Unit Operasi 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    1/67

    PowerPoint Templatewww.themegallery.com

    SUARNI S. ABUZAR, MS

    Pertemuan

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    2/67

    Sedimentasi proses pengendapan partikel-partikelzat padat dalam suatu cairan sebagai akibat gayagravitasi baik individu atau bersama-sama sehinggamenghasilkan cairan yang lebih jernih dan suspensiyang lebih kental.

    Proses pemisahan partikel padat dari cairan dapatjuga dilakukan dengan cara flotasi, dimanapadatannya diapungkan.

    Berdasarkan pada kepekatannya, suspensi terbagiatas 3 (tiga) :1. Suspensi encer bila 500 ppm;2. Suspensi intermediate bila antara 500 ppm 10000

    ppm;

    3. Suspensi kental bila 10000 ppm.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    3/67

    Partikel pembangun suspensi tersebut dibedakan atas 2 (dua) jenis: Partikel diskrit: yakni partikel yang mengendap sebagai partikel tun

    ggal (tidak bergabung) misalnya; butiran pasir, batu bata, dan lain-l

    ain.

    Partikel flokulen: yakni partikel yang mengendap akibat berat yang

    dibentuk dengan cara menggabungkan diri agar menjadi lebih besar/

    flok. Misalnya; senyawa asam organik.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    4/67

    Pengendapan partikel dalam air dipengaruhi

    oleh faktor-faktor:

    1.Ukuran partikel, semakin besar semakin cepat menge

    ndap dan semakin banyak yang terendapkan;

    2.Bentuk partikel, bulat, pipih atau tak beraturan;3.Berat jenis atau kerapatan massa partikel;

    4.Berat jenis cairan;

    5.Viskositas cairan;

    6.Konsentrasi partikel dalam cairan;

    7.Sifat partikel dalam suspensinya;

    8.Temperatur.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    5/67

    Ukuran dan bentuk partikel akan mempengaruhi ratio permukaan terhadap volume partikel. Sedangkan konsentrasi partikel mempengar

    uhi pemilihan tipe bak sedimentasi. Temperatur mempengaruhi viskos

    itas dan berat jenis cairan. Semua faktor yang disebutkan diatas mempengaruhi kecepatan mengendap partikel pada bak sedimentasi.

    Karena itu dibutuhkan satuan operasi dalam mendesain bak sedimentasi melalui percobaan di laboratorium untuk mengetahui waktu loading, kecepa

    tan mengendap, konsentrasi partikel dan lain sebagainya agar penggunaa

    n bak sedimentasi efektif dan efisien.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    6/67

    4 (empat) tipe sedimentasi :1. Klarifikasi golongan 1. Proses sedimentasi tanpa pem

    bubuhan kimiawi karena yang diharapkan mengendapadalah partikel diskrit. Proses ini biasa terjadi pada Grit

    Chamberdan bak prasedimentasi;

    2. Klarifikasi golongan 2. Partikel mengendap sebagai

    kumpulan yang dikatalis oleh zat kimiawi tertentu, mis

    alnya Aluminium Sulfat;

    3. Zone Settling. Kepekatan yang tinggi suatu suspensi

    menghasilkan ikatan dan struktur plastis partikel-parti

    kel akibat adanya gaya kohesi antar partikel tersebut;

    4. Kompresi. Struktur plastis partikel-partikel yang berlapis semakin lama semakin tebal sehingga lapisan diba

    gian bawah akan mengalami pemadatan dan lebih pek

    at.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    7/67

    Gambar 3.2 Diagram Paragenesis

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    8/67

    Klarifikasi golongan I merupakan pengendapan tak terhalang dari suatu partikel diskrit pada suatu suspensi encer. Pros

    es ini diterapkan untuk mengendapkan air baku yang beras

    al dari air permukaan misalnya; sungai dan danau. Dan bia

    sanya pada unit grit chamberdan atau bak prasedimentasi.

    Dengan tujuan untuk menurunkan kekeruhan air baku, me

    mpermudah proses atau tidak memperberat beban kerja un

    it sesudahnya dan mengurangi pemakaian bahan kimia pa

    da proses selanjutnya. Suspensi bersifat encer dan kecepatanmengendapkan tergantung berat jenis (BJ) dan diameter pa

    rtikel (Dp)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    9/67

    Pada suatu partikel diskrit berdiameter Dp, memiliki massa m, didalam suatu cairan akan bekerja gaya-gaya :

    - Gaya Luar (External Force)Gaya yang timbul akibat massa dan percepatan gerak pengendapan partikel

    FE = (3.1)

    Dimana :

