78
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS SEMPAJA 2011 Disusun Oleh: Ririn Megawati 04.45427.00217.09 Elsa Indah Suryani 06.55356.00299.09 Amaliaturrahmah 06.55372.00315.09 Pembimbing : dr. H.O Boedi Ichwanto dr. M. Khairul Nuryanto, M.Kes sumber : Administrasi dan pemegang program UPK Puskesmas Sempaja

UPK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPK

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS SEMPAJA

2011

Disusun Oleh:

Ririn Megawati 04.45427.00217.09

Elsa Indah Suryani 06.55356.00299.09

Amaliaturrahmah 06.55372.00315.09

Pembimbing :

dr. H.O Boedi Ichwanto

dr. M. Khairul Nuryanto, M.Kes

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas

PUSKESMAS Sempaja/FK Unmul

Samarinda

2011

sumber : Administrasi dan

pemegang program UPK

Puskesmas Sempaja Samarinda

Page 2: UPK

BAB I

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana

pembangunan kesehatan yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan dan

bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten (KEPMENKES

No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas).

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas berfungsi

sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pelayanan kesehatan strata pertama

meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga, serta pelayanan kesehatan

masyarakat yang mencakup usaha pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitative. Wujud dari pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas hadir dalam

program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan

Kesehatan (UPK).

Pada perkembangan terakhir, Upaya Pelayananan Kesehatan (UPK)

dibagi menjadi UPK wajib dan UPK pengembangan. UPK wajib merupakan

upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia

dan merupakan kesepakatan secara nasional. UPK wajib terdiri atas 6 kegiatan

pokok atau yang disebut Basic Six antara lain: (1) Promosi Kesehatan, (2)

Kesehatan Lingkungan, (3) KIA dan KB, (4) Peningkatan Gizi, (5)

Penanggulangan Penyakit Menular/P2M, (6) Pengobatan Dasar. UPK

pengembangan merupakan program yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota /

Kabupaten dengan berbagai pertimbangan kebutuhan kesehatan diwilayah kerja

masing-masing seperti UPK kesehatan Lansia dan Usaha kesehatan Sekolah

(UKS).

Puskesmas Sempaja mengemban tanggung jawab dalam pelayanan

kesehatan masyarakat di Kelurahan Sempaja Utara dan Selatan. Guna

memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di wilayah kerjanya,

2

Page 3: UPK

Puskesmas Sempaja juga melaksanakan UPK wajib dan UPK pengembangan.

Diharapkan dengan berjalannya upaya pelayanan kesehatan tersebut, puskesmas

Sempaja dapat memberikan pelayanan yang merata dan menyeluruh dan

diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pengetahuan mengenai UPK merupakan hal yang penting, karena UPK

merupakan wujud dari fungsi puskesmas secara keseluruhan dan merupakan

tonggak pelaksanaan program di Puskesmas dalam rangka mewujudkan

pembangunan kesehatan. Hal tersebut harus diketahui dan dipahami agar peran

dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik. Pembuatan makalah ini

bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas, khususnya UPK

Puskesmas Sempaja.

3

Page 4: UPK

BAB II

PROFIL PUSKESMAS SEMPAJA

A. VISI, MISI, MOTTO DAN JANJI PELAYANAN

1. Visi :

Mewujudkan Masyarakat Sempaja Sehat & ber-PHBS (Perilaku Hidup

Bersih & Sehat)

2. Misi :

a. Ciptakan Managemen Kesehatan yang Bermutu

b. Sempurnakan Pelayanan Kesehatan

c. Padukan Lintas Program & Lintas Sektoral di Bidang Kesehatan

d. Mewujudkan Masyarakat Sempaja ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih&

Sehat)

e. Jadikan Masyarakat Sempaja yang Mandiri untuk Hidup Sehat

3. Motto Pelayanan :

Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami

4. Janji Pelayanan

Santun, Sabar, Cermat, Ikhlas

B. DATA DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI

1. Data Demografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2011

Wilayah kerja puskesmas sempaja terdiri dari 2 kelurahan, yaitu kelurahan

Sempaja Selatan dan kelurahan Sempaja Utara. Jumlah total penduduk wilayah

kerja puskesmas Sempaja adalah 29.326 jiwa. Sasaran dihitung berdasarkan dari

jumlah penduduk kelurahan masing-masing.

a. Kelurahan Sempaja Utara, terdiri dari 16 RT, dimana :

Jumlah KK : 1.357

Jumlah Penduduk : 5.252 Jiwa

1) 5 RT (RT 7, 34, 35, 36, dan 37) yang sulit dijangkau.

2) 9 RT (RT 1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36) yang tidak memiliki posyandu

3) sasaran PUS 945, WUS 2836, BUMIL 104

4

Page 5: UPK

b. Kelurahan Sempaja Selatan, terdiri dari 64 RT, dimana :

Jumlah KK : 5.945

Jumlah Penduduk : 24.074 Jiwa

1) Seluruh RT mudah dijangkau

2) 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50) yang belum memiliki posyandu

3) sasaran PUS 4.333, WUS 13.000, BUMIL 478

2. Data Geografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2011

5

Page 6: UPK

Sumber : Administrasi Puskesmas Sempaja Samarinda.

6

Page 7: UPK

C. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2011

sumber : Administrasi Puskesmas Sempaja Samarinda

7

Page 8: UPK

D. Jumlah Tenaga dan Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Sempaja

Tabel 1. Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sempaja

Fasilitas kesehatan di Wilayah Puskesmas Sempaja

1) Puskesmas Induk : 1 buah

2) Puskesmas Pembantu : 2 buah (Gunung Cermin dan Sempaja Lestari

Indah)

3) Puskesmas Keliling : 4 lokasi (Langsat, Ayu, Keledang, Kitadine)

4) Posyandu : 27 buah (25 posyandu bayi & balita; 2 posyandu

lansia)

a. Sempaja Utara 4 posyandu, 9 RT (1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36)

belum memiliki posyandu

b. Sempaja Selatan 21 posyandu, 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50)

belum memiliki posyandu.

5) Mobil Ambulance : 1 buah

6) Motor dinas : 3 buah

8

TENAGA KESEHATAN PKM SempajaDokter Umum 4Dokter Spesialis -Dokter Gigi 1SKM 5D4 Keb 1Akper 5Akbid 5Akfar 2Ak Analis 2Akzi 1SPK 3SPRG 1SMF 1SE 1SMA 6SMP 2

Page 9: UPK

E. UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK)

1. UPK Promosi Kesehatan

Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan

pentingnya kesehatan dan merubah perilaku masyarakat agar mandiri untuk

hidup sehat. Pemegang program ini di Puskesmas Sempaja adalah seorang ahli

kesehatan masyarakat (SKM/sarjana kesehatan masyarakat). Pokok kegiatan

UPK ini di Puskesmas Sempaja, yaitu :

a. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Hidup Sehat ( PHBS )

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakatnya. Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah tangga, institusi

(sekolah, tempat kerja) dan tempat-tempat umum lain. Adapun rincian

kegiatan yang dicanangkan UPK ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kegiatan UPK Promosi Kesehatan

No Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaan

1. Penyuluhan di Posyandu Seluruh ibu-ibu dilingkungan posyandu

1x / bulan

2. Penyuluhan PHBS sekolah TK,SD,SMP,SMA diwilayah kerja PKM

1x/tahun tiap sekolah

3. Penyuluhan kesehatan diorganisasi kemasyarakatan dan keagamaan

Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan diwilayah kerja PKM

1x/tahun

4. Pelatihan dokter kecil Siswa TK dan SD diwilayah kerja PKM

2x/tahun

5. Pelatihan Kader Kesehatan Remaja ( KKR )

Siswa SMP dan SMA 2x/tahun

6. Pelatihan guru UKS 8 sekolah yang memiliki UKS diwilayah kerja

2x/tahun

9

Page 10: UPK

7. Revitalisasi kader posyandu

Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM

1x/tahun

8. Pelatihan kader PHBS Anggota PKK dan Kader posyandu

1x/tahun

9. Survey PHBS Rumah Tangga dan Sekolah

Seluruh KK dan sekolah diwilayah kerja PKM

1x/tahun

10.

