Trench & Test Pit
By : ANDI MERCURY
Sumber paper : Oleh: Wahyu Haryadi dan Tommy Rostio H
GEOLOGI DAN TIPE MINERALISASI ENDAPAN EMAS-PERAK EPITHERMAL PADA DAERAH
PINUSAN, KECAMATAN BENDUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK
PROPINSI JAWA TIMUR
Metode Trenching Float Eksplorasi Langsung Permukaan
Sketsa proses terbentuknya float
Sketsa konseptual pengerjaan metode tracing float dan tracing with panning
Parit Uji (Trench)
Informasi yg di dapat dari trench adalah kedudukan (strike & dip), untuk pendeskripsian, sampling, ketebalan lapisan endapan, kondisi lapisan, dan lain sebagainya.
Biasanya parit uji ini dibuat tidak terlalu dalam hanya mencapai kurang lebih 2 – 2,5 m, dengan panjang atau lebar disesuaikan dengan lebar singkapan
Lapisan tanah tidak terlalu tebal parit uji pada kondisi lereng yang
miring, maka parit uji disarankan pada daerah yang elevasinya paling rendah
Sumur Uji (Test Pit)
Penggalian secara vertikal dengan kedalaman 3 m bahkan bisa sampai 20 m,
Untuk mendapatkan data yang mewakili, maka sumur uji dibuat sepanjang strike endapan yang akan diselidiki, dengan jarak yang teratur antara 100 – 500 m antar sumur uji.
Pada endapan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya dibuat sampai menembus keseluruhan lapisan endapan misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).
Sumur Uji (Test Pit)
Pembuatan sumur uji dengan alat mekanis excavator
Metode Pengambilan Conto-Manual-Mekanis
Channel SamplingAdalah suatu metode konvensional dalam pengambilan conto dengan pembuatan alur yang dilakukan pada sumur uji, drift, cross cut, rise dan shaft. Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal atau tegak lurus kemiringan lapisan
Sketsa pembuatan channel sampling pada urat
Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis
Gambar a) Sumur uji dibuat menembus ore body yang mempunyai posisi yang horisontal.
Gambar b) Posisi channel yang vertikal pada dinding sumur uji.
Channel dibagi oleh karena keadaan mineralisasi yang berbeda-beda antara A, B, C.
Chanal Sampling dalam sumur uji dan pada Drift
a) pola yang dipakai - bujur sangkar b) pola yang dipakai – rhomboid
Chip SamplingAdalah proses pengambilan conto pada batuan yang tersingkap, chip biasanya digunakan untuk penyelidikan dengan pola yang teratur dalam kemajuan penambangan
Broken Ore SamplingAdalah pengambilan conto pada sekumpulan batuan yang telah dipisahkan dari batuan induknya baik secara manual maupun mekanis, dimana broken ore yang didapatkan adalah kadar produksi suatu kegiatan di stope.
Grab SamplingMetoda ini dapat digunakan pada suatu stope sesudah peledakan dilakukan atau pada suatu mine car dalam transportasi bijih. Pekerjaan ini lebih cepat dibandingkan dengan chip sampling. Sample diambil secara random. Cara ini pun tidak memberikan gambaran yang teliti yang dapat mewakili endapan bijih yang ada.
Bulk SamplingMerupakan pengambilan conto dari contoh yang sudah ada. Conto yang di ambil ini tetap mewakili conto sebelumnya.
Core Sampling dan Cuttingsangat penting dlm penyediaan conto untuk evaluasi dan kelengkapan data utk memperluas cadangan bijih pada operasi tambang. Cutting dari lubang bor sering diambil juga contonya untuk mengontrol kadar dan perencanaan tambang secara detail. Pemboran inti (Core drill), metode yang digunakan, Rotary drill, percussion Dril dan Rotasi-Percussion Drill.
Metode Penelitian
Metode Kualitatif. Jenis dan pemrosesan data yang
dihimpun dari lapangan atau daerah penelitian secara
regional maupun detail dari daerah telitian, yaitu:
(a) Pemetaan geologi permukaan yang akan diproses
menjadi peta geologi, peta lintasan, profil, peta
sebaran trenching dan peta alterasi, dan
(b) Sampling, digunakan untuk menganalisis batuan
yang meliputi, analisis petrografi, mineragrafi, AAS
dan inklusi fluida.
Metode yang digunakan adalah channel sampling,
yaitu sampel diambil dengan cara membuat alur pada
parit, test-pit.
