12
PENUNDAAN UMUR MENOPAUSE PADA PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DI PALEMBANG Mgs. H. Usman Said Laboratorium/UPF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ Perjan RSMH Palembang Abstract Menopause which signed by absence of menstruation, anovulation with clinical and psychological symptom which decrease the women quality of live. Eventhough before the menopause happened, it lead by perimenopause symptom which cause significant psychological disorder, it could decrease the women geriatric quality of live. It due to decrease of estrogen concentration level. The user of oral contraception, get estrogen and progesterone everyday eventhough in a low dose. Given of oral contraception could be assume that menopause could be delayed on the user of hormonal combination contraception. This research approve that assume by doing investigation to the user of oral contraception, compare to other 30 women who not using oral contraception. Hipotesis Ho of this research is: there is no delayed of menopause to the user of oral contraception and H 1 : there is delayed of menopause to the user of oral contraception. The oral contraception was received for 2 until 5 years and from the data, we could do odds ratio statistic test and it is valuable when the OR= 2. Statistic analysis using SPSS 10,00 programe ad from stastic test of 2 group user oral contraception and other group which not using oral contraception we got that it is valuable with p=0,047. Key word : menopause, oral contraception, estrogen, progesterone. Abstrak Menopause yang ditandai berhentinya haid pada seorang wanita disamping merupakan tanda wanita tersebut tidak subur lagi, juga disertai gejala klinik dan psikologis yang menurunkan kualitas hidup seorang wanita. Bahkan sebelum terjadinya menopause biasanya di dahului gejala peri menopause yang sudah menimbulkan goncangan psikologis yang cukup berarti untuk menurunkan kualitas terhadap seorang walansia (Wanita lanjut usia). Kejadian ini disebabkan penurunan kadar hormon estrogen. Pada pemakai oral kontrasepsi setiap hari mendapatkan hormon estrogen dan progestron walaupun dosis rendah. Dengan adanya pemberian tambahan oral kontrasepsi ini dapat diasumsikan bahwa pengguna kontrasepsi hormonal kombinasi ini akan terjadi penundaan usia menopause. Penelitian ini akan membuktikan asumsi tersebut dengan meneliti pemakai kontrasepsi oral dibandingkan dengan wanita yang tidak memakai kontrasepsi oral masing-masing sebanyak 30 orang. Hipotesis pada penelitan ini adalah Ho : Tidak ada penundaan usia menopause pada pemakaian 1

US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sxdsf

Citation preview

Page 1: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

PENUNDAAN UMUR MENOPAUSE PADA PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DI PALEMBANG

Mgs. H. Usman SaidLaboratorium/UPF Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ Perjan RSMH PalembangAbstract Menopause which signed by absence of menstruation, anovulation with clinical and psychological symptom which decrease the women quality of live.

Eventhough before the menopause happened, it lead by perimenopause symptom which cause significant psychological disorder, it could decrease the women geriatric quality of live. It due to decrease of estrogen concentration level. The user of oral contraception, get estrogen and progesterone everyday eventhough in a low dose.

Given of oral contraception could be assume that menopause could be delayed on the user of hormonal combination contraception. This research approve that assume by doing investigation to the user of oral contraception, compare to other 30 women who not using oral contraception. Hipotesis Ho of this research is: there is no delayed of menopause to the user of oral contraception and H 1: there is delayed of menopause to the user of oral contraception.

The oral contraception was received for 2 until 5 years and from the data, we could do odds ratio statistic test and it is valuable when the OR= 2.Statistic analysis using SPSS 10,00 programe ad from stastic test of 2 group user oral contraception and other group which not using oral contraception we got that it is valuable with p=0,047.Key word : menopause, oral contraception, estrogen, progesterone.

AbstrakMenopause yang ditandai berhentinya haid pada seorang wanita disamping merupakan tanda wanita tersebut tidak subur lagi, juga disertai gejala klinik dan psikologis yang menurunkan kualitas hidup seorang wanita.

Bahkan sebelum terjadinya menopause biasanya di dahului gejala peri menopause yang sudah menimbulkan goncangan psikologis yang cukup berarti untuk menurunkan kualitas terhadap seorang walansia (Wanita lanjut usia). Kejadian ini disebabkan penurunan kadar hormon estrogen. Pada pemakai oral kontrasepsi setiap hari mendapatkan hormon estrogen dan progestron walaupun dosis rendah.