Kelas ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM

1x/tahun

11.

Senam ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM

1x/bulan

12.

Senam Lansia Seluruh lansia di wilayah kerja PKM

1x/bulan

13.

Penyuluhan NAPZA ( bermitra dengan BNK )

SMP dan SMA diwilayah kerja PKM

1x/tahun

14.

Pertemuan dan Pembinaan kader

Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM

1x/bulan

15.

Revitalisasi kader Jumantik Seluruh kader jumantik diwilayah kerja PKM

1x/tahun

16.

Pembinaan UKS Guru UKS dan dokter kecil diwilayah kerja PKM

1x/tahun

17.

Praktik cuci tangan dan sikat gigi

Seluruh sekolah diwilayah PKM

1x/tahun

18.

Penyebaran informasi kesehatan melalui pembuatan brosur,poster,spanduk

Seluruh masyarakat dan petugas diwilayah kerja PKM

Situasional

2. Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga,

dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan

mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok

yang dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi:

1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

10

Page 11: UPK

2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat (pos

pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan UKS).

Posyandu adalah wadah kegiatan masyarakat, dimana

masyarakat dapat memperoleh pelayananan kesehatan, serta sebagai

sarana komunikasi antara masyarakat dan petugas kesehatan tentang

masalah kesehatan. Posyandu memiliki beberapa tingkatan yaitu :

a. Posyandu pratama

Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang

ditandai oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara

rutin, serta jumlah kader sangat terbata yakni kurang 5 orang.

b. Posyandu madya

Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima

kegiatannya masih rendah yakni kurang dari 50%.

c. Posyandu purnama

Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan lebih dari 8 kali per tahundengan jumlah kader 5

orang atau lebih, dan cakupan kegiatan lebih dari 50% kecuali

cakupan dana sehat.

d. Posyandu mandiri

Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan lebih dari 8 kali per tahun dengan jumlah kader

sebanyak 5 atau lebih, cakupan kelima kegiatan lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah

memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 % KK.

3. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat seperti pelatihan

kader-kader posyandu, kader kesehatan remaja dan kader PKK, kelas

ibu hamil

11

Page 12: UPK

4. Peningkatan pendanaan operasional Puskesmas dan revitalisasi

Puskesmas sebagai Pusat Promotif dan Preventif bidang

kesehatan.

Saat ini masyarakat yang terlibat dalam upaya kesehatan berbasis

masyarakat yaitu 142 orang kader aktif posyandu, 25 orang juru pemantau

jentik (Jumantik) dan 50 orang kader PHBS.

2. UPK Kesehatan Lingkungan

UPK ini terdiri dari 1 orang sebagai pemegang program ahli kesehatan

lingkungan dengan 2 anggota yang juga ahli kesehatan lingkungan. Tujuan

dari UPK kesehatan lingkungan adalah :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,

kuratif dan promotif secara terpadu, terarah dan terus menerus.

b. Mewujudkan pelayanan Klinik Sanitasi secara terpadu.

c. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien akan pentingnya

lingkungan dan perilaku hidup sehat.

d. Meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih sehat guna meningkatkan

keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya

e. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan.

f. Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup sehat serta

menumbuhkan kemandirian masyarakat.

Kegiatan dari UPK kesehatan lingkungan adalah :

a. Penyehatan Makanan Minuman

1) Meningkatkan pengawasan secara berkala terhadap TPM

2) Pengawasan rumah makan/restoran, industri rumah tangga, jasa boga,

kantin sekolah, makanan jajanan, TPM institusi khusus dan pedagang

kaki lima.

3) Penyuluhan kepada pemilik/pengelola usaha dan penjamah makanan

minuman agar dapat mendapatkan Sertifikat Laik Sehat.

4) Mengkoordinir peserta pelatihan/kursus pengelola/penjamah makanan

& minuman dari wilayah Puskesmas Sempaja yang dilatih di DKK.

12

Page 13: UPK

5) Pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan minuman secara

bakteriologis dan kimia.

6) Meningkatkan koordinasi dengan dinas DKK dalam hal penyelesaian

rekomendasi kesehatan.

Target 2011 :

1. 80 % Restoran dan rumah makan yang diperiksa.

2. 80 % jasa boga yang diperiksa

3. 80 % industri rumah tangga yang diperiksa

4. 80 % kantin sekolah/ makanan jajanan yang diperiksa.

5. 70 % pedagang kaki lima/ makanan jajanan yang diperiksa.

6. 70% penjamah makanan dan minuman/ pengelola yang telah

mengikuti kursus/penyuluhan keamanan pangan.

7. 50 % sampel makanan dan minuman yang diperiksa secara

bakteriologis dan kimia.

Hasil Kegiatan Januari – Juni 2011:

Tempat penyehatan

makanan dan minumam

Jumlah Jumlah yang diperiksa(%)

Memenuhi syarat (%)

Rumah makan 112 32 22Kantin sekolah 18 39 57Pedagang kaki

lima73 69 59

Industri rumah 41 95 89Jasa Boga 8 67 100Institusi 34 94 67

b. Penyehatan Tempat-tempat umum

1) Penyuluhan kepada pemilik/pengelola usaha tempat-tempat umum agar

mendapatkan Sertifikat Layak Sehat.

2) Meningkatkan koordinasi dengan DKK dalam hal penyelesaian

rekomendasi kesehatan.

3) Melaksanakan dan meningkatkan kerjasama antara petugas sanitasi

DKK dengan petugas sanitasi Puskesmas dalam hal pengawasan

tempat-tempat umum.

4) Meningkatkan pengawasan secara berkala terhadap tempat umum.

13

Page 14: UPK

Target 2011 :

1. 80% tempat–tempat umum yang harus diawasi.

2. 60% tempat–tempat umum memiliki sertifikat laik sehat atau

rekomendasi kesehatan dari DKK.

3. 75% petugas sanitasi puskesmas yang melakukan pembinaan tempat–

tempat umum di wilayah kerjanya.

Hasil kegiatan bulan Januari-Juni 2011:

Jumlah data tempat–tempat umum di wilayah kerja Puskesmas

Sempaja berjumlah 26 sarana dari pemerintah dan 256 sarana dari swasta.

Yang diperiksa sebanyak 127 sarana (45%) , memenuhi syarat 90 dengan

presentase 70,9%, dan tidak memenuhi syarat 37 dengan presentase

29,1%.

c. Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan

1) Monitoring kualitas air bersih PDAM dan Non PDAM.

2) Inspeksi sanitasi sarana air bersih secara berkala.

3) Pembinaan dan investigasi Depo Air Minum (DAM).

4) Meningkatkan kerjasama petugas sanitasi DKK dengan petugas sanitasi

Puskesmas dalam hal pengawasan, penyuluhan & pembinaan air bersih.

Target 2011:

1. 95% sampel air minum yang dikelola oleh PDAM/ swasta yang

diperiksa secara mikrobiologi memenuhi syarat.

2. 100% depot air minum diawasi & terdaftar pada DKK serta uji kualitas

air minum.

3. 80% sarana air bersih yang dilakukan inspeksi sanitasi.

