20
PELESTARIAN TEKNOLOGI KERIS Dipresentasikan dan dipublikasikan pada: Simposium “Pelestarian dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Keris Nusantara” KERIS SUMMIT 2015 Oleh: Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2015 KERIS SUMMIT 2015 Rabu-Minggu, 28 Oktober -1 November 2015 Kompleks Benteng Vredeburg Yogyakarta, Jl. Ahmad Yani No.6, Yogyakarta 55122 Penyelenggara: PAGUYUBAN MERTIKARTA DAN PUSATA STUDI KEBUDAYAAN UGM [email protected] – www.psk.ugm.ac.id Sunarno Halaman 1

Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

PELESTARIAN TEKNOLOGIKERIS

Dipresentasikan dan dipublikasikan pada:Simposium “Pelestarian dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Keris

Nusantara”

KERIS SUMMIT 2015

Oleh: Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D

Departemen Teknik Fisika, Fakultas TeknikUniversitas Gadjah Mada

2015

KERIS SUMMIT 2015Rabu-Minggu, 28 Oktober -1 November 2015

Kompleks Benteng Vredeburg Yogyakarta, Jl. Ahmad Yani No.6,Yogyakarta 55122

Penyelenggara:PAGUYUBAN MERTIKARTA DAN PUSATA STUDI KEBUDAYAAN UGM

[email protected] – www.psk.ugm.ac.id

Sunarno Halaman 1

Page 2: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Sunarno Halaman 2

Page 3: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Abstrak

PELESTARIAN TEKNOLOGI KERIS

Oleh: Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D

Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknik-UGM

Keris sebagai salah satu ciptaan asli Nusantara mengalami perkembangandan perubahan bentuk sejak abad ke-8 hingga saat ini. Peninggalan sejarah yangtercatat menunjukkan peran keris yang sangat signifikan dalam kehidupan adat diNusantara. Sejarah kelahiran dan perkembangan teknologi pembuatan Keris seringdikaitkan dengan kehidupan mistis dan penuh dengan implementasi kepercayaanyang terdapat di kehidupan Kerajaan-kerajaan di Nusantara. Banyak ditemukanfakta bahwa keris bukan sekedar senjata, namun keris juga berperan sebagai bendayang bersifat sakral dan merupakan implementasi “doa” dari suatu keinginan yangkuat serta harapan dari pemiliknya kepada Tuhan yang dipercayainya. Faktor mistisinilah yang sering disalah gunakan oleh pemiliknya maupun dinilai oleh orang lainsebagai benda mistis atau jimat (sipat kandel).

Dari pendekatan dan penelitian antropologis, dapat disampaikan bahwa saatini Keris mengalami penurunan dalam ilmu rekayasa (teknologi) pembuatannya,perawatan, dan juga ditengarai mulai pudarnya perannya di masyarakat moderensaat ini. Ketidak-pedulian masyarakat akan peran Keris, persepsi yang salahtentang keris, dan berkembangnya tata kehidupan yang praktis di Indonesia dalamtata-adat tradisional; memberi akibat kurangnya perhatian masyarakat terhadapkeris dan Teknologi pembuatannya. Telah dilakukan penelitian tentang bahan,kualitas tempaan, dan tekstur Keris bersejarah oleh Sunarno dan Tim. Hasilpenelitian dan rancangan sistem penelitian memungkinkan diperoleh data yangterukur dan mampu didokumentasikan secara digital.

Perlu dilakukan upaya aktif dari lembaga pemerintah maupun masyarakatuntuk melestarikan budaya yang berhubungan dengan teknologi pembuatan Keris,di samping perlunya dibuat informasi yang terdokumentasi dan tata cara yangbenar dalam pembuatan, perawatan, dan penggunaan keris dalam budayaIndonesia saat ini. Penelitian dengan memanfaatkan Teknologi saat ini perludilakukan dan didokumentasikan.

Kata Kunci : Keris, Empu, Tempa, Teknologi Pembuatan Keris, Budaya Nusantara,Pusaka

*Sunarno, adalah Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dalam bidang Instrumentasi dan Sistem telekontrol, di samping sebagai pemerhati Keris dan aktif dalam penelitian Keris-keris Majapahit.

