Upload
rini
View
253
Download
6
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hygiene industri
Citation preview
1
Upaya Penanggulangan Bahaya
Denny ArdyantoOccupational Safety and Health Department
School of Public HealthUniversitas Airlangga
Upaya penanggulangan bahaya, dalam
penerapannya sering dikaitkan dengan
pengertian program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) atau digunakan
istilah Occupational Health and Safety
(OHS); Occupational Safety and
Health (OSH) atau digabung dengan
aspek E (environment) sehingga menjadi
OHSE atau OSHE. 2
Industrial hygiene program The program must be made up of
several key components : a written program/policy statement, hazard recognition procedures, hazard evaluation and exposure assessment, hazard control, employee training, employee involvement, program evaluation and audit, and recordkeeping.
3
4
1
2
3
4
5
Eliminasi
Substitusi
Rekayasa/EngineeringPengendalian
Administratif
Alat Pelindung Diri
Hirarki Pengendalian
5
Ask management for information. Make sure that
the company fulfils its obligation to inform workers
about workplace hazards.
ELIMINASI
SUBSTITUSI
Wherever possible, hazardous substancesshould be replaced by less hazardous ones.For example, an organic solvent-based glue should be replaced by a water-based one.
6
ENGINEERING CONTROL
7
8
A worker soldering in a dirty shop without ventilation and with no PPE
Question: What is wrong with this picture? What is missing? How will this situation lead to this worker being exposed to the lead used in the soldering process? Could this situation also cause his family to be exposed to lead? How? What suggestions can you make to prevent this situation?
9
Picture of local exhaust ventilation system while the same worker issoldering
ENGINEERING
Using remote control may prevent the dangers associated with the chemical from reaching the worker
10
LOCAL EXHAUST VENTILATION
11
Local Exhaust Ventilation
12
VENTILASI ALAM
13
LOCAL EXHAUST VENTILATION (ENCLOSURE)
14
ADMINISTRATIVE CONTROL
15
16
Make sure you read and understand labels before using chemicals
17
PEMERIKSAAN
KESEHATAN
18
Good Housekeeping
19
Training On Health and Safety
20
Training is essential for new workers. Existing workers should receive refresher courses periodically.
21
If you wear protective clothing at work, such as aprons, laboratory coats, overalls, etc., these should be cleaned regularly and you should inspect them for holes or areas that are worn out.
Personal Hygiene
22
Workers who launder these clothes should be trained in the types of hazards they may work with and how they can be controlled.
Inspect your underclothes at home for any signs of contamination with oils, solvents, etc. If you find any signs, then it means your protective clothing at work is not effective.
Personal Hygiene
23
A worker is eating something in
the work area
24
Picture shows a worker washing his hands. There are clean towels, and a lunch room sign.
25
Picture shows shower and locker areas
26
Personal hygiene is very important in terms of reducing health hazards. Dirty clothes can
spread hazardous substances to your family.
27
Do not take workplace hazards home with you !
Environmental monitoring (for chemical substances) is thedetermination of the concentrationof toxic substances in the air ofworking environment.
29
Environmental monitoring accounts neither for skin absorption, accumulation, the use of personal protective equipment, differences in physical activity, working habits, and personal hygiene nor for non-occupational exposure, while biological monitoring accounts for all of these.
30
Menunjukkan paparan total paparan udara, absorpsi melalui kulit, terbebasnya zat kimia yang berakumulasi, efektivitas pemakaian alat pelindung diri, perbedaan pembebanan fisik, higiene perorangan dan pemaparan diluar lingkungan kerja .
Monitoring Biologis
31
Monitoring Lingkungan dan Biologis
1. Keduanya penting dan berperan dalam upaya pencegahan penyakiat akibat kerja karena paparan bahan beracun.
2. Keduanya saling mengisi/melengkapi.
Gas Detector
32
Environmental Monitoring
33
Label dan
simbol
Pelatihan
MSDS
Identifikasi
KOMPONEN KOMUNIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DAN BERACUN
34
Ask management for information. Make sure that the company fulfils its obligation
to inform workers about workplace hazards.
Examples of easily
understood symbols
35
36
WARNING SIGN
38
A. Protective clothingB. Eye and face protectionC. Respiratory protectionD. Hearing protectionE. Protection for head, for feet, from falling objects and gainst electrical hazards
CONTROL OF HAZARDSPersonal Protective
Equipment
Welding (Box Type)
39
Welding (Cup Type)
EYE PROTECTION
1.Prefilter2.Dust filter
40
Gas filter
Combination filter
A Dust - mask
respirator
41
Full facepiece cartridge respirator
42
Chemical Cartridge Respirator and SCBA
SELF-CONTAINED BREATHING APPARATUS
(SCBA)
43
44
Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)
KEBISINGAN
45
Noise Control Measures
• Elimination• Engineering controls• Administrative controls• Personal hearing protection
46
Engineering Controls
• Substitusi mesin misalnya mengganti mesin-mesin yang berukuran lebih kecil yang bergerak lebih cepat dengan mesin-mesin berukuran lebih besar dan bergerak lebih lambat (larger, slower machines for smaller, faster ones);
• Mengganti roda-roda gigi dengan sabuk penggerak (belt drives for gears); mengganti palu dengan alat penekan / pres (pressing for hammers). 47
Engineering Controls
Memakai kipas yang berukuran besar dan berputar dengan kecepatan rendah (use large, low-speed fans instead of smaller, high-speed fans); reduksi tekanan (reduction of pressure);
48
49
Sound-absorbing materials commonly used to cover walls and ceilings include mineral or glass fiber blankets, molded or felted fiber boards, spray-on fibers, foamed plastics, and porous plastics.
Absorbing Airborne Noise
50
Engineering Treatment of The Transmission Path
Enclosures ( partial / complete enclosure )
“Acoustical treatment” pada dinding, langit-langit dan lantai tempat kerja untuk menyerap suara dan mengurangi gema (reverberation).
Memasang barrier (noise / acoustical barrier) antara sumber kebisingan dan tenaga kerja. Permukaan barrier yang menghadap sumber bising dilapisi dengan bahan penyerap suara (sound - absorbing materials).
51
Program Pemeliharaan Pendengaran
Pengendalian secara teknik (Engineering
Controls)Pada sumber bunyi :• Memperbaiki mesin-mesin yang
telah mengalami gangguan fungsi.• Bila perlu, mesin-mesin dilengkapi
dengan peredam
52
53
Program Pemeliharaan Pendengaran
Pengendalian secara teknikPada sumber bunyi :• Lubrikasi mesin-mesin.• Roda gigi, rantai dan komponen-
komponen mesin lainnya perlu diperiksa/dicek secara teratur.
• Substitusi mesin yang lebih dengan yang kurang bising.
• Modifikasi mesin atau proses.• Machinery enclosures.
54
Machinery Enclosures
Merupakan salah satu cara pengendalianairbone noise. Cara ini terutama
ditujukanuntuk mengendalikan airbone noise yangdihasilkan oleh motor-motor listrik dantransformator karena enclosures dapatmereduksi tingkat intensitas suara
sedangkanventilasi tempat kejadian tetap memadai.
55
Machinery Enclosures
Merupakan salah satu cara pengendalian airbone
noise. Cara ini terutama ditujukan untukMengendalikan airbone noise yang dihasilkan
olehmotor listrik (electric motors) dan
transformator karena enclosures dapat mereduksi tingkatintensitas suara sedangkan ventilasi tempatkejadian tetap memadai.
