PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP
KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG
Karya Tulis
Disusun sebagai tugas akhir sekolah tahun ajaran 2012 / 2013
Disusun oleh :
Paskalis Andana T.P.
XII IPA 3 / 26
NIS : 10112956
SMA PANGUDI LUHUR VAN LITH
Jalan Karini No.1 Muntilan, Jawa Tengah
2012
i
MOTTO
Human learns skill from
many trial and error phase
Making mistakes is a lot better than not doing anything
-Billie Joe Armstrong-
People are just as happy as they make up their minds to be
-Abraham Lincoln-
Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia-Bung Karno-
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jesus Christ, for His blessing in my
life..
Keluarga tercinta, Bapak, Ibu, Mas Angga, Mbak
Inggit dan terutama Andin di sana, yang telah
memberiku dukungan..
SMA Pangudi Luhur Van Lith yang telah memberikan banyak
pengalaman berharga....
Teman – teman Angkatan XX yang telah memberi
warna pada hidupku..
Semua pihak yang telah membantuku berproses dalam hidup, yang
tak bisa disebutkan satu per satu
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN
PEMATANGAN BUAH PISANG
Karya Tulis
Telah disusun dan disiapkan oleh :
Nama : Paskalis Andana Trivida Puta
Kelas : XII IPA 3 / 26
NIS : 10112956
Telah disetujui oleh pembimbing karya tulis pada :
Hari : ............................................................................................................
Tanggal : ............................................................................................................
Dan telah disahkan oleh Kepala SMA Pangudi Luhur Van Lith pada :
Hari : ............................................................................................................
iv
Tanggal : ............................................................................................................
Kepala SMA Pangudi Luhur Van Lith Pembimbing Karya Tulis
FA. Dwiyatno.,S.Pd.,M.Si.,FIC Th. Enik Mutiarsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Perbandingan Etilen dalam Buah Terhadap Kecepatan Pematangan Buah Pisang“
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya tulis ini merupakan tugas akhir di
SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan sekaligus sebagai syarat mengikuti Ujian
Nasional 2013. Penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi pembacanya.
Karya tulis ini dibuat supaya pembaca dapat mengetahui apa itu etilen
bagaimana etilen terbentuk, fungsinya dan perbandingan etilen dalam buah dalam
mempengaruhi kecepatan pematangan buah pisang.
v
Dalam proses penyusunan karya tulis ini, tentu banyak halangan dan
hambatan yang dialami oleh penulis. Namun, banyak pula bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bruder FA. Dwiyatno.,S.Pd.,M.Si.,FIC selaku Rektor dan Kepala SMA
Pangudi Luhur Van Lith.
2. Mas Eko selaku pamong ASPA 3 yang membantu kelancaran pembuatan
karya tulis ini.
3. Th. Enik Mutiarsih, selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini.
4. Kedua orang tua penulis, Markus Soeparno dan Athanasia Sudaryanti atas
semua dukungan, doa, dan kasih sayang yang diberikan.
5. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungannya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ini masih
terdapatbanyak kekurangan, baik dalam hal penulisan serta pemilihan kata
maupun isi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun supaya penulis dapat melakukan pembenahan dalam pembuatan
karya tulis selanjutnya.
Demikian pengantar ini penulis susun. Semoga karya tulis in dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Halaman Motto....................................................................................................ii
Halaman Persembahan .......................................................................................iii
Halaman Pengesahan..........................................................................................iv
Kata Pengantar ...................................................................................................v
Daftar Isi .............................................................................................................vii
Abstrak ...............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
vii
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 11.2 Pembatasan Masalah......................................................................... 21.3 Rumusan Masalah............................................................................. 21.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 21.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4
2.1 Etilen ............................................................................................... 42.2 Alpukat ............................................................................................ 62.3 Jambu Biji ....................................................................................... 72.4 Mangga ............................................................................................ 82.5 Pisang .............................................................................................. 9
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 11
3.1 Obyek Penelitian ............................................................................. 11 3.2 Metode dan Instrumen Penelitian .................................................... 11 3.3 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 12 3.4 Cara Kerja ....................................................................................... 13 3.5 Hipotesis .......................................................................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 15
4.1 Proses Penelitian ............................................................................. 154.2 Hasil Percobaan ............................................................................... 164.3 Perbedaan Pisang yang Matang Sendiri dengan yang Matang dengan
Etilen dari Buah Lain ...................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 25
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 255.2 Saran ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27
LAMPIRAN ...................................................................................................... 28
viii
ABSTRAK
Andana, Paskalis. 2012. Perbandingan Etilen dalam Buah Terhadap Kecepatan Pematangan Buah Pisang. Muntilan : SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Setelah dipanen, buah pisang akan mengalami proses pematangan. Dalam hal ini, hormon etilen adalah hormon yang sangat berperan dalam proses pematangan buah pisang. Etilen diperoleh dari proses perubahan asam amino metionin pada tumbuhan atau buah. Setelah menghasilkan etilen, RE akan menjadi reseptor etilen dan memberikan sinyal intraselular lalu memberikan perintah pada gen untuk memecah pati menjadi gula.
