14
37 UPAYA KOPING ASPEK EKONOMI PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI DESA TANJANG DAN DESA KOSEKAN KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI COPING EFFORT OF ECONOMIC ASPECT IN POOR HOUSEHOLD IN TANJANG VILLAGE AND KOSEKAN VILLAGE GABUS SUBDISTRICT PATI REGENCY Herna Octivia Damayanti Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pati Jl. Raya Pati-Kudus Km. 4 Pati Email : [email protected] ABSTRAK Faktor ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan hidup khususnya kehidupan rumah tangga. Faktor ini dapat menimbulkan tekanan ekonomi dalam kehidupan rumah tangga. Kasus pada daerah rawan bencana banjir diperlukan upaya untuk mengurangi tekanan ekonomi yang dihadapi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan upaya koping yang baik dan sesuai, sehingga dapat mengurangi dampak dari masalah-masalah ekonomi rumah tangga yang dihadapi. Tujuan penelitian adalah menganalis strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan rumah tangga miskin di Desa Kosekan dan Desa Tanjang Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September- Desember 2017 dengan lokasi penelitian di Desa Tanjang dan Desa Kosekan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Sampel penelitian berjumlah 89 orang. Data diperoleh dari responden melalui kuesioner. Analisis data dengan perhitungan indeks untuk mengukur intensitas strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan strategi koping ekonomi terdiri dari tiga kegiatan yaitu (1) strategi mengurangi pengeluaran (cutting back), aspek pangan intensitas rendah/jarang, aspek kesehatan intensitas rendah/jarang, aspek lainnya intensitas Desa Tanjang sedang/sering dan Desa Kosekan tinggi/sangat sering. (2) Strategi menambah pendapatan ( generating income), aspek pangan intensitas rendah/jarang, aspek kesehatan intensitas rendah/jarang, aspek lainnya intensitas rendah/jarang. (3) Strategi koping ekonomi lainnya intensitas rendah/jarang. Strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan oleh responden rumah tangga miskin Desa Tanjang adalah 22,08; sedangkan Desa Kosekan adalah 29,59. Keduanya termasuk kategori tingkat intensitas yang melakukan strategi koping rendah/jarang. Kesimpulan adalah strategi yang sesuai untuk rumah tangga miskin di Desa Tanjang dan Desa Kosekan adalah strategi menambah pendapatan (generating income). Kata Kunci : aspek ekonomi, cutting back, generating income, strategi koping, intensitas ABSTRACT Economic factors are one indicator of the welfare of life, especially household life. This factor can cause economic pressure in household life. Cases in flood vulnerable areas are needed to reduce economic pressures faced. The approach taken is to make good and appropriate coping efforts, so that households can reduce the impact of the economic problems faced. The aim of the study was to analyze the coping strategies of economic aspects conducted by poor households in Kosekan Village and Tanjang Village, Gabus Subdistrict, Pati Regency. This research is a descriptive study with a quantitative approach. The study was conducted in September-December 2017 with research locations in Tanjang Village and Kosekan Village, Gabus subdistrict, Pati Regency. Research samples totaled 89. Data obtained from respondents through questionnaires. Data analysis with index calculation to measure the intensity of economic aspects coping strategies undertaken. The results of the study : economic coping strategy consists of three activities, namely (1) strategy to reduce expenditure (cutting back), food aspect is low/rare intensity, health aspect is low/rare intensity, other aspect on

UPAYA KOPING ASPEK EKONOMI PADA RUMAH TANGGA … filedapat mengurangi dampak dari masalah-masalah ekonomi rumah tangga yang dihadapi. Tujuan penelitian adalah menganalis strategi koping

Embed Size (px)

Citation preview

37

UPAYA KOPING ASPEK EKONOMI PADA RUMAH TANGGA MISKIN

DI DESA TANJANG DAN DESA KOSEKAN KECAMATAN GABUS

KABUPATEN PATI

COPING EFFORT OF ECONOMIC ASPECT IN POOR HOUSEHOLD

IN TANJANG VILLAGE AND KOSEKAN VILLAGE GABUS

SUBDISTRICT PATI REGENCY

Herna Octivia Damayanti

Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pati

Jl. Raya Pati-Kudus Km. 4 Pati

Email : [email protected]

ABSTRAK

Faktor ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan hidup khususnya kehidupan rumah

tangga. Faktor ini dapat menimbulkan tekanan ekonomi dalam kehidupan rumah tangga. Kasus pada

daerah rawan bencana banjir diperlukan upaya untuk mengurangi tekanan ekonomi yang dihadapi.

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan upaya koping yang baik dan sesuai, sehingga

dapat mengurangi dampak dari masalah-masalah ekonomi rumah tangga yang dihadapi. Tujuan

penelitian adalah menganalis strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan rumah tangga miskin di

Desa Kosekan dan Desa Tanjang Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September-

Desember 2017 dengan lokasi penelitian di Desa Tanjang dan Desa Kosekan Kecamatan Gabus

Kabupaten Pati. Sampel penelitian berjumlah 89 orang. Data diperoleh dari responden melalui

kuesioner. Analisis data dengan perhitungan indeks untuk mengukur intensitas strategi koping aspek

ekonomi yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan strategi koping ekonomi terdiri dari tiga

kegiatan yaitu (1) strategi mengurangi pengeluaran (cutting back), aspek pangan intensitas

rendah/jarang, aspek kesehatan intensitas rendah/jarang, aspek lainnya intensitas Desa Tanjang

sedang/sering dan Desa Kosekan tinggi/sangat sering. (2) Strategi menambah pendapatan (generating

income), aspek pangan intensitas rendah/jarang, aspek kesehatan intensitas rendah/jarang, aspek

lainnya intensitas rendah/jarang. (3) Strategi koping ekonomi lainnya intensitas rendah/jarang. Strategi

koping aspek ekonomi yang dilakukan oleh responden rumah tangga miskin Desa Tanjang adalah

22,08; sedangkan Desa Kosekan adalah 29,59. Keduanya termasuk kategori tingkat intensitas yang

melakukan strategi koping rendah/jarang. Kesimpulan adalah strategi yang sesuai untuk rumah tangga

miskin di Desa Tanjang dan Desa Kosekan adalah strategi menambah pendapatan (generating

income).

