7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
1/38
1
Perkembangan Terkini,Tantangan, dan Prospek EkonomiIndonesia
April 2016
Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
2/38
2
PENDAHULUAN
PEREKONOMIAN DOMESTIK
PROSPEK DAN RISIKO
KEBIJAKAN BANK INDONESIA
PEREKONOMIAN GLOBAL
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
3/38
3
GLOBALMONETARY EASING
PERTUMBUHAN
EKONOMI GLOBAL
LEMAH
HARGA KOMODITAS
& MINYAK TURUN
DOMESTIK CAPITALINFLOWS
RUPIAH MENGUAT &VOLATILITAS
INFLASI
HARGA IMPOR EKSPOR
RISIKO FISKALPDB terbatas,tergantung DD
KREDIT LIKUIDITAS MEMBAIK SUKU BUNGA
BI
RESPONS KEBIJAKAN
Memperkuat transmisi mendorong momentum pemulihan
BI RATE NILAI TUKAR LIKUIDITAS
MAKROPRUDENSIAL & SPPUR KOORDINASI
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
4/38
4
Evaluasi Perekonomian
Ketidakpastian pasar keuangan global semakin mereda dengan kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih bertahap, serta
kebijakan suku bunga negatif di Jepang dan Uni Eropa.
Pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2016 berpotensi terus membaik, terutama didukung oleh akselerasi stimulus
fiskal.
Neraca perdagangan pada Februari 2016 mencatat peningkatan surplus, ditopang oleh kenaikan surplus nonmigas.
Berlanjutnya aliran masuk modal asing dan menurunnya permintaan valuta asing untuk keperluan transaksi domestik telah
mendorong penguatan Rupiah.
Inflasi Februari 2016 semakin terkendali dan mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2016 yakni 4,01%.
Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup
kuat.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi Tiongkok yang disertai ketidakpastian di pasar keuangannya.
Risiko berlanjutnya penurunan harga komoditas, termasuk harga minyak.
Risiko di pasar keuangan global terkait FFR diperkirakan mereda, meksipun tetap perlu diwaspadai
Respons Kebijakan
Pada RDG 16-17 Maret 2016, BI memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,75%, dengan suku bunga
Deposit Facility 4,75% dan Lending Facility pada level 7,25%, mulai berlaku 18 Maret 2016.
Kep. tsb sejalan dgn masih terbukanya ruang pelonggaran kebijakan moneter sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi,
khususnya terus menurunnya tekanan inflasi di 2016 dan 2017, serta meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Dewan Gubernur akan lebih berhati-hati dalam menentukan pelonggaran moneter selanjutnya dengan mempertimbangkan
asesmen dan prakiraan menyeluruh atas kondisi makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan domestik serta perkembangan
ekonomi global.
Untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, fokus dalam jangka pendek ke depan akan lebih menekankan pada
penguatan kerangka operasional melalui penerapan struktur suku bunga operasi moneter yang konsisten.
Ringkasan
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
5/38
5
Perekonomian Global
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
6/38
6Pertumbuhan ekonomi dunia lebih lambat dari perkiraaan sebelumnya...
Perekonomian AS belum solid, sementara prospek perekonomian di Eropa dan Jepang masih lemah. Perekonomian Tiongkok terus melambat.
Pemulihan ekonomi belum kuat di sejumlah negara maju dan ekonomi di negara
berkembang mengalami perlambatan...