KERIS SUMMIT 2015Penyelenggara:

Sunarno Halaman 3

Page 4: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

PAGUYUBAN MERTIKARTA DAN PUSATA STUDI KEBUDAYAAN UGMSekretariat: Jl. Trengguli No. E-9, Bulaksumur, Yogyakarta [email protected] – www.psk.ugm.ac.id

Sunarno Halaman 4

Page 5: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

I. KERIS – PENINGGALAN BUDAYA NUSANTARA

Keris adalah salah satu jenis senjata genggam hasil kebudayaan asliIndonesia (Nusantara) yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: deder (pegangan),Wilah (bilah logam), dan Warangka (sarung, pembungkus beserta aksesorinya).Hampir di seluruh Nusantara bentuk bilahnya sama, namun untuk pegangan danWarangkanya berbeda-beda tergantung dari daerah atau kerajaan keris tersebutdibuat atau digunakan.

Pada awal sejarah berdirinya kerajaan di Nusantara, Keris masih berbentuksederhana mirip pisau belati, namun mulai pada era kerajaan Pajajaran danMajapahit, bentuk keris semakin indah dan semakin konsisten bentuk danragamnya. Kualitas bilah Keris sangat ditentukan dengan keahlian dalampenempaannya, pemberian campuran logamnya, dan Kemampuan sentuhan akhirEmpu pembuatnya. Teknologi pembuatan keris yang telah berkembang saat itusungguh luar biasa dan merupakan teknologi yang asli dan khas Indonesia(Nusantara). Kedisiplinan para Empu beserta timnya sangat mengagumkan,sehingga membentuk pakem (prosedur dan aturan baku) dalam teknologipembuatan keris untuk kepentingan Kerajaan sudah sangat maju saat itu. Dengandemikian, dari bentuk (dapur), ukuran, bahan yang dipakai, dan teknikpenempaannya seringkali para ahli Keris atau Kurator Keris yang berpengalamandapat mengenali tanda-tanda yang unik dan khas Empu pembuatnya.

Walaupun keris merupakan senjata yang diselipkan dalam pakaian resmi,keris lebih merupakan bentuk status sosial dan merupakan benda yang mempunyaimakna dan pengejawantahan suatu harapan atau doa/ujub bagi pemiliknya.Sehingga berkembang semacam kepercayaan bahwa Keris dapat memberikesaktian bagi pemiliknya dan menjadi alat pelindung dalam mempertahankan danmeningkatkan (status sosial) kehidupannya. Banyak ditemukan fakta bahwa kerisbukan sekedar senjata, namun keris juga berperan sebagai benda yang bersifatsakral dan merupakan implementasi “doa” dari suatu keinginan yang kuat sertaharapan dari pemiliknya kepada Tuhan yang dipercayainya. Faktor mistis inilahyang sering disalah gunakan oleh pemiliknya maupun dinilai oleh orang lain sebagaibenda mistis atau jimat (sifat kandel) [2]. Mengingat karakter, visi, misi, statussosial, derajat dalam sosial kemasyarakatan setiap orang berbeda, makaberkembang pula bentuk (dapur) dan pamor bilah logam dalam Keris. Keris yangdibuat untuk pedagang, petani, saudagar kaya, bangsawan, prajurit, panglima,keluarga raja, raja, maharaja, pendeta mempunyai bentuk yang berbeda. Yangmengagumkan adalah kedisiplinan pada masa kerajaan di Nusantara sangat tinggi,sehingga masing masing golongan tidak menggunakan bentuk keris yang tidaksesuai dengan status-sosialnya. Hal ini berbeda pada masa kini, banyak kalanganyang lebih senang menggunakan keris (peninggalan) yang mempunyai status sosialtinggi, misalnya keris para Bangsawan, pangeran, atau bahkan keris yangseharusnya untuk seorang raja atau pendeta digunakan oleh orang yang bukanpada perannya. Kita dapat memahaminya, karena memang keris yang berstatustinggi inilah yang dipasaran saat di”pinang” dengan harga (mahar) yang relatifmahal karena langka dan berkualitas sangat tinggi.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka dapat dipahamibahwa Keris merupakan aset Budaya Asli Indonesia yang sarat dengan informasiantropologis, teknologi, dan sejarah yang dapat kita gali dan teliti lebih dalam danlebih serius lagi. Untuk itu, sangat penting bangsa Indonesia dan Pemerintahmengambil kebijakan dan peraturan yang ketat untuk melindungi keberadaan

Sunarno Halaman 5

Page 6: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

peninggalan-peningglan Keris, serta dibuat regulasi yang ketat untuk melestarikanKeris peninggalan. Perlu dipahami bersama bahwa Keris merupakan bukti sejarahdalam hal teknologi dan mahakarya seni (Masterpiece) agar “larinya” karya agungpara Empu (termasuk teknologinya) ke luar negeri dapat dihindari.

