11
Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 114 APLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN DI KABUPATEN NGANJUK Rony Kurniawan Fakultas Ekonomi Manajemen UNP Kediri Email: [email protected] Abstractions Nganjuk Regency located in East Java province area, this area can be referred as food barn due to the advancement in the agricultural sector. Each year the agricultural sector able to provide a substantial contribution to Nganjuk Regency Regional Gross Domestic Product (GDP). Even so, the contribution constantly increasing in convincing numbers annually. Recently in 2012 the agricultural sector is able to provide contribution of 28.14% for Nganjuk GDP. By considering ability of contribution in this sector, researchers interested in raising grains commodity as one of the sub-sectors of agriculture became the object of research. With the aim to find the most superior commodity in order to further enhance the ability of the contribution to GDP in the future. While analysis tools used in this research is Location Quotient” (LQ) method. The reason using this method because of LQ as a very effective analytical tool to determine the growth of the object that be processed and the data processing highly simple. It could using the Microsoft Excel software or calculated manually. The results of the data of six commodities processed through LQ method that Corn, Soybeans, and Peanut classified has basic character. This means that for these commodities, the results can be distributed to cities outside the district Nganjuk. Commodities Corn, Soybean and Peanutinto products that can bese eded Nganjuk community. Keywords: LQ method, Secondary Food Crops, Nganjuk Regency, Leading Commodity PENDAHULUAN Pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah harus terintegral dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun demikian dalam kewenangannya pemerintah daerah saat menyusun perencanaan pembangunan sudah tentu harus memiliki kebebasan agar bisa mengoptimalkan potensi sektoral yang dimilikinya (Yulianta, 2007). Sesuai dengan UU No 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, tujuan kegiatan pembangunan ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pemanfaatan potensi sektoral yang tersedia. Sebagai syarat untuk mencapai itu, pemerintah daerah harus menampung aspirasi masyarakatnya sehingga mereka bisa ambil bagian dalam memberi kontribusi terhadap tercapainya pembangunan yang bermutu. Dalam proses perencanan pembangunan tanpa melibatkan masyarakat justru akan menghasilkan kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan. Menurut Arsyad (1999:298) pembangunan ekonomi daerah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber dayanya yang tersedia dengan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Salah satu upaya membangun kesejahteraan masyarakt, pemerintah daerah bisa membangun kebijakan publik sektor ekonomi melalui pemberdayaan potensi berciri khas daerah. Salah satunya dengan memilih komoditas palawija yang beragam menjadi produk unggulan (Daryanto,2004). Sehingga, pendapatan petani akan bertambah dengan memberdayakan lahannya di saat jeda masa tanam padi

Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN DI KABUPATEN NGANJUK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 114

APLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODEPENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN

DI KABUPATEN NGANJUK

Rony KurniawanFakultas Ekonomi Manajemen UNP Kediri

Email: [email protected]

AbstractionsNganjuk Regency located in East Java province area, this area can be referred as food barndue to the advancement in the agricultural sector. Each year the agricultural sector able toprovide a substantial contribution to Nganjuk Regency Regional Gross Domestic Product(GDP). Even so, the contribution constantly increasing in convincing numbers annually.Recently in 2012 the agricultural sector is able to provide contribution of 28.14% for NganjukGDP. By considering ability of contribution in this sector, researchers interested in raisinggrains commodity as one of the sub-sectors of agriculture became the object of research. Withthe aim to find the most superior commodity in order to further enhance the ability of thecontribution to GDP in the future. While analysis tools used in this research is “LocationQuotient” (LQ) method. The reason using this method because of LQ as a very effectiveanalytical tool to determine the growth of the object that be processed and the data processinghighly simple. It could using the Microsoft Excel software or calculated manually. Theresults of the data of six commodities processed through LQ method that Corn, Soybeans, andPeanut classified has basic character. This means that for these commodities, the results can bedistributed to cities outside the district Nganjuk. Commodities Corn, Soybean and Peanutintoproducts that can bese eded Nganjuk community.

Keywords: LQ method, Secondary Food Crops, Nganjuk Regency, Leading Commodity

PENDAHULUANPelaksanaan pembangunan ekonomi

daerah harus terintegral dengan kebijakanpemerintah pusat. Namun demikian dalamkewenangannya pemerintah daerah saatmenyusun perencanaan pembangunansudah tentu harus memiliki kebebasanagar bisa mengoptimalkan potensi sektoralyang dimilikinya (Yulianta, 2007).

Sesuai dengan UU No 23/2014tentang Pemerintah Daerah, tujuankegiatan pembangunan ekonomimeningkatkan kesejahteraan masyarakatnyamelalui pemanfaatan potensi sektoral yangtersedia. Sebagai syarat untuk mencapai itu,pemerintah daerah harus menampungaspirasi masyarakatnya sehingga merekabisa ambil bagian dalam memberi kontribusiterhadap tercapainya pembangunan yangbermutu. Dalam proses perencananpembangunan tanpa melibatkan masyarakat

justru akan menghasilkan kebijakan yangtidak sesuai dengan harapan.

Menurut Arsyad (1999:298)pembangunan ekonomi daerah suatu prosesdimana pemerintah daerah dan masyarakatmengelola sumber dayanya yang tersediadengan membentuk suatu pola kemitraanantara pemerintah daerah dengan sektorswasta untuk menciptakan lapangan kerjabaru dan merangsang perkembangankegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)dalam wilayah tersebut.

