Transcript
Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUIMETODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

Finisya Seffy ChristiyantiSri Setyowati

PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri SurabayaJalan Teratai No.4 Surabaya (60136). Email: ([email protected])

([email protected])

Abstract:This Classroom action research aims to determine the increase of the soft motoric ability tasselinggroup B TK Dharma Wanita Pugeran Mojokerto. The subject of the study was children in group B TKDharma Wanita Pugeran Mojokerto totalling 15 children. Method of data collection in this study usingobservation and documentation data analysis technique used in this research is diskriptive qulitati. Theresults showed an increase in soft motoric ability tasseling by 93% so that it can be concluded that troughtthe methodof demonstration can improve soft motoric ability evaluation cycle I and II

Keywords: Soft motoric ability, Tasseling, Demonstration method.

Abstrak : Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuanmotorik halus meronce pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Pugeran Mojokerto. Subyekpenelitiannya adalah anak kelompok B TK Dharma Wanita Pugeran Mojokerto yang berjumlah 15 anak .Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisisdata yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanyapeningkatan kemampuan motorik halus meronce sebesar 93 % sehingga dapat disimpulkan bahwa melaluimetode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan motorik halus meronce berdasarkan evaluasi padasiklus I dan II.

Kata kunci : Kemampuan motorik halus, Meronce, Metode demonstrasi

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upayapembinaan yang ditujukan kepada anak sejaklahir sampai dengan usia 6 tahun yangdilakukan melalui pemberian rangsanganpendidikan untuk membantu pertumbuhandan perkembangan jasmani dan rohani agaranak memiliki kesiapan dalam memasukipendidikan lanjut.

Mengingat pentingnya pendidikan masakanak – kanak sebagai pondasi dari awalpertumbuhan dan perkembangan merekadimasa datang, maka optimalisasi pendidikanmenjadi sangat penting dan aspek yangmendukung adalah motorik halus. Motorikhalus adalah pengorganisasianpenggunaan

sekelompok otot – otot kecil seperti jarijemari dan tangan yang sering membutuhkankecermatan dan koordinasi dengan tangan,ketrampilan yang mencakup pemanfaatanmenggunakan alat – alat untuk menggunakansuatu objek. Hal yang sama diungkapkan olehYudha dan Rudyanto (2013:118), menyatakanbahwa motorik halus adalah kemampuan anakberaktivitas dengan menggunakan otot halus(kecil) seperti menulis, meremas, meronce,menggambar, menyusun balok danmemasukkan kelereng.

Kemampuan motorik halus adalahkemampuan yang berhubungan denganketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

2Christiyanti, Peningkatan Kemampuan Meronce Motorik Halus Meronce Melalui Metode Demonstrasi

Anak Kelompok B

dan koordinasi otot tangan, saraf motorikhalus ini dapat dilatih dan dikembangkanmelalui kegiatan dan rangsangan yangkontinyu secara rutin yaitu kegiatan meronce.

Menurut Sumantri (2008:151) meronceadalah kegiatan perkembangan motorik halusdi TK, kegiatan menguntai dengan membuatuntaian dari bahan – bahan yang berlubangdisatukan dengan tali atau benang.Memasukkan benang atau tali kelubang –lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak.

Meronce merupakan salah satu kegiatanyang dapat mengembangkan motori halus.Gerakan motorik halus melalui kegiatanmeronce adalah gerakan yang melibatkanbagian – bagian tubuh tertentu yang dilakukanoleh otot – otot kecil. Oleh karena itu gerakanmotorik halus tidak terlalu membutuhkantenaga tetapi membutuhkan koordinasi yangcermat serta ketelitian. Kemampuan motorikhalus lebih lama pencapaiannya dari padakemampuan motorik kasar karenakemampuan motorik halus membutuhkankemampuan yang lebih sulit. Misalnyakonsentrasi, kontrol kehati – hatian dankoordinasi otot – otot tubuh yang satu denganyang lain. Dengan kegiatan meronce makamotorik halus anak dapat terlatih misalnyamerangsang kreatifitas, ketrampilan danimajenasi, mengasah mental menjadi tekun,telaten dan sabar.

Para guru di TK Dharma Wanita PugeranGondang Mojokerto menggunakan kegiatanmeronce pada anak dengan tujuan untukmengembangkan kemampuanmengkoordinasikan mata dan tangan.Namunseringkali kegiatan meronce ini tidak sesuaidengan harapan guru. Hal ini dapat dilihatdari kegiatan sebelumnya yaitu meroncemanik – manik dengan menggunakan metodepemberian tugas, dimana saat kegiatanberlangsung guru hanya memberikan sedikitpenjelasan dan memberikan contoh hasil

langsung jadi (menyerupai bentuk kalung,gelang, mahkota).

