Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    1/13

    Waste Water Problem

    1.  A. Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB)  (Biological Oxygen Demand , disingkat BOD) adalah analisis

    empiris untuk mengukur proses-proses biologis (khususnya aktivitas mikroorganisme yang

    berlangsung di dalam air. Nilai KOB merupakan suatu pendekatan umum yang menunjukkan jumlahoksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik terlarut dan sebagian

    zat-zat organik yang tersuspensi di dalam air. Di dalam pemantauan kualitas air, KOB merupakan

    salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. Pengukuran

    parameter ini dapat dilakukan pada air minum maupun air buangan.

    B. Oksigen terlarut  (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan

    oksigen (Oxygen demand ) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai

    DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia

    dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki

    kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah

    tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota

    air seperti  ikan dan mikroorganisme.  Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran

     juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat

    dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod. 

    C. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan

    yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang

    terlarut.

    D. Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang

    tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel

    koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan

     jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi 

    untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di

    perairan.

    E. Total Dissolved solids alias disingkat TDS. Arti dari TDS adalah “benda padat yang terlarut” yaitu

    semua mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut

    diluar molekul air murni (H2O). Secara umum, konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan

     jumlah antara kation dan anion didalam air. TDS terukur dalam satuan Parts per Million (ppm) atau

    perbandingan rasio berat ion terhadap air.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan_oksigen_biologishttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebutuhan_oksigen_kimia&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Basahttps://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kologaritma&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktivitas_%28kimia%29&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ion_hidrogenhttps://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/https://id.wikipedia.org/wiki/Ion_hidrogenhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aktivitas_%28kimia%29&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kologaritma&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Basahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebutuhan_oksigen_kimia&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan_oksigen_biologishttps://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    2/13

    F. Escherichia coli   atau sering disebut dengan nama E. coli adalah sejenis bakteri yang umum

    ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri E. coli sendiri terdapat beberapa jenis. dan

    kebanyakan dari bakteri ini tidak berbahaya. Meski demikian, sebagian di antaranya bisa

    menyebabkan keracunan makanan dan infeksi yang cukup serius. Parameter biologis yang

    dipergunakan dalam uji kualitas air ini terutama adalah kadar fecal coliform atau untuk lebih spesifik

    adalah kehadiran bakteri E.coli. Jika di dalam air tanah tersebut terdapat bakteri E.coli maka virus,

    bakteri, parasit dan amuba lainnya bisa saja ada di dalam air tersebut. Tapi jika tidak ada bakteri

    E.coli kemungkinan virus, bakteri atau parasit yang ada di sana merupakan kuman yang non-patogen

    atau tidak berbahaya. Hal inilah yang menyebabkan E.coli dapat digunakan sebagai parameter

    biologis pada uji kualitas air. Selain itu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya E.coli relatif

    lebih sederhana dan lebih representatif dibandingkan deteksi mikroba perairan lainnya.

    2. 

    Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Apabila muatanlistrik tersrbut hilang maka partikel-partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan.

    Proses penggumpalan ini disebut flokulasi dan gumpalannya disebut flok. Gumpalan ini akan

    mengendap akibat pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan partikel-partikel koloid dan

    pengendapannya ini disebut koagulasi. Peristiwa koagulasi terjadi pada kehidupan sehari-hari seperti

    pada pembentukan delta. tanah liat atau lumpur terkoagulasi karena adanya elektrolit air laut.

    Proses koagulasi dari karet juga terjadi karena adanya penambahan asam formiat kadalam lateks.

    Demikian pula halnya dengan lumpur koloid dapat dikoagulasikan dengan tawas yang bermuatan.

    Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

    a. 

    Menggunakan prinsip elektroforesis

    Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode

    dengan muatan berlawanan. Ketika partikel-partikel ini mencapai elektrode, maka partikel-

    partikel tersebut akan kehilangan muatannya sehingga menggumpal dan mengendap di

    electrode

    b. 

    Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan

    Apabila suatu sistem koloid bermuatan dicampur dengan sistem koloid lain yang bermuatan

    negatif maka kedua sistem koloid tersebut akan saling mengadsorpsi dan menjadi netral.

    Akibatnya, terbentuk koagulasi.

    c. 

    Penambahan elektrolit

    Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid maka partikel-partikel koloid yang

    bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dari elektrolit. Sementara itu. Partikel-patikel

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    3/13

    koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion) dari elektrolit. Hal ini

    menyebabkan partikel-partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan kedua yang memiliki

    muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan pertama dan

    kedua cukup dekat maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi.

    d. 

    Pendidihan

    Sol, seperti belerang dan perak halida yang terdispersi dalam air dapat mengalami koagulasi

    dengan mendidihkannya. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara

    partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini menyebabkan

    lepasnya elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Akibatnya, partikel-partikel

    koloid menjadi tidak bermuatan sehingga terjadi koagulasi.

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    4/13

     

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    5/13

     

    3. 

    Klorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan

    mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Kadar sisa klor sebagai produk klorinasi dipengaruhi oleh

    beberapa bahan kimia yang bersifat reduktor terhadap klor yang mengakibatkan kadar sisa klor

    dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri. Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian

    klorin kedalam air yang telah menjalani proses filtarsi dan merupakan langkah yang maju dalam

    proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang,

    dan air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relative

    murah, mudah, dan efekti. Senyawa-senyawa klor yang umum digunkan dalam proses klorinasi,

    antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan

    kloramin.

    Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh sifat basa

    dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit. Klorin sebagai disenfektan

    terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion

    hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga desinfektan jika berada dalam air

    dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippokorit itu akan

    mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin

    menjadi lemah atau berkurang. Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    6/13

    dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan

    mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak

    langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di

    dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin. Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua

    organisme. Pada air yang bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18o

    C, klorin harus berada dalam air paling

    tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya

    klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa

    penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum

    mencapai konsumen. Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan

    efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8.

    Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat diakaukan melalui beberapa cara yaitu dengan

    pemberian :

    a. 

    Gas klorin

    b. 

    Kloramin

    c. 

    Perkloron

    Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah

    digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat menimbulkan

    iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chloronome equipments. Alat

    yang sering dipakai adalah paterson’s chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas

    klorin pada persedian air. Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari

    klorindan anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air

    lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar. Perkloron

    sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan persenyawaan antara kalsium

    dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.

    Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama

    bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi

    kesehatan kita. Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin

    memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar.

    Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau

    urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami

    keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula

    kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

    http://aimyaya.com/id/tag/khlorinasi/http://aimyaya.com/id/tag/khlorinasi/

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    7/13

    4.  Lahan basah buatan (constructed wetland ) adalah sebuah daerah yang dirancang dan dibuat oleh

    manusia, yang terdiri dari substrat-substrat jenuh, vegetasi yang timbul maupun tenggelam,

    kehidupan satwa, dan air, yang menyerupai lahan basah alami (natural wetland ) untuk dipergunakan

    dan dimanfaatkan bagi kepentingan manusia (Hammer D.A., 1989). Fungsi dari lahan basah buatan

    salah satunya adalah untuk keperluan pengolahan air limbah, lahan basah ini dapat didefinisikan

    sebagai ekosistem buatan manusia yang didesain khusus untuk memurnikan air tercemar dengan

    memanfaatkan proses fisika, kimia dan biologi pada suatu kondisi yang saling berintergrasi seperti

    yang biasa terjadi dalam system lahan basah alami.