2015 2016 2017 2016 2017 2015 2016 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Dunia 3.1 3.6 3.8 3.4 3.6 3.4 3.7 3.4 3.7 3.50 3.80 3.40 3.60
Negara Maju 1.9 2.2 2.2 2.1 2.1 2.0 2.1 1.9 2.1 2.2 2.2 2.1 2.1
Amerika Serikat 2.5 2.8 2.8 2.6 2.6 2.4 2.5 2.1 2.5 2.7 2.8 2.6 2.5
Kawasan Eropa 1.5 1.6 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.6 1.7 1.6 1.7 1.7 1.7
Jepang 0.6 1.0 0.4 1.0 0.3 1.2 0.6 1.3 0.7 1.0 0.4 1.0 0.4
Negara Berkembang 4.0 4.5 4.9 4.3 4.7 4.6 5.1 4.7 5.2 4.5 4.9 4.3 4.7
Negara Berkembang Asia 6.6 6.4 6.2 6.3 6.2
Tiongkok 6.9 6.3 6.0 6.3 6.0 6.5 6.3 6.4 6.4 6.3 6.0 6.3 6.0
India 7.3 7.5 7.5 7.5 7.5 7.8 7.7 7.7 7.8 7.5 7.5 7.5 7.5
Volume Perdagangan Dunia (barang dan jasa) 2.6 4.1 4.6 3.4 4.1 3.4 3.8 2.9 3.3
Harga Komoditas (U.S.Dollars)
Minyak (Minas&ICP, USD per barel) 50.9 50.4 55.4 42.0 48.2 48 52 37 46
Non bahan bakar (rata-rata berdasarkan bobot
ekspor komoditas dunia) -17.4 -5.1 -5.1 -9.5 0.4 -9.90 0.50 -10.10 0.40
Januari 2016Oktober 2015
Realisasi
Januari 2016
WEO IMF Bank Indonesia
Februari 2016 Januari 2016 Februari 2016
Consensus Forecast
OutlookPerekonomian Global
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
7/38
Respons kebijakan ECB tersebut dipengaruhi menurunnya proyeksi inflasi tahun 2016 menjadi 0,1% (proyeksi
sebelumnya 1%) dan proyeksi PDB tahun 2016 menjadi 1,4% (proyeksi sebelumnya 1,7%).
ECB Meetingpada 10 Maret 2016 menurunkan ECB Main Refinancing Rate 5 bps menjadi 0%.
ECB juga menurunkan Marginal Lending Facility Ratedan Deposit Facility Rate, masing-masing sebesar 5 bps
dan 10 bps menjadi 0,25% dan -0,4%.
Program pembelian aset (QE) ditingkatkan dari EUR60 milyar menjadi EUR 80 milyar/bulan dan terdpt perluasan
aset dg dimasukannya obligasi korporasi non-bank sebagai eligible aset (selain ABS, CB, Public Sector Bond).
Berlanjutnya pesimisme terhadap ekonomi Eropa mendorong Bank Sentral Eropa(ECB) untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter.
ECB terus melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter... 3
ECBKey Interest RateCPI Inflation Feb Breakdown
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
8/38
8BoJ juga terus melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter...
Ekonomi Jepang terkontraksi akibat penurunan konsumsi dan perlambatan aktivitas korporasi. Selain itu, inflasi pun melambat seiring dengan penurunan harga komoditas.
Kondisi ini mendorong BOJ terus menerapkan kebijakan suku bunga negatif yang menurunkan suku
bunga riil sehingga diharapkan dapat mendorong investasi dan konsumsi.
Lemahnya prospek perekonomian dan rendahnya inflasi di Jepang juga turut
menyebabkan BoJ terus melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter...
PDB Jepang Inflasi Jepang
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
9/38
9
Meskipun meningkat pada bulan Januari 2016, tingkat inflasi masih di bawah target. Sementarakonsumsi tumbuh moderat. Dari sisi eksternal, ekonomi global masih berpotensi lebih lambat dari
perkiraan sebelumnya.
Kondisi domestik dan eksternal tersebut mendorong Fed mempertahankan FFR target pada 0,25%-0,50%
Suku bunga Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan baru akan meningkat di semester II 2016 dengan besaran
kenaikan yang lebih rendah
Sejalan dengan belum solidnya ekonomi AS serta prospek ekonomi dan keuangan global
yang masih berisiko, the Fed mempertahankan target FFR nya pada 16 Maret 2016...
Sementara itu, the Fed mempertahankan target FFR nya...
Inflasi CPI, PCE dan PPI FFR Current Implied Probabilities (Per 16 Mar)
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
10/38
10
Survei Bloomberg,futures Brent, dan proyeksi EIA memperkirakan bahwa harga Brentpada 2016 dan
2017 adalah USD37/barrel dan USD47/barrel, lebih rendah dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya
(USD40/barrel di tahun 2016, USD49/barrel di tahun 2017).
Supply minyak dunia diperkirakan naik pada tahun 2016, terutama berasal dari kenaikan supply negara-
negara OPEC yang masih tinggi dan akan meningkat.
Di sisi lain, permintaan diperkirakan melemah sejalan dengan perlambatan ekonomi global.
Harga minyak dunia diperkirakan cenderung menurun, akibat tingginya pasokan di
tengah permintaan yang masih lemah...