56
Machinery Enclosures
Enclosures dapat dibedakan menjadi totalenclosure dan partial enclosure. Totalenclosure lebih baik dari partialenclosure. Namun cara ini tidak selalu
dapatditerapkan di tempat kerja karena dapatmengganggu pengoperasian dari mesin.
57
Barrier (Penyekat)
Pemasangan penyekat atau barrier bertujuan untuk
mencegah transmisi airbone noise. Barrier ini dapat
dibuat dari timah hitam (lead), leaded vinyl, atau
kayu. Bagian permukaan dari penyekat yang
menghadapsumber bunyi/mesin biasanya dilapisi dengan
bahanperedam suara untuk mereduksi lebih lanjut
tingkattekanan suara yang dihasilkan oleh sumber
bising.
58
Sumua permukaan yang keras akanmemantulkan suara. Sebagai contoh 0,05)permukaan dari gelas, batu, logam dan
lainlain. Kemampuan dari benda-benda ini untukmenyerap suara adalah kecil (effectiveabsorption coefficient < 0,05). Sebaliknya,benda–benda yang berpori-pori misalnyapermadani, tirai dari kain dan lain-lainmempunyai effective absorption
coefficientyang besar (mendekati 1).
Peredam Suara
59
Pengendalian Secara Administratif
Pengendalian administratif dapat dilakukan
dengan cara :• Rotasi kerja• Pengadaan ruang kontrol• Penyelenggaraan pelatihan dan
pendidikan• Pemantauan lingkungan kerja• Pemeriksaan kesehatan meliputi
pemeriksaan pendengaran baik sebelum kerja, berkala maupun khusus.
60
• Mengetahui secara dini gangguan pendengaran (hearing loss) yang diserita oleh pekerja dan untuk mencegah agar gangguan pendengaran tersebut tidak menjadi lebih parah.
• Mengetahui keadaan pendengaran dari calon pekerja.
• Menunjukkan kepada pimpinan perusahaan dan pekerja tentang keuntungan dari pemakaian alat pelindung telinga.
• Mengidentifikasi pekerja yang sensitif terhadap efek kebisingan.
Pemeriksaan Pendengaran
61
Untuk program pemeliharaan pendengaran di
perusahaan, tes pendengaran dilakukan dengan
audiometer.Tes audiometri minimum harus dilakukansetiap tahun sekali. Bila keadaan
perusahaantidak mengijinkan atau usia pekerja relatif
mudadan hasil tes sebelumnya tidak
menunjukkankenaikan ambang pendengaran yang
bermakna,maka tes audiometri dapat dilakukan setiap
duatahun sekali.
Pemeriksaan Pendengaran
62
Tes audiometri hendaknya berupa nada murni, air
conduction, pemeriksaan ambang pendengaran,
dan tes minimum harus dilakukan pada frekuensi
500, 1000, 2000, 3000, 4000, 6000 Hz.Bilamana ditemukan significant threshold
shift (kenaikan ambang pendengaran rata-rata
lebihdari 10 dB pada frekuensi-frekuensi 2000,
3000,4000 Hz dibandingkan dengan baseline
audiogrampada setiap telinga), maka pekerja yangbersangkutan harus diperiksa ulang satu
bulankemudian.
Pemeriksaan Pendengaran
63
Persyaratan pemeriksaan audiometri yang harus dipenuhi antara lain :• Tempat pemeriksaan harus sunyi.• Audiometer yang digunakan terlebih
dahulu harus dikalibrasi dan diperlihara dengan baik.
• Pemeriksaan harus dilakukan oleh seorang operator yang telah memperoleh serifikat atau mereka yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang teknik pemeriksaan audiometri.
Persyaratan Tes Audiometri
64
Pengukuran Kebisingan
• Peralatan yang digunakan sound level meter (SLM).
• Noise measurement bertujuan untuk
membandingkan hasil pengukuran pada
suatu saat dengan standar atau Nilai
Ambang Batas (NAB) kebisingan yang
telah ditetapkan.
65
Pengukuran Kebisingan
• Pengukuran yang ditunjukan hanya sekedar untuk pengendalian terhadap lingkungan kerja, dapat dilakukan di tempat kerja dimana pekerja menghabiskan waktu kerjanya serta dilakukan pada waktu pagi, siang, dan sore hari.
• Hasil pengukuran ini tidak menunjukkan pemajanan perorangan atau tingkat kebisingan rata-rata yang terpajan oleh pekerja selama 8 jam per hari.
66
Pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
efek kebisingan terhadap pendengaran perlu
dilakukan secara intensif (selama jam kerja)
dan bila Pekerja selalu berpindah tempat, maka
harus dilakukan pengukuran tingkat tekanan
suara dan pencatatan waktu selama pekerja
berada di tempat-tempat tersebut.
Pengukuran Kebisingan
67
Selanjutnya perlu dihitung tingkat tekanan suara
rata-rata yang terpajan oleh pekerja selama 8 jam
kerja dengan menggunakan rumus-rumus atau
nomogram yang telah ada.Dalam melakukan pengukuran, perlu
diperhatikanperalatan yang digunakan dan carapengukurannya harus memenuhi standar
yangtelah ada seperti ISO (International
StandardOrganization) atau ANSI (American StandardInstitute).
Pengukuran Kebisingan
68
69
Noise Mapping
70
Alat Pelindung Telinga
• Sumbat telinga (ear plug)• Tutup telinga (ear muff)• Helmet atau communication
headset
71
Alat Pelindung Telinga
Tingkat perlindungan yang diberikan oleh alat
pelindung telinga ditentukan oleh: Jenis alat pelindung yang dipakai. Keadaan dari alat. Cara pemakaian. Cara pemeliharaan. Lamanya alat-alat tersebut dipakai
pada waktu kerja.
72
Alat Pelindung Telinga
73
HEARING PROTECTION DEVICES
74
75
Indeks Suhu Bola Basah/ISBB
• Indeks ini semula digunakan untuk menentukan tingkat tekanan panas yang dialami oleh prajurit yang melakukan latihan fisik yang berat dan terpapar panas radiasi yang tinggi.
• Sekarang ISBB dipergunakan untuk menentukan tingkat tekanan panas yang dialami oleh pekerja karena tidak banyak membutuhkan ketrampilan, cara atau metodenya tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat ditentukan dengan cepat.
76
TLVs of Heat Stress
The TLVs of heat stress are based on the assumption that nearly all
acclimatized, fully clothed (i.e. lightweight pants and
shirt) workers with adequate water and salt
intake should be able to function effectively
under the given working conditions without exceeding a deep body temperature of
38oC.
77
Permissible Heat Exposure TLV WBGT
Work-restregimen
Light work load
Moderate work load
Heavy work load
Continuous work
30.0 oC 26.7 oC 25.0 oC
75% work 25% rest, each hour
30.6 oC 28.0 oC 25.9 oC
50% work 50% rest, each hour
31.4 oC 29.4 oC 27.9 oC
25% work 75% rest, each hour
32.2 oC 31.1 oC 30.0 oC
78
TLVs of Heat Stress
When WGBT-TLV criteria are exceeded or impermeable clothing (in particular encapsulated suits) is worn, exposure to environmentally induced or activity-induced heat stress is to be discontinued; for individuals when at any time :
79
TLVs of Heat Stress
1. Sustained heart rate is greater than 160 beats per minute for those under 35 years of age; 140 for 35 years or older, in subjects with assessed normal cardiac performance; or
80
TLVs of Heat Stress
2. In unselected, unacclimatized
workers deep body temperature is greater than 38o C or in selected and acclimatized personnel, 38,5oC; or
81
TLVs of Heat Stress
3. In conditions of regular daily exposure to
the stress, 24-hour urinary sodium excretion is less than 50 mmoles; and for the group of persons exposed when :
4. There are complaints of sudden and severe fatigue, nausea, dizziness or lightheadedness.
82
TLVs of Heat Stress
5. Higher heat exposure than those shown in table (Permissible Heat Exposure Threshold Limit Values table) are given in oC and oF WBGT are permissible if the workers have been undergoing medical surveillance and it has been established that they are more tolerant to work in heat than the average worker.