Pematangan buah pisang dapat dilakukan dengan berbagai cara, penulis mempercepat pematangan buah pisang dengan meletakkan buah lain di dalam suatu wadah. Penulis mencoba membuat dua kondisi berbeda, terbuka dan
ix
tertutup. Setelah melakukan percobaan selama 60 jam, buah pisang yang diletakkan bersama dengan buah jambu biji dalam kondisi terbuka dan buah pisang yang diletakkan bersama buah alpukat dalam kondisi tertutup menjadi lebih cepat matang dari buah pisang dengan buah dan kondisi lain.
Secara umum, buah pisang yang matang sendiri dan buah pisang yang matang akibat etilen dari buah lain tidak mempunyai banyak perbedaan. Perbedaan dari segi warna, aroma, rasa dan kekerasan tidak banyak terlihat. Jadi, etilen dari buah lain ( terutama alpukat dan mangga ) dapat mempercepat pematangan buah pisang.
Kata kunci : etilen, pisang, pematangan
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setelah dipanen, buah akan mengalami perubahan secara fisik
maupun kimiawi, baik yang menguntungkan atau yang merugikan. Berbagai
cara dilakukan untuk dapat mengendalikan perubahan yang terjadi, sehingga
x
tidak merugikan penjual maupun konsumen. Dalam hal ini, proses
penyimpanan buah diperhitungkan supaya buah yang akan dijual bisa
bertahan lama dan tidak cepat busuk.
Dalam proses pematangan buah, banyak faktor yang
mempengaruhi, salah satunya adalah etilen. Etilen merupakan suatu hormon
pertumbuhan yang bisa merangsang proses pematangan buah. Sebenarnya
etilen merupakan suatu zat emisi dari pembakaran kerosin. Namun, etilen
dalam bentuk gas juga diproduksi melalui proses metabolisme tumbuhan.
Etilen dari buah juga dimanfaatkan oleh penjual, sehingga para penjual
memetik buah yang belum matang dan mendistribusikannya, kemudian
diperam ( dimatangkan ) saat akan dijual. Hal ini tentu menguntungkan para
penjual, sehingga buah yang didistribusikan tidak cepat rusak.
Pada dasarnya, semua buah akan memproduksi etilen ketika akan
matang dan etilen merupakan hormon yang penting dalam pematangan buah.
Berdasarkan fakta inilah penulis ingin membandingkan produksi etilen pada
buah alpukat, apel, mangga dengan cara melihat kecepatan pematangan buah
pisang.
1.2 Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada pembahasan mengenai pengaruh
produksi etilen dari buah alpukat, apel dan mangga terhadap warna, aroma dan
kekerasan buah pisang.
xi
1.3 Rumusan Masalah
Untuk itu penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Buah manakah ( alpukat, jambu biji, mangga ) yang paling cepat
mematangkan pisang?
2. Bagaimana perbedaan warna, tekstur dan aroma dari pisang yang
matang sendiri dan pisang yang matang akibat etilen buah lain?
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan percobaan dan penelitian ini penulis memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui buah ( alpukat, jambu biji, mangga ) yang paling cepat
mematangkan buah pisang.
