155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

digilib.uns.ac.id/Peran-Dinas...digilib.uns.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

Percaya kekuatan do’a dan usaha

(penulis)

Tiada Apapun Yang Tak Tertembus Oleh Doa yang dilandasi Rasa

Yakin, Iman dan Taqwa Serta Rasa Sabar

(sahabat)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Halaman Persembahan

Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk :

- Bapak dan Ibuku untuk Segala kasih sayang, kesabaran, dan kucuran doa

yang yang telah beliau berikan.

- Adikku tersayang Dek Aji yang selalu menyayangiku.

- Kakak-Kakakku (Senior) yang selalu memberikan semangat dan dukungan

penuh kepada saya (Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak

Nila, Mbak Yuni, Mbak Sicka).

- Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doa‟nya. (Lusi, Iin,

dan Maya,Tika, Dina, Alvi, Unge,).

- Kakak kos dan adik-adik kos Wisma Sakinah (Mbak Swety,Mbak Sari,Dek

Vivi,Mbak Yuni,Mbak Sicka,) terimakasih atas motivasi kalian selama ini

padaku.

- Temen-temen AN Non Reguler 2010, kebersamaan akan selalu aku kenang.

- Almamater AN Tercinta, Universitas Sebelas Maret.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang ”.

Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untk memenuhi salah satu

syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, arahan motivasi

serta nasehat, atas bimbingan, arahan, dan motivasi serta kesabarannya

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Drs. Pawito,Ph.D. selaku Dekan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sebelas Maret .

3. Bapak Muchtar Hadi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Bapak Drs. Sudarto , M.Si selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Ednawan H Selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan saya

dalam meneliti.

6. Bapak Triwibowo, SE, ATD, MT selaku Kepala Subbid. Keselamatan

sarana dan prasarana yang telah memberikan kemudahan didalam

penyusunan skripsi ini serta membantu saya dalam pengumpulan materi.

7. Bapak Istijab, SE, MM selaku Kasie Angkutan yang telah memberikan

kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta telah membantu saya

dalam pengumpulan materi untuk penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Moch Antono, SE Selaku Kasie Rekayasa telah yang telah

memberikan kemudahan bagi saya untuk berkesempatan bertemu dengan

orang-orang terkait, dan berkesempatan untuk wawancara.

9. Bapak Joko Umboro Jati, SE Selaku Manager Pengelola BRT (Bus Trans

Semarang) telah telah memberikan kemudahan bagi saya dalam

pengumpulan materi untuk penulisan skripsi ini.

10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan

kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap

dukungan dan do‟a restu yang tidak pernah putus.

11. Kepada Adikku atas doa dan dukungannya.

12. Untuk Tika, Lusi, Iin, Maya, Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas

Edwin, Mbak Nila, Alvi, Dina Dkk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

13. Untuk rekan-rekan Kost Wisma Sakinah Mbak Swety, Mbak Sari, Dek

Vivi, Mbak Yuni, Mbak Sicka atas kebersamaan kita selama ini.

14. Untuk angkatanku AN‟ 10 Non Reguler atas dukungannya sukses selalu.

15. Untuk kakak-kakakku angkatan AN‟ 09 Non reguler yang telah

memberikan semangat dan kebersamaannya akan terkenang.

16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses

penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan

penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini

dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan

dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.

Surakarta, September 2012

Penulis,

Rina

Marthaningrum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi-vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................. xiv

ABSTRAKS ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 9

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 11

2.1.1. Peranan .............................................................................. 11

2.1.2.Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas .. 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2.2.1.Pendayagunaan atau Efisiensitas ....................................... 31

2.2.2.Prinsip berlakunya efisensi atau dayaguna ........................ 36

2.2.3.Transportasi Bus Trans Semarang ...................................... 42

2.2.4.Bus Rapid Transit ............................................................... .43

2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam

Pendayagunaan Pengelolaan Bus Trans Semarang .............................. 48

2.4. Kerangka Pemikiran .................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 55

3.2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 55

3.3. Sumber Data ................................................................................ 56

3.4. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 57

3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 57

3.6. Teknik Analisis Data ................................................................... 58

3.7. Validitas Data .............................................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang ........................... 61

4.1.1. Kondisi Geografis ............................................................. 61

4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang ......................................... 65

4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi 67

4.3.1. Pembentukan Organisasi .................................................. 67

4.3.2. Kedudukan ....................................................................... .67

4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

dan Informasi .................................................................. 68

4.3.4. Visi dan Misi .................................................................... 69

4.3.5. Susunan Organisasi .......................................................... 70

4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ...................... 71

4.3.7. Kepegawaian .................................................................... 90

4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia .................. 93

4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum ...................... 93

4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang ............................... 93

4.5. Kelebihan BRT .................................................................... 97

4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Kota Semarang ........................................................................................ 98

1. Menyediakan Sarana dan Prasarana ............................................ 102

2. Promosi ........................................................................................ 110

3. Pengawasan ................................................................................. 116

4. Regulasi ....................................................................................... 120

5. Evaluasi dan Pengembangan ....................................................... 123

6. Pembayaran BOK ....................................................................... 131

a. Pemeliharaan dan Perawatan Bus ......................................... 132

b. Menggaji Sopir dan Keamanan Bus ...................................... 132

4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan .................................. 133

4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam

Pendayagunaan Bus Trans Semarang ................................................. 135

1. Faktor Pendukung ....................................................................... 135

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Faktor Penghambat ..................................................................... 138

a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ..................................... 138

b. Terbatasnya Jumlah Anggaran ............................................. 138

c. Trayek Yang Berhimpitan ..................................................... 139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 141

5.2. Saran ............................................................................................ 145

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Evaluasi Pengelolaan BRT Trans , Semarang ................ 5

Tabel 1 Trayek Trans Semarang yang berhimpit dengan Trayek

Angkutan Umum ............................................................. 6

Tabel 2 Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit BRT

Semarang Oktober-Desember 2010 ................................ 6

Tabel 4.1 Data kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010 62

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang menurut

kecamatan di Kota Semarang 2010 ................................. 63

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan 31

Desember 2011 ................................................................ 91

Tabel 4.4 Jumlah pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang 31 Desember 2011 .......................................... 92

Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan

dan Mesin 2011 ............................................................... 92

Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Berdomisili

di Kota Semarang ............................................................ 94

Tabel 4.7 Jumlah Rata-rata penumpang BRT koridor I

Mangkang-Penggaron...................................................... (lampiran)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan .............................................. 101

Tabel 4.9 Daftar Sosialisasi ............................................................ 114

Tabel 5.0 Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool

Mangkang- Bulan Juli 2012 ............................................ 118

Tabel 5.1 Daftar nama pengusaha / Merk Bus untuk Koridor 1

dalam rangka pengadaan Barang dan Jasa

Pekerjaan jasa Pengoprasian BRT 2011 .......................... 127

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ........ 20

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 54

Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman ............................ 60

Gambar 1 Prosentase Penggunaan Areal Tanah............................... 64

Gambar Pembangunan Shelter Koridor 2 .............................................. 107

Gambar Gambar Shelter Koridor 1 Pandanaran ..................................... 110

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keterangan Riset pada Dinas Perhubungan Kota Semarang

Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk Dinas

Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk UPTD

Surat Ijin Penelitian Kesbangpolinmas untuk Bappeda Kota Semarang

Surat permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas

Surat permohonan Ijin Penelitian Badan Pusat Statistik

Surat permohonan Ijin Penelitian Dinhubkominfo Kota Semarang

Surat Permohonan Ijin Penelitian Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal

Mangkang

Surat Keterangan Riset pada PT. Trans Semarang

Tabel 4.7 Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1 Mangkang-

Penggaron 2011

Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I Mangkang-

Penggaron 2011

Tabel 3 Database Loadfactor Bus Trans Semarang bulan Oktober 2010-

Januari 2011.

Tabel 1 Daftar titik lokasi halte bus Koridor 1

Tabel Target Sosialisasi

Brosur Bus Trans Semarang

Tabel Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan

Juli 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Tabel Pengawasan Sistem Kerja Pramugara Pool Mangkang Bulan Juli

2012

Tabel Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang

Jadwal Pengawas Angkutan BRT Trans Semarang

Tabel Rekapitulasi Pendapatan Harian BRT Koridor I Mangkang-

Penggaron Per Juni 2012

Tabel Rata-rata Penumpang Bus Rapid Trans Koridor I Mangkang-

Penggaron 2010

Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I Mangkang-

Penggaron 2012

Tabel Load Factor BRT Bln Oktober-Desember 2012 dan Grafik

Pendapatan + Biaya Operasional Kendaraan BRT Trans Semarang

Koridor I Mangkang-Penggaron Bulan Oktober-Desember 2012

Gambar Gambar Pelayanan BRT,

Surat perjanjian pekerjaan pemborongan (Kontrak) PT dengan Dinas

Surat Penunjukkan Penyedia Barang dan Jasa

Surat Penetapan Pemenang dan Pemenang Cadangan Langsung Pekerjaan Jasa

Pengoprasian BRT T.A 2011

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah

Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang tentang Ijin

Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum.

Pedoman wawancara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRAK

RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “Peranan Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Pendayagunaan

Bus Trans Semarang”. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Non Reguler, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

2012.

Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah

satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah

khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit

ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada

warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah

menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek

atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum

bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih

memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan

yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan

gejolak sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka

pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang

mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan

peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas

data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan

digunakan teknik analisis interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan yang dilakukan oleh

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang merupakan suatu

Instansi yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk mengembangkan dan

mendayagunakan Bus Trans Semarang, peranan tersebut antara lain: Menyediakan

sarana dan prasarana, melakukan Promosi (sosialisasi), pengawasan, regulasi,

melakukan evaluasi dan pengembangan, pembayaran BOK. Faktor pendukung

dalam pengembangan Bus Trans Semarang terdapat kerja sama yang baik antara

aparat dinas dan pengusaha angkutan agar tercipta koordinasi yang baik.

Sedangkan faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sumber daya manusia

dari aparat dinas, terbatasnya jumlah anggaran dana untuk pengembangan Bus

Trans Semarang, terjadi trayek yang berhimpit sehingga memunculkan gejolak

sosial antar sopir angkutan kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

ABSTRACT

RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “The Role of the Department

of Transportation and Information in order to make and efficient of Bus

Trans Semarang”. Thesis. Department of Administrative Sciences Faculty of

Social and Political Sciences. Non Regular, Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. 2012.

Semarang city has a good range of transportation modes. The one of

transportation which is not develop yet is Bus Trans Semarang. The reason the

government especially the Department of Transportation of Semarang launched

Bus Rapid Transit is of provide a better mode of transportation to the citizens of

Semarang, but this reason has caused social problem between public

transportation because their route is collided each other. The Bus Rapid Transit

procurement can not reduce the traffic jam in Semarang yet. In this case, the

Government prefers improving transportation services because it is appreciaced

that transportation service. Is worse than Bus Rapid Transit because the public

transportation always stop and wait for passangers everywhere. But Bus Trans

Semarang has caused social problem with public transportasion

The purpose of the study is to describe the role of the Department of

Transportation, Communication and Information of Semarang in order to

empower Bus Trans Semarang, and to know what factors that support and hinder

obstruct in doing the activities which related to the role of the Department of

Transportation, Communication and Information of Semarang.

The research method that used is descriptive qualitative. Data collection

techniques using observation, documentation and interviews. Sampling using

purposive sampling. To test the validity of the data used data triangulation

technique, whereas is used to take the conclusion.

The results of this study indicate that the role that carried out by the

Department of Transportation, Communication and Information of Semarang is a

organisation which have duty and authority to develop and utilize Bus Trans

Semarang. The roles include: Providing infrastructure, perform do the promotion

(socialization), supervision, regulation, evaluation and development, BOK

payment. The Factors supporting in developing of Bus Trans Semarang is good

cooperation between the police department and the transport entrepreneurs to

create good coordination. While obstructing factors are the limited human

resources of the police department, the limited amount of budget funds for the

development of Bus Trans Semarang, occured routes that collided so it raising the

social problem among public transportation drivers.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang

mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Peran utama kota ini

adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan,

industri dan sebagai pusat pelayanan bagi kawasan di sekitarnya. Karena

kepesatan inilah yang akhirnya mempengaruhi transportasi publik, dimana

rendahnya pelayanan yang diberikan membuat orang-orang lebih suka dan

berpikir menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi darat merupakan

salah satu sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah bahkan suatu negara yang akan mendorong efisiensi pergerakan

barang dan jasa.

Semarang yang menjadi Central Java atau lebih dikenal Ibukota

Jawa Tengah untuk menganggulangi kemacetan dalam hal ini penerapan

Bus Trans Semarang masih kurang optimal dalam menambah jumlah

penumpang karena penghuni Semarang lebih suka menggunakan kendaran

pribadi yang lebih efisien serta cepat daripada menggunakan Bus Trans

Semarang. Padahal konsep Bus Trans Semarang merupakan sistem

angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan

memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota.

Terselenggara dengan adanya Bus tersebut adalah peremajaan dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

angkutan lama karena dinilai buruknya fasilitas angkutan kota. Untuk

mengatasi hal tersebut di sektor angkutan darat hingga saat ini masih

adanya kemacetan; di kalibanteng, jalan yang rusak, dengan adanya

penerapan Bus Trans diharapkan mampu lebih mengefisienkan kemacetan

sebagaimna konsep pendayagunaan yaitu lebih mengutamakan

pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat serta efisiensi .

Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,

diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan

HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Menurut keterangan

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

(Dishubkominfo) Kota Semarang, Andi Agus Wandono mengatakan,

operasional Bus Rapid Transit pada saat itu hanya untuk 1-2 hari saja,

yaitu Sabtu dan Minggu. Pengoperasian selanjutnya menunggu

penyempurnaan infrastruktur dan konsorium operator. Pada hari pertama

pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu,

penumpang tidak dipungut biaya

(http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=ber

itacetak.detail =6180801/05/2009).

Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada

pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan

jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini Bus Rapid

Transit bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud

pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan,

mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan

wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap-

tiap trayek.”

Penyelengaraan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang,

seperti kota Besar di pulau Jawa pada umumnya mengalami masalah

transportasi yang cukup pelik. Berbagai permasalahan seperti

pertumbuhan jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan

jalan, pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak sering dengan peningkatan

kapasitas dan pembukaan akses. Selain itu juga penggunaan kendaraan

pribadi yang jauh lebih besar daripada kendaraan umum, pelayanan

angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif kurang, dan sebagainya

mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada beberapa

penggal jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara yang tidak ramah

akan lingkungan. Bus Rapid Transit di Kota Semarang bernama Bus Trans

Semarang baru sempat diujicobakan saja pada 23 Mei 2009. Kota

Semarang mendapatkan bantuan dari APBN berupa 20 unit kendaraan bus

besar (berkapasitas 83 orang) dan sarana halte sebanyak 53 unit.

Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan

massal yang murah dan nyaman. Djoko mencontohkan, pemkot dapat

menyediakan angkutan massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans

Semarang untuk moda transportasi dalam kota Semarang atau kereta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

komuter untuk transportasi antarkota. Tanpa adanya angkutan massal yang

memenuhi standar pelayanan minimal, masyarakat bakal enggan beralih

dari penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini, Bus Rapid Transit masih sepi

penumpang karena pengoperasiannya belum optimal. Sebagai gambaran,

PT Trans Semarang selaku konsorsium Bus Rapid Transit, merugi Rp 321

juta hingga akhir Oktober sejak Bus Rapid Transit dioperasikan pada 18

September lalu. Hal ini karena jumlah penumpang rata-rata masih 2.500

orang per hari jauh dari target 6.800 penumpang per hari. Hal ini

dikarenakan pelayanannya belum optimal. Jumlah halte masih kurang,

pembelian karcis masih di atas bus, dan halte belum dilengkapi dengan

tenaga keamanan.

(http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/05/23051475/Jumlah.Kendara

an.Bermotor .Harus. Dikendalikan 23:05 WIB).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

(Dishubkominfo) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, di Semarang,

Rabu, mengatakan bahwa jika sebelumnya penumpang Bus Rapid Transit-

Trans Semarang sepi, sekarang jumlah penumpang per harinya bisa

mencapai 4.417 orang. Bertambahnya jumlah penumpang Bus Rapid

Transit Trans-Semarang memberikan dampak bertambahnya pendapatan,

jumlah subsidi pemerintah yang pada bulan Januari 2011 masih sebesar

44,9 persen turun menjadi 43,7 persen (Februari 2011), dan pada Maret

2011 turun menjadi 41 persen. Kebanyakan peminatnya adalah para

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pelajar (http://www.antarajateng.com/det ail/ind ex.php?id=43037 diakses

18/2/11/pukul 21.12).

Peminat kebanyakan adalah para anggota pelajar yang dibebankan

dengan biaya 2000,- rupiah hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan

antara tahun 2010-2011, dengan perbandingan tersebut berimbas pada

menurunnya jumlah subsidi pemerintah dari bulan Januari sampai Maret

2011.

EVALUASI PENGELOLAAN BUS RAPID TRANSIT TRANS, Semarang

N

o B

ulan

K

M

Tempuh

Perbulan

Jumlah

Penumpang

Pe

ndapatan

BO

K

Su

bsidi

%

Subsi

di U

mum

P

elajar

1 O

kt

2010

1

80.660

8

3.525

3

9.913

37

2.163.500

1.12

0.092.000

74

7.928.500

6

6,77

%

2 N

op

2010

1

78.800

8

3.343

3

6.395

36

4.490.500

1.10

8.560.000

74

4.069.500

6

7,12

%

3 D

es

2010

1

84.800

9

3.821

3

2.602

39

3.577.500

1.14

5.760.000

75

2.182.500

6

5,65

%

4 J

an

2011

1

02.150

8

1.845

3

1.047

34

8.551.500

633.

330.000

28

4.778.500

4

4,97

%

5 F

eb

2011

9

5.130

7

6.999

2

9.433

32

8.362.500

589.

806.000

26

1.443.500

4

4,33

%

6 P

er

27/3/

2011

9

0.810

7

7.855

3

0.592

33

3.676.500

563.

022.000

22

9.345.500

4

0,73

%

Sumber : BLU UPTD Terminal Mangkang DISHUBKOMINFO Kota Semarang,2011

Adapun berbagai kendala yang dihadapi dalam pengoperasiaan Trans

Semarang adalah :

- Masih banyaknya pelaku yang menolak kehadiran Trans Semarang,

terutama pelaku usaha yang trayeknya berhimpitan dengan Trans

Semarang yang rentan terhadap permasalahan gejolak sosial. Sama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

halnya misalnya adanya himpitan yang menimbulkan gejolak

sosial. Hal ini diperkuat dengan data artikel berikut ini BERITA -

jawa.infogue.com - SEMARANG, - Penurunan tarif bus mini

koperasi angkutan kota Rata Kencana trayek Mangkang-Penggaron

yang dipicu kehadiran bus rapid transit (BRT) Trans Semarang

menunjukkan pengelolaan transportasi massal yang masih parsial.

Pemerintah Kota Semarang semestinya turut mengatur trayek yang

berhimpitan dengan BRT untuk menghindari adanya persaingan

tidak sehat.

"Seharusnya, angkutan yang trayeknya berhimpitan dengan

BRT itu dialihkan menjadi angkutan pengumpan (feeder) sehingga

pengusaha angkutan yang lebih dulu beroperasi tidak dirugikan,"

ujar peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata

Djoko Setijowarno, di Kota Semarang, Kamis (1/10). Berita >>

Regional >> Jawa diakses 14 Februari 2012

(http://jawa.infogue.com/trayek_angkutan_perlu_diatur_)

Berikut ini adalah trayek yang berhimpitan dengan rencana

pengoperasian Trans Semarang.

Tabel 1. Trayek Trans Semarang yang berhimpitan dengan Trayek Angkutan

Umum

N

o

Koridor Trayek yang

Overlap

1 Mangkang-Penggaron B.02, B.04, B.21,

B.31, B.34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2 Pudakpayung-Penggaron B.01, B.06, B.09,

B.13, B.16, B.20, B.25, B.28,

B.35,B.43,B.44

3 Terboyo-Simpang Lima B.15,B.19,B.42,B.47,

B.5

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang,2010

Melihat besarnya kegunaan Bus Trans Semarang di Kota Semarang

apalagi Kota tersebut adalah Ibukota Jateng yang dikenal dengan wisata

kulinernya, maka diharapkan mampu membantu mengurangi kemacetan

setempat serta dalam rangka menumbuhkembangkan yang tepat kembali

agar dapat sesuai rencana yang harapkan berupa berhasil guna serta efisien

dalam pendayagunaan. Untuk mencapai hal tersebut kembali tentunya

dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat, baik dalam bidang

perencanaan, pelaksanaan, pendayagunaan Bus hingga managemen

pengelolanya dapat dilaksanakan dengan baik utamanya digunakan untuk

penumpang. Dukungan pemerintah bagi aktivitas pendayagunaan Bus

dalam rangka menigkatkan dan mengelolanya agar PT.Trans tidak merugi

lagi. Pemerintah merupakan pelindung sekaligus fasilitator bagi

terselenggaranya kegiatan masyarakatnya.

Salah satu instansi pemerintah yang berkompeten dalam

pendayagunaan Bus adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang, berdasarkan Peraturan

Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota

Semarang, dan kini lebih ke pengelolanya segalanya diserahkan ke dalam

UPTD Terminal sesuai dengan Perwal No.8 Tahun 2010 tentang

perubahan atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota

Semarang.

Hal ini sesuai dengan visi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang yang merupakan bagian

dari UPTD Terminal Mangkang, yakni “TERWUJUDNYA

PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA

PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB

DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA”.

Perhatian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi Kota Semarang dalam hal pendayagunaan Bus Trans

Semarang agar dapat digunakan dengan efisien, dalam Tugas pokok dan

Fungsi Bidang Perhubungan Darat antara lain: penyelenggaraan,

pengaturan, pengawasan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta

mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis

Dampak Lalu Lintas.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan secara

optimal dan tepat sasaran.

Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis

Dinas Terminal Mangkang Kota Semarang diharapkan dapat terus

berperan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang agar dapat berguna

dalam lalu lintas darat khususnya untuk pengurangan kemacetan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berangkat dari kondisi tersebut diatas, peneliti tergerak untuk

melaksanakan penelitian tentang “ Peran Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pedayagunaan Bus

Trans Semarang (Bus Rapid Transit)”

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans

Semarang?

b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

mendayagunaan Bus Trans Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka didapatkan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans

Semarang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam rangka

mendayagunaan Bus Trans Semarang.

2. Tujuan Fungsional

a. Agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca dalam memahami bagaimana peranan Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan

Bus Trans Semarang .

b. Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

masukan bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di

Fakultas Ilmu Sosial dan Imu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, sekaligus

untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang ada diperkuliahan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan

serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan

masalah yang diteliti, dan berguna bagi pihak yang berminat pada

masalah yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya

landasan-landasan teori yang mendukung ke arah permasalahan. Karena teori

merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk

mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis.

2.1. Peranan

Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 75) role atau peranan merupakan

dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau juga bisa

disebut status obyektif. Peranan atau status kait-mengkait yaitu karena status

merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua

unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang jadi

bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (W.J.S.

Poerwodarminta, 2007: 870).

Phil Astrid S. Susanto (1999: 77) menyimpulkan bahwa faktor yang

menentukan bagaimana peranan akan dilakukan ditentukan oleh:

a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma

keseragaman yang berlaku dalam kelompok/masyarakat dalam situasi

yang sama.

b. Apabila orma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar

untuk menjalankannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Apabila individu dihadapi dengan situasi dimana lebih dari satu norma

(yang dikenalnya) berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi

dan modifikasi antara norma-norma ini.

Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, salah satu

tidak ada artinya apabila yang lain tidak ada. Peranan muncul sebagai akibat

seseorang mempunyai status dan kedudukan. Sedangkan kedudukan dan

status seseorang dalam kelompok sosial masyarakat akan melibatkan

seseorang dalam berbagai penemuan yang harus dijalankan.

Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh

seseorang. Pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat

mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa organisasi, peranan

diperoleh dari uraian jabatan. Adapun uraian jabatan itu merupakan dokumen

tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas

sesuatu pekerjaan. (Thoha, Miftah , 2003: 80).

Koentjaraningrat memberikan definisi peranan sebagai arti yang lebih

khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individu-

individu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu

dalam kedudukan-kedudukan lain. (1990: 169).

Selanjutnya saya akan mengkaitkan konsep peranan disertai dengan tugas

dan fungsi dari sorang manager dalam menjalankan dan mengerakkan suatu

badan atau oraganisasinya. Berikut definisi POAC berdasarkan definisi para

ahli :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Harold Koontz and Cyril O‟Donnel dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:20) Planning is the function of manager which involves

the selection from alternative of objective,polities,prosedure and programs.

(perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang berhubungan dengan

memilih tujuan, kebijaksanaan, prosedure dan program dari alternatif yang

ada).

Sedangkan organisasi menurut G.R Terry dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:20-21) Organizing is the esthablising of the effective

behavioural relantionship among persons so that they may work together

efficiently and again personal satisfaction for the purpose of achieving some

goal are objective (pengoganisasian adalah tindakan mengusahakan

hubungan kelakuan yang efektif antara oarang, sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan

pribadi dalam hal melasanakan tugas tertentu dalam kondisi lingkungan

tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu).

Menurut Henry Fayol dalam (Dr. Sondang P. Siagian,2007:97-98)

menggunakan istilah Commanding/Actuating sebagai Pergerakan dalam

karyanya General and Industrial Administration. Berpendapat bahwa cara

terbaik untuk menggerakkan anggota organisasi adalah dengan cara

pemberian komando dan tanggungjawab uatam para bawahan terletak pada

pelaksanaan perintah yang telah diberikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sedangkan Controlling menurut Earl P.Strong dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:21) Controlling is the prosess of regulating the various

factors in an enterprise according to the reqiutment of its plans (

pengendaliana adalah proses pengauran berbagai faktor dalam suatu

perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan suatu rencana).

Sedangkan evaluasi dalam buku Sondang P Siagian, 2007 : 152) evaluasi

adalah pengukuram dan pembandingan hasil yang nyatanya dicapai dengan

hasil yangs seharusnya dicapai.

Dalam George R.Terry dalam (2006:15-19) memperlihatkan bahwa

empat kombinasi fungsi managerial yang paling umum dalam rangka

pencapaian tujuan, akan terlihat bahwa kombinasi tersebut terdiri dari :

Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising), Memberi dorongan

(Actuating) dan Pengawasan (Controling).

1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning

mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk

pemilihan alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk

mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan

suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.

2. Organising mencakup : (a) membagi komponen kegiatan yang

dibbutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok. (b)

membagi tugas kepada seorang manager untuk mengadakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara

kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian

berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan

penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai

bagian dari unsur organising. Di dalam setiap kejadian,

pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal

dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerjasama secara

efektip guna mencapai tujuan bersama.

3. Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan

yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan

melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan

dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai.

Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan

manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,

memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada

mereka.

4. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

ketiga dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan

dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak

diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.

Ada berbagai cara mengadakan perbaikan termasuk merubah

rencana dan bahkan tujuannya mengatur kembali tugas-tugas atau

merubah wewenang;tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas

penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan

mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang

sudah atau akan dilaksanakan.

Selanjutnya, (dalam George Terry, 2006:15-19) uraian tugas tersebut

selalu didasarkan pada interpretasi dan sambil berjalan, manager

menyesuaikan isi dari tugasnya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan

suatu perubahan oleh manager yang bersangkutan dan organisasinya. Setelah

ada suatu spesifikasi tugas secara komprehensif, maka langkah selanjutnya

ialah mengidentifikasikan spesifikasi dari tersebut. Spesifikasinya mencakup

pengetahuan, ketrampilan, tindakan dan karakteristik yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan managerial secara efektif..

Sedangkan dalam Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig (2007:575-

578) fungsi managemen :

1. Merencanakan

Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manager adalah

merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan

dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan

pembuatan startegi yang menyeluruh dan kibijaksanaan umum

plus program dan prosedur spesifik. Perencanaan memberikan

kerangka untuk memadukan pengambilan keputusan di seluruh

organisasi dan pada waktunya. Perencanaan memberikan alat bagi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

manager dan organisasi untuk mengatasi perubahan dalam

lingkungan mereka.

2. Mengorganisir

Mendapatkan orang dan sumber daya yang sesuai belum

menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manager juga

bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk

melaksankan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran

yang relevan. Struktur dan proses organisasi dirancang agar

sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relatif permanen

adalah cocok untuk aktivitas yang stabil dan rutin. Sebaliknya,

keadaan yang berubah-uabah misalnya, dalam industri teknologi

tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc,

satgas (task forces), dan kelompok proyek.

3. Melaksanakan

Sasaran, rencana, sumber daya dan desain, semuanya

adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk

melaksanakan. Tetapi tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada

usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk baru harus

dihasilkan dan dijual. Prosedur pengurangan biaya harus dipakai

untuk mengantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus

dipertahankan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan basis

bagi penyelngaraan organisasi keseluruhannnya. Para manager

seringkali mengarahkan aktivitasnya untuk melaksanakan rencana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dan prosedur. Atau mereka mungkin hanya langsung terlibat

dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga

hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha manusia yang terlibat

dalam pelaksanaan itu merupakan suatu fungsi kesangggupan

mananger untuk mempengaruhi orang lain –bawahan,rekan

sebaya, dan boss.

4. Mengawasi

Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah

yang eprlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan

kemampuan managemen melaksankan tugasnya. Pengawasan

(Controlling) adalah fungsi manager untuk memelihara aktivitas

organisasi dalam limit-limit yang diijinkan, yang diukur dengan

harapan. Saling menjalin dan bergantung pada perencanaan.

Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaa.

Bersamaan dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan

seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau sekurang-

kurangnya penyesuaian rencana sekarang. Organisasi itu

mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelengaraan dengan

rencana strategi 5 tahun atau menbandingkan hasil-hasil spesifik

dengan kouta produksi 25 unit perjam.

Fungsi-fungsi dasar manager itu sangat saling bergantung.

Fungsi-fungsi tersebut biasanya tidaklah dilaksanakan dalam

bentuk langkah demi langkah yang sederhana, juga tidak dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

blok waktu yang sama sekali terpisah. Secara formal maupun

informal, para manager melaksanakan fungsi ini. Beberapa

manager cukup beruntung mempunyai asisten khusus bagian staff

untuk sebagian tugas ini misalnya satf perencanaan jangka

panjang, depertemen latihan, atau unit, pengawasan mutu. Tetapi,

dengan atau tanpa bantuan, para managerlah akhirnya yang

bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar ini

yang merupakan alat untuk mencapai prestasi organisasi dan

untuk menjamin kontinuitas kemampuannya untuk berbuat

demikian.

Jadi dapat pula diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan

pergerakan dari kedudukan itu sendiri. Dimana dapat pula diartikan dengan

kata lain peranan merupakan implementasi yang kokoh sebagai pembangun

dari tugas, fungsi, wewenang yang terdapat dalam suatu kedudukan, dapat

disebutkan bahwa fungsi dari sebuah badan dan organisasi tidak lepas dari

tugas dan fungsi manager yang menjalankan dan menggerakkan badan

organisasi tersebut melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, serta

Pengendalian. Dengan tugas, fungsi, wewenang tersebut suatu badan atau

organisasi dapat melakukan tindakan tegas demi tercapainya tujuan, target,

visi dan misi organisasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Alasan organisasi tersebut melakukan melakukan Planning,

Organizating, Actuating, dan Controlling dalam George Terry dalam

Prinsip-Prinsip Manangemen (2006:19-20) diterangkan bahwa diperlukan

pertukaran informasi yang kontinyu disertai kesediaan berkompromi dan

memperbaikinya untuk kepentingan perusahaan. Diajukan pemikiran supaya

menganggap fungsi tambahan sebagai hal yang fundamental di dalam proses

managemen, termasuk didalamnya adalah pemberian wewenang,

berkomunikasi, berkonsultasi, mengadakan evaluasi dan integrasi pengukuran

dan menyusun spesifikasi tugas. Seseorang manager memang melaksanakan

tugas tersebut, berikut gambar pada hal 16 bahwa pelaksanaan poac perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam mencapai target yang

diinginkan. (Sumbet G.R Terry)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 1 pada hal 16.

A B C D E

Penempatan

Motivasi Dorongan

Koordinasi

Inovasi

Representing

Sumber : G.R Terry

Perlu ditekakann bahwa fungsi fundamental dari managemen saling

berkaitan. Planning misalnya, berpengaruh kepada organizing dan organizing

berpengaruh kepada controlling. Satu fungsi tidak berhenti sebelum yang lain

mulai berfungsi. Mereka mutlak berbaur dan umumnya tidak dilaksanakan

tersendiri.

Manager

Perencanaan

pengorganisasian

Pengarahan

pengawasan

Tujuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dalam M Taufiq Amir 2006(237-238) menyatakan konsep ini

menggambarkan bahwa apapun level manager atau di organisasi manapun ia

bekerja, ia akan harus menjalankan aktivitas komunnikasi dengan baik. Bila

ingin dinyatakan secara singkat, Manager memanfaatkan proses komunikasi

dalam menjalankan fungsi-fungsi utamanya : merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi. Rencana yang telah

dicanangkan, harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mereka akan

terlibat dalam pelaksanaannya baik yang diatas maupun mereka yang dibawah

possisinya. Department lain yang akan menyokongnya. Pihak luar yang turut

terlibat (pemasok stakeholder lainnya).

Kata Kootz & Weichrich (1988, : 461), dalam arti yang luas, sebenarnya

kita bisa mengatakan tujuan dari komunikasi itu untuk memberikan dampak

perubahan guna mempengaruhi tindakan menuju kondisi perusahaan yang

lebih baik. Bila di dalam perusahaan, seperti pembahasan kita diatas, ia

mengintegrasikan fungsi-fungsi manager. Akhirnya masih menuntut Koontz

& Weichrich, kita memerlukan komunikasi itu untuk ;

1. Menyatakan dan menyebarkan tujuan perusahaan

2. Mengembangkan perencanaan agar tujuan tadi tercapai

3. Menata sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya

dengan cara yang paling efektif dan efisien.

4. Untuk memilih dan mengembangkan dan menilai anggota organisasi

5. Untuk memimpin, mengarahkan, dan menciptakan sebuah iklim

dimana karyawan ingin berkontribusi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6. Mengawasi dan menjaga kinerja yang ada.

Sehingga sebenarnya, komunikasi menyokong fungsi-fungsi

managemen yang ada. Sedangkan dalam bukunya Irine Diana,SE.,MM.

(2008: 15-16) Alasan perlunya dari sebuah perencanaan ataupun Fungsi

Perencanaan :

a. Protective Benefit yang dihasilkan dari pengurangan

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

b. Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapain

tujuan organisasi.

Dari alasan yang disebutkan diatas adapun manfaat dari perencanaan

yaitu:

a. Membantu managemen untuk menyesuiakan diri dengan

perubahan lingkungan.

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama.

c. Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran

operasi yang jelas.

d. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat.

e. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi.

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai

organisasi.

g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

h. Meminimumkan peekerjaan yang tidak pasti.

i. Menghemat waktu, usaha dan dan dana.

Selain manfaat diatas terdapat juga kelemahan dari fungsi perencanaan

tardiri dari ;

a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada

kontribusi nyata.

b. Perencanaan cenderung menunda pekerjaan.

c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi managemen untuk berinisiatif

dan berinovasi.

d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situai

individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut

terjadi.

e. Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.

Dari kejelasan diatas dapat diketahui bahwa melakukan alasan dan

manfaat dari perencanaan sangatlah penting dalam organisasi.

Dalam bukunya Irine (2008:21-22) adapun alasan melakukan fungsi

organisasi. Dengan dilakukannya pengorganisasian yang dapat dipetik dari

berbagai keuntungan atau manfaat baik bagi orang atupun anggota organisasi

maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Manfaat pengoganisasian

tersebut antara lain adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain,

baik dalam tingkatan sama maupun yang berbeda.

b. Dengan adanya struktur organisasi (sebagai pedoman pelaksanaan

pengorganisasian) yang baik setiap anggota dapat mengetahui kepada

siapa ia harus bertanggungjawab.

c. Dengan adanya pengorganisasian. Setiap anggota organisasi dapat

mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing

sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi.

d. Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka dapat dilaksanakan

pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap

anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang.

e. Dengan pengorganisasian yang baik akan tercipta pola hubungan yanng

baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan

bersama secara lebih mudah.

Sebagai pedoman pelaksanaan fungsi ini, dikenal struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu yang dipakai untuk

menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi, agar dapat bekerja

bersama-sama secara harmonis.

Dalam http://edwinnisme.wordpress.com/2012/01/09/pengarahan/

Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi

terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang

pemimpin.

Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-

masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi

kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang

dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat

membantu meningkatkan kinerja mereka.

Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain

mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau

kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka

panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa

yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas

sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas

dapat terselesaikan dengan baik. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang

tepat untuk digunakan yaitu:

1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan

2) Memberikan petunjuk umum dan khusus

3) Mempengaruhi anggota, dan

4) memotivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan

cara memotivasi bawahan adalah:

a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di

tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat

memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika

diperlukan.

b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi

dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.

c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional

organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa

perangsang atau insentif.

Dalam Hasibuan Malayu (2009: 242) alasan dilakukannya

Pengendalian adalah untuk bertujuan :

1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan

rencana.

2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan

penyimpangan (deviasi).

3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, akan

tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya

jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat

proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.

2.1.2 Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal

Selanjutnya, saya akan menjelaskan definisi dari organisasi atau badan

atau dinas atau lembaga. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan organisasi

adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari

sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. (2005:

24).

Menurut pendapat Dydiet Hardjito (1997: 6) organisasi dibutuhkan

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi mempunyai dua buah

pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan, yakni:

1. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.

Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan bagan organisasi yang

mewadahi seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan

piranti manajemen atau Tools of Management.

2. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.

Organisasi sebagai proses yang dinamis. Organisasi selalu bergerak

menuju tercapainya organisasi serta organisasi juga harus mangadakan

pembagian tugas kepada para anggotanya, juga harus memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tanggung jawab, wewenang, dan mengadakan hubungan baik ke dalam

maupun ke luar dalam rangka mencari keberhasilan organisasi.

Menurut Riawan (2005 :37) Organisasi sesungguhnya merupakan

koneksitas manusia yang kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu

dimana hubungan antar anggotanya bersifat resmi (impersonal), ditandai

oleh aktifitas kerjasama, terintegrasi dalam lingkungan yang lebih luas,

memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tanggungjawab kepada

hubungan dan lingkungannya

Dexter Kimball dalam (Ibnu Syamsi,2004:1) mengatakan

Organization is subsidiary to management. Dari pengertian tersebut, dapat

diketahui betapa pentingnya fungsi organisasi dalam managemen,

selanjutnya kana dijelaskan oleh Kimbal bahwa “ It embrace the duties of

designing the departments and personal that are to carry on the work,

defining their functioned specifying the relations that are to excist between

departments and individuals. Organization as an activity is in fact a

mechanism of managementt “

(Tugas dan fungsi organisasi membuat bagian-bagian beserta

penempatan orang-orang, menetapkan tugas-tugasnya, hubungan antara

bagian yang satu dengan yang lainnya, serta hubungan orang dalam

bagian. Organisasi sebagai kegiatan, dalam kenyataannnya merupakan

mekanisme kegiatan managemen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menurut Inu Kencana Syafei (1999:53-54) organisasi

disimpulkan sebagai berikut :

i. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi

ii. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antar individu maupun

kelompok baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar

iii. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas

iv. Berlangsung proses aktifitas berdasarkan kinerja masing-masing.

Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari sejumlah

orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bahwa organisasi yang bergerak

dalam hal penyediaan pelayanan merupakan suatau kegiatan atau aktivitas

dalam organisasi tersebut untuk menciptakan pelayanan khususnya

perhubungan angkutan darat, serta membantu mengelola angkutan massa

moda transportasi. Organisasi tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan

yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud organisasi tersebut

adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi di bidang pengelola Bus Rapid Transit dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dalam

bidang perhubungan komunikasi dan informasi khususnya sebagai pengelola

Bus Trans Semarang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal

ini UPTD merupakan bagian dari Dinas Perhubungan yang mempunyai peran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

untuk mengelola, namun kewenangan tetap berada pada Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi untuk merencanakan, mengorganisasi,

mengarahkan, serta mengawasi.

2.2.1. Pendayagunaan atau Efisiensitas

Menurut (Ibnu,2004:2) dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia, efektif

diterjemahkan dengan hasil guna sedangkan efisien diterjemahkan dengan

dayaguna. Ini menunjukkan bahwa hasilguna lebih ditekankan pada hasilnya

saja (tanpa mempertimbangakan hasil yang dicapai itu dengan atau tanpa

pemborosan). Sementara daya guna disamping hasilnya juga ditekankan pada

daya atau usaha atau pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak

terajadi pemborosan.

Pengertian pendayagunaan atau Efisiensi adalah pengusahaan agar

mampu mendatangkan hasil dan manfaat atau pengusahaan (tenaga dsb) agar

mampu menjalankan tugas denggaan baik. Sedangkan mendayagunanakan

berarti mengusahakan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat:

mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dng baik: kemampuan

mendatangkan hasil dan manfaat; efisien; tepat guna;

(http://www.artikata.com/arti-362289-pendayagunaan.html diakses pukul

09.30 pada tanggal 28/02/2012).

Dalam hal ini pendayaagunaan berarti sama halnya dengan efisien dan

efektivitas dua hal yang tidak bissa terpisahkan menurut Petter F. Drucker

(1976) dalam Dr. H.B.Siswanto (2009:19) berpendapat prestasi seorang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

manager dapat diukur berdasarkan dua konsep yakni efisiensi dan efektifitas.

Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas

menjalankan pekerjaan yang benar. Efisensi berarti kemampuan untuk

melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran.

Seorang manager yang efisien adalah manager yang mencapai keluaran atau

hasil yang maksimal. Manager yang memiliki kemampuan untuk

meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan adalah manager yang bertindak dengan efisien.

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.

Seorang manager yang efektif adalah manager yang memilih pekerjaan yang

benar untuk memilih pekerjaan yang dioperasikan.

Efisensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan

menggunakan kemungkinan- kemungkinan yang tersedia (material, mesin,

dan manusia) dalam tempo yang sepndek-pendeknya, di dalam keadaan yang

nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah ) tanpa menganggu keseimbangan

antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu (Wirapati dalam The

Liang Gie, 1976 : 26).

Menurut H. Emerson dalam bukunya Hasibuan Mlayu (2009: 242-243)

Efficiency is the ratio input to output, benefit to cost (performance to the use

of resources),as that which maximizes result which limited resources. In other

words, it was the relation between what is accomplished and what might be

accomplised. (Efisien adalah perbandingan yang terbesar antar masukan

dengan hasil, antara produksi dengan biaya ( antara hasil dengan sumber-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai

dengan penggunaan sumber-sumber daya tertentu. Dengan kata lain

hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa ynag harus

diselesaikan. Sedangkan efektif menurut H. Emerson adadalah Effectiveness

is measuring in term of attaining prescribed goal objectivees. (Effektiv

adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya).

Menurut Ghiselli dan Brown dalam Ibnu Syamsi, Efisien adalah “ The

term efficiency has a very exact definnition. It is expressed as the ratio of

output to input ” (E.E.Ghiselli & C.W. Brown,19955 : 251). Jadi menurut

Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti,

yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan

masukan (input).

Menurut (The Liang Gie dan Miftah Toha, 1978 : 8-9) Efisiensi adalah

perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan usahanya. Perbandingan ini

dapat dilihat dari dua segi mutu atau jumlah berikut ini :

a. Hasil

Suatu kegiatan dapat disebut efisien jika suatu usaha

memberikan hasil yang maksimun. Maksimum dari segi mutu

atau jumlah satuan hasil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Usaha

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil

tertentu tercapai dengan usaha yang minimum, mancakup lima

unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda

(termasuk uang).

Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

dalam . http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html diakses

pada tgl 03/03/2012 pukul 20.08 yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan

(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,

biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,

bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisiensi adalah penggunaan sumber

daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi

menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha

untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,

membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu

pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat

dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam.

dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang

efisien bila dibandingkan dengan cara B. efisien berarti melakukan sesuatu

yang benar (do the right thing). atau melakukan sesuatu yang benar dengan

cara yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kegiatan-kegaitan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan

pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, artinya bagaimana agar

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan itu dapat berhasil baik tanpa

terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam sistem prosedur kerja, beserta

teknis pelaksanaannya hendaknya berlandaskan pada efisiensi. Ada istilah

yang pengertiannya mirp dengan pengertian efisiensi misalnya, pengertian

efektifitas. Dalam hal ini efektifitas mengandung arti terjadinya efek atau

akibat yang dikehendaki. Jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah

perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu.

Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga efektif karena dilihat dari segi usaha,

hasil yang dikendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur

usaha yang minimal ( The Lianng Gie dan Miftah Toha, 1978 : 14-15)

2.2.2. Prinsip Berlakunya Efisiensi atau Dayaguna

Dalam Ibnu Syamsi,(2004:5) Untuk menentukan apakah suatu kegiatan

dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau

persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut ;

1. Efisiensi harus dapat diukur

Standart untuk menetapkan batas antara efisein dan tidak

efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan

patokan (standart) awal, untuk selanjutnya menetukan apakah suatu

kegiatan itu efisen atau tidak. Batas ukuran normal untuk

pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas

ukuran normal untuk hasil adalah hasil minimum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Efisiensi mengacu pada perimbangan rasional

Rasional artinya segala perimbangan harus berdasarkan

akal sehat, masuk akal, logis dan bukan emosional. Dengan

perimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan

lebih terjamin. Subjektifitas pengukuran dan penilaian dapat

dihindarkan sejauh mungkin.

3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)

Dengan demikian, kualitas boleh saja ditingkatkan tetapi

jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar

kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. Jangan sampai

hasil ditingkatkan tetapi kualitasnya rendah. Mutu harus tetap

dijaga dengan baik.

4. Efisiensi merupakan tejnis pelaksanaan

Sehingga jangan sampai bertentangan dengan kebijakan

atasan. Tentu saja kebijakan atasan itu sudah dipertimbangkan dari

berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya

dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak tidak terjadi

pemborosan.

5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan

organisasi yang bersangkutan

Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan

kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan lain-

lain, yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

diusahakan peningkatannnya. Setiap organisasi, apakah itu instansi

pemerintah, badan swasta ataupun perusahaan, mempunyai

kemampuan yang tidak terlalu sama. Pengukuran efisiensi

hendaknya didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilkinya,

baik mengenai sumber daya manusianya, dananya maupun

fasilitasnya.

