56
THE YEAR OF LIVING DANGEROUSLY Waspadai KRISIS KREDIT Babak Kedua! oleh Nico Omer Jonckheere VALBURY Vice President, Research & Analysis 11 Januari 2010 “Predictions are useless. Preparation is indispensable.” -Dick Young

waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

  • Upload
    fanny

  • View
    42

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

THE YEAR OF LIVING DANGEROUSLY Waspadai KRISIS KREDIT Babak Kedua! oleh Nico Omer Jonckheere VALBURY Vice President, Research & Analysis 11 Januari 2010

“Predictions are useless.

Preparation is indispensable.”

-Dick Young

Page 2: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 2

Yth. investor yang budiman, Pertama-tama saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru penuh berkat, dan saya berharap di Tahun Macan yang akan datang Anda dapat mengambil keputusan investasi yang bijaksana dan menguntungkan. Mudah-mudahan artikel ini bisa sedikit membantu atau setidaknya mempersiapkan Anda untuk apa yang mungkin akan terjadi pada tahun 2010.

Sumber: Dilbert.com, 16 April 2009 (hat tip: News N Economics).

Sebelum Anda membaca lebih lanjut, saya perlu mengklarifikasi bahwa pandangan saya mengenai tahun depan tidak begitu optimis dan kebanyakan bertentangan dengan apa yang diprediksi oleh mayoritas dari analis yang lainnya. Seringkali wartawan dari berbagai koran, majalah maupun stasiun televisi bertanya mengapa saya malahan memperkirakan perekonomian dunia akan kembali memasuki resesi yang lebih dahsyat daripada yang telah kita alami di tahun 2008. Saya selalu katakan bahwa pada umumnya 80% dari semua analis maupun investor salah dalam menafsirkan kondisi perekonomian/bursa, sehingga hal itu makin meyakinkan saya bahwa kemungkinan besar kita akan mengalami goncangan di bursa saham AS dan juga BEI. Tetapi meskipun demikian, besar harapan saya bahwa prediksi yang akan saya buat dibawah ini salah dan kita tetap dapat melanjutkan perbaikan yang sedang berlangsung dalam perekonomian dunia.

Page 3: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 3

The Greater Depression? Masalah utama di perekonomian dunia kini bukan kekurangan uang, tetapi kelebihan HUTANG! Tiada yang bisa memperbaiki suatu masalah kelebihan hutang dengan menambah makin banyak hutang. Kita tidak dapat meminjam terus untuk menjadi kaya. Setiap krisis selama beberapa dasawarsa terakhir diakibatkan oleh terlalu banyak hutang maupun leverage, dan rupanya pemerintahan Barat ingin mengulangi kesalahan yang lalu dengan harapan bahwa kali ini hasilnya akan berbeda. Tetapi pada akhirnya akan tetap sama alias tidak beda sama sekali! Masalah besar dalam perekonomian AS – pasar properti (baik itu perumahan maupun properti komersial) yang belum pulih, hutang pemerintah yang melonjak, pengangguran tinggi, kredit yang tidak mengalir, dan seterusnya – belum terselesaikan. Mereka tidak pergi kemana-mana dan masih saja menghantui perekonomian terbesar di dunia.

Sumber: David Fitzsimmons, 23 Agustus 2009.

Page 4: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 4

Jadi pertumbuhan PDB di kuartal ketiga sebesar 2,2% tidak merefleksikan perekonomian secara riil, tetapi hampir seluruhnya dikontribusi oleh berbagai program stimulus dari pemerintah. Berdasarkan hal itu, saya secara pribadi berpendapat bahwa bursa saham di AS, Eropa, dan Asia pada tahun 2010 justru akan ditutup dibawah harga penutupan mereka tahun ini. Kita kemungkinan akan menghadapi masa yang sulit, seperti gunung es yang menghalangi perjalanan Titanic. Dan seperti kapal Titanic, perekonomian AS terlalu besar untuk “dibalikkan” dalam sekejap. Dengan kata lain, boleh saja bahwa resesinya telah berakhir, tetapi DEPRESI baru mulai. Berarti krisis yang sesungguhnya masih berada didepan kita! Recovery? What recovery? Seperti kita ketahui, krisis pada tahun 2008 pada awalnya bermula di Amerika Serikat, dan dengan cepat menyebar ke Eropa, Australia, Amerika Latin dan Asia. Oleh karena itu, mau tidak mau, kita selalu harus memperhatikan apa yang terjadi di perekonomian AS, yang merupakan perekonomian terbesar di dunia. Apabila misalnya ada krisis kredit babak kedua, yakinlah bahwa kejadian tersebut akan punya dampak yang besar terhadap perekonomian negara manapun juga, termasuk Indonesia. Selanjutnya akan saya coba menjelaskan satu per satu faktor apa saja yang bisa menyebabkan suatu depresi di perekonomian AS dan pada gilirannya negara yang lain. Jadi kencangkan sabuk pengaman Anda dan duduklah yang tegak karena fluktuasi bursa saham kemungkinan akan meningkat lagi secara signifikan dalam setahun kedepan.

Sumber: Sunday Times, 16 Agustus 2009.

Page 5: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 5

Gelombang kedua – dalam perjalanan dan tidak dapat dihentikan Krisis subprime adalah gelombang pertama yang menghantam pasar properti di AS. Tetapi subprime hanyalah salah satu kategori KPR, dan masih ada banyak macam yang lainnya. Seperti Alt-A dan Option-ARMs misalnya, yang juga sering disebut sebagai “liar” atau “ninja” loans (No Income, No Job and No Assets). Alt-A dan Option-ARMs tersebut memberikan opsi atau pilihan kepada peminjam tentang berapa mereka mau bayar selama 5 tahun pertama, yaitu: 1) Cicilan secara penuh, yang terdiri dari bunga dan pokok. 2) Hanya bunganya saja, atau 3) Pembayaran, sesuai dengan kemampuan, yang jauh dibawah jumlahnya yang

dibutuhkan untuk menutupi bunga atas pinjamannya. Masalahnya adalah bahwa tingkat bunga dari Alt-A dan Option-ARMs disesuaikan setelah 5 tahun, dengan rata-rata kenaikan suku bunga sebesar 80%. Terlebih lagi kebanyakan orang telah memilih opsi ketiga yang menyebabkan nilai KPR malahan NAIK daripada turun, dimana kekurangan pembayaran bunga ditambah ke saldonya. Dan … penyesuaian suku bunga untuk Alt-A dan Option-ARMs tidak hanya akan lebih besar daripada subprime mortgages, tetapi kini diperkirakan juga akan berlangsung dua kali lebih lama (lihat grafik dibawah ini).

Page 6: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 6

Bahkan sekitar 25 juta rumah, atau 48% dari properti yang dibeli dengan KPR, akan berharga lebih rendah dari nilai KPR pada awal tahun 2011, menurut laporan dari Deutsche Bank. Inilah yang akan menyebabkan ratusan ribu rumah akan ditinggalkan oleh pemiliknya dan disita oleh bank. Sebagai akibatnya, harga rumah akan menurun lebih lanjut menyusul persediaan rumah akan meningkat, sementara permintaannya dari pembeli (yang ingin dan mampu untuk membeli rumah) kemungkinan akan datar saja. Jadi berita mengenai pasar properti sekarang mungkin terlihat stabil, tetapi tunggu saja sampai gelombang kedua dari penyesuaian bunga KPR mulai tahun ini. Apabila Anda berpendapat bahwa gelombang pertama dari subprime defaults benar-benar buruk, maka yang kedua akan mendebarkan. Apalagi dengan mempertimbangkan bahwa KPR yang bunganya akan disesuaikan kebanyakan diberikan pada akhir dari housing bubble pada harga yang paling tinggi. Oleh karena itu, situasi keuangan pribadi jutaan konsumen di AS akan porak-poranda … dan lebih banyak kerugian bank akan melambat sistem keuangan maupun perekonomian secara luas, khususnya di AS, Eropa, dan Inggris. Krisis Kredit Babak Kedua? Dua tahun setelah pasar kredit mulai “membeku”, suatu krisis yang baru kini membayangi pasar properti komersial. Seperti dapat Anda lihat pada grafik dibawah ini, ukuran dari pasar tersebut besar sekali dengan jumlah pinjaman sebanyak 3.5 trilyun dolar AS.

