74
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT KNOWLEDGE DAN KINERJA INDIVIDU PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SKRIPSI NIKITA KURNIA 0806367355 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK JUNI 2011 Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

MODEL HUBUNGAN TACIT KNOWLEDGE DAN KINERJA

INDIVIDU PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI

INDUSTRI

SKRIPSI

NIKITA KURNIA

0806367355

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

DEPOK

JUNI 2011

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Hanya kepada-Nya saya

menyembah dan hanya kepada-Nya saya memohon pertolongan. Atas berkat

rahmat, kemudahan, dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan saya, Nabi Muhammad

SAW. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Departemen Teknik Industri pada

Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa mereka hingga penulis dapat

menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) Bapak Prof. Dr. Ir. T. Yuri M. Zagloel, MEngSc terima kasih atas segala

bimbingan yang telah bapak berikan kepada penulis selama menyelesaikan

skripsi.

(2) Bapak Ir. Yadrifil, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademis.

(3) Keluarga penulis Ayah dan Mama (orang tua terhebat yang pernah penulis

sayangi) yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa perhatian tanpa

mengharapkan imbalan, serta dukungan materil yang diberikan kepada

penulis selama menyelesaikan skripsi;

(4) Firdaus Jamsan, ST, MT yang telah banyak membantu dalam memulai

skripsi ini, semoga bantuan dan ketulusan yang diberikan mendapatkan

balasan yang baik. Amien

(5) Pimpinan serta karyawan Baristand Industri Padang yang telah banyak

memberikan dukungan moril kepada penulis;

(6) Dosen-dosen Teknik Industri, atas semua masukan dan kritiknya selama

masa seminar dan sidang;

(7) Mira, Arif, Andi yang telah banyak memberikan semangat dan inspirasi

untuk menyelesaikan skripsi ini;

(8) Teman-teman TI ekstensi Depok angkatan 2008 yang selalu memberikan

warna dalam kehidupan, goresan tangis dan tawa selama masa perkuliahan;

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

(9) Semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang sedikit banyak telah

memberi pengaruh terhadap penulis selama kuliah dan penyusunan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu ke depannya.

Depok, Juni 2011

Penulis

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Nikita Kurnia

Program Studi : Teknik Industri

Judul Skripsi : Model Hubungan Tacit Knowledge dan Kinerja

Individu pada Balai Riset dan Standardisasi

Industri

Balai Riset dan Standardisasi Industri merupakan salah satu Unit Pelayanan

Teknis (UPT) yang memiliki tugas dan fungsi melakukan riset terapan yang dapat

diimplementasikan dalam dunia usaha. Untuk dapat menghasilkan riset yang

berkualitas dibutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Pengelolaan

tersebut dilakukan dengan mengelola tacit knowledge sehingga menghasilkan

kinerja yang baik. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model hubungan dari

tacit knowledge terhadap kinerja individu dengan studi kasus pada peneliti

Baristand Padang. Variabel yang akan di digunakan adalah tacit knowledge dan

kinerja individu. Penelitian ini menggunakan metode statistik Structural Equation

Modeling (SEM) berbasis Partial Least Square (PLS) dan perangkat lunak

SMARTPLS untuk membuktikan hubungan antar variabel penelitian. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengalaman, interaksi personal dan kondisi

lingkungan kerja dalam tacit knowledge yang berpengaruh terhadap kinerja

individu. Dengan memahami variabel yang berpengaruh pada individu, organisasi

bisa menggunakan hasil tersebut untuk meningkatkan kinerja yang ada.

Kata kunci :

Tacit knowledge, kinerja individu, balai riset dan standardisasi industri.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Nama : Nikita Kurnia

Program Studi : Industrial Engineering

Judul Skripsi : Interrelated Model Between Tacit Knowledge

And Individual Performance In Institute For

Industrial Research And Standardization

Institute for Industrial Research and Standardization is one of the Technical

Service Unit (UPT), which has duties and function of applied research that can be

implemented. To produce high quality research have to managed human resources

in older to produce good performance. One of them in tacit knowledge. This

research aims to develop interrelated model between tacit knowledge and

performance of individuals with a case study on researchers BARISTAND

Padang. Variables that have been used was tacit knowledge and individual

performance. The processing data used Structural Equation Modeling (SEM)

methods are based on Partial Least Square (PLS) and software Smart PLS edition

2 to prove the relationship between variables of the study. The results reveal that

the tacit knowledge factor was effected to experience, personal interaction,

community, and working conditions on individual performance.

Keywords:

Tacit Knowledge, Individual performance, Institute for Industrial Research and

Standardization.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

HALAMAN PRNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Diagram Keterkaitan Masalah .................................................................... 3

1.3 Rumusan Permasalahan .............................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................ 4

1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................ 4

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................. 7

2. LANDASAN TEORI...................................................................................... 8

2.1 Knowledge ................................................................................................. 8

2.1.1 Pengertian Knowledge ....................................................................... 8

2.1.2 Tacit Knowledge ................................................................................ 8

2.1.2 Pross Penciptaan knowledge .............................................................. 9

2.2 Kinerja Individu ....................................................................................... 10

2.2.1 Konsep Kinerja ................................................................................ 10

2.2.2 Tujuan penilaian Kinerja ................................................................. 11

2.3 Hubungan Antara Knowledge Management dan Kinerja Karyawan .......... 12

2.4 Structural Equation Modeling (Model Persamaan Struktural) .................. 13

2.4.1 Sejarah Model Persamaan Struktural............................................... 13

2.4.2 Konsep Dasar SEM ......................................................................... 14

2.5 Partial Least Square................................................................................. 16

2.5.1 Sejarah Perkembangan PLS ............................................................. 16

2.5.2 Konsep Dasar PLS ........................................................................... 17

2.5.3 Evaluasi Model PLS ........................................................................ 20

2.6 Hipotesa Penelitian ................................................................................... 21

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ...................................... 22

3.1 Kajian penelitian Terdahulu ....................................................................... 22

3.2 Identifikasi Variabel ................................................................................... 23

3.3 Model penelitian ........................................................................................ 24

3.4 Pembuatan Alat Ukur Kuesioner ................................................................ 31

3.5 Penyusunan kuesioner dan Penyebaran Kuesioner ...................................... 34

3.5.1 Penentuan Responden ...................................................................... 34

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

3.5.2 Penyebaran Kuesioner ..................................................................... 34

3.5.2.1 Uji Reliabilitas Kuesioner .................................................... 34

3.5.2.2 Uji Validitass Kuesioner ...................................................... 35

3.6 Pengolahan Data Kuesioner ........................................................................ 37

3.6.1 Stratifikasi Responden ..................................................................... 37

3.6.2 Statistik Deskriptif Tacit Knowledge dan Kinerja Karyawan ............ 40

3.6.2.1 Statistik Deskriptif Tacit Knowledge .................................... 40

3.6.2.2 Statistik Deskriptif Kinerja Karyawan ................................. 41

3.6.3 Normalitas Data ............................................................................... 41

3.6.4 Pengolahan Data Dengan SEM ........................................................ 42

3.6.4.1 Spesifikasi Model ................................................................ 43

3.6.4.2 Evaluasi Model Pengukuran ................................................ 44

3.6.4.2.1 Validitas outer Model ............................................ 44

3.6.4.2.2 Reliabilitas Outer Model ....................................... 49

3.6.2.2.3 Signifikansi Outer Model ...................................... 49

3.6.4.3 Evaluasi Model Struktural ................................................... 51

3.6.4.3.1 Hubungan Konstruk Endogen dengan Konstruk .......

endogen.………................................................... .51

3.6.4.3.2 Hubungan Antar Konstruk Endogen ...................... 52

4. ANALISA ..................................................................................................... 53

4.1 Analisa Outer Model .................................................................................. 53

4.2 Analisa Inner Model ................................................................................... 55

4.2.1 Pengertian Knowledge ..................................................................... 55

4.2.2 Tacit Knowledge .............................................................................. 57

4.3 Hubungan Kedekatan Model ...................................................................... 58

4.4 Model Akhir Penelitian .............................................................................. 58

5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 60

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 60

5.2 Saran ........................................................................................................ 60

DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 61

LAMPIRAN

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah ........................................................... 3

Gambar 1.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian ................................................. 5

Gambar 2.1 Langkah-langkah Metode PLS .......................................................... 8

Gambar 3.1 Metode Awal Penelitian .................................................................. 17

Gambar 3.2 Diagram Lingkaran Data Jenis Kelamin .......................................... 27

Gambar 3.3 Diagram Lingkaran Data Usia ......................................................... 38

Gambar 3.4 Diagram Lingkaran Data Tingkat Pendidikan ................................. 38

Gambar 3.5 Diagram Lingkaran Data Masa Kerja .............................................. 39

Gambar 3.6 Diagram Jalur Model Penelitian dengan PLS .................................. 40

Gambar 3.7 Nilai Loading Faktor menggunakan Diagram Jalur PLS ................. 40

Gambar 3.8 Nilai Loading Faktor menggunakan Diagram Jalur PLS setelah re-

estimasi ......................................................................................... 43

Gambar 3.9 Path Diagram T-Value pada model penelitian ................................. 44

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sumber Tacit Knowledge Hourlay ..................................................... 23

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

Tabel 3.2 Kriteria Penlaian Kinerja Bernadin .................................................... 23

Tabel 3.3 Spesifikasi Konstruk Endogen dan Konstruk EksogenTacit

knowledge ........................................................................................ 26

Tabel3.4 Spesifikasi Indikator Penelitian untuk Konstruk Endogen Tacit

knowledge ........................................................................................ 27

Tabel 3.5 Spesifikasi Konstruk Endogen dan Eksogen Kinerja ......................... 28

Tabel 3.6 Spesifikasi Indikator Penelitian untuk Konstruk Endogen Kinerja ..... 30

Tabel 3.7 Skala Pengukuran dalam Penilaian Responden .................................. 31

Tabel 3.8 Operasionalisasi Konstruk Endogen Tacit knowledge ........................ 32

Tabel 3.9 Operasionalisasi Konstruk Endogen Kinerja ...................................... 33

Tabel 3.10 Hasil Uji Realiabilitas Keseluruhan Kuesioner ................................. 34

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas untuk variabel tacit knowledge ........................... 35

Tabel 3.12 Rata-rata dan standar deviasi tacit knowledge ................................... 40

Tabel 3.13 Rata-rata dan standar deviasi kinerja ................................................. 41

Tabel 3.14 Hasil uji normalitas data tacit knowledge .......................................... 42

Tabel 3.15 Nilai Factor Loading Konstruk tacit knowledge ................................ 46

Tabel 3.16 Nilai Factor Loading Konstruk Kinerja Individu ............................... 46

Tabel 3.17 Nilai Factor Loading tacit knowledge setelah re-estimate ................. 47

Tabel 3.18 Nilai Factor Loading Konstruk Kinerja Individu setelah re-estimate . 47

Tabel 3.19 Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading ......................................... 48

Tabel 3.20 Nilai Realiabilitas Konstruk Eksogen terhadap Konstruk Endogen ... 49

Tabel 3.21 Signifikansi Outer Model ................................................................. 50

Tabel 3.22 Signifikansi Inner Model .................................................................. 52

Tabel 4.1 Nilai Factor loading sebelum dan sesudah re-estimasi....................... 53

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 63

Lampiran 2 Print out uji reliabilitas kuesioner ................................................... 67

Lampiran 3 Print out uji validitas kuesioner ...................................................... 66

Lampiran 4 Print out Uji normalitas data ........................................................... 71

Lampiran 5 Print Out Uji validitas outer model ................................................. 73

Lampiran 6 Print out validitas outer model seetelah re-estimasi ........................ 74

Lampiran 7 Print out validitas cross loading ...................................................... 75

Lampiran 8 Print out nilai reliabilitas konstruk eksogen .................................... 76

Lampiran 9 Print out signifikansi outer model .................................................. 77

Lampiran 10 Print out signifikansi innerr model ................................................ 78

Lampiran 11 Print Out Hubungan antar konstruk ............................................... 79

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, hampir semua lembaga non-profit berada di bawah

pengelolaan pemerintah. Salah satu organisasi tersebut adalah Balai Riset dan

Standardisasi Industri (selanjutnya disebut Baristand). Baristand secara struktural

merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) pusat di bawah Badan Pengkajian,

Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian. Tugas dan fungsi

utama Baristand adalah melakukan riset terapan yang hasilnya dapat

diimplementasikan oleh para dunia industri. Secara normatif, Baristand

bertanggung jawab dalam menyediakan inovasi teknologi sehingga industri dapat

bertahan dan berkembang secara berkelanjutan dalam menghadapi persaingan.

Oleh karena itu, untuk dapat menjadi organisasi yang inovatif, Baristand sebagai

unit pelayanan teknis, harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam upaya memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi

perlu melakukan perbaikan kedalam yaitu dengan melakukan pengukuran kinerja

karyawan (Kosasih & Budhiani, 2007). Selain itu, suatu organisasi akan

menghasilkan output yang optimal apabila memiliki tangible dan intangible asset

(David, 2002). Tangible asset dapat berupa infrastruktur fisik, mesin dan material,

sedangkan intangible asset dapat berupa sumber daya manusia dan pengetahuan.

Menurut Nonaka dan Tekeuchi (1995), organisasi tidak akan dapat meningkatkan

kinerja dalam jangka panjang dan memperoleh keunggulan bersaing yang

berkelanjutan, jika hanya fokus pada tangible asset.