Harga minyak dunia diperkirakan msh rendah ...
Perkembangan Harga Minyak Brent Produksi dan Konsumsi Minyak Dunia
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
11/38
11
Sejalan dengan tren penurunan harga minyak dunia dan perlambatan ekonomi
Tiongkok, harga komoditas juga diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya...
Harga batubara tertekan oleh terus berkurangnya konsumsi Tiongkok.
Harga karet alami diperkirakan menurun seiring dengan turunnya harga minyak dunia.
Harga komoditas logam juga masih turun seiring dengan melambatnya aktivitas industri Tiongkok.
Harga komoditas juga diperkirakan lebih rendah...
Q1'16 Q2'16 Q3'16 Q4'16 2016 2017 Q1'16 Q2'16 Q3'16 Q4'16 2016 2017
Tembaga USD/Metric Ton -19.5 -24.7 -28.1 -17.6 -11.1 -20.4 0.5 -26.6 -28.9 -18.6 -12.2 -21.6 0.5
Batubara USD/Metric Ton -24.7 -20.5 -22.1 -22.0 -16.9 -20.4 1.3 -26.1 -26.7 -27.1 -21.4 -25.3 1.3
Palm Oil MYR/Metric Ton -8.9 -2.2 1.1 6.6 0.0 1.4 1.5 4.4 12.0 15.1 7.0 9.6 1.5
Karet USD/kg -20.2 -15.9 -21.5 -14.1 -0.2 -12.9 -5.6 -28.6 -31.5 -24.9 -12.3 -24.3 -5.6
Nikel USD/Metric Ton -28.7 -41.5 -35.1 -19.9 -9.7 -26.6 1.0 -47.5 -42.3 -28.7 -19.7 -34.5 1.0
Timah USD/Metric Ton -26.7 -34.4 -23.1 -20.7 -20.6 -24.7 0.0 -25.6 -8.1 -5.7 -5.8 -11.3 0.0
Alumunium USD/Metric Ton -10.6 -23.1 -21.9 -13.4 -6.2 -16.2 0.3 -19.5 -16.3 -7.4 0.3 -10.7 0.3
Kopi USD/Pound -24.3 -35.2 -24.2 -13.2 -6.8 -19.9 7.8 -31.8 -20.9 -9.7 -3.7 -16.5 7.8
Others -4.1 -0.4 -0.8 -1.0 -0.7 -0.7 0.0 -0.7 -1.6 -2.3 -2.3 -1.7 0.0
-19.3 -17.2 -16.9 -12.4 -9.1 -13.9 0.6 -19.1 -16.6 -13.1 -10.2 -14.7 0.6
-15.0 -12.4 -12.3 -9.1 -6.7 -10.1 0.4 -13.8 -12.3 -10.0 -8.0 -11.0 0.4
Mar-16
IHKEI NM 8
Pertumbuhan
Komoditas Satuan
IHKEI NM Total
2015 Feb-16
Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
12/38
12
Perekonomian Domestik
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
13/38
Perekonomian diperkirakan membaik pada triwulan I 2016..
Meningkatnya investasi pemerintah didorong oleh akselerasi belanja modal pemerintah yang terlihat
cepat pada dua bulan pertama tahun 2016 Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup kuat, tercermin dari daya beli yang terjaga,
penjualan eceran yang meningkat, dan kepercayaan konsumen yang cukup baik.
Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan masih tertekan, seiring dengan pemulihan ekonomi
global dan harga komoditas yang masih lemah.
Untuk keseluruhan 2016, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan tumbuh pada kisaran 5,2-
5,6% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2016 berpotensi terus membaik,terutama didukung oleh akselerasi stimulus fiskal..
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
13
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
14/38
Ditopang konsumsi dan investasi pemerintah yang terus meningkat
Ekspansi fiskal mendorong peningkatan kinerja investasi bangunan, sebagaimana tercermin dari
penjualan alat berat konstruksi yang terus meningkat Belanja barang dan modal pemerintah s.d. Feb masing-masing tumbuh 67% (yoy) dan 300% (yoy).
Investasi swasta akan meningkat pada periode-periode yang akan datang. Investor masih cenderung
waitand see, tercermin dari belum membaiknya sentimen bisnis
Belanja pemerintan terakselerasi di tengah peran swasta yang masih terbatas...