83
TLVs of Heat Stress
Workers should not be permitted to
continue their work when their deep body temperature exceeds 38oC.
84
TLVs of Heat Stress
For unacclimatized workers performing a moderate level of work, the permissible heat exposure TLV should be reduced by approximately 2,5 oC.
85
TLVs of Heat Stress
• TLV ini hanya berlaku bila pakaian kerja yang dipakai oleh pekerja terbuat dari katun (pakaian musim panas).
• Bilamana pakaian kerja dibuat dari bahan yang dapat menghambat penguapan keringat atau yang mempunyai nilai isolasi yang tinggi, maka toleransi pekerja terhadap panas akan menurun sehingga TLV ini tidak dapat dipergunakan.
86
ISBB
• Diluar gedung (outdoor) :
ISBB = 0,7 Sba + 0,2 Sg + 0,1 Sk
SBa : suhu basah alami SG : suhu globe SK : suhu kering• Didalam gedung (Indoor) : ISBB = 0,7 Sba + 0,3 Sg
87
ISBB
• Light work (up to 200 kcal/hour) e.g., sitting or standing to control machines, performing light hand or arm work.
• Moderate work (200-350 kcal/hour) e.g., walking about with moderate lifting and pushing.
• Heavy work (350-500 kcal/hour) e.g., pick and shovel work. (ACGIH, 2005)
88
Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis
yang ditandai dengan pengeluaran keringat yang
meningkat, penurunan denyaut jantung dan suhu
tubuh (bila dibandingkan dengan denyut jantung
dan suhu tubuh pada hari pertama). Proses adaptasi ni biasanya memerlukan waktu selama 7 – 10 hari dan aklimatisasi
yangtelah didapat ini dapat pula menghilang
dngancepat yaitu bilamana pekerja tidak masuk
kerjaselama satu minggu. Untuk menimbulkanaklimatisasi, faktor pembebanan dan
lamanya kerja perlu diperhatikan.
89
Proses Aklimatisasi
Cara terjadinya proses aklimatisasi adalah sebagai berikut:• Pada hari pertama kerja, pembebanan
fisik dan lamanya kerja diusahakan agar tidak melebihi 50 % dari beban dan lama kerja yang sebenarnya.
• Pada hari kedua, beban dan lama kerja ditambah 10 % ( = 60 %).
• Demikian seterusnya hingga pada hari ke enam pembebanan fisik dan lama kerja ditambah 10 % setiap harinya sehingga pada hari tersebut akan tercapai 100 %.
90
Proses Aklimatisasi
Proses aklimatisasi perlu dilakukan bila suhu
Basah tempat kerja = 25 – 28˚C, hal initergantung dari keadaan aklimatisasi
alamipekerja yang bersangkutan.Walaupun prosedur seleksi telah
dilakukandimana mereka yang berusia setengahlanjut/lanjut dan pekerja dengan
kapasitasyang rendah telah dieliminasi, kurang
lebih 3 – 5 % dari populasi ditemukan tidak
tolerantterhadap panas.
91
Proses Aklimatisasi
Pada proses aklimatisasi, denyut jantung dapatmencapai lebih dari 180 denyut/menit pada
haripertama kerja dan pada hari ketiga/keempat, denyut jantung mulai stabil dan turun sampaidibawah 140 denyut/menit.Maximal oxygen intake dari seorang pekerja(ditentukan secara langsung melalui uji
treadmill atau bicycle ergometer) merupakan suatu
faktor yang paling penting dalam menentukan kemampuan pekerja tersebut untuk bekerja ditempat yang panas.
92
Pekerja yang berusia diatas 40 tahun
sebaiknya tidak ditempatkan di tempat
tempat kerja yang panas karena kelenjar
keringat dari mereka menunjukkanrespon yang lebih lambat terhadap
bebanpanas metabolik dan lingkungan.
Kerentanan Individu
93
Mereka yang berusia lanjut mulai mensekresikan
keringat 20 menit setelah masuk ke dalam suatu
ruang yang panas, sedangkan orang muda hanya
membutuhkan 15 menit. Selain itu, maximaloxygen intake juga menurun jika usia
seseorangbertambah sehingga kedua hal ini akanmenyebabkan pekerja yang berusia setengahlanjut/lanjut secara fisiologis tidak dapat
bekerjaditempat kerja yang panas dengan beban fisik yang cukup berat.
Kerentanan Individu
94
Kerentanan Individu
Demikian pula, pada kondisi dimana panas
radiasi di tempat kerja tinggi, pekerja yang
berusia lanjut juga akan menyerap lebihbanyak panas dari lingkungan daripada orang muda terutama karena pembuluhpembuluh darah mereka yang terdapat
padaatau dekat dengan permukaan kulit lebihbanyak terpajan panas.
95
Bila suatu pekerjaan harus dilakukan di suatu
tempat keja yang panas, maka mereka yang
bertubuh kecil dengan luas permukaan tubuh
yang kecil dan individu yang terlalu gemukdengan ratio luas permukaan
tubuh/beratbadan yang kecil adalah rentan terhadappengaruh tekanan panas.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
pekerjayang berat badannya kurang dari 50 kg
selainmempunyai maximal oxygen intake yang
rendahmereka tetapi juga kurang toleran
terhadappanas daripada mereka yang mempunyai
beratbadan rata-rata.
96
Walaupun telah dilakukan seleksi dan aklimatisasi,
diperhatikan adalah intake cairan dan makanan.
Mereka yang bekerja di tempat kerja yang panas harus minum sesering mungkin (200 –
300ml air atau minuman lainnya paling
sedikitsetiap 30 menit sekali) dengan tujuan agar cairan tubuh tetap dalam keadaan seimbang.Mekanisme haus adalah sama sekali tidak
adekuatuntuk membujuk pekerja minum sesuai
dengan jumlah cairan yang hilang dalam keringat
sehinggaini cenderung menuju ke defisit cairan.
Kerentanan Individu
97
Faktor nutrisi perlu pula dipertimbangkan
bilamana mereka yang status gizinya jelek
akan menunjukkan respon yang berlebihan
terhadap tekanan panas dan hal ini mungkin
disebabkan oleh sistem kardiovaskuler yang
tidak stabil.Pemberian minum yang mengandung
sukrosatidak saja akan menguntungkan bila
ditinjaudari segi metabolisme, tetapi juga akan membantu dalam pencegahan defisit
cairanyang lebih besar.