Namun demikian, kondisi saat ini menunjukkan bahwa peneliti Baristand

tidak menghasilkan kinerja yang relatif baik. Rendahnya kinerja tersebut

diindikasikan dengan rendahnya jumlah hasil penelitian yang dapat diterapkan di

industri, bahkan nyaris tidak ada. Kondisi ini disebabkan banyak hal, diantaranya

adalah perumusan indikator kinerja peneliti yang kurang tepat, seperti lebih

melihat pada tingkat penyerapan anggaran, tingkat absensi pegawai, dan

sebagainya yang tidak mempunyai dampak terhadap peningkatan kemampuan

inovasi para peneliti.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

Selain itu, rendahnya tingkat kemampuan inovasi hasil penelitian juga

dipengaruhi oleh perilaku dan karakter organisasi. Secara akumulatif, perilaku

organisasi merupakan gambaran umum perilaku dan karakter personil. Karakter

individu tersebut memberi pengaruh negatif yang mengakibatkan tidak sinkronnya

antara orientasi target individu dengan organisasi. Selanjutnya kondisi tersebut

akan menghambat komunikasi yang efektif antar personil, sehingga dalam

organisasi tidak terjadi proses community practice. Permasalahan ini

mengakibatkan knowledge transfer yang bersifat implisit (selanjutnya disebut

tacit knowledge) antara peneliti, baik senior dan junior, mengalami hambatan.

Hambatan ini pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja peneliti.

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), kesuksessan alih pengetahuan antar

individu juga dipengaruhi oleh kemampuan untuk melakukan knowledge sharing

dan kemampuan knowledge absorpsi setiap individu. Jika hal ini bisa terjadi

dengan optimal, setiap penelitian yang dilakukan oleh para peneliti akan dapat

menghasilkan penelitian yang inovatif.

Uraian di atas menunjukkan bahwa untuk dapat meningkatkan kinerja

peneliti, Baristand harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan tacit knowledge.

Untuk itu, perlu ada suatu analisis hubungan dan pemetaan sumber tacit

knowledge dan kinerja peneliti. Dengan dapat dirumuskannya keterkaitan tersebut,

organisasi dapat merumuskan strategi peningkatan kemampuan para peneliti, agar

dapat menghasilkan penelitian yang inovatif dan memberi dampak terhadap

pengembangan industri nasional.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

1.2 Diagram Keterkaitan Masalah

Untuk dapat melihat permasalahan dalam penelitian ini secara utuh,

termasuk bagaimana setiap sub-permasalahan saling berinteraksi dan

berhubungan satu sama lain, maka dibuatlah diagram keterkaitan masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas dibuat diagram keterkaitan masalah seperti

gambar 1.1

Kebijakan dan strategi pengembangan organisasi yang kurang tepat sasaran

Kualitas SDM tidak mengalami peningkatan

Hasil penelitian tidak memberikan kontribusi

terhadap keilmuan

Anggaran untuk melakukan riset tidak

mencukupi

Jumlah hasil riset yang dapat digunakan dunia industri sangat sedikit

Karakter dan perilaku organisasi tidak mendukung peningkatan

organisasi

Community practice tidak terjadi dalam kegiatan

riset

Tidak terjadi komunikasi efektif antar peneliti

Setiap peneliti tidak mempunyai orientasi kinerja yang sama dengan organisasi

Kemampuan sharing dan absorpsi knowledge

semakin rendah

Tacit knowledge transfer antar peneliti menjadi

rendah

Integritas peneliti thd peningkatan kapabilitas dan kompetensi rendah

Belum ada model yang menjelaskan keterkaitan antara kinerja dan tacit

knowledge dalam lembaga riset

Terbentuknya model yang menjelaskan keterkaitan kinerja dengan tacit

knowledge di lembaga riset

Terjadinya komunikasi yang efektif antar individu

Terjadinya transfer tacit knowledge antar peneliti

Strategi yang dirumuskan sesuai dengan skala prioritas yang tepat

Setiap riset mempunyai ketersediaan dana yang

mencukupi

Kemampuan inovasi peneliti meningkat

Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah

1.3 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, terlihat bahwa pengembangan suatu organisasi

dipengaruhi oleh tacit knowledge. Kontribusi tacit knowledge memberikan

dampak terhadap kinerja individu (Li, Wang, Cao, 2006). Oleh karena itu, yang

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana hubungan tacit knowledge dan

kinerja individu.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari perumusan permasalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

mendapatkan model hubungan antara tacit knowledge dan kinerja individu.

1.5 Batasan Permasalahan

Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan pembatasan masalah agar

penelitian lebih terfokus dan hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan awal

yang telah dirumuskan. Adapun penelitian ini akan dilakukan dengan batasan

sebagai berikut:

1. Unit analisis dalam penelitian ini adalah peneliti Baristand Industri

Padang.

2. Objek penelitian ini adalah peneliti Baristand Industri Padang.

3. Peneliti yang dijadikan subjek dari penelitian ini adalah minimal

peneliti yang telah mengikuti diklat peneliti.

4. Hasil dari penelitian ini adalah model hubungan tacit knowledge dan

kinerja individu pada Baristand Industri Padang.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 4 tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap

penyusunan masalah, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis,

serta tahap identifikasi kesimpulan.

1. Tahap penyusunan masalah meliputi identifikasi area masalah dari

latar belakang, perumusan masalah, tujuan, dan batasan penelitian

yang akan dilakukan. Selain itu, dalam tahap ini dilakukan studi

literatur tentang teori yang akan dijadikan landasan dalam penelitian,

diantaranya tentang tacit knowledge, kinerja, Structural Equation

Model (SEM), dan Partial Least Squre (PLS).

2. Tahap Pengumpulan Data. Dalam penelitian ini data dikumpulkan

melalui melalui survey terhadap peneliti Baristand Industri Padang

dengan media kuesioner

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis. Setelah semua data terkumpul

dari penyebaran kuesioner, langkah selanjutnya adlah mengolah dan

menganalisis data yang ada dengan metode Structural Equation Model

(SEM). Adapun Prosedur SEM terdiri dari:

Membuat spesifikasi model penelitian yang akan diestimasi

Melakukan identifikasi terhadap persamaan simultan yang

mewakili model yang dispesifikasikan

Melakukan estimasi untuk memperoleh nilai dari parameter

yang ada dalam model.

Melakukan uji kecocokan anatar data dengan model. Pengujian

kecocokan data dengan model ini dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu: Kecocockan keseseluruh model, kecocokan

model pengukuran, kecocokan model structural

Respesifikasi model. Merupakan tahapan yang dilakukan jika

model yang dihipotesiskan belum mencapai model yang fit.

4. Tahap identifikasi Kesimpulan. Tahapan ini berisi kesimpulan dari

keseluruhan penelitian.

Berikut inimerupakan diagram alir metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini:

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

Start

Identifikasi masalah

Studi Literatur

Sudah cukup menguatkan

masalah

Latar Belakang Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Permasalahan

Teori Tacit knowledge dan kinerja

Model rancangan penelitian

Uji Hipotesis, Reliabilitas, dan Validitas

Model struktural dan SEM

Menentukan indikator

Menentukan responden

ya

Menyusun kuesioner

Memenuhi ketentuan?

Menganalisis kesalahan kuesioner

Tidak

Menyebarkan kuesioner

Pen

yu

su

nan

Mas

ala

hP

en

gu

mp

ula

n D

ata

Spesifikasi model Identifikasi model Estimasi Model

Uji Kecocokan model dan

data

Kecocokan keseluruhan model

Kecocokan model pengukuran

Kecocokan model struktural

Model cocok? Respesifikasi model

Menganalisis hasil pengolahan data

Tidak

Membuat kesimpulan

Selesai

Pen

go

lah

an

Data

dan

An

alis

is d

en

gan

SE

MId

en

tifi

ka

si

kes

imp

ula

n

Gambar. 1.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini sistematika penulisan terbagi menjadi 6 bab yang

terdiri dari:

BAB I Pendahuluan

Menguraikan secara singkat mengenai latar belakang permasalahan, diagram

keterkaitan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam pengukuran

kinerja individu, knowledge management, tacit knowledge, dan metode penelitian

yang digunakan.

BAB III Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam bab ini membahas tentang pengumpulan data primer yang

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada para

peneliti serta pengolahan data yang dilakukan.

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang ada,

untuk memenuhi tujuan penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban

permasalahan yang dikemukan pada bab pendahuluan serta saran-saran dari

penulis yang berkenaan dengan pembahasan masalah.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Knowledge

2.1.1 Pengertian Knowledge

Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang hal

itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika

informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil

tindakan yang berbeda atau tidakan yang lebih efektif. (Tobing, 2007). Menurut

Li, Wang, Cao, 2006) kategori knowledge dari segi transmisi efektif sebagai tolak

ukurnya, terdiri dari: eksplisit knowledge dan tacit knowledge. Tacit knowledge

adalah knowledge yang terletak di dalam otak atau melekat di dalam diri

seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya. Sedangkan

explisit knowledge adalah segala bentuk knowledge yang sudah direkam, di

dokumentasikan, sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola.

2.1.2 Tacit Knowledge

Konsep tacit knowledge pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf

bernama Polanyi pada tahun 1998. Dia menjelaskan tacit knowledge sebagai

berikut: " knowledge manusia dimulai dari fakta bahwa kita bisa tahu lebih banyak

dari yang kita tahu, atau kita memiliki kekuatan untuk mengetahui lebih dari kita

bisa dikatakan”. Tacit Knowledge dari segi kepemilikan terdiri dari tacit

knowledge individu dan tacit knowledge organisasi (Li, Wang, Cao, 2006). Tacit

Knowledge individu adalah jenis knowledge individu yang berkaitan dengan

prestasi, dan keterampilan tetapi sulit untuk dijeleskan secara jelas oleh bahasa

dalam situasi yang tepat. Sedangkan tacit knowledge organisasi adalah kombinasi

kognitif individu atau pola yang diperoleh melalui pengalaman bersama dan

diekspresikan melalui tindakan sinkroniasi yang tidak disadari ketika kelompok

dihadapkan pada tugas kelompok yang harus dilakukan dalam konteks

menghadapi tantangan lingkungan, tacit knowledge organisasi seperti semangat

tim dan rutinitas organisasi.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

21

Universitas Indonesia

2.1.3 Proses Penciptaan Knowledge

Profesor Nonaka menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge dalam

suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge

dan eksplisit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan

internalisasi.

Untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumber daya

manusia di suatu organisasi yang merupakan perwujudan model SECI

(Socialization, Externalization, Combination, Internalization) Nonaka, digunakan

perangkat teknologi informasi yang ada di organisasi.

Sosialisasi

Proses sosialisasi antar SDM di organisasi salah satunya dilakukan melalui

pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Melalui

pertemuan tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan

pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi

mereka. Rapat dan diskusi yang dilakukan secara berkala harus memiliki

notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi bentuk dari eksplisit

knowledge (dokumentasi).

Proses sosialisasi juga dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan

(training) dengan mengubah tacit knowledge para trainer menjadi tacit

knowledge para karyawan.

Eksternalisasi

Eksternalisasi adalah proses untuk mengartikulasikan tacit knowledge

menjadi suatu konsep yang jelas. Proses eksternalisasi ini dapat

diwujudkan melalui dokumentasi notulen rapat (bentuk eksplisit dari

knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk

elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada mereka yang

berkepantingan.

Kombinasi

Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan

berbagai eksplisit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

22

Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang disampaikan (biasanya) pada pertemuan-

pertemuan formal atau dapat pula disebut dengan data sharing.

Internalisasi

Transfer atau sharing knowledge dari eksplisit to tacit. Pada proses

internalisai data atau dokumen yang telah diterima oleh individu kemudian

dapat dipahami secara mendalam, dan diharapkan dapat memunculkan

new knowledge.

2.2 Kinerja Individu

2.2.1 Konsep Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-

masing karyawan untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai dan

mewujudkan tujuan organisasi (Rivai, 2008). Pada dasarnya kinerja dari

seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari

karyawan memiliki tingkat kemampuan berbeda. Menurut Bernadin dan Russel

(1993) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:

1. Kualitas

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara ideal di dalam

melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan

2. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah

unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang diselesaikan.

3. Produktivitas Waktu

Tingkatan dimana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih

cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk

aktifitas lain.

4. Efesiensi Biaya

Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa

manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan

hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

23

Universitas Indonesia

5. Kemandirian

Tingkatan dimana seseorang karyawan dapat melaksanakan

pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari

atasannya.

6. Kemampuan Interpersonal

Tingkatan dimana seseorang karyawan merasa percaya diri, punya

keinginan yang baik, dan bekerja sama diantara rekan kerja.

2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja, mentapkan

tujuan organisai, dan mengidetifikasi pelatihan dan kebutuan pengembangan

(Rivai, 2008). Namun secara umum penilaian kinerja banyak digunkan untuk

kriteria validasi, menentukan kebutuhan-kebutuhan pelatihan organisasi,

menekankan kembali struktur kekuasaan, perencanaan sumber daya manusia.

Dalam melakukan penilaian kinerja sangat penting untuk membedakan manfaat

penilaian kinerja antara karyawan, penilai, dan organisasi.

1. Manfaat bagi karyawan yang dinilai

Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksaan kinerja adalah

antara lain:

a. Meningkatkan motivasi

b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasilyang diharapkan mereka

d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif

e. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal

mungkin.