Kata Kunci : aspek ekonomi, cutting back, generating income, strategi koping, intensitas

ABSTRACT

Economic factors are one indicator of the welfare of life, especially household life. This factor can

cause economic pressure in household life. Cases in flood vulnerable areas are needed to reduce

economic pressures faced. The approach taken is to make good and appropriate coping efforts, so that

households can reduce the impact of the economic problems faced. The aim of the study was to

analyze the coping strategies of economic aspects conducted by poor households in Kosekan Village

and Tanjang Village, Gabus Subdistrict, Pati Regency. This research is a descriptive study with a

quantitative approach. The study was conducted in September-December 2017 with research locations

in Tanjang Village and Kosekan Village, Gabus subdistrict, Pati Regency. Research samples totaled

89. Data obtained from respondents through questionnaires. Data analysis with index calculation to

measure the intensity of economic aspects coping strategies undertaken. The results of the study :

economic coping strategy consists of three activities, namely (1) strategy to reduce expenditure

(cutting back), food aspect is low/rare intensity, health aspect is low/rare intensity, other aspect on

38

Tanjang Village is medium/frequent intensity and Kosekan Village is high/very high intensity. (2)

Strategy of generating income, food aspect is low/rare intensity, health aspect is low/rare intensity,

other aspect is low /rare intensity. (3) Other economic coping strategy is low/rare intensity. Coping

strategies of economic aspects carried out by respondents of poor the coping strategy of the economic

aspects conducted by the respondents of poor households in Tanjang Village is 22.08; while Kosekan

Village is 29.59. Both are categorized as intensity low/rare coping strategies. Conclusion : an

appropriate strategy for poor households in Tanjang Village and Kosekan Village is generating

income strategy.

Keywords : economic aspects, cutting back, generating income, coping strategies, intensity

PENDAHULUAN

Kerawanan pangan dan kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah utama di

Indonesia. Bahkan kerawanan pangan mempunyai korelasi positif dan erat kaitannya dengan

kemiskinan (Sari dan Prishardoyo, 2009). Ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan

kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan secara cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggotanya dan untuk mempertahankan kehidupan yang aktif dan sehat. Upaya dalam mewujudkan

ketahanan pangan rumah tangga bukan merupakan persoalan yang sederhana. Distribusi pangan yang

tidak merata dan kemiskinan menjadi kendala untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah

tangga (Ermawati, 2011).

Faktor ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan hidup khususnya kehidupan

rumah tangga. Faktor ini dapat menimbulkan tekanan dalam kehidupan rumah tangga sebagai dampak

dari krisis yang berkepanjangan. Berdasarkan literatur yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

penyebab tekanan ekonomi yang ada dimasyarakat pada umumnya yang dapat mengganggu

tercapainya tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah musim paceklik, stres akan kesulitan ekonomi,

berpenghasilan rendah dan kemiskinan, kehilangan pendapatan dan kehilangan pekerjaan, resesi

ekonomi, depresi, hutang, perbandingan pendapatan dengan pengeluaran, kehilangan pendapatan,

pekerjaan yang tidak stabil, tekanan keuangan, PHK, dan ketidakamanan kerja (Astuti, 2015).

Jika tekanan ekonomi yang ditimbulkan dari bencana banjir dapat dikelola dengan strategi

koping yang baik dan sesuai, maka rumah tangga dapat mengurangi dampak dari masalah-masalah

ekonomi yang dihadapi, sehingga pada akhirnya rumah tangga mampu menciptakan kondisi

kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, rumah tangga perlu memiliki strategi tertentu atau disebut

dengan strategi koping agar pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga tetap bisa terjaga. Penelitian

Feil (2012) menyebutkan bahwa untuk dapat mengatasi stres karena kesulitan ekonomi adalah dengan

melakukan koping, seperti melakukan strategi-strategi yang dapat mengatasi stres. Rumah tangga pada

umumnya melakukan penyesuaian ekonomi atau pengurangan pengeluaran untuk menghadapi tekanan

ekonomi yang menyebabkan kesulitan ekonomi (Elder et al dalam Astuti, 2015).

Puspitawati (1998) menyatakan bahwa strategi koping ekonomi melalui keuangan ada 2, yaitu

strategi penambahan pendapatan dan strategi penghematan pengeluaran. Mekanisme koping dapat

juga dikatakan sebagai upaya-upaya penyesuaian terhadap lingkungan (meso, mikro, makro) yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan rumah tangga, upaya-upaya ini meliputi penyesuaian

ketersedian sumber daya, proses manajemen sumber daya rumah tangga dan penyesuaian standar

hidup atau standar output/target hidup yang akan dicapai dengan cara mengurangi stres dan

mendapatkan pertolongan orang lain. Mekanisme dalam menghadapi kejadian (coping mechanism)

terbentuk dan lahir dari pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan pemaknaan terhadap setiap

kejadian, fenomena, harapan dan masalah yang terjadi di sekitarnya. Mekanisme tersebut diteruskan

lewat proses sosialisasi dari generasi ke generasi dan pelaksanaannya tergantung pada kadar kualitas

pemahaman dan implikasinya dalam kehidupan mereka (Maarif et al dalam Ermawati, 2011).

Kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin akan semakin lemah apabila rumah tangga

miskin tersebut bertempat tinggal di daerah rawan bencana misalnya bencana banjir. Hal ini dapat juga

terjadi pada rumah tangga miskin di Kecamatan Gabus Kabupaten Pati khususnya di Desa Kosekan

dan Desa Tanjang. Haan (2000) menyatakan bahwa, rumah tangga miskin berusaha mengamankan

39

kecukupan kebutuhan pokok dari atau akibat tekanan sumberdaya alam, kondisi krisis. Rumah tangga

melakukan strategi koping dengan penghematan pengeluaran, peningkatan pendapatan, atau dengan

mengubah strategi nafkah yang biasa dengan strategi nafkah baru dengan menggunakan sumber-

sumber nafkah yaitu modal alam, modal manusia, modal finansial, modal fisik, dan modal sosial.

Damayanti (2018) melakukan penelitian di Desa Tanjang dan Desa Kosekan Kecamatan

Gabus. Penelitian ini menitikberatkan pada tingkat ketahanan pangan rumah tangga miskin di daerah

rawan banjir. Kedua desa tersebut termasuk dalam daerah dengan tingkat kerawanan banjir tinggi dan

membutuhkan waktu lebih lama untuk surut banjir. Desa Kosekan terpilih untuk mewakili Desa

Tangguh Bencana dan Desa Tanjang terpilih untuk mewakili Bukan Desa Tangguh Bencana.

Berdasarkan hasil perhitungan indeks ketahanan pangan rumah tangga miskin di Desa Tanjang dan

Desa Kosekan termasuk kategori rumah tangga tahan pangan. Setelah dilakukan uji terhadap indeks

ketahan pangan di Desa Tanjang dan Desa Kosekan diperoleh hasil bahwa tingkat ketimpangan

pangan Desa Tanjang dan Desa Kosekan sama atau tidak berbeda nyata (tidak signifikan). Namun,

walaupun rumah tangga miskin di Desa Tanjang dan Desa Kosekan termasuk kategori rumah tangga

tahan pangan belum terlihat upaya baik dari rumah tangga, pemerintah desa maupun pemerintah

daerah untuk mengatasi tekanan ekonomi yang dialami rumah tangga miskin di lokasi penelitian.

