Upload
benny-padly
View
101
Download
7
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Date :
15-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 1
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Problem statement
Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube.
Deadline and schedule
18 November s/d 9 Desember 2010 (Tier I)
Information contact/source
- Process Engineering – Eng. & Dev.
- Facility Engineering – Eng.& Dev.
- Stationary Engineer – MP & S
Data collection
- Heat Exchanger Handbook
- ASME, API, ASTM, ANSI, TEMA
Analysis
Heat Exchanger adalah suatu peralatan penukar panas antar dua fluida yang berbeda temperatur
dan panasnya, dimana satu fluida memberikan panas sedangkan yang lainya menerima panas.
Kategori heat exchanger berdasarkan fungsi dan penggunaanya :
a. Exchanger adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan suatu fluida
dingin dengan suatu fluida panas sehingga fluida dingin menjadi panas dan sebaliknya
atau mengurangi suhu dari suatu fluida yang akan didinginkan, dengan menyerahkan
panasnya kepada fluida yang lain, yang akan dipanaskan tanpa persentuhan antara kedua
fluida itu.
b. Condensor adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menurunkan suhu dari uap
atau vapor sampai ke suhu cair dengan menyerahkan panasnya kepada fluida yang lain,
biasanya air, dapat air tawar ataupun air laut.
c. Cooler adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menurunkan temperatur /
mendinginkan liquid yang panas tanpa mengalami perubahan phasa sampai ke suhu
tertentu yang dikehendaki. Media pendingin biasanya air atau udara
Date :
15-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 2
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
d. Preheater adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan (menaikkan
temperatur) suatu fluida sebelum digunakan dalam suatu proses. Contoh fluida pemanas
adalah Hot Oil.
e. Reboiler adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menguapkan suatu cairan
/memproduksi uap dari liquida, dimana liquida tersebut dipanaskan dengan melewatkan
uap air didalam tube bundle.
f. Chiller adalah peralatan kilang yang digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu
yang rendah. Sebagai media pendingin biasanya digunakan Propane, Freon, Ammonia
dan lain-lain.
g. Evaporator adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menguapkan fluida cair
dengan menggunakan steam atau pemanas lain.
h. Dryer adalah peralatan kilang yang digunakan sebagai pengering suatu padatan yang
masih mengandung air / cairan lain dengan media pemanas seperti steam.
i. Steam Generator adalah peralatan kilang yang berfungsi sebagai penghasil uap.
j. Super Heater adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan uap jenuh
menjadi uap lewat jenuh.
k. Furnace adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menaikkan suhu dari liquida
sampai pada temperatur tertentu melalui panas yang dihasilkan dari proses pembakaran.
SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER
Ini merupakan type yang paling umum dijumpai dalam refinery dikarenakan relatif murah,
,mudah pembersihannya, available dalam beberapa ukuran, dapat didesign pada tekanan biasa
sampai tekanan tinggi dengan memakan biaya yang tidak berlebih-lebihan, dalam suatu shell.
Type dasar dari exchanger ini, yaitu :
Fixed Tube Sheet Exchanger
Jenis ini tube sheetnya dipasang pada shellnya secara fix (tube bundle tidak dapat
dikeluarkan dari shell).
Keuntungan dari tipe fixed tubesheet adalah :
Harganya murah karena konstruksinya sederhana sepanjang tidak membutuhkan
expansion joint (sambungan tambahan).
Date :
15-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 3
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Tube bisa dibersihkan secara mekanikal setelah melepas cover channel atau
bonet.
Kebocoran dari sisi shell bisa diminimalisir karena tidak ada flange joint
(sambungan flange).
Kerugian dari tipe fixed tubesheet adalah :
Bundle tidak dapat dilepas dari shell jadi sisi luar tube tidak dapat dibersihkan
secara mekanis.
Aplikasi hanya terbatas pada clean service (fluida yang bersih) pada shell side.
Apabila akan digunakan pada fouling service (kemungkinan ada kotoran) pada
shell side maka shell side dibersihkan dengan chemical cleaning.
Apabila perbedaan panas antara tube dan shell terlalu besar maka diperlukan adanya
expansion joint, tetapi harganya akan jadi lebih mahal.
