7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
1/19
Hilman Suhaili
COUGHING UP BLOOD WITH RAPID WEIGHT LOSS
Step 1
Miosis and ptosis (horners syndrome)
Miosis Small pupil ; ptosispalpebra cant open as a normaly
Facial anhidrosis
Step 2
1. Why the man feels shortness breath and pain in lower chest?2. Why the man cough with phlegm and sometimes with hoarse voice?3. Why the man cough up blood?4. Why the appetite to be wight loss?5. Why when the physical examination founded with facial anhidrosis, miosis and ptosis?6. What is the differential diagnose from the scenario?7. Why when he run out to the medicine, he suffered from cough and shortness again?8. What is the the treatment from the scenario?9. What is the ethiology and phatogenesis the diagnose?10.What is clinical manifestation?11.What is risk factor?12.What is classification of diagnose?
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
2/19
Hilman Suhaili
Step 7
1. Why the man feels shortness breath and pain in lower chest?Answer :
As a result of chronic inhalation of cigarette smoke contains carcinogenic substances cause inflammation of the
bronchial segments start breathing a continued phase of genetic mutations will occur in epithelial cells that areexposed to these carcinogens. If no therapeutic action to deal with this case there will be a continuous cell
mutations that cause cancer cell formation. These cancer cells in the chronic phase and will continue to proliferate
to form a tumor (mass) that will grow in the bronchial segments and a barrier of air that enters the respiratory
tract. Manifestation that arises is a feeling of shortness of breath due to mass obstruction, and there is local pain in
the chest due to suppression of the mass in the lung.
IPD Volume III
2. Why the man cough with phlegm and sometimes with hoarse voice?Answer :
3. Why the man cough up blood?Answer :
Mekanisme Batuk Darah Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian
setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa
batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi
pada kavitas,tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Pada proses lanjut infeksi post-primer, pada
sebagian pasien akan mengalami pneumonia lobuler yang dalam perjalanannya mengalami perkejuan
(perlunakan) dan berakhir dengan pembentukan rongga atau kavitas. Kavitas yang berdinding tebal dinamakan
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
3/19
Hilman Suhaili
kaverne. Keradangan arteri yang terdapat di dinding kaverne akan menimbulkan aneurismayang disebut
aneurisma dari Rasmussen, pada arteri yang berasal dari6 cabang arteria pulmonalis (4%). Bila aneurisma
ini pecah akan menimbulkan batuk darah. Lebih kurang 7,8% proses perkejuan dan perlunakan dapat
menyebabkan fistula bronkopleura baik terbuka atau tertutup.
Batuk darah jarang merupakan suatu tanda permulaan dari penyakit tuberculosis atau initial symptom
karena batuk darah merupakan tanda telah terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding
kavitas. Oleh karena itu, proses tuberculosis harus cukup lanjut untuk dapat menimbulkan batuk dengan
ekspektorasi.
Batuk bertambah berat karena setelah tiga minggu mulai keluar berbagai mediator dengan efek
penting yaitu TNF berperan dalam merekrut monosit yang menandai respon granulomatosa. Hal ini terjadi
karena granuloma yang terbentuk pada infeksi m. tuberculosa bertambah luas yang menyebabkan kerusakan
jaringan paru yang hebat dengan pembentukan kavitas abses yang besar sehingga meningkatkan ruang rugi
paru.
4. Why the man lossing appetite which cause weight loss?Answer :
Gangguan proses makan tidak mau makan atau menolak makan merupakan gangguan konsumsi makan
atau minum dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka mulutnya tanpa
paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpapemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan dalam proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda
adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang. Sedangkan pengaruh
psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan
mental yang dapat dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan dalam sehari, makan karena kelezatan
makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi stress, cemas dan depresi yang dengan mudah
mengubah pola makan. Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf yang mempengaruhi
Hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor
selera pada lidah termasuk lambung dan adanya sinyal lapar dari otak. Proses dimulai ketika syaraf pada
lambung dan usus dimana otak menerima informasi isi pencernaan dari lambung dan usus dan
metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk adanya peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan
menyebabkan adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke beberapa jaringan syaraf, informasi
rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus yang berada di otak. Ada dua daerah sinyal syaraf di
hipothalamus (otak) yang berperan dalam nafsu makan (respon makan) yaitu daerah yang disebut dengan
pusat.
