, Pasar Peterongan,
Pasar Johar dan sekitarnya yang dikenal dengan “Kota Lama” Semarang.
Jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2010 sebesar 1.527.433 jiwa.
Dengan jumlah sebesar itu Kota Semarang termasuk dalam 5 besar
Kabupaten/Kota yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah.
Yang mempunyai pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan
Gunungpati sebesar 3,83 %, kemudian berturut-turut diikuti oleh Kecamatan
Genuk (3,33 %), Kecamatan Mijen (3,28%), Kecamatan Pedurungan (3,23 %),
Kecamatan Ngaliyan (2,44%) dan Kecamatan Banyumanik (2,42 %).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Sebagai salah satu kota metropolitan Semarang boleh dikatakan cukup
padat, pada tahun 2010 ini kepadatan penduduknya sebesar 4.087 jiwa per km2,
sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan keadaan tahun 2009. Bila
dilihat menurut Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling rendah
adalah Kecamatan Tugu sebesar 876 jiwa per km2 diikuti dengan Kecamatan
Mijen (916) dan Kecamatan Gunungpati (1.315). Ketiga Kecamatan tersebut dua
diantaranya merupakan daerah pertanian dan perkebunan, sehingga sebagian
wilayahnya masih banyak terdapat areal persawahan dan perkebunan, sedangkan
Kecamatan Tugu merupakan daerah pengembangan industri sehingga banyak
terdapat bangunan-bangunan dan lahan industri yang menyita sebagian besar
wilayahnya. Namun sebaliknya untuk Kecamatan-Kecamatan yang terletak di
pusat kota, dimana luas wilayahnya tidak terlalu besar namun jumlah
penduduknya banyak kepadatan penduduknya sangat tinggi. Yang paling tinggi
kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan (14.391 jiwa/km2)
kemudian Kecamatan Candisari (12.267), Kecamatan Gayamsari (12.101),
diteruskan dengan Kecamatan Semarang Tengah (11.918) dan Kecamatan
Semarang Utara (11.593). Bila dikaitkan dengan banyaknya keluarga atau
rumahtangga, maka bisa dilihat bahwa rata-rata setiap keluarga di Kota Semarang
memiliki 3 sampai 4 anggota keluarga, dan kondisi ini terjadi pada hampir seluruh
kecamatan.
4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
Kota Semarang
4.3.1. Pembentukan Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
dibentuk berdasarkan hukum berdirinya Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Semarang adalah :
1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor : 12 Tahun 2008,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Semarang.
2. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Semarang.
3. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 66 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas
Terminal Kota Semarang.
4.3.2. Kedudukan
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
merupakan Dinas Perhubungan adalah merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah. Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah .
4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang
Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang perhubungan,
komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan diatas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan tehnis di bidang perhubungan darat, bidang
keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran, bidang
perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan informatika
2. Pengkoordinasian pelaksana tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika. Dan Penyelengaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang perhubungan darat, bidang keselamatan
atau sarana dan prasarana, bidang perepakiran, bidang perhubungan
laut dan udara serta di bidang komunikasi dan informatiak.
3. Pengelolaan urusan administrasi keuangan, koordinasi penyusunan
program, pengeloaan data dan informasi di bidang perhubungan darat,
bidang keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran,
bidang perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan
informatika.
4. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran tehnis, pemberian bimbingan
di bidang Perhubungan Komunikasi dan Informatika.
5. Pelaksanaan pemberian bimbingan dibidang Perhubungan Komunikasi
dan Informatika serta fasilitas pembiayaan di lingkungan Kota
Semarang.
6. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian
serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
bidang tugasnya.
4.3.4. Visi dan Misi
V i s i
“TERWUJUDNYA PELAYANAN TRANSPORTASI YANG
HANDAL SERTA PELAYANAN KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA YANG TERTIB DI KOTA PERDAGANGAN DAN
JASA”
Visi tersebut diatas mengandung arti sebagai berikut :
Transportasi, dalam arti suatu sistem yang terdiri dari sarana dan
prasarana yang didukung oleh tata laksana dan Sumber Daya
Manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.
Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh
penyelengaraan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat
waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh
wilayah kota serta mampu mendukung pembangunan kota.
Komunikasi, dalam arti penyebaran informasi yang dilakukan oleh
suatu kelompok soaial tertentu kepada pendengar atau khalayak
yang heterogen serta tersebar dimana-mana.
Informatika, dalam arti hal-hal / usaha di bidang informasi
Komunikasi dan Informatika yang tertib, dalam arti keberadaan
prasarana komunikasi dan informatika yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan norma / nilai
yang berlaku di masyarakat.
4.3.5. Susunan Organisasi
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi mempunyai susunan
organisasi yang terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari :
1. Seksi Lalu Lintas;
2. Seksi Angkutan;
3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas.
d. Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi;
2. Seksi Rekayasa;
3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana.
e. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas, yang terdiri dari :
1. UPTD Terminal
Sesuai dengan penjelasan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun
2008, tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Semarang adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan
Susunan organisasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2008,
tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Semarang, terdiri dari:
Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi bidang perhubungan.
Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun
pembangunan, pengelolaan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, perlengkapan sarana prasarana kantor, kehumasan dan administrasi
perijinan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai
fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin
maupun pembangunan;
b. Pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan
dan kehumasan serta pelaporan dinas ;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian ;
d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan ;
e. Pelaksanaan administrasi perijinan ;
Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, mempunyai tugas menyusun rencana
dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan urusan
surat menyurat, kearsipan, ekspedisi, ketatalaksanaan, perlengkapan,
hubungan masyarakat, urusan rumah tangga, protocol, administrasi perijinan,
menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan
pegawai, mutasi pegawai serta mengurus pengelolaan administrasi
kepegawaian
3. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan
pengelolaan administrasi di bidang keuangan yang meliputi penyusunan
anggaran, penerimaan, penyetoran, pembukuan, pertanggungjawaban dan
pelaporan keuangan berpedoman pada Sistem Informasi Manajemen
Pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
BIDANG PERHUBUNGAN DARAT
Bidang Perhubungan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian
lalu lintas, angkutan dan analisis dampak lalu lintas
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perhubungan Darat
mempunyai
fungsi :
a. Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas
darat.
b. Pelaksanaan pemenuhan, pembinaan, pengaturan, pengawasan dan
pengendalian angkutan orang dan barang di jalan.
c. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, dan pengawasan dampak lalu lintas dan
angkutan darat. Pelaksanaan penyiapan, penyuluhan dan pembinaan
keselamatan lalu lintas dan angkutan darat. Dan Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Perhubungan Darat terdiri dari :
1. Seksi Lalu Lintas, mempunyai tugas :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
a. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan laik jalan kendaraan
beserta kelengkapannya, moda angkutan air dan moda angkutan jalan rel
di wilayah kota;
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan batas maksimum pemberian
Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Bermotor; Melaksanakan penetapan
standar batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan
barang dan tertib pemanfaatan kota; serta Melaksanakan penetapan
pengaturan lalu lintas pada jaringan jalan di wilayah kota;
c. Melaksanakan pengaturan pejalan kaki di wilayah kota; Melaksanakan
penetapan kecepatan maksimum di wilayah kota; serta Melaksanakan
perijinan, pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan dan tertib
pemanfaatan jalan kota;
d. Melaksanakan pemberian ijin penggunaan jalan, selain untuk kepentingan
lalu lintas di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan
pengawasan jaringan lintas sungai di wilayah kota; serta Melaksanakan
pemberian ijin pengawasan pendirian Sekolah Mengemudi di wilayah
kota; serta Melaksanakan penerbitan sertifikat lulus mengemudi di wilayah
kota; dan Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi bidang LLAJ,
perkereta-apian, dan LLASDP di wilayah kota.
2. Seksi Angkutan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penetapan jaringan trayek angkutan orang, jaringan lintas
angkutan barang, jaringan lintas sungai dan jaringan jalan rel di wilayah
kota; Melaksanakan dan mengendalikan pelayanan angkutan orang, barang
dan angkutan khusus di wilayah kota; serta Melaksanakan perencanaan
dan pengkajian pelayanan angkutan orang, barang dan angkutan khusus,
serta kendaraan tidak bermotor di wilayah kota;
b. Melaksanakan pemberian ijin pengoperasian angkutan kota, angkutan
antar kota dalam propinsi, angkutan kota antar propinsi, angkutan khusus,
angkutan pariwisata, angkutan sungai, danau dan rel; Melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal angkutan
jalan, sungai, danau dan jalan rel yang wajib dilaksanakan oleh kota;
c. Melaksanakan pemberian ijin usaha angkutan tidak dalam trayek tetap,
dalam trayek tetap dan trayek khusus (angkutan karyawan dan antar
jemput anak sekolah).
3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas, mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyiapan program, metode dan sistim kerja serta
pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas;
b. Melaksanakan perencanaan pendayagunaan dan bimbingan serta
pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas; Melaksanakan
perencanaan, pengadaan, pengelolahan dan bimbingan pendayagunaan di
bidang analisis dampak lalu lintas; dan Melaksanakan perencanaan,
pengadaan, pengelolaan dan bimbingan pengembangan materi di bidang
analisis dampak lalu lintas;
BIDANG KESELAMATAN SARANA DAN PRASARANA
Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana dipimpin pleh seorang Kepala Bidang
yang mempunyai tugas penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan dan
pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi, rekayasa serta keselamatan
dan teknik sarana
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Keselamatan Sarana
dan Prasarana mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, penyiapan, pengawasan dan
pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi.
a. Pelaksanaan pemenuhan, pembinaan, pengaturan, pengawasan dan
pengendalian rekayasa sarana dan prasarana.
b. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, pemeliharaan dan pengawasan
sarana dan prasarana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
c. Pelaksanaan penyiapan, penyuluhan dan pembinaan keselamatan lalu
lintas dan angkutan darat.
b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugasnya
Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana terdiri dari :
1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi, mempunyai tugas :
a. Melaksanakan perencanaan, pemasangan, penempatan dan pemeliharaan
perlengkapan jalan (rambu, marka, traffic light, pagar pengaman, paku
jalan, deliniator, shelter, jembatan penyeberangan) dan sungai (rambu
sungai/bouy) di wilayah kota;
b. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana
angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan yang dibangun atas
prakarsa daerah; Melaksanakan perencanaan dan pembangunan jaringan
jalan bebas hambatan yang akan dibangun atas prakarsa daerah (non lintas
kota); serta Melaksanakan perencanaan dan penetapan lokasi serta
penyelenggaraan terminal type C dan terminal angkutan barang di wilayah
kota;
c. Melaksanakan perencanaan umum, pengembangan dan pengawasan
jaringan jalan yang akan dibangun atas prakarsa daerah;
d. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pemasangan
dan pemeliharaan alat pengawasan dan alat pengaman (rambu, kelas jalan)
lalu lintas jalan kota, danau dan sungai non lintas kota, serta laut dalam
wilayah 4 (empat) mil;
e. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan dan lokasi prasarana
angkutan sungai di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan
pengawasan terminal angkutan orang dan angkutan barang di wilayah
kota; serta Menyusun anggaran kegiatan dan pembangunan dalam rangka
menunjang kegiatan peningkatan dan pengembangan bidang fasilitas dan
perlengkapan transportasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2. Seksi Rekayasa, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang rekayasa;
b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran
di bidang rekayasa;
c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang rekayasa
Menyiapkan bahan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas;
serta Menyiapkan bahan penetapan jaringan transportasi jalan;
d. Menyiapkan bahan analisis kinerja persimpangan jalan, perlintasan sebidang
antara jalan dan rel kereta api serta daerah rawan kecelakaan lalu lintas;
Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang rekayasa; serta
Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian
di bidang rekayasa;
e. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa;
Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Seksi Rekayasa;
serta Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi
Rekayasa; dan
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keselamatan dan
teknik sarana; Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan
rencana kerja anggaran di bidang keselamatan dan teknik sarana; serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang
keselamatan dan teknik sarana;
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor;
Menyiapkan bahan kebutuhan dan pemeliharaan fasilitas pengujian
berkala kendaraan bermotor dan tidak bermotor; serta Menyiapkan bahan
kajian teknis pemberian ijin usaha bengkel umum kendaraan bermotor;
c. Menyiapkan bahan penelitian, pemeriksaan dan pelaporan kondisi teknis
kendaraan bermotor wajib uji yang mengalami kecelakaan lalu lintas di
jalan ; Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang
keselamatan dan teknik sarana; serta Menyiapkan bahan pembinaan,
pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang keselamatan dan
teknik sarana;
d. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
keselamatan dan teknik sarana; Menyiapkan bahan penyususnan laporan
realisasi anggaran Seksi Keselamatan dan Tehnik Sarana. ; Menyiapkan
bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi Keselamatan dan Tehnik
Sarana ; dan
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya
4.3.7. Kepegawaian
Dinhubkominfo Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
membawahi 272 orang pegawai, terdiri dari 238 orang pegawai laki-laki dan 35
orang pegawai perempuan yang telah terbagi berdasarkan tugas dan tanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
jawabnya masing-masing. Pembagian dan jumlah pegawai Dinhubkominfo Kota
Semarang dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Menurut Golongan dan Jenis Kelamin
Per 31 Desember 2011
NO GOL JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-
LAKI PEREMPUAN
1 I/A 4
4
3 I/B 10 - 10
5 I/C 10
10
6 I/D 6 1 7
7 II/A 32 2 34
8 II/B
42 + (1
CPNS)
4 + (3
CPNS) 50
9 II/C 18 2 20
10 II/D 7 1 8
11 III/A
12 + (1
CPNS)
3 + (2
CPNS) 18
12 III/B 42 13 55
13 III/C 14 8 22
14 III/D 25 3 28
Sumber : : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan
Per 31 Desember 2011
15 IV/A 3
3
16 IV/B 4
4
JUMLAH 231 42 273
NO GOL
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
SLTA/SME
A STM
DII
I
DII AKADEMI LA
(PERHUBUNGAN) S1 S2
SMP SD
1 I/A - - - - - - - 4 4
2 I/B - - - - - - - 10 10
3 I/C - - - - - - 9 1 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi
Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB)
Peralatan dan Mesin 2011
NO Jenis Sarana Asal-Usul
JUMLAH
1 Mobil Lain APBD 5
3 Mobil Sedan APBD 1
5 Mobil Jeep APBD 1
6 Mobil Pick Up APBD 1
7
Kendaraan Dinas
Station Wagon APBD 1
8 Sepeda Motor APBD 25
9
Sepeda Motor (Suzuki
A 100)
Sumbangan/
Hibah 16
JUMLAH
50
4 I/D - - - - - - 7 7
5 II/A 21 2 - - - - - 11 34
6 II/B 37 3 1 (4CPNS) - - 3 2 50
7 II/C 1 - 9 - - - 10 - 20
8 II/D 3 1 1 - - - 3 - 8
9 III/A 7 - - -
7 &
(3CPN
S) - 1 - 18
10 III/B 29 9 - 1 16 - - - 55
11 III/C 2 - 2 8 10 - - - 22
12 III/D - 2 - - 22 4 - - 28
13 IV/A - - - - - 3 - - 3
14 IV/B - - - - 4 - - - 4
JUMLAH 273
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Sumber : Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Dishubkominfo 2011
4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia
UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1 Pemerintah menjamin ketersediaan
angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan
orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan.
UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2 Angkutan Massal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan ;
a. Lajur khusus
b. Mobbil bus yang berkapasitas angkutan masaal
c. Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek
angkutan massal dan ;
d. Angkutan penumpang
4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum (UU 22/2009-Ps
139)
1. Angkuatn umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan
angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.
2. Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum sebagaimana
pada ayat diatas.
4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Pada bab pembahasan, penulis akan memaparkan tentang peran Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang, karena dengan adanya peran dari Dinas tersebut maka Bus Trans
Semarang akan lebih berdayaguna khususnya pada koridor 2, 3, 4, 5, dan 6 dan
dihapakan juga akan lebih berkembang dengan peningkatan jumlah penumpang.
Dengan demikian baik Dinas maupun campur tangan UPTD sebagai
pelaksanannya diharapkan dapat terus menjalankan program angkutan massal
berjenis Bus Trans Semarang. Upaya tersebut sangatlah penting dikarenakan
dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat khususnya di
sektor transportasi. Dengan harapan pelayanan angkutan umum meningkat, dapat
mengurangi kepadatan di jalan,perpindahan penggunaan kendraan pribadi ke
angkutan umum, penghematan BBM, pengurangan polusi udara terdapat tarif
yang terjangkau Sedangkan tingkat kepadatabn kendaraan dapat dilihta pada tabel
berikut ini :
TABEL 4.6 JUMLAH KENDARAAN BERDOMISILI DI KOTA
SEMARANG
Tahun Bus Truk Taksi MP Mobil
Dinas
Sepeda
Motor
Becak Sepeda Dokar Gerobak Songko
2012 695 766 810 745 20682 98183 8386 70186 101 344 97
2011 690 758 810 730 20682 93073 8386 70186 101 344 97
2010 530 732 800 708 20682 93073 8374 70172 101 344 97
2009 471 1168 Non 1743 23813 98345 12790 88650 99 579 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
data
2008 207 1109 Non
data
1686 21565 87494 12790 85964 113 169 473
Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang
Kota Semarang termasuk salah satu kota yang menerima bantuan atau
hibah dari Kementrian Perhubungan berupa 20 armada Bus Rapid Transit. Akan
tetapi yang baru dijalankan 14 armada bus, 6 sebagai sisanya digunakan sebagai
cadangan. Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,
diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan HUT
kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota Semarang. Keberadaan Bus Trans
Semarang diciptakan sebagai salah satu pembaharuan sebagai salah satu jenis atau
bentuk pembaharuan model transportasi yang berjenis busway.
Untuk merealisasikan progran dari Kementrian Perhubungan, maka
pemerintah kota Semarang bersama Dinas Perhubungan dan UPTD Mangkang
serta Badan Layanan Umum dan pengusaha PT. Trans mengadakan kerjasama,
yang kemudian hasilnya dari Dinas Perhubungan memberikan wewenang dan
tanggungjawab kepada UPTD dalam melaksanakan tugas yang diemban untuk
menjadi pihak dalam mengelola armada Bus Rapid Transit tersebut. Kerjasama
tersebut dilaksanakan dalam rangka lebih mewujudkan performa antar perusahaan
dan sekaligus mendapatkan efisiensi perusahaan, melibatkan pengusaha PT.Trans
Semarang selaku operator armada BRT. Sementara itu BLU sendiri adalah badan
setengah swasta dan setengah pemerintah dalam hal ini bentuk BLU telah resmi
oleh pemerintah Kota Semarang yang mengacu pada dasar-dasar hukum
pengelolan BLU UPTD Terminal Mangkang Kota Semarang. Diterbitkanlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Keputusan Walikota Semarang tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai Badan Layanan Umum
(BLU). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi
yang murah, cepat, aman, dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu lintas
dalan kota di Kota Semarang, diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis
jalan yang efektif dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) yang
dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota
Semarang.
Seperti yang dijelaskan oleh Mas Yudha selaku Petugas Timer Beliau
menjelaskan tahapan proses
“koridor satu jalur shelter di terminal mangkang, penumpang menunggu di
shelter, petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik
terdiri dari pelajar dan umum, petugas timer membagi shift kepada
pramugari ticketing, petugas ticketing pramugari meminta uang dan
memberi ticket Bus, penumpang turun di shelter yang disediakan dengan
awak kru yang siap mendorong tangga BRT ke Shelter dengan sistem pintu
membuka sendiri, 3 menit bus jalan kembali,” (hasil wawancara tanggal 12
Juli 2012, pukul 09.00 dengan Yudha petugas timer/ buku tutup shelter BRT
Trans Semarang ).
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa proses atau prosedur itu berkaitan
dengan pelayanan yang diberikan agar BRT itu mampu berdayaguna di wilayah
ini berikut tahapannya :
a. Koridor satu jalur shelter di terminal Mangkang : Di koridor ini para
petugas atau awak kru pramugara dan pramugari sudah menunggu shif
keberangkatan BRT untuk menjalankan tugasnya, pembagian ini diberikan
oleh pembagi petugas timer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
b. Penumpang menunggu di shelter : Dalam hal ini para penumpang memang
tidak diperbolehkan naik disembarang tempat kecuali di shelter BRT itu
sendiri, mereka bisa menunggu dengan keberangkatan Bus berikutnya di
shelter tersebut, selain itu untuk memudahkan para petugas ticketing dalam
mencacat jumlah penumpang.
c. Petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik baik itu
pelajar ataupun umum : Setelah menunggu jadwal shift yang akan
dibagikan oleh petugas timer dan dibagikan kertas job discribe oleh
petugas timer untuk mencatat penumpang yang akan naik petugas
ticketing mulai mencatat penumpang selanjutnya membagikan karcis dan
menagih uang kepada penumpang, laporan ini akan dilaporkan ke Badan
Layanan Umum apabila terjadi kebocoran, dan sopir juga memperoleh
binaan dalam bekerja.
d. Petugas buka tutup shelter membagi shift keberangkatan kepada
pramugari ticketing : Dalam pembagian yang berlangsung ini harus
tercipta koordinasi yang baik antara petugas buka tutup shelter dan awak
kru petugas ticketing (petuugas timer), pembagian ini diberikan
berdasarkan shift yang telah ditetapkan oleh petugas buka tutup shelter, hal
ini berkaitan dengan data yang ada dibawah ini (lihat pada lampiran no 5) :
e. Penumpang turun di shelter yang disediakan dengan awak kru yang siap
mendorong tangga Bus Rapid Transit ke Shelter dengan sistem pintu
membuka sendiri, 3 menit kemudian bus jalan kembali : jalannya bus ini
dikarenakaan adanya dukungan dari pengawasan yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4.5. Kelebihan dari BRT (Bus Transit Semarang)
Bus ini merupakan bus yang memiliki pelayanan yang bagus, disamping
memiliki pelayanan yang bagus, bus ini dikenal cepat dan terstruktur dalam hal
peningkatan pelayanan kepada penumpang beberapa diantaranya adalah waktu
yang diberikan tidak lama atau “ngetem”,dibandingkan dengan bus yang lain,
jenis tempat duduk disesuaikan untuk kaum difabel (penyandang cacat) dan ibu
hamil serta anak-anak, terdapat air conditioner serta aman nyaman dan murah.
“Golnya belum mengurangi kemacetan mbak, Semarang itu sudah macet
dulu baru ada BRT kan, jadi lebih untuk meningkatkan pelayanan karena
kebanyakan bus tidak sesuai aturan, adanya BRT ini diharapkan tercipta
pelayanan yang bagus bagi penumpang masalahnya yang berjalan baru I
koridor, akan lebih efektif kalau VI koridor semua sudah berjalan„”
(Wawancara tgl 25 Juni 2012 dengan Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku
Manager Pengelola BRT bagian UPTD Mangkang).
Berdasarkan dari wawancara diatas besar harapannya bahwa Bus ini dapat
berdayaguna dan berkembang karena kelebihan yang dimiliki ini akan tetapi
seperti yang dijelaskan oleh bapak Joko Umboro bahwa kenyataannya Bus ini
belum berdayaguna dan berkembang pada Koridor 3,4,5,6 hal ini dikaitankan
dengan masalah dana dan menggaet para pengusaha angkutan yang mau diajak
kerjasama dengan mereka, peran dinhub dibutuhkan agar tidak mematikan para
pengusaha bus lainnya.
Seperti juga yang diungkapkan bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie
Angkutan Darat,
“iya benar mbak masih koridor I dulu yang baru berjalan perlu proses secara
bertahap dalm menjalakann sampai pada yang diinginkan yaitu dari koridor
1 sampai VI, disini kan macet dulu baru BRT muncul, masalah lain saat
BRT ini muncul banyak sekali penolakan dari sopir angkot, terjadi gejolak
sosial. Karena BRT ini muncul dan dibuat jalur trayek yang sama sehingga
adanya trayek yang berhimpit.”. (wawancara pd tgl 29 Juni 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Hal ini dipertegas oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku
Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“BRT muncul di Semarang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan karena
kita Ibukota Provinsi, apalagi kemacetan memang sudah sangat tinggi
sekali, cara kita yang pertama sesuai perencanaan awal dengan cara
penambahan koridor di titik yang akan dibangun shelter, kalo masalah
koridor ini memang belum bisa mengurangi angka kemacetan, disini macet
dulu mbak baru BRT mluncur apalagi ada perbaikan jalan di Walisongo jadi
harapannya lebih meningkatkan pelayanan dulu,” (tgl 5 Juli 2012)
4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang
Konsep pendayagunaan dan pengembangan Bus Rapid Transit oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang pada intinya adalah
untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan moda transportasi yang baik. Hal
ini berdasarkan asumsi bahwa apabila pengusaha Bus Rapid Transit mempunyai
kualitas pelayanan yang tinggi, maka mereka dapat mengelola usahanya secara
mandiri. Sehingga diharapkan usahanya dapat semakin berdayaguna, berkembang
kenyataannya Bus Rapid Transit yang dipegang PT Trans saat akan dikelola
sendiri mengalami kerugian karena pada tahun Januari-September 2010
mengalami sepi penumpang. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala
Divisi Pengendalian BLU, Bapak Ikhwan Susanto, A.Md
“ Pada dasarnya BRT didayagunakan dan dikembangkan karena salah satu
mode transportasi unggulan yang bisa dikatakan berhasil di kota besar
seperti Jakarta harapan besar juga diinginkan di kota Semarang ini, diadakan
lelang pemenang adalah PT.Trans Semarang untuk Koridor I. Lalu Bis itu
kita sewakan karena PT.Trans mengalami kerugian maka Bus tersebut kita
tarik lagi dan diserahkan ke pemerintah untuk di kelola. Dari sejarah ini
BLU terbentuk dan tergabung di organisasi UPTD untuk mengelola BRT,
dan PT Trans berpegang sebagai operasional, yang kita bayarkan dengan
sistem BOK” (Wawancara 6 Juli 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
PT.Trans mengalami kerugian setelah Bus itu dikelola sendiri maka itu PT
Trans bekerjasama dalam hal kontrak jasa dengan UPTD dan Badan Layanan
Umum untuk mengelola Bus Rapid Transit, Bus Rapid Transit tersebut ditarik lagi
oleh pemerintah agar PT Trans tidak demo dan mengalami kerugian serta bersedia
berkerjasama dengan Badan Layanan Umum. PT Trans sendiri adalah selaku
Konsorium Operasional BRT yang memengangkan tender sebagai operator untuk
BRT dari 4 pengusaha yang diajak bekerjasama diantaranya adalah PT Trans
Semarang, PT Mentari Mitra Nusantara, CV. Satria Jaya Mandiri, PT. Wira Bina
Prasamnya,dari keempat ini lelang tersebut dimenangkan oleh PT.Trans
Semarang.
Sejarah Lelang itu sendiri berjalan pada tanggal 18 September 2009 yang
dimulai dengan Perjanjian Sewa antar Pemkot Semarang dan PT Trans Semarang
karena mengalami kerugian akhirnya Bus tersebut ditarik kembali oleh
Pemerintah dengan mengasilkan Pengelolaan dan Operasional PT.Trans
Semarang dengan tema “ Ditetapkan UPTD Terminal Mangkang sebagai Badan
Layanan Umum selaku Pengelola BRT Semarang” yang tercetus pada tanggal 15
Juni 2010 selama berjalannya waktu pada tanggal tersebut juga melakukan
persiapan dan pelaksanaan Tender JOBRT 2010 (Joint Bus Rapid Transit).
