TINGKAT KEBAHAYAAN
LIMBAH B3
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KARENA SIFAT &
KARAKTERISTIKNYA
SIFAT TOKSISITASNYA
Toksisitas : tingkat atau daya racun dari suatu bahan
Toksikan : bahan yang mempunyai toksisitas
NIOSH : The National Institute for Occupational Safety and Health
Suatu substansi bersifat racun bila secara demonstratif mempunyai kemampuan untuk :
- menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh neoplastik pada manusia, atau pada hewan percobaan
- menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari satu keturunan atau perubahan genetis yang permanen
- cacat fisik hingga menimbulkan kematian dan dapat mengakibatkan perubahan atau kelainan seksual pada manusia
,
Bentuk serangan toksikan - Toksisitas fisika - Toksisitas kimia
- Toksisitas fisiologi
Toksisitas Fisika
bentuk serangan cenderung dalam bentuk
penghancuran dan peradangan.
Contoh : kasus dermatitis yang terjadi pada kulit,
kekeringan, kulit pecah-pecah, dan lain-lain.
Salah satu penyebab adalah radiasi. Radiasi
menyebabkan kehancuran lapisan mukosa pada kulit.
Toksisitas kimia
Kerusakan akibat reaksi kimia lebih luas. Persenyawaan kimia dapat menyebabkan rusaknya jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel.
Bahan kimia anorganik seperti Hg dapat menyebabkan terhalangnya proses metabolisme tubuh, sehingga mempengaruhi sistem faal
yang berlanjut dapat menyebabkan kematian.
Toksisitas fisiologis
keberadaan suatu toksikan dapat mempengaruhi
kerja enzim-enzim fisiologis tubuh, malahan akan
memutus kerja enzim sehingga reaksi metabolisme
tubuh akan gagal .
Hal ini merupakan dasar tumbulnya berbagai
penyakit.
Bahan Kimia Berbahaya ?
Bahan kimia berbahaya
secara fisik atau
kesehatan
semua bahan KIMIA harus dianggap berbahaya
(beracun, mudah terbakar) sampai diketahui sifat-sifatnya dengan jelas.
LIMBAH B3 (MENGANDUNG BAHAN KIMIA TERTENTU)
MENJADI BEGITU PENTING
LIMBAH B3 MEMBERIKAN EFEK TOKSIK KEPADA MANUSIA
TIDAK TIMBUL BEGITU SAJA DALAM WAKTU SINGKAT, MELAINKAN DAPAT MENEMPUH WAKTU YANG LAMA
DIPERLUKAN WAKTU BERPULUH –PULUH TAHUN UNTU MEMAHAMI AKIBAT YANG
DITIMBULKAN OLEH LIMBAH B3 TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
EPIDEMIOLOGI
TOKSIKOLOGI
KIMIA ANALITIK
DAPAT DIKETAHUI KETERKAITAN ANTARA KEHIDUPAN MAHLUK HIDUP DENGAN
PAPARAN BAHAN KIMIA BERACUN
KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
DDT : EFEK TOKSIK PADA POPULASI BURUNG
MERKURI : EFEK KERACUNAN MERKURI PADA POPULASI
MANUSIA DI JEPANG
KASUS PCB(Polychlorinated bi phenyls) DAN DIOKSIN
UJI TOKSIKOLOGI
TOKSISITAS AKUT(PENGARUH PEMAPARAN
DLM JANGKA WAKTU SINGKAT)
TOKSISITAS KRONIK(PENGARUH PEMAPARAN DLM. JANGKA PANJANG
PENETAPAN TOKSISITAS AKUT :
LD50.
LD50 : DOSIS TOKSIKAN YANG MENGHASILKAN 50% RESPONS KEMATIAN PADA POPULASI ORGANISME UJI
PENETAPAN TOKSISITAS KRONIK :
LOEL (LOWEST OBSERVED EFFECT
LEVEL)
NOEL (NO OBSERVED EFFECT LEVEL)
Contoh bahan kimia beracun
Jenis zat beracun
Jenis
bahan
Akibat keracunan
dan gangguan
Logam / metaloid
Pb (TEL, PbCO3)
Hg
Cd
Cr
As
P
- Syaraf, ginjal, dan darah
- Syaraf, ginjal
- Hati, ginjal, darah
- Kanker
- Iritasi, kanker
- Metabaolisme karbohidrat, lemak,
protein
Bahan pelarut
Hidrokarbon alifatik (bensin, kerosin)
Hidrokarbon terhalogenasi (CCl4, CHCl3)
Alkohol
Pusing dan koma
Hati dan ginjal
Syaraf pusat, leukeumia
4
Jenis zat beracun
Jenis
bahan
Akibat keracunan
dan gangguan
Gas-gas beracun
Aspiksian sederhana (N2,Ar,He)
Aspiksian kimia
- HCN
- H2S
- CO
Sesak napas, kekurangan oksigen
Pusing, sesak napas
Sesak napas, kejang, hilang kesadaran
Sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran
Karsinogen Benzene
Asbes
Bensidin
Kroom
Naftilamin
Vinil khlorida
Leukeumia
Paru-paru
Kandung kencing
Paru-paru
Paru-paru
Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
JALAN MASUK ZAT KIMIA KE DALAM TUBUH
Zat kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui – saluran pencernaan (tertelan) – kulit (kontak dengan kulit) – melalui saluran pernafasan (terhirup).
