5
1 Volume 3 No. 1 Juni 2011 Aji Wiyoko : Workshop Mural Bertema Wayang Beber bagi Siswa-siswi SMA/ SMK/ MA Se Kabupaten Pacitan WORKSHOP MURAL BERTEMAWAYANG BEBER BAGI SISWA-SISWI SMA/ SMK/ MASE KABUPATEN PACITAN Aji Wiyoko Jurusan Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta Abstract Wayang beber is one of Indonesian culture which has noble values. Introducing visual forms even their shows into young generation is importance in preservation. One of methods to introducing wayang beber visual forms is by mural. Mural art is painting into the walls. Mural object has many purposes as its placed. Mural on hustle places is easy to be appreciated. Wayang beber as mural object, on hustle places, very interesting to be realized. Key words : wayang beber, mural PENDAHULUAN Wayang beber merupakan salah satu jenis hasil budaya berbentuk kesenian yang terdiri dari beberan lukisan wayang yang dapat dipertunjukkan. Wayang beber sendiri berupa lembaran kertas bergambar adegan figur/ tokoh, berisi cerita babad atau sejarah. Wayang beber baru berfungsi dan dapat dinikmati ketika dipertunjukkan / dipentaskan (oleh dalang) untuk menuturkan cerita. Awalnya wayang beber dibuat dari bahan kulit kayu sebagai media lukisan. Wayang beber dari bahan kulit kayu tersebut telah ada sejak zaman Majapahit (Suharyono, 2005: 41). Lukisan pada kulit kayu tersebut memanjang, sehingga dapat digulung. Gulungan-gulungan wayang beber berjumlah 6, tiap gulungan disebut beberan. Beberan terdiri beberapa gambar adegan, yang disebut dengan istilah jagong. Dalang yang menuturkan / mementaskan wayang beber membuka gulungan wayang, kemudian mempertontonkan satu jagong kepada para penonton untuk diceritakan isi jagong/ adegan tersebut dengan kalimat dan bahasa tutur sebagaimana dalang wayang kulit saat ini. Selama pertunjukan wayang beber diiringi dengan irama gamelan. Saat ini, pertunjukan wayang beber sudah sangat langka dijumpai. Dalang wayang beber di Indonesia pun jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Hal ini sebagai akibat perkembangan teknologi yang mampu menyediakan sarana informasi maupun hiburan yang jauh lebih beragam serta mampu memuaskan setiap orang dengan banyaknya pilihan. Namun demikian, hal-hal yang beredar di dunia global saat ini belum tentu semuanya membawa manfaat kebaikan nilai. Dengan banyaknya pilihan yang tersaji, setiap individu perlu memiliki filter dan seleksi budaya yang cermat dan cerdas. Jika tidak demikian, maka dampak hedonisme, individualitas, materialisme, keserakahan, kepedulian sosial dan toleransi yang rendah, bahkan keluarga yang berantakan dapat menjadi akibat dari cara pandang yang kurang selektif terhadap nilai. Hasil-hasil budaya bangsa Indonesia pada zaman dahulu, baik yang tersurat (melalui sastra, wayang, relief, dsb) maupun yang tersirat (melalui mitos, pepatah, dongeng, lagu/ tembang, dsb) banyak mengandung nilai-nilai luhur. Baik dan buruk, benar dan salah, serakah dan mengalah, kesopanan dan tata krama, sebab dan akibat, serta nilai-nilai kehidupan lainnya telah banyak menuntun kepada kehidupan yang harmonis bagi yang memahami dan

WORKSHOPMURALBERTEMAWAYANGBEBERBAGI SISWA …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1Volume 3 No. 1 Juni 2011

Aji Wiyoko : Workshop Mural Bertema Wayang Beber bagi Siswa-siswi SMA/ SMK/ MA Se Kabupaten Pacitan

WORKSHOP MURALBERTEMAWAYANGBEBER BAGISISWA-SISWI SMA/ SMK/ MASE KABUPATEN PACITAN

Aji Wiyoko

Jurusan Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta

Abstract

Wayang beber is one of Indonesian culture which has noble values. Introducing visual forms eventheir shows into young generation is importance in preservation. One of methods to introducingwayang beber visual forms is by mural. Mural art is painting into the walls. Mural object has manypurposes as its placed. Mural on hustle places is easy to be appreciated. Wayang beber as muralobject, on hustle places, very interesting to be realized.