6. Efisiensi itu ada tingkatannya

Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan tingkatan

efisiensi, misalnya saja :

a. Tidak efisien

b. Kurang efisien

c. Efisien

d. Lebih efisien

e. Paling efisien (optimal).

Tingkatan efisiensi dapat juga menggunakan angka prsentase (%). Tentu

saja masing-masing golongan tingkatan itu harus ditentukan dengan cermat

dan jelas batasannya.

Keenam syarat itu harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya.

Kalau persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat

digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien

atau tidak, dan tidak dapat menentukan seberapa tinggi tingkatan efisiennya.

Efisiensi dapat dilihat dari segi hasil (output) dan juga dapat dilihat dari segi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pengorbanan (input). Semuanya itu dimulai dengan batas ukuran normalnya

dulu, selanjutnya barulah diketahui efisien atau tidaknya, atau tingkatan

efisiensinya.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa efisiensi adalah tingkat dimana suatu

organisasi berupaya mengusahakan agar hasil yang dikerjakan mempunyai

manfaat bagi orang sekitar serta mampu mengoptimalkan tujuan agar sesuai

dengan rencana tidak membuang-buang waktu.

Menurut Undang-Undang Transportasi No 22 tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Jalan tersebut dijelakan pula dalam pasal dua bahwa harus

memperhatikan asas efektif dan efisien Yang dimaksud dengan asas efisien

dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang

pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan konsep tersebut

dapatlah terpenuhi kebutuhan konsumen oleh pihak pemerintah selaku

fasilitator serta pengelola

Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada

pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika

sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini BUS RAPID TRANSIT

bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai pengganti

angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6

ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan, mengantisipasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah, dilakukan

evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap-tiap trayek.”

Dalam UU No 14 yang telah direvisi dengan Undang-Undang No 22

Tahun 2009 mengenai penambahan pasal-pasal dimana pemerintah berhak

menyelenggarakan dan menyediakan serta melaksanakan angkutan massa

sebagai moda transportasi hal ini ditunjukkan dengan pasal 93 mengenai

pelaksanaan managemnt dan rekayasa lalu lintas yang dijelaskan dalam ayat 1

yakni : Managemen Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk

mengoptimalkan pengguna jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam

rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu

lintas dan angkutan jalan. Diperlukan penyediaan angkutan umum langsung.

Dalam International Journal of Engineering Science and Technology Vol.

2(9), 2010, 4759-4766 (Performance Improvement Of Urban Bus System :

Issues And Solution) menyatakan :

“Efficient operation of urban bus system is central to development of any city.

There is a widespread reliance on buses for public transport, providing

important mobility with in urban area throughout the world. However, public

prefer to use privately-owned vehicles due to the inefficient operation of city

bus service in most of the Indian cities. The private vehicles vying for limited

road space along with buses has resulted in congestion, accidents and

vehicular pollution in urban areas. The problem of pollution, safety and

inefficiency have reached at a alarming level in most of the major cities in

India due to unabated growth of its population -both of people and motor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

vehicles, combined with inefficient public transport system and poor

enforcement of environmental laws etc. Thus, there is a great need to improve

in the performance of bus system to reduce these problems. Further, to retain

the passengers and discourage the use of private vehicles, the city bus

services needs to be improved. Thus, improved performance of urban bus

service could essentially contribute to improve environment in Indian cities

by shifting mobility from private mode of transport towards more efficient

environmental friendly and safe travel modes”

Diterjemahkan bahwa : (Operasi yang efisien dari sistem bus perkotaan

merupakan pusat perkembangan kota. Ada ketergantungan luas untuk bus

yang menjadi angkutan umum, yang memberikan mobilitas penting di daerah

perkotaan seluruh dunia. Namun, masyarakat lebih suka menggunakan

kendaraan milik swasta karena operasinya yang tidak efisien pada layanan

bus di kota besar India. Kendaraan pribadi berlomba-lomba untuk ruang jalan

yang terbatas bersama dengan bus telah menghasilkan kemacetan, kecelakaan

dan polusi kendaraan di perkotaan. Masalah polusi, keselamatan dan

ketidakefisienan telah mencapai tingkat mengkhawatirkan di sebagian kota

besar India karena pertumbuhan berlanjut dari penduduknya-baik orang dan

kendaraan bermotor, dikombinasikan dengan sistem transportasi publik yang

tidak efisien dan penegakan hukum di lingkungan. Selanjutnya, untuk

mempertahankan penumpang dan menghambat penggunaan kendaraan

pribadi, layanan bus kota perlu ditingkatkan. Dengan demikian, peningkatan

pelayanan kinerja bus kota pada dasarnya dapat memberikan kontribusi untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memperbaiki lingkungan di kota-kota India dengan menggeser mobilitas dari

mode transportasi pribadi menuju ramah lingkungan lebih efisien dan mode

perjalanan yang aman.)

Berdasarkan Peraturan Walikota No.8 Tahun 2010 tentang perubahan

atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang disebutkan

pasal 4 bahwa UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Terminal mempunyai

tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika di bidang pengelolaan Terminal dan Bus Rapid

Transit.

Dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan pengelolaan operasional Bus

Rapid Transit dengan sistem Badan Layanan Umum (BLU), maka tugas dan

fungsi pelaksanaan dan pengelolaan operasional Bus Rapid Transit

diakomodir dalam Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal.

Badan layanan umum diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

petunjuk operasional untuk badan layanan umum daerah diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dibentuk

untuk memberikan pelyanan kepada masyrakat berupa penyediaan barang dan

atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Tujuannya

adalah pemberian pelayanan umum secara efektif dan efisien sejalan dengan

praktik bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kaidah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

managemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan

berkesinambungan. (dikutip dari Nurlan Darise, 2009:257)

2.2.3. Transportasi darat Bus Trans Semarang

Abbas Salim, (2006:6) Peranan transportasi dapat pula senagai produksi

yang ekonomis dimana suatu produksi akan bermanfaat dan ekonomis, bila

tersedia cukup moda transportasi, hal mana ada kaitannya transportasi dengan

produksi dalam arti untuk pelemparan komoditi tersebut ke pasar.

Hubungan transportasi dan produksi sebagai berikut ;

a. Dengan tidak adanya transportasi masyarakat tidak akan

mengecam keuntungan dari produksi.

b. Oleh karena itu harus diusahakan pemanfaatan alat angkutan

seefektif dan efisien mungkin

c. Dengan efektif dan efisien pengelolaan moda transportasi moda

trnasportasi akan memberikan dampak makro dan mikro terhadap

Pembangunan Ekonomi.

Menurut Nur Nasution (2004 : 15), transportasi adalah pemindahan barang

dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan

merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke

tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Hal ini sejalan dengan sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud

untuk mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang dengan

mengatur komponen-komponennya , dimana sarana menjadi suatu media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dalam pelaksanaan transportasi dan prasarana alat untuk melaksanakan proses

transportasi (Miro,2005:6).

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dan

manusia dari suatu tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan salah

satu moda transportasi.

2.2.4. Bus Rapid Trasit

Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) atau busway merupakan bus

dengan kualitas tinggi yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan

biaya murah untuk mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk

pejalan kaki, infrastrukturnya, operasi pelayanan yang cepat dan sering,

perbedaan dan keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelanggan. Bus

Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT), pada dasarnya mengemulasi

karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Satu sistem BUS

RAPID TRANSIT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil dari

Light Rail Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api

bawah tanah. Istilah BUS RAPID TRANSIT telah muncul dari penerapannya

di Amerika Utara dan Eropa. Namun, konsep ini juga ditularkan melalui

dunia dengan nama yang berbeda-beda, seperti:

- High – Capacity Bus Systems

- High – Quality Bus Systems

- Metro – Bus

- Surface Metro

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

- Express Bus Systems

- Busway Systems

Meskipun memiliki istilah yang bervariasi antara satu negara dengan

negara lain, tetapi memiliki prinsip dasar yang sama, seperti : kualitas,

pelayanan kendaraan yang bersaing dengan transportasi umum lainnya

dengan ongkos yang dapat terjangkau. Untuk memudahkan, istilah BUS

RAPID TRANSIT atau busway akan sering digunakan dalam

menggambarkan sistem ini. Namun, diakui bahwa konsep dan istilah ini tidak

diragukan lagi akan terus berkembang. Beberapa tulisan yang dapat

membantu menjelaskan pengertian BUS RAPID TRANSIT, seperti berikut:

“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalalah suatu flesibel,

moda dengan roda karet yang mempunyai transit yang cepat dan yang

dikombinasikan station (halte), kendaraan, pelayanan, jalan dan elemen

Intelligent Transportation System (ITS) dalam satu sistem yang terintegrasi

dengan identitas yang kuat.”(Levinson et al.2003, p.12 dalam

http.lontar.ui.ac.id/file? file=digital/13275Sistem%20bus pdf )

“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah berkualitas tinggi,

transit orientasi klien yang menawarkan kecepatan, nyaman, dan harga yang

terjangkau.”(Wright, 2003, p. 1 dalam http.lontar.ui.ac.id/file?

file=digital/13275Sistem%20bus pdf).

“Menurut Thomas dalam dalam

http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275 Sistem % 20 bus pdf. Bus Rapid

Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah suatu moda transportasi yang cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang mengkombinasikan kualitas transportasi kereta dan flesibiltas

bus.‟(Tomas, 2001).Semua definisi ini menetapkan Bus Rapid Transit (BUS

RAPID TRANSIT) terpisah dengan pelayanan bus konvensional. Bahkan,

definisi cenderung menunjukkan bahwa BUS RAPID TRANSIT banyak

kesamaan dengan sistem berbasis rel, terutama dalam hal kinerja operasi dan

pelayanan terhadap penumpang. BUS RAPID TRANSIT telah berusaha

mengambil aspek sistem LRT dan metro dan paling disayangi oleh pelanggan

angkutan umum dan membuat atribut-atribut lebih untuk mudah diakses

berbagai kutipan lebih luas.

Perbedaan utama antara BUS RAPID TRANSIT dengan sistem rel pada

perkotaan adalah bahwa BUS RAPID TRANSIT biasanya dapat memberikan

layanan transportasi umum dengan kualitas yang tinggi dan dengan biaya

yang mudah terjangkau oleh masyarakat.

Di Asia, sebelum tahun 2000, percobaan BUS RAPID TRANSIT sangat

terbatas ada jumlah dan cakupannya. Sistem BUS RAPID TRANSIT di

Nagoya- Jepang dan Taipe – China telah dianggap sistem yang relative

lengkap dikawasan Asia (Wright, 2005). Penyebaran BUS RAPID TRANSIT

di Asia menjadi lebih jelas sejak tahun 2004. Pada tahun 2004, jalur bus

Transjakarta mulai beroprasi dari Blok M menuju Kota. (Hook dan Ernst,

2005). Pada tanggal 1 Juli 2004, 3 koridor BUS RAPID TRANSIT

sepamjang 37 km telah dibangun di Seoul – Korea Selatan (Pucher dan al.

2005). Pada tangal 25 Desember 2004, tahap pertama komersial BUS RAPID

TRANSIT diluncurkan di Beijing – China sepanjang 5 km (Chang, 2005). Di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Bangkok, proyek BUS RAPID TRANSIT telah diumumkan pada tahun 2004

oleh Gubernur baru di Bangkok Administration (BMA), dan dibuka pada

Oktober 2005. Meskipun ada beberapa kebingungan di Indonesia dan Seoul,

dimana jalur diperkenalkan, BUS RAPID TRANSIT di Jakarta, Seoul dan

Beijing telah menunjukkan beberapa keberhasilan dan sistem ini terus

dikembangkan dan dimodernisasi. Jumlah kota yang mengembangkan atau

menerapkan BUS RAPID TRANSIT terus semakin meningkat. Di Cina, BUS

RAPID TRANSIT telah di buka di Hangzhou pada April 2006.

Menurut sebuah website dengan CAI-Asia (2006), layanan BUS RAPID

TRANSIT sedang direncenakan atau sedang dibangun di 18 kota. Perlu

dicatat bahwa sistem BUS RAPID TRANSIT di Asia mempunyai kesamaan

dengan sistem BUS RAPID TRANSIT di Curitibia dan Bogota. Bahkan ada

catatan bahwa ada komunitas antara kota-kota Asia dan Amerika Latin

mengunjungi Kota, seperti Gubernur DKI Jakarta ke Bogota pada mei 2003.

(http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275Sistem%20bus pdf).

Dalam Journal International Of International Development and

Cooperation, Vol.18, No.2,2011,pp. 43-51( Promotion of Bus Rapid Transit

(BUS RAPID TRANSIT) in a large City : A Case Study of Yogyakarta)

menyatakan :

“Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) is a bus based mass

transit system that delivers fast, comfortable, and cost-

effective urban mobility. Through the provision of exclusive

right-of-way lanes and excellence in costumer service, BUS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

RAPID TRANSIT assentially emulates the performance and

amenity characteristics of a moderns rail-based transit

system but at a fraction of the cost (Wright,2006).

On the other term,BUS RAPID TRANSIT can be explained by a

term that applies to a variety of public transportation

system using buses to provide faster, more efficient service

than an ordinary bus line “

Diterjemahkan bahwa : (Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT)

adalah bus berbasis massa transit sistem yang menghasilkan biaya efektif

cepat, nyaman, dan terjangkau. Melalui penyediaan eksklusif dari arah jalur

kanan dan memberikan keunggulan dalam layanan pelanggan, BUS RAPID

TRANSIT dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja dan kemudahan sistem

rel berbasis transit yang modern, Namun biaya masih bisa diperkecil (Wright,

2006).

Pada istilah lain, BUS RAPID TRANSIT dapat dijelaskan dengan istilah

yang berlaku untuk berbagai sistem transportasi umum menggunakan bus

untuk menyediakan lebih cepat, pelayanan yang lebih efisien daripada bus

biasa).

Sedangkan BUS RAPID TRANSIT (Bus Trans Semarang) Bantuan Bus

Besar AC untuk Kota Semarang dari Departemen Perhubungan telah diserah

terimakan pada tanggal 23 September 2008 sebanyak 20 (dua puluh) unit;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

• Bus di beri nama “TRANS SEMARANG” dan dioperasikan oleh Pihak

Konsorsium yang melayani 1 koridor yaitu “Mangkang – Penggaron”;

• Jumlah halte yang telah dibangun sebanyak 53 Unit halte termasuk

dengan Smart Card tiketing system dengan dana APBN tahun anggaran

2008 melalui Satker Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah;

• Tarif yang ditetapkan adalah sebesar Rp.3.500.-, dan direncanakan pada

tahun anggaran 2010 Pemerintah Kota Semarang akan memberikan

biaya Subsidi operasional Bus. (Sumber BLU,UPTD Terminal

Mangkang)

2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam

Pendayagunaan pengelolaan Bus Trans Semarang

Peranan dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang dapat

didefinisikan sebagai wewenang, pelaksana tugas dari dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam melaksanakan tugas-

tugas dan tanggung jawab guna mencapai tujuan dan misi sebagai

pengelola secara optimal yang didasarkan pada Peraturan Walikota

Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang. Bidang

Perhubungan Darat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,

membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang

Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis Dampak Lalu Lintas.

Dapat membnatu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan mengenai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

transportasi serta pengadaan peremajaan dari angkutan lama dengan

meluncurkan Bus Trans Semarang

Pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan melalui

Direktorat Jendral Perhubungan Darat secara nasional melalui Dinas

Perhubungan Provinsi Dan Kota adalah yang berperan dalam pengelolaan

sistem transportasi di lingkungan perkotaan. Sesuai dengan misi berupa

menciptakan, membangun dan mengorganisasi sistem pelayanan

transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau

masyarakat Kota Semarang. Sesuai dengan undang-undang transportasi

No 22 tahun 2009 pasal ketiga yang berbunyi ” Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu

dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,

memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan

bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, dimana dalam

penyelenggaraan ini memperhatikan juga asas efektif dan efisien pada

pasal kedua.

Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa, jika pengoperasian dari

transportasi publik khusnya transportasi daerah dan kota ada pihak yang

telah mengelola entah itu dari swata dan pemerintah, akan tetapi Dinas

Perhubungan sebagai UPTD (Unit Pengellola Terminal Daerah) juga

memiliki andil besar dimana adanya pembagian kepemilikan dan

pengoperasian sarana transportasi, hal inilah yang mengakibatkan fungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

utama pemerintah daerah, kota atau pusat berperan dalam pengelolaan dan

penataan transportasi.

Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi tersebut

memilki fungsi selaku pihak yang berwenang menurunkan tugas kepada

UPTD BLU Mangkang sebagai pengelola, UPTD tersebut adalah bagian

dari Dinas Perhubungan selaku berfungsi pengelola yang menetukan

standart pelayanan yang dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan-

kegiatan. Kegiatan itu meliputi :

1. Menyediakan dan Memelihara prasarana (Shelter, bUs lane, mesin tiket,

rambu lalu lintas, dll) dalam hal ini dinas tersebut mengupayakan untuk

dapat menyedikan fasilitas sebagai penunjang dan pendukung untuk

pengeloaan Bus Rapid Transit.

2. Pengawasan setiap kegiatan diperlukan pemantauan sebagai controling

guna tercapainya suatu kegiatan Pengawasan disini dilakukan oleh pihak

Dinas Perhubungan selaku regulator dari penyelenggaraan BUS RAPID

TRANSIT Trans di Koat Semarang,

3. Promosi Bus Trans Semarang, promosi dilakukan dengan memberikan

informasi kepada khalayak umum baik dalam bentuk media melalui

internet serta media koran .

4. Regulasi yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan ialah berfungsi

sebagai regultor dimana membantu dalam mengatur serta

mengendalikan aturan ada cakupan batasan-batasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

5. Evaluasi dan Pengembangan berupaya melakuakn penialian atau

penaksiran dan berusaha pembangunan secara bertahap dan teratur yangg

menjurus ke sasaran yg dikehendaki yakni menumbuhkembangkan dan

mengahasilgunakan Bus tersebut.

6. Pembayaran BOK dilakuakan guna mencapai efisiensi dan efektivitas

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menumbuh kebangkan,

mendayagunakan Bus Trans Semarang agar menjadi efisien yang berguna

dan bermaanfaat dalam lingkup Kota Semarang sebagai transportasi

perkotaan.

2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam

pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian

ini serta hubungannya dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan.

Mengacu pada konsep dan teori di atas, maka kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bus Trans Semarang merupakan salah satu moda transportasi yang

memiliki kelebihan serta diluncurkan di Semarang guna peremajaan moda

angkutan baru, peminatnya adalah kaum muda terpelajar seperti SMP, SMA,

dan Umum. Bus Rapid Transit merupakan salah satu transportasi di

Semarang dalam hal ini perlu di dayagunakan untuk pengurangan arus

kepadatan di Kota Semarang, besar harapan tersebut agar dapat terealisasi

dengan berdayaguna serta berhasil guna. Akan tetapi pendayagunaannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

masih jauh dari bayangan masalah yang dihadapi kurangnya jalur koridor

yang saat ini masih berjalan satu koridor, jumlah bus relatif sedikit, dan

penumpang masih relatif sedikit.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi merupakan instansi

yang berwenang di bidang Transportasi, khususnya pengelola Bus Trans

Semarang yang dilimpahkan kepada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas

Terminal) Mangkang, berfungsi sebagai pelaksana sebagian kegiatan teknis

operasional Dinas Perhubungan Komunikasi dan Infomrasi di bidang

Pengelolaan terminal dan Bus Rapid Trans bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen akan pelayanan angkutan baru Semarang sebagai

daerah Perdagangan dan Jasa, serta ditunjang BLU (Badan Layanan Usaha)

sebagai penggerak utama menuju kemandirian ekonomi daerah.

Peranan dinas perhubungan komunikasi dan informasi dalam

mendayagunakan Bus Trans Semarang akan dipengaruhi oleh berbagai factor,

baik itu faktor pendukung ataupun faktor penghambat pelaksanaan kegiatan.

Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi tercapainya pelaksanaan tujuan

antara lain keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

penunjang yang masih kurang memadai, serta adanya trayek yang

berhimpitan menjadi hambatan bagi pelaksanaan Bus Rapid Transit.

Diharapkan dengan adanya peran aktif dari dinas perhubungan dalam

pelaksanaan pendayagunaan khususnya pengelola Bus Trans Semarang

melalui berbagai kegiatan yang telah dicanangkan, dapat menjadikan Bus

Trans Semarang sebagai alat moda transportasi yang dapat digunakan secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

efisien dan efektif yang terus bermanfaat, serta memberikan pelayanan moda

transportasi yang lebih baik kedepannya.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai peranan dinas

perhubungan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang, maka peneliti

membuat kerangka berpikir, dimana skema kerangka berpikir digambarkan

sebagai berikut (lihat gambar 2.1)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Peranan Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi

dalam Mendayagunakan Bus

Rapid Transit

- Menyediakan dan Memelihara sarana dan prasarana

- Promosi - Pengawasan - Regulasi - Evaluasi dan

Pengembangan - Pembayaran BOK

Tersedianya moda transportasi yang lebih baik.

- Gejolak Sosial :

Trayek yang berhimpit

Persaingan tidak sehat

Faktor Penghambat :

-Keterbatasan sumber daya

manusia.

-Terbatasnya jumlah

anggaran dana.

Perencanaan dan Pelaksanaan

Transportasi Massa Bus Rapid

Transit

UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1

Pemerintah menjamin ketersediaan

angkutan massal berbasis jalan untuk

memenuhi kebutuhan angkutan orang

dengan kendaraan bermotor umum di

kawasan perkotaan

Faktor Pendukung :

Terjalinnya hubungan kerjasama

yang baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif.

Dimana penulis berusaha menggambarkan kondisi objek dan fenomena

sosial yang sebenarnya serta permasalahan yang ditemui. Seperti yang

dijelaskan oleh H.B. Sutopo (2002:111) tentang penelitian deskriptif

kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian mengenai potret

kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di

lapangan studinya. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal

yang berhubungan dengan suatu keadaan. Apabaila datanya telah

terkumpul lalu diklasifikasikan dengan data yang bersifat kualitatif yaitu

digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut

kategori untuk memperoleh kesimpulan.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang. Dipilihnya Dinas tersebut

sebagai lokasi penelitian karena Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang yang mempunyai tugas dalam hal penataan

trayek agar jalur tidak berhimpit sehingga tidak menimbulkan gejolak

sosial selain itu dipilihnya Kota Semarang sebagai lokasi penelitian karena

Kota Semarang mampu membenahi sistem Transporasti bersama melalui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kerjasama yang terbentuk antara stakeholder sehingga pemerintah tidak

memonopoli transportasi.

3.3 Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2010:157)

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Berkaitan dengan penelitian yang berjudul ”Peranan Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Rangka Pendayagunaan

Transportasi Bus Rapid Transit”, maka sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang

berhubungan langsung dengan objek penelitian melalui wawancara

yang didukung oleh observasi. Data primer diperoleh dari berbagai

pihak diantaranya adalah:

(1) Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang

(2) Kepala Bidang UPTD Dinas Terminal Mangkang

(3) Kepala Bidang Pengeloaan Bus Rapid Transit atau manager

pengelola Bus Rapid Transit

(4) Kepala Seksi Angkutan Darat

(5) Staf Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(6) PT.Trans Semarang

(7) Pengguna atau Masyarakat.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh

dari selain sumber data primer, dalam artian data yang diperoleh secara

tidak langsung melalui dokumentasi dan buku-buku yang relevan dalam

penelitian. Misalnya catatan, gambar, buku kepustakaan dan juga

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan aktivitas di Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.