Kerentanan Individu
98
Laki-laki tampaknya memiliki sweat rate respon
(terhadap tekanan panas) yang lebih baik dariwanita.Penurunan berat badan umumnya
dapatditolerir oleh pekerja tanpa menimbulkan
pengaruhyang serius. Kehilangan air sebanyak 1,5 kg atau lebih
selamakerja dapat menyebabkan kenaikan denyut
nadi Dan bila tubuh kehilangan air sebanyak 2 – 4
kg (3 – 6 % dari berat badan), maka keadaan
ini dapat menyebabkan gangguan dalam
melakukanpekerjaan.
Kerentanan Individu
99
• Liquids should be taken in small quantities and often from the start of exposure to high temperatures : 100 to 150 ml of water every 15 to 20 minutes.
• The quantities to be drink should be calculated
on the basis of the fluid loss, since the thirst
mechanism does not at all furnish an appropriate
basis for compensating the important factor,
which is fluid loss.
Drinking Water
100
• Recommended drinks are plain (non-carbonated) cool water (9-12 oC); Cool lemon tea, well diluted fluid juice, etc.
• Carbonated drinks, undiluted fluid juice, milk and especially any alcoholic drinks should be forbidden.
Drinks
101
• Intolerance to high temperature due to dehydration disappears completely when, for example, miners exposed to a wet-bulb temperature of more than 29 oC drink at least 3 liters of water per shift;
• Their capacity for work is even increased by the addition of 100 g of sugar to the drinking water distributed during the working day.
Drinks
102
• Binge (pesta minum minuman keras) type alcohol consumption results in the production
of quantities of dilute urine.• The individual is now much more
susceptible to dehydration working in a hot environment, and therefore to heat stroke.
• As a CNS depressant, alcohol interferes with
heat adaptation.
Alcoholic Drinks
103
• The intake of fatty foodstuffs should be reduced.
• The administration of additional salt is only justified in the case of unacclimatized workers who are newly assigned to a hot workplace.
Food
104
Control Measures
Reduce work load factor by mechanization Reduce radiant heat load by : a. Lowering temperature of hot processes
or changing emissivity of the hot surface b. Relocating hot processes. c. Using heat seals, reflective protective equipment, and heat shielding clothing. Increase air speed with fans if air
temperature is less than 35o C and shed (melepas)
clothing.
105
Control Measures
• Decrease air speed if air temperature is greater than 35o C and wear protective clothing.
• Dehumidify air to increase evaporative cooling from sweating (e.g., eliminate all sources of water vapor from leaks in steam lines, water evaporating from floors).
106
Control Measures
• Limit the time exposure to the hot work
a. Carry out hot task in cool of morning
or evening. b. Provide cool areas for recovery. c. Use extra manpower to reduce exposure time for each worker.
107
Control Measures
Restrict overtime work in hot environments.
Provide specialized vortex air-cooled or ice suits for some continuous demand tasks.
Training and selection of workers.
108
Control Measures
• Attention should be paid to the heat acclimatization, appropriate levels of physical fitness, liquid replacement schedule should be followed electrolyte balance of body fluids must be maintained, especially for unacclimatized workers.
109
Control Measures
• Supervisors and workers should be trained in recognition of various heat illnesses.
• Workers to be alerted to effects of drugs,
alcohol, obesity on heat illnesses.
110
Control Measures
Screen workers for heat intolerance
(particularly previous episodes) Be aware of seasonal factors
relating to climate.
VIBRATION
112
SOURCES OF VIBRATION
113
Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai efek
getaran pada manusia yaitu:• Karakteristik fisik dari frekuensi dan
intensitas getaran• Tipe dari sumber getaran• Lamanya pemajanan• Arah getaran• Posisi tubuh• Kerentanan individu• Faktor lingkungan misalnya suhu udara,
kebisingan, beban kerja dll.
114
• Tidal Volume meningkat pada semua frekuensi, tetapi kenaikan tersebut maksimum terjadi pada frekuensi 5 – 7 Hertz.
• Hiperventilasi dan respiratory rate akan menunjukkan peningkatan dan besarnya peningkatan ini ditentukan oleh intensitas getaran yang terpajan.
• Pada 5 – 7 Hertz, kapasitas vital akan menurun dan oxygen uptake akan meningkat.
115
• Belum atau tidak terdapat bukti-bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal, darah dan kelenjar endokrin pada tingkat pemajanan yang sedang (moderat).
• Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang, dan gangguan keseimbangan ini sangat dipengaruhi oleh
faktor kerentanan individu.
116
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur
getaran (percepatan, kecepatan ataukecepatan) dan analisis frekuensi getaranadalah sbb: • Vibration meter• Accelerometer/vibration pick
up/transducer (alat penangkap getaran)
• Sound Level Octave Band Analyzer, dimana mikrofon dari sound level meter diganti dengan integrator dan integrator tersebut dihubungkan dengan accelerometer.
• Vibration Level Recorder
117
Pengendalian Getaran
1. Engineering Control Tingkat getaran sering dapat
direduksi melalui berbagai peralatan teknis misalnya dengan pemasangan vibration isolator (pegas/springs atau bantalan kompresi diatas mesin-mesin yang akan diletakkan.
118
Pengendalian Getaran
2. Pemeliharaan/perawatan mesin yang
baik
Perawatan mesin perlu dilakukan secara
berkala, dan bilamana mungkin pemantauan
kondisi mesin dengan alat ukur getaran (sebagai indikator mesin) juga
dilakukan. Bagian-bagian mesin yang rusak (aus)
perlu segera diganti.
119
3. Substitusi Substitusi alat-alat/mesin-mesin atau proses
yang menimbulkan intensitas getaran yang tinggi dengan alat-alat/mesin-mesin yang tingkat getarannya rendah. 4. Penempatan alat-alat Alat-alat hendaknya ditempatkan/diletakkan
diatas permukaan (dinding, lantai dan langit-langit) yang tebal dan padat (massive dan rigid), dan sejauh mungkin dari daerah kritis.
120
5. Modifikasi Modifikasi karakteristik kecepatan dan
gerakan alat-alat/mesin-mesin sedemikian rupa sehingga frekuensi dan karakteristik dari energi getaran akan dimodifikasi.
6. Alat pelindung diri Khusus bagi pekerja yang terpapar
segmental vibration dan bekerja ditempat-tempat kerja yang dingin, pekerja tersebut hendaknya memakai sarung tangan dari kulit pada waktu kerja.
121
7. Pemeriksaan kesehatan Pemeriksaan kesehatan baik sebelum kerja,
secara berkala dan khusus perlu dilakukan. Mereka yang menderita kelainan pembuluh darah dan jantung (cardiovascular), arthritis, kelainan syaraf, diabetes mellitus dan lain-lain perlu dihindarkan dari pemajanan getaran.
8. Kontrol administratif Pengendalian secara administratif bertujuan
untuk mengurangi waktu pemajanan, dan cara pengendalian ini dapat dilakukan misalnya dengan job rotation.
122
9. Latihan dan pendidikan Penyuluhan, latihan atau pendidikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada umumnya, dan mengenai pengaruh getaran serta cara-cara pencegahannya pada khususnya, perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
123
HAND-ARM VIBRATION
124
HAND-ARM VIBRATION
125
Hand Arm Vibration Exposure
126
Hand Arm Vibration Exposure
127
128
TERMINOLOGI
129
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Penglihatan
Sifat dari cahaya ditentukan oleh:Kuantitas, atau banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan tersebut dan sekitarnyaKualitas, yang menyangkut warna, arah, dan difusi cahaya, serta jenis dan tingkat kesilauan.
