Transcript
Page 1: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP

KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Karya Tulis

Disusun sebagai tugas akhir sekolah tahun ajaran 2012 / 2013

Disusun oleh :

Paskalis Andana T.P.

XII IPA 3 / 26

NIS : 10112956

SMA PANGUDI LUHUR VAN LITH

Jalan Karini No.1 Muntilan, Jawa Tengah

2012

i

Page 2: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

MOTTO

Human learns skill from

many trial and error phase

Making mistakes is a lot better than not doing anything

-Billie Joe Armstrong-

People are just as happy as they make up their minds to be 

-Abraham Lincoln-

Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda,

niscaya akan kuguncangkan dunia-Bung Karno-

ii

Page 3: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jesus Christ, for His blessing in my

life..

Keluarga tercinta, Bapak, Ibu, Mas Angga, Mbak

Inggit dan terutama Andin di sana, yang telah

memberiku dukungan..

SMA Pangudi Luhur Van Lith yang telah memberikan banyak

pengalaman berharga....

Teman – teman Angkatan XX yang telah memberi

warna pada hidupku..

Semua pihak yang telah membantuku berproses dalam hidup, yang

tak bisa disebutkan satu per satu

iii

Page 4: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

HALAMAN PENGESAHAN

PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN

PEMATANGAN BUAH PISANG

Karya Tulis

Telah disusun dan disiapkan oleh :

Nama : Paskalis Andana Trivida Puta

Kelas : XII IPA 3 / 26

NIS : 10112956

Telah disetujui oleh pembimbing karya tulis pada :

Hari : ............................................................................................................

Tanggal : ............................................................................................................

Dan telah disahkan oleh Kepala SMA Pangudi Luhur Van Lith pada :

Hari : ............................................................................................................

iv

Page 5: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Tanggal : ............................................................................................................

Kepala SMA Pangudi Luhur Van Lith Pembimbing Karya Tulis

FA. Dwiyatno.,S.Pd.,M.Si.,FIC Th. Enik Mutiarsih

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

dan limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul

“Perbandingan Etilen dalam Buah Terhadap Kecepatan Pematangan Buah Pisang“

ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya tulis ini merupakan tugas akhir di

SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan sekaligus sebagai syarat mengikuti Ujian

Nasional 2013. Penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi pembacanya.

Karya tulis ini dibuat supaya pembaca dapat mengetahui apa itu etilen

bagaimana etilen terbentuk, fungsinya dan perbandingan etilen dalam buah dalam

mempengaruhi kecepatan pematangan buah pisang.

v

Page 6: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Dalam proses penyusunan karya tulis ini, tentu banyak halangan dan

hambatan yang dialami oleh penulis. Namun, banyak pula bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bruder FA. Dwiyatno.,S.Pd.,M.Si.,FIC selaku Rektor dan Kepala SMA

Pangudi Luhur Van Lith.

2. Mas Eko selaku pamong ASPA 3 yang membantu kelancaran pembuatan

karya tulis ini.

3. Th. Enik Mutiarsih, selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini.

4. Kedua orang tua penulis, Markus Soeparno dan Athanasia Sudaryanti atas

semua dukungan, doa, dan kasih sayang yang diberikan.

5. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungannya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ini masih

terdapatbanyak kekurangan, baik dalam hal penulisan serta pemilihan kata

maupun isi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun supaya penulis dapat melakukan pembenahan dalam pembuatan

karya tulis selanjutnya.

Demikian pengantar ini penulis susun. Semoga karya tulis in dapat

digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.

vi

Page 7: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Halaman Motto....................................................................................................ii

Halaman Persembahan .......................................................................................iii

Halaman Pengesahan..........................................................................................iv

Kata Pengantar ...................................................................................................v

Daftar Isi .............................................................................................................vii

Abstrak ...............................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

vii

Page 8: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 11.2 Pembatasan Masalah......................................................................... 21.3 Rumusan Masalah............................................................................. 21.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 21.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4

2.1 Etilen ............................................................................................... 42.2 Alpukat ............................................................................................ 62.3 Jambu Biji ....................................................................................... 72.4 Mangga ............................................................................................ 82.5 Pisang .............................................................................................. 9

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 11

3.1 Obyek Penelitian ............................................................................. 11 3.2 Metode dan Instrumen Penelitian .................................................... 11 3.3 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 12 3.4 Cara Kerja ....................................................................................... 13 3.5 Hipotesis .......................................................................................... 14