2. Mengetahui perbedaan warna, tekstur dan aroma pisang yang matang
sendiri dan pisang yang matang akibat etilen dari buah lain.
1.5 Manfaat penelitian
Dengan tujuan di atas penulis berharap agar percobaan dan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Antara lain sebagai berikut :
1. Memberi informasi mengenai fungsi etilen pada buah.
2. Mencari alternatif lain untuk mematangkan buah.
xii
BAB II
Landasan Teori
2.1 Etilen
Etilen ( C2H4 ) merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang
pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan dari jaringan tanaman
xiii
yang hidup, pada waktu-waktu tertentu senyawa ini dapat menyebabkan
perubahan penting dalam proses pertumbuhan maupun pematangan pada hasil
pertanian. Pematangan adalah pemecahan dinding sel oleh enzim yang
melembutkan buah dan mengubah pati menjadi gula. Selain berperan dalam
pematangan, etilen juga berperan dalam pembentukan lapisan absisi.
Etilen merupakan gas yang diproduksi secara alami oleh tanaman
dan bersifat sebagai hormon. Etilen bisa disebut hormon karena dihasilkan
oleh tanaman itu sendiri dan bisa beredear ke jaringan-jaringan yang ada pada
tumbuhan, selain itu etilen merupakan senyawa organik. Etilen terbentuk
bukan hanya karena proses pertumbuhan, bisa juga karena luka atau serangan
patogen. ( Subahar, 2007 )
Asam amino metionin merupakan protein yang sangat penting
dalam proses pembentukan etilen. Asam amino metionin akan kehilangan 3
fosfatnya karena adanya ATP dan air. Lalu, asam 1-aminosiklopropana-1-
karboksilat sintase ( Protein ACS ) akan merangsang pembentukkan ACC ( 1-
Amino Cyclopropane-Carboxylate ). Terakhir, Oksigen dibutuhkan untuk
mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Hal ini menunjukkan bahwa
produksi etilen sangat memerlukan Oksigen. Secara singkat diagram
pembentukan etilen dapat diperlihatkan di bawah ini :
Tumbuhan memiliki reseptor etilen yang bisa melihat etilen yang
berbeda secara spesifik dari molekul kecil lainnya. Reseptor ini terletak di
xiv
Metionin SAMProtein ACS
ACC+ O2
ETILEN
Retikulum Endoplasma ( RE ). Walaupun terletak di RE, etilen masih bisa
diterima karena ukurannya yang relatif kecil dan bisa menembus membran
sel. Setiap molekul etilen akan berpasangan dengan dua buah reseptor etilen.
Etilen berfungsi sebagai kunci untuk reseptor etilen tersebut. Setelah protein
reseptor etilen tersebut aktif, reseptor itu akan memulai sinyal intraselular
untuk mengubah susunan gen dan merangsang buah untuk menjadi matang.
Sementara itu, semakin matang buah, produksi etilen semakin berkurang.
(Stout, 2009)
Setiap buah mempunyai tingkat produksi etilen yang berbeda-beda,
berikut adalah tabel produksi etilen pada beberapa buah.
KelasLaju Produksi Etilen
( µl C2H4/kg jam )Komoditas
Sangat Rendah < 0,1 strawberry, bunga kol, kentang, sayuran daun
Rendah 0,1 – 1,0 melon, nanas, semangka terong, mentimun
Medium 1,0 – 10,0 pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat
Tinggi 10 – 100 apel, alpukat, pepayaSangat Tinggi > 100 markisaSumber : Nurfaidah ( 2007 )
2.2 Alpukat
xv
Tanaman alpukat ( Persea americana ) merupakan tanaman buah
yang bisa tumbuh di ketinggian antara 5 – 1.500 mdpl dan merupakan
tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman alpukat diperkirakan
masuk ke Indonesia abad ke 18 karena penjajahan Belanda.
Tinggi pohonnya bisa mencapai 20 m, dengan daun sepanjan 12 -
25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan
panjangnya sekitar 5 – 10 mm. Massa buahnya berkisar antara 100 – 1.000
gram, dengan diameter biji 5 – 6,4 cm. Buahnya berbentuk buni, memiliki
kulit lembut dengan warna hijau sampai ungu kecoklatan, daging buahnya
lembut dan berwarna hijau muda sampai kuning muda.