Dengan adanya pemberian tambahan oral kontrasepsi ini dapat diasumsikan bahwa pengguna kontrasepsi hormonal kombinasi ini akan terjadi penundaan usia menopause. Penelitian ini akan membuktikan asumsi tersebut dengan meneliti pemakai kontrasepsi oral dibandingkan dengan wanita yang tidak memakai kontrasepsi oral masing-masing sebanyak 30 orang. Hipotesis pada penelitan ini adalah Ho : Tidak ada penundaan usia menopause pada pemakaian oral kontrasepsi dan H1 : Ada penundaan usia menopause pada pemakaian oral kontrasepsi.

Lama pemakaian kontrasepsi oral tersebut selama 2-5 tahun dan pada hasil data hasil data yang didapat dilakukan uji statistik odds ratio dan dianggap bermakna bila OR = 2.

Analisa statistik digunakan program SPSS 10.00 dari hasil uji statistik dua kelompok pemakai oral kontra sepsi dan tidak memakai kontrasepsi oral didapatkan yang bermakna dengan p = 0,047.Kata kunci : Menopause, Kontrasepsi oral, estrogen, progesteron.

1

Page 2: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

PENDAHULUANMenopause merupakan suatu keadaan berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh hilangnya fungsi folikel ovarium. Secara klinis menopause didiagnosis apabila sudah terjadi amenore selama 12 bulan, dan waktu menstruasi terakhir ditentukan secara retrospektif.1,2

Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause antara lain adalah1,2,3

1. Genetik2. Makanan3. Berat badan4. Sosiokultural5. Status perkawinan6. Paritas7. Penggunaan kontrasepsi oral8. Geografi9. Musim10. Perokok11. Penyakit kronis12. Obat-obatan.

Faktor genetik Di Amerika dan Afrika Selatan umur rata-rata menopause orang Negro dan Kaukasus berbeda kurang lebih 1 tahun. Pada negara berkembang onset menopause lebih dini. Menopause terjadi pada umur 44 tahun di Punjab India, 43-47 tahun di Bandi Papua Nugini dan 40 tahun pada orang Indian Mexico. Data tersebut disusun berdasarkan genetik tetapi mereka tidak dapat menjelaskan secara rinci pada kelompok-kelompok yang lainnya. 1,4

Usia menarke yang lebih cepat dapat menyebabkan pengurangan sisa folikel lebih cepat sehingga menopause akan terjadi lebih awal, sementara terjadinya menarke sebagian dikontrol oleh faktor ginetik . diperkirakan pengaruh genetik terhadap menarke sebesar 45%. Penelitian yang dilakukan oleh Cramer dan Torgerson dkk, memperlihatkan bahwa riwayat keluarga berpengaruh terhadap usia menopause. Chebab dkk, melakukan penelitian dengan menyuntikkan leptin pada tikus prepubertas di mana hormon tersebut disekresikan dari jaringan adipose yang dianggap sebagai pemicu terjadinya pubertas. Mereka menyimpulkan umur sistem reproduksi tidak hanya ditentukan oleh pengurangan folikel pada ovarium itu sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas neuroendokrin. Wise dkk, menyimpulkan bahwa baik ovarium, neuroendokrin maupun kontrol genetik memegang peranan penting dalam menentukan usia menopause.1,2, 5

Faktor makanan dan berat badanUsia wanita menopause di Negara berkembang telah sering diteliti, di mana didapat usia menopause lebih cepat pada wanita-wanita yang kurang gizi dibandingkan dengan yang mempunyai gizi baik. Torgeson dkk, (1994) mengatakan pemakan daging dan konsumsi alkohol berpengaruh terhadap usia menopause.1,5,6

Pemberian nutrisi yang adekuat dapat memaksimalkan umur menopause. Pada studi lain di Amerika dan Belanda menunjukkan bahwa wanita yang kurus dan memiliki postur tubuh yang kecil cenderung lebih cepat mendapat menopause. Tetapi tidak jelas bahwa bagaimana berat badan dan lamanya kurang gizi atau malnutrisi dapat menyebabkan menopause hal ini mungkin dapat menyebabkan karena diet yang tidak adekuat dapat menyebabkan gangguan reproduksi.1,6,7,8,9,10