Menurut bapak Joko Umboro, SE Selaku Manager Pengelola BRT
“Bus pada jalur Koridor dua akan jalan dan beroperasi sesuai rencana pada
tanggal 1 Oktober 2012 jika tidak ada halangan melintang mbak, kami juga
sudah memanggil para pengusaha yang mau mengambil dan mengganti bus
mereka dengan bus BRT sehingga tidak mematikan usaha mereka,”.
(Wawancara pada tanggal 2 Juli 2012 pukul 11.30).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Ditambahkan juga oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala
Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa
“iya mbak memang betul Dinas ini sangat berwenang sekali. Tahap
awalnya adalah perencanaan dulu baru pelaksanaan dari awal sebisa
mungkin kita membuat study visi dan misi dari Dinhubkominfo ini
kemudian membuat study tentang BRT itu sendiri lalu Visi dan Misi study
kita peremukan untuk stasiunnya yaitu ada 6 koridor,setelah visi misi
study kita membentukkan kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing
koridor,” (tanggal 3 Juli 2012 pukul 09.00 WIB)
Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana menambahkan lagi pada tagl 3 Juli 2012 08.00:
“Ya kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing koridor itu misalnya
kebutuhan armadanya busnya butuh berapa, terus kebutuhan haltenya
seperti tempat duduk dihalte, kemudian kaca di halte dan imbauan atau
peringatan dihalte tentang akan naik dan turun, kemudian penutup tirai
pada halte semacam itu. Untuk shelter sendiri yang membangun kita, kita
cuma dikasih bantuan Bus dari Dephub armada berjumlah 20 bus untuk
mensupport koridor I kemudian 54 halte. Untuk masalah dana kita dapat
dari APBN (Kementrian Perhubungan) dari bus dan haltenya kira-kira
mencapai 800juta mbak, jadi 800juta dikali jumlah bus itu 20 armada ya
sekitar 16M” (wawancara 3 Juli 2012)
Pada tanggal 1 Oktober 2010 adalah tercetusnya hasil yaitu pelaksanaan
hasil tender JOBRT 2010 dengan diserahkan kembali bus tersebut ke pemerintah
karena PT.Trans tidak mampu mengelola sendiri saat Bus itu dibawah kelola
UPTD BLU telah mengalami peningkatan yang signifikan dimana kondisi tingkat
isian penumpang mencapai 23.93% menjadi 50.83% , dan pada bulan Desember
2011 serta untuk prosesntase ketergantungan subsidi Operasional pada APBD
Kota Semarang pada Bulan Oktober 2010 yaitu 68% menjadi 30,17% pada
Desember 2011 sedangkan untuk pengguna jasa Bus Rapid Transit Koridor I
Tahun 2011 tercatat sejumlah 1.678.542 penumpang. (lihat lampiran nomer 14
tabel 4.7) Seperti juga yang telah diungkapkan Bapak Triwibowo hal yang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pun juga diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Manager Pengelola BRT , beliau
mengatakan bahwa :
“Sesuai perencanaan awal yang telah kita rencanakan ada 6 koridor
seharusnya yang sudah berjalan namun baru koridor 1 saja yang masih
jalan, pada koridor I berjalan pada bulan September 2010, awalnya ya kita
menagtakan visi dan misi study lalu kita diskusi apa saja yang dibutuhkan
agar Bus ini bisa Berdayaguna dalam artian efisien dan berkembang di Kota
ini. Misalnya keperluan untuk ticketing, lalu haltenya, Lalu sesuai dengan
trak yang kita rencanakan Koridor II akan berjalan pada bln Oktober 2012,
InsyaAllah bisa jalan sesuai Jadwal jika tidak ada kendala dan harapannya
sesuai dengan yang kita rencanakan, dan di koridor I ini kita meliwati di
daerah titik kemacetan di kota Semarang” (wawancara pada tanggal 2 Juli
2012)
Berikut data ruas titik kemacetan Kota Semarang :
TABEL 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan, sumber Dishubkoinfo Kota Semarang
Bundaran Kaligawe
Sekitar kawasan Industrial Candi
Tambak Aji
Ngaliyan
Krapayak
Jl. Imam Bonjol
Depan Stasiun Poncol
Jalan Raden Patah
Jl. Kaligawe
Kawasan Kota Lama
Pertigaan Pedurungan
Pasar Gayamsari
Pasar Mrican
Jl. Soekarno Hatta
Pertigaan Pintu Tol Tembalang
SPBU Sukun
Jatingaleh
Kaliwiru
Jl. Diponegoro
Bundaran Simpang Lima
Jl. Kompol Maksum
Jl. MT Haryono
Jl. Pandanaran
Jl. Gajahmada
Bundaran Tugu Muda
Jl. Dr. Sutomo
Persimpangan Kaligarang
Terminal Banyumanik
Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang
Peranan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang adalah:
1. Menyediakan dan Memeliahara Prasarana
Sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam menangani bidang
perhubungan, Dishub secara khusus memiliki tanggung jawab atas kemajuan
transportasi di daerahnya. Oleh karena itu Dinas ini kemudian memfokuskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
program kerjanya pada upaya menstimulan serta menjaga keharmonisan
pembangunan, termasuk permasalahan transportasi yang dilakukan oleh
masyarakat dan stakeholder lainnya.
Menyediakan dan memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab
bersama baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal
penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya yang
dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan perannya dalam
meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta pelayanan yang baik
khususnya dalam moda transportasi berupa peremajaan Bus Rapid Transit di
Semarang, dengan adanya shelter ini diharapkan masyarakat khususnya bisa
dengan mudah menggunakan apalagi dibuat jalur khusus untuk kaum-kaum
tertentu, sehingga masayarakat dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas
tersebut. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE selaku
Kasie Rekayasa, yang mengatakan :
“Dalam upaya pemeliharaan shelter dan penyediaanya kita melakukan
dengan bekerjasama pemerintah Pusat ya dalam hal dana, pendiriannya itu
bertahap saat ini yang dibuat shelternya baru sampai 3 koridor saja, di jalur I
yitu Mangkang-Penggaron, Jalur II Terboyo-Pudakpayung, dan jalur III
UNDIP (Tembalang)-Terboyo. Shelter dibuat agar masyarakat dimudahkan
dalam artian ada tempat tunggu dan tempat duduk yang nyaman, tempatnya
bersih” (Tanggal 10 Juli pukul 11.45)
Saat ini jumlah shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar
61 unit untuk koridor 2 berjumlah 54 unit dan untuk koridor III berjumlah 25
unit,jadi totalnya 140 unit, yang belum efisien dan efektif adalah koridor II dan III
karena yang masih berjalan adalah koridor 1,dari shelter yang sudah digunakan
yaitu dikoridor 1 yang berjumlah 61 unit Shelter ada beberapa bagian sheter yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
tidak dibuka tirainya sehingga istilahnya fungsi shelter tersebut tidak ada gunanya
dibangun, shelter tersebut terletak di daerah Jalan Walisongo dan Jalan Siliwangi,
jalan untuk membangun shelter masih belum efisein shelter yang dibangun di
daerah tersebut, sehingga tidak ada sekalipun penumpang naik di shelter tersebut,
hal ini diungkapkan oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang
Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“iya itu dikarenakan jalan-jalan untuk pembangunan halte itu kadang ada
yang tidak sesuai misalnya kitasudah mbangun tapi kenyataannya
penumpang juga tidak naik disitu karena disitu rawan sekali macet apalagi
ada perbaikan jalan ya mbak, lokasi dibangunnya shelter itu lebar jalan
sangat sedikit belum lagi populasi kendaraan”. (Wawancara 5 Juli 2012
pukul 09.45)
Ditambahkan oleh Bapapk Moh Antono,SE Selaku Kasie Rekayasa :
“ Kondisi Shleter terkait dengan kebersihan adalah tanggunjawab bersama,
yaitu Pemerintah, Penumpang, Pegawai BRT, dan Masyarakat Mbak”
(wawncara tanggal 13 Juli 2012 pukul 09.00)
Namun beberapa masyarakat, menanggapi tentang shelter yang tersedia
saat ini masih kurang sesuai harapan. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan
oleh Mbak Dita SPG DP Mall, Penumpang bernama Dita pekerja SPG di DPMall
mengomentari shleter BRT,:
“kalo menurut saya sih shelternya udah cukup ya Dik luamayan banyak
dan menurut saya layak kalo untuk nunggu penumpang ada tempat
duduknya,Cuma kotornya itu lho minta ampun, ada beberapa yang nggak
ada petugasnya ya jadi kayak kurang terpelihara gitu biasanya yang kurang
terpelihara itu yang nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 28 Juni
2012, pukul 0915)
Bayu Pelajar SMA Don Bosco menambahkan:
“dulu sih ada petugas yang jaga mbak di tiap sheler lah sekarang kok
nggak ada, jadi yang jaga itu kadang-kadang juga jaga kebersihan shelter
setau saya sebelum naik kita bayar tiket dulu di shelter sekarang bayarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
di dalam bus,dulu itu ada yang naik bis nggak bayar karcis dikarenakan
nggak ada yang jaga di shelter,” (wawancara tgl 20 Juni 2012)
Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala
Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“untuk meningkatkan pelayanan kita agar penumpang bisa terus bertambah
harapannya ya kita harus memahami kebutuhan juga kemauan para
penumpang supaya apa mereka betah dengan pelayanan yang diberikan,
dalam artian kita mbangun sheleter sudah cukup berdekatan jaraknya di
titik tertentu, sesuai dengan itu maka BRT ini dapat menentukan dan
menaikkan penumpang di shelter yang dituju penumpang “ (wawancara tgl
4 Juli 2012)
Hal serupa juga dinugkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati,SE selku
Manager Pengelola BRT mengattkan :
“Tujuannya dibangun shelter biar masyarakat mudah mengangses BRT ya
kembali lagi pada pelayana yang kita berikan, untuk shelter yang berdekatan
adalah langkah konkrit untuk menambah jumlah penumpang, supaya
mereka tidak bosan jalan terlalu jauh, jadi shelter dibuat jarak yang
berdekatan. Lagi pula bisa dilihat bahwa penggunaan shelter juga
bermanfaat untuk kaum difabel mbak” (wawancara 19 Juli 2012)
Sedangkan bapak Sumitro selaku Pengusaha Konsurium PT.Trans
Mengatakan bahwa :
“ Shelter itu yang dibangun ada beberapa jalan yang berlubang mbak jadi
bus kita tidak begitu bisa merapat saat menurunkan penumpang akhirnya
apa ngesek karena miring ujungnya tambah biaya, karena kita selaku
operator jadi merawat dan masuk bengkel untuk perbaikan, ya harusnya
klao mau mbangun dilihat dulu survey tempat biar kita juga nggak rugi”
(wawancara tgl 6 Juli 2012)
Dalam pembuatan shelter di koridor tangungjawab dipikul bersama oleh
pemerintah pusat dan daerah yaitu untuk wilayah kota Semarang mendapat
bantuan dari puasat berupa bis dan shelter sedangkang untuk koridor II di
Kabupaten Semarang adalah tanggungjawab pemerintah daerah sendiri hal
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE Selaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Manqger Keuangan BRT UPTD Mangkang:
“Dalam KoridorI ini masih ada bantuan dari pusat mbak baik itu Bus
ataupun shelter jadi pusat dan daerah bekerjasama hanya di koridor I saja,
kemudian untk koridor II ini Pempus lepas, selama kami mandiri tanpa
pusat bantuan di dapat dari dana APBD” (wawancara tgl 4 Juli 2012)
Hal ini ditegaskan pula oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT
Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan
bahwa :
“ jadi gini pusat hnaya memberi bantuan bus 20 armada dan bekerjasama
dengan kita juga dalam hal shleter sekitar pemkot Semarang 40%
sedangkan provinsi sekitar 60% dalam bantuan dana, dan untuk koridor II
ini provinsi lepas, jadi kita tidak menggunkaan dana APBN tapi untuk
koridor II ini kita menggunakan dana APBD” (wawancara tgl 25 Juni 12)
Hambatan yang dihadapai dalam pembuatan shelter ini adalah masalah
dana, yang mana tidak membutuhkan dana yang sedikit untuk mencukupi selama
pembuatan shelter dan pengadaan bus, maka dicukupi dengan dana dari APBD,
pada koridor 1 jumlah shelter berjumlah 61 unit, 53 Unit bersumber dai APBN,
sedangkan 8 Unit bersumber dari APBD,jumlah Bus untuk mendukung di koridor
1 berjumlah 20 unit yang di bantu oleh anggaran dari APBN, namun yang
dijalankan masih sekitar 16 Armada Bus dikarenakan kekuarangan biaya, 4
sisanya tidak dijalankan. Hal ini diungkapkan oleh bapak Sumitro Selaku
Pengusaha Konsurium BRT
“ Bus itu berjumlah 20 Armada mbak tapi yang baru dijalankan ada 14, 2
sebagai cadangan kalau-kalau 1 bis ada yang di bengkelkan, karena BLU
nggak bisa mbayar bus yang 4 itu alias nggak ada dana dari pusat juga
mbak dan daerah jadi sementara ini yang sanggup dijalankan sekitar 16 aja
yang jalan 14, 2 sebagai cadangan lah uang yang dibayarkan di kita ini kita
gunakan sebagai perawatan dan pemeliharaan bus kita dan nggajji sopir”
(wawancara tgl 6 Juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Untuk pembangunan sarana shelter di koridor II penyiapan prasarana
(shelter) Bus Rapid Transit Koridor II Sisemut Kab. Semarang-Terboyo
berdasarkan hasil studi Shelter Bus Rapid Transit Kridor II diperlukan Shelter
BRT sejumlah 54 Unit dengan kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp 3,24
Milyar @ Rp. 60 Juta dikali 54 sheltr, untuk mendukung kebutuhan prasarana
tersebut diatas Pemerintah Kota Semarang telah mnegalokasikan anggaran yaitu
APBD Perubahan TA.2011 sejumlah 10 unit dan telah terbangun serta pada
APBD 2012 akan dibangun sejumlah 30 unit. Sedangkan sisanya 14 unit akan
dibangun oleh APBD dan swasta advertising yang berminat. Dan unttuk
penyediaan sarana (Bus BRT) penyiapan sarana (Bus) Bus Rapid Transit koridor
II SiSemut Kab. Semarang-Terboyo berdasarkan hasil studi kelayakan Bisnis Bus
Rapid Transit Krodor II akan dipergunakan armada Bus Rapid Transit bus sedang
long chasis diperlukan sejumlah 24 unit dengan kisaran kebutuhan anggaran
sebesar Rp. 14,4 M (@ RP. 600 Juta), pelayanan Bus Rapid Transit Koridor II
akan menerapkan skenario investasi oleh operator dengan masa pelaksanaan
pekerjaan selama 5 tahun. Pelaksanaan tender lelang jasa Operasional Bus Rapid
Transit Koridor II Terboyo- SiSemut akan dimulai pada bulan Pebruari 2012 dan
diharapkan pada 1 April 2012 telah diperoleh penyediaan Jasa dilanjutkan proses
penyiapan armada (karoseri) selama 6 bulan sampai tanggal 30 September 2012.