II. SEJARAH SINGKAT KERIS

1. Data Penemuan Arkeologi dan Dokumen AntropologiDiperkirakan keris sudah mulai ada sejak Abad ke 8, dari banyak temuan arkeologimenunjukkan bahwa pada Abad awal sejarah Nusantara sudah melibatkan kerisdalam upacara-upacara keagamaan, upacara kerajaan, dan dalam ritual tradisimasyarakat pada waktu itu. Keris yang pada awalnya berbentuk seperti belati,kemudian berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan budaya padasetiap era kerajaan. Pada era Majapahit, Keris berkembang sangat pesat danmelahirkan banyak mahakarya yang luar biasa dari Empu yang hidup dan berkaryapada masa itu.

Menurut seorang pakar Keris dan Tosan Aji, Singgih Brojo Sasmita [3], kerissudah ada sejak Abad 3-2 Sebelum Masehi, kemudian berkembang dengan pesatdan bertransformasi menjadi benda Budaya Tinggi (Masterpiece) pada masakeemasan pada abad 13-16, dan seterusnya berkembang baik dalam teknologipembuatannya dan juga perannya sebagai lambang status sosial. Dan padaTanggal 25 November 2005 Keris diakui Badan UNESCO sebagai Masterpiece ofthe Oral and Intangible Heritage of Humanity (pengukuhan Keris sebagai:Karya Agung warisan kemanusiaan untuk seluruh bangsa) [1].

2. Teknologi yang Berkembang pada Era KerajaanPerjalanan sejarah Keris sangat dekat dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan

di Nusantara. Dapat dilacak juga ciri khas suatu Era yang terdapat pada kerispeninggalan suatu masa (tangguh). Bentuk, ukuran, kualitas tempaan, campuranlogamnya sangat khas dari masa ke masa. Era pra Majapahit yang sering disebutmasa Kabudan mengambil bentuk yang sangat sederhana namun sangat kuat dantidak mudah rapuh (terbukti masih banyak yang mengkoleksi keris pada masa pra-Majapahit ini). Kemudian pada Masa Majapahit, berkembang teknologi tempaanserta bahan yang luar biasa berkualitas dan menghasilkan Keris yang sangatberkualitas. Kemungkinan pada masa Majapahit ini, teknologi pencampuran logam,pengolahan dan penempaan sudah dipengaruhi oleh pedagang yang datang keIndonesia (Arab, Hindu, Afrika). Demikian juga pada Era paska runtuhnyaMajapahit, teknologi pembuatan Keris semakin berkembang dengan masuknyalogam-logam dari Eropa sebagai pencampur tempaan yang sering disebut pamor.Penggunaan unsur Nikel sebagai unsur pamor membuat Keris-keris pada masapaska Majapahit (Era Pengging, Pajang, Mataram) sangat indah dan penuh denganhiasan pamor yang luar biasa.

Kedisiplinan empu beserta team-worknya dalam menentukan StandardOperating Procedure (SOP) atau yang disebut dengan pakem-keris dalampembuatan keris beserta kaidah-kaidahnya yang sangat ketat pada masa Kerajaan

Sunarno Halaman 6

Page 7: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

di Nusantara, menghasilkan keris-keris yang luar biasa bagus dan konsistensehingga dapat dikenali empu pembuat kerisnya, bahkan era pemerintahan rajatertentu. Mungkin SOP dari empu-empu “dalam” (empu yang bekerja untuklingkungan Keluarga Kerajaan, atau para ksatria) begitu ketat dan dirahasiakan,sehingga sulit ditiru oleh empu “luar" (empu pembuat keris untuk orang biasa). Adajuga yang berpendapat, empu-luar tidak berani meniru bentuk keris buatan empu-dalam. Saat ini banyak yang mengkoleksi keris-keris Mahakarya empu-empudalam, karena nilai sejarah dan kualitas logam maupun seni pembuatannya yangsangat mengagumkan, walaupun terdapat juga banyak peninggalan keris yangdibuat oleh empu-luar yang tidak kalah bagusnya. Kebanyakan pada waktu itu, kerisini dibuat untuk orang kaya atau saudagar yang sukses.

