31
Literary Appreciation Literary Appreciation The importance of learning Prose (Fiction) The importance of learning Prose (Fiction) We can improve English Language through reading and We can improve English Language through reading and analyses. analyses. Increasing student’s comprehension of the material and Increasing student’s comprehension of the material and establishing a personal connection to it. establishing a personal connection to it. We know the culture of many peoples. We know the culture of many peoples. It provides us moral messages. It provides us moral messages. We can learn many things about life. We can learn many things about life.

Literary appreciation

Embed Size (px)

Citation preview

Literary AppreciationLiterary Appreciation

The importance of learning Prose (Fiction)The importance of learning Prose (Fiction)

We can improve English Language through reading and We can improve English Language through reading and analyses.analyses.

Increasing student’s comprehension of the material and Increasing student’s comprehension of the material and establishing a personal connection to it.establishing a personal connection to it.

We know the culture of many peoples.We know the culture of many peoples.

It provides us moral messages.It provides us moral messages.

We can learn many things about life.We can learn many things about life.

ProseProseThe aim and justification of reading fiction are:The aim and justification of reading fiction are:A.A. EnjoymentEnjoymentB.B. UnderstandingUnderstanding

Fictions is classified into two categories:Fictions is classified into two categories:A.A. Literature of escapeLiterature of escapeB.B. Literature of interpretationLiterature of interpretation

Kinds of readerKinds of reader1.1. The Immature readerThe Immature reader2.2. The discriminating reader (mature reader)The discriminating reader (mature reader)

To analyze fictionTo analyze fiction intrinsic theoryintrinsic theory Extrinsic theoryExtrinsic theory. . Some elements of prose:Some elements of prose: Alur ( Plot)Alur ( Plot) Latar (Setting): Tempat, waktu, sosial-budaya.Latar (Setting): Tempat, waktu, sosial-budaya. Tokoh ( Character)Tokoh ( Character) Sudut Pandang (Point of View)Sudut Pandang (Point of View) Gaya dan Nada (Style and Tone)Gaya dan Nada (Style and Tone) Simbol (Symbol)Simbol (Symbol) ThemeTheme

PlotPlotThe sequence of incidents or events of which a story is The sequence of incidents or events of which a story is

composed.composed.The structure of plotThe structure of plot

Beginning:Beginning: Exposition: it provides us with a certain amount of Exposition: it provides us with a certain amount of

information. We are introduce to the story’s title information. We are introduce to the story’s title character.character.

The Middle:The Middle:Conflict, complication and climax Conflict, complication and climax

The laws of plot:The laws of plot:Plausible, surprise, suspense, dilemma, irony.Plausible, surprise, suspense, dilemma, irony.

Conflict: A clash of actions, ideas, desires, or wills.Conflict: A clash of actions, ideas, desires, or wills. Man against man.Man against man.

Man against himselfMan against himself Man against environment.Man against environment.

Climax: when the complication attains its highest point of Climax: when the complication attains its highest point of intensity.intensity.

The End: The End: Outcome of the storyOutcome of the story

Happy endingHappy ending Unhappy endingUnhappy ending

Indeterminate endingIndeterminate ending Plot Manipulation:Plot Manipulation:

Coinsidence,Coinsidence,ChanceChance

Plot structurePlot structure

expositioncrises

Rising action

climax

ending

Falling action

Latar (settingLatar (setting):):Neutral setting and spiritual settingNeutral setting and spiritual setting

Place settingPlace settingTime settingTime settingSocial settingSocial setting

Tokoh (Character):Tokoh (Character):Main Character, antagonist, foil character, minor Main Character, antagonist, foil character, minor

character.character.

Characterization: flat character, round (complex) Characterization: flat character, round (complex) character.character.

Sudut pandang (Point of View)Sudut pandang (Point of View)

First Person point of viewFirst Person point of view

Omniscient Point of view:Omniscient Point of view:

Limited omniscientLimited omniscient

Objective point of viewObjective point of view

Theme: The theme of a piece of fiction is its Theme: The theme of a piece of fiction is its controlling idea or its central insight. It can be controlling idea or its central insight. It can be presented implisitly/ explisitlypresented implisitly/ explisitly

Symbol: Symbol is something which means more than Symbol: Symbol is something which means more than what it is.what it is.