Dan pelaksanaan ini diharapkan mulai tanggal 1 oktober 2012 pelayanan Bus
Rapid Transit Koridor II dapat dioperasikan.
Gambar pembangunan Shleter Koridor II : Terboyo-Sisemut Kab.Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Shelter Kesatrian Jl. Teuku Umar ke Terboyo
Shelter Kesatrian JL. Teuku Umar ke Sisemut
Sedangkan untuk koridor III pelayanan Bus Rapid Transit pada koridor ini
dari Taman Diponegoro-Tanjung Mas melalui kawasan perdagangan dan simpul
transportasi meliputi Stasiun Tawang dan Pelabuhan Tanjung Mas.
Dalam pembangunan prasarana ini (Shelter BRT) kebutuhan shelter Bus
Rapid Transit koridor III diperlukan sejumlah 25 unit dengan kisaran kebutuhan
anggaran sebesar Rp. 1,5 Miliyar ( @ Rp 60 Juta dikalikan 25 unit). Sedangkan
penydiaan sarananya sendiri (Bus BRT) penyiapan rencana sarana Bus Bus Rapid
Transit koridor III Taman Diponegoro-Tanjung Mas akan dipergunakan armada
Bus Rapid Transit bus sedang long chasis diperlukan sejumlah 20 unit dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp. 12 Miliyar per @nya Rp.600 juta
dikalikan 20 unit.
Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola
UPTD-BLU Mangkang,
“ Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk mendukung jalannya koridor III
ini diupayakan dipenuhi dari bantuan Pemerintah Pusat pada APBN tahun
2013” (wawancara tgl 18 Juli 2012)
Hal senada pun sama yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul
Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang mengatakan bahwa :
“ada bantuan dari pusat untuk mensupport jalannya shelter dan bus di
koridor III dan kami masih mengupayakan dapat dipenuhi anggaran
diambilkan dari APBN Tahun 2013 tapi pelan-pelan ya mbak karena
koridor ini belum jalan masih nunggu koridor II jalan dulu baru III ini,
namun bus yang dibantu berukuran sedang berbeda dengan Bus yang
dikoridor II” (wawancara tgl 19 Juli 2012)
Shelter yang sudah dibangun baik itu koridor I maupun koridor II akan tetap
dilakukan pengawasan, evaluasi dan pengembangan agar kondisinya dapat terawat
dan terurus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE
Selaku Kasie Rekayasa :
“shelter yang sudah dibangun dikoridor I dan II akan tetap dilakukan
pengawasan, evaluasi dan pengembangan bila perlu Dik, hal ini supaya
tetap terjaga dan terawat,dalam artian bersih sehingga penumpang betah
menunggu di shelter yang nyaman ini Dik, klao untuk kebersiahn ya
tanggunjawab bersama semuanya” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Dalam hal menjaga kepentingan dan kebutuhan shelter ini adalah upaya
dan tangungjawab bersama agar shelter tetap dalam kondisi yang baik dan layak
pakai, bukan hanya tanggungjawab pemerintah selaku menyediakan angkutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Masaa berupa Bus Rapid Transit akan tetapi Masyarakat dan aparat Dinas
Perhubungan.
Sedangkan bapak Sumitro selaku Konsurium PT.Trans Mengatakan bahwa :
“kita selaku operator (Konsurium pengusaha) juga wajib ikut menjaga
dalam artian ikut memeliharaha mbak, kan kita dibayar sama BLU, lha uang
itu digunakan untuk memelihara dan merawat Bus misalnya dalam Cuci Bus
di bengkel, terus servis, gaji sopir,” (wawancara tgl 6 Juli 2012)
Setiaji Mahasiawa Undip berpendapat tentang shelter Bus Rapid Transit,
mengatajkan bahwa :
“menurut saya shelternya sangat bagus, dengan shelter seperti ini dapat
menunjang dan mensupport transportasi BRT, klao masalah kebersihan dan
kedisplinan petugas menurut saya belum ya mbak, buktinya tuh masih kotor
lantainya, terus tirainya dicoret2 anak sekolah yang lulus pake pilok, dan
juga nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 21 Juli 2012).
Ditambahkan oleh Cintya pelajar SMA 5 Semarang mengatakan bahwa :
“ di shelter tempat saya turun tidak ada petugas yang jaga mbak, lagipula
koridor I ini kan banyak para penumpang yang turun di tujuan Balai Kota,
padahal dishelter juga ada imbauan bagi kaum pengguna kursi roda atau
kruk trus kalo misal ada yang cacat juga nggak ada yang bantuin kecuali
petugas pembuka pintu BRT, padahal tugas pembuka pintu itu kan cuma
menengadahkan tangga saja setelah itu Bus jalan” (wawancara tgl 22 Juli
2012)
Hal ini juga dipekuat ole Bapak Sumitro slau Konsurium Pengusaha BRT
yang mengatakan bahwa :
“pemerintah belum menjalankan sesuai SPM, harapan saya sesuai standar
kenyataannya masih belum. Tidak sesuai dapt dilihat pada petugasnya tdk
ada yang jaga ditmpat shleter. Trus shelter diusahakan tujuannya apa, saya
disini sebagai pengusaha sebagai feeder setelah berjalan dijalan utama ya
harapannya shelternya ada 1 tempat parkir sendiri biar para pengendara
tidak seenaknya parkir disamping shelter, sehingga sering ribut antara
tukang parkir dan petugas BRT (sopir),” (wawancara tgl 5 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas penulis menyimpulkan setiap shelter tidak
ada petugas yang menjaga di shelter, sehingga kurang adanya kedisiplinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
petugas, dan kondisi tirai shelter yang kotor sebab dicoret-coret anak sekloah,
kekurangan dana diambilkan dari APBD Kota Semarang.
Rekaman Contoh Pelayanan BRT Trans Semarang : Gambar : Shelter
Pandanaran
Gambar : Shelter Simpanglima dan Antrian Penumpang saat menunggu
2. Promosi
Peran kedua yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan adalah melakuakn
kegiatan promosi dengan mengerakkan badan UPTD dan beberapa aparat dari
Dinas Perhubungan tersebut yang terkait paham akan keberadaan Bus Trans
Semarang, promosi ini dilakukan agar Bus bertujuan bahwa bus ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
berkembang dan berdayaguna dikalangan masyarakat Kota Semarang,promosi
yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi, kegiatan sosialisasi ini
selain bertujuan diatas juga bertujuan untuk memperkenalkan BRT tentang
kelebihan yang dimiliki agar bisa menambah penumpang. Terhitung saat Bus ini
diluncurkan di Semarang tahun 2009 Angkutan 99issal Bus Rapid Transit (BRT)
di kota Semarang, diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan
peringatan HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Pada hari pertama
pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu, penumpang
tidak dipungut biaya kegitan ini merupakan salah satu bentuk promosi,.
Selanjutnya kegiatan tersebut berupa penyuluhan dan pembinaan bagi para sopir
dan pengusaha angkot,penyuluhan yang dilakukan ialah tentang tata cara
penggunaan Bus Rapid Transit kepada Masyarakat. Respon yang di dapat dari
masyarakat sanagtlah positif, seperti pendapat Setiaji Mahasiawa Undip
mengatakan
“menurut saya keberadaan Bus Trans Semarang sangat bagus ya
mbak, ehm bisa menunjang sarana transportasi yang baru, kan bisa
dibilang ngikut trend kota gedhe Jakarta gitu. Dibilang enak naiknya ya
enak apalagi ada Acnya nggak seperti angkutan lain yang kotor, bau, suka
ngetem disembarang tempat, panas, anginnya brobos dari jendela, saya
suka dan nyaman saja” (wawancara tgl 21 Juli 2012)
Selain penyuluhan kepada masyarakat aparat juga melkaukan penyluhan
kepada para pengusaha agar mau diajak kerjasama dalam bentuk kontrak jasa dan
lelang pemenang nantinya akan ditunjuk sebagai operator Bus tersebut, kegiatan
ini agar bertujuan supaya para pengusaha mau mengganti Bus lama dengan bus
yang baru berupa Bus Rapid Transit dan pemerintah tidak mematikan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
usaha mereka yang sudah berjalan ditrayek tersebut hanya saja, angkutan itu
berubah menjadi a ngkutan massa, mereka tetap pada tayek yang lama sehingga
tidak ada trayek yang berhimpit, tapi kesulitan ini dihadapi oleh para aparat dinas,
para pengusaha yang diajak datang belum juga mengerti alhasil Dinas serta UPTD
bekerjasama dalam hal penyuluhan ke kecematan dan ke sekolah-sekolah yang
nantinya dilewati oleh jalur Bus Rapid Transit tersebut . hal ini diungkapkan oleh
Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“sosialisasi ini dilakukan untuk dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat khususnya tntang BRT, kita sosialisasi tahun 2008 mbk, dan
kita melkaukan dalam bentuk pengarahan kepada masayarakat, upaya ini
tidak membutuhkan dana yang besar karena kita hanya melakukan
penagarahan misalnya turun dari halte ke halte tidak boleh disembarang
tempat, tarif yang disediakan jauh dekat murah dan terjangkau, waktu untuk
time scedulnya tepat, tempat duduknya juga bisa untuk orang difabel dan
ruang Bus yang berAC.” (wawancara tgl 11 Juli 2012)
Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena
dlam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan Badan Layanan
Umum para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik, baik itu
lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan sosialisasi ini merupakan
hal yang paling mudah untuk dilaksanakan tanpa membutuhakan dana yang besar.
Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola
UPTD-BLU Mangkang,
“kita melakukan sosialisasi memang perlu dan bentuknya seminar,presentasi
pengarahan serta simulasi ke SMP,SMA, terus kekecamatan Pedurungan.
Karena umumnya rencana kita mereka anak sekolah juga akan ikut andil
sebagai penumpang disamping itu jalur yang akan dilewati BRT adalah
SMA dan SMP tersebut ” (wawancara tgl 12 Juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Bentuk promosi ini dilukukan di sekolah, diharapkan dengan adanya
penyuluhan sosiaslisasi ini di sekolah para pelajar dapat beralih dan menikmati
pelayanan dari Bus Rapid Transit yang target salah satunya adalah pelajar,
sehingga Bus Rapid Transit dapat memberikan munfuutnya sebagai moda
transportasi yang baik dalam hal peremajaan angkutan baru yang dalam UU No.
22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2.
Hal ini juga diperkuat oleh Bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie Angkutan
Darat, :
“sosialisasinya yang perlu dilakukan pertama kita datang ketempat
kecamatan kita undang masayarakatnya,kita lakukan pengarahan mengenai
keberdaan BRT,kelebihannya, Tarifnya, peraturan turunnya. Kita datang
ke sekolah targetnya juga bukan umum tapi juga pelajar, sekolah yang kita
tuju SMA 3, SMA 5,SMP 2.Jadi sesuai perencanaan awal kita adakan
study, yaitu menghitung jumlah bisnya dulu yang jalan di trayek ada
berapa jumlahnya baru kita hitung tujuannya untuk mengurangi pengusaha
yang jalan di trayek tersebut, setelah itu kita rangkul para pengusaha untuk
mengganti dengan BRT. Harapanya tidak ada gejolak sosial lagi, Kira-kira
bgitu mbak Rin” (wawancara tgl 13 Juli 2012)
Keberadaan Bus Rapid Transit ini memunculkan gejolak sosial bagi para
sopir angkot, karena mereka berpikir dengan adanya Bus Rapid Transit ini
pendapatan akan berkurang, dengan penumpang beralih ke Bus Rapid Transit,
akan tetapi upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan ini dalam bentuk
soisalisasi baik melalui sekolah juga para pengusaha bus bertujuan baik.
Sedangkan untuk jalan atau akan pindah trayek bagi angkutan kecil dapat
dipersilahkan Dinas Perhubungan melakukan option kepada pengusaha dan sopir
angkot berupa fedeer atau pindah jalur trayek
Seperti yang diungkapkan oleh oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE,
ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
mengatakan bahwa :
“selain kesekolah dan kecamatan sosialisasi lain dengan para pengusaha
yaitu kita undang mereka dengan cara mengarahkan untuk angkutan lama
yang telah beroperasi akan kami pindahkan ke jalur yang belum ada mbak.