130
Kuantitas pencahayaan yang dibutuhkan
tergantung dari :• Tingkat ketelitian yang diperlukan• Bagian yang diamati• Warna dari obyek atau benda yang diamati• Kemampuan obyek untuk
memantulkan cahaya yang jatuh padanya• Brightness dari sekitar obyek
131
Intensitas pencahayaan yang
dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan dapat dilihat pada Peraturan Menteri Perburuhan (P.M.P) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
132
Kualitas pencahayaan terutama ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan di tempat kerja baik kesilauan langsung atau kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap, dan bayangan.
133
Cara Untuk Mengurangi Kesilauan
Direct Glare• Memperkecil luas dari permukaan yang sangat terang yang menyebabkan
kesilauan.• Memperbesar sudut yang terbentuk
antara sumber kesilauan dan garis
penglihatan.• Besarnya sudut tersebut hendaknya
tidak kurang dari 30°.• Meningkatkan brightness dari area yang
mengelilingi sumber kesilauan.
134
Cara Untuk Mengurangi Kesilauan
Reflected glare• Mengurangi brightness/luminensi dari sumber cahaya. Bila dengan cara ini
hasilnya belum memuaskan, maka diusahakan
agar lampu atau obyek yang kita amati
diletakkan demikian rupa sehingga pantulan
cahaya tidak mengenai mata.• Semua permukaan benda yang
terdapat dalam medan penglihatan hendaknya
tidak dibuat mengkilap.• Meningkatkan pencahayaan umum
(general illumunation).
135
Bayang-bayang/BayanganBayang-bayang/bayangan umumnya tidak dikehendaki oleh seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.
Beberapa jenis pekerjaan memerlukan bayangan agar obyek dapat diamati dengan lebih mudah. Misalnya goresan pada lembaran logam (sheet metal) akan terlihat lebih mudah bila sistim pencahayaan yang digunakan menimbulkan bayangan, pencahayaan di tempat kerja diusahakan agar menyebar secara merata.
136
Bayang-bayang/Bayangan
Pencahayaan setempat (spot atau local lighting) diusahakan agar tidak digunakan di tempat kerja karena sistim pencahayaan ini sering menimbulkan bayangan yang mengganggu kecuali bila pencahayaan umum di tempat kerja tersebut cukup.
137
Brightness dan brightness ratio Kemampuan seseorang untuk dapat
melihat obyek dengan jelas antara lain tergantung dari perbedaan erajat terang antara obyek dan latar belakangnya. Fungsi mata adalah optimal bila brightness dalam daerah penglihatan kita relatif adalah sama (uniform).
138
Nilai Pantulan Warna dan kemampuan untuk
memantulkan cahaya (reflectance) dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan menentukan brightness pattern. Dinding-dinding, lantai, dan langit-langit yang berwarna gelap dapat menurunkan efektivitas dari instalasi pencahayaan sebanyak 50 %.
139
Reflectance Values yang Dianjurkan
Deskripsi Reflectance (%)
Langit-langitDindingMeja dan kursi kerja, mesin-mesinLantai
80 – 9040 – 6025 – 45
20
140
Distribusi CahayaLuminair atau fixtur lighting merupakan suatu unit pencahayaan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya.Lighting equipment perlu diletakkan/dipasang menurut karakteristik dari distribusi cahaya yang dikehendaki. Untuk ini mounting height dan luminair spacing yang dianjurkan perlu diperhatikan. Luminair menurut cara mendistribusikan cahaya dapat diklasifikasikan menjadi :
141
Penerangan langsungHampir semua cahaya yang diemisikan oleh luminair (90 – 100 %) diarahkan ke bawah. Tipe pencahayaan ini paling efisien karena banyaknya cahaya yang mencapai permukaan kerja adalah maksimum. Namun, sistim pencahayaan ini sering menimbulkan bayangan dan kesilauan bila sumber cahaya terlalu kuat.
142
Sistem Penerangan
• Penerangan semi langsung Distribusi cahaya terutama adalah
kearah bawah (40 – 60 %).• General diffuse Kurang lebih 40 – 60 % distribusi
cahaya diarahkan ke bawah dan 40 – 60 % ke atas.
143
Sistem Penerangan
• Semidirect lighting 60 – 90 % cahaya didistribusikan
kearah atas, da 10 – 40 % kearah bawah.
Pada sistim pencahayaan ini, nilai pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya yang dipantulkan ke bawah cukup banyak.
144
Sistem Penerangan
• Indirect lighting Distribusi cahaya terutama ke bawah (90
– 100 %). Keuntungan sistim ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan, sedangkan kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
145
Kebutuhan Intensitas
Kebutuhan intensitas pencahayaan antara lain tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Selain intensitas pencahayaan, untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketajaman penglihatan dipengaruhi pula oleh faktor-faktor:
146
Kebutuhan Intensitas
Lanjutan ………..• Distribusi luminensi dalam lapangan • penglihatan.• Ukuran dari obyek yang diamati.• Kontras antara obyek dan sekitarnya.• Lamanya pengamatan• Usia• Warna dan bahan/material dari obyek dimana kedua faktor ini akan menentukan
luminensi dari obyek tersebut.
147
Illumination Levels
If a strong light is necessary, this is best achieved by the use of working light, but these should always be used in conjunction with a good general illumination, to avoid creating too much contrast. Guidelines may be as follows :Working light(s) General illumination500 lx 150 lx1000 lx 300 lx
148
General lighting atau penerangan umum
Penerangan umum menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30 -36 inchi di atas lantai.Jarak pemasangan antara 2 lampu dianjurkan tidak lebih dari 1,5 – 2 kali jarak antara lampu dan bidang kerja.
149
Localized general lighting Bilamana intensitas pencahayaan yang
merata tidak diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi hanya tempat kerja tertentu yang membutuhkan tingkat iluminasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, maka lampu tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut sehingga kebutuhan inensitas pencahayaan dapat dipenuhi.
150
Local lighting Sistim pencahayaan lokal ini diperlukan
khususnya untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian/membedakan benda-benda yang halus atau untuk memeriksa keadaan suatu mesin.
Kerugian dari sistim pencahayaan ini adalah menyebabkan kesilauan.Untuk menanggulangi masalah kesilauan ini, maka pencahayaan lokal perlu dikoordinasi dengan pencahayaan umum.
151
Pencahayaan Buatan Sebagai sumber pencahayaan buatan,
dapat digunakan berbagai jenis lampu dan lampu-lampu yang umumnya dipakai adalah lampu pijar (filamen), lampu pelepasan listrik misalnya lampu merkuri bertekanan tinggi, lampu TL, lampu UV pembunuh hama, dan lain-lain.
Dalam pemilihan/pengadaan lampu untuk suatu ruang kerja, perlu diperhatikan diantaranya yaitu efek pencahayaan buatan terhadap warna obyek yang diamati.
152
Lampu pijar atau filamen terutama mencarkan cahaya pada spektrum radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang antara 627 – 760 nm (Nannometer) atau 6270 – 7600 Angstrom (warna merah), dan emisi radiasi infra merah suatu lampu pijar dapat mencapai 75 – 80 % dari input Watt lampu pijar tersebut, sedangkan emisi radiasi ultra violet pada lampu pijar umumnya dapat diabaikan.