Salah satu upaya membangunkesejahteraan masyarakt, pemerintah daerahbisa membangun kebijakan publik sektorekonomi melalui pemberdayaan potensiberciri khas daerah. Salah satunya denganmemilih komoditas palawija yang beragammenjadi produk unggulan (Daryanto,2004).Sehingga, pendapatan petani akanbertambah dengan memberdayakanlahannya di saat jeda masa tanam padi

Page 2: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 115

beralih menanam komoditas unggulan yangtelah dipilih oleh pemerintah daerah dimanamereka tinggal.

Di banyak negara yang memilikikarakter sebagai negara agraris telah berhasilmenjadi negara yang kuat dalam hal pangan,karena telah memiliki produk unggulan disektor pertanian, seperti di Thiland misalnya.Produk Domestik Regionalnya tinggi karenadisuplay oleh keberhasilannya membangunsektor pertanian. Negara gajah putih punberhasil membuktikan sektor pertaniansebagai sektor yang paling potensial sebagaipenyerap tenaga kerja yang paling ampuh.

Oleh karena itu negara tersebutberdinamika usaha dengan tingkatpengangguran terendah di dunia,hanya 0,56persen dari total populasi. Ini karena sektorpertanian menyerap tenaga kerja sekitar 40persen populasi terikat dalam kerjapertanian (Republika, 2014).Pertanian jelas menjadi potensi yang lebihuntuk berkembang dibandingkan dengansektor lainnya (Erika, 2013). Keberhasilanpengembangan potensi yang dilakukanThailand sah saja jika diadopsi demikepentingan masyarakat menuju sejahtera,pada gilirannya akan menciptakan kondisiIndonesia sebagai negara yang wellfare state.

Untuk melihat pergerakan lajupertumbuhan ekonomi suatu negara bisamelalui pendapatan nasionalnya, sedangkanuntuk melihat pertumbuhan ekonomi suatudaerah diantaranya menggunakankomponen data Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) dengan membandingkanangka perolehannya dari tahun ke tahun(Halim, 2012:45)

Pertumbuhan pendapatan nasional /PDRB suatu daerah dapat dihitung melaluinilai pasar produk yang itu berbentukbarang atau jasa yang dihasilkanmasyarakat. Rosyidi (2006:107)menyatakan barang dan jasa yangdihasilkan masyarakat terbagi dalam 11sektor ekonomi, yakni, (a) pertanian, (b)pertambangan (c) industri (d) bangrunan,(e) perdagangan (f) listrik, gas dan airminum, (g) bank dan lembaga keuanganlainnya (h) perhubungan dantelekomunikasi, (i) pemerintahan danhankam (j) sewa rumah (k) sektor jasa-jasalainnya.

Pemerintah (pusat dan daerah)sebagai pihak yang berkuajibanmengembangkannya melalui program-program kerjanya yang efektif, efisien,mengacu kepada kepentingan peningkatanpendapatan rakyatnya. Masyarakat disinitidak hanya ditempatkan sebagai obyek tapijuga sebagai subyek dalam pelaksanaanprogram pembangunan yang telah tersusun(Gadang, 2012), (Aziz,2012). Denganmeletakkan masyarakat sebagai subyekberarti akan terjadi peran aktif dalampeningkatan produksi barang dan jasasektoral yang pada gilirannya menciptakanpendistribusian pendapatan secara nyata.Rakyat akan benar-benar memilikipendapatan yang akhirnya akanmenumbuhkan daya beli dalam taraf yangsignifikan.

Disisi lain semakin tinggi perolehandari produksi barang dan jasa sektoraltersebut maka akan meningkatkanpendapatan nasional/PDRB suatu wilayahregional (Manzaliati, 2012).

Sektor-sektor agribisnis merupakansektor ekonomi terbesar dan terpentingdalam perekonomian nasional. Peranpenting sektor agribisnis saat ini adalahkemampuannya dalam menyerap tenagakerja dan sebagian besar pendudukIndonesia menggantungkan hidupnya padasektor agribisnis. Dengan demikian sektoragribisnis merupakan sektor ekonomirakyat Indonesia yang menjadi tumpuankehidupan ekonomi sebagian besar rakyatdan merupakan syarat keharusan bagipemberdayaan ekonomi nasional (Triyanto,2013),(Syahza, 2003).

Kabupaten Nganjuk dengan luaswilayah 1,224.33 Km2 merupakansalahsatu kabupaten yang terletak di bagian baratPropinsi Jawa Timur juga mengandalkansektor pertaniannya untuk meningkatkanPDRB yang dimilikinya.

Mengandalkan sektor pertaniankarena daerah ini memilki areal sawahcukup luas, 43,026 Ha. Dari areal itumenghasilkanproduksi padi sebesar5,442,640.72 Kw pada tahun 2012. Jumlahini secara kumulatif mengalami kenaikan3.91 % di banding sebelumnya, 2011. Tidak

Page 3: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 116

Petani menanam palawija untukmendapatkan hasil tambahan sehingga

hanya itu, untuk produksi jenis tanamansayuran khususnya bawang merah, palawijapada tahun 2012 mampu membukukanjumlah produksi sebesar 123,462.5 ton ataunaik 7.86 % dari tahun sebelumnya.