Supaya tidak berhimpitan dengan BRT, sehingga angkutan lama tidak perlu
dimusnahkan misalnya seperti angkot. Dan kita tidak mematikan usaha
mereka, lalu kita beri beberapa alternatif, alternatif tersebut untuk trayek
yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah ke jalur fedeer
(samping) kami persilahkan jadi kita punya alternatif untuk mereka yaitu
kita punya trayek-trayek yang untuk anggkutan kecil”(wawancara tgl 19 Juli
2012)
Beliau menambahkan :
“ kami juga melakukan kerjasama dengan media cetak dalam hal reklame
(iklan) Mbak Rina, hal yang paling efektif adalah surat kabr seperti Suara
Merdeka sampai sekarang, kalo masyarakat partisipasinya dimohon
dukungannya caranya seperti tadi yang sudah saya jelaskan bahwa kita
melakukan pendekatan dalam bentuk Sosialisasi,” ”(wawancara tgl 20 Juli
2012
Pelaksanaan promosi (sosialisasi) ini sangat efektif dilakukan guna
menunjang kelangsungan hidup Bus Rapid Transit kedepannya, agar Bus Rapid
Transit dapat terus berdayaguna dan berkembang dilingkungan masyarakat Kota
Semarang. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas, UPTD dan Badan Layanan Umum
dalam waktu yang berbeda, selain jalur yang akan dilewati Bus Rapid Transit juga
akan menjadi tempat pomosi yaitu SMA dan SMP yang akan dilewati oleh Bus
Rapid Transit tersebut. UPTD bersama Dinas Perhubungan melakukan sosialisasi
dan pangarahan dengan cara menyampaikan materi tentang Bus Rapid Transit ke
siswa melalui seminar dan presentasi ke sekolah tersebut disamping itu di
kecamatan materi disampaikan dengan cara seminar, sedangkan simulasi pertama
dilakukan tahun 2009 dengan cara Bus terbut muncul pertama kali dan
penumpang tidak dipungut biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.9
Daftar Tabel Terget Sosialisasi
NO Nama Tempat
Instansi
Hari/Tanggal Alamat
Bentuk
Sosialisasi
1
SMA Negeri 6
Semarang 10 Desember
2008/Rabu
Jl. Ronggolawe No
4 Kecamatan
Semarang Barat
Semarang Nomor
telepon 024
7605578 NPSN:
20328892
Presentasi,
Seminar,
pengarahan dan
penyuluhan
2 SMA Negeri 3
Semarang
11 Desember
2008/Kamis
Jl. Pemuda no.149
Kecamatan
Semarang tengah
Semarang Nomor
Telepon: 024
3544287 NPSN:
20328895
Presentasi,
Seminar
3 SMA Negeri 5
Semarang
10 Desember
2008/Rabu
Jl. Pemuda 143
Kecamatan
Semarang Tengah
Semarang Nomor
Telepon: 024
3543998 NPSN:
20328893
Presentasi,
Seminar
4 SMA Negeri 2
Semarang
15 Desember
2008Senin
Alamat: Jl.
Sendangguwo Baru
N0 1 Kecamatan
Pedurungan
Semarang Nomor
Telepon: 024
6715994 NPSN:
20328896
Presentasi,
Seminar
5 SMP Negeri 2
Semarang
11Desember
2008/Kamis
Alamat : Jl.
Brigjend. Katamso
No.14, Semarang
Telepon : (024)
841.4168
Fax : (024) 841.1211
Presentasi,
Seminar
6 Kecamatan
Pedurungan
16 Desember
2010/Kamis
Kantor Camat
Kecamatan
Pedurungan
Semarang. Alamat:
Jalan Brigjen
Sudiarto Majapahit
No 357 Kode Pos
50191 Semarang.
Nomor telepon: 024
6715382
Presentasi,
Seminar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
7
Balai Kota
2 Mei 2009/
Sabtu Jalan Pemuda No
148 Semarang
Simulasi dengan
penumpang tidak
dipungut biaya
18 September
2009
Mulai di
operasionlisasikan
Sumber : UPTD Dishubkominfo Kota Semarang
Berdasarkan pada tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang
dilkaukkan oleh Dinas Perhubungan sudah cukup efektif terbukti dengan promosi
ini agar bertujuan untuk mengenalkan kepada para siswa Kota Semarang yang
bersekolah di Semarang, dan kegiatan pengarahan ini juga dilakukan di kecamatan
pedurungan dimana di kematan itu nanti nya letakanya strategis untuk dilewati
oleh jalur BRT (Bus Trans Semarang ) dan tidak semua kecamatan dan sekolah di
Semarang yang dilkukan pengarahan dan penyuluhan oleh Dinas, UPTD
mengenai Bus Rapid Transit karena hanya sebagian sekloah dan kecamatan yang
dinilai tempatnya startegis dan mendukung untuk dilewati oleh Bus Trans
Semarang.
Promosi ini dilakukan diharapakan agar kedepannya BRT ini bisa terus
mengalami kenaikan penumpang baik umum maupun pelajr agar dapat
berkembang dan berdayaguna, kegiatan ini sanagt efektif dan merupakan tonggak
untuk menyediakan kebutuhan penumpang. Hasilnya penumpang mengalami
kenaikan pada tahun 2010-2011 seperti yang diungkapkan oleh Dita SPG DP
Mall Semarang :
“saya suka naik ini karena nyaman,aman,biayanya nggak mahal 3500,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
bisa kemana2 jauh dekat, busnya bersih, wangi, sudah 5 kali saya naik
Dik, ada musiknya juga beda sama yang lain ada pengamennya Dik”(
wawancara tgl 28 Juni 2012, pukul 0915)
Ditambahkan oleh Risam mahaiswa Udinus mengatakan :
“wah antunsias ya akhirnya bisa punya BRT ini, jadi saya hemat waktu
perjalanan ke Mangkang,kalo bis yang lain ngetem kelamaan Dik, Jalnnya
Bus juga enak mulus nggak buru-buru kayak ngejar penumpang gitu,
bunyi mesinnya alus, dan bus nya pun juga bersih turunnya juga pelan-
pelan ngaak buru-buru nurunin penumpang,” (Wawancara 23 Juli 20112)
Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan yang
dienrikan sudah cukup baik, ini dilihat dari respon masyarakat dan khususnya
pengguna Bus Rapid Transit telah memberikan tanggapan dan respon yang sangat
baik mengenai Bus Rapid Transit, jadi menurut saya kegiatan ini telah mengalami
keberhasilan dlam meningkatkan penumpang, dan diharapkan keggiatan iini terus
dilaksanakan meskipun tealh menuai hasil berupa peningkatan penumpang.
3. Pengawasan
Peran ketiga yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD tersebut adalah
pengawasan, pengawasan dilakukan agar program dan kegiatan yang dijalankan
dapat sesuai dengan target yang diharapkan, dalam hal ini para petugas
dikumpulkan sesuai bidangnya yang memahami bidang tersebut. Pengawasan
yang dilakukan oleh para aprat Badan Layanan Umum khususnya yang nantinya
dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke Dinas pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau
penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan
dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien, perlu adanya petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
buka tutup shelter semua yang dilakukan jika sesuai target yang diharapkan ialah
karena bentuk pengawasan yang baik dari para aparat, hasilnya penumpang
nyaman, dan diharapkan terjadi kanaikan penumpang. pengawasan yang
dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan para pegawainya ke lapangan untuk
mengawasi kinerja abggota para kru pramugara BRT. Hali ini diungkapkan oleh
Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang, :
“BRT bisa dibilang nyaman, tidak diperbolehkan ngetem di sembarang
temapat, serta pertauran lain tidak ada 30 detik petugas sopir sudah boleh
jalan lagi, nah ini semua bisa jalan karena ada pengawasan mbak,
pengawasan yang kita lakukan ialah dari pegawai yang menjaga di shelter
yaitu pegawai buka tutup, yang mana dia membagi awak shif pagi dan sore
serta menyiapkan bus untuk jalan,” (wawancara tgl 25 Juni 2012)
Adanya koordinasi yang baik yang terjalin dan kerjasama akan membuahkan
hasil yang baik juga pengawasan yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD ini
dapat tergolong cukup baik, Salah satu petugas buka tutup shelter Yudha petugas
timer/ buku tutup shelter BRT Trans Semarang (12 Juli 2012, pukul 09.00 )
mengungkapkan
“kami melakukan ini karena memang sudah tanggungjawab kami dan itu
juga ternasuk Job Describe saya Mbak, soalnya kalo ada salah satu awak
yang membangkang juga akan kami laporkan ke atasan, selanjutnya dari
atasan bagaiamana, gitu”
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro selaku
Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang :
“ kita dalam hal ini ada kerjasama dengan PT,Trans ya, klo sopir PT yang
punya, pramugara, dan petugas tehnik PT yang punya, klo kita kan petugas
dari BLU petugas tutup shelter, mereka yang akan membawa bus (sopir)
tapi tidak menatati aturan maka pertama kita kasih teguran,” (wawancara
tgl 16 Juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Bapak Sumitro selaku Konsurium Pengusaha BRT menagatakan bahwa :
“iya saya punya sopir kerjasamanya BLU nya mbayar sopir sya untuk
pengawasan ada jadwal bagi supir-supir ya mbak, jadi klo 2 kali dah
berangkat narik ya besuk dapat reward berupa libur sehari, besuknya 2
kali lagi narik gitu mabk” (wawancara tgl 5 Juli 2012)
Tabel 5.0 Pengawasan Sistem Kerja Sementara Driver Pool Mangkang
Bulan: Juli 2012
No Nama/Nip Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Budiono/1.039
2 Faruq/1.011
3 Pujo/1.001
4 Sujadan/
1.009
Sebagai
cadangan
Sumber : PT Trans Semarang
Dipertegas oleh Bpak Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku
Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“memang yang punya sopir PT maka itu kita juga kerjasama dengan PT
dalam hal awak untuk menjalankan kru, BRT bisa jalan karena ada
pengawasan, untuk sopir yang membawa armada Bus sebelumnya mendapat
binaan dari kita bahwa dalam menjalankan bus tidak boleh ngebut, kedua
adanya surat teguran bila terlalu lama tidak masuk kerja, hal ini salah satu
bentuk pengawasan agar mereka patuh sudah tanggungjawab mereka dalam
hal melayani penumpang. ada jadwal yang mengatur reward dan punisment”
(wawancara tgl tgl 19 Juli 2012)
Pengawasan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kualitas
pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya agar tercipta suatu yang diharapkan
sejauhmana mereka melakukan pelaksaanaan dalam hal kinerja yang dilakukan.
Penagwasan ini dilakukan agar mendapatka masksud serta tujjuan, maksud dan
tujuan itu ditujukan untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan sudah lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
atau tidak,tidak mengulang kesalahan yang sama hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Istijab, SE,MM Selaku Kasie Angkutan Darat, :
“adanya pengawasan adalah untuk mendapatkan maksud dan tujuan
misalnya kita dapat mengetahui pekerjaan yang dilakukan awak kru lancar
atau tidak dengan menerjunkan petugas Buka tutup shelter, lalu tidak
mengulangi kesalahan yang sama, misal awak kru tidak berangkat harus ijin
dulu biar bisa ganti shif untuk itu komunikasi juga diperlukan, pengawasan
itu diperlukan untuk bisa mengetahui jalannya pelaksanaan program
misalnya tujuan awal kita pelayanan moda transportasi yang nyaman ya
awak pegawai harus melayani dengan baik, ,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pengawasan
memenag diperlukan untuk menjalankan sistem yang telah terencana agar bisa
sesuai target yang diharapkan, maka itu dibituhkan kerjasama dengan lintas
bidang sektoral dengan PT. Trans dan awak kru, kerjasama yang bagus akan
mengahasilakn komunikasi dan koordinasi yang bagus juag, dan hasilnya sesuai
yang diharapkan pula hasil akhirnya adalah target yang diinginkan ialah pada
peningkatan penumpang yang diiharapakan oleh Dinas, UPTD dan Badan
Layanan Umum. Jika masih ada beberapa kekurangan akan dibutuhkan atau
diambilkan pada point 6 yaitu evaluasi untuk melakukan kroscek apakah ada
kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengawasan, dilakukan
pengawasan kembali agar tidak terulang kesalahan yang sama dan mempu
mencegah tidak mncul kesalahan berikutnya.