Belum adanya upaya untuk mengatasi tekanan ekonomi rumah tangga miskin di Desa Tanjang

dan Desa Kosekan menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian tentang upaya yang selama ini

telah dilakukan oleh rumah tangga miskin secara mandiri dalam mengatasi tekanan ekonomi yang

dialaminya. Upaya mengatasi tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan strategi koping. Rumusan

masalah penelitian yaitu bagaimanakah strategi koping khususnya dari aspek ekonomi yang telah

dilakukan di lokasi penelitian?. Dengan demikian, tujuan penelitian adalah menganalis strategi koping

aspek ekonomi yang dilakukan rumah tangga miskin di Desa Kosekan dan Desa Tanjang Kecamatan

Gabus Kabupaten Pati.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Koping

Folkman dan Lazarus dalam Erawati (2011) mendefinisikan koping sebagai upaya kognitif

dan perilaku untuk mengelola tuntutan eksternal dan/atau internal yang spesifik yang dinilai

sebagai hal yang membebani atau melebihi sumber daya seseorang, serta suatu proses dimana

individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan

dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut. Koping memiliki bentuk dan

fungsi utama dalam dua klasifikasi: a) problem focused coping (PFC) adalah bentuk koping yang

lebih diarahkan pada upaya-upaya bagaimana cara mengurangi suatu tuntutan dari situasi atau

masalah yang menekan, dapat diartikan juga bahwa seseorang atau individu yang mengalami stres

akan mengatasinya dengan mencari dan mempelajari upaya-upaya atau keterampilan yang baru.

Seseorang atau individu yang menggunakan strategi ini percaya bahwa merubah tuntutan dari suatu

situasi atau peristiwa, b) emotion focused coping (EFC) adalah bentuk koping yang diarahkan

untuk dapat mengatur respon emosional terhadap situasi atau masalah yang dihadapi dan

menimbulkan tekanan, bentuk koping ini menggunakan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan

behavioral (contohnya adalah melakukan suatu aktifitas yang dapat mengalihkan perhatian

seseorang atau individu terhadap situasi yang menekan) dan pendekatan kognitif (bagaimana

seseorang atau individu berfikir tentang situasi atau masalah yang menekan).

Mekanisme koping dapat juga dikatakan sebagai upaya-upaya penyesuaian terhadap

lingkungan (meso,mikro,makro) yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan keluarga, upaya-

upaya ini meliputi penyesuaian ketersedian sumber daya, proses manajemen sumber daya keluarga

dan penyesuaian standar hidup atau standar output/target hidup yang akan dicapai dengan cara

mengurangi stres dan mendapatkan pertolongan orang lain. Mekanisme dalam menghadapi

kejadian (coping mechanism) terbentuk dan lahir dari pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan

pemaknaan terhadap setiap kejadian, fenomena, harapan dan masalah yang terjadi di sekitarnya.

Mekanisme tersebut diteruskan lewat proses sosialisasi dari generasi ke generasi dan

pelaksanaannya tergantung pada kadar kualitas pemahaman dan implikasinya dalam kehidupan

mereka (Maarif et al dalam Ernawati, 2011).

40

1. Koping Ekonomi

Strategi koping yang dilakukan oleh keluarga dalam masalah mengatasi keuangan ada

dua hal menurut Puspitawati dalam Ernawati (2011), yaitu :

a. Generating additional income adalah strategi yang diarahkan untuk meningkatkan

ketersediaan sumber daya keuangan dalam keluarga oleh anggota keluarga dengan cara

anggota keluarga bekerja tambahan (pekerjaan kedua), bekerja dengan tambahan waktu lebih

lama, atau tambahan anggota keluarga yang bekerja

b. Cutting back expenses adalah strategi yang diarahkan untuk merespon ketersediaan sumber

daya yang lebih rendah melalui perubahan pola pengeluaran yaitu mengurangi pengeluaran

oleh anggota keluarga dengan cara mengurangi pengeluaran terhadap pemeliharaan

kesehatan, perabotan rumah tangga, menunda liburan, aktivitas sosial, sumbangan sosial,

membeli barang bekas, dan sebagainya.

2. Strategi Koping Aspek Ekonomi (Astuti, 2015)

a. Mengurangi Pengeluaran (Cutting Back)

1). Pangan

Mengurangi pembelian kebutuhan pangan (jenis dan jumlah)

Mengganti beras dengan makanan pokok lain yang lebih terjangkau

Mengurangi frekuensi makan

Mengurangi penggunaan teh/gula/kopi

Mengurangi pembelian susu/jajan anak

Anak dan suami membawa bekal untuk beraktivitas

Menyimpan makanan yang tidak habis untuk esok hari

Mengurangi porsi makan

Mengurangi distribusi pangan (prioritas dialihkan ke anak)

2). Kesehatan

Mengganti obat mahal dengan obat murah/obat generik

Mengganti obat dengan jamu

Berobat ke tempat pengobatan alternatif/lebih murah

Mencari tempat pengobatan gratis

Mengurangi pembelian vitamin/suplemen

Menunda pengobatan anggota keluarga yang sakit

Mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan

3). Penghematan lainnya

Mengurangi penggunaan listrik

Mengurangi jumlah pembelian pakaian dalam setahun

Menunda pembelian perabotan rumah tangga

Mengurangi pembelian peralatan dapur

Menunda pembelian barang elektronik

Mengurangi pembelian rokok

b. Menambah Pendapatan (Generating Income)

1) Pangan

Memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri atau

dijual

Menjual hasil ternak

Memanfaatkan hasil panen untuk dikonsumsi atau dijual

Menjual hasil panen pemberian tetangga/saudara

2) Kesehatan

Memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman obat

Meminta tanaman obat ke tetangga atau kerabat untuk dijual

41

3) lainnya

Ibu bekerja untuk menambah pendapatan keluarga

Ayah mencari pekerjaan sampingan

Ibu menambah jam kerja dari pekerjaan utama

Menyuruh anak mencari nafkah untuk membantu orang tua

Menjual hasil usaha sampingan

Mengontrakan rumah/tanah untuk menambah pendapatan

Meminta bantuan keuangan pada saudara

c. Strategi koping lainnya

Mengambil tabungan

Hutang

Menggadaikan barang-barang

Menjual barang-barang

B. Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 2015-2019 (Direktorat Penanggulangan

Kemiskinan Bappenas, 2014)

1. Isu Strategis

Isu strategis dalam penanggulangan kemiskinan 2015-2019 terdiri dari (1) perluasan

perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan (2) percepatan

pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan.