    Tipe-Tipe Wetland

    a.  Wetland dengan aliran diatas permukaan tanah (Free Water Surface System)

    Free Water Surface (FWS) System biasanya berupa kolam atau saluran-saluran yang dilapisi

    lapisan impermeable di bawah saluran atau kolam yang berfungsi untuk mencegahmerembesnya air keluar kolam atau saluran. Kemudian kolam tersebut terisi tanah sebagai

    tempat hidup tanaman yang hidup.

     b.  Wetland dengan aliran dibawah permukaan tanah (Sub-surface Flow System)

    Pada Sub-surface Flow (SSF) system, pengolahan limbah terjadi ketika air mengalir secara

    perlahan melalui tanaman yang ditanam pada media berpori, misalnya gravel, kerikil dan tanah.

    Dalam sistem ini tanaman melalui akar rhizoma yang mentransfer oksigen kedalam media

    subsurface dan menciptakan kondisi aerobik (Robert, et all). Proses pengolahan air limbah terjadi

    melalui proses filtrasi, absorbsi oleh mikroorganisme dan adsorbsi polutan oleh tanah. Removel

    bahan organik pada sistem SSF dibatasi oleh dua faktor yaitu waktu tinggal dan transfer O2 

    (Crites, 1998 dalam Yuanita, 2000)

    5. 

    Gambar Wetland  

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    8/13

     

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    9/13

    Environment Remediation Problems

    1.  Pencemaran tanah  adalah keadaan  di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah

    lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan

    kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;  masuknya air permukaan tanah

    tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia,

    atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung

    dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

    Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,

    tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah

    kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat

    berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan

    udara di atasnya.Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis

    remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah

    pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,

    venting (injeksi), dan bioremediasi.

    Pembersihan off-site  meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah

    yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya

    yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke

    bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah

    dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

    2. 

    Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme

    (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi

    bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Pada umumnya digunakan

    untuk pengolahan tanah yang tercemar oleh hidrokarbon yang pada pertambangan biasanya tanah

    yang tercemar oli dan solar disekitar workshop. Penggunaan mikroorganisme untuk menangani

    logam berat yang berdampak negatif terhadap lingkungan sudah ada tetapi masih jarang.

    a.  Pengomposan (Composting)  Bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik

    padat yang relatif mudah tercampur, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan

    organik yang dicampurkan dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah

    gergajian.Untuk mempercepat perombakan kadang-kadang diberi pupuk N, P, atau nutrien

    anorganik lain. Bahan yang telah dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang

    https://id.wikipedia.org/wiki/Di_manahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pestisidahttps://id.wikipedia.org/wiki/Minyakhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tempat_penimbunan_sampah&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttps://id.wikipedia.org/wiki/Racunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jamurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jamurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Racunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tempat_penimbunan_sampah&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Minyakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pestisidahttps://id.wikipedia.org/wiki/Di_mana

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    10/13

    memanjang, yang disebut “windrow ”. Selain itu dapat  juga ditempatkan dalam wadah yang

    besar/luas yang impermeabel dan diberi aerasi, khusus untuk bahan yang tercemari bahan

    kimia berbahaya. Aerasi diberikan melalui pengadukan secara mekanis, membolak-balik

    tumpukan atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi. Kelembaban bahan

    campuran tetap dijaga. Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu

    tumpukan meningkat mencapai 50-60oC. Meningkatnya suhu dapat meningkatkan perombakan

    bahan oleh mikroba. Pada proses composting ini juga bisa dioptimalkan dengan cara

    menambahkan mikroba yang telah terbukti mampu menguraikan kontaminan.

    b. 

    Biopile 

    Teknik biopile  merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile  merupakan salah

    satu teknik bioremediasi ex-situ  yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga disebut

    sebagai aerated compost pile. Oleh karena aerasi pada pengomposan terjadi secara alami,sedangkan pada biopile  menggunakan pompa untuk menginjeksikan oksigen ke dalam

    tumpukan tanah tercemar yang diolah. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi

    pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroorganisme serta pengaturan kelembaban. Biopile 

    merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarming. Pada teknik

    landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-balik tanah dengan cara dibajak,

    sedangkan pada biopile  aerasi diberikan menggunakan peralatan. Pada biopile  ada dua cara

    pemberian aerasi. Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara ke

    lapisan tanah, dan yang kedua menggunakan blower   untuk menginjeksikan udara ke dalam

    tanah.

    c. 