4. Regulasi
Menurut Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU
Mangkang beliau mengatakan bahwa :
“regulasi ini diperlukan untuk mengatur, yaitu dengan ketentuan tersebut
kita juga punya tangungjawab dan tugasnya masing-masing mbak,disini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
yang mengatur adalah SK atau Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor
551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Terminal Mnagkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit
(BRT) di Kota Semarang dan UU No22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan” (wawancara tgl 2 Juli 2012)
Ketentuan-ketentuan yang mengatur tersebut harus dipatuhi oleh pengelola
maupun operator sehingga ada yang menjadi wujud dasarnya dalam pelaksanaan
untuk pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib
menyediakan angkutan massal untuk negaranya salah satu Undang-Undang yang
mengatur tersebut disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009, manifestasinya harus menyediakan angkutan jalan termasuk
angkutan masaal yang mempunyai dasar hukum di Indonesia yaitu pada pasal 158
ayat 1 disebutkan bahwa “Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal
berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendraan
bermotor umum di kawasan perkotaan, sedangkan pada ayat 2 pada pasal 158
Angkutan massal sebagiamana dimaksud pada ayat 1 haurs didukung dengan:
a) Mobil bus yang berkapasitas angkuatn massal
b) Lajur khusus
c) Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek
angkutan massal dan
d) Angkutan penumpang
Sedangkan Peraturan Walikota Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor
551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Terminal Mangkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
di Kota Semarang diadakan dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi
kota yang murah,cepat, aman dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu-lintas
dalam kota, maka diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis jalan efektif
dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit, dengan terbitnya peraturan tersebut
maka dapat diharapkan supaya Bus Rapid Transit dapat berkembang , sedangkan
regulator selnjutnya adalah pembentukan BLU disasarkan hukum pada Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
Mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan dalam pasal 2 dari
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 disebutkan bahwa BLU bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Sumitro selaku Konsurium dari
PT.Trans mengatakan :
“BLU itu sendiri sebagai regulator kita mbak, jadi kita mematuhi peraturan
tersebut kita selaku pemenang dari lelang dan diberi tangungjawab sebagai
operator ikut merawat dann memelihara Bus itu, PT Trans ini selaku
pengusaha yang dirugikan, maka salah satunya harus terjalin kerjasama,
salah satunya pembentukan BLU sebagai pengelolaan keuangan untuk kita”
(wawancara tgl 23 Juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Diperkuat oleh Bapak Ikhwan Susanto, A.Md selaku Kepala Divisi
Pengendalian BLU, yang mengatakan bahwa :
“Bus kita sewakan ke PT Trans karena PT Trans yang menang
tender,karena mengalami kerugian tidak bisa meningkatkan penumpang dan
terjadi gejolak sosial dengan angkot kecil maka harus dipihak ketigakan
akhirnya ditarik lagi sama pemerintah dan kita bekerjasama sebagai
pengelola keuangan bagi PT.Trans. Klo UPTD ini juga ikut membantu BLU
mbk jadi ada kerjasama dengan pemerintah (Dinhub) Perwal Semarang
Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan Walikota
Semarang Nomor 66 Tahun 2008” (wawancara tgl 6 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diats dapat disimpulkan bahwa setelah PT Trans
manegalami kerugian dalam hal pendapatan yang berujung pada rendahnya
jumlah penumpang karena harus menjadi gejolak sosial dengan para angkot kecil
akhirnya bus itu kembali ditarik oleh pemerintah untuk dikelola dan dalam hal ini
pemerintah juga bekerjasama dengan BLU sebagai pihak ketiga dalam hal
peneglolaan keuangan bagi PT.Trans. Ini mempunyai payung hukum sebagai
dasar dari pelaksanaan untuk dijalankan Bus Rapid Transit, selain Badan Layanan
Umum yang ikut mempunyai andil dalam hal keuangan, UPTD juga mempunyai
andil dalam hal pengelolaan yang baik supaya Bus Rapid Transit dapat lebih,
efisen dan berkembang diperlukan pengelolaan yang baik yang dilakukan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang, maka itu pemerintah
Kota Semarang menerbitkan Keputusan Walikota tentang Penetapan Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai
pengelola Bus Rapid Transport (BRT) di Kota Semarang, dan dalam Peraturan
Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Unit
Pelaksana Teknis Dinas Terminal Semarang sebagaimna telah diubah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Peraturan Walikota Semarang Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Perubahan Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang. Yang mana
dalam pasal 4 disebutkan bahwa UPTD Terminal mempunyai tugas melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika di bidang pengelolaan terminal dan Bus Rapid Transit.
5. Evaluasi dan Pengembangan
Evaluasi disini dilakukan untuk mengetahui kekuarangan apa saja yang
terjadi selama dari menyediakan sarana dan prasarana, promosi, pengawasan dan
meregulasi keputusan keputusan yang dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang
mendukung antar lintas bidang sektoral. Jika terjadi kekurangan yang tidak
diinginkan atau tidak sesuai target maka dibutuhkan evaluasi dan pengembangan.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Bapak Bapak Joko Umboro,SE selaku
Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa :
“dibutuhkan evaluasi dan pengembangan untuk mengukur kekurangan yang
ada, ini dilakukan dengan lintas bidang sektoral, kekurangan bisa dilihat
apakah ada kebocoran keuangan, sistem yang kurang sempurana misalnya
promosinya masih kurang nah bagaimana koordinasi kita dengan teman-
teman apanya yang perlu ditambal lagi biar tidak kurang dapat melalui
penyebaran media cetak” (wawancara tgl 11 Juli 2012)
Evaluasi ini diperlukan untuk menciptakan dan melihat keberhasilan-
keberhasilan kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan dari evaluasi dapat diketahui
informasi mengenai sejauhmana kegiatan itu telah dicapai sehingga mempunyai
alternatif lain untuk kemudian dikembangkan. Hal ini sesuai yang diungkapkan
oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
mengatakan bahwa :
“iya kita butuh evaluasi dan pengembangan dalam rangka melihat
kekurangan yang ada sehingga kita bisa menegetahui keberhasilan dari
kegiatan yang kita lakukan, sebagai informasi juga bahwa sejauhmana
kegitan ini sdh tercapai sehingga bisa diketahui selisih antara standar yang
ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai mbak, tidak hanya itu kami juga
mempunyai alternatif lain sebagi cadangan biar bisa berkembang, kita
kerjasama dengan lintas bidang kekurangannnya apa lalu kita perbaiki
dengan alternatif cadangan tadi,” (wawancara tgl 18 Juli 2012)
Alasan pemerintah menerapkan sistem transportasi massa Bus Rapid
Transit di Kota Semarang dikarenakan mampu memberikan solusi terbaik bagi
transportasi perkotaan, mengurangi dan mengatasi kepadatan lalu lintas. Berkaitan
dengan hak tersebut pemerintah menganggap bahwa Bus Rapid Transit mampu
memberikan pelayanan yang terbaik bagi kota Semarang yaitu dengan sistem
transportasi massa mampu memberikan solusi berupa sistem transporatsi Bus
Rapid Transit ini dapat memberikan pelayanan yang cept,aman,nyaman, dan
murah. Karena pelyanan angkutan umum lain terutama Bus dinilai buruk dan
tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga
mengakibatkan masyarakat kuarang percaya dan enggan menggunakan angkutan
umum. Selain ini pemerintah wajib myediakan angkutan massa untuk perwujudan
berupa peremajaan angkutan baru, ini tugas pemerintah sebagai perannya dalam
mendayagunakan dan mengembangkna angkutan massa tersebut. Hal tersebut
sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku
Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“Pemerintah menurunkan mandat ini dalam bentuk BRT karena ingin
meningkatkan pelayanan yang selama ini dinilai jelek oleh masyarakat. Jadi
harapannya dengan adanya BRT ini bisa sesuai dengan SPM mbak, saya
rasa dengan adanya BRT adalah solusi terbaik untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
pelayanan, angkutan umum juga semakin banyak nah kita perlu juga
melakukan evalusi dalam hal penataan trayek klo soal kepadatan memang
sudah padat apalagi jalan kita kan nggak bertambah luas, populasi pengguna
jalan juga semakin banyak,” (wawancara tgl 19 Juli 2012)
Angkutan umum yang semakin banyak seperti angkot yang berhimpitan
dengan bus kejar-kejaran untuk mendapatkan penumpang, bus yang kurang tertata
rapi, sedangkan jalan yang tersedia bukan bertambah lebar akan tetapi semakin
sempit dengan adanya pertambahan jumlah pengguna seperti sepeda motor,
kendaraan pribadi, bus, angkot, dll. Oleh karena itu diperlukan penataan trayek
agar tidak berhimpitan dengan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Bapak TriwibowoSelaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang
Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“kita juga punya semacam job describe untuk mengalihkan jika terlalu
padat, dengan cara mengalihkan penumpang ke angkutan massa yang
nyaman, seperti BRT ,jalan kita kan sudah sempit diperparah dengan angkot
yang ngetem penataan trayek kurang, hal tersebut dikarenakan angkutan
umum yang beroperasi ngetem untuk nunggu penumpang, lalu apa yang
terjadi berhimpitan dengan sesama bus. Ini dibutuhkan evaluasi dan
pengembangan dalam hal penaataan trayek,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Untuk meningkatkan pelayanan transporatsi yang baik dibutuhkan peran
pemerintah dalam penataan trayek suapay Bus Rapid Transit lebih bisa
berkembang dan berdayaguna maka itu dilakukan koordinasi dan acara seperti
workshop. Acara workshop ini diadakan pada tanggal 10 Juli 2012. Kegiatan ini
membahas tentang Laporan kemjauan sistem transit di Kota-kota yang
memperoleh BRT ternasuk Kota Semarang, kegiatan ini bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
mengadakan evaluasi dan hasil dari pengembangan tentang Bus Rapid Transit
dalam rangka menyaipkan sarana dan prasarana yang belum terpenuhi di koridor
berikutnya. Adanya koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi
Kota Semarang akan terus dilakukan untuk membicarakan trayek yang belum
ditata dan Bus Rapid Transit ini harus tetap berjalan. Rencana ini BRT dalam
pengembangannnya berupanya samappai pada 6 koridor. Hal ini dilakukan karena
masyarakat Semarang diharapkan bisa menerima sistem Bus Rapid Transit
Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang
Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“sesuai perencanaan awal ada 6 koridor tapi kami perlu upaya tahap-
pertahap, kita juga sedang mengadakan evaluasi berikutnya untuk
mempersiapkan koridor 2 untuk mbangun halte dibutuhkan dana yang besar,
pemenang tender tersebut akan ditunjuk sebagi operator butuh persiapan ya
mbak. Permaslahan ada pada gejolak sosial dari angkot kecil” (wawancara
tgl 17 Juli 2012)
Dalam menerapkan sistem BRT ini membutuhkan proses agar harapannya
sesuai yang diharapkan, misalnya saja untuk membangun halte dibutuhkan dana
setalah selesai koridor 1 bisa berjalan optimal kemudian dilakukan evaluasi untuk
mngetahui apa kekurangannya. Baru kemudian dapat dilanjutkan untuk membuka
koridor 2. Untuk menyiapkan penerapan sistem transpoartasi BRT sampai pada
Koridor 6 diperlukan suatu kerjasama dan dukungan para pengusaha bus yang
mau diajak kerjasama juga, kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk
mengumpulkan seluruh armada Bus untuk mau menggatikan busnya dengan Bus
BRT, untuk koridor 2 ini bus BRT berukuran Sedang (medium). Dengan
demikian Semarang memiliki transportasi yang berstandar SPM (standart
pelayanan minimum).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Sedangkan untuk evaluasi koridor II ini Pemerintah Dinas Perhubungan
dengan UPTD bekerjasama dengan para pengusaha Bus, kejasama tersebut
disebut konsorsium. Pemenang nantinya akan memenagkan tender untuk
kemudian sebagai operator Bus Rapid Transit tersebut, jadi Dinas dan UPTD
hanya merangkap sebagai regulator saja bukan operator. Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola UPTD-
BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa :
“koridor II ini sama dengan koridor I, kita jalankan dengan lelang jadi
pengusaha dikumpulkan kita adakan lelang, lha yang menang nanti menjadi
operator dari BRT tersebut, jadi kita hanya sebagai regulator saja mbak,
kerjasama ini dialksanakan untuk kegiatan transportasi bersama-sama
dengan BRT ini yang berstandarkan pada SPM (Standart Pelayanan
Minimal), (wawancara tgl 2 Juli 2012)
Hal ini sesuai yang diutarakan Bapak Sumitro selaku Pengusaha Bus PT
Trans yang mengatakan :
“iya mbak kita kerjasama dengan Dinas dan UPTD, dengan pengusaha-
pengusaha Bus seperti saya ini. Kerjasama ini terbuka artinya siapa saja bisa
ikut tapi harus memnuhi syarat, syaratnya bila diajak kerjasama bentukknya
harus PT., kedua tidak punya kasus dengan bank, berdasrka syarat diatas
dapat ikut lelang, untuk koridor 2 ada bebrapa PT yang sudah memnuhi
syarat mabk, harus berbentuk PT dan diitung dari pringkat terendah.”
(wawancara tgl 13 Juli 2012)
Berikut adalah daftar pengusaha yang mendaftarkan untuk dillelang
berdasarkan Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran :
Tabel 5.1
Daftar Nama Pengusaha/ Merk Bus untuk Koridor 1 Dalam Rangka
Pengadaan Barang dan Jasa Pekerjaan Jasa Pengoprasian BRT 2011
No Nama Alamat Status Nilai Penawaran dan
Peringkat Terendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Perusahaan
1 PT TRANS
SEMARANG
JL. Telaga Bodas No.1
Semarang
Calon
Pemenang
RP 5.728.800.000,-
(Peringkat I)
2 CV. MENTARI
MITRA
NUSANTARA
JL.Veteran No.39
Semarang
Pemenang
Cadangan 1
RP 5.775.000.000,-
(Peringkat II)
3 CV. SATRIA JAYA
MANDIRI
JL. Semeru Raya No. 11
A Semarang
Pemenang
Cadangan 2
RP 5.784.240.000,-
(Peringkat III)
4 PT.WIRA BINA
PRASAMNYA
JL.Sanggung Raya No.12
Semarang
Pemenang
Cadangan 3
RP 5.798.100.000,-
(Peringkat IV)
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang dan UPTD BLU Mangkang, 2011
Hasil dari kerjasama tersebut adalah akan ditinjau dari teripilihnya 1
pengusaha Bus yang menjdi pemenang lelang dari beberapa pengusaha yang
dikumpulkan, kemuidan pemenang dari lelang tersebutlah yang berhak dan akan
mengoperasionalkan Bus Rapid Transit pada koridor 2 yang kegiatan ini telah
berhasil dioperasionalkan pada koridor 1 dan akan terulang kemabali pada
koridor II ini, sehingga koridor 2 ini yang menjadi pihak operasionalkan adalah
pemenang dari tender tersebut, untuk pemenang dari koridor 2 ini belum diketahui
siapa yang akan mengoperasionalkan koridor 2 ini, tujuan diadakan lelang ini
adalah supaya pemerintah tidak merangkap sebagai regulator dan operator, hal ini
dilakukan ialah supaya menghindari sistem monopoli di Bidang transportasi.
