Upload
toko-bunga-surabaya
View
164
Download
3
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
BLITZ MEGAPLEX MENGEJAR 21 CINEPLEX (2006-2012)
KELOMPOK 7 DIAN ATIKA – RAFIKA - RERY INDRA KUSUMA
MARKETING MANAGEMENT
EKSEKUTIF B 27C
Case Summary Main Issue Problem
Statement
Analysis Recommendation
Case Summary
• Sejarah Berdiri dan Visi Misi Blitz Megaplex
Blitz Megaplex berdiri diinspirasi oleh krisis ekonomi di Indonesia awal 1997. Ananda siregar dan David Hilman meyakini tuntutan konsumen tidak hanya berasal dari kebutuhan utama sandang, pangan, papan, tapi juga kebutuhan sekunder atau tersier.
Visi : to be the ultimate choice for the most unforgettable entertainment experiences.
Misi : to provide the most innovative, fun, and enjoyable entertainment experiences to all our customers and to create growth opportunities to all our stakeholders, employees, supplier, and community.
Case Summary • Strategi bisnis yang dikembangkan oleh Blitz
Megaplex dalam menembus eksistensi monopoli yang dilakukan oleh 21Cineplex adalah berusaha untuk tidak menciptakan persaingan langsung dengan pemimpin pasar.
• Konsep one-stop entertainment berusaha
untuk mewujudkan visi Blitz Megaplex dengan menawarkan fasilitas hiburan terus-menerus.
Case Summary
• Monopoli dan Persaingan Industri Perfilman
Berdirinya Blitz Megaplex dengan izin pemerintah meniadakan posisi tunggal 21 Cineplex yang selama kurang lebih 20 tahun sebagai pelopor jaringan distribusi sejak tahun 1971 sehingga munculnya kekhawatiran pihak 21Cineplex yang selama ini memonopoli bisnis bioskop. Blitz Megaplex menyadari bahwa ketika memasuki dunia perfilman dihadapi kondisi nyata oleh aspek internal dan aspek eksternal.
Main Issue
• Monopoli bisnis perfilman
• Strategi menghadapi persaingan industri perfilman
• Kepuasan dan orientasi konsumen
• Tantangan Blitz Megaplex
Problem Statement
• Jelaskan latar belakang, visi dan misi berdirinya Blitz Megaplex dalam menembus industri perfilman?
• Bagaimana Blitz Megaplex menghadapi persaingan monopoli dengan 21Cineplex?
• Bagaimana strategi bersaing yang dilakukan Blitz Megaplex untuk mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis?
Analysis
• Misi Blitz Megaplex: mengarahkan strategi pemasaran pada semua segmen.
• Target pasar Blitz Megaplex: konsumen yang menginginkan melihat film didukung aspek kenyamanan.
• Ananda Siregar dan David Hilman menyadari bahwa bertahan dalam persaingan film harus memiliki pemikiran jauh dari hanya sekedar membuat “orang nonton film”.
Analysis
• Faktor berdirinya Blitz Megaplex
Faktor Internal
• Terdapat motivasi kuat, sumber daya modal, dan kompetensi untuk terjun di Industri sinepleks yang sudah ada. Pilihan usaha bisokop didorong oleh adanya kesukaan Ananda Siregar dan David Hilman untuk menonton film di bioskop.
Faktor Eksternal
• Blitz Megaplex memutuskan untuk memilih bisnis sinepleks sebagai wahana distribusi hiburan. Mereka berkeinginan mendobrak eksitensi sinepleks di Indonesia yang dimonopoli oleh perusahaan kelompok 21.
Analysis
Masalah monopoli: • Monopoli dalam suatu bidang usaha dianggap sebagai sesuatu yang
tidak wajar dalam usaha bisnis dan tidak memberikan ruang bagi konsumen mengajukan pilihan lain.
• Monopoli mematikan kreativitas dalam mengembangkan usaha bisnis.
• Monopoli dianggap tidak menguntungkan konsumen karena konsumen tidak bisa ditawari sejumlah varian produk yang lebih baik dan hanya menerima saja produk atau jasa tanpa ada pertimbangan lain.
• Pemusatan kegiatan bisnis perorangan atau kelompok tertenu bisa menciptakan kondisi perekonomian yang tidak sehat dan cenderung memfokuskan persaingan terbatas.
Analiysis
• Adanya kecaman berupa masalah perizinan, masalah lokasi, dan ancaman pihak pengembang mall atau developer membuat Blitz Megaplex menerapkan strategi diferensiasi yang jauh mengungguli dan relatif sulit ditiru oleh pesaing agar meningkatkan eksistensi diri dalam industri sinepleks.
Analysis
Dukungan Pemerintah Indonesia mengenai larangan monopoli pada UU No 5 Tahun 1999
mengenai Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaga Negara RI No 33 Tahun 1999) semakin
memotivasi Ananda siregar dan David Hilman mendobrak eksistensi monopoli.
Analysis
Lingkup Persaingan:
Lingkup persaingan tidak sekedar ditujukan terhadap industri sinepleks.
Lingkup persaingan diarahkan lebih luas dan holistik.
Analysis Strategi Bersaing Blitz Megaplex:
• Kemampuan membaca peluang dan berusaha untuk mengembangkan strategi unik menjadi daya saing Blitz Megaplex.
• Menghindari bersaing secara langsung berdasarkan visi dan misi dalam mengembangkan strategi berkelanjutan.