2. Manfaat bagi penilai

Bagi penilai, manfaat pelaksaaan penilaian kinerja adalah antara laian:

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasi kecenderungan

kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

24

Universitas Indonesia

b. Meningkatkan kepuasan kerja baik manajer maupun karyawan.

c. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa

yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan

sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan

dirinya dan berjaya sesuai harapan manajer.

d. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai

kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan

merevisi target atau menyusun prioritas baru.

3. Manfaat bagi perusahaan/organisasi

Bagi perusahaan atau organisasi, manfaat penilaian kinerja adalah

antara lain:

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan,

seperti: komunikasi yang lebih efektif mengenai tujuan perusahaan

dan nilai budaya, peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas,

peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk

menggunakan keterampilan atau keahlian memimpinnya untuk

memotivasi karyawan dan mengembangkan keterampilan

karyawan.

b. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan.

c. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.

d. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan.

2.3. Hubungan Antara Knowledge Management dan Kinerja Karyawan

Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka suatu organisasi

membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau

standar yang ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung

yaitu sumber daya manusianya (Kosasih & Budiani, 2007). Salah satu sistem

manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual

sebagai asset yang dikelola adalah knowledge management, yang diukur dengan 3

variabel yaitu personal knowledge, job procedur, dan technology (Honeycutt,

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

25

Universitas Indonesia

2002). Personal knowledge yang diukur dalam penelitian ini lebih

mengkhususkan pada tacit knowledge. Dalam prakteknya Knowledge

management dapat menjadi guidance tentang pengelolaan intangible asset yang

menjadi pilar perusahaan (dalam hal ini organisasi) dalam menciptakan nilai.

Organisasi perlu mengetahui sejauh mana knowledge management berperan dalam

meningkatkan kinerja karyawan khususnya dalam suatu lembaga penelitian.

Hubungan knowledge management dan kinerja karyawan juga di bahas

dalam teori zack. Teori zack tersebut menganalisis knowledge gap dalam

organisasi dengan mengukur antara tingkat kepentingan knowledge karyawan

dengan tingkat penguasaan knowledge karyawan. Tingkat kepentingan

menyatakan seberapa penting knowledge yang dibutuhkan karyawan untuk

menjalankan tugas dan fungsinya. Sedangkan tingkat penguasaan menyatakan

seberapa jauh penguasaaan karyawan yang terdapat dalam suatu bidang terhadap

knowledge yang dibutuhkan. Pengukuran knowledge gap dilakukan untuk

meningkatkan kondisi yang ada, sehingga knowledge gap tidak ada lagi. Dengan

meningkatnya knowledge dari karyawan yang dimiliki, diharapkan kinerjanya

akan meningkat sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi (Bambang dkk,

2008).

2.4 Structural Equation Modeling (Model Persamaan Struktural)

2.4.1 Sejarah Model Persamaan Struktural

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan gabungan dari dua

metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) yang

dikembangkan di ilmu psikologi dan psikometri serta model persamaan simultan

(simultaneous equation modeling) yang dikembangkan di ekonometrika

(Wijayanto, 2008).

Analisis faktor pertama kali diperkenalkan oleh Galton (1869) dan Pearson

(Pearson dan Lee, 1904). Penelitian Spearman (1904) merupakan pengembangan

model analisis faktor umum. Dalam penelitiannya berkaitan dengan struktur

kemampuan mental, Spearman menyatakan bahwa uji interkorelasi antar

kemampuan mental dapat menentukan faktor kemampuan umum dan faktor-faktor

kemampuan khusus. Menurut Thurstone sebetulnya tidak hanya ada satu faktor

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

26

Universitas Indonesia

umum kemampuan yang diikuti dengan faktor khusus seperti dipostulatkan oleh

Spearman, tetapi ada beberapa kelompok faktor umum yang disebut primary

mental abilities.

2.4.2 Konsep Dasar SEM

Structural Equation Modeling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang

digunakan untuk melakukan pengujian terhadap suatu model sebab-akibat dengan

menggunakan kombinasi dari teori yang ada dan data kuantitatif yang telah

dikumpulkan (Wijayanto, 2008). SEM mengakomodasi kemampuan dari berbagai

teknik statistik yang telah dikenal sebelumnya yaitu menggabungkan antara

kemampuan teknik path analysis dengan factor analysis. Secara umum, jika pada

suatu model SEM terdapat beberapa variabel laten yang saling berpengaruh dan

variabel-variabel laten tersebut hanya diukur dengan satu indikator, maka model

tersebut termasuk ke dalam kasus path analysis. Di lain pihak, suatu model SEM

dengan variabel laten yang diukur dengan beberapa indikator tetapi tidak memiliki

hubungan sebab-akibat dengan variabel laten lain merupakan kasus confirmatory

factor analysis.

Kline dan Klamer (2001) dalam Wijayanto (2008), mengungkapkan alasan

penggunaan SEM dibandingkan regresi berganda diantaranya:

1. SEM memeriksa hubungan di antara variable-variabel sebagai sebuah unit,

tidak seperti pada regresi berganda yang pendekatannya sedikit demi

sedikit (piecemeal).

2. Asumsi pengukuran yang andal dan sempurna pada regresi berganda tidak

dapat dipertahankan, dan pengukuran dengan kesalahan dapat ditangani

dengan mudah oleh SEM.

3. Modification index yang dihasilkan oleh SEM menyediakan lebih banyak

isyarat tentang arah penelitian dan model yang perlu ditindaklanjuti

dibandingkan pada regresi.

4. Interaksi juga dapat ditangani oleh SEM

5. Kemampuan SEM dalam menangani non rescursive path.

SEM memiliki karakteristik khas yang meliputi:

1. Adanya 2 jenis variable yaitu variable laten dan variable teramati

(manifes)

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

27

Universitas Indonesia

2. Adanya 2 model yaitu model struktural dan model pengukuran

3. Adanya 2 jenis kesalahan yaitu kesalahan structural dan kesalahan

pengukuran.

Dalam prosedur pengerjaannya, digunakan diagram lintasan (path

diagram) yang dapat menggambarkan atau menspesifikasikan model SEM dengan

lebih mudah dan jelas. Penggunaan diagram lintasan diharapkan mempermudah

konversi model ke dalam perintah dari perangkat lunak SEM.

Variabel dalam SEM yaitu:

1. Variabel Laten

Dalam SEM variabel kunci yang menjadi perhatian adalah variabel

laten, dimana variabel laten merupakan konsep abstrak, seperti perilaku

orang, sikap, perasaan, dan motivasi. Variabel laten dapat diamati secara

tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati.

SEM mempunyai 2 jenis variabel laten, yaitu eksogen dan endogen. SEM

membedakan kedua jenis variabel ini berdasarkan keikutsertaan variabel

sebagai variabel terkait pada persamaaan-persamaan dalam model.

Variabel laten eksogen sebagai variabel bebas pada persamaan yang ada

dalam model. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel terikat

pada persamaan yang ada dalam model.

2. Variabel Teramati

Variabel teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat

diukur secara empiris dan sering disebut inndikator atau variabel manifest.

Variabel teramati merupakan efek atau ukuran variabel laten. Pada metode

survey dengan menggunakan kuesioner, setiap pernyataan pada kuesioner

mewakili sebuah variabel teramati.

Model dalam SEM meliputi:

1. Model Sruktural

Model structural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada

diantara variabel-variabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linear

meskipun perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan

hubungan yang non-linear.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

28

Universitas Indonesia

2. Model Pengukuran

Model pengukuran memodelkan hubungan antara variabel laten dan

variabel teramati. Hubungan tersebut bersifat refleksi dari variabel laten

terkait. Penetapan variabel teramati yang merefleksikan sebuah variabel

laten dilakukan berdasarkan substansi dari studi yang bersangkutan. Ada

dua bentuk pendekatan model pengukuran, yaitu:

a. Exploratory Factor Analysis (EFA)

Pada EFA, model rinci menunjukkan hubungan anatara variabel

laten dan variabel teramati tidak dispesifikasikan terlebih dahulu. Selain

itu, pada bentuk ini jumlah variabel laten tidak ditentukan sebelum

analisis dilakukan, semua variabel laten diasumsikan mempengaruhi

semua variabel teramati dan kesalahan pengukuran tidak boleh

berkolerasi.

b. Confirmatory Factor Analysis (CFA)

CFA didasarkan pada alasan bahwa variabel-variabel teramati

adalah indicator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau

konstruk tertentu yang mendasarinya. Pada CFA, model dibentuk lebih

dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh analis, pengaruh suatu

variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan terlebih dahulu,

beberapa efek langsung variabel laten terhadap variabel teramati dapat

ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta, kesalahan

pengukuran boleh berkolerasi, kovarian variabel-variabel laten dapat

diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertentu dan identifikasi parameter

akan diperlukan.

2.5 Partial Least Squares (PLS)

2.5.1 Sejarah Perkembangan PLS

Partial Least Square (PLS) dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai

metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten

dengan multiple indikator. Pada tahun 1966 Herman Wold mempresentasikan dua

prosedur iterative menggunakan metode estimasi least square untuk single dan

multikomponen model (Ghazali, 2008). Pada dasarnya, Wold membangun PLS

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

29

Universitas Indonesia

untuk menguji teori yang lemah dan masalah pada asumsi normalitas distribusi

data (Jogiyanto, 2009).

Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan

menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS adalah metode

regresi yang dapat digunakan untuk identifikasi factor yang merupakan kombinasi

variabel X sebagai penjelas dan variabel Y sebagai respon (Talbot, 1997 dalam

Jogiyanto, 2009).

2.5.2 Konsep Dasar PLS

Analisis Partial Least Square (PLS) adalah teknik statistika multivariate

yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel

independen berganda. PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis

varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran

sekaligus pengujian model struktural (Jogiyanto, 2009). Model pengukuran

digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model structural

digunakan untuk uji kasualitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi).

Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis varian dengan

LISREL atau AMOS yang berbasis kovarian adalah tujuan penggunaanya. SEM

berbasis kovarian bertujuan untuk mengestimasi model untuk pengujian atau

konfirmasi teori, sedangkan SEM berbasis varian bertujuan untuk memprediksi

model untuk pengembangan teori (Jogiyanto, 2009). Sebagai alat untuk model

prediksi, untuk menghindari masalah intedeminancy, (yaitu skor faktor yang

berbeda dihitung dari model faktor tunggal yang dihasilkan), PLS mengasumsikan

bahwa semua ukuran varian adalah varian yang dijelaskan sehingga pendekatan

estimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator.

Dalam menggunakan metode PLS ini, ada beberapa langkah-langkah yang

harus dilaksanakan seperti terlihat pada gambar 2.1

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

30

Universitas Indonesia

Merancang model struktural(innner model)

Merancang model pengukuran(outer model)

Mengkonstruksi diagram jalur

Mengkonstruksi diagram jalur ke sistem persamaan

Estimasi: Koefefien jalur, loading, dan weight

Evaluasi Goodness of fit

Pengujian Hipotesis(Resampling Bootstrapping)

Gambar 2.1 Langkah-langkah metode PLS

1. Merancang Model Struktural (inner model)

Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi

pada PLS dapat berupa:

Teori

Hasil penelitian empiris

Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu lain

Normatif, missal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain

sebagainya

Rasional (PLS: bisa ekplorasi hubungan antar variabel)

2. Merancang Model Pengukuran (outer model)

Pada SEM semua bersifat refleksif, model pengukuran tidak

penting

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

31

Universitas Indonesia

Pada PLS perancangan outer model sangat penting: reflektif atau

formatif

Dasar: teori, penelitian empiris sebelumnya, atau rasional

3. Konstruksi Diagram Jalur

4. Konversi Diagram Jalur ke Persammaan

5. Estimasi Parameter

Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel

laten

Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel

laten (koefesien jalur) dan antara variabel laten dengan

indikatornya (loading)

Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta

regresi) untuk indicator dan variabel laten

Interaction variable

Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik:

menstandarkan skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi

dan yang memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi

dengan cara mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi

dengan yang memoderasi.

6. Evaluasi Goodness of fit

Outer model refleksif:

Untuk model penelitian yang menggunakan outer model refleksif

dievaluasi berdasarkan convergent, discriminant validity,

composite realiability.

Nilai convergent dilihat dari nilai loading, nilai tersebut dianggap

cukup antara 0.5 sampai 0.6 untuk jumlah variabel laten antara 3

sampai 7. Nilai discriminant validity dilihat berdasarkan nilai

AVE, nilai AVE tersebut > 0.5. Nilai composite reliability yang

masih dapat diterima adalah ≥ 0.7

Outer model formatif:

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

32

Universitas Indonesia

Sedangkan untuk model penelitian yang menggunakan outer model

formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu

dengan melihat signifikansi dan weight.

Goodness of fit inner model

Diukur menggunakan Q-square predictive relevance.

Rumus Q-Square:

Q2=1-(1-R1

2)(1-R2

2)….(1-Rp

2)

Dimana R12, R2

2…Rp

2 adalah R square variabel endogen dalam

model. Interpretasi Q2 sama dengan koefesienn deerminasi total

dalam analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi)

7. Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik untuk outer model:

H0: i = 0, lawan

H1: i ≠ 0

Hipotesis statistik untuk inner model: Variabel eksogen terhadap

endogen:

H0 : γi = 0, lawan

H1 : γi ≠ 0

Hipotesis statistik untuk inner model: Variabel endogen terhadap

endogen:

H0 : βi = 0, lawan H1 : βi ≠ 0

Statistik uji: t-test; p-value ≤ 0,05 (alpha 5%); signifikan

Outer model signifikan: indicator bersifat valid

Inner model signifikan: terdapat pengaruh signifikan

PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi normal: menggunakan

teknik resampling dengan metode bootstrap

2.5.3 Evaluasi Model PLS

PLS sebagai model prediksi tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk

mengestimasi parameter dan memprediksi hubungan kasualitas. Oleh karena itu,

teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan dan

Comment [u1]:

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

33

Universitas Indonesia

model evaluasi untuk prediksi bersifat non-parametrik. Evaluasi model PLS

dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan

reliabilitas model. Melalui proses iterasi alogaritma, parameter model pengukuran

(validitas konvergen, validitas diskriminan, composite realiability dan crombach’s

alpha) diperoleh, termasuk nilai R2 sebagai parameter ketepatan model prediksi.

Inner model merupakan model structural untuk memprediksi hubungan

kasualitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-

statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kasualitas.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara atas

permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan

tersebut. Suatu hipotesis merupakan pernyataan tentang adanya suatu hubungan

tertentu antara variabel-variabel yang digunakan (Koentjaraningrat, 1994: 24).

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka konseptual

yang telah dijelaskan, hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0: Tacit knowledge berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja individu

H1: Tacit knowledge tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Kajian Penelitian Terdahulu

Menurut Nonaka & Takeuchi (1995), knowledge terbagi menjadi 2(dua)

tipe yaitu:

1. Tacit knowledge

Pengatahuan berdasarkan pengalaman, berlangsung secara simultan

dan bersifat praktis.

2. Knowledge Eksplisit

Knowledge yang didasarkan pada rasionalitas, berlangsung secara

sequential dan bersifat teoritis.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang tacit knowledge dan

Kinerja, antara lain:

1. Menurut Nonaka (1994), tacit knowledge merupakan knowledge yang

menunjukkan kualitas personal individu, yang sulit untuk

dikomunikasikan. Tacit knowledge mengakar secara kuat pada individu,

yang memberikan pengaruh terhadap aktivitasnya serta komitmen pada

suatu konteks yang spesifik.

2. Menurut Hourlay (2004), sumber tacit knowledge meliputi: pengalaman,

proses interaksi, situasi, lingkungan dan komunitas.

3. Menurut Li, Wang, Cao(2006), model dasar pengukuran dan evaluasi tacit

knowledge individu, yaitu meliputi: input informasi (sumber tacit

knowledge), tacit knowledge, output informasi (atribut individual tacit

knowledge), standar pengukuran, analisis dan assesmen (pengukuran

atribut tacit knowledge individu), hasil pengukuran.

4. Menurut Kosasih dan Budiarti (2005), menyatakan bahwa proses-proses

yang terlibat dalam manajemen knowledge berpengaruh terhadap kinerja

karyawan yang terdiri dari peningkatan kualitas dan kuantitas pekerjaan,

efesiensi waktu dan biaya, serta kemapuan interpersonal.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

35

Universitas Indonesia

5. Menurut Bernadin dkk (1995), kriteria yang digunakan untuk penilaian

kinerja meliputi kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, efesiensi biaya,

kemandirian, dan kemampuan interpersonal.

3.2. Identifikasi Variabel

Setelah melakukan observasi pendahuluan dan studi literatur, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan3d perancangan sebuah model penelitian.

Model penelitian merupakan sebuah model konseptual (a theoritical framework)

yang menggambarkan hubungan logis antara beberapa faktor penting di dalam

permasalahan.

Penelitian ini didasari oleh 2 (dua) hal pokok, yaitu tacit knowledge dan

kinerja individu. Sumber tacit knowledge yang digunakan berdasarkan penelitian

Hourlay (2004), yaitu pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi

lingkungan kerja seperti yang di tampilkan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Sumber Tacit knowledge Hourlay (2004)

No. Konstruk Endogen Konstruk Eksogen

1. Tacit knowledge a. Pengalaman

b. Interaksi Personal

c. Komunitas

d. Kondisi Lingkungan Kerja

Sedangkan penliaian kinerja individu didasarkan pada penelitian Bernadin

(1995) yaitu: kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya. Sumber

tacit knowledge yang diungkapkan oleh Hourlay (2004) dan kriteria penilaian

kinerja individu menurut Bernadin (1995) akan ditampilkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kinerja Bernadin (1995)

No. Konstruk Endogen Konstruk Eksogen

1. Kinerja a. Kualitas

b. Kuantitas

c. Produktivitas Waktu

d. Efesiensi Biaya

Secara umum, sumber tacit knowledge yang dikemukakan Hourlay (2004)

bersifat luas dan makro, dimana lebih mengacu pada tacit knowledge perusahaan.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

36

Universitas Indonesia

Dikarenakan ruang lingkup penelitian adalah balai riset, maka sumber tacit

knowledge yang dikemukakan Hourlay (2004) harus dimodifikasi dan

disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup analisis penelitian, yaitu lembaga

riset.

3.3. Model Penelitian

Berdasarkan konstruk endogen dan konstruk eksogen yang telah

ditetapkan maka disusunlah model penelitian. Pada penelitian ini penulis

mendapatkan model hubungan antara pengetahuan tacit individu dan kinerja

karyawan seperti terlihat pada gambar 3.1. Pengetahuan tacit individu dipengaruhi

oleh pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan kerja.

Ketiga komponen tersebut mempengaruhi pengetahuan tacit individu menurut

Hourlay (2004) dan komponen-komponen tersebut memiliki keterkaitan satu sama

lain. Sedangkan kinerja individu dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas,

produktivitas waktu dan efesiensi biaya menurut Bernaddin (1995). Model

penelitian dalam penelitian ini seperti terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Pengalaman

Interaksi Personal

Komunitas

Kondisi Lingkungan

Kerja

Kualitas

Kuantitas

Produktivitas Waktu

Efektivitas Biaya

Pengetahuan

Tacit IndividuKinerja Individu

Gambar 3.1 Model Penelitian

Berdasarkan model penelitian, tahapan selanjutnya adalah menetapkan

spesifikasi atau definisi dari konstruk penelitian. Spesifikasi konstruk penelitian

merupakan landasan berfikir yang membantu mengarahkan penelitian pada tujuan

yang akan dicapai. Definisi konstruk diperoleh dari berbagai sumber, dan dipilih

salah satu yang sesuai dengan konsep penelitian. Dalam merumuskan spesifikasi

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

37

Universitas Indonesia

konstruk penelitian diperlukan kerangka pikir yang logis, yang meliputi konstruk

endogen, konstruk eksogen, dan indikator yang digunakan. Kerangka berfikir

pemilihan spesifikasi konstruk endogen tacit knowledge dan kinerja individu

ditampilkan pada Tabel 3.3 sampai dengan Tabel 3.6.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

38

Universitas Indonesia

Tabel 3.3 Spesifikasi Konstruk Endogen dan Konstruk EksogenTacit knowledge

Konstruk Endogen Konstruk Eksogen Penjelasan Konstruk Eksogen Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan

Tacit knowledge Individu

Adalah knowledge yang melekat

pada individu/seseorang atau

kelompok yang berlangsung

secara simultan (Hourlay, 2004)

Pengalaman 1. Knowledge atau kemampuan yang dimiliki

oleh individu karena kurun waktu bekerja

tertentu dan atau karena intensitas yang

intensif terhadap suatu bidang atau pekerjaan

tertentu.

(Hourlay, 2004)

Kemampuan yang dimiliki oleh individu yang

dipengaruhi oleh intensitas yang intensif dalam

suatu bidang, melakukan pekerjaan yang berulang-

ulang.

2.Wawasan yang dimiliki individu/kelompok

berdasarkan kemampuannya dalam

mengadopsi pengaruh-pengaruh eksternal

(Starzynska, 2006)

3. Kemampuan yang dimiliki oleh personal

maupun kelompok karena melakukan

pekerjaan secara berulang-ulang

(Haron, 2005)

Interaksi Personal 1. Hubungan antar individu dalam suatu tempat

dan waktu

(Hourlay, 2004)

Hubungan dan aktivitas antar individu dalam suatu

tempat dan waktu yang berkaitan dengan hal

tertentu.

2. Hubungan dan aktivitas yang dilakukan antara

satu individu dengan individu lainnya, yang

berkaitan dengan hal tertentu

(Haron, 2005)

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

39

Universitas Indonesia

Konstruk Endogen Konstruk Eksogen Penjelasan Konstruk Eksogen Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan

Komunitas 1. Sekumpulan individu dengan beberapa

kesamaan, baik ideologi, kepentingan, hobi,

dan sebagainya

(Hourlay, 2004)

Sekumpulan individu dengan beberapa kesamaan,

baik ideologi, kepentingan, hobi, dan sebagainya

(Hourlay, 2004)

Kondisi Lingkungan

Kerja

Kondisi suatu tempat dimana terjadi interaksi

antar individu, individu dengan kelompok, antar

kelompok dengan pola tertentu (Haron, 2005)

Kondisi suatu tempat dimana terjadi interaksi antar

individu, individu dengan kelompok, antar

kelompok dalam melakukan aktivitasnya

Tabel 3.4 Spesifikasi Indikator Penelitian untuk Konstruk Endogen Tacit knowledge

Konstruk

Endogen

Konstruk

Eksogen Indikator Penjelasan Indikator Definisi Indikator Yang Digunakan

Tacit knowledge Pengalaman Knowledge

1. Kemampuan atau kecakapan individu yang dipengaruhi oleh intensitas melakukan pekerjaan

tertentu

Wawasan 1. Kemampuan individu dalam mengadopsi pengaruh eksternal

Intensitas 1. Kemampuan individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu selama berulang-ulang

Interaksi

Personal Komunikasi 1. Suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi

dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

40

Universitas Indonesia

Konstruk

Endogen

Konstruk

Eksogen Indikator Penjelasan Indikator Definisi Indikator Yang Digunakan

orang lain (wikipedia)

Komunitas Kesamaan

ideology 1. Kesamaan ide atau gagasan dalam melakukan penelitian

Kesamaan tujuan 1. Kesamaan suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi

Kondisi

Lingkungan

Kerja

Interaksi antar

individu 1. Hubungan timbal balik antar individu dengan individu lain dalam suatu kegiatan tertentu

Interaksi antar

individu dengan

kelompok

1. Hubungan timbal balik antar individu dengan kelompok dalam suatu kegiatan tertentu

Tabel 3.5 Spesifikasi Konstruk Endogen dan Eksogen Kinerja

Konstruk Endogen Konstruk Eksogen Penjelasan Konstruk Eksogen Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan

Kinerja

Adalah hasil sesorang secara

keseluruhan selama periode

tertentu di dalam melaksanakan

tugas, seperti standar hasil kerja,

target atau sasaran atau kriteria

yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah disepakati

Kualitas 1. Tingkatan dimana proses atau penyesuaian

pada cara yang ideal di dalam melakukann

aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai

harapan.

(Bernardin, 1995)

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada

cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas

atau memenuhi aktifitas yang sesuai standar.

(Bernardin, 1995)

Kuantitas 1. Jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui

nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari

siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

(Bernardin,1995)

Jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui

nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari

siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

41

Universitas Indonesia

Konstruk Endogen Konstruk Eksogen Penjelasan Konstruk Eksogen Definisi Konstruk Eksogen yang Digunakan

bersama.

(Rivai & Basri, 2004).

(Bernardin,1995)

Produktivitas

Waktu

1. Tingkatan dimana aktivitas telah diselesaikan

dengan waktu yang lebih cepat dari yang

ditentukan dan memaksimalkan waktu yang

ada untuk aktifitas lain.

(Bernardin,1995)

Tingkatan dimana aktivitas telah diselesaikan

dengan waktu yang lebih cepat dari yang

ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada

untuk aktifitas lain.

(Bernardin,1995)

Efektifitas biaya 1. Tingkatan dimana sumberdaya perusahaan

berupa manusia, keuangan, dan teknologi

dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang

tertinggi atau pengurangan kerugian tiap unit.

(Bernardin,1995)

Tingkatan dimana sumberdaya perusahaan

berupa manusia, keuangan, dan teknologi

dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang

tertinggi atau pengurangan kerugian tiap unit.

(Bernardin,1995)

Sumber daya ini diperoleh dari universitas,

lembaga penelitian pemerintah dan swasta,

literatur ilmiah dan bisnis, laporan riset pasar,

asosiasi industri, dan sebagainya

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

42

Universitas Indonesia

Tabel 3.6 Spesifikasi Indikator Penelitian untuk Konstruk Endogen Kinerja

Konstruk

Endogen

Konstruk

Eksogen Indikator Penjelasan Indikator Definisi Indikator Yang Digunakan

Kinerja Kualitas Proses 1. Urutan atau tahapan yang dilakukan selama proses penelitian

Standar 1. Ukuran minimal dari suatu kegiatan penelitian

Kuantitas Jumlah 1. Banyaknya penelitian yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu

Aktifitas 1. Kegiatan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu tertentu

Produktivitas

Waktu

Target waktu

penelitian 1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu penelitian dari prapenelitian sam pai dengan

laporan penelitian

Efektifitas waktu 1. Waktu yang dimaksimalkan dalam menghasilkan suatu penelitian tertentu

Efektifitas Biaya Keuangan 1. Anggaran yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

Teknologi 1. Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

43

Universitas Indonesia

3.4. Pembuatann Alat Ukur (Kuesioner)

Tahap selanjutnya adalah merancang kuesioner yang memuat item-item pernyataan

berdasarkan tabel spesifikasi variabel. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah interval

numerical scales. Interval numerical scales merupakan skala interval dengan skala

pengukuran numerikal (Sekaran, 2003). Penggunaan interval numerical scales memudahkan

pengolahan data kuesioner secara statistik, dengan cara memberi jarak buatan antara kriteria

performasi pada skala interval. Skala numerikal merupakan sebuah skala pengukuran yang

dirancang untuk menganalisa seberapa kuat tingkat performasi responden terhadap

pernyataan kuesioner pada kondisi ekstrem (bipolar) dengan menggunakan jarak semantik.

Jarak semantik yang digunakan adalah pada skala 5 (lima) titik.

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert 1 samapi 5.

Adapun penjelasan mengenai skala tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.7 Skala Pengukuran dalam Penilaian Responden

No Dimensi Pengukuran Bobot Pengertian

1 Tingkat Keseringan

1 Tidak Pernah

2 Jarang (pernah)

3 Kadang-kadang

4 Hampir Selalu

5 Selalu

Berdasarkan model penelitian dan tabel spesifikasi yang telah dirancang, maka data-

data penelitian yang dibutuhkan adalah:

Persepsi responden terhadap tacit knowledge individu.

Persepsi responden terhadap kinerja individu.

Item-item operasionalisasi variabel penelitian ditampilkan pada Tabel 3.8 dan Tabel

3.9, yang memuat 19 (sembilan belas) item pernyataan dari operasional masing-masing

indikator. Bentuk akhir kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden dapat

ditampilkan pada Lampiran 1.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

44

Universitas Indonesia

Tabel 3.8 Operasionalisasi Konstruk Endogen Tacit knowledge

Konstruk Endogen Konstruk Eksogen Kode Item Pertanyaan

Tacit Knowledge

(A)

Pengalaman

(A1)

A11 Seberapa sering anda melaksanakan kegiatan penelitian secara intensif

A12 Seberapa sering anda meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal atau

pendidikan non formal

A13 Seberapa sering anda melakukan tema penelitian yang sama secara berulang-ulang

Interaksi Personal

(A2)

A21 Seberapa sering anda berhubungan dengan peneliti lainnya membahas tentang

penelitian

A22 Seberapa sering anda melakukan pertukaran informasi dengan peneliti lainnya

Komunitas

(A3)

A31 Seberapa sering anda bergabung dengan peneliti yang memiliki kesamaan kepakaran

A32 Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti lainnya dalam mencapai tujuan

bersama

Kondisi Lingkungan Kerja

(A4)

A41 Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti lainnya secara personal dalam satu

organisasi

A42 Seberapa sering anda berinteraksi dengan kelompok peneliti lainnya dalam satu

organisasi maupun di luar organisasi

A43 Seberapa sering tim penelitian anda berinteraksi dengan tim peneliti lainnya baik

dalam satu organisasi maupun di luar organisasi

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

45

Universitas Indonesia

Tabel 3.9 Operasionalisasi Konstruk Endogen Kinerja

Konstruk

Endogen Konstruk Eksogen Kode Item Pernyataan

Kinerja

(B)

Kualitas

(B1)

B11 Seberapa sering penelitian anda berjalan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan

B12 Seberapa sering penelitian anda menghasilkan penelitian yang aplikatif

B13 Seberapa sering penelitian yang dilakukan sesuai dengan hipotesa awal

penelitian

Kuantitas

(B2)

B21 Seberapa sering penelitian yang dilakukan dipublikasikan

B22 Seberapa sering anda diminta menjadi instruktur / pembicara melalui

penelitian yang anda lakukan

Produktivitas waktu

(B3)

B31 Seberapa sering anda menyelesaikan penelitian sesuai target waktu yang

ditetapkan

B32 Seberapa sering anda memaksimalkan waktu penelitian yang ada

Efesiensi Biaya

(B4)

B41 Seberapa sering anda memaksimalkan anggaran penelitian

B42 Seberapa sering anda memanfaatkan kecanggihan teknologi melalui anggaran

yang telah ditetapkan

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

46

Universitas Indonesia

3.5 Penyusunan Kuesioner dan Penyebaran Kuesioner

3.5.1. Penentuan Responden

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah para peneliti Baristand

Industri Padang. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh peneliti, paling

tidak peneliti muda yang telah mengikuti diklat peneliti.

3.5.2 Penyebaran Kuesioner

Kuesioner disebarkan kepada para peneliti Baristand Industri Padang.

Dalam penelitian ini, ada persyaratan responden yaitu minimal telah mengikuti

diklat peneliti. Penelitian ini tidak mengambil sampel, melainkan mengambil

populasi para peneliti, dikarenakan jumlah peneliti Baristand Industri Padang

tidak banyak.

3.5.2.1 Uji Reliabilitas Kuesioner

Dalam uji reliabilitas ini, menggunakan metode Cronbach’s Alpha yang

digunakan untuk mengukur hubungan atau korelasi antara jawaban responden

yang satu dengan yang lain dalam setiap pertanyaan. Suatu penelitian dianggap

reliable jika memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7.

Untuk menghitung nilai Cronbach’s Alpha, dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 16. Untuk print out program SPSS dapat dilihat

pada lampiran 2. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dari keseluruhan

pernyataan kuesioner yang telah disebarkan.

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Keseluruhan Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.952 .953 19

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

47

Universitas Indonesia

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Cronbach’s Alpha diatas, didapatkan

nilai Standardized Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan pernyataan dalam

kuesioner sebesar 0,952. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai tersebut

menunjukkan angka lebih besar dari 0,7. Artinya media pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner, dianggap sudah cukup reliable,

karena menunjukkan tingkat konsistensi dan keakuratan yang baik.

3.5.2.2 Uji Validitas Kuesioner

Setelah melakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner, kemudian dilakukan

uji validitas. Uji validitas ini digunakan untuk melihat ketepatan kuesioner dalam

mengukur tingkat keseringan terhadap pengetahuan tacit individu dan kinerja

karyawan.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk yang

mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan, dalam hal ini kuesioner, dapat

mengukur pengertian dari konsep yang diukur. Dalam uji validitas ini, melibatkan

validitas isi dan validitas kriteria. Validitas isi digunakan untuk melihat sejauh

mana kuesioner dapat megukur isi suatu variable yang akan diukur. Karena

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari jurnal-

jurnal internasional yang sudah diakui, sehingga cukup valid untuk digunakan.

Validitas kriteria digunakan untuk memperkuatnya, dilakukan dengan

melihat korelasi antara variabel satu dengan yang lainnya. Metode yang

digunakan adalah Pearson Correlation menggunakan SPSS 16. Untuk Hasil Print

Out dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas untuk Variabel “Tacit Knowledge”

Correlations

A11 A12 A13 A21 A22 A31 A32 A41 A42 A43

A11

Pearson Correlation 1.000 .586 .740 .673 .610 .778 .517 .584 .526 .542 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .001 .000 .005 .002 .005 .005 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

A12 Pearson Correlation .586 1.000 .653 .432 .325 .467 .396 .553 .515 .613

Sig. (2-tailed) .002 .000 .003 .001 .000 .005 .004 .004 .001

N 25 25.000 25 25 25 25 25 25 25 25

A13 Pearson Correlation .740 .653 1.000 .535 .395 .527** .504* .716 .495 .735

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

48

Universitas Indonesia

Correlations

A11 A12 A13 A21 A22 A31 A32 A41 A42 A43

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .004 .001 .001 .000 .001 .000

N 25 25 25.000 25 25 25 25 25 25 25

A21 Pearson Correlation .673 .432 .535 1.000 .715 .670 .570 .658 .554 .541

Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .000 .000 .003 .000 .004 .005

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

A22 Pearson Correlation .610 .325 .395 .715 1.000 .588 .370 .610 .383 .458

Sig. (2-tailed) .001 .001 .004 .000 .002 .001 .001 .001 .002

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

A31 Pearson Correlation .778 .467 .527 .670 .588 1.000 .590 .709** .412 .570

Sig. (2-tailed) .000 .002 .001 .000 .002 .002 .000 .040 .003

N 25 25 25 25 25 25.000 25 25 25 25

A41 Pearson Correlation .517 .396 .504 .570 .370 .590 1.000 .459* .574 .412

Sig. (2-tailed) .002 .005 .001 .003 .001 .002 .002 .003 .004

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

A42 Pearson Correlation .584 .553 .716 .658 .610 .709 .459 1.000 .459 .819

Sig. (2-tailed) .002 .004 .000 .000 .001 .000 .021 .002 .000

N 25 25 25 25 25 25 25 25.000 25 25

A43 Pearson Correlation .526 .515 .495 .554 .383 .412 .574 .459 1.000 .603

Sig. (2-tailed) .001 .004 .001 .004 .006 .004 .003 .002 .001

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25.000 25

Correlation is significant at the 0.005 level (2-tailed)

Untuk hasil uji validitas variable yang lain dapat dilihat pada lampiran 2.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan pearson correlation

yang telah dilakukan, terlihat bahwa seluruh variable teramati dalam kuesioner

memiliki nilai signifikansi 2 arah yang lebih kecil dari 0,05. Artinya seleuruh

variable teramati, yang dituangkan melalui setiap pertanyaan dalam kuesioner,

dapat dengan tepat mengukur variable latennya. Berdasarkan hasil perhitungan

ini, maka dianggap seluruh variable yang ada dalam kuesioner dianggap valid dan

dapat digunakan untuk pengolahan data.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

49

Universitas Indonesia

3.6. Pengolahan Data Kuesioner

Setelah semua kuesioner terkumpul sesuai, dan sudah teruji realiabilitas

dan validitasnya, maka selanjutnya data identitas responden, tacit knowledge serta

kinerja karyawan diolah menggunakan statistic deskriptif untuk melihat

karakteristik persebaran data dan responden penelitian.

3.6.1. Stratifikasi Responden

Sampel penelitian ini terstratifikasi berdasarkan beberapa kriteria tertentu

seperti jenis kelamin, jenis kelamin, usia dan tingkat pengalaman kerja. Penentuan

kriteria ini didasarkan pada kondisi Baristand Industri Padang. Berikut merupakan

penjelasan lebih lanjut mengenai strtifikasi responden berdasarkan kriteria yang

disebutkan diatas.

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Para responden yang membantu dalam penelitian ini, peneliti berjenis

kelamin wanita sebanyak 18 responden atau sebesar 72%. Sedangkan untuk

responden pria sebanyak 7 responden atau sebesar 28%. Hal ini membuktikan

bahwa di Baristand Industri Padang lebih banyak wanita yang berminat untuk

menjadi peneliti, dan diperkuat bahwa populasi wanita lebih besar dibandingkan

dengan populasi pria di Baristand Industri Padang. Hasil stratifikasi jenis kelamin

dapat dilihat pada gambar 3.2.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

50

Universitas Indonesia

Gambar 3.2 Diagram Lingkaran Data Jenis Kelamin

2. Berdasarkan Usia

Karakteristik responden yang ke dua yakni usia responden seperti terlihat

pada gambar 3.3. Karakteristik responden berdasarkan usia disertakan guna

mengetahui secara lebih dalam berapa rata-rata usia responden dalam penelitian

ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden penelitian yang berusia sekitar

≤35 tahun yakni sebanyak 2 responden (8%), sedangkan yang berusia 36 – 45

tahun berjumlah 16 responden (64%), yang berusia 46 – 50 tahun berjumlah

5responden (20%) dan sebanyak 2 responden penelitian (8%) berusia diatas 50

tahun.

Gambar 3.3 Diagram Lingkaran Data Usia

3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi

seseorang yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan wawasan yang

dimiliki. Untuk menjadi seorang peneliti tingkat penddikan minimal adalah Strata

satu. Dari keseluruhan responden yang berjumlah 25 orang, sebagian besar

merupakan lulusan strata satu (S1), yakni sebanyak 15 responden (60%), lulusan

strata dua (S2) sebanyak 10 responden (40 %). Peneliti yang berpendidikan

Strata1 (S1) lebih dominan, dikarenakan untuk menjadi peneliti minimal

pendidikan S1. Untuk dapat melanjutkan pendidikan ada banyak faktor yang

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

51

Universitas Indonesia

mempengaruhi seperti kemampuan dari individu yang bersangkutan, maupun

faktor dari luar seperti kurangnya infomasi beasiswa melanjutkan pendidikan dan

ijin dari atasan. Adapun stratifikasi dari tingkat pendidikan dapat dilihat pada

gambar3.4

Gambar 3.4 Diagram Lingkaran Data Tingkat Pendidikan

4. Berdasarkan Lama Bekerja

Masa kerja peneliti berkaitan erat dengan tingkat pengalaman yang

dimilikinya, 5 responden (20%) memiliki masa kerja antara 5-10 tahun, 8

responden (32%) memiliki masa kerja antara 11-15 tahun, 10 responden telah

bekerja antara rentang waktu 16-20 tahun, dan sisanya sebanyak 2 orang (8%)

telah bekerja diperusahaan selama lebih dari 21 tahun. Banyaknya responden

dengan memiliki masa kerja yang cukup lama yaitu sekitar 16-20 tahun,

dikarenakan Balai riset ini telah berdiri cukup lama yaitu pada awal tahun 1990-

an.

Gambar 3.5 Diagram Lingkaran Data Masa Kerja

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

52

Universitas Indonesia

3.6.2. Statistik Deskriptif Tacit Knowledge dan Kinerja Karyawan

Sebelum data dianalisis menggunakan Structural Equation Model

(SEM), terlebih dahulu data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif

sederhana untuk melihat kecenderungan reaspon dari pelanggan, dan dilakukan

sebagai langkah analisis.

3.6.2.1. Statistik Deskriptif Tacit Knowledge

Berikut hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi data dari tingkat

keseringan peningkatan kemampuan para peneliti terhadap tacit knowledge yang

dimilikinya. Tabel 3.12 menunjukkan rata-rata dan standar deviasi tacit

knowledge para peneliti.

Tabel 3.12 Rata-rata dan standar deviasi tacit knowledge

Pernyataan Min Max Mean Std. Dev

Pengalaman

A11 Seberapa sering anda melaksanakan kegiatan

penelitian secara intensif

3 5 4.360 0.700

A12 Seberapa sering anda meningkatkan pengetahuan

melalui pendidikan formal atau pendidikan non formal

2. 5 3.520 0.871

A13 Seberapa sering anda melakukan tema penelitian yang

sama secara berulang-ulang

2 5 4.120 0.881

Interaksi Personal

A21 Seberapa sering anda berhubungan dengan peneliti

lainnya membahas tentang penelitian

3 5 4.160 0.943

A22 Seberapa sering anda melakukan pertukaran informasi

dengan peneliti lainnya

2 5 4.000 0.912

Komunitas

A31 Seberapa sering anda bergabung dengan peneliti yang

memiliki kesamaan kepakaran

2 5 4.440 0.768

A32 Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti

lainnya dalam mencapai tujuan bersama

2 5 4.000 0.957

Kondisi Lingkungan Kerja

A41 Seberapa sering anda berinteraksi dengan peneliti

lainnya secara personal dalam satu organisasi

2 5 4.160 0.850

A42 Seberapa sering anda berinteraksi dengan kelompok

peneliti lainnya dalam satu organisasi maupun di luar

organisasi

2 5 3.480 0.871

A43 Seberapa sering tim penelitian anda berinteraksi

dengan tim peneliti lainnya baik dalam satu organisasi

maupun di luar organisasi

2 5 3.760 0.879

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

53

Universitas Indonesia

3.6.2.2. Statistik Deskriptif Kinerja Karyawan

Berikut hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi data dari tingkat

keseringan peningkatan kemampuan para peneliti terhadap kinerja karyawan yang

dimilikinya. Tabel 3.13 menunjukkan rata-rata dan standar deviasi kinerja

karyawan para peneliti.

Tabel 3.13 Rata-rata dan standar deviasi kinerja

Pernyataan Min Max Mean Std.

Dev

B11 Seberapa sering penelitian anda berjalan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

2.00 5.00 4.000 1.040

B12 Seberapa sering penelitian anda menghasilkan

penelitian yang aplikatif

2.00 5.00 3.880 .0971

B13 Seberapa sering penelitian yang dilakukan sesuai

dengan hipotesa awal penelitian

2.00 5.00 3.800 0.816

B21 Seberapa sering penelitian yang dilakukan

dipublikasikan

2.00 5.00 3.920 0.812

B22 Seberapa sering anda diminta menjadi instruktur

/ pembicara melalui penelitian yang anda

lakukan

2.00 5.00 3.720 0.842

B31 Seberapa sering anda menyelesaikan penelitian

sesuai target waktu yang ditetapkan

3.00 5.00 3.840 0.624

B32 Seberapa sering anda memaksimalkan waktu

penelitian yang ada

2.00 5.00 4.120 0.781

B41 Seberapa sering anda memaksimalkan anggaran

penelitian

2.00 5.00 3.920 0.812

B42 Seberapa sering anda memanfaatkan

kecanggihan teknologi melalui anggaran yang

telah ditetapkan

2.00 5.00 3.760 0.778

3.6.3. Normalitas Data

Untuk menganalisis data dengan menggunakan Structural Equation

Model (SEM), persebaran data yang digunakan harus memenuhi asumsi yang

disyaratkan dalam analisis. Syarat data yang bias diolah dengan metode ini salah

satunya adalah normalitas, artinya jika data yang digunakan dalam analisis tidak

terdistribusi normal multivariate, maka tingkat validitas hasil pengolahannya

menjadi kurang baik.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

54

Universitas Indonesia

Untuk melihat normalitas data ini, bias dilakukan dengan uji

kolmogorov-smirnov. Tabel 3.14 di bawah ini menunjukkan hasil uji normalitas

dengan uji kolmogorov-smirnov.

Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Data Tacit Knowledge

Normality Test

A11 A12 A13 A21 A22 A31 A32 A41 A42 A43

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Normal

Parameters

Mean 4.3600 3.5200 4.1200 4.1600 4.0000 4.4400 4.0000 4.1600 3.4800 3.7600

Std. Dev .70000 .87178 .88129 .94340 .91287 .76811 .95743 .85049 .87178 .87939

Most

Extreme

Diferences

Absolute .300 .285 .241 .333 .223 .327 .220 .238 .285 .246

Positive .216 .285 .159 .251 .183 .233 .148 .175 .195 .246

Negative -.300 -.195 -.241 -.333 -.223 -.327 -.220 -.238 -.285 -.168

Kolmogorov-

Smirnov Z

1.499 1.423 1.205 1.667 1.117 1.635 1.100 1.192 1.423 1.231

Asymp. Sig

(2tailed)

.022 .035 .110 .008 .165 .010 .178 .117 .035 .096

Untuk hasil uji normalitas variable yang lain dapat dilihat pada lampiran 3.

Terlihat dari hasil uji normalitas bahwa semua variable menunjukkan nilai

asymp.siig (2 tailed) di atas 0.05. Artinya, semua variable ini mengikuti distribusi

normal. Untuk itu, data tersebut dapat secara langsung diolah dengan

menggunakan Structural Equation Modelling.

3.6.4. Pengolahan Data dengan Structural Equation Modeling (SEM)

Setelah melakukan pengolahan karakteristik data dan statistic deskriptif

secara umum, kemudian peneliti melakukan analisis lanjutan dengan

menggunakan Structural Equation Model (SEM). Dengan SEM, peneliti

mendapatkan model hubungan tacit knowledge dan kinerja karyawan yang ada di

Baristand Industri Padang. Dikarenakan jumlah populasi sedikit, maka untuk

pengolahan data dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) yang

memungkinkan penyelesaian permasalahan penelitian dapat diolah dengan baik.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

55

Universitas Indonesia

3.6.4.1. Spesifikasi Model

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu variable laten dan

variable teramati. Variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tacit

Knowledge dan Kinerja Karyawan. Penentuan variable laten ini berdasarkan

penelitian terdahulu, seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 3.2 sebelumnya.

Namun, karena dalam SMART PLS penamaan hanya bisa sampai 8 karakter,

sehingga penamaan variable-variabel tersebut disesuaikan sebagai berikut.

Tacit KnowledgeA

Kinerja Karyawan B

Sedangkan untuk variable teramati, penentuan variable juga dilakukan

berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, yang disertai dengan kondisi para

peneliti di Baristand. Terdapat 4 jenis variable teramati dari variable laten Tacit

Knowledge, yaitu pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi

lingkungan kerja, sedangkan untuk variable teramati dari variable laten kinerja

yaitu kualitas, kuantitas, produktifitas waktu, dan efesiensi biaya. Untuk

memudahkan dalam pengolahan data, variable teramati yang digunakan dalam

penelitian ini disesuaikan sebagai berikut.

Pengalaman A1 Kualitas B1

Interaksi Personal A2 Kuantitas B2

Komunitas A3 Produktifitas Waktu B3

Kondisi Lingkungan Kerja A4 Efesiensi Biaya B4

Dalam penelitian ini didapatkan suatu model dan hipotesis awal antara

variable laten dengan variable teramati. Penggambaran model akan ditampilkan

pada gambar 3.6 di bawah ini.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

56

Universitas Indonesia

Gambar 3.6 Diagram Jalur Model Penelitian dengan Partial Least Square

3.6.4.2. Evaluasi Model Pengukuran

Model pengukuran dalam PLS disebut juga outer model. Outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indkator berhubungan dengan konstruknya

(Ghazali, 2006). Evaluasi model pengukuran ini terdiri dari uji validitas,

reliabilitas, dan signifikansi indikator dan konstruk yang terlibat.

Model analisis jalur semua variable laten dalam PLS terdiri dari tiga

hubungan: (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variable laten

(structural model), (2) Outer model yang mespesifikasi hubungan antar variable

laten dengan indikator (measurement model), dan weight relation dimana nilai

kasus dari variable laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generaliasai, dapat

diasumsikan bahwa variable laten dan indicator di sakal zero means dan unit

variance (nilai standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta)

dapat dihilangkan dari model.

3.6.4.2.1. Validitas Outer Model

Dalam uji validitas outer model terdapat dua factor yang akan diamati

dalam uji validitas, yaitu nilai faktor loading (convergent validity) dan nilai cross

loading (discriminant validity). Convergent Validity mengukur korelasi antara

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

57

Universitas Indonesia

item pernyataan dengan konstruk dalam penelitian. Ukuran refleksif individual

dikatakan berkorelasi jika lebih dari 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur.

Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

factor loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup (Ghazali, 2009).

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner berdasarkan fungsi pengukuran, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Pengukuran Tacit Knowledge Individu

2. Pengukuran Kinerja Individu

Pada tahap awal dilakukan pengujian data untuk mengetahui tingkat

akurasi indikator dalam menjelaskan konstruk eksogen pada model menggunakan

factor loading. Berikut nilai factor loading untuk konstruk endogen tacit

knowledge dan kinerja individu beserta nilai factor loading untuk tiap konstruk

eksogennya berdasarkan diagram jalur model penelitian awal menggunakan

program SMART PLS Versi 2. Berikut tampilannya seperti pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Nilai Loading Faktor Menggunakan Diagram Jalur PLS

Untuk dapat melihat lebih jelas nilai factor loading pada digram jalur

maka disusunlah tabel 3.15. Nilai factor loading hanya melihat hubungan antar

indikator dengan konstruk eksogen. Nilai loading faktor yang < 0,5 harus

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

58

Universitas Indonesia

dikeluarkan dari model dan dilakukan estimasi ulang nilai loading faktor. Print

Out dari gambar 3.7 dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel. 3.15 Nilai Faktor Loading Konstruk Endogen Tacit Knowledge

Konstruk Eksogen Kode Indikator Factor Loading

Pengalaman (A1)

A11 0.779

A12 0.543

A13 0.870

Interaksi Personal (A2) A21 0.942

A22 0.749

Komunitas (A3) A31 0.919

A32 0.592

Kondisi Lingkungan

Kerja (A4)

A41 0.879

A42 0.344

A43 0.919

Berdasarkan data diatas ada dua indikator yang nilai loading factor < 0,5,

yaitu A42, dan B31. Indikator tersebut harus dikeluarkan dari model dan

dilakukan estimasi ulang. Sedangkan untuk nilai loading faktor konstruk endogen

kinerja individu dapat dilihat pada tabel 3.16 dibawah ini.

Tabel 3.16 Nilai Factor Loading Konstruk Endogen Kinerja Individu

Konstruk Eksogen Kode Indikator Factor Loading

Kualitas (B1)

B11 0.925

B12 0.969

B13 0.920

Kuantitas (B2) B21 0.895

B22 0.761

Produktivitas Waktu

(B3)

B31 0.159

B32 0.999

Efesiensi Biaya (B4) B41 0.862

B42 0.867

Setelah dilakukan estimasi ulangdengan mengeluarkan indicator A43 dan

B31 tidak terdapat lagi indicator yang memiliki nilai loading factor < 0.5. Hasil

estimasi ulang diagram jalur dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

59

Universitas Indonesia

Gambar 3.8 Nilai Loading Faktor Menggunakan Diagram Jalur PLS

Setelah Re-estimasi

Tabel. 3.17 Nilai Faktor Loading Konstruk Tacit Knowledge setelah re-estimate

Konstruk Eksogen Kode Indikator Factor Loading

Pengalaman (A1)

A11 0.784

A12 0.534

A13 0.869

Interaksi Personal (A2) A21 0.939

A22 0.756

Komunitas (A3) A31 0.929

A32 0.570

Kondisi Lingkungan Kerja

(A4)

A41 0.924

A43 0.901

Tabel 3.18 Nilai Factor Loading Konstruk Endogen Kinerja Individu

Setelah Re-estimasi

Konstruk Eksogen Kode Indikator Factor Loading

Kualitas (B1)

B11 0.925

B12 0.969

B13 0.920

Kuantitas (B2) B21 0.895

B22 0.761

Produktivitas Waktu (B3) B32 1.000

Efesiensi Biaya (B4) B41 0.862

B42 0.867

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

60

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel diatas nilai factor loading kinerja individu tidak

mengalamai perubahan saat re-estimasi. Print Out Gambar 3.8 dapat dilihat pada

lampiran 6. Setelah dilakukan re-estimasi, hasilnya telah memenuhi convergant

validity karena semua factor loading > 0.5. Dengan demikian, dapat disimpulkan

convergant validity dari kelompok konstruk endogen tacit knowledge, dan kinerja

individu adalah valid. Selanjutnya, dilakukan pengolahan data terhadap nilai

discriminant validity dari kelompok konstruk endogen tacit knowledge dan kinerja

individu seperti pada tabel di bawah ini dan hasil print out dapat dilihat pada

lampiran 7..