    FE = Gaya Luar, (lb force)

    m = Massa Partikel, (lb mass)

    ae = Percepatan gerak pengendapan partikel, (ft.sec-1)

    gc = Faktor konversi hukum Newton, (32,17 ft.lb mass/ft. lb force)

    - Gaya Apung (Buoyant Force)Gaya perlawanan yang diberikan cairan terhadap partikel yang mengendap yang besarnya:FB = (3.2)

    Dimana :

    FB = Gaya Apung, (lb force)

    = Densitas cairan, (lb mass.ft-3)

    s = Densitas partikel, (lb mass.ft-3)

    eg

    eam.

    eg

    em.a

    s

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    10/67

    Gaya Friksi/gaya gesekan partikel (Frictional Force)

    Gaya gesekan/tahanan yang besarnya tergantung pada tingkat keka

    saran, ukuran, proyeksi luas, bentuk dan kecepatan pengendapan pa

    rtikel.

    FD = (3.3)

    Dimana :

    FD = Gaya Friksi, (lb force)

    CD = Coeffisient of drag

    Ap = Luas Proyeksi Partikel, (ft2)

    V = Kecepatan linier partikel (ft.sec-1)

    e2.g

    2..p

    .AD

    C

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    11/67

    sedangkan partikel akan mengalami kecepatan

    pengendapan terminalnya adalah pada saat :

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    12/67

    Dimana: vt = kecepatan pengendapan terminal (terminal settlingvelocity)Koefisien tahanan partikel (CD) merupakan fungsi dari Bilangan Reynold(NRE)untuk mengetahui hubungan keduanya dan bentuk geometripartikel, berikut ini ditampilkan Grafiknya.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    13/67

    Gambar 3.4 Grafik Hubungan CD, NRE dan Bentuk Geometrik Partikel

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    14/67

    Dari grafik dapat dilihat bahwa sifat aliranpun akan berpengaruh da

    lam proses pengendapan (sedimentasi). Berikut ditampilkan perbeda

    an masing-masingnya.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    15/67

    Pada aliran laminer, merupakan daerah berlakunya Hukum Stokes, dimana bentuk

    pusaran aliran disekeliling partikel (asumsi : bulat) akan membentuk lapisan batas yang

    mirip dengan bentuk permukaan partikel sehingga diistilahkan dengan skin friction.

    Sehingga bila formulasi CD diatas kita substitusikan pada persamaan 3.9, kecepatan

    pengendapan partikel akan menjadi :

    vt= v = 2)(.18 p

    Ds

    g

    (3.12)

    Pada proses sedimentasi sifat aliran diharapkan berupa aliran laminer.

    Berikut ini ditampilkan grafik yang menggambarkan hubungan kecepatan

    pengendapan (Vt), diameter partikel (DP), spesifik gravitasi (s) dan

    temperatur pada = 100C pada gambar 3.5:

    atau dengan menggunakan persamaan umum menurut Hazen :

    D = 0,0027 F x (60/(T + 100)) (3.13)

    Dimana :

    D = diameter partikel dengan massa jenis 2,65 dengan 75%

    pengendapan dan temperatur 100CF = 1,73 untuk bak dengan inlet dan outlet terpisah

    F = 1,41 untuk dua bak yang disusun secara seri

    F = 1,22 untuk bak dengan sekat-sekat

    F = 1,00 batas teoritis

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    16/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    17/67

    Contoh soal:

    Tentukan kecepatan mengendap dan ukuran parti

    kel yang mempunyai spesifik graviti, Ss,= 1,001, efisiensi bak pengendap, , 80 % dan performancebak pengendap, n, very good settlingdengan overflow rate (Q/A) = 1000 gpd/ft3, jika temperatur air 100C (500F)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    18/67

    Penyelesaian:

    Q/A = 1000 gpd/ft3 x 30,625 cm/ft /(86400 dt/ hari

    x 7,4 gal/ft3)= 4,77 x 10-2 cm/dt

    Dari grafik 3.5, dengan = 80 % dan n very good

    settling diperoleh :Vto/Vtd = 1,8

    Vto/(Q/A) = Vto/4,77 x 10-2 cm/dt = 1,8

    Vto = 8,5 x 10-2 cm/dt

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    19/67

    Komposisi Berdasarkan Ukurandan Berat

    Gambar 3.6 Skema Effisiensi Klarifikasi

    Besarnya efisiensi suatu proses pengendapan pada bak sedimentasi secara umum dinyatakan dengan:

    x100%

    in

    Ceff

    Cin

    C

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    20/67

    Dalam tinjauan partikel yang mengendap ada 2 pengertian yang

    berbeda, dimana:

    Partikel yang tertinggal (remaining particle), maksudnya adalah part

    ikel yang tertinggal dalam air hasil olahan sedimentasi dan terbawa

    ke dalam proses/unit selanjutnya.