• Penentuan posisi diri sebagai perusahaan yang mengutamakan konsep hiburan dengan menawarkan lebih dari sekedar pengalaman menonton film.
Analysis
1. Strategi pemilihan Jenis film : • Film Hollywood, film internasional, film Indonesia,
festival film, seni, independent, anime, dan classic.
2. Strategi pengembangan bisokop di Blitz Megaplex: • Paris Van Java, Grand Indonesia, Pacific Place, Mall of
Indonesia, Teraskota, Central Park dan Bekasi Cyber Park
3. Strategi variasi kelas sesuai target pasar:
• Reguler class, Satin class, Velvet class dan Dining cinema class
Analysis 4. Strategi penetapan harga tiket Blitz Megaplex dengan
mempertimbangkan lokasi dan waktu penayangan:
Harga Tiket Biasa (Ribuan) Harga 3D (Ribuan)
Harga Kelas Satin
(Ribuan)
Harga Kelas Velvet
(Ribuan)
Film Hollywood
Film Bollywood
Film Indonesia
Senin-Kamis Rp20 – Rp30 Rp30 – Rp80 Rp15 - Rp25 Rp 30 – Rp35 Rp50 – Rp90
Jumat Rp25 – Rp40 Rp20 – Rp35
Sabtu-Minggu Rp35 – Rp55 Rp30 – Rp45 Rp100 – Rp200
Analysis
5. Strategi pemilihan lokasi
• Hingga saat ini, Blitz Megaplex memiliki tujuh sinpleks yang tersebar di Jakarta, bekasi, dan Bandung.
Konsep pemilihan lokasi menjadi dasar utama dalam membangun bisokop. Dalam membangun bioskop ada tiga faktor utama yaitu:
1. Lokasi, lokasi, dan lokasi
2. Jumlah layar per lokasi
3. Pelayanan prima kepada konsumen
Analysis
6. Strategi penetapan Tagline:
• Tagline Blitz Megaplex yang tertulis di
website yaitu “Beyond Movies”.
• Strategi ini dianggap sebagai jurus untuk
mendapatkan bagian pangsa pasar yang
didominasi oleh pemimpin pasar tanpa
menciptakan persaingan frontal terhadap
pemimpin pasar.
Analysis
7. Berikut beberapa strategi pelayanan prima Blitz Megaplex yang membedakannya dari 21Cineplex yaitu: – Terdapat auditorium multifungsi untuk aktivitas pertemuan
atau konfrensi dengan teknologi audiovideo. – Terdapat 8 layar dalam setiap lokasinya dengan peralatan
standar internasional. – Terdapat fasilitas meliputi restaurant, café, music live
performance, digital music store, karaoke, ruangan multifungsi, merchandise store, snack bar, dan wi-fi.
– Tersedianya movie screening booking untuk nonton bareng film atau pertandingan sepak bola.
– Tersedianya cinema advertising bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan promosi berbagai merek.
– Menyediakan café booking dan hall booking.
Analysis 8. Strategi pemasaran :
Blitz Megaplex mengembangkan strategi seperti Blitz Gamesphere, Blitzcard, Blitzcard Gold Merchant, dan Blitz
Megaplex for Blakberry. Selain itu juga ada kerjasama dengan Indosat, Telkomsel, dan beberapa bank di Indonesia
untuk memudahkan konsumen membeli tiket dan memperoleh diskon.
Strategi bisnis dalam memperluas jaringan sinepleks dengan menerapkan strategi waralaba agar menambah
pangsa pasar.
Analysis
9. Strategi e-commerce dan media sosial:
• Website Blitz Megaplex selalu diperbarui dengan menampilkan layanan tiket, jadwal tayang film, harga, event, promosi, quiz, keanggotaan Blitzcard, tayangan film paling favourit, trailer, news information, aktivasi penggunaan media sosial dan iklan.
• Pemesanan tiket dapat dilakukan melalui internet.
Analysis
• Dalam rangka mempertahankan kualitas layanan, Blitz Megaplex melakukan survei untuk mengetahui persepsi konsumen.
• Survei bersifat acak, dilakukan dengan meminta penonton untuk mengisi. Hasil survei akan dijadikan input pengembangan strategi di masa yang akan datang.
Analysis
Tantangan Blitz Megaplex:
• Kapasitas Blitz Megaplex terhadap akses pasokan film memadai.
• Memperluas perspektif pesaing Blitz Megaplex selain 21Cineplex, seperti para pemain di industri hiburan perfilman seperti TV kabel, station TV, dan home theatre maupun dunia hiburan diluar dunia perfilman seperti kafe, karaoke dan mall .
• Mengetahui preferensi konsumen
Recomendation
• Persaingan yang ideal oleh Blitz Megaplex sebaiknya tetap mempertahankan pada konsumen dari segi kualitas
dan keunikannya.
• Pengalaman yang terjadi dan pengalaman pesaing dapat dijadikan sebagai proses belajar, inovasi, dan melakukan
riset berkelanjutan, serta memberikan pelajaran bagi perusahaan lain untuk mencapai keuntungan jangka
panjang dan mempertahankan eksistensi industri perfilman.
• Selain mempertahankan pangsa pasar, diperlukan pengembangan dan aplikasi strategi serta konsisten
dalam memberikan layanan terbaik.
Toko Bunga Surabaya Jual Karangan Bunga Surabaya