Faktor sosial budayaPerbaikan sosial ekonomi dan peningkatan nutrisi serta pertumbuhan somatik yang baik mempunyai hubungan yang bermakna dalam peningkatan usia menopause di negara-negara barat. Sebaliknya sosial ekonomi yang rendah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap usia menopause yang timbul lebih dini..6,7,8,9,10

Status perkawinanWanita yang tidak menikah lebih cepat mendapat menopause dibandingkan dengan wanita yang menikah. Hubungan antara jumlah kehamilan dan usia menopause masih kontroversial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah kehamilan yang tinggi dengan menopause yang terlambat pada kelompok yang mempunyai sosial-ekonomi yang tinggi, tetapi tidak ada perbedaan pada kelompok yang memiliki sosial ekonomi yang rendah. Pada penelitian yang lainnya justru didapatkan bahwa paritas yang sangat tinggi menyebabkan menopause yang lebih cepat.9,10,11,12,13,14

Geografis dan musimUmur wanita menopause pada negara-negara tropis lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara yang bukan tropis. Hal ini mungkin tidak berhubungan langsung dengan letak negara tetapi berhubungan dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

RokokRokok mempunyai hubungan yang sangat bermakna dengan timbulnya menopause yang lebih awal.

2

Page 3: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

Beberapa penelitian mengatakan bahwa wanita perokok akan mengalami menopause 1-2 tahun lebih awal jika dibandingkan dengan bukan perokok. Tembakau dan tar mempunyai efek yang besar terhadap fungsi ovarium. Pada perokok terdapat pengaruh terhadap elastisitas pembuluh darah dan kapasitas hemoglobin untuk mengangkut oksigen dan juga efek terhadap neuroendokrin dan metabolisme steroid. Russel dkk, (1994) melaporkan bahwa pada perokok menopause lebih cepat timbul dibandingkan dengan bukan perokok.15,16

Penyakit dan obat-obatanTerdapat bukti bahwa berbagai bentuk obat-obat anti kanker menyebabkan menopause lebih awal. Gagalnya fungsi ovarium terjadi sekitar 40-85% pada wanita yang mendapat terapi cyclophosphamide, metotrexate, dan fluorouracil hasil yang sama juga didapat pada penderita yang mendapat kemoterapi cyclophosphamide, doxorubicin dan fluorouracil. Golongan alkilating secara langsung menyebabkan toksik pada folikel ovarium. Umur pemberian kemoterapi juga berperan sebagai kofaktor dari menopause yang lebih dini. Amenorea yang permanen akan terjadi sekitar 40-50% setelah pemberian kemoterapi pada wanita yang berusia kurang dari 40 tahun, sedangkan pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun 90%.1,16,18

Kontrasepsi oralSaat ini lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi oral. Di banyak negara, pil adalah bentuk kontrasepsi reversible yang terpopuler selama dua dekade terakhir. Di negara maju, penggunaan pil telah mencapai kira-kira 24 juta wanita menikah atau 14% dari wanita menikah dengan usia reproduktif, atau kira-kira 6% dari wanita usia reproduktif.17

Pil kombinasi dianggap sebagai suatu metoda kontrasepsi yang dapat dipercaya. Semua pil kombinasi mengandung estrogen dan progesterone. Kandungan estrogen di dalam pil bekerja menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang sudah dibuahi. Mungkin juga dapat menghambat implantasi sel telur. Secara umum dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil bekerja dengan jalan menekan sekresi FSH sehingga menghalangi maturasi folikel di ovarium. Karena pengaruh estrogen tidak ada di ovarium, maka tidak terjadi pengeluaran LH, dengan demikian walaupun terjadi pematangan folikel tetapi tidak terjadi ovulasi (95-98% tidak terjadi ovulasi). Progestin di

dalam pil akan mengentalkan lender serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormone ini juga mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi. 18,19