    Partikel yang terendapkan, terpisahkan atau terambil (removal), ad

    alah partikel tertinggal pada bak sedimentasi.

    Pada proses sedimentasi, effisiensi 100% tidak mungkin terjadi karenaukuran butiran partikel tidak seragam. Partikel dengan ukuran lebih

    besar cendrung lebih cepat mengendap dibandingkan dengan partike

    l yang lebih kecil.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    21/67

    Berikut ini ilustrasi beda tinggi pengendapan akibat kecepatan pengend

    apan yang berbeda pada tiap ukuran partikel:

    Gambar 3.7 Ilustrasi Beda Tinggi Pengendapan akibat Kecepatan yang Berbeda

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    22/67

    Pada keadaan butiran seragam pengendapan akan efisien (terendap

    100%). Namun hal tersebut tidak mungkin terjadi karena butiran par

    tikel tidak seragam.

    Bila pada waktu t tersebut dengan ketinggian pengendapan Z, semuapartikel sama atau lebih besar dari P1 terambil 100% dan sebagian pa

    rtikel yang lebih kecil dari P1 yang seharusnya tidak terambil, kenyat

    aannya ikut terambil. Bahwa kecepatan merupakan fungsi dari jarak

    per waktu tempuh, Vt =, sehingga pada waktu sama dengan t, seluru

    h partikel berukuran P1 akan terendapkan semua, sebagian besar P2

    terendapkan dan juga sebagian kecil P3. Maka untuk mengetahui ukuran partikel yang efektif mengendap 100 % pada proses sedimentasi

    yang akan didesain, untuk selanjutnya akan dijadikan acuan sebagai

    partikel paling kecil yang mencapai terminal settling velocity (Vt).

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    23/67

    Laju pengendapan (Clarifier Rate) adalah besarnya kecepa

    tan pengendapan partikel pada satuan luas permukaan

    (surface loading)bak sedimentasi.

    Q = = (3.16)

    Dimana:

    Q/A = Surface Loading = terminal velocity = clarifier rate

    Q = laju pengendapan (Clarifier Rate) (ft3/sec)

    A = luas permukaan bak sedimentasi (ft3)

    Z = tinggi pengendapan (ft)

    t = waktu pengendapan (sec)

    At

    Z.A

    tv

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    24/67

    Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya,

    bahwa keadaan partikel seragam baik berat jenis m

    aupun bentuknya tidaklah mungkin ada dalam airbaku. Namun dengan asumsi kecepatan pengendap

    an partikel diskrit ini adalah seragam, maka konsen

    trasi partikel pada ketinggian yang berbeda akan

    mengikuti persamaan berikut:

    Xi = = (3.17)0

    iZ

    Z

    t0

    ti

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    25/67

    Gambar 3.8 Ilustrasi Beda Tinggi Pengendapan Partikel

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    26/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    27/67

    Besarnya konsentrasi batas (xo) ditentukan oleh kecepatan pengenda

    pan terminal (vt0). Pada kurva diatas, luas bagian terarsir adalah be

    sarnya partikel yang terambil (removal). Di dalam tangki aliran horiz

    ontal dengan vto = Q/A, maka fraksi (1 - xo) dari partikel-partikel yang mempunyai vs> vto akan dipisahkan seluruhnya, karena fraksi par

    tikel golongan vs< vto yang akan dipisahkan adalah vi/vto, maka d

    ari partikel yang mempunyai vs< vto, bagian yang akan dipisahkan

    dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:

    (vs/ vto) dx = 1/vto.vs dx (3.18) kemudian persamaan diintegralkan menjadi:

    XT= (1- xo) + (3.19)xo dxtv

    tv 0

    .

    0

    1

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    28/67

    Soal:Sebuah analisis pengendapan partikel nonflokulen

    yang didapat dari test batchdengan kedalaman

    pengendapan 4 ft, didapat data sebagai terlihat

    pada baris 1 dan 2. Untuk laju klarifikasi rata-rata

    sebesar 0.08 ft3/sec/ft2, berapa besar fraksi partikel

    yang terambil?

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    29/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    30/67

    Klarifikasi golongan II ini ditujukan untuk mengendapkan partikel bersifat flokulen da

    n untuk suspensi encer.

    klarifikasi tingkat II ini biasanya pada unit sedimentasi dan tidak tergantung pada pen

    gendapan asli, tetapi tergantung pada pembentukan flok Sebelum proses sedimentasi ter

    dapat unit koagulasi dan flokulasi. Yakni unit pemberian senyawa kimia koagulan (bias

    anya aluminium sulfat, Al2(SO4)3) dan unit pembentukan flok yang besarnya tidak men

    yebabkan pengendapan dini pada unit flokulasi itu sendiri.