Gambar fixed tube heat exchanger
Floating Tube Sheet Exchanger
Jenis ini tube sheetnya dipasang pada shellnya tidak secara fix (tube bundle dapat
dikeluarkan dari shell). Heat exchanger tipe floating head adalah heat exchanger yang
paling serbaguna dari tipe STHE dan juga harganya relatif rendah. Salah satu tubesheet
fixed dengan shell dan yang lainnya bebas mengapung dengan shell. Hal ini membuat
free expansion dari tube bundle diperbolehkan selama permbersihan sisi dalam dan luar
tube. Heat exchanger tipe floating head bisa digunakan pada media baik di shell maupun
di tube kotor, seperti pada industri penyulingan minyak mentah.
Date :
16-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 4
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Ada beberapa tipe dari konstruksi tipe floating head, beberapa yang paling umum adalah:
TEMA S (pull-through with backing device)
TEMA T (pull-trhough).
Desain TEMA S adalah tipe heat exchanger yang paling umum di industry proses kimia
(chemical process industries). Cover (penutup) floating-head diamankan dari floating
tubesheet dengan mengikat (bolting) ke split backing ring. Penutup dari floating head
terletak dibelakang ujung shell dan terdapat cover (penutup) shell yang berdiameter
besar. Untuk membongkar heat exchanger, cover (penutup) shell dilepas terlebih dahulu
kemudian split backing ring, dan kemudian cover (penutup) floating head setelah
semuanya dilakukan tube bundle dapat dilepas dari bagian stationary.
Gambar floating head TEMA S
Konstruksi TEMA T seluruh tube bundle termasuk floating-head dapat dilepas dari
bagian stasinernya, karena diameter shell lebih besar dari ukuran flange floating-head.
Cover (penutup) floating-head diikat dengan baut langsung ke floating tubesheet
sehingga tidak diperlukan split backing ring.
Date :
16-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 5
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Gambar floating head TEMA T
Keuntungan dari floating head heat exchanger adalah :
Tube bundle dapat dilepas dari shell tanpa melepas shell ataupun cover floating-
head, sehingga mengurangi lama waktu maintenance.
Desain ini biasanya dipasangkan dengan kettle reboiler yang mempunyai media
pemanas kotor, dimana tipe U-tube tidak dapat digunakan.
Kerugian dari floating head heat exchanger adalah :
Harganya paling mahal diantara tipe heat exchanger lainnya karena ukuran shell-
nya yang besar.
Ada juga tipe packed floating-head lainnya, outside packed stuffing-box (TEMA P) dan
outside-packed latern ring (TEMA W) (Lihat gambar 1 untuk lebih jelas). Karena kedua
jenis ini lebih mudah terjadi kebocoran maka penggunaannya hanya dibatasi untuk fluida
shell yang tidak berbahaya (nonhazardous), tidak beracun, dan juga untuk tekanan serta
suhu sedang (40 kg/cm2 dan 300 ºC).
U-Tube Exchanger
Type dengan hanya satu tube sheet yang terletak diujung channel.
Keuntungan dari U-tube heat exchanger adalah :
Date :
17-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 6
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
1. Bundle dapat meregang atau menkerut jika ada perbedaan tegangan (differential
stress).
2. Bagian luar dari tube bisa dibersihkan.
3. Tube bundle juga bisa dilepas.
Kerugian dari U-tube heat exchanger adalah :
Bagian dalam dari U-tube tidak dapat dibersihkan secara efektif, memerlukan
drill shaft yang fleksibel untuk membersihkannya.
U-tube heat exchanger sebaiknya tidak digunakan untuk tube dengan fluida yang
kotor.
Shell and Tube Exchanger untuk industri perminyakan, berdasarkan standard dari TEMA
(Tubular Exchanger Manufacturers Association) difabrikasi mengikuti Class R.
Ditinjau dari jenis konstruksinya, penukar panas ini dapat beraneka ragam. TEMA telah
membuat klasifikasi penukar panas berdasarkan tiga variable, yaitu :
• Front Head
• Shell
• Rear Head
Date :
17-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 7
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Berbagai konfigurasi / kombinasi dari ketiga variable ini oleh TEMA dinyatakan dalam
kodifikasi konfigurasi dengan tiga huruf yang artinya sesuai dengan gambar berikut :
Gambar TEMA designation
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 8
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
MATERIAL SPECIFICATION
Pada dasarnya pemilihan jenis material untuk komponen-komponen heat exchanger adalah
disesuaikan dengan kondisi operasi dari peralatan tersebut akan digunakan (service media,
tekanan, temperature dan lain-lain).