Sementara ini dari laju pertumbuhanekonomi Kabupaten Nganjuk di tahun 2012tercatat 6.68% dengan pendapatanperkapitanya sebesar Rp. 10.113.717,30 ataunaik 11.10% dari tahun sebelumnya.Perkembangan produktivitas itu secaranyata memberikan kontribusi pada ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) di tahun2012 sebesar Rp 13.888.800,78 (dalam juta)ada kenaikan dari tahun 2011 sebesar 12.87%.. Tiga sektor ekonomi yang sangatdominan di kabupaten ini kontribusinya,yaitu sektor: perdagangan, hotel, danrestoran (37.84%); pertanian (28.14%); danjasa-jasa (17.57%).

tren yang menarik sehingga mengambilkeputusan untuk melakukan penelitiandengan analisisLocation Quotient (LQ).

Dasar formal yang membuat penelitimengambil tematik tersebut berpangkalpada teori yang diungkapkan Rosyidi(2006:107) menyatakan barang dan jasayang dihasilkan masyarakat terbagi dalam11 sektor ekonomi, yakni, (a.) pertanian, (b)pertambangan (c) industri (d) bangrunan,(e) perdagangan (f) listrik, gas dan airminum, (g) bank dan lembaga keuanganlainnya (h) perhubungan dantelekomunikasi, (i) pemerintahan danhankam (j) sewa rumah (k) sektor jasa-jasalainnya. Nilai-nalai pertumbuhan padaproduk sektoral itu menjadi indikatorkeberhasilan pembanguna ekonomi melaluipendekatan produktivitas secara nyata padaProduk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Dalam penelitian memfokuskanKacangTanah1%

UbiJalar1%

Kedelai6%

KacangHijau0%

pada komuditas palawija sebagai obyekkajian. Tujuan penelitian secara umumuntuk mengidentifikasi palawija produkunggulan. Sedangkan hasil penelitian inidiharapkan bisa menjadi pertimbanganpemerintah pada umumnya, terutama

K Pohon30%

Jagung62%

Pemkab Nganjuk dalam menyusun programpembangunan ketahanan pangan danpeningkatan pendapatan petani.

KAJIAN PUSTAKAKomoditas unggulan: barang atau jasayang dihasilkan masyarakat melalui proses

Gambar 1: LQ Produksi Palawija 2009-2012Kabupaten Nganjuk

Sumber: BPS Jatim 2013, diolah

Dari data dan fakta itu penelititertarik untuk melakukan penelitian denganmengambil tematik pada sektor pertanian,khususnya palawija. Pemkab Nganjukmenempatkan enam komoditas palawijayang diunggulkan, yakni, Jagung, UbiKayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, danKedelai. Sedangkan palawija menurut BPSNganjuk (2012;143) diartikan sebagaitanaman pangan skunder di luar padi,Melihat data mentah sebelum dilakukanpengolahan, untuk nama-nama komoditasini mulai tahun 2009-2012 menunjukkan

pemilihan dan pengembangan, memilikinilai lebih dibanding dengan produk lainnya(Alian et.al, 2013). Peneliti memfokuskantentang pengertian komoditas unggulanproduk palawija. Untuk menentukan produkatau komoditas ungulan, melalui prosesanalisis metode location quatient(LQ).

Palawija: Semua tanaman produktifberkarakter kering yang ditanam petanipada diantara pergantian musm tanam padi.

palawija merupakan tanaman produktif kedua setelah padi. Petani mempersepsikanpalawija sebagai bahan makanan keduasetelah padi. Tanaman ini banyakdibudidayakan di tanah berkarakter kering

Page 4: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 117

(Prihartono W & Suarna, 2012)(BPSNganjuk, 2012;143).Sedangkan palawijamenurut Jenis tanaman palawija, antaralain, kacang tanah, ketela pohon, ubi jalar,jagung, kacang hijau dan talas.

Kabupaten Nganjuk: Kabupaten Nganjukmemiliki luas wilayah 1,224.33 Km2merupakansalah satu kabupaten yangterletak di bagian barat Propinsi JawaTimur juga mengandalkan sektorpertaniannya untuk meningkatkan PDRByang dimilikinya.

Mengandalkan sektor pertaniankarena daerah ini memilki areal sawahcukup luas, 43,026 Ha. Dari areal itumenghasilkanproduksi padi sebesar5,442,640.72 Kw pada tahun 2012. Jumlahini secara kumulatif mengalami kenaikan3.91 % di banding sebelumnya, 2011. Tidakhanya itu, untuk produksi jenis tanamansayuran khususnya bawang merah, palawijapada tahun 2012 mampu membukukanjumlah produksi sebesar 123,462.5 ton ataunaik 7.86 % dari tahun sebelumnya.

Sementara ini dari laju pertumbuhanekonomi Kabupaten Nganjuk di tahun 2012tercatat 6.68% dengan pendapatanperkapitanya sebesar Rp. 10.113.717,30 ataunaik 11.10% dari tahun sebelumnya.Perkembangan produktivitas itu secaranyata memberikan kontribusi pada ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) di tahun2012 sebesar Rp 13.888.800,78 (dalam juta)ada kenaikan dari tahun 2011 sebesar 12.87%. Tiga sektor ekonomi yang sangatdominan di kabupaten ini kontribusinya,yaitu sektor: perdagangan, hotel, danrestoran (37.84%); pertanian (28.14%); danjasa-jasa (17.57%).Produksi palawija tahun2012 di kabupaten Nganjuk tercatat3.614.451 kwintal (uraian lengkap pada tabel1).