Page 7: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 7

Investor yang membutuhkan pendanaan baru sekarang terjebak tanpa menemukan peminjam yang sudi ketika kondisi fundamental memburuk seperti ruang kosong yang meningkat dan uang sewa yang anjlok. Jadi meskipun ada banyak faktor yang dapat memicu tahap berikutnya dari krisis ekonomi, runtuhnya pasar properti komersial adalah salah satunya yang berada di bagian atas daftar saya. Pasar properti komersial akan mencapai titik nadirnya pada 2010 Indeks Case-Shiller menunjukkan bahwa harga rumah secara nasional mencapai puncaknya pada pertengahan 2006, yang diikuti oleh penurunan harga yang sebesar 32% selama 34 bulan. Sementara di sisi lain, harga properti komersial tidak mencapai puncaknya sampai bulan Oktober 2007. Tetapi sejak itu, harga telah turun lebih jauh maupun lebih cepat dibanding pasar perumahan, dan kehilangan nilainya sebesar 34% hanya dalam 11 bulan terakhir.

Page 8: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 8

Coba mencerna fakta berikut ini yang memperlihatkan kerapuhan dari pasar properti komersial: ● Selama 12 bulan terakhir, investor yang gagal bayar cicilannya atas pinjaman CMBS

(commercial mortgage-backed securities) telah meloncat dari bawah 1% ke hampir 9% (lihat grafik dibawah ini).

Tingkat gagal bayar kini telah naik untuk 19 bulan berturut-turut dan pada saat ini 22

kali lebih tinggi disbanding rekor yang terendah di 0.40% pada Agustus 2007. Dan jumlah terbesar dari kenaikan ini justru terjadi di tahun yang lalu, dimana pinjaman yang gagal dibayar telah naik dengan nilai bersih sebesar 52.7 milyar dolar AS, atau 423%, dari 12.5 milyar dolar AS pada akhir tahun 2008.

● Volume transaksi pun turun dari level tertingginya di 133.2 milyar dolar AS di

kuartal kedua tahun 2007 ke 4.8 milyar dolar AS pada kuartal yang sama tahun 2009. ● Gedung perkantoran dan tempat pengecer yang tidak dihuni sedang membubung

tinggi, dengan hampir 90.000 properti komersial di AS yang berada dalam kondisi “distressed”, yang didefinisikan sebagai LEBIH DARI 60% KOSONG. Tempat seperti itu seringkali disebut ZOMBIE BUILDINGS oleh agen properti karena hanya ada sedikit penyewa.

Page 9: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 9

Tingkat kekosongan antara gedung perkantoran yang dapat disewa telah naik ke 16.5%, sebuah rekor tertingginya selama 5 tahun, menurut kantor riset Ries Inc. Sementara uang sewa untuk gedung perkantoran anjlok 8,5% YoY pada kuartal ketiga tahun yang lalu, yang merupakan penurunan yang terdalam sejak 1995. Khususnya kota-kota dengan sektor keuangan yang besar mendapatkan pukulan yang paling keras. Uang sewa di New York City misalnya sudah turun 18,5% selama 12 bulan terakhir, atau paling banyak diantara kota manapun di AS.

● Menurut suatu analisis dari Wall Street Journal, lebih dari 2.600 bank maupun lembaga

keuangan yang lainnya memiliki commercial real estate loan portfolios yang melebihi 300% dari jumlah risk-based capital atau dana yang digunakan untuk menutupi kerugian. Sebagai catatan, badan pengawas sendiri menganggap 300% sebagai tanda bahaya untuk kesehatan bank ataupun lembaga keuangan pada umumnya.

Oleh karena itu, ratusan bank kecil dan menengah di AS yang telah memberikan pinjaman untuk properti komersial harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kerugian besar yang kemungkinan “menggenangi” sumber daya mereka. Sampai pertengahan November tahun yang lalu, 123 bank telah ditutup di AS, dan barangkali sebanyak 400 bank akan gagal sebelum krisis dalam pasar properti komersial selesai!

Page 10: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 10

Daripada memaksa bank untuk menerima kerugian, badan pengawas malahan membiarkan pemberi pinjaman untuk tetap mencatat commercial loans di pembukuan mereka pada nilai sebelum krisis mulai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan nilai properti komersial masih sama. Dengan kata lain, bank saat ini hanya menunda masalah dengan suatu strategi yang disebut “Delay and Pray” atau MENUNDA DAN BERDOA bahwa semua pada akhirnya akan baik-baik saja. Bank memang bisa sebaik mungkin ”mempercantik” pembukuan mereka, tetapi tidak dapat bersembunyi dari masa depan yang kelam untuk pasar properti komersial.

Page 11: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 11

Apakah BOM HUTANG akan meledak? Pada saat sektor privat mengurangi jumlah beban hutang yang ditanggungnya, sektor publik atau pemerintah AS sedang membuat bom hutang terbesar yang pernah dilihat oleh dunia. Presiden Obama saja mengatakan “we must continue to spend our way back to recovery” (kita harus terus mengeluarkan uang supaya ekonomi bertumbuh lagi) pada waktu membahas stimulus yang baru. Uh-huh, bukankah itu seperti orang mabuk yang minum lagi supaya menjadi sadar?

Sumber: Glen Foden, 7 Juli 2009.

Pada tahun ini, pemerintah pusat AS harus roll over hutang sebesar 3.5 trilyun dolar AS (lihat grafik di halaman berikutnya) dan membiayai suatu defisit tambahan yang kemungkinan akan berjumlah 1.5 trilyun dolar AS. Dengan kata lain, pemerintah AS sendiri saja perlu mencari pembiayaan sebesar 5 trilyun dolar AS! Tetapi dari mana mereka akan mendapatkan uang sebanyak itu?

Page 12: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 12

Secara keseluruhan, semua pemerintahan di dunia akan membutuhkan 1 trilyun dolar AS per bulan untuk pembiayaan selama 12 bulan yang berikutnya, menurut suatu estimasi di harian The Financial Times. Sekali lagi, siapa yang punya uang segitu banyak? Jumlah simpanan AS saja hanya 700 milyar dolar AS. Bahkan orang Cina, yang memiliki cadangan devisa sebesar 2.27 trilyun dolar AS, hanya bisa membiayai defisit AS selama 67 hari. Dan mungkin Anda bertanya: “Bagaimana dengan Warren Buffett?” Nah, beliau hanya mampu menutupinya kurang dari 48 jam. Tentu akhirnya juga ada masalah dengan membayar bunga atas jumlah hutang yang makin hari makin membengkak. Peminjam sekarang memang menikmati tingkat suku bunga yang luar biasa rendah, atau seperti ‘teaser’ rates (tingkat suku bunga yang “menggodakan” dan disesuaikan ke tingkat yang jauh lebih tinggi setelah beberapa waktu) yang dulu diberikan ke subprime lenders. Tetapi apakah tingkat suku bunga akan mampu dipertahankan di level yang sedemikian rendah? Tanpa memperhitungkan kenaikan suku bunga saja, sepuluh tahun dari sekarang biaya bunga yang harus dibayar atas hutangnya diperkirakan akan mencapai 700 milyar dolar AS setahun, atau lebih dari 3 kali bebannya yang ditanggung sekarang. Pendek kata, kondisi keuangan AS tidak begitu hebat. Hmmm … sesuatu yang tidak mungkin berlangsung terus memang tidak akan berlangsung seterusnya!

Page 13: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 13

KRISIS FISKAL mengancam Bukan hanya AS yang kini sedang memancing di air yang keruh. Hutang nasional Jepang misalnya sudah mencapai 200% dari PDB dan bertambah terus dengan cepat (lihat grafik dibawah ini). Dan pada kecepatan yang sekarang, hutang pemerintah di Jepang akan bertumbuh sampai 245,6% dari PDB di 2014 dan bahkan 300% dari PDB dalam 10 tahun. Hanya membayar bunga saja menghabiskan seperlima dari anggaran Jepang untuk tahun 2008, sedangkan pembayaran hutang di AS kini merupakan sepersepuluh dari anggarannya. Menurut International Monetary Fund atau IMF, hutang dari negara maju di G20 secara rata-rata akan meningkat ke 118,4% dari PDB pada tahun 2014, dibandingkan dengan 78,2% di 2007. Rupanya Amerika Serikat dan negara Barat lainnya belum atau tidak mau memahami pelajaran yang telah ditunjukkan oleh Jepang: Jepang memberikan stimulus fiskal pada perekonomiannya selama hampir 20 tahun tanpa menghasilkan apa-apa, kecuali hutang besar yang akan membebani rakyatnya. Nah, sekarang pertanyaan adalah, “Akankah AS, Eropa, dan Inggris mengulangi kesalahan yang sama?” Saya rasa Anda sudah tahu jawabannya, bukankah begitu?

