Transcript

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIFMELALUI PERMAINAN ABACUS ANGKA USIA 3-4 TAHUN

RukiatiNurul Khotimah

PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri SurabayaJalan Teratai No. 4 Surabaya

Email: ([email protected])([email protected])

Abstract: This study usedaction researchclass.This purpose of this research is increasingcognitive abiliythroughabacus number game on 3-4 years old in KB Al-hikmah Sukorejo Perak Jombang .The subjects ofthis research is children have 3-4 years old in KB Al-hikmah Sukorejo Perak Jombang. While, the dataanalysis techniques used was descriptive statistical based on the reflection analysis of the cycle. The resultsof this research shows that there is significant cognitive ability in spelling number 1-5 get 37% based onavalution result from cycle I and cycle II. So can be conclused that there is improving cognitive abilitythrough Abacus Number Games the children have 3 – 4 years.

Keywords : Cognitive ability. Abacus number.

Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif melaluipermainan abacus angka usia 3-4 tahun di KB Al-hikmah Sukorejo Perak Jombang. Subjek penelitian adalahanak usia 3-4 tahundi KB Al-hikmah Sukorejo Perak Jombang. Teknik pengumpulan data penelitian inimenggunakan observasi dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan statistik diskriptif.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif dalam membilang 1-5 sebesar 37%berdasarkan evaluasi hasil dari siklus I dan siklus II. Sehingga disimpulkan bahwa terjadi peningkatankemampuan kognitif melalui permainan abacus angka pada anak usia 3 – 4 tahun.

Katakunci: Kemampuan kognitif, Abacus angka.

1

2

Salah satu stimulasi yang dapat menumbuhkankemampuan kognitif yaitu dengan diberikankegiatan melalui berbagai bentuk permainanyang menyenangkan bagi anak. Karena denganbermain seluruh aspek perkembangan anakbaik perkembangan bahasa, kognitif, motorik,sosial emosional dan nilai-nilai moral agamadapat dicapai bersama-sama. Denganmeningkatkan kemampuan kognitif dalammembilang1-5 bertujuan untuk mempersiapkananak memasuki pendidikan selanjutnya. Berdasarkan tingkat pencapaianperkembangan pada anak usia 3-4 tahun,kemampuan kognitif anak sudah dapatmembilang benda pada 1-5 dengan baik tetapikenyataan di KB Al-hikmah Sukorejo PerakJombang tergolong rendah dari hasil yangdiharapkan yakni 70%. Setelah melakukanrefleksi awal dengan sesama guru disepakatisebagai solusi untuk meningkatkan kemampuankognitif dalam membilang 1-5 denganpermainan abacus angka. Berdasarkan latar belakang di atas, makapermasalahan penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut apakah permainan abacusangka dapat meningkatkan kemampuankognitif anak usia 3-4 tahun di KB Al-hikmahSukorejo Perak Jombang. Tujuan penelitian iniadalah untuk mendiskripsikan kemampuanmeningkatkan kognitif pada anak usia 3-4tahun di KB Al-hikmah Sukorejo PerakJombang. Kemampuan kognitif dalam membilangpada anak usia dini mengenalkan konsepbilangan kepada anak harus secara menarik danmenyenangkan melalui simbol angka yangkongkret sebagaimana diungkapkan Montessoridalam Erawati (2010: 63). Adapun Brunerdalam Sriningsih dalam Sulistiati (2008: 35)perkembangan membilang ada tiga tahapanyaitu memanipulasi benda kongret,menggunakan gambar, memanipulasi simbolatau lambang. Adapun kegiatan yang dapatdilakukan untuk kemampuan kognitif padapenelitian ini adalah dengan permainan abacusangka.