Dari data dan fakta itu penelititertarik untuk melakukan penelitian denganmengambil tematik pada sektor pertanian,khususnya palawija. Pemkab Nganjukmenempatkan enam komoditas palawijayang diunggulkan, yakni, Jagung, UbiKayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, danKedelai. Melihat data mentah sebelumdilakukan pengolahan, untuk nama-nama

komoditas ini mulai tahun 2009-2012menunjukkan tren yang menarik sehinggamengambil keputusan untuk melakukanpenelitian dengan analisis LocationQuotient(LQ)

Pembangunan EkonomiMenurut banyak ahli bahwa

pembangunan ekonomi diartikan kegiatansuatu negara untuk mengembangkankegiatan ekonomi, dan meningkatkan tarafhidup masyarakat. Seperti yangdiungkapkan oleh Sukirno (2011:447)bahwa pembangunan ekonomi padadasarnya suatu usaha untuk mengubahsuatu perekonomian yang kurang maju,sangat tradisional dan berpendapatanrendah menjadi suatu perekonomian yangmodern mencapai taraf kemakmuran yangtinggi.

Senada dengan yang diungkapkanArsyad (1999;11) bahwa pembangunanekonomi sebuah proses yang menyebabkankenaikan pendapatan riil per kapitapenduduk suatu negara dalam jangkapanjang disertai dengan perbaikan sistemkelembagaan. Pendapatan riil per kapitapenduduk merupakan sebuah penerimaandan timbulnya perbaikan dalamkesejahteraan masyarakat. Biasanya lajupembangunan ekonomi diukur dengandengan menggunakan tingkat pertambahanGross Domestic Product/Gross NationalProduct (GDP/GNP).

Pembangunan ekonomi memilikitujuan inti adalah peningkatan ketersediaanserta perluasan distribusi berbagai macamkebutuhan hidup yang pokok, sepertipangan, sandang, papan, kesehatan danperlindungan keamanan. Disamping itudalam rangka peningkatan standar hidup.Peningkatan ini bukan hanya berupapeningkatan pendapatan, tetapi jugameliputi penambahan penyediaan lapangankerja, peningkatan kualitas pendidikan,peningkatan perhatian atas nilai kulturaldan kemanusiaan sehingga dapatmemperbaiki kesejahteraan materiil danharga diri masyarakat (Todaro & Smith,2004:28).

Pertumbuhan Ekonomi

Page 5: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 118

Pertumbuhan ekonomi memilikistandar materi kehidupan telah meningkatsecara mengesankan sepanjang waktubagian sebagian besar keluarga di banyaknegara. Perkembangan standar materi inibersasal dari meningkatnya pendapatansecara terus menerus, yang memungkinkanorang mengonsumsi jumlah barang dan jasayang lebih banyak dengn beragam jenisnya(Mankiw, 2007:182).

Untuk mengukur pertumbuhanekonomi, para ekonom banyakmenggunakan pembandingan data produkdomestik bruto (GDB) dari tahun yangdihitung dengan tahun-tahun sebelumnya.Sedangkan Arsyad (1999:13)menambahkan bahwa pertumbuhanekonomi diartikan sebagai kenaikanGDP/GNP tanpa memandang apakahkenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daritingkat pertumbuhan penduduk, atauapakah perubahan struktur ekonomi terjadiatau tidak. Namun demikian untukmembanding perubahan pertumbuhanpendapatan pada dua faktor, yaitu (1)perubahan tingkat ekonomi (2) perubahanharga-harga barang dan jasa menurut hargaberlaku pada tahun yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi suatu negara atauwilayah antara lain Tanah dan KekayaanAlam Lainnya. Kekayaan alam meliputiluas dan kesuburannya, keadaan iklim dancuaca. Kekayaan alam akan mempermudahusaha untuk mengembangkanperekonomian terutama pada masa-masapermulaan dari proses pertumbuhanekonomi (Sukirno, 2011:429).

Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) adalah komponen makroekonomiuntuk melihat keberhasilan pembangunanekonomi untuk wilayah regional. Untukmenghitung Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) dapat dilakukan melalui 3pendekatan, yaitu: PDRB melaluipendekatan produksi yang menghitungjumlah produksi barang dan jasa potensialyang dihasilkan suatu wilayah regionaldalam durasi satu tahun. PDRB melalui

Pendekatan Pendapatan, menghitungpendapatan dari balasa jasa yang diterimamasyarakat berupa, gaji/upah, bunga bersihjasa perbankan, jasa sewa, dan keuntunganusaha di wilayah regional durasi waktu satutahun. PDRB melalui pendekatanPengeluaran Menghitung kegiatanpengeluaran yang dilakukan masyarakatberupa konsumsi total, kegiatan penanamanusaha atau dan tabungan, pemerintahregional, dan kegiatan ekspor dan impor diwilayah regional dalam durasi waktu satutahun.