Ada beberapa kesulitan yang dialamianak diantaranya; kesulitan memasukkanbenang kedalam lubang manik – manikdikarenakan ukurannya yang relatif kecil,menciptakan bentuk karena kurangnya rasapercaya diri pada anak untuk merangkaibentuk benda langit (matahari, bulan danbintang) dari hasil meronce sehingga didalamdiri anak timbul rasa putus asa bahkan merasadirinya tidak mampu. Dari 15 anak, 7 anakbelum mampu dan 8 anak dikatakan mampu.Dengan uraian 47% anak yang belum mampumeronce dengan menciptakan hasil karya dan53% anak yang mampu menunjukkankreasinya dalam kegiatan meronce manik –manik.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,peneliti bermaksud untuk melakukanpenelitian yang berjudul “PeningkatanKemampuan Motorik Halus Meronce MelaluiMetode Demonstrasi Anak Kelompok BTaman Kanak–Kanak Dharma WanitaPugeran Mojokerto. Rumusan masalah dalampenelitian ini adalah 1) Apakah metodedemonstrasi dapat meningkatkan kemampuanmotorik halus meronce anak kelompok BTaman Kanak–Kanak Dharma WanitaPugeran Mojokerto, 2) Bagaimanakahaktivitas anak pada kegiatan meronce melaluimetode demonstrasi anak kelompok B TamanKanak–Kanak Dharma Wanita PugeranMojokerto.

Tujuan penelitian ini adalah 1)Mengetahui kemampuan motorik halusmeronce melalui metode demonstrasi padaanak sebelum dan sesudah melakukanintervensi, 2) Mengetahui peningkatankemampuan motorik halus meronce melaluimetode demonstrasi pada anak kelompok BTaman Kanak–Kanak Dharma WanitaPugeran Mojokerto.

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

3Christiyanti, Peningkatan Kemampuan Meronce Motorik Halus Meronce Melalui Metode Demonstrasi

Anak Kelompok B

Meronce adalah kegiatan perkembanganmotorik halus di TK, kegiatan menguntaidengan membuat untaian dari bahan – bahanyang berlubang disatukan dengan tali ataubenang.Memasukkan benang atau talikelubang – lubangnya dibantu dengan jarumatau tidak.Kegiatan meronce ditunjukkanuntuk melatih koordinasi mata dan tanganpada anak (Sumantri, 2008:151).

Menurut Parmardhi (2008:94–95)menyatakan bahwa meronce adalah menatadengan bantuan mengikat komponen denganseutas tali, dengan tehnik ini seseorang akanmemanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebihlama dibanding dengan benda yang ditatatanpa ikatan.

Gunarti (2008:9.4) menyatakan bahwametode demonstrasi adalah suatu strategipengembangan dengan cara memberikanpengalaman belajar melalui perbuatan melihatdan mendengarkan yang diikuti denganmenirupekerjaan yang didemonstrasikan.

Syah (dalam Gunarti,2008:9.3)menyatakan bahwa metode demonstrasiadalah metode mengajar dengan caramemperagakan barang, kejadian, aturan, danurutan, dalam melakukan suatu kegiatan baiksecara langsung maupun melalui penggunaanmedia pengajaran yang relevan dengan pokokbahasan atau materi yang sedang disajikan.

Sujiono (2009:7.8) menyatakan bahwametode demonstrasi adalah caramemperagakan atau mempertunjukkansesuatu atau proses dari suatu kejadian, gurudituntut mendemontrasikan sesuatu harusjelas, alat peraga harus dipersiapkan terlebihdahulu agaar pada saat mendemontrasikansessuatu tidak terhambat atau terganggu.

Moeslichatoen (2004:108) menyatakanbahwa metode demonstrasi adalah metodemengajar dimana guru menunjukkan,mengerjakan, dan menjelaskan apa yangsedang dilakukannya (showing, doing, andtelling). Tiga macam perbuatan guru itu

merupakan komponen yang utama dalammetode demonstrasi.

Djamarah dan Aswan (2006:90)menyatakan bahwa metode demonstrasiadalah cara penyajian pelajaran denganmemperagakan atau mempertunjukkankepada siswa suatu proses, situasi, atau bendatertentu yang sedang dipelajari, baiksebenarnya ataupun tiruan, yang seringdisertai dengan penjelasan lisan.