3.4 Teknik Pengambilan Sample

Dalam menentukan sample, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling yang berarti bahwa peneliti memilih informan yang

dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan

dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang jelas. (Patton dalam HB.

Sutopo, 2002 :56)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik-teknik pegumpulan

data tersebut selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Obsevasi (pengamatan)

Adalah teknik pengumpulan dengan melalui pengamatan langsung

yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek yang diteliti. (Lexy J. M

2010 :174)

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi

langsung atau tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara

diawali dengan pertanyaan berupa garis besar kemudian akan

berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh hasil

yang lebih mendalam. ((Lexy J. M 2010 :186)

c. Dokumentasi

Teknik ini dipergunakan untuk mendukung data yang dikumpulkan

dari hasil observasi dan interview. Data bisa berasal dari majalah,

artikel, catatan, arsip-arsip, surat keputusan dan lain sebagainya, yang

dianggap menunjang. (Lexy J. M 2010 :216)

3.6 Teknik Analisis Data

Model Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis interaktif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono

(2010: 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai

tuntas. Dalam model ini dibutuhkan 3 komponen, antara lain:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data

yang telah direduksi, merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan finalnya ditarik dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono

(2010:249) menyatakan “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sajian data ini harus

mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan pada pertanyan

penelitian.

3. Penarikan kesimpulan

Setelah tahap pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya

yang dilakukan adalah usaha penarikan kesimpulan berdasarkan hal

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data atau dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kata lain dimulai dengan awal pengumpulan data, dalam hal ini peneliti

harus sudah mulai mengerti apa arti hal-hal yang ditemui. Kesimpulan

terkahir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.

Untuk lebih jelasnya proses analisis data dengan model interaktif ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman

Sumber : Sugiyono, 2010 :246

3.7 Validitas Data

Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan dan tafsir

sebagai hasil penelitian, sehingga dapat menunjukan sejauh mana kualitas

yang diproleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarnnya. Untuk

menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut valid maka digunakan

teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2010:

Pengumpulan Data

Sajian Data Reduksi Data

Penarikan Simpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi sumber. Menurut Patton dalam Lexy J Moleong (2010: 330)

triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang

4.1.1. Kondisi Geografis

Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, berada pada

pelintasan Jalur Jalan Utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan

Jakarta. Secara geografis, terletak diantara 1090.35‟- 110

0.50‟ Bujur Timur dan

60.50‟-7

0.10‟ Lintang Selatan. Dengan luas 373,70 KM

2, Kota Semarang memiliki

batas-batas wilayah administarsi sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

- Sebelah Timur : Kabupaten Demak dan Grobogan

- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.

Daerah pantai merupakan kawasan dibagian Utara yang berebatasan langsung

dengna Laut Jawa dengan kemiringan antara 0% s/d 2%, daerah dataran rendah

merupakan kawasan di bagian Tengah, dengan kemiringan antara 2-15%, daerah

perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan kemiringan antara 15-40% dan

beberapa kawasan dengan kemiringan diatas 40%(>40%).

Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang

dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

April – September dan musim penghujan antara bulan oktober-Maret. 230C s/d

dengan 340C, dengna kelembaban udara tahunan rata-rata 77%.

Posisi Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan

dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan

Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan

dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan

panjang garis pantai meliputi 13,6 km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara

0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai.

Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan

dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 km2. Berikut

data kecamatan yang ada di Kota Semarang beserta nama kecamatan yang ada di

wilayah Kota Semarang adalah sebagaimana dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Data Kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010

No Nama Kecamatan Jumlah Desa atau Kelurahan Jumlah

1 Mijen 14 14

2 Gunung Pati 16 16

3 Banyumanik 11 11

4 GajahMungkur 8 8

5 Semarang Selatan 10 10

6 Candisari 7 7

7 Tembalang 12 12

8 Pedurungan 12 12

9 Genuk 13 13

10 Gayamsari 7 7

11 Semarang Timur 10 10

12 Semarang Utara 9 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

13 Semarang Tengah 15 15

14 Semarang Barat 16 16

15 Tugu 7 7

16 Ngaliyan 10 10

Jumlah 177

Sumber : Bappeda 2010 Kota Semarang dalam angka

Luas wilayah Kota Semarang sekitar 373,70 KM2. Nama dan luas wilayah

untuk masing-masing kecamatan di Kota Semarang serta Jumlah penduduk

adalah seperti terlihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang Menurut Kecamatan

di Kota Semarang Tahun 2010

Sumber : Bappeda, 2010

No Nama Kecamatan Rumah

Tangga

Penduduk Kepadatan

Penduduk

Luas Wilayah

(KM2)

1 Mijen 14,779 52,711 916 57.55

2 Gunung Pati 20,050 71,174 1,315 54.11

3 Banyumanik 32,947 125,909 4,901 25.69

4 GajahMungkur 15,148 62,413 6,881 9.07

5 Semarang Selatan 22,427 85,309 14,391 5.93

6 Candisari 19,155 80,224 12,267 6.54

7 Tembalang 61,009 133,434 3,019 44.20

8 Pedurungan 49,413 171,599 8,282 20.72

9 Genuk 22,486 85,877 3,135 27.39

10 Gayamsari 24,201 74,748 12,101 6.18

11 Semarang Timur 21,969 80,433 10,446 7.70

12 Semarang Utara 31,306 127,170 11,593 10.97

13 Semarang Tengah 21,196 73,174 11,918 6.14

14 Semarang Barat 40,627 159,946 7,357 21.74

15 Tugu 8,044 27,846 876 31.78

1

16

Ngaliyan 33,780 115,466 3,039 37.99

Jumlah 438,537 1,527,433 4,087 373.70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Luas yang ada, terdiri dari 39,56 km2 (10,59 %) tanah sawah dan 334,14

(89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar

merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12 %), dan hanya sekitar 19,97 % nya

saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan

untuk tanah pekarangan / tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu

sebesar 42,17 % dari total lahan bukan sawah. Berikut bagan areal pengunaan

tanah : 373,70 KM2.

Gambar 1

Sumber : Bapeda Kota Semarang (Semarang dalam angka)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kolam dan tambak menempati angka

yang paling sedikit yaitu 4 %, sedangkan alahan yang digunakan untuk Tegalan

berkisar antara 24% dan bangunan menempati posisi paling besar dan teratas

berjumlah 38%, sementara itu sisanya masih dibagi lagi antara sawah yang

berkisar 11% dan lainnya 23 %.

4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang

Kota Semarang berada pada posisi ditengah-tengah pantai utara Pulau

Jawa, dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan

4% 24%

38%

11%

23%

Presentase Penggunaan Areal Tanah

Kolam/Tambak

Tegalan

Bangunan

Sawah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah

utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 kilometer.

Dengan luas wilayah sebesar 373,70 kilometer persegi Kota Semarang terbagi

dalam 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 kecamatan yang ada terdapat 2

kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu kecamatan Mijen (57,55 km2)

dan kecamatan Gunungpati (54,11 km2). Kedua kecamatan tersebut termasuk

dalam daerah “kota atas” yang sebagian besar wilayahnya masih terdapat areal

persawahan dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil

adalah kecamatan Semarang Selatan (5,93 km2) diikuti oleh kecamatan Semarang

Tengah (6,14 km2). Kecamatan Semarang Selatan dan Semarang Tengah

merupakan daerah pusat kota yang sekaligus sebagai pusat perekonomian/ bisnis

Kota Semarang, sehingga sebagian besar dari wilayahnya banyak terdapat

bangunan pertokoan/mall, pasar, perkantoran, termasuk didalamnya antara lain

Kawasan Simpang Lima, Kawasan Tugu Muda, Pasar Bulu, Pasar Peterongan,

Pasar Johar dan sekitarnya yang dikenal dengan “Kota Lama” Semarang.

Jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2010 sebesar 1.527.433 jiwa.

Dengan jumlah sebesar itu Kota Semarang termasuk dalam 5 besar

Kabupaten/Kota yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah.

Yang mempunyai pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan

Gunungpati sebesar 3,83 %, kemudian berturut-turut diikuti oleh Kecamatan

Genuk (3,33 %), Kecamatan Mijen (3,28%), Kecamatan Pedurungan (3,23 %),

Kecamatan Ngaliyan (2,44%) dan Kecamatan Banyumanik (2,42 %).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sebagai salah satu kota metropolitan Semarang boleh dikatakan cukup

padat, pada tahun 2010 ini kepadatan penduduknya sebesar 4.087 jiwa per km2,

sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan keadaan tahun 2009. Bila

dilihat menurut Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling rendah

adalah Kecamatan Tugu sebesar 876 jiwa per km2 diikuti dengan Kecamatan

Mijen (916) dan Kecamatan Gunungpati (1.315). Ketiga Kecamatan tersebut dua

diantaranya merupakan daerah pertanian dan perkebunan, sehingga sebagian

wilayahnya masih banyak terdapat areal persawahan dan perkebunan, sedangkan

Kecamatan Tugu merupakan daerah pengembangan industri sehingga banyak

terdapat bangunan-bangunan dan lahan industri yang menyita sebagian besar

wilayahnya. Namun sebaliknya untuk Kecamatan-Kecamatan yang terletak di

pusat kota, dimana luas wilayahnya tidak terlalu besar namun jumlah

penduduknya banyak kepadatan penduduknya sangat tinggi. Yang paling tinggi

kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan (14.391 jiwa/km2)

kemudian Kecamatan Candisari (12.267), Kecamatan Gayamsari (12.101),

diteruskan dengan Kecamatan Semarang Tengah (11.918) dan Kecamatan

Semarang Utara (11.593). Bila dikaitkan dengan banyaknya keluarga atau

rumahtangga, maka bisa dilihat bahwa rata-rata setiap keluarga di Kota Semarang

memiliki 3 sampai 4 anggota keluarga, dan kondisi ini terjadi pada hampir seluruh

kecamatan.

4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Kota Semarang

4.3.1. Pembentukan Organisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

dibentuk berdasarkan hukum berdirinya Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika Kota Semarang adalah :

1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor : 12 Tahun 2008,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota

Semarang.

2. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika Kota Semarang.

3. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 66 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas

Terminal Kota Semarang.

4.3.2. Kedudukan

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

merupakan Dinas Perhubungan adalah merupakan unsur pelaksana

Pemerintah Daerah. Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

melalui Sekretaris Daerah .

4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang

Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang perhubungan,

komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan diatas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan tehnis di bidang perhubungan darat, bidang

keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran, bidang

perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan informatika

2. Pengkoordinasian pelaksana tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika. Dan Penyelengaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang perhubungan darat, bidang keselamatan

atau sarana dan prasarana, bidang perepakiran, bidang perhubungan

laut dan udara serta di bidang komunikasi dan informatiak.

3. Pengelolaan urusan administrasi keuangan, koordinasi penyusunan

program, pengeloaan data dan informasi di bidang perhubungan darat,

bidang keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran,

bidang perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan

informatika.

4. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran tehnis, pemberian bimbingan

di bidang Perhubungan Komunikasi dan Informatika.

5. Pelaksanaan pemberian bimbingan dibidang Perhubungan Komunikasi

dan Informatika serta fasilitas pembiayaan di lingkungan Kota

Semarang.

6. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian

serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

bidang tugasnya.

4.3.4. Visi dan Misi

V i s i

“TERWUJUDNYA PELAYANAN TRANSPORTASI YANG

HANDAL SERTA PELAYANAN KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA YANG TERTIB DI KOTA PERDAGANGAN DAN

JASA”

Visi tersebut diatas mengandung arti sebagai berikut :

Transportasi, dalam arti suatu sistem yang terdiri dari sarana dan

prasarana yang didukung oleh tata laksana dan Sumber Daya

Manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.

Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh

penyelengaraan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat

waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh

wilayah kota serta mampu mendukung pembangunan kota.

Komunikasi, dalam arti penyebaran informasi yang dilakukan oleh

suatu kelompok soaial tertentu kepada pendengar atau khalayak

yang heterogen serta tersebar dimana-mana.

Informatika, dalam arti hal-hal / usaha di bidang informasi

Komunikasi dan Informatika yang tertib, dalam arti keberadaan

prasarana komunikasi dan informatika yang sesuai dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan norma / nilai

yang berlaku di masyarakat.

4.3.5. Susunan Organisasi

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi mempunyai susunan

organisasi yang terdiri dari:

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari :

1. Seksi Lalu Lintas;

2. Seksi Angkutan;

3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas.

d. Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, terdiri dari :

1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi;

2. Seksi Rekayasa;

3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana.

e. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas, yang terdiri dari :

1. UPTD Terminal

Sesuai dengan penjelasan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun

2008, tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kota Semarang adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan

Susunan organisasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2008,

tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kota Semarang, terdiri dari:

Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan

mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi bidang perhubungan.

Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun

pembangunan, pengelolaan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,

rumah tangga, perlengkapan sarana prasarana kantor, kehumasan dan administrasi

perijinan

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai

fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin

maupun pembangunan;

b. Pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan

dan kehumasan serta pelaporan dinas ;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian ;

d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan ;

e. Pelaksanaan administrasi perijinan ;

Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, mempunyai tugas menyusun rencana

dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun pembangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan urusan

surat menyurat, kearsipan, ekspedisi, ketatalaksanaan, perlengkapan,

hubungan masyarakat, urusan rumah tangga, protocol, administrasi perijinan,

menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan

pegawai, mutasi pegawai serta mengurus pengelolaan administrasi

kepegawaian

3. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan

pengelolaan administrasi di bidang keuangan yang meliputi penyusunan

anggaran, penerimaan, penyetoran, pembukuan, pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan berpedoman pada Sistem Informasi Manajemen

Pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

Bidang Perhubungan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian

lalu lintas, angkutan dan analisis dampak lalu lintas

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perhubungan Darat

mempunyai

fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas

darat.

b. Pelaksanaan pemenuhan, pembinaan, pengaturan, pengawasan dan

pengendalian angkutan orang dan barang di jalan.

c. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, dan pengawasan dampak lalu lintas dan

angkutan darat. Pelaksanaan penyiapan, penyuluhan dan pembinaan

keselamatan lalu lintas dan angkutan darat. Dan Pelaksanaan tugas lain yang

diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perhubungan Darat terdiri dari :

1. Seksi Lalu Lintas, mempunyai tugas :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan laik jalan kendaraan

beserta kelengkapannya, moda angkutan air dan moda angkutan jalan rel

di wilayah kota;

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan batas maksimum pemberian

Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Bermotor; Melaksanakan penetapan

standar batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan

barang dan tertib pemanfaatan kota; serta Melaksanakan penetapan

pengaturan lalu lintas pada jaringan jalan di wilayah kota;

c. Melaksanakan pengaturan pejalan kaki di wilayah kota; Melaksanakan

penetapan kecepatan maksimum di wilayah kota; serta Melaksanakan

perijinan, pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan dan tertib

pemanfaatan jalan kota;

d. Melaksanakan pemberian ijin penggunaan jalan, selain untuk kepentingan

lalu lintas di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan

pengawasan jaringan lintas sungai di wilayah kota; serta Melaksanakan

pemberian ijin pengawasan pendirian Sekolah Mengemudi di wilayah

kota; serta Melaksanakan penerbitan sertifikat lulus mengemudi di wilayah

kota; dan Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi bidang LLAJ,

perkereta-apian, dan LLASDP di wilayah kota.

2. Seksi Angkutan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penetapan jaringan trayek angkutan orang, jaringan lintas

angkutan barang, jaringan lintas sungai dan jaringan jalan rel di wilayah

kota; Melaksanakan dan mengendalikan pelayanan angkutan orang, barang

dan angkutan khusus di wilayah kota; serta Melaksanakan perencanaan

dan pengkajian pelayanan angkutan orang, barang dan angkutan khusus,

serta kendaraan tidak bermotor di wilayah kota;

b. Melaksanakan pemberian ijin pengoperasian angkutan kota, angkutan

antar kota dalam propinsi, angkutan kota antar propinsi, angkutan khusus,

angkutan pariwisata, angkutan sungai, danau dan rel; Melaksanakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal angkutan

jalan, sungai, danau dan jalan rel yang wajib dilaksanakan oleh kota;

c. Melaksanakan pemberian ijin usaha angkutan tidak dalam trayek tetap,

dalam trayek tetap dan trayek khusus (angkutan karyawan dan antar

jemput anak sekolah).

3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyiapan program, metode dan sistim kerja serta

pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas;

b. Melaksanakan perencanaan pendayagunaan dan bimbingan serta

pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas; Melaksanakan

perencanaan, pengadaan, pengelolahan dan bimbingan pendayagunaan di

bidang analisis dampak lalu lintas; dan Melaksanakan perencanaan,

pengadaan, pengelolaan dan bimbingan pengembangan materi di bidang

analisis dampak lalu lintas;

BIDANG KESELAMATAN SARANA DAN PRASARANA

Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana dipimpin pleh seorang Kepala Bidang

yang mempunyai tugas penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan dan

pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi, rekayasa serta keselamatan

dan teknik sarana

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Keselamatan Sarana

dan Prasarana mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, penyiapan, pengawasan dan

pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi.

a. Pelaksanaan pemenuhan, pembinaan, pengaturan, pengawasan dan

pengendalian rekayasa sarana dan prasarana.

b. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, pemeliharaan dan pengawasan

sarana dan prasarana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

c. Pelaksanaan penyiapan, penyuluhan dan pembinaan keselamatan lalu

lintas dan angkutan darat.

b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang

tugasnya

Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana terdiri dari :

1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan perencanaan, pemasangan, penempatan dan pemeliharaan

perlengkapan jalan (rambu, marka, traffic light, pagar pengaman, paku

jalan, deliniator, shelter, jembatan penyeberangan) dan sungai (rambu

sungai/bouy) di wilayah kota;

b. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana

angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan yang dibangun atas

prakarsa daerah; Melaksanakan perencanaan dan pembangunan jaringan

jalan bebas hambatan yang akan dibangun atas prakarsa daerah (non lintas

kota); serta Melaksanakan perencanaan dan penetapan lokasi serta

penyelenggaraan terminal type C dan terminal angkutan barang di wilayah

kota;

c. Melaksanakan perencanaan umum, pengembangan dan pengawasan

jaringan jalan yang akan dibangun atas prakarsa daerah;

d. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pemasangan

dan pemeliharaan alat pengawasan dan alat pengaman (rambu, kelas jalan)

lalu lintas jalan kota, danau dan sungai non lintas kota, serta laut dalam

wilayah 4 (empat) mil;

e. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan dan lokasi prasarana

angkutan sungai di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan

pengawasan terminal angkutan orang dan angkutan barang di wilayah

kota; serta Menyusun anggaran kegiatan dan pembangunan dalam rangka

menunjang kegiatan peningkatan dan pengembangan bidang fasilitas dan

perlengkapan transportasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Seksi Rekayasa, mempunyai tugas :

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang rekayasa;

b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran

di bidang rekayasa;

c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang rekayasa

Menyiapkan bahan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas;

serta Menyiapkan bahan penetapan jaringan transportasi jalan;

d. Menyiapkan bahan analisis kinerja persimpangan jalan, perlintasan sebidang

antara jalan dan rel kereta api serta daerah rawan kecelakaan lalu lintas;

Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang rekayasa; serta

Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian

di bidang rekayasa;

e. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa;

Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Seksi Rekayasa;

serta Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi

Rekayasa; dan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana, mempunyai tugas :

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keselamatan dan

teknik sarana; Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan

rencana kerja anggaran di bidang keselamatan dan teknik sarana; serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang

keselamatan dan teknik sarana;

b. Menyiapkan bahan pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor;

Menyiapkan bahan kebutuhan dan pemeliharaan fasilitas pengujian

berkala kendaraan bermotor dan tidak bermotor; serta Menyiapkan bahan

kajian teknis pemberian ijin usaha bengkel umum kendaraan bermotor;

c. Menyiapkan bahan penelitian, pemeriksaan dan pelaporan kondisi teknis

kendaraan bermotor wajib uji yang mengalami kecelakaan lalu lintas di

jalan ; Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang

keselamatan dan teknik sarana; serta Menyiapkan bahan pembinaan,

pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang keselamatan dan

teknik sarana;

d. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang

keselamatan dan teknik sarana; Menyiapkan bahan penyususnan laporan

realisasi anggaran Seksi Keselamatan dan Tehnik Sarana. ; Menyiapkan

bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi Keselamatan dan Tehnik

Sarana ; dan

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya

4.3.7. Kepegawaian

Dinhubkominfo Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

membawahi 272 orang pegawai, terdiri dari 238 orang pegawai laki-laki dan 35

orang pegawai perempuan yang telah terbagi berdasarkan tugas dan tanggung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

jawabnya masing-masing. Pembagian dan jumlah pegawai Dinhubkominfo Kota

Semarang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Menurut Golongan dan Jenis Kelamin

Per 31 Desember 2011

NO GOL JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-

LAKI PEREMPUAN

1 I/A 4

4

3 I/B 10 - 10

5 I/C 10

10

6 I/D 6 1 7

7 II/A 32 2 34

8 II/B

42 + (1

CPNS)

4 + (3

CPNS) 50

9 II/C 18 2 20

10 II/D 7 1 8

11 III/A

12 + (1

CPNS)

3 + (2

CPNS) 18

12 III/B 42 13 55

13 III/C 14 8 22

14 III/D 25 3 28

Sumber : : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi

Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan

Per 31 Desember 2011

15 IV/A 3

3

16 IV/B 4

4

JUMLAH 231 42 273

NO GOL

TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

SLTA/SME

A STM

DII

I

DII AKADEMI LA

(PERHUBUNGAN) S1 S2

SMP SD

1 I/A - - - - - - - 4 4

2 I/B - - - - - - - 10 10

3 I/C - - - - - - 9 1 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi

Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB)

Peralatan dan Mesin 2011

NO Jenis Sarana Asal-Usul

JUMLAH

1 Mobil Lain APBD 5

3 Mobil Sedan APBD 1

5 Mobil Jeep APBD 1

6 Mobil Pick Up APBD 1

7

Kendaraan Dinas

Station Wagon APBD 1

8 Sepeda Motor APBD 25

9

Sepeda Motor (Suzuki

A 100)

Sumbangan/

Hibah 16

JUMLAH

50

4 I/D - - - - - - 7 7

5 II/A 21 2 - - - - - 11 34

6 II/B 37 3 1 (4CPNS) - - 3 2 50

7 II/C 1 - 9 - - - 10 - 20

8 II/D 3 1 1 - - - 3 - 8

9 III/A 7 - - -

7 &

(3CPN

S) - 1 - 18

10 III/B 29 9 - 1 16 - - - 55

11 III/C 2 - 2 8 10 - - - 22

12 III/D - 2 - - 22 4 - - 28

13 IV/A - - - - - 3 - - 3

14 IV/B - - - - 4 - - - 4

JUMLAH 273

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Sumber : Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Dishubkominfo 2011

4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia

UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1 Pemerintah menjamin ketersediaan

angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan

orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan.

UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2 Angkutan Massal sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan ;

a. Lajur khusus

b. Mobbil bus yang berkapasitas angkutan masaal

c. Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek

angkutan massal dan ;

d. Angkutan penumpang

4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum (UU 22/2009-Ps

139)

1. Angkuatn umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan

angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.

2. Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum sebagaimana

pada ayat diatas.