Target Organs
Lungs
Kidney
Intestines
Blood SystemBone Marrow
BrainCNS
Heart
Liver
Skin
a. Saluran Pencemaan
• Zat kimia yang tertelan masuk ke kerongkongan
kemudian kelambung terus ke usus dan diserap
masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya
tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat terjadi
pada setiap bagian dari saluran pencenaan serta
organ-organ dalam tubuh tergantung dari jenis
bahan kimia tersebut.
b. Kontak dengan kulit
• Bagian kulit yang sering terpapar bahan kimia adalah tangan
dan lengan bawah.
• Zat kimia tersebut dapat merusak kulit diserap atau kedua-
duanya.
• Kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarna
kemerahan luka bakar dan peradangan kulit. Beberapa zat kimia
dapatmenembus permukaan kulit dan merusak jaringan di
bawah kulit sedangkan beberapa zat kimia lain dapat diserap ke
dalam aliran darah kemudian sampai ke organ-organ tertentu.
• Kulit yang tidak normal lebih mudah menyerap
bahan kimia dari pada kulit yang sehat.
• Selaput mata lebih sensitif terhadap bahan kimia
dibandingkan dengan kulit yang lain.
Saluran Pernafasan• Saluran pemafasan dapat dibedakan menjadi saluran konduksi (sebagai
penghantar udara pemafasan) dan saluran respirasi yang berfungsi untuk pertukaran udara (022 dan 002).
• Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh penghirupan zat kimia di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap zat kimia lebih banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan paru yang berbatasan dengan alveoli.
• Bahan kimia yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata.
• Bahaya bahan kimia yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan paru.
• Apabila zat kimia tersebut masuk ke dalam aliran darah akan menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BAHAYA SUATU ZAT
• Tingkat bahaya suatu zat ditentukan oleh : – faktor toksisitas – dosis – respon individu.
• Tingkat bahaya menunjukkan besar kecilnya resiko yang timbul pada pamaparan kimia dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut diatas.
40 F.Eff
Uji toksisitas selain LC50 juga digunakan LD50 (lethal
dose fifty) yg diawali pada tahun 1927 untuk menentukan toksisitas akut
Response yang ditunjukkan organisme uji :
- tidak menunjukkan kematian
- terjadi sejumlah kematian apabila doses dinaikkan
- terjadi peningkatan jumlah kematian apabila dosis
terus ditingkatkan, hingga seluruh organisme mati
TINGKAT TOKSISITAS DITENTUKAN DENGAN UJI
a. Lethal Concentration fifty : LC50 mg/l
b. Lethal Dose fifty : LD50 mg/kg
Toxic Dose (TD) : merupakan dosis dari suatu
bahan yang dipaparkan pada suatu populasi dan
pada tingkat dosis tersebut sudah dapat
mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh
hewan percobaan
Effective Dose (ED) : merupakan dosis dari suatu
bahan dan pada tingkat dosis tersebut sudah
dapat menimbulkan efek biologis yang ringan
untuk pertama kalinya pada hewan percobaan
Nilai LD50 tidaklah ekuivalen dengan toksisitas
tetapi nilai ini dapat diinterpretasikan ke dalam nilai
TD, ED.
KLASIFIKASI TOKSISITAS BAHAN KIMIA
Toxicity
rating
Descriptive
Term
LD50 (mg/kg)
Single oral dose
(rat)
LC50 (ppm)
4 hours inhalation (rat)
1 Extremely toxic < 1 < 10
2 Highly toxic 1 - 50 10 - 100
3 Moderately Toxic 51 - 500 100 – 1,000
4 Slightly Toxic 500 – 5,000 1,000 – 10,000
5 Practically non-toxic 5,000 – 15,000 10,000 – 100,000
6 Relatively Harmless > 15,000 > 100,000
b. Dosis
• Dosis untuk pemaparan tunggal dan berulang tergantung dari lamanya pemaparan.
• Pada dosis rendah dan pemaparan berulang beberapa zat tertentu mempunyai sifat akumulatif di dalam tubuh. Gejala-gejala baru kelihatan setelah beberapa lama.
• Sedangkan untuk dosis tinggi pemaparan tunggal saja sudah dapat menimbulkan gejala-gejala.
c. Respon individu
• Respon individu terhadap suatu zatkimia berbeda-beda dan ada berbagai faktor yang mempengaruhi kerentanan individu terhadap efek suatu zat kimia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Individu
1. usia
Efek terhadap anak-anak lebih serius dibandingkan dengan orang muda.