Keuntungan dari pada penggunaan kontrasepsi oral (pil kombinasi) adalah mempunyai efektifitas yang tinggi yaitu 99,9% jika digunakan dengan benar. Selain mempunyai efektifitas yang tinggi juga risiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak diperlukan pemeriksaan untuk nilai penggunanya, tidak mengganggu hubungan seksual, mudah digunakan, mudah dihentikan setiap saat, mempunyai efek perlindungan terhadap infeksi genitalia bagian atas karena progesteron menyebabkan lendir serviks menjadi kental dengan demikian infeksi pada vagina atau serviks kecil kemungkinan dapat mencapai uterus dan tuba. 6,8,9

Pada penelitian yang lain dikatakan bahwa penggunaan kontrasepsi oral dapat menghambat menopause karena penekanan pada FSH dapat menekan perkembangan folikel sehingga pengurangan folikel di ovarium dapat dikurangi. Pada penelitian yang lainnya efek ini disebabkan karena pembarian estrogen dapat mencegah atresia folikel. 12

Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause tersebut penggunaan kontrasepsi, cukup menarik perhatian karena dari data yang didapat kurang lebih 145.000 wanita usia subur di kota Palembang menggunakan kontrasepsi hormonal, terutama kontrasepsi oral, yang merupakan alat kontrasepsi yang lebih praktis, murah, efektif dan mudah diperoleh. Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemakaian kontrasepsi oral terhadap usia terjadinya menopause di kota Palembang.17,18

Menopause merupakan suatu keadaan berhentinya menstruasi secara permanent yang disebabkan oleh hilangnya fungsi folikel ovarium. Secara klinis menopause didiagnosis apabila sudah terjadi amenore selama 12 bulan, dan waktu menstruasi terakhir ditentukan secara retrospektif.16

Sampai sekarang penelitian tentang usia terjadinya usia menopause di Indonesia, khususnya di kota Palembang belum banyak dipublikasikan.

Di beberapa Negara telah dilakukan penelitian usia menopause seperti di Punjabi India usia menopause terjadi pada umur rata-rata 44 tahu, di Papua Nugini menopause terjadi usia 43-47 tahun dan di Mexico pada orang Indian usia menopause terjadi pada usia 40 tahun, Lee dan Arriola (1999) melaporkan usia rata-rata menopause di California 51 tahun.13 Hutapea (1998) melaporkan di Medan usia menopause rata-rata

3

Page 4: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

48,3 tahun dengan interval 43-53 tahun, sedangkan Agoestina (1982) di Bandung melaporkan bahwa pada usia 48 tahun 50% wanita Indonesia telah mengalami menopause.6

Identifikasi masalah1. Menopause sering menimbulkan masalah

kesehatan dan menurunkan kualitas hidup walansia.

2. Usia menopause berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lainnya dan belum tersediannya data usia menopause terutama di kota Palembang.

3. Diantara faktor yang mempengaruhi usia menopause adalah : penggunaan kontrasepsi.

4. Pemakaian kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi oral merupakan yang tertinggi di kota Palembang.

5. Perlukah mencari jawaban apakah pemakaian kontrasepsi oral mempengaruhi usia terjadinya menopause.

Kerangka pemikiranMenopause dengan berbagai permasalahannya ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pemakaian kontrasepsi oral yang telah lama dikenal oleh masyarakat, mudah didapat, murah pemakainya banyak, efektifitas tinggi.

Data mengenai usia menopause, serta pengaruh pemakaian kontrasepsi oral terhadap usia terjadinya menopause belum tersedia. Di berbagai kepustakaan dikatakan bahwa salah satu yang berpengaruh protektif terhadap menopause adalah kontrasepsi oral.Tujuan penelitianPenelitian ini bertujuan untuk :1. Mengetahui usia menopause rata-rata di kota

Palembang.2. Mengetahui pengaruh kontrasepsi oral pada

terjadinya menopause.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol yang dilakukan terhadap 60 responden yang telah ditentukan melalui perhitungan sample dan telah memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Penelitian ini dilakukan di kota Palembang yang berlangsung mulai bulan Januari s/d Desember 2000.

Setelah memperhatikan kriteria penerimaan dan penolakan, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang dipandu oleh kuisioner yang sudah dirancang.

Kriteria penerimaan adalah semua wanita yang sudah menopause dan yang belum menopause yang mempunyai umurdan karakteristik yang sama.