4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pada bab pembahasan, penulis akan memaparkan tentang peran Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans

Semarang, karena dengan adanya peran dari Dinas tersebut maka Bus Trans

Semarang akan lebih berdayaguna khususnya pada koridor 2, 3, 4, 5, dan 6 dan

dihapakan juga akan lebih berkembang dengan peningkatan jumlah penumpang.

Dengan demikian baik Dinas maupun campur tangan UPTD sebagai

pelaksanannya diharapkan dapat terus menjalankan program angkutan massal

berjenis Bus Trans Semarang. Upaya tersebut sangatlah penting dikarenakan

dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat khususnya di

sektor transportasi. Dengan harapan pelayanan angkutan umum meningkat, dapat

mengurangi kepadatan di jalan,perpindahan penggunaan kendraan pribadi ke

angkutan umum, penghematan BBM, pengurangan polusi udara terdapat tarif

yang terjangkau Sedangkan tingkat kepadatabn kendaraan dapat dilihta pada tabel

berikut ini :

TABEL 4.6 JUMLAH KENDARAAN BERDOMISILI DI KOTA

SEMARANG

Tahun Bus Truk Taksi MP Mobil

Dinas

Sepeda

Motor

Becak Sepeda Dokar Gerobak Songko

2012 695 766 810 745 20682 98183 8386 70186 101 344 97

2011 690 758 810 730 20682 93073 8386 70186 101 344 97

2010 530 732 800 708 20682 93073 8374 70172 101 344 97

2009 471 1168 Non 1743 23813 98345 12790 88650 99 579 137

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

data

2008 207 1109 Non

data

1686 21565 87494 12790 85964 113 169 473

Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang

Kota Semarang termasuk salah satu kota yang menerima bantuan atau

hibah dari Kementrian Perhubungan berupa 20 armada Bus Rapid Transit. Akan

tetapi yang baru dijalankan 14 armada bus, 6 sebagai sisanya digunakan sebagai

cadangan. Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,

diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan HUT

kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota Semarang. Keberadaan Bus Trans

Semarang diciptakan sebagai salah satu pembaharuan sebagai salah satu jenis atau

bentuk pembaharuan model transportasi yang berjenis busway.

Untuk merealisasikan progran dari Kementrian Perhubungan, maka

pemerintah kota Semarang bersama Dinas Perhubungan dan UPTD Mangkang

serta Badan Layanan Umum dan pengusaha PT. Trans mengadakan kerjasama,

yang kemudian hasilnya dari Dinas Perhubungan memberikan wewenang dan

tanggungjawab kepada UPTD dalam melaksanakan tugas yang diemban untuk

menjadi pihak dalam mengelola armada Bus Rapid Transit tersebut. Kerjasama

tersebut dilaksanakan dalam rangka lebih mewujudkan performa antar perusahaan

dan sekaligus mendapatkan efisiensi perusahaan, melibatkan pengusaha PT.Trans

Semarang selaku operator armada BRT. Sementara itu BLU sendiri adalah badan

setengah swasta dan setengah pemerintah dalam hal ini bentuk BLU telah resmi

oleh pemerintah Kota Semarang yang mengacu pada dasar-dasar hukum

pengelolan BLU UPTD Terminal Mangkang Kota Semarang. Diterbitkanlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Keputusan Walikota Semarang tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai Badan Layanan Umum

(BLU). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi

yang murah, cepat, aman, dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu lintas

dalan kota di Kota Semarang, diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis

jalan yang efektif dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) yang

dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota

Semarang.

Seperti yang dijelaskan oleh Mas Yudha selaku Petugas Timer Beliau

menjelaskan tahapan proses

“koridor satu jalur shelter di terminal mangkang, penumpang menunggu di

shelter, petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik

terdiri dari pelajar dan umum, petugas timer membagi shift kepada

pramugari ticketing, petugas ticketing pramugari meminta uang dan

memberi ticket Bus, penumpang turun di shelter yang disediakan dengan

awak kru yang siap mendorong tangga BRT ke Shelter dengan sistem pintu

membuka sendiri, 3 menit bus jalan kembali,” (hasil wawancara tanggal 12

Juli 2012, pukul 09.00 dengan Yudha petugas timer/ buku tutup shelter BRT

Trans Semarang ).

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa proses atau prosedur itu berkaitan

dengan pelayanan yang diberikan agar BRT itu mampu berdayaguna di wilayah

ini berikut tahapannya :

a. Koridor satu jalur shelter di terminal Mangkang : Di koridor ini para

petugas atau awak kru pramugara dan pramugari sudah menunggu shif

keberangkatan BRT untuk menjalankan tugasnya, pembagian ini diberikan

oleh pembagi petugas timer.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

b. Penumpang menunggu di shelter : Dalam hal ini para penumpang memang

tidak diperbolehkan naik disembarang tempat kecuali di shelter BRT itu

sendiri, mereka bisa menunggu dengan keberangkatan Bus berikutnya di

shelter tersebut, selain itu untuk memudahkan para petugas ticketing dalam

mencacat jumlah penumpang.

c. Petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik baik itu

pelajar ataupun umum : Setelah menunggu jadwal shift yang akan

dibagikan oleh petugas timer dan dibagikan kertas job discribe oleh

petugas timer untuk mencatat penumpang yang akan naik petugas

ticketing mulai mencatat penumpang selanjutnya membagikan karcis dan

menagih uang kepada penumpang, laporan ini akan dilaporkan ke Badan

Layanan Umum apabila terjadi kebocoran, dan sopir juga memperoleh

binaan dalam bekerja.

d. Petugas buka tutup shelter membagi shift keberangkatan kepada

pramugari ticketing : Dalam pembagian yang berlangsung ini harus

tercipta koordinasi yang baik antara petugas buka tutup shelter dan awak

kru petugas ticketing (petuugas timer), pembagian ini diberikan

berdasarkan shift yang telah ditetapkan oleh petugas buka tutup shelter, hal

ini berkaitan dengan data yang ada dibawah ini (lihat pada lampiran no 5) :

e. Penumpang turun di shelter yang disediakan dengan awak kru yang siap

mendorong tangga Bus Rapid Transit ke Shelter dengan sistem pintu

membuka sendiri, 3 menit kemudian bus jalan kembali : jalannya bus ini

dikarenakaan adanya dukungan dari pengawasan yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

4.5. Kelebihan dari BRT (Bus Transit Semarang)

Bus ini merupakan bus yang memiliki pelayanan yang bagus, disamping

memiliki pelayanan yang bagus, bus ini dikenal cepat dan terstruktur dalam hal

peningkatan pelayanan kepada penumpang beberapa diantaranya adalah waktu

yang diberikan tidak lama atau “ngetem”,dibandingkan dengan bus yang lain,

jenis tempat duduk disesuaikan untuk kaum difabel (penyandang cacat) dan ibu

hamil serta anak-anak, terdapat air conditioner serta aman nyaman dan murah.

“Golnya belum mengurangi kemacetan mbak, Semarang itu sudah macet

dulu baru ada BRT kan, jadi lebih untuk meningkatkan pelayanan karena

kebanyakan bus tidak sesuai aturan, adanya BRT ini diharapkan tercipta

pelayanan yang bagus bagi penumpang masalahnya yang berjalan baru I

koridor, akan lebih efektif kalau VI koridor semua sudah berjalan„”

(Wawancara tgl 25 Juni 2012 dengan Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku

Manager Pengelola BRT bagian UPTD Mangkang).

Berdasarkan dari wawancara diatas besar harapannya bahwa Bus ini dapat

berdayaguna dan berkembang karena kelebihan yang dimiliki ini akan tetapi

seperti yang dijelaskan oleh bapak Joko Umboro bahwa kenyataannya Bus ini

belum berdayaguna dan berkembang pada Koridor 3,4,5,6 hal ini dikaitankan

dengan masalah dana dan menggaet para pengusaha angkutan yang mau diajak

kerjasama dengan mereka, peran dinhub dibutuhkan agar tidak mematikan para

pengusaha bus lainnya.

Seperti juga yang diungkapkan bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie

Angkutan Darat,

“iya benar mbak masih koridor I dulu yang baru berjalan perlu proses secara

bertahap dalm menjalakann sampai pada yang diinginkan yaitu dari koridor

1 sampai VI, disini kan macet dulu baru BRT muncul, masalah lain saat

BRT ini muncul banyak sekali penolakan dari sopir angkot, terjadi gejolak

sosial. Karena BRT ini muncul dan dibuat jalur trayek yang sama sehingga

adanya trayek yang berhimpit.”. (wawancara pd tgl 29 Juni 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Hal ini dipertegas oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku

Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“BRT muncul di Semarang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan karena

kita Ibukota Provinsi, apalagi kemacetan memang sudah sangat tinggi

sekali, cara kita yang pertama sesuai perencanaan awal dengan cara

penambahan koridor di titik yang akan dibangun shelter, kalo masalah

koridor ini memang belum bisa mengurangi angka kemacetan, disini macet

dulu mbak baru BRT mluncur apalagi ada perbaikan jalan di Walisongo jadi

harapannya lebih meningkatkan pelayanan dulu,” (tgl 5 Juli 2012)

4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang

Konsep pendayagunaan dan pengembangan Bus Rapid Transit oleh Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang pada intinya adalah

untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan moda transportasi yang baik. Hal

ini berdasarkan asumsi bahwa apabila pengusaha Bus Rapid Transit mempunyai

kualitas pelayanan yang tinggi, maka mereka dapat mengelola usahanya secara

mandiri. Sehingga diharapkan usahanya dapat semakin berdayaguna, berkembang

kenyataannya Bus Rapid Transit yang dipegang PT Trans saat akan dikelola

sendiri mengalami kerugian karena pada tahun Januari-September 2010

mengalami sepi penumpang. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala

Divisi Pengendalian BLU, Bapak Ikhwan Susanto, A.Md

“ Pada dasarnya BRT didayagunakan dan dikembangkan karena salah satu

mode transportasi unggulan yang bisa dikatakan berhasil di kota besar

seperti Jakarta harapan besar juga diinginkan di kota Semarang ini, diadakan

lelang pemenang adalah PT.Trans Semarang untuk Koridor I. Lalu Bis itu

kita sewakan karena PT.Trans mengalami kerugian maka Bus tersebut kita

tarik lagi dan diserahkan ke pemerintah untuk di kelola. Dari sejarah ini

BLU terbentuk dan tergabung di organisasi UPTD untuk mengelola BRT,

dan PT Trans berpegang sebagai operasional, yang kita bayarkan dengan

sistem BOK” (Wawancara 6 Juli 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

PT.Trans mengalami kerugian setelah Bus itu dikelola sendiri maka itu PT

Trans bekerjasama dalam hal kontrak jasa dengan UPTD dan Badan Layanan

Umum untuk mengelola Bus Rapid Transit, Bus Rapid Transit tersebut ditarik lagi

oleh pemerintah agar PT Trans tidak demo dan mengalami kerugian serta bersedia

berkerjasama dengan Badan Layanan Umum. PT Trans sendiri adalah selaku

Konsorium Operasional BRT yang memengangkan tender sebagai operator untuk

BRT dari 4 pengusaha yang diajak bekerjasama diantaranya adalah PT Trans

Semarang, PT Mentari Mitra Nusantara, CV. Satria Jaya Mandiri, PT. Wira Bina

Prasamnya,dari keempat ini lelang tersebut dimenangkan oleh PT.Trans

Semarang.

Sejarah Lelang itu sendiri berjalan pada tanggal 18 September 2009 yang

dimulai dengan Perjanjian Sewa antar Pemkot Semarang dan PT Trans Semarang

karena mengalami kerugian akhirnya Bus tersebut ditarik kembali oleh

Pemerintah dengan mengasilkan Pengelolaan dan Operasional PT.Trans

Semarang dengan tema “ Ditetapkan UPTD Terminal Mangkang sebagai Badan

Layanan Umum selaku Pengelola BRT Semarang” yang tercetus pada tanggal 15

Juni 2010 selama berjalannya waktu pada tanggal tersebut juga melakukan

persiapan dan pelaksanaan Tender JOBRT 2010 (Joint Bus Rapid Transit).

Menurut bapak Joko Umboro, SE Selaku Manager Pengelola BRT

“Bus pada jalur Koridor dua akan jalan dan beroperasi sesuai rencana pada

tanggal 1 Oktober 2012 jika tidak ada halangan melintang mbak, kami juga

sudah memanggil para pengusaha yang mau mengambil dan mengganti bus

mereka dengan bus BRT sehingga tidak mematikan usaha mereka,”.

(Wawancara pada tanggal 2 Juli 2012 pukul 11.30).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Ditambahkan juga oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala

Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa

“iya mbak memang betul Dinas ini sangat berwenang sekali. Tahap

awalnya adalah perencanaan dulu baru pelaksanaan dari awal sebisa

mungkin kita membuat study visi dan misi dari Dinhubkominfo ini

kemudian membuat study tentang BRT itu sendiri lalu Visi dan Misi study

kita peremukan untuk stasiunnya yaitu ada 6 koridor,setelah visi misi

study kita membentukkan kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing

koridor,” (tanggal 3 Juli 2012 pukul 09.00 WIB)

Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana menambahkan lagi pada tagl 3 Juli 2012 08.00:

“Ya kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing koridor itu misalnya

kebutuhan armadanya busnya butuh berapa, terus kebutuhan haltenya

seperti tempat duduk dihalte, kemudian kaca di halte dan imbauan atau

peringatan dihalte tentang akan naik dan turun, kemudian penutup tirai

pada halte semacam itu. Untuk shelter sendiri yang membangun kita, kita

cuma dikasih bantuan Bus dari Dephub armada berjumlah 20 bus untuk

mensupport koridor I kemudian 54 halte. Untuk masalah dana kita dapat

dari APBN (Kementrian Perhubungan) dari bus dan haltenya kira-kira

mencapai 800juta mbak, jadi 800juta dikali jumlah bus itu 20 armada ya

sekitar 16M” (wawancara 3 Juli 2012)

Pada tanggal 1 Oktober 2010 adalah tercetusnya hasil yaitu pelaksanaan

hasil tender JOBRT 2010 dengan diserahkan kembali bus tersebut ke pemerintah

karena PT.Trans tidak mampu mengelola sendiri saat Bus itu dibawah kelola

UPTD BLU telah mengalami peningkatan yang signifikan dimana kondisi tingkat

isian penumpang mencapai 23.93% menjadi 50.83% , dan pada bulan Desember

2011 serta untuk prosesntase ketergantungan subsidi Operasional pada APBD

Kota Semarang pada Bulan Oktober 2010 yaitu 68% menjadi 30,17% pada

Desember 2011 sedangkan untuk pengguna jasa Bus Rapid Transit Koridor I

Tahun 2011 tercatat sejumlah 1.678.542 penumpang. (lihat lampiran nomer 14

tabel 4.7) Seperti juga yang telah diungkapkan Bapak Triwibowo hal yang sama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

pun juga diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Manager Pengelola BRT , beliau

mengatakan bahwa :

“Sesuai perencanaan awal yang telah kita rencanakan ada 6 koridor

seharusnya yang sudah berjalan namun baru koridor 1 saja yang masih

jalan, pada koridor I berjalan pada bulan September 2010, awalnya ya kita

menagtakan visi dan misi study lalu kita diskusi apa saja yang dibutuhkan

agar Bus ini bisa Berdayaguna dalam artian efisien dan berkembang di Kota

ini. Misalnya keperluan untuk ticketing, lalu haltenya, Lalu sesuai dengan

trak yang kita rencanakan Koridor II akan berjalan pada bln Oktober 2012,

InsyaAllah bisa jalan sesuai Jadwal jika tidak ada kendala dan harapannya

sesuai dengan yang kita rencanakan, dan di koridor I ini kita meliwati di

daerah titik kemacetan di kota Semarang” (wawancara pada tanggal 2 Juli

2012)

Berikut data ruas titik kemacetan Kota Semarang :

TABEL 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan, sumber Dishubkoinfo Kota Semarang

Bundaran Kaligawe

Sekitar kawasan Industrial Candi

Tambak Aji

Ngaliyan

Krapayak

Jl. Imam Bonjol

Depan Stasiun Poncol

Jalan Raden Patah

Jl. Kaligawe

Kawasan Kota Lama

Pertigaan Pedurungan

Pasar Gayamsari

Pasar Mrican

Jl. Soekarno Hatta

Pertigaan Pintu Tol Tembalang

SPBU Sukun

Jatingaleh

Kaliwiru

Jl. Diponegoro

Bundaran Simpang Lima

Jl. Kompol Maksum

Jl. MT Haryono

Jl. Pandanaran

Jl. Gajahmada

Bundaran Tugu Muda

Jl. Dr. Sutomo

Persimpangan Kaligarang

Terminal Banyumanik

Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang

Peranan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang adalah:

1. Menyediakan dan Memeliahara Prasarana

Sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam menangani bidang

perhubungan, Dishub secara khusus memiliki tanggung jawab atas kemajuan

transportasi di daerahnya. Oleh karena itu Dinas ini kemudian memfokuskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

program kerjanya pada upaya menstimulan serta menjaga keharmonisan

pembangunan, termasuk permasalahan transportasi yang dilakukan oleh

masyarakat dan stakeholder lainnya.

Menyediakan dan memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab

bersama baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal

penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya yang

dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan perannya dalam

meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta pelayanan yang baik

khususnya dalam moda transportasi berupa peremajaan Bus Rapid Transit di

Semarang, dengan adanya shelter ini diharapkan masyarakat khususnya bisa

dengan mudah menggunakan apalagi dibuat jalur khusus untuk kaum-kaum

tertentu, sehingga masayarakat dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas

tersebut. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE selaku

Kasie Rekayasa, yang mengatakan :

“Dalam upaya pemeliharaan shelter dan penyediaanya kita melakukan

dengan bekerjasama pemerintah Pusat ya dalam hal dana, pendiriannya itu

bertahap saat ini yang dibuat shelternya baru sampai 3 koridor saja, di jalur I

yitu Mangkang-Penggaron, Jalur II Terboyo-Pudakpayung, dan jalur III

UNDIP (Tembalang)-Terboyo. Shelter dibuat agar masyarakat dimudahkan

dalam artian ada tempat tunggu dan tempat duduk yang nyaman, tempatnya

bersih” (Tanggal 10 Juli pukul 11.45)

Saat ini jumlah shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar

61 unit untuk koridor 2 berjumlah 54 unit dan untuk koridor III berjumlah 25

unit,jadi totalnya 140 unit, yang belum efisien dan efektif adalah koridor II dan III

karena yang masih berjalan adalah koridor 1,dari shelter yang sudah digunakan

yaitu dikoridor 1 yang berjumlah 61 unit Shelter ada beberapa bagian sheter yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tidak dibuka tirainya sehingga istilahnya fungsi shelter tersebut tidak ada gunanya

dibangun, shelter tersebut terletak di daerah Jalan Walisongo dan Jalan Siliwangi,

jalan untuk membangun shelter masih belum efisein shelter yang dibangun di

daerah tersebut, sehingga tidak ada sekalipun penumpang naik di shelter tersebut,

hal ini diungkapkan oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang

Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“iya itu dikarenakan jalan-jalan untuk pembangunan halte itu kadang ada

yang tidak sesuai misalnya kitasudah mbangun tapi kenyataannya

penumpang juga tidak naik disitu karena disitu rawan sekali macet apalagi

ada perbaikan jalan ya mbak, lokasi dibangunnya shelter itu lebar jalan

sangat sedikit belum lagi populasi kendaraan”. (Wawancara 5 Juli 2012

pukul 09.45)

Ditambahkan oleh Bapapk Moh Antono,SE Selaku Kasie Rekayasa :

“ Kondisi Shleter terkait dengan kebersihan adalah tanggunjawab bersama,

yaitu Pemerintah, Penumpang, Pegawai BRT, dan Masyarakat Mbak”

(wawncara tanggal 13 Juli 2012 pukul 09.00)

Namun beberapa masyarakat, menanggapi tentang shelter yang tersedia

saat ini masih kurang sesuai harapan. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan

oleh Mbak Dita SPG DP Mall, Penumpang bernama Dita pekerja SPG di DPMall

mengomentari shleter BRT,:

“kalo menurut saya sih shelternya udah cukup ya Dik luamayan banyak

dan menurut saya layak kalo untuk nunggu penumpang ada tempat

duduknya,Cuma kotornya itu lho minta ampun, ada beberapa yang nggak

ada petugasnya ya jadi kayak kurang terpelihara gitu biasanya yang kurang

terpelihara itu yang nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 28 Juni

2012, pukul 0915)

Bayu Pelajar SMA Don Bosco menambahkan:

“dulu sih ada petugas yang jaga mbak di tiap sheler lah sekarang kok

nggak ada, jadi yang jaga itu kadang-kadang juga jaga kebersihan shelter

setau saya sebelum naik kita bayar tiket dulu di shelter sekarang bayarnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

di dalam bus,dulu itu ada yang naik bis nggak bayar karcis dikarenakan

nggak ada yang jaga di shelter,” (wawancara tgl 20 Juni 2012)

Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala

Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“untuk meningkatkan pelayanan kita agar penumpang bisa terus bertambah

harapannya ya kita harus memahami kebutuhan juga kemauan para

penumpang supaya apa mereka betah dengan pelayanan yang diberikan,

dalam artian kita mbangun sheleter sudah cukup berdekatan jaraknya di

titik tertentu, sesuai dengan itu maka BRT ini dapat menentukan dan

menaikkan penumpang di shelter yang dituju penumpang “ (wawancara tgl

4 Juli 2012)

Hal serupa juga dinugkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati,SE selku

Manager Pengelola BRT mengattkan :

“Tujuannya dibangun shelter biar masyarakat mudah mengangses BRT ya

kembali lagi pada pelayana yang kita berikan, untuk shelter yang berdekatan

adalah langkah konkrit untuk menambah jumlah penumpang, supaya

mereka tidak bosan jalan terlalu jauh, jadi shelter dibuat jarak yang

berdekatan. Lagi pula bisa dilihat bahwa penggunaan shelter juga

bermanfaat untuk kaum difabel mbak” (wawancara 19 Juli 2012)

Sedangkan bapak Sumitro selaku Pengusaha Konsurium PT.Trans

Mengatakan bahwa :

“ Shelter itu yang dibangun ada beberapa jalan yang berlubang mbak jadi

bus kita tidak begitu bisa merapat saat menurunkan penumpang akhirnya

apa ngesek karena miring ujungnya tambah biaya, karena kita selaku

operator jadi merawat dan masuk bengkel untuk perbaikan, ya harusnya

klao mau mbangun dilihat dulu survey tempat biar kita juga nggak rugi”

(wawancara tgl 6 Juli 2012)

Dalam pembuatan shelter di koridor tangungjawab dipikul bersama oleh

pemerintah pusat dan daerah yaitu untuk wilayah kota Semarang mendapat

bantuan dari puasat berupa bis dan shelter sedangkang untuk koridor II di

Kabupaten Semarang adalah tanggungjawab pemerintah daerah sendiri hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE Selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Manqger Keuangan BRT UPTD Mangkang:

“Dalam KoridorI ini masih ada bantuan dari pusat mbak baik itu Bus

ataupun shelter jadi pusat dan daerah bekerjasama hanya di koridor I saja,

kemudian untk koridor II ini Pempus lepas, selama kami mandiri tanpa

pusat bantuan di dapat dari dana APBD” (wawancara tgl 4 Juli 2012)

Hal ini ditegaskan pula oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT

Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan

bahwa :

“ jadi gini pusat hnaya memberi bantuan bus 20 armada dan bekerjasama

dengan kita juga dalam hal shleter sekitar pemkot Semarang 40%

sedangkan provinsi sekitar 60% dalam bantuan dana, dan untuk koridor II

ini provinsi lepas, jadi kita tidak menggunkaan dana APBN tapi untuk

koridor II ini kita menggunakan dana APBD” (wawancara tgl 25 Juni 12)

Hambatan yang dihadapai dalam pembuatan shelter ini adalah masalah

dana, yang mana tidak membutuhkan dana yang sedikit untuk mencukupi selama

pembuatan shelter dan pengadaan bus, maka dicukupi dengan dana dari APBD,

pada koridor 1 jumlah shelter berjumlah 61 unit, 53 Unit bersumber dai APBN,

sedangkan 8 Unit bersumber dari APBD,jumlah Bus untuk mendukung di koridor

1 berjumlah 20 unit yang di bantu oleh anggaran dari APBN, namun yang

dijalankan masih sekitar 16 Armada Bus dikarenakan kekuarangan biaya, 4

sisanya tidak dijalankan. Hal ini diungkapkan oleh bapak Sumitro Selaku

Pengusaha Konsurium BRT

“ Bus itu berjumlah 20 Armada mbak tapi yang baru dijalankan ada 14, 2

sebagai cadangan kalau-kalau 1 bis ada yang di bengkelkan, karena BLU

nggak bisa mbayar bus yang 4 itu alias nggak ada dana dari pusat juga

mbak dan daerah jadi sementara ini yang sanggup dijalankan sekitar 16 aja

yang jalan 14, 2 sebagai cadangan lah uang yang dibayarkan di kita ini kita

gunakan sebagai perawatan dan pemeliharaan bus kita dan nggajji sopir”

(wawancara tgl 6 Juli 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Untuk pembangunan sarana shelter di koridor II penyiapan prasarana

(shelter) Bus Rapid Transit Koridor II Sisemut Kab. Semarang-Terboyo

berdasarkan hasil studi Shelter Bus Rapid Transit Kridor II diperlukan Shelter

BRT sejumlah 54 Unit dengan kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp 3,24

Milyar @ Rp. 60 Juta dikali 54 sheltr, untuk mendukung kebutuhan prasarana

tersebut diatas Pemerintah Kota Semarang telah mnegalokasikan anggaran yaitu

APBD Perubahan TA.2011 sejumlah 10 unit dan telah terbangun serta pada

APBD 2012 akan dibangun sejumlah 30 unit. Sedangkan sisanya 14 unit akan

dibangun oleh APBD dan swasta advertising yang berminat. Dan unttuk

penyediaan sarana (Bus BRT) penyiapan sarana (Bus) Bus Rapid Transit koridor

II SiSemut Kab. Semarang-Terboyo berdasarkan hasil studi kelayakan Bisnis Bus

Rapid Transit Krodor II akan dipergunakan armada Bus Rapid Transit bus sedang

long chasis diperlukan sejumlah 24 unit dengan kisaran kebutuhan anggaran

sebesar Rp. 14,4 M (@ RP. 600 Juta), pelayanan Bus Rapid Transit Koridor II

akan menerapkan skenario investasi oleh operator dengan masa pelaksanaan

pekerjaan selama 5 tahun. Pelaksanaan tender lelang jasa Operasional Bus Rapid

Transit Koridor II Terboyo- SiSemut akan dimulai pada bulan Pebruari 2012 dan

diharapkan pada 1 April 2012 telah diperoleh penyediaan Jasa dilanjutkan proses

penyiapan armada (karoseri) selama 6 bulan sampai tanggal 30 September 2012.