Page 14: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 14

Pengeluaran diluar kendali Secara sederhana, ketika Anda mengeluarkan lebih banyak uang daripada pendapatan Anda sebulan, Anda terpaksa meminjam uang untuk menutupi kekurangannya. Itu juga berlaku untuk pemerintah. Seperti dapat Anda lihat pada grafik dibawah ini, perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran telah melebar dengan ratusan persen dalam beberapa tahun terakhir sampai menjadi suatu defisit sebesar hampir 1.5 trilyun dolar AS! Sebagai akibatnya pelaku pasar kemungkinan akan makin mengkhawatirkan ketahanan fiskal dalam jangka panjang. Cepat atau lambat, kreditor akan resah mengenai tingkat inflasi dan bahaya akan gagal bayar. Dan untuk mengimbangi risiko yang lebih besar itu, mereka akan menuntut tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Dengan demikian yields atau suku bunga atas obligasi pemerintah akan meningkat, dan pada gilirannya tingkat suku bunga yang lebih tinggi ini akan berdampak terhadap keuangan publik seperti angin dingin yang menyerang orang dengan radang paru-paru berat. Segera setelah berbagai pemerintahan terpaksa membayar bunga yang lebih tinggi untuk meminjam, kondisi mereka akan memburuk dan peluang akan gagal bayar meningkat.

Page 15: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 15

Sumber: Hat tip: The Big Picture, 17 November 2009.

Pokoknya makin tinggi hutang dan defisit kedepan, makin sulit untuk melunasinya secara jujur. Pada akhirnya, beberapa bank sentral akan mencapai ujungnya dari jalan buntu, seperti seseorang yang telah punya begitu banyak hutang sampai ia sama sekali tidak dapat membayarnya kembali. Kemudian, krisis yang berikutnya akan muncul … atau dalam bentuk gagal bayar … atau dalam inflasi yang sangat tinggi … atau kedua-duanya? “Budak pajak” Apakah Anda masih ingat peringkat hutang untuk Yunani diturunkan beberapa pekan yang lalu, sedangkan peringkat hutang untuk Amerika Serikat tetap dipertahankan? Pantaskah AS “dihadiahkan” peringkat yang lebih tinggi? Cobalah meneliti secara seksama perhitungan dibawah ini: ● Pemerintah Yunani punya 10 juta “budak pajak” atau orang untuk menyokong

hutangnya sebesar 440 milyar dolar AS. Artinya setiap orang menanggung 44,000 dolar AS.

● Hutang pemerintah Amerika Serikat akan mencapai 14 trilyun dolar AS tahun depan. Dengan 300 juta “budak pajak”, itu sama dengan 47,000 dolar AS per orang. Tetapi, peringkat hutang AS adalah AAA … dan Obama telah merencanakan defisit sejauh mata bisa melihat.

Dunia sungguh menakjubkan, bukankah begitu?

Page 16: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 16

PASAR KERJA yang buruk rupa Coba memikirkan hal berikut ini. Hanya beberapa tahun yang lalu, kurang dari 1 dari 16 orang Amerika menganggur atau kerja paruh waktu. Sekarang jumlahnya adalah 1 dari 5. Data ini sungguh mengejutkan dan sulit dipercaya oleh pikiran kita!

Sumber: Monte Wolverton, Comics.com, 1 November 2009.

Supaya Anda benar-benar memahami parahnya kondisi pasar kerja di AS, saya akan menyebutkan 6 alasan mengapa masalah struktural ini tidak akan dengan segera terselesaikan: ● Tingkat pengangguran di AS telah mencapai 10% untuk pertama kalinya sejak tahun

1983 (lihat grafik dibawah ini). Bulan Oktober adalah bulan ke-22 berturut-turut dimana orang kehilangan pekerjaan secara neto, yang merupakan periode yang terpanjang selama 70 tahun. Dan yang paling menggoncangkan adalah bahwa sekitar 7,3 juta orang telah kehilangan pekerjaan mereka sejak resesi mulai pada bulan Desember 2007. Itulah jumlah kehilangan pekerjaan yang terbesar sejak the Great Depression!

Page 17: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 17

● Hanya sekitar 43% dari mereka yang kehilangan pekerjaannya memenuhi syarat untuk

memperoleh unemployment benefits. Oleh karena itu, 1 dari setiap 9 orang di AS kini bergantung kepada pemerintah lewat FOOD STAMPS atau kupon makan untuk tetap bertahan hidup. Bayangkanlah, 39 juta orang Amerika – atau hampir sama banyaknya dengan seluruh penduduk di Spanyol – tergantung pada program pemerintah federal untuk makan saja!

Bahkan situasi orang yang masih kerja pun cukup sulit. Harian USA Today misalnya mengatakan bahwa makin banyak orang tidak mampu untuk membayar rekening pelayanan umum (seperti air, listrik, dsb.). Dan 1 dari setiap 3 pekerja hanya punya cukup simpanan untuk menutupi kebutuhan selama seminggu atau kurang.

● Jangka waktu pengangguran secara rata-rata kini 28,5 minggu, yang tertinggi sejak

pencatatan mulai pada tahun 1948 dan juga jauh diatas jangka waktu terpanjang sebelumnya sebesar 21 minggu di 1983.

Selanjutnya jumlah orang yang menganggur selama lebih dari 26 minggu jauh lebih tinggi daripada yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu sekitar sepertiga dari 14,5 juta penganggur di AS telah kehilangan pekerjaan selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Jumlah orang yang “tersasar” tersebut adalah yang terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Page 18: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 18

Jumlah penganggur yang begitu banyak dan makin lama adalah masalah struktural

utama dari resesi ini yang membedakan siklus bisnis terakhir ini dari yang pernah terjadi sebelumnya sejak Perang Dunia Kedua.

Pendek kata, walaupun ada tanda awal pemulihan, masalah dalam pasar kerja kemungkinan besar akan membutuhkan waktu tahunan sampai terselesaikan.

Pada grafik diatas inipun jelas terlihat bahwa ciptaan lapangan kerja baru masih jauh

dari standar biasa.

Page 19: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 19

● Tingkat pengangguran untuk orang Amerika muda yang berumur antara 16 dan 24

tahun telah meroket ke 52%, yang juga merupakan tingkat tertingginya sejak Perang Dunia Kedua. Artinya jumlah kaum muda yang merasa tidak puas bertambah terus hari demi hari. Nah, betapa berbahayanya itu pada zaman sekarang? Coba saja tanya pada Mahmoud Ahmadinejad.

● Jadi mengapa anak muda di AS mengalami begitu banyak kesulitan? Salah satu alasan

utama adalah bahwa persaingan untuk pekerjaan berada di level tertingginya. Dengan kata lain, perbandingan antara jumlah pencari kerja dan jumlah lowongan kerja

tidak pernah seburuk itu, seperti dapat Anda melihat pada grafik dibawah ini. Pada saat ini ada 14,5 juta penganggur di AS dan 2,5 juta lowongan kerja atau untuk

setiap 6 orang yang mencari pekerjaan, hanya ada satu lowongan kerja yang perlu diisi. Makanya kasihanlah kaum muda di AS, dan juga di Eropa maupun Inggris dimana situasinya serupa.

Page 20: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 20

● Orang yang masih punya pekerjaan menerima gaji yang lebih kecil sebab mereka hanya

bekerja rata-rata 33 jam per minggu, atau jam kerja yang paling rendah dalam 60 tahun (lihat grafik dibawah ini). Mengapa bisa demikian? Karena banyak perusahaan telah memutuskan untuk mengurangi jam kerja, gaji dan tunjangan lainnya daripada memberhentikan lebih banyak pegawai lagi.

Ketika perekonomian benar-benar mulai membaik lagi, menurut Anda apa yang akan

dilakukan oleh mayoritas dari majikan? Apakah mereka akan merekrut pegawai baru? Atau menaikkan jam kerja kepada pegawai mereka yang sudah ada?