3. Pengaruh dari Luar Nusantara pada Teknologi KerisKemungkinan masuknya teknologi penempaan logam dari luar sangatmempengaruhi kualitas dan jenis logamnya, namun bentuk dan teknik pengerjaanbentuknya sangat khas pengaruh filosopi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Jawa.Hal ini terbukti tidak adanya pengaruh negara lain dalam pembuatan Keris dari sisibentuk (Dapur), termasuk bentuk yang mirip digunakan oleh kerajaan-kerajaan diluar Jawa. Pada waktu itu yang berbeda hanyalah Warangkanya (PembungkusKeris), Deder/Ukir (pegangan), dan hiasannya. Perlu dimengerti bahwa wilah (bilahkerisnya) kebanyakan diwariskan turun-temurun, walau sandhangan (aksesori yangmewadahi) dapat berubah atau diganti ganti. Hal ini mengingat bahan aksesorisering terbuat dari kayu jenis tertentu yang tentu saja mudah rusak dalamperjalanannya atau karena pemiliknya ingin selalu tampil dengan lebih baik danupdate (terkinikan) sesuai dengan perkembangan jaman.

4. Keris ModerenPada masa paska kemerdekaan, dan dimulainya era baru dalam tata

pemerintahan, banyak Kerajaan-kerajaan yang memudar perannya di masyarakat.Demikian juga dalam tata-busana yang banyak dipengaruhi negara maju ataunegara barat, pesanan keris sangat menurun drastis. Banyak Empu dan besalennyayang gulung-tikar karena sepinya pesanan. Keris pada masa paska Kemerdekaanini tetap dibuat, namun dengan semangat secukupnya saja. Banyak yang menduga,keterpurukan ekonomi, mahalnya barang barang import menjadi penyebabketerpurukan Kualitas Keris. Bukan berarti tidak ada keris berkualitas tinggi buatanmasa paska Kemerdekaan ini. Beberapa Empu yang konsisten berkarya telahmenghasilkan banyak keris berkualitas yang disebut dengan Keris Kamardikan yangtelah dibukukan di Katalog Keris Pusaka Nusantara [1].

Pada masa paska kemerdekaan, pembuat keris lebih banyak yang beralihmemproduksi keris-keris souvenir. Keris souvenir ini walaupun dapat disebut keris,namun tempaan dan bahannya cenderung secukupnya saja atau bahkan di bawahkualitas pakem Keris. Dalam perkembangannya saat ini, dan juga mengingattempat pembuatan Keris (besalen) sudah banyak yang tutup, para pengrajin kerislebih ekonomis membeli bahan keris dalam bentuk kodokan. Dengan demikianpara pengrajin tinggal mengolahnya menjadi bentuk akhir keris. Kodokan yangdijual oleh pedagang juga sangat bervariasi, mulai yang sederhana hingga yangsangat berkualitas sesuai dengan target pasar yang akan membelinya.

Pada saat ini juga berkembang para pembuat keris yang lebih memasukkanunsur seni keindahan bentuk dan pamor. Sehingga mereka mempunyai kebebasanuntuk membentuk kerisnya sesuai dengan cita rasa seninya dan beberapa keluar

Sunarno Halaman 7

Page 8: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

dari pakem Keris Nenek-moyang. Keris yang demikian ini seringkali disebut kerisKontemporer. Dalam lomba pembuatan keris, keris kontemporer sering menjadisalah satu katagori yang disukai oleh seniman pembuat keris moderen.

Sunarno Halaman 8

Page 9: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

III. ANATOMI KERIS

1. Bagian-bagian Keris

Keris terdiri dari Deder (pegangan), Mendak, Wilahan, Warongko, Pendok.Dari bagian tersebut yang sebenarnya dianggap keris sesungguhnya adalahWilahannya atau bilah besinya. Benda-benda lainya adalah pembungkusnya atausandhangannya (pakaiannya). Dalam tradisi Jawa, sandhangan harus disesuaikandengan kualitas kerisnya, demikian juga status sosial pemiliknya jugamempengaruhi bentuk dan kualitas sandhangannya. Orang yang kaya, menyukaiberlian yang dihiaskan pada mendhak dan atau pada pendoknya. Demikian jugakayu warongkonya, sering dibuat dari kayu cendana wangi, kayu Trembalo, ataumenggunakan bahan dari gading-gajah untuk sandhangannya. Gambar 1menunjukkan bentuk keris dan bagian-bagian utamanya

Gambar 1. Keris dan bagian-bagian utamanya. Gambar 2. Bagian-bagian dalam bilah keris [2]

Sangat menarik adalah nama-nama dalam bagian bagian kecil pada bilahnya.Hal ini menunjukkan pakem dalam pembuatan keris sudah demikian konsisten danberfalsafah sangat tinggi. Gambar 2, menunjukkan bagian bagian yang pentingdalam anatomi keris. Gambar 3 menggambarkan proses pelestarian keris yangharus dilakukan saat ini agar budaya Keris tidak musanah.