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan lemak). Kadar leptin meningkat
sebanding dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan
lemak semakin banyak leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan penekanan keinginanuntuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan semakin berkurang, sebaliknya semakin
sedikit kadar leptin maka keinginan makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan
terutama menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
4/19
Hilman Suhaili
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung, ghrelin mampu menyebabkan
peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Grelin berfungsi juga sebagai
stimulan sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan berat
badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energy negative misalnya kelaparan, anoreksia
nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif
seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas.
Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus (duodenum) pada saat
pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin menunjukkan sinyal kenyang. CCK
juga dapat menyebabkan peningkatan hormon serotonin di hypothalamus. Serotonin adalah hormon yang
berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan akan mendukung perasaan nyaman setelah
makan.
5. Why when the physical examination founded with facial anhidrosis, miosis and ptosis?Answer :
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
5/19
Hilman Suhaili
6. What is the differential diagnose from case the scenario?Answer :
TUMOR PARU
1. DefinisiMerupakan pertumbuhan ganas primer dari jaringan paru.
Jaringan paru yang mengalami keganasan:
Mukosa bronkus:
Sel epitel
Sel membrane basalis
Sel kelenjar bronkus
Mukosa bronkiolus
Sel alveolus
Jaringan paru lainnya
2. EtiologiEtiologi belum diketahui secara pasti , tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yg ebrsifat
karsinogenik merupakan factor penyebab utama.
Factor yang mempengaruhi:
Merokok (baik perokok aktif maupun perokok pasif)
Diperkirakan terdapat metabolit dalam asap rokok yg bersifat karsinogen terhadap organtubuh tersebut. Diduga vinyl chloride dan benzo(a)pyrene merupakan zat pemicu.
Bahaya industry
Asbesbanyak digunakan diindustri bangunan.Pekerja berisiko terkena 10 kali lebih tinggi dibandingkan masayarakat umum.
Mesotelioma jinak local/ganas difus dari pleura adalah tumor langka yang secara spesifik
berkaitan dengan pajanan terhadap asbes.
Uranium, kromat, arsen (misal: insektisida yang digunakan untuk pertanian), besi danoksida besi .
Polusi udara
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
6/19
Hilman Suhaili
Berbagai karsinogen telah diidentifikasi dalam atmosfer, termasuk sulfur, emisi kendaraan
bermotor dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti menunjukan bahwa insiden
kanker paru lebih besar terjadi pada daerah perkotaan sebagai akibat penumpukan palutan dan
emisi kendaraan bermotor.
Teori Onkogenesis: Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen supresor tumor dalam
genom (onkogen). Adanya insiator mengubah gen suppressor tumor dengan cara menghilangkan
(delasi/ del) atau penyisipan (insersi/ ins) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen
erbB1 dan atu neu/ erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah-Programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran
dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom.
Faktor lain : makanan & kecenderungan familial
Perokok yang makanannya rendah vitamin A memiliki risiko yang lebih besar untukmenjadi kanker paru.
Anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
3. KlasifikasiSecara patologi, untuk menentukan terapi:
a) Kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC)Ditangani dengan kemoterapi, dengan atau tanpa radiasi.
b) Kanker paru sel tidak kecil (non small cell lung cancer, NSCLC)Termasuk didalmmya adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar/campuran dari
ketiganya.
Diagnosis terlokalisasi, diatasi dengan reseksi bedah.
Secara histology:
Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) (30%)
Paling sering ditemukan; berasal dari permukaan epitel bronkus.
Perubahan epitel termasuk metaplasia/dysplasia akibat merokok jangka panjang,secara khas
mendahului timbulnya tumor.
Biasanya terletak disentral disekitar hilus & menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa cm & cenderung menyebar secara langsung
ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada & mediastinum.