Tanaman alpukat mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
Jika sudah tua warnanya akan menjadi tua tetapi tidak coklat /
merah dan tidak mengkilap. Selain itu, jika diketuk dengan punggung kuku
akan bersuara nyaring dan jika digoyang-goyang, akan terdengar goncangan
biji.
xvi
2.3 Jambu Biji
Jambu biji ( Psidium guajava ) adalah salah satu tanaman jenis
perdu yang bearsal dari Brazil. Jambu biji menyebar ke Thailand, dan
kemudian ke negara Asia lainnya. Saat ini, Jambu biji banyak dibudidayakan
di daerah Jawa. Pohon jambu biji tumbuh dengan baik di daerah tropis pada
ketinggian 5 – 1200 mdpl.
Jambu biji mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
xvii
Jambu biji yang telah matang menunjukkan ciri warna sesuai
dengan jenisnya, serta mencium baunya. Selain itu, perubahan warna dari
hijau pekat menjadi hijau muda keputih-putihan menandakan jambu biji
sudah siap dipanen.
2.4 Mangga
Mangga berasal dari perbatasan India dengan Burma dan menyebar
ke Asia Tenggara sekitar 1500 tahun silam. Pohon mangga bisa mempunyai
tinggi 40 m, meskipun sebagian besar mangga peliharaan tingginya 10 m atau
kurang. Mangga berbatang tegak, dan daunnya berbentuk jorong sampai
lanset 2-10 cm x 8-40 cm, dengan tepi yang bergelombang. Daun yang muda
biasanya berwarna kemerahan.
Klasifikasi tanaman mangga adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
xviii
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
Buah mangga termasuk dalam kelompok buah batu yang
berdaging, dengan bentuk yang bervariasi sesuai dengan macamnya. Panjang
buah berkisar antara 2,5-30 cm. Kulit buahnya berwarna hijau, jika matang
akan berwarna kekuningan atau kemerahan.
2.5 Pisang
Pisang
merupakan tumbuhan terna yang berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae. Tanaman pisang menghasilkan buah yang tersusun dalam tandan
dengan tersusun menjari yang biasa disebut dengan sisir. Hampir semua
pisang akan berwarna kuning ketika matang dan pisang merupakan sumber
Pisang tidak dibudaakan secara intensif atau besar-besaran. Hanya
sedikit yang dibudidayakan seperti ‘Gros Michel’ dan ‘Cavendish’.
xix
Sedangkan yang lainnya hanya ditanam di pekarangan, tepi lahan, maupun
tepi sungai. Pohon pisang akan mulai berbuah saat berumur 1 tahun. Buah
yang cukup umur adalah buah yang berumur 80-100 hari atau dengan siku
buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
Pisang mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Tumbuhan pisang menyukai iklim yang tropis dan lembab.
Sehingga pusat keragaman pisang berada di Asia Tenggara. Di daerah yang
mempunyai curah hujan merata sepanjang tahun, pisang dapat berbuah tanpa
mengenal musim.
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Obyek Penelitian
xx
Obyek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah kecepatan
pematangan buah pisang dengan sumber etilen dari buah jambu biji, alpukat
dan mangga. Penulis mengambil pisang sebagai sampel, karena pematangan
buah pisang menunjukkan ciri yang mudah diamati. Data yang dibandingkan
dan diamati oleh peneliti adalah warna, aroma dan kekerasan buah pisang.
Penulis akan memberi satu sampel untuk setiap perlakuan, dan
mendokumentasikannya. Perbedaan perlakuan tersebut adalah sumber etilen
yang berbeda yaitu dari alpukat, mangga, jambu biji dan pisang itu sendiri.
Percobaan ini akan diamati dan dilakukan pencatatan data dan dokumentasi
setiap 12 jam sekali selama 60 jam.
3.2 Metode dan Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan dua metode
penelitian yaitu metode eksperimen dan studi pustaka.
A. Metode Eksperimen
Penulis ingin melakukan percobaan komparatif dengan
meletakkan buah pisang ke dalam toples bersama buah mangga,
alpukat dan jambu biji dalam keadaan tertutup dan sedikit terbuka.