Indeks Sentimen BisnisPenjualan Alat Berat Konstruksi
14
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
15/38
selain itu, konsumsi rumah tangga masih cukup kuat
Keyakinan konsumen pada triwulan I 2016 dipengaruhi oleh optimisme konsumen terhadap kondisi
ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan
Masih cukup kuatnya konsumsi rumah tangga juga terindikasi dari penjualan eceran yang
meningkat, terutama didorong oleh perbaikan penjualan perlengkapan rumah tangga dan
komunikasi
Konsumsi rumah tangga yang cukup kuat didukung keyakinan konsumen dan
membaiknya penjualan eceran...
Penjualan EceranIndeks Keyakinan Konsumen
15
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
16/38
Ekspor masih menurun dan impor masih terkontraksi...
Kinerja ekspor diperkirakan masih tertekan, seiring dengan masih lambatnya pemulihan ekonomiglobal dan masih menurunnya harga komoditas.
Kinerja ekspor pertambangan dan manufaktur masih tertekan, sementara kinerja ekspor pertanian
cenderung membaik
Impor berpotensi lebih rendah sejalan dengan masih terbatasnya perbaikan ekonomi domestik,
serta memburuknya ekspor
Penurunan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat
dan harga komoditas yang terus turun...
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil
16
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
17/38
17Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2016 surplus...
Neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2016 mencatat surplus 1,14 miliar dolar AS, lebih tinggi
dibandingkan dengan surplus pada Januari 2016 yang sebesar 0,12 miliar dolar AS.
Sementara itu, neraca perdagangan migas mengalami surplus sebesar 0,01 miliar dolar AS di Februari
2016, setelah pada bulan sebelumnya tercatat defisit 0,11 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2016 mencatat surplus sebesar 1,15 miliar
dolar AS, lebih tinggi dari surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,01 miliar dolar AS...
Neraca Perdagangan Indonesia
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
18/38
18...sementara transaksi modal&finanasial masih surplus
Surplus neraca finansial didukung oleh perkembangan arus masuk investasi portofolio...
Aliran Dana Nonresiden Pada Aset Rupiah
Hingga Februari 2016, surplus neraca finansial telah mencapai 2,2 miliar dolar AS.
Aliran modal asing di pasar saham pada bulan Februari sudah tercatat positif, sejalan dengan prospekekonomi domestik yang semakin baik.
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
19/38
19Cadangan devisa meningkat
Posisi cadangan devisa akhir Februari 2016 masih cukup membiayai 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan
impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.
Pada akhir Februari 2016, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 104,5
miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2016 sebesar
102,1 miliar dolar AS...
Perkembangan Cadangan Devisa
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
20/38
Rupiah berada dalam tren penguatan
Pada Februari 2016, secara year to date (ytd), nilai tukar Rupiah
menguat sebesar 3,09% ke level Rp 13.372 per dolar AS.
Penguatan Rupiah didorong baik oleh faktor domestik dan
eksternal. Dari sisi domestik, penguatan tersebut didorong oleh
persepsi positif investor seiring dengan penurunan BI Rate dan
paket kebijakan Pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi,
serta implementasi proyek infrastruktur yang semakin efektif.
Dari sisi eksternal, penguatan Rupiah ditopang oleh semakin
meredanya risiko di pasar keuangan global
Sejalan dengan apresiasi Rupiah, volatilitas Rupiah meningkat,
meskipun tetap terjaga.
Didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing dan menurunnya permintaan
valuta asing untuk keperluan transaksi domestik ....
Perbandingan Nilai Tukar Kawasan
Volatilitas Nilai TukarPeer GroupPergerakan Nilai Tukar Rupiah
20
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
21/38
Inflasi IHK rendah dan semakin terkendali
Inflasi Februari 2016 semakin terkendali dan mendukung prospek pencapaian sasaran
inflasi 2016 yakni 4,01%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2016 mencatat deflasi sebesar 0,09% (mtm), terutama
disumbang oleh deflasi komponen barang yang diatur Pemerintah (administered prices) dan komponen
bahan makanan bergejolak (volatile foods).
Secara tahunan (yoy), IHK pada Februari 2016 tercatat sebesar 4,42%.