Sunarno Halaman 9

Page 10: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Gambar 3. Proses pelestarian Teknologi dan Keberadaan Keris saat ini

2. Teknik Pembuatan Keris

Pengetahuan dan Informasi Teknik pembuatan Keris saat ini sangat sulitdiperoleh. Tetapi bagi para peneliti dan pemerhati Keris Nusantara masih dapatmenyaksikannya di beberapa tempat di Pulau Jawa dan Madura khususnya. Parapengrajin pembuatan Keris masih berkaraya namun kebanyakan atas dasarpesanan khusus atau secara massal mereka membuatan untuk keperluan souvenir.Langkah atau proses pembuatan Keris juga telah dipublikasikan oleh BambangHarsrinuksmo dalam bukunya “Ensiklopedi Keris” yang diterbitkan oleh Gramediapada tahun 2011. Gambar-gambar urutan penempaan keris yangdidokumentasikan oleh Bambang Harsrinuksmo dapat dilihat pada Gambar 4.ahingga Gambar 4.c secara berturut-turut.

Gambar 4.a. Teknik penempaan dalam proses pembuatan bilah Keris. Dilipat-ditempa-dilipat-ditempa hingga berkali-kali [2]

Sunarno Halaman 10

Page 11: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Gambar 4.b. Teknik menyisipkan bahan Pamor sebelum ditempa kembali [2]

Gambar 4.c. Bentuk akhir tempaan dalam bentuk Kodokan [2]

IV. Persepsi dan Nilai Keris Saat Ini

1. Proses Pemesanan Keris

Keris itu pada jaman dulu dibuat salah satunya tujuannya untuk sifat kandel.Sifat kandel dipercayai jika itu “berhubungan” atau ada campur tangan Tuhan yangMaha Kuasa. Dapat dibayangkan perjalanan terciptanya keris akan seperti ini:

Sunarno Halaman 11

Page 12: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

- Seseorang mempunyai keinginan (Visi, cita-cita, gegayuhan). Selain dengan lakuprihatin, doa, orang ini juga perlu sesuatu yang dapat dipegang untukmengingatkan doanya, atau bahkan untuk membuatnya percaya diri. Maka padawaktu itu, kebiasaan orang yang mempunyai keinginan yang kuat itudiimplementasikan dalam bentuk Keris.

- Orang tersebut datang ke Empu (yang terkenal karena kesaktiannya) danmenyatakan visinya. Empu mendengarkan, dan mulai menghitung beayapembuatan Keris tersebut, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakannya. Jikasepakat, maka dana yang diperlukan sudah disiapkan.

Sunarno Halaman 12

Page 13: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Berikut adalah langkah-langkah untuk pemesanan Keris, dan Gambar 5menunjukkan diagram alir pemesanan Keris:

Langkah 1: Sang Empu beserta timnya mulai rapat atau memberi pengarahan untukmengerjakan keris tersebut.

Langkah 2: Sang Empu beserta tim melakukan ritual doa sesuai dengan urutanritual yang dipercayainya pada waktu itu.

Langkah 3: Sang empu memimpin pengerjaannya hingga sempurna

Langkah 4: Keris sudah siap untuk diserah terimakan.

Langkah 5: Orang yang memesan menerima keris dan mulai merawatnya sesuaidengan petunjuk sang Empu.

Gambar 5. Diagram alir Pemesanan Keris pada masa lalu

Sunarno Halaman 13

Page 14: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Karena kesaktian keris yang dipesannya (Visi tercapai), maka dianggapnyaKeris tersebut membawa berkah dan membantu mencapai keinginannya. Seringkalikeris sakti tersebut diberikan kepada anaknya atau menantunya agar kekuatanberkah keris tersebut dapat diturunkan. Hal ini dapat terjadi turun temurun, dandapat dibayangkan bahwa orang (laki-laki) pada waktu itu memiliki beberapa kerispusaka yang dirawatnya dengan sepenuh hati. Tentu saja pada masa itu sangattidak etis memperjual belikan keris, kebanyakan transaksi atau perdangannyaadalah aksesorinya saja. Kearifan inilah yang membuat masih ditemukannyabanyak keris Mahakarya yang masih disimpan saat ini, terutama keluargaKerajaan/Kraton, atau para keluarga Ningrat, Pedagang sukses, dan para pemukaagama tradisional. Saat ini, seringkali terjadi “jual-beli” keris di era moderen ini.Pemilik keris menjualnya (dimaharkan) karena beberapa kemungkinan:

a) Tidak sanggup merawat karena “takut” tuah negatifnya.

b) Kebutuhan hidup yang mendesak, di samping ketidak percayaan mistis keris,padahal harga kerisnya dipandang tinggi.

c) Ditukar-tambahkan dengan keris baru yang lebih sesuai dengan visinya, ataupenampilannya yang lebih sesuai dengan tingkat status sosialnya.