Dengan adanya perlakuan yang berbeda ini, diharapkan akan
terdapat perbedaan terhadap kecepatan pematangan buah pisang,
sehingga peneliti pun dapat memperoleh sumber-sumber data yang
diharapkan.
xxi
B. Studi Pustaka
Penulis melakukan metode observasi dengan cara
melakukan pencarian data melalui internet maupun buku yang
mendukung penelitian ini. Dengan menggunakan hasil dari metode
observasi ini, diharapkan dapat memperjelas hasil eksperimen.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
A. Alat Penelitian
1. 8 buah toples plastik transparan
2. 8 lembar plastik penutup toples
3. Gunting
4. Tali rafia
5. Kamera
B. Bahan Penelitian
1. 8 buah pisang
2. 2 buah jambu biji
3. 2 buah alpukat
4. 2 buah mangga
3.4 Cara Kerja
A. Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan alat yang dibutuhkan
xxii
Menyiapkan buah alpukat, mangga dan jambu biji yang masih
mentah
B. Membuat ruangan untuk buah
Letakkan 4 buah pisang ke 4 toples yang berbeda, toples 1,2,3,4
Letakkan mangga di toples 1, jambu biji di toples 2, dan alpukat di
toples 3 bersamaan dengan pisang, dan di toples 4 letakkan pisang
sendiri tanpa buah lain.
Tutup rapat semua dengan plastik, dan ikat dengan tali rafia
Letakkan 4 buah pisang sisanya ke empat toples yang berbeda,
toples A, B, C, D
Letakkan mangga di toples A, jambu biji di toples B, dan alpukat
di toples C bersamaan dengan pisang, dan di toples D letakkan
pisang sendiri tanpa buah lain
Tutup toples sekitar ¾ bagian dengan plastik, kemudian ikat
dengan tali rafia.
C. Melakukan pengamatan
Lakukan pengamatan terhadap kedelapan toples secara teratur 12
jam sekali selama 60 jam.
Amati perbedaan dan dokumentasikan yang terjadi di masing-
masing buah pisang di setiap toples. Perbedaan yang diamati
meliputi warna, aroma dan kekerasan buah pisang.
xxiii
3.5 Hipotesis
Buah mangga, jambu biji dan alpukat dapat mempercepat
pematangan buah pisang.
BAB IV
Pembahasan
xxiv
4.1 Proses Penelitian
Penulis melakukan penelitian sebanyak dua kali. Penelitian dimulai
dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu toples, buah
mangga, jambu biji, alpukat, dan pisang.
Penulis membandingkan kecepatan pematangan buah pisang akibat
dari etilen yang diproduksi oleh buah mangga, jambu biji, dan alpukat dalam
dua kondisi yang berbeda. Dalam percobaan ini, penulis menggunakan buah
yang kematangannya mudah diamati, sehingga tidak menyulitkan penulis.
Kondisi yang pertama adalah toples yang tertutup rapat, kondisi yang kedua
penulis memberikan toples yang sedikit terbuka.
Untuk kondisi yang pertama, siapkan empat buah toples, empat
buah pisang, masing-masing satu buah mangga, jambu biji, dan alpukat.
Toples yang pertama diberi nama toples 1, yang berisi buah pisang dengan
mangga. Toples kedua yang berisi buah jambu biji dan pisang diberi nama
toples 2. Sementara untuk toples ketiga yang berisikan buah alpukat dan
pisang diberi nama toples 3, dan untuk toples 4 yang hanya berisi buah pisang
diberi nama toples 4. Kemudian keempat toples tersebut ditutup rapat dengan
menggunakan plastik yang diikat dengan tali rafia.
Hal yang hampir sama dilakukan untuk kondisi yang kedua,
siapkan empat toples yang terakhir, empat buah pisang, masing-masing satu
buah mangga, jambu biji, dan alpukat. Toples yang pertama berisi buah
pisang dan mangga diberi nama toples A. Toples B adalah toples kedua yang
xxv
berisi buah pisang dan jambu biji. Untuk toples ketiga diberi nama toples C
yang berisi buah pisang dan alpukat. Sedangkan untuk toples D hanya berisi
buah pisang. Keempat toples tersebut kemudian ditutup ¾ bagian dengan
plastik supaya terdapat sirkulasi udara di dalam toples tersebut.