Key words : wayang beber, mural

PENDAHULUAN

Wayang beber merupakan salah satu jenishasil budaya berbentuk kesenian yang terdiri daribeberan lukisan wayangyangdapat dipertunjukkan.Wayang beber sendiri berupa lembaran kertasbergambar adegan figur/ tokoh, berisi cerita babadatau sejarah. Wayang beber baru berfungsi dandapatdinikmatiketika dipertunjukkan /dipentaskan(oleh dalang) untuk menuturkan cerita. Awalnyawayang beber dibuat dari bahan kulit kayu sebagaimedia lukisan.Wayang beber dari bahan kulit kayutersebut telah ada sejak zaman Majapahit(Suharyono, 2005: 41). Lukisan pada kulit kayutersebut memanjang, sehingga dapat digulung.Gulungan-gulunganwayangbeberberjumlah6, tiapgulungan disebut beberan.Beberan terdiri beberapagambar adegan, yangdisebut dengan istilah jagong.Dalang yang menuturkan / mementaskan wayangbeber membuka gulungan wayang, kemudianmempertontonkan satu jagong kepada parapenonton untuk diceritakan isi jagong/ adegantersebut dengan kalimat dan bahasa tutursebagaimana dalang wayang kulit saat ini. Selamapertunjukan wayang beber diiringi dengan iramagamelan.

Saat ini, pertunjukan wayang beber sudahsangat langka dijumpai. Dalang wayang beber diIndonesia pun jumlahnyadapatdihitungdengan jari.Hal ini sebagaiakibatperkembangan teknologiyangmampu menyediakan sarana informasi maupunhiburan yang jauh lebih beragam serta mampumemuaskan setiap orangdenganbanyaknyapilihan.Namun demikian, hal-hal yang beredar di duniaglobal saat ini belum tentu semuanya membawamanfaat kebaikan nilai. Dengan banyaknya pilihanyang tersaji, setiap individuperlumemiliki filterdanseleksi budaya yang cermat dan cerdas. Jika tidakdemikian, makadampak hedonisme, individualitas,materialisme, keserakahan, kepedulian sosial dantoleransi yang rendah, bahkan keluarga yangberantakan dapat menjadi akibat dari cara pandangyang kurangselektif terhadap nilai.

Hasil-hasil budaya bangsa Indonesia padazaman dahulu, baik yang tersurat (melalui sastra,wayang, relief, dsb) maupun yang tersirat (melaluimitos, pepatah, dongeng, lagu/ tembang, dsb)banyakmengandungnilai-nilai luhur.Baikdanburuk,benar dan salah, serakah dan mengalah, kesopanandan tata krama, sebab dan akibat, serta nilai-nilaikehidupan lainnya telah banyak menuntun kepadakehidupan yangharmonisbagiyangmemahami dan

2 Volume 3 No. 1 Juni 2011

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

melaksanakannya. Hal ini sejalan seiring dengannilai-nilai yang diajarkan dalam agama yangberkembang pada masanya (Budha, Hindu danIslam).

Kesenian wayangbeber memuat nilai-nilailuhur berdasarkan cerita babad (sejarah?)1. Nilai-nilai luhur semacam itulah yang semestinya terus-menerus disajikan dalam kehidupan kita.Sebagaimana pepatah: “becik ketitik ala ketara”dan “sapa nandur bakal ngunduh”, maka sikapkita dalambertingkahlaku keseharian harus berhati-hati dan mawas diri.