Tentunya, mereka akan cenderung memilih opsi terakhir. Sebagai akibatnya, perbaikan dalam perekonomian kedepan akan menjadi panjang, lambat, menyakitkan, dan tanpa banyak ciptaan lapangan kerja yang baru. Jadi pengangguran tetap akan “bandel” dan relatif tinggi!

Page 21: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 21

No jobs = no growth Mungkin sulit untuk dipercaya, tetapi tingkat pengangguran di AS (dan juga Eropa maupun Inggris) kemungkinan besar akan berlanjut naik selama beberapa tahun, dan bukan hanya kuartal, kedepan dan melewati level tertingginya di 10,8% yang tercapai pada November-Desember 1982. Pengangguran diperkirakan akan semakin meningkat sampai tahun 2011 karena jumlah penduduk bertambah terus dan hanya sedikit lapangan kerja baru diciptakan. Pertumbuhan populasi saja membutuhkan 100.000 lebih pekerjaan baru setiap bulan supaya tingkat pengangguran tetap bertahan di level yang sama. Jadi, seperti dapat Anda lihat pada grafik diatas ini, jangan heran apabila tingkat pengangguran menuju ke 11% sampai 13% sebelum krisis benar-benar berakhir.

Page 22: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 22

Secara sederhana, tanpa penciptaan lapangan kerja yang baru, pemulihan ekonomi ini adalah sama dengan suatu penipuan! Tanpa pekerjaan, orang tidak memiliki daya beli yang lebih. Jadi mereka tidak bisa berbelanja sebanyak dulu, kecuali dengan menambah makin banyak hutang. Mereka memang berani menggunakan kartu kredit pada tahun 2003 sampai 2007. Tetapi kemungkinan besar bukan kali ini, sebab mereka telah mencapai batas kreditnya. Apalagi dengan harga rumah yang telah jatuh begitu dalam, bank yang mana mau meminjamkan uang kepada mereka? Singkat kata, tanpa pekerjaan baru = tidak ada pendapatan tambahan. Tanpa pendapatan baru = tidak ada pembelian barang dan jasa. Tanpa pembelian barang dan jasa = laba bersih perusahaan tidak meningkat = tidak ada penciptaan lapangan kerja baru.

Sumber: Mike Keefe (hat tip: The Big Picture)

Page 23: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 23

Konsumen AS bukan Superman!

Remember when Ronald Reagan was president,

We also had Bob Hope and Johnny Cash still with us …

Now we have Obama and no hope and no cash.

Sumber: New York Post, 26 Oktober 2008. Konsumen Amerika yang hebat, seperti dapat Anda lihat dalam gambar diatas ini, sudah meninggal. Semoga ia dapat beristirahat dengan damai. Pendorong dari perekonomian AS selama ini adalah konsumen dimana pengeluaran konsumen memberikan kontribusi sebesar 70% kepada PDB nasional. Tetapi masalahnya adalah bahwa konsumen telah KO alias knock-out.

Page 24: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 24

Orang Amerika telah kehilangan 40% dari kekayaan mereka dalam dua tahun terakhir (seperti dapat Anda lihat pada grafik dibawah ini): lebih dari 4 trilyun dolar AS dalam bentuk kredit telah menghilang karena harga rumah – yang seringkali digunakan sebagai jaminan – anjlok, tingkat pengangguran yang riil (termasuk penganggur, orang yang telah putus asa untuk mencari pekerjaan, dan pekerja paruh waktu yang sebetulnya ingin bekerja full-time) sudah mencapai hampir 20%, dan jam kerja mingguan maupun gaji stagnan. Pendek kata, kebanyakan konsumen pada saat ini tidak punya uang berlebihan untuk dibelanjakan. Reflation & Deflation Kredit sektor privat pada awalnya mempertahankan tren yang stabil terhadap PDB dari tahun 1964 sampai tahun 1982 (lihat CHART 1 dan CHART 2 dibawah ini). Setelah itu, perbandingan dari hutang terhadap PDB meningkat dengan cepat selama 25 tahun sampai “menabrak plafon”. Dan sebagai catatan, selama 7 tahun terakhir dari gelombang kredit (2001 sampai 2008) konsumen menambah sekitar 1,4 trilyun dolar AS hutang per tahun! Sekarang jumlah hutang telah mendekati 180% dari PDB, atau sekitar dua kali lipat levelnya pada awal 1980an. Jumlahnya dan lamanya dari kenaikan ini kemungkinan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia. Bahkan inflasi kredit yang merupakan pendahuluan dari crash pada tahun 1929 dan the Great Depression hanya berlangsung 5 atau 6 tahun.

Page 25: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 25

Page 26: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 26

Itulah pengeluaran konsumen yang menggerakan roda perekonomian AS, dan secara tidak langsung negara berkembang di Asia, selama bertahun-tahun. Tetapi sekarang bagaimana? Yang jelas konsumen kini tidak menambah hutang sama sekali. Malahan sebaliknya, mereka akhir-akhir ini mulai melunasi hutangnya. Seperti ditunjukkan oleh grafik berikut dibawah ini, jumlah kredit konsumen yang belum dilunasi turun sebesar 4,8% YoY, yang merupakan penurunan tahunan terdalam sejak Perang Dunia Kedua. Berapa lama konsumen akan mengurangi pengeluarannya? Apa yang dibutuhkan oleh suatu perekonomian yang bergantung kepada konsumen agar dapat bertumbuh dengan baik? Uhm … itu membutuhkan pengeluaran konsumen! Dan apa yang diperlukan oleh konsumen supaya bisa meningkatkan pengeluarannya? Uhm … mereka memerlukan lebih banyak uang!

Page 27: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 27

Nah, disitulah mulai masalahnya, bukankah begitu? Dari mana mereka memperoleh lebih banyak uang? Atau mereka mencari nafkah … atau mereka meminjamnya. Tetapi pada saat ini, mereka tidak bisa mencari lebih banyak uang karena tingkat pengangguran naik terus. Pekerja kini sama sekali tidak memiliki bargaining power atau daya tawar. Dan mereka juga tidak dapat meminjamkannya sebab bank tidak mau menyalurkan pinjaman lagi tanpa jaminan aset tetap yang nilainya tidak tergerus. Lalu untuk konsumen yang masih dapat menambah hutang pun, mereka tidak begitu berhasrat untuk meminjam. Mereka telah melihat apa yang terjadi apabila mereka menanggung terlalu banyak hutang. Orang Amerika pada akhirnya tidak sebodoh itu. Ketika mereka harus menghentikan pengeluaran mereka, mereka (terpaksa) akan berhenti berbelanja. Dan kalau mereka perlu menyimpan uang, mereka akan simpan uang. Hanya hal tersebut tentunya tidak akan begitu bagus untuk ekonominya.

Sumber:Dave Granlund

Page 28: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 28

Iya, apa yang baik untuk orang rupanya buruk untuk perekonomian secara umum. Ketika orang menyimpan uang daripada membelanjakannya, perekonomian yang sangat bergantung kepada konsumen mandek. Dan itulah yang disebut the “paradox of thrift” atau paradoks dari kehematan. Jika ada satu hal orang Amerika telah pelajari dari krisis ini, pastilah bahwa mereka harus berhenti menghabiskan begitu banyak uang. Mereka sama sekali tidak ada pilihan; mereka harus melunasi hutangnya, dan bukan menambah lebih banyak. Proses ini jelas akan memakan waktu yang cukup lama. Mengapa demikian? Karena seorang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk melunasi hutangnya daripada menumpukkannya. Dengan kata lain, orang harus bekerja untuk membayar kembali hutangnya. Tetapi seperti kita semua ketahui, jauh lebih sulit untuk memperoleh uang dalam suatu perekonomian yang melambat daripada ketika situasi ekonomi membaik dengan cepat. Oleh karena itu, 3 dasawarsa penuh dengan akumulasi hutang tidak akan terselesaikan hanya dalam 2 tahun saja. Hal tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun – mungkin 10 tahun, mungkin lebih lama – dengan pengurangan pengeluaran maupun pelunasan hutang sebelum orang mengurangi hutang mereka ke level yang lebih nyaman. Jadi, konsumen Amerika sedang dan akan membuat perubahan struktural yang penting dalam gaya hidup mereka. Perubahan inilah yang akan punya DAMPAK BESAR TERHADAP PEREKONOMIAN untuk tahun-tahun yang akan datang. Dan untuk mengakhiri pembahasan ini mengenai konsumen, saya ingin menambah sedikit nasihat yang bijaksana dari seseorang yang sudah tidak asing lagi di dunia investasi: “Untuk membangun kembali kesehatan ekonomi di Amerika Serikat, dibutuhkan suatu resesi bahkan depresi hebat yang berlangsung beberapa tahun,” menurut Marc Faber. “Pasiennya yang menjadi mabuk melalui pertumbuhan kredit harus masuk rehabilitasi. Memberikannya lebih banyak alkohol, seperti yang dilakukan oleh the Fed dan the Treasury pada saat ini, adalah obat yang salah.”