2. Arah Kebijakan

a. Isu strategis “perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin”

Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan 2015-2019 yaitu:

1) Meningkatkan perluasan perlindungan sosial

Penataan bantuan sosial reguler berbasis siklus hidup dan peningkatan kapasitas

keluarga

Penataan bantuan sosial temporer

Perluasan cakupan SJSN

Penguatan kelembagaan dan pelaksanaan bantuan sosial

Peningkatan inklusivitas penyandang disabilitas

2) Meningkatkan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar

Peningkatan ketersediaan dan jangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan

rentan: pendidikan, kesehatan, sanitasi, perumahan, listrik, dsb.

b. Isu strategis “percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan”

Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan 2015-2019 yaitu

1) Mengurangi kemiskinan dengan memfokuskan Pengembangan Penghidupan

Berkelanjutan pada lokasi-lokasi termiskin.

Pemberdayaan masyarakat miskin dengan fokus Pengembangan Penghidupan

Berkelanjutan (P2B) :

Peningkatan kapasitas dan keterampilan penduduk miskin dan rentan

Peningkatan ketersediaan akses dan aset penghidupan bagi penduduk miskin

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

dilakukan pada bulan September-Desember 2017 dengan lokasi penelitian di Desa Tanjang dan Desa

Kosekan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Data diperoleh dari responden melalui kuesioner.

Responden penelitian yaitu rumah tangga miskin di Desa Kosekan dan Desa Tanjang. Data

rumah tangga miskin di lokasi penelitian berasal dari Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (BDT-TNP2K) tahun 2016. Metode pengambilan sampel dengan simple

random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga miskin di Desa Kosekan dan Desa

Tanjang. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan secara multi stage sampling. Tahap I:

42

menentukan desa lokasi penelitian. Desa yang dijadikan lokasi penelitian adalah Desa Kosekan dan

Desa Tanjang dengan jumlah keluarga miskin 330 KK (Bappeda Kab. Pati, 2017). Populasi ini

diperoleh berdasarkan kriteria-kriteria tertentu :

Tabel 1. Kriteria Populasi Penelitian No. Kriteria

1.

2.

Lokasi desa berbatasan langsung dengan Sungai Juwana

Desa Kosekan mewakili Destana dan Desa Tanjang mewakili

Non Destana

2. Desa Kosekan dan Desa Tanjang berbatasan satu sama lain

3. Kemudahan akses menuju lokasi penelitian

Tahap II: menentukan sampel penelitian dengan dengan tingkat kesalahan 10%. Desa Kosekan

diperoleh jumlah sampel sebesar 31% dari total populasi sehingga jumlah sampel menjadi 41 sampel.

Desa Tanjang diperoleh jumlah sampel sebesar 24% dari total populasi sehingga jumlah sampel

menjadi 48 sampel. Persebaran sampel penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persebaran Sampel Penelitian No Lokasi Populasi Sampel

1 Desa Kosekan 131 41

2 Desa Tanjang 199 48

Jumlah 330 89

Strategi koping ekonomi yang dijalankan oleh keluarga miskin di Desa Kosekan dan Desa

Tanjang terdiri dari tiga kegiatan yaitu strategi menambah pendapatan (generating income) dan

strategi mengurangi pengeluaran (cutting back), serta strategi koping ekonomi lainnya (hutang,

mengambil tabungan, menjual atau menggadaikan barang-barang). Strategi koping menambah

pendapatan, mengurangi pengeluaran, dan strategi koping lainnya secara keseluruhan dikelompokkan

menjadi tiga yaitu sedikit, sedang, dan banyak (Astuti, 2015). Selanjutnya diukur juga intensitas atau

seberapa sering strategi koping dilakukan yang diukur melalui cara menjawab pertanyaan. Setiap butir

pertanyaan disediakan 4 jawaban yaitu: (skor 0) Tidak pernah, (skor 1) Kadang-kadang, (skor 2)

Sering, (skor 3) Selalu. Selanjutnya jawaban responden diberikan skor dan diindeks menggunakan

rumus sebagai berikut :

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎 𝑝𝑎𝑖 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒 𝑛𝑑𝑎 ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡 𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒 𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 100 ........................................(1)

Maka akan didapat kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping, sebagai berikut:

a. tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang, indeks <33,3

b. tingkat intensitas melakukan strategi koping sedang/sering, indeks 33,3-66,6

c. tingkat intensitas melakukan strategi koping tinggi/sangat sering, indeks > 66,6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi koping aspek ekonomi yang diidentifikasi dalam penelitian ini terdapat tiga kegiatan

yaitu 1) mengurangi pengeluaran terdiri dari (a) pangan, (b) kesehatan dan (c) lainnya; 2) menambah

pendapatan terdiri dari (a) pangan, (b) kesehatan dan (c) lainnya; 3) strategi koping lainnya.

43

Tabel 3. Intensitas Melakukan Strategi Koping Aspek Ekonomi

di Desa Tanjang dan Desa Kosekan Strategi Koping Desa Tanjang Desa Kosekan

Mengurangi Pengeluaran (Cutting Back)

Pangan 15,51 9,58

Kesehatan 30,46 26,36

Penghematan Lainnya 45,14 76,42

Menambah Pendapatan (Generating Income)

Pangan 20,14 37,80

Kesehatan 4,17 20,73

Pendapatan Lainnya 18,17 23,23

Lainnya 21,01 13,01

Rata-rata 22,08 29,59

Secara umum, strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan oleh responden rumah tangga

miskin Desa Tanjang adalah 22,08 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi

koping rendah/jarang. Sedangkan strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan oleh responden

rumah tangga miskin Desa Kosekan adalah 29,59 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan

strategi koping rendah/jarang.

A. Strategi Koping dengan Mengurangi Pengeluaran (Cutting Back)

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi pengeluaran dari segi pangan

di Desa Tanjang diperoleh hasil 15,51 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi

koping rendah/jarang. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi

pengeluaran dari segi pangan di Desa Kosekan diperoleh hasil 9,58 yang termasuk kategori tingkat

intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang.

