Download ppt - PENURUNAN KESADARAN

Transcript
Page 1: PENURUNAN KESADARAN
Page 2: PENURUNAN KESADARAN

Kesadaran(Consciousness)keadaan tanggap/jaga akan diri dan lingkungan( a state of awareness of the self and the environment)

Kesadaran mempunyai 2 komponen:1. Komponen bangun(wakefulness, arousal, alertness) Diatur oleh fungsi otonom vegetatif otak akibat stimulus asenden dari tegmentum pontin, hipotalamus posterior dan talamus(Ascending Reticular Activating System / ARAS)2. Komponen tanggap/jaga/isi kesadaran(awareness, content) Diatur oleh fungsi dari hemisfer serebri yaitu neuron kortikal dan proyeksi timbal balik dengan inti-inti subkortikal

Page 3: PENURUNAN KESADARAN

Is complex network of nuclei & fibers spanning medulla, pons, midbrain, thalamus & hypothalamus.

Functions as reticular activating system

- sets level of arousal of cerebral cortex to incoming sensory information

Page 4: PENURUNAN KESADARAN
Page 5: PENURUNAN KESADARAN

from Laureys et al. In Machado & Shewmon (eds): Brain Death and Disorders of Consciousness. Kluwer, 2004

Page 6: PENURUNAN KESADARAN

1. Sadar 2. Confused3. Delirium4. Letargi5. Obtundasi6. Stupor7. Coma8. Vegetatif

Page 7: PENURUNAN KESADARAN

1. Sadar (compos mentis, awake ,conscious, full/normal consciousness, alert, alertness, fully alert)

2. Confused (confusion)

Tanggap akan diri dan lingku-ngan(aroused and aware)

Bingung, sukar memutuskan(impaired decision making)

Page 8: PENURUNAN KESADARAN

3. Delirium

4. Letargi(apatik,

somnolen, drowsiness)

Confused disertai rangsang simpatis,bentuk agitasi dari confused (disturbedconsciousness with motor restlessness, disorientation and hallucination)

Ngantuk, tapi mudah dibangunkan dengan rangsang verbal, visual atau sakit(easily aroused and aware)

Page 9: PENURUNAN KESADARAN

5. Obtundasi

6. Stupor (Stuporous/ Sopor)

Hanya mampu bangun dan berkomunikasi sebagiandengan rangsang cukup kuat

Seperti tidur dalam dengan sedikit atau tanpa gerakan spontan dan bereaksi meng-hindar pada rangsang kuat

Page 10: PENURUNAN KESADARAN

7. Coma (comatous)

8. Vegetatif

Tidak dapat dibangunkan dengan rangsang kuat(unarousable and unaware)

Bangun tapi tidak sadar(arousedbut unaware)

Page 11: PENURUNAN KESADARAN

ARAS: kumpulan neuron yang tersebar dan tidak berbatastegas terletak di bagian rostral formatio retikularis dan mempunyai proyeksi difus mulai dari batang otak – otak tengah - hipotalamus- talamus ke korteks serebri.

Kesadaran merupakan hasil integritas kompleks antarakorteks serebri dan ARAS.

Koma terjadi bila ada disfungsi bilateral korteks serebridan disfungsi ARAS atau kedua-duanya.

Page 12: PENURUNAN KESADARAN

Struktural(85%)(penekanan /disfungsi

ARAS)

Trauma Perdarahan intrakranial Edema serebri Tumor Stroke Hidrosefalus

Medikal(15%)(disfungsi umum kedua

hemisfer serebri) Infeksi Toksin Kejang Metabolik Intususepsi Sindrom uremik

hemolitik Psikogen

Page 13: PENURUNAN KESADARAN

1. Anamnesa2. Pemeriksaan fisis3. Pemeriksaan neurologis

1. Anamnesa(Alloanamnesa) - Penyakit yang diderita sebelum koma seperti : diabetes, hiper- tensi, peny. ginjal, hepar, darah, epilepsi, ketergantungan obat. - Keluhan sebelum koma seperti: nyeri kepala, pusing, muntah, mual, kejang-kejang, penglihatan ganda, kelumpuhan satu lengan atau satu tungkai dan lain-lain. - Obat-obat yang diminum sebelum koma seperti obat pene- nang, obat tidur, antikoagulan, antidiabetik oral atau insulin. - Koma terjadi mendadak atau secara perlahan-lahan bertam- bah ngantuk.

Page 14: PENURUNAN KESADARAN

2. Pemeriksaan fisis Fungsi vital * Suhu tubuh: meninggi pada infeksi atau gangguan suhu tubuh sentral. Hipotermia pada intoksikasi obat. * Laju nadi: Takikardia pada renjatan hipovolemik, akibat demam, gagal jantung. Bradikardia pada gangguan miokar- dial, tekanan intrakranial meninggi, efek lanjut hipoksemia. * Laju dan pola pernapasan: Takipneu pada pneumonia, asma, embolus pulmonal, asidosis pada ketoasidosis dan uremia. Bradipneu pada intoksikasi atau tekanan intrakranial meninggi. * Tekanan darah: Hipertensi pada ensefalopati hipertensi, stroke. Hipotensi pada renjatan, sepsis, intoksikasi, ganguan miokardial dan insufisiensi adrenal

Page 15: PENURUNAN KESADARAN

- Bau pernapasan: intoksikasi alkohol, ketoasidosis diabetik, uremia, koma hepatikum.- Warna dan turgor kulit: ikterik, sianosis, bekas suntikan, dehidrasi. Kepala.- Sianosis, ikteris, pucat.- Sefal hematom, bengkak atau memar kulit kepala pada

trauma kepala.- Keluarnya darah atau cairan likuor dari telinga, hidung, atau

mulut, terjadi pada fraktur basis kranii.- Luka bakar, memar multipel pada kekerasan anak(Child

abuse).- Hematom sekitar mata pada fraktur basis kranii atau

mastoid.- Impresi fraktur

Page 16: PENURUNAN KESADARAN

Leher - Fraktur servikal vertebra- Kalau tidak ada fraktur, periksa kaku kuduk.Toraks- paru dan jantung(endokarditis -> abses otak)Abdomen- Hepar (koma hepatikum) - Vesika urinaria(retensio urin)- Ginjal(koma uremikum)

Page 17: PENURUNAN KESADARAN

3. Pemeriksaan Neurologis3.1. Pemeriksaan kesadaran menurut skala koma Glasgow3.2. Pemeriksaan untuk menentukan letak disfungsi serebri3.3. Pemeriksaan penunjang

3.1. Pemeriksaan kesadaran menurut Skala Koma GlasgowSkala ini paling banyak digunakan dan dikenal dengan nilai 3 – 15 berdasarkan : - Respon terhadap stimulus berupa membuka mata - Respon verbal - Respon motorSkala ini dapat juga dipakai untuk :- menilai penurunan kesadaran selain koma. Nilai 12 – 14 : gangguan kesadaran ringan 9 – 11 : koma moderat < 8 : koma berat

Page 18: PENURUNAN KESADARAN

Tanda Skala koma Nilai

Buka mata Spontan 4

Terhadap suara 3

Terhadap sakit 2

Tidak ada 1

Respon verbal Sesuai usia, terorientasi, ikuti objek, 5

senyum sosial

Menangis tetapi dapat dibujuk, rewel, 4

tidak kooperatif, tanggap lingkungan

Page 19: PENURUNAN KESADARAN

Tanda Skala koma Nilai

Rewel, tangis persisten, dapat dibujuk, 3

tidak konsisten

Tangis tak terbujuk, tak tanggap lingkungan 2

, gelisah, agitasi

Tidak ada 1

Respon motor Mengikuti perintah, gerakan spontan 6

Melokalisasi sakit 5

Menghindar sakit 4

Fleksi abnormal pada sakit 3

Ekstensi abnormal 1

Nilai total terbaik

15

Page 20: PENURUNAN KESADARAN
Page 21: PENURUNAN KESADARAN

3.2. Pemeriksaan untuk menentukan letak disfungsi serebri 3.2.1. Respon terhadap rangsang eksternal 3.2.2. Respon motorik 3.2.3. Ukuran dan reaksi pupil 3.2.4. Gerak bola mata dan refleks okular 3.2.5. Pola pernapasan

3.2.1. Respon terhadap rangsang eksternalRangsang eksternal: perintah verbal, suara keras, goncangan, dan rangsang nyeri dengan penekanan pada supraorbital, sternum, kuku atau tumit. Terbukanya mata secara spontan atau dengan rangsang menunjukkan ARAS di batang otak atas atau hipotalamus masih utuh.

Page 22: PENURUNAN KESADARAN

3.2.2. Respon motorikPerhatikan: - posisi ekstremitas - gerakan spontan - reaksi terhadap nyeriPosisi ekstremitas- Dekortikasi: lengan dan tungkai fleksi : lesi di hemisfer serebri.- Deserebrasi: lengan dan tungkai ekstensi: lesi di batang otakGerakan spontanmenelan, membasahi bibir atau menguap. Adanya gerak inimenunjukkan fungsi nucleus di batang otak masih baik, sehingga prognosa relatif baik.Reaksi terhadap nyeri- Gerak abduksi: penderita menghalau/menjauhi rangsang

masih terdapat fungsi dari hemisfer.- Gerak fleksi lengan dan tungkai gangguan hemisfer. - Gerak ekstensi lengan dan tungkai -> gangguan batang otak

Page 23: PENURUNAN KESADARAN

Ukuran pupil Reaksi cahaya

Lesi

1 isokor Pinpoint(1 – 2 mm)

perdarahan pons, intoksikasi morfin, organofosfat, neurosyphilis

kecil reaktif metabolik

(2 – 3 mm)

“midsized” “fixed” midbrain

(4 – 5 mm)

reaktif metabolik

2 anisokor dilatasi(> 7 mm)

non reaktif - herniasi tentorium- intoksikasi obat simpatomimetik atau antikolinergik.

. kecil reaktif sindroma Horner

Page 24: PENURUNAN KESADARAN
Page 25: PENURUNAN KESADARAN

Lesi Gerak bola mata1. Putamen

(supratentorial)Deviasi lateral konjugat(kedua bola mata melihat ke arah lesi). Besar dan bentuk pupil normal.

2. Talamus Kedua bola mata melihat ke arah hidung. Pupil kecil, refleks cahaya negatif.

3. Pons Kedua bola mata di tengah. Doll’s eye manuver negatif. Pupil sangat kecil. Refleks cahaya dapat positif (dengan kaca pembesar).

Page 26: PENURUNAN KESADARAN
Page 27: PENURUNAN KESADARAN

Refleks okular: 1. Refleks okulosefalik(Doll’s eye) 2. Refleks okulovestibular 3. Refleks corneaHasil negatif ke tiga refleks ini menunjukkan adanya lesi dipons.3.2.5. Pola pernapasanMenentukan: - tanda spesifik koma metabolik - lokalisasi lesi1. Pernapasan Cheyne Stokespernapasan makin lama makin dalam, kemudian makin dang-kal dan diselingi apneu. Ditemukan pada disfungsi hemisfer bilateral sebatas talamus(gangguan metabolik), sedangkan batang otak masih utuh.

Page 28: PENURUNAN KESADARAN

2. Hiperventilasi neurogen sentralPernapasan cepat dalam dengan frekuensi25/menit. Lokasi lesi pada tegmentum batang otak, antara mesensefalon dan pons.3. Pernapasan apneaInspirasi lama atau istirahat pada waktu inspirasi penuh. Proses di pons.4. Pernapasan “cluster”Pola napas berbentuk kelompok diselingi oleh masa istirahat yang tidak teratur. Lesi di pons bawah atau bagian atas medulla oblongata.5. Pernapasan ataksikPola napas dangkal, cepat dan tidak teratur. Lesi di medulla oblongata, atau menjelang kematian.

Page 29: PENURUNAN KESADARAN
Page 30: PENURUNAN KESADARAN

Pemeriksaan penunjang1. Darah lengkap, gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin , kalsium, magnesium, amonia, analisa gas darah, kultur.2. Likuor3. CT-Scan, MRI, EEG.

Page 31: PENURUNAN KESADARAN

Tatalaksana1. Terapi umum1.1. Resusitasi kardio-pulmonal- serebral memastikan oksigenisasi dan mempertahankan sirkulasi1.2. pemberian glukosa bila ada koma tanpa sebab jelas1.3. menurunkan tekanan intrakranial1.4. memberantas kejang1.5. mengobati infeksi1.6. koreksi asam basa1.7. mengatur suhu tubuh1.8. atasi agitasi

2. Terapi penyebab