Lampu Pijar
153
Lampu pijar kurang tepat bila digunakan di tempat-tempat kerja dimana warna- warna obyek harus diamati oleh seseorang. Pemanfaatan lampu pijar sebagai sumber pencahayaan buatan juga mempunyai kerugian yaitu memancarkan radiasi dan suhu permukaan lampu dapat mencapai 60°C atau bahkan lebih sehingga menyebabkan ruang kerja menjadi tidak nyaman (panas). “hangat” karena warna cahayanya (kubing kemerahan) sehingga lampu ini sangat tepat bila digunakan untuk tempat-tempat rekreasi.
Lampu Pijar
154
Lampu Pelepasan Listrik
Cahaya yang dihasilkan oleh lampu pelepasan listrik ini adalah berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi radiasi ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya argon, neon atau uap merkuri. Selanjutnya zat-zat flourescent yang melapisi bagian dalam tabung akan mengubah radiasi UV tersebut menjadi cahaya.
155
Lampu Pelepasan Listrik
Tergantung dari zat fluorescent yang digunakan, maka lampu TL dapat dibuat sedemikian rupa hingga cahaya yang dipancarkan dapat menyerupai cahaya lampu pijar (warm tone), cahaya matahari misalnya diffuse daylight (white tone) dan full daylight (blue light).
156
Keuntungan Lampu TL
• Efisiensi lampu TL cukup tinggi dan umur disain (life time) lampu ini cukup panjang. Efisiensi (perubahan listrik menjadi cahaya yang dinyatakan dalam lumen per watt) lampu TL lebih tinggi dari lampu pijar. Efisiensi fluorescent lamp kurang lebih 3 sampai 4 kali efisiensi lampu pijar.
• Luminensi lampu TL umumnya adalah rendah sehingga kesilauan di tempat kerja dapat dikurangi. Luminensi lampu TL kurang lebih adalah 0,45 – 0,65 Stilb, sedangkan efisiensi lampu pijar dapat mencapai 1000 Stilb.
157
• Menyebabkan kedipan baik yang terlihat
(visible flickering) maupun yang tidak terlihat (invisible flickering) oleh mata.• Penggunaan arus bolak-balik pada lampu
TL akan menimbulkan perubahan intensitas cahaya dengan frekuensi 50 Hertz.. Frekuensi ini adalah lebih tinggi dari frekuensi mata untuk dapat melihat kedipan tersebut sebagai cahaya yang konyinyu sehingga kedipan tersebut tidak dapat dilihat oleh mata.
Kerugian Lampu TL
158
Kerugian Lampu TL
• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru terlihat pada obyek-obyek yang bergerak dan terutama mesin-mesin atau peralatan yang permukaannya mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai “stroboscopic effect”.
• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar
pada lampu TL jenis daylight dari pada jenis white tone atau warm
tone.
159
Kerugian Lampu TL
• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru terlihat pada obyek-obyek yang bergerak dan terutama mesin-mesin atau peralatan yang permukaannya mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai “stroboscopic effect”.
• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar
pada lampu TL jenis daylight dari pada jenis white tone atau warm
tone.
160
Kerugian Lampu TL
• Baik visible maupun invisible flickering, kedua macam kedipan ini sering menyebabkan iritasi pada mata, sakit kepala, kelelahan mata dan penurunan efisiensi kerja.
• Untuk mencegah terjadinya efek stroboskopik ini, tiap luminair atau armatur yang dipasang di tempat kerja hendaknya terdiri dari dua lampu TL atau lebih yang dilengkapi dengan suatu alat untuk mengubah fase terang dan gelap sehingga cahaya yang ditimbulkan oleh luminair tersebut merupakan cahaya yang kontinyu.
161
Cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL sering memberi kesan psikis yaitu suasana yang kurang/tidak ramah (unfriendly atmosphere). Suasana ini terutama akan dirasakan bila tingkat pencahayaan umum di tempat kerja rendah, dan akan menghilang bila tingkat pencahayaan umum mencapai 1000 lux atau lebih.
162
• Warna cahaya yang dipancarkan lampu
uap merkuri tergantung dari tekanan uapnya.• Cahaya yang dipancarkan oleh lampu uap
merkuri tidak mengandung unsur-unsur jingga dan merah, maka obyek-obyek yang disinari oleh lampu ini akan mengalami distorsi warna.
• Warna-warna ungu, hijau, biru, dan kuning akan tampak lebih cemerlang bila terkena cahaya lampu merkuri, sedangkan warna-warna jingga dan merah akan tampak coklat kehitaman.
Lampu Uap Merkuri
163
Lampu Uap Merkuri (lanjutan) Untuk menanggulangi hal ini,lampu merkuri dapat dikombinasi dengan lampu pijar atau tabung lampu merkuri diberi lapisan zat “phosphor” untuk mengubah radiasi UV menjadi cahaya yang berwarna merah.
164
Lampu merkuri memerlukan waktu 7Sampai 8 menit untuk mencapai outputmaksimumnya. Lampu ini sangat peka
terhadapperubahan voltage/tegangan listrik. Lampu
inisangat peka terhadap perubahan voltagelistrik. Bila tegangan listrik menurun 2,5 %,maka cahaya yang ditimbulkan dapat
menurunsampai kurang lebih 30 %.
165
Bilamana voltage sering mengalamikenaikan sampai diatas 5 %,
makaumur lampu akan berkurang atau
bahkanakan rusak karena panas. Umur disain lampu merkuri adalah
sekitar6000 jam (bila dinyalakan selama
palingsedikit 10 jam),dan akan berkurangmenjadi 3000 jam bila hanya
dinyalakanselama 5 jam saja.
166
SUPPLEMENTARY LIGHTING
Pada stasiun kerja dimana pekerja sering berubah posisi kerjanya, penggunaan lampu perorangan yg dapat berputar memungkinkan pekerja mengatur cahaya.
167
SUPPLEMENTARY LIGHTING
Gunakan supplementyary lighting untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian/pemeriksaan yang mendetail.
168
Sudut antara garis horisontal & garis yang menghubungkan mata dengan sumber penerangan kurang dari 30 .
PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG
BENAR
169
Pantulan cahaya tidak mengenai mata
PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG BENAR
170
Pantulan cahaya mengenai mata sehingga menyebabkan kesilauan.
PENEMPATAN SUMBER PENERANGAN /LAMPU YANG SALAH
171
Efek pencahayaan pada mataStres pada alat penglihatan dapat menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu :• Kelelahan mata• Kelelahan syaraf
172
Kelelahan Mata
Kelelahan mata ditandai oleh :
• Iritasi pada mata / konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah
dan mengeluarkan dan
mengeluarkan air mata)• Penglihatan ganda• Sakit kepala• Daya akomodasi dan
konvergensi• Ketajaman penglihatan,
kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun.
173
Kelelahan syaraf ditandai oleh:• Waktu reaksi yang memanjang• Gerakan-gerakan menjadi lambat• Gangguan-gangguan pada fungsi-fungsi
motor dan psikologis.Bilamana keadaan ini berlangsung terus
menerus,maka akan terjadi kelelahan kronis yang
ditandaioleh:• Sakit kepala dan vertigo• Sulit tidur• Tidak suka makan• Badan lemah dan lesu
174
Solutions of Glare Problems1. Place the face of display screen at right
angles to windows and light sources. Position task lighting (e.g., a desk lamp) so the light does not reflect on the screen.
2. Clean the monitor frequently. A layer of dust can contribute to glare.
175
Solutions of Glare Problems3. Use blinds or drapes/curtain on windows
help reduce glare.
4. Use glare filters that attach directly to the surface of the monitor to reduce glare. Glare filters, when used, should not significantly decrease visibility.