Wayang beber sebagai salah satu mediapembelajaran nilai-nilai luhur, perlu dilestarikankeberadaannya. Jangan sampai generasi bangsaIndonesia di masa mendatang terbawa arus globalyang tidak diketahui secara jelas visi dan misinya,sehingga berdampak merugikan. Sebagaimana saatini kita tererangkapdengan paradigma“demokrasi”,yang ternyata justru menimbulkan dinamikakekacauan.

Pelestarian wayang beber dapat dilakukanmelalui berbagai bentuk. Salah satunya pengenalanbentuk lukisanyangada pada wayangbeber. Bentuklukisan adegan ataupun tokoh dalam wayang beberbeserta karakteristiknya secara visual dapatdikembangkan sesuai dengan kreativitas. Sebagaicontoh penerapan bentuk lukisan pada sebuahadegan / jagong dilukis pada media kipas, bendakeramik, kaca, daun pintu, dsb. Melalui penerapanpada berbagai media,wayangbeber dapat berfungsisebagai dekorasi. Meskipun demikian, makna yang

digambarkan tetap perlu dipelajari dari beragamreferensi yangmasih ada.

Berkaitan dengan sedikit uraian di atas,maka penulis membidik pengenalan bentuk visualwayang beber kepada generasi muda di Pacitan,khususnyakalangansiswa-siswi SMA/SMK/MA.Kegiatan ini diberi judul Workshop Mural BertemaWayang Beber bagi Siswa-siswi SMA/ SMK / MAse Kabupaten Pacitan.

Tujuan pokok kegiatan Workshop MuralBertema Wayang Beber bagi Siswa-siswi SMA /SMK/ MA se Kabupaten Pacitan ini adalahmenumbuhkan kecintaan generasi muda Pacitankepada wayang beber.

GenerasimudaPacitandilingkungansekolah(SMA/ SMK/ MA) merupakan aset masa depanyang dianggap cukup memiliki daya pikir rasional.Dengan berpikir realistik,maka diharapkan munculkreativitas untuk mengembangkan bentuk visualwayang beber. Pertimbangan tersebut dijadikandasar sasaran pelaksanaan kegiatan WorkshopMural Bertema Wayang Beber bagi Siswa-siswiSMA / SMK / MA se Kabupaten Pacitan. Melaluikegiatan tersebutdiharapkanmenjadimotivatorparasiswa untuk mengembangkan ke dalam bentuk-bentuk maupunaplikasi yang lain.

TINJAUAN UMUMKABUPATEN PACITAN

Kabupaten Pacitan terletak di ujung baratdaya Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasandengan Kabupaten Ponorogo di utara, KabupatenTrenggalekdi timur,SamudraHindiadiselatan,sertaKabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Luaswilayah kabupaten ini 1.389,87 km2. Sebagianbesar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yaknibagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tanahtersebut kurang cocok untuk pertanian.

Pacitan juga dikenalmemiliki gua-gua yangindah, diantaranya Gua Gong,Tabuhan, Kalak, dan

LuwengJaran (didugasebagai kompleks gua terluasdiAsiaTenggara).Di daerah pegunungan seringkaliditemukan fosil purbakala.

SecaraadministratifPacitan terbagimenjadi159 desa dalam 12 kecamatan. Berdasarkan dataBalai Pusat Statistik (BPS), penduduk kabupatenPacitan pada tahun 2010 sebanyak 540.516 orangterdiri 263.919 pria dan 276.597 wanita.

1 Tokoh-tokoh dalam cerita Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji belum dapat dipastikan 100% apakahia tokoh nyata pada zamannya ataukah simbolisasi figur/ watak.

3Volume 3 No. 1 Juni 2011

Aji Wiyoko : Workshop Mural Bertema Wayang Beber bagi Siswa-siswi SMA/ SMK/ MA Se Kabupaten Pacitan

Kondisi geografis Pacitan yang sebagianbesar berbukit tandus menyebabkan daerah inikurang cocok untuk bercocok tanam padi, sehinggaketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejakdahulu.