Irony: irony of situationIrony: irony of situation

dramatic ironydramatic irony

verbal ironyverbal irony

Teori Ekstrinsik (Extrinsic Theory)Teori Ekstrinsik (Extrinsic Theory) Pemakaian metode ini akan mampu mengungkap Pemakaian metode ini akan mampu mengungkap

seberapa jauh tanggapan pembaca sastra.seberapa jauh tanggapan pembaca sastra.

Penelitian sastra merupakan wilayah garap yang unik Penelitian sastra merupakan wilayah garap yang unik dibanding bidang humaniora yang lain.dibanding bidang humaniora yang lain.

Penelitian sastra mengarah kepada karya sastra sebagai Penelitian sastra mengarah kepada karya sastra sebagai pada fakta sosial dan fakta mental. pada fakta sosial dan fakta mental.

Penelitian kualitatif yang mengutamakan kedalaman Penelitian kualitatif yang mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empirissedang dikaji secara empiris..

Pentingnya Kritik SastraPentingnya Kritik Sastra

Kritik sastra merupakan upaya pemahaman dan Kritik sastra merupakan upaya pemahaman dan penapsiran karya sastra yang sistematik untuk penapsiran karya sastra yang sistematik untuk menimbang bobot karya sastra (Puisi, Drama, Prosa)menimbang bobot karya sastra (Puisi, Drama, Prosa)

Sebagai upaya untuk menghindari kritik sastra yang Sebagai upaya untuk menghindari kritik sastra yang berbau narkisus ( memuji diri) dan nacatisme berbau narkisus ( memuji diri) dan nacatisme ( kecaman) . Kritik sastra yang baik yang mampu ( kecaman) . Kritik sastra yang baik yang mampu berdiri ditengah-tengah dan tidak memihakberdiri ditengah-tengah dan tidak memihak

metodemetode

Mempelajari sastra ibarat memasuki hutan, makin Mempelajari sastra ibarat memasuki hutan, makin dalam makin lebat, makin belantara. Karya sastra dalam makin lebat, makin belantara. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks dan adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks dan dalam. Di dalamnya penuh makna yang harus digali dalam. Di dalamnya penuh makna yang harus digali melalui penelitian yang dalam. Tanpa metode, melalui penelitian yang dalam. Tanpa metode, penelitian sastra juga sekedar membaca untuk penelitian sastra juga sekedar membaca untuk kenikmatan sementara. kenikmatan sementara.

Epistimologi ( unsur-unsur filosofi) ilmu pengetahuan.Epistimologi ( unsur-unsur filosofi) ilmu pengetahuan.

Karya sastra sebagai obyek penelitian merupakan Karya sastra sebagai obyek penelitian merupakan fakta humaniora yang amat pelik.fakta humaniora yang amat pelik.

Jika ilmu eksakta mengandalkan keterukuran yang Jika ilmu eksakta mengandalkan keterukuran yang akurat, sastra sebagai obyek penelitian lebih akurat, sastra sebagai obyek penelitian lebih memerlukan kedalaman pemahaman terhadap memerlukan kedalaman pemahaman terhadap makna.makna.

Obyektivitas ilmiah >< subyektivitas ilmiah.Obyektivitas ilmiah >< subyektivitas ilmiah.Penelitian sastra mampu mengungkap fakta kemiskinan, fakta kultural, fakta simbol, dan fakta lain di dalamnya.

Fakta-fakta ini akan berceceran dalam teks sastra. Pemahaman teks akan menggunakan kode bahasa, kode

kultural dan kode sastra.

The Postmodern/ ContemporaryFiction

Kaum postmodern yang dipelopory oleh Lyotard dalam bukunya The Postmodern Condition,

telah menentang mitos mitos modern.Postmodern telah menghilangkan batas-batas;