Selanjutnya penulis melakukan pengamatan yang dilakukan 12 jam
sekali selama 60 jam. Dalam setiap pengamatan penulis mengamati
perubahan warna, kekerasan dan aroma yang terjadi. Penulis mencatat dan
melakukan dokumentasi pada kedelapan toples dan membandingkan hasilnya
dengan melihat warna, kekerasan dan aroma buah pisang pada tiap-tiap
toples.
4.2 Hasil Percobaan
Data percobaan :
Toples Tertutup ( Keadaan Awal )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Toples Terbuka ( Keadaan Awal )
Toples Warna Aroma Kekerasan
xxvi
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak LunakC.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras KerasD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Pada awal percobaan keadaan semua buah sama, yang berbeda hanya buah
mangga dan jambu biji yang keadaan buahnya sudah agak lunak. Sementara
pada buah jambu biji juga tercium bau yang cukup menyengat.
Toples Tertutup ( 12 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Setelah 12 jam, kondisi buah pada toples dengan kondisi tertutup tidak
banyak berubah. Namun, saat akan diamati udara panas sangat terasa di
dalam toples. Selain itu, di plastik penutup toples terdapat air. Hal ini
menunjukkan terjadi proses metabolisme pada buah yang menghasilkan panas
dan uap air.
xxvii
Toples Terbuka ( 12 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau
Kecoklatan Tidak ada Ada Keras Agak Lunak
C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Pada toples yang terbuka, perbedaannya terdapat pada buah alpukat.
Setelah 12 jam, buah alpukat yang diletakkan di toples C dalam keadaan
terbuka menjadi lebih terasa lunak. Hal ini menunjukkan buah alpukat yang
diletakkan di toples yang terbuka mengalami pematangan yang lebih cepat
daripada buah alpukat yang diletakkan di toples yang tertutup. Selain itu,
buah jambu biji mengalami kecoklatan / pematangan. Pada kondisi yang
terbuka, panas dan uap air yang terbentuk cenderung lebih sedikit daripada
toples yang tertutup. Hal ini disebabkan adanya sirkulasi udara yang terjadi
pada toples yang terbuka.
Toples Tertutup ( 24 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpuka Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras
xxviii
t4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Pada toples yang tertutup, setelah 24 jam tidak terjadi banyak perubahan.
Keempat buah pisang masih terasa keras dan berwarna hijau seperti saat awal
sebelum eksperimen. Selain itu, buah lain yang ada dalam keempat toples
tersebut ( mangga, jambu biji, alpukat ) juga tidak mengalami perubahan yang
signifikan. Hal ini dikarenakan tidak adanya sirkulasi udara ( Oksigen ) yang
dibutuhkan oleh buah untuk memproduksi etilen. Produksi etilen dalam buah
pun terhenti.
Toples Terbuka ( 24 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau
Kecoklatan Tidak ada Ada Keras Agak Lunak
C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Dalam toples yang terbuka, kondisi buah yang ada didalamnya masih
sama seperti kondisi saat 12 jam. Buah pisang yang ada dalam keempat toples
belum mengalami perubahan yang berarti. Gas etilen yang diproduksi belum
bisa mematangkan buah karena jumlah yang dihasilkan belum cukup banyak
untuk merangsang pematangan pada buah.
xxix
Toples Tertutup ( 36 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Kondisi setelah 36 jam kurang lebih sama dengan kondisi sebelumnya.
Tetapi, kekerasan buah alpukat pada toples 3 menjadi sedikit lebih lunak dari
yang sebelumnya. Aroma yang tercium hanya aroma dari jambu biji yang
sangat menyengat seperti kondisi awal sebelum melakukan eksperimen. Buah
pisang yang ada pun tidak mengalami perubahan, tidak ada warna yang
berubah dan aroma yang tercium.