Page 29: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 29

PEMBUKUAN yang menyesatkan Menurut penghematan Anda, apakah bank di AS, Eropa, dan Inggris sudah sehat lagi setelah dibantu oleh pemerintahan masing-masing? Jika Anda pikir demikian, mungkin Anda akan mengubah pendapat Anda setelah membaca bagian ini mengenai perbankan AS. Secara diam-diam dan tanpa menarik terlalu banyak perhatian, pada tanggal 2 April 2009 pemerintah mengubah Financial Accounting Standards Board Statement No. 157 dan dengan demikian mengizinkan bank untuk kembali menerapkan mark-to-model daripada mark-to-market supaya neraca bank bisa dikuatkan secara “palsu” dan bank terlihat lebih sehat lagi. Pendek kata, peraturan tersebut tidak memaksa bank untuk menilai aset “beracun” mereka sesuai dengan harga pasar. Tetapi … justru membebaskan bank untuk menaksir di harga berapa aset mereka kira-kira bisa dijual di masa yang akan datang, dan sekaligus menganggap bahwa itulah nilai yang riil dari aset mereka. Oleh karena itu, hampir semua bank tetap saja ”menampung” aset buruk pada nilai yang berada jauh diatas harga pasar yang sebenarnya. Memang sangat tidak realistis untuk mempercayai bahwa aset yang dimiliki oleh bank akan pulih kembali ke harga pasar yang tercapai sebelum krisis mulai. Jadi secara sederhana bank telah menolak untuk merevaluasi pinjaman di pembukuan mereka, dan tetap mencatatnya pada valuasi yang jauh terlalu tinggi. Dengan demikian koreksi dalam harga saham bank hanya ditunda lewat “pembukuan khayalan”, dan kemungkinan akan menuju ke suatu ‘Ushinawareta Junene’ atau dasawarsa yang hilang, seperti kata orang Jepang. Sebagai catatan, lembaga keuangan terbesar di AS telah melaporkan suatu kenaikan yang tajam dalam level-three assets mereka ke 610 milyar dolar AS selama kuartal ketiga tahun yang lalu, dan pada gilirannya meningkatkan kekhawatiran mengenai bahaya yang tersembunyi pada neraca mereka.

Page 30: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 30

Level-three assets tersebut, yang digolongkan sebagai sulit untuk dinilai maupun sulit untuk dijual, naik 15,5% dari kuartal kedua, menurut analisis yang dibuat oleh the Market, Credit and Risk Strategies group dari Standard & Poor’s. Yang perlu ditekankan disini adalah bahwa level-three assets telah meningkat terus sepanjang tahun untuk kebanyakan bank karena hampir mustahil untuk menjual mortgage-backed securities dan collateralized debt obligations. Mengapa demikian? Karena nilai surat berharga dan pinjaman tersebut telah “tenggelam” ditengah anjloknya harga rumah dan properti komersial yang berada di pusat dari krisis. Pada saat ini saja, level-three assets sudah beberapa kali lebih besar dari kapitalisasi pasar bank. Jadi … sampai pembukuan seperti ini sepenuhnya dipahami oleh masyarakat atau dihapuskan sekaligus, KRISIS KREDIT tidak akan berakhir!

Page 31: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 31

Krisis Kredit: ”Ronde” berikutnya Ada babak kehancuran lainnya yang akan datang, dan bank akan terpaksa “membersihkan diri”. Seperti dapat Anda lihat pada grafik di halaman sebelumnya, pinjaman yang bermasalah sedang meningkat pada tingkat yang jauh lebih cepat dibandingkan tingkat dimana industri perbankan sedang menambah ke loss allowance-nya atau penyediaan untuk kerugiannya. Berarti capital ratios (seperti CAR) yang diumumkan melalui laporan keuangan kemungkinan besar jauh terlalu tinggi, dan tidak merefleksikan kenyataan secara jujur. Secara global, bank telah menghapusbukukan hutang yang gagal bayar sebesar 1 trilyun dolar AS pada pertengahan tahun 2009, tetapi kemungkinan masih akan menderita sekitar 1,5 trilyun dolar AS kerugian tambahan lagi sampai akhir tahun ini. Investment bank CLSA misalnya memperkirakan bahwa sampai semester kedua tahun 2010 kerugian bank AS secara keseluruhan, sebagai suatu persentase dari seluruh pinjaman yang disalurkan, akan melampaui puncaknya yang tercapai pada the Great Depression – dan bahkan bisa jauh lebih parah dari itu. Untuk bank di negara Barat, memburuknya kredit akan tetap merupakan suatu tantangan kedepan (lihat grafik dibawah ini):

Page 32: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 32

Seperti saya sudah jelaskan sebelumnya, pada tahun 2010 dan 2011 banyak Alt-A dan Option ARM loans akan menghadapi penyesuaian bunga yang besar. Ini berarti lebih banyak penghapusbukuan dan lebih banyak kerugian untuk bank dan lembaga keuangan lainnya yang memegang KPR tersebut. Tingkat gagal bayar untuk residential real estate loans naik 1,2% hanya dalam kuartal terakhir, dan kini sudah mencapai 9%. Grafik dibawah ini benar-benar mengagetkan! Selain KPR dan juga pinjaman untuk properti komersial, masih ada satu kategori pinjaman yang belum dibahas sejauh ini yaitu pinjaman lewat kartu kredit. Tingkat gagal bayar untuk credit cards telah menuju ke 6,5%, suatu level yang tidak pernah tercapai sebelumnya. Hanya setahun yang lalu, tingkat gagal bayar “cuma” 4,76%. Dengan demikian penghapusbukuan untuk kartu kredit kemungkinan tetap akan meningkat kedepan seiring dengan tingkat pengangguran yang makin memburuk (lihat grafik dibawah ini).

Page 33: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 33

Kredit konsumen secara keseluruhan telah meningkat ke 2.5 trilyun dolar AS dari 400 milyar di tahun 1980, sedangkan konsumen rata-rata memiliki 5,4 kartu kredit dengan jumlah hutang yang belum dibayar sebesar 973 milyar dolar AS. Dan pada akhir tahun 2008, rumah tangga yang menggunakan kartu kredit rata- rata mempunyai hutang yang belum dibayar sebesar 10,679 dolar AS atau sekitar 100 juta rupiah. Makanya tidak terlalu sulit rasanya untuk membayangkan bahwa banyak orang kini sedang merasa seperti laki-laki pada gambar disamping ini.

Page 34: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 34

Bank of America dan Citigroup yang menguasai 35% dari seluruh industri kartu kredit, mengumumkan beberapa bulan yang lalu bahwa pelanggannya yang gagal bayar terhadap kartu kredit mereka berada pada level yang tertinggi sejak resesi mulai. Tingkat penghapusbukuan untuk Bank of America misalnya naik ke 14,5% pada bulan Agustus tahun yang lalu. Dengan kata lain, untuk setiap $7 hutang dari kartu kredit pada pembukuan Bank of America, mereka memprediksi $1 akan hilang! Jadi jangan heran apabila Bank of America, Citigroup, JPMorgan, Wells Fargo dan berbagai bank di Eropa maupun Inggris pada akhirnya perlu dibantu LAGI oleh pemerintahan masing-masing mereka. Sistem perbankan TIDAK sehat Sakitnya sistem perbankan di AS ditunjukkan oleh fakta bahwa lebih dari 100 bank ditutup tahun yang lalu. Jumlah tersebut lebih dari jumlah secara kumulatif selama 15 tahun terakhir, dan “bank yang bermasalah” atau dibayangi kebangkrutan – menurut the Federal Deposit Insurance Corporation atau FDIC – masih bertambah terus dari 305 menjadi 416. Leverage atau daya ungkit dalam sistem perbankan pun secara umum masih terlalu tinggi, dimana penurunan dalam nilai aset bank sebesar 3% sampai 5% saja dapat membuat bank bangkrut! Pada saat orang Amerika “tenggelam” dalam hutang, mereka juga kehabisan uang. Ketika seseorang yang berhutang kekurangan uang, ia tidak punya kemampuan untuk melunasinya. Dan jika suatu kreditor mempunyai peminjam yang kehabisan uang, kreditornya tidak memperoleh pendapatan apapun. Jadi tidak ada laba bersih. Dan tidak ada kekuatan untuk memberikan pinjaman yang lebih menguntungkan. Logis kan?

