Click here to load reader
Upload
wira-arif-budiman
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Wira Arif Budiman_Dinpolint 2015_Review II_Gilpin, Robert, Heloise Weber & Mark T. Berger
http://slidepdf.com/reader/full/wira-arif-budimandinpolint-2015review-iigilpin-robert-heloise-weber- 1/5
Tugas Review 2 : Sejarah dan Fondasi Sistem Ekonomi Politik
Internasional
Mata Kuliah : Dinamika Politik Internasional
ama ! PM : "ira #ri$ %udiman &'()*+,2-2-.
Sum/er 0tama : 1ilin3 Ro/ert4 2)))4 The Challenge of The World Global
Economy Capitalism in the 21st Century4 Pri5enton: Pri5enton
0niversit6 Press4 4 '(7(24
"e/er3 8eloise 9 Mark T4 %erger4 2)'24 Global Poverty, Ineuality
and !evelopment in "ichard !eveta#, $nthony %ur#e, &im George
'Eds(4 ew ork: ;am/ridge 0niversit6 Press4 4 <+27<=(4
Tantangan Dunia Ekonomi 1lo/al Kaitalisme di #/ad ke72'
Buku ini berpendapat bahwa, meskipun tatanan ekonomi internasional pasca PerangDunia II tidak ada lagi, kesepakatan atau aturan mengenai tatanan baru dunia ekonomi dan
prinsip-prinsip mengenai hal tersebut belum tercapai. Tujuan dari kegiatan ekonomi tidak
hanya ditentukan oleh teknis ekonomi tetapi juga ditentukan secara eksplisit maupun implisit
oleh norma-norma, nilai-nilai, dan kepentingan sistem sosial dan politik nasional dimana
kegiatan ekonomi tertanam. Meskipun aktor-aktor ekonomi akan memainkan peran penting
dalam menentukan karakteristik ekonomi global, aktor yang paling penting adalah politik.
!arakteristik telah dan akan selalu ditentukan terutama oleh hubungan keamanan dan politik
diantara negara-negara yang memiliki kekuatan besar " great powers#, termasuk $merika
%erikat, &ropa Barat, 'epang, (ina, dan )usia.
Pasar sendiri tidak secara moral maupun politik bersiat netral* mereka mewujudkan
nilai-nilai masyarakat dan kepentingan dari aktor yang berpengaruh. %edangkan ekonomi
pasca-Perang Dunia II tercermin pada tingkat politik, ekonomi, dan kepentingan keamanan
$merika %erikat dan sekutunya, siat dan ungsi ekonomi global abad ke dua puluh satu
akhirnya akan ditentukan oleh negara dengan kekuatan besar dan kepentingan negara-negara
anggota yang dominan. Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui hasil interaksi antara
urusan ekonomi dan politik di masa sekarang dan masa depan, sangat tidak mungkin bahwa
negara-negara kuat akan meninggalkan kepentingannya seperti distribusi kekayaan, industri,
dan kekuasaan hingga interaksi tersebut terbebani oleh kekuatan pasar. 'uga tidak mungkin
bahwa negara akan mengorbankan otonomi ekonomi, kemerdekaan politik, dan keamanan
untuk memaksimalkan ungsi eisien dari ekonomi global. !eduanya, yaitu eisiensi ekonomi
dan kepentingan nasional, terutama bagi negara-negara yang memiliki kekuatan yangdominan, akan mengarahkan segala +kekuatan dalam ekonomi global abad dua puluh satu
1
8/19/2019 Wira Arif Budiman_Dinpolint 2015_Review II_Gilpin, Robert, Heloise Weber & Mark T. Berger
http://slidepdf.com/reader/full/wira-arif-budimandinpolint-2015review-iigilpin-robert-heloise-weber- 2/5
dan pada akhirnya akan menentukan tujuan ekonomi dan politik dunia. al ini merupakan
akta yang tidak terbantahkan dan dapat diamati dalam enomena hubungan internasional.