Toples Terbuka ( 36 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain Pisang Buah LainA. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji
H.Muda Kecoklatan Sedikit Ada Keras Agak Lunak
C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Pada toples yang terbuka, buah pisang yang pertama kali menunjukkan
ciri-ciri pematangan adalah buah pisang pada toples B yang diletakkan
bersama dengan buah jambu biji. Buah pisang yang diletakkan bersama
xxx
dengan jambu biji lebih cepat matang dari pada buah pisang yang diletakkan
bersama dengan buah alpukat. Hal ini disebabkan alpukat yang matang,
sehingga produksi etilen berkurang.
Toples Tertutup ( 48 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang
Buah Lain Pisang Buah Lain
Pisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Lunak4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Setelah 48 jam, toples-toples yang ada dalam kondisi tertutup belum
mengalami banyak perubahan. Tetapi buah alpukat yang berada pada toples 3
mengalami pelunakan, menjadi sama dengan toples C pada kondisi terbuka.
Hal ini menunjukkan, walaupun dalam waktu yang lama, buah alpukat pada
kondisi tertutup dapat mengalami pematangan.
Toples Terbuka ( 48 jam )
Toples Warna Aroma Kekerasan
xxxi
Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain Pisang Buah LainA. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Kekuningan
Kecoklatan Sedikit Ada
Agak Lunak Agak Lunak
C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Pada toples yang terbuka, tidak terjadi banyak perubahan. Ini dikarenakan
adanya proses pematangan yang ada di dalam buah. Tetapi buah pisang yang
ada bersamaan dengan buah jambu biji mengalami perubahan menjadi lebih
lunak dari sebelumnya. Selain itu, warna pada buah pisang mengalami
perubahan dari hijau muda menjadi berwarna kekuningan. Buah jambu biji
dapat mematangkan buah pisang lebih cepat karena buah alpukat yang
produksi etilennya lebih tinggi lebih matang sehingga produksi etilen
berkurang. Tetapi buah jambu biji yang pematangannya lebih lama bisa
memproduksi etilen lebih lama pula.
Toples Tertutup ( 60 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang Buah Lain Pisang Buah LainPisang Buah Lain
1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak
3.AlpukatKekuningan Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Lunak
4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
xxxii
Dalam waktu 60 jam, pisang yang berada pada toples 3 yang diletakkan
bersama dengan alpukat mengalami perubahan warna menjadi kekuningan.
Hal ini menunjukkan, buah alpukat di dalam toples yang tertutup dapat
mematangkan buah pisang walaupun dalam waktu yang lebih lama daripada
buah jambu biji pada kondisi terbuka. Buah alpukat dapat lebih cepat
mematangkan buah pisang karena laju produksi etilen pada buah alpukat
termasuk tinggi. Sedangkan pematangan buah alpukat pada kondisi tertutup
lebih lama, hal ini menyebabkan produksi etilen berlangsung lebih lama.
Toples Terbuka ( 60 jam )
ToplesWarna Aroma Kekerasan
Pisang Buah Lain Pisang Buah LainPisang Buah Lain
A. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Kuning
Kecoklatan Sedikit Ada
Agak Lunak Agak Lunak
C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -
Buah pisang yang berada pada toples B yang diletakkan bersama dengan
buah jambu biji menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa buah pisang
yang diletakkan pada toples B atau diletakkan bersama dengan buah jambu
biji pada kondisi terbuka lebih cepat matang daripada buah pisang yang
xxxiii
diletakkan di toples A, C maupun D. Hal ini terjadi karena laju produksi
etilen yang tergolong sedang dan proses pematangan buah jambu yang lebih
lama menyebabkan produksi etilen menjadi lebih lama.
4.3 Perbedaan Pisang yang Matang Sendiri dengan yang Matang dengan
Etilen dari Buah Lain.
Secara umum buah pisang yang matang sendiri dengan buah
pisang yang matang akibat etilen dari buah lain tidak punya banyak
perbedaan. Baik dalam segi warna, maupun kekerasan.
Namun aroma buah pisang yang matang akibat etilen dari buah
jambu biji punya perbedaan, buah pisang yang matang akibat etilen dari buah
jambu biji mempunyai aroma jambu biji yang sangat menyengat. Walaupun
buah pisang itu sudah dikeluarkan dari toples dan diletakkan berjauhan
dengan buah jambu biji. Hal ini disebabkan oleh aroma yang dihasilkan buah
jambu biji sangat menyengat dan dalam waktu yang lama bisa menempel di
buah pisang.