Secara umum dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu :
a. Material untuk Corrosive Service
Material Typical Service Use
Carbon Steel Midly corrosive fluids, tempered cooling water.
Ferritic Libdenum & Cr. Mo
Libdenum Alloys
Elevated temperature hydrogen service, sulfur bering oils above 300OC
Ferritic Chromium Steel Tubes for moderately corrosive service, cladding for shell or channels in
contact with corrosive sulfur bearing oil.
Austenitic Cr.Ni Steel General corrosion resistant duties.
Aluminum Infrequently used for midly corrosive service.
Copper Alloys admiralty,
Al.Brass Cu pro nickel.
Fresh water cooling in surface condensers, brackish & sea water cooling
generally.
High Nickel-Chromium-
Molibdenum alloys.
Resistance to mineral acids & Cl-containing acids.
Titanium Seawater cooler & condensers (including plate Heat Exchanger air
preheater for large furnace.
Carbon Severally corrosive duties.
Linings :
- Lead & Rubber.
- Austenitic Cr. Ni Steel
Channel for seawater cooler.
General corrosion resistance.
Coatings :
Aluminium Epoxy Resin.
Explosure to sea & brakish water.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 9
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
b. Material untuk Non Corrosive Service :
Temp. Service OC Type of Exchanger Material
Below - 100 Semua jenis Austenitic Chromium Nickel Steel, Aluminium
-100 s/d -45 Semua jenis 3/5 Ni Steel
-45 s/d 0 Semua jenis Impact tested Carbon Steel
0 s/d 500 Semua jenis Carbon Steel
Diatas 500 Shell & Tube Refractory lined Steel
KOMPONEN UTAMA SHEEL AND TUBE HEAT EXCHANGER
1. Tubes
Komponen alat yang dialiri fluida lainnya yang dindingnya merupakan lintas pertukaran
panas. Berkas tube dirangkum oleh Tube Sheet dan tersusun dalam pola Segitiga
(Triangular), pola Bujur Sangkar (Square) dan pola Diagonal (Diagonal Square) .
• Panjang Tube (Tube Length)
Panjang tube akan menentukan panjang nominal dari heat exchanger. Panjang
straight tube diambil sebagai panjang total keseluruhan. Untuk U-type tubes maka
ukuran panjang diambil dari ujung tubes sampai tangential bend.
• Diameter Tubes
Diameter tubes standard dari jenis copper, steel dan alloy yang dipergunakan sesuai
dengan TEMA standard adalah sebagai berikut :
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 10
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Diameter Pattern
Susunan pemasangan tube pada tube sheet suatu heat exchanger biasa dijumpai
berbentuk triangular atau square.
Keuntungan dan kelemahan dalam pemilihan/pemakaian kedua jenis tersebut diatas
adalah :
• Jumlah tube yang dipasang dengan system triangular lebih banyak sehingga
kemampuan heat transfernya lebih besar, namun kemampuan membersihkan
lebih sulit pelaksanaannya secara mechanical.
• Square pattern memungkinkan mempermudah pelaksanaan mechanical cleaning,
namun jumlah tube yang dipasang akan lebih sedikit.
• Tube Pitch
Tube pitch adalah jarak antara pusat tube satu ke pusat tube lain yang berdekatan.
Tube pitch minimum : 1.25 xOD Tube.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 11
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Konstruksi pemasangan tube pada tube sheet :
• Rolling :
System sambungan ini paling banyak dipakai walaupun pada pelaksanaannya
perlu ketelitian. Cara ini mempunyai 2 type, yaitu plain joint dan groove joint.