Intensitas melakukan strategi koping yang rendah/jarang pada strategi koping dengan

mengurangi pengeluaran (pangan) dapat disebabkan karena dari hasil perhitungan terhadap tingkat

ketahanan pangan rumah tangga miskin di Desa Tanjang diperoleh bahwa tingkat ketahanan

pangan Desa Tanjang termasuk kategori rumah tangga tahan pangan. Dengan demikian strategi

koping dengan mengurangi pengeluaran (pangan) menjadi tidak banyak dilakukan karena rumah

tangga miskin di Desa Tanjang mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya. Jika dilihat

dari frekuensi strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (pangan) yang sering dilakukan

adalah dengan melakukan penyimpanan makanan tidak habis untuk esok. Berdasarkan hasil

penelitian Astuti (2015) yang dilakukan pada keluarga di daerah rawan banjir Desa Kemujan dan

Desa Tegalsari, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah menyebutkan bahwa

strategi koping mengurangi pengeluaran pangan dengan proporsi terbesar yang dilakukan yaitu

menyimpan makanan yang tidak habis untuk esok hari. Selanjutnya Rosidah (2012) menyebutkan

bahwa meskipun pendapatan keluarga tergolong rendah, namun dalam pemenuhan kebutuhan

pangan adalah hal yang paling utama dan tidak bisa ditunda atau diganti. Selain itu, biasanya

keluarga hanya membeli lauk pauk yang harganya lebih murah seperti tempe dan tahu sehingga

strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (pangan) akan sangat jarang dilakukan.

Intensitas strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (pangan) yang dilakukan oleh

responden Desa Kosekan masuk kategori rendah/jarang. Responden rumah tangga miskin di Desa

Kosekan jarang melakukan strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (pangan) dapat

disebabkan karena dari hasil perhitungan terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga miskin

di Desa Kosekan diperoleh bahwa tingkat ketahanan pangan Desa Kosekan termasuk kategori

rumah tangga tahan pangan. Jika dilihat dari frekuensi strategi koping dengan mengurangi

pengeluaran (pangan) yang sering dilakukan adalah dengan mengurangi pembelian kebutuhan

pangan dan melakukan penyimpanan makanan tidak habis untuk esok. Responden Desa Kosekan

melakukan strategi dengan mengurangi pembelian makanan. Namun, sebagai penggantinya

responden memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Hal ini

terlihat pada jawaban responden Desa Kosekan untuk strategi menambah pendapatan (pangan).

44

Untuk strategi penyimpanan makanan tidak habis untuk besok juga terkait langsung dengan strategi

mengurangi pembelian makanan yang dilakukan responden Desa Kosekan. Menurut penuturan

responden bahwa dengan melakukan penyimpanan makanan untuk esok dapat mengurangi

anggaran untuk pembelian bahan makanan, karena anggaran yang seharusnya digunakan untuk

pembelian bahan makanan besok sudah tercukupi dengan simpanan makanan yang tidak habis hari

sebelumnya.

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (kesehatan) di

Desa Tanjang diperoleh hasil 30,46 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi

koping rendah/jarang. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi

pengeluaran (kesehatan) di Desa Kosekan diperoleh hasil 26,36 yang termasuk kategori tingkat

intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang.

Strategi koping dengan pengurangan pengeluaran (kesehatan) di Desa Tanjang dengan

frekuensi sering dilakukan adalah dengan mengganti obat mahal dengan obat yang lebih murah dan

mengganti obat dengan jamu. Astuti (2015) menyebutkan bahwa strategi mengganti obat mahal

dengan obat murah/obat generik dilakukan dengan alasan bahwa obat murah/obat generik tidak

berbeda khasiatnya dengan obat mahal. Untuk penggantian obat dengan jamu, hal ini dilakukan

karena jamu dianggap bersifat alami dan harga terjangkau. Latief (2012) menyebutkan bahwa jamu

tradisional pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang berarti seperti pengobatan

kimiawi. Hasil penelitian Santoso dkk (2000) menunjukkan bahwa pengobatan tradisional biaya

lebih murah dibandingkan pengobatan konvensional. Selain itu Supardi dkk (2005) menyatakan

bahwa obat tradisional dan cara tradisional dalam pengobatan sendiri, persentasenya lebih tinggi

pada kelompok usia lanjut, pendidikan tidak tamat SD, dan tinggal di desa. Untuk mayoritas

frekuensi jawaban tidak pernah dilakukan adalah berobat ke tempat pengobatan alternatif/lebih

murah, mencari tempat pengobatan gratis, menunda pengobatan anggota keluarga yang sakit, dan

mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan. Untuk beralih ke tempat pengobatan alternatif

mayoritas tidak dilakukan oleh responden karena responden lokasi jauh dan belum terujinya

kualitas pengobatan alternatif. Responden juga cenderung tidak pernah mencari pengobatan gratis

karena jarang diadakan pengobatan gratis. Penundaan pengobatan dan pengurangan anggaran

pemeriksaan kesehatan cenderung tidak pernah dilakukan karena responden menyadari pentingnya

kesehatan. Astuti (2015) menyatakan penundaan pengobatan tidak dilakukan karena menunda

pengobatan akan berakibat fatal pada kondisi kesehatan. Selain alasan itu mereka beranggapan

bahwa kesehatan atau berobat adalah keperluan yang tidak dapat ditunda, karena dengan menunda

untuk berobat berarti akan lebih mengalami sakit yang lebih parah lagi dan tentu akan lebih banyak

mengeluarkan biaya.

Strategi koping dengan pengurangan pengeluaran (kesehatan) di Desa Kosekan dengan

frekuensi sering dilakukan adalah mengurangi anggaran pemeriksaan kesehatan, mencari tempat

pengobatan gratis dan mengganti obat mahal dengan obat yang lebih murah. Kuseman dkk (2015)

menyatakan bahwa buruh tani di Desa Tombatu Dua Utara Kecamatan Tombatu Utara menerapkan

strategi pengontrolan konsumsi dan pengeluaran pangan dalam upaya bertahan hidup, salah satunya

dengan mengurangi pengeluaran biaya untuk kesehatan. Mayoritas responden memilih untuk

mengurangi biaya kesehatan mereka, responden memilih untuk memanfaatkan tumbuhan obat saja

ketika mereka sakit sedangkan beberapa responden lain memilih untuk hanya menggunakan obat

warung saja ketika sakit mereka belum terlalu parah. Strategi tempat pengobatan gratis dilakukan

oleh responden Desa Kosekan, hal ini juga dinyatakan dalam penelitian Winarno (2016) tentang

strategi bertahan hidup oleh mantan karyawan PT. Kertas Nusantara. Dalam penelitian tersebut,

disebutkan bahwa berobat ke puskesmas menjadi pilihan para mantan karyawan ketika sakit,

karena biaya berobat di puskesmas terjangkau bagi mereka serta adanya layanan kesehatan gratis

bagi masyarakat miskin juga menjadi faktor pendorong para mantan karyawan untuk berobat ke

puskesmas. Strategi mengganti obat mahal dengan obat yang lebih murah yang dilakukan oleh

responden Desa Kosekan serupa dengan yang dilakukan oleh responden Desa Tanjang, dengan

mengganti obat yang lebih murah diharapakan dapat mengurangi pengeluaran biaya.