Kemiskinan 1lo/al3 Ketidaksamaan3 dan Perkem/angan
%ingkatnya, kemiskinan global dan ketidaksetaraan bukan merupakan enomena barudalam hubungan internasional. al ini mungkin muncul tergantung dari perspekti teoritis
seseorang. 'ika kita melihat dunia sebagai sesuatu yang terorganisir dalam sistem satuan
wilayah yang terintegrasi "negara#, maka kita dapat menemukan alasan untuk merayakan
MDs. Di sisi lain, kita mungkin masih menemukan kenyamanan dalam narasi sistem global
negara teritorial diskrit "yang memiliki ciri-ciri tersendiri#, tetapi terus berusaha melalui
pendekatan alternati untuk pembangunan sebagai bentuk modernisasi. Dengan kata lain, di
bawah kedua skenario tersebut, kita akan menyimpulkan realitas sosial dari pengalaman
hidup sehari-hari dalam hubungan sosial historis dan kontemporer. Dari perspekti state-
centred kita tidak mampu menjelaskan hubungan /transnasional/ yang merupakan pembuatan
dan ketahanan terhadap pembangunan global melalui ketidaksetaraan. Pengembangan
menyiratkan kemajuan* dipahami sebagai pendekatan linear yang melibatkan subordinasi
yang hadir di masa lalu dan masa depan. Manusia memiliki hidup yang sangat kompleks*
artinya +hidup” saat ini dalam kaitannya dengan kenangan "nyata atau membayangkan# dari
masa lalu dan aspirasi untuk masa depan "real or imagined #. Meskipun dapat dikatakan
bahwa perspekti ortodoks dan kritis dari kedua pembangunan tersebut berjalan dalam
konsepsi ruang dan waktu, mereka tetap berbeda secara undamental. Pendekatan ortodoks
terhadap dimensi pembangunan temporal adalah linier, memproyeksikan konsepsi tertentu
tentang sejarah perkembangan di masa depan. %ejarah perkembangan dikonseptualisasikan
dalam hal non-relasional, spasial dan sosial. Di sisi lain, perspekti kritis didasarkan pada
aspek substanti dari konteks sosial dan pembangunan politik. 'ika kita menanggapi
kemiskinan global dan ketidaksetaraan, itu adalah pendapat kami bahwa kami harus kembali
ke pertanyaan awal tentang pembangunan itu sendiri. !ompleksitas pengembangan
memerlukan penghargaan pembangunan sebagai co-konstituti dari proses pengakuan "yang
lain# serta redistribusi dalam arti materi "0raser dan onneth 1223* 4andy 5678#. 9ntuk
sepenuhnya memahami dinamika ini, kita akan melakukannya dengan baik yang dimulai
dengan apresiasi dari dimensi global yang berasal dari pembangunan nasional dan daerah,
sama seperti keberagaman yang banyak dan konteks sosial yang kompleks dari manusia dan
hubungan mereka dengan alam.
#nalisis: Sejarah dan Damak Kaitalisme terhada Kemisikinan 1lo/al
2
8/19/2019 Wira Arif Budiman_Dinpolint 2015_Review II_Gilpin, Robert, Heloise Weber & Mark T. Berger
http://slidepdf.com/reader/full/wira-arif-budimandinpolint-2015review-iigilpin-robert-heloise-weber- 3/5
!apitalisme merupakan penyebab kemiskinan yang saat ini melanda dunia.
Perkembangan kapitalisme mulai menglobal pada saat era perang dingin antara $merika dan
%o:iet. Perang yang terjadi antara kedua negara tersebut bukan perang isik, tetapi perang
ideologi dan termasuk didalamnya terdapat moti ekonomi. %ejak berakhirnya perang dingin,
kita sering mendengar dakwaan bahwa kapitalisme sudah menang dan kini seharusnya diberi
sepenuh kebebasan untuk melaksanakan misinya dalam sejarah. $pakah pula misi itu;
!apitalisme dan liberalisme yang mengiringnya ternyata hanya memberikan sedikit
penekanan kepada penyertaan dalam proses demokrasi. Menurut <asch, matlamat utama
liberalisme bukanlah penyertaan dalam proses demokrasi, sebaliknya liberalisme
menekankan hak untuk menikmati kemewahan dan kesoronokan hidup. 4egara-negara
modern seolah-olah mengutamakan hak untuk memiliki barang daripada hak untuk serta
dalam keadaan si:ik "<asch 5676= 17#.
!apitalisme adalah sistem sosial yang didasarkan pada pengakuan hak-hak indi:idu.
Dalam ranah ekonomi, kapitalisme memisahkan inter:ensi negara dengan perekonomian.
Dalam perekonomian kapitalisme menekankan peran kapital "modal#, yakni kekayaan dalam
segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya 5.
!apitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian.
!apitalisme sebenarnya telah dimulai saat >aman eodalisme &ropa, dimana perekonomian
dimonopoli oleh kaum bangsawan dan tuan tanah. Perkembangan awal kapitalisme dimulai
sekitar abad 5?, dimana saat itu &ropa sedang giat meningkatkan perbankan komersil. Teori
ini berkembang saat re:olusi industri di Inggris, modal dan keuntungan dalam setiap
transaksi sangat diperhitungkan. !apitalisme yang dianut dalam re:olusi industri merupakan
satu re:olusi budaya yang bersiat undamental dalam perkembangan masyarakat &ropa.