Dari keterangan di atas dapat ditaksir harga keris saat dibuat sangat tergantungdari:

a) Level Kesaktian/kehebatan empu pembuatnya

b) Biaya proses pengerjaannya ditambah biaya ritual doanya.

c) Bahan besi, baja, pamor dan sandhangannya (aksesori kelengkapan keris).

Pada masa kini, harga keris “bekas” dapat berkisar antara Rp. 300.000,- hinggalebih dari satu milyar rupiah. Tergantung pada beberapa hal:

a) Nilai sejarah keris (empunya, legendanya, pemilik sebelumnya)

b) Kualitas dan nilai seni keris

c) Tuah yang diharapkan dari pemilik baru.

Perlu dimengerti, para pedagang keris “bekas” seringkali beruntung karenadapat membeli murah dari orang yang ketakutan akan tuah negatifnya atau karenaketidak tahuan sang penjualnya. Jika pedagang keris memiliki keahlian dalammenilai keris, seringkali harganya dapat berlipat-lipat jika dijual kembali. Seringkaliseorang pedagang keris memiliki keahlian seperti seorang kurator keris. Konflikdalam menentukan keaslian, tangguh, seringkali terjadi di antara para penggemarkeris. Seharusnya semua menyadari bahwa menentukan umur suatu keris itu tidaksederhana. Yang sering dilakukan untuk menentukan tangguh, empu, dan kualitaskeris adalah dengan memperhatikan kualitas tempaan, kualitas bahan dan pamor,serta gaya pembuatan detailnya. Karena menyangkut harga keris, banyakkepentingan yang mencemari pengamatan suatu keris. Untuk mengatasi hal itu,perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan kurasi keris yang dapat dipertanggungjawabkan kejujuran dan kompetensinya.

Sunarno Halaman 14

Page 15: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

2. Budaya Praktis

Keris saat ini masih banyak dipakai, terutama pada saat upacara adatpernikahan di pulau Jawa. Sayangnya, kebanyakan keris yang dipergunakanhanyalah sebagai aksesori dan menjadi bagian dari baju seragam adat para panitiadan para pelaksana upcara pernikahan, sehingga kulitas kerisnya adalah keris yangjauh di bawah standar karena termasuk dalam sewaan seragam panitia. Namunperlu dicatat bahwa walau keris yang dipakai adalah keris sewan, sebaiknyapemakai dan juga perias perlu memperhatikan tatacara pemakaiannya, syukur-syukur para pengguna keris memperhatikan pakem (Tatacara) yang berlaku untukkeris. Event-Organiser yang berkembang saat ini kebanyakan generasi muda yangtidak memehami tatacara penggunaan keris dalam upacara adat, sehingga merekamengabaikan aturan-aturan baku yang ada dan menjadi tanpa sengaja menistakankeris dalam acara adat tersebut. Beberapa hal yang sering terjadi, misalnya

Keris ladrang surakarta dipakai dengan surjan trasisi Ngayojokarto, atau sebaliknya.

Memasang keris terbalik

Acara Nglolos Dhuwung sering dilakukan oleh anak muda yang belum pernah mantu

Banyak keris yang sudah rusak warongkonya tetap dipakai dengan menggunakanselotip dsb.

Keris yang dipakai Pengantin termasuk pemangku hajat adalah keris sewanmurahan (bukan keris betulan). Sangat bijak dan sudah sepantasnya, kita,(terutama) yang sering terlibat dalam upacar adat, memiliki keris sendiri.Sebaiknya bukan keris selevel suvenir, tetapi merupakan keris yang sesuai denganstatus sosial dan karakter/kepribadiannya, nisacaya upacara adat akan lebih sakraldan berwibawa.

3. Ketidak Pedulian Bangsa

Keris jika dilihat dari perkembangannya saat ini, akan punah pada beberapadekade. Mengingat keris-keris yang baru sudah jarang diproduksi, sementara kerispeninggalan mulai menghilang di masyarakat. Hilangnya keris yang dimilikimasyarakat semakin berkurang akibat dari:

a) Dilabuh (dibuang ke sungai atau ke laut), karena takut tuah negatif keriswarisan tersebut.

b) Banyak dikoleksi oleh orang-orang luar negeri.

c) Rusak karena tidak dirawat.

