Urban Legend Five Nights at Freddy's

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    1/27

    ===Five Nights a t Freddy's===~ chapter 1 – Night 1

    From : Creepypasta

    .

    .

    .

    ."Hallo?""Ya—ya, hallo,"Terdengar suar a dari lubang hitam di gagang telepon.Suara itu sedikit parau dan gelisah."Ada a pa? Kamu kenapa? Cerita sam a Mamah!" tutur

    sang lawan bicara dengan nada jauh lebih wibawa,lembut namun tegas."Ehm…. Tidak ada apa -apa, Mah," sang an ak yang m asihdengan suara paraunya, sedikit berdehem, entah apatujuannya. Tentu rasat seorang ibu jarang sekali salah,ia merasa ada sesu atu yan g disembunyikan dari anakkesayangannya itu. Terlebih sebelumnya sang anakmengirimnya p esan."Bohong, kalau tidak ad a apa-apa u ntuk a pa kaumengirim pesan seperti itu? Uangmu habis l agi? Iya,

    'kan?"Sang anak menahan nafasnya sej enak lalumenghembuskannya se cara ka sar, naluri orang tua selalutajam. Tapi bukan ini yang akan ia katakan sebenarnya. Iamemang mengirim pesan kepa da ibunya, hanya inginbicarakan se suatu sa ja."Y-ya, maaf," suara s ang anak kini penuh rasa bersalahdari jauh, tersampai melalui telepon."Sudah Mamah duga! Nanti Mamah kirim uang—""Tidak usah, Mah!" cegah s ang a nak terburu-buru. "Masihada beberapa, kok! Untuk makan cukup. Yah, walauuntuk kuliah tidak," nada lesunya membuat sang ibu ikutmenghela nafas."Ya, kalau begitu tetap saja kirim—""Ya, untuk b ayar kuliah saja! Tidak u ntuk jajan,""Kenapa?""Ehm…. 'kan su dah Jer emy bilang, sebenarnya Jer emyingin kerja sambilan,"

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    2/27

    .

    .

    .Jeremy F itzgerald, mahasiswa kuliah siang dan jugamahasiswa 'kupu-kupu' (Kuliah-pulang-kuliah-pulang).Sebenarnya ia b erkecukupan, ia h anya memegangprinsip tidak mau merepotkan orang tuanya lebih jauh.Ia ingin merasakan bagaimana d unia ke rja, dankebetulan pihak kam pus m emperbolehkan dirinya u ntukkerja sambilan.Jeremy bukan Anak Mamih, ia benci julukan itu. Ia h anyaterlalu mendapat kasih sayang yang b erlebih d ari sangibu. Dengan s edikit berdebat dengan sang ibu, Jeremyakhirnya mendapat izin dari kedua o rang tuanya, untukkerja sambilan.

    Pria i tu b erumur duapuluh t ahunan, badan t idak terlalukurus, wajah tidak b isa dibilang jelek, dan ia cukup tinggi.Banyak teman-temannya yang membantu mencarikankerja sambilan, namun semuanya bergaji terlalu rendah.Ia sempat frustasi, tidak m enemukan nominal gaji yangcocok untuknya, untuk keh idupan se hari-harinya. Jeremytak lupa—justru sangat rajin untuk m elihat lowongankerja pada koran maupun majalah.DICARIMata Jeremy tertuju pada tulisan itu dan satu gambar

    yang menarik p erhatiannya. Gambar itu menunjukan tigamakhluk yang mirip kelinci memegang gitar elektrik, laluberuang dengan mic-nya, dan sem acam bebek atauayam yang membawa cup cake bermata dua m enghiasibagian krimnya, tak lupa ada lilin di atasnya."Hmm, robot?"Gumam pria itu sam bil mengamati gambar serincimungkin. Lalu matanya beralih ke tulisan di sampingnya.GRAND RE-OPENING!TEMPAT PIZZA ANTIK YANG MEMBERI KEHIDUPAN BARU!

    DATANG DAN JADILAH BAGIAN DARI WAJAH BARUFREDDY FAZBEAR'S PIZZA!KENAPA TIDAK?$100.50 SEMINGGU!HUBUNGI : 1-888-FAZ-FAZBEAR"Huh? Apa ini? Mereka membutuhkan apa? D anbahasanya a neh sekali,"Jeremy pun ber tanya pada t eman-teman kampusnya.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    3/27

    Dan tidak ada satupun yang tahu maksud dari promosiitu. Banyak temannya yang mengira ka lau itu hanyatipuan, atau itu h anya m erekrut perempuan yangbersedia duduk di kasir dan m enyapa t amu. Tapi, salahsatu temannya memberi saran a gar mengkontak pihaktersebut agar lebih jelas l agi. Dan Jeremy p un setuju, iamengambil langkah untuk menelepon pihak restoran...."Apa ka u yakin? Yah, menurutku kau m emang sed ikitcocok untuk jadi penjaga. Tapi, kau belum adapengalaman dan mereka m enerimamu? Lagi pula ga jinya

    juga tak seberapa! Kau bisa Teman Jeremy mengutarakan opininya.

    "Tidak juga, aku sendiri sedikit ragu. Setelah m enanyakanapa yan g mereka cari, dan ternyata m ereka merekrutbeberapa orang sa ja. Seperti penjaga m alam, dan sisanyauntuk b erdiri di belakang kasir dan kompor. Hanya satuyang aku bisa, menjadi penjaga malam saja,""Resikonya a ku mengorbankan jam tidur malamku. Tidakmasalah sebenarnya, aku masih bisa tidur di siang harisebelum kuliah dan pulang ku liah jam empat sore. Jamkerjaku dimulai tengah malam sampai jam enam pagi,"Lanjut Jeremy sam bil mengemas pe rbekalannya; kopi,

    kopi, kopi lagi dan m akanan ringan."Dan kau tidak di wawancara atau d iuji, bukan? I tu yangmembuatku aneh dan kurang yakin," temannya be lumberhenti mengkhawatirkan Jeremy."Mereka baru buka, maksudku buka kembali. Tidakterlalu heran ka lau mereka b utuh pegawai secepatnya!Tenang sa jalah, kawan!" Jeremy tersenyum sumringahsambil menepuk bahu lawan bicaranya itu."Ya, sudahlah. Hati-hati! Jika ada apa-apa cerita padaku!".

    ..Jeremy ba ru saja m emasuki pintu belakang khususkaryawan, dan disambut oleh Manajer dengan senyumanramah menghiasi wajahnya."Selamat datang! Hari pertama kerja, tentu aku harusmembawamu ke liling tempat ini,"Ucapnya tanpa ba sa-basi, dan memberikan name