Menurut Bodrova, dkk (dalam Carol &Wasik, 2008: 23) menyatakan permainanadalah jalan bagi anak-anak mengembangkankemampuan menggunakan lambang danmemahami lingkungan mereka. MenurutMontessori dalam Tedjasaputra (2007: 86)menambahkan bahwa abacus angka adalah alatpermainan edukatif yang memudahkan anakuntuk mengingat konsep-konsep yang akandipelajari anak tanpa terlalu dibimbing. Pada hasil penelitian yang relevansebelumnya, penelitian yang sesuai denganpenelitian ini adalah Tomi Sulistyo Budi yangmemiliki relevansi dengan penelitian ini.Kesamaan pada penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas, membahas kemampuan kognitifdan menggunakan abacus. Perbedaanpenelitian ini terletak pada lokasi dan subyekpenelitian. Judul yang akan dilakukan olehpeneliti selanjutnya meningkatkan kemampuankognitif melalui permainan abacus angka usia3-4 tahun KB AL-Hikmah Sukorejo PerakJombang. Pada penelitian terdahulu akandijadikan acuan dan dapat memberikan arahandalam penelitian ini. Selain itu jugamemperbaiki pembelajaran agar anak tidakbosan, dan dapat menstimulasi kemampuananak serta dapat memperbaiki kinerja gurudalam meningkatkan kemampuan kognitif padaanak usia dini. Hal ini dikarenakanpembelajaran permainan abacus angka sangatmenarik bagi anak, sehingga dapatmeningkatkan kemampuan kognitif dalammembilang.

METODE Penelitian tentang meningkatkankemampuan kognitif melalui permainanabacus angka usia 3-4 tahun KB AL-HikmahSukorejo Perak Jombang ini dirancang denganjenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Menurut Arikunto (2002: 3), PTK adalahpencermatan terhadap kegiatan belajar berupasebuah tindakan, yang sengaja dimunculkandan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru ataudengan arahan dari guru yang dilakukan oleh

3

siswa. Dapat juga dikatakan Carr dan Kemmisdalam Suyadi (2014: 21) mengemukakan PTKadalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, pesertadidik, kepala sekolah) dengan menggunakanmetode refleksi diri dan bertujuan untukmelakukan perbaikan diberbagai aspekpembelajaran. Penetapan jenis penelitian ini didasarkanpada tujuan bahwa peneliti ingin mengetahuipeningkatan kemampuan kognitif melaluipermainan abacus angk usia 3-4 tahun di KBAl-hikmah Sukorejo Perak Jombang. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas inisecara garis besar dilaksanakan dalam empattahapan yang lazim dilalui, yaitu (1)perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,dan (4) refleksi (Arikunto, 2010:137).Hubungan antara empat komponen tersebutmenunjukkan sebuah siklus atau kegiatanberulang. Siklus inilah yang sebetulnya yangmenjadi salah satu ciri utama dari penelitiantindakan kelas. Dengan demikian, penelitiantindakan kelas tidak terbatas dalam satu kaliintervensi saja, tetapi berulang hinggamencapai ketuntasan yang diharapkan(Arikunto, 2010). Lokasi penelitian ini bertempat di KB Al-hikmah Sukorejo Perak Jombang.Subjekpenelitian adalah anak usia 3-4 tahun di KB Al-Hikmah Sukorejo Perak Jombang yangberjumlah 12 anak tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 anakperempuan. Lokasi ini dipilih berdasarkan tempat mengajarpeneliti dengan alasan utama untuk menghematwaktu dan pembiayaan, peneliti tidak harusmeninggalkan tempat kerja. Data pada penelitian ini berupadokumentasi dan observasi. Instrumen yangdigunakan adalah aktivitas guru, aktivitas anak,dan instrumen kemampuan kognitif. Observasidilakukan selama kegiatan berlangsung.Penelitian ini dilakukan dengan teman sejawat.Catatan lapangan merupakan catatan tertulis,tentang apa yang didengar, dilihat, dan dialami,dalam rangka mengumpulkan data dan refleksiterhadap data. Catatan lapangan ini berisi hasil