Hasil pertanian utama Pacitan adalah padi,singkong, cengkeh, kelapa dan kakao yang barudibudidayakan beberapa tahun terakhir. PotensibahantambangjugacukupbesardikawasanPacitan.Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasanDonorojo, sedikit banyak telah menyumbang nilaipenting bagi Pacitan.

Potensi kesenian yang dimiliki kabupatenadalah wayang kulit, wayang beber, ceprotan,kerajinan tangan, patungbatu, serta kesenian musikband.

ANALISIS SINGKAT DASAR KEGIATAN

Berdasarkan kondisi geografis Pacitan,maka tidak mudah bagi perekonomian masyarakatPacitan. Banyak penduduk mencari matapencahariandidaerah lainkarenabertanisangat sulitdilakukan.Potensiwisataalamyangadasebenarnyacukup berpeluang menunjang perekonomian jikaserius dikembangkan dan dipromosikan secaraintensif.

Potensi kesenian yang ada belumdikembangkan dan dikemas secara serius.Agendayang dirilis oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata,PemudadanOlahragamasihdalamhitunganagendaper tahun,yang jumlahnyapun masihsangat sedikit.

Alasan yang disampaikan adalah anggaran yangterbatas.

Aktivitas seniman Pacitan cenderungdilakukan di kota lain (Malang, Surabaya, Solo,dsb). Mereka secara individu maupun komunitasbergerak mandiri, dan tentu saja denganketerbatasan finansial.SenimanPacitanberkeseniantidak sebagai profesi, melainkan mereka memilikimata pencaharian pokok yang lain seperti sebagaikaryawan perusahaan maupun berdagang.

Seni wayang beber merupakan salah satukesenian yang cukup mendapatkan perhatian dariDinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda danOlahraga kabupaten Pacitan. Wayang beberdianggap dapat menjadi salah satu keunikan yangdimiliki Pacitan. Namun demikian, kebanggaantersebut kurangdidukungdengan program-programyang terstruktur dan berorientasi masa depan, yangtentu sajadapat disinergikan dengan sektor lain. Halini terbukti bahwa wayang beber masih kurangdikenal oleh generasi muda Pacitan. Pendidikan dilingkungan sekolah pun tidak mengajarkan materiyangberkaitan denganwayangbeber. Rasanya agakbertolak belakang antara harapan dengan realitas.Seni wayang beber tentu akan disukai oleh orangyang mengenalnya. Orang yang kenal belum tentusuka, apalagiyangtidakkenal.Untukitu, setidaknyaperlu langkah kongkrit sejak dini, setidaknyapengenalan wayang beber kepada generasi muda.

Salah satu wujudpengenalan wayang bebermelalui kegiatan Pengabdian Kepada MasyarakatISI Surakarta adalah workshop mural bertemawayang beber yang sasaran pesertanya adalahsiswa-siswi sekolah lanjutan tingkat atas.

PELAKSANAAN

Kegiatan dibuka secara resmi dengandihadiri Rektor ISI Surakarta, Kepala DinasKebudayaan,Pariwisata,PemudadanOlahraga, stafDinas Pendikan kabupaten, staf Dikpora, para gurudansiswasekolahyangdiundang, sertaparaseniman

Pacitan.Kegiatan workshop dilaksanakan di dua

lokasi yaitu satu di pusat kota Pacitan, tepatnya dihalaman gedung olahraga GASIBU. Lokasi inimerupakan tempat keramaian karena berada dekatdengan alun-alun dan kantor bupati. Selain itugedung olahraga ini juga merupakan gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk beragam acara(pentas seni, rapat, resepsi pernikahan, dsb).