Sering disertai batuk &hemoptisis akibat iritasi /ulserasi, pneumonia,& pembentukanabses akibat obstruksi & infeksi sekunder.
Agak lamban dalam bermetastasis.
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
7/19
Hilman Suhaili
Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus&dapat mengandung mucus.
Timbul dibagian perifer segmen bronkus&kadang2 dapat dikaitkan dengan jaringan parut local
pada paru & fibrosis interstisial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah & limfe pada
stadium dini & sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala2.
Karsinoma sel bronchial alveolar
Jarang ditemukan, berasal dari epitel alveolus & bronkiolus terminalis. Awitan umumnya tidak
nyata, disertai tanda2 yang menyerupai pneumonia.
Makroskopis :neoplasma ini mirip konsolidasi uniform pneumonia lobaris.
Mikroskopis :tampak kelompok2 alveolus yang dibatasi oleh sel2 jernih penghasil mucus &
terdapat banyak sputum mukoid.
Prognosis :buruk; kecuali kalau dilakukan pembuangan lobus yang terserang pada saatpenyakit masih dini.
Karsinoma sel besar
Adalah sel-sel ganas yang besar & berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar
dan ukuran inti bermacam-macam.
Cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif&cepat
ke tempat2 yang jauh.
Karsinoma sel kecil
Seperti tipe sel skuamosa biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.
Tidak seperti kanker paru lain, jenis tumor ini timbul dari sel2 kulchitsky, komponen normal
epitel bronkus.
Mikroskopis :terbentuk dari sel2 kecil (sekitar 2x ukuran limfosit) dengan inti hiperkromatik
pekat&sitoplasma sedikit.
Sel2 ini sering menyerupai biji oat, sehingga diberi nama karsinoma sel oat.
Prognosis :paling buruk dibandingkan yang lain. (sel kecil memiliki waktu pembelahan
yang tercepat).
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
8/19
Hilman Suhaili
7. Why when he run out to the medicine, he suffered from cough and shortness again?Answer :
There are several things that cause failure drug therapy. Inadequate dosage, lack of duration of therapy, setting
errors etiology, patient factors, pharmacokinetics disorders, improper drug selection and others are factors that
can be the cause of treatment failure. Inadequate doses lead to failure to achieve minimum levels of drug in the
blood to cause an effect. Minimum levels of drug in the blood is a requirement that must be met in order for the
drug to cause the desired effect. The use of drugs with inadequate doses will not provide any benefit to the body.
Therefore, it is necessary to establish the ideal dose for each individual. Determination of the dose based on body
surface area is a way of determining the best dose, but if not possible, the determination based on weight and age
is sufficient, which determination based on weight more mainstream than by age.
Lack duration of therapy is also a determining factor of success or failure of treatment. Especially for drugs that
require a constant level in the blood and tissues of the body for some time before finally giving a positive
therapeutic outcome. Antibiotics are one example of a drug that requires a complete treatment period to produce
a constant exposure to the bad bacteria that cause disease. Constant exposure would suppress the growth of
bacteria that cause disease once killed completely.
Failure to establish the etiology of the disease will spawn improper treatment and irrational. Improper
treatment will only hurt the drug users in this case is the patient. In addition, improper treatment will not provide
relief to the patient, because the target is not appropriate treatment.
Treatment failure can also be caused by impaired drug pharmacokinetics. Disturbance pharmacokinetic drug
absorption may be impaired absorption at the site, the distribution of drugs in the body disorders, metabolic
disorders and disorders dispensing drugs from the body. Pharmacokinetic disorders will lead to impaired
bioavailability, ie disturbances in blood levels of the drug in the active and ready to give the effect of treatment.
Decrease in bioavailability may cause reduced therapeutic effect, whereas if bioavailability increased dramatically,
it will trigger the appearance of toxic effects (harmful) to the body. The selection of drugs should be based on the
etiology of disease and other factors which should be taken into consideration. These factors include: age of the
patient, liver and kidney function, other diseases suffered by the patient in addition to the targeted disease
treatment, drugs that are consumed as well as the biological state of the patient such as during pregnancy or
breastfeeding.