Hasil Kegiatan Januari-Juni 2011:

Jumlah data kualitas air di Kelurahan Sempaja Utara berjumlah 259

sarana, yang diperiksa sebanyak 34 dan yang memenuhi syarat sebanyak

22 dengan persentase 64,7%, sedangkan yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 12 dengan persentase 35,3%.

14

Page 15: UPK

Jumlah data kualitas air di Kelurahan Sempaja Selatan berjumlah

416 sarana, yang diperiksa 67 sarana, memenuhi syarat 51 dengan

persentase 76,1%, tidak memenuhi syarat 16 dengan persentase 23,9%.

Jumlah data kualitas air untuk sarana air bersih berjumlah 646

sarana, yang diperiksa untuk fisik sebanyak 86 sarana, yang memenuhi

syarat 66 dengan persentase 76,7%, yang diperiksa untuk kimiawi 86,

yang memenuhi syarat 57 dengan presentase 66,2%, untuk pemeriksaan

bakteriologis sebanyak 15 dengan persentase yang memenuhi syarat 0%.

Jumlah data penduduk menurut jenis sarana air bersih dan bukan air

bersih. Untuk sarana PDAM/ledeng/DAM berjumlah 24.719 sarana

dengan persentase 83,7%, untuk sarana SPT berjumlah 1.095 dengan

persentase 3,7%, untuk sarana SGL berjumlah 2.120 dengan persentase

7,2%, untuk sarana lain berjumlah 7003 sarana dengan persentase 23,7%.

d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1) Memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis terhadap usaha

kebersihan lingkungan.

2) Melaksanakan kegiatan Survey Pola Hidup Bersih dan sehat (PHBS).

3) Melaksanakan penyuluhan langsung di masyarakat dan meningkatkan

kerjasama lintas sektor untuk memperbaiki kualitas lingkungan

pemukiman.

4) Melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi dan kunjungan lapangan untuk

tindak lanjut dari klinik sanitasi.

5) Melaksanakan pengawasan terhadap tempat pembuangan sampah.

6) Mendorong dan membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan

pengawasan kebersihan lingkungan.

7) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pengedar dan

pemakai pestisida.

Target 2011 :

1. 60% jumlah konsultasi dan kunjungan klinik sanitasi.

2. 60% TPS yang diawasi.

15

Page 16: UPK

Hasil Kegiatan Januari – Juni 2011:

Jumlah data kunjungan klinik sanitasi berjumlah 220 pasien, jumlah

data konsultasi klinik sanitasi menurut jenis penyakit terdapat 12 penyakit.

Konsultasi untuk penyakit terbanyak yaitu scabies sebanyak 70 pasien.

Terdapat 12 tempat pembuangan sampah sementara yang diawasi oleh

UPK ini. Semua TPS dalam kondisi tidak memenuhi berjumlah syarat,

terdapat banyak larva dan lalat dewasa dan 7 diantaranya berbau dari

rumah terdekat.

Kegiatan harian dari UPK kesehatan lingkungan di puskesmas

Sempaja adalah menerima konsulan dari bagian / poli lain seperti KIA,

umum, dan lansia, bila ditemukan penyakit-penyakit infeksi yang berbasis

lingkungan misalnya diare. Selain itu, juga bekerja sama dengan

pemegang program lain bila ditemukan adanya KLB terhadap suatu

penyakit yang berbasis lingkungan.

3. UPK KIA dan KB

UPK KIA dan KB bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)

dan angka kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama

kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui.

Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas

kesehatan (bidan) di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan

secara berkala dan terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta

perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan. Proses yang dilakukan

dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi kunjungan dari ibu

hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga K4),

sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan

persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan

pendampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh Dokter Ahli,

Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah memperoleh

pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin.

16

Page 17: UPK

Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah

ditetapkan.

Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu

paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri

mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu

1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal  untuk memonitoring

kemajuan kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu

hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan

minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan

dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe

selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI

2009. Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah

cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan  Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang

Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang

kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC

sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali

selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II

minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.

Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta

tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat

jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama,

K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai

standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian

K(1+1+1=3) adalah  pemeriksaan kehamilan  sesuai standar pada smester

17

Page 18: UPK

pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah

pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan

pelayanan pemeriksaan ibu hamil  dalam ilmu epidemiologi menggunakan

pendekatan prospektif  atau biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam

program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak) adalah buku register  kohor.

Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan

petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC)

sesuai dengan standar 5T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali

selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II

minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang

dimaksud adalah:

- Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan

- Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah

- Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus

- Pemberian imunisasi TT

- Pemberian tablet besi

Pokok Kegiatan :

1. Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

1) Menentukan sasaran tiap kelurahan dan keseluruhan wilayah.

2) Pengumpulan data, dengan cara pencatatan PWS bumil perkelurahan,

register kegiatan harian, kegiatan pemantauan ibu hamil, kegiatan ANC

ibu hamil di posyandu dan di lapangan bidan praktek swasta.

3) Pengolahan data

2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi (KIB)

1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1).

2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4).

Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk

kunjungan lengkap. Target sasaran : 95%.

Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan

persalinan dukun oleh tenaga kesehatan. Target sasaran 90%.

18

Page 19: UPK

Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap

(ibu dan neonatus) sesuai standar KN2. Target sasaran : 90%.

Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi.

Target sasaran : 100%. Penanganan dan/atau rujukan neonatus resiko

tinggi. Target sasaran : 100%.

Hasil kegiatan : Pencapaian sasaran PWS-KIA Puskesmas Sempaja

Januari-Agustus 2011

Kegiatan K1 K4 Deteksi Resti Persalinan KN1 KN2 ASI

EkslusifNakes Masy

.

Nakes Dukun Neonatus

Sasaran 582 582 582 582 556 - 529 529 556

Target 582 582 116 116 556 - 423 423 500

Pencapaian 458 460 113 - 421 24 410 386 114

Pencapaian

(%)

78,7 79 97,4 75,7 4,3 77,5 73 20,5

Pencapaian

2010 (%)

49,5 45,5

3. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Pelaksanaan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang)

Pelayanan deteksi dilakukan waktu bayi atau balita kontak dengan

petugas di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, play group dan

TK. Kegiatan DDTK meliputi :

1) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (untuk

kontak pertama). Target sasaran : 80%

Sasaran : Balita yang tersebar di 2 kelurahan Sempaja Utara dan

Sempaja Selatan tahun 2011.

Sarana : KPSP dan KMS

2) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang apras (untuk

kontak pertama) di TK. Target sasaran : 90%

19

Page 20: UPK

Sasaran : Anak pra sekolah (apras) yang tersebar di 2 kelurahan

Sempaja Utara dan Sempaja Selatan tahun 2011.

Sarana : KMS dan KPSP

3) Pemeriksaan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga

terlatih / guru UKS / dokter kecil. Target : 100%

Sasaran : anak sekolah dasar di 2 kelurahan Sempaja Utara dan

Sempaja Selatan tahun 2011.

4) Pelayanan kesehatan remaja. Target : 80%

Sasaran : Remaja di kelurahan Sempaja Utara & Selatan tahun 2011.

Hasil kegiatan :

Sasaran DDTKA adalah 529 bayi diwilayah kerja PKM Sempaja. Cakupan

DDTKA KN I 60,3 %, DDTKA KN II 57,29 %, dan DDTKA III 56,3 %.

Jumlah sasaran anak balita adalah 3842 dan cakupan APRAS di PG & TK

23%.

4. Pelayanan Imunisasi

Tujuan dan Sasaran Imunisasi di Indonesia

5.1 Tujuan

a. Tujuan Umum

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

b. Tujuan Khusus

Program Imunisasi dengan tercapainya target Universal Child

Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% pada

tahun 2010 sebesar 86% sehingga target telah tercapai, dan secara

merata pada bayi dengan target 100% di desa/kelurahan pada tahun

2011.