Kriteria panolakan sampel :a. Sudah mengalami operasi histerektomi ataaau

salfingoooferektomi.b. Pernah atau sedang menjalani terapi sulih

hormon.c. Pernah mendapat kemoterapi atau terapi

radiasi genitalia sebelum menopause.d. Perokok.e. Tidak pernah menikah.f. Menderita penyakit kronis pada saat masih

usia reproduksi.g. Tidak bersedia ikut penelitian. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30

sebagai kelompok kasus yaitu wanita yang sudah mengalami menopause dan 30 wanita yang belum menopause yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Dikatakan menopause jika wanita tersebut sudah tidak datang haid selama 1 tahun atau lebih dan dikonfirmasikan dengan melihat kadar FSH di dalam serum.

Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi dan sebagian dilakukan uji statistik dengan menggunakan Chi-square test atau Fisher exact test untuk data diskrit dan t-test untuk data kontinyu. Paket program Komputer yang digunakan untuk perhitungan statistik terhadap data penelitian adalah SPSS 10.0 for windows. Perbedaan dinyatakan bermakna secara statistik bila didapatkan nilai p value lebih kecil dari 0,05.

Pada penelitian ini didapatkan usia rata-rata menopause di kota Palembang adalah 53,4 ± 4,47676 tahun dan kadar FSH serum wanita menopause 123,9690 ± 19,11422 mikro unit/ml. terdapat perbedaan yang bermakna usia terjadinya menopause wanita yang pernah memakai kontrasepsi oral dan yang tidak pernah memakai kontrasepsi dengan p = 0,047.

HASIL DAN DISKUSIPenelitian dilakukan selama periode 1 Januari – 30 Desember 2000, terdapat 60 subjek penelitian yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu 30 wanita yang sudah mengalami menopause sebagai kelompok kasus dan 30 wanita yang belum menopause sebagai kelompok kontrol yang memenuhi kriteria.

Sebelum dilakukan pengambilan sampel, masing-masing kelompok dilakukan anamnesis yang meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, paritas kebiasaan merokok, masih menstruasi atau

4

Page 5: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

tidak, dan dilakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, dan pada yang sudah mengalami menopause dijelaskan akan dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang sampelnya diambil dari darah vena dan dimintakan persetujuannya.Table 1. Perbandingan umur rata-rata responden (tahun)Umur rata-rata usia menopause yaitu 53,4 tahun dengan standard deviasi ± 4,47676. jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mempunyai usia rata-rata 52,00 dengan standard deviasi ± 2,87678 secara statistik tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antar kelompok kasus dengan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,155. hal ini mengajukan terdapat kesesuaian sample antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol.

Tabel 2. Pendidikan responden

Tampak bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMP yaitu sebesar 80%, sedangkan yang mempunyai pendidikan SMU sebesar 8,3% dan mempunyai pendidikan SD sebesar 11,7%.

Table 3. Distribusi pekerjaan responden.Pekerjaan Prekuensi %Ibu rumah tanggaKaryawan

2040

33,3366,67

Jumlah 60 100Tampak sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan yaitu 66,66%, sedangkan 33,33% sebagai ibu rumah tangga.

Table 4. perbandingan usia menarke responden (tahun)

Menunjukkan bahwa usia menarke rata-rata kelompok kasus 14,6667 dengan standard deviasi ± 1,42232 dan kelompok kontrol 14,16667 dengan standard deviasi ±

0,91287. secara statistik perbedaan antara usia menarke kelompok kasus dan kontrol tidak bermakna dengan p = 0.111. ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian usia menarke antara kasus dan kontrol.

Table 5. perbandingan siklus menstruasi

responden (hari)N Mean SD SE

KasusKontrol

3030

28,80029,000

1,18611,0171

0,21650,1857

Jumlah 60Menunjukkan bahwa siklus menstruasi rata-rata kelompok kasus adalah 28,8000 hari dengan standard deviasi ± 1,18613 dan kelompok kontrol 29,0000 hari dengan standard deviasi ± 1,01710. secara statistik perbedaan siklus menstruasi antara kelompok kasus dan kontrol tidak bermakna dengan nilai p = 0,486. hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian siklus menstruasi antara kelompok kasus dan kelompok

kontrol. Tabel 6. Perbandingan Berat badan responden (kg)

N Mean SD SEKasusKontrol

3030

51,066752,5000

3,352132,31561

0,612010,42277

Jumlah 60Tabel 7 menunjukkan bahwa berat badan rata-rata kelompok kasus adalah 51,0667 kg dengan standard deviasi ± 3,35213 dan kelompok kontrol adalah 52,5000 kg dengan standard deviasi ± 2,31561. Perbedaan antara kelompok kasus dan kontrol secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna, hal ini menunjukkan adanya kesesuaian berat badan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.