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
9/19
Hilman Suhaili
8. What is the ethiology and phatogenesis the diagnose?In general, the factors that are considered as the cause of the tumor is:
a. Causes chemical.
In various countries found in many skin tumors in workers chimney sweep. Substances that contain carbon are
considered as the cause.
b. Genetic factors (biomolecular)
Blood type A 20% higher risk of suffering from cancer / tumor in the stomach of the blood type O. Besides
genetic changes, including a change or mutation in the normal gene and the effect of the protein can suppress or
enhance tumor progression,
c. physical factors
Physically, the tumor-related trauma / repetitive blows either physical trauma or radiation. UV radiation can be
derived ari sunlight or other light such as X-rays (X-ray) radiation and atomic bomb.
d. nutritional factors
One prime example is considered aflaktosin produced by mold on nuts and grains as the originator of tumor.e. Cause bioorganisme
For example, a virus. Ever considered a key cause of the tumor with the discovery of the relationship with
disease virus tumors in experimental animals. But apparently the concept was not developed further in humans.
f. Hormonal factors.
Effect of hormone is considered quite large, but the mechanism is not clear and assurance roles. Effect of
hormone in tumor growth can be seen in many organs affected by these hormones.
Carcinogenic
Substances (Inhalation)
Cancer Lung
Inactivation of tumor
suppressor genes on
Changes in genetic
material on chromosome
Growth continues with
Chromosome
Mutations
Experiencing
segment bronchus
mucosa Muta enisasi
Oncogenic activation
of the RAS K
Mutation of TP53
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
10/19
Hilman Suhaili
KARSINOMA BRONKOGENIK
MESOTELIOMA MALIGNA
Merokok Zat Karsinogenik Hiperplasia sel
basal,
metaplasiasquamosadisp
lasia squamosa
& karsinoma in
situ
Perubahan Genetik
Jaringan
Neoplastik
Transformasi epitel
bronkus jinak
-inaktivasi gen penekan tumor di
3P
-mutasi TP53
-pengaktivan onkogen K-RAS
-hilangnya bahan kromosom 3P
-mukosa pernafasan mengalami
mutagenisasi
Pekerjaan Pajanan Asbesos
Periode laten
25-40 tahun
Serat menetap tdk dikeluarkan
&dimetabolisme
Berkumpul di
sel mesotel
Mutasi :
2 gen penekan tumor :
p16/CDKN2A di
kromosom gp2
Gen
neurofibromastosik
2(NF2)di kromosom Rusaknya DNAMenghasilkan
spesies
Oksigen reaktif
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
11/19
Hilman Suhaili
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
12/19
Hilman Suhaili
9. What is classification of diagnose?Answer :
Classification
In pathology, to determine treatment:
a. small cell lung cancer (small cell lung cancer, SCLC)Treated with chemotherapy, with or without radiation.
b. small cell lung cancer (non-small cell lung cancer, NSCLC)Includes didalmmya is epidermoid, adenocarcinoma, large cell types / mix of all three.