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 15

4.1 Proses Penelitian ............................................................................. 154.2 Hasil Percobaan ............................................................................... 164.3 Perbedaan Pisang yang Matang Sendiri dengan yang Matang dengan

Etilen dari Buah Lain ...................................................................... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 25

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 255.2 Saran ................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27

LAMPIRAN ...................................................................................................... 28

viii

Page 9: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

ABSTRAK

Andana, Paskalis. 2012. Perbandingan Etilen dalam Buah Terhadap Kecepatan Pematangan Buah Pisang. Muntilan : SMA Pangudi Luhur Van Lith.

Setelah dipanen, buah pisang akan mengalami proses pematangan. Dalam hal ini, hormon etilen adalah hormon yang sangat berperan dalam proses pematangan buah pisang. Etilen diperoleh dari proses perubahan asam amino metionin pada tumbuhan atau buah. Setelah menghasilkan etilen, RE akan menjadi reseptor etilen dan memberikan sinyal intraselular lalu memberikan perintah pada gen untuk memecah pati menjadi gula.

Pematangan buah pisang dapat dilakukan dengan berbagai cara, penulis mempercepat pematangan buah pisang dengan meletakkan buah lain di dalam suatu wadah. Penulis mencoba membuat dua kondisi berbeda, terbuka dan

ix

Page 10: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

tertutup. Setelah melakukan percobaan selama 60 jam, buah pisang yang diletakkan bersama dengan buah jambu biji dalam kondisi terbuka dan buah pisang yang diletakkan bersama buah alpukat dalam kondisi tertutup menjadi lebih cepat matang dari buah pisang dengan buah dan kondisi lain.

Secara umum, buah pisang yang matang sendiri dan buah pisang yang matang akibat etilen dari buah lain tidak mempunyai banyak perbedaan. Perbedaan dari segi warna, aroma, rasa dan kekerasan tidak banyak terlihat. Jadi, etilen dari buah lain ( terutama alpukat dan mangga ) dapat mempercepat pematangan buah pisang.

Kata kunci : etilen, pisang, pematangan

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setelah dipanen, buah akan mengalami perubahan secara fisik

maupun kimiawi, baik yang menguntungkan atau yang merugikan. Berbagai

cara dilakukan untuk dapat mengendalikan perubahan yang terjadi, sehingga

x

Page 11: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

tidak merugikan penjual maupun konsumen. Dalam hal ini, proses

penyimpanan buah diperhitungkan supaya buah yang akan dijual bisa

bertahan lama dan tidak cepat busuk.

Dalam proses pematangan buah, banyak faktor yang

mempengaruhi, salah satunya adalah etilen. Etilen merupakan suatu hormon

pertumbuhan yang bisa merangsang proses pematangan buah. Sebenarnya

etilen merupakan suatu zat emisi dari pembakaran kerosin. Namun, etilen

dalam bentuk gas juga diproduksi melalui proses metabolisme tumbuhan.

Etilen dari buah juga dimanfaatkan oleh penjual, sehingga para penjual

memetik buah yang belum matang dan mendistribusikannya, kemudian

diperam ( dimatangkan ) saat akan dijual. Hal ini tentu menguntungkan para

penjual, sehingga buah yang didistribusikan tidak cepat rusak.

Pada dasarnya, semua buah akan memproduksi etilen ketika akan

matang dan etilen merupakan hormon yang penting dalam pematangan buah.

Berdasarkan fakta inilah penulis ingin membandingkan produksi etilen pada

buah alpukat, apel, mangga dengan cara melihat kecepatan pematangan buah

pisang.

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah pada pembahasan mengenai pengaruh

produksi etilen dari buah alpukat, apel dan mangga terhadap warna, aroma dan

kekerasan buah pisang.

xi

Page 12: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

1.3 Rumusan Masalah

Untuk itu penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Buah manakah ( alpukat, jambu biji, mangga ) yang paling cepat

mematangkan pisang?

2. Bagaimana perbedaan warna, tekstur dan aroma dari pisang yang

matang sendiri dan pisang yang matang akibat etilen buah lain?

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan percobaan dan penelitian ini penulis memiliki

tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui buah ( alpukat, jambu biji, mangga ) yang paling cepat

mematangkan buah pisang.

2. Mengetahui perbedaan warna, tekstur dan aroma pisang yang matang

sendiri dan pisang yang matang akibat etilen dari buah lain.

1.5 Manfaat penelitian

Dengan tujuan di atas penulis berharap agar percobaan dan

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Antara lain sebagai berikut :

1. Memberi informasi mengenai fungsi etilen pada buah.

2. Mencari alternatif lain untuk mematangkan buah.

xii

Page 13: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

BAB II

Landasan Teori

2.1 Etilen

Etilen ( C2H4 ) merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang

pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan dari jaringan tanaman

xiii

Page 14: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

yang hidup, pada waktu-waktu tertentu senyawa ini dapat menyebabkan

perubahan penting dalam proses pertumbuhan maupun pematangan pada hasil

pertanian. Pematangan adalah pemecahan dinding sel oleh enzim yang

melembutkan buah dan mengubah pati menjadi gula. Selain berperan dalam

pematangan, etilen juga berperan dalam pembentukan lapisan absisi.

Etilen merupakan gas yang diproduksi secara alami oleh tanaman

dan bersifat sebagai hormon. Etilen bisa disebut hormon karena dihasilkan

oleh tanaman itu sendiri dan bisa beredear ke jaringan-jaringan yang ada pada

tumbuhan, selain itu etilen merupakan senyawa organik. Etilen terbentuk

bukan hanya karena proses pertumbuhan, bisa juga karena luka atau serangan

patogen. ( Subahar, 2007 )

Asam amino metionin merupakan protein yang sangat penting

dalam proses pembentukan etilen. Asam amino metionin akan kehilangan 3

fosfatnya karena adanya ATP dan air. Lalu, asam 1-aminosiklopropana-1-

karboksilat sintase ( Protein ACS ) akan merangsang pembentukkan ACC ( 1-

Amino Cyclopropane-Carboxylate ). Terakhir, Oksigen dibutuhkan untuk

mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Hal ini menunjukkan bahwa

produksi etilen sangat memerlukan Oksigen. Secara singkat diagram

pembentukan etilen dapat diperlihatkan di bawah ini :

Tumbuhan memiliki reseptor etilen yang bisa melihat etilen yang

berbeda secara spesifik dari molekul kecil lainnya. Reseptor ini terletak di

xiv

Metionin SAMProtein ACS

ACC+ O2

ETILEN

Page 15: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Retikulum Endoplasma ( RE ). Walaupun terletak di RE, etilen masih bisa

diterima karena ukurannya yang relatif kecil dan bisa menembus membran

sel. Setiap molekul etilen akan berpasangan dengan dua buah reseptor etilen.

Etilen berfungsi sebagai kunci untuk reseptor etilen tersebut. Setelah protein

reseptor etilen tersebut aktif, reseptor itu akan memulai sinyal intraselular

untuk mengubah susunan gen dan merangsang buah untuk menjadi matang.

Sementara itu, semakin matang buah, produksi etilen semakin berkurang.

(Stout, 2009)

Setiap buah mempunyai tingkat produksi etilen yang berbeda-beda,

berikut adalah tabel produksi etilen pada beberapa buah.

KelasLaju Produksi Etilen

( µl C2H4/kg jam )Komoditas

Sangat Rendah < 0,1 strawberry, bunga kol, kentang, sayuran daun

Rendah 0,1 – 1,0 melon, nanas, semangka terong, mentimun

Medium 1,0 – 10,0 pisang, jambu biji, melon, mangga, tomat

Tinggi 10 – 100 apel, alpukat, pepayaSangat Tinggi > 100 markisaSumber : Nurfaidah ( 2007 )

2.2 Alpukat

xv

Page 16: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Tanaman alpukat ( Persea americana ) merupakan tanaman buah

yang bisa tumbuh di ketinggian antara 5 – 1.500 mdpl dan merupakan

tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman alpukat diperkirakan

masuk ke Indonesia abad ke 18 karena penjajahan Belanda.

Tinggi pohonnya bisa mencapai 20 m, dengan daun sepanjan 12 -

25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan

panjangnya sekitar 5 – 10 mm. Massa buahnya berkisar antara 100 – 1.000

gram, dengan diameter biji 5 – 6,4 cm. Buahnya berbentuk buni, memiliki

kulit lembut dengan warna hijau sampai ungu kecoklatan, daging buahnya

lembut dan berwarna hijau muda sampai kuning muda.

Tanaman alpukat mempunyai taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana

Jika sudah tua warnanya akan menjadi tua tetapi tidak coklat /

merah dan tidak mengkilap. Selain itu, jika diketuk dengan punggung kuku

akan bersuara nyaring dan jika digoyang-goyang, akan terdengar goncangan

biji.

xvi

Page 17: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

2.3 Jambu Biji

Jambu biji ( Psidium guajava ) adalah salah satu tanaman jenis

perdu yang bearsal dari Brazil. Jambu biji menyebar ke Thailand, dan

kemudian ke negara Asia lainnya. Saat ini, Jambu biji banyak dibudidayakan

di daerah Jawa. Pohon jambu biji tumbuh dengan baik di daerah tropis pada

ketinggian 5 – 1200 mdpl.

Jambu biji mempunyai taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava

xvii

Page 18: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Jambu biji yang telah matang menunjukkan ciri warna sesuai

dengan jenisnya, serta mencium baunya. Selain itu, perubahan warna dari

hijau pekat menjadi hijau muda keputih-putihan menandakan jambu biji

sudah siap dipanen.

2.4 Mangga

Mangga berasal dari perbatasan India dengan Burma dan menyebar

ke Asia Tenggara sekitar 1500 tahun silam. Pohon mangga bisa mempunyai

tinggi 40 m, meskipun sebagian besar mangga peliharaan tingginya 10 m atau

kurang. Mangga berbatang tegak, dan daunnya berbentuk jorong sampai

lanset 2-10 cm x 8-40 cm, dengan tepi yang bergelombang. Daun yang muda

biasanya berwarna kemerahan.

Klasifikasi tanaman mangga adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

xviii

Page 19: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica

Buah mangga termasuk dalam kelompok buah batu yang

berdaging, dengan bentuk yang bervariasi sesuai dengan macamnya. Panjang

buah berkisar antara 2,5-30 cm. Kulit buahnya berwarna hijau, jika matang

akan berwarna kekuningan atau kemerahan.

2.5 Pisang

Pisang

merupakan tumbuhan terna yang berdaun besar memanjang dari suku

Musaceae. Tanaman pisang menghasilkan buah yang tersusun dalam tandan

dengan tersusun menjari yang biasa disebut dengan sisir. Hampir semua

pisang akan berwarna kuning ketika matang dan pisang merupakan sumber

Pisang tidak dibudaakan secara intensif atau besar-besaran. Hanya

sedikit yang dibudidayakan seperti ‘Gros Michel’ dan ‘Cavendish’.

xix

Page 20: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Sedangkan yang lainnya hanya ditanam di pekarangan, tepi lahan, maupun

tepi sungai. Pohon pisang akan mulai berbuah saat berumur 1 tahun. Buah

yang cukup umur adalah buah yang berumur 80-100 hari atau dengan siku

buah yang masih jelas sampai hampir bulat.

Pisang mempunyai taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Musales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa spp.

Tumbuhan pisang menyukai iklim yang tropis dan lembab.

Sehingga pusat keragaman pisang berada di Asia Tenggara. Di daerah yang

mempunyai curah hujan merata sepanjang tahun, pisang dapat berbuah tanpa

mengenal musim.

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Obyek Penelitian

xx

Page 21: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Obyek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah kecepatan

pematangan buah pisang dengan sumber etilen dari buah jambu biji, alpukat

dan mangga. Penulis mengambil pisang sebagai sampel, karena pematangan

buah pisang menunjukkan ciri yang mudah diamati. Data yang dibandingkan

dan diamati oleh peneliti adalah warna, aroma dan kekerasan buah pisang.

Penulis akan memberi satu sampel untuk setiap perlakuan, dan

mendokumentasikannya. Perbedaan perlakuan tersebut adalah sumber etilen

yang berbeda yaitu dari alpukat, mangga, jambu biji dan pisang itu sendiri.

Percobaan ini akan diamati dan dilakukan pencatatan data dan dokumentasi

setiap 12 jam sekali selama 60 jam.

3.2 Metode dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan dua metode

penelitian yaitu metode eksperimen dan studi pustaka.

A. Metode Eksperimen

Penulis ingin melakukan percobaan komparatif dengan

meletakkan buah pisang ke dalam toples bersama buah mangga,

alpukat dan jambu biji dalam keadaan tertutup dan sedikit terbuka.

Dengan adanya perlakuan yang berbeda ini, diharapkan akan

terdapat perbedaan terhadap kecepatan pematangan buah pisang,

sehingga peneliti pun dapat memperoleh sumber-sumber data yang

diharapkan.

xxi

Page 22: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

B. Studi Pustaka

Penulis melakukan metode observasi dengan cara

melakukan pencarian data melalui internet maupun buku yang

mendukung penelitian ini. Dengan menggunakan hasil dari metode

observasi ini, diharapkan dapat memperjelas hasil eksperimen.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

A. Alat Penelitian

1. 8 buah toples plastik transparan

2. 8 lembar plastik penutup toples

3. Gunting

4. Tali rafia

5. Kamera

B. Bahan Penelitian

1. 8 buah pisang

2. 2 buah jambu biji

3. 2 buah alpukat

4. 2 buah mangga

3.4 Cara Kerja

A. Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan alat yang dibutuhkan

xxii

Page 23: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Menyiapkan buah alpukat, mangga dan jambu biji yang masih

mentah

B. Membuat ruangan untuk buah

Letakkan 4 buah pisang ke 4 toples yang berbeda, toples 1,2,3,4

Letakkan mangga di toples 1, jambu biji di toples 2, dan alpukat di

toples 3 bersamaan dengan pisang, dan di toples 4 letakkan pisang

sendiri tanpa buah lain.

Tutup rapat semua dengan plastik, dan ikat dengan tali rafia

Letakkan 4 buah pisang sisanya ke empat toples yang berbeda,

toples A, B, C, D

Letakkan mangga di toples A, jambu biji di toples B, dan alpukat

di toples C bersamaan dengan pisang, dan di toples D letakkan

pisang sendiri tanpa buah lain

Tutup toples sekitar ¾ bagian dengan plastik, kemudian ikat

dengan tali rafia.

C. Melakukan pengamatan

Lakukan pengamatan terhadap kedelapan toples secara teratur 12

jam sekali selama 60 jam.

Amati perbedaan dan dokumentasikan yang terjadi di masing-

masing buah pisang di setiap toples. Perbedaan yang diamati

meliputi warna, aroma dan kekerasan buah pisang.

xxiii

Page 24: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

3.5 Hipotesis

Buah mangga, jambu biji dan alpukat dapat mempercepat

pematangan buah pisang.

BAB IV

Pembahasan

xxiv

Page 25: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

4.1 Proses Penelitian

Penulis melakukan penelitian sebanyak dua kali. Penelitian dimulai

dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu toples, buah

mangga, jambu biji, alpukat, dan pisang.

Penulis membandingkan kecepatan pematangan buah pisang akibat

dari etilen yang diproduksi oleh buah mangga, jambu biji, dan alpukat dalam

dua kondisi yang berbeda. Dalam percobaan ini, penulis menggunakan buah

yang kematangannya mudah diamati, sehingga tidak menyulitkan penulis.

Kondisi yang pertama adalah toples yang tertutup rapat, kondisi yang kedua

penulis memberikan toples yang sedikit terbuka.

Untuk kondisi yang pertama, siapkan empat buah toples, empat

buah pisang, masing-masing satu buah mangga, jambu biji, dan alpukat.

Toples yang pertama diberi nama toples 1, yang berisi buah pisang dengan

mangga. Toples kedua yang berisi buah jambu biji dan pisang diberi nama

toples 2. Sementara untuk toples ketiga yang berisikan buah alpukat dan

pisang diberi nama toples 3, dan untuk toples 4 yang hanya berisi buah pisang

diberi nama toples 4. Kemudian keempat toples tersebut ditutup rapat dengan

menggunakan plastik yang diikat dengan tali rafia.

Hal yang hampir sama dilakukan untuk kondisi yang kedua,

siapkan empat toples yang terakhir, empat buah pisang, masing-masing satu

buah mangga, jambu biji, dan alpukat. Toples yang pertama berisi buah

pisang dan mangga diberi nama toples A. Toples B adalah toples kedua yang

xxv

Page 26: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

berisi buah pisang dan jambu biji. Untuk toples ketiga diberi nama toples C

yang berisi buah pisang dan alpukat. Sedangkan untuk toples D hanya berisi

buah pisang. Keempat toples tersebut kemudian ditutup ¾ bagian dengan

plastik supaya terdapat sirkulasi udara di dalam toples tersebut.

Selanjutnya penulis melakukan pengamatan yang dilakukan 12 jam

sekali selama 60 jam. Dalam setiap pengamatan penulis mengamati

perubahan warna, kekerasan dan aroma yang terjadi. Penulis mencatat dan

melakukan dokumentasi pada kedelapan toples dan membandingkan hasilnya

dengan melihat warna, kekerasan dan aroma buah pisang pada tiap-tiap

toples.

4.2 Hasil Percobaan

Data percobaan :

Toples Tertutup ( Keadaan Awal )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Toples Terbuka ( Keadaan Awal )

Toples Warna Aroma Kekerasan

xxvi

Page 27: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak LunakC.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras KerasD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Pada awal percobaan keadaan semua buah sama, yang berbeda hanya buah

mangga dan jambu biji yang keadaan buahnya sudah agak lunak. Sementara

pada buah jambu biji juga tercium bau yang cukup menyengat.

Toples Tertutup ( 12 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Setelah 12 jam, kondisi buah pada toples dengan kondisi tertutup tidak

banyak berubah. Namun, saat akan diamati udara panas sangat terasa di

dalam toples. Selain itu, di plastik penutup toples terdapat air. Hal ini

menunjukkan terjadi proses metabolisme pada buah yang menghasilkan panas

dan uap air.

xxvii

Page 28: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Toples Terbuka ( 12 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau

Kecoklatan Tidak ada Ada Keras Agak Lunak

C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Pada toples yang terbuka, perbedaannya terdapat pada buah alpukat.

Setelah 12 jam, buah alpukat yang diletakkan di toples C dalam keadaan

terbuka menjadi lebih terasa lunak. Hal ini menunjukkan buah alpukat yang

diletakkan di toples yang terbuka mengalami pematangan yang lebih cepat

daripada buah alpukat yang diletakkan di toples yang tertutup. Selain itu,

buah jambu biji mengalami kecoklatan / pematangan. Pada kondisi yang

terbuka, panas dan uap air yang terbentuk cenderung lebih sedikit daripada

toples yang tertutup. Hal ini disebabkan adanya sirkulasi udara yang terjadi

pada toples yang terbuka.

Toples Tertutup ( 24 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpuka Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Keras

xxviii

Page 29: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

t4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Pada toples yang tertutup, setelah 24 jam tidak terjadi banyak perubahan.

Keempat buah pisang masih terasa keras dan berwarna hijau seperti saat awal

sebelum eksperimen. Selain itu, buah lain yang ada dalam keempat toples

tersebut ( mangga, jambu biji, alpukat ) juga tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Hal ini dikarenakan tidak adanya sirkulasi udara ( Oksigen ) yang

dibutuhkan oleh buah untuk memproduksi etilen. Produksi etilen dalam buah

pun terhenti.

Toples Terbuka ( 24 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

A.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Hijau

Kecoklatan Tidak ada Ada Keras Agak Lunak

C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Dalam toples yang terbuka, kondisi buah yang ada didalamnya masih

sama seperti kondisi saat 12 jam. Buah pisang yang ada dalam keempat toples

belum mengalami perubahan yang berarti. Gas etilen yang diproduksi belum

bisa mematangkan buah karena jumlah yang dihasilkan belum cukup banyak

untuk merangsang pematangan pada buah.

xxix

Page 30: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Toples Tertutup ( 36 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Kondisi setelah 36 jam kurang lebih sama dengan kondisi sebelumnya.

Tetapi, kekerasan buah alpukat pada toples 3 menjadi sedikit lebih lunak dari

yang sebelumnya. Aroma yang tercium hanya aroma dari jambu biji yang

sangat menyengat seperti kondisi awal sebelum melakukan eksperimen. Buah

pisang yang ada pun tidak mengalami perubahan, tidak ada warna yang

berubah dan aroma yang tercium.

Toples Terbuka ( 36 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain Pisang Buah LainA. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji

H.Muda Kecoklatan Sedikit Ada Keras Agak Lunak

C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Pada toples yang terbuka, buah pisang yang pertama kali menunjukkan

ciri-ciri pematangan adalah buah pisang pada toples B yang diletakkan

bersama dengan buah jambu biji. Buah pisang yang diletakkan bersama

xxx

Page 31: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

dengan jambu biji lebih cepat matang dari pada buah pisang yang diletakkan

bersama dengan buah alpukat. Hal ini disebabkan alpukat yang matang,

sehingga produksi etilen berkurang.

Toples Tertutup ( 48 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang

Buah Lain Pisang Buah Lain

Pisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak3.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Lunak4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Setelah 48 jam, toples-toples yang ada dalam kondisi tertutup belum

mengalami banyak perubahan. Tetapi buah alpukat yang berada pada toples 3

mengalami pelunakan, menjadi sama dengan toples C pada kondisi terbuka.

Hal ini menunjukkan, walaupun dalam waktu yang lama, buah alpukat pada

kondisi tertutup dapat mengalami pematangan.

Toples Terbuka ( 48 jam )

Toples Warna Aroma Kekerasan

xxxi

Page 32: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Pisang Buah Lain Pisang Buah Lain Pisang Buah LainA. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Kekuningan

Kecoklatan Sedikit Ada

Agak Lunak Agak Lunak

C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Pada toples yang terbuka, tidak terjadi banyak perubahan. Ini dikarenakan

adanya proses pematangan yang ada di dalam buah. Tetapi buah pisang yang

ada bersamaan dengan buah jambu biji mengalami perubahan menjadi lebih

lunak dari sebelumnya. Selain itu, warna pada buah pisang mengalami

perubahan dari hijau muda menjadi berwarna kekuningan. Buah jambu biji

dapat mematangkan buah pisang lebih cepat karena buah alpukat yang

produksi etilennya lebih tinggi lebih matang sehingga produksi etilen

berkurang. Tetapi buah jambu biji yang pematangannya lebih lama bisa

memproduksi etilen lebih lama pula.

Toples Tertutup ( 60 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang Buah Lain Pisang Buah LainPisang Buah Lain

1.Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak Lunak2.Jambu biji Hijau Kuning Tidak ada Ada Keras Agak Lunak

3.AlpukatKekuningan Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Lunak

4.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

xxxii

Page 33: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

Dalam waktu 60 jam, pisang yang berada pada toples 3 yang diletakkan

bersama dengan alpukat mengalami perubahan warna menjadi kekuningan.

Hal ini menunjukkan, buah alpukat di dalam toples yang tertutup dapat

mematangkan buah pisang walaupun dalam waktu yang lebih lama daripada

buah jambu biji pada kondisi terbuka. Buah alpukat dapat lebih cepat

mematangkan buah pisang karena laju produksi etilen pada buah alpukat

termasuk tinggi. Sedangkan pematangan buah alpukat pada kondisi tertutup

lebih lama, hal ini menyebabkan produksi etilen berlangsung lebih lama.

Toples Terbuka ( 60 jam )

ToplesWarna Aroma Kekerasan

Pisang Buah Lain Pisang Buah LainPisang Buah Lain

A. Mangga Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras Agak LunakB.Jambu biji Kuning

Kecoklatan Sedikit Ada

Agak Lunak Agak Lunak

C.Alpukat Hijau Hijau Tidak ada Tidak ada Keras LunakD.Pisang Hijau - Tidak ada - Keras -

Buah pisang yang berada pada toples B yang diletakkan bersama dengan

buah jambu biji menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa buah pisang

yang diletakkan pada toples B atau diletakkan bersama dengan buah jambu

biji pada kondisi terbuka lebih cepat matang daripada buah pisang yang

xxxiii

Page 34: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

diletakkan di toples A, C maupun D. Hal ini terjadi karena laju produksi

etilen yang tergolong sedang dan proses pematangan buah jambu yang lebih

lama menyebabkan produksi etilen menjadi lebih lama.

4.3 Perbedaan Pisang yang Matang Sendiri dengan yang Matang dengan

Etilen dari Buah Lain.

Secara umum buah pisang yang matang sendiri dengan buah

pisang yang matang akibat etilen dari buah lain tidak punya banyak

perbedaan. Baik dalam segi warna, maupun kekerasan.

Namun aroma buah pisang yang matang akibat etilen dari buah

jambu biji punya perbedaan, buah pisang yang matang akibat etilen dari buah

jambu biji mempunyai aroma jambu biji yang sangat menyengat. Walaupun

buah pisang itu sudah dikeluarkan dari toples dan diletakkan berjauhan

dengan buah jambu biji. Hal ini disebabkan oleh aroma yang dihasilkan buah

jambu biji sangat menyengat dan dalam waktu yang lama bisa menempel di

buah pisang.

Sedangkan untuk buah pisang yang matang karena buah alpukat

dalam kondisi tertutup tidak memiliki perbadaan baik dalam hal perbadaan

warna, kekerasan maupun aroma. Buah yang matang akibat buah alpukat

memiliki ciri-ciri yang sama dengan buah pisang yang matang sendiri.

xxxiv

Page 35: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Etilen yang dihasilkan oleh buah lain, dalam hal ini alpukat,

mangga dan jambu biji dapat membantu mempercepat proses pematangan

buah pisang. Dari hasil eksperimen, buah yang paling cepat mematangkan

buah pisang adalah buah jambu biji pada kondisi terbuka. Sementara itu, buah

xxxv

Page 36: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

pisang yang diletakkan bersamaan dengan buah alpukat dalam kondisi

tertutup mengalami pematangan. Walaupun lebih lambat daripada buah

pisang yang dimatangkan oleh buah jambu biji dalam kondisi terbuka.

Pematangan buah pisang sangat mudah, hanya meletakkan buah

yang ingin dimatangkan ke dalam wadah dengan buah jambu biji atau buah

alpukat dalam kondisi sedikit terbuka. Kondisi sedikit terbuka disini

dimaksudkan untuk menjaga sirkulasi udara dalam buah yang ada di dalam

wadah tetap berlangsung. Sehingga proses pembentukkan etilen pun bisa

terjadi, tetapi kelembaban dalam wadah terjaga.

Buah pisang yang matang akibat etilen dari buah lain juga tidak

punya banyak perbedaan. Baik warna, aroma, kekerasan dan rasanya tidak

mempunyai banyak perbedaan dari buah pisang pada umumnya.

5.2 Saran

Pematangan buah pisang menggunakan buah lain dapat dijadikan

alternatif lain untuk mematangkan buah pisang dengan mudah. Untuk itu

penulis memberikan saran sebagai berikut :

a. Buah jambu biji dan buah alpukat dapat mempercepat pematangan

buah pisang.

b. Wadah yang digunakan untuk tempat pematangan sebaiknya dalam

kondisi sedikit terbuka untuk menjaa sirkulasi udara.

c. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan etilen

dalam buah.

xxxvi

Page 37: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Pisang, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.

_________________________________. 2006. Apel, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/apel.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.

_________________________________. 2006. Jambu Biji, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jambu_biji.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.

_________________________________. 2006. Mangga, diakses dari http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf, tanggal 23 Agustus 2012.

Rahman, Andi Nurfaidah.2007. Kajian Penggunaan Sistem Kemasan Aktif Penyerap Etilen Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Alpukat

xxxvii

Page 38: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

( Persea americana Mill ), diakses dari http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41485, tanggal 18 Agustus 2012.

Stout, Richard. 2009. The Ripe Stuff – Part 2: How Plants Make Ethylene, diakses dari http://www.howplantswork.com/2009/12/03/the-ripe-stuff-part-2-how-plants-make-ethylene/, tanggal 10 Oktober 2012.

____________.2009. The Ripe Stuff – Part 3: How Plants Respond to Ethylene, diakses dari http://www.howplantswork.com/2009/12/16/the-ripe-stuff-part-3-how-plants-respond-to-ethylene-2/, tanggal 10 Oktober 2012.

Subahar, Tati Suryati Syamsudin. 2007. Biologi 3. Bogor : Yudhistira.

LAMPIRAN

1. Kondisi Tertutup

xxxviii

Page 39: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

2. Kondisi Terbuka

xxxix

Pisang dan Mangga ( Awal )

Pisang dan Jambu biji ( Awal )

Pisang dan Alpukat ( Awal )

Pisang ( Awal )

Pisang dan Mangga ( 60 jam )

Pisang dan Jambu biji ( 60 jam )

Pisang dan Alpukat ( 60 jam )

Pisang ( 60 jam )

Page 40: PERBANDINGAN ETILEN DALAM BUAH TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN BUAH PISANG

xl

Pisang dan Mangga ( Awal )

Pisang dan Jambu biji ( Awal )

Pisang dan Alpukat ( Awal )

Pisang ( Awal )

Pisang dan Mangga ( 60 jam )

Pisang dan Jambu biji ( 60 jam )

Pisang dan Alpukat ( 60 jam )

Pisang ( 60 jam )