Metode sampling di daerah penelitian
Metode Channel sampling, yang dilakukan dengan menelusuri arah urat/vein dan membuat bukaan parit dan sumur uji hingga urat mineralisasi tersingkap di permukaan. Data-data pengukuran hasil pembuatan parit dan sumur uji yang dilakukan pada LP 24, LP 29, Lp 69, dan LP 70, yaitu sebagaimana tertera pada Tabel berikut.
Data-DataPengukuran
LP Panjang (m)
Kedalaman (m)
Hasil Pengukuran KeteranganKetebalan urat mineral
isasi
Kedudukan urat
24 29 0,5 3N 2180E / 800
Disertai dengan pengambilan sampel batuan untuk analisa petrografi dan mineragrafi
29 21 0,5 Tidak ditemukan adanya urat mineralisasi
69 30 0,4 2,4N 1890E / 760
Disertai denhan pengambilan sampel batuan untuk analisa petrografi dan minegrafi
70 13 0,3 N 1840E / 780
Tidak dilakukan pengambilan sampel batuan karena sudah mengalami pelapukan
Sumber : Wahyu Haryadi dan Tommy Rostio H
Pengamatan secara megaskopis dan hasil analisa minegrafi sayatan poles contoh TM-4, TM 8, TM 18, TM 20, TM 26, TM 32. Maka mineral bijih yang berkembang pada daerah Pinusan adalah kalkopirit (CuFeS2), pyrit (FeS2), magnetit (Fe2O4) , hematit (Fe2O3), perak (Ag), emas (Au).
Analisis Data
A. Analisis Data AAS (Atomic Absorption spectrophotometry) dan Inklusi Fluida 1. Kadar Endapan Emas-Perak daerah Pinusan Kandungan emas dan perak yang ada pada daerah telitian dapat diketahui dari hasil analisis AAS (Atomic Absorption spectrophotometry). Pada zona kuarsa-vuggy endapan emas hadir dengan kadar berkisar 0,16 – 0,72 ppm dan kadar endapan peraknya bervariatif dengan kadar tertinggi 8 ppm. Sedang pada zona urat Brecciated endapan emas hadir dengan kadar berkisar 0,08 – 0,16 dan kadar perak tertinggi 2 ppm.
2. Analisis inklusi Fluida Berdasarkan Stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Timur yang disusun oleh Hanang Samodra, dkk (1992) diperkirakan ketebalan ”overburden” sebelum proses mineralisasi adalah sekitar 1050 m, sehingga dengan perhitungan didapatkan angka tekanan (pressure) sekitar 278 bars (27,8 Mpa). Adanya perkiraan erosi yang mengenai beberapa satuan batuan pada saat mineralisasi terbentuk, maka untuk koreksi Th menggunakan tekanan overburden dibawahnya yaitu berkisar 25 Mpa. Dari data Th yang ada didapatkan mean Th yaitu 239,63oC, kemudian diplotkan dalam diagram Potter, 1977 dalam Shepherd et.al, 1985 (gambar 9), sehingga diperoleh angka koreksi temperatur sebesar 19oC.
Hubungan Tipe alterasi dengan kandungan emas-perak daerah pinusan
Urat 1
Kandungan
sampel
Zona Ubahan
Zona Urat Analisa AAS (ppm)
Au Ag
MGU 222
Propilitik
-< 0,05
< 1
MGU 232
Argilik
-< 0,05
< 1
MGU 235
Propilitik
-< 0,05
< 1
MGU 237
Argilik - < 0,05
< 1
MGU 174
Filik
Brecciated 0,08
< 1
MGU 172
Filik
Kuarsa-vuggy 0,16 2
MGU 171
Filik
Kuarsa-vuggy 0,30 3
MGU 175
Filik
Kuarsa-vuggy 0,70 7
MGU 173
Filik
Kuarsa-vuggy 0,72 8
Urat 2
Kandungan sampel
Zona Ubahan
Zona Urat
Analisa AAS (ppm)
Au Ag
MGU 156
Propilitik
-< 0,05
< 1
MGU 158
Argilik
-< 0,05
< 1
MGU 162
Propilitik
-< 0,05
< 1
MGU 152
Filik
Brecciated
0,101
MGU 153
Filik
Brecciated 0,12
1
MGU 151
Filik
Brecciated 0,16 2
TERIMA KASIH