Page 35: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 35

Apakah EMAS HITAM akan kembali menahan perbaikan ekonomi? Persediaan minyak cukup banyak sepanjang tahun yang lalu. Tetapi hal tersebut tidak menghentikan harga minyak bergerak naik untuk kebanyakan waktu di 2009. Sejak mencatat level terendahnya di $34.03 per barel pada tanggal 12 Pebruari, minyak telah membubung lebih dari 100%. Seperti kita ketahui, harga minyak dan pertumbuhan ekonomi berhubungan secara erat. Ketika perekonomian dunia membaik, permintaan akan minyak pun seharusnya melambung dan pada gilirannya mendorong harga lebih tinggi. The International Energy Agency (IEA) misalnya memprediksi peningkatan yang lumayan tajam dalam permintaan minyak pada 2010, yaitu naik 1,5 juta barel per hari dari level tahun yang lalu. Terutama permintaan dari negara berkembang sedang meningkat lebih dari biasa, yang dipimpin oleh Cina, dan akan memberikan dorongan yang luar biasa pada pasar minyak global di tahun ini. Jadi dengan permintaan global yang bertambah dan OPEC yang mempertahankan tingkat produksi pada level yang sama, stok minyak akan berkurang, dan itu tentunya bullish untuk harga minyak.

Page 36: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 36

Cuma masalahnya adalah bahwa kenaikan (apalagi yang tajam) dalam harga minyak bisa menciptakan angin sakal untuk perekonomian global. Yang jelas, dengan kondisi keuangan konsumen yang masih cukup ketat, harga minyak yang lebih tinggi mungkin terlalu berat untuk ditanggung. Dan … jangan lupa harga minyak yang lebih tinggi memulai 4 dari 5 resesi dunia terakhir jadi seharusnya kita tidak terlalu kaget apabila resesi yang berikutnya juga disebabkan oleh harga minyak yang lebih tinggi. Berapakah target harga minyak? Seperti dapat Anda lihat pada grafik dibawah ini, sebuah target harga sebesar 103 dolar AS per barel merupakan level yang sangat wajar mengingat situasi persediaan dan permintaan akan lebih berimbang. Harga tersebut pun merupakan suatu retracement sebesar 61.8% dari seluruh penurunan dalam bear market sebelumnya, dan dengan demikian bertindak sebagai suatu angka statistik yang penting baik untuk pedagang dan investor sekaligus.

Page 37: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 37

Tetapi apa yang terjadi jika ada “shock” atau goncangan yang tidak terduga ke pasar minyak global? Soalnya produksi minyak masih sangat rentan terhadap ketidakstabilan politik di Timur Tengah. Bayangkan jika Israel misalnya menyerang Iran, Iran hampir pasti membalas dendam dengan menutup jalur Hormuz, dan kita tahu semuanya apa dampaknya bagi harga minyak, bukankah begitu? Tindakan seperti itu bisa cukup untuk membuat harga minyak meroket lagi ke level tertingginya di sekitar 150 dolar AS per barel. Jadi investor perlu tetap waspadalah kedepan dan memperhatikan pergerakan harga minyak dengan seksama karena ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia kedepan … Apakah inflasi dapat “membunuh” perbaikan ekonomi dunia? The Federal Reserve atau bank sentral di AS memerlukan hampir seratus tahun untuk menumbuhkan neracanya, yang merupakan fondasi dari peredaran uang, ke $800 milyar. Lalu, setelah Lehman Brothers menjadi bangkrut, the Fed menyuntik ratusan milyar dolar AS kedalam sistem keuangan dan melipatgandakan neracanya … ke lebih dari $1.8 trilyun (lihat grafik dibawah ini).

Page 38: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 38

Artinya jumlah base money atau peredaran uang di perekonomian AS, yaitu jumlah yang sebenarnya dari semua uang kertas dan koin dalam dolar AS yang beredar di sistem keuangan, melonjak lebih dari 100% dalam basis tahunan! Seperti yang ditunjukkan oleh grafik dibawah ini, itu adalah sebuah lompatan yang luar biasa dari kenaikan tahunan rata-rata sebesar 6% yang telah terjadi selama 95 tahun sejak the Fed didirikan. Tetapi ternyata bukan hanya Amerika Serikat yang menerapkan kebijakan tersebut. Di seluruh dunia, negara maju sedang mencetak uang dan membiarkan mata uang mereka terdepresiasi. Dalam era globalisasi ini, tidak ada suatu negara yang menginginkan suatu mata uang yang kuat, jadi semuanya sedang sibuk dengan devaluasi mata uang yang kompetitif (lihat grafik dibawah ini).

Page 39: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 39

Ketika seluruh bumi ini ditutupi oleh lautan uang kertas, daya belinya akan anjlok dan hard assets atau komoditas akan meroket. Pada saat ini, “segerombolan kalkun” telah membajak sistem moneter dan mereka hanya memahami satu hal, yaitu MENCETAK UANG. Daripada membiarkan pasar merapikan dirinya sendiri, bank sentral malahan menggunakan uang pembayar pajak secara terus-menerus untuk menyelamatkan lembaga keuangan maupun perusahaan yang diambang kebangkrutan. Strategi yang “cemerlang” ini TIDAK PERNAH BERHASIL di masa lampau dan tidak akan berhasil pada masa kini.

Page 40: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 40

Sumber: Gary Varvel

Maka boleh dikatakan bahwa pemerintah AS, dan juga Eropa maupun Inggris, hanya membuat persoalannya lebih buruk dan memperpanjang rasa sakitnya. Selanjutnya, dengan mencetak uang dalam jumlah yang tidak waras, orang politik sedang menanam benih untuk inflasi yang sungguh tinggi, bahkan mungkin hyperinflation! Yang pasti inflasi memang menjadikan hutang AS lebih mudah untuk dikelola, tetapi juga akan mendilusi daya beli dari dolar AS. Rencana ini tentunya bukan rahasia umum lagi, dan itulah mengapa banyak negara kreditor dengan cadangan devisa yang besar telah mulai mendiversifikasi portofolio mereka dengan menjual dolar AS dan membeli aset lainnya yang lebih menjanjikan.

Page 41: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 41

Ketika dolar AS mulai berada di bawah tekanan, KOMODITAS akan menjadi PRIMADONA. Ingat, bahwa harga komoditas naik secara gila-gilaan pada akhir 1930an dan juga selama 1970an, hingga seharusnya kita mengharapkan fluktuasi yang serupa dalam beberapa tahun kedepan. Dan … pada suatu saat, Bernanke mungkin akan terpaksa menaikkan tingkat suku bunga dari kisarannya sekarang yang paling rendah dalam sejarah. Meskipun begitu, menaikkannya terlalu cepat dapat ”membunuh” perbaikan ekonomi yang masih rapuh, sementara menunggu terlalu lama bisa mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali. Sungguh suatu DILEMA yang sulit untuk dipecahkan, bukankah begitu?