Mengingat pemerintah mempunyai beban tanggungjawab dalam
meneyelenggarakan dan meyediakan sistem transportasi dengan pelayanan yang
lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh Bapak Joko Umboro Jati,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
SE selaku Manager Pengelola BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang yang mnaa
beliau mengatakan :
“Kami baik dari Dinas Perhubungan, UPTD, akan sebaik mungkin
menawarkan kepada beberapa pengusaha Bus yang mana meraka tentunya
mau dikumpulkan dulu, dengan sosialisasi, dari beberapa yang mau tersebut
akan diadakan dengan ketentuan lelang sesuai syarat, kemudian kami akan
memilih 1 pengusaha saja yang menang tender, 1 pengusaha yang menang
tender tersebut akan dijadikan fungsi operasional atau pihak operasional
BRT,” (Wawancara tgl 2 Juli )
Ditambahkan lagi oleh Bapak Moh Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang
mengatakan :
“dari evaluasi yang kita lakukan dengan cara melihat adanya kekurangan
yang ada jadi kerjasama ini dilakukan untuk melengkapi kekeurangan yang
ada mbak, pada pelaksanaan nanti akan dilakukan hal yang sama seperti
pada koridor 1 dulu mbak, jadi siapa yang menang maka berhak sebagai
operator, hal ini dilakukan supaya tidak ada monopoli dalam rangka
menjalankan kegiatan transportasi umum, saya dan pemerintah hanyalah
sebagai regulator.” (wawancara tgl 10 Juli 2012)
Target koridor II ini jalan pada tahun 2012 ini jika tidak ada halangan 1
oktober 2012, untuk mempercepat realisasi tersebut maka dilakukan evaluasi
upaya tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kerjasama dengan pengusaha bus
untuk menjalankan koridor II ini, mengevaluasi koridor 1 juga yang telah berjalan
dengan cara menerjunkan para awak ke lapangan untuk melihat kekurangan yang
ada di shelter, diharapkan sistem kerja antara pengusaha angkutan bus kota ini
dapat diperlakukan untuk membuka koridor selanjutnya dengan mengacu pada
koridor terdahulu yaitu koridor 1. Hal tersebut dilakukan karena mengingat tujuan
pemerintah memberian dan meningkatkan pelayanan baru dengan sistem Bus
Rapid Transit dengan cara mengubah standart pelayanan bidang transportasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
menjadi standart pelayanan minimal. Pelaksanaanya armada bus yang
dikumpulkan akan dikolaborasikan dengan mendesian armada Bus yang sama,
peruntukan untuk koridor II ukuran bus medium berbeda dengan koridor I yang
ukurannya besar seperti Busway di Jakarta. Diharapakan manageman transportasi
dapat berjalan teratur.
Dengan demikian jika upaya pemerintah ini berhasil maka sistem pelayanan
yang diberikan telah berhasil juga dengan menerapkan sistem Bus Rapid Transit
ini pelayanan akan berubah menjadi cepat, nyaman, aman, murah, dan efisien
kepada masyarakat khususnya penumpang. hal ini ditambahkan oleh bapak Moh
Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang mengatakan :
“kita tetap melakukan evaluasi dengan cara menerjunkan jumlah pegawai
yang tahu walupun cuman sedikit, tapi akan diusahakan, sistem koridor 2 ini
sama dengan koridor 1 walupun koridor 2 bus sedang(medium) tapi
desainnya sama dengan koridor1, jadi tujuan kita mengubah standart
pelayanan di transportasi dengan SPM sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baru terhadap masyarakat berupa transportasi yang nyaman,
aman, murah dan efisen,” (wawancara tgl 11 Juli 2012)
Respon masyarakat dan penumpang mengenai keberadaan BRT :
Bayu pelajar Don Bosco :
“saya puas kok mbak dengan pelayanan yang diberikan cukup baik, busnya
juga enak tidak da pengamen jalannya jadi nggak terganggu,” (wawancara
tgl 20 Juli 2012)
Ditambahkan oleh Dhani Undip Tehnik Geodesi Menambahkan :
“tujuan saya mau ke terminal Mangkang, saya cukup puas mbak malah
mendukung sekali BRT ada di Kota ini lagian pelyanan yang diberikan
cukup memuaskan bagi saya dibanding bus yang lain, nyaman dan merasa
beda saja” (wawancara tgl 24 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
keberadaan Bus Rapid Transit dapat diterima oleh masyarkat khususnya warga
Semarang dengan antunsias sekali, hal ini tentunya menjadi motivasi bahwa Bus
Rapid Transit harus bisa dikembangkan dan didayagunakan. Selain itu ada
berbagai macam kendala yang dihadapi yaitu masalah dana yang dibutuhkan
cukup besar. Dan penataan trayek ini membutuhkan waktu yang lama, karena
perlu adanya koordinasi lintas bidang sektoral yang dimaksud ialah pengusaha
angkutan umum seperti mengadakan kerjasama.
Tujuannya adalah juga pengurangan jumlah bus yang beroprasi di jalan
sehingga tidak membuat padat jalan, dengan sistem seperti ini diharapkan Bus
dapat berkurang, bus dan angkot yang lain tetap dijalankan dengan cara menjadi
fedeer (pindah ke samping) diharapkan tidak berhimpitan dengan Bus Rapid
Transit.
6. Pembayaran BOK
Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk melakukukan beban
pembayaran kepada PT Trans selaku operasional dalam hal ini pemerintah
bekerjasama dengan Badan Layanan Umum sebagai pengelola keuangan Bus
Rapid Transit yang nantinya akan dibayarakan kepada PT.Trans Semarang,
selanjutnya pendapatn tersebut digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan
merawat armada tehnik, pramugara dan sopir adalah tanggungjawab PT setelah
pemabyaran BOK tersebut diserahkan ke PT. Hal ini sesuai yang diungkapkan
oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT.Trans Semarang yang mengatakan
bahwa
“dari segi keuntungan jelas kita mendapat keuntungan mbak, kan yang
mengelola pemerintah kita selaku operator, lha pendapatan itu kita dibayar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
sama BLU mbak nah kita gunakan sebagaimana mestinya mbak fungsi
operator ada pengoperasian jumlah armada, dan jadwal, memlihara
perawatan bus, menjamin kenyamanan, menggaji sopir, itu semua yang
tanggungjawab PT yang penting kita dibayar dulu baru bisa jalan mbak,”
(wawancara tgl 5 Juli 2012)
Ditambahkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola
BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang mengatakan bahwa
“pengelola ini kita bayarkan ke PT mbak nah PT itu selaku operator, 1 kali
puteran saya bayarkan 100.000,- lha yang dinamakan BOK nya itu
100.000,- jadi 10 puteran dikalikan 100.000,- sebesar 1juta kita bayar ke PT,
misalnya begitu, nah dari biaya tersebut itu lah yang nantinya digunakan PT
selaku fungsi operasional mbak, “(wawancara tgl 2 Juli 2012)
Fungsi operasional yang dimaksud adalah :
a. Memelihara dan perawatan bus (kebersihan, kelayakan, kenyamanan)
Pemeliharaan dan perawatan yang dimaksud disini adalah untuk menjaga
bus tersebut agar tetap bersih, serta layak dan nyaman untuk digunakakn
oleh penumpanag, kebersihan tersebut sudah merupakan tanggungjawab
PT selaku operator,mulai dari kebersihan tempat duduknya, tempat
sampahnya, terutama bagian mesin sebelum bus tersebut akan dijalankan
ke luar. Biaya untuk memelihara dan merawat ini adalah dari pembayaran
BOK yang didapat dari BLU, jadi biaya tersebut dapat dibagi lagi untuk
memlihara, ,merawat dan menggaji sopir dan pramugara bus.
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha
PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa :
“klo masalah perawatan dan pemeliharan lebih kita ya mbak soalnya kita
juga diberi tanggungjawan sebagi operator, oprator itu tugasnya mbengkelin
bus ini untuk ngecek mesinnya apakah sudah layak terbang ke jalan nganti
sprepart, ban, feleq, lalu perawtana dan pemeliharaannnya ke tempata cuci”
(wawancara tgl 24 Juli 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
b. Menggaji sopir dan keamanan bus (pramugara bus)
Pembayaran BOK ini salah satunya digunakan untuk menggaji sopir dan
keamanan Bus seperti Pramugara. Sekali putaran bus ini dihargai oleh
BLU pembayaran tersebut dinamakan BOK, yang mana digunkan sebagai
biaya lain-lain yang salah satunya menggaji karyawan bus seperti Sopir
dan Pramugara bus (awak keamanan).
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Bapak Sumitro selaku Pengusaha
PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa :
“ BLU yang membayar sama kita,pemabyaran tersebut nggak hnaya
digunakan untuk tehnis saja mbak tapi juaga digunakan untuk nggaji sopir
dan awak keamanan kita, hitunganya BLU mbayar perkilonya 4620,- 1
harinya berjalan 14 bus, 1 bus dihargai 112 rit kemudian per rit diitung 120
per hari nah Pulang Pergi 1 hari KM tempuhnya 240 dikalikan 14
jumlahnya 3360 ditambah 1260,- tetotal 4620,- (wawancara tgl 24 Juli
2012)
4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan
Kegiatan pendayagunaan dan pengembangan bus Bus Rapid Transit yang
telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang telah memberikan manfaat bagi keberadaan kebergunaan dan
pengembangan transportasi saat ini. Terbukti dari eksistensi Bus Tran Semarang
di Kota Semarang dicoba penerapannya juga pada beberapa kota besar lainnya di
Indonesia dengan nama umum yang kita ketahui busway. Paling sedikit ada 6 kota
yang telah menerapkan model transportasi massal ini, tentunya dengan segala
keadaan yang terjadi. Sejak diresmikannya pada Mei tahun 2009 dengan sedikit
“memaksakan” keadaan nampaknya, telah memberikan sumbangsih tersendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
kepada masyarakat meskipun dengan 1 koridor (Mangkang – Penggaron) yang
tetap bertahan hingga saat ini. Mencermati dari sisi esensi, profesionalitas
pelayanan, sarana prasarana dan pengembangan nampaknya menjadi beberapa
sorotan juga semakin bagus juga pelyanan yang diberikan oleh pemerintah diakui
oleh Kementrian Perhubungan dengan adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang
mendapat gelar Wahana Tata Nugraha (WTU) merupakan suatu penghargaan
yang di berikan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian
Perhubungan, kepada kota-kota di Indonesia yang mampu menata transportasi
dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap satu tahun sekali. Penilaian
dilakukan atas kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota
kecil aspek penataan transport yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan
publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam
penilaiannya. Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah
berupaya membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di
bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan
sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid
Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru saja
digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang. Hal tersebut seperti
diungkapkan Bapak Istijab, SE,MM yang mengatakan bahwa
“Sebelumnya, pada tahun 2009 dan 2010, Kota Semarang meraih wahana
tata nugraha bidang yang sama yaitu angkutan, dan di tahun 2011 kembali
mendapatkan penghargaan tersebut namun pada bidang angkutan dan lalu
lintas.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Hal senada yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono SE selaku Kepala
Sesie (Kasie) Rekayasa, yang mengatakan :
“sejauh ini promosi yang kita lakukan berhasil terbukti penumpang semakin
naik tiap tahunnya, kita mendapat penghargaan WTU dari Kemenhub salah
satunya bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkuatn
dengan sasaran meningktanya pelayanan angkuatn dan operasionalisasi
BRT, BRT diluncurkan 2 Mei 2009 akan tetapi baru fixnya tanggal 18 Sep
2009”
Beberapa pengusaha rencananya akan dilibtakan kemabli pada koridor 2 dan
sterusnya, untuk koridor satu ini dimenangkan oleh pihak PT trans selaku operator
dan medapat bantuan dana untuk mengagji pemeliharaan dari Badan Layanan
Umum, pemerintah hanya membeli pelayanan dari PT Trans telah mendapatkan
bantuan pendayagunaan dan pengembangan dari Dinas telah merasakan manfaat
dari kegiatan yang dilakukan oleh Dinas. Peningkatan usaha yang dialami oleh
Bapak Sumitro :
”sangat membantu sekali mbak,dengan adany BRT ini masyarakat hanya
dihargai tarif 3.500,- sedangkan untuk peljar hanya 2000,- manfaatnya ya
PT ini dapat menjual jasa ke pemerintah dengan adanya hal ini tujuan BRT
untuk mengurangi kepadatan arus di Semarang.” (Wawancara 24 Juli 2012)
Dari pengusaha PT Trans yang saya temui, merasa sangat terbantu sekali atas
adanya Bus Rapid Transit ini karena mampu menjual jasa pelayanan kepada
pemerintah dan pemerintah mengenalmodel angkutan remaja baru kepada
masayarkat bantuan-bantuan yang pernah diberikan oleh dinas dalam bentuk
promosi,yang sangat berpengaruh positif dalam kelancaran usaha PT tersebut.
4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan dan
Pengembangan Bus Trans Semarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
1. Faktor Pendukung
Bus Rapid Transit merupakan alat peremajaan transportasi yang
digunakan di Kota besar salah satunya Kota Semarang, peremajaan angkutan
ini masih berjalan di satu koridor saja yaitu Koridor Mangkang-Penggaron,
meskipun begitu telah tercipta harapan antar kejasama dengan pemerintah dan
swasta yang telah terjalin, selain itu Kota ini juga mendapatkan gelar WTN
(Wahana Tata Nugraha) dari Kementrian Perhubungan Pusat yang
menyatakan bahwa Kota Semarang khususnya Dishubkominfo Kota
Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya membenahi transportasinya
salah satunya kegiatana pelayanan angkutan yang beralih pada
operasionalisasi Bus Rapid Transit.