Seni = kehidupan masa kiniElit yang hirarkhis = budaya populer

Gabungan stilistik = percampuran kode

Poskolonial

Teori ekstrinsik

Teori Gender

Feminisme Poskolonial

Psikoanalisis

Teori GenderTeori Gender Teori ini digunakan untuk memahami persoalan Teori ini digunakan untuk memahami persoalan

ketidakadilan social yang dialami kaum perempuan.ketidakadilan social yang dialami kaum perempuan. Gender berbeda dengan jenis kelamin/ SEXGender berbeda dengan jenis kelamin/ SEX Sex: pembagian jenis kelamin yang ditentukan Sex: pembagian jenis kelamin yang ditentukan

secara biologis yang melekat pada jenis kelamin.secara biologis yang melekat pada jenis kelamin. Gender: Berkaitan dengan pensifatan yang melekat Gender: Berkaitan dengan pensifatan yang melekat

pada diri laki-laki dan perempuan bukan secara pada diri laki-laki dan perempuan bukan secara biologis tapi dikonstruksi oleh masyarakat secara biologis tapi dikonstruksi oleh masyarakat secara sosial dan kultural. (Social and cultural sosial dan kultural. (Social and cultural construction)construction)

(Conrad Phillips Kottak)(Conrad Phillips Kottak)

Bagaimana Gender merasuk kedalam pemikiran Bagaimana Gender merasuk kedalam pemikiran masyarakat?masyarakat?

Melalui proses sosialisasi secara social dan kulturalMelalui proses sosialisasi secara social dan kultural Melalui keagamaanMelalui keagamaan Melalui kekuasaan negara sehingga perbedaan Melalui kekuasaan negara sehingga perbedaan

gender dianggap kodrat.gender dianggap kodrat. Kodrat perempuan adalah: mengandung, Kodrat perempuan adalah: mengandung,

melahirkan, menyusui dan ini tidak bisa melahirkan, menyusui dan ini tidak bisa dipertukarkan dengan laki-laki/ tugas ibu.dipertukarkan dengan laki-laki/ tugas ibu.

Perbedaan secara biologis:Perbedaan secara biologis: Laki laki:Laki laki: Memiliki penis, dan jakun.Memiliki penis, dan jakun. Lebih berotot, dan banyak bulu rambut pada tubuh.Lebih berotot, dan banyak bulu rambut pada tubuh. Bersuara berat dan memproduksi sperma.Bersuara berat dan memproduksi sperma.

Perempuan:Perempuan: Memiliki alat reproduksi seperti rahim da saluran Memiliki alat reproduksi seperti rahim da saluran

untuk melahirkan.untuk melahirkan. Memproduksi sel telurMemproduksi sel telur Memiliki vagina.Memiliki vagina. Mempunyai alat menyusui.Mempunyai alat menyusui.

Contoh ketidakadilan gender.Contoh ketidakadilan gender. Istri yang mendapvt kekerasan (violence) dalam Istri yang mendapvt kekerasan (violence) dalam

rumah tangga (KDRT)rumah tangga (KDRT) Trafficing (perdagangan perempuan)Trafficing (perdagangan perempuan) Plecehan sexual (sexual harrasment)Plecehan sexual (sexual harrasment) Pelecehan psikologisPelecehan psikologis Melarang perempuan menjadi pemimpin, dsbMelarang perempuan menjadi pemimpin, dsb Bentuk yang lain; Marginalisasi, subordinasi, dan Bentuk yang lain; Marginalisasi, subordinasi, dan

stereotip.stereotip. Perempuan yang mengukuhkan gender atau yang Perempuan yang mengukuhkan gender atau yang

menggugat gender.menggugat gender.

Teori feministTeori feminist

Dengan semakin banyaknya ketidakadilan gender Dengan semakin banyaknya ketidakadilan gender perempuan bangkit untuk menuntut hak-haknya.perempuan bangkit untuk menuntut hak-haknya.

Tokoh feminis: perempuan yang berani menuntut Tokoh feminis: perempuan yang berani menuntut haknya sebagai manusia untuk mampu mandiri haknya sebagai manusia untuk mampu mandiri secara ekonomi.secara ekonomi.

Macam2 teori feminis:Macam2 teori feminis:

Feminisme liberalFeminisme liberal

Feminisme radikalFeminisme radikal

Feminisme posmodern dsb. Feminisme posmodern dsb.