Dan pelaksanaan ini diharapkan mulai tanggal 1 oktober 2012 pelayanan Bus

Rapid Transit Koridor II dapat dioperasikan.

Gambar pembangunan Shleter Koridor II : Terboyo-Sisemut Kab.Semarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Shelter Kesatrian Jl. Teuku Umar ke Terboyo

Shelter Kesatrian JL. Teuku Umar ke Sisemut

Sedangkan untuk koridor III pelayanan Bus Rapid Transit pada koridor ini

dari Taman Diponegoro-Tanjung Mas melalui kawasan perdagangan dan simpul

transportasi meliputi Stasiun Tawang dan Pelabuhan Tanjung Mas.

Dalam pembangunan prasarana ini (Shelter BRT) kebutuhan shelter Bus

Rapid Transit koridor III diperlukan sejumlah 25 unit dengan kisaran kebutuhan

anggaran sebesar Rp. 1,5 Miliyar ( @ Rp 60 Juta dikalikan 25 unit). Sedangkan

penydiaan sarananya sendiri (Bus BRT) penyiapan rencana sarana Bus Bus Rapid

Transit koridor III Taman Diponegoro-Tanjung Mas akan dipergunakan armada

Bus Rapid Transit bus sedang long chasis diperlukan sejumlah 20 unit dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp. 12 Miliyar per @nya Rp.600 juta

dikalikan 20 unit.

Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola

UPTD-BLU Mangkang,

“ Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk mendukung jalannya koridor III

ini diupayakan dipenuhi dari bantuan Pemerintah Pusat pada APBN tahun

2013” (wawancara tgl 18 Juli 2012)

Hal senada pun sama yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul

Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang mengatakan bahwa :

“ada bantuan dari pusat untuk mensupport jalannya shelter dan bus di

koridor III dan kami masih mengupayakan dapat dipenuhi anggaran

diambilkan dari APBN Tahun 2013 tapi pelan-pelan ya mbak karena

koridor ini belum jalan masih nunggu koridor II jalan dulu baru III ini,

namun bus yang dibantu berukuran sedang berbeda dengan Bus yang

dikoridor II” (wawancara tgl 19 Juli 2012)

Shelter yang sudah dibangun baik itu koridor I maupun koridor II akan tetap

dilakukan pengawasan, evaluasi dan pengembangan agar kondisinya dapat terawat

dan terurus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE

Selaku Kasie Rekayasa :

“shelter yang sudah dibangun dikoridor I dan II akan tetap dilakukan

pengawasan, evaluasi dan pengembangan bila perlu Dik, hal ini supaya

tetap terjaga dan terawat,dalam artian bersih sehingga penumpang betah

menunggu di shelter yang nyaman ini Dik, klao untuk kebersiahn ya

tanggunjawab bersama semuanya” (wawancara tgl 17 Juli 2012)

Dalam hal menjaga kepentingan dan kebutuhan shelter ini adalah upaya

dan tangungjawab bersama agar shelter tetap dalam kondisi yang baik dan layak

pakai, bukan hanya tanggungjawab pemerintah selaku menyediakan angkutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Masaa berupa Bus Rapid Transit akan tetapi Masyarakat dan aparat Dinas

Perhubungan.

Sedangkan bapak Sumitro selaku Konsurium PT.Trans Mengatakan bahwa :

“kita selaku operator (Konsurium pengusaha) juga wajib ikut menjaga

dalam artian ikut memeliharaha mbak, kan kita dibayar sama BLU, lha uang

itu digunakan untuk memelihara dan merawat Bus misalnya dalam Cuci Bus

di bengkel, terus servis, gaji sopir,” (wawancara tgl 6 Juli 2012)

Setiaji Mahasiawa Undip berpendapat tentang shelter Bus Rapid Transit,

mengatajkan bahwa :

“menurut saya shelternya sangat bagus, dengan shelter seperti ini dapat

menunjang dan mensupport transportasi BRT, klao masalah kebersihan dan

kedisplinan petugas menurut saya belum ya mbak, buktinya tuh masih kotor

lantainya, terus tirainya dicoret2 anak sekolah yang lulus pake pilok, dan

juga nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 21 Juli 2012).

Ditambahkan oleh Cintya pelajar SMA 5 Semarang mengatakan bahwa :

“ di shelter tempat saya turun tidak ada petugas yang jaga mbak, lagipula

koridor I ini kan banyak para penumpang yang turun di tujuan Balai Kota,

padahal dishelter juga ada imbauan bagi kaum pengguna kursi roda atau

kruk trus kalo misal ada yang cacat juga nggak ada yang bantuin kecuali

petugas pembuka pintu BRT, padahal tugas pembuka pintu itu kan cuma

menengadahkan tangga saja setelah itu Bus jalan” (wawancara tgl 22 Juli

2012)

Hal ini juga dipekuat ole Bapak Sumitro slau Konsurium Pengusaha BRT

yang mengatakan bahwa :

“pemerintah belum menjalankan sesuai SPM, harapan saya sesuai standar

kenyataannya masih belum. Tidak sesuai dapt dilihat pada petugasnya tdk

ada yang jaga ditmpat shleter. Trus shelter diusahakan tujuannya apa, saya

disini sebagai pengusaha sebagai feeder setelah berjalan dijalan utama ya

harapannya shelternya ada 1 tempat parkir sendiri biar para pengendara

tidak seenaknya parkir disamping shelter, sehingga sering ribut antara

tukang parkir dan petugas BRT (sopir),” (wawancara tgl 5 Juli 2012)

Berdasarkan wawancara diatas penulis menyimpulkan setiap shelter tidak

ada petugas yang menjaga di shelter, sehingga kurang adanya kedisiplinan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

petugas, dan kondisi tirai shelter yang kotor sebab dicoret-coret anak sekloah,

kekurangan dana diambilkan dari APBD Kota Semarang.

Rekaman Contoh Pelayanan BRT Trans Semarang : Gambar : Shelter

Pandanaran

Gambar : Shelter Simpanglima dan Antrian Penumpang saat menunggu

2. Promosi

Peran kedua yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan adalah melakuakn

kegiatan promosi dengan mengerakkan badan UPTD dan beberapa aparat dari

Dinas Perhubungan tersebut yang terkait paham akan keberadaan Bus Trans

Semarang, promosi ini dilakukan agar Bus bertujuan bahwa bus ini dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

berkembang dan berdayaguna dikalangan masyarakat Kota Semarang,promosi

yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi, kegiatan sosialisasi ini

selain bertujuan diatas juga bertujuan untuk memperkenalkan BRT tentang

kelebihan yang dimiliki agar bisa menambah penumpang. Terhitung saat Bus ini

diluncurkan di Semarang tahun 2009 Angkutan 99issal Bus Rapid Transit (BRT)

di kota Semarang, diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan

peringatan HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Pada hari pertama

pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu, penumpang

tidak dipungut biaya kegitan ini merupakan salah satu bentuk promosi,.

Selanjutnya kegiatan tersebut berupa penyuluhan dan pembinaan bagi para sopir

dan pengusaha angkot,penyuluhan yang dilakukan ialah tentang tata cara

penggunaan Bus Rapid Transit kepada Masyarakat. Respon yang di dapat dari

masyarakat sanagtlah positif, seperti pendapat Setiaji Mahasiawa Undip

mengatakan

“menurut saya keberadaan Bus Trans Semarang sangat bagus ya

mbak, ehm bisa menunjang sarana transportasi yang baru, kan bisa

dibilang ngikut trend kota gedhe Jakarta gitu. Dibilang enak naiknya ya

enak apalagi ada Acnya nggak seperti angkutan lain yang kotor, bau, suka

ngetem disembarang tempat, panas, anginnya brobos dari jendela, saya

suka dan nyaman saja” (wawancara tgl 21 Juli 2012)

Selain penyuluhan kepada masyarakat aparat juga melkaukan penyluhan

kepada para pengusaha agar mau diajak kerjasama dalam bentuk kontrak jasa dan

lelang pemenang nantinya akan ditunjuk sebagai operator Bus tersebut, kegiatan

ini agar bertujuan supaya para pengusaha mau mengganti Bus lama dengan bus

yang baru berupa Bus Rapid Transit dan pemerintah tidak mematikan kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

usaha mereka yang sudah berjalan ditrayek tersebut hanya saja, angkutan itu

berubah menjadi a ngkutan massa, mereka tetap pada tayek yang lama sehingga

tidak ada trayek yang berhimpit, tapi kesulitan ini dihadapi oleh para aparat dinas,

para pengusaha yang diajak datang belum juga mengerti alhasil Dinas serta UPTD

bekerjasama dalam hal penyuluhan ke kecematan dan ke sekolah-sekolah yang

nantinya dilewati oleh jalur Bus Rapid Transit tersebut . hal ini diungkapkan oleh

Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“sosialisasi ini dilakukan untuk dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya tntang BRT, kita sosialisasi tahun 2008 mbk, dan

kita melkaukan dalam bentuk pengarahan kepada masayarakat, upaya ini

tidak membutuhkan dana yang besar karena kita hanya melakukan

penagarahan misalnya turun dari halte ke halte tidak boleh disembarang

tempat, tarif yang disediakan jauh dekat murah dan terjangkau, waktu untuk

time scedulnya tepat, tempat duduknya juga bisa untuk orang difabel dan

ruang Bus yang berAC.” (wawancara tgl 11 Juli 2012)

Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena

dlam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan Badan Layanan

Umum para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik, baik itu

lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan sosialisasi ini merupakan

hal yang paling mudah untuk dilaksanakan tanpa membutuhakan dana yang besar.

Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola

UPTD-BLU Mangkang,

“kita melakukan sosialisasi memang perlu dan bentuknya seminar,presentasi

pengarahan serta simulasi ke SMP,SMA, terus kekecamatan Pedurungan.

Karena umumnya rencana kita mereka anak sekolah juga akan ikut andil

sebagai penumpang disamping itu jalur yang akan dilewati BRT adalah

SMA dan SMP tersebut ” (wawancara tgl 12 Juli 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Bentuk promosi ini dilukukan di sekolah, diharapkan dengan adanya

penyuluhan sosiaslisasi ini di sekolah para pelajar dapat beralih dan menikmati

pelayanan dari Bus Rapid Transit yang target salah satunya adalah pelajar,

sehingga Bus Rapid Transit dapat memberikan munfuutnya sebagai moda

transportasi yang baik dalam hal peremajaan angkutan baru yang dalam UU No.

22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2.

Hal ini juga diperkuat oleh Bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie Angkutan

Darat, :

“sosialisasinya yang perlu dilakukan pertama kita datang ketempat

kecamatan kita undang masayarakatnya,kita lakukan pengarahan mengenai

keberdaan BRT,kelebihannya, Tarifnya, peraturan turunnya. Kita datang

ke sekolah targetnya juga bukan umum tapi juga pelajar, sekolah yang kita

tuju SMA 3, SMA 5,SMP 2.Jadi sesuai perencanaan awal kita adakan

study, yaitu menghitung jumlah bisnya dulu yang jalan di trayek ada

berapa jumlahnya baru kita hitung tujuannya untuk mengurangi pengusaha

yang jalan di trayek tersebut, setelah itu kita rangkul para pengusaha untuk

mengganti dengan BRT. Harapanya tidak ada gejolak sosial lagi, Kira-kira

bgitu mbak Rin” (wawancara tgl 13 Juli 2012)

Keberadaan Bus Rapid Transit ini memunculkan gejolak sosial bagi para

sopir angkot, karena mereka berpikir dengan adanya Bus Rapid Transit ini

pendapatan akan berkurang, dengan penumpang beralih ke Bus Rapid Transit,

akan tetapi upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan ini dalam bentuk

soisalisasi baik melalui sekolah juga para pengusaha bus bertujuan baik.

Sedangkan untuk jalan atau akan pindah trayek bagi angkutan kecil dapat

dipersilahkan Dinas Perhubungan melakukan option kepada pengusaha dan sopir

angkot berupa fedeer atau pindah jalur trayek

Seperti yang diungkapkan oleh oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE,

ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

mengatakan bahwa :

“selain kesekolah dan kecamatan sosialisasi lain dengan para pengusaha

yaitu kita undang mereka dengan cara mengarahkan untuk angkutan lama

yang telah beroperasi akan kami pindahkan ke jalur yang belum ada mbak.

Supaya tidak berhimpitan dengan BRT, sehingga angkutan lama tidak perlu

dimusnahkan misalnya seperti angkot. Dan kita tidak mematikan usaha

mereka, lalu kita beri beberapa alternatif, alternatif tersebut untuk trayek

yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah ke jalur fedeer

(samping) kami persilahkan jadi kita punya alternatif untuk mereka yaitu

kita punya trayek-trayek yang untuk anggkutan kecil”(wawancara tgl 19 Juli

2012)

Beliau menambahkan :

“ kami juga melakukan kerjasama dengan media cetak dalam hal reklame

(iklan) Mbak Rina, hal yang paling efektif adalah surat kabr seperti Suara

Merdeka sampai sekarang, kalo masyarakat partisipasinya dimohon

dukungannya caranya seperti tadi yang sudah saya jelaskan bahwa kita

melakukan pendekatan dalam bentuk Sosialisasi,” ”(wawancara tgl 20 Juli

2012

Pelaksanaan promosi (sosialisasi) ini sangat efektif dilakukan guna

menunjang kelangsungan hidup Bus Rapid Transit kedepannya, agar Bus Rapid

Transit dapat terus berdayaguna dan berkembang dilingkungan masyarakat Kota

Semarang. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas, UPTD dan Badan Layanan Umum

dalam waktu yang berbeda, selain jalur yang akan dilewati Bus Rapid Transit juga

akan menjadi tempat pomosi yaitu SMA dan SMP yang akan dilewati oleh Bus

Rapid Transit tersebut. UPTD bersama Dinas Perhubungan melakukan sosialisasi

dan pangarahan dengan cara menyampaikan materi tentang Bus Rapid Transit ke

siswa melalui seminar dan presentasi ke sekolah tersebut disamping itu di

kecamatan materi disampaikan dengan cara seminar, sedangkan simulasi pertama

dilakukan tahun 2009 dengan cara Bus terbut muncul pertama kali dan

penumpang tidak dipungut biaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 4.9

Daftar Tabel Terget Sosialisasi

NO Nama Tempat

Instansi

Hari/Tanggal Alamat

Bentuk

Sosialisasi

1

SMA Negeri 6

Semarang 10 Desember

2008/Rabu

Jl. Ronggolawe No

4 Kecamatan

Semarang Barat

Semarang Nomor

telepon 024

7605578 NPSN:

20328892

Presentasi,

Seminar,

pengarahan dan

penyuluhan

2 SMA Negeri 3

Semarang

11 Desember

2008/Kamis

Jl. Pemuda no.149

Kecamatan

Semarang tengah

Semarang Nomor

Telepon: 024

3544287 NPSN:

20328895

Presentasi,

Seminar

3 SMA Negeri 5

Semarang

10 Desember

2008/Rabu

Jl. Pemuda 143

Kecamatan

Semarang Tengah

Semarang Nomor

Telepon: 024

3543998 NPSN:

20328893

Presentasi,

Seminar

4 SMA Negeri 2

Semarang

15 Desember

2008Senin

Alamat: Jl.

Sendangguwo Baru

N0 1 Kecamatan

Pedurungan

Semarang Nomor

Telepon: 024

6715994 NPSN:

20328896

Presentasi,

Seminar

5 SMP Negeri 2

Semarang

11Desember

2008/Kamis

Alamat : Jl.

Brigjend. Katamso

No.14, Semarang

Telepon : (024)

841.4168

Fax : (024) 841.1211

Presentasi,

Seminar

6 Kecamatan

Pedurungan

16 Desember

2010/Kamis

Kantor Camat

Kecamatan

Pedurungan

Semarang. Alamat:

Jalan Brigjen

Sudiarto Majapahit

No 357 Kode Pos

50191 Semarang.

Nomor telepon: 024

6715382

Presentasi,

Seminar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

7

Balai Kota

2 Mei 2009/

Sabtu Jalan Pemuda No

148 Semarang

Simulasi dengan

penumpang tidak

dipungut biaya

18 September

2009

Mulai di

operasionlisasikan

Sumber : UPTD Dishubkominfo Kota Semarang

Berdasarkan pada tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang

dilkaukkan oleh Dinas Perhubungan sudah cukup efektif terbukti dengan promosi

ini agar bertujuan untuk mengenalkan kepada para siswa Kota Semarang yang

bersekolah di Semarang, dan kegiatan pengarahan ini juga dilakukan di kecamatan

pedurungan dimana di kematan itu nanti nya letakanya strategis untuk dilewati

oleh jalur BRT (Bus Trans Semarang ) dan tidak semua kecamatan dan sekolah di

Semarang yang dilkukan pengarahan dan penyuluhan oleh Dinas, UPTD

mengenai Bus Rapid Transit karena hanya sebagian sekloah dan kecamatan yang

dinilai tempatnya startegis dan mendukung untuk dilewati oleh Bus Trans

Semarang.

Promosi ini dilakukan diharapakan agar kedepannya BRT ini bisa terus

mengalami kenaikan penumpang baik umum maupun pelajr agar dapat

berkembang dan berdayaguna, kegiatan ini sanagt efektif dan merupakan tonggak

untuk menyediakan kebutuhan penumpang. Hasilnya penumpang mengalami

kenaikan pada tahun 2010-2011 seperti yang diungkapkan oleh Dita SPG DP

Mall Semarang :

“saya suka naik ini karena nyaman,aman,biayanya nggak mahal 3500,-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

bisa kemana2 jauh dekat, busnya bersih, wangi, sudah 5 kali saya naik

Dik, ada musiknya juga beda sama yang lain ada pengamennya Dik”(

wawancara tgl 28 Juni 2012, pukul 0915)

Ditambahkan oleh Risam mahaiswa Udinus mengatakan :

“wah antunsias ya akhirnya bisa punya BRT ini, jadi saya hemat waktu

perjalanan ke Mangkang,kalo bis yang lain ngetem kelamaan Dik, Jalnnya

Bus juga enak mulus nggak buru-buru kayak ngejar penumpang gitu,

bunyi mesinnya alus, dan bus nya pun juga bersih turunnya juga pelan-

pelan ngaak buru-buru nurunin penumpang,” (Wawancara 23 Juli 20112)

Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan yang

dienrikan sudah cukup baik, ini dilihat dari respon masyarakat dan khususnya

pengguna Bus Rapid Transit telah memberikan tanggapan dan respon yang sangat

baik mengenai Bus Rapid Transit, jadi menurut saya kegiatan ini telah mengalami

keberhasilan dlam meningkatkan penumpang, dan diharapkan keggiatan iini terus

dilaksanakan meskipun tealh menuai hasil berupa peningkatan penumpang.