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi pengeluaran (lainnya) di

Desa Tanjang diperoleh hasil 45,14 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi

45

koping sedang/sering. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan mengurangi

pengeluaran (lainnya) di Desa Kosekan diperoleh hasil 76,42 yang termasuk kategori tingkat

intensitas melakukan strategi koping tinggi/sangat sering.

Strategi koping dengan pengurangan pengeluaran (lainnya) di Desa Tanjang dengan

frekuensi selalu dilakukan adalah menunda pembelian barang elektronik dan mengurangi

pembelian rokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Astuti (2015) yang menyebutkan bahwa

menunda pembelian barang elektronik menjadi proporsi tertinggi yang dilakukan dalam rangka

penghematan pengeluaran. Selain itu, alasan menunda pembelian barang elektronik karena harga

barang elektronik tergolong mahal, sehingga tidak mampu membeli barang elektronik walaupun

selalu ada keinginan untuk membelinya. Sedangkan untuk mengurangi pembelian rokok menjadi

strategi yang selalu dilakukan karena rokok dianggap bukan barang prioritas kebutuhan dan hanya

membebani anggaran rumah tangga. Untuk strategi yang sering dilakukan yaitu mengurangi jumlah

pembelian pakaian, menunda pembelian perabotan rumah tangga dan mengurangi pembelian

peralatan dapur. Pembelian pakaian tidak menjadi prioritas dalam pengeluaran rumah tangga

karena responden merasa memiliki persediaan pakaian yang cukup dan layak pakai. Pembelian

perabotan rumah tangga juga dianggap tidak menjadi prioritas dalam pengeluaran rumah tangga

karena responden merasa telah memiliki cukup perabotan rumah tangga. Mengurangi pembelian

peralatan dapur juga tidak menjadi prioritas dalam pengeluaran rumah tangga karena menurut

responden peralatan dapur yang dimiliki sudah cukup tersedia dan masih berfungsi dengan baik

untuk digunakan memasak kebutuhan makan rumah tangga.

Strategi koping dengan pengurangan pengeluaran (lainnya) di Desa Kosekan dengan

frekuensi selalu dilakukan adalah mengurangi jumlah pembelian pakaian, menunda pembelian

perabotan rumah tangga, menunda pembelian peralatan dapur, menunda pembelian barang

elektronik dan mengurangi pembelian rokok. Menurut Suharto strategi bertahan hidup dalam

mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Strategi

bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu strategi aktif, strategi pasif dan strategi

jaringan. Strategi yang dilakukan oleh responden Desa Kosekan termasuk dalam kategori strategi

pasif. Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga

(misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya) dan diperkuat oleh pendapat

Kusnadi dalam Winarno (2016) yang mengatakan bahwa strategi pasif adalah strategi dimana

individu berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara

masyarakat miskin untuk bertahan hidup.

B. Strategi Koping dengan Menambah Pendapatan (Generating Income)

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah pendapatan (pangan) di Desa

Tanjang diperoleh hasil 20,14 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping

rendah/jarang. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah pendapatan

(pangan) di Desa Kosekan diperoleh hasil 37,80 yang termasuk kategori tingkat intensitas

melakukan strategi koping rendah/jarang.

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (pangan) di Desa Tanjang dengan

frekuensi sering dilakukan adalah memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran

dikonsumsi sendiri atau dijual. Dalam sejarah usaha pertanian, lahan pekarangan merupakan

tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan

keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan

biasanya dikelilingi pagar atau pembatas. Pemanfaatan lahan pekarangan rumah merupakan salah

satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga. Lahan pekarangan

dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai warung hidup dan apotik hidup,

menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan

dilingkungan tempat tinggal (Sukanata dkk, 2015). Dalam pemanfaatan lahan kosong atau

pekarangan rumah, penelitian yang dilakukan oleh Refliaty dan Endriani (2016) di Kecamatan

Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi menyebutkan bahwa hasil produksi usaha tani (sayuran

organik vertikultur) dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang sempit sebagai salah satu

sumber pangan rumah tangga memberikan total penerimaan yang di peroleh petani per tahunnya

46

sebesar Rp11.529.136,-. Rata-rata petani mendapatkan penerimaan sebesar Rp 461.165,-. Rata-rata

biaya produksi yang dikeluarkan petani setiap tahunnya adalah sebesar Rp210.586,- dan rata-rata

pendapatan per petani setiap tahunnya adalah sebesar Rp 250.597,-. Usaha tani ini layak untuk

diusahakan dengan nilai analisis R/C ratio sebesar 2,19 (R/C ratio>1). Hasil penelitian ini dapat

dijadikan dorongan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan rumah. Selain itu, dalam

penelitian Astuti dan Honorita (2012) tentang pemanfaatan lahan pekarangan melalui penerapan

model kawasan rumah pangan lestari (M-KRPL) di Kota Bengkulu menyebutkan bahwa rumah

pangan lestari mampu menghemat pengeluaran rumah tangga sebesar Rp. 297.136/bulan;

menambah pendapatan keluarga rata-rata Rp. 106.447/bulan; meningkatnya minat masyarakat

mengusahakan lahan pekarangan dalam kawasan rumah pangan lestari sebesar 60% karena alasan

memenuhi kebutuhan keluarga, 37% karena alasan meningkatkan pendapatan keluarga, serta 7%

alasan karena keindahan lingkungan. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) dikemas

dengan prinsip pemanfaatan lahan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan

kebutuhan pangan dan gizi keluarga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (pangan) di Desa Kosekan dengan

frekuensi selalu dilakukan adalah memanfaatkan hasil panen untuk dikonsumsi atau dijual. Strategi

koping dengan penambahan pendapatan (pangan) dengan frekuensi sering dilakukan adalah

memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri atau dijual,

menjual hasil ternak, memanfaatkan hasil panen untuk dikonsumsi atau dijual dan menjual hasil

panen pemberian tetangga/saudara. Pada dasarnya, tiap strategi yang mampu dan dapat diterapkan

oleh responden Desa Kosekan maka akan dilakukan guna menambah pendapatan untuk mencukupi

kebutuhan hidup.

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah pendapatan (kesehatan) di

Desa Tanjang diperoleh hasil 4,17 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi

koping rendah/jarang. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah

pendapatan (kesehatan) di Desa Kosekan diperoleh hasil 20,73 yang termasuk kategori tingkat

intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang.

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (kesehatan) di Desa Tanjang, indeks

sangat jarang dilakukan karena responden lebih memilih untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

atau membeli obat karena dinilai lebih praktis. Selain itu, untuk meminta tanaman obat ke tetangga

atau kerabat untuk dijual tidak pernah dilakukan. Hal ini diakui karena tetangga atau kerabat

responden tidak menanam tanaman obat di pekarangan rumahnya. Kegiatan untuk menyediakan

sendiri kebutuhan obat melalui penanaman tanaman obat di pekarang belum berjalan pada rumah

tangga miskin di Desa Tanjang.