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    4/27

    tagpada Jeremy. Name tag itu bertuliskan SECURITYGUARD. Tentunya Jeremy sudah memakai seragam yangdiberi oleh pihak restoran sebelumnya."Besok-besok datang satu jam sebelum shift-mudimulai," ucap Manajer sembari tangannyamemerintahkan Je remy agar mengikutinya ke m ana iapergi. "Siap, Manajer!"Jeremy d iajak b erkeliling dan ia tentu dilihat beberapapekerja lainnya. "Anak b aru? Selamat datang, nak!Penjaga m alam, kah?" sapa pria p aruh baya yangmemakai apron berlambang beruang mascot restoranini. Jeremy menebak diam-diam, lawan bicaranyabekerja sebagai waiter."Iya, namaku Jeremy! Salam kenal," balasnya sambiltersenyum. "Hmmm, berhati-hatilah!" lawan b icaranya

    tersenyum sesaat lalu pergi ke r uangan khusus karyawan."Huh?" Jeremy bingung a pa maksudnya d ari pria t adi.Manajer memanggil Jeremy yan g tertinggal di belakangsana untuk mengajak Jeremy ke mbali berkeliling."Kau akan menjadi penjaga, kau harus t ahu di mana letakkamera itu berada dan menangkap sisi mana saja,"Jeremy awalnya dibawa ketempat di mana ia a kanberjaga. "Ini ruanganmu sa at malam, kau hanya b isamelihat satu persatu ruangan melewati kamera ke layaruntuk ka u pantau, kameranya d i lengkapi perekam suara

    juga, jadi kau bisa mendengar ruangan. Teka n tombol-tombol ini untuk melihat setiapruangan. Dan kau hanya dibekali senter,"Mata Jeremy tak mau diam, melihat setiap inci tempat iaakan duduk sem alaman. Ruangannya tidak begituberantakan, tidak terlalu rapih juga. Hanya beberapatelevisi kecil menghiasi ruangan, kipas a ngin c ukup b esarbertengger di atas meja d an ditemani beberapa kertas.Dan televisi khusus u ntuk memantau tiap ruangan ada d isebelah m ejanya lagi, layar televisi itu c ukup b esar dan

    cembung tak lupa dihiasi tombol-tombol untukmemindahkan 'chanel'. "Baik!" Jeremy meyakinkandengan mantap.Mereka berdua lalu berjalan kembali ke lorong, setiaplorong maupun ruangan pasti dihiasi poster ataupunkertas gambar hasil anak-anak. Kertas warna-warni yangmenjuntai, bentuknya a da yang se perti kabel—ataumemang kabel? Jeremy tidak terlalu memikirkannya.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    5/27

    Jeremy memasuki ruang pesta pertama bersamaManajernya, dan ada pegawai lainnya yan g su dah se lesaimembersihkan sisa p esta dan menempelkan kertaspanjang berbentuk orang bergandengan di atas sa na,mendekati langit-langit ruangan."Ini ruangan pesta pertama,"Dua meja p anjang yang s udah b ersih, dihiasi topi pestauntuk a nak ke cil yang terjejer sangat amat rapih. Didinding tak lupa ada poster tiga robot yang terpisahmasing-masing.Manajer melangkah menyebrangi lorong. "Ini ruangpesta ke dua, seperti yang kau lihat, ruangan ini palingsering digunakan untuk pesta ulang tahun. Hati-hatilangkahmu! Mereka habis m embersihkan lantainya,"Jeremy melihat tanda warning dekat dengan meja

    panjang. "Woah, megah juga," gumam Jeremy masihmelihat sekeliling, bisa dibilang ruangan ini sedikit lebihbesar dan tentu rapih. Topi pesta berbaris,banner yangmenggantung dan bertuliskan 'LET'S PARTY!' menghiasiruangan ini."Ini ruangan pesta ke tiga, tepat di sebelah ruangan pestapertama," tuturnya sembari memperlihatkan salah saturuang pesta ya ng sudah rapih dan siap pakai besok.Ruang pesta ke t iga tidak sem eriah ruangan sebelumnya,hanya sa tu meja p anjang, di ujungnya a da beberapa

    kotak hadiah d an b alon b erisi gas H ydrogen itu. MataJeremy tertuju pada p oster yang menempel pada dindingyang sedikit lusuh. Poster i tu menampakkan tiga makhlukyang sepertinya sangat terkenal di sini."Ehm, Pak, ke tiga robot itu m askot di sini?" Jeremymemberanikan d iri. "Robot? Ah, maksudmu Animatronicitu? Tentu! Yang beruang adalah maskot utama, Freddynamanya. Akan kuperkenalkan kepada m ereka sem uananti,"Jeremy mengangguk cep at lalu mengikuti atasannya lagi

    menuju ruang selanjutnya. Ruangan pesta ke e mpat tidakterlalu meriah. Hanya satu meja panjang yang di atasnyadihias beberapa kotak hadiah dan balon berisi Hydrogen.Di dinding terdapat kertas kreasi yang membentuk tigamakhluk. Jeremy tidak terlalu jelas m elihatnya, karena ialangsung mengikuti Manajernya melihat ruangan lain."Ruangan selanjutnya, akan kuperkenalkan mereka,"Pegawai baru itu de ngan sem angat mengikuti ke mana

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    6/27

    Manajernya m elangkah. "Di sini sangat berantakan danbau, karena. Yah, karena di sini tempat Animatronic ya ngsedang dalam perbaikan atau benar-benar rusak,"Jeremy b ergidik, ruangan itu sedikit temaram dan lantaiyang m enghiasi seluruh restoran ini seperti papan c atur.Terlebih ruangan ini memang bau anyir besi berkarat danberantakan. Matanya tertuju pada Animatronicterbengkalai nan rusak."Ini Mangle, dia sebenarnya d i desain untuk Foxy ve rsilebih ramah, atau versi perempuannya. Tapi, dia sangatmalang nasibnya. Anak-anak justru merusaknya sa mpai-sampai ia tidak b isa digunakan lagi,"Jeremy se makin b ergidik melihat mesin tergeletakbernama Mangle itu hanya m ata seb elahnya saj a yan gada, dan ke palanya sa ja ya ng utuh berbentuk se perti

    rubah, rangka badannya b erserakan tak ka ruan. Dibahunya tampak menempel entah apa itu. "Ehm, ituapanya, Pak?" Jeremy berani menunjuk benda yangmembuatnya penasaran."Ah, itu se benarnya b urung beo, dia b erperan sebagaibajak laut di sini, seperti Foxy," Manajer menggesertubuhnya m enghadap Foxy. Seperti namanya, diaberbentuk rubah. Jauh berbeda dengan Mangle yangberwarna putih-merah muda. Foxy berwarna merah/crimson dan m emakai penutup mata pada mata

    kanannya.Kesan b ajak laut sangat lengkap p ada diri Foxy, tangankanannya bukan tangan robot, melainkan hookyangbiasa bajak laut pakai. Celana coklat lusuh dan robekmembungkus kakinya, ada robek pada b agian dada danlengan-lengannya memperlihatkan bagian dalam Foxy.Berupa ke rangka besi, tidak be da jauh dengan Mangleyang badannya memang rangka robot yang abstrak.Beruntung Foxy masih u tuh walau ia tidak da patdigunakan.

    "Lalu ini Chica. Dia a nak ayam yang manis seb enarnya.Dia rusak, seperti yang kau lihat,"Bukan bergidik lagi sekarang, Jeremy b enar-benarmerasa b ulu ku duknya berdiri dan bergetar. Robotkuning itu tergeletak terlentang tak b erdaya denganmulut terbuka memperlihatkan Endoskeleton, dadanyadihiasi apron kecil bertuliskan 'LET'S EAT!'. Kedua u jungtangannya putus da n hanya memperlihatkan ka bel-kabel

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    7/27

    yang menjulur. Jeremy m elihat gigi-gigi Chica."Ayam punya g igi, huh?""Ahahah! Tidak ad a sa lahnya, toh mereka hanya a latpenghibur anak-anak," tanggap Manajer santai."Ini Bonnie. Aku sendiri takut melihatnya," Manajermenutup m ulutnya rapat dan m elirik ke arah lain."Hiiiy!" reaksi Jeremy se telah menengok makhluk ungukebiruan ya ng tampak se perti kelinci.Wajahnya t idak ad a. Hanya rahang bawah beserta g iginyayang utuh. Bagian dalam wajahnya h anya a da kabel,rangka wajahnya t idak ke lihatan karena s edikit gelap.Bonnie y ang c ukup tinggi itu m emiliki badan yang b erisicenderung gemuk. Jeremy segera melangkah menjauhmengikuti Manajernya."Dan ini maskot utama, Freddy,"

    Animatronic yan g berbentuk seperti beruang gemuk,matanya yang tertutup separuh memberi kesan ia sedangmengantuk. Topi hitam menghiasi kepala c oklatnya,berdiri tegap di antara kuping bulatnya. Hanya beberapalecet dan robek p ada b adannya. "Dia m asih bagus,"gumam Jeremy."Ya, tapi sayangnya m ereka semua terpaksa kami simpandan digantikan dengan yang baru, mereka ada d ipanggung," manager menunjukan jalan kearahpanggung.