5.2 Sasaran Program Imunisasi

Target sasaran ; 100%

Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi

1) imunisasi rutin Bayi, WUS dan Bumil

20

Page 21: UPK

Cakupan imunisasi rutin bayi bulan Januari-September 2011 :Sasaran Pencapaian

Target

Jenis VaksinBCG Polio HB Combo Camp

ak1 2 3 4 0 1 2 395% 95

%90%

90%

85%

75%

95%

90%

85%

90%

529 Kumulatif 399 438 403 327 343 364 381 412 349 376Presentasi 75 83 76 62 65 69 72 78 66 71

Imunisasi Rutin Wanita usia subur (WUS) : wanita usia 15-39

tahun termasuk ibu hamil (Bumil) & calon pengantin (Catin). Cakupannya

sebagai berikut :

TT WUS Januari- Juni 2011Sasaran Pencapaian Target Status TT

1 2 3 4 51593 Kumulatif 100% 59 31 21 7 4

Presentasi 7 %

TT Bumil Januari – September 2011Sasaran Pencapaian Target Status TT

1 2 3 4 5

582 Kumulatif 100% 73 100 88 60 32Presentasi 13% 48%

2) Imunisasi tambahan

Bayi dan anak

a) Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan

1) Imunisasi dasar

Bayi

2) Imunisasi lanjutan

Anak usia sekolah tingkat dasar

Wanita usia subur

b) Sasaran wilayah/lokasi

Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja

c) Sasaran wilayah/lokasi

Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja.

Kebijakan dan Strategi

21

Page 22: UPK

1. Program Imunisasi

a. Kebijakan

Penyelenggaraan imunisasi oleh pemerintah, swasta & masyarakat

dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait.

Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik

terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.

Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu.

Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan

program dan anggaran yang bermutu.

b. Strategi

Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat.

Membangun kemitraan dan jenjang kerja.

Menjamin ketersediaan & kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin,

dan alat suntik.

Menerapkan sistem PWS dalam penentuan prioritas kegiatan & tindakan

perbaikan

Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih.

Pelayanan sesuai dengan standar.

Memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi yang lebih efektif,

berkualitas dan efisien.

Meningkatkan kerjasama, fasilitas dan pembinaan.

c. Sumber Dana

Sumber dana yang digunakan adalah DPA APBD (Dokumen

anggaran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Tahun 2011.

d. Alat/Sarana yang Digunakan

Vaksin

Alat suntik

Kapas

Vaksin carier

Cold chain

KMS/Buku KIA

22

Page 23: UPK

Buku pencatatan harian Puskesmas maupun Posyandu

Buku monitoring

Buku rekapan bulanan

Buku pencatatan vaksin

Buku-buku pedoman imunisasi

5. Pelayanan KB

o Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT.

o Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri.

o Pencatatan dan pelayanan KB baru dan KB aktif di puskesmas, pusban,

posyandu, laporan bidan praktek swasta.

o Membuat laporan KB

o Pemetaan bidan

o Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan

praktek swasta dan dokter praktek. Target tahun 2011 = 70%

Hasil kegiatan:

Data tahun per Oktober 2011, PUS berjumlah 5279, WUS berjumlah

15.836. Akseptor KB baru pada wilayah kerja puskesmas Sempaja hingga

September 2011 sebanyak 613 akseptor.

Akseptor KB Januari-September 2011

Metode Kotrasepsi

Jumlah Peserta yang dilayani TotalKlinik KB Dokter praktik swasta Bidan praktik swasta

Baru Ulangan Baru Ulangan Baru UlanganIUD - 1 - - 44 3 48MOW - - - - - - -MOP - - - - - - -Kondom 2 29 - - 1 - 32Implant 19 2 - - 12 1 34Suntikan 40 10 - - 253 3548 3851Pil 30 5 - - 212 1869 2116Jumlah 91 47 - - 522 5421 6081

Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB.

23

Page 24: UPK

Pemegang program UPK ini adalah seorang bidan, terdiri dari 1 orang

dokter umum di bagian konsultasi KIA, seorang Bidan dibagian KB, imunisasi,

DDTK, dan PWS dibantu oleh 3 orang perawat. Jadwal kegiatan pelayanan

Poli KIA dan KB setiap hari kerja dengan jadwal pelayanan harian, yaitu :

Jadwal Kegiatan Pelayanan poli KIA dan KB

Hari PelayananSenin Imunisasi, KB, ANCSelasa Imunisasi (BCG), KB, ANCRabu Imunisasi, KB, ANCKamis Imunisasi, KB, ANCJumat Imunisasi, KB, ANCSabtu Imunisasi (campak), KB, ANC

4. UPK Gizi

Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli Gizi dengan pokok

kegiatan berikut ini, yaitu :

a. Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu

Sindroma kurang gizi yang berat pada anak-anak umur 0-5 tahun

biasanya mudah ditemukan dengan melihat bentuk fisiknya. Untuk melihat

anak yang mengalami kurang gizi dapat menggunakan beberapa cara, yaitu :

1) Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang

setiap bulan yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai

dengan usia 5 tahun. Kegunaan KMS adalah memonitor pertumbuhan anak.

Untuk memonitor pertumbuhan tersebut, diperlukan data berat badan anak

balita setiap bulannya.

2) Indikator pemantauan pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan

untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Pemantauan pertumbuhan

balita dilakukan dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah).

S : seluruh balita di wilayah kerja

K : jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS

24

Page 25: UPK

D : jumlah seluruh balita yang ditimbang

N : balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan

BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis

merah pada KMS

D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap

kegiatan posyandu

N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan

program.

Cara menghitung :

Presentase K /S=∑ balita yangmempunyai KMS

∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %

Presentase D /S=∑ balita yang datangditimbang

∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %

Presentase N / D=∑ balita yang naik berat badannya

∑ balita yang datang ditimbangx 100 %

Presentase BGM /D=∑ balita BGM

∑ balita yangdatang ditimbangx 100 %

3) Pengumpulan Data

Sumber data berasal dari register bayi dan balita posyandu yang

dikumpulkan oleh kader setiap bulan.

4) Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data

a) Data S,K,D,N, dan BGM di posyandu dicatat oleh kader posyandu pada

buku register bayi dan balita.

b) Data S,K,D,N, dan BGM dicatat dan diolah dalam bentuk D/S, N/D dan

BGM/D oleh Pembina posyandu sebagai bahan laporan ke puskesmas

dan bahan PWS tingkat desa.

c) Data S,K,D,N dan BGM dicatat dan diolah dalam bentuk D/S, N/D dan

BGM/D oleh TPG Puskesmas sebagai bahan laporan ke tingkat kota dan

bahan PWS tingkat Puskesmas.

d) Target K/S=80%, D/S=80%, N/D=80%, BGM/D=<15%. Sasaran 4371

(bayi 529 & balita 3842): cakupan bulan agustus 2011 D/S=15,2 %,

25

Page 26: UPK

N/D=36,8 %; cakupan bulan september 2011 D/S=13,6 %, N/D=46 %;

cakupan bulan oktober 2011 D/S=12,6%, N/D=37,8 %

b. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi

Vitamin A merupakan komponen dari rodopsin yang berfungsi

pemeliharaan sel-sel epitel, metabolisme & reproduksi. Kekurangan vitamin

A dapat menyebabkan buta senja, xerophthalmia, kebutaan, dan mudah

terkena diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin A

dapat juga menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian bayi.

Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di

Indonesia adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini

dapat ditempuh dengan 2 cara :

1) Penyuluhan peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami(sayuran hijau)

2) Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

- Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul

biru 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU

untuk anak 1-5 tahun).

- Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan.

Tujuan :

Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A.

Sasaran :

- Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun

- Balita dengan xerophtalmia

- Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare

- Ibu dalam masa nifas

Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali/tahun

Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang

berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul

vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A ini berupa kapsul vitamin A

26

Page 27: UPK

berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan kepada bayi umur 6-

11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI

yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.

Cara Perhitungan/rumus

Cakupan balita dapat kapsul vitamin A

∑ Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi x 100%

x

∑ balita yang ada di satu wilayah kerja

Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A :

∑ Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin Ax 100%

∑ Ibu nifas yang ada di suatu wilayah

Pengumpulan Data :

Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A

baik dari posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan

maupun dari petugas gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus

Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit

yang dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya.

Pencatatan dan Pelaporan

a) Bayi (usia 6-11 bulan)

Menggunakan data sasaran dari register bayi di posyandu atau buku

bantu, kohort bayi.

Mencatat setiap bayi yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh bayi yang diberi vitamin

A menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A

Di tingkat Puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh bayi yang

akan diberi vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas,

menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A

Menghitung cakupan dengan rumus di atas

b) Balita (usia 12-59 bulan)

27

Page 28: UPK

Menggunakan data sasaran dari register balita di posyandu /buku bantu.

Mencatat anak balita yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi.

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A

menggunakan formullir distribusi kapsul vitamin A

Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh balita yang

diberi vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan

formulir distribusi kapsul vitamin A.

c) Bufas

Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA,

atau buku bantu.

Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda

Al untuk pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul

yang ke 2 di dalam kohort ibu.

Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2

kapsul vitamin A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada

menggunakan formulir bantu.

Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas

yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.

c. Ibu Hamil Yang mendapat 90 tablet Fe

Definisi :

1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III

2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia

Defisiensi Besi yang diberikan kepada ibu hamil

3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin

(Hb) lebih rendah dari nilai normal. Batasan nilai normal Hb yaitu :

Anak prasekolah 11gr% Wanita Hamil 11 gr%

Anak Sekolah 12 gr% Ibu Menyusui 12 gr% Wanita Dewasa 12 gr% Laki-laki Dewasa 13 gr%

Kebijaksanaan program

28

Page 29: UPK

1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada

penggunaan preparat besi khusus untuk ibu hamil.

2. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.

Tujuan

Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi

anemia gizi besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja

berpenghasilan rendah.

Kegiatan

Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan balita.

Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang

diusahakan lewat penyuluhan gizi

Sumber data

Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin di wilayah kerja

Puskesmas Sempaja dihitung dengan formula 1.05 x CBR wilayah kerja x

jumlah penduduk.

Kegiatan Sasaran Target CakupanKapsul vit.A dosis tinggi bayi (6-11 bln)

90 % 72,7%

Kapsul vit.A balita 3842 90% 48,13 %Vit.A Bufas 548 100% 73,54%Bumil yang dapat tablet Fe1 & Fe3 583 80% 78,5 % dan 72,2 %

d. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita dari keluarga

miskin

Definisi :

a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan

balita usia 12-24 bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/

Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan

alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang disesuaikan.

b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat

29

Page 30: UPK

dari campuran beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein

hewani/nabati, terigu, margarine, gula, susu, lesitin, kedelai, garam

bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.

Tujuan :

Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya

meningkatkan status gizi balita

Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita

gizi buruk

Pemantauan dan Penilaian :

Pemantauan dan Penilaian dilakukan selama PMT yang berlangsung

selama 90 hari berturut-turut.

Indikator pemantauan :

a. Berat badan bayi balita (kenaikan BB setiap bulan)

b. Kunjungan/kehadiran di posyandu

c. Penerimaan terhadap PMT yang diberikan

Pencatatan kegiatan PMT dan MP-ASI bayi balita :

o Form pemantauan bayi balita

o Form pemantauan pertumbuhan bayi balita yang mendapat PMT

o Form pemantauan penerimaan PMT

Sasaran:

Bayi dan balita dari keluarga miskin (yang telah ditetapkan oleh Pemerintah

daerah).

Target sasaran : 100%.

Sumber Data :

Laporan khusus MP ASI, RI Gizi, LB3-SIMPUS

e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

30

Page 31: UPK

Definisi

Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan)

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sempaja

Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,

kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor).

Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup

- Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi

- Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB

- Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta

memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai

kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi

- Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta

- Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai

mencapai Z-score-1

- Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan

anak.

Sasaran:

Balita gizi buruk menurut standar BB/TB Z-score <-3 atau ada tanda-

tanda klinis yang berada di wilayah kerja PKM sempaja dalam kurun

waktu tertentu.

Sumber Data

R1/Gizi, LB3-SIMPUS, W1 (laporan wabah KLB), Laporan KLB

gizi buruk Puskesmas.

f. Pemberian ASI Eksklusif

Pengertian

ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai

bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.

Sumber Data

31

Page 32: UPK

Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas.

Langkah Kegiatan

- Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Sempaja tahun 2010.

- Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi

ASI saja dari catatan Puskesmas.

Sasaran :

Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI.

Target=80%, cakupan=16,6 %.

Kegiatan :

1) Konsultasi perorangan di poli KIA

2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu

g. Pencegahan dan penanggulangan KEK

Tujuan :

Untuk meningkatkan kesehatan WUS dan ibu hamil serta mencegah BBLR.

Kelompok sasaran :

WUS dan Bumil

Jenis kegiatan:

Penapisan penderita resiko KEK melalui pengukuran LILA dan IMT.

Intervensi penderita KEK melalui pendidikan gizi dan pemberian makanan

tambahan.

Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA dan pelayanan kesehatan.

Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi

Target=20%.

h. Konsultasi Gizi

Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan

pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk

dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan

ini diberikan pada pasien dengan masalah gangguan Gizi. Pasien yang

32

Page 33: UPK

dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi kurang, hipertensi,

dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan diet

harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.

Tujuan

a) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah

yang dihadapi klien/pasien.

b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki

kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik

bagi dirinya.

Sasaran

Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien

a) Wawancara

Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab,

diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

b) Pengembangan media konsultasi gizi

Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet

Perencanaan konsultasi

Di dalam perencanaan konsultasi ditetapkan tujuan, materi, metode dan media.

Pelaksanaan konseling

1) Tahap pencairan

Membina suasana yang dapat menumbuhkan kepercayaan, menyiapkan

kondisi yang menyenangkan, menumbuhkan sikap keterbukaan pasien.

2) Tahap penjelasan

Membantu pasien mengurutkan cerita dengan benar misal urutan

kebiasaan makan dari mulai bangun tidur sampai dengan mau tidur malam

hari. Dalam tahapan ini boleh mengarahkan pasien pada pokok permasalahan

dan belum diperbolehkan memberi nasehat.

3) Tahap pemecahan masalah

Menyampaikan cara pemecahan masalah dengan jelas sesuai dengan

harapan pasien. Menjelaskan anjuran diit sesuai dengan kondisi pasien.

Menunjukkan contoh menu dan jumlah makanan sehari, serta cara memilih

33

Page 34: UPK

dan mengolah bahan makanan yang baik. Menggunakan alat bantu berupa

leaflet, contoh makanan. Memberi pujian kepada pasien yang sudah pintar.

4) Tahap kesimpulan

Ulangi hal-hal yang perlu diingatkan oleh pasien dan memberi

kesempatan bertanya bila belum jelas. Konselor menyampaikan kesimpulan

dari konsultasi dan memberi waktu kepada pasien untuk merenung sebentar

tentang alternative pemecahan masalah. Memberi semangat dan dorongan

kepada pasien terhadap keputusan yang telah diambil dan membuat

kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.