3. Pengawasan

Peran ketiga yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD tersebut adalah

pengawasan, pengawasan dilakukan agar program dan kegiatan yang dijalankan

dapat sesuai dengan target yang diharapkan, dalam hal ini para petugas

dikumpulkan sesuai bidangnya yang memahami bidang tersebut. Pengawasan

yang dilakukan oleh para aprat Badan Layanan Umum khususnya yang nantinya

dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke Dinas pada dasarnya diarahkan

sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau

penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan

dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien, perlu adanya petugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

buka tutup shelter semua yang dilakukan jika sesuai target yang diharapkan ialah

karena bentuk pengawasan yang baik dari para aparat, hasilnya penumpang

nyaman, dan diharapkan terjadi kanaikan penumpang. pengawasan yang

dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan para pegawainya ke lapangan untuk

mengawasi kinerja abggota para kru pramugara BRT. Hali ini diungkapkan oleh

Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang, :

“BRT bisa dibilang nyaman, tidak diperbolehkan ngetem di sembarang

temapat, serta pertauran lain tidak ada 30 detik petugas sopir sudah boleh

jalan lagi, nah ini semua bisa jalan karena ada pengawasan mbak,

pengawasan yang kita lakukan ialah dari pegawai yang menjaga di shelter

yaitu pegawai buka tutup, yang mana dia membagi awak shif pagi dan sore

serta menyiapkan bus untuk jalan,” (wawancara tgl 25 Juni 2012)

Adanya koordinasi yang baik yang terjalin dan kerjasama akan membuahkan

hasil yang baik juga pengawasan yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD ini

dapat tergolong cukup baik, Salah satu petugas buka tutup shelter Yudha petugas

timer/ buku tutup shelter BRT Trans Semarang (12 Juli 2012, pukul 09.00 )

mengungkapkan

“kami melakukan ini karena memang sudah tanggungjawab kami dan itu

juga ternasuk Job Describe saya Mbak, soalnya kalo ada salah satu awak

yang membangkang juga akan kami laporkan ke atasan, selanjutnya dari

atasan bagaiamana, gitu”

Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro selaku

Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang :

“ kita dalam hal ini ada kerjasama dengan PT,Trans ya, klo sopir PT yang

punya, pramugara, dan petugas tehnik PT yang punya, klo kita kan petugas

dari BLU petugas tutup shelter, mereka yang akan membawa bus (sopir)

tapi tidak menatati aturan maka pertama kita kasih teguran,” (wawancara

tgl 16 Juli 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Bapak Sumitro selaku Konsurium Pengusaha BRT menagatakan bahwa :

“iya saya punya sopir kerjasamanya BLU nya mbayar sopir sya untuk

pengawasan ada jadwal bagi supir-supir ya mbak, jadi klo 2 kali dah

berangkat narik ya besuk dapat reward berupa libur sehari, besuknya 2

kali lagi narik gitu mabk” (wawancara tgl 5 Juli 2012)

Tabel 5.0 Pengawasan Sistem Kerja Sementara Driver Pool Mangkang

Bulan: Juli 2012

No Nama/Nip Tanggal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Budiono/1.039

2 Faruq/1.011

3 Pujo/1.001

4 Sujadan/

1.009

Sebagai

cadangan

Sumber : PT Trans Semarang

Dipertegas oleh Bpak Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku

Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“memang yang punya sopir PT maka itu kita juga kerjasama dengan PT

dalam hal awak untuk menjalankan kru, BRT bisa jalan karena ada

pengawasan, untuk sopir yang membawa armada Bus sebelumnya mendapat

binaan dari kita bahwa dalam menjalankan bus tidak boleh ngebut, kedua

adanya surat teguran bila terlalu lama tidak masuk kerja, hal ini salah satu

bentuk pengawasan agar mereka patuh sudah tanggungjawab mereka dalam

hal melayani penumpang. ada jadwal yang mengatur reward dan punisment”

(wawancara tgl tgl 19 Juli 2012)

Pengawasan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kualitas

pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya agar tercipta suatu yang diharapkan

sejauhmana mereka melakukan pelaksaanaan dalam hal kinerja yang dilakukan.

Penagwasan ini dilakukan agar mendapatka masksud serta tujjuan, maksud dan

tujuan itu ditujukan untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan sudah lancar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

atau tidak,tidak mengulang kesalahan yang sama hal ini seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Istijab, SE,MM Selaku Kasie Angkutan Darat, :

“adanya pengawasan adalah untuk mendapatkan maksud dan tujuan

misalnya kita dapat mengetahui pekerjaan yang dilakukan awak kru lancar

atau tidak dengan menerjunkan petugas Buka tutup shelter, lalu tidak

mengulangi kesalahan yang sama, misal awak kru tidak berangkat harus ijin

dulu biar bisa ganti shif untuk itu komunikasi juga diperlukan, pengawasan

itu diperlukan untuk bisa mengetahui jalannya pelaksanaan program

misalnya tujuan awal kita pelayanan moda transportasi yang nyaman ya

awak pegawai harus melayani dengan baik, ,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)

Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pengawasan

memenag diperlukan untuk menjalankan sistem yang telah terencana agar bisa

sesuai target yang diharapkan, maka itu dibituhkan kerjasama dengan lintas

bidang sektoral dengan PT. Trans dan awak kru, kerjasama yang bagus akan

mengahasilakn komunikasi dan koordinasi yang bagus juag, dan hasilnya sesuai

yang diharapkan pula hasil akhirnya adalah target yang diinginkan ialah pada

peningkatan penumpang yang diiharapakan oleh Dinas, UPTD dan Badan

Layanan Umum. Jika masih ada beberapa kekurangan akan dibutuhkan atau

diambilkan pada point 6 yaitu evaluasi untuk melakukan kroscek apakah ada

kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengawasan, dilakukan

pengawasan kembali agar tidak terulang kesalahan yang sama dan mempu

mencegah tidak mncul kesalahan berikutnya.

4. Regulasi

Menurut Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU

Mangkang beliau mengatakan bahwa :

“regulasi ini diperlukan untuk mengatur, yaitu dengan ketentuan tersebut

kita juga punya tangungjawab dan tugasnya masing-masing mbak,disini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

yang mengatur adalah SK atau Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor

551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Terminal Mnagkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit

(BRT) di Kota Semarang dan UU No22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan” (wawancara tgl 2 Juli 2012)

Ketentuan-ketentuan yang mengatur tersebut harus dipatuhi oleh pengelola

maupun operator sehingga ada yang menjadi wujud dasarnya dalam pelaksanaan

untuk pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib

menyediakan angkutan massal untuk negaranya salah satu Undang-Undang yang

mengatur tersebut disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009, manifestasinya harus menyediakan angkutan jalan termasuk

angkutan masaal yang mempunyai dasar hukum di Indonesia yaitu pada pasal 158

ayat 1 disebutkan bahwa “Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal

berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendraan

bermotor umum di kawasan perkotaan, sedangkan pada ayat 2 pada pasal 158

Angkutan massal sebagiamana dimaksud pada ayat 1 haurs didukung dengan:

a) Mobil bus yang berkapasitas angkuatn massal

b) Lajur khusus

c) Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek

angkutan massal dan

d) Angkutan penumpang

Sedangkan Peraturan Walikota Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor

551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Terminal Mangkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

di Kota Semarang diadakan dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi

kota yang murah,cepat, aman dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu-lintas

dalam kota, maka diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis jalan efektif

dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit, dengan terbitnya peraturan tersebut

maka dapat diharapkan supaya Bus Rapid Transit dapat berkembang , sedangkan

regulator selnjutnya adalah pembentukan BLU disasarkan hukum pada Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum

Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di

lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

Mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya

didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan dalam pasal 2 dari

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 disebutkan bahwa BLU bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan

fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan

produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Sumitro selaku Konsurium dari

PT.Trans mengatakan :

“BLU itu sendiri sebagai regulator kita mbak, jadi kita mematuhi peraturan

tersebut kita selaku pemenang dari lelang dan diberi tangungjawab sebagai

operator ikut merawat dann memelihara Bus itu, PT Trans ini selaku

pengusaha yang dirugikan, maka salah satunya harus terjalin kerjasama,

salah satunya pembentukan BLU sebagai pengelolaan keuangan untuk kita”

(wawancara tgl 23 Juli 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Diperkuat oleh Bapak Ikhwan Susanto, A.Md selaku Kepala Divisi

Pengendalian BLU, yang mengatakan bahwa :

“Bus kita sewakan ke PT Trans karena PT Trans yang menang

tender,karena mengalami kerugian tidak bisa meningkatkan penumpang dan

terjadi gejolak sosial dengan angkot kecil maka harus dipihak ketigakan

akhirnya ditarik lagi sama pemerintah dan kita bekerjasama sebagai

pengelola keuangan bagi PT.Trans. Klo UPTD ini juga ikut membantu BLU

mbk jadi ada kerjasama dengan pemerintah (Dinhub) Perwal Semarang

Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan Walikota

Semarang Nomor 66 Tahun 2008” (wawancara tgl 6 Juli 2012)

Berdasarkan wawancara diats dapat disimpulkan bahwa setelah PT Trans

manegalami kerugian dalam hal pendapatan yang berujung pada rendahnya

jumlah penumpang karena harus menjadi gejolak sosial dengan para angkot kecil

akhirnya bus itu kembali ditarik oleh pemerintah untuk dikelola dan dalam hal ini

pemerintah juga bekerjasama dengan BLU sebagai pihak ketiga dalam hal

peneglolaan keuangan bagi PT.Trans. Ini mempunyai payung hukum sebagai

dasar dari pelaksanaan untuk dijalankan Bus Rapid Transit, selain Badan Layanan

Umum yang ikut mempunyai andil dalam hal keuangan, UPTD juga mempunyai

andil dalam hal pengelolaan yang baik supaya Bus Rapid Transit dapat lebih,

efisen dan berkembang diperlukan pengelolaan yang baik yang dilakukan oleh

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang, maka itu pemerintah

Kota Semarang menerbitkan Keputusan Walikota tentang Penetapan Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai

pengelola Bus Rapid Transport (BRT) di Kota Semarang, dan dalam Peraturan

Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Unit

Pelaksana Teknis Dinas Terminal Semarang sebagaimna telah diubah dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Peraturan Walikota Semarang Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Perubahan Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang. Yang mana

dalam pasal 4 disebutkan bahwa UPTD Terminal mempunyai tugas melaksanakan

sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika di bidang pengelolaan terminal dan Bus Rapid Transit.

5. Evaluasi dan Pengembangan

Evaluasi disini dilakukan untuk mengetahui kekuarangan apa saja yang

terjadi selama dari menyediakan sarana dan prasarana, promosi, pengawasan dan

meregulasi keputusan keputusan yang dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang

mendukung antar lintas bidang sektoral. Jika terjadi kekurangan yang tidak

diinginkan atau tidak sesuai target maka dibutuhkan evaluasi dan pengembangan.

Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Bapak Bapak Joko Umboro,SE selaku

Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa :

“dibutuhkan evaluasi dan pengembangan untuk mengukur kekurangan yang

ada, ini dilakukan dengan lintas bidang sektoral, kekurangan bisa dilihat

apakah ada kebocoran keuangan, sistem yang kurang sempurana misalnya

promosinya masih kurang nah bagaimana koordinasi kita dengan teman-

teman apanya yang perlu ditambal lagi biar tidak kurang dapat melalui

penyebaran media cetak” (wawancara tgl 11 Juli 2012)

Evaluasi ini diperlukan untuk menciptakan dan melihat keberhasilan-

keberhasilan kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan dari evaluasi dapat diketahui

informasi mengenai sejauhmana kegiatan itu telah dicapai sehingga mempunyai

alternatif lain untuk kemudian dikembangkan. Hal ini sesuai yang diungkapkan

oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

mengatakan bahwa :

“iya kita butuh evaluasi dan pengembangan dalam rangka melihat

kekurangan yang ada sehingga kita bisa menegetahui keberhasilan dari

kegiatan yang kita lakukan, sebagai informasi juga bahwa sejauhmana

kegitan ini sdh tercapai sehingga bisa diketahui selisih antara standar yang

ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai mbak, tidak hanya itu kami juga

mempunyai alternatif lain sebagi cadangan biar bisa berkembang, kita

kerjasama dengan lintas bidang kekurangannnya apa lalu kita perbaiki

dengan alternatif cadangan tadi,” (wawancara tgl 18 Juli 2012)

Alasan pemerintah menerapkan sistem transportasi massa Bus Rapid

Transit di Kota Semarang dikarenakan mampu memberikan solusi terbaik bagi

transportasi perkotaan, mengurangi dan mengatasi kepadatan lalu lintas. Berkaitan

dengan hak tersebut pemerintah menganggap bahwa Bus Rapid Transit mampu

memberikan pelayanan yang terbaik bagi kota Semarang yaitu dengan sistem

transportasi massa mampu memberikan solusi berupa sistem transporatsi Bus

Rapid Transit ini dapat memberikan pelayanan yang cept,aman,nyaman, dan

murah. Karena pelyanan angkutan umum lain terutama Bus dinilai buruk dan

tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga

mengakibatkan masyarakat kuarang percaya dan enggan menggunakan angkutan

umum. Selain ini pemerintah wajib myediakan angkutan massa untuk perwujudan

berupa peremajaan angkutan baru, ini tugas pemerintah sebagai perannya dalam

mendayagunakan dan mengembangkna angkutan massa tersebut. Hal tersebut

sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku

Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“Pemerintah menurunkan mandat ini dalam bentuk BRT karena ingin

meningkatkan pelayanan yang selama ini dinilai jelek oleh masyarakat. Jadi

harapannya dengan adanya BRT ini bisa sesuai dengan SPM mbak, saya

rasa dengan adanya BRT adalah solusi terbaik untuk meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

pelayanan, angkutan umum juga semakin banyak nah kita perlu juga

melakukan evalusi dalam hal penataan trayek klo soal kepadatan memang

sudah padat apalagi jalan kita kan nggak bertambah luas, populasi pengguna

jalan juga semakin banyak,” (wawancara tgl 19 Juli 2012)

Angkutan umum yang semakin banyak seperti angkot yang berhimpitan

dengan bus kejar-kejaran untuk mendapatkan penumpang, bus yang kurang tertata

rapi, sedangkan jalan yang tersedia bukan bertambah lebar akan tetapi semakin

sempit dengan adanya pertambahan jumlah pengguna seperti sepeda motor,

kendaraan pribadi, bus, angkot, dll. Oleh karena itu diperlukan penataan trayek

agar tidak berhimpitan dengan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Bapak TriwibowoSelaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang

Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“kita juga punya semacam job describe untuk mengalihkan jika terlalu

padat, dengan cara mengalihkan penumpang ke angkutan massa yang

nyaman, seperti BRT ,jalan kita kan sudah sempit diperparah dengan angkot

yang ngetem penataan trayek kurang, hal tersebut dikarenakan angkutan

umum yang beroperasi ngetem untuk nunggu penumpang, lalu apa yang

terjadi berhimpitan dengan sesama bus. Ini dibutuhkan evaluasi dan

pengembangan dalam hal penaataan trayek,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)

Untuk meningkatkan pelayanan transporatsi yang baik dibutuhkan peran

pemerintah dalam penataan trayek suapay Bus Rapid Transit lebih bisa

berkembang dan berdayaguna maka itu dilakukan koordinasi dan acara seperti

workshop. Acara workshop ini diadakan pada tanggal 10 Juli 2012. Kegiatan ini

membahas tentang Laporan kemjauan sistem transit di Kota-kota yang

memperoleh BRT ternasuk Kota Semarang, kegiatan ini bertujuan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

mengadakan evaluasi dan hasil dari pengembangan tentang Bus Rapid Transit

dalam rangka menyaipkan sarana dan prasarana yang belum terpenuhi di koridor

berikutnya. Adanya koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi

Kota Semarang akan terus dilakukan untuk membicarakan trayek yang belum

ditata dan Bus Rapid Transit ini harus tetap berjalan. Rencana ini BRT dalam

pengembangannnya berupanya samappai pada 6 koridor. Hal ini dilakukan karena

masyarakat Semarang diharapkan bisa menerima sistem Bus Rapid Transit

Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang

Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“sesuai perencanaan awal ada 6 koridor tapi kami perlu upaya tahap-

pertahap, kita juga sedang mengadakan evaluasi berikutnya untuk

mempersiapkan koridor 2 untuk mbangun halte dibutuhkan dana yang besar,

pemenang tender tersebut akan ditunjuk sebagi operator butuh persiapan ya

mbak. Permaslahan ada pada gejolak sosial dari angkot kecil” (wawancara

tgl 17 Juli 2012)

Dalam menerapkan sistem BRT ini membutuhkan proses agar harapannya

sesuai yang diharapkan, misalnya saja untuk membangun halte dibutuhkan dana

setalah selesai koridor 1 bisa berjalan optimal kemudian dilakukan evaluasi untuk

mngetahui apa kekurangannya. Baru kemudian dapat dilanjutkan untuk membuka

koridor 2. Untuk menyiapkan penerapan sistem transpoartasi BRT sampai pada

Koridor 6 diperlukan suatu kerjasama dan dukungan para pengusaha bus yang

mau diajak kerjasama juga, kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk

mengumpulkan seluruh armada Bus untuk mau menggatikan busnya dengan Bus

BRT, untuk koridor 2 ini bus BRT berukuran Sedang (medium). Dengan

demikian Semarang memiliki transportasi yang berstandar SPM (standart

pelayanan minimum).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Sedangkan untuk evaluasi koridor II ini Pemerintah Dinas Perhubungan

dengan UPTD bekerjasama dengan para pengusaha Bus, kejasama tersebut

disebut konsorsium. Pemenang nantinya akan memenagkan tender untuk

kemudian sebagai operator Bus Rapid Transit tersebut, jadi Dinas dan UPTD

hanya merangkap sebagai regulator saja bukan operator. Hal ini sesuai yang

diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola UPTD-

BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa :

“koridor II ini sama dengan koridor I, kita jalankan dengan lelang jadi

pengusaha dikumpulkan kita adakan lelang, lha yang menang nanti menjadi

operator dari BRT tersebut, jadi kita hanya sebagai regulator saja mbak,

kerjasama ini dialksanakan untuk kegiatan transportasi bersama-sama

dengan BRT ini yang berstandarkan pada SPM (Standart Pelayanan

Minimal), (wawancara tgl 2 Juli 2012)

Hal ini sesuai yang diutarakan Bapak Sumitro selaku Pengusaha Bus PT

Trans yang mengatakan :

“iya mbak kita kerjasama dengan Dinas dan UPTD, dengan pengusaha-

pengusaha Bus seperti saya ini. Kerjasama ini terbuka artinya siapa saja bisa

ikut tapi harus memnuhi syarat, syaratnya bila diajak kerjasama bentukknya

harus PT., kedua tidak punya kasus dengan bank, berdasrka syarat diatas

dapat ikut lelang, untuk koridor 2 ada bebrapa PT yang sudah memnuhi

syarat mabk, harus berbentuk PT dan diitung dari pringkat terendah.”

(wawancara tgl 13 Juli 2012)

Berikut adalah daftar pengusaha yang mendaftarkan untuk dillelang

berdasarkan Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran :

Tabel 5.1

Daftar Nama Pengusaha/ Merk Bus untuk Koridor 1 Dalam Rangka

Pengadaan Barang dan Jasa Pekerjaan Jasa Pengoprasian BRT 2011

No Nama Alamat Status Nilai Penawaran dan

Peringkat Terendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Perusahaan

1 PT TRANS

SEMARANG

JL. Telaga Bodas No.1

Semarang

Calon

Pemenang

RP 5.728.800.000,-

(Peringkat I)

2 CV. MENTARI

MITRA

NUSANTARA

JL.Veteran No.39

Semarang

Pemenang

Cadangan 1

RP 5.775.000.000,-

(Peringkat II)

3 CV. SATRIA JAYA

MANDIRI

JL. Semeru Raya No. 11

A Semarang

Pemenang

Cadangan 2

RP 5.784.240.000,-

(Peringkat III)

4 PT.WIRA BINA

PRASAMNYA

JL.Sanggung Raya No.12

Semarang

Pemenang

Cadangan 3

RP 5.798.100.000,-

(Peringkat IV)

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang dan UPTD BLU Mangkang, 2011

Hasil dari kerjasama tersebut adalah akan ditinjau dari teripilihnya 1

pengusaha Bus yang menjdi pemenang lelang dari beberapa pengusaha yang

dikumpulkan, kemuidan pemenang dari lelang tersebutlah yang berhak dan akan

mengoperasionalkan Bus Rapid Transit pada koridor 2 yang kegiatan ini telah

berhasil dioperasionalkan pada koridor 1 dan akan terulang kemabali pada

koridor II ini, sehingga koridor 2 ini yang menjadi pihak operasionalkan adalah

pemenang dari tender tersebut, untuk pemenang dari koridor 2 ini belum diketahui

siapa yang akan mengoperasionalkan koridor 2 ini, tujuan diadakan lelang ini

adalah supaya pemerintah tidak merangkap sebagai regulator dan operator, hal ini

dilakukan ialah supaya menghindari sistem monopoli di Bidang transportasi.

Mengingat pemerintah mempunyai beban tanggungjawab dalam

meneyelenggarakan dan meyediakan sistem transportasi dengan pelayanan yang

lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh Bapak Joko Umboro Jati,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

SE selaku Manager Pengelola BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang yang mnaa

beliau mengatakan :

“Kami baik dari Dinas Perhubungan, UPTD, akan sebaik mungkin

menawarkan kepada beberapa pengusaha Bus yang mana meraka tentunya

mau dikumpulkan dulu, dengan sosialisasi, dari beberapa yang mau tersebut

akan diadakan dengan ketentuan lelang sesuai syarat, kemudian kami akan

memilih 1 pengusaha saja yang menang tender, 1 pengusaha yang menang

tender tersebut akan dijadikan fungsi operasional atau pihak operasional

BRT,” (Wawancara tgl 2 Juli )

Ditambahkan lagi oleh Bapak Moh Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang

mengatakan :

“dari evaluasi yang kita lakukan dengan cara melihat adanya kekurangan

yang ada jadi kerjasama ini dilakukan untuk melengkapi kekeurangan yang

ada mbak, pada pelaksanaan nanti akan dilakukan hal yang sama seperti

pada koridor 1 dulu mbak, jadi siapa yang menang maka berhak sebagai

operator, hal ini dilakukan supaya tidak ada monopoli dalam rangka

menjalankan kegiatan transportasi umum, saya dan pemerintah hanyalah

sebagai regulator.” (wawancara tgl 10 Juli 2012)

Target koridor II ini jalan pada tahun 2012 ini jika tidak ada halangan 1

oktober 2012, untuk mempercepat realisasi tersebut maka dilakukan evaluasi

upaya tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kerjasama dengan pengusaha bus

untuk menjalankan koridor II ini, mengevaluasi koridor 1 juga yang telah berjalan

dengan cara menerjunkan para awak ke lapangan untuk melihat kekurangan yang

ada di shelter, diharapkan sistem kerja antara pengusaha angkutan bus kota ini

dapat diperlakukan untuk membuka koridor selanjutnya dengan mengacu pada

koridor terdahulu yaitu koridor 1. Hal tersebut dilakukan karena mengingat tujuan

pemerintah memberian dan meningkatkan pelayanan baru dengan sistem Bus

Rapid Transit dengan cara mengubah standart pelayanan bidang transportasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

menjadi standart pelayanan minimal. Pelaksanaanya armada bus yang

dikumpulkan akan dikolaborasikan dengan mendesian armada Bus yang sama,

peruntukan untuk koridor II ukuran bus medium berbeda dengan koridor I yang

ukurannya besar seperti Busway di Jakarta. Diharapakan manageman transportasi

dapat berjalan teratur.

Dengan demikian jika upaya pemerintah ini berhasil maka sistem pelayanan

yang diberikan telah berhasil juga dengan menerapkan sistem Bus Rapid Transit

ini pelayanan akan berubah menjadi cepat, nyaman, aman, murah, dan efisien

kepada masyarakat khususnya penumpang. hal ini ditambahkan oleh bapak Moh

Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang mengatakan :

“kita tetap melakukan evaluasi dengan cara menerjunkan jumlah pegawai

yang tahu walupun cuman sedikit, tapi akan diusahakan, sistem koridor 2 ini

sama dengan koridor 1 walupun koridor 2 bus sedang(medium) tapi

desainnya sama dengan koridor1, jadi tujuan kita mengubah standart

pelayanan di transportasi dengan SPM sehingga dapat memberikan

pelayanan yang baru terhadap masyarakat berupa transportasi yang nyaman,

aman, murah dan efisen,” (wawancara tgl 11 Juli 2012)

Respon masyarakat dan penumpang mengenai keberadaan BRT :

Bayu pelajar Don Bosco :

“saya puas kok mbak dengan pelayanan yang diberikan cukup baik, busnya

juga enak tidak da pengamen jalannya jadi nggak terganggu,” (wawancara

tgl 20 Juli 2012)

Ditambahkan oleh Dhani Undip Tehnik Geodesi Menambahkan :

“tujuan saya mau ke terminal Mangkang, saya cukup puas mbak malah

mendukung sekali BRT ada di Kota ini lagian pelyanan yang diberikan

cukup memuaskan bagi saya dibanding bus yang lain, nyaman dan merasa

beda saja” (wawancara tgl 24 Juli 2012)

Berdasarkan wawancara diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

keberadaan Bus Rapid Transit dapat diterima oleh masyarkat khususnya warga

Semarang dengan antunsias sekali, hal ini tentunya menjadi motivasi bahwa Bus

Rapid Transit harus bisa dikembangkan dan didayagunakan. Selain itu ada

berbagai macam kendala yang dihadapi yaitu masalah dana yang dibutuhkan

cukup besar. Dan penataan trayek ini membutuhkan waktu yang lama, karena

perlu adanya koordinasi lintas bidang sektoral yang dimaksud ialah pengusaha

angkutan umum seperti mengadakan kerjasama.