Dari beberapa pendapat diatas metodedemonstrasi dapat diartikan sebagai caramemperagakan dan mempertunjukkan prosespembuatan sesuatu kepada orang lain denganharapan untuk ditiru. Dengan metodedemonstrasi pengajaran menjadi lebih efektif.Pengajaran dikatakan efektif apabila gurudapat membimbing anak-anak untukmemasuki situasi yang memberikanpengalaman-pengalaman yang dapatmenimbulkan kegiatan belajar pada anak.Guru secara terus menerus membimbing anakuntuk berpartisipasi secara aktif dan tekunmengikuti pengajaran secara suka rela. Olehkarena itu pengalaman belajar yang diberikanguru dalam kegiatan demonstrasi harusrelevan dengan kehidupan dan adakesinambungan dengan pengalaman yang lalumaupun dengan pengalaman yang akandatang.

Dengan kegiatan demonstrasi guru dapatmeningkatkan pemahaman anak melaluipenglihatan dan pendengaran. Anak dimintauntuk memperhatikan dan mendengarkansemua keterangan guru sehingga ia lebihpaham tentang cara mengerjakan sesuatu.Dengan demikian selanjutnya anak dapatmeniru bagaimana caranya melakukan haltersebut seperti yang dicontohkan oleh guru.

Sujiono (2009:7.8) menyatakan bahwametode demonstrasi dapat dipergunakanuntuk memenuhi dua fungsi. Pertama, dapatdipergunakan untuk memberikan ilustrasidalam menjelaskan informasi kepada anak.

3

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

4Christiyanti, Peningkatan Kemampuan Meronce Motorik Halus Meronce Melalui Metode Demonstrasi

Anak Kelompok B

Melalui metode ini kegiatan menjadi lebihmenarik karena mereka dapat melihatlangsung bagaimana suatu prosesberlangsung. Kedua, metode demonstrasidapat membantu meningkatkan kemampuanmeronce, berpikir konvergen dan berfikirevaluatif (anak dapat memberikankesimpulan, penilaian, pemecahan masalahdan berusaha memperbaikinya kesalahannya)

Manfaat metode itu seirama dengan caraberfikir anak usia dini yang bersifat realistikdan kongkrit sehingga dapat mempelajarisecara langsung dan jelas melaluipengamatannya tentunya juga akan menarikperhatiannya. Sujiono (2009:7.8).

METODEJenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian tindakan kelas (classroom actionresearch), yaitu penelitian yang dilakukanoleh guru dikelas atau di sekolah tempat iamengajar dengan penekanan padapenyempurnaan atau peningkatan proses danpraktis pembelajaran (Arikunto, 2010:135).Rancangan dimulai dengan planning(perencanaan), action (tindakan), observation(obsrvation), reflection (refleksi). Langkahpada siklus I dilakukan tindakan pendahuluanyang berupa identifikasi permasalahan.

Bagan 1 Model penelitian tindakan kelas

Teknik analisis data yang digunakanadalah analisis deskriptif, yaitu menganalisadata dengan cara mendskripsikan ataumenggambarkan data yang telah terkumpulsebagaimana adanya. Selanjutnya datadianalisis dan diolah oleh penelitimenggunakanrumus sederhana sebagai berikut:

Sumber : Anas Sudijono, (2009:76)

Keterangan :P = ProsentaseF = Skor yang diperoleh anakN = Skor maksimal

HASILBerdasarkan hasil pengamatan dan

analisis data kegiatan meronce bijikelengkeng melalui metode demonstrasidiperoleh hasil pengamatan dari siklus I dansiklus II berlangsung dengan dua pertemuandinyatakan berhasil dan sudah ditelaahsebagaimana pada bab III dengankeberhasilan siklus I yaitu 80% dan siklus IIyaitu 93%.

Dari data diatas diketahui bahwapeningkatan yang terjadi cukup baik.Persentase keberhasilan dalam penelitian iniadalah 93%, sehingga kemampuan pesertadidik dalam meronce menggunakan bijikelengkeng melalui metode demonstrasisudah termasuk dalam kategori sangat baiksebab berada pada rentang 75 – 100. Hal inidapat digambarkan pada grafik berikut:

Grafik 1 Hasil perkembangan kemampuanmotorik halus meronce

(Sumber : Hasil penelitian siklus I dan II)

3

(Sumber : Arikunto,2010)

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS II

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi

Refleksi

Uji coba apakahdalam kedua siklussudah berhasil atau

belum

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

5Christiyanti, Peningkatan Kemampuan Meronce Motorik Halus Meronce Melalui Metode Demonstrasi

Anak Kelompok B

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakegiatan peningkatan kemampuan motorikhalus meronce melalui metode demonstrasianak kelompok B Taman Kanak – KanakDharma Wanita Pugeran Mojokerto denganmenggunakan biji kelengkeng menghasilkanpeningkatan. Hal ini dapat dilihat semakinmudah pemahaman anak terhadap kegiatanyang disampaikan guru pada kegiatan siklusII.