The diagnosis of localized, treated with surgical resection
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
13/19
Hilman Suhaili
10.What is clinical manifestation?Answer :
In the early phases of most lung cancers do not show clinical symptoms. When it showed significant symptoms of
patients in advanced stages
Symptoms can be:
1. Local (local tumor growth):
Cough cough new or more severe in chronic cough Hemoptysis wheezing (wheezing, stridor) due to airway obstruction Sometimes there is a cavity such as lung abscess
2. local invasion
Chest pain local Dyspnea due to pleural effusion Invasion of the pericardium occurs arrhythmias superior vena cava syndrome Horner's syndrome (facial anhidroosis, ptosis, miosis) Hoarseness, due to recurrent laryngeal nerve emphasis on Pancoast syndrome, brachial plexus due to invasion and sympathetic cervikalis
3. symptoms of metastatic disease
In the bone, brain, liver and adrenal cervical lymphadenopathy and supraclavikula (often accompany metastasis)
4. paraneoplastic syndrome: present in 10% of lung cancer, the symptoms:
Systemic: weight loss, anorexia, fever Hematology: leukocytosis, anemia, hypercoagulable Hypertrophy osteoartropati Neurologic: dementia, ataxia, tremor, peripheral neuropathy Neuromiopati Endocrine: excessive secretion of parathyroid hormone (hypercalcemia) Dermatology: erythema multiform, hyperkeratosis, clubbing Renal: Syndrome of Inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. asymptomatic with abnormal radiological
Often found in smokers with COPD / COPD were detected radiologically Abnormalities such as solitary nodules
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
14/19
Hilman Suhaili
(IPD vol 2)
Diagnosis
1. Anamnesisa. Tanyakan keluhan utamab. Keluhan lainc. Tanyakan pekerjaand. Penyakit yang pernah dideritae. Riwayat tumor sebelumnya
2. Pemeriksaan fisika. Bila masih ringan maka asimtomatikb. Jika berat maka perhatikan :
i. Keadaan umum1. Asimetris wajah2. Edema wajah3. Perbesaran vena leher4. Kelaianan gerakkan dada5. Perubahan suara6. Adanya tanda sindrom Horner7. Pembengkakan KGB
3. Pemeriksaan penunjang Menentukan lokasi keganasan (T)
a. Radiologici. Foto thoraks
ii. CT scaniii. Bronkografi
b. Endoskopii. Bronkoskopi
ii. Torakoskopiiii. Mediastinokopi
Menentukan keganasana. Sitologi
i. Sputumii. Bilasan bronkus
iii. Cairan pleurab. Histopatologik
i. Biopsy paru transbronkial
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
15/19
Hilman Suhaili
ii. Biopsy paru transtorakaliii. Biopsy paru minitorakotomiiv. Biopsy bronkusv. Biopsy mediastinal
vi. Biopsy pleurac. Pemeriksaan jaringan paru
- Stadium ( LI ) menurut AJCC ( dari stage 0-4 )system for staging lung cancer, chest 111 : 1710-1717, 1997) :
Gambaran TNM DEFINISI
STATUS TUMOR PRIMERT0 Tidak terbukti adanya tumor primer
Tx Ca yg tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak
terlihat pada radiogram atau bronkoskopi
Tis Ca in situ (ditemukan sel tumor di suatu tempat & belum menyebar)
T1 Tumor berdiameter 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yg normal
T2 Tumor berdiameter > 3 cm atau ukuran berapapun yg sudah meyerang
pleura viseralis atau mengakibatkan atelektasi yg meluas ke hilus; harusberjarak 2cm dari karina, tetapi tidak mengenai karina
T3 Tumor berukuran berapapun dg perluasan langsung pada dinding dada,
diafragma, pleura mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai jantung,
pembuluh darah besar, trachea, esophagus, atau korpus vertebra; atau
dalam jarak 2 cm dari karina , tetapi tidak mengenai karina
T4 Tumor ukuran berapapun invasi ke mediastsinum / terdapat efusi pleura
maligna
KETERLIBATAN KGB REGIONAL (N)
N0 Tidak dapat terlihat metastasis pd KGB regional
N1 Metastasis pd peribronkial dan/atau kelenjar2 hilus ipsilateral
N2 Metastasis pd mediastinal ipsilateral atau KGB subkarina
N3 Metastasis pd mediastinal atau KGB hilus kontralateral; KGB
skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
16/19
Hilman Suhaili
METASTASIS JAUH (M)
M0 Tidak diketahui adanya metastasis jauh
M1 Metastasis jauh terdapat pd tempat tertentu (missal otak)
Karsinoma tersamar TX N0 M0
Stadium 0 TIS N0 M0
Stadium I T1,2 N0 MO
Stadium II T1,2 N1 M0
Stadium III A T1-3 N2 M0
Stadium III B SEMUA T SEMUA N M0
Stadium IV SEMUA T SEMUA N M1
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah
11.What is risk factor?Answer :
People who work in asbestos factories Age above 55 years genetic factors mallnutrition chronic smokers Male
12.What is the the treatment from the scenario?Answer :
Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun.
Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi
Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit
diantaranya
Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
17/19
Hilman Suhaili
Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuaidengan
histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.
Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkangejala
dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan
Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantumengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan
At a Glance, Medicine, Patrisk Davey, hal. 203
Radioterapi atau iradiasi diberikan pada kasus stage III dan IV KPKBSK, dapat diberikan
tunggal untuk mengatasi masalah di paru (terapi lokal) atau gabungan dengan kemoterapi.
Radioterapi dapat diberikan jika sistem homeostatik (darah) baik yaitu
HB > 10 gr% Leukosit > 4.000/dl Trombosit > 100.000/dl
Dosis untuk kanker primer adalah 5.0006.000 cGy dengan menggunakan COBALT atau
LINAC dengan cara pemberian 200 cGy/x/hari, 5 hari dalam seminggu. Pemberianradiosensitiser dapat lebih meningkatkan respons irradiasi itu, misalnya dengan memberikan
obat anti-kanker karboplatin, golongan taxan, gemsitabine, capecitabine dengan dosis sangat
kecil sehingga tidak mempunyai efek sistemik. Radioterapi dapat diberikan sendiri (radiotherapy
only) atau kombinasi dengan kemoterapi (konkuren, sekuensial atau alternating) meskipun
sebagai konsekuensinya toksisiti menjadi lebih banyak dan sangat mengganggu.
Evaluasi toksisiti harus dilakukan setiap setelah pemberian 5x, jika ditemukan gangguan sistem
hemostatik salah satu atau lebih :
HB
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
18/19
Hilman Suhaili
Evaluasi renspons irradiasi dilakukan setiap setelah pemberian 10x (1.000 cGy) dengan foto
toraks.
Respons komplit : tumor menghilang 100%, iradiasi dapat dilanjutkan sampaiselesai
Respons sebagian/parsial : tumor mengecil < 90% tapi > 50%, irradiasi dapatdilanjutkan dan nilai kembali setelah 10x pemberian berikutnya.
Tumor menetap/stabil : tumor mengecil < 50% atau membesar 25% atau tumbuh tumor baru maka irradiasiharus dihentikan.
Pemberian irradiasi untuk KPKSK harus diberikan setelah pasien mendapat kemoterapi 6 siklus.
4. PrognosisJika sudah ada gejala atau tanda penyakit , 75 % sudah tidak dapat sembuh lagi. Dari penderita yang
sudah didiagnosis ketahanan hidup 1 thn mencapai 20% , ketahanan hidup lima tahun kurang dari 10%
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah
5. Komplikasi- Penyebaran intrathoraks
o Kompresi esophagus disfagiao Paralisis n. laringeus recurrent disphogiao Paralisis n. simpatikus sindroma Horner (penurunan kemampuan pupil)o Sindroma pancoast tumor local yang muncul local diparu biasanya pada bagian apeks paru
dengan lesi mengenai n. servikalis VIII dan n. torakalis I dan II sehingga timbul rasa nyeri khas
yang menyebar
o Sindroma vena cava superior- Penyebaran ekstra thorakal
o Metastase pada otak dengan gangguan neurologico Metastase ke ginjalo Tulango
Heparo Sumsum tulango KGB
7/30/2019 Lbm 6 Modul 11 Hilman Suhaili
19/19
Hilman Suhaili
o Sindroma endokrin misalnya dikeluarkannya enzim peptide oleh sel kanker yang dapatmenyebabkan terangsangnya kelenjar paratiroid sehingga terjadi hipercalsemia
o Sindroma jaringan ikat clubbing fingero Manifestasi kutaneuso Manifestasi renal
Prinsip ilmu penyakit dalam Harisson volume 3
a. Reaksi bedah dapat mengakibatkan gagal napas terutama ketika system jantung paru terganggusebelum pembedahan dilakukan sebelumnya.
b. Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi jantung paru.c. Kemoterapi, terutama dalam kombinasi dengan terapi radiasi, dapat menyebabkan pneumonitis.
Selain itu, toksisitas dan leukeumia adalah potensial efek samping dari kemoterapi.
d. Fibrosis paru, perikarditis, mielitis, dan kor pulmonal adalah sebagian dari komplikasi yangdiketahui.