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (kesehatan) di Desa Kosekan yang sering

dilakukan adalah memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman obat. Sari dkk (2015)

menyebutkan bahwa upaya pengobatan dengan obat-obat tradisonal merupakan salah satu bentuk

peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk

menunjang pembangunan kesehatan. Lebih lanjut, Sari dkk (2015) menyebutkan dalam hasil

penelitiannya bahwa masyarakat yang menanam tanaman obat pada umumnya menggunakan hasil

tanaman obat tersebut untuk pengobatan awal sebelum berobat ke tenaga kesehatan.

Perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah pendapatan (lainnya) di Desa

Tanjang diperoleh hasil 18,17 yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping

rendah/jarang. Sedangkan perhitungan indeks untuk strategi koping dengan menambah pendapatan

(lainnya) di Desa Kosekan diperoleh hasil 23,23 yang termasuk kategori tingkat intensitas

melakukan strategi koping rendah/jarang.

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (lainnya) di Desa Tanjang yang selalu

dilakukan adalah ibu bekerja untuk menambah pendapatan keluarga. Dewi (2012) menyebutkan

bahwa saat sekarang ini wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Tuntutan sosial dan

ekonomi rumah tangga yang cukup berat mendorong wanita mencari nafkah untuk menambah

penghasilan keluarga. Motivasi wanita bekerja berdasarkan penelitian Sungkawati dan Ratnawati

(2015) diantaranya adalah pendapatan rumah tangga tidak mencukupi untuk memungkinkan

mereka hidup secara layak dan secara finansial tidak ingin tergantung pada suami.

47

Strategi koping dengan penambahan pendapatan (lainnya) di Desa Kosekan yang selalu

dilakukan adalah ibu bekerja untuk menambah pendapatan keluarga, ayah mencari pekerjaan

sampingan, ibu menambah jam kerja dari pekerjaan utama, menyuruh anak mencari nafkah untuk

membantu orang tua dan meminta bantuan keuangan pada saudara. Strategi menambah pendapatan

termasuk dalam kategori strategi aktif untuk bertahan hidup. Suharto (2009) menyatakan bahwa

strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala

potensi yang dimiliki. Strategi ini dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan segala

potensi keluarga (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan

melakukan apapun demi menambah penghasilannya). Menurut Andrianti dalam Winarno (2016),

salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah

dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari nafkah. Bagi masyarakat yang tergolong miskin

mencari nafkah bukan hanya menjadi tanggungjawab suami semata tetapi menjadi tanggungjawab

semua anggota keluarga sehingga pada keluarga yang tergolong miskin isteri juga ikut bekerja

demi membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan demikian,

secara garis besar strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau

keluarga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga

mereka.

C. Strategi Koping Lainnya

Perhitungan indeks untuk strategi koping lainnya di Desa Tanjang diperoleh hasil 21,01

yang termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang, sedangkan

perhitungan indeks untuk strategi koping lainnya di Desa Kosekan diperoleh hasil 13,01 yang

termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang.

Strategi koping lainnya di Desa Tanjang yang sering dilakukan adalah hutang. Strategi

bertahan hidup yang paling banyak dilakukan oleh petani adalah dengan berhutang (Jannah, 2013).

Hutang yang dilakukan oleh responden adalah hutang kepada kerabat atau tetangga. Untuk hutang

ke lembaga keuangan seperti bank atau koperasi jarang dilakukan oleh responden karena

persyaratan yang dinilai rumit. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Astuti (2015) yang

menyatakan bahwa berhutang ke bank atau lembaga pinjaman lainnya dikarenakan rumitnya

persyaratan yang harus diajukan. Strategi mengambil tabungan hanya dilakukan oleh satu

responden, hal ini karena tidak semua responden mampu menyisihkan pendapatannya untuk

ditabung. Strategi menggadaikan barang tidak dilakukan oleh responden. Menurut Astuti (2015),

strategi menggadaikan dan menjual barang-barang hanya sedikit dilakukan karena tidak ada barang

yang dapat digadaikan atau dijual.

Strategi koping lainnya di Desa Kosekan yang selalu dilakukan adalah hutang. Strategi

hutang dilakukan karena responden belum mampu menyisihkan pendapatannya untuk ditabung.

Kuseman dkk (2015) menyatakan bahwa alternatif strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh

buruh tani di Desa Tombatu Dua Utara Kecamatan Tombatu Utara adalah strategi pinjaman uang.

D. Keterkaitan Strategi Penanggulangan Kemiskinan oleh Pemerintah dengan Strategi Koping

Aspek Ekonomi

Strategi koping aspek ekonomi dengan mengurangi pengeluaran (Cutting Back) dari aspek

pangan berkaitan dengan strategi penanggulangan kemiskinan pemerintah yaitu isu “perluasan

perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin”. Penjabarannya yaitu pada arah

kebijakan untuk meningkatkan perluasan perlindungan sosial. Aspek Kesehatan pada strategi

koping aspek ekonomi dengan mengurangi pengeluaran (Cutting Back) berkaitan dengan isu

“perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin”. Penjabarannya yaitu

pada arah meningkatkan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar. Aspek lainnya pada strategi

koping aspek ekonomi dengan mengurangi pengeluaran (Cutting Back) berkaitan dengan isu

“perluasan perlindungan sosial dan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin”. Penjabarannya yaitu

pada arah meningkatkan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar.

Strategi koping aspek ekonomi dengan menambah penghasilan (Generating Income) dari

aspek pangan berkaitan dengan strategi penanggulangan kemiskinan pemerintah yaitu isu

48

“percepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan”. Penjabarannya yaitu pada arah

kebijakan untuk mengurangi kemiskinan dengan memfokuskan pengembangan penghidupan

berkelanjutan pada lokasi-lokasi termiskin. Aspek Kesehatan pada strategi koping aspek ekonomi

dengan menambah penghasilan (Generating Income) berkaitan dengan isu “percepatan

pengurangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan”. Penjabarannya yaitu pada arah kebijakan

untuk mengurangi kemiskinan dengan memfokuskan pengembangan penghidupan berkelanjutan

pada lokasi-lokasi termiskin. Aspek lainnya pada strategi koping aspek ekonomi dengan menambah

penghasilan (Generating Income) berkaitan dengan isu “percepatan pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pemerataan”. Penjabarannya yaitu pada arah kebijakan untuk mengurangi kemiskinan

dengan memfokuskan pengembangan penghidupan berkelanjutan pada lokasi-lokasi termiskin.