Page 42: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 42

Orang “kaya” menjadi bulan-bulanan oleh PAJAK yang tinggi Mayoritas dari ciptaan lapangan kerja yang baru di AS berasal dari industri kecil dan entrepreneurs atau wiraswastawan. Namun pada saat ini industri kecil tersebut menghadapi iklim usaha yang kurang bersahabat. Bank pada umumnya menerapkan kebijakan peminjaman yang lebih ketat, modal ventura lebih sulit untuk diperoleh, dan persaingan dalam perekonomian yang melemah adalah sangat kejam. Meskipun demikian, pemerintahan AS tetap ingin menaikkan pajak untuk orang “kaya”. Tetapi 75% dari orang “kaya” yang dijadikan sasaran justru merupakan orang yang mengelola bisnis kecil atau wiraswastawan. Selain peningkatan dalam capital gains tax (dari 15% ke 28%) maupun federal income taxes (dari 35% ke 39%), mereka juga perlu siap untuk menerima berbagai macam lainnya – seperti healthcare taxes, carbon credit taxes, VAT tax dan bahkan kemungkinan sebuah War Surtax – yang akan makin membebani mereka kedepan.

Sumber: Jerry Holbert, 30 Juli 2009.

Page 43: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 43

Kenaikan pajak ini pada gilirannya pasti akan memangkas modal yang tersedia untuk pengembangan bisnis di masa yang akan datang, dan menghalangi penciptaan lapangan kerja. Sama sekali tidak ada yang bisa memungkiri hal tersebut. Jadi pada saat suatu perekonomian yang masih rapuh sedang berusaha keras untuk memulihkan dirinya, sederetan besar kenaikan pajak akan berhasil melambatkannya dan bahkan menekannya kembali kedalam suatu resesi. Pendek kata, PAJAK SANGAT BERDAMPAK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI! Pohon pun tidak tumbuh sampai ke langit Peringatan: Siapkan diri Anda untuk kondisi bursa saham yang sulit ditentang oleh mayoritas dari investor dimana saham masih berhasil melanjutkan penguatan selama beberapa pekan kedepan. Selama nilai portofolio Anda tetap naik, tidak ada masalah. Tetapi hati-hatilah … karena pergerakan berikutnya kemungkinan akan menjadi kejatuhan harga saham AS paling keras maupun emosional yang pernah kita saksikan dalam kehidupan kita. Apa yang akan menghentikan penguatan bull market ini adalah suatu kombinasi dari 3 faktor: ● Pertama, dalam beberapa bulan kedepan indikator ekonomi maupun keuangan yang

mengecewakan akan mulai memperlihatkan masalah struktural yang akan menghantui perekonomian AS, dan juga Eropa maupun Inggris, dalam jangka panjang. Pada saat ini peluang untuk kekecewaan dan data ekonomi yang dirilis dibawah ekspektasi cukup besar. Dan seperti kita sebagai investor sudah ketahui, bear market rallies atau bull markets pun pada akhirnya selalu ”dihabisi” oleh kekecewaan dan harapan tinggi yang tidak terpenuhi.

Page 44: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 44

● Kedua, laba bersih dari sebagian besar perusahaan yang tercatat di bursa AS dalam

kuartal ketiga tahun 2009 berada jauh diatas ekspektasi, tetapi penjualannya cenderung datar saja dibanding setahun yang lalu (lihat grafik dibawah ini). Sebuah perusahaan memang dapat meningkatkan keuntungannya dengan mengurangi biaya (terutama pemecatan pegawai). Namun mereka tidak bisa menaikkan penjualannya semudah itu.

Jadi selama penjualan tetap datar atau turun, jangan harap keuntungan perusahaan akan naik terus dalam masa yang akan datang. Apalagi dengan pengeluaran konsumen yang diduga akan melemah dalam beberapa bulan bahkan tahun kedepan, keuntungan perusahaan kemungkinan besar akan menjadi lebih rendah lagi. Dan pada akhirnya bursa saham akan “menyelam” ketika keuntungan menurun dan investor menyadari bahwa pemulihan ekonomi yang sedang berjalan hanyalah sebuah FATA MORGANA atau palsu.

Page 45: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 45

● Ketiga, terlalu banyak pertumbuhan – dan juga harapan – telah terdiskonto di bursa

pada saat ini. Hal tersebut terbukti oleh P/E multiple atau harga saham terhadap pendapatannya yang cukup tinggi di sekitar 26x. Dengan kata lain, valuasi saham kini cenderung mahal dan sejarah menunjukkan bahwa pada level itu, kenaikan bursa terbatas sekali.

Perbandingan yang sangat berguna antara rally atau penguatan bursa saham AS yang sedang berlangsung dengan kondisi dari tahun 1982 ditampilkan pada tabel diatas ini. Jika saya bertanya kepada Anda apakah ini bukan seperti 1982 lagi? Jawaban pendek adalah: ngga, sama sekali tidak. Maka penting untuk dipahami bahwa pada waktu saham telah dinilai sepantasnya, tidak ada banyak potensi penguatan lagi karena sudah sepenuhnya terdiskonto. Ketika saham kelihatan dinilai dengan sempurna, investor berhenti memusatkan perhatian pada keuntungan yang dapat diraih, dan sebaliknya malah mulai mencari ancaman terhadap tren yang sedang berlangsung.

Page 46: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 46

Berapakah target Dow Jones kedepan?

Weekly Q.DJI 2/24/2008 - 2/21/2010 (NYC)

Baik pada grafik diatas ini dengan inverted head-and-shoulders pattern atau pola kepala dan bahu yang terbalik maupun grafik dibawah ini dengan Fibonacci retracements, jelas terlihat bahwa target untuk Dow Jones terletak antara 11200 dan 11300. Artinya dari level penutupannya pada tanggal 8 Januari yang lalu di 10618, hanya tersisa sekitar 6% kenaikan lagi sampai target tersebut tercapai. Dan … adapun daerah resistance atau tahanan kira-kira di 11500, yang sebelumnya terbentuk dalam kuartal ketiga tahun 2008 dan kini akan berlaku sebagai “dinding” yang susah ditembus.

SH

S

11292

RESISTANCE

PriceUSD

15,000

14,000

13,000

12,000

11,000

10,000

9,000

8,000

7,000

6,000

.12Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan FebQ1 2008 Q2 2008 Q3 2008 Q4 2008 Q1 2009 Q2 2009 Q3 2009 Q4 2009 Q1 2010

Page 47: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 47

Weekly Q.DJI 9/23/2007 - 2/21/2010 (NYC)

Musim kemarau yang kejam? Menurut hemat saya, crash pada tahun 2008 hanya merupakan sebuah pemanasan. Setelah bull market – yang kini berlangsung dan kemungkinan akan berakhir antara bulan April dan Juni tahun ini – telah selesai, suatu gelombang baru dari bear market akan dimulai yang mirip dengan apa yang dialami oleh investor sebelumnya pada tahun 2008. Seperti biasa, kenaikan harga saham yang sekarang terjadi telah mendatangkan harapan yang diperbaharui bahwa suatu bull market yang baru sedang berjalan. Harapan yang sama lazim ditemukan selama awal pemulihan sampai bulan April 1930, setelah crash pada tahun 1929. Jadi jangan salah mengira suatu BEAR untuk suatu BULL, seperti pelukis di gambar dibawah ini karena pada dasarnya inilah suatu bear market rally dan bukan sebuah bull market yang baru!

6,469.950.0%

8,293.823.6%

9,422.1138.2%

10,334.0350.0%

11,245.9561.8%

14,198.1100.0%

14164.58 (Oct 9, 2007)

6469.95 (Mar 6, 2009)

PriceUSD

14,50015,000

14,000

13,500

13,000

12,500

12,000

11,500

11,000

10,500

10,0009,500

9,000

8,500

8,000

7,500

7,000

6,500

6,000

.125,0005,500

O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J FQ4 2007 Q1 2008 Q2 2008 Q3 2008 Q4 2008 Q1 2009 Q2 2009 Q3 2009 Q4 2009 Q1 2010

Page 48: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 48

Sumber: Immobilienblasen (hat tip: The Big Picture)

Pemulihan yang kini sedang berlangsung dalam harga saham sebanding dengan yang terjadi dari November 1929 ke April 1930. Kedua pemulihan merupakan perbaikan awal dari level terendah yang tercapai masing-masing di bulan November 1929 dan Maret 2009. Lalu … kedua pemulihan ini diberikan bantuan oleh bank sentral AS dalam keadaan panik. Lompatan dari November 1929 ke April 1930 mengejar kembali 48% dari penurunan dalam crash pada tahun 1929 (lihat grafik dibawah ini). Sejauh ini, Dow Jones telah menguat lebih dari 50% dari level terendahnya yang tercapai pada tanggal 6 Maret 2009. Kemudian sama dengan awal musim panas di 1930, setelah pemulihan bursa saham tersebut, bullishness atau rasa optimis sekarang sangat tinggi. Tetapi jika Anda menganalisa grafik berikut ini dengan seksama, Anda pasti tahu apa yang terjadi setelah itu kan?