Perlu sangat diapresiasi peran para kolektor keris yang terus menyimpan danmerawat keris koleksinya, demikian juga dengan banyak didirikan Museum-museumyang menerima keris/titipan keris benilai tinggi milik perseorangan maupun hasilpenemuan situs sejarah. Ketidak-pedulian bangsa terhadap keberadaan dan

Sunarno Halaman 15

Page 16: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

perkembangan keris akan berakibat musnahnya aset budaya yang luar biasa tinggiini (bandingkan dengan pemerintah Jepang dalam memepertahankan keutuhanaset Katana milik para Samurai di masa lalu).

Sunarno Halaman 16

Page 17: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

V. Penelitian dan Analisis Bahan Keris

Penelitian untuk mengetahui bahan, kualitas, dan tekstur keris telahdikembangkan di Laboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol, Departemen TeknikFisika, Fakultas Teknik UGM. Gambar 6 menunjukkan diagram blok untukmenganalis bahan atau material yang terkandung dalam Keris. Dengan metode ini,logam dan material apa saja yang terdapat dalam keris tertentu dapat diketahui.Proses pengukuran ini harus dilakukan oleh ahli yang bersertifikasi denganmelibatkan banyak pirati Deteksi Radiasi Energi Nuklir yang relatif sangat mahal.

Gambar 6. Diagram Blok Sistem Pengukuran Kualitas berdasar bahan yangmembentuk Keris dengan methode Irradiasi Nuklir dan menganalisisdengan Energy Spectrum Analyzer.

Untuk meneliti dan mengukur kualitas tempaan Keris, penelitian telahdilakukan dengan menggunakan Metode Sunarno (metode yang telah dipatentkan).Pada penelitian ini, keris disembur dengan frekuensi akustik dan responnya diukurdengan berbagai sensor untuk menampilkan Personal Vibration dari Keris tertentu.Dari hasil penampilan spektrum frekuensi-Gainnya diperoleh bentuk yang khasspektrum yang terjadi dan dibandingkan dengan berbagai standar bahan. Denganmendapatkan data berbagai Keris pada suatu era (tangguh, dan empu tertentu) kitadapat menduga identitas Keris yang dianalisis. Pengukuran ini pernah dilakukandan didokumentasikan oleh Sunarno dan timnya, di samping penelitian yangberhubungan dengan material yang lain. Diagram blok sistem ini dapat dilihat padaGambar 7

.

Sunarno Halaman 17

Page 18: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Gambar 7. Diagram Blok Sistem Pengukuran Kualitas tempaan Keris denganmethode Sunarno dan menganalisis dengan Fast Fourier Transform Gain-Frequency Spectrum.

Penelitian yang dilakukan oleh Sunarno dan Tim untuk mengetahui kekhasan bentuk tekstur Keris tertentu telah digunakan kamera digital yang tergabung dengan Mikroskop. Pada awalnya metode dan peralatan untuk mengamati teksture Keris ini adalah peralatan yang dirancang untuk mengetahui perkembangan dan kualitas Kulit pada bidang Kedokteran. Hasil dari penelitian ini sangat memungkinkan untuk mendata dan mendokumentasikan Keris bersejarah. Gamba 8 menunjukkan diagram blok sistem yang telah digunakan untuk penelitian.

Gambar 8. Diagram Blok Sistem Pengukuran Kualitas berdasar bahan yangmembentuk Keris dengan methode Irradiasi Nuklir dan menganalisisdengan Energy Spectrum Analyzer.

VI. KESIMPULAN

Dari pengamatan, penelitian, baik secara antropolgis maupun secara analisislaboratorium, disimpulkan bahwa Pelestarian Teknologi dan Budaya Keris dapatdilakukan secara lebih sistematis dan lebih terukur. Sangat pentingmendokumentasikan keris peninggalan yang bermutu tinggi maupun Kerisbersejarah agar Teknologi dan Budaya Keris tidak musnah. Sangat perlu dilakukanpenelitian tentang keris yang lebih komperehensif. Hal ini tentu dapat terealisir jikaPemerintah mendukung dan memberi fasilitas dan dukungan dana yang memadai.