pengamatan yang diperoleh peneliti selamapemberian tindakan berlangsung. Dalampenelitian ini, untuk mengukur kemampuankognitif dilakukan dengan permainan abacusangka. Dalam penelitian yang dilaksanakan,selain data berupa catatan tertulis jugadilakukan pendokumentasian berupa foto. Fotoini dapat dijadikan bukti otentik bahwapembelajaran benar-benar berlangsung. Teknik analisis data menggunakan datastatistik deskriptif. Analisis data merupakanusaha memilih, memilah, membuang danmenggolongkan data. Teknik analisis databerlangsung dari awal penelitian yaitu mulaidari pengamatan, perencanaan, tindakan,pelaksanaan tindakan, sampai refleksi terhadaptindakan. Beberapa data yang diperoleh daritindakan ini adalah data hasil observasiaktivitas guru dan aktivitas anak terhadapkegiatan permainan abacus angka. Data yangsudah terkumpul kemudian dianalisis. Alatyang digunakan untuk mengobservasi aktivitasguru dan aktivitas anak berupa skor. Penelitian dikatakan berhasil apabila 70%dari jumlah anak mendapat nilai 3 atau 4 ( 3atau 4) dari kemampuan kognitif banyaksedikit apabila pada siklus pertama belummencapai target 70% dari kemampuan kognitif,maka dilanjutkan pada siklus kedua. Jika padasiklus pertama sudah mencapai target 70% darikemampuan kognitif maka tetap dilanjutkanpada siklus kedua sebagai pemantapan datapada penelitian tindakan kelas untukmeningkatkan kemampuan kognitif.HASIL Berdasarkan hasil penelitian yang telahdipaparkan di bab 4 maka dapat disimpulkanbahwa permainan abacus angka dapatmeningkatkan kemampuan kognitif. Padasiklus I kemampuan kognitif pada anak belumberhasil memenuhi target yaitu ≥ 70% hal inidilihat dari aktivitas guru pada siklus I padapertemuan I mendapat 56,3%, pertemuanpertemuan II mendapat 68,8%, dan pertemuansehingga di dapat rata-rata sebesar 63%. Aktivitas anak pada siklus I pertemuan Imendapat 62,5%, pada pertemuan II mendapat68,8%, sehingga di dapat rata-rata sebesar

4

65,7%. Kemampuan kognitif anak pada siklus Ipertemuan I mencapai 47,9%, pada pertemuanII mencapai 60,4%, sehingga di dapat rata-ratapada anak yang mampu mencapai 54%.Sehingga kemampuan kognitif dalampermainan abacus angka belum optimal. Kegagalan pembelajaran pada siklus Idikarenakan guru dalam menjelaskan kurangjelas, pada saat mendemonstrasikan tidakberurutan dan tidak memberikan penghargaanpada anak guru hanya fokus pada sebagiananak saja sehingga anak kurang konsentrasi,mereka asyik bicara dengan temannya,kemampuan kognitif dilakukan melaluipermainan abacus angka pada siklus II penelitiberusaha memperbaiki semua kekurangan padaproses pembelajaran dengan cara gurumenjelaskan dengan suara jelas,mendemonstrasikan dengan cara berurutan danmemberikan penjelasan pada anak guru denganjelas sudah memberikan penghargaan padaanak berupa simbol, kata-kata dan ekspresitubuh dengan jelas sehingga anak tertarik dansesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan proses pembelajaran padasiklus II ini menunjukkan bahwa siklus sudahboleh dihentikan karena sudah memenuhi targetkeberhasilan yaitu ≤ 70% mendapat nilaibintang 3dan bintang 4, hal ini dapat dilihatdari aktivitas guru pada siklus II padapertemuan I mendapat 75%, pertemuan IImendapat 93,8,%, di dapat rata-rata sebesar84,4%. Aktivitas anak siklus II pertemuan Imendapat 75%, pada pertemuan II mendapat 87,5%, sehingga di dapat rata-rata sebesar 81%.Kemampuan kognitif anak pada siklus IIpertemuan I anak yang sudah mendapat 87,5%,pada pertemuan II anak yang sudah mampu93,8%, sehingga di dapat rata-rata 91%. Berdasarkan uraian di atas makapembelajaran pada siklus II sudah dapatdihentikan karena sudah memenuhi target yangditentukan.

PEMBAHASAN Penelitian pada siklus I masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki diantaranya dalam