    "Pantas saja! Ahahah! Aku melihat para Animatronicsebelumnya d i ruangan tadi merasa aneh, merekaberbeda jauh dengan yang ada di poster!" Jeremymenepuk kepalanya se ndiri."Anak kecil tidak aka n ada yang mau kemari kalau kamipasang mereka di sini. Dan nama mereka masih samadengan yang dulu, hanya ditambah Toy d i depannya,"celetuk Manajer.Jeremy mendekat ke p anggung, melihat tiga Animatronicyang m asih b agus, mulus dan lebihfriendly look

    ketimbang yang sebelumnya. "Selanjutnya kita ke P . Disini anak-anak s uka sekali datang. Membeli boneka,bermain dengan Marionette,""Marionette?" ul ang Jeremy. "Ya, dia ada di dalam kotakitu, kotak b esar merah-putih itu,"Manajer membuka kotak hadiah itu dan memperlihatkanboneka atau robot yang cu kup aneh bentuknya. Mukanyaterlihat aneh, senyum joker namun di bawah matanya

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    8/27

    seperti ada garis s eperti jalur air mata jika menangis.Pipinya terdapat bulatan merah, dan badannya sa ngatpanjang lalu hitam.Jeremy b ergidik se kali lagi, merasa tidak e nak. "Yah,terkadang a nak-anak m enangis m elihatnya ka renaketakutan, mereka bilang dia seperti Slender M an,"Manajer t erkekeh lalu menaruh Marionette itu kembalidalam kotaknya."Bukankah itu kotak m usik?" Jeremy menunjuk u jungmeja yang m emajang beberapa boneka asli dan empuk."Ya, kotak musik a ntik itu termasuk kesukaan anak-anak,mereka suka mendengarnya,""Hooo, begitu," Jeremy manggut-manggut."Selanjutnya ke G . Tempat paling anak-anak sukai,mereka yang memenangkan game di sini akan mendapat

    hadiah dari P. Di sini ada BB, dia termasuk robot,""BB?" Jeremy mengkerutkan alisnya, hampir menyatu."Balloon Boy," jelas a tasannya singkat. "Lalu di sana adaKid's Cove, sebenarnya tempat untuk Foxy da n Manglemenghibur anak-anak," pria p aruh baya itu menunjukruangan dekat Game Area ini.Jeremy ber-hooh ria, lalu m ereka kembali ke r uangan d imana Je remy aka n bekerja. "Shift-mu a kan dimulaisekitar dua jam lagi, aku tinggalkan kau di sini tidak a pa,'kan? Kau akan baik-baik sa ja, dan maaf aku akan

    mematikan semua lampu kecuali ruanganmu. Kamerapengintai disertai lampu, kok! Jadi kau m asih bisa melihatdan mengamati mereka. Dan maaf sekali lagi, teleponkami sedang dalam perbaikan,""Ehhmm…. tidak ap a," Jeremy tersenyum sedikit berbaupasrah. Manajer menepuk bahu pegawai barunya, danpamit....

    "Sial! Padahal saat lampu masih menyala semua, tempatini tidak terlalu seram! Tapi sekarang malah bikin tegangseperti ini,"Jeremy m enyedot kopinya dari gelas plastik d anmenaruhnya kem bali di dekat kipas angin. Hembusankipas an gin tak sa nggup meredam keringat Jeremy. Jamdua belas, setidaknya itu yang ditunjukan jam dinding didekatnya.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    9/27

    KRIIIINGJeremy h ampir jatuh d ari kursinya, ia t erkejutmendengar telepon berdering dekat mejanya. "Bukannyasedang rusak, ya?" alisnya kembali berkerut dan sedikitlagi menyatu.KRIIIIINGKRIIIIINGJeremy ba ru sa dar itu a dalah pesan masuk, buru-buru iamemenekan tombol jawab. (Disini author juga bingung,memangnya udah ada ya t elepon merekam danmengirim pesan di tahun 1987? Klo udah ad a syuku rlah)"Uh, hallo? Halo, hallo? Uh, hallo dan selamat datang dipekerjaan barumu di musim panas ini di tempat yanglebih baik, Freddy F azbear's P izza. Uh, aku di sini ingin

    berbicara denganmu mengenai beberapa h al yang bisakau harapkan selama minggu pertama di sini dan untukmembantumu memulai karir baru dan menarik ini,"Jeremy menelan ludahnya se ndiri, dan mendengarkandengan seksama."Uh, sekarang, aku ingin kau melupakan apa pun yangmungkin pernah kau dengar tentang lokasi lama restoranini, kau tahu. Eh, beberapa o rang m asih m emiliki kesanagak negatif terhadap p erusahaan ini. Uh... Bahwarestoran lama dibiarkan 'membusuk' selama beberapa

    waktu, tapi saya i ngin meyakinkan padamu, FazbearEntertainment berkomitmen untuk menyenangkankeluarga di atas se mua, termasuk keam anan,"Seketika itu Je remy membeku, seakan terkena se rangan

    jantung skala kecil. temannya, dulu restoran ini pernah terjadi insiden yangmembuat tempat ini tutup. Dan sekarang kem balidibuka, walau lokasi yang berbeda tentunya."Mereka telah menghabiskan b eberapa uang untukAnimatronic b aru, uh, perubahan wajah, mobilitas

    canggih, para p egawai bahkan membiarkan merekaberjalan-jalan di siang hari. Bukankah itu apik?"terdengarorang itu berdehem sebentar."Tapi yang paling penting, mereka semua terikat kedalam beberapa jenis kr iminal, sehingga mereka dapatmendeteksi predator mil jauhnya. Kita h arus m embayarmereka untuk menjagamu.Uh, seperti yang sudahdikatakan, tidak a da sistem baru tanpanya... Uh... Kau

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    10/27

    penjaga kedua yang bekerja di lokasi tersebut. Uh, orangpertama menyelesaikan pekerjaannya, tapi mengeluhtentang... kondisi. Uh, jadi kita mengganti dia ke shiftsiang hari, jadi Hei, kau beruntung, 'kan?"Alis Je remy be rkedut, dan se makin menukik. Ia m asihbelum menangkap maksud d ari rekaman e ntah siapa itu."Uh, terutama ia khawatir bahwa Animatronic t ertentutampaknya b ergerak d i malam hari, dan bahkanmencoba untuk masuk ke kant ornya."Jeremy se makin bergidik, tidak h anya bulu padatengkuknya ya ng b erdiri dan m enari, hampir seluruhbulu tipis di tubuhnya."Sekarang, dari apa yang kita ketahui, bahwa seharusnyatidak m ungkin. Uh, restoran ini yang seharusnya menjaditempat paling aman di bumi. Jadi sementara p ara teknisi

    kami tidak m emiliki penjelasan untuk h al ini, bahwa teorikerjanya... tepatnya robot tidak p ernah diberi 'modusmalam'. Jadi ketika robot itu merasa sekelilingnya tenang,mereka pikir mereka ada di ruangan yang salah, sehinggakemudian mereka pergi mencoba untuk menemukan dimana o rang berada, dan dalam hal itu ka ntormu.""APAAA—Jadi mereka—" Jeremy memekik lalu menutupmulutnya."Jadi solusi sementara kami adalah; ada kotak musik d iPrize Corner, dan sudah di setting agar bi sa dimainkan

    dari tempatmu berada. Jadi hanya sekali-sekalimemutarkannya, beralih ke t ayangan P rize C orner. Dan

    jangan lupa memutarkannya lagi selama beberapa Walaupun begitu, tampaknya tidak mempengaruhisemua Animatronic, hanya mempengaruhi... salah satudari mereka."Pria ya ng terekam suaranya itu b erdehem kembali."Uh, dan untuk s isanya, kami memiliki solusi lebihmudah. Soalnya, mungkin ada kesalahan kecil dalamsistem, 'sesuatu' tentang robot melihatmu sebagai

    Endoskeleton tanpa kostum, dan ingin menjejalkanmukedalamnya, jadi hei, kami telah memberikanmu se buahkepala Freddy Fazbear kosong, masalah terpecahkan! Kaubisa m enempatkannya kap an saja, dan biarkan se lamayang kau inginkan. Nantinya apa yang berjalanmenemuimu, akan berjalan kembali ketempat semula.""Menjejalkan, apa?" ingin se kali Jeremy memutar ulangnamun tak bisa.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    11/27

    "Uh, hal lain yang yang layak d isebutkan adalahbangunan yang di desain modern. Kau mungkin telahmenyadari tidak ad a p intu bagimu untuk menutupruangan, heh. Tapi, hei, kau memiliki senter! Danmeskipun se ntermu bisa keh abisan daya, bangunan tidakbisa. Jadi, jangan khawatir tentang tempat gelap. Yah,saya pikir itu saja. Uh, kau harus b erhati-hati. Uh, periksalampu, pakai topeng kepala Freddy jika perlu, uh,menjaga kotak musik a gar selalu diputar, sepotong kue.Selamat malam, dan saya akan berbicara de nganmubesok."Jeremy s ekali lagi, sekali lagi dia bingung. Namunsetidaknya ia tahu apa maksud p esan tadi. Jeremy pu nmengambil topeng Freddy yan g ada d i atas l emarikantornya.

    "Jadi mereka tetap bisa berjalan di malam hari? Kenapapara t eknisi itu t idak memperbaiki dan m e-reset ulangsaja mereka?" nafas Jer emy memburu, gugup dan tidakberaturan. Jeremy sad ar bahwa p ria yang berpesan tadi

    juga sedikit gugup. Dan menambah kegugupan Jeremysendiri jika diingat nada yang dia katakan."Uh, okay! Kita periksa mereka,"...

    Jam sudah menunjukan pukul tiga pagi. Kopi Jeremyhabis, dan dia tidak ad a waktu untuk membuatnya lagi.Dia t erlalu sibuk menekan tombol untuk m emutarkankotak musik di Prize Corner setiap lima belas detik sekali.Ya, lima b elas d etik se kali termasuk memantau a rea P rizeCorner.Jeremy m asih sempat untuk melihat-lihat bagianpanggung maupun Parts and S ervice Room, aliasruangan yang di tempati Animatronic lawas yang tidakberfungsi. Tidak lupa ia melihat sesekali Kid's C ovedan

    Game Area."AP—" pekik Jeremy seketika saat menekan tomboluntuk melihat Parts an d S ervice R oom. Kamera p engintaisedang menyorot salah sa tu su dut ruangan itu,seharusnya s udut itu berdirilah Bonnie. SesungguhnyaJeremy t idak ingin melihatnya, tapi kini ia melihat Bonniesedang duduk. Padahal saat dia ke sa na bersamaManajer, Bonnie s edang b erdiri.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    12/27

    Tidak ha nya Bonnie, di dekatnya a da Chica ya ngtergeletak. Seingat Jeremy, Chica tidak d i situ tadinya. "Inipasti mimpi," Jeremy mencubit pipinya d an mengeluhsakit."Oke, bukan,""Mereka benar-benar bergerak,"Jeremy kembali memutar kotak musik lewat tomboldekat layar televisi. Dan tak bosannya Jeremy m elihatkeadaan satu persatu ruangan di restoran itu."BB masih d i sana, mereka masih di sana, dan tidak ad aapa-apa. Aku akan baik-baik sa ja,"Jeremy m enguatkan dirinya sendiri, tak lupa ia menekansaklar lampu ventilasi kiri-kanannya dan menyorotlampu ke a rah lorong di depannya."Tidak ad a a pa-apa,"

    Walau dia bilang seperti itu, Jeremy tetap was-was d ansekujur t ubuhnya mengeluarkan keringat, wajahnyagugup-tegang, dan sering menelan ludah. Ya, keadaan diabisa dibilang sangat ketakutan pada malam pertamanyaini, di tempat kerjanya.Satu jam berlalu, pukul empat pagi ini terasa dinginseharusnya. Apa lagi kipas d i atas meja itu masihberputar stabil seperti biasa. Tapi tak m ampu meredakankeringat Jeremy yan g bermunculan sebesar bijimentimun.

    "Uh, aku harap jam enam pagi cepat datang," suaranyatercekat, masih sibuk m emeriksa sekelilingnya dan terusmemutar kotak musik itu. Jeremy san gat waspada danmenuruti saran orang-entah-siapa-itu."Kurasa dia pekerja sebelumku, aku harus berterimakasih p adanya," Ujar Jeremy pe lan.Ia lalu memeriksa Parts a nd Service Room sekali lagi,lewat kamera pengintainya. Sayangnya lampu kamera ituhanya berkedip beberapa ka li sekali sehingga terkadangmenyita waktu Jer emy untuk memastikan ruangan yang

    akan ia lihat."Hhh, seharusnya lampunya terus menyala setiap akuingin melihat keadaan," protesnya lalu nafasnya tertahan."D-di mana Bonnie!?" pekiknya panik.Jeremy langsung menyinari lorong di depannya, kosong.Lalu menekan tombol lampu yang menyinariventilasibagian kiri maupun ka nan.Kosong.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    13/27

    Jeremy belum bisa bernafas l ega, ia m emutar lagi musikdi Prize Corner, dan ia m elihat ruangan terdekat maupunParts an d S ervice R oom lagi.Makhluk berwarna Lavender itu ada, duduk, dengankepala tertunduk, dengan wajah yang masih mengerikanitu."Sial, membuat panik sa ja!"Malam pertama yang tidak begitu menyenangkan dan

    juga menenangkan. Betapa sibuknya Jeremy memeriksaruangan lewat kamera p engintai, lalu mengeceksekitarnya, dan tidak lupa untuk memutar lagu Lullaby diPrize Corner.Jeremy lambat laun menyadari sesuatu. Ia pernahmendengar dentingan musik ini, namun ia tidak b egituingat persisnya. My G randfather's C lock. Hanya itu yang

    Jeremy ingat, judul lagu yang dimainkan kotak m usik itu.Kepala Je remy terasa berat dan sakit. "Uhh—"Diliriknya jam, sudah menunjukan sekitar jam lima pagi."Sebentar l agi, saja," Jer emy menggeleng-gelengkankepalanya secara ka sar.Tak b osan-bosannya ia m emutar lagu itu lewat tombolyang tersedia d i kantornya.IT'S MESekelebat, Jeremy mendapat bayangan wajah Freddytanpa m ata E ndoskeleton-nya. Dan tulisan ' IT'S ME'

    berada d i pikirannya. "Huh?" Jeremy berkedip. "It's m e?Apa maksudnya?" dia tidak menemukan jawaban pasti,siapa yan g mau menjawab tentunya? Para Animatronic?Jeremy a kan terkena serangan jantung jika itu terjadi."Uh, akan kulaporkan keluhan dan protesku ini nanti,"Jeremy m encoba berdiri dari kursinya yang tidak terlalunyaman."Eh?"Dia tidak b isa mengangkat tubuhnya, kakinya tidak b isa iagerakan. Tangannya mencengkram sandaran kursi

    maupun meja untuk membantu tubuhnya terangkat tapipercuma. Ia seperti terikat di atas kursi itu."Apa-apaan ini!?"Jeremy panik, lagi. Seketika ia m endengar suara g aduh d idepannya. Jeremy sigap mengambil senternya da nmenyorot lorong di depannya.Gelap, kosong, tidak ada apa-apa. Ia menekan tombollampu ve ntilasi sampingnya, juga t idak ada a pa-apa.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    14/27

    Jeremy yaki n s ekali mendengar sesuatu. Ia m enyorot lagikearah lorong, tepat di depannya.Tidak ada ap a-apa. Jeremy mematikan se nternya, danmenatap layar televisinya dan menekan tombol khususuntuk m emutarkan musik itu lagi, entah yang ke berapakalinya.Mata Jer emy menangkap sesua tu, di depan mejanya.Wujud kuning dengan mata g elap seperti kosong. Satutelinganya h ilang e ntah kenapa d an mengapa. Terduduklesu se perti tidak ad a se mangat hidup. Tangan kanannyamemegang mic, dan ke palanya d ihiasi topi hitam."Asta—" buru-buru Jeremy memakai topeng Freddy.Nafasnya berat dan jantung berdetak cepat. Dari mana iadatang? Sejak kapan ia ada di situ? Jeremy tidak tahu.Nafas Je remy masih memburu. Ia tidak sal ah lagi melihat

    Animatronic se perti Freddy namun berwarna kuningkeemasan.Tapi Jeremy yakin itu bukanlah Freddy, tidak ada isinya didalam Animatronic i tu. Tidak adaEndoskeleton darimatanya yang gelap gulita t ersebut.Sedetik ke mudian Jeremy tersentak. Makhluk itumenghilang dari hadapannya."Eh!?"Denting jam menggema se isi ruangan. Sepasang jarum

    jam merentangkan, saling berjauhan u

    ujungnya. Tepat menunjukan jam enam pagi."Apa…. Itu tadi?" Jeremy merasa p undaknya lepas,badannya lemas t idak be rdaya set elah melepas t opengFreddy itu. Malam pertama ia lewatkan dengan ke jutan,melihat bayangan Golden Freddy....BERSAMBUNG...

    LZ_WHY SO SIRIUS

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    15/27

    Five Nights a t Freddy's c hapter 2 – Night 2Source : fanction.net

    .

    .

    .

    "Jadi kau seperti diganggu hantu begitu?"

    http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Ffanfiction.net%2F&h=oAQE_6sU2&enc=AZNBUeHSJZFapzbezPACDOWLVy5zJj1FXax6FVhw6XaMTQr7WPM2a-rxai4RMFf8y7_vASGVx70azs3kFevecUEqOG00kQDJG3fIPVfjZvMdUzdl8xHk_gKclW4eNEIkeJ4Fq6wg1OXnrZeA8I5UBWznUrox2HGGYZz0b-ugxocc25g6GWAKWSxXlIQzyg3I1QiTDYmVINpXcpr5X_CGgREl&s=1http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Ffanfiction.net%2F&h=oAQE_6sU2&enc=AZNBUeHSJZFapzbezPACDOWLVy5zJj1FXax6FVhw6XaMTQr7WPM2a-rxai4RMFf8y7_vASGVx70azs3kFevecUEqOG00kQDJG3fIPVfjZvMdUzdl8xHk_gKclW4eNEIkeJ4Fq6wg1OXnrZeA8I5UBWznUrox2HGGYZz0b-ugxocc25g6GWAKWSxXlIQzyg3I1QiTDYmVINpXcpr5X_CGgREl&s=1

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    16/27

    "Ya! Uh—bukan maksudku untuk b erhenti bekerja. Aku ingin bekerja di sini tapi, apa para teknisitidak membetulkan mereka?"

    Jeremy se ngaja belum pulang dari apa yang terjadi malam sampai pagi ini tadi. Ia mendatangiruangan Manajer i tu.

    "Ehm. Maaf, para teknisi itu sedang tidak a da di kota ini. Jadi kami juga belum bisa mengatasimasalah ini. Pekerja se belum kau juga m emproteskan hal yang sa ma, dan dia a da di shift sianghari,"

    "Ya, aku sudah dengar tentangnya," aku Jeremy.

    "Huh? Dari siapa? Aku belum menceritakannya padamu," Manajer memasang ekspresi heran.

    "Dari orang yang m ungkin b ekerja d i sini sebelum orang yang pindah s hift itu. Semalam ada

    rekaman yang m asuk,"

    Manajer t erdiam, alisnya menukik tajam seperti tanjakan empat puluh lima derajat. "Apa? Rekaman?Orang sebelum pekerja s hift siang, katamu?"

    Jeremy mengangguk mantap. "Dengar, Jeremy. Telepon kami rusak, tidak bisa m enerima m aupunmelakukan a pa-apa,"

    "Y-ya a ku tahu, tapi tadi malam bukan halusinasi—"

    "Dan tidak a da yang kerja m alam selain orang se belum kau,"

    Jeremy terhenti, kini ia yang memasang ekspresi heran yang lebih heran dari biasanya. "Ehm, maaf.Apa maksud Pak Manajer?"

    "Selama ka mi buka, hanya ka u dan dia yan g pernah menjaga malam di restoran ini. Tidak ada yan glain,"

    "Lalu si apa d ia, Pak? P esannya tidak da pat diulang dan langsung terhapus se telah dimainkan,"Jeremy m emijit pelipisnya, ia merasa dipusingkan dalam hal ini.

    "Kalau dia b ukan penjaga m alam, lalu si apa lagi? D ia se pertinya tahu b enar dan mengarahkanku,memberiku saran, seperti seorang senior," lanjut Jeremy.

    "Pekerja malam yang sudah berganti shift tidak m engatakan apa-apa soal rekaman, dia sudahdatang, panggilkan saja d ia d an tanyakan,"

    .

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    17/27

    .

    .

    "Kau tahu, tidak ada r ekaman apapun pada malam pertamaku. Memang benar aku melewati malam

    pertama dan baik-baik saja. Tapi mereka berkeliaran seperti di siang hari! Aku lebih menjaga sianghari tentunya. Yang datang pertama kali ke tempatku adalah Marionette itu. Dia berdiri sendirian didepan lorong dan mengamatiku sa mpai pagi, aku t idak tahu ken apa. Dan jam enam tiba diamenghilang,"

    "Tapi—" Jeremy menggaruk ke palanya yan g tidak ga tal.

    "Karena itu aku pindah shift. Aku harus b ekerja dulu,bye!"

    "Jadi, kau mau berhenti bekerja atau melanjutkannya? Tentu tetap berjaga malam," tawar M anajer

    seletah mendengar semuanya.

    "Uh, ehm." Jeremy m emutar otaknya. Untung saja hari ini tidak a da jadwal kuliah jadi ia bisa istirahatsepuasnya. "Baiklah, aku coba bertahan," gumamnya terdengar oleh Manajernya. "Kami perbaikiteleponnya hari ini, malam nanti sudah b isa kau g unakan. Jika ada a pa-apa telepon saja,"

    .

    .

    .

    "Hay, Jeremy! Selamat menikmati hari ke duamu di sini,"

    Waiter itu lagi-lagi menyapanya lalu pergi, ditambah se nyuman yang janggal menurut Jeremy. Diatidak tahu nama sa ng waiter, jadi ia m emilih untuk d iam tak m enanggapinya. Jeremy sud ah datangdari jam sepuluh malam. Ia terlalu kenyang beristirahat di rumah sementaranya. Jadi ia putuskanuntuk berangkat kerja lebih a wal.

    Tidak mau terulang, ia membawa kop i yang su dah diseduh dalam termos cu kup besar. Nantinya iatinggal tuang ke dalam gelas p lastik d i kantornya. "Malam kedua! Aku siap!"

    .

    .

    .

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    18/27

    Jam menunjukan pukul sebelas m alam lebih, tentu se mua karyawan belum pulang. Tapi Jeremysudah duduk manis di kantornya.

    "Semoga t idak terjadi apa-apa hari ini," doanya lalu melihat layar televisi khususnya. Jari Jeremymenekan tombol yang a kan menunjukan ruang Prize C orner.

    Gelap. Layar tidak memunculkan apa-apa selain warna hitam pekat.

    "Loh? Rusak?"

    Tiba-tiba layar memunculkan pixel-pixel berwarna-warni membentuk sepeti ruangan dengan seisiperabotannya. Mirip ruangan pesta di restoran ini namun dalam bentu pixel seperti game arcade.

    "Ha? Game-kah?" J eremy terheran-heran. Ia menekan tombol kecil pada samping televisi. Empattombol yang ia tekan membuat salah satu gambar berjalan. Gambar yang berjalan itu nampak

    seperti beruang berwarna kuning membawa se perti mic di tangannya, tangan kanannya.

    "….. Jangan-jangan. Ini beruang yang kulihat kemarin," Jeremy se benarnya ragu namun ia tetapmemainkannya. Ia m endengar suara d ari alat elekrtonik di hadapannya itu s etiap karakternyaberjalan, dan ia m elihat ada karakter lain, seperti melayang d an berwarna h itam, berkepala p utih.

    "…. Apa itu Marionette? Tempat ini pernah membuatgame sen diri? Apa u ntuk an ak-anak?"

    Pertanyaan yang tidak terjawab d ari Jeremy, ia mau tak mau meneruskan game yang mendadakmuncul itu.

    Jeremy sa dar kalau ia harus m engikuti karakter lain yang berwarna hitam itu, namun tiba-tibamuncul satu ka rakter lagi berwarna ungu, di dadanya a da warna kuning, dan tangannya yan g a neh.

    "Huh?"

    Karakter yang Je remy mainkan terhalang makhluk ungu yang berbentuk se perti manusia d alam pixelitu. Lalu layar menghitam kembali dan terdapat garis-garis b iru b erjalan c epat. Jeremy se mpatmembaca hurufpixel yang ada di pojok kiri layar di bagian bawah.

    YOU CAN'T

    "Eh? Game over? Apanya yang t idak bisa—"

    Jeremy tersentak.

    Ia ingat setiap karakternya berjalan, ada suara s eperti mengeja. Ia m engingat ejaan tersebut.

    S-A-V-E T-H-E-M

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    19/27

    "Save them? You can't? Apa m aksudnya?" Jeremy terdiam sebentar. "Mungkin itu kata lain dariGame over. Ups! Sudah jam dua belas m alam. Manajer sudah pulang, besok a ku akan tanyakangame ini,"

    .

    .

    .

    KRIIING

    Jeremy tidak terkejut, namun ia hanya melirik ke arah telepon itu dan melihat LED menyala warnahijau, bertanda i tu adalah pesan.

    "Huh? Dari siapa?"

    KRIIIING

    KRIIIING

    Jeremy terpaksa m enerimanya lagi.

    "Ah…. Hallo, hallo! Uh, hey, sudah saya ka takan malam pertamamu tidak aka n menjadi masalah.Kau hebat!"

    Jeremy e ntah kenapa justru sedikit kesal mendengar suara ini lagi. Dia pria-yang-entah-siapa-itukembali menerornya lewat pesan. Seandainya saj a Je remy punya alat untuk kem bali merekam apayang terjadi hari ini, sayangnya di kantornya ini tidak ada kamera pengintai seperti tempat lainnya.

    "Uh, sekarang saya yakin kau telah melihat para Animatronic lama d uduk di ruang b elakang. Uh,mereka itu dari restoran sebelumnya. Kami hanya m enggunakannya u ntuk bagian sekarang. Ideawalnya adalah untuk m emperbaiki mereka... Uh, para teknisi bahkan mulai menyesuaikan merekadengan beberapa teknologi baru, tapi mereka hanya begitu jelek, kau tahu?"

    Jeremy mendengus kesa l. "Yah, terserah apa ka tamu,"

    "Baunya... Uh, sehingga perusahaan memutuskan u ntuk membuat yang baru, dengan wajah yan glebih ramah. Uh, mereka yang lebih tua tidak se harusnya mampu untuk b erjalan-jalan, tetapi jikamereka seperti itu, trik m emakai kepala Freddy ya ng kosong dapat mengelabui mereka juga, jadi,ya, begitulah,"

    Jeremy m emutar bola matanya kesal. "Ya, ya, ya," komentarnya.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    20/27

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    21/27

    Jeremy bergidik sa at melihat Kid's C ove, terlihat jelas Mangle sedang m enggantung d i sana. Ia ya ngtak punya badan, kenapa b isa b erjalan—lebih tepatnya menggantung se perti itu? Seharusnya diaada di ruangan yang sa ma de ngan Animatronic lama!

    Kabel yang menggantung d ari tubuh abstraknya itu, terlebih matanya ya ng menatap ke a rah kamera,

    membuat Jeremy memutuskan untuk kembali melihatPrize C orner dan memutar musik lagi.

    "Mereka bergerak, uh, sial!" umpat Jeremy sam bil menyalakan senternya u ntuk memastikansekitarnya aman.

    Kembali lagi ke P arts a nd S ervice R oom, bukan ke laptop, belum lahir laptop pada tahun 1987 ini.Jeremy melihat Chica, tepat di ruangan itu. Dan ia mencari sosok Bonnie yang ternyata sudahpindah d ari tempatnya yang tadi berada d i Main Hall.

    Jeremy b uru-buru menyalakan senternya mengarah lorong di depannya. Seketika itu juga Jeremy

    menahan nafas d an memandangi sosok jauh di sana. Warna Lavender-nya sam ar-samar. Bonnieada d i hadapannya, memang jauh tapi tetap saja m enyeramkan.

    Jeremy m elirik televisinya, lalu menekan tombol untuk memutarkan musik. Untung ia masih ingatkotak musik itu dan saran dari entah-siapa-dia. Jeremy masih waspada dengan makhluk ungu diujung lorong s ana.

    Seandainya ia bisa pergi dari sini, sudah ia lakukan semenjak Bonnie menghilang. Manajer per nahbilang, untuk t idak p ergi sebelum jam kerja selesai. Terlebih kursi ini dengan ajaibnya sepertimengunci Jeremy, pria itu tak bisa ke mana-mana.

    "Baiklah, kau bisa lakukan ini, Jeremy!" ia menyemangati dirinya sendiri, tentu karena ia sendirian direstoran ini.

    Ia menyinari lorong laknat itu lagi, tidak a da apa-apa. Tak lupa melihat samping kiri dan kananventilasididekatnya. Tidak a da yang mencurigakan. Jeremy tidak b osan-bosannya memutar M yGrandfather's C lockdi Prize Corner.

    Satu jam berlalu lagi, kini angka dua di tunjuk o leh jarum jam yang lebih kecil. Jeremy s esekalimembuka mulutnya, melepaskan karbon dioksida dari dalam tubuhnya melalu mulut.

    'Hi!'

    Matanya terbelalak, tak sa lah lagi kupingnya mendengar suara sa paan menggema d ari sudutruangan ini, seperti suara anak kecil. Jeremy langsung memasukkan kepalanya ke dalam topengFreddy yang siap sedia di sampingnya. Di dalam topeng itu, jarak pandang dan pergerakan Jeremyterbatas.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    22/27

    Jeremy tidak dapat menyinari lorong d i depannya ketika memakai topeng itu, dan jarak pandangJeremy tidak luas. Jeremy merasakan a da yang datang.

    "Hhh…. Hhhahhh…" nafasnya memburu. Iya yakin su ara sapaan itu dekat sekali dengannya.Seketika itu lampu dalam kantornya m eredup. Mata Je remy da pat melihat sesuatu, dari ke d ua

    lubang topeng Freddy.

    Badan yang besar, seungu b unga Lavender. Tangan kirinya tidak a da, hanya ada ka bel yangmenjuntai tak ka ruan, cara b erdirinya yang s eperti waria. Jeremy tidak a kan m enyangka kalauBonnie a da d i depannya sekarang, detik ini juga.

    Wajah Bonnie tidak ada , memang. Namun Jeremy dapat merasakan kalau Bonnie sedan gmenatapnya, sepasang LED merah dari dalam kegelapan kep alanya itu membuat bulu kudukJeremy menegang.

    Jeremy menutup matanya, berharap ini hanya m impi. "Fuuuuh," ia h embuskan nafasnya p elan.Seketika itu ruangan kembali terang dan Bonnie tidak ad a d i hadapannya sa at Jeremymemberanikan diri membuka matanya. Ia de ngan cekat an melepas topeng Freddy.

    Jeremy langsung menekan lagi tombol untuk memainkan musik di ruangan khusus i tu. Dan sekalianmelihat ruangan lainnya. Mengecek b agian dalam ventilasi kiri-kanannya. Lalu mengecek ruanganyang se lalu terdapat pergerakan dari mereka; Parts an d S ervice R oom.

    Tidak a da yang b erubah, Bonnie su dah duduk di tempat semula. Jeremy melihat ruangan lainnya,yaitu kamera yang menyorot kearah panggung. Satu dari tiga Animatronic itu menghilang.

    "Sial—Toy Chica, di mana d ia?"

    Jeremy untung masih se mpat memutarkan m usik untuk san g Marionette lalu kem bali mencari Chica.Dan setiap ada Animatronic ya ng hilang atau ada bunyi-bunyi mencurigakan, Jeremy d engan sigapmenyinari atau langsung memakai topeng Freddynya.

    Ia b ertahan dari teror yang dibuat Animatronic.Jeremy merasa m ereka s angat berbahaya, instingnyamerasa demikian. Ia ingat kalau pria yang memberinya pesan telah mengatakan; 'sesuatu' tentangrobot melihatmu sebagai Endoskeleton tanpa kostum, dan ingin m enjejalkanmu ke dalamnya.

    'SESUATU' dan MENJEJALKAN, Jeremy mencerna kalimat itu matang-matang. Dalam arti paraAnimatronic ini seperti mesin p embunuh s aat malam. Tidak untuk si ang h ari. Jeremy sa dar, iniadalah pekerjaan terburuk d i dunia. Digaji kecil, taruhan nyawa, tidak a da jaminan, dan terakhiruntuk m enjaga su paya m ereka tidak keluar restoran, mungkin.

    Bayangkan saja kalau tidak d ijaga. Mereka akan keluar, berjalan-jalan di tengah kota. Membuat teroryang lebih parah. Jeremy tidak tahu harus s edih a tau justru ingin menghancurkan para Animatronic

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    23/27

    ini. Jeremy p un tak ku asa, ia baru d ua hari bekerja di sini. Dan sudah mendapat ujian yang luarbiasa di luar khayalan manusia manapun.

    Satu jam yang mencekam ia lewati. Masih a da tiga jam lagi dan ia h arus m elaporkannya p adaManajer. "Mereka semakin aktif—ugh!"

    Jeremy melindungi dirinya sendiri dari sosok biru muda yang tersenyum manis. Pipinya meronamerah, mata besar dan dihiasi bulu mata plastik itu. Penampilan mereka benar-benar menipu. ToyBonnie berjalan secara horizontal di hadapan Jeremy. Seakan ia mencari sisi lemah Jeremy.

    Tidak hanya Toy Bonnie, terkadang Mangle muncul di lorongnya. Membuat Jeremy ingin sekaliberteriak meminta p ertolongan.

    Pertolongan? Percayalah, Jeremy suda h mencoba m enelepon Manajer maupun temannya. Teleponitu tidak b erfungsi sama sekali.

    Demi apapun, Jeremy membenci suara a nak kecil yang menyapanya sed ari tadi, terkadang tertawasekali. Suaranya jelas jika Balloon Boy itu muncul diventilasi bagian kiri.

    Malam ini Jeremy se perti sedang lari marathonselama d ua puluh delapan jam. Tapi, rambut maupunkondisi badannya tidak se bagus ya ng iklantampakkan. Jeremy se perti mandi keringat dingin. Iabersyukur j uga kalau para Animatronic t idak p unya indra penciuman seperti anjing. Hanya punyapendeteksi entah apa itu seperti yang dibicarakan oleh pria misterius ya ng mengoceh dari telepon.

    Tak terasa kalau satu jam lain telah berlalu. Jeremy masih punya dua jam ke depan untuk bertahan.Yang membuat tak terasa a dalah untuk memutar kotak m usik itu dan melihat sekelilingnya d engansangat amat waspada. Jeremy m asih menyemangati dirinya. Hanya untuk hari ini saja, dan saat pagitiba ia a kan benar-benar meng-komplain-kan semua.

    Sensasi aneh terkadang dirasakan Jeremy. Kepalanya pusing, dan seperti hari pertama ia mendapatvisionaneh di kepalanya. Seperti melihat kata-kata itu lagi;'IT'S ME'. Tidak h anya itu, wajahAnimatronic yang muncul terkadang Bonnie m aupun Freddy, tanpa mata.

    Kali ini sensasi itu muncul kembali. Dan melihat Freddy berwarna kuning dalam benaknya. "Nghh!"erangnya sambil menahan rasa sakit kepala ya ng dideritanya. Jeremy be rsumpah besok jika iamasih ingin bekerja di sini, ia akan membeli obat sakit kepala dulu sebelum bekerja.

    'Save him!'

    Samar-samar t elinganya menangkap perkataan itu. Suara parau yang ter-distorsi itu membuat sakitkepala Je remy lenyap. "AH! Musiknya!"

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    24/27

    Jeremy terburu-buru melihat Prize C orner dan menekan tombol untuk memutarkan lagu kesaya nganMarionette. Jeremy membeku, matanya tertuju pada sen yum joker yang mengembang pada kepa laputih itu. Menyembul keluar dari kotak b esar tempat ia tidur.

    Jeremy sa dar, Marionette itu terbangun dari tidurnya. Suara tenggorokan ya ng se dang menggiling

    salivakembali ke d alam tubuhnya itu terdengar jelas. Jeremy mencoba m elihat ruangan lain, untukmengalihkan rasa takutnya.

    Saat kembali melihat Prize Croner, hanya untuk melihat apakah dia sudah masuk kem bali ke d alamtempatnya tidur atau justru keluar. Jeremy bernafas lega, Marionette tidak ada dan kotak itu tertutuplagi. Jeremy tak lupa u ntuk memutarkan lagu itu ke mbali.