Tujuannya adalah juga pengurangan jumlah bus yang beroprasi di jalan

sehingga tidak membuat padat jalan, dengan sistem seperti ini diharapkan Bus

dapat berkurang, bus dan angkot yang lain tetap dijalankan dengan cara menjadi

fedeer (pindah ke samping) diharapkan tidak berhimpitan dengan Bus Rapid

Transit.

6. Pembayaran BOK

Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk melakukukan beban

pembayaran kepada PT Trans selaku operasional dalam hal ini pemerintah

bekerjasama dengan Badan Layanan Umum sebagai pengelola keuangan Bus

Rapid Transit yang nantinya akan dibayarakan kepada PT.Trans Semarang,

selanjutnya pendapatn tersebut digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan

merawat armada tehnik, pramugara dan sopir adalah tanggungjawab PT setelah

pemabyaran BOK tersebut diserahkan ke PT. Hal ini sesuai yang diungkapkan

oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT.Trans Semarang yang mengatakan

bahwa

“dari segi keuntungan jelas kita mendapat keuntungan mbak, kan yang

mengelola pemerintah kita selaku operator, lha pendapatan itu kita dibayar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

sama BLU mbak nah kita gunakan sebagaimana mestinya mbak fungsi

operator ada pengoperasian jumlah armada, dan jadwal, memlihara

perawatan bus, menjamin kenyamanan, menggaji sopir, itu semua yang

tanggungjawab PT yang penting kita dibayar dulu baru bisa jalan mbak,”

(wawancara tgl 5 Juli 2012)

Ditambahkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola

BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang mengatakan bahwa

“pengelola ini kita bayarkan ke PT mbak nah PT itu selaku operator, 1 kali

puteran saya bayarkan 100.000,- lha yang dinamakan BOK nya itu

100.000,- jadi 10 puteran dikalikan 100.000,- sebesar 1juta kita bayar ke PT,

misalnya begitu, nah dari biaya tersebut itu lah yang nantinya digunakan PT

selaku fungsi operasional mbak, “(wawancara tgl 2 Juli 2012)

Fungsi operasional yang dimaksud adalah :

a. Memelihara dan perawatan bus (kebersihan, kelayakan, kenyamanan)

Pemeliharaan dan perawatan yang dimaksud disini adalah untuk menjaga

bus tersebut agar tetap bersih, serta layak dan nyaman untuk digunakakn

oleh penumpanag, kebersihan tersebut sudah merupakan tanggungjawab

PT selaku operator,mulai dari kebersihan tempat duduknya, tempat

sampahnya, terutama bagian mesin sebelum bus tersebut akan dijalankan

ke luar. Biaya untuk memelihara dan merawat ini adalah dari pembayaran

BOK yang didapat dari BLU, jadi biaya tersebut dapat dibagi lagi untuk

memlihara, ,merawat dan menggaji sopir dan pramugara bus.

Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha

PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa :

“klo masalah perawatan dan pemeliharan lebih kita ya mbak soalnya kita

juga diberi tanggungjawan sebagi operator, oprator itu tugasnya mbengkelin

bus ini untuk ngecek mesinnya apakah sudah layak terbang ke jalan nganti

sprepart, ban, feleq, lalu perawtana dan pemeliharaannnya ke tempata cuci”

(wawancara tgl 24 Juli 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

b. Menggaji sopir dan keamanan bus (pramugara bus)

Pembayaran BOK ini salah satunya digunakan untuk menggaji sopir dan

keamanan Bus seperti Pramugara. Sekali putaran bus ini dihargai oleh

BLU pembayaran tersebut dinamakan BOK, yang mana digunkan sebagai

biaya lain-lain yang salah satunya menggaji karyawan bus seperti Sopir

dan Pramugara bus (awak keamanan).

Hal ini diungkapkan oleh Bapak Bapak Sumitro selaku Pengusaha

PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa :

“ BLU yang membayar sama kita,pemabyaran tersebut nggak hnaya

digunakan untuk tehnis saja mbak tapi juaga digunakan untuk nggaji sopir

dan awak keamanan kita, hitunganya BLU mbayar perkilonya 4620,- 1

harinya berjalan 14 bus, 1 bus dihargai 112 rit kemudian per rit diitung 120

per hari nah Pulang Pergi 1 hari KM tempuhnya 240 dikalikan 14

jumlahnya 3360 ditambah 1260,- tetotal 4620,- (wawancara tgl 24 Juli

2012)

4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan

Kegiatan pendayagunaan dan pengembangan bus Bus Rapid Transit yang

telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang telah memberikan manfaat bagi keberadaan kebergunaan dan

pengembangan transportasi saat ini. Terbukti dari eksistensi Bus Tran Semarang

di Kota Semarang dicoba penerapannya juga pada beberapa kota besar lainnya di

Indonesia dengan nama umum yang kita ketahui busway. Paling sedikit ada 6 kota

yang telah menerapkan model transportasi massal ini, tentunya dengan segala

keadaan yang terjadi. Sejak diresmikannya pada Mei tahun 2009 dengan sedikit

“memaksakan” keadaan nampaknya, telah memberikan sumbangsih tersendiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

kepada masyarakat meskipun dengan 1 koridor (Mangkang – Penggaron) yang

tetap bertahan hingga saat ini. Mencermati dari sisi esensi, profesionalitas

pelayanan, sarana prasarana dan pengembangan nampaknya menjadi beberapa

sorotan juga semakin bagus juga pelyanan yang diberikan oleh pemerintah diakui

oleh Kementrian Perhubungan dengan adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang

mendapat gelar Wahana Tata Nugraha (WTU) merupakan suatu penghargaan

yang di berikan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian

Perhubungan, kepada kota-kota di Indonesia yang mampu menata transportasi

dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap satu tahun sekali. Penilaian

dilakukan atas kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota

kecil aspek penataan transport yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan

publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam

penilaiannya. Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah

berupaya membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di

bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan

sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid

Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru saja

digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang. Hal tersebut seperti

diungkapkan Bapak Istijab, SE,MM yang mengatakan bahwa

“Sebelumnya, pada tahun 2009 dan 2010, Kota Semarang meraih wahana

tata nugraha bidang yang sama yaitu angkutan, dan di tahun 2011 kembali

mendapatkan penghargaan tersebut namun pada bidang angkutan dan lalu

lintas.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Hal senada yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono SE selaku Kepala

Sesie (Kasie) Rekayasa, yang mengatakan :

“sejauh ini promosi yang kita lakukan berhasil terbukti penumpang semakin

naik tiap tahunnya, kita mendapat penghargaan WTU dari Kemenhub salah

satunya bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkuatn

dengan sasaran meningktanya pelayanan angkuatn dan operasionalisasi

BRT, BRT diluncurkan 2 Mei 2009 akan tetapi baru fixnya tanggal 18 Sep

2009”

Beberapa pengusaha rencananya akan dilibtakan kemabli pada koridor 2 dan

sterusnya, untuk koridor satu ini dimenangkan oleh pihak PT trans selaku operator

dan medapat bantuan dana untuk mengagji pemeliharaan dari Badan Layanan

Umum, pemerintah hanya membeli pelayanan dari PT Trans telah mendapatkan

bantuan pendayagunaan dan pengembangan dari Dinas telah merasakan manfaat

dari kegiatan yang dilakukan oleh Dinas. Peningkatan usaha yang dialami oleh

Bapak Sumitro :

”sangat membantu sekali mbak,dengan adany BRT ini masyarakat hanya

dihargai tarif 3.500,- sedangkan untuk peljar hanya 2000,- manfaatnya ya

PT ini dapat menjual jasa ke pemerintah dengan adanya hal ini tujuan BRT

untuk mengurangi kepadatan arus di Semarang.” (Wawancara 24 Juli 2012)

Dari pengusaha PT Trans yang saya temui, merasa sangat terbantu sekali atas

adanya Bus Rapid Transit ini karena mampu menjual jasa pelayanan kepada

pemerintah dan pemerintah mengenalmodel angkutan remaja baru kepada

masayarkat bantuan-bantuan yang pernah diberikan oleh dinas dalam bentuk

promosi,yang sangat berpengaruh positif dalam kelancaran usaha PT tersebut.

4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan dan

Pengembangan Bus Trans Semarang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

1. Faktor Pendukung

Bus Rapid Transit merupakan alat peremajaan transportasi yang

digunakan di Kota besar salah satunya Kota Semarang, peremajaan angkutan

ini masih berjalan di satu koridor saja yaitu Koridor Mangkang-Penggaron,

meskipun begitu telah tercipta harapan antar kejasama dengan pemerintah dan

swasta yang telah terjalin, selain itu Kota ini juga mendapatkan gelar WTN

(Wahana Tata Nugraha) dari Kementrian Perhubungan Pusat yang

menyatakan bahwa Kota Semarang khususnya Dishubkominfo Kota

Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya membenahi transportasinya

salah satunya kegiatana pelayanan angkutan yang beralih pada

operasionalisasi Bus Rapid Transit.

Maka itu Bus Rapid Transit adalah salah satu alat transportasi yang

menjadi kebanggaan kota Semarang dan dimiliki Kota Semarang model Bus

ini seperti Busway Trans Jakarta, merupakan salah satu faktor pendukung

dalam perkembangan transportasi saat ini.

Selain itu, terjalinnya kerjasama yang baik anatr Dishubkominfo dan

pengusaha Bus (PT Trans Semarang), ini terjadi karena adanya eksistensi dari

dinas yang mau membeli pelayanan ke pada para pengusaha, dan hasilnya

pengusaha bus tersebut dibayar oleh oleh pemerintah asalkan mampu

meningkatkan jumlah penumpang. bebrbagai kegiatan seperti promosi dan

penyuluhan kepada masyarakat diharapkan oelh pengusaha dan dinas

khususnya guna mendorong pendayagunaan dan perkembangan bus tersebut.

pengusaha PT tersebut memberikan respon yang positif setiap ada kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

pengarahan. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya

menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan dinas

dan kegiatan dinas dalam hal pelkasanaan. Seperti yang terungkap dari

wawancara saya berikut ini dengan Bapak Istijab :

“ umumnya pengusaha tersebut waktu kita undang pada nggak datng

mbak terus kita melakukan pendekatan pelan-pelan, meraka paham, meraka

sanagt kooperatif sehingga memudahkan kami dalam pelaksanaan

penyuluhan,selanjutnya pemenang lelang ditunjuk sebagi operator dari

BRT, semenjak BRT berjalan. PT juga terbuka mengutarakan

permasalahnnya yang dihadapi misal gejolak sosial dengan angkutan kecil

dan awal-awal itu penumpang masih sedikit, akhirnya mengalami kerugian,

bus kita tarik lagi dan dikelola oleh pemrintah (UPTD), dengan operatornya

PT itu sendiri,” (wawancara 13 Juli 2012).

Hal ini membuahkan hasil yang mana ada semangat dari Dinas ke PT,

semangat dan kemauan dari Dinas dan pengusaha untuk saling bertukar informasi

sehingga memudahkan aparat Dishubkominfo Kota Semarang dalam menjalankan

tugasnya yakni membantu pengusaha sebagi fungsi operator hal ini dilakukan

supaya tidak ada monopoli dalam sistem transportasi, dengan adanya hal tersebut

dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak

Joko Umboro Jati,SE selaku Manager Pengelola Bus Rapid Transit , UPTD-BLU

Dinas Mangkang yang mengatakan:

“faktor lain yang mendukung adalah adanya koordinasi yang bagus antara

lintas sektoral Dinas dengan UPTD ini dan juga dengan Pemerintah Provinsi

lalu juga dengan pengusaha khusunya, kemudian dukungan kebijakan di

dalam pembenahan sistem transporatsi,dengan danya dukungan tersebut

memudahkan kami, sehingga tercipta kekeluargaan yang harmonis,”

(wawncara 2 Juli 2012)

Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala

Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

“kerjasama dengan instasi lain yaitu dengan pemerintah provinsi kita yang

sering-sering berkomunikasi dengan pemprov juga biar tercipta koordinasi

yang bagus, mereka mensupport kita sehinga bisa tercipta hubungan yang

baik dan harmonis baik pemerintah maupaun pengusaha PT Trans

Semarang” (wawancara 17 Juli 2012)

Terjalinnya hubungan harmonis tersebut juga menumbuhkan rasa saling

percaya diantara kedua belah pihak dan keakraban diantara keduanya. Berbagai

faktor pendukung baik dalam bentuk terjalinnya hubungan yang harmnonis

dengan para pengusaha serta support Pemerintah Daerah mapun Provinsi akan

dapat dijadikan sebagai modal bagi Dishubkomibfo Kota Semarang dalam

mendayagunakan dan mengembangkan Bus Rapid Transit ini.

2. Faktor Penghambat

a. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)

Faktor ini sangat berpengaruh dalam kelangsunga BRT membutuhkan

aparat yang memadai sebab SDM merupakan suatu bagian yang snagta

penting dalam menjalankan kegiatan usaha organisasi tersebut, jumlah aparat

yang kurang ditiap shleter tidak ada petugas yang jaga, hal ini jelas bahwa

pelaksanaan petugas baik yang diterjunkan oleh Dinas maupun PT masih

sangat kurang dan terbatas Tetapi meskipun demikian dari dinas tetap

berupaya semaksimal mungkin untuk membantu, walaupun mempunyai

keterbatasan jumlah aparat. Seperti terungkap dalam wawancara dengan

Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

”Jumlah aparat menurut saya sudah mencukupi mbak semakin banyak kita

juga bisa merekrut karyawan yang lebih banyak, sebenarnya kita juga

butuh tenaga yang profesional di bidang BRT ini hanya saja masih aparat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

yang dibidangnya ada beberapa yang belum paham mengenai BRT ”

(wawancara 4 Juli 2012)

Sementara dar Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT Trans Semarang

menagtakan :

“iyaa di shletr itu kurang petugas yang menjaga mbak, soalnya nggak ada

uang jadi gimna bisa jalan, saya sih mampu menyediakan petugas dishelter

tapi kan mereka juga butuh digaji, nah klo uang nya nggak ada nggak

jalan, untuk nambah aparat juga butuh dana,” (wawancara tgl 24 Juli

2012)

b. Terbatasnya jumlah anggran dana

Dana bisa menjadi penghambat dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dana

digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan guna menunjang

pendayagunaan dan perkembangan Bus Rapid Transit. Kegatan yang

dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Semarang juga berdasarkan dari jumlah

anggaran yang dimiliki oleh dinas.

Anggaran dana ini digunakan untuk operasional dinas berupa sarana dan

prasarana, Seperti terungkap dari wawancara dengan Bapak Triwibowo

Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan

Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

”Kegiatan yang kami lakukan dalam upaya ini bergantung dari

anggaran yang dimiliki oleh dinas, karena keterbatasan dalam hal anggaran

sehingga bantuan-bantuan dari pusat diberikan kepada kami untuk shelter

dan Bus sanagt diperlukan, untuk koridor 2 ini pusat tidak membantu lagi

mbak, jadi dan kita ambil dari APBD (wawancara 4 Juli 2012)

c. Trayek yang berhimpitan

Trayek yang berhimpitan dengan jalannya Bus Rapid Transit merupakan

faktor yang dapat menghambat pelaksanaan Bus Rapid Transit karena disini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

timbul gejolak sosial dari sopir angkutan umum kecil mereka berpikir dengan

adanya Bus Rapid Transit maka pendapatn akan turun sebeb semakin sepi

penumpang yang di dapat dan akan mematikan usaha sopir angkot kecil,

Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan

Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa :

“iya memang benar timbulny gejolak sosial dari sopir kecil, mereka berpikir

penumpang akan lari ke BRT, maka itu dibutuhkan pengarahan kepada para

trayek yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah dijalur fedder

yang lain (samping) dipersilahkan jadi kita punya trayek yang untuk angkutan

kecil walupun imbasnya jalan jadi padat mbak, , faktor kedisiplinan yang

diperlukan juga masih sangat rendah,”(wawancara 17 Juli 2012)

Ditambahkan oleh Bapak Wawan selaku sopir angkot jurusan mangkang

mengatakan :

“penumpang saya berkurang mbak, dulu waktu belum ada BRT masih

lumayan sih, lha ini kan jadi rebut-rebutan klo mau ke arah ngaliyan,

perhubungan hanya kerjasam dengan pengusaha Bus sih, saya masih tetap

narik meski jalur saya disamping, sedih sih mbak kan uangnya juga

berkurang untuk makan sehari-hari” (wawancara pada tgl 10 Agustus 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data-

data, keterangan dan penjelasan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan

bahwa peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang dalam pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang

sudah termasuk dalam kategori cukup baik sebagai berikut:

Bahwa Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

sudah berhasil menjalankan koridor 1 dan cukup efektif meski terjadi

persaingan tidak sehat antara sopir angkot kecil sehingga menimbukkan

gejolak sosial dan memindahkan ke jalur feeder (samping), dalam hal ini

Dinas sudah cukup berperan dalam pengembangan Bus Rapid Transit.

Pengembangan untuk masing bisa dijelaskan pada point-point berikut:

a. Menyediakan dan Memelihara Prasarana. Menyediakan dan

memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab bersama

baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal

penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya

yang dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan

perannya dalam meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

pelayanan yang baik khususnya dalam moda transportasi berupa

peremajaan Bus Rapid Transit di Semarang, sehingga masyarakat

dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas. Saat ini jumlah

shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar 61 unit

untuk koridor II berjumlah 54 unit.

b. Promosi yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi.

Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena

dalam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan BLU

para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik,

baik itu lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan

sosialisasi ini merupakan hal yang paling mudah untuk dilaksanakan

tanpa membutuhakan dana yang besar.

c. Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh para aparat BLU

khususnya yang nantinya dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke

Dinas. Pengawasan yang dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan

para pegawainya ke lapangan untuk mengawasi kinerja anggota para

kru pramugara Bus Rapid Transit untuk meningkatkan kualitas

pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya.

d. Regulasi adalah wujud dasarnya dalam pelaksanaan untuk

pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib

menyediakan angkutan massal untuk negaranya disebutkan dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, pada pasal 158 ayat 1. Sedangkan Peraturan Walikota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang

Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang

Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) di Kota

Semarang, dengan terbitnya peraturan tersebut maka dapat diharapkan

supaya Bus Rapid Transit dapat lebih berkembang, berdayaguna dan

berhasilguna, sedangkan pembentukan Badan Layanan Umum

disasarkan hukum pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum.

e. Evaluasi dan Pengembangan. Evaluasi disini dilakukan untuk

mengetahui kekuarangan yang terjadi selama dari menyediakan sarana

dan prasarana, promosi, pengawasan dan meregulasi keputusan yang

dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang mendukung antar lintas

bidang sektoral.

f. Pembayaran BOK. Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk

melakukukan beban pembayaran kepada PT Trans selaku operasional

dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan Badan Layanan Umum

sebagai pengelola keuangan Bus Rapid Transit yang nantinya akan

dibayarakan kepada PT.Trans Semarang, pembayaran tersebut

digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan merawat armada

tehnik, pramugara dan sopir.

Pengembangan dan pendayagunaan Bus Trans Semarang telah

memberikan hasil yang bisa dilihat. Antara lain jumlah penumpang yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

semakin naik di tahun 2011 pada koridor I ini meski pemerintah pusat lepas

pada koridor II dalam hal bantuan Bus yang direncanakan jalan pada bulan

Oktober 2012, bahkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

mendapatkan penghargaan berupa WTN (Wahana Tata Nugraha) dari

Kementrian Perhubungan. dilihat dari sisi esensi, profesionalitas pelayanan,

sarana prasarana dan pengembangan, semakin bagus juga pelyanan yang

diberikan oleh pemerintah diakui oleh Kementrian Perhubungan dengan

adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang mendapat gelar Wahana Tata

Nugraha (WTN) merupakan suatu penghargaan yang di berikan Pemerintah

Republik Indonesia melalui Kementrian Perhubungan, kepada kota-kota di

Indonesia yang mampu menata transportasi dengan baik. Salah satunya

Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya

membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di

bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan

sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid

Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru

saja digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang.

1. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.

Dalam pengembangan dan pendayagunaan Bus Trans Semarang tidak

terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya

adalah Bus Trans Semarang merupakan alternatif moda transportasi untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Dinas Perhubungan Komunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Kota Semarang juga mengupayakan untuk membantu pengusaha dalam hal

pembayaran BOK ke pengusaha tersebut agar dapat berkembang dan

berdayaguna. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya

menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan

dinas dan kegiatan dinas dalam hal pelakasanaan kegiatan yang

dilaksanakan oleh aparat dinas. Ada pula faktor penghambat, seperti

keterbatasan sumber daya manusia dari aparat dinas, terbatasnya jumlah

anggaran dana,trayek yang berhimpitan.

5.2. Saran

Berdasarkan dari permasalahan mengenai pendayagunaan dan

pengembangan Bus Trans Semarang, maka penulis memberikan saran dan

harapannya beberapa saran yang diberikan dapat membangun agar bisa lebih

baik lagi, diantaranya adalah:

1. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam

pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang terkait dengan

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti menyediakan sarana dan

prasarana, promosi, pengawasan, regulasi, evaluasi dan pengembangan,

pembayaran BOK. Sarana dan prasarana yang belum atau kurang layak

karena coretan-coretan hendaknya perlu pegawai yang terjun langsung

untuk meninjau shelter yang tak terurus, hendaknya segera dilakukan

pembenahan, agar shelter tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh

penumpang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

2. Untuk mengatasi kesalahpahaman diantara pengusaha, aparat dinas dan

sopir angkutan kecil supaya Bus Rapid Transit dibuat jalur khusus agar

bisa berjalan lancar dan tidak satu jalan dengan angkutan umum kecil

sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial antara sopir Bus Rapid Transit

dan sopir angkutan umum kecil.

3. Diharapkan setiap shelter tetap ada petugas jaga(ticketing) seperti pada

waktu Bus Rapid Transit dijalankan, tepat pada waktu Februari 2012

petugas jaga tidak berada di tempat, melainkan bertugas didalam bus

sebagai penarik karcis dan uang. Menurut saya keberadaan penumpang

yang menunggu di shelter dapat dibantu jika mengalami difabel (cacat)

atau membawa barang berat.

4. Diharapkan Perhubungan Kota Semarang dapat menjalin kerja sama

dengan perusahaan-perusahaan besar, hal ini dimaksudkan untuk

membantu pengusaha lain agar bisa lebih meningkatkan perkembangan

dan pendayagnuaan agar dapat mengurangi trayek bus-bus lainnya.