5) Penilaian/evaluasi

Evaluasi dalam proses konsultasi ada 2 yaitu evaluasi proses dan

evaluasi dampak. Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi pasien, isi

materi dan metode yang dipilih sesuai . waktu yang digunakan sesuai, tujuan

konseling tercapai dan lain-lain. Evaluasi dampak untuk melihat keberhasilan

konselor dalam pelaksanaan konseling,misalnya pasien melakukan kunjungan

ulang, terjadi perubahan berat badan, perubahan positif sikap dan perilaku

pasien terhadap makanan dan kesehatan.

5. UPK Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

UPK P2M memiliki beberapa program kerja berdasarkan jenis penyakit

yaitu DBD, TB paru, Malaria, Kusta, Diare, pneumonia, demam tifoid,

campak, PMS, dan beberapa penyakit lain. Pemegang program ini adalah

seorang ahli kesehatan masyarakat, dan khusus bagian ini memiliki sub divisi

tersendiri yang dipegang juga oleh ahli kesehatan masyarakat yaitu untuk kasus

DBD serta sub diviai Kusta dan TB yang juga dipegang oleh sorang perawat.

Kegiatan pada UPK ini adalah :

1. Surveilans

Pencatatan dan Pelaporan untuk Penyakit-penyakit Menular.

34

Page 35: UPK

2. Penyelidikan epidemiologi

Kegiatan terjun langsung ke lapangan bila ditemukan adanya KLB yang

dicurigai dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kemudian akan

berkoordinasi dengan pemegang program lain untuk tindak lanjut kasus tersebut.

3. TB

a. Penemuan tersangka penderita TB

b. Pelayanan dan Pengobatan penderita TB

c. Kunjungan rumah pasien TB

d. Monitoring pengobatan

e. Penyuluhan

f. Pengiriman slide untuk cross cek

g. Target sasaran kesembuhan TB paru : > 85%

4. DBD

a. Pengamatan jentik berkala oleh Jumantik

b. Kegiatan Abatisasi massal

c. Penyelidikan epidemiologi dan pemetaan kasus

d. Fogging Focus dan abatisasi selektif

e. Penyuluhan Kesehatan

f. Target sasaran penderita yang ditangani : 80%.

5. Kusta

a. Penemuan tersangka penderita Kusta

b. Pelayanan dan Pengobatan Penderita Kusta

c. Kunjungan Rumah Pasien Kusta

d. Pemeriksaan kontak penderita

e. Penyuluhan

f. Target sasaran penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) : >90%

6. Malaria

a) Pengobatan penderita malaria klinis

b) Pengobatan penderita malaria (plasmodium positif)

c) Pemeriksaan sampel darah

d) Target sasaran penderita malaria yang ditangani : 100%.

35

Page 36: UPK

7. ISPA

a) Penemuan kasus ISPA

b) Pengobatan penderita ISPA

c) Target sasaran balita dengan pneumonia yang ditangani : 100%.

8. Diare

a) Penemuan kasus diare

b) Pengobatan penderita diare

c) Target sasaran balita dengan diare yang ditangani : 80%.

9. Thypoid

a) Penemuan kasus typoid

b) Pengobatan penderita typoid

10. Campak

a) Penemuan kasus campak, memakai formulir penyelidikan kasus campak

b) Pengobatan penderita campak

11. Penyakit Menular Seksual

a) Penemuan kasus Penyakit Menular Seksual

b) Pengobatan penderita Penyakit Menular Seksual

c) Target sasaran pasien dengan menular seksual yang diobati : 100%.

12. Difteri

Tahap pengendalian dan penanggulangan difteri

1. Penyelidikan Epidemiologi

Dilakukan setiap adanya 1 kasus difteri (Rumah Sakit, Puskesmas,

Masyarakat) untuk memastikan terjadinya KLB dan menemukan kasus

tambahan serta kelompok rentan.

2. Penanggulangan

a. Tata laksana kasus

Confirmed case (isolasi di RS)

Probable case (isolasi di rumah)

Carrier

b. Pemberian profilaksis bagi kelompok kontak

36

Page 37: UPK

c. Pemberian vaksinasi bagi kelommpok kontak dan kelompok kontak dan

kelompok rentan sesuai indikasi dan umur.

3. Surveilans ketat

Oleh Rumah Sakit, petugas Puskesmas dan masyarakat.

4. Promosi kesehatan

Melalui Tim Penggerak PKK Kota Samarinda (Peserta Semua Ibu

Lurah selaku TP PKK Tingkat Kelurahan)

5. Rapat koordinasi LS dan LP terkait

Pertemuan Koordinasi dengan Rumah Sakit di seluruh Samarinda dalam

rangka SKD-KLB difteri.

Review difteri bagi petugas analis Puskesmas oleh dokter spesialis

Patologi Klinik.

Review difteri bagi dokter & perawat Puskesmas oleh dokter Spesialis

anak.

Instruksi kerja pemberian imunisasi difteri yaitu :

1. Mengisi identitas pasien oleh petugas kesehatan yang memberi imunisasi.

2. Kepada semua petugas kesehatan yang memberikan imunisasi harus

melihat status imunisasi klien:

a) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien belum mencapai 18 bulan

tidak perlu diimunisasi.

b) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien antara 18 bulan sampai

dengan 4 tahun maka diberikan imunisasi DT satu kali dengan dosis

0,5 cc im deltoid.

c) Jika kontak dengan penderita/carrier difteri:

Booster I : 5 tahun dari imunisasi terakhir

Booster II : 10 tahun booster I

d) Jika DPT 1, 2, 3 tidak lengkap/tidak ingat imunisasi sebelumnya dan

sudah lebih dari 5 tahun maka diberi imunisasi.

37

Page 38: UPK

No UmurX

Imunisasi

Jenis Vaksin

Interval Dosis Lokasi

1 < 7 tahun 2 x Dt 4 minggu 0,5 cc im2 7-15 tahun 2 x dT 4 minggu 0,5 cc im

3 > 15 tahun 2 x dT0 minggu4 minggu6 bulan

0,5 cc0,5 cc0,5 cc

imimim

3. Harus mencatat semua KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan

dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

4. Pastikan semua klien yang perlu diimunisasi ulang untuk dating

dengan memberikan kartu kontrol kunjungan vaksin berikutnya.

Hasil Kegiatan survailens Januari – Juni 2011

Penyakit Jumlah penderita Tahun 2010

Diare

Diare berdarah

Tifoid

TB paru BTA +

TB paru klinis

Pnemonia

Hepatitis klinis

M.Falsifarum

M.vivax

DBD

Campak

GO

Influenza

386

266

174

7

4

93

13

2

1

1

14

8

1692

686

371

182

14

Tidak ada data

106

16

16

5

47

Tidak ada data

25

Tidak ada data

6. UPK Pengobatan Dasar

38

Page 39: UPK

Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh

dokter berdasarkan temuan yang diperoleh selama anamnesis dan

pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi oleh pengetahuan dan

keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat

maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan

pengobatan yang rasional.

Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan

yang melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi

observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang

rawat inap.

Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses

perjalanan penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan

seseorang karena sakit, mencegah dan mengurangi kecacatan, meneruskan

penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila

diperlukan.

Pelayanan di Poli Umum Puskesmas Sempaja berupa pelayanan

kesehatan yang meliputi pelayanan :

- Kuratif (pengobatan)

- Preventif (pencegahan)

- Promotif (peningkatan kesehatan)

- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Pemegang program UPK ini adalah seorang dokter umum. Proses

pelayanan di Poli Umum meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,

penegakan diagnosis, terapi dan tindakan, dan pelayanan rujukan. Kegiatan

pengobatan dasar di puskesmas Sempaja, meliputi :

1) Konsultasi langsung dengan dokter Umum (2 orang), dibantu 1 orang

perawat.

2) Pemeriksaan penunjang diagnostik (Doppler, otoskop).

3) Nebulizer untuk serangan asma.

4) Pembentukan klinik DM dan hipertensi.

5) Persiapan pelaksanaan safety pasien dan universal protection.

39

Page 40: UPK

6) Pengobatan memakai protap buku pedoman dasar pengobatan

puskesmas.

7) Melakukan konsul pasien ke bagian kesehatan lingkungan dan Gizi bila

ditemukan kasus penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah gizi.

8) Melakukan rujukan ke unit kerja yang lebih tinggi untuk kasus yang

dianggap memerlukan sarana diagnostik & terapi yang lebih kompleks.

9) Melakukan tindakan pencegahan melalui edukasi yang bertujuan untuk

mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kecacatan.

10) Kegiatan puskesmas keliling yang diadakan di posyandu-posyandu

yang terdapat di wilayah kerja dengan frekuensi 2 kali/bulan pada

wilayah kerja yang sama. Kegiatan yang dilakukan serupa dengan

kegiatan harian di puskesmas pelayanan kesehatan di poli umum

dengan melibatkan dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas

apotek, dan ahli gizi.

11) Melakukan koordinasi, monitoring, pencatatan&pelaporan dipoli umum

Daftar 10 penyakit yang terbanyak di PKM sempaja bulan Januari- Oktober 2011,

yaitu :

40

ISPA Myalgia Faringitis Gastritis Hipertensi Dermatitis Alergica

Peny.Pulpa dan jaringan periapikal

Dermatitis infektif

DM Peny. Gusi dan jaringan periodontal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000 8610

4051

2822 28062520

1251 1146 1052 1053863

10 Penyakit Terbanyak

Page 41: UPK

7. UPK Pengembangan / Inovatif

a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pemegang program UPK ini adalah seorang perawat yang khusus

menangani masalah UKS. UKS memiliki tiga pelayanan utama yang dikenal

dengan TRIAS UKS

1. Pendidikan kesehatan

2. Pelayanan kesehatan

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah dasar

Sasaran:

SD, SMP dan SMU di wilayah puskesmas Sempaja

Kegiatan :

- Pengawasan terhadap kantin, sekolah, sumber air bersih, sampah, air

limbah, tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah.

- Pendataan murid baru.

- Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan penjaringan

kesehatan (pengukuran BB, TB, ketajaman penglihatan dan pendengaran,

serta pemeriksaan kesehatan gigi).

- Program dokter kecil dilaksanakan 2 tahun sekali.

- Program Palang Merah Remaja (PMR) mulai tahun 2008.

- Mengadakan pertemuan dengan guru UKS di sekolah.

- Pencatatan dan pelaporan.

b. UPK Kesehatan Gigi dan Mulut

1) Upaya kesehatan gigi masyarakat

- Pelatihan kader UKGM.

- Pemeriksaan gigi geligi dan gusi pada balita dan bumil.

- Penyuluhan oleh kader dan petugas kepada masyarakat pengunjung

posyandu.

- Perujukan pasien dengan masalah kesehatan gigi dan mulut ke

Puskesmas Sempaja.

41

Page 42: UPK

2) Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)

- Pemeriksaan gigi seluruh murid TK dan murid kelas 1 SD meliputi

pemeriksaan karies gigi dan gigi geligi, jaringan penyangga gigi dan

kebersihan mulut.

- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

3) Pelayanan medik dasar di puskesmas

- Dilaksanakan setiap hari kerja. Perawatannya berupa pencabutan gigi

susu dan gigi permanen, penambalan dengan bahan amalgam,

pembersihan karang gigi, penambalan sementara, insisi abses serta

pengobatan lainnya.

- Penyuluhan terhadap individu pasien yang datang serta melayani kasus-

kasus rujukan dan merujuk kasus-kasus yang tidak dapat dilayani di

puskesmas.

- Pencatatan dan pelaporan

UPK ini memiliki 1 dokter gigi yang khusus menangani pasien

dengan permasalahan gigi dan mulut dengan 1 perawat sehingga perhatian

lebih terfokus pada pasien tersebut.

c. UPK Kesehatan Lansia

Pelayanan kesehatan usia lanjut meliputi upaya promotif yaitu upaya

untuk menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap

dihargai dan tetap berguna bagi diri mereka sendiri, keluarga maupun

masyarakat.

Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang : kesehatan

dan pemeliharaan kebersihan diri, makanan dengan menu gizi seimbang,

kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan

kemampuan usia lanjut, pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, membina keterampilan agar dapat

mengembangkan kegemaran sesuai kemampuan, meningkatkan kegiatan

sosial di masyarakat.

42

Page 43: UPK

Selain upaya promotif, juga dilakukan upaya preventif, yaitu upaya

pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi

penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan. Upaya preventif dapat berupa

kegiatan antara lain: pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan teratur untuk

menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut, kesegaran jasmani

yang dilakukan secara teratur, penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat

bantu, misalnya alat bantu dengar, penyuluhan untuk mencegah terhadap

kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut, pembinaan mental

dalam meningkatkan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan bagi usia lanjut, meliputi pelayanan

kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialisasi melalui system rujukan.

Terakhir adalah upaya rehabilitatif, meliputi kegiatan: memberikan informasi,

pengetahuan, dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu,

mengembalikan kepercayaan diri dan memperkuat mental, pembinaan usia

lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas didalam maupun di

luar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita,

serta perawatan fisioterapi.

Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat.

Unit kegiatan harian UPK ini di puskesmas adalah adanya poli lansia yang

dilakukan 1 dokter umum yang khusus menangani pasien lansia dengan 1

perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien lansia.

Tujuan :

Meningkatkan kesehatan dan kemandirian lansia (berusia 60 tahun atau

lebih) baik secara jasmani, rohani dan sosial.

Sasaran :

1. Langsung :

a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-59 tahun)

b. Kelompok usia lanjut dalam masa prenisivirum (60-69 tahun)

c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (≥ 70 tahun)

2. Tidak langsung :

43

Page 44: UPK

a. Keluarga dimana usia lanjut berada

b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan permasalahan usia lanjut

c. Masyarakat luas

Target sasaran : 70%

Kegiatan :

- Pembentukan Posyandu Lansia yang diadakan 1 kali/bulan di posyandu

yang sama dengan melibatkan dokter umum, perawat, pemegang program,

petugas laboratorium, petugas gizi, dan petugas apotek.

- Perbaikan kartu status pasien lansia

- Pembentukan puskesmas peduli lansia

Jenis kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia adalah :

1. Pemantauan aktifitas sehari – hari

- Makan minum

- Berjalan

- Mandi, buang air besar/kecil

- Berpakaian

- Naik turun tangga

2. Pemeriksaan status mental

Mengetahui gangguan mental emosional yang terjadi pada usia lanjut

melalui pertanyaan :

- Mengalami susah tidur

- Sering merasa gelisah

- Sering murung/menangis sendiri

- Sering was – was/kuatir

3. Pemeriksaan status gizi

Untuk mengetahui status gizi usia lanjut melalui :

- Pengukuran tinggi badan

- Penimbangan berat badan

- Pengukuran tekanan darah

- Pemeriksaan kadar darah/ HB

44

Page 45: UPK

- Pemeriksaan kadar gula darah

4. Penyuluhan dan konseling

Bertujuan memberikan pengetahuan kepada usia lanjut untuk memahami

perilaku hidup sehat.