Tabel 3.19 Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading Konstruk Endogen

A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4

A11 0.7841 0.3395 0.4183 0.1038 -0.0506 -0.1853 -0.0110 -0.1308

A12 0.5338 -0.0649 -0.0567 0.2661 0.0879 -0.3531 -0.1711 0.2122

A13 0.8694 0.0912 0.0915 0.5438 0.2803 -0.1167 0.0848 0.3105

A21 0.2661 0.9387 0.4076 0.3246 -0.1984 0.0028 -0.1452 -0.3107

A22 -0.0037 0.7559 0.1142 0.1829 -0.2421 0.1317 -0.1769 -0.2656

A31 0.2382 0.3386 0.9293 0.3153 -0.2564 -0.0814 -0.1611 -0.1747

A32 0.0984 0.1695 0.5703 0.0298 -0.0401 0.0004 -0.1594 -0.2532

A41 0.3570 0.3916 0.3551 0.9241 0.1186 -0.1526 -0.2287 0.2234

A43 0.4137 0.1692 0.1373 0.9007 0.3575 -0.0923 -0.0396 0.1731

B11 0.2236 -0.1643 -0.1600 0.2415 0.9254 0.5207 0.6078 0.6654

B12 0.1235 -0.2648 -0.2204 0.2005 0.9694 0.5773 0.5106 0.6275

B13 0.0816 -0.2580 -0.2735 0.2704 0.9203 0.4861 0.4243 0.6841

B21 -0.0831 0.0094 -0.0224 -0.0136 0.5783 0.8951 0.7364 0.4212

B22 -0.3899 -0.1164 -0.1087 -0.2613 0.3208 0.7611 0.3205 0.4300

B32 -0.1646 0.0102 -0.1740 -0.1993 -0.1359 0.6689 0.9995 0.5388

B41 0.0501 -0.3195 -0.2569 0.2219 0.6010 0.3764 0.5349 0.8624

B42 0.2314 -0.2637 -0.1646 0.1571 0.6121 0.4967 0.3929 0.8669

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa setiap indicator memiliki nilai

factor loading paling besar saat dihubungkan dengan konstruk endogennya

dibandingkan ketika dihubungkan dengan konstruk endogen lainnya. Sebagai

contoh, indikator A12, dan A13 memiliki factor loading yang tinggi saat

dihubungkan dengan konstruk endogen A1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

indicator telah tepat untuk menjelaskan konstruk endogen masing-masing dan

membuktikan bahwa berdasarkan dicriminant validity semua indikator adalah

valid.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

61

Universitas Indonesia

3.6.4.2.2. Reliabilitas Outer Model

Tahapan selanjutnya adalah pengujian konsitensi pengukuran (reliabilitas)

dengan Average Variance Extract (AVE) dan Composite Realiability (CR).

Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai

konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya (Wijayanto, 2008).

Reliabilitas dapat diketahui melalui nilai Composite Reliability (CR) dan Average

Variance Extracted (AVE). Composite reliability dikatakan baik bila memiliki

nilai ≥ 0.7. Nilai AVE dikatakan baik bila memiliki nilai ≥ 0.5 (Ghazali, 2009).

Data hasil pengujian AVE dan CR ditunjukkan pada table 3.20 berikut ini dan

print out nilai realiabilitas kosntruk eksogen dapat dilihat pada lampiran 8:

Tabel 3.20 Nilai Realiabilitas Konstruk Eksogen terhadap Konstruk Endogen

Konstruk Eksogen

Average Variance

Extract (AVE)

≥ 0,5

Composite

Realiability (CR)

≥ 0,7

Kesimpulan

Pengalaman (A1) 0.5519 0.7806 Reliabilitas Baik

Interaksi Personal (A2) 0.7263 0.8399 Reliabilitas Baik

Komunitas (A3) 0.5944 0.7349 Reliabilitas Baik

Kondisi Lingkungan Kerja (A4) 0.8326 0.9086 Reliabilitas Baik

Kualitas (B1) 0.8810 0.9569 Reliabilitas Baik

Kuantitas (B2) 0.6902 0.8157 Reliabilitas Baik

Produktivitas Waktu (B3) 0.5121 0. 7591 Reliabilitas Baik

Efesiensi Biaya (B4) 0.7476 0.8556 Reliabilitas Baik

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dari model pengukuran,

dapat disimpulkan bahwa semua variable teramati valid mengukur variable

latennya, dan realiabilitas model pengukurannya pun baik. Hal ini menunjukkan

bahwa indikator reliable dalam menyusun konstruk eksogen.

3.6.4.2.3. Signifikansi Outer Model

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka didapatkan hasil

bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dan reliable. Tahap

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

62

Universitas Indonesia

pengujian selanjutnya adalah signifikansi antara konstruk eksogen dan konstruk

endogen.

Signifikansi outer model dapat diketahui setelah melakukan

bootrsraping. Hasil setelah dilakukan bootstrapping dapat dilihat pada gambar 3.9.

Signifikansi indikator penyusun endogen dapat dilihat dari nilai t statistic. Apabila

t-value > t table, maka semua indikator dapat signifikan mengukur konstruk

endogen. Nilai t table untuk degree of freedom = 25 dan α= 0.05 adalah 1.078.

Nilai t statistik masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 3.21 di bawah

ini.

Gambar 3.9 Path Diagram T-value pada model penelitian

Tabel 3.21 Signifikansi Outer Model

Original

sampel (O)

Sampel

Mean (M)

Standar

Deviation

(STDEV)

Standar

Error

(STERR)

T-Stat

>1,078

Uji

Signifikansi

A11<-A1 0.7840 0.7601 0.1873 0.1873 4.1866 Signifikan

A12<-A1 0.5339 0.4665 0.4771 0.4771 1.1190 Signifikan

A13<-A1 0.8694 0.7868 0.3174 0.3174 2.7391 Signifikan

A21<-A2 0.9387 0.7968 0.4643 0.4643 2.0219 Signifikan

A22<-A2 0.7559 0.5993 0.4996 0.4996 1.5130 Signifikan

A31<-A3 0.9293 0.8426 0.2058 0.2058 4.5159 Signifikan

A32<-A3 0.5703 0.3852 0.5685 0.5685 1.0033 Tdk Signifikan

A41<-A4 0.9241 0.9293 0.0303 0.0303 30.4506 Signifikan

A43<-A4 0.9007 0.8657 0.1125 0.1125 8.0053 Signifikan

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

63

Universitas Indonesia

B11<-B1 0.9254 0.9284 0.0279 0.0279 33.1906 Signifikan

B12<-B1 0.9694 0.9655 0.0165 0.0165 58.7978 Signifikan

B13<-B1 0.9203 0.9130 0.0410 0.0410 22.4709 Signifikan

B21<-B2 0.8953 0.9168 0.0500 0.0500 17.8872 Signifikan

B22<-B2 0.7608 0.6663 0.4243 0.4243 1.7932 Signifikan

B32<-B3 1.0000 1.0000 0.0000 0.0000 0.0000 Tdk signifikan

B41<-B4 0.8625 0.8851 0.0583 0.0583 14.7967 Signifikan

B42<-B4 0.7273 0.6862 0.2059 0.2059 3.5318 Signifikan

Berdasarkan tabel 3.21, ada beberapa indikator yang tidak signifikan

terhadap konstruk eksogen, indikator tersebut adalah indikator A21, A22, dan

A31. Indikator tersebut nilainya < t table dengan degree of freedom = 25 dan α=

0.05 yaitu sebesar 1.078. Print signifikansi outer model dapat dilihat pada

lampiran 9.

3.6.4.3. Evaluasi model Struktural (inner model)

Setelah dilakukan pengujian model structural, maka selanjutnya

dilakukan evaluasi model structural untuk melihat kecocokan antar konstruk

dalam model structural. Model structural dievaluasi dengan menggunakan nilai R2

untuk konstruk dependen, nilai koefesien path atau t-values tiap path untuk uji

signifikansi antar kosntruk dalam model struktural (Jogiyanto, 2009). Semakin

tinggi nilai R2

berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang

diajukan (Jogiyanto, 2009).

Hubungan dalam inner model yang akan diamati dalam penelitian ini ada

dua jenis. Jenis pertama adalah hubungan antar konstruk eksogen dengan konstruk

endogen. Jenis kedua adalah hubugan antar konstruk endogen. Evaluasi kedua

jenis hubugan tersebut dibahas dalam sub bab berikut ini.

3.6.4.3.1. Hubungan Konstruk Eksogen dengan Konstruk Endogen

Evaluasi model structural jenis pertama adalah hubungan antara konstruk

eksogen dengan konstruk endogen dapat dilihat melalui uji t statistic dan koefisien

jalur structural. Nilai t table untuk tingkat siginikansi α=0.05 dan degree of

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

64

Universitas Indonesia

freedom (df) = 25 adalah 1.078. Apabila t-statistik > t table maka dapat

disimpulkan konstruk endogen berpengaruh terhadap konstruk eksogen. Hasil

pengolahan data yang dapat menjelaskan hubungan antara konstruk eksogen

dengan konstruk endogen dapat dilihat pada tabel 3.22 berikut ini. Untuk print out

signifikansi inner model dapat dilihat pada lampiran 10.

Tabel 3.22 Tabel Signifikansi Inner model

Original

sampel (O)

Sampel

Mean (M)

Standar

Deviation

(STDEV)

Standar

Error

(STERR)

T-Stat

>1,078

Uji

Signifikansi

A1<-A 0.4126 0.3884 0.1083 0.1083 3.8101 Signifikan

A2<-A 0.3218 0.3365 0.1096 0.1096 2.9371 Signifikan

A3<-A 0.2275 0.1670 0.1281 0.1281 1.7756 Signifikan

A4<-A 0.4603 0.3837 0.1383 0.1383 3.3277 Signifikan

B1<-B 0.5239 0.4763 0.0644 0.0644 8.1392 Signifikan

B2<-B 0.9293 0.2619 0.0781 0.0781 2.8876 Signifikan

B3<--B 0.1599 0.1518 0.0350 0.0350 4.5673 Signifikan

B4<-B 0.2677 0.2603 0.0494 0.0494 5.4212 Signifikan

3.6.4.3.2. Hubungan Antar Konstruk Endogen

Evaluasi model struktural jenis kedua adalah hubungan antar konstruk

eksogen dengan mengamati nilai R2 yang dihasilkan melalui pengolahan data.

Nilai R2 mencerminkan sejauh mana suatu konstruk eksogen dapat menjelaskan

konstruk eksogen lainnya. Nilai R2 dikatakan baik apabila memiliki nilai > 0.80

(Wijayanto, 2008). Berikut adalah tabel hubungan antar konstruk endogen, atau

dengan kata lain adalah hubungan antara tacit knowledge dan kinerja

individu.Print out hubunngan antar konstruk dapat dilihat pada lampiran 11.

Tabel 3.23 Hubungan Antar Konstruk Endogen

Hubungan Nilai R2

Tacit Knowledge-Kinerja 0.9969

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai R2 yang di dapat sebesar 0,9969.

Nilai tersebut mengindikasikan bahwa konstruk endogen tacit knowledge dapat

menjelaskan konstruk endogen kinerja sebesar 0.9969.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Outer Model

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya

bahwa analisis outer model menjelaskan sejauh mana hubungan antara indikator

dengan konstruk penelitian. Analisis outer model dibagi dalam tiga jenis

pengujian. Pengujian pertama validitas outer model, pengujian reliabilitas outer

model, dan pengujian signifikansi outer model.

Pengujian pertama validitas outer model dilakukan dengan melihat nilai

factor loading dan cross loading. Nilai factor loading dan cross loading ini juga

digunakan untuk mengukur validitas kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini. Nilai factor loading yang dipersyaratkan > 0.5. Sedangkan

untuk nilai cross loading yang dipersyaratkan > 0.5 dan nilai cross loading pada

konstruk yang diukur harus lebih besar dari pada konstruk lainnya.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terdapat dua buah indikator

yang tidak memenuhi validitas konstruk yaitu nilai factor lading < 0.5, sehingga

harus dikeluarkan dari model, dan dilakukan re-estimasi ulang.

Tabel 4.1 Nilai Factor loading sebelum dan sesudah re-estimasi

Konstruk Eksogen Kode

Indikator

Sebelum re-estimasi Setelah re-estimasi

Factor Loading Factor Loading

Pengalaman (A1)

A11 0.779 0.784

A12 0.543 0.534

A13 0.870 0.869

Interaksi Personal

(A2)

A21 0.942 0.939

A22 0.749 0.756

Komunitas (A3) A31 0.919 0.929

A32 0.592 0.570

Kondisi Lingkungan

Kerja (A4)

A41 0.879 0.924

A42 0.344 -

A43 0.919 0.901

Kualitas (B1)

B11 0.925 0.925

B12 0.969 0.969

B13 0.920 0.920

Kuantitas (B2) B21 0.895 0.895

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

66

Universitas Indonesia

Konstruk Eksogen Kode

Indikator

Sebelum re-estimasi Setelah re-estimasi

Factor Loading Factor Loading

B22 0.761 0.761

Produktivitas Waktu

(B3)

B31 0.159 -

B32 0.999 1.000

Efesiensi Biaya (B4) B41 0.862 0.862

B42 0.867 0.867

Setelah dilakukan re-estimasi model, maka didapatkan hasil nilai loading

faktor memenuhi persyaratan validitas kosnstruk yaitu ≥ 0.5. Nilaifactor loading

yang tidak memenuhi persyaratan seperti indikator A42 dan B31 mengindikasikan

bahwa indikator tersebut tidak berkorelasi terhadap konstruknya. A42 sebagai

indikator dari kondisi lingkungan kerja yang diukur melalui interaksi antar

individu dengan kelompok tidak berkorelasi terhadap konstruk eksogen kondisi

lingkungan kerja. Begitu juga pada B31 sebagai indikator dari target waktu

penelitian tidak berkorelasi terhadap konstruk produktivitas waktu. Tidak

berkolerasinya kedua indikator tersebut disebabkan karena pernyataan dalam

kuesioner tersebut tidak mencerminkan dari indikator yang akan diukur sehingga

data yang dihasilkan tidak memenuhi uji validitas konstruk.

Selain melihat nilai factor loading , selanjutnya adalah melihat nilai cross

loading dari masing-masing indicator. Nilai output cross loading dapat dilihat

pada tabel Tabel 3.19 Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading Konstruk

Endogen. Dari tabel tersebut terlihat bahwa setiap indikator memiliki nilai factor

loading paling besar saat dihubungkan dengan konstruk endogennya dibandingkan

ketika dihubungkan dengan konstruk endogen lainnya. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap indikator telah tepat untuk menjelaskan konstruk eksogen masing-

masing.

Pengujian kedua adalah pengujian reliabilitas outer model dengan melihat

nilai Average Variance Extract (AVE) dan Composite Realiability (CR). Nilai CR

dan AVE yang dipersyaratkan adalah AVE > 0,5 dan CR>0,7. Berdasarkan tabel

Tabel 3.20 Nilai Realiabilitas Konstruk Eksogen terhadap Konstruk Endogen,

diketahui bahwa semua indikator memiliki tingkat reliabilitas pada AVE

memiliki nilai > 0.5 sedangkan pengukuran reliabilitas pada CR memiliki nilai >

0.7. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semua indikator tersebut layak menjadi

indikator untuk masing-masing konstruknya. Reliabilitas juga menyatakan

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

67

Universitas Indonesia

konsistensi pernyataan responden dalam kuesioner sebagai alat ukur. Setelah

dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan software PLS, maka data

yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dan reliable, sehingga dapat

digunakan untuk pengujian selanjutnya.

Pengujian ketiga adalah pengujian signifikansi outer model. Dalam suatu

model penelitian perlu dilakukan pengujian tingkat signifikansi antar konstruk

dalam model penelitian tersebut. Hubungan antar konstruk yang signifikan

ditunjukkan dengan nilai T-statistik lebih dari T-tabel (t-tabel = 1.078, dengan

degree of freedom = 25 dan α=0.05). Jika konstruk tersebut memiliki T-statistik <

1.0078, maka indikator tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

dengan konstruk eksogen.

Data mengenai besarnya nilai signifikansi untuk hubungan antar konstruk

eksogen dengan konstruk endogen ditunjukkan pada tabel 3.21 Signifikansi outer

model. Berdasarkan data tersebut terdapat beberapa indikator yang tidak

signifikan terhadap konstruk eksogen. Seperti pada indikator A42, A42 yang tidak

signifikan mengukur konstruk eksogen dari kondisi lingkungan kerja, serta pada

indikator B31 yang tidak signifikan mengukur konstruk eksogen dari

produktivitas waktu. Hal ini dapat diartikan bahwa indikator kondisi lingkungan

kerja tidak dapat diukur dengan pernyataan “seberapa sering anda berinteraksi

dengan kelompok peneliti lainnya dalam satu organisasi maupun di luar

organisasi”, karena tidak semua peneliti berinteraksi dengan kelompok lainnya.

Demikian pula dengan indicator B31, pernyataan “seberapa sering anda

menyelesaikan menyelesaikkan penelitian sesuai target waktu yang ditetapkan”,

tidak dapat mengukur indicator produktivitas waktu. Hal ini dikarenakan

penelitian sering tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

4.2. Analisis Inner Model

Analisis inner model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk

endogen dan konstruk eksogennya berdasarkan hasil pengolahan data. Hubungan

tersebut diuji dengan nilai t (validitas korelasi) dan (bobot factor yang paling

dominan), serta nilai R2 (hubungan kedekatan model).

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

68

Universitas Indonesia

4.2.1. Analisis Konstruk Tacit Knowledge

Dalam penelitian ini tacit knowledge diukur dengan empat konstruk

eksogen, yaitu pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan

kerja. Pengalaman dijelaskan melalui 3 indikator yaitu A11-A13, interaksi

personal dijelaskan melalui 2 indikator, yaitu A21-A22, komunitas dijelaskan

melalui 2 indikator, yaitu A31-A32, dan kondisi lingkungan kerja dijelaskan

melalui 3 indikator, yaitu A41-A43.

Berdasarkan hasil pengolahan data, keempat konstruk eksogen

(pengalaman, interaksi personal, komunitas, dan kondisi lingkungan kerja)

memiliki hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap konstruk

endogennya yaitu tacit knowledge.

Nilai t-statistik untuk pengalaman sebesar 3.8101, interaksi personal

sebesar 2.9371, komunitas sebesar 1.7756, dan kondisi lingkungan kerja sebesar

3.3277. Evaluasi model structural untuk keempat kostruk di atas signifikan

mengukur konstruk tacit knowledge.

Untuk indicator A32 nilainya < 1.078, sehingga indikator tersebut tidak

signifikan terhadap komunitas. Hal ini berarti bahwa, komunitas yang ada dalam

lingkungan para peneliti Baristand belum memiliki kesamaan tujuan, sehingga

belum secara signifikan berpengaruh pada tacit knowledge para peneliti.

Indikator yang digunakan dalam komunitas adalah kesamaan tujuan.

Indikator tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap tacit knowledge yang

dimiliki individu. Hal ini disebabkan dalam komunitas yang ada belum terdapat

kesamaan tujuan dari para anggota komunitas. Komunikasi yang terjadi antar

individu dalam komunitas hanya terbatas pada keinginan individu untuk

berhubungan dengan orang lain, dan komunikasi tersebut belum banyak

memberikan manfaat bagi individu sehingga belum terbentuk komunitas yang

baik yang dapat mempengaruhi perkembangan tacit knowledge individu.

Kemampuan berkomunikasi ini harus ditingkatkan, dengan beberapa cara, yaitu

memberikan pelatihan yang berkaitan dengan public speaking, menumbuhkan

iklim berkomunikasi yang kondusif, dan melibatkan individu dalam memberikan

masukan terhadap kebijakan-kebijakan dalam organisasi.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

69

Universitas Indonesia

4.2.2. Analisis Konstruk Kinerja Individu

Dalam penelitian ini kinerja individu dihubungkan dengan 4 konstruk

eksogen, yaitu kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya.

Kualitas kerja adalah tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang

ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai dengan

harapan. Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan dan dapat diwujudkan melalui

nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

Efektifitas waktu kerja adalah tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan

dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu

yang ada untuk aktivitas lain. Efesiensi biaya adalah tingkatan dimana

penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi

dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan

kerugian dari tiap unit.

Berdasarkan hasil pengolahan data inner model, keempat konstruk

eksogen (kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya) memiliki

hubungan yang signifikan dan berpengaruh terhadap konstruk endogennya yaitu

kinerja individu. Nilai t-statistik untuk kualitas pekerjaan adalah 8.1392, kuantitas

pekerjaan adalah 2.8876 produtivitas waktu adalah 4.5673, dan efesiensi biaya

adalah 5.4212. Nilai-nilai tersebut > 1.078 yang berarti bahwa adanya hubungan

yang signifikan sebagaimana dijelaskan diatas.

Berdasarkan nilai t-statistik diatas, kualitas memiliki nilai paling besar

dibandingkan terhadap penilaian kinerja lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Bernadin (1995) bahwa kualitas pekerjaan menunjukkan bagaimana proses

pengerjaan suatu produk atau dokumen dilakukan secara ideal sesuai dengan

prosedur yang ada sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.

Dalam dunia pekerjaan yang sifatnya non materil kualitas dari apa yang

dihasilkan individu berpengaruh terhadap penilaian pengguna jasa terhadap

individu tersebut.

Kinerja individu sebagai komponen penting dalam suatu organisasi perlu

mendapat perhatian yang besar dari pimpinan. Kualitas sebagai salah satu

indikator kinerja individu yang memberikan pengaruh paling besar perlu

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

70

Universitas Indonesia

ditingkatkan dengan cara menciptakan situasi yang kondusif, memenuhi hak-hak

individu secara optimal, serta meningkatkan hubungan yang erat antara pimpinan

dan karyawan, sehingga dapat memotivasi karyawan untuk dapat meningkatkan

kemampuannya.

4.3. Analisa Hubungan Kedekatan Model (R2)

Hubungan kedekatan antar konstruk dalam model penelitian dapat

ditunjukkan oleh nilai R2. Berdasarkan pengolahan data yang menunjukkan nilai

R2 ditunjukkan pada tabel 3.23. Berdasarkan nilai R

2 yang ditunjukkan pada tabel

3.23 tersebut, dapat diketahui bahwa derajat kedekatan antar konstruk dalam

model penelitian ini sangat tinggi sebesar 0.9969. Hubungan derajat kedekatan

yang tinggi merupakan indikasi bahwa antar konstruk endogen memiliki

hubungan atau pengaruh yang signifikan antar konstruk endogen dalam

menjelaskan konstruk endogen lainnya. Hal ini berarti bahwa konstruk endogen

tacit knowledge dapat dijelasakan oleh kinerja individu sebesar 99.69%, sesuai

dengan teori zack dalam (Bambang, dkk, 2008) yang menjelaskan bahwa dengan

perubahan yang terjadi pada knowledge individu akan meningkatkan kinerja

individu tersebut.

4.4. Model Akhir Penelitian

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap kuesioner yang

disebar terhadap populasi peneliti Baristand Industri Padang, di dapatkan model

akhir penelitian seperti pada gambar 4.1.

Interaksi Personal

Komunitas

Kualitas

Kuantitas

Produktivitas Waktu

Efektivitas Biaya

Pengetahuan

Tacit IndividuKinerja Individu

Pengalaman

Kondisi Lingkungan

Kerja

Gambar 4.1 Model akhir penelitian

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

71

Universitas Indonesia

Berdasarkan model akhir penelitian, diketahui bahwa pengalaman,

interaksi personal, dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi secara langsung

tacit knowledge para peneliti. Sedangkan komunitas berpengaruh secara tidak

langsung pada tacit knowledge para peneliti. Untuk kinerja peneliti diukur dari

variabel kinerja yaitu kualitas, kuantitas, produktivitas waktu, dan efesiensi biaya.

Hanya produktivitas waktu yang berpengaruh secara tidak langsung kepada

kinerja peneliti. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kinerja individu,

maka organisasi harus meningkatkan pengalaman peneliti dengan cara banyak

memberikan pelatihan yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan

peneliti. Selain itu, organisasi juga harus menjaga kondisi lingkungan kerja yang

kondusif agar para peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan lancar tanpa

adanya gangguan dari lingkungan yang disebabkan faktor dari dalam organisasi.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa terhadap data dan hasil pengolahan data yang

dilakukan dihasilkan beberapa kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Tacit knowledge berpengaruh terhadap kinerja individu dengan derajat

kedekatan sebesar 99,69%.

2. Faktor pembentuk tacit knowledge yang mempengaruhi kinerja

individu pengalaman, interaksi personal, komunitas dan kondisi

lingkungan kerja.

5.2. Saran

Setelah mempelajari seluruh proses penelitian yang menyangkut seluruh

permasalahan yang diuji dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya,

disampaikan saran untuk memperhatikan secara mendetail setiap pernyataan pada

kuesioner yang akan dijadikan alat ukur dalam penelitian, selain itu perlu

dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai faktor pembentuk tacit knowledge

lainnya, sehingga kinerja individu meningkat.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Bernardin, John; Kane, Jeffrey. 1995. Performance Appraisan Design,

development And Implementation. Handbook Of Human Resource

Management. Blackwell Publishers, Oxford, UK

Bambang Setiono. (2009). Penerapan Knowledge Management pada Organisasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu

David, F.R. (2002), Strategic Management: Concepts and Cases, 10th

ed., Pearson

Education, Prentice Hall, New Jersey.

Ghazali, Iman (2008). Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan

Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Haron, H. (2005), Conceptualization of Tacit Knowledge Dimension, Proceedings

of the Postgraduate Annual Research Seminar, 12-17.

Hourlay, S., (2004), Tacit knowledge: the variety of meanings in empirical

research, Master Thesis, Kingston Business School.

Honeycutt, J. (2005). Knowledge management strategies; Strategi manajemen

pengetahuan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Jogianto dan Willy Abdillah (2009). Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian

Empiris. Yogyakarta: Fakultas Bisnis UGM

Kosasih, Natalia dan Budhiani, Sri. (2007). Pengaruh Knowledge Management

Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Management Perhotelan, Vol 3 No.2,

September 2007.

Nonaka, I. dan Takeuchi, H. 1995. The Knowledge Creating Company. Oxford

University Press, Oxford.

Rivai, B.M. (2005). Performance appraisal. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Starzynska, B (2006), Knowledge Conversion in Teamwork with Usage of Quality

Tools, Poznan University of Technology.

Sekaran, U. (2003), Research Methods for Business: A Skill Building Approach,

fourth edition, John Willey & Sons Inc.

Tobing, L Paul (2007). Knowledge Management. Konsep, Arsitektur, dan

Implementasi. Yogyakarta. Graha Ilmu

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA MODEL HUBUNGAN TACIT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293499-S1499-Model hubungan.pdf · Service Unit (UPT), ... methods are based on Partial Least Square

74

Universitas Indonesia

Wijanto, S.H. (2008), Structural Equation Modelling dengan Lisrel 8.8: Konsep

dan Tutorial, Yogyakarta. Graha Ilmu.

Model hubungan..., Nikita Kurnia, FT UI, 2011