Tabel 7 Distribusi paritas responden

5

N Mean SD SEKasusKontrol

3030

53,40052,0000

4,476762,87678

0,817340,52523

Jumlah 60

Pendidikan Prekuensi %SDSMPSMU

7485

11,780,08,30

Jumlah 60 100

N Mean SD SEKasusKontrol

3030

14,666714,1667

1,422320,91287

0,259860,16667

Jumlah 60

Lama pemakaian kontrasepsi oral

Prekwensi %

2345

121875

28,5742,8516,6711,90

Jumlah 42 100

Page 6: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

Tampak bahwa paritas 5 yang paling banyak ditemukan pada responden yaitu sebesar 31,7% sedangkan paritas 4 dan 6 masing-masing 25% dan yang paling sedikit dijumpai adalah paritas 8 hanya 1,7% dari 60 responden.

Tabel 8. Hasil pemeriksaan laboratorium FSH responden (mikro unit/ml)

Pada tabel 8 tampak bahwa rata-rata kadar FSH kasus menopause 123,9690 mikro unit/ml dengan standard deviasi ± 19,11422. Di beberapa kepustakaan dikatakan menopause jika kadar FSH serum lebih dari 40 mikro unit/ ml.

Hal ini sesuai dengan apa yang didapatkan pada responden. Pada penelitian ini kita tidak dapat membandingkan kadar FSH serum wanita yang belum menopause, karena tidak dilakukan pemeriksaan FSH pada kontrol.

Tabel 9. Hubungan pemakaian kotrasepsi oral dengan usia terjadinya menopause.

X2 p = 0,047

Data di atas tampak bahwa wanita yang belum menopause lebih banyak memakai kontrasepsi oral (41,47%) sedangkan wanita yang sudah menopause lebih sedikit memakai kontrasepsi oral yaitu hanya 28,33%. Sebaliknya wanita yang belum menopause lebih sedikit yang tidak memakai kontrasepsi oral yaitu 8,33% sedangkan wanita yang sudah menopause lebih banyak yang tidak memakai kontrasepsi oral yaitu 21,67%. Hal ini secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara wanita yang belum menopause yang pernah memakai kontrasepsi dengan kelompok wanita yang sudah menopause yang pernah memakai kontrasepsi oral dengan nilai p = 0,047. Ini menunjukkan bahwa usia terjadinya menopause wanita yang pernah memakai kontrasepsi oral lebih lambat timbul dibandingkan pada wanita yang tidak pernah memakai kontrasepsi oral.

Pada penelitian ini responden yang pernah memakai kontrasepsi oral sebanyak 42 orang respnden. Lamanya memakai kontrasepsi oral 28,57 2 tahu, 42,85% 3 tahun, 16,67% 4 tahun dan 11,90% selama 5 tahun.

Ringkasan1. Telah dilakukan

penelitian kasus kontrol tentang pengaruh pemakaian kontrasepsi oral terhadap usia terjadinya menopause di kotamadya Palembang dengan responden sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 responden kelompok kasus dan 30 responden sebagai kelompok kontrol dari tanggal Januari 2000 sampai dengan 31 Desember 2000.

2. Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang makna secara statistik usia menopause responden yang pernah memakai kontrasepsi oral dan yang tidak pernah memakai kontrasepsi oral dengan nilai p = 0,047.

3. Usia menopause rata-rata yang didapat yaitu 53,4 ± 4,47676 tahun.

4. Hasil pemeriksaan laboratorium FSH resum rata-rata wanita menopause di kotamadya Palembang didapat sebesar 123,9690 ± 19,11422 mikro unit/ml.