Inflasi
21
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
22/38
...didorong oleh inflasi inti yang tergolong rendah
Inflasi inti Februari 2016 tercatat sebesar 0,31% (mtm) atau 3,59% (yoy)... Rendahnya inflasi inti tersebut didorong oleh terjaganya ekspektasi inflasi dan masih terbatasnya
permintaan domestik. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi. Kelompok inflasi inti non-tradedmengalami perlambatan. Sementara itu, kelompok inflasi inti traded
meningkat
Beberapa komoditas kelompok inti yang memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas
perhiasan, mobil, dan nasi dengan lauk.
Penyumbang Inflasi Inti Februari 2016Inflasi Inti
22
No Core (%,mtm)Kontribusi
(%,mtm)
Inflasi
1 Emas perhiasan 3.32 0.03
2 Mobil 0.66 0.01
3 Nasi dengan lauk 0.6 0.01
4 Sewa rumah 0.27 0.01
5 Kontrak rumah 0.22 0.01
6 Upah pembantu RT 0.43 0.01
7 Sepeda motor 0.39 0.01
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
23/38
deflasi volatile food
Deflasi kelompok volatile foods pada bulan Februari 2016 tercatat sebesar 0,68%(mtm), meski secara tahunan volatile foods mengalami inflasi sebesar 7,87% (yoy)...
Deflasi kelompok volatile foods terutama bersumber dari penurunan harga komoditas bawang merah,daging ayam ras,telur ayam ras dan cabai rawit.
Beberapa komoditas dalam kelompok volatile foods yang tercatat mengalami inflasi adalah komoditas
beras, ikan segar dan daging sapi.
Penyumbang Inflasi VFFebruari 2016Inflasi Volat i le Food
23
No Volatile Foods (%,mtm) Kontribusi
(%,mtm)
Deflasi
1 Bawang merah (13.43) (0.08)
2 Daging ayam ras (3.80) (0.05)
3 Telur ayam ras (3.41) (0.03)
4 Cabai rawit (13.64) (0.03)
5 Wortel (9.77) (0.01)6 Tomat sayur (4.93) (0.01)
Inflasi
1 Beras 0.47 0.02
2 Ikan segar 0.77 0.02
3 Cabai merah 2.23 0.01
4 Bawang putih 4.18 0.01
5 Daging sapi 1.19 0.01
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
24/38
...dan deflasi administered prices
Komponen administered prices tercatat mengalami deflasi, yakni sebesar 0,76%
(mtm) atau 3,98% (yoy)...
Pad Februari 2016, deflasi administered prices terutama bersumber dari penurunan harga bahan bakarrumah tangga, penurunan tarif listrik, serta penurunan tarif angkutan udara. Hal tersebut sebagai
dampak lanjutan koreksi harga pada bulan Januari 2016. Selain itu, sesuai dengan keekonomiannya tarif
listrik pada Februari turun dari Rp1.409/Kwh menjadi Rp1.392/Kwh.
Di sisi lain, beberapa komoditas administered prices mencatat inflasi, yaitu rokok kretek filter dan rokok
putih.
24
Penyumbang Inflasi APFebruari 2016Inflasi Adm inistered Prices (AP)
No Administered Prices (%,mtm) Kontribusi
(%,mtm)
Deflasi
1 Tarif listrik (4.01) (0.14)
2 Bensin (0.97) (0.01)
3 Bahan bakar rumah tangga (0.54) (0.01)
4 Angkutan udara (0.75) (0.01)
Inflasi
1 Rokok kretek filter 1.45 0.03
2 Rokok kretek 0.83 0.01
3 Rokok putih 1.31 0.01
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
25/38
Deflasi juga terjadi di daerah...
Meredanya tekanan harga nasional didukung oleh deflasi yang terjadi di wilayah Jawdan Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta minimalnya inflasi di wilayah Sumatera dan
Kalimantan .. Deflasi terdalam terjadi di KTI yaitu sebesar 0,19% terutama di Provinsi Maluku Utara. Deflasi juga terjadi
di seluruh provinsi wilayah Jawa dan Kalimantan, meskipun tidak setinggi wilayah lain.
Sementara itu, inflasi masih berlangsung di Sumatera, meskipun relatif kecil. Kondisi ini terutama
didorong oleh inflasi yang cukup signifikan di Sumatera Barat dan Kepulauan Babel yang bersumber dari
peningkatan rokok kretek filter, harga beras, dan ikan segar
.Sebaran Inflasi Daerah (Feb 2016)
25
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
26/38
Suku Bunga PUAB menurun dan likuiditas membaik...
Seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter, suku bunga PUAB O/N pada Februari2016 menurun...
Pada Feb 2016, rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga PUAB O/N turun 25 bps menjadi 5,27% dari 5,52%
pada bulan sebelumnya.
Spread suku bunga max-min di PUAB turun 25 bps dari bulan sebelumnya menjadi 5,27%.
Volume rata-rata PUAB total pada Februari 2016 juga tercatat turun menjadi Rp12,00 triliun dari Rp12,23
triliun pada bulan sebelumnya
Perkembangan Suku Bunga PUAB O/N
26
k b d i d k b l b
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
27/38
Suku bunga deposito terus menurun, spread suku bunga melebar...
Suku bunga deposito terus menurun, sementara suku bunga kredit masih tertahan dadiperkirakan baru mulai menurun pada bulan-bulan selanjutnya...
Pada Jan 2016, tren penurunan suku bunga deposito berlanjut (-6 bps), didorong oleh stancepelonggaran kebijakan moneter dan kondisi likuditas perbankan yang membaik
SB kredit tertahan pada level 12,83% dan diperkirakan akan turun pada bulan-bulan berikutnya.
Spread suku bunga perbankan melebar dari 489 bps (Des 2015) menjadi 495 bps (Jan 2016)
27
Perkembangan Suku Bunga PerbankanPerkembangan Suku Bunga Kredit
12,46
11,96
13,94
12,83
11,0
11,5
12,0
12,5
13,0
13,5
14,0
14,5
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
Mei-13
Jun-13
Jul-13
Agu-13
Sep-13
Okt-13
Nov-13
Des-13
Jan-14
Feb-14
Mar-14
Apr-14
Mei-14
Jun-14
Jul-14
Agu-14
Sep-14
Okt-14
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agu-15
Sep-15
Okt-15
Nov-15
Des-15
Jan-16
Sb KMK Sb KI Sb KK Sb Kredit Rp%
Sumber: LBU
S j l l b k di U B d l b
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
28/38
Sejalan perlambatan kredit, Uang Beredar melambat...
M2 tumbuh melambat...
Pada Jan 2016, uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 7,7% (yoy), lebih rendah dari 8,9% (yoy) pada
bulan sebelumnya
Berdasarkan komponennya, pertumbuhan yang melambat tersebut bersumber dari komponen Uang
Kuasi, didorong oleh melambatnya pertumbuhan deposito dan giro valas
M1 (uang kartal dan simpanan giro rupiah) meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah
Pusat pada awal tahun 2016. Hal ini berbeda dengan pola historisnya yang biasa mengalami kontraksi.
28
Pertumbuhan M1 dan KomponennyaPertumbuhan M2 dan Komponennya
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
Jan-12
Apr-12
Jul-12
Oct-12
Jan-13
Apr-13
Jul-13
Oct-13
Jan-14
Apr-14
Jul-14
Oct-14
Jan-15
Apr-15
Jul-15
Oct-15
Jan-16
M2 Kuasi M1
-10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
Jan-12
Apr-12
Jul-12
Okt-12
Jan-13
Apr-13
Jul-13
Okt-13
Jan-14
Apr-14
Jul-14
Okt-14
Jan-15
Apr-15
Jul-15
Okt-15
Jan-16
M1 COB Giro Rp
M ki ih l b k di di ki k k i k
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
29/38
Meski masih melambat, kredit diperkirakan akan meningkat...
Pertumbuhan kredit pada Januari 2016 masih melambat...
Pertumbuhan kredit pada Januari 2016 tercatat sebesar 9,59% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan
10,45% (yoy) pada Desember 2015.
Penurunan pertumbuhan kredit terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI)
Ke depan, pertumbuhan kredit diperkirakan meningkat seiring pelonggaran kebijakan moneter, baik
melalui penurunan BI rate maupun GWM
29
Pertumbuhan Kredit Perbankan
Ki j k t
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
30/38
Kinerja pasar keuangan menguat...
Pada Februari 2016, kinerja pasar saham maupun pasar SBN menguat...
Pada akhir Februari 2016, IHSG ditutup di level di level 4.770,96 (29 Feb 2016) atau naik 156 poin (+3,4%)
dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya.