Dari hasil kajian antropologis, sudah sangat mendesak para pemerhati Kerisdengan dukungan Lembaga Resmi Pemerintah untuk menerbitkan suatu bentukinformasi yang benar tentang keris kepada masyarakat. Saat ini, pengguna kerisyang terbanyak adalah para Event-Organizer (termasuk Juru-paes, persewaanpakaian adat) yang berhubungan dengan upacara adat. Pengetahuan merekatentang keris dan pakem-pakem penggunaan keris dalam upacara adat ditengaraimasih sangat minim, sehingga sering mengabaikan aturan dan sopan santun(pakem) dalam menggunakan keris.

Museum dengan Pusat Informasi yang memadai atau museum yangdilengkapai dengan perpustakaan yang didukung pemerintah sangat penting bagi

Sunarno Halaman 18

Page 19: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

para pencari informasi dan peneliti keris. Demikian juga sebaiknya museum jugameberi tempat publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, agar generasimendatang dapat mempertahankan kebudayaan asli Nusantara Keris.

Lomba keris atau lomba pembuatan keris yang berkualitas dengan berbagaikatagori seyogyanya diadakan dengan dukungan pemerintah. Dengan adanyalomba ini, akan memunculkan empu-empu baru yang dapat melestarikan budayapembuatan keris. Katalog keris koleksi yang terpilih dan berkualitas sertabersejarah sangat penting diadakan, tentu saja setelah melewati penilaian dari timpakar keris dan Kurator yang terpercaya dan jujur.

Ucapan Terimakasih :

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Eddy Sanjaya, Bapak Aladin,Tim Laboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol – Departemen Teknik Fisika FT-UGM, para sahabat di desa Banyusumurup Imogiri, Yogyakarta atas bantuan dandukungannya dalam memahami Keris dan dalam Penelitian Tentang Keris. Ucapanterimakasi juga kepada Bapak Bambang Haryanto, Bapak Wahyu Harun untukdukungan dan kerjasamanya dalam menyelamatkan Keris Pusaka Majapahit.

Daftar Pustaka

1. Sekretariat Nasional Keris Indonesia,“Keris-Mahakarya Nusantara”, KongresNasional I, April 2011

2. Bambang Harsrinuksmo, “Ensiklopedi Keris”, Gramedia,Jakarta, 2011

3. Singgih Brojo Sasmita, “KERIS: Karya KEARIFAN LOKAL yg mengalami EvolusiBentuk & Fungsi”, Sarasehan Pakualaman, Oktober 2015

4. Ki Juru Bangunjiwa, “Keris Sarana Mengasah Jiwa-Melalui OLah Rasa danGraita”, Sarasehan Pakualaman, Oktober 2015

5. Hasil-hasil perancangan yang telah dan sedang dilakukan Prof. Sunarno diLaboratorium Sensor dan Sistem Telekontrol, Departemen Teknik Fisika,Fakultas teknik UGM.

6. Hasil pengamatan dan diskusi dengan praktisi keris dan pendekatanantropologis dengan para pengrajin keris, juru paes, event-organizer upacaraadat Surakarta dan Yogyakarta.

Sunarno Halaman 19

Page 20: Simposium Keris Summit 2015 | Pelestarian Teknologi Keris (Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.)

Daftar Riwayat Hidup Penulis/Narasumber

Nama Lengkap : Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.Tempat, Tanggal Lahir : Solo, 24 November 1955Bidang Keahlian : Perancang Instrumentasi, Sistem Telemetri dan Sistem

Telekontrol, Efek Radiasi Pendidikan : S3 (Ph.D) dari Osaka University JepangJabatan : Guru Besar di Fakultas Teknik UGMUnit Kerja : Departemen Teknik Fisika Alamat Surat : Departeman Teknik Nuklir dan Teknik Fisika

Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika 2, Yogyakarta 55281

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta B.Sc. 1978 MIPA Fisika UGMUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta Ir. 1984 Teknik Nuklir UGMOsaka University, Jepang M.Eng 1990 Elektronika Nuklir Osaka UniversityOsaka University, Jepang Ph.D 1995 Elektronika Nuklir Osaka University

Pengalaman Kerja Profesional:Institusi Jabatan Periode Bekerja

Production House- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Konsultan Instrumentasi Medis 2005 – sekarang

Yayasan Instrumentasi Teknologi Pembina 2005 – sekarangProgram Magister MRKI UGM Ketua Program 2002 - SekarangORARI DIY Ketua Orari Daerah DIY 2011 - SekarangKetua Departemen Teknik Fisika FT-UGM Ketua Departemen 2011- Sekarang

Sunarno Halaman 20