6

N Mean SD SEKasusKontrol

30-

123,969-

19,11422-

3,48976-

Jumlah 30

Pernah memakai kontrasepsi oral(+) (-) Total

Menstruasi (+)Menstruasi (-)

25 (41,47%)17 (28,33%)

5 (08,33%)13 (21,67%)

30 (50,00%)30 (50,00%)

Total 42 (70,00%) 18 (30,00%) 60 (100%)

Page 7: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang

KESIMPULAN1. Usia menopause rata-rata di kota Palembang

adalah 53,4 ± 4,47676 tahun.2. Wanita yang belum menopause lebih banyak

41,47% pernah memakai kontrasepsi oral, sedangkan wanita yang sudah menopause hanya 28,33% pernah memakai kontrasepsi oral.

3. Wanita yang pernah memakai kontrasepsi oral mempunyai usia terjadinya menopause lebih lambat dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah memakai kontrasepsi oral, p = 0,047.

Penelitian ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut untuk menghilangkan kemungkinan bias dalam pemilihan sample karena masih banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap menopause yang tidak dapat terkontrol pada saat merancang penelitian ini

Daftar pustaka1. Smith KE, Judd HL. Menopause & postmenopause. In :

DeCharney AH, Pernoll ML. Current obstretric & gynecologic diagnosis & treatment. 8th ed. Houston: Appleton & lange, 1994; 1030-1050.

2. Kistner RW. Gynecology principles and practice. 2nd ed. Chicago: Year Book Medical Publishers, 1973:658-668.

3. Wich BK, Carnes M. Menopause and the aging female reproductive system. Endrocrinol Metab Clin of North America 1995; 24;273-3293.

4. Brewer Jl, DeCosta EJ. Textbook of gynecology. 4 th ed. Baltimore: The Williams & Wilkins Company, 1967: 227-237.

5. Greendale GA, Lee NP, Arriola ER. The menopause. Lancet 1999; 353: 571-580.

6. Wiknyosastro H, Saifuddin BA, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Edisi ke-2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997: 128-131.

7. Swartz DP. The menopause. In: Swartz DP. Hormone replacement therapy. Baltimore: williams & Wilkins, 1992: 11-16.

8. Rachmann IA. Menopause. Jakarta : Kursus Dasar Imunoendokrinologi Reproduksi, 2002.

9. Hu FB, Grodstein F, Hennekens CH, et al. Age at natural menopause and risk of cardiovascular disease. Arch Inern Med 1999; 159: 1061-1066.

10. Bachmann GA. Sexual function in the perimenopause. Obstet Gynecol Clin of North American 1993; 20: 379-366.

11. Godsland IF. Effects of postmenopause hormone replacement therapy on lipid, lipoprotein, and apolipoprotein (a) concentrations: analysis of studies published from 1974-2000. Fertil Steril 2001; 75: 898-915.

12. Soehartono H. terapi sulih hormon pendekatan terhadap jaringan spesifik (suatu standard baru pengobatan baru). Malang: Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII Perkumpulan Obsentri dan Ginekologi Indonesia, 2002.

13. Khaw KT. Epidemiology of the menopause. British Medical Bulletin 1992; 48: 249-259.

14. BKKBN Kotamadya Palembang. Laporan bulanan peserta KB aktif sampai dengan bulan Oktober 1999.

15. Kuanitz AM. Oral contraceptive use in perimenopause. Am J Obstet Gynecol 2001; 185: S32-S37.

16. Greendale GA, Sowers MF. The menopause transition. Endocrinol Metab Clin of North America 1997; 26: 261-275.

17. Effendi KY. Perimenopause, menopause dan pascamenopause. Palembang: Simposium Ilmiah Forum Komunikasi Ilmu Kedokteran FK Unsri 18 Oktober 2001.

18. Chompootweep S, Tankeyoon M, Yamarat K, Poonsuwan P, Dusitin N. the menopause age and climacteric complaints in Thai women Bangkok Maturitas 1993; 17 (1): 63-71.

19. Muharam R, Baziad A. Analisis pemeriksaan hormon reproduksi. Jakarta: Kursus Imunoendokrinologi Reproduksi Dasar 1-4 April 2002.

20. Albertson BD. Hormone assay methodology: present and future prospects. Clin Obstet Gynecol 1990; 33 (3):591-61

7

Page 8: US - Penundaan Umur Menopause Pada Pemakaian Kontrasepsi Oral Di Pelembang