    Landfarming

    Salah satu teknik penerapan bioremediasi adalah menggunakan teknik landfarming.

    Landfarming sering juga disebut dengan landtreatment atau land application. Cara ini

    merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan di permukaan tanah. Prosesnya

    memerlukan kondisi aerob, dapat dilakukan secara in-situ  maupun ex-situ. Landfarming 

    merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan, dan banyak digunakan karena

    tekniknya sederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu

    kondisi lingkungan, sarana, pelaksanaan, sasaran dan biaya. Kondisi lingkungan, kondisi tanah

    yang tercemar, pencemar, dan kemungkinan pelaksanaan teknik landfarming. Tanah tercemar;

    untuk lokasi penerapan, tanah hendaknya memiliki konduktivitas hidrolik sedang seperti lanau

    (loam) atau lanau kelempungan (loamy clay). Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    11/13

    kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan sifat lempung yang

    mudah mengeras apabila terkena air. Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara ex-situ

    maupun in-situ. Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air (water table) maka

    landfarming dapat dilakukan secara in-situ.

    3. 

    Fitoremediasi

    Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan berbahaya,

    seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air dengan

    menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant ). Proses dalam sistim ini berlangsung

    secara alami dengan enam tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat

    kontaminan/ pencemar yang berada disekitarnya.

    a.  Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari

    media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan. Proses ini disebut jugaHyperacumulation

    b.  Rhizofiltration (rhizo= akar) adalah proses adsorpsi atau pengedapan zat kontaminan oleh akar

    untuk menempel pada akar. Percobaan untuk proses ini dilakukan dengan menanan bunga

    matahari pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.

    c.  Phytostabilization  yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin

    terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar

    sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.

    d. 

    Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plented-assisted

    bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang

    berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.

    e.  Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk

    menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan

    yang tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna

    bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun , batang, akar

    atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri.

    Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses

    proses degradasi.

    f.  Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam

    bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    12/13

    uapkan ke admosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter

    perhari untuk setiap batang.

    4.  Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan

    fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan  tangki penyimpanan minyak pada kapal

    laut.  Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,

    menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.  Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan

    beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan

    membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

    Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah dan

    udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat

    menyebabkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga

    mengakibatkan kematian mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapatmencemari tanah dan perairan hingga ke daerah sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Jumlah

    tanah yang terkontaminasi minyak bumi yang dihasilkan dalam proses produksi minyak telah

    meningkat ribuan ton setiap tahun di Indoesia (Bambang Yudono et al. 2009). Tumpahan minyak

    bumi pada permukaan tanah berpotensi mencemari lingkungan terutama tanah dan air. Ketika

    suatu tumpahan minyak telah mencemari permukaan tanah, maka tumpahan tersebut dapat

    menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam

    tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah, yang dapat berdampak langsung

    kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air permukaan maupun air tanah. Selain

    itu tumpahan minyak dapat menurunkan kestabilan tanah dan mendegradasi fungsi tanah hingga

    dapat menyebabkan lahan kritis.

    5. 

    Kadar logam berat dalam tanah dapat mencapai tingkat yang menyebabkan fitotoksisitas dan

    gangguan fungsional terhadap komponen lingkungan lainnya. Fenomena ini dapat terjadi secara

    alami melalui proses geogenik dan pedogenesis maupun melalui proses antropogenik (Alloway

    1995, Lacatusu 2000). Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar

    rendah, logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia,

    beberapa jenis logam berat yang sering menimbulkan pencemaran adalah mercuri (Hg), kromium