5. Pengobatan dan rujukan

Pengobatan dan rujukan dilakukan terhadap usia lanjut yang memerlukan

yaitu usia lanjut yang sakit pada saat kegiatan dilakukan.

6. PMT penyuluhan/ pemulihan

Tujuan memberikan contoh makanan sesuai kebutuhan & kondisi usia lanjut

7. Kunjungan rumah

Bertujuan mengetahui keadaan anggota kelompok yang tidak hadir pada

saat kegiatan misalnya sakit.

8. Kegiatan lain

- Kegiatan olah raga/ latihan fisik (senam, gerak jalan santai, dll)

- Kerohanian

- Rekreasi

- Arisan

- Iuran kematian

- Forum diskusi

- Penyaluran dan pengembangan hobi

- Kegiatan yang bersifat produktif (disesuaikan dengan kondisi)

Hasil kegiatan:10 Penyakit terbanyak lansia di Puskesmas Sempaja Januari-Juni

2011

1. Hipertensi 1442 jiwa

2. Myalgia / Reumatoid 1405 jiwa

3. ISPA 701 jiwa

4. Gastritis/Syndrom dispepsia 663 jiwa

5. Diabetes Mellitus 583 jiwa

6. Dermatitis Alergika 203 jiwa

7. Pharingitis 202 jiwa

8. Penyakit Infeksi lainya 130 jiwa

45

Page 46: UPK

9. Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 108 jiwa

10. Dermatitis infektif 99 jiwa

Hasil kegiatan : 10 Penyakit terbesar lansia di Posyandu Lansia 2011

1. Myalgia/Rhematoid

2. Hipertensi

3. Gastritis

4. ISPA

5. Diabetes Mellitus

6. Dermatitis alergika

7. Anemia

8. Penyakit mata lainnya

9. Penyakit degenerative

10. Asma Bronchiale

Konsultasi Gizi lansia Puskesmas Sempaja

Tahun 2008 2009 2010

Jumlah 81 orang 236 orang 123 orang

Grafik Kunjungan lansia dengan kelainan di Puskesmas Sempaja dan

Posyandu Lansia 2008-2010

KelaiananPuskesmas Sempaja Posyandu lansia

2008 2009 2010 2008 2009 2010Kemandirian A 5 2 37 0 0 0Kemandirian B 18 30 98 0 14 11

Mental emosional 19 29 688 20 12 154BB lebih 272 567 1462 103 135 135

BB kurang 120 343 415 29 63 61Hipertensi 1779 2107 2072 165 240 17Hipotensi 255 519 787 27 123 53Anemia 30 124 95 21 43 17

Diabetes Mellitus 490 716 762 22 1 37Gagal Ginjal 3 42 34 46 21 10

d. Upaya Kesehatan Mata

46

Page 47: UPK

Kunjungan Dokter Spesialis Mata 1 x / bulan pada hari selasa minggu kedua.

Kegiatan : Melakukan pemeriksaan dan konsultasi mata.

JADWAL KUNJUNGAN DR.SPESIALIS MATA UNTUK THN 2011

BULAN TANGGAL

Januari 18

Pebruari 16

Maret 15

April 12

Mei 10

Juni 14

Juli 12

Agustus 16

September 15

Oktober 11

Nopember 15

Desember 13

e. Upaya Kesehatan Jiwa

Kunjungan Dokter Spesialis Jiwa 1 x / bulan pada hari rabu minggu kedua.

Kegiatan : Konsultasi untuk masalah-masalah kejiwaan, termasuk

diantaranya masalah gangguan tidur untuk para lansia.

f. UPK Penanggulangan HIV dan AIDS (Klinik VCT)dan IMS

Pemegang program UPK ini langsung ditangani oleh seorang dokter

umum (pimpinan puskesmas) yang melayani untuk konsultasi dan konseling,

serta dibantu petugas laboratorium untuk konfirmasi pemeriksaan darah

(antibodi HIV) pasien yang dicurigai.

Tujuan : Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS

Kegiatan :

- Penyuluhan berupa sosialisasi program, promosi.

- Pemeriksaan bagi penderita yang dicurigai penderita HIV dan AIDS

47

Page 48: UPK

- Rujukan ke RS bagi penderita yang terbukti menderita HIV dan AIDS

Sasaran :

- Penjasun/IDU

- WPS/PSK

- Pelanggan

- Gay

- Waria

Sumber data :

Diambil dari tempat yang menjadi sasaran : Lokalisasi Bandang, bayur,

Loa hui, lapas kelas IIA samarinda, rutan kelas IIA samarinda.

Harapan :

Masyarakat mengerti tentang penyakit HIV serta bahayanya sehingga

dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS.

Target sasaran klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS : 100%.

Hasil kegiatan Februari – Mei 2011

Bulan Kasus IMS yang diberi pengobatan Kunjungan VCTFebruari 40 20Maret 36 3April 11 1Mei 13 17

8. Pelayanan Tambahan

a. Customer service

Bagian ini melayani saran, kritik, dan informasi yang diperlukan oleh

pasien agar mendapatkan pelayanan yang tepat.

b. Kantin

Penyediaan kantin yang memenuhi syarat kesehatan dan mendapat

Sertifikat Laik Sehat yang diberikan oleh dinas kesehatan kota dengan kondisi

kantin yang bersih dan rapi.

48

Page 49: UPK

BAB III

PENUTUP

Puskesmas Sempaja telah menyelenggarakan Puskesmas program

upaya kesehatan wajib yang tercermin dalam 6 Unit pelayanan kesehatan

pokok setiap Puskesmas di Indonesia. Pelaksanaan 6 UPK pokok tersebut

dinilai dapat berjalan dengan baik sehingga puskesmas juga

menyelenggarakan beberapa program pengembangan unit pelayanan

inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Sempaja, ketersediaan sumber daya manusia, serta pendanaan.

Program inovatif yang dilaksanakan adalah UKS, UPK gigi dan mulut,

Lansia, Mata, jiwa, dan Klinik VCT.

Setiap bulan Puskesmas Sempaja mengadakan mini lokakarya yang

bertujuan untuk membahas pelaksanaan kegiatan secara mendetail.

Dilakukan juga pertemuan-pertemuan yang sifatnya situasioal bila ada hal-

hal penting yang menyangkut kegiatan dan tanggung jawab puskesmas.

Sedangkan untuk evaluasi dilakukan pada akhir tahun untuk melihat

pencapaian masing-masing program, pembahasan permasalahan yang

timbul, pembahasan kemungkinan pemecahan masalah, serta pengajuan

program-program yang akan dilaksanakan pada tahun yang sedang

berjalan.

Dengan diadakan mini lokakarya dan evaluasi tahunan, Puskesmas

Sempaja diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan secara optimal

berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber

daya yang ada, dengan tetap mengembangkann dan membina peran serta

masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di

wilayah kerja.

49

Page 50: UPK

50

Page 51: UPK

NO

Jenis Sarana

Air Bersih

Jumlah Sarana

Jumlah Sampel Diambil

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Kimiawi Terbatas Pemeriksaan Bakteriologis

KeteranganJumlah Sampel

diperiksa

Memenuhi Syarat

%Jumlah Sampel

diperiksa

Memenuhi Syarat

%Jumlah Sampel

diperiksa

Memenuhi Syarat

%

                          

1 SGL 836 275 100 46 46,00 80 45 56,25 - - -Pemeriksaan Kimia Terbatas

                          di lapangan pH, Fe (besi)

2SPT /

S. BOR

497 140 80 38 47,50 33 24 72,73 - - - 

                         

 

Jumlah 1333 415 180 84 46,67 113 69 61,06 - - -  

Lampiran

51