    Partikel yang besar akan menyusul partikel-partikel yang lebih kecil dan akan mengad

    akan ikatan yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih besar dari kecepatan mula-

    mula dari masing-masing partikel.

    Maka pada klarifikasi II ini tergantung pada kedalaman tangki, bedanya dengan klarif

    ikasi I yang tergantung pada kecepatan pengendapan. Namun masalahnya pada klarifi

    kasi tingkat II adalah waktu detensi (waktu proses pengendapan), jika terlalu lama dikhawatirkan flok yang sudah terbentuk akan pecah lagi.

    Meskipun demikian belum terdapat suatu perumusan yang baik untuk menilai efek flok

    ulasi terhadap sedimentasi, sehingga perlu dilakukan analisis kolom pengendapan (test

    batch)untuk menentukan efek ini.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    31/67

    1. Test BatchSettling Suatu suspensi sam

    pling yang dibiark

    an mengendap sec

    ara tenang kemudi

    an analisis pada be

    berapa kedalaman

    tertentu dan interv

    al waktu tertentu.

    Konsetrasi dalam ti

    ap sampel ditentu

    kan dan besarnya f

    raksi yang dipisah

    kan digambarkan

    dalam suatu grafik

    .

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    32/67

    Titik-titik dengan pemisahan yang sama dihubungkan dengan garis-garis isokonsentrasi, yang merupakan perbandingan (Z/t), kecepatan mengendap rata-rata minimum dari fraksi yang bersangkutan. Misal dengan t2 sebagai waktu detensi maka sebanyak XD dari partikel yang ada pada suspensi mempunyai kecepatan mengendap rata-rata Z2/t2

    pada saat partikel tersebut mencapai kedalaman Z2. pada saat tercapai kedalaman Z4 maka fraksi yang sama mempunyai kecepatan mengendap Z4/t3.overall removaldi dalam tangki yang dalamnya Z5, dengan klarifikasi q0:

    (3.20)

    Dapat dihitung dengan rumusan : XT = XT + ((v.t)/( v.to)).(XD XC) + ((v.t)/( v.to)).(XE XD)

    XT = XT + (Z/Z0).(XD XC) + (Z /Z0).(XE XD) (3.21)

    Sisanya (1-XE) merupakan bagian dari partikel yang mempunyai kecepa

    tan mengendap rata-rata sedemikian kecil sehingga dapat diabaikan

    AvAtZqto

    .)./(250

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    33/67

    Sebuah test batchpengolahan air buangan dengan SS 320 mg

    /l dan kecepatan alirnya 2 MGD. Tinggi batch10 ft dan diameternya 8 inch. Pada tabel 3.2 terlihat data hasil pengukuran

    persentase penyisihan SS tersebut setiap 2 ft ketinggian:Tabel 3.2 persentase penyisihan SS pada setiap titik pengukuran

    Maka tentukanlah waktu detensi yang dibutuhkan untuk mendesain bak pengendap akhir dengan tingkat

    penyisihan SS sebesar 65%.

    Contoh Soal

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    34/67

    Penyelesaian :

    Plot data penyisihan di atas (tabel 3.2) ke dalam suatu grafik sebagai

    mana berikut:

    Dengan metoda interpolasi tentukan fraksi yang tersisihkan (dari kurv

    a persentase penyisihan 20, 30, 40, 50 dan 60) dan waktu yang telah di

    butuhkan:

    Untuk kurva isokonsentrasi 20% didapat besarnya penyisihan:

    RT = 20 + (6,7/10)(30-20) + (2,9/10)(40-30) + (2,0/10)(50-40)

    + (1,3/10)(60-50) + (0,8/10)(70-60)

    = 33,7 %Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.3 Data Penyisihan Ss Berdasarkan Kurva Isokonsentrasinya

    Waktu

    (min)

    Fraksi penyisih

    an (%)

    0,27

    0,55

    0,771,13

    1,60

    33,7

    48.7

    56,763,8

    68,6

    Sehingga untuk 65% penyisihan SS dibutuhkan waktu detensi 1,22 jam (73,2 menit) seperti

    terlihat pada grafik berikut ini:

    Grafik 3.1 hubungan fraksi penyisihan dan waktu detensi pada contoh soal 3:

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    35/67

    Pada suspensi yang pekat akan nampak ciri-ciri pengendapan yang

    berbeda dengan suspensi encer. Perbedaan akan semakin jelas pada

    suspensi yang mempunyai sifa flokulen dibanding dengan suspensi ya

    ng memiliki sift diskrit. Misalkan di dalam suspensi encer terkandungpartikel-partikel dari berbagai ukuran dan konsentrasi yang seraga

    m diseluruh cairan.suatu partikel pada saat t = 0 berada di permuka

    an akan mengendap tanpa dihalangi dengan kecepatan mengendap

    yang sesuai dengan sifat-sifat tersebut.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    36/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    37/67

    Sebelum titik B tercapai, tidak akan terjadi perlambatan. Pada titik antara B dan C, partikel aakan merupakan bagian dari

    pengendapan lumpur. Keberadaan partikel antara C dan D te

    rgantung pada pemadatan dari endapan lumpur. Pada penin

    gkatan konsentrasi suspensi akan tercapai suatu keadaan dim

    ana partikel-partikel yang mengendap dengan kecepatan tinggi akan membentuk endapan. Setelah itu pengendapan aka

    n berlangsung secara kolektif dan pada kecepatan yang lebih

    rendah. Semua proses pengendapan akan membentuk 4 zone,

    masing-masing dengan karakteristiknya sendiri.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    38/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    39/67

    Keadaan mula-mula konsentrasi uniformpada seluruh cairan (konsen

    trasi B)

    Segera akan nampak batas antara zat cair dan cairan jernih (A). Dala

    m zone B partikel akan mengendap dengan kecepatan seragamdalam keadaan pengendapan terehalang. Besarnya kecepatan pengenda

    pan dimana suspensi selalu bergerak ke bawah merupakan fungsi

    dari :

    V = f (Co) (3.22)

    Zone C : suatu zone dimana kecepatan mengendap makin lama makin berkurang sebagai akibat peningkatan konsentrasi.

    Zone D : zone kompresi dimana peningkatan konsentrasi sampai suat

    u harga diaman zat-zat padat dalam suspensi tertahan secara mekan

    is oleh zat-zat padat yang ada dibawah.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    40/67

    Pada tangki pemekatan atau pada aliran kontinu, luas permukaan yang diperlukan untuk memisahkan suspensi yang pekat tergantung pada dua faktor yaitu:

    Kapasitas klarifikasi

    Diperkirakan dari kecepatan awal pada bidang batas padatan-cairan menurun. Luas permukaan harus sedemikian rupa sehingga kecepatan meluap cairanlebih kecil daripada kecepatan penurun bidang batas.

    Kapasitas pemekatan

    Dihitung berdasarkan atas suatu analisis rasional di seluruh cairan dan zat-zatpadat mengendap secara batch. Pada awal proses, konsentrasi uniformdi seluruh cairan dan zat padat mengendap uniform. Sebelum zat padat tersebut sampai dasar bak, zat tersebut harus melalui semua tingkat konsentrasi yang adadalam tabung tersebut. Kalau solid handling capacity(SHC)pada konsentrasi C3 lebih kecil dari SHC pada konsentrasi C2 dalam lapisan yang berada tepat pada diatasnya, maka zat padat tidak akan melewati lapisan C3 dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan memasuki lapisan C3 ini. Misalkan pada ssaat t = 0 terbentuk suatu lapisan tipis pada dasar tabung dengan konsentrasi Cdan naik dengan kecepatan v.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    41/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    42/67

    Zat padat yang berada pada daerah dengan konsentrasi C-dC.maka:

    kecepatan mengendap : v + dv

    kecepatan lapisan naik : v + dv + v

    karena konsentrasi lapisan tetap konstan (C) maka banyaknya zat p

    ada yang keluar dari lapisan: (C-dC) A. t (v + dv + v) = C. A. t (v + dv ) (3.23)

    Dengan : A = luas peampang tegak lurus arah gerakan zat padat

    dC v = C dv dC v dC dv

    u = C (dv/dC) v dv

    dengan mengabaikan dv maka: u = C (dv/dC) v

    Karena pada pengendapan terhalang v = f(C) maka;

    v = C f(C) - f(C) (3.24)

    Oleh karena C konstan dan f(C) dan f(C), maka v juga harus konstan.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    43/67

    Suatu tabung setinggi Zo diisi dengan suatu suspensi dengan

    konsentrasi uniformCo. Berat zat padat dalam suspensi adalah A.