PEMBAHASANHasil penelitian tentang kemampuan

motorik halus meronce melalui metodedemonstrasi anak kelompok B Taman Kanak– Kanak Dharma Wanita Pugeran Mojokertomenunjukkan bahwa ada peningkatan setelahdiberikan penerapan metode demonstrasiterhadap kemampuan motorik halus meronceanak, terlihat pada siklus I nilai keberhasilan80% dan pada siklus II meningkat 93%.

Pelaksanaan metode demonstrasimerupakan cara yang penting untukditerapkan dalam kegiatan pendidikanterutama saat kegiatan meronce berlangsung,sebagaimana teori Sujiono (2009:7.8) bahwamelalui metode demonstrasi kegiatan menjadilebih menarik karena mereka dapat melihatlangsung bagaimana suatu proses berlangsungdan anak dapat memberikan kesimpulan,penilaian, pemecahan masalah dan berusahamemperbaikinya kesalahannya

Selain itu metode demonstrasi yangdilakukan guru yang bertahap dan berulang,menjadikan anak dapat meronce yang semulabelum mampu meronce.Hal ini sesuai denganpendapat Hurlock bahwa perkembanganmotorik halus anak Taman Kanak - Kanakditekankan pada koordinasi gerakan motorikhalus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatanmeletakkan atau memegang suatu objekdengan menggunakan jari tangan yangmenjadikan anak aktif dan tertarik dalammengikuti kegiatan meronce tersebut.

Teori di atas menyebutkan pentingnyametode demonstrasi sehingga dapatmempengaruhi hasil belajar yang didapat.Pada penelitian ini peningkatan kemampuanmotorik halus meronce menggunakan metodedemonstrasi dengan tujuan untukmematangkan pemahaman anak karena anakusia 5-6 tahun akan lebih mudah mengingatapa yang telah anak lakukan secara langsung.

Penelitian ini sesuai dengan teori kerucutpengalaman Edgar Dale (Dalam Warsono,2013 :12-13) yang menyebutkan hasil risetdari National Training Laboratories diBethel, Maine (1954) Amerika Serikatmenunjukkan bahwa jika anak diberikesempatan melakukan sesuatu 75%. Praktekpembelajaran belajar dengan mengajar 90%materi. Selain itu ingatan terhadappembelajaran dikaitkan dengan jenispresentasi yang dilakukan guru terhadap anakyaitu partisipatori sebanyak 90%.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yangdilakukan maka peneliti dapat menyimpulkanbahwa:1) Kemampuan awal subyek penelitiandalam kegiatan meronce melalui metodedemonstrasi sebelum dilakukan intervensidari jumlah 15 anak, ada 7 anak belummampu dan 8 anak dikatakan mampu. Padasiklus I menunjukkan hasil 71 % danmengalami peningkatan pada siklus II sebesar93%) Terdapat peningkatan kemampuanmotorik halus meronce melalui metodedemonstrasi mencapai 93% pada siklus ke II.Hal ini membuktikan peningkatan melebihikriteria keberhasilan sebesar 75%.

SaranBerdasarkan simpulan di atas, beberapa

saran yang dapat diberikan antara lain : 1)Guru dapat menggunakan metodedemonstrasi pada saat kegiatan meronce

4

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

6Christiyanti, Peningkatan Kemampuan Meronce Motorik Halus Meronce Melalui Metode Demonstrasi

Anak Kelompok B

menggunakan biji kelengkeng, 2) Penerapanmetode demonstrasi memberikan hasilkemampuan motorik halus meronce anakkelompok B Taman Kanak – Kanak DharmaWanita Pugeran Mojokerto sehingga penelitilain disarankan menggunakan aspekperkembangan yang berbeda dari penelitianini.

DAFTAR RUJUKANArikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.

Gardner. 1991. The Unschooles mind : howchildren think and how schools shouldteach. New York : Basic Books

Gardner. 1999. Intelegence Reframed :Multiple Intelegence for the 21”century. New York : Basic Books.

Rudyanto, Yudha. 2013. Motorik HalusAnak.Bandung : Alfabeta.

Winda, Gunarti dkk. 2010. MetodePengembangan Perilaku danKemampuan Dasar Anak Usia Dini.Jakarta : Universitas Terbuka.

Winda, Gunarti, dkk. 2010. MetodePengembangan Perilaku danKemampuan Dasar Anak Usia Dini.Jakarta : Universitas Terbuka.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik DiTaman Kanak–Kanak. Jakarta ::Litera.

Sujiono, Bambang. 2010. MetodePerkembangan Fisik. Jakarta:Universitas Terbuka.


Recommended