The Appointment in Samara The Appointment in Samara W. Sommerset MaughamW. Sommerset Maugham

Death Death speaks: there was a merchant in speaks: there was a merchant in BagdadBagdad who sent who sent his servant his servant to to market to buy provisions and in a little while the servant came back, market to buy provisions and in a little while the servant came back, white and trembling, and said, white and trembling, and said, mastermaster, just now when, just now when I I was in the was in the market place I was jostled by market place I was jostled by a woman a woman in the crowd and when I in the crowd and when I turned I saw it was death that jostled me. She looked at me and made turned I saw it was death that jostled me. She looked at me and made a threatening gesture; now, lend me your horse, and I will ride away a threatening gesture; now, lend me your horse, and I will ride away from this city and avoid my fate. I will go to from this city and avoid my fate. I will go to SammaraSammara and there and there death will not find me. The merchant lent him his horse, and the death will not find me. The merchant lent him his horse, and the servant mounted it, and he dug his spurs in its flanks and as fast as the servant mounted it, and he dug his spurs in its flanks and as fast as the horse could gallop he went. Then the merchant went down to the horse could gallop he went. Then the merchant went down to the marketplace and he saw me standing in the crowd and he came to me marketplace and he saw me standing in the crowd and he came to me and said, Why did you make a threatening gesture to my servant when and said, Why did you make a threatening gesture to my servant when you saw him this morning? I was astonoished to see him in Bagdad, you saw him this morning? I was astonoished to see him in Bagdad,

for I had an appointment with him tonight in Sammarafor I had an appointment with him tonight in Sammara..

AnalisesAnalises

Point of View:Point of View:

Setting: Place Social TimeSetting: Place Social Time

Conflict: M >< M M >< Hs M >< EConflict: M >< M M >< Hs M >< E

Character: main Ch Minor Ch Character: main Ch Minor Ch

Tone and styleTone and style

Theme: main / minor theme Moral massages: Theme: main / minor theme Moral massages:

SymbolSymbol

Plot: Chronological Flashback Complicated Plot: Chronological Flashback Complicated

Irony: Situation Irony dramatic I Verbal IIrony: Situation Irony dramatic I Verbal I

DillemmaDillemma

Suspence mistery chance coincidence Suspence mistery chance coincidence

EndingEnding: Happy Unhappy indeterminate Ending: Happy Unhappy indeterminate Ending

Keywords:Keywords:

Patriarchy/ patriarchal systemPatriarchy/ patriarchal system

Oppression. Discrimination. Sexual harassment. Oppression. Discrimination. Sexual harassment. Physical or mental violence. Sex object, financially Physical or mental violence. Sex object, financially independence. independence.

Binary opposition:Binary opposition:

Power >< powerlessPower >< powerless

Superior >< inferior Superior >< inferior

Dominant >< subordinateDominant >< subordinate

Public >< domesticPublic >< domestic

Subject>< objectSubject>< object

1.1. Godfather Death 2Godfather Death 2

2.2. Unicorn 2Unicorn 2

3.3. Rose for Emily 5Rose for Emily 5

4.4. The tell-tale heart 4The tell-tale heart 4

5.5. Gimple the Fool 4Gimple the Fool 4

6.6. Storm 2Storm 2

7.7. To Build A Fire 5To Build A Fire 5

8.8. A clean Well 2A clean Well 2

9.9. The Lottery 5The Lottery 5

10.10. Vanka 2Vanka 2

11.11. The Road 2The Road 2

12.12. The Death of Ivan Illych 12The Death of Ivan Illych 12

Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis

Dasar dasar psikoanalisa FreudianDasar dasar psikoanalisa Freudian

Siegmund Freud lahir 1856 di MoraviaSiegmund Freud lahir 1856 di Moravia

Teori Psikoanalisa:Teori Psikoanalisa:

A. Struktur kepribadian Manusia:A. Struktur kepribadian Manusia:

Id / Pleasure PrincipleId / Pleasure Principle

Ego / Reality PrincipleEgo / Reality Principle

Superego/ Morality principleSuperego/ Morality principle

Dinamika Kepribadian:Dinamika Kepribadian:

Naluri: Berbagai kebutuhan badaniah manusia Naluri: Berbagai kebutuhan badaniah manusia menimbulkan berbagai ketegangan atau menimbulkan berbagai ketegangan atau kegairahan dan akan terungkap melalui sejumlah kegairahan dan akan terungkap melalui sejumlah perwakilan mental dalam bentuk dorongan/ perwakilan mental dalam bentuk dorongan/ keinginan yang disebut naluri (instinct)keinginan yang disebut naluri (instinct)