    ZoCo.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    44/67

    Apabila suatu lapisan dengan konsentrasi C2 bergerak naik dan

    membutuhkan waktu t2untuk mencapai bidang batas, maka banyaknyazat padat yang melewati lapisan ini :

    C2A t2(v2+ v2) = CoZoA (3.25)

    Kecepatan naik dari tiap lapisan adalah konstan, sehingga bila pada saat

    t2, bidang batas berada pada Z2, maka:

    V2= Z2/t2 disubstitusikan sehingga memberikan :

    Co Zo= C2t2(v2+ v2)Co Zo= C2t2v2+ C2t2 v2

    C2= (Co Zo)/{(t2v2) + t2v2)}

    C2= (Co Zo)/{(t2v2) + Z2)}

    Pada saat t2: v2= (Z1- Z2)/t2, maka:

    C2= (Co Zo)/ Z1

    Z1dapat diartikan sebagai tinggi kolom pengendapan/sludge, bila zat padat

    dalam kolom tersebut mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsent

    rasi di dalam bidang batas tersebut.

    (3.26)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    45/67

    Pada pemisahan secara kontinu akan terjadi keadaan dimana kedudukan dari biadang batas adalah statis dan gerakan

    zat padat relatif terhadap zat cair disebabkan aliran ke atas

    dari cairan. Maka, pada saat t2, kecepatan cairan yang mela

    lui lapisan konsentrasi C2adalah:

    q=A v2= A (Z1- Z2)/t2 (3.27)Tidak seluruh cairan akan mengalir melaluui bidang batas k

    arena sebagian akan menyertai zat padat di dalam

    underflow.

    Volume sesungguhnya dari cairan yang melalui bidang batasdalam pengendapan batc:

    V = A (Z1- Zu) (3.28)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    46/67

    Dengan Zu

    adalah tinggi bidangbatas bila semua zat padat di dalam

    sistem mempunyai konsentrasi Cu(konsentrasi underflow).

    Waktu yang diperlukan air sebanyak V untuk melewati suatu lapisan

    dengan konsentrasi C2adalah:

    t = V/q = A ((Z1- Zu)/ {A (Z1- Zu)/t2}

    atau t = tu (3.29)

    Banyaknya zat padat dalam suatu analisis secara batch: A ZoCoPada operasi kontinu akan dibutuhkan waktu selama tu untuk

    melewatkan zat padat sebanyak A ZoComelalui konsentrasi C2maka :

    q = (A Zo)/ tu (3.30)

    dimana:

    q = kecepatan volumetrik suspensi yang memasuki thickenertu= waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan konsentrasi underflow

    Zo= tinggi bidang batas mula-mula di dalam kolom pengendapan

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    47/67

    Sedangkan untuk bak thikeneryang menggunakanpola recycling, perhitungan luas area pemekatan

    menjadi:

    0

    )(5,1 H

    tRQA

    u

    c

    dimana:

    Q = laju alir lumpur dari bak pengendap akhir/unit

    sebelumnya

    R = laju alir recycle lumpur

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    48/67

    Contoh soal:Sebuah test batch dilakukan untuk menguji MLSS 2500

    mg/l untuk dipekatkan menjadi 10.000 mg/l dengan

    debit desain 1,2 MGD, berikut adalah grafik hubungan

    tinggi interface lumpur dengan waktu pengendapan.

    Maka tentukan luas area pemekatan dan area klarifikasi

    serta diameter bak yang layak untuk rencana desain

    tersebut:

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    49/67

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    50/67

    Saat partikel-partikel terendapkan, maka akan terbentuk l

    apisan partikel solidyang terkompresi akibat gaya berat la

    pisan diatasnya. Kecepatan konsolidasi partikel-partikel ter

    sebut adalah :- dZ/dt = K (Z Z~) (3.31)

    Dengan mengintegrasikannya maka :

    Ln {( ZcZ~)/( ZtZ)} = K (t tc) (3.32)

    Dengan :

    Z = tinggi kolom sludge

    Z~= tinggi kolom sludge pada akhirnya

    Tc = waktu pada saat Zc

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    51/67

    Teori rasional untuk tangki ideal dan modifikasinya

    diperlukan untuk keperluan desain tangki sedimentasi(oleh Camp). Analisis ini didasarkan atas hal-hal :

    (Gambar 3.15 Sketsa Tangki Ideal)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    52/67

    Suatu unit cairan yang memasuki tangki ideal dianggap menyebarsecara merata ke seluruh bidang vertikal A-A sdemikian rupa

    sehingga partikel-partikel yang ada dalam suspensi adalah konstan

    di seluruh cairan dalam suatu volume yang panjangnya dL (daerah

    inlet)

    Volume bergerak dari inlet menuju outlet tangki sedimentasi padakecepatan yang uniform dan akan tiba pada penampang A-A

    tanpa mengalami perubahan bentuk.