Untuk plain joint biasanya dipakai pada tekanan rendah antara 5 – 50 Psi
perbedaan tekanan tube side dengan shell side, dan perbedaan temperature tidak
boleh lebih dari 200O F. Groove joint biasanya dipakai untuk beda tekanan diatas
50 Psi dan suhu diatas 200O F.
• Seal Weld :
System penyambungan dengan las banyak juga dipakai untuk maksud-maksud
tertentu, serta biasa digunakan untuk temperature/tekanan tinggi. Kelemahan
system ini adalah bila akan dilakukan retube lebih sulit dibandingkan dengan
system rolling.
• Screw :
Cara penyambungan system screw mempunyai keuntungan yaitu bila diperlukan
retube pelaksanaannya akan lebih mudah. Tetapi kelemahannya tidak tahan
terhadap tekanan tinggi.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 12
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Gambar tube fixing
2. Shell & Shell Cover
Komponen alat yang merupakan cangkang / pembungkus berkas tube , dimana salah satu
fluida mengalir masuk dan keluar. Shell dapat dibuat dari pipa maupun dari plate.
Minimum ketebalan dari shell ditentukan sebagai berikut (TEMA Standard) :
3. Baffle Plate :
Komponen ini merupakan lempengan logam yang dipasang tegak lurus poros shell dan
berfungsi mengatur pola aliran fluida dalam shell dengan tujuan untuk memperbaiki
kontak antara fluida dalam shell dengan tube sehingga pertukaran panas dapat
berlangsung sempurna. Baffle plate juga berfungsi sebagai support terhadap tube supaya
tidak melengkung, menjaga jarak antara masing-masing tubes, menahan vibrasi yang
timbul karena aliran fluida.
Jenis buffle yang banyak digunakan adalah jenis :
• Segmental baffle (Jenis segmental dapat dipasang horizontal, vertikal atau
miring)
• Disc and Doughnut baffle
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 13
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Clearence antara baffle plate dengan bagian dalam shell adalah sebagai berikut :
4. Impingement Baffle :
Impingement baffle berfungsi untuk menahan aliran fluida agar tidak langsung mengenai
tube atau shell yang dapat mengakibatkan erosi pada tube atau shell.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 14
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Gambar impingement baffle
5. Tie Rod & Spacer :
Tie rod dan spacer tersebut berfungsi untuk mengikat system baffle plate menjadi satu
dan tetap berada pada posisinya.
Gambar tie rod dan spacer
Ukuran dan jumlah tie rods yang diperlukan adalah ditentukan sebagai berikut :
6. Tube Sheet
Berkas tube dirangkum oleh tube sheet. Tube exchanger dengan straight tubes pada
umumnya memakai dua buah tube sheet. Sedangkan U-tube hanya mempergunakan
sebuah tube sheet.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 15
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Tube hole pada tube sheet : Susunan tube hole pada tube sheet disesuaikan dengan
susunan tube yang tergantung pada keperluan service.
Diameter tube hole pada tube sheet disesuaikan dengan diameter luar tube dengan
toleransi sebagai berikut :
Gambar tube sheet
7. Floating Head Cover
Berfungsi mengembalikan aliran fluida yang melalui tube side agar terjadi pengarahan
aliran pada fluida tersebut.
8. Nozzle
Komponen alat yang merupakan saluran masuk dan keluar fluida kedalam shell dan
kedalam tube.
9. Channel
Komponen alat ini berfungsi untuk membalikan arah aliran fluida dalam tube pada jenis
fixed tube sheet exchanger.
Pemeriksaan dan pemeliharaan
Tujuan Pemeriksaan
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 16
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
• Pemeriksaan secara cermat terhadap exchanger bertujuan antara lain :
• Menentukan kondisi fisik peralatan.
• Menentukan corrosion rate.
• Menentukan jenis kerusakan.
• Menentukan tingkat fouling/pengotoran yang terjadi.
• Menentukan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi.
Schedule Pemeriksaan
Frekwensi pemeriksaan suatu exchanger tergantung dari beberapa factor, tetapi factor yang
paling menentukan adalah laju kerusakan dan corrosion allowance yang masih tinggal. Kedua
factor ini tergantung pada service dan material yang digunakan. Dalam satu unit, exchanger yang
servicenya berbeda memerlukan frekwensi pemeriksaan yang berbeda.
Pada dasarnya permasalahan yang sering dijumpai pada pengoperasian alat penukar panas ini
adalah :
a. Fouling diluar dinding tube/dalam shell atau dibagian dalam tube.