Teori Basis EkonomiBerdasarkan Teori basis ekonomi

bahwafaktor penentu utama pertumbuhanekonomi suatu daerah adalah berhubunganlangsung dengan permintaan akan barangdan jasa dari luardaerah.(Prishandoyo;2008)

Dalam teori basis ekonomi(economic base) bahwa semua wilayahmerupakan sebuah sistem sosio-ekonomiyang terpadu. Teori inilah yang mendasaripemikiran teknik location quotient,yaituteknik yang membantu dalam menentukankapasitas ekspor perekonomian daerah danderajat keswasembada (Self-sufficiency)suatu sektor. Konsep dasar teori basisekonomi membagi perekonomian menjadidua sektor yaitu: a. Sektor-sektor basisadalah sektor-sektor yang mengeksporbarang-barang dan jasa ke tempat di luarbatas perekonomian masyarakat yangbersangkutan. b. Sektor-sektor bukan basisadalah sektor-sektor yang menjadikanbarang-barang yang dibutuhkan oleh orangyang bertempat tinggal di dalam batasperekonomian masyarakat bersangkutan

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

analisis Location Quatient (LQ). Metode iniberoperasi berdasar pada teori ekonomibasis yang digunakan untuk menganalisissektor potensial yang ada dalam lingkupperekonomian daerah. Dalam metodeanalisis ini kegiatan ekonomi daerah dibagitiga golongan atau karakter, yaitu:

1. Industri basic dengan nilai (>1) adalah

Page 6: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 119

kegiatan ekonomi atau industri yangmelayani pasar daerah itu sendirimaupun di luar daerahnya.

2. Swasembada (= 1) kegiatan ekonomiatau industri yang hasilnya mampumelayani kebutuhan diri sendiri.

3. Industri non basic atau industri lokal(<1) , adalah kegiatan ekonomi atauindustri yang hasilnya belum dapatmememenuhi daerah itu sendiri danharus mendatangkan dari daerah lain.

Setiap metode analisis terdapat kelebihandan keterbatasan.Demikian juga denganmetode LQ. Metode ini dalam menganalisiskomoditas unggulan dapat dilakukandengan sederhana, bisa menggungakanperangkat lunak (Mikrosoft Excel) ataujuga dengan penghitungan manual. Initerkondisi karena penerapan penetuankarakter dengan rumus matematika yangsederhana. Keuntungan lainnyadari datahistorik (time series) hasilnya bisadigunakan untuk mengetahui trend yangsedang berlangsung.Keterbatasan metodeLQ antara lain diperlukan akurasi datauntuk mendapatkan hasil yang valid.(Rusastra dkk, 2000).

FormulaLocation Quatient (LQ) adalah:

LQ =//

Keterangan:yi : Produktivitas komoditas palawijaKabupaten Nganjukyt : Produktivitas komoditas palawijatotal Kabupaten NganjukYi : Produktivitas komoditas palawijaPropinsi Jatim

Analisis Data

Memasukan data serie produktivitaspalawija selama 4 tahunkedalamspreadsheet software Microsoft OfficeExcell. Kolom diisi dengan nama jenistanaman palawija yaitu jagung, kacanghijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar danubi kayu. Produktivitas masing-masingjenis tanaman tersebut di tingkat kabupaten

Yt : Produktivitas komoditas palawijatotal Propinsi Jatim

Pengumpulan data penelitianmelalui metode penelitian pustaka (LibraryResearch Method) dan dokumentasi.Metode penelitian pustaka, mengenai teori-teori, defenisi, atau pengertian sertareferensi dari literatur-literatur serta artikeljurnal ilmiah yang dianggap erat kaitannyadengan masalah yang dibahas.Dokumentasi merupakan teknikpengumpulan data dengan meleluipengumpulan informasi atau menelaahdokumen dan laporan yang dalam hal inimerupakan data sekunder yang berkaitandengan objek penelitian.

Data merupakan semua hasilobservasi atau pengukuran untuk keperluanuntuk analisis desain penelitian deskriptif,yaitu penyajian dan penyusunan data kedalam tabel-tabel dalam bentuk pemaparankontekstual terhadap masalah yang ditelitiuntuk dianalisis.

Sumber data yang digunakan padapenelitian ini adalah data sekunder, yaitudata yang digunakan untuk mendukungkelengkapan dalam penelitan maupunanalisis data merupakan data yang telahdiolah oleh pihak lain dalam hal ini adalahpemerintah, data dari instansi-instansiterkait, berupa data statistik dan informasitertulis lainnya, yang berkaitan denganproduktivitas palawija di KabupatenNganjuk mulai 2009-2012.Sumber data tersebut diperoleh dari :1. Kantor Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Nganjuk.2. Kantor Badan Pusat Statistik (BPS)

Propinsi Jawa Timur3. Kantor BAPPEDA Kabupaten Nganjuk4. Dan sumber lain yang relevan.Nganjuk dan Propinsi Jatim pada tahun2009 hingga 2012, serta membuat kolomLQ dalam tiap tahun ( 2009 – 2012)Menjumlahkan komoditas palawija diKabupaten Nganjuk dan Propinsi JatimMenjumlahkan produktivitas suatu jenistanaman palawija Kabupaten Nganjuksetiap tahunnya lalu diberi notasiyi.Selanjutnya menjumlahkan produktivitasseluruh komoditas palawija di kabupaten

Page 7: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 115

Nganjuk dan diberi notasi yt. Selanjutnyamenjumlahkan produktivitas suatu jenistanaman palawija seluruh Jatim (propinsi)tiap tahunnya lalu diberi notasi YI.Selanjutnya menjumlahkan produktivitasseluruh komoditas palawija Propinsi Jatimdan hasilnya diberi notasi YT.