    Di dalam daerah outlet semua bagian cairan dari bidang A-A

    mengumpul kembali dan membentuk unit cairan semula yang

    hanya mengandung partikel-partikel yang tidak dipisahkan dalam

    ruang sedimentasi.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    53/67

    Apabila diameter partikel, Do, dan kecepatan

    mengendap, v0, maka waktu yang dibutuhkan untuk

    mengendapkan sedalam h0, adalah :

    t = ho/vo (3.33)

    maka : v0= h0/(A h0/Q) = Q/A (3.34)

    atau menurut hukum stokes :D0= K. v0

    0,5= K. (Q/A)0,5 (3.35)

    Apabila Y0menyatakan jumlah partikel yang terdiri dari

    tiap golongan ukuran yang mempunyai kecepatan

    mengendap vs v0, maka fraksi dari jumlah partikelyang, mengendap adalah :

    Y/Yo= hi/h0= vi/v0= vi/(Q/A) (3.36)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    54/67

    Persamaan diatas diturunkan dari :

    Untuk tangki empat persegi panjang dengan lebar wdan dh/dl = vidt/vh.

    dt adalah konstan karena vh konstan, sedangkan vi

    untuk golongan tertentu adalah konstan. Maka:

    hi/h0= (vi/vh)= (vi.L. w)/( vhL. W) = vi/(Q/A)Untuk tangki berbentuk lingkaran dengan jari-jari r,

    luas A = 2.r.h0:

    hi/h0= vi/vh= (2 . . r. h0. vi )/ Q

    = (2 . . r. h0

    . vi

    )/ Q r dr

    = (2 . . r. h0. vi )/ Q (1/2 r2)

    = (. r. h0. vi )/ Q (r02ri

    2)

    = (h0viA)/Q = vi/(Q/A)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    55/67

    Efisiensi bak pengendap dapat berkurang akibat arus yang

    membentuk lintasan pendek pada aliran, diataranya adalah :

    1.Arus olakan yang terbentuk oleh inersia cairan yang masuk

    2.Arus permukaan yang disebabkan oleh induksi angin pada bak

    terbuka

    3.Arus konveksi vertikal yang disebabkan oleh panas yang timbul

    4.Arus densitas yang disebabkan oleh kekentalan cairan akibat

    dingin atau berat air dan panas atau ringan air yang melewati

    permukaan.

    5.Arus yang disebabkan oleh struktur outlet. Pada tangki aliran

    horizontal, begitu material mengendap ke dasar, arus turunnyadiinduksi dekat inlet tangki yang sejalan dengan aliran dekat

    outlet.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    56/67

    Perbandingan antara efisiensi yang tercapai terhadap efisiensi

    teoritis adalah sebagai berikut:

    n

    o

    i AQvn

    y

    y /1

    0

    )]//(.1[1

    Hubungan yang terjadi antara efisiensi bak pengendap dengan rasio waktu

    detensi atau rasio kecepatan mengendap dapat dilihat pada grafik berikut:

    Dimana: yi = efisiensi yang akan

    dicapai/diharapkan

    y0 = efisiensi teoritis

    = karakteristik bak pengendap

    (bernilai antara 0, 1/8, 1/5, 1/3, -1)

    vo = kecepatan mengendap terminal

    vd = surface loading = Q/A

    Untuk mencegah pengendapan tidakterlaksana, maka:

    1.Perpanjang waktu pengendapan (td> t0)

    2.Perkecil kecepatan mengendap (vtd< vto)

    dimana vto= (1,5-3) vtd

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    57/67

    Peningkatan kapasitas bak dengan mempercepat

    pengumpulan flok menjadi dasar pemikiran. Sehingga

    muncul gagasan untuk menambah dasar/alas semu

    (tray) Peningkatan kapasitas bak dengan trayyang

    horizontal, menyebabkan efisiensi pengendapanbertambah tinggi. namun lama-lama effluen yang

    keluar akan tercampur partikel yang sudah

    mengendap. Solusinya bisa dengan menggunakan

    multi tray settler.Bentuk multi tray settler:

    1.Tube settler

    2.Plate settler

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    58/67

    Waktu yang diperlukan lebih kecil dari waktu detensi

    semula sehingga overlow rate lebih besar dan

    pengendapan lebih banyak. Jika sudut kemiringanbesar maka jarak tempuh besar kemampuan

    mengendap kecil waktu pengendapan lama serta

    overflow rate kecil. Seperti diilustrasikan dengan

    gambar berikut

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    59/67

    Maka waktu yang diperlukan hanya 1/5 waktu semula,

    jadi overflow ratemenjadi 5 kali lebih besar dari semula.

    Namun akan mempercepat proses penumpukan sludgepada dasar semu tersebut yang memungkinkan akan

    terbawa keluar oleh aliran efluen.

    Maka dengan sedikit modifikasi, membuat tray tersebut

    dalam posisi miring, sehingga jika sudut kemiringan ()

    besar, maka jarak tempuh besar, kemampuan

    pengendapan kecil, waktu detensi besar akibatnya

    overflow ratekecil.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    60/67

    totrto

    o

    v

    w

    v

    AE

    v

    AD

    v

    ABt

    tan).sin/(

    tov

    w

    wHv .

    tan)sin/(

    )cos/)sin/()sin/(

    AB = AC tan= (w/sin ) tandan

    AC = w/sin

    AE = AF + FE

    AE = (H/sin ) + (DE/sin)

    AE = (H/sin ) + ((w/sin ).tan /sin )v = (AE/AB). vto

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    61/67

    RAQN .)./(Re

    Rg

    AQFr

    .

    )/( 2

    Untuk memperbesar Vup(Q/A) maka perbesar H,

    perkecil , luas surface loadingakan kecil, sehingga

    keefektifan kecil.Banyak digunakan = 600dan w = 5-10 cm, NRe

    2.000 dan Fr > 10-5

    (3.40)

    (3.41)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    62/67

    Contoh soal:

    Hasil percobaan kecepatan pendapan suatu partikel

    adalah 0,1 cm/dt dan untuk removal 85 % diperoleh

    perbandingan Uto = 2,4 Utd. Pengendapan dilakukan

    dalam multi plate settler dengan jarak plate (W) = 5

    cm dan tinggi plate = 100 cm dengan kemiringan = 100

    cm dengan kemiringan () = 600. Hitunglah bilangan

    Reynold dan Froude () = 0,916 x 10-2cm2/dt.

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    63/67

    AB = W/sin

    Z = AB tg = W/ sin = 2 W = 10 c

    AC = BD = H/ sin

    CE = DE/ sin = Z/ sin = W/ sin (tg )

    sin

    = W/ sin cos

    AE = AC + CE

    = H/ Sin + W/ sincos

    = 115,47 + 11,55 = 127,02 cm

    Utd = 0,1/ 2,4 cm/dt = o,o417 cm/dt

    td = Z/ UtdV= AE/ td = AE Utd = 127,02 x 0,0417 cm/ dt = 0,53 cm/ dt

    Z 10

    R = W x W = 1/2 W

    2W

    Nre= v/ = v(1/2W)R/

    NRe= vR = v (1/2 W) = (0,53) (2,5) = 144,65 < 500 (ok)

    0,916 x 10-2

    Nfr= v2/ gR = v2/ g (1/2 W) = (0,53)2/981 x 2,5 =1,14 x 10 -5 (ok)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    64/67

    tHvfv .)/8( 5,0

    o

    s

    o

    d

    o

    o

    v

    v

    t

    t

    fZ

    P5,0

    8

    5,0

    8

    fZ

    P

    o

    o

    Agar tidak terjadi penggerusan pengendapan padatan halus, ringan dan

    flokulen dari dasar bak atau zone lumpur terangkut kembali oleh arus maka

    kecepatan horizontal harus dibatasi untuk tidak lebih dari :

    Untuk bak ideal, td/to= 1 dan vs= vo. Maka :

    Dimana : Po= Panjang bak pengendap (m)

    Zo= Tinggi bak pengendap (m)

    Dimana:

    vH= kecepatan aliran

    f = gesekan menurut Darcy = 0,02 - 0,04

    Selain itu juga harus ada pembatasan rasio panjang terhadap kedalaman bak pengendap :

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    65/67

    Contoh soal:

    Carilah unruk endapan alum (Ss), diameternya adalah

    10-1, kecepatan pengganti pada flok sehingga dapat

    disisakan tanpa memberikan pengaruh yang

    berbahaya pada proses pembentukakan suspensi

    kembali dan rasio jarak pengendapan pada unit

    pengendapan di pengaruhi. Asumsikan bahwa faktor

    friksi dari Darcy Weisbach

    f= 3,0 x 10-2dan temperaturnya adalah 100C

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    66/67

    Penyelesaian:vd = (8/f)1/2 vs

    = (8/(3x10-2))=16,3

    Didapatkan vs = 3,0 cm/sec

    Vd= 3,0 x 16,3 = 48,9 cm/sec = 1,60 fps,lo/ho = 16,3(td/to) = 16,3,

    basin yang ideal = (td/to = 1,0)

  • 8/13/2019 Unit Operasi 3

    67/67