- Exchanger yang mengalami pengotoran/fouling harus dilaksanakan pembersihan
secara periodik.
- Tanda-tanda telah terjadi fouling adalah adanya penurunan performance atau
adanya pressure drop.
- Pembersihan/cleaning suatu exchanger dapat dilakukan dengan system chemical
leaning atau dengan mechanical cleaning.
b. Bocor tube
Apabila bocoran tubes telah diketemukan, maka tubes yang bocor tersebut harus diprop.
Batasan maximum jumlah prop yang diperbolehkan secara umum tidak ada
standard/codenya . Batasan jumlah prop maximum yang dipakai untuk exchanger di
refinery yang ada di Pertamina biasanya 10 %, hal ini didasarkan pada pertimbangan
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 17
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
bahwa pada kondisi tersebut exchanger masih cukup effsien (pada umumnya peralatan
yang ada beroperasi dibawah design). Apabila kondisi prop pada suatu exchanger telah
melampaui 10 %, maka exchanger tersebut harus dilakukan retubing.
Penyebab dari kebocoran tube adalah karena :
Korosi selama operasi, baik dinding tube bagian dalam maupun
dinding tube bagian luar
Erosi atau pengikisan oleh aliran fluida
Kebocoran tube dapat diketahui atau dideteksi dari :
Adanya penurunan laju aliran fluida yang keluar dari tube
Adanya kenaikan pressure drop antara fluida masuk dan fluida
keluar
Berubahnya suhu fluida yang keluar dari shell atau tube
Adanya pencemaran fluida yang mengalir di shell atau tube
c. Bocor pada sambungan shell flange
Penyebab dari kebocoran pada sambungan shell karena :
Kerusakan gasket
Ikatan baut menjadi lemah
Terjadi upset pressure
Untuk mengatasi kebocoran dilakukan :
Mengganti gasket yang rusak
Menambah ikatan baut
Mengatur kondisi operasi
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 18
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Pengujian pada Heat Exchanger
• Standard Test
Pengujian exchanger dilakukan secara hydrostatic test. Tekanan uji ditahan minimum
selama 30 menit. Shell dan tube side diuji secara terpisah/bergantian agar kebocoran
yang ada dapat dilihat. Bila design pressure pada tube side lebih tinggi, tube bundle diuji
diluar shell, bila konstruksi memungkinkan. Sebelum pelaksanaan pengujian seluruh
permukaan part yang ada harus dibersihkan agar dapat diperiksa secara cermat.
Tekanan uji hydrostatic pada temperature kamar 21OC – 49
OC maximum adalah sebesar
1.5 kali design pressure, dikoreksi terhadap temperature, kecuali untuk material dari
jenis Cast Iron yang memakai code lain.
Bila penggunaan air membahayakan, dapat dipakai liquid yang lain sebagai media
penguji. Air yang digunakan harus fresh water. Kandungan chlorida dalam air untuk
pengujian austenitic stainless steel heat exchanger maximum 50 ppm.
• Pneumatic Test
Bila liquid tidak boleh digunakan sebagai test medium, exchanger dapat ditest secara
pneumatic. Pengujian harus dilakukan menurut Code. Kitaketahui bahwa udara atau
adalah berbahaya bila digunakan sebagaimedia penguji. Tekanan penguji pneumatic pada
temperature kamar maximum sebesar 1.25 kali design pressure, dikoreksi terhadap
temperature, kecuali untuk material jenis Cast Iron yang memakai Code lain.
Pada pneumatic test, pemeriksaan dengan menggunakan busa sabun untuk melakukan
pemeriksaan visual. Dimana busa sabun tersebut dipoleskan pada tempat-tempat yang
akan diperiksa (las-lasan, sambungan roll) busa tersebut akan menggelembung di tempat
yang mengalami bocor dan akan dengan mudah terlihat.
Date :
19-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana – 747555 19
Dimension :
1.2.2.1
Competency deliverable / project description :
Understand Type, Fuction, Specification & Part of Heat Exchanger :
(Shell & Tube)
Work continued from page :
Checked by :
Agus Waluyo -718068
Date : Reviewed by :
Agus Waluyo -718068
Date :
Gambar inspection point untuk sheel and tube heat exchanger