!apitalisme berkembang secara cepat, dikarenakan bebas dari tekanan agama maupun
negara. Perkembangan kapitalis pasca re:olusi Industri meningkat, seiring berdirinya
perusahaan-perusahaan besar di &ropa.!apitalisme menyebabkan kemiskinan dan pengangguran4 &mpat-perlima penduduk
dunia @secara resmiA hidup dalam kemiskinan, dan sistem ini tetap mempertahankan mereka
pada posisi kemiskinan itu. %ebagian besar negara dari Dunia !etiga dihambat untuk
berkembang maju secara ekonomi. 4egara-negara Dunia !etiga dibuat tergantung pada
bantuan dari negara-negara industri, dan kekayaan alam mereka dikering tandaskan oleh
kekuatan-kekuatan imperialis ini. Pada tahun 5662, Dunia !etiga menerima bantuan resmi
1 https=seishiya.wordpress.compolitic-like-cra>y55-1
3
8/19/2019 Wira Arif Budiman_Dinpolint 2015_Review II_Gilpin, Robert, Heloise Weber & Mark T. Berger
http://slidepdf.com/reader/full/wira-arif-budimandinpolint-2015review-iigilpin-robert-heloise-weber- 4/5
sebesar CC milyar dolar $%. Di tahun yang sama, 5? milyar dollar $% mengalir dari Dunia
!etiga ke negara-negara imperialis hanya untuk melayani pembayaran hutang luar negeri.
%elain itu, pengangguran adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam sebuah
masyarakat yang didasarkan atas pencarian keuntungan. Tujuan utama dari produksi bukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, melainkan untuk memproduksi secepat mungkin dan
semurah mungkin. Dengan cara ini, perusahaan-perusahaan bisa memaksimalkan keuntungan
mereka di pasaran.
Dalam perjalanan prosesnya, kapitalisme memproduksi terlalu banyak= terlalu banyak
pangan, terlalu banyak pakaian, terlalu banyak gedung, dan lain-lain. !emudian @mau tidak
mauA mereka harus mengalami krisis untuk melepaskan diri dari perusahaan-perusahaan yang
paling tidak mampu bersaing, dan menggenjot perolehan keuntungan bagi perusahaan-
perusahaan lainnya. Dan kita harus menanggung itu semua dalam bentuk dipotongnya upah buruh dan standar hidup yang semakin rendah.
Persoalannya bukanlah bahwa buruh memproduksi lebih banyak dari yang
dibutuhkan, melainkan lebih banyak dari yang bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan. Ini
menyebabkan tekanan agar harga turun, yang mengancam perolehan keuntungan bagi
kapitalis lainnya. Dan ketika para kapitalis tidak bisa menjual produk-produk mereka dengan
harga yang menghasilkan keuntungan, maka mereka akan memotong produksi. Memotong
produksi berarti mereka hanya membutuhkan sedikit buruh.
'alan satu-satunya untuk melawan kapitalisme dan liberalisme adalah dengan
nasionalisasi dan rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan rakyat. %eluruh
stake holder suatu negara harus memiliki komitmen yang kuat dan prinsip yang teguh untuk
mencapai cita-cita tersebut. anya dengan cara seperti ini kemiskinan dan ketidaksamaan
bisa diminimalisasi, atau bahkan dihilangkan. %ehingga negara-negara berkembang dan
terbelakang secara perlahan tetapi pasti memiliki kemungkinan untuk menjadi negara maju.
Penulis teringat dengan percakapan antara )aja 0aisal dari %audi $rabia dan enry
!issinger pada Ektober 5683, ketika %audi $rabia menutup keran minyak dunia ke negara-
negara barat sehingga minyak menjadi langka dan harganya melambung tinggi. !issinger
memberitahu )aja 0aisal= +'ika %audi $rabia tidak mencabut boikot tersebut "minyak#,
$merika akan datang dan menjatuhkan bom di ladang minyak minyak. )aja 0aisal
menjawab +anya engkaulah ang tidak mampu hidup tanpa minyak. !au tau, kami berasal
dari padang pasir, dan nenk moyang kami hidup dengan makan biji-bijian dan minum susu,
dan kami bisa dengan mudah hidup kembali dengan cara seperti itu.
Kesimulan
4
8/19/2019 Wira Arif Budiman_Dinpolint 2015_Review II_Gilpin, Robert, Heloise Weber & Mark T. Berger
http://slidepdf.com/reader/full/wira-arif-budimandinpolint-2015review-iigilpin-robert-heloise-weber- 5/5
!apitalisme dan liberalisme hanya menguntungkan segilintir pihak, yaitu para pemilik
modal dan negara-negara maju. 4amun disisi lain, negara-negara yang terbelakang dan tidak
memiliki power tidak memiliki kekuatan untuk melawan gelombang tersebut yang
berdampak pada kemiskinan global dan ketidaksamaan "ketidaksetaraan#. Masalah
kapitalisme dan liberalisme haruslah ditanggapi secara serius dan tekad serta komitmen yang
kuat, terutama oleh aktor-aktor negara terbelakang dan berkembang, dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme dan rela mengorbankan kepentingan pribadi demi
kepentingan masyarakat luas. anya dengan begitu, kemiskinan dan ketidasamaan
"ketidaksetaraan# bisa diminimalisasi. %ejarah telah membuktikan bahwa terdapat beberapa
negara yang berhasil melakukan hal tersebut seperti Iran, %audi $rabia dan (ina.
5