A. Naluri hidup (Eros)A. Naluri hidup (Eros)

Energi yaang mendasarinya dalah Energi yaang mendasarinya dalah libidolibido

B. Naluri mati ( Thanatos)B. Naluri mati ( Thanatos)

benci dan agresivitasbenci dan agresivitas

Dalam agresivitas manusia memiliki kecemasan/ Dalam agresivitas manusia memiliki kecemasan/ AnxietyAnxiety

A.A. Kecemasan riil (Real Anxiety)Kecemasan riil (Real Anxiety)

B.B. Kecemasan Nerosis (neurotic anxiety)Kecemasan Nerosis (neurotic anxiety)

C.C. Kecemasan moral (Morality anxiety)Kecemasan moral (Morality anxiety)

Untuk menghadapi berbagai kecemasan dan menjaga Untuk menghadapi berbagai kecemasan dan menjaga ego dari ancaman luar dan dalam maka manusia ego dari ancaman luar dan dalam maka manusia mengembangkan sejumlah mekanisme pertahanan mengembangkan sejumlah mekanisme pertahanan (defence mechanism)(defence mechanism)

A.A. Represi (repression): menekan dalam alam tak Represi (repression): menekan dalam alam tak sadar ingatan/ pikiran/ perasaan yang mengancam sadar ingatan/ pikiran/ perasaan yang mengancam rasa aman egorasa aman ego

B.B. Proyeksi (Projection): mengenakan pada orang Proyeksi (Projection): mengenakan pada orang lain dorongan/ impuls yang tak dapat diterima diri lain dorongan/ impuls yang tak dapat diterima diri sendiri. Mengubah kecemasan moral menjadi sendiri. Mengubah kecemasan moral menjadi kecemasan riilkecemasan riil

C.C. Pembentukan reaksi (Reaction Formation): Pembentukan reaksi (Reaction Formation): menampilkan sikap dan perilaku yang justru menampilkan sikap dan perilaku yang justru berlawanan dengan pikiran dan perasaan yang berlawanan dengan pikiran dan perasaan yang sebenarnya.sebenarnya.

Fiksasi (Fixation): Keadaan bertahan pada tahap Fiksasi (Fixation): Keadaan bertahan pada tahap perkembangan yang sebenarnya sudah harus dilalui perkembangan yang sebenarnya sudah harus dilalui untuk menghindar dari frustasi dan bahaya tahap untuk menghindar dari frustasi dan bahaya tahap perkembangan baru.perkembangan baru.

Regresi (Regression): menampilkan kembali berbagai Regresi (Regression): menampilkan kembali berbagai perilaku yang khas dari tahap terjadi fiksasi.perilaku yang khas dari tahap terjadi fiksasi.

Pengalihan (denial) memindahkan kateksis kepada Pengalihan (denial) memindahkan kateksis kepada obyek yang lebih aman (tidak menimbulkan obyek yang lebih aman (tidak menimbulkan kecemasan) atau lebih terjangkaukecemasan) atau lebih terjangkau

Rasionalisasi: memberikan penjelasan atau Rasionalisasi: memberikan penjelasan atau “pembenaran” bagi hal yang mengancam ego seperti “pembenaran” bagi hal yang mengancam ego seperti kegagalan atau ketidaksanggupan.kegagalan atau ketidaksanggupan.

Makna mimpi/ Dream content:Makna mimpi/ Dream content:

Mimpi menurut Siegmund Freud adalah jalan raya Mimpi menurut Siegmund Freud adalah jalan raya menuju ketaksadaran karena pada saat tidur ego menuju ketaksadaran karena pada saat tidur ego sebagai filter dalam keadaan lemah.sebagai filter dalam keadaan lemah.

a.a. Manifest dream: yaitu mimpi sebagaimana kita Manifest dream: yaitu mimpi sebagaimana kita ingat, lengkap dengan berbagai detil/elemennya ingat, lengkap dengan berbagai detil/elemennya (dan disebut manifest dream content)(dan disebut manifest dream content)

b.b. Latent dream content yaitu berbagai keinginan, Latent dream content yaitu berbagai keinginan, dorongan, pikiran yang merupakan isi atau pesan dorongan, pikiran yang merupakan isi atau pesan mimpi sebenarnya.mimpi sebenarnya.

id

ego

superego

id