    (Cr), kadmium (Cd), timbal (Pb) dan arsen (As). Keberadaan logam berat di lingkungan tidak dengan

    sendirinya dapat membahayakan makhluk hidup termasuk manusia. Logam berat tersebut dapat

    membahayakan manakala masuk ke dalam sistem metabolisme dalam jumlah yang melebihi

    ambang batas (Moenir et al. 2010). Sumber alami logam berat dalam tanah berasal dari bahan induk

    https://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Minyakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Produksihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tangki&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Limbahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Korosifhttps://id.wikipedia.org/wiki/Korosifhttps://id.wikipedia.org/wiki/Limbahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_lauthttps://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_lauthttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tangki&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Produksihttps://id.wikipedia.org/wiki/Minyakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi

  • 8/18/2019 Waste Water Problem Dan Environment Remediation Problems

    13/13

    pembentuk tanah. Sumber antropogenik logam berat dalam tanah dan lingkungan meliputi: (1)

    pertambangan dan peleburan mineral logam; (2) bahan pertanian dan hortikultura; (3) lumpur

    limbah; (4) pembakaran bahan bakar fosil; (5) industri logam (manufaktur, penggunaan dan

    pembuangan limbah komoditas berbahan logam; (6) elektronika (manufaktur, penggunaan dan

    pembuangan limbah komoditas elektronika); (7) industri kimia dan manufaktur lainnya; dan (8)

    pembuangan limbah (Alloway 1995). Akumulasi logam berat dalam tanah merupakan racun bagi

    manusia dan hewan. Paparan logam berat terjadi secara terus-menerus (paparan selama jangka

    waktu yang lama), sehingga dapat masuk ke rantai makanan. Gejala keracunan dari logam berat

     jarang terjadi melalui konsumsi atau kontak kulit, tetapi dimungkinkan terjadi. Masalah kronis yang

    berhubungan dengan paparan logam berat jangka panjang adalah:

    a.  Timbal – kemerosotan mental

     b. Cadmium - mempengaruhi ginjal, hati, dan saluran pencernaan.

    c.  Arsenik - meracuni kulit, mempengaruhi ginjal dan sistem saraf pusat.

    Pada umumnya permasalahan disebabkan oleh logam kationik (elemen logam yang berada di tanah

    yang bermuatan positif misalnya, Pb2+) adalah merkuri, kadmium, timah, nikel, tembaga, seng,

    kromium, dan mangan. Senyawa anionik yang paling umum (elemen yang terbentuk di tanah yang

    dikombinasikan dengan oksigen dan bermuatan negatif misalnya, MoO42-) adalah arsenik,

    molibdenum, selenium, dan boron (Auburn 2000).

    6. 

     Air sparging  adalah stripping udara secara in-situ yang sederhana. Sumur-sumur injeksi diisi udara

    dari kompressor ke aquifer. Sama halnya dengan stripping udara, air sparging digunakan untuk

    mentransfer VOC dari air tanah ke udara. Air sparging biasanya disertai oleh ekstraksi uap tanah

    untuk menangkap aliran udara terkontaminasi. Ekstraksi uap tanah menggunakan serangkaian

    sumur tersaring di zona tak jenuh untuk menangkap uap tanah.

    Air sparging akan menyisihkan senyawa-senyawa dengan konstanta Henry yang tinggi (>100 atm),

    titik didih kurang lebih 250-300°Celcius atau tekanan uap lebih besar dari 0,5 mmHg. Desain sebuah

    sistem air sparging biasanya tergantung dari hasil tes lapangan. Variabel-variabel penting berupa

     jumlah dan jarak antara sumur-sumur injeksi, tekanan udara dan debit, peralatan penangkap uap

    dan sistem monitoringnya. Radius pengaruh tiap sumur injeks biasanya 5 feet untuk tanah berbutir

    halus sampai 100 feet untuk tanah berbutir kasar. Sebuah survey menunjukkan untuk operasi skala

    pilot dan penuh biasanya radius pengaruh adalah antara 10 sampai 25 feet.