Penguatan IHSG utamanya terjadi pada akhir bulan, dipengaruhi oleh sentimen positif ekspektasi
stimulus tambahan ECB dan menguatnya kembali harga minyak.
Pasar SBN juga menguat, yieldturun 6 bps dari 8,32% (Jan 2016) menjadi 8,26% pada (Feb 2016).
Investor nonresiden melakukan pembelian SBN
30
yie ldSBN dan Net Jual/Beli AsingKinerja IHSG dan Net Beli/Jual Asing
d bi b k i k t
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
31/38
...dan pembiayaan nonbank meningkat
Pembiayaan ekonomi nonbank tercatat meningkat....
Selama 2015, total pembiayaan nonbank mencapai Rp136,0 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan
posisi 2014 yang sebesar Rp111,1 triliun.
Pangsa sektor keuangan pada pembiayaan nonbank tahun 2015 mengalami penurunan, dikontribusi
utamanya oleh penurunan pembiayaan melalui penerbitan saham.
31
Pembiayaan Nonbank
Rupiah (Triliun)
32
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
32/38
32
Prospek & Risiko Perekonomian
P k i k i l b l 2016
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
33/38
Proyeksi perekonomian global 2016
Pertumbuhan ekonomi global 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraansebelumnya
Pertumbuhan Ekonomi Global (%,yoy)
Negara 2014 2015
Proyeksi 2016
Februari 2016
Dunia 3,4 3,1 3,4
Amerika 2,4 2,5 2,6
Eropa 0,9 1,5 1,7
Jepang 0,0 0,6 1,0
Tiongkok 7,3 6,9 6,3
India 7,3 7,3 7,5
33
Prospek perekonomian domestik membaik
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
34/38
Prospek perekonomian domestik membaik
Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan meningkat... Pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat, ditopang oleh stimulus fiskal, khususnya realisasi
pembangunan proyek infrastruktur yang semakin cepat.
Investasi swasta diharapkan akan meningkat seiring dengan dampak paket kebijakan pemerintah danpemanfaatan ruang pelonggaran moneter secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makro.
Perekonomian 2016 juga diperkirakan akan diwarnai oleh inflasi yang berada pada sasaran inflasi 2016
yaitu 41%, disertai defisit transaksi berjalan yang diperkirakan lebih rendah dari 3% PDB.
Di tengah dinamika ekonomi global, upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat dan
efektivitas stimulus fiskal akan memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 2016.
Inflasi
CAD (% PDB)
2015
2,06%
3,35%
PertumbuhanEkonomi
4,79%2016*
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
35/38
Risiko ke depan
Perekonomian domestik ke depan masih dibayangi beberapa risiko eksternal dan domesti
Mempertimbangkan prospek ekonomi AS yg belum kuat, suku bunga FFR diperkirakan baru akan
meningkat di semester II 2016 dengan besaran kenaikan yang lebih rendah. Risiko eksternal lainnya terkait dengan perlambatan ekonomi Tiongkok dan berlanjutnya penurunan
harga komoditas.
Harga komoditas masih cenderung turun, termasuk harga minyak dunia
PMI Manufaktur Tiongkok
35
FFR Current Implied Probabilities (Per 16 Mar)
36
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
36/38
Kebijakan Bank Indonesia
Keputusan RDG 16-17 Maret 2016 37
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
37/38
BI menurunkan BI Rate
Keputusan tersebut sejalan dengan masih terbukanya ruang pelonggaran kebijakan moneter sejalandengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya terus menurunnya tekanan inflasi di 2016 dan
2017, serta meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Dewan Gubernur akan lebih berhati-hati dalam menentukan pelonggaran moneter selanjutnya dengan
mempertimbangkan asesmen dan prakiraan menyeluruh atas kondisi makroekonomi dan stabilitas
sistem keuangan domestik serta perkembangan ekonomi global.
Untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, fokus dalam jangka pendek ke depan akanlebih menekankan pada penguatan kerangka operasional melalui penerapan struktur suku bunga
operasi moneter yang konsisten
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan pengendalian
inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga
mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BI Rate turun 25 bps menjadi 6,75%
Suku bunga DF menjadi 4,75% dan LF menjadi sebesar 7,25%, mulai berlaku 18Maret 2016
Keputusan RDG 16-17 Maret 2016 37
38
7/25/2019 RED Maret 2016 (Bahasa Indonesia)
38/38
TERIMA KASIH