Sedangkan untuk buah pisang yang matang karena buah alpukat
dalam kondisi tertutup tidak memiliki perbadaan baik dalam hal perbadaan
warna, kekerasan maupun aroma. Buah yang matang akibat buah alpukat
memiliki ciri-ciri yang sama dengan buah pisang yang matang sendiri.
xxxiv
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Etilen yang dihasilkan oleh buah lain, dalam hal ini alpukat,
mangga dan jambu biji dapat membantu mempercepat proses pematangan
buah pisang. Dari hasil eksperimen, buah yang paling cepat mematangkan
buah pisang adalah buah jambu biji pada kondisi terbuka. Sementara itu, buah
xxxv
pisang yang diletakkan bersamaan dengan buah alpukat dalam kondisi
tertutup mengalami pematangan. Walaupun lebih lambat daripada buah
pisang yang dimatangkan oleh buah jambu biji dalam kondisi terbuka.
Pematangan buah pisang sangat mudah, hanya meletakkan buah
yang ingin dimatangkan ke dalam wadah dengan buah jambu biji atau buah
alpukat dalam kondisi sedikit terbuka. Kondisi sedikit terbuka disini
dimaksudkan untuk menjaga sirkulasi udara dalam buah yang ada di dalam
wadah tetap berlangsung. Sehingga proses pembentukkan etilen pun bisa
terjadi, tetapi kelembaban dalam wadah terjaga.
Buah pisang yang matang akibat etilen dari buah lain juga tidak
punya banyak perbedaan. Baik warna, aroma, kekerasan dan rasanya tidak
mempunyai banyak perbedaan dari buah pisang pada umumnya.
5.2 Saran
Pematangan buah pisang menggunakan buah lain dapat dijadikan
alternatif lain untuk mematangkan buah pisang dengan mudah. Untuk itu
penulis memberikan saran sebagai berikut :
a. Buah jambu biji dan buah alpukat dapat mempercepat pematangan
buah pisang.
b. Wadah yang digunakan untuk tempat pematangan sebaiknya dalam
kondisi sedikit terbuka untuk menjaa sirkulasi udara.
c. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan etilen
dalam buah.
xxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Pisang, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.
_________________________________. 2006. Apel, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/apel.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.
_________________________________. 2006. Jambu Biji, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jambu_biji.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.
_________________________________. 2006. Mangga, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.
Rahman, Andi Nurfaidah.2007. Kajian Penggunaan Sistem Kemasan Aktif Penyerap Etilen Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Alpukat
xxxvii
( Persea americana Mill ), diakses dari http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41485, tanggal 18 Agustus 2012.
Stout, Richard. 2009. The Ripe Stuff – Part 2: How Plants Make Ethylene, diakses dari http://www.howplantswork.com/2009/12/03/the-ripe-stuff-part-2-how-plants-make-ethylene/, tanggal 10 Oktober 2012.
____________.2009. The Ripe Stuff – Part 3: How Plants Respond to Ethylene, diakses dari http://www.howplantswork.com/2009/12/16/the-ripe-stuff-part-3-how-plants-respond-to-ethylene-2/, tanggal 10 Oktober 2012.
Subahar, Tati Suryati Syamsudin. 2007. Biologi 3. Bogor : Yudhistira.
LAMPIRAN
1. Kondisi Tertutup
xxxviii
2. Kondisi Terbuka
xxxix
Pisang dan Mangga ( Awal )
Pisang dan Jambu biji ( Awal )
Pisang dan Alpukat ( Awal )
Pisang ( Awal )
Pisang dan Mangga ( 60 jam )
Pisang dan Jambu biji ( 60 jam )
Pisang dan Alpukat ( 60 jam )
Pisang ( 60 jam )
xl
Pisang dan Mangga ( Awal )
Pisang dan Jambu biji ( Awal )
Pisang dan Alpukat ( Awal )
Pisang ( Awal )
Pisang dan Mangga ( 60 jam )
Pisang dan Jambu biji ( 60 jam )
Pisang dan Alpukat ( 60 jam )
Pisang ( 60 jam )