Menghitung LQ

Langkah terakhir dalam tahapan ini denganmencari nilai LQ melalui formula sebagaiberikut:

LQ =//

Contoh aplikasi

Produktivitas jagung tahun X di Kab.Nganjuk/Total produktivitas SeluruhPalawija di Kab Nganjuk.Produktivitas jagung prop. Jatim/ TotalProduktivitas Seluruh Palawija Prop Jatim

Interpretasi nilai LQHasil perhitungan LQ menghasilkan tigakriteria yaitu:

a. LQ>1 : komoditas palawija ini menjadibasis atau menjadi sumber pertumbuhan.Komoditas tersebut tidak hanya dapatmemenuhi kebutuhan di KabupatenNganjuk tetapi juga dapat didistribusikanke kabupaten/kota provinsi wilayah lainya.

b. LQ=1 : komoditas perkebunan initergolong non basis. Komoditas tersebuthanya cukup memenuhi kebutuhan dikabupaten sendiri dan tidak dapatidistribusikan ke kabupaten/kota provinsiwilayah lainya.

c. LQ<1 : komoditas perkebunan ini jugatergolong non basis. Produksi komoditastersebut di Kabupaten Nganjuk tidak dapatmemenuhi kebutuhan sendiri, sehinggaperlu pasokan dari provinsi lainnya

PEMBAHASAN

Melihat hasil perhitungan pertumbuhan 6komoditas palawija di Kabupaten Nganjukrata-rata menunjukkan angka yang majudibandingkan dengan produktivitas untukkomoditas yang sama dalam skala wilayahpropinsi Jawa Timur.Untuk komoditas jagung dari tahun ketahun selalu mengungguli totalproduktivitas tingkat propinsi JawaTimur(Jatim). Pada tahun 2009produktivitasnya 68,47 sementara propinsiJatim 40,67, pada tahun 2010 , Nganjuk(68,67) propinsi Jatim (44,42), tahun2011 Nganjuk (63,42) propinsi Jatim(45,21), tahun 2011 Nganjuk (67,65)propinsi Jatim (51,08.Untuk komoditas ubi kayu angkaproduktivitas di Kabupaten Nganjuk tidakseperti jagung yang terus mengalamikenaikan, tapi masih menunjukkan angkayang besar meski sejak tahun 2010

Tabel 1:LQ Produktivitas Palawija Kabupaten Nganjuk Dan Propinsi Jawa Timur

KomoditasProduktivitas 2009 Produktivitas 2010 Produktivitas 2011 Produktivitas 2012Kab.Nganjuk

PropJatim

Kab.Nganjuk

PropJatim

Kab.Nganjuk

PropJatim

Kab.Nganjuk

PropJatim

Jagung 68,47 40,67 68,67 44,42 63,42 45,21 67,65 51,08Ubi Kayu 180,02 155,30 173,32 194,89 185,29 202,20 192,96 223,50Ubi Jalar 117,81 100,36 110,90 94,19 109,32 153,45 167,03 288,81Kacang Tanah 35,66 11,99 33,92 12,04 27,07 12,82 21,78 13,07Kedelai 17,22 13,42 18,16 13,75 14,04 14,52 18,54 16,39Kacang Hijau 12,03 11,68 9,11 11,77 14,27 11,71 12,18 11,95Total 431,21 333,42 414,08 371,06 413,41 439,91 480,14 604,8Sumber: BPS Jatim 2013, diolah

Page 8: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 116

mengalami penurunan tingkat produksi.Produktivitas ubi kayu tahun 2009Nganjuk mencatatkan angka 180,02,sedangkan angka produktivitas propinsiJatim 155,30, pada tahun 2010 Nganjuk(173,32) propinsi Jatim (194,89), pada2011 Nganjuk (185,29) propinsi Jatim(202,20), pada tahun 2012 (192,96)propinsi Jatim (223,50). Sama halnyadengan ubi kayu, untuk ubi jalarprodutivitas Nganjuk sejak 2009 terussurplus dibanding dengan produktivitaspropinsi Jatim, namun sejak tahun 2012status surplus patah karena tingkatproduktivitasnya menurun di bawahproduktivitas propinsi Jatim. Tahun 2009Nganjuk (117,81), propinsi Jatim (100,36),tahun 2010 Nganjuk (110, 90) propinsiJatim (94,19), tahun 2011 Nganjuk(109,32) propinsi Jatim (153,45), padatahun 2012 Nganjuk (167,03) propinsiJatim (288,81).Berbeda dengan kacang tanah tingkatproduksinya menunjukkan nilai absolutdibanding dengan produktivitas propinsiJatim. Artinya nilai produktivitas kacangtanah Nganjuk selalu berada diatasproduktivitas propinsi Jatim, meskipunmenunjukkan tren angka menurun. Tahun2009 Nganjuk (35,66) propinsi Jatim(11,99), tahun 2010 Nganjuk (33,95)

propinsi Jatim (12,04), tahun 2011Nganjuk (27,07) propinsi Jatim (12,82),sedangkan tahun 2012 Nganjuk (21,78)propinsi Jatim (13,07).Komoditas kedelai juga menunjukkantingkat produktivitas yang meyakinkanmeskipun sempat mangalami penurunanpada tahun 2011 namun produktivitaskedelai tahun 2012 kembali naikmengungguli propinsi Jatim. Produktivitastahun 2009 Nganjuk (17,22) propinsi Jatim(13,42), tahun 2010 Nganjuk (18,16)propinsi Jatim (13,75), tahun 2011Nganjuk (14,04) propinsi Jatim (14,52),tahun 2012 Ngannuk (18,54) propinsiJatim (16,39).Produktivitas kacang hijau mengalamiproblem sama dengan komoditas lainnya,dengan gejala sempat menurun tingkatproduktivitasnya. Ini terjadi pada 2010,namun setelah itu kembali mengunggulitotal produktivitas kacang hijau propinsiJatim. Tahun 2009 Nganjuk (12,03)propinsi Jatim (11,68), tahun 2010Nganjuk (9,11) propinsi Jatim (11,77),tahun 2011 Nganjuk (14,27) propinsi Jatim(11,71), tahun 2012 Nganjuk (12,18)propinsi Jatim (11,95).Secara kumulatif LQ produktivitaspalawija Nganjuk sejak tahun 2011-2011mengalami penurunan tingkat