4 Volume 3 No. 1 Juni 2011

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

Foto 1. Suasana diskusi antara hadirin denganRektor ISI Surakarta serta kepala Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan OlahragaKabupaten Pacitan dalam acara pembukaan

Lokasi kedua berada di halaman sanggarWarna-Warni, Ploso, Pacitan. Sanggar inimerupakan wadah yang disediakan oleh kepalaDinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda danOlahraga untuk aktivitas kesenian masyarakat. Disanggar ini jugatersediaruangkhususyangditujukanuntuk pementasan wayang beber.

Kegiatan workshop mural bertema wayangbeber inidiikuti oleh 16siswa-siswiperwakilan darisekolah yang diundang. Peserta dibagi dalam 3kelompok untuk membuat 3 blok mural (2 blok dihalaman GASIBU dan 1 blok di halaman sanggarWarna-Warni).Adapun materi yang disampaikanselama workshop adalah pengenalan sejarahwayangbeber, isi cerita secaraumum,bentukvisual,teknik mural serta material yang berkaitan. Praktek

mural merupakan aktivitas kongkrit yangmemberikan pengalaman langsung bagi peserta.Peserta tidak sekedar dibekali pengetahuan dasartentang wayang beber, namun sekaligus diberipengalaman berkarya seni rupa. Mereka dapatsedikit mengenal karakter visual salah satu jagongpada wayang beber. Hal ini diharapkan dapatmerangsang rasa keingintahuan para peserta untukselanjutnya berminat mempelajari lebih dalamtentang wayang beber.

Foto 2.Aktivitas peserta workshop membuatmural bertema wayang beber

(lokasi: halaman gedung GASIBU, Pacitan)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Workshop Mural Bertema Wayang Beberbagi Siswa-siswi SMA / SMK / MA se KabupatenPacitan ini secara visual membuahkan 3 blok karyamural. Selain itu, semangat peserta juga merupakanhasil yang tidak kalah penting.Antusiasme pesertaselama mengikuti workshop merupakan bagiankeberhasilan kegiatan ini. Mural bertema wayangbeber hasil karya generasi muda Pacitan yangterpajang di lokasi strategis Pacitan tentu mudahdiapresiasi khalayak. Dengan demikian diharapkanmampumemotivasi generasimuda lainnya maupunpara pemerhati wayang beber untuk melanjutkankegiatan serupa dalam bentuk dan kreativitas yanglain, sehingga wayang beber akan senantiasa ada dihati masyarakat Pacitan hingga di masa yang akan

datang.

Foto 3. Mural di halaman gedung GASIBU,Pacitan

5Volume 3 No. 1 Juni 2011

Aji Wiyoko : Workshop Mural Bertema Wayang Beber bagi Siswa-siswi SMA/ SMK/ MA Se Kabupaten Pacitan

Foto 4. Mural di halaman sanggar Warna-Warni,Ploso, Pacitan

KESIMPULAN

Kegiatan bertema wayang beber (seni rupamaupun pertunjukan) di Pacitan perludiselenggarakan secara kontinyu. Pengenalanwayangbeber melaluipendidikan formal di sekolahseyogyanya diselenggarakan. Dengan mengenal

wayang beber, maka peluang pengembangannyadapat diolah melalui kreativitas yang mampumembawa wayang beber tidak sekedar sebagai senipertunjukan kuno. Melalui seni rupa dapatdiaplikasikan dalam berbagai bentuk dan produk.Dengan intensitas dan ragam bentuk hasil olahkreasi, maka akan tercipta peluang usahaperekonomian dari wayangbeber. Jika kreasi-kreasibaru bertema wayang beber dapat menjadikomoditas, maka dengan sendirinya banyak orangyang berminat. Hal ini sejalan dengan era industrikreatif yang akhir-akhir ini marak digaungkan diIndonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Suharyono, Bagyo. 2005. Wayang BeberWonosari. Wonogiri: Bina Citra Pustaka,p. 41.

www.pacitankab.go.id