Maka itu Bus Rapid Transit adalah salah satu alat transportasi yang
menjadi kebanggaan kota Semarang dan dimiliki Kota Semarang model Bus
ini seperti Busway Trans Jakarta, merupakan salah satu faktor pendukung
dalam perkembangan transportasi saat ini.
Selain itu, terjalinnya kerjasama yang baik anatr Dishubkominfo dan
pengusaha Bus (PT Trans Semarang), ini terjadi karena adanya eksistensi dari
dinas yang mau membeli pelayanan ke pada para pengusaha, dan hasilnya
pengusaha bus tersebut dibayar oleh oleh pemerintah asalkan mampu
meningkatkan jumlah penumpang. bebrbagai kegiatan seperti promosi dan
penyuluhan kepada masyarakat diharapkan oelh pengusaha dan dinas
khususnya guna mendorong pendayagunaan dan perkembangan bus tersebut.
pengusaha PT tersebut memberikan respon yang positif setiap ada kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
pengarahan. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya
menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan dinas
dan kegiatan dinas dalam hal pelkasanaan. Seperti yang terungkap dari
wawancara saya berikut ini dengan Bapak Istijab :
“ umumnya pengusaha tersebut waktu kita undang pada nggak datng
mbak terus kita melakukan pendekatan pelan-pelan, meraka paham, meraka
sanagt kooperatif sehingga memudahkan kami dalam pelaksanaan
penyuluhan,selanjutnya pemenang lelang ditunjuk sebagi operator dari
BRT, semenjak BRT berjalan. PT juga terbuka mengutarakan
permasalahnnya yang dihadapi misal gejolak sosial dengan angkutan kecil
dan awal-awal itu penumpang masih sedikit, akhirnya mengalami kerugian,
bus kita tarik lagi dan dikelola oleh pemrintah (UPTD), dengan operatornya
PT itu sendiri,” (wawancara 13 Juli 2012).
Hal ini membuahkan hasil yang mana ada semangat dari Dinas ke PT,
semangat dan kemauan dari Dinas dan pengusaha untuk saling bertukar informasi
sehingga memudahkan aparat Dishubkominfo Kota Semarang dalam menjalankan
tugasnya yakni membantu pengusaha sebagi fungsi operator hal ini dilakukan
supaya tidak ada monopoli dalam sistem transportasi, dengan adanya hal tersebut
dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak
Joko Umboro Jati,SE selaku Manager Pengelola Bus Rapid Transit , UPTD-BLU
Dinas Mangkang yang mengatakan:
“faktor lain yang mendukung adalah adanya koordinasi yang bagus antara
lintas sektoral Dinas dengan UPTD ini dan juga dengan Pemerintah Provinsi
lalu juga dengan pengusaha khusunya, kemudian dukungan kebijakan di
dalam pembenahan sistem transporatsi,dengan danya dukungan tersebut
memudahkan kami, sehingga tercipta kekeluargaan yang harmonis,”
(wawncara 2 Juli 2012)
Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala
Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
“kerjasama dengan instasi lain yaitu dengan pemerintah provinsi kita yang
sering-sering berkomunikasi dengan pemprov juga biar tercipta koordinasi
yang bagus, mereka mensupport kita sehinga bisa tercipta hubungan yang
baik dan harmonis baik pemerintah maupaun pengusaha PT Trans
Semarang” (wawancara 17 Juli 2012)
Terjalinnya hubungan harmonis tersebut juga menumbuhkan rasa saling
percaya diantara kedua belah pihak dan keakraban diantara keduanya. Berbagai
faktor pendukung baik dalam bentuk terjalinnya hubungan yang harmnonis
dengan para pengusaha serta support Pemerintah Daerah mapun Provinsi akan
dapat dijadikan sebagai modal bagi Dishubkomibfo Kota Semarang dalam
mendayagunakan dan mengembangkan Bus Rapid Transit ini.
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)
Faktor ini sangat berpengaruh dalam kelangsunga BRT membutuhkan
aparat yang memadai sebab SDM merupakan suatu bagian yang snagta
penting dalam menjalankan kegiatan usaha organisasi tersebut, jumlah aparat
yang kurang ditiap shleter tidak ada petugas yang jaga, hal ini jelas bahwa
pelaksanaan petugas baik yang diterjunkan oleh Dinas maupun PT masih
sangat kurang dan terbatas Tetapi meskipun demikian dari dinas tetap
berupaya semaksimal mungkin untuk membantu, walaupun mempunyai
keterbatasan jumlah aparat. Seperti terungkap dalam wawancara dengan
Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
”Jumlah aparat menurut saya sudah mencukupi mbak semakin banyak kita
juga bisa merekrut karyawan yang lebih banyak, sebenarnya kita juga
butuh tenaga yang profesional di bidang BRT ini hanya saja masih aparat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
yang dibidangnya ada beberapa yang belum paham mengenai BRT ”
(wawancara 4 Juli 2012)
Sementara dar Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT Trans Semarang
menagtakan :
“iyaa di shletr itu kurang petugas yang menjaga mbak, soalnya nggak ada
uang jadi gimna bisa jalan, saya sih mampu menyediakan petugas dishelter
tapi kan mereka juga butuh digaji, nah klo uang nya nggak ada nggak
jalan, untuk nambah aparat juga butuh dana,” (wawancara tgl 24 Juli
2012)
b. Terbatasnya jumlah anggran dana
Dana bisa menjadi penghambat dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dana
digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan guna menunjang
pendayagunaan dan perkembangan Bus Rapid Transit. Kegatan yang
dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Semarang juga berdasarkan dari jumlah
anggaran yang dimiliki oleh dinas.
Anggaran dana ini digunakan untuk operasional dinas berupa sarana dan
prasarana, Seperti terungkap dari wawancara dengan Bapak Triwibowo
Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan
Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
”Kegiatan yang kami lakukan dalam upaya ini bergantung dari
anggaran yang dimiliki oleh dinas, karena keterbatasan dalam hal anggaran
sehingga bantuan-bantuan dari pusat diberikan kepada kami untuk shelter
dan Bus sanagt diperlukan, untuk koridor 2 ini pusat tidak membantu lagi
mbak, jadi dan kita ambil dari APBD (wawancara 4 Juli 2012)
c. Trayek yang berhimpitan
Trayek yang berhimpitan dengan jalannya Bus Rapid Transit merupakan
faktor yang dapat menghambat pelaksanaan Bus Rapid Transit karena disini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
timbul gejolak sosial dari sopir angkutan umum kecil mereka berpikir dengan
adanya Bus Rapid Transit maka pendapatn akan turun sebeb semakin sepi
penumpang yang di dapat dan akan mematikan usaha sopir angkot kecil,
Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan
Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :
“iya memang benar timbulny gejolak sosial dari sopir kecil, mereka berpikir
penumpang akan lari ke BRT, maka itu dibutuhkan pengarahan kepada para
trayek yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah dijalur fedder
yang lain (samping) dipersilahkan jadi kita punya trayek yang untuk angkutan
kecil walupun imbasnya jalan jadi padat mbak, , faktor kedisiplinan yang
diperlukan juga masih sangat rendah,”(wawancara 17 Juli 2012)
Ditambahkan oleh Bapak Wawan selaku sopir angkot jurusan mangkang
mengatakan :
“penumpang saya berkurang mbak, dulu waktu belum ada BRT masih
lumayan sih, lha ini kan jadi rebut-rebutan klo mau ke arah ngaliyan,
perhubungan hanya kerjasam dengan pengusaha Bus sih, saya masih tetap
narik meski jalur saya disamping, sedih sih mbak kan uangnya juga
berkurang untuk makan sehari-hari” (wawancara pada tgl 10 Agustus 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data-
data, keterangan dan penjelasan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan
bahwa peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang dalam pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang
sudah termasuk dalam kategori cukup baik sebagai berikut:
Bahwa Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
sudah berhasil menjalankan koridor 1 dan cukup efektif meski terjadi
persaingan tidak sehat antara sopir angkot kecil sehingga menimbukkan
gejolak sosial dan memindahkan ke jalur feeder (samping), dalam hal ini
Dinas sudah cukup berperan dalam pengembangan Bus Rapid Transit.
Pengembangan untuk masing bisa dijelaskan pada point-point berikut:
a. Menyediakan dan Memelihara Prasarana. Menyediakan dan
memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab bersama
baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal
penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya
yang dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan
perannya dalam meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
pelayanan yang baik khususnya dalam moda transportasi berupa
peremajaan Bus Rapid Transit di Semarang, sehingga masyarakat
dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas. Saat ini jumlah
shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar 61 unit
untuk koridor II berjumlah 54 unit.
b. Promosi yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi.
Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena
dalam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan BLU
para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik,
baik itu lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan
sosialisasi ini merupakan hal yang paling mudah untuk dilaksanakan
tanpa membutuhakan dana yang besar.
c. Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh para aparat BLU
khususnya yang nantinya dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke
Dinas. Pengawasan yang dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan
para pegawainya ke lapangan untuk mengawasi kinerja anggota para
kru pramugara Bus Rapid Transit untuk meningkatkan kualitas
pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya.
d. Regulasi adalah wujud dasarnya dalam pelaksanaan untuk
pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib
menyediakan angkutan massal untuk negaranya disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, pada pasal 158 ayat 1. Sedangkan Peraturan Walikota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang
Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang
Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) di Kota
Semarang, dengan terbitnya peraturan tersebut maka dapat diharapkan
supaya Bus Rapid Transit dapat lebih berkembang, berdayaguna dan
berhasilguna, sedangkan pembentukan Badan Layanan Umum
disasarkan hukum pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum.
e. Evaluasi dan Pengembangan. Evaluasi disini dilakukan untuk
mengetahui kekuarangan yang terjadi selama dari menyediakan sarana
dan prasarana, promosi, pengawasan dan meregulasi keputusan yang
dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang mendukung antar lintas
bidang sektoral.
f. Pembayaran BOK. Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk
melakukukan beban pembayaran kepada PT Trans selaku operasional
dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan Badan Layanan Umum
sebagai pengelola keuangan Bus Rapid Transit yang nantinya akan
dibayarakan kepada PT.Trans Semarang, pembayaran tersebut
digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan merawat armada
tehnik, pramugara dan sopir.
Pengembangan dan pendayagunaan Bus Trans Semarang telah
memberikan hasil yang bisa dilihat. Antara lain jumlah penumpang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
semakin naik di tahun 2011 pada koridor I ini meski pemerintah pusat lepas
pada koridor II dalam hal bantuan Bus yang direncanakan jalan pada bulan
Oktober 2012, bahkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
mendapatkan penghargaan berupa WTN (Wahana Tata Nugraha) dari
Kementrian Perhubungan. dilihat dari sisi esensi, profesionalitas pelayanan,
sarana prasarana dan pengembangan, semakin bagus juga pelyanan yang
diberikan oleh pemerintah diakui oleh Kementrian Perhubungan dengan
adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang mendapat gelar Wahana Tata
Nugraha (WTN) merupakan suatu penghargaan yang di berikan Pemerintah
Republik Indonesia melalui Kementrian Perhubungan, kepada kota-kota di
Indonesia yang mampu menata transportasi dengan baik. Salah satunya
Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya
membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di
bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan
sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid
Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru
saja digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang.
1. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.
Dalam pengembangan dan pendayagunaan Bus Trans Semarang tidak
terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya
adalah Bus Trans Semarang merupakan alternatif moda transportasi untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Dinas Perhubungan Komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Kota Semarang juga mengupayakan untuk membantu pengusaha dalam hal
pembayaran BOK ke pengusaha tersebut agar dapat berkembang dan
berdayaguna. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya
menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan
dinas dan kegiatan dinas dalam hal pelakasanaan kegiatan yang
dilaksanakan oleh aparat dinas. Ada pula faktor penghambat, seperti
keterbatasan sumber daya manusia dari aparat dinas, terbatasnya jumlah
anggaran dana,trayek yang berhimpitan.
5.2. Saran
Berdasarkan dari permasalahan mengenai pendayagunaan dan
pengembangan Bus Trans Semarang, maka penulis memberikan saran dan
harapannya beberapa saran yang diberikan dapat membangun agar bisa lebih
baik lagi, diantaranya adalah:
1. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam
pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang terkait dengan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti menyediakan sarana dan
prasarana, promosi, pengawasan, regulasi, evaluasi dan pengembangan,
pembayaran BOK. Sarana dan prasarana yang belum atau kurang layak
karena coretan-coretan hendaknya perlu pegawai yang terjun langsung
untuk meninjau shelter yang tak terurus, hendaknya segera dilakukan
pembenahan, agar shelter tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh
penumpang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
2. Untuk mengatasi kesalahpahaman diantara pengusaha, aparat dinas dan
sopir angkutan kecil supaya Bus Rapid Transit dibuat jalur khusus agar
bisa berjalan lancar dan tidak satu jalan dengan angkutan umum kecil
sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial antara sopir Bus Rapid Transit
dan sopir angkutan umum kecil.
3. Diharapkan setiap shelter tetap ada petugas jaga(ticketing) seperti pada
waktu Bus Rapid Transit dijalankan, tepat pada waktu Februari 2012
petugas jaga tidak berada di tempat, melainkan bertugas didalam bus
sebagai penarik karcis dan uang. Menurut saya keberadaan penumpang
yang menunggu di shelter dapat dibantu jika mengalami difabel (cacat)
atau membawa barang berat.
4. Diharapkan Perhubungan Kota Semarang dapat menjalin kerja sama
dengan perusahaan-perusahaan besar, hal ini dimaksudkan untuk
membantu pengusaha lain agar bisa lebih meningkatkan perkembangan
dan pendayagnuaan agar dapat mengurangi trayek bus-bus lainnya.
Recommended