7006005004003002001000

LQ Produktivitas Palawija

Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop Jatim

Produktivitas 2009 Produktivitas 2010 Produktivitas 2011 Produktivitas 2012

Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah

Kedelai Kacang Hijau Total

Gambar 2: LQ Produktivitas Palawija 2009-2012Kabupaten Nganjuk Dan Propinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim 2013, diolah

Page 9: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 117

Tabel 2LQ Tanaman Palawija Kabupaten Nganjuk 2009-2012

Komoditas LQ LQ LQ LQ

2009 Karakter 2010 Karakter 2011 Karakter 2012 Karakter

Jagung 1,3 Basic 1,38 Basic 1,5 Basic 1,75 Basic

Ubi Kayu 0,89 Non- Basic 0,79 Non-basic 0,97 Non-basic 1.08 Basic

Ubi jalar 0,9 Non-basic 1,05 Basic 0,75 Non-basic 0,72 Non-basic

Kacang tanah 2,34 Basic 0,28 Non-basic 2,24 Basic 2,14 Basic

Kedelai 0,97 Non-basic 1,06 Basic 1 Swasembada 1,4 Basic

Kacang hijau 0,77 Non-basic 0,70 Non-basic 0,84 Non-basic 1,31 BasicSumber: BPS Jatim 2013, diolah

produktivitas secara kumulatif se propinsiJatim (lihat gambar 2).

Sedangkan dari hasil penghitunganmelalui formula Location Quotient (LQ)pada enam komoditas unggulan diKabupaten Nganjuk jagung stabil menjadikomoditas basic, artinya tidak berubah-ubah. Sementara untuk komoditas lainterjadi fluktuasi karakter yang artinya nilaiLQ mengalami kenaikan dari batasan >1yang menjadi batasan karakter LQ, sepertiubi kayu, ubi jalar, kedelai, yang artinyamengalami kenaikan jumlah produktivitas.

Sejumlah komoditas unggulan ituterdapat peningkatan produktivitas yangpotensial untuk dikembangkan adalahkacang hijau yang dilihat dari nilaikarakter mengalami kenaikan LQ 0,77(2009), LQ 0,70 (2010), LQ 0,84 (2011)dan menjadi karakter basik dengan nilaiLQ 1,31 pada tahun LQ 2012.

Hal yang patut dicermati daripengidentifikasian karakter tersebut diatas,adalah komoditas kedelai, ternyata PemkabNganjuk mampu mempertahankanproduktivitasnya menjadi produk potensialuntuk dikembangkan dari hasilpenghitungan LQ berkarakter prospektifyakni swasembada (2009), naik menjadibasic (2010), turun status pada karakterswasembada (2011) dan terakhir kembalipada posisi basic pada tahun 2012. Artinyabahwa di wilayah Kabupaten Nganjuktidak pernah mengalami defisit kedelai.Petani setempat bisa memenuhi kebutuhanpasarnya sendiri bahkan kemudian mampumemberi kontribusi terhadap pasar di luardaerah pada tahun 2010 dan 2012.

Komoditas kacang tanahmengalami kenaikan karakter dari non-basic (2009-2010) kemudian menempatiposisi basic pada tahun berikutnya (2011-2012). Trend positif ini bisa diartikanproduktivitas petani palawija mengalamikenaikan, dari kondisi kekurangan padatingkat kebutuhan pasar berubah menjadisurplus dan mampu memberi kontribusikepada pemenuhan kebutuhan pasar di luardaerah Kabupaten Nganjuk.

IMPLIKASIMelihat hasil dari perhitungan LQ yangdilakukan peneliti dari enam komoditasyang diunggulkan Pemkab Nganjuk,bahwa jagung, kedelai, dan kacang tanahtergolong memiliki karakter basic. Artinyauntuk jenis komoditas tersebut, hasilnyabisa didistribusikan ke kota di luarkabupaten Nganjuk. Komoditas jagung,kedelai dan kacang tanah menjadi produkyang bisa diunggulkan masyarakatNganjuk.Sedangkan komoditas, Ubi Kayu dan UbiJalar, fluktuatif dari karakter basic dannon-basic yang artinya tidak tetap hasilnyabisa didistribusikan ke luar wilayahNganjuk, tapi hanya untuk memenuhikebutuhan masyarakat di Nganjuk sendiri.Tidak tergolong menjadi produk unggulanmasyarakat Nganjuk.Melalui hasil tersebut, penelitimenyarankan kepada Pemkab Nganjukdalam hal ini dinas terkait dalammenentukan kebijakan di sektor pertanianharus memprioritaskan jagung, ubi kayu,ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau

Page 10: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 118

sehingga dapat menempatkan pada posisikarakter basic, artinya, produk unggulanitu bisa memenuhi kebutuhan pasar lokaldan kebutuhan pasar di luar daerahNganjuk,Pemkab Nganjuk melalui dinas terkaitperlu memberi perhatian ekstra terhadapkomoditas palawija jenis kedelai yangdalam perhitungan LQ menunjukkankarakter swasembada dan basic agarmengalami kenaikan pada tingkatproduktivitas tinggi, pasalnya, kedelaimenjadi persoalan nasional menginggatselalu terjadi defisit pasar yang memaksapemerintah pusat melakukan impor untukmencukupi kebutuhan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Alian, M. R., & Ciptomulyono, U. (2013).Penentuan Dan PengembanganKomoditas Unggulan KlasterAgroindustri Dalam Penguatan SistemInovasi Daerah Kabupaten Malang.