    Pukul empat pagi. Jeremy s emakin berkeringat, lebih dari hari pertamanya. Para Animatronic i tusatu persatu mendatanginya. Entah itu Foxy, Mangle, Bonnie, Chica. Maupun para Animatronic b arulainnya. Dan Jeremy pun bersyukur, Freddy maupun Toy Freddy tidak ikut mengunjunginya. Jeremy

    merasa s ang maskot Animatronic itu ka lem dan tidak s uka b erjalan-jalan.

    .

    .

    .

    Tubuhnya terasa terguncang, suara-suara itu membawanya ke a lam sadar.

    "Jeremy?"

    Suara Manajer membangunkannya. "Huh?"

    "Kau ke tiduran?"

    Jeremy mengumpulkan nyawanya yang berceceran, dan sekaligus m engumpulkan kesadarannya."Uhm, mungkin? Ja m berapa ini, Pak?"

    "Jam delapan pagi," balas M anajer singkat. "Eh—aku ketiduran? Maaf, Pak!" Jeremy langsungberdiri dari tempat ia duduk. "Loh, aku bisa berdiri," tuturnya spontan. "Ha? Apa maksudmu?"

    "Ah, iya, Pak! Saya bercerita jujur, saya tidak pernah berbohong selama kerja di sini—dari malamkemarin d an juga malam ini saya t idak bisa berdiri dari kursi saya, Pak! Dan—teleponnya kembalitidak berfungsi! Tapi saat tengah m alam, pria i tu m engirim pesan lagi," Jeremy melapor sepertibawahan kepada sang kapten.

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    25/27

    "Sungguh?" Manajer mengangkat gagang telepon. Terdengar suara bunyi panjang tak b erujung."Lalu suara apa ini?" Manajer memencet angka-angka dengan sembarang lalu menutup teleponnyakembali. "Kau yakin ini tak berfungsi?"

    "L-loh? Ta pi sumpah, Pak! Semalam saya t idak bisa m enghubungi siapapun dan para Animatronic

    itu b erkeliaran lebih s ering d ari kemarin malam!" Jeremy menjelaskan d engan tegas.

    "Dengar, Jeremy. Kami tidak punya tempat kosong lainnya jika kau memang ingin pindah shift,pilihan lain kau berhenti bekerja di sini,"

    Jeremy terdiam sejenak d an meminta maaf. Disaat itu juga ia melihat waiter itu mengintip di ujunglorong sana.

    .

    .

    .

    Sebelum Jeremy pu lang, ia m enyempatkan diri melihat para m askot beraksi di panggung. Triomaskot itu s eakan s edang b ernyanyi, walau lagu itu h anya lipsync. Gerakan m ereka sangat terlihatseperti robot, patah-patah dan membosankan. Tapi Jeremy tidak he ran, dia p ernah menjadi anakkecil tentunya, ia pernah menyukai hal seperti itu dulunya.

    'Bagaimana b isa A nimatronic se perti mereka bisa menjadi sangar di malam hari?'

    Jeremy masih belum menemukan jawabannya.

    .

    .

    .

    "Bagaimana kerjamu?"

    "Buruk,"

    Teman Jeremy menyambutnya sa at datang ke tempat tinggal sementaranya itu. "Sudah kuduga, apapekerja lainnya meremehkanmu? Atau a da sesu atu?"

    "Sesuatu. Kau tahu insiden yang terjadi dulu di restoran itu, 'kan? Aku hanya tahu kalau lima anakkecil hilang di restoran yang dulu,"

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    26/27

    Jeremy menatap teman dekatnya itu. "Itu, insiden itu yang m embuat mereka dipaksa tutup. FreddyFazbear's P izza sudah ada s ejak kita ke cil dan tidak terlalu terkenal. Namun a ku pernah ke sanawaktu kecil, yang paling ditunggu adalah kemunculan Foxy si bajak laut,"

    "Dia a da di tempat kerjaku. Tidak mau diam saat malam, seperti sedang mencari makan," Jeremy

    tidak tahan untuk menceritakannya juga.

    "Sungguh!? Tapi, tapi Foxy, dia w alau b erperan sebagai bajak laut, dia b aik. Ada juga kelinci danbebek, dan Freddy se ndiri. Mereka s uka bernyanyi di atas panggung,"

    "Bukan bebek, dia ayam . Bonnie, Chica d an Freddy. Kau kangen dengan mereka? Lupakan saj a,bentuk mereka su dah buruk rupa," Jeremy menghela n afasnya.

    "Jadi…. Mereka benar-benar bergerak d i malam hari?"

    Jeremy mengangguk da n menceritakannya. "Mereka b elum diperbaiki sejak d atang ke restoran itu.Justru pemilik restoran membeli Animatronic b aru yang lebih terlihat ramah. Memang terlihat ramah,tapi kelakuan mereka masih sa ma. Sama-sama su ka berkeliaran saat malam. Mencari orang-orang.Atau mereka malah mencari makan," Jeremy mengangkat bahunya.

    "Jadi insiden itu d isebabkan oleh mereka adalah benar. Tapi ada ya ng mengatakan b ahwapegawainya yang melakukannya. Aku sendiri tidak tahu pasti," temannya itu ikut mengangkatbahunya.

    "Memangnya a pa yang terjadi?" Jeremy be rtanya penuh penasaran.

    "Ada lima anak, saat di dalam restoran itu sedang menikmati pertunjukan Foxy. Hanya lima anak itudan Foxy da lam ruangan. Selanjutnya m ereka tidak ditemukan di manapun. Diduga Foxy rusak ataudikendalikan oleh seseorang. Sampai berhari-hari ke lima anak itu tidak d itemukan. Lalu Freddy saatitu warnanya kuning,"

    "Tunggu! Golden Freddy, maksudmu?" Jeremy memotong, mendapati jawaban positif dari temannya,Jeremy langsung menelan ludah. "Dia m uncul di hari pertama a ku b ekerja, padahal pihak restorantidak membawanya,"

    "Uh, kalau aku jadi kau, aku berhenti bekerja di sana. Oke, kita lanjut. Golden Freddy itu

    mengeluarkan bau tidak en ak, dan membuat para o rang tua komplain. Dan yang benar saja, darimatanya Golden Freddy ternyata ada sedikit bercak darah dan lendir! Tidak hanya Golden Freddy,semua Animatronic juga. Tapi polisi tidak dapat menemukan tubuh lima anak itu. Darah itu ternyatamemang berasal dari anak-anak ya ng hilang s aat diselidiki. Sejak ke jadian itu, berbagai pihakmeminta F reddy Fazbear's P izza ditutup. Dan t idak beroperasi lagi selama bertahun-tahun,"

    Jeremy manggut-manggut. "Jadi pembunuhnya belum ditemukan?"

  • 8/18/2019 Urban Legend Five Nights at Freddy's

    27/27

    "Belum, entah itu pekerjanya atau para maskot yang melakukannya. Polisi tidak sa nggupmengungkapkannya. Jadi kau masih mau bekerja di sana?"

    "Walau aku takut setengah mati setelah dua malam diteror oleh mereka. Entah kenapa aku masihpenasaran. Maksudku, kemarin se belum aku memulai jam kerjaku. Televisi yang kugunakan tahu-

    tahu memainkan suatu game ya ng sepertinya tentangrestoran itu sendiri. Saat kutanya p adaManajer, dia tidak tahu apa-apa. Dan aku meminta kalau seandainya dia mau bukti bahwa aku tidakberhalusinasi, aku akan membawa teman untuk berjaga denganku. Dia menolak,"

    "Hmm, ya su dah. Itu hakmu, kawan. Tapi, aku benar-benar khawatir kalau kau masih bekerja d isana. Sampai sekarang pembunuh itu belum ditemukan masalahnya,"