Page 49: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 49

Berdasarkan analisa yang telah saya lakukan di halaman-halaman sebelumnya, saya berkeyakinan besar bahwa sejarah akan mengulang dirinya dan banyak investor akan terjebak dalam “perangkap” ini. Nah, pertanyaan berikutnya adalah: “How Low Can You Go?” Hampir pasti kejatuhan mendatang akan menembus level terendah sebelumnya di sekitar 6470. Mudah-mudahan the DJIA (Dow Jones Industrial Average) tidak akan mengulangi kejadian dari 1929 sampai 1932 dimana 2008 merupakan 1929 dalam slow motion dan rally pada tahun 2009 sangat mirip dengan rally di awal 1930.

Page 50: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 50

Mengapa demikian? Karena setelah rally pada tahun 1930 the DJIA anjlok 86%, yang berlangsung selama dua tahun. Seandainya sejarah berulang, Dow Jones akan mencapai 5000 di tahun 2010 dan 1400 pada bulan Januari 2012, dan itu akan terasa seperti akhir dunia atau sama dengan apa yang diprediksi oleh suku Maya. Coba lihat grafik dibawah ini, dan Anda akan memahami mengapa target tersebut sangat wajar, jika Dow disesuaikan untuk inflasi.

Sumber: Chart of the Day, 19 Juni 2009.

Sayapun memperkirakan bahwa level terendahnya akan tercapai antara tahun 2011 dan awal 2012, dan krisis yang mengerikan itu akan kembali mempercepat cetakan uang oleh sebagian besar bank sentral di negara Barat, yang kemungkinan akan mendorong perekonomian dunia menuju ke hyperinflation atau inflasi yang tinggi pada tahun 2011-12.

Page 51: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 51

Pendek kata mulai kuartal kedua tahun ini, siap-siaplah untuk tekanan yang dahsyat dimana pasar (saham, komoditas, mata uang terhadap dolar AS) bisa mengalami penurunan yang sama dengan 2008. Maka pesan saya adalah sangat mudah: JANGAN LUPA AMBIL UNTUNG! Sebaiknya Anda menjual setidaknya 50% dari saham Anda supaya dana Anda aman. Kemungkinan Anda memang tidak memperoleh potensi keuntungan yang maksimal, tetapi Anda juga tidak akan merasa ”tersakiti”. Dan … tetap selalu ingat bahwa setiap krisis atau bahaya pada kenyataan menawarkan banyak peluang. Sekarang valuasi saham secara internasional masih mahal, tetapi setelah crash berikutnya semua saham kemungkinan besar akan dapat dibeli pada harga yang sungguh menggiurkan! Apakah Amerika Serikat akan masuk ke “neraka”?

It’s amusing that the fiscal health of the developed world now hinges

on the amount of ink cartridges that are accessible to the world’s two

main central banks … the United States and Britain.

– “Tyler Durden” – zerohedge.com – January 5, 2010

Saya rasa Wayne Allyn Root, yang merupakan calon Wakil Presiden untuk Libertarian Party pada tahun 2008, menggambarkan kondisi ekonomi dan politik AS secara paling jelas: “Resep Presiden Obama akan membunuh pasien yang sedang sakit. Obama meyakini bahwa jika pasiennya menderita kegemukan, diabetes dan sebuah mulut penuh dengan gigi yang membusuk, resep yang paling tepat adalah es krim untuk sarapan, makan siang, makan malam dan makanan penutup.”

Page 52: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 52

“Bukan hanya es krim apa saja, tetapi 3 pesanan Ice Cream Sundaes yang dilapisi oleh sirop coklat untuk SETIAP ORANG! Dan semua ini gratis untuk dimakan sebanyak kita mau, seberapa kali sehari yang kita suka. Bagaimana kita akan sanggup mendapatkannya? Bank sentral AS akan mencetak semua uang yang kita butuhkan.” “Itulah mungkin merupakan caranya bagaimana seorang politik yang korup menyuap rakyat agar dipilih kembali, tetapi itu juga adalah model ekonomi yang sama dengan the Roman Empire … atau the Greek Empire … atau Argentina pada pergantian ke abad ke-20 … atau the Weimar Republic sebelum Perang Dunia Kedua … atau Zimbabwe pada masa kini. Semua negara dan kerajaan tersebut berakhir dengan buruk. Disayangkan Amerika berada di jalan yang sama kepada kehancuran ekonomi.”

Page 53: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 53

Apakah STAGFLASI akan mendominasi dasawarsa ini? Definisi dari stagflasi adalah suatu perekonomian stagnan yang tumbuh jauh dibawah potensinya sementara baik inflasi maupun pengangguran sedang meningkat. Meskipun jarang terjadi, sungguh mungkin perekonomian melambat dan inflasi meningkat pada saat yang sama. Itu pernah terjadi di tahun 1970an, dan itu bisa terjadi lagi sekarang. Dan sama dengan stagflasi global pada tahun 70an, semuanya berawal dari suatu kenaikan yang tajam dalam harga minyak. Kemudian kondisi tersebut berlanjut terus karena BANK SENTRAL menerapkan kebijakan moneter yang longgar secara berlebihan untuk menghalangi resesi, yang pada akhirnya mengakibatkan tingkat inflasi diluar kendali. Nah, justru karena berbagai pemerintahan di dunia, terutama di negara Barat dan juga di Cina, meningkatkan pengeluaran atau “pemborosan” mereka dan mencetak uang seperti tiada hari esok, saya secara pribadi khawatir sekali bahwa tingkat inflasi yang tinggi bahkan HYPERINFLATION akan menghadang kita! Coba saja melihat pada grafik dan tabel dibawah ini betapa tinggi inflasi bisa melejit pada saat perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran pemerintah makin lama menjadi makin besar.

Page 54: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 54

Page 55: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 55

Apa yang disarankan? Sekali lagi, sekarang nampaknya saat yang tepat untuk mulai menerapkan MANAJEMEN RISIKO YANG KETAT. Atau dengan kata lain, jangan lupa mengintegrasikan titik keluar dalam rencana investasi Anda agar kerugian dapat diminimalisir maupun keuntungan dimaksimalkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah lewat penggunaan trailing stop loss. Akhirnya mungkin Anda juga perlu mengambil sebagian keuntungan dari saham yang sudah naik puluhan bahkan ratusan persen tahun yang lalu, mengakumulasi uang tunai, dan memikirkan aset apa yang akan dibeli ketika saat yang baik tiba. Sesuai dengan peringatan yang telah saya berikan berulangkali mengenai inflasi tinggi yang kemungkinan besar akan membayangi perekonomian dunia dalam beberapa tahun kedepan, saya ingin menghimbau Anda untuk melindungi daya beli Anda dengan berinvestasi dalam aset berikut ini: ● Saham-saham yang berhubungan dengan komoditas, terutama yang permintaannya

cenderung naik terus dari tahun ke tahun dan sangat dibutuhkan oleh Cina maupun India, seperti saham BATUBARA dan saham CPO.

● EMAS dan PERAK, baik dalam bentuk batangan maupun perhiasan, atau lewat

perdagangan bursa berjangka. ● PROPERTI atau saham-saham yang berhubungan dengannya, karena pada

umumnya real estate bisa mempertahankan nilainya terhadap inflasi dimana harga tanah maupun bangunan terapresiasi dibanding uang kertas.

Oleh karena artikel ini sudah cukup panjang, maka akan saya bahas saham-saham yang paling menjanjikan dalam 5 tahun kedepan pada tulisan saya yang berikutnya. Dan … oh iya, jangan sampai terjebak pada saat bear market kembali berjaya, karena nantinya mungkin bisa mengalami kejadian seperti orang pada gambar dibawah ini.

Page 56: waspadai krisis kredit babak kedu.pdf

Page 56

Semoga Anda dapat memperoleh banyak keuntungan lewat Bursa Efek Indonesia ataupun Bursa Berjangka Jakarta, dan Anda selalu diberkati Tuhan! Nico Omer Jonckheere

Vice President, Research & Analysis