Arsyad, Lincolin (1999) EkonomiPembangunan, STIE YKPN,Yogyakarta.

Arifin, A. (2014). Analisis KeunggulanProduk Kerajinan Rambut di DesaKarang Banjar Kecamatan Bojongsari,Purbalingga, 2007 (PendekatanRevealedComparative Advantage(RCA) dan Sustainable CompetitiveAdvantage (SCA)). EKO-REGIONAL,3(1).

Artati Khanisa, Fatma, 2012, AnalisisPendapatan Petani Tembakau Di DesaMenggoro Kecamatan TembarakKabupaten Temanggung. LaporanPenelitian. Tidak dipublikasikan

Aziz, Abdul, dkk (2012), Analisis SektorUnggulan dan Perkembangan EkonomiKabupaten Lamongan, Jurnal Ekonomidan Studi Pembangunan, Vol. 4, No 2,November 2012

Erika, Rita dkk, (2013), analisis sektor-sektor ekonom dalam rangkapengembangan kebijakanpembangunanekonomi kota kediri, Vol. 5, No 1,November 2013

Daryanto, A. (2004). Keunggulan DayaSaing dan Teknik Identifikasi

Komoditas Unggulan DalamMengembangkan Potensi EkonomiRegional. J Agrimedia, 9(2), 51-62.

Gadang, Dimas , 2011, Analisis PerananSektor PertanianTerhadapPerekonomian Jawa Tengah(Pendekatan Analisis Input-Output),Undip Semarang, Laporan Penelitian

Kuncoro, Mudrajad (2006), EkonomikaPembangunan, Teori, Masalah, danKebijakan, UPP STIM YKPN,Yogyakarta

Anonim (2013) Kabupaten Nganjuk DalamAngka 2013, Badan Pusat StatistisKabupaten Nganjuk, Nganjuk.

Manzaliati, Asfi, dkk, 2012, Telaah KritisPembiayaan Agribisnis Pada KontakTani, Jurnal Ekonomi dan StudiPembangunan, Vol. 4, No 2, November2012

Mankiw, N. Gregory (2007),Makroekonomi, Teori Pengantar, PTErlangga, Surabaya

Prihartono, W., & Suarna, N. (2012).Pemanfaatan Sistem InformasiGeografis Untuk MeningkatkanProduksi Palawija Pada Wilayah KerjaBalai Penyuluhan PertanianKecamatan Kedokanbunder KabupatenIndramayu. Jurnal Ict, 1(2).

Prishardoyo, Bambang (2008), AnalisisTingkat Pertumbuhan dan PotensiEkonomi Terhadap Produk DomestikBruto (PDRB) Kabupaten Pati Tahun2000-2005, Jejak Volume 1, Nomor 1,September 2008.

Anonim (2013) Propinsi Jawa Timurdalam Angka 2013, Badan PusatStatistik Jawa Timur, Surabaya

Yulianta, Ana (2007) Analisis SektorUnggulan Dan PengeluaranPemerintah Di Kabupaten OganKomering Ilir, Jurnal EkonomiPembangunan, Hal. 70-85.

Rosyidi, Suherman (2006), PengantarTeori Ekonomi, Pendekatan KepadaEkonomi Makro dan Mikro Ekonomi,PTRajawali Press, Jakarta.

Triyanto, Citra Agung & Hardinto, Prih,2013, Analisis Produktivitas SektorPertanian Komoditi Tanaman PadiBerbasis Agribisnis Dalam Peningkatan

Page 11: Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN   DI KABUPATEN NGANJUK

Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 119

Ekonomi. (Studi Kasus di Desa JatiTengah, Kecamatan Selopuro, KabupatenBlitar),Jurnal Ekonomi dan StudiPembangunan, Vol. 5, No 1,November 2013

Gustiana,2013,http://ilmuandinformasi.blogspot.com/2013/06/teoripendapatan.html.LaporanKaryaIlmiah.Tidakdipublikasikan. download pada 16 Mei2014, Pukul 18.14 WIB.

Republika Online (2014)http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/15/02/03/nj6zyh-sektorpertanian-buat-angka-pengangguran-thailand-terendah-di-

dunia. Browsing pukul 12.28, Jumat,16Mei 2014.

Sukirno, Sadono (2011), Makro Ekonomi,Teori Pengantar, PT Rajawali Press,Jakarta

Sanusi, Anwar (2012), MetodologiPenelitian Bisnis, Salemba Empat,Jakarta

Syahza, A. (2003). Paradigma BaruPemasaran Produk Pertanian BerbasisAgribisnis di Daerah Riau. JurnalEkonomi, 33-42.

Todaro, Michael P., & Smith, Stephen C(2004), Pembangunan Ekonomi DiDunia Ketiga, PT Gelora AksaraPratama, Jakarta