176
Solutions of Glare Problems5. Eyestrain is a common complaint of office
workers, made more common in recent years by the widespread use of VDT.
6. Common symptoms experienced by VDT users and others whose jobs involve extensive reading include : eye soreness, blurred vision and dry, itching or burning eyes.
177
EYE-EASE TIPS
1. To reduce glare, position your VDT so that neither you nor the screen faces a window. If necessary, use a hood or glare-reduction screen.
2. To lessen strain on eye muscles, keep your VDT screen 18-28 inches form your eyes, and no higher than eye level when you are seated on your chair. If you use a document holder, keep it at the same height as your screen.
178
EYE-EASE TIPS
3. Use dimmer lighting around your VDT. Dim lighting reduces glare and makes the screen easier to read. Select lighting that won’t reflect off the screen or other surfaces, and direct it so that it does not shine in your eyes.
4. Adjust the screen’s brightness and contrast controls for your best comfort. The screen should not be so bright that it flickers; the characters should not be so dim that they are difficult to see.
179
EYE-EASE TIPS
5. If your screen has color options, choose those easiest on your eyes. Green or amber text on black background is recommended for extended VDT use.
180
PREVENTION OF EYESTRAIN
• One of the best things you can do for your eyes when working on VDTs or in other eye straining situations is to take short breaks.
• Simple one-minute eye exercises done every 20 minutes can reduce eye fatigue.
181
PREVENTION OF EYESTRAIN
1. Change focus by glancing across the room or look out the window and focus on objects at least 20 feet away.
2. Then, lightly cup your eyes with your palms, and relax for 60 seconds; or look away from the screen, and roll your eyes up and down, around and side to side.
182
183
RADIATION
184
RADIATION
• Radiation is the process whereby the energy is propagated through space or matter in the form of waves.
• Radiation is the transmission of energy by means of electromagnetic wave (Joseph Salvato, 1982)
185
Electromagnetic Spectrum
Name1. Gamma rays2. X rays3. Optical a. Ultraviolet b. Visible (400-
760 nm) c. Infrared*Soft X rays*Hard X rays
Photon energy107 eV100 -106 eV
10 eV1 eV
10-1– 10-2 eV100 eV1000 – 1.000.000
eV
186
Electromagnetic Spectrum
4. Radiofrequency (RF)
a. Millimetric microwaves b. Microwaves c.
Radiofrequency5.
Subradiofrequency
ELF6. DC (Direct
Current)
Photon energy10-3 – 10-4 eV10-5 – 10-6 eV
10-7 – 10-10 eV
10-11 – 10-13 eV
0
187
NON-IONISING RADIATION
188
• Radiasi mengion, contoh sinar X dan Gama
• Radiasi yang tidak mengion, contoh ultraviolet, infra merah, cahaya tampak (visible light) dan gelombang mikro.
Radiasi dapat dibedakan menjadi :
189
Batasan
Radiasi adalah suatu proses dimana
energi dirambatkan/ditransmisikan melalui suatu ruang atau zat
dalam bentuk gelombang (Josep A.
Salvato,1982).
190
Sifat-sifat Radiasi Elektromagnetik
• Semua melintas pada kecepatan cahaya dalam ruang bebas (3 x 108 meter per detik).
• Dalam ruang bebas, radiasi melintas (travel) menurut garis lurus.
• Bilamana mengenai suatu benda, sebagian dari energinya akan diserap oleh permukaan benda tersebut, dan sebagian akan diteruskan atau dipantulkan.
• Semakin jauh dari sumber radiasi, semakin berkurang intensitas radiasinya.
• Pemindahan energi terjadi dalam bentuk kuanta (packages) dan untuk radiasi elektromagnetik disebut foton.
191
Radiasi ultraviolet
• Matahari merupakan sumber alami radiasi ultraviolet (UV).
• Dua per tiga dari ultra violet yang secara biologis adalah aktif terdapat dalam cahaya matahari yaitu antara jam 10.00 mdan 14.00, dan radiasi ini akan lebih banyak ditemukan pada daerah dimana tekanan udara atmosfirnya rendah (daerah pegunungan).
192
Radiasi ultraviolet
• Radiasi ultraviolet dari cahaya matahari yang mengenai bumi akan disebarkan ke semua arah, dan banyaknya radiasi yang disebabrkan kurang lebih adalah 50 % sehingga topi atau payung hanya dapat mereduksi intensitas radiasi paling banyak sebesar 50 %. Pasir, salju dan es adalah reflektor yang efektif untuk radiasi ultraviolet
• Contoh sumber radiasi buatan adalah lampu merkuri bertekanan rendah atau tinggi, lampu pembunuh hama (germicidal lamps) dan pada pengelasan terutama las listrik.
193
Radiasi Infra Merah
• Sebagai sumber adalah matahari, semua benda yang berpijar atau logam yang dipanaskan, lampu-lampu pijar/filament, tungku-tungku/dapur pijar, bunga api yang dihasilkan pada pengelasan listrik dan lain-lain.
194
Pengaruh radiasi infra merah terutama adalah pada mata dan kulit. Pada mata, radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak lensa setelah pemajanan 10 -15 tahun pada intensitas radiasi 0,08 – 0 4 Wcm-2 dan tingkat pemajanan ini dapat ditemukan di tempat-tempat kerja.
195
Pada kulit, radiasi infra merah akan menyebabkan vasodilatasi dan pada pemaparan yang berulang, radiasi ini akan menyebabkan pigmentasi (hipo / hiper-pigmentasi) pada kulit. Luka bakar pada kulit terjadi bila suhu kulit meningkat sampai 45˚C.
196
Visible Light
• Radiasi ini umumnya tidak berbahaya bagi mata karena kita dapat mendeteksinya sehingga bila mata terpajan cahaya yang sangat kuat, secara gerak reflek pupil akan menyempit dan kelopak mata akan menutup sehingga pemajanan radiasi yang berlebihan dapat dicegah.
• Kebutaan dapat terjadi pada pemajanan cahaya yang sangat terang, dan kebutaan ini sifatnya adalah sementara.
197
• Pemajanan terhadap cahaya yang luar biasa terangnya misalnya seseorang yang menatap matahari secara langsung tanpa menggunakan alat pelindung mata, maka hal ini dapat menyebabkan retina terbakar sehingga orang yang bersangkutan menjadi buta.
• Intensitas pencahayaan yang tinggi atau kesilauan dapat menyebabkan asthenopia yang ditandai dengan kelelahan mata, sakit kepala, rasa sakit pada mata dan iritasi (keadaan ini sifatnya adalah reversible).
Visible Light
198
Visible LightVisible light in the workplace can present problems from both low and very high levels of illumination, as well as poor contrast.
The eye responds to EMR in the region between 400 to 750 nanometres, and has a number of adaptations (pupillary, lid closure, shading) to protect the retina from over exposure.
199
Visible LightThe eye is most sensitive to light around 550 nanometres, but color vision requires wide spectrum illumination (usually white light) at an appropriate brightness level for visual acuity. This helps differentiate between very small and large objects.
200
Visible Light The eye is also sensitive to glare or unwanted
light shining directly into the eye from the direction in which it is trying to gather visual
information. Both glare and shadows lead to visual fatigue
which, in turn, can lead to accidents. Moving
from bright light to areas of low illumination can
be extremely hazardous, if there are moving
objects (e.g. forklifts, conveyors).