Strategi koping aspek ekonomi dengan lainnya tidak berkaitan langsung dengan strategi

penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah. Strategi ini lebih banyak mengarah pada

upaya instan/cepat yang dilakukan rumah tangga untuk mencukupi kebutuhannya. Penjabaran

strategi yang dilakukan yaitu mengambil tabungan, hutang, menggadaikan barang, menjual barang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga di lokasi penelitian mayoritas melakukan

strategi hutang. Hutang masih dilakukan terhadap keluarga dekat karena strategi ini masih

diarahkan untuk mencukupi kebutuhan hidup saja belum mengarah pada upaya memperoleh

tambahan penghasilan. Kondisi di lokasi penelitian Desa Tanjang dan Desa Kosekan menunjukkan

bahwa peran koperasi, LKM dan Bumdes belum banyak berperan dalam upaya penanggulangan

kemiskinan di tingkat Desa.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Strategi koping aspek ekonomi yang dilakukan oleh responden rumah tangga miskin Desa

Tanjang adalah 22,08; sedangkan Desa Kosekan adalah 29,59. Indeks di kedua desa lokasi

penelitian termasuk kategori tingkat intensitas melakukan strategi koping rendah/jarang. Strategi

yang sesuai untuk rumah tangga miskin di Desa Tanjang dan Desa Kosekan adalah strategi

menambah pendapatan (generating income). Hal ini karena rumah tangga miskin di Desa Tanjang

dan Desa Kosekan belum memanfaatkan lingkungan sekitar rumahnya (pekarangan) untuk

ditanami tanaman pangan maupun obat-obatan guna menambah penghasilan rumah tangganya.

B. Saran

1). Pemerintah Daerah Kabupaten Pati (melalui Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa) melakukan sosialisasi dan bimbingan tentang

pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman pangan maupun obat-obatan tradisional guna

menambah penghasilan rumah tangga.

2). Pemerintah Daerah Kabupaten Pati (melalui Dinas Ketahanan Pangan) melakukan sosialisasi

dan pelatihan tentang diversifikasi pangan.

3). Pemerintah Daerah Kabupaten Pati (melalui Dinas Kesehatan) memperbanyak kegiatan

pengobatan gratis dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan murah dan gratis.

4). Pemerintah Daerah Kabupaten Pati (melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa) melakukan

pelatihan untuk pemberdayaan dan optimalisasi peran Bumdes, LKM dan Koperasi Desa.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, T. W. H. 2015. Kajian Tekanan Ekonomi, Strategi Koping, dan Kesejahteraan Keluarga

Petani di Daerah Rawan Banjir. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Astuti, U. P. dan Honorita, B. 2012. Studi Ekonomi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui

Penerapan Model Kawasan Rumah Pengan Lestari (M-KRPL) di Kota Bengkulu.

http://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/sosek/umi-naya-bptpbkl.doc.pdf,

diakses 20 September 2017.

49

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pati. 2017. Data Kemiskinan Kecamatan Gabus.

Pati.

Damayanti, H. O. 2018. Tingkat Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Miskin di Daerah Rawan

Banjir (studi di Desa Tanjang dan Desa Kosekan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati). Jurnal

Litbang, Vol. XIV (1): 15-26.

Dewi, P. M. 2012. Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga.

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 5 No. 2 : 119-124.

Direktorat Penanggulangan Kemiskinan. 2014. Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Jangka

Menengah 2015-2019. Batam: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Ernawati, R. O. 2011. Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin pada Daerah Rawan Banjir

di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Feil, J. K. 2012. Coping with Economic Stressors: Religious and Non-religious Strategies for

Managing Psychologicak Distress. Thesis. Submitted in Partial Fulfillment of The

Requirements for Masters of Arts in Industrial/Organizational Psychology Minnesota State

University Mankato. Minnesota: Minnesota State University.

Haan L. J. D. 2000. Globalization, localization, and sustainable livelihood. Sociologia Ruralis, Vol 40

(3): 339-365.

Jannah, R. 2013. Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Petani dan Strategi Bertahan Hidup pada

Petani Kopi Rakyat. Lecturer Research Report. Jember: Universitas Jember.

Kumesan, F., C. R. Ngangi, M. L. G. Tarore dan P. A. Pangemanan. Strategi Bertahan Hidup (Life

Survival Strategy) Buruh Tani di Desa Tombatu Dua Utara Kecamatan Tombatu Utara. Cocos

jurnal ilmiah fakultas pertanian Universitas Sam Ratulangi, Vol. 6 No. 16 : 41-52.

Latief, A. 2012. Obat Tradisional. Jakarta: EGC.

Puspitawati, H. 1998. Poverty Level and Conflicts over Money Within Families. Thesis. Iowa: Iowa

State University.

Refliaty dan Endriani. 2016. Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Pangan dan Gizi

Keluarga Melalui “ Rumah Hijau” di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, Vol. 31 No. 1 : 11-17.

Rosidah, U., Hartoyo dan Muflikhati, I. 2012. Kajian Strategi Koping dan Perilaku Investasi Anak

pada Keluarga Buruh Pemetik Melati Gambir. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Vol. 5

No. 1 : 77-87.

Santoso, S. S., Waluyo, I. dan Kasnodiharjo. 2000. Profil Penderita Diabetes Melitus yang Berobat ke

Pengobat Tradisional di DKI Jakarta, di Yogyakarta, dan Surabaya. Bulletin Penelitian

Kesehatan, Vol. 27. No. 3 : 333-345.

Sari, M. R. dan Prishardoyo, B. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerawanan Pangan Rumah

Tangga Miskin di Desa Wiru Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. JEJAK, Vol. 2 (2) :

135-143.

Sari, I. D., Yuniar, Y., Siahaan, S., Riswati dan Syaripuddin, M. 2015. Tradisi Masyarakat dalam

Penanaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Lekat di Pekarangan. Jurnal Kefarmasian

Indonesia, Vol. 5 No. 2 : 123-132.

Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung : Alfabeta.

Sukanata, I. K., Budirokhman, D. dan Nurmaulana, A. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dalam Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (Studi

50

Kasus di KWT Dewi Srikandi Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon).

Jurnal AGRIJATI, Vol. 28 No. 1 : 1-16.

Sungkawati, E. dan Ratnawati. 2015. Motivasi Wanita Bekerja dalam Rangka Meningkatkan Perannya

di Bidang Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional 4th UNS SME’s Summit & Awards 2015

“Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” : 329-

336.

Winarno, R. F. 2016. Strategi Bertahan Hidup Mantan Karyawan PT. Kertas Nusantara di Desa

Pilanjau Kabupaten Berau (Studi Tentang Karyawan yang di Nonaktifkan di PT. Kertas

Nusantara). Ejournal Sosiatri, Vol. 4 No, 4 : 16-33.