menjelaskan materi kurang jelas, caramendemonstrasikan tidak berurutan dan gurutidak memberikan penghaargaan pada anaksehingga anak masih kurang paham dan kurangtertarik dalam permainan abacus angka. Padasiklus I kemampuan kognitif belum memenuhitarget yaitu 70%. Hal ini dilihat dari aktivitasguru pada siklus I mencapai 63%, aktivitasanak 66 %. Dan kemampuan kognitifmencapai 54% sehingga pembelajaranpermainan abacus angkabelum optimal. Kegagalan pembelajaran permainanabacus angka pada penelitian ini dikarenakankemampuan anak masih rendah dalam kegiatanmembilang benda pada bilangan 1-5 danmenghubungkan benda pada bilangan 1-5. Olehkarena siklus I belum mencapai kriteria yangdiharapkan maka penelitian ini berlanjut padasiklus II. Pada siklus II peneliti berusahamemperbaiki kekurangan pada prosespembelajaran permainan abacus angka dengancara menjelaskan, mendemonstrasikan denganjelas berurutan dan memberikan penghargaanpada anak menggunakan simbol, kata-kata, danekspresi gerakan tubuh. Sehingga diharapkanmendapatkan hasil yang optimal, gurumemberikan motivasi, penguatan dalamkegiatan awal dan pada saat kegiatanberlangsung sehingga anak dapat melakukankegiatan dengan baik sesuai dengan yangdicontohkan guru. Hasil yang diperoleh di siklus II iniaktivitas guru mencapai 85%, aktivitas anakmencapai 93% dan kemampuan mengenalkonsep banyak sedikit mencapai 37%. Padaindikator membilang benda pad bilangan 1-5dan menghubungkan benda pada bilangan 1-5dalam kemampuan kognitif. Keberhasilanproses pembelajaran pada siklus IImenunjukkan bahwa siklus sudah dapatdihentikan karena sudah memenuhi target yaitu70% anak mendapat nilai bintang 3 dan bintang4. Berdasarkan data siklus II maka kriteriakeberhasilan tindakan sudah tercapai. Kemampuan dalam proses belajar di KBAl-hikmah Sukorejo Perak Jombang padapenilitian melalui kegiatan pengembangankemampuan kognitif dalam membilang 1-5 usia

5

dini yaitu melalui permainan abacus angkadengan mengembangkan kemampuan kognitifanak membilang 1-5. Konsep matematika yangpaling penting dipelajari anak usia tiga danempat tahun adalah pengembangan kepekaanpada bilangan. Berdasarkan data siklus I dan siklus IImenunjukkan bahwa penggunaan mediaabacus angka dapat meningkatkan kemampuankognitif pada anak usia 3-4 tahun di KB Al-Hikmah Sukorejo Perak Jombang. Hal inisesuai dengan teori Bruner (dalam Sulistiatidalam Sriningsih, 2008: 35) bahwaperkembangan pemahaman konsep membilanganak dilakukan melalui tiga tahap yaitu:1.Tahap enaktif adalah tahap belajarmembilang dengan memanipulasi benda atauobyek kongkret, 2.Tahap ikonik yaitu tahapbelajar membilang dengan menggunakangambar, 3.Tahap simbolik yaitu tahap belajarmembilang melalui memanipulasi lambangatau simbol. Hal senada juga sesuai denganpendapat dan Montessori (dalam Tedjasaputra2007: 86) bahwa abacus angka adalah alatpermainan edukatif yang memudahkan anakuntuk mengingat konsep-konsep yang akandipelajari anak tanpa terlalu dibimbing.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapatdisimpulkan bahwa kemampuan kognitifmengalami peningkatan melalui permainan abacusangka usia 3-4 tahun di KB Al-hikmah SukorejoPerak Jombang. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdisimpulkan di atas dapat dikemukakan saransebagai berikut: 1) Bahwa permainan abacusangka dapat meningkatkan kemampuankognitif dalam membilang dan sebaiknya gurumenerapkan kegiatan yang lebih bervariasidalam permainan abacus angka, 2) Kegiatanpeningkatan kemampuan kognitif dalammembilang sesuai dengan karakteristik anakyang suka mencoba, meniru dan melakukan

sesuatu yang dilihat dengan bimbingan, 3)Guru membuat rencana pembelajaran dengancermat dan tepat dengan tujuan pembelajaranpermainan abacus angka dapat lebih jelasuntuk anak.

DAFTAR RUJUKANArikunto, Suharsimi. 2010. Penelitin Tindakan

Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Carol & Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia

Dini. Jakarta: PT INDEKS. Erawati, E. 2010. Upaya Peningkatan

Kemampuan Mengenal Bilangan Anak Sulistiati, Nunik. 2014. Pembelajaran

Matematika Terpadu untuk Anak

6

UsiaDini, Jurnal Penelitian, Yogyakarta:UPI.

Suyadi. 2014. Panduan Penelitian TindakanKelas, Jogjakarta: DIVA press.

Tedjasaputra, S Mayke. 2007 Bermain, Mainandan Permainan. Jakarta: PT Grasindo.


Recommended