2. status Kesehatan dan Emosi
Penderita bronchitis kronik atau asma lebih rentan terhadap zat iritan.
Penderita diabetes militus lebih rentan terhadap efek aseton.
Stress atau depresi dapat peningkatkan efek bahan kimia.
Kebiasaaan merokok dan minuman keras berlebihan.
Perokok berat lebih rentan terhadap efek karsini genik asbestos sedangkan pecandu minuman keras mempengaruhi proses detoksikasi zat kimia dalam tubuh.
3. Kelainan GenetikBeberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi kerentanan individu terhadap suatu zat kimia al :
- status atopi
- defisiensi enzim glucose phosphate dehydrogenase (GPD)
defisiensi alfa antitriosin yang terdapat dalam serum.
4. Status giziDefisiensi protein zat besi atau kalsium akan menyebabkan absorbsi timah hitamoleh tubuh meningkat, Intereksi Beberapa Zat kimia. Pemaparan dua zat kimia atau lebih akan menimbulkan efek yang lebih berbahaya dari pada efek masing-masing zat kimia.
5. Aktivitas fisikKerja beratakan menyebabkan seseorang bemafas lebih dalam dan lebih cepat. Keadaan ini akan menyebabkan lebih banyak udara yang terkontaminasi masuk kedalam paru sehingga dosis yang terpapar akan meningkat.
Routes of Exposure
IngestionAbsorption/Penetration
Inhalation
Target Organs
Lungs
Kidney
Intestines
Blood SystemBone Marrow
BrainCNS
Heart
Liver
Skin
Toxicity Rating
Chemical LD50 Chemical LD50
Sucrose 29,700 Ethyl Alcohol 14,000
NaCl 3,000 Vitamin A 2,000
Vanillin 1,580 Aspirin 1,000
Chloroform 800 Copper Sulfate 300
Caffeine 192 Phenobarbital 162
DDT 113 Sodium nitrite 85
Nicotine 53 Aflatoxin B1 7
Sodium cyanide 6.4 Strychnine 2.5
LD50 in mg compound/kg body weight of test animal
KARAKTERISTIK LIMBAH B3 :
1. MUDAH MELEDAK:
LIMBAH YANG PADA SUHU DAN TEKANAN STANDAR (25°C, 760 mmHg) DAPAT MELEDAK ATAU MELALUI REAKSI KIMIA ATAU FISIKA DAPAT MENGHASILKAN GAS DENGAN SUHU DAN TEKANAN TINGGI, YANG DENGAN CEPAT DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN SEKITARNYA
2. MUDAH TERBAKAR :
• Berupa cairan, mengandung alkohol <
24% volume dan/atau pada titik nyala <
60°C akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api, atau sumber
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg
•Bukan berupa cairan, yang pada suhu
dan tekanan standar dapat menyebabkan
kebakaran melalui gesekan, penyerapan
uap air, atau perubahan kimia secara
spontan, dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus
menerus
• Merupakan limbah bertekanan yang mudah terbakar
• Merupakan limbah teroksida
3. BERSIFAT REAKTIF :
• Pada keadaan normal tidak stabil, dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan
• Dapat bereaksi hebat dengan air
• Bila bercampur dengan air, berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yg. membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
• Limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada pH 2.0 – 12.5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
• Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
• Menyebabkan kebakaran karena
melepas atau menerima oksigen
peroksida yg tidak stabil pada
suhu tinggi
4. Beracun :
• menyebabkan kematian atau sakit yg serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan sifat racun menggunakan baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). Bila nilainya < dari nilai ambang batas , maka perlu dilakukan uji toksikologi.
5. MENYEBABKAN INFEKSI :
• limbah laboratorium atau limbah
lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang dapat menular
6. KOROSIF :
menyebabkan iritasi atau terbakar pada kulit menyebabkan proses pengkaratan dan korosi lempeng
baja (SAE 1020) dengan laju korosi >
6.35 mm/tahun pada suhu pengujian
55°C pH 2 untuk limbah bersifat asam pH 12.5 untuk limbah bersifat basa
PEMAPARAN :
TOKSIKAN YANG MASUK KEDALAM MAHLUK HIDUP DAPAT MENGALAMI PROSES SBB:
1. EKSKRESI
2. BIOTRANSFORMASI : METABOLISME TOKSIKAN MENJADI MOLEKUL YG BERSIFAT LEBIH POLAR SHG. LEBIH MUDAH DIEKSKRESIKAN
3. DIAKUMULASI DALAM SEL
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3
KARENA EFEK TOKSIK SULIT DIDETEKSI DALAM EKOSISTEM, MAKA DIGUNAKAN PENDEKATAN DENGAN BIOMARKER
RESPONS BIOMARKER DAPAT BERUPA RESPONS BIOKIMIAWI ATAUPUN FISIOLOGIK
Terima Kasih
TERIMA KASIH