201
Good illumination for work conditions depends on having the right quantity and the right quality.
Quantity refers to brightness, and quality refers to distribution of illumination. The use of screen based equipment in the office environment requires attention to correct ambient levels of lighting, absence of extraneous glare or reflections from the screen.
Visible Light
202
Gelombang Mikro/Microwave
• Microwave adalah suatu gelombang elektromagnetik non ionisasi yang mencakup suatu kisaran panjang gelombang yang luas (1 mm sampai 1 m) dan frekuensi radiasi ini berkisar antara 300 sampai 30.000 MHz (0,3 – 300 GHz).
203
Gelombang Mikro/Microwave
• Sumber gelombang mikro antara lain misalnya radar, televisi, berbagai peralatan medis dan rumah tangga (microwave oven), peralatan navigasi, telekomunikasi, dan lain-lain.
• Digunakan di industri untuk proses pengeringan, curing plastic, proses pengelasan (hardening) dan penyolderan logam-logam dan lain sebagainya.
204
• Mata adalah sangat peka terhadap efek termis
radiasi elektromagnetik. Hal ini disebabkan
karena vaskularisasi pada jaringan tubuh ini
adalah kurang baik sehingga panas yang diterima oleh lensa tidak dapat disalurkan
ke jaringan sekitarnya dengan akibat suhu
lensa akan meningkat. • Kenaikan suhu tersebut akan
menyebabkan denaturasi protein lensa dan akhirnya
lensa akan menjadi keruh dan berwarna putih.
Efek Gelombang Mikro Pada Mata
205
• Efek gelombang mikro pada sistem reproduksi
Testis (buah pelir) adalah sangat rentan terhadap efek termis radiasi gelombang elektromagnetik. Pada intensitas pemajanan yang tinggi, gelimbang mikro dapat menyebabkan degenerasi sel-sel tubuli seminiferous dan kemandulan yang sifatnya tidak menetap. Kemandulan temporer ini lebih banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai kebiasaan memakai celana dalam yang ketat karena hal ini akan mengganggu sirkulasi darah pada organ tersebut sehingga panas tidak dapat disalurkan dengan baik.
206
Radiofrequency and Microwave
Effects The possible effects of the interaction of the
above mechanisms are as follows :a. Radio-frequency (RF) burnsb. RF electric shockc. Thermoregulatory responsesd. Cataract productione. Pulsed radiation auditory effects (RF hearing)f) Cutaneous perception
207
Efek Biologis Gelombang Mikro
• Mata merupakan organ tubuh yang paling peka terhadap radiasi elektromagnerik non ionisasi.
• Kerusakan mata terutama terjadi karena pemajanan akut terhadap intensitas radiasi UV yang tinggi misalnya pekerjaan mengelas (las listrik).
• Kerusakan mata dapat pula terjadi karena pemajanan radiasi yang dipantulkan oleh permukaan-permukaan yang mengkilap dan atau berwarna cerah.
208
• Pada mata, pemajanan radiasi UV dapat menyebabkan peradangan pada kornea (fotokeratitis) dan selaput mata bagian luar (konjuktivitis).
• Pada kulit, radiasi UV dapat menyebabkan luka bakar, solar (actinic) elastosis, solar keratosis, hipo atau hiper pigmentasi dan kanker kulit.
Efek Radiasi Ultraviolet
209
• Efek pada kulit terutama terjadi karena pemajanan yang menahun pada dosis radiasi yang rendah, dan terjadinya kelainan kulit ini dipengaruhi oleh aklimatisasi seseorang terhadap radiasi ini.
• Pada pemajanan yang berulang dan menahun, radiasi UV dapat menyebabkan kulit menjadi kering, keriput dan berwarna coklat, dan kelainan kulit ini semata-mata terjadi pada individu-individu dimana kulit mereka mengandung sedikit pigmen.
Efek Radiasi Ultraviolet
210
Exposure and Distribution of ELF• The closer you live to HVTLs (High-Voltage
Transmission Lines), the more intense the ELF field you receive from electric transmission.
• At the ground just beneath an HVTL, the electric field strength is typically about 10 to 100 times as great as that found in the immediate vicinity of common household appliances.
211
Exposure and Distribution of ELFIn contrast to electric fields, magnetic fields produced a few inches away from household electric currents are stronger than those from HVTLs at the ground just below the transmission lines.
212
Extremely Low Frequency Radiation
Hazards : Extremely low frequency ( ELF) electric fields act directly on the surface of a body as well as inducing currents and fields inside the body.
At a cellular level this can cause direct stimulation of excitable cells and accounts for person being able to perceive an external field strength of 10 kV/m, the induced current density is much smaller than 1 A/m2, which is the reported minimum level required to stimulate excitable cells.
213
ELF RADIATION
Extremely low frequency magnetic fields induce electric field in the body which result in current flows through biological tissue. An external flux density of 5 mT would result in current density of 1 A/m2. Normal biological processes produce current density in the body in the order of 1 mA/m2. To induce these levels, an external flux density of 65 uT would be required.
214
ELF Electromagnetic Fields• Hormonal secretion, calcium exchange, and
tissue growth could be affected by ELF fields comparable in strength to those found in many homes and workplaces.
• It is the magnetic field, not the electric field, within the ELF field that is particularly hazardous.
215
ELF Electromagnetic Fields• People spending much of their workday in
front of computer terminal screens are likely to be receiving more exposure to ELF fields from this source than from all other sources combined.
• Some studies indicate that the incidence of birth defects and miscarriages afflicting pregnant women who spend a considerable part of the workday in front of a computer screen is significantly greater than average.
216
Protection and Prevention• Do not buy a home located near an
HVTL (High Voltage Transmission Line) right-of-way.
• Try to sit at least two feet away from a computer screen.
• Protective lap shields are available for pregnant women who sit at computer terminals all day.
• Avoid jogging or hiking trails that go directly underneath HVTLs.
217
ELECTRIC FIELDS
Situation Average Electric field (v/m)
Average over typical households 1 - 10
One foot from toasters, iron, TVs, hair dryers
30-60
One foot from electric broilers 130
Covered by an electric blanket Up to several thousand but variable over body
Directly below an HVTL 10.000
218
MAGNETIC FIELDS
Situation Average magnetic field (milliTeslas)
A few inches from soldering guns and hair dryers
1 - 2
A few inches from other appliances
0,1 - 1
On ground below an HVTL 0,035
219
Pengendalian1. Pengendalian secara teknis
• Isolasi sumber radiasi• Pemasangan tabir ataui barrier • Ventilasi tempat kerja
2. APD• Kacamata (kacamata yang
mengandung oksida-oksida logam misalnya oksida besi atau oksida kobal
• Sarung tangan• Topi pengaman• Sepatu kerja
220
• Ketatarumahtangga perusahaan yang
baik• Pemasangan poster-poster• Dibuat topografi yang menunjukkan
daerah-daerah berbahaya• Suatu alat yang memberikan tanda
peringatan bila peralatan gelombang mikro dijalankan
2. Pengendalian secara administratif
221
Pintu sebaiknya terkunci dari dalam sehingga tidak ada orang yang masuk ketika alat sedang digunakan.
• Operator sebaiknya tidak bekerja sendirian
• Operator adalah orang-orang yang sudah terlatih.
• Pengawasan secara berkala terhadap semua tindakan pencegahan.
• Pengamanan bahaya aliran listrik perlu diperhatikan.
3. Pengendalian secara administratif
222
TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA