31
Muslims in Chechnya

Muslims in chechnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Muslims in   chechnya

Muslims in Chechnya

Page 2: Muslims in   chechnya

Muslims in Chechnya suffer from terrorism and oppression just as much as Muslims from other

lands do. Yet very little is mentioned about our Chechen brothers and sisters. They experience

severe torture as the world is completely silent. The majority of the world knows very little-if any- of

their daily trifles. So, it is our duty to reveal the true, ruthless side of Russia and the great adversity

that our Chechen Muslims experience every day. Then, we must make an effort to put an end to this

injustice, as well as others inflicted upon Muslims.

"They are very cold...winter is not there yet but is fast approaching. They live in tents surrounded by

mud, and their blankets and clothes are frequently soaked in rainwater. Many have complained of

unexplained arrests and torture by Russian soldiers..."

-October 3rd 2000, BBC aired a report on Chechen refugees.

"Russian forces in Chechnya arbitrarily detain, torture, and kill civilians in a climate of lawlessness."

-Human Rights Watch

Aslan Maskadov Presiden Muslim Yang Ikut

Berperang Melawan Russia

Mungkin sejarah tentang perang cechnya 1 masih sangat sedikit sejarah atau media yang membahas

tentang ini, namun di sini TS mau mencoba membuat trit yang membahas tentang kehebatan gerilya

para pejuang muslim cechnya bersama dengan presidennya Aslan Maskadov dalam rangka

memerdekakan diri dari cengkraman rusia, banyak media barat maupun pihak rusia sendiri yang

memelintir berita bahkan menyembunyikan kekalahan rusia selama perang cechnya I, namun

dengan ini ane mau share cerita sebenarnya.

Aslan Maskadov

Aslan Aliyevich Maskhadov (21 September 1951 - 8 Maret 2005) adalah pemimpin gerakan

perlawanan muslim di Republik Chechnya, Rusia. Ia dipuji oleh beberapa kalangan berkat

kemenangan Chechnya di Perang Chechnya Pertama, yang menjamin kemerdekaan de facto

sementara bagi Chechnya. Pada Januari 1997, Maskhadov terpilih sebagai Presiden Chechnya

dengan janjinya untuk merdeka dari Rusia. Menyusul mulainya Perang Chechnya Kedua, Maskhadov

Page 3: Muslims in   chechnya

kembali memimpin gerakan gerilya melawan pasukan Rusia. Ia dilaporkan tewas di sebuah desa di

utara Chechnya pada Maret 2005.

Aslan maskadov menjadi imam sholat pada saat gerilya

Maskhadov lahir di Kazakhstan tahun 1951, saat masyarakat Chechnya mengungsi ke wilayah

tersebut. Keluarganya kembali ke Chechnya tahun 1957. Maskhadov bergabung dengan Tentara

Merah, berlatih di negara tetangga Georgia dan lulus dari Sekolah Artileri Tbilisi pada 1972. Ia lulus

dari Akademi Militer Leningrad pada 1981 dan dia menjadi seorang yang ditugaskan untuk pertama

kalinya ke Hongaria bersama sebuah regimen artileri gerak sendiri. Pada tahun 1990, Maskhadev

menjabat sebagai komando lokal pasukan roket dan altileri Soviet di Vilnius, Lithuania, di mana

Page 4: Muslims in   chechnya

beliau membantu penindasan gerakan kemerdekaan Lithuania yang gagal. Ia pensiun dari tentara

Rusia pada 1992, dengan pangkat kolonel dan kembali ke kampung halamannya di Chechnya.

Setelah keruntuhan Uni Soviet, Maskhadov menjadi Kepala Staf tentara Chechnya yang baru saja

terbentuk di bawah perintah mantan jenderal Soviet Dzhokhar Dudayev. Maskhadov merupakan

figur militer senior pada kubu Chechnya saat Perang Chechnya Pertama (1994-1996) dan dia dikenal

berperan penting pada kemenangan Chechnya melawan pasukan Rusia. Ia memimpin delegasi

Chechnya pada berbagai pembicaraan damai dengan Rusia yang menyerukan genjatan senjata untuk

mengakhiri perang. Pada 17 Oktober 1996, Maskhadov dilantik menjadi perdana menteri sementara

Chechnya setelah pembunuhan Dudayev oleh pasukan Rusia. Ia menjadi kandidat presiden pada

pemilu bulan Januari 1997 denagn kandidat lainnya Shamil Basayev, seorang komando lapangan

dengan pengikutnya yang banyak. Maskhadov menang mutlak dan Presiden Rusia pada saat itu Boris

Yeltsin mengucapkan selamat. Yeltsin berjanji akan membangun hubungan dengan Chechnya

(namun masih menolak untuk mengakui Chechnya yang merdeka).

Sejarah Perang Chechnya

Page 5: Muslims in   chechnya

Secara ringkas, sejarah perang Chechnya bisa dibagi kepada dua fase, yakni Perang Chechnya I dan

Perang Chechnya II. Perang Chechnya I adalah perang antar Rusia dengan Chechnya antara tahun

1994-1996 dan berakhir dengan kemerdekaan Chechnya secara de fakto dari Rusia.

Page 7: Muslims in   chechnya
Page 9: Muslims in   chechnya

Setelah kampanye awal pada tahun 1994-1996, memuncak pada penghancuran kota Grozny.

Pasukan federal Rusia berhasil menguasai wilayah-wilayah pegunungan Chechnya tapi berhasil

dipukul mundur oleh pasukan mujahidin yang bergerilya dan mujahidin juga menyerang di wilayah-

wilayah daratan, meskipun jumlah pasukan Rusia berlimpah, juga persenjataan dan pasukan udara.

Hal itu berakibat pada merosotnya moral pasukan federal dan hampir seluruh wilayah Rusia jatuh ke

dalam konflik brutal yang menuntut pemerintahan Boris Yeltsin mengumumkan gencatan senjata

pada tahun 1996 dan menandatangani perjanjian damai setahun kemudian.

walaupun dengan jumlah yang sedikit para pejuang cechnya berhasil memenangkan perang cechnya I.

Gambar di atas menunjukkan helikopter rusia yang berhasil ditembak jatuh pejuang cechnya

Page 10: Muslims in   chechnya

Dalam kesaksiannya, Komander Khattab--Legenda Jihad Chechnya--menceritakan bagaimana dia

bisa sampai berjihad di Chechnya dan kemudian bergabung dan berjuang bersama. Komander

Khattab bahkan di awal jihad Chechnya menyangka bahwa yang terjadi di Chechnya adalah

pemberontakan, yang dipimpin jenderal komunis bernama Jauhar Dudayev. Karena yang kami tahu

penduduk Rusia adalah penganut Komunisme. Setelah kami mendengar berita yang sebenarnya

kami mengatur kunjungan ke Chechnya untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya

kami berangkay ke Chechnya dengan 12 orang mujahid asal Dagestan.

Komander Khattab memilih kota Vedeno untuk dijadikan markaz melatih para mujahidin dan mereka

mulai melakukan serangan pertama ke konvoi tentara Rusia yang bergerak ke luar kota Vedeno.

Allahu Akbar, akhirnya mujahidin berhasil memenangkan pertempuran. Pada tanggal 30-10-1995

konvoi pasukan Rusia keluar dari Vadeno setelah kalah dalam pertempuran sengit di bagian Selatan

kota Vedeno. Setelah itu Jauhar Dudayev mengumunkan selesainya perang terbuka dan mulai

mengumumkan perang gerilya yang dinyatakan akan berlangsung selama 48 tahun dari 50 tahun.

Pengumuman itu menghancurkan semangat pasukan Rusia. Dia mengumumkan bahwa perang

berlangsung 50 tahun, sudah berlalu 2 tahun dan masih ada waktu 48 tahun. Setelah itu Jauhar

Dudayev mulai melancarkan banyak serangan dan berhasil masuk ke ibu kota Chechnya, Grozny.

Akhirnya setelah serangan demi serangan, pasukan Rusia menyatakan mundur dari Chechnya dan

mempersiapkan diri baik-baik untuk menyerang kembali Chechnya.

Moskow segera mengirimkan bantuan dana, perlengkapan militer, dan persenjataan. Rusia

menunda seluruh penerbangan sipil ke Grozny ketika mereka melalukan blokade militer ke

Chechnya. Mereka melakukan serangan dan membombardir ibu kota Grozny. Pasukan Jauhar

Page 11: Muslims in   chechnya

Dudayev memukul mundur serangan tersebut.

Di pegunungan Selatan, Rusia melancarkan serangan pada 15 April 1994 dengan konvoi sekitar 200-

300 kendaraan. mujahidin Chechen mempertahankan kota Argun, memindahkan markas militer

mereka untuk mengepung kota Shali, kemudian Serzhen-Yurt, kemudian mereka menuju ke

pegungungan. Akhirnya para mujahidin ini bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Shamil

Basayev, Rahimahullah di Vedeno. Setelah berada di Vedeno komandan mujahidin Chechnya

menarik mundur pasukan ke Dargo dan kemudian membawanya ke Benoy.

Para mujahidin banyak yang membentuk unit-unit pasukan lokal untuk mempertahankan wilayah

mereka dari serangan pasukan federal Rusia. Banyak remaja belasan tahun yang bergabung dengan

pasukan mujahidin dan sejak saat itu semangat jihad menggelora di dada kaum muslimin Chechnya.

Komander Khattab menceritakan : Setelah itu, kami pun para mujahidin melakukan persiapan,

konsolidasi, membangun kamp-kamp dan melatih para pemuda yang siap mendukung jihad

Chechnya. Khattab dan seluruh mujahidin Chechnya sibuk mempersiapkan diri untuk jihad panjang

di sana. Khattab pernah menanyakan kepada penduduk setempat apakah mereka pernah

mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga internasional ? Mereka menjawab

Palang Merah Internasional pernah datang memberi kami 3 kg gula untuk waktu 2

tahun. Juga 4 kg tepung. Ini adalah bantuan dari lembaga bantuan dunia. Tentu saja

akhirnya masyarakat Chechnya lebih bisa menerima kehadiran mujahidin di tengah-

tengah mereka. Mereka menganggap kami sebagai keluarga mereka sendiri.

Setelah kejatuahn Uni Soviet, sebenarnya aspirasi rakyat Chenchen hampir saja

tercapai ketika rakyat Chenchen memenangkan Perang Chenchen pertama atas Russia.

Namun kemudian, ketika Vladimir Putin melancarkan perang kedua kalinya atas

Chechnya, Moskow kembali menguasai Chechnya secara de facto, dan menempatkan

seorang presiden boneka yang mengakibatkan segala kekacauan, melancarkan

kampanye media propaganda, dan menerapkan taktik pecah belah pada perjuangan

rakyat Chenchen.

Namu, rakyat Chenchen tak pernah berhenti. Mereka berjuang dari desa ke kota di

seantero Chechnya, dan kebijakan pro-Moskow di negara ini tak pernah mempan.

Anak-anak muda Chencehn tetap pergi ke hutan, bergabung dengan para pejuang.

Chechnya masih terjajah oleh Russia.

Sejarah Rakyat Chenchen

Rakyat Chenchen dikenal sebagai Nokhchi, yaitu orang yang berasal dari desa dimana

terjadi peperangan dengan Russia di abad ke-18. Mereka menghuni sebelah utara

wilayah Kaukasus. Jumlahnya sangat kecil, namun mereka sangat vokal dalam

melawan penjajahan Russia waktu itu. Rakyat Chenchen juga dikenal sebagai orang

Ingush, dan secara kolektif disebut “Vainakh” yang artinya “rakyat kami.”

Pada abad ke-16, datanglah orang-orang Cossaks ke wilayah itu. Orang Cossaks adalah

orang-orang Russia yang meyebar ke seantero Russia. Mereka adalah para penjahat

dan bandit yang tinggal di perbatasan selatan kerajaan Russia. Jumlah asalnya mereka

sangat sedikit, namun karena dukungan dari kerajan Russia, maka mereka berani

mengambil hak dari rakyat Kaukasus asli. Inilah yang melatarbelakangi perang

Chechnya dan Russia sampai saat ini.

Page 12: Muslims in   chechnya

Pada Februari 1943, rakyat Chenchen diangkut dengan kereta roda untuk ternak ke

Sentral Asia oleh para tentara Russia. Ini terjadi pada masa pemerintahan Stalin dan

diikuti oleh para pemimpin Russia lainnya.. Ini dikenal sebagai deportasi paksa rakyat

Chenchen. Mereka dipaksa untuk membuat jalan dan jembatan. Namun yang didapat mereka

kemudian adalah desa mereka dibakar. Banyak yang tewas saat itu, mungkin hampir sekitar

30% dari jumlah keseluruhan mereka 4000.000 orang di wilayah itu.

Perang Chechnya I dan II

Perang Chechnya sebenarnya adalah bentuk rasa malu Russia pada decade 1990-an. Kedua

perang ini dipicu oleh kepentingan berbeda, namun hasil perang pertama memengaruhi

terjadinya perang kedua.

Perang pertama Chechnya terjadi pada Desember 1994, dilakukan oleh pemerintahan Yeltsin.

Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan Chechnya sebagai bagian dari Russia. Presiden

Dzhokhar Dudaev, memenangkan pemilu yang jujur dan bersih pada Oktober 1991,

mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya pada November di tahun yang sama, dan menolak

Moskow. Sampai musim semi 1994, Chechnya adalah satu-satunya negara yang tak mau

bergabung. Maka perang pun berkumandang terhadap Muslim Chenchen.

Putin mengklaim bahwa Russia sedang memerangi teroris. Perang pertama berakhir pada

Agustus 1996. Perang ini menewaskan lebih dari 100.000 rakyat sipil dan tentara Chenchen.

Perang kedua yang meletus pada musim gugur 1999, adalah sebagai balas dendam perang

yang terjadi selama 1994-1999. Russia mengklaim, bahwa Shamil Basayev, seorang pejuang

Chechnya telah membom serangkaian apartemen di Russia, sesuatu yang tak pernah terbukti

sampai sekarang.

Sampai sekarang, jumlah korban Muslim Chenchen tidak pernah diketahui. Namun yang

pasti, korban mulai dari umur 10 sampai 60 tahun. Jika perang pertama didasari oleh

kalkulasi yang salah, maka perang kedua dilakukan lebih brutal dan sinis sebagai

pembentukan kekuatan rejim baru di sekitar Putin.

Akar Gerakan Rakyat Chenchen

Page 13: Muslims in   chechnya

Gerakan Islam rakyat Chenchen muncul ketika Mikhail Gorbachev menerapkan perestroika,

atau semacam reformasi Russia. Momentum gerakan Islam Chenchen terjadi pada tahun

1991. Dzhokhar Dudayev, presiden terpilih Chechnya, baru saja kembali dari Estonia setelah

mengikuti Angkatan Udara Russia.

Di Estonia, Dudayev melihat 1,6 juta rakyatnya—hanya lebih banyak sedikit dari

Chechnya—berani mendeklrasikan kemerdekaan dari Soviet. Sedangkan selama ini,

Chechnya telah menderita dan dijajah selama hampir dua dekade lamanya.

Kaum Sufi juga disebut sebagai pihak yang banyak berandil besar dalam perjuangan rakyat

Chechnya. Rakyat Chehcnya mulai memeluk Islam pada abad 17 sampai abad 19. Tidak

heran kemudian jika sufisme menjadi identitas yang paling dominan dalam masyarakat

Chenchen. Paham Sufi Nqshabandiyah banyak tersebar di Chechnya. Namun operasi perang

Chechnya pada tahun 1994, Russia banyak menghabisi kaum Salafi yang saat itu tengah

menjadi trend.

Russia dan Islam

Sejak permulaan perang kedua Chechnya di tahun 1999, Moskow telah berusaha menguasai

Muslim di negeri ini. Bahkan sejak zaman Tsar. Namun sejak itu pula, cara yang dilakukan

selalu saja lewat kekerasan.

Sampai saat ini, Islam dinilai dengan pandangan negatif. Ada juga yang merasakan umat

Islam dijadikan seperti 'Second Class People'. Pandangan terhadap Islam seperti ini jelas

disebabkan pengaruh media barat yang meyebarkan idea 'Islamphobia' dan mengaitkan

golongan Islam sebagai kumpulan teroris yang tak berdasar. Umat Muslim Russia dianggap

beraliran Wahabi, dan ini tentu saja sebuah perkara buruk. Namun toh begitu, secara

keseluruhan, pemeluk agama Islam di negeri ini mencapai 20 juta jiwa dan Islam menjadi

agama kedua terbesar di negara ini. (sa/iol)

Prev: Muhammad Alexander Pertz: Finding the Story of Islam in the American Boy Book

Next: Chechnya

Page 14: Muslims in   chechnya

Muslim Chechnya: Dari Perang Russia &

Anak Muda

SETELAH kejatuhan Uni Soviet, sebenarnya aspirasi rakyat Chenchen hampir saja tercapai

ketika rakyat Chenchen memenangkan Perang Chenchen pertama atas Russia. Namun

kemudian, ketika Vladimir Putin melancarkan perang kedua kalinya atas Chechnya, Moskow

kembali menguasai Chechnya secara de facto, dan menempatkan seorang presiden boneka

yang mengakibatkan segala kekacauan, melancarkan kampanye media propaganda, dan

menerapkan taktik pecah belah pada perjuangan rakyat Chenchen.

Namun, rakyat Chenchen tak pernah berhenti. Mereka berjuang dari desa ke kota di seantero

Chechnya, dan kebijakan pro-Moskow di negara ini tak pernah mempan. Anak-anak muda

Chenceh tetap pergi ke hutan, bergabung dengan para pejuang. Chechnya masih terjajah oleh

Russia.

Sejarah Rakyat Chenchen

Rakyat Chenchen dikenal sebagai Nokhchi, yaitu orang yang berasal dari desa dimana terjadi

peperangan dengan Russia di abad ke-18. Mereka menghuni sebelah utara wilayah Kaukasus.

Jumlahnya sangat kecil, namun mereka sangat vokal dalam melawan penjajahan Russia

waktu itu. Rakyat Chenchen juga dikenal sebagai orang Ingush, dan secara kolektif disebut

―Vainakh‖ yang artinya ―rakyat kami.‖

Pada abad ke-16, datanglah orang-orang Cossaks ke wilayah itu. Orang Cossaks adalah

orang-orang Russia yang meyebar ke seantero Russia. Mereka adalah para penjahat dan

bandit yang tinggal di perbatasan selatan kerajaan Russia. Jumlah asalnya mereka sangat

sedikit, namun karena dukungan dari kerajan Russia, maka mereka berani mengambil hak

dari rakyat Kaukasus asli. Inilah yang melatarbelakangi perang Chechnya dan Russia sampai

saat ini.

Pada Februari 1943, rakyat Chenchen diangkut dengan kereta roda untuk ternak ke Sentral

Asia oleh para tentara Russia. Ini terjadi pada masa pemerintahan Stalin dan diikuti oleh para

pemimpin Russia lainnya.. Ini dikenal sebagai deportasi paksa rakyat Chenchen. Mereka

Page 15: Muslims in   chechnya

dipaksa untuk membuat jalan dan jembatan. Namun yang didapat mereka kemudian adalah

desa mereka dibakar. Banyak yang tewas saat itu, mungkin hampir sekitar 30% dari jumlah

keseluruhan mereka 4000.000 orang di wilayah itu.

Perang Chechnya I dan II

Perang Chechnya sebenarnya adalah bentuk rasa malu Russia pada decade 1990-an. Kedua

perang ini dipicu oleh kepentingan berbeda, namun hasil perang pertama memengaruhi

terjadinya perang kedua.

Perang pertama Chechnya terjadi pada Desember 1994, dilakukan oleh pemerintahan Yeltsin.

Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan Chechnya sebagai bagian dari Russia. Presiden

Dzhokhar Dudaev, memenangkan pemilu yang jujur dan bersih pada Oktober 1991,

mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya pada November di tahun yang sama, dan menolak

Moskow. Sampai musim semi 1994, Chechnya adalah satu-satunya negara yang tak mau

bergabung. Maka perang pun berkumandang terhadap Muslim Chenchen.

Putin mengklaim bahwa Russia sedang memerangi teroris. Perang pertama berakhir pada

Agustus 1996. Perang ini menewaskan lebih dari 100.000 rakyat sipil dan tentara Chenchen.

Perang kedua yang meletus pada musim gugur 1999, adalah sebagai balas dendam perang

yang terjadi selama 1994-1999. Russia mengklaim, bahwa Shamil Basayev, seorang pejuang

Chechnya telah membom serangkaian apartemen di Russia, sesuatu yang tak pernah terbukti

sampai sekarang.

Sampai sekarang, jumlah korban Muslim Chenchen tidak pernah diketahui. Namun yang

pasti, korban mulai dari umur 10 sampai 60 tahun. Jika perang pertama didasari oleh

kalkulasi yang salah, maka perang kedua dilakukan lebih brutal dan sinis sebagai

pembentukan kekuatan rejim baru di sekitar Putin.

Akar Gerakan Rakyat Chenchen

Gerakan Islam rakyat Chenchen muncul ketika Mikhail Gorbachev menerapkan perestroika,

atau semacam reformasi Russia. Momentum gerakan Islam Chenchen terjadi pada tahun

1991. Dzhokhar Dudayev, presiden terpilih Chechnya, baru saja kembali dari Estonia setelah

mengikuti Angkatan Udara Russia.

Di Estonia, Dudayev melihat 1,6 juta rakyatnya—hanya lebih banyak sedikit dari

Chechnya—berani mendeklrasikan kemerdekaan dari Soviet. Sedangkan selama ini,

Chechnya telah menderita dan dijajah selama hampir dua dekade lamanya.

Kaum Sufi juga disebut sebagai pihak yang banyak berandil besar dalam perjuangan rakyat

Chechnya. Rakyat Chehcnya mulai memeluk Islam pada abad 17 sampai abad 19. Tidak

heran kemudian jika sufisme menjadi identitas yang paling dominan dalam masyarakat

Chenchen. Paham Sufi Nqshabandiyah banyak tersebar di Chechnya. Namun operasi perang

Chechnya pada tahun 1994, Russia banyak menghabisi kaum Salafi yang saat itu tengah

menjadi trend.

Russia dan Islam

Sejak permulaan perang kedua Chechnya di tahun 1999, Moskow telah berusaha menguasai

Page 16: Muslims in   chechnya

Muslim di negeri ini. Bahkan sejak zaman Tsar. Namun sejak itu pula, cara yang dilakukan

selalu saja lewat kekerasan.

Sampai saat ini, Islam dinilai dengan pandangan negatif. Ada juga yang merasakan umat

Islam dijadikan seperti ‗Second Class People‘. Pandangan terhadap Islam seperti ini jelas

disebabkan pengaruh media barat yang meyebarkan idea ‗Islamphobia‘ dan mengaitkan

golongan Islam sebagai kumpulan teroris yang tak berdasar. Umat Muslim Russia dianggap

beraliran Wahabi, dan ini tentu saja sebuah perkara buruk. Namun toh begitu, secara

keseluruhan, pemeluk agama Islam di negeri ini mencapai 20 juta jiwa dan Islam menjadi

agama kedua terbesar di negara ini. [sa/islampos/iol]

Chechnya: Sejarah,

Perjuangan dan Masa Depan

Page 17: Muslims in   chechnya

Setelah kejatuahn Uni Soviet, sebenarnya aspirasi rakyat Chenchen hampir saja tercapai

ketika rakyat Chenchen memenangkan Perang Chenchen pertama atas Russia. Namun

kemudian, ketika Vladimir Putin melancarkan perang kedua kalinya atas Chechnya, Moskow

kembali menguasai Chechnya secara de facto, dan menempatkan seorang presiden boneka

yang mengakibatkan segala kekacauan, melancarkan kampanye media propaganda, dan

menerapkan taktik pecah belah pada perjuangan rakyat Chenchen.

Namu, rakyat Chenchen tak pernah berhenti. Mereka berjuang dari desa ke kota di seantero

Chechnya, dan kebijakan pro-Moskow di negara ini tak pernah mempan. Anak-anak muda

Chencehn tetap pergi ke hutan, bergabung dengan para pejuang. Chechnya masih terjajah

oleh Russia.

Sejarah Rakyat Chenchen

Rakyat Chenchen dikenal sebagai Nokhchi, yaitu orang yang berasal dari desa dimana terjadi

peperangan dengan Russia di abad ke-18. Mereka menghuni sebelah utara wilayah Kaukasus.

Jumlahnya sangat kecil, namun mereka sangat vokal dalam melawan penjajahan Russia

waktu itu. Rakyat Chenchen juga dikenal sebagai orang Ingush, dan secara kolektif disebut

―Vainakh‖ yang artinya ―rakyat kami.‖

Pada abad ke-16, datanglah orang-orang Cossaks ke wilayah itu. Orang Cossaks adalah

orang-orang Russia yang meyebar ke seantero Russia. Mereka adalah para penjahat dan

bandit yang tinggal di perbatasan selatan kerajaan Russia. Jumlah asalnya mereka sangat

sedikit, namun karena dukungan dari kerajan Russia, maka mereka berani mengambil hak

dari rakyat Kaukasus asli. Inilah yang melatarbelakangi perang Chechnya dan Russia sampai

saat ini.

Pada Februari 1943, rakyat Chenchen diangkut dengan kereta roda untuk ternak ke Sentral

Asia oleh para tentara Russia. Ini terjadi pada masa pemerintahan Stalin dan diikuti oleh para

pemimpin Russia lainnya.. Ini dikenal sebagai deportasi paksa rakyat Chenchen. Mereka

dipaksa untuk membuat jalan dan jembatan. Namun yang didapat mereka kemudian adalah

desa mereka dibakar. Banyak yang tewas saat itu, mungkin hampir sekitar 30% dari jumlah

keseluruhan mereka 4000.000 orang di wilayah itu.

Perang Chechnya I dan II

Page 18: Muslims in   chechnya

Perang Chechnya sebenarnya adalah bentuk rasa malu Russia pada decade 1990-an. Kedua

perang ini dipicu oleh kepentingan berbeda, namun hasil perang pertama memengaruhi

terjadinya perang kedua.

Perang pertama Chechnya terjadi pada Desember 1994, dilakukan oleh pemerintahan Yeltsin.

Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan Chechnya sebagai bagian dari Russia. Presiden

Dzhokhar Dudaev, memenangkan pemilu yang jujur dan bersih pada Oktober 1991,

mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya pada November di tahun yang sama, dan menolak

Moskow. Sampai musim semi 1994, Chechnya adalah satu-satunya negara yang tak mau

bergabung. Maka perang pun berkumandang terhadap Muslim Chenchen.

Putin mengklaim bahwa Russia sedang memerangi teroris. Perang pertama berakhir pada

Agustus 1996. Perang ini menewaskan lebih dari 100.000 rakyat sipil dan tentara Chenchen.

Perang kedua yang meletus pada musim gugur 1999, adalah sebagai balas dendam perang

yang terjadi selama 1994-1999. Russia mengklaim, bahwa Shamil Basayev, seorang pejuang

Chechnya telah membom serangkaian apartemen di Russia, sesuatu yang tak pernah terbukti

sampai sekarang.

Sampai sekarang, jumlah korban Muslim Chenchen tidak pernah diketahui. Namun yang

pasti, korban mulai dari umur 10 sampai 60 tahun. Jika perang pertama didasari oleh

kalkulasi yang salah, maka perang kedua dilakukan lebih brutal dan sinis sebagai

pembentukan kekuatan rejim baru di sekitar Putin.

Akar Gerakan Rakyat Chenchen

Gerakan Islam rakyat Chenchen muncul ketika Mikhail Gorbachev menerapkan perestroika,

atau semacam reformasi Russia. Momentum gerakan Islam Chenchen terjadi pada tahun

1991. Dzhokhar Dudayev, presiden terpilih Chechnya, baru saja kembali dari Estonia setelah

mengikuti Angkatan Udara Russia.

Di Estonia, Dudayev melihat 1,6 juta rakyatnya—hanya lebih banyak sedikit dari

Chechnya—berani mendeklrasikan kemerdekaan dari Soviet. Sedangkan selama ini,

Chechnya telah menderita dan dijajah selama hampir dua dekade lamanya.

Page 19: Muslims in   chechnya

Kaum Sufi juga disebut sebagai pihak yang banyak berandil besar dalam perjuangan rakyat

Chechnya. Rakyat Chehcnya mulai memeluk Islam pada abad 17 sampai abad 19. Tidak

heran kemudian jika sufisme menjadi identitas yang paling dominan dalam masyarakat

Chenchen. Paham Sufi Nqshabandiyah banyak tersebar di Chechnya. Namun operasi perang

Chechnya pada tahun 1994, Russia banyak menghabisi kaum Salafi yang saat itu tengah

menjadi trend.

Russia dan Islam

Sejak permulaan perang kedua Chechnya di tahun 1999, Moskow telah berusaha menguasai

Muslim di negeri ini. Bahkan sejak zaman Tsar. Namun sejak itu pula, cara yang dilakukan

selalu saja lewat kekerasan.

Sampai saat ini, Islam dinilai dengan pandangan negatif. Ada juga yang merasakan umat

Islam dijadikan seperti ‗Second Class People‘. Pandangan terhadap Islam seperti ini jelas

disebabkan pengaruh media barat yang meyebarkan idea ‗Islamphobia‘ dan mengaitkan

golongan Islam sebagai kumpulan teroris yang tak berdasar. Umat Muslim Russia dianggap

beraliran Wahabi, dan ini tentu saja sebuah perkara buruk. Namun toh begitu, secara

keseluruhan, pemeluk agama Islam di negeri ini mencapai 20 juta jiwa dan Islam menjadi

agama kedua terbesar di negara ini. (sa/iol)

Page 20: Muslims in   chechnya

Kemunculan Malaikat Yang Membantu Pejuang

Chechnya...

Kemunculan Malaikat Yang Membantu Pejuang Chechnya...

Dalam berjihad di jalan Allah swt, kejadian pelik dan aneh seringkali berlaku. Kejadian seperti ini

sudah

pun dirakam oleh Allah swt dalam al-Quran sejak 1,400 tahun yang lampau. Peristiwa di Badar {1}

dan semasa di Perang Hunain menyaksikan segerombolan bantuan malaikat turun membantu

Rasulullah saw dan para sahabat di medan perang. Kejadian aneh ini disaksikan sendiri oleh para

sahabat dan terdapat kesaksian mereka terkandung dalam hadis sahih Bukhari dan Muslim.

Tiada yang mampu dikatakan selain daripada memanjatkan kesyukuran kepada Allah swt dan

Page 21: Muslims in   chechnya

laungan takbir. Kejadian bantuan daripada tentera Allah ini turut sama berlaku di beberapa tempat

terpilih seperti yang diberitakan berlaku di pergunungan Chenchya.

Inilah keistimewaan yang Allah swt berikan kepada pejuang-pejuang yang sentiasa meletakkan

agama Allah di tempat paling atas berbanding perkara-perkara lain. Tiada sebab untuk Allah swt

tidak memberi pertolongan sekiranya hal sedemikian memberi kemenangan kepada Islam. Maha

Suci Allah Yang Maha Pemberi Pertolongan.

Ikutilah penceritaan daripada seorang Mujahiddin yang menjadi saksi kepada kejadian aneh ini.

Moga Allah swt melimpat gandakan pahala kepada mereka dan menempatkan mereka di syurga

yang telah dijanjikan.

Kesaksian Para Malaikat Memberi Bantuan

Kami berperang dalam satu batalion bersama komandan operasi, dan selama perjalanan kembali

dari Grozny menuju ke sebuah gunung tiba-tiba muncul jet pejuang Rusia yang menerjunkan ratusan

tentaranya. Kami mulai bersiap siaga. Pada waktu itu kami dalam keadaan berkaki ayam pada malam

yang gelap gelita serta di atas tanah yang dipenuhi salji.

Tentara-tentera Rusia tersebut mendarat di atas gunung sedangkan kami berada dibawahnya. Hal ini

membuat sudut pandangan kami menjadi tidak jelas, sedangkan bagi pihak mereka sangat jelas.

Oleh sebab posisi mereka yang berada di atas kami menyebabkan kami tiada tempat untuk

berlindung.

Tapi tiba-tiba mereka diliputi kekacauan dan ketakutan dan mereka pun mulai menembak. Dan aku

bersumpah atas nama Allah, kami melihat mereka menembak ke atas, padahal posisi kami di bawah.

Kemudian keadaan tiba-tiba berubah menjadi tenang dan hening. Kami pun menunggu hingga

setengah jam. Komandan Khattab berkata,

“Saya ingin beberapa orang untuk mendaki gunung bagi mengetahui apa yang sedang terjadi dan

mengapa mereka menghentikan tembakan”.

Seluruh mujahidin mengangkat tangannya. Maka komandan Khattab hanya memilih tujuh

mujahiddin untuk mendaki ke atas. Setelah satu jam menunggu, kami mendengar tujuh mujahiddin

yang ditugaskan untuk menyiasat melaungkan takbir di atas gunung. Laungan takbir tersebut

memecahkan kesunyian malam.

Laungan takbir

Dengan rasa ingin tahu kami pun mendapatkan mereka. Sampai di atas gunung, segera kami

bertanya kejadian sebenarnya. Sesaat kemudian seluruh Mujahidin bertakbir. Ternyata kami

menemukan kejadian yang mengejutkan, ratusan tentara Rusia telah terpenggal.

Melihat keadaan tentara-tentara Rusia tersebut, kami beranggapan mayat mereka dipenggal dengan

Page 22: Muslims in   chechnya

pedang yang begitu tajam, atau paling tidak mungkin dengan gergaji elektrik. Kami yakin tidak

mungkin seorang manusia mampu melakukannya. Tambahan pula, tentera Russia terkenal dengan

kecekapan dan kemahiran mereka dalam selok-belok peperangan.

Satu lagi kejadian aneh di mana senjata api mereka iaitu Kalashinkov masih tergengam di tangan

mereka dan tidak sedikitpun mengalami kerosakan. Pisau-pisau dan senjata mereka yang lain pun

masih lagi elok.

Jumlah tentara Rusia yang terpenggal ada sekitar ratusan orang. Melihat kepada hal sedemikian,

kami menyedari bahawa sesungguhya Allah telah mengirim para malaikat-Nya untuk menolong

kami.

Allahuakbar. Dengan kisah ini diharapkan agar kita semua dapat menerima pengajaran bahawa Allah

sentiasa disisi kita dan pastinya akan memberikan bantuan tatkala kita memerlukan. Marilah kita

sama-sama mendoakan kejayaan kepada saudara kita yakni para pejuang Palastine yang sedang

berperang dengan Zionis Ibni Yahudi Laknatullah.

Mengenal Para Gerilyawan Chechnya

Para pejuang Chechnya yang tak kenal lelah dalam bertempur ini patut kita hargai perjuangan

mereka, bagaimana mereka berjuang tidak saja untuk tanah air mereka namun juga untuk agama

mereka, menjaga kehormatan sebagai Muslim yang terus saja dihinakan oleh tentara-tentara Rusia

yang tanpa hentinya melakukan pengeboman, penyerangan dan membunuhi warga sipil,

memperkosa para wanitanya, melindas mereka dengan tank, para bayi yang menangis kehilangan

kakinya, orang-orang tua renta yang menangisi harta bendanya ludes digilas dan dihancurkan tanpa

ampun oleh tentara Rusia itu, merekalah para pejuang yang telah membela tanah air mereka,

meskipun fitnah dan adu domba sering kali dilakukan oleh Rusia untuk melemahkan mereka. Berikut

adalah beberapa pejuang Chechnya yang perlu kita apresiasi perlawanannya yang sebagian dari

mereka telah syahid.

Page 23: Muslims in   chechnya

Syekh Abdul Halim Sadulayev : Pada awalnya ia adalah seorang ulama, sebagian masa kecilnya ia

habiskan di kota Argun dan disanalah ia mempelajari islam, sehingga orang-orang menambahkan

gelar syekh didepannya karena pendalamannya tentang agama islam, pergaulannya dengan

detasemen-detasemen tempur pejuang Chechnya membuat ia merubah pola pikirnya untuk

bergabung dengan mereka, setelah dirinya diangkat untuk menggantikan Aslan Maskhadov,

pemimpin pejuang Chechnya sebelumnya, ia pun merubah pola pikir para pejuang yang sebelumnya

hanya berfokus pada tanah air mereka, yaitu Chechnya menjadi lebih meluas, yaitu ia ingin

membebaskan seluruh wilayah Kaukasus dari cengkraman Rusia. Istrinya pun sempat diculik dan

dibunuh secara brutal namun itu tidak menyurutkan perjuangannya sampai akhirnya ia syahid

setelah baku tembak dengan FSB(Dinas Intelijen Rusia).

Movsar Barayev : Ia adalah keponakan dari Arbi Barayev, salah satu dari pejuang Chechnya,

namanya tidak begitu dikenal sebelmu-sebelumnya, sampai akhirnya dunia memblow-up

performanya saati ia memimpin sekelompok bersenjata melakukan penyanderaan di sebuah gedung

teater di Moscow pada 2002, tuntutannya jelas yaitu menghimbau kepada Rusia untuk

menghentikan perang di Chechnya, kelompok bersenjata yang ia pimpin ia namakan sebagai Suicidal

Death Squad, selama tiga hari melakukan aksi penyanderaan sampai akhirnya unit Spetnaz(Pasukan

Khusus Rusia) melakukan aksi penyergapan yang berujung pada tewasnya ratusan penonton yang

disebabkan oleh racun yang dimasukkan kedalam saluran pendingin ruangan oleh Paukan Rusia itu

sendiri, Movsar Barayev pun tewas setelah baku tembak dengan aparat.

Ruslan Gelayev : Pasukan Rusia menjulukinya sebagai Black Angel karena ia selalu berpakaian hitam-

hitam dan kekejamannya yang suka mengeksekusi orang khususnya tentara Rusia membuat mereka

gentar namun disatu sisi mereka pun sangat bernafsu untuk menghabisinya, pada saat

pemerintahan Presiden Dzokhar Dudayev (Presiden pertama Chechnya) ia pun sempat menjadi

pemimpin unit pasukan khusus yaitu unit Borz(Wolf), kekejamannya pun ia perlihatkan setelah

mengultimatum pasukan Rusia agar menghentikan untuk menggempur desa Shatoy, setelah

sebelumnya ia pun sempat mengeksekusi 8 tentara Rusia lainnya, pada perang Chechnya 2, gelayev

mengalami banyak kemunduran, sempat diturunkan pangkatnya pula oleh Aslan Maskhadov dan

terkepung oleh tentara Rusia di Komsomolskoye dan banyak mengalami miskomunikasi, salah

satunya adalah saat ia mengharapkan bantuan kedatangan kendaraan yang akan mengangkutnya

yang dijanjikan oleh Arbi Barayev, namun kendaraan itu tidak pernah datang dan akhirnya ia pun

terpaksa habis-habisan berjuang dengan pasukan seadanya. Dengan kondisi terkepung ia pun

mencoba untuk melarikan diri ke Georgia, namun nasib naas menimpanya saat ia kepergok oleh

pasukan patroli Rusia dan ditembaki hingga tewas.

Syamil Basayev : Namanya diambil dari Imam Syamil, kerap orangtuanya pun berharap ia bisa

menjadi seperti Imam Syamil, Basayev merupakan pejuang paling radikal diantara para pejuang

Chechen lainnya, ia pun terkenal akan duet mautnya dengan emir kahthab dan dijuluki sebagai

warlords(dewa perang), namanya mulai mencuat saat ia melakukan penyergapan di sebuah rumah

sakit Budionovsk(selatan Rusia), karirnya di bidang kemiliteran dimulai saat ia mendaftarkan diri

Page 24: Muslims in   chechnya

pada dinas militer Uni Soviet, namun hanya sebagai petugas pemadam kebakaran karena

diskriminasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap etnis Chechen, karir perjuangan yang sebenarnya

baru ia rasakan saat bergabung dengan pasukan Dzokhar Dudayev untuk kemerdekaan Chechnya

setelah sebelumnya pernah bertempur pula di Abkhazia, Basayev sempat dituduh mendalangi aksi

pengeboman di apartemen, dan stasiun kereta api di wilayah Rusia, namun ia membantahnya tetapi

ia bertanggung jawab bahwa aksi penyanderaan di sebuah sekolah di Beslan, Rusia adalah hasil

rancangannya. Basayev tewas saat kendaraan yang ia kendarai tiba-tiba meledak dan membunuh

dirinya, menurut pihak Rusia agennya yang menaruh bahan peledak dikendaraanya, tetapi hal ini

dibantah oleh kavkaz center(media pejuang chehchen) bahwa ini murni kecelakaan.

Page 25: Muslims in   chechnya

Jenderal Rusia Pembantai Umat Islam

Chechnya Itu Alami Kecelakan Parah

Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyatakan bahwa Panglima Angkatan

Udara Rusia Jenderal Vladimir Shamanov, Sabtu kemarin (30/10) terluka parah dalam sebuah

"kecelakaan" di selatan ibukota Moskow.

Jenderal Shamanov – yang dianggap sebagai pahlawan di Rusia karena catatan militernya –

namun oleh banyak LSM dirinya dianggap penjahat karena terlibat dalam pelaksanaan

kejahatan perang dan pelanggaran HAM terhadap muslim Chechnya.

Insiden kecelakaan yang menimpa Shamanov terjadi ketika mobil BMW dari Kementerian

Rusia yang dinaiki Jenderal Shamanov, mengalami tabrakan dengan sebuah truk di wilayah

Tula, sekitar 200 km selatan Moskow.

Hasil kecelakaan itu menewaskan pengemudi selain melukai petugas lain yang berpangkat

kolonel di Angkatan Udara. Sedangkan jenderal Shamanov sendiri (53 tahun) menurut

laporan departemen pertahanan Rusia, dinyatakan mengalami luka parah namun tidak

membahayakan hidupnya.

Jenderal Shamanov termasuk tokoh kontroversial di Rusia, dan dia telah menerima

peringatan pada bulan Oktober 2009, karena "mencoba penyalahgunaan kekuasaan" setelah ia

mengirim pasukan untuk mencegah pemeriksaan terhadap pabrik yang dimiliki oleh

saudaranya.

Pada tahun 2007, "Human Rights Watch" menyatakan bahwa jenderal Shamanov terlibat

dalam pelanggaran berat hak asasi manusia di Chechnya.(fq/imo)

Al Furqan – Minggu, 31 Oktober 2010 15:39 WIB

Page 26: Muslims in   chechnya

Mujahidin Chechnya Hadapi Pertempuran Berat

Diposting Kamis, 21-05-2009 | 20:59:40 WIB

Pertempuran intensif terjadi selama

beberapa hari ini di daerah pegunungan

Provinsi Nokhchicho, Chechnya.

Sumber kavkazcenter melaporkan

pertempuran sengit terjadi di sekitar desa

Vedeno, Elistanzhi dan Eshelhatoi. Tentara

musuh (Rusia dan anteknya) menggunakan

senjata berat dengan didukung oleh

helikopter tempur. Beberapa kali serangan

dari udara dilancarkan ke arah basis pertahanan mujahidin.

Pertempuran yang sangat menegangkan tercatat hari Senin, menurut sumber KC, baku

tembak terjadi sehari penuh di dekat desa Elistanzhi dan Eshelhatoi.

Data akurat mengenai situasi riil di zona perang tidak diketahui secara pasti. Menurut data

yang diperoleh dari mujahidin, 4 penjajah Rusia tewas dan 5-8 tentaranya terluka.

Menurut laporan KC, 4 mujahidin telah syahid dalam 5 hari terakhir pertempuran. Belum ada

laporan lagi mengenai keadaan selanjutnya. (muslimdaily.net/dnkr/kc)

Page 27: Muslims in   chechnya

Rontoknya Helikopter Rusia di

Chechnya Oleh : Ari Subiakto

Selama berlangsungnya Perang Chechnya, sebagai salah satu negara dengan angkatan bersenjata

terkuat di dunia, pihak pasukan federal Rusia tentunya menguasai sepenuhnya supremasi udara atas

wilayah Chechnya. AU Rusia dengan bebas dan leluasa dapat membombardir semaunya desa-desa

dan kota-kota di wilayah Chechnya dengan serangan roket, rudal udara-ke-darat, dan bom-bom

tandan, yang tidak hanya menghancurleburkan bangunan-bangunan, tetapi juga menewaskan

banyak warga sipil yang tak berdosa.

Sementara di pihak lain, para pejuang muslim Chechnya sama sekali tidak memiliki kekuatan udara.

Jangankan kekuatan udara, untuk menghadapi pertempuran yang sama sekali tidak imbang

melawan pasukan Rusia yang berkekuatan besar, mereka harus menghadapi kendala kekurangan

persenjataan dan amunisi. Namun hal itu tidak berarti bahwa para pejuang muslim Chechnya tidak

mampu berbuat apa-apa untuk menghadapi dan melawan kekuatan udara Rusia. Fakta di lapangan

membuktikan bahwa pasukan pejuang Chechnya yang tidak memiliki kekuatan udara ini mencatat

sejumlah kemenangan yang cukup signifikan dalam menghadapi AU Rusia.

Untuk mendukung operasi militer pasukan daratnya di Chechnya, AU Rusia memang mengerahkan

jenis pesawat jet dan helikopter tempur yang memang spesifik bagi tugas-tugas dukungan serangan

darat (close air support). Jenis pesawat jet tempur yang dikerahkan Rusia di Chechnya adalah tipe

pemburu-pembom (fighter-bomber) Sukhoi Su-24 Fencer, dan tipe serang darat (ground-attack)

Sukhoi Su-25 Frogfoot. Sementara untuk jenis helikopter tempur, Rusia mengerahkan jenis Mi-24

Gunship, serta helikopter transport jenis Mi-8 dan Mi-26 yang meskipun dipergunakan untuk

mengangkut personil pasukan, namun biasanya telah dilengkapi cantelan (pod) untuk menggotong

rudal atau tabung peluncur roket.

Page 28: Muslims in   chechnya

Helikopter tempur jenis Mi-24 sebagai unit pendukung pasukan darat Rusia di Chechnya.

Dalam Perang Chechnya II yang berlangsung antara tahun 1999 – 2002, para pejuang muslim

Chechnya tercatat telah berhasil menembak jatuh sedikitnya 11 pesawat jet tempur dan 45

helikopter Rusia (Wikipedia). Jumlah itu tidak termasuk yang jatuh karena faktor cuaca, human error,

mengalami kegagalan fungsi, atau dihancurkan di darat. Jenis helikopter yang paling sering ditembak

jatuh adalah jenis Mi-8 yang sebagian besar hingga menewaskan seluruh awak dan penumpangnya

yang tak jarang adalah para perwira tinggi militer Rusia di Chechnya.

Seperti yang terjadi pada tanggal 17 September 2001, sebuah rudal permukaan-ke-udara (surface-

to-air missile) yang ditembakkan oleh grup khusus pejuang muslim Chechen, berhasil menembak

jatuh sebuah helikopter transport Mi-8 jenis VIP tepat di atas pusat ibukota Grozny, yang

menyebabkan tewasnya 13 personil militer Rusia yang sebagian besar adalah perwira militer senior,

termasuk 2 orang jenderal, yang hendak kembali ke Moskow. Mereka adalah Mayor Jenderal

Anatoly Pozdnyakov (anggota Staf Umum AD Rusia), Mayor Jenderal Pavel Varfolomeyev (deputi

direktur staf Kementerian Pertahanan Rusia), dan 8 orang kolonel, yaitu; Igor Abramov, Igor

Khakhalkin, Yuri Makhov, Vladimir Smolennikov, Sergei Toryanik, Nikolai Lyubimsky, Igor Tribuntsov

dan Vladimir Talayev, plus 3 orang awak helikopter itu sendiri.

Selanjutnya tanggal 27 Januari 2002, sebuah helikopter milik Kementerian Dalam Negeri Rusia jenis

Mi-8 ditembak jatuh dengan misil 9K38 Igla, dan meledak dekat Shelkovskaya di Distrik

Nadterechny, Chechnya, sehingga menewaskan 14 orang penumpangnya. Termasuk di antara

mereka yang tewas adalah 2 orang perwira senior Rusia, yaitu Letnan Jenderal Mikhail Rudchenko

(deputi Menteri Dalam Negeri) dan Mayor Jenderal Nikolai Goridov (deputi komandan Tentara

Dalam Negeri), ditambah 3 orang kolonel, yaitu; Kolonel Oriyenko, Stepanenko, dan Trafimov.

Page 29: Muslims in   chechnya

Helikopter Rusia jenis Mi-8 tercatat yang paling banyak ditembak jatuh di Chechnya.

Tanggal 19 Agustus 2002, satu tim pejuang muslim Chechen dengan menggunakan sistem senjata

MANPAD (man-portable air-defense system), berhasil merontokkan satu helikopter Mi-26 yang

kemudian jatuh di atas sebuah ladang ranjau di pangkalan militer Khankala, Chechnya, hingga

menewaskan 127 dari 145 orang tentara Rusia di dalamnya. Insiden ini merupakan peristiwa dengan

jumlah korban tewas terbesar sepanjang sejarah penerbangan helikopter sekaligus merupakan

bencana penerbangan paling mematikan yang pernah diderita oleh pasukan angkatan bersenjata

Rusia.

Sistem senjata anti-pesawat buatan Rusia jenis 9K38 Igla yang ditembakkan oleh pejuang Chechnya

dari salah satu blok reruntuhan apartemen bertingkat lima di dekat pangkalan Khankala ini

merupakan jenis misil permukaan-ke-udara pencari panas (heat-seeking). Senjata ini sukses

menghantam helikopter transport kelas berat Rusia jenis Mi-26 yang kelebihan muatan itu, sehingga

langsung menyebabkannya jatuh dan terbakar. Saat itu, helikopter ini tengah mengangkut para

personil prajurit dan perwira yang berasal dari unit-unit AU Rusia yang berpangkalan di kota

Mozdok. Meski sebenarnya didesain hanya untuk mengangkut sebanyak 80 personil tentara, namun

pada saat kejadian, helikopter Mi-26 ini ternyata dijejali hingga 145 orang.

Menurut keterangan Pavel Felgenhauer, “Misil tersebut menghantam salah satu mesin dari Mi-26

saat tengah mendekati Khankala, ketika oleng pesawat ini jatuh tepat di atas sebuah ladang ranjau

yang menjadi perimeter pertahanan markas besar militer pasukan federal Rusia di Chechnya

tersebut. Sebagian mereka yang selamat, berusaha meninggalkan bangkai Mi-26, namun dilaporkan

tewas oleh ledakan ranjau anti-personil yang dipasang oleh tentara Rusia sendiri.”

Page 30: Muslims in   chechnya

Sebelum meledak, bagian dalam helikopter itu dibanjiri oleh bahan bakar yang tumpah, dan pintu

utama tidak mau terbuka. Hanya kru yang berjumlah 5 orang dan 29 penumpang yang berhasil lolos

keluar melalui lubang keluar kokpit yang sempit. Sedikitnya 4 orang tentara Rusia yang berhasil

selamat, menyusul tewas keesokan harinya karena menderita sejumlah luka bakar yang amat parah.

Peristiwa ini mengundang kritik dan menyebabkan komandan aviasi AD Rusia, Kolonel Jenderal

Vitaly Pavlov, kemudian mundur dari jabatannya pada bulan September 2002.

Pada tanggal 11 September 2006, kembali sebuah helikopter Mi-8 ditembak jatuh. Kali ini jatuh di

dekat kota Vladikavkaz, dan menewaskan 12 personil militer Rusia. Di antara yang tewas adalah 3

orang perwira tinggi, yaitu Letnan Jenderal Pavel Yaroslavtsev (deputi kepala logistik AD), Letnan

Jenderal Viktor Guliaev (deputi kepala unit medis AD), dan Mayor Jenderal Vladimir Sorokin (kepala

logistik Distrik Militer Kaukasus Utara).

Terakhir tanggal 27 April 2007, lagi-lagi sebuah helikopter militer Rusia jenis Mi-8 yang berangkat

dari timur kota Gudermes dan tengah mengangkut pasukan khusus, jatuh di pegunungan sebelah

selatan Chechnya, hanya karena tembakan senapan otomatis ringan pejuang Chechnya. Seluruh

penumpangnya yang berjumlah 20 orang tewas. Mereka terdiri dari 15 personil pasukan komando

GRU Spetsnaz dan dua orang perwiranya yang ditugaskan untuk membantu pasukan federal Rusia

yang tengah diserang oleh para pejuang di dekat desa Shatoy, ditambah 3 orang kru yang terdiri dari

pilot, yaitu Letnan Kolonel Sergei Korolev, navigator, Kapten Vyacheslav Kudryashov, dan perwira

mekanik, Letnan Senior Nikolai Sidygalov.

Dari beberapa contoh di atas, senjata yang dipergunakan oleh para pejuang muslim Chechnya untuk

merontokkan helikopter-helikopter tempur Rusia ternyata cukup bervariasi. Dari mulai yang

tercanggih yang memang diperuntukkan bagi fungsi pertahanan anti-pesawat, yaitu sistem peluncur

rudal permukaan-ke-udara (MANPAD) jenis 9K38 Igla buatan Rusia, hingga menggunakan rudal anti-

tank (anti-tank guided missiles) atau roket peluncur granat (RPG) yang ditembakkan ke udara,

bahkan hanya oleh tembakan senapan otomatis ringan yang dilepaskan oleh para pejuang dari

darat.

Page 31: Muslims in   chechnya

Komandan Khattab sedang melatih sejumlah pejuang Chechnya menggunakan

senjata peluncur misil anti-pesawat.

Begitu banyaknya pesawat atau helikopter tempur Rusia di Chechnya yang rontok ditembak jatuh,

membuktikan bahwa keunggulan supremasi udara dalam kondisi tertentu ternyata masih dapat

ditaklukkan oleh unit-unit sekelas prajurit infantri ringan. Karena menurut sebagian analis militer,

penggunaan helikopter tempur dan pesawat jet serang darat dalam pertempuran kota yang

didominasi oleh gedung-gedung bertingkat atau wilayah pegunungan, sangatlah riskan untuk

dilakukan. Berkaca dari pengalaman di medan perkotaan dan pegunungan, sesuai dengan tugas dan

fungsinya sebagai pendukung pasukan di darat, dalam melancarkan serangannya, helikopter tempur

atau pesawat jet serang darat sesekali pasti akan melakukan manuver terbang rendah di atas

gedung-gedung bertingkat atau diantara lembah-lembah pegunungan. Manuver ini tentu saja akan

menyebabkannya menjadi mangsa empuk bagi personil infantri ringan bersenjata peluncur rudal

anti-pesawat, roket, atau hanya senapan mesin, yang bersembunyi di atas atap-atap gedung

bertingkat atau di celah-celah bebatuan pegunungan. Resep ini telah dibuktikan oleh Mujahidin

Somalia di kota Mogadishu saat merontokkan helikopter tempur Amerika, atau oleh para Mujahidin

Afghanistan di wilayah pegunungan dalam melawan tentara Uni Soviet selama berlangsungnya

Perang Afghanistan (1979 – 1989). Dengan begitu, sebenarnya sama sekali tidak ada alasan bagi

kekuatan militer negara-negara adidaya untuk memandang remeh kemampuan tempur unit-unit

infantri ringan, terlebih bila unit